Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGGANTIAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PADA


GARDU PASANG DALAM

Disusun oleh:
Muhammad Tegar Febriansyah 1317040124

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
AGUSTUS 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


PT PLN (Persero) adalah penyedia listrik Negara yang ada di Indonesia.
Dalam pendistribusian energi listrik, tidak seluruhnya dapat disalurkan kepada
konsumen, karena akan hilang dalam bentuk susut energi. Sarana dan Prasarana
yang baik sangat dibutuhkan dalam perkembangan teknologi dan industri pada era
ini. Saat ini, energi listrik sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
pembangunan di Indonesia. Kebutuhan energi listrik selalu bertambah dari waktu
ke waktu seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk yang diikuti
berkembangnya sektor pembangunan. Untuk menjamin kontinuitas suplai energi
listrik dari pembangkit sampai ke konsumen diperlukan peralatan sistem
pendistribusian yang baik.

Transformator (Trafo) distribusi merupakan salah satu komponen utama


pada suatu sistem pendistribusian tenaga listrik ke konsumen. Tanpa adanya Trafo
distribusi, konsumen tidak dapat menggunakan energi listrik secara langsung
dikarenakan tegangan dalam sistem distribusi adalah jaringan tegangan
menengah. Gangguan yang terjadi pada transformator distribusi akan
mengakibatkan pemadaman dan terhambatnya penyaluran tenaga listrik ke
konsumen sehingga pelayanan akan kebutuhan listrik akan terganggu.

Sangat diperlukan adanya optimalisasi pemeliharaan Transformator yang


ditempuh melalui metode pemeliharaan berdasarkan kondisi, salah satunya adalah
pelaksanaan Penggantian Transformator Distribusi, kegiatan ini diawali oleh
proses identifikasi kondisi kesehatan Transformator distribusi yang sedang
beroperasi yang dimaksudkan untuk mengetahui potensi kegagalan yang mungkin
timbul pada Trafo untuk selanjutnya diberikan saran pemeliharaan yang tepat
sasaran. Dengan demikian gangguan transformator distribusi dapat diminimalisir
dari tahun ke tahun demi keandalan jaringan.

2
Oleh karena itu penulis memutuskan untuk memilih judul “Penggantian
Transformator Distribusi Pada Gardu Pasang Dalam”.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dibuat berdasarkan dengan
kegiatan selama masa kerja praktik yang dilaksanakan di PT. PLN (PERSERO)
UP3 Kebon Jeruk, di bagian Jaringan divisi Pemeliharaan. Dalam penulisan
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) penulis akan membahas Penggantian
Trafo Distribusi pada Gardu Pasang Dalam.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada:
Waktu : 2 Agustus 2019 s/d 20 September 2019
Tempat Pelaksanaan : PT. PLN (PERSERO) UP3 Kebon Jeruk
1. Jl. HOS Cokroaminoto No.1, Kreo, Ciledug, Kota Tangerang –
Banten 15156

1.4 Tujuan dan Kegunaan


1.4.1 Tujuan PKL
Adapun tujuan pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan Diploma III Politeknik Negeri Jakarta.
2. Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu yang didapatkan dikampus dan
menerapkannya pada dunia industry.
3. Mengetahui situasi dan kondisi dalam dunia kerja industri, khususnya di
PT. PLN (PERSERO) UP3 Kebon Jeruk
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa/mahasiswi untuk mengetahui
segala aktivitas dan oprasional mesin industry khusunya di ketenaga
listrikan pada PT. PLN (PERSERO) UP3 Kebon Jeruk.

3
1.4.2 Kegunaan PKL

Adapun Kegunaan praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah :


1. Kegunaan bagi Mahasiswa
Dengan mengikuti praktek kerja lapangan, mahasiswa diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill-nya,
sehingga:
a) Mampu melihat hubungan antara dunia kerja dan dunia
pendidikan.
b) Mahasiswa dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan dunia
kerja.
c) Sebagai pengalaman kerja pertama kali untuk mahasiswa
sebelum terjun langsung ke dunia kerja yang nyata.
2. Kegunaan bagi Akademik
Dengan pelaksanaan praktek kerja lapangan, maka:
a) Politeknik Negeri Jakarta mampu meningkatkan hubungan
kemitraan dengan perusahaan.
b) Sebagai wadah untuk memperkenalkan ilmu baru pada
mahasiswa.
c) Mampu merelevansikan kurikulum mata kuliah dengan
kebutuhan dunia kerja.
3. Kegunaan bagi Perusahaan
Dengan pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL), diharapkan:
a) Perusahaan mampu meningkatkan hubungan kemitraan dengan
Politeknik Negeri Jakarta.
b) Mampu melihat kemampuan potensial yang dimiliki peserta
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
c) Sebagai sarana kepada dunia pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Transformator Distribusi

2.1 Pengertian Transformator


Transformator adalah suatu alat listrik statis yang dipergunakan untuk
mengubah tegangan bolakbalik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dan
digunakan untuk memindahkan energi dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian
lainnya tanpa merubah frekuensi. Transformator disebut peralatan statis karena
tidak ada bagian yang bergerak atau berputar, tidak seperti motor atau generator.

2.2 Konstruksi Transformator


Transformator merupakan alat listrik statis yang digunakan untuk
memindahkan daya dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain dengan mengubah
tegangan, tanpa mengubah daya dan frekuensi. Transformator terdiri dari dua
kumparan yang saling berinduksi ( mutual inductance ). Kumparan ini terdiri dari
lilitan konduktor berisolasi sehingga kedua kumparan tersebut terisolasi secara
elektrik antara yang satu dengan yang lain. Ratio perubahan tegangan tergantung
dari ratio perbandingan jumlah lilitan kedua kumparan itu. Kumparan yang
menerima daya listrik disebut kumparan primer sedangkan kumparan yang
terhubung ke beban disebut kumparan sekunder. Kedua kumparan itu dililitkan
pada suatu inti yang terbuat dari laminasi lembaran baja yang kemudian

5
dimasukkan ke dalam tangki berisi minyak trafo. Apabila kumparan primer dialiri
arus listrik bolak – balik, maka akan timbul fluks magnetik bolak – balik
sepanjang inti yang akan menginduksi kumparan sekunder sehingga kumparan
sekunder akan menghasilkan tegangan.

Konstruksi dasar transformator ditunjukkan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Kontruksi dasar Transformator

Apabila trafo diasumsi sebagai trafo ideal dimana tidak terjadi


rugi-rugi daya pada trafo, maka daya pada kumparan primer (P1)
sama dengan daya pada kumparan sekunder (P2). Besar tegangan dan
arus pada kumparan sekunder diatur menggunakan perbandingan
banyaknya lilitan antara kumparan primer dan kumparan sekunder
berdasarkan rumus :

Np Vp I
s ...........................................................................
(2.1)
Ns Vs Ip

dimana :

Np = Banyaknya lilitan kumparan sisi primer

Ns = Banyaknya lilitan kumparan sisi sekunder

6
Vp = Tegangan sisi primer (V)

Vs = Tegangan sisi sekunder (V)

Ip = Arus sisi primer (Amp)

Is = Arus sisi sekunder (Amp)

2.3 Prinsip Kerja Transformator


Transformator miliki dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder, dan kedua kumparan ini bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah
secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki
reluktansi ( reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti
yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di
kumparan primer terjadi induksi ( self induction ) dan terjadi pula induksi di
kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut
sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya
fluksmagnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika
rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan.

d
e()N (Volt) ............................................................................................(2.2)
dt

dimana :
e = Gaya gerak listrik (volt)
N = Banyak lilitan
d
= Perubahan fluks magnetik (weber/sec)
dt

7
2.4 Jenis-Jenis Transformator
2.4.1 Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan
2.4.1.1. Trafo Step Up
Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan
taraf atau level tegangan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi.
Tegangan Sekunder sebagai tegangan Output yang lebih tinggi
dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak jumlah lilitan di
kumparan sekundernya daripada jumlah lilitan di kumparan
primernya.

Gambar 2.3 Transformator Step Up

2.4.1.2. Trafo Step Down


Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk
menurunkan taraf level tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf
yang lebih rendah. Pada Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan
pada kumparan primer lebih banyak jika dibandingkan dengan
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Di jaringan Distribusi,
transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan untuk
mengubah tegangan yang tinggi menjadi tegangan rendah yang
bisa digunakan untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan di rumah

8
tangga, kita sering menggunakannya untuk menurunkan taraf
tegangan listrik yang berasal dari PLN (220V) menjadi taraf
tegangan yang sesuai dengan peralatan elektronik kita.

Gambar 2.4 Transformator Step Down


Sumber : Dokumen Pribadi

2.4.2  Jenis-jenis Transformator berdasarkan bahan Inti (core)


yang Digunakan
Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk
lilitan primer dan lilitan sekunder, Trafo dapat dibedakan menjadi
2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air Core) dan Trafo berinti Besi
(Iron Core).

2.4.2.1 Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)


Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer
dan Gulungan Sekunder dililitkan pada inti berbahan non-
magnetik yang biasanya berbentuk tabung yang berongga.
Bahan non- magnetik yang dimaksud tersebut dapat berupa
bahan kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan
hubungan fluks antara gulungan primer dan gulungan
sekunder adalah melalui udara. Trafo inti udara ini biasanya
digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

9
Gambar 2.5 Air Core Transformator

2.4.2.2 Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)


Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan
sekunder dililitkan pada inti lempengan-lempengan besi tipis yang
dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini dikarenakan
bahan besi mengandung sifat magnetik dan juga konduktif
sehingga  mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan
oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang
ditimbulkan. Trafo yang berinti besi biasanya digunakan pada
aplikasi frekuensi rendah.

Gambar 2.6 Iron Core Transfromator

2.4.3  Jenis-jenis Transformator berdasarkan Pengaturan Lilitannya


2.4.3.1 Trafo Otomatis (Auto Transformer)
Auto Transformer atau Trafo Otomatis adalah Trafo yang
hanya memiliki satu kumparan dimana kumparan primer dan
kumparan sekundernya digabung dalam 1 rangkaian yang
terhubung secara fisik dan magnetis. Pengaturan lilitan ini sangat

10
berbeda dengan Trafo standar pada umumnya yang terdiri dari dua
kumparan atau gulungan yang ditempatkan pada dua sisi berbeda
yaitu  kumparan Primer dan kumparan sekunder.Trafo Otomatis ini
sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang
berfungsi untuk menaikan tegangan maupun menurun tegangan
pada kisaran 100V-110V-120V dan kisaran 220V-230V-240V bahkan
pada kisaran 110V hingga 220V.

Gambar 2.7 Auto Transfromator

2.4.4 Jenis-jenis Transformator berdasarkan Penggunaannya


Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai
dengan kebutuhannya. Trafo jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi Trafo
daya, trafo distribusi, trafo pengukuran dan trafo proteksi

2.4.4.1 Trafo Daya (Power Transformer)


Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran
besar dan digunakan untuk aplikasi transfer daya tinggi yang
mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering digunakan di
stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya
biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.

11
Gambar 2.8 Power Transfromator

2.4.4.2 Trafo Distribusi (Distribution Transformer)

Gambar 2.9 Trafo Distribusi


Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan
untuk mendistribusikan energi listrik dari pembangkit listrik ke
daerah perumahan ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo
Distribusi ini mendistribusikan energi listrik pada tegangan rendah
yang kurang dari 33 kilo Volt untuk keperluan rumah tangga
ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan 220V hingga
440V.

2.2.4.3 Trafo Pengukuran (Measurement Transformer)


Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan Measurement Transformer atau Instrument Transformer ini
digunakan untuk mengukur kuantitas tegangan, arus listrik dan

12
daya yang biasanya diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan
trafo arus listrik dan lain-lainnya. Contoh : Current Transformer

2.4.4.4 Trafo Proteksi (Protection Transformer)


Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen
listrik. Perbedaan utama antara trafo proteksi dan trafo pengukuran
adalah pada akurasinya. Dimana trafo proteksi harus lebih akurat
jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.

2.4.5 Jenis-jenis Transformator berdasarkan Tempat Penggunaanya


Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini
biasanya terdiri dari trafo indoor (dalam ruangan) trafo outdoor (luar
ruangan). Trafo Indoor adalah trafo yang harus diletakan di dalam
ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang digunakan pada
industri-industri sedangkan trafo outdoor adalah trafo yang dapat
ditempatkan diluar ruangan seperti trafo distribusi yang ditempatkan di
gardu induk dan lain-lainnya.

2.5 Komponen Transformator Distribusi


1. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,
yangditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi
panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

Gambar 2.10 Inti Besi

13
2. Kumparan Trafo
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan.
Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap
kumparan lain dengan isolasi padat. Pada trafo distribusi terdapat
kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut
timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian
sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada
kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.

Gambar 2.11 Kumparan Trafo


3. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar
melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki trafo.

14
4. Tap Changer
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformer
untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan
dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat
dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan
tak berbeban (off load), tergantung jenisnya

Gambar 2.12 Tap Changer


Sumber : Dokumen Pribadi

5. Tabung Silicagel / N2 (Nitrogen Kering)


Prinsip kerja dari  Silicagel / N2 ( Nitrogen kering )
adalah sama, berfungsi sebagai pengering / penghisap
butiran-butiran uap air yang dihasilkan oleh kerja
transformer, sehingga tangki trafo tetap kering dan
terhindar dari karat bahkan kerusakan lebih luas.
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun
suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-
ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak
tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di
atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut
maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua
proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan

15
minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara
luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak
trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung
pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi
Silicagel Blue.

Gambar 2.13 Tabung Silicagel

6. Tangki dan Konservator


Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam
minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi
dengan konservator.

Gambar 2.14 Tangki dan Konservator

16
7. Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu
adanya indicator pada trafo seperti :
a. Indikator suhu / temperatur minyak

Gambar 2.15 Indikator Suhu

b. Indikator gas
c. Indikator pressure

Gambar 2.16 Indikator Pressure

8. Minyak Trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan
intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo
tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas

17
(disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya
tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.

2.6 Gangguan pada Trafo Distribusi


Dalam pengoperasian suatu transformator distribusi dapat mengalami gangguan-
gangguan yang dapat berpengaruh buruk terhadap kontinuitas distribusi tenaga
listrik. Gangguan-gangguan tersebut diantaranya adalah :
2.6.1.1 Gangguan Sambaran Petir
Gangguan sambaran petir dibagi atas dua, yaitu sambaran langsung
dan sambaran tidak langsung. Sambaran langsung adalah sambaran petir
dari awan yang langsung menyambar jaringan sehingga menyebabkan
naiknya tegangan dengan cepat. Daerah yang terkena sambaran dapat
terjadi pada tower dan juga kawat penghantar. Besarnya tegangan dan
arus akibat sambaran ini tergantung pada besar arus kilat, waktu muka,
dan jenis tiang saluran. Sambaran tidak langsung atau sambaran induksi
adalah sambaran petir ke bumi atau sambaran petir dari awan ke awan di
dekat saluran sehingga menyebabkan timbulnya muatan induksi pada
jaringan.
Pada saluran udara tegangan menengah (SUTM), gangguan akibat
sambaran tidak langsung ini tidak boleh diabaikan. Gangguan akibat
sambaran tidak langsung ini pada umumnya lebih banyak terjadi
dibandingkan akibat sambaran langsung, dikarenakan luasnya daerah
sambaran induksi.

2.6.1.1 Gangguan Hubung Singkat


Gangguan Hubung Singkat dapat terjadi melalui dua atau tiga
saluran fasa pada sistem distribusi. Arus lebih yang dihasilkan hubung
singkat tergantung pada besar kapasitas daya penyulang, besar tegangan,
dan besar impedansi rangkaian yang mengalami gangguan. Hubung
singkat akan menghasilkan panas yang cukup tinggi pada sisi primer trafo
sebagai akibat dari naiknya rugi-rugi tembaga. Arus gangguan yang besar

18
ini mengakibatkan tekanan mekanik yang tinggi pada trafo. Arus lebih
yang besar yang dihasilkan oleh hubung singkat ini dapat merusak sisi
primer belitan trafo, sehingga dapat dilakukan pemeliharaan dengan
mengganti trafo distribusi baru.

2.6.1.2 Gangguan Pada Sistem Pendingin


Sistem pendinginan pada transformator berfungsi menjaga agar
kondisi trafo tidak terlalu panas ketika berbeban. Jika sistem
pendinginannya cukup baik maka usia (life time) trafo juga akan bert
ahan cukup. Namun jika sistem pendinginan mengalami gangguan,
maka belitan/kumparan trafo panas, selanjutnya isolasi trafo dapat rusak
dan menyebabkan trafo terbakar.

2.6.1.3 Gangguan Beban Lebih


Transformator tenaga dapat beroperasi dengan kontinuitas yang
baik pada arus beban nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih
besar dari 100% beban nominalnya, maka akan terjadi pembebanan
lebih. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebih yang akan
menyebabkan gangguan pada trafo, bilah hal ini terjadi secara terus
menerus akan memperpendek umur dan merusak isolasi.

2.6.1.4 Gangguan Kekurangan Beban


Gangguan pada Trafo Distribusi ini juga dapat disebabkan oleh
kurangnya beban pada trafo. Trafo distribusi yang beroperasi dengan
beban <40% dari beban nominalnya dapat menyebabkan losses pada trafo
yang lebih besar dibandingkan dengan trafo yang overload.

2.6.1.5 Gangguan Karena Lifetime


Gangguan dikarenakan lifetime trafo yang sudah lama/tua, seperti
retak/pecahnya packing trafo yang menyebabkan rembesnya minyak trafo.
Hal ini dapat mengganggu keandalan distribusi tenaga listrik sehingga

19
trafo yang lifetimenya sudah lama/tua dapat dilakukan pemeliharaan
jaringan berupa Penggantian Trafo Distribusi.

BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja Praktik Kerja Lapangan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk
Saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) UP3
Kebon Jeruk, Penulis ditempatkan di bidang jaringan bagian pemeliharaan. Pada
struktural di bidang jaringan, bidang jaringan dipimpin oleh seorang Manager
Bagian Jaringan, diikuti dengan Supervisor Operasi, Supervisor Pemeliharaan dan
juga jajaran staff, sedangkan penulis sebagai Junior Engineer berada dibawah
pengawasan Manager Bagian Jaringan sebagai Mentor dan Supervisor
Pemeliharaan sebagai Co-Mentor.
3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan
Berikut rincian kegiatan yang dilaksanakan selama PKL berlangsung:

Hari pertama, saya dikenalkan dengan area perusahaan, proses bisnis unit,
dan juga pada divisi jaringan saya bertemu dan berkenalan dengan para staff
karyawan. Kami belajar mengenai divisi jaringan yang terbagi menjadi operasi

20
dan pemeliharaan.

Hari kedua, kami melakukan normalisasi jaringan dengan manuver


jaringan tegangan menengah pada gardu beton Kantor Wali Kota KJ 134,
Apartement Belmont KJ 356, Gedung Perkantoran Puri KJ 364, lalu ke Kantor
RCTI untuk setting relay CBO di KJ 109.

Hari ketiga, kami melakukan normalisasi jaringan kabel tegangan rendah


dan wire fixing di gardu beton SP 41, D 345, dan SP 202, dan belajar mengenai
proses bisnis bidang jaringan.

Hari keempat, kami melakukan pembelajaran mengenai data unit seperti


gardu induk, gardu hubung, dan penyulang pada Single Line Diagram di ruangan
pengatur jaringan distribusi.

Hari kelima, kami melakukan pendataan Ground Fault Detector (GFD)


pada penyulang yang terdapat di Single Line Diagram.

Hari keenam, kami melakukan konsultasi mengenai proyeksi jabatan di


ruangan asisten manager jaringan dengan mentor saya.

Hari ketujuh, kami mendatangi gudang dengan co-mentor saya dan


dikenalkan kepada area gudang dan juga para staff karyawan yang bekerja disana.

Hari kedelapan, saya dan juga staff bagian Pemeliharaan melakukan


pelaksanaan pemasangan CT Ring di KJ 127 Puri Indah dan juga KJ 78 di
penyulang Barco

Hari kesembilan, kami melakukan pengawasan pemasangan gardu baru


dengan para staff Konstruksi di gardu baru KJ 422.

Hari kesepuluh, kami mengganti Current Transformer Ring (CT Ring)


pada gardu KJ122.

Hari kesebelas, kami izin ke kampus untuk pengambilan Alat Pelindung


Diri (APD) yang diberikan pihak udiklat.

Hari keduabelas, kami melakukan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik di

21
daerah meruya dengan para staff Transaksi Energi (TE).

Hari ketigabelas, kami melakukan pengusutan gangguan pada kabel


jaringan SKTM dengan staff bagian Pemeliharaan dan staff Transaksi energi
yang melakukan piket.

Hari keempatbelas, kami melakukan revisi gardu SP 145, seperti


penggantian karet pada packing trafo & treatment minyak trafo.

Hari kelimabelas, kami mengikuti kegiatan pemeliharaan berupa


penggantian trafo tua pada gardu SP 120.

Hari keenambelas, kami melakukan revisi gardu KJ 214 dengan pelaksana


dan staff pengawas Pemeliharaan.

Hari ketujuhbelas, kami mengikuti kegiatan penggantian trafo 400KVA


dengan pelaksana dan staff Pemeliharaan di gardu SP 34.

Hari kedelapanbelas, kami melakukan isnpeksi pada gardu SP 78, KJ 129,


dan uji coba aplikasi EAM (Enterprise Asset Management).

Hari kesembilanbelas, kami mengikuti kegiatan pemasangan UPS yang


bertempat di RSUD Kembangan yang berfungsi sebagai backup daya apabila
terjadi pemadaman oleh PLN.

Hari keduapuluh, kami melakukan kegiatan Tim Nasional Percepatan


Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang bertujuan agar subsidi listrik yang
diberikan ke masyarakat tepat sasaran.

Hari keduapuluhsatu, kami di unit belajar mengenai temporary error


berupa menginput data yang dilakukan oleh operator pengatur jaringan distribusi.

Hari keduapuluhdua, kami melakukan input data mengenai data


pemeliharaan trafo rusak.

Hari keduapuluhtiga, kami bersama staff Pemeliharaan mengikuti


kegiatan revisi gardu Saint Moritz Puri Indah.

Hari keduapuluhempat, kami melakukan kegiatan penggantian


transformator pada gardu SP 120.

22
Hari keduapuluhlima, kami melakukan pemasangan CT Ring pada gardu
KJ 380

Hari keduapuluhenam, saya izin tidak masuk dikarenakan ada urusan


keluarga.

Hari keduapuluhtujuh, saya belajar mengenai tips and trick bagaimana


mengikuti ujian kompetensi.

Hari keduapuluhdelapan, kami mengikuti kegiatan penggantian kubikel


20KV di gardu KJ19.

Hari keduapuluhsembilan, kami melakukan kegiatan tracer kabel di gardu


SP160.

Hari ketigapuluh, kami mengikuti kegiatan penggantian transformator di


KJ270.

Hari ketigapuluhsatu, kami melakukan pendeteksian gangguan di


penyulang KLISE dengan menggunakan mobil deteksi gangguan.

Hari ketigapuluhdua, kami mendapatkan pembelajaran tentang cara kerja


dan fungsi dari Cicuit Breaker Outgoing (CBOG).

Hari ketigapuluhtiga, kami melakukan Assesment kabel di gardu KJ219.

Hari ketigapuluhempat, kami melakukan pembelajaran mengenai


mengusut gangguan.

Hari ketigapuluhlima, kami melakukan penggantian trafo di gardu KJ128.

Hari ketigapuluhenam, kami melakukan kegiatan Tim Nasional


Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang bertujuan agar subsidi
listrik yang diberikan ke masyarakat tepat sasaran.

23
3.3 Pembahasan Hasil Praktik Kerja Lapangan
Pada pemeliharaan transformator distribusi, hal-hal yang perlu diperiksa dan
dipelihara pada interval waktu tertentu antara lain minyak transformator, tahanan
tanah, sistem pendinginan, sambungan-sambungan luar, gangguan eksternal,
kenaikan suhu minyak dan lilitan, tahanan isolasi. Untuk periode pemeliharaan
lengkap dilaksanakan sekali dalam setiap tahun dan ada yang sekali dalam empat
tahun. Untuk sekali dalam setahun, meliputi pemeriksaan bagian luar pentanahan,
terminal-terminal dan permukaan tangki pengukuran tingkat isolasi minyak
(tegangan tembus), dan pembersihan pada bagian-bagian luar terhadap semua
kotoran atau debu yang menempel pada transformator. Dan untuk yang
dilaksanakan dalam empat tahun seperti dalam pemeriksaan lengkap setahun
sekali, dan pengukuran tahanan isolasi minyak transformator.
Beberapa hal yang menjadi gangguan pada suatu transformator selama
beroperasi bahkan sampai dapat mengakibatkan kerusakan yaitu bencana alam,
terkena petir, tertimpa pohon, hubung singkat, beban lebih, beban tidak seimbang,
minyak trafo rusak, proteksi transformator yang tidak berfungsi.
Gangguan mekanis berupa gangguan isolasi rusak di dalam tangki, baik
permukaan dalam tangki, lubang tangki, bushing, pipa, dan sebagainya. Gangguan
elektris yakni tahanan isolasi rendah dan isolasi tembus gangguan magnetis
berupa gangguan laminasi inti, isolasi tembus antara laminasi, dan gangguan inti
besi. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan pemeliharaan transformator
secara berkala yang bertujuan untuk meningkatkan keandalan jaringan distribusi
listrik.

24
3.3.1 Penggantian Transformator Distribusi
Pada saat sebelum penggantian transformator distribusi, dilakukan
inspeksi dengan memeriksa dan melaporkan keadaan inspeksi transformator
apakah penyebab transformator tersebut diganti dikarenakan trafo tersebut
lifetimenya sudah tua, uprating transformator, maupun gangguan yang
mengharuskan dilakukannya penggantian transformator.
Hasil inspeksi ini yang akan dilaporkan untuk menentukan tipe
transformator yang akan diganti, kapasitas daya, kondisi gardu tersebut apakah
tipe beton, cantol, atau portal, yang selanjutnya akan diberikan working permit
kepada pelaksana untuk melakukan penggantian transformator.

Gambar 3.1 Proses Penggantian Transformator

3.3.2 Penggantian Transformator Distribusi Gardu Pasang


Dalam
Sebelum melakukan penggantian trafo, kita melakukan
briefing terlebih dahulu terhadap pelaksana dan staff yang bertugas
dengan menggunakan APD yang bertujuan untuk keselamatan dan
keamanan dalam bekerja. Dilanjutkan dengan melapor ke operator
pengatur jaringan distribusi unit/area bahwa pekerjaan siap dilaksanakan.

25
Gambar 3.2 Proses Penggantian Trafo Pada Gardu Pasang Dalam

 Personil yang terkait dalam pekerjaan ini adalah :


- Asisten Manager Bagian Jaringan
- Manager Unit
- Supervisor Teknik Unit
- Supervisor Operasi Unit
- Operator Pengatur Jaringan Distribusi Unit
- Pelaksana Pekerjaan
- Petugas Gudang

26
 Alat K3 / Alat Pelindung Diri :
1. Sarung tangan kulit
2. Sarung tangan berisolasi 20 kv
3. Pakaian kerja (wearpack)
4. Helm pengaman
5. Sepatu berisolasi 20KV
6. Tester Tegangan (TM dan TR)
7. Grounding lokal

 Alat Kerja :
1. Radio kumunikasi (HT)
2. Alat tulis
3. Camera
4. Toolkit ( kunci, obeng, tang, dll)
5. Sacle stick 20KV
6. Hand line
7. Tangga
8. Rope block
9. Tackle
10. Phasa Sequence
11. Kawat baja
12. Katrol
13. Crane
14. Fuse puller
15. Lampu sorot
16. Ground cluster

 Material yang diperlukan :


1. Trafo
2. Kawat penghantar tambahan
3. Binding wire
4. Kawat seng

27
3.3.2.1 Instruksi Kerja Penggantian Transformator
Distribusi Gardu Pasang Dalam

Persiapan Pekerjaan :
1. Tentukan gardu beton yang akan diganti transformator

Gambar 3.3 Kegiatan penggantian transformator pada gardu pasang


dalam SP34.
2. Gunakan peralatan k3/ alat pelindung diri [APD] yang sudah
disiapkan
3. Siapkan alat kerja dan material yang diperlukan
4. Melakukan safety briefing sebelum melakukan pekerjaan.

Gambar 3.4 safety briefing

28
Pelaksanaan Pekerjaan :
5. Melapor ke Operator Pengatur Jaringan Distribusi bahwa pekerjaan
siap dilaksanakan
6. Melepas FCO / PB transformator
7. Menyiapkan transformator pengganti yang sudah siap pasang

Gambar 3.5 Transformator pengganti

8. Melepas jumperan / single core pada sisi bushing primer dan


sekunder transformator
9. Memberi tanda urutan phasa pada jumperan TM dan TR
10. Mengaitkan trafo pada crane / gin pole menggunakan kawat baja
11. Melepas semua baut pengikat

29
12. Mengangkat dan menurunkan trafo yang terganggu

Gambar 3.6 Pengangkutan transformator


13. Mengeluarkan trafo yang terganggu dari gardu
14. Memasukkan trafo pengganti
15. Pasang dan kencangkan baut pengikat
16. Lepas trafo pengganti dari crane / gin pole
17. Pasang jumperan / kabel single core pada sisi bushing primer dan
sekunder trafo pengganti

Gambar 3.7 Pemasangan kabel single core pada sisi primer trafo
18. Mengecek urutan phasa
19. Mengecek posisi tap changer trafo pengganti

30
20. Melepas NH Fuse di rak TR
21. Lapor kembali ke Operator Pengatur Jaringan Distribusi bahwa
pekerjaan telah selesai dilaksanakan
22. Memasukkan kembali FCO / PB transformator
23. Memastikan urutan phasa dan tegangan sudah sesuai dengan phasa
sequence
24. Pasang kembali NH Fuse di Rak TR menggunakan fuse puller
25. Setelah selesai pekerjaan pastikan tidak ada barang yang tertinggal di
dalam gardu dan mengunci gardu

3.3.2.2 Hasil Pelaksanaan Penggantian Transformator Distribusi


Gardu Pasang Dalam

Gambar 3.8 Name Plate Trafo Tua

31
Gambar 3.9 Name plate trafo baru
Setelah selesai dilakukannya pekerjaan pemeliharaan penggantian
transformator distribusi pada gardu pasang dalam dengan daya pengenal
630 KVA. Hasil yang didapatlan adalah sistem distribusi tenaga listrik
pada gardu SP34 kembali beroperasi dengan baik. Dengan beberapa
catatan penting sebagai berikut :
1. Mempersiapkan peralatan kerja dan APD yang lengkap untuk
menghindari kecelakaan kerja.
2. Lebih memperhatikan dalam mengecek urutan phasa dengan
menandainya agar tidak tertukar dan juga dalam penggunaan tap
changer agar mendapatkan tegangan operasi sekunder yang sesuai.
3. Pengecekan packing dan bushing transformator apakah sudah
terpasang dengan baik dan benar.

32
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah menjalani Praktik Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) UP3


Kebon Jeruk tepatnya dibagian Pemeliharaan Jaringan Distribusi, didapat
beberapa kesimpulan yaitu:

1. Pemeliharaan gardu distribusi dengan melakukan pekerjaan penggantian


transformator berperan penting dalam terwujudnya keandalan jaringan
distribusi listrik.
2. Melakukan inspeksi gardu secara berkala untuk mengetahui kondisi
komponen di dalam gardu terutama transformator agar menghindari
kerusakan pada komponen.
3. Pengecekan dalam penggantian transformator yang perlu diperhatikan
seperti kedudukan bushing dan tap changer setelah selesai pekerjaan agar
tidak terjadinya kebocoran minyak pada trafo dan mendapatkan tegangan
operasi sekunder yang sesuai.
4.2 Saran
Setelah melakukan praktik kerja lapangan selama di PT. PLN
(Persero) UP3 Kebon Jeruk, penulis ingin memberikan beberapa
saran/masukan, yaitu :
1. Kepada para pekerja pelaksana pemeliharaan lebih memperhatikan K3 dan
peralatan kerja yang lebih dilengkapi agar bekerja dalam keadaan aman
dan mengurangi resiko kecelakaan kerja.
2. Pihak perusahaan memberikan tanda pengenal dan absensi bagi mahasiswa
yang melaksanakan PKL agar mahasiswa lebih disiplin serta untuk bukti
keterangan magang di perusahaan tersebut.
3. Pihak kampus sebaiknya memberikan sosialisasi bimbingan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat memahami bagaimana sistem
dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

33
34

Anda mungkin juga menyukai