Anda di halaman 1dari 35

PERANCANGAN TRANSFORMATOR

A. Bentuk Transformator dan nilai Nominal

1. Bentuk Transformator
Menurut VDE* bentuk transformator dibagi dalam 3
jenis :
1. Transformator tenaga
2. Ototransformator
3. Transformator Pembantu

* Verlag Deutsche Elektro


Lanjutan
Menurut cara pengaturan:
1. Transformator tanpa pengaturan
2. Transformator dengan pengaturan
3. Transformator kumparan tetap
4. Transformator kumparan tidak tetap
1. Transformator putar
2. Transformator geser
Lanjutan
Menurut pemakaianya :
1. Transformator utama
2. Transformator penghubung
3. Transformator distribusi
4. Transformator industri
Normalisasi bentuk Transformator Tiga Fasa,
Frekuensi 50 Hz, menurut Hutte
DIN INDUKSI DAYA kVA PENDINGINAN TEGANGAN HUBUNG
SINGKAT (%)

42502 Induksi Normal 30 – 500 Sendiri Lk. 4


42503 Induksi rendah 30 – 400 Sendiri Lk. 4
42504 Induksi Normal 2000-10000 Sendiri 6 – 10
42508 Induksi Normal 12500 – 40000 Sendiri, buatan 8 – 11
42510 Induksi Normal 250 – 1600 Sendiri Lk. 6
42514 Trafo Pengatur Daya Penerus Sendiri -
Trafo Pembantu 4000-63000 Sendiri -
42515 Trafo Daya dan 99 kV± 16 % s/d Buatan -
Pengaturan 120 kV± 16 %
42524 Trafo Kering 10 200 Sendiri Lk. 4
315 – 800 Buatan Lk. 5
42525 Trafo untuk 20 – 80 Sendiri -
Tungku 100 – 160 Buatan -
42528 Trafo Penyearah 415, 318 Sendiri Lk. 6

DIN=Deutsche Industrie Normen


Nilai Nominal Daya, Tegangan dan Frekuensi

Normalisasi daya nominal pada frekunsi 50 Hz dalam


kVA menurut VDE :
- Transformator 3 fasa : 5, 10, 20, 30, 50, 75, 100, 125,
160, 200, 250, 325, 400, 500, 630, 800, 1.000, 1250,
1600, 2.000, 2.500, 3.150, 4.000, 5.000, 6.300, 8.000,
10.000, dst

- Transformator 1 fasa : 1, 2, 3, 5, 7, 13, 20, 35, 50, 70


kVA
B. Kerugian, Beban Material dan Ukuran
1. Kerugian didalam Transformator terdiri atas : rugi besi
Pb dan rugi tembaga Pt, rendemen pada beban nominal
sebesar:
P
On  100%
P  Pt  Pb

Pada beban pP besar rugi besi tetap sedang rugi tembaga


sebesar p2Pt, maka rendemen pada beban pP menjadi :

pP
On  100%
P  p Pt  Pb
2
Untuk mendapatkan rendemen maksimum dN/dp = 0

pP P
On   N  P  pPt  Pb / P
P  pPt  Pb / p N dengan

atau
dN
 Pt  Pb / p 2  0
dp

Sehingga
p  Pb / Pt
Lanjutan
Transformator jarang digunakan pada beban penuh secara
kontinu, umumnya berlaku p ‡ 1, bila p = ½ maka nilai
Pb/Pt = ¼ dan rendemen akan maksimal.
Didefinisikan :
Pt
kv  1 2 
p Pb
Dalam praktek nilai p diambil rata-rata satu tahun, bila
p=2/3 maka kv = 9/4 = 2,25
Lanjutan
Transformator terdiri atas besi dan tembaga, tembaga
dibebani arus listrik sedang inti besi dibebani induksi.
Tabel pembebanan besi dan tembaga, untuk
beberapa daya nominal transformator.
Daya nominal kVA Rapat Arus s = A/mm2 Induksi B (50 Hz)
Wb/m2
30 2.3 1.15
40 2.4 1.20
50 2.5 1.20
75 2.6 1.20
100 2.7 1.25
300 2.8 1.30
1.000 2.9 1.35
> 1.000 3.0 1.40
Lanjutan
Kerugian besi karena histerisis berbanding lurus dengan
frekuensi f, sedang rugi besi disebabkan arus pusar
berbanding lurus dengan f2
Rugi besi karena histerisis Pbh ~ f
Rugi besi karena arus pusar Pbu ~ f2,
perbandingan Pbh : Pbu = 4 : 1 ==>f=50 Hz, atau
2
4f   f 
Pbh : Pbu   : 
 50   50 
Lanjutan
Menentukan nilai kerapatan fluk magnit (B) pada frekuensi
lain, jika Pb merupakan rugi besi pada frekuensi 50 Hz dan
Pb’ pada frekuensi f Hz lain, 

50 Hz : Pb = Pbh + Pbu = 4 Pbu + Pbu = 5 Pbu : induksi B 50


2
4f   f 
Pada f Hz : P'b  P'bh  P'bu       P'bu : induksi

B f
 50   50 
Diatur agar Pb = Pb’,

atau    f f2  2 Bf 4 1
 
5 B 50    4  2  B   
   50 50 
2
f  f 
B50 4  
50  50 
Lanjutan
Contoh,
f= 60 Hz dan f=162/3 Hz, maka

B60 4 1 4 1

   0,895
60  60 
2
4,8  1,44
B50 4  
50  50 
dan


B162 / 3 4 1 4 1

   1,86
B50 162 / 3  162 / 3 
2
1,33  0,111
4   
50  50 
2. Penampang Total Tembaga dan Besi
Menentukan besar penampang total tembaga dan besi
perfasa sebuah transformator, dengan menganggap
bahwa Ps = daya semu nominal, Uf = tegangan fasa,
If=arus fasa, Ef =gaya gerak listrik dan m=jumlah fasa.


Ps  m.U f .I f  m.E f .I f  m.4. f v . f w .. I f
atau
Ps  2.m. f v  B Sb 2 wI f 
 
 

fv 
2 2
Bila bekerja pada nilai primer berlaku w1 = w2 dapat
dijabarkan w1 I1 ≈ w2 I2 maka w1 I1 + w2 I2 ≈ 2 w1 I1 ≈
2 w2 I2 dan ∫Sn ds = s St maka :
   Ps
Ps  2mfu f  BS b sS t  atau St Sb  
  2.m. f u . f B s
dengan :
St = penampang total tembaga
Sb = penampang total besi
Ps = daya semu nominal
M = jumlah fasa
fv = 1,1
f = frekuensi

B = induksi maksimum
s = padat arus
Perbandingan kerugian didefinisikan Kv = Pt/Pb
Kerugian tembaga Pt adalah

Pt  ml k w
2
R
2wI k 
2
kw
2wlk
 ms St k w
2 l1
2
4w Sk k
k
dimana : 2w
Kw = faktor arus bolak balik
t = panjang lilitan
K = daya hantar spesifik tembaga
Rugi besi Pb adalah 
2 
B
Pb  mPbf  mvb mb  mvb B 2 l b Sb b
Dimana : l
Vb = angka rugi besi pada induksi 1 Wb/m2 dan
berat besi 1 kg
mb = berat besi
yb = berat jenis besi
atau 2
   
Pt  s  t 1   St
kv   kw     
Pb   
   b  k b vb  Sb 

B
atau 2
 

St k .k v .vb . b B
 
Sb k w .k1  s 

 
atau 
k .kv .vb . b Ps B
S 
t
2

k w .k1 2.m. f v . f .s 3 s 3
dan
k w .k1 s
S 2

k .kv .vb . b B

b

dimana ;
St = penampang total tembaga
Sb = penampang total besi
Kw = faktor arus bolak balik
K1 = lt/lb = perbandingan panjang
K =daya hantar spesifik tembaga
Vb = angka rugi besi dan Ɣb = berat
jenis besi
3. Ukuran Kumparan dan
Rangkaian Magnet

Bila S merupakan penampang total tembaga maka


berdasar gambar 2.1 dapat disusun persamaan
S  f (a  a )h atau a  a  S / f h …. ( 1 )
t tk 1 2 1 2 t tk

Dimana :
St = penampang total tembaga
ftk = faktor isi komparan tembaga
h = tinggi kumparan
a1 + a2 = tebal kumparan 1 dan 2
Ukuran kumparan

d s a2 s a1

Tabel faktor isi kawat bulat tembaga


Diameter Ftk Diameter ftk
(mm) (mm)
0.9 0.54 1.4 0.59
1.0 0.55 1.6 0.60
1.1 0.56 1.8 0.61
1.2 0.57 2.0 0.62
1.3 0.58 >2.0 0.63
Lanjutan
  a1  a2 
Bila reluktansi x  L  2 . f .0 .w    k
Dimana   3 
 = seperdua (panjang lilitan kumparan 1 + 2

 d  2  2a2  2'  a1   d  2  a2 
2

 2d  4  3a2  2'  a1 
2
Sehingga:
3a2  a1
   ( d  2   
'
)
2
Lanjutan
Karena 3a2  a1 a2  a1 a2  a1
 a2   a2  a1 ( a1 )
2 2 2
Maka dapat ditulis

lratarata  lr  (d  2    a1  a2 )
'

Sehingga
2k
x  2 . f .0 . . (d  2  '  a1  a2 )( a1  a2  3' )
2 2

3h
atau
3.h.x
( d  2    a1  a2 )(3  a1  a2 ) 
' ' .....(2)
2  2 f 0 2 k
Lanjutan
Selanjutnya berlaku

U  4 f v . f .. B .S b
Sehingga U
 
4 f v . f . B .Sb

Tegangan hubung singkat transformator ± 3,5%,


angka-angka pengalaman komponen IR dan IX
seperti dalam tabel dibawah:
Lanjutan
Ps (kVA) IR% IX%
50 3.40 2.54
100 2.55 2.84
200 1.70 3.06
300 1.55 3.14
500 1.35 3.24
1000 1.15 3.30

 2
Untuk inti besi berlaku : Sb  f b d atau
Sb
4
d 2 ........(3) fb = faktor besi dengan
f b
catatan bahwa :
Lanjutan
1. Bentuk penampang tidak sepenuhnya bulat
lihat gambar
2. Diantara lapisan-lapisan terdapat bahan isolasi

0,526D
0,85D

Angka-angka koreksi jumlah tingkat n konstruksi inti


Lanjutan
Angka-angka koreksi untuk inti dengan n tingkat
Jumlah
tingkat n a/D b/D c/D d/D e/D f/D fb Fb
(=0,86fb)

1 0.707 0.637 0.548


2 0.851 0.526 0.787 0.677
3 0.906 0.707 0424 0.851 0.732
4 0.933 0.795 0.607 0.359 0.886 0.762
5 0.950 0.846 0.707 0.539 0.414 0.908 0.782

Jumlah tingkat n, tergantung disaigner, dengan n=5 sudah


termasuk besar, dengan tiga persamaan (1), (2) dan (3)
dimana tiga besaran tidak diketahui (a1+a2), d dan h, melalui
eliminasi didapatkan :
Lanjutan
Sb St St 3hx
( 2  2   
'
)(3 
'
) 2
fb f tk h f tk h 2 f0  2 k

Sebuah persamaan untuk h pangkat tiga, pada gambar terlihat


skema jendela transformator untuk besaran (hb-h)

f
e
d

c
hb h
b
a

Bentuk inti transformator besar s a2 s a1 dv

Ukuran kumparan dan magnet


Lanjutan
Tabel : besaran (hb – h) dalam praktek

Daya Samar PS Tegangan V (hb – h) (cm)


(kV)
Ps < 500 3 1.5
10 2
20 4
500 ≤ Ps ≤ 1000 - 2
1000 ≤ Ps - 3
Contoh Perhitungan
Data-data pembuatan transformator :
Daya (Ps) = 20 kVA
Jumlah Fasa : Tiga Fasa
Tegangan V : 6000/220 Volt
ek = 3,5% (150C)
Pengusahaan : kontinu
Konstruksi : Pendinginan dengan minyak, sirkulasi
alam
Hubungan :Y–z–5
Lanjutan
Data dan angka-angka pengalaman:
data utama dan angka-angka pengalaman digunakan
sebagai langkah awal sbb :
S = 2,3 A/mm2
B= 1,15 Wb/m2,
kv = 2,15 sehingga p2 = 1/2,15 atau p=0,682
Ƞ = 96,7 % pada beban penuh dan cos φ = 1

Daya samar intern (Psi)


1
Psi   Ps
2
1,967
Psi   20  20,35kVA
1,934
Lanjutan
K(150C) = 57 mho.m/mm2,
atau k(700C) = 47 mho.m/mm2

Dipakai bahan pelat dengan campuran logam yang kuat:


tebal 0,35 mm
dengan √b=√10=1,3 w/kg .
Data lebih lanjut yang dipakai :

f kx = 0,50 Δ’ = 1,10x10-2 (silinder kertas tebal)


k1 = 0,90 dv = 1,50 x10-2 m
K = 0,90 faktor Rogowsky Δab= 6,00 x 10-3m
f1 = 0,732 (inti silang ganda) kw = 1,05
Δ = 1,10x10-2 (silinder pertinax) ex = 2,45%
Semula Δ diambil 10 mm setelah dilakukan perhitungan lk terlalu rendah
sehingga diambil 11 mm, demikian pula Δab semula 4 mm diubah
menjadi 6 mm.
Px 20.000
I1    1,93 A
V1 3 6.000 3

I1 3 1,93 3
ex  100  100  2,45
V1 6.0
sehingga
60x 2,45
X   44,1
1,93 3
3. Penjabaran
a. Penampang Besi dan Tembaga
Kerugian tembaga P1 :
P1  m( I12 R1  I 22 R2 )
 
 w   w  2 2w  
P1  m  I12 1 t 
 1  I 2 2t t
kw 

 k St1  w1t 3 
1
St 2 
k
 w1 2 w2 
Penampang total kedua kumparan
1 2 3
S t1  St dan St 2  St
1 2 3 1 2 3
Lanjutan
Rugi tembaga :
 
 w 2
 w1 2 4 w2t  t  

P1  m I12 1 t
 2 I1 kw
 k 1 S w2t 3 3 3 
 1 2 3
t k St 
 1 2 3 
 
2 2  1k w
 1 2 3 
 mw1 I1   
St k  1 1 
 1  2 3 1  2 3 
2 2  1k w
 m(1  2 3 ) w1 I1 (1  2 / 3 )
St k
Lanjutan
1
P1  m(1  2 3 ) w12 I12 k w )
St k
1 1
P1  mS k w
1
2
 mS1 k w
2

St k k
Rugi besi    2

B 
Pb  m.Pbf  mvb   mb  mvb B  b S b . b
S
 
2
  
 1  1
Pt B  
St
kv   kw     v k S
Pb S  b  b b b
 
2
  
St k v k b vb kkv b vb bb  B 
  
S 
2
Sb   


k w kt
 
 B 
kw    
 1

 S   b  
 

Anda mungkin juga menyukai