Anda di halaman 1dari 15

Praktikum TROUBLESHOOTING DAN PERAWATAN

STTN - 2018
MODUL 03
PERBAIKAN DAN PEMBUATAN
TRANSFORMATOR 1 FASA

A.TUJUAN

1. Memahami cara memperbaiki dan membuat transformator 1 fasa.

2. Melaksanakan rewinding lilitan transformator

3. Melakukan pengujian transformator setelah dilakukan perbaikan atau


rewinding

B.DASAR TEORI

1. Perhitungan Transformator.

Transformator adalah suatu mesin listrik yang berfungsi untuk mentransfer


daya listrik dengan disertai perubahan tengangan. Perubahan tegangan itu dari
tinggi ke rendah disebut sebagai transformator step-down, sedangakan bila
perubahan tegangan rendah ke tinggi disebut sebagai transformator step-up.
Susunan transformator pada dasarnya adalah sebagai berikut (gbr.01) pada kern
dari bahan ferromagnetis b dililitkan 2 kumparan yaitu primer dan skunder dengan
jumlah lilit masing-masing n1 dan n2

I1 φ
I2

U1 Primer n2 Skunder U2
n1

b
Gambar 01 Susunan transformator

Bila pada kumparan primer jumalah lilit n1 diberikan tegangan efektif U1,
frekuensi f maka pada kern trafo timbul fluks magnet φ dengan rumus :

…………………………………………………………………………………………………………………...(1)

Dengan adanya fluks φ maka pada kumparan skunder yang jumlah lilitnya n2
terbangkit juga tegangan skunder :

……………………………………………………………………………………………………………………(2)

Hasil bagi antara persamaan (1) dan (2) menjadi rumus dasar transformator yang
bentuknya seperti berikut :

…………………………………………………………………………………………………………………………….(3)

……………….................................................................................................................(4)

Dengan :

 U1 adalah tegangan jepitan primer (volt)


 U2 adalah tegangan jepitan skunder (volt)
 n1 adalah jumlah lilitan primer
 n2 adalah jumlah lilitan skunder
 I1 adalah arus pada sisi primer (Ampere)
 I2 adalah arus pada sisi skunder (Ampere)

Dengan rumus dasar di atas kita bisa menetukan perbandingan jumlah lilitan
antara kumparaan primer dengan skunder bila tegangan input dan output dari trafo
diketahui.

Transformator yang banyak digunakan secara umum adalah yang bentuk


kern/intinya adalah bentuk sungkup seperti gambar 02 dimana penempatan
kumparan primer dan skunder menjadi satu, yaitu pada inti/kern bagian tengah.
Pada transformator model ini untuk memperkirakan secara kasar besarnya daya
trafo adalah dengan memperhatikan besar volume fisiknya, antara lain luas
penampang kern dan luas jendela dari trafo tersebut. Dari gambar 02 luas
penampang kern adalah a x b ( Afe ) , luas jendela adalah c x d ( Acu ).

d
a

Gambar 02 Dimensi kern transformator sungkup

Kern transformator dibuat dari bahan plat-plat besi lunak dilaminating dan
disatukan menjadi satu unit kern dengan maksud menghilangkan/mengurangi arus
pusar yang terjadi bilamana kumparan dialiri arus bolak-balik.
Pada transformator jumlah fluks maksimum persatuan luas penampang kern
dinotasikan sebagai Bm maka :

………………………………………………………………………………………….(5)

Kemudian melalui proses perhitungan dan penyederhanaan diperoleh persamaan daya


transformator seperti berikut :

………………………………………………………………………………………………….(6)

Dalam hal ini :

 P adalah daya transformator (watt)


 f adalah frekuensi (50 atau 60 Hz)
 Bm adalah induksi maksimum yang dibolehkan dalam bahan kern trafo (1,0
s/d 1,1 Wb/m2 )
 s adalah padat arus dalam lilitaan trafo (1,5 s/d 5 A/mm 2 )
 c adalah factor pengisian luas jendela trafo (0,45 s/d 0,7)
 Afe adalah luas penampang kern trafo (Cm2)
 Acu adalah luas jendela trafo (Cm2)

Dan besaran ( 2,22 f Bm s c ) adalah konstan yang bisa dinotasikan sebagai ( k),
maka :

……………………….……………………………………………………………………………………………(7)

Dengan kita ambil harga frekuensi ( f ) dan lain-lain dari data-data tersebut di atas
sehingga kita misalkan diperoleh k = 1,67, dan untuk trafo bentuk sungkup/mantel
perbandingan jendela trafo dengan luas penampang kern trafo ( ) adalah = m =

0,6 maka daya trafo :

P = Afe2 atau Afe = ……………………………………………………………………………………………………….

(8)

Jadi dengan berdasar daya trafo, maka bisa dicari ukuran volume fisik dari trafo
tersebut.

Kemudian untuk menetukan besar kecilnya kawat lilitan disamping mengacu pada
luasan jendela trafo juga dihitung berdasarakan daya, tegangan serta arus yang
bekerja dalam trafo tersebut.

Bila arus ( I ) telah diketahui maka luas penampang kawat ( q ) bisa ditentukan
dengan :

……………………………………………………………………………………………………………(9)

Dengan luas penampang kawat diketahui maka diameter kawat ( d ) dapat dicari
dengan :

…………………………………………………………………………………………………………………………….(10)

Selanjutnya bagaimana dengan jumlah lilitan transformator ? Jumlah lilitan dalam


kumparan transformator ditentukan dengan menggunakan rumus ( 5 ) yang bisa
dinyatakan dengan bentuk lain seperti berikut :
……………………………………………………………………………………………………(11)

Bila mengambil f = 50 dan Bm = 10-4 Wb/cm2 maka :

……………………………………………………………………………………………………………..(12)

Untuk kumparan skunder jumlah lilitnya digunakan rumus yang sama tetapi dengan
memperhitungkan rugi-rugi tegangan pada saat berbeban ,yaitu dengan
menggunakan factor pengali missal 1,1 maka :

..……………………………………………………………………………………………………..(13)

Setelah ditentukan diameter kawat serta jumlah lilitan kumparan primer dan
skunder harap dikontrol ulang dengan teliti dalam kaitannya dengan luas jendela
transformator agar kawat-kawat kumparan bisa masuk tepat di dalamnya. Tidak
terlalu ngepres sehingga kawat rusak/lecet isolasinya atau terlalu longgar sehingga
transformator tidak ekonomis. Selain itu perlu diperhatikan juga masalah isolasi
kawat kumparan terhadap kern, isolasi antar lapisan dalam kumparan. Isolasi
pertama dinamakan sebagai koker disamping berfungsi sebagai isolasi juga
merupakan tempat kedudukan kumparan dalam transformator biasanya terbuata
dari bahan pertinaks ( 1 S/D 1,5 mm ). Isolasi kedua biasanya dibuat dari kertas
lak/prespan yang tipis ( 0,02 s/d 0,2 mm ) tergantung tegangan dan daya
transformator.
Gambar 03 Kumparan telah terpasang pada koker

Cara menggulung kawat menjadi kumparan adalah dengan mengunakan alat pengulung
(coil winder ) yang secara prinsip seperti pada gambar 04.

Gambar 04 Alat penggulung kawat

2. Menentukan Konstanta Trafo


Untuk konstanta trafo dapat dilakukan dengan : - test untai terbuka
- test untai tertutup.
Cos 0 P0

V1 V V2

Dalam percobaan untai terbuka, sisi TR digunakan sebagai primer. Tegangan sumber diusahakan
supaya sama dengan tegangan rated pada sisi TR dengan cara menaikkan/menurunkan tegangan
sumber dengan auto trafo.
Menaikkan/menurunkan tegangan sumber dengan rheostat tidak diperbolehkan, karena arus
magnetisasi trafo mengandung harmonik ketiga yang menonjol akan mengakibatkan “V drop” yang
tidak sinusoidal pada rheostat tersebut.
Tegangan sumber (setelah melalui auto trafo) = jatuh tegangn oleh arus magnetisasi + arus
penyebab rugi inti, pada (Z1 + Z0).
Karena Z1 sangat kecil jika dibandingkan terhadap Z 0, dapat dianggap bahwa daya yang terbaca
pada wattmeter adalah rugi-rugi yang terjadi dalam inti trafo.
Bila : V1 = tegangan primer
I0 = arus beban nol
P0 = rugi-rugi inti
maka :

P  V I Cos   I R
2
0 1 0 0 0 0

R P I
0 0 0

X  R tan 
0 0 0

G  R :  R 02  X 02
12

0 0

X :  R 02  X 02
12
B 0
 0

 
  N  R dan X N
!
 
1
 1
X
N  N
2 2 2
2 2

Dalam percobaan untai tertutup (hubung singkat) sisi TT dihubungkan dengan sumber dan sisi TR
dihubung singkat. Tegangan sumber perlu diturunkan (dengan auto trafo), supaya arus pada sisi
primer maupun pada sisi sekunder tidak lebih besar daripada arus beban penuh trafo.

Cos sc Psc

V1 V
Impedansi yang membatasi besarnya arus hubung singkat trafo hanya jumlah seluruh resistant
dan reaktans pada kedua kumparan, yaitu :
Ze = (R1 + R2’) + j(X1 + X2’)
yang lebih kecil daripada impedansi untai pemacu, yang paralel dengan impedans tersebut.
Tegangan antara terminal-terminal sekunder sama dengan nol, sehingga tegangan primer V 1 sama
dengan jatuhnya tegangan Isc (Z1 + Z2) karena kecilnya (Z1 + Z2), V1 hanya bernilai beberapa
prosen dari tegangan rated sedangkan arus sebagian besar mengalir melalui impedans seri
sehingga rugi-rugi inti dalam percobaan ini dapat diabaikan terhadap rugi-rugi tembaga pada
kumparan TT dan TR.
Pengukuran dilakukan pada sisi primer.
Hasil-hasil pengukuran perlu dikoreksi lebih dulu sebelum digunakan dalam perhitungan untuk
memperoleh nilai-nilai resistant
 R  R  = R ekivalen = R
1
!
2 e

Dimana : R2’ =Tahanan lilitan sisi sekunder yang didapat dari pengujian hubung singkat
y7ang dibaca melalui R1.
dan reaktans
X 1
 X
!
2

P  I sc  R1  R!2 
2

Cos  
sc
V I
P
!
   tan
 X  X  R R 
!
 1
!
2 sc
1 sc 1 2

Sebenarnya Isc seperti yang didapat dengan cara diatas, bukanlah arus hubung singkat trafo yang
sesungguhnya, jika Isct akan mendekati harga :
I sct
 I V Vsc 1t 1
dengan V1t = tegangan primer penuh.

C. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN :

1. Kern transformator sungkup/mantel


2. Koker / pertinaks
3. Kawat email
4. Kertas isolasi/prespan
5. Benang spatu
6. Serlak isolasi
7. Tinol
8. Gergaji
9. Gunting
10. Pisau cuter
11. Solder
12. Palu
13. Kikir
14. Alat penggulung kawat.

D. LANGKAH KERJA :

1. Persiapan alat dan bahan


2. Analisa dan perhitungan tentang transformator yang bersangkutan
3. Pembuatan koker
4. Pembuatan inti koker
5. Pemasangan inti dan koker pada alat penggulung
6. Pelapisan isolasi kertas pada koker
7. Penggulungan kawat dengan tiap selesai satu lapis dipasang kertas isolasi
8. Pemasangan isolasi kertas yang agak tebal pada akhir kumparan primer
9. Dilanjutkan penggulungan kumparan skunder
10. Kumparan skunder selesai kemudian ditutup kertas isolasi tebal dan
direkatkan rapat
11. Bila perlu dicelup serlak isolasi
12. Koker yang telah dipasangi kumparan disisipi dengan kern transformator
13. Pengukuran tahanan isolasi antar kumparan primer dan skunder
14. Pengukuran tahanan isolasi antar kumparan dengan bodi/kern
15. Pengukuran tahanan kawat kumparan primer maupun skunder
16. Percobaan penyambungan transformator dengan sumber listrik
17. Pengukuran besaran-besaran listrik pada saat trafo tanpa beban
18. Percobaan pembebanan transformator
19. Pengukuran besran listrik saat pembebanan dan monitor suhu
20.Lakukan analisa dan pembahasan terhadap data-data perolehan baik saat
transformator berbeban maupun saat tanpa beban
21. Buat kesimpulan atas hasil pekerjaan dan analisa dari data-data yang
didapatkan.
E. PEMBAHASAN

Praktikum Troubleshooting kali ini dengan judul “Perbaikan dan Pembuatan


Transformator 1 Fasa”. Adapun tujuan praktikum ini yaitu Memahami cara
memperbaiki dan membuat transformator 1 fasa, Melaksanakan rewinding lilitan
transformator dan Melakukan pengujian transformator setelah dilakukan
perbaikan atau rewinding.

Pada percobaan 1 adalah pengukuran tahanan isolasi trafo. Tahanan isolasi


dinyatakan masih baik apabila didapat angka ≥ 500 MΩ untuk trafo yang sudah
beroperasi bertahun-tahun , tetapi untuk trafo baru dinilai layak apabila hasil
ukur tahanan isolasi sebesar ≥ 2000 MΩ. Pada data percobaan 1, dapat dilihat
bahwa tahanan isolasi antar fasa masih terdapat nilai yang <500 MΩ sehingga
perlu dilakukan perbaikan. Transformator dinyatakan masih layak pakai apabila
hasil pengukuran pada ketiga fasa primer menunjukkan angka yang sama
(mendekati sama), apabila ada perbedaan yang besar maka kondisi trafo sudah
tidak layak pakai karena salah satu fasa mengalami kegagalan isolasi yang akan
mengakibatkan trafo meledak. Apabila hasil pengukuran secara elektrik pertama
ditemukan kelainan maka langkah selanjutnya kumparan dan inti besi dibongkar
untuk dicari kerusakannya. Jenis kerusakan ada yang terlihat dengan kasat mata
dan ada yang tidak terlihat, biasanya kerusakan isolasi pada bagian dalam atau
pada posisi lilitan ditengah kumparan. Yang terlihat dengan mata kerusakan trafo
bisa langsung diperbaiki. Tetapi bila tidak dapat dilihat oleh kasat mata
kerusakan harus ditentukan dengan pengujian tegangan rendah, TR ( Turn Ratio)
atau TTR (Transformer Turn Ratio)
Pada percobaan 2 adalah penentuan konstanta trafo dengan melakukan 3
percobaan yaitu tes tanpa beban, tes hubung singkat dan tes berbeban. Adapun
pengambilan data yang dilakukan adalah dalam keadaan transformator sudah di
perbaiki sehingga perbaikan trafo sudah tidak lagi diperlukan.
F. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat menarik


kesimpulan bahwa;

1. Tahanan isolasi dinyatakan masih baik apabila didapat angka ≥ 500 MΩ

2. Mahasiswa mampu memahami cara memperbaiki dan membuat


transformator 1 fasa.

3. Mahasiswa mampu melaksanakan rewinding lilitan transformator

Anda mungkin juga menyukai