• Bahan2 yg dipadatkan adalah bahan2 yg keberadaannya antara cair dan padat atau dapat berubah-ubah; padat → cair → padat lagi → cair → dan padat lagi.
• Bahan penyekat yg dipadatkan mula2 cair kemudian dijadikan padat.
Bahan-bahan ini sangat luas dipakai sbg bahan pelapis, pengisi celah2 dan pori2 serta sbg perekat bahan penyekat padat.
• Bahan2 ini tidak berdiri sendiri, tetapi campuran dari beberapa macam unsur. Pencampurannya secara lengkap tidak mudah dapat diketahui umum karena hal ini menjadi rahasia industri.
• Bahan2 yang dipadatkan dan banyak digunakan ialah : lilin, parafin,
pernis, aspal, damar dan kompos. 1) LILIN dan PARAFIN
• Susunan hablurnya (kristalnya) dapat leleh. Lilin merupakan unsur
organis yang kompleks cepat mencair jika kena panas dan segera membeku apabila didinginkan atau dingin karena udara. • Lilin sifatnya lunak dan tidak berat. Ada 2 macam lilin yg dikenal menurut asalnya : 1 : lilin alam yg berasal dari binatang lebah; 2 : hasil sampingan dari proses pemurnian minyak bumi. Dinamakan parafin dan ceresin. • Parafin ada beberapa jenis yg kuning dgn titik leleh ± 40˚C dan yg putih lebih tinggi sedikit ± 50˚C. Sifat lilin dan parafin ialah tidak menyerap air dan dapat larut dalam minyak tanah, bensin dan zat2 hidrokarbon lainnya. Karena mempunyai sifat tidak menyerap air dan hasilnya berlimpah, maka diambil manfaatnya untuk dijadikan salah satu bahan yg berguna, misalnya sbg bahan penyekat listrik walaupun titik lelehnya relatif rendah. • Jadi lilin dan parafin sbg penyekat pada peralatan yg tdk terdapat panas yg tinggi misalnya pada listrik arus lemah (elektronika). Banyak peralatan arus lemah yg disekat dgn lilin, dan parafin dgn maksud utama dapat menolak air sehingga air tidak dapat masuk (baik air langsung ataupun air yg berasal dari kelembapan udara). Seperti yg telah kita ketahui bahwa air merupakan salah satu penyebab kerusakan alat2 listrik. • Kondensator dan bagian lain dalam bidang arus lemah banyak yg disekat dgn lilin. Ceresin ialah hasil pemurnian lilin tambang (ozokerit) berwarna coklat tua yg kemudian menjadi warna muda. Baik parafin maupun ceresin merupakan penyekat yg baik dan tidak menyerap air. Ceresin mempunyai titik leleh tinggi daripada parafin, juga lebih kenyal (elastis) dan lengket. Titik leleh ceresin berkisar antara 60˚C sampai dgn 80˚C. Penyusutan waktu beku lebih kecil daripada parafin. • Akhir2 ini ceresin dan parafin sintetis banyak yg dipergunakan dalam industri. Kedua-duanya sbg hasil sampingan produksi minyak bumi, walau titik cairnya lebih tinggi (130˚C) tetapi sifat listriknya sama. 2) DAMAR
• Damar atau gondorukem atau arpus termasuk zat organis yg tidak
berbentuk (amorphous) seperti gelas. Kalau dipanasi damar yg padat dapat menjadi lunak dan mencair. Damar tidak mempunyai titik leleh tertentu, umumnya akan menjadi lunak pada temperatur panas yg tidak terlalu tinggi. • Kebanyakan damar yang dipakai dalam bidang listrik, tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organis yg khusus dibuat untuk setiap macam damar. Jika dipakai sbg bahan sekat yg dipadatkan damar dicairkan dgn pemanasan atau dilarutkan. Dalam hal ini dipakai pelarut yg dapat menguap. Damar terbagi 2 sesuai dgn asalnya, yaitu : 1. Damar alam; 2. Damar sintetis. • Damar alam ialah : 1. Sirlak, dihasilkan dari kotoran kutu2 pohon; 2. Damar dan getah pohon damar; 3. Kopal atau damar tambang (fosil). • Damar sintetis ialah : 1. Damar nitroselulosa (piroksilin); 2. Damar fenol. • Ada dua macam sifat damar yaitu : termoplastik dan termoset. Hal ini penting sekali untuk diketahui perbedaan antara keduanya. Sifat damar termoplastik tidak ada perubahan yg berarti. Jika dipanasi mencair dan kemudian didinginkan menjadi padat kembali. Berulang-ulang dapat dicairkan dan dilarutkan dalam bermacam- macam pelarut. • Tetapi damar termoset mengalami banyak perubahan jika kena panas yg cukup tinggi dalam waktu yang cukup lama. Ia dikatakan menjadi matang dan tidak dapat dicairkan dan dilarutkan lagi. • Perbedaan ini disebabkan perbedaan susunan zat kimianya. Damar termoset digunakan apabila penyekat tidak untuk yg terkena temperatur yg tinggi, tanpa leleh atau kehilangan wujud dan kekuatan mekanisnya. • Damar termoplastik lebih kenyal, lebih kuat dari pada damar termoset, kecuali itu ia tidak kehilangan kekenyalan sebanyak yang dialami oleh damar termoset. • Sekarang bahan2 sintetis memegang peranan dalam bidang penyekat sbg cabang industri. Damar ini menjadi bahan dasar untuk pembuatan penyekat antara lain : fernis, kompon, plastik, fiber dan film. 3) BITUMIN
• Bitumin ada 2 jenis, yaitu :
1. Ampas (sisa) dari proses penghilangan minyak bumi untuk menjadi bensol, bensin, solar, minyak tanah, oli, lilin, dsb. 2. Hasil alam atau pertambangan yang dikenal dgn aspal. Di Indonesia aspal alam cukup banyak, ditambang di P.Buton di Sulawesi. • Bitumin mengandung unsur2 yg kompleks seperti halnya damar terutama mengandung zat2 hidrokarbon. Warnanya hitam dan rapuh sekalli. Jika panas mudah meleleh, dapat larut dalam hidrokarbon yg berbau daripada dalam gasolin. Bitumin sama sekali tidak larut dalam air dan alkohol. Daya resap air sangat kecil. • Bitumin jika dipakai dalam mesin listrik sbg kompon atau pemadat sangat berbahaya karena akan lunak terkena panas dan oleh daya putar rotor akan menyemprot ke luar. Bitumin pada temperatur antara 30˚C sampai 140˚C sudah menjadi lunak. 4) BAHAN2 PELARUT
• Sbg pelarut bahan penyekat biasanya merupakan zat
organis yg mudah melarutkan bitumin, pada suhu biasa berbentuk cair selanjutnya dapat habis menguap oleh pemanasan. Jenis bahan pelarut seperti ini banyak digunakan untuk pembuatan bahan penyekat dari damar, pernis, plastik dan bitumin. • Macam2 bahan pelarut yg sering dijumpai. Bahan2 hidrokarbon : 1.Gasolin, titik didih = 50˚C, titik nyala = -30˚C. 2.Spiritus putih, titik didih = 140˚C, titik didih nyala = 26˚C. 3.Kerosin (minyak tanah), titik didih = 150˚C, titik nyala = 28˚C. • Bahan hidrokarbon yg berbau : 1. Bensin, titik didih = 30˚C, titik nyala = 15˚C • Alkohol : 1. Metanol (metil alkohol), titik didih = 64˚C, titik nyala = 6˚C 2. Etanol (etil alkohol), titik didih = 80˚C, titik nyala = 6˚C. • Lain2 : 1. Aceton, titik didih = 56˚C, titik nyala = -17˚C. 2. Minyak terpentin, titik didih = 160˚C, titik nyala = 35˚C. CATATAN • Hendaknya diingat bahwa pelarut jenis apapun, apalagi yg mudah menguap adalah zat2 beracun, yg mengganggu kesehatan dan kadang2 mematikan. Bahan metanol (metil alkohol) juga berbahaya, lebih2 jika pemakaiannya dalam ruangan tertutup. Bahan tsb dapat membutakan dan mematikan. • Oleh sebab itu sblm menggunakan bahan pelarut, bacalah baik2 keterangan atau petunjuk (MSDS) yg diberikan oleh pabrik pembuatnya. • Umumnya keterangan dan petunjuk tsb ditulis dalam etiket yg tertempel pada tempat (tabung, botol, kaleng, atau jerigen) bahan tsb. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan digunakan alat penyemprot, pakailah alat penyaring untuk pernapasan (hidung ditutup kain atau kasa) pakai juga kacamata pengaman dan topi. • Ventilasi ruangan harus baik, tetap dijamin adanya udara segar untuk bahan2 yg mudah terbakar perlu diperhatikan waktu penerimaannya apakah tempat, dll sudah aman. Demikian pula untuk pengangkutan, penyimpanan, dan pemakaiannya harus selalu diawasi dan dijaga demi keselamatan dan kesehatan. Jgn sekali-kali lalai atau meremehkan. Utamakan tindakan pencegahan sebelum terjadi sesuatu yg tidak kita inginkan. 5) MINYAK PENGIRING • Minyak pengiring termasuk bahan cair, asalnya dari tumbuh- tumbuhan. Jika terkena panas udara atau sinar akan membeku dan tersisa lapisan tipis yg keras mengkilat daya sekat listriknya tinggi. • Bahan2 tsb adalah : 1.Minyak biji lena (linseed oil) • Minyak biji lena berwarna kuning keemasan berasal dari tumbuh2an berserat, lena namanya (seratnya untuk bahan kain lena). Biji lena dipres dan keluarlah minyaknya. • Minyak biji lena terdapat dalam keadaan murni dan tidak murni. Proses pemurniannya dgn cara memisahkan bahan protein dan lain2 unsur peserta. Stlh disimpan beberapa lama akan timbul berupa endapan cair dalam suhu kamar, beku pada suhu -16˚C, sedangkan titik nyalanya diatas 240˚C. Jika dimasak dgn bahan pengering menjadi minyak pengering yg banyak digunakan untuk pembuatan pernis dan cat. 2. Minyak tung (tung oil) • Minyak tung adalah minyak yg berasal dari tumbuh- tumbuhan dari biji tung, beku pada suhu -5˚C. Sifat minyak tung serupa dgn minyak biji lena, hanya lebih cepat kering. • Sifat2 minyak tung yg lebih baik dari minyak biji lena ialah pengeringan dapat merata walaupun sedikit tebal. Tidak demikian halnya dgn biji lena yg mengering dari permukaan tanah, sehingga jika sedikit tebal mungkin bagian bawah tidak kering. Lapisan minyak tung yg telah kering lebih kuat daya penolakan air daripada minyak biji lena. Dgn menambahkan katalisator ke dalam minyak tung, pengeringannya dapat dipercepat sampai 35x lebih cepat. Lapisan tipis yg kering disebut film, sifatnya elastis, keras, mengkilat, tidak larut dalam hidrokarbon yg berat seperti minyak transformator. Akan tetapi, film minyak tung ini kurang tahan terhadap hidrokarbon yg berbau seperti bensin. 6) PERNIS • Pernis dibuat antara lain dari bahan damar dan bitumin yg dilarutkan dalam minyak pengering, dgn demikian pernis merupakan bahan penyekat cair yg mudah untuk dikeringkan. • Jika dimisalkan kawat hantaran dilapisi dgn pernis, pelarut akan menguap dan tersisa lapisan tipis (film) pernis yg melekat. Hantaran telah disekat dgn bahan penyekat yg tinggi daya sekatnya dan tidak menyerap air karena lekat sekali. Dalam pemakaian pernis sbg bahan penyekat listrik ada 3 macam pekerjaan pokok, yaitu : 1. Melapis; 2. Memadatkan; 3. Merekatkan. 1. Melapisi • Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melindungi bahan yg dilapis, karena ini merupakan pekerjaan akhir maka tidak hanya sekedar melindungi tetapi harus sempurna. Hasil akhir ini harus kuat, halus, dan licin (mengkilat) pada permukaan bendanya. Kadang2 pekerjaan melapis ini sekaligus juga sbg proses pengisian. Ini terjadi apabila benda yg hendak dilapisi tsb masih berlubang-lubang. • Untuk lebih memperkuat disertai lapisan email pada kawat. • Ada beberapa macam tujuan pada proses pelapisan ini dan itu tergantung menurut selera pembuatanya, yaitu bertujuan membuat hasil produk pelapisan tsb menjadi lebih sempurna baik secara mekanis maupun secara kelistrikan dan bentuk serta warna penampilan yg lebih indah dan menarik 2. MEMADATKAN • Pernis digunakan selain pelapis sekaligus bahan pemadat jadi pernis harus dapat mengisi lubang2 (pori2) yg ada supaya menjadi benda padat. • Karena sifat pernis menolak air maka benda yg dipernis tidak mudah dimasuki air. Selain itu, penis digunakan juga untuk memadatkan bahan berserat. • Stlh pemadatan lubang2 pori2 tdk lagi berisi udara melainkan terisi oleh pernis yg telah memadat. Lebih2 pernis ini merupakan suatu bahan penyekat listrik, sehingga baik sifat listrik maupun kekuatan mekanisnya bertambah. • Sesudah pemadatan, penyekat berserat secara organis tdk mudah beroksidasi dalam udara, maka tahanan thdp panas menjadi lebih tinggi sehingga penyekat listrik tidak kemasukan lembap dari sekelilingnya. 3. MEREKATKAN • Penggunaan pernis untuk merekatkan bahan penyekat padat seperti mika direkatkan menjadi satu dgn logam. Pernis ini harus betul2 lengket dan memenuhi sifat2 yg diperlukan penyekat. • Kadang2 oleh pabrik pembuatannya bahan yg dipergunakan berfungsi sbg pelapis maupun pemadat, karena mempunyai sifat2 yg hampir sama. • Pertinak dan textolite misalnya dapat digunakan untuk pemadat dan penyekat sekaligus. • Cara pengeringan pernis ada 2 macam : 1.Pengeringan dingin dgn suhu kamar 20˚C sampai dgn 30˚C. 2.Dipanggang dgn mesin pengering bersuhu tinggi menggunakan pemanas listrik, lampu sorot, ataupun yg menggunakan pemanas infra merah. • Jenis2 pernis yg banyak digunakan adalah 1.Pernis minyak; 2.Pernis hitam; 3.Lak selulosa; 4.Pernis bakelit; 5.Pernis gliptal; 1. PERNIS MINYAK • Bahan pokok untuk pernis ini adalah minyak pengeringnya pernis minyak yg terkenal bermutu tinggi adalah linseed oil dan tung oil. • Kedua jenis minyak pernis ini mengandung bahan pengering. Bahan yg mempercepat proses pengeringan hidrokarbon banyak dipakai sbg pelarut pernis, yaitu : bensin, minyak tanah dan spiritus putih. • Ke dalam pernis ini dicampurkan bermacam-macam damar alam atau damar buatan, digunakan untuk membuat mengikalat dan lebih kuat. • Pengerjaan pernis ditentukan oleh banyaknya bahan pengering yg digunakan. Jika banyak bahan pengering yg digunakan, pernis dapat cepat kering. Tetapi kebanyakan bahan pengering akan membuat cepat aus atau rusaknya pernis pelapis. Maka untuk mendapatkan pernis penyekat bermutu tinggi, menggunakan bahan pengering yg cukup sedikit tetapi pengeringan dilakukan dalam pengering dgn panas yg tinggi. Minyak pernis yg jernih (clear oil varnishes) terdiri dari spiritus putih campur bensin. 2. PERNIS HITAM • Bahan dasar yg dipakai untuk pembuatan pernis hitam ialah bitumin. Jenis pernis ini lebih murah dari pernis minyak. Hasil lapisannya cukup kuat terhadap air dan sifat2 kelistrikannya lebih baik. Tetapi tidak kenyal sprti pernis minyak dan peka terhadap bahan pelarut (mudah larut) terutama hidrokarbon dan juga tidak tahan panas. Apabila terkena panas ia akan mudah mencair. Oleh sebab itu tidak dapat dipergunakan untuk penyekat yg mengalami panas tinggi. Cara pengeringannya pun cukup pengeringan oleh udara biasa. Umumnya dipakai untuk mempernis benda2 supaya tidak berkarat. 3. LAK SELULOSA • Selulosa dilarutkan dalam pelarut yg cepat menguap. Lapisan itu adalah termoplastik. Lak nitro selulosa atau notdrop setelah kering lapisan menjadi kuat, mengkilat tahan cuaca, lembab dan minyak. Tetapi tidak begitu rekat dgn logam, maka logam tidak dilapisi dgn bahan ini. Nitrodop khusus digunakan untuk memadatkan (memampatkan) katun pada kawat daripada kawat dibungkus karet yg dapat rusak karena bensin, dsb. 4. PERNIS BAKELIT • Pernis bakelit ialah larutan damar resol dalam alkohol. Pengeringan dgn dipanaskan. Ini merupakan bahan pemadat, perekat dan termasuk pernis termoset. Mekanis kuat tapi kurang elastis dan lebih cepat aus. 5. PERNIS GLIPTAL • Pernis ini terdiri dari damar gliptal dan minyak pengering. Jika dipanggang akan menahan aksi larutan seperti pernis termoset. Jadi tidak akan menjadi lunak ketika dipanasi. Bahkan untuk mendapatkan lapisan yang baik perlu pemanasan yg tinggi. Pernis gliptal dapat larut dalam aseton, hidrokarbon, dan campuran. Pernis ini banyak digunakan untuk melapis mesin listrik dan peralatannya yg menggunakan campuran yg berasal dari tumbuh-tumbuhan (minyak lenseed) dan minyak jarak. • Pernis ini tidak tahan air, tetapi baik sekali digunakan untuk memadatkan lilitan2 yg direndam dalam minyak transformator. Karena dapat melindungi lapisan penyekat bakelit yg dipadatkan dgn asbes merupakan pernis yg tahan terhadap asam dan uap klor sehingga permukaannya tidak lekas aus. 7) KOMPON PEMADAT-PENGISI • Komponen diutamakan untuk pekerjaan mengisi dan memadatkan peralatan listrik. Kompon dalam keadaan biasa sbg bahan padat. awalnya dipanaskan dahulu supaya cair,setelah dingin menjadi padat lagi dan tetap sbg bahan penyekat. Jadi tdk diperlukan campuran larutan yg menguap. Inilah perbedaan antara kompon dgn pernis. Perbedaan yg lain, kompon tdk untuk melapis dan tidak berbentuk tipis seperti film. Kesamaannya adalah sama2 dapat dipergunakan untuk menutup lubang pori2 sprti pernis. • Bahkan kompon lebih baik dibanding dgn pernis pada pekerjaan menutup pori2, yaitu kalau sudah dingin, lubang2 dan alur2 akan tertutup rapat dan rata, sedangkan apabila menggunakan pernis pori2 tsb tidak tertutup rata. Banyak diantara jenis kompon bersifat termoplastik. KOMPON BITUMIN • Kompon bitumin merupakan massa padat yg hitam dan berkilat pada permukaannya. Meleleh pada suhu 100˚C dan cair pada suhu 150˚C, titik nyala pada suhu 230˚C. • Kompon bitumin menjadi bahan termoplastik tetapi tidak sbg bahan penahan (penyekat) panas. Lilitan yg disekat dan dipadatkan dgn bahan kompon bitumin tdk boleh bekerja sampai melebihi suhu 120˚C. Untuk mendapatkan bahan kompon bitumin yg lebih tahan panas, campuran kompon ditambah dgn minyak pengering, sehingga menjadi bahan kompon keluarga termoset. KOMPON KWARSA • Jenis kompon ini adalah kompon bitumin yg diisi dgn bahan mineral yaitu pasir, misalnya : gunanya untuk memperlunak kenaikan suhu. Hal ini berguna untuk mengurangi kenaikan suhu pada peralatan listrik yg masih dapat naik dan sebaliknya akan berbahaya kalau pasir tsb dapat masuk ke dalam peralatannya. KOMPON KABEL • Ada kompon untuk pemadat kabel dan ada jenis kompon untuk pengisi kabel. Kompon pemadat kabel untuk memadatkan penyekat kertas pada kabel listrik. Kompon pengisi banyak dipakai untuk mengisi MOF (peti2 sambungan) dan percabangan. Ujung2 kabel juga diisi kompon untuk melindungi terhadap lembab dan mengurangi kekusutan tegangan (induksi) antara kabel fasa dan antara fasa dgn kotak2 percabangannya dan juga supaya kabel tdk bergerak (bergeser). • Ciri pokok kompon pengisi kabel sbb : a. Kompon minyak resin, berwarna serupa dgn kompon pemadat kabel, dan dipakai untuk kabel sampai bertegangan 35 kV. b. Kompon bitumin, berwarna hitam, dipakai untuk pengisi peti2 baja untuk kabel sampai tegangan 3 kV dan untuk mengisi MOF persambungan kabel bertegangan sampai 10 kV. PENYEKAT BENTUK CAIR • Cairan atau bahan bentuk cair ialah benda yg pada suhu biasa berbentuk cair. Yg dinamakan cairan banyak sekali jenis dan sifatnya. Umumnya persenyawaan bermacam-macam unsur. • Pemakaian cairan sbg penyekat tidaklah banyak jenisnya. Minyak tung dan biji lena sbg bahan pengering dalam pembuatan bahan penyekat yg dipadatkan. • Bahan cairan yg paling penting dan banyak dipergunakan sbg unsur penyekat ialah minyak transformator dan minyak kabel. MINYAK TRANSFORMATOR. • Minyak transformator adalah salah satu jenis minyak hasil proses pengolahan minyak bumi. Minyak transformator berfungsi sbg minyak pendingin. Dalam proses kerja (operasional) dari transformator penghubung tenaga, tahanan pengasut, terutama yg dipergunakan untuk jaringan tegangan tinggi akan mengalami kenaikan suhu disebabkan panas yg ditimbulkan oleh besi inti transformator karena arus gaya magnet atau kerugian histerisis. Lilitan-lilitannya juga mengalami kenaikan suhu sewaktu bekerja. Kenaikan suhu yg disebabkan oleh hal2 tsb diatas perlu dicegah atau dikurangi sebab jika kenaikan suhu sampai meningkat tinggi akan terjadi hal2 sbb : 1. Kalau suhu naik, maka besar tahanan naik pula yg berarti semakin besar kerugian tenaganya. 2. Karena terdiri dari bermacam-macam unsur logam, maka pemuaian tidak sama. Dalam hal ini dapat menyebabkam retaknya penyekat yg selanjutnya merugikan, baik mekanis maupun kelistrikannya. 3. Karena suhu yg terlampau tinggi dapat merubah susunan dan berntuk bahan (dari segi ilmu kimia maupun ilmu fisika). Dan masih banyak lagi kejadian yg mungkin timbul akibat kenaikan suhu tsb. Tgs minyak ini harus dapat menetralisir dgn mengalirkan panas tsb. Untuk dapat mengalir bersirkulasi menyerap dan membuang panas dari pesawat minyak harus betul2 cair. Minyak tdk boleh mengandung aspal, ter, dsb. • Inti dan belitan pada transformator atau seluruh kontak pada pemutus arus, seluruhnya dimasukkan ke dalam bak yg berisi minyak tsb. Karena minyak harus merupakan bahan penyekat, minyak tsb harus pula tdk mengandung logam, asam, alkali, air dan kotoran, karena bahan tsb dapat menyebabkan karat yg merusak bagian penghantar maupun bagian penyekatnya. • Untuk dipergunakan sbg elemen pendingin pada pesawat pemutus arus diperlukan syarat tambahan lagi, yaitu pada waktu dilakukan penyambungan atau pemutusan, bunga api yg timbul harus dapat diredam oleh minyak tsb. Pada peristiwa penyambungan itu tidak diizinkan terbentuknya arang, karena arang yg terbentuk dapat mengurangi mutu minyak yg bersangkutan . Lagi pula arang yg terjadi akan menempel pada kontak2 sehingga dapat mengganggu kerja penghubung tsb. • Minyak transformator harus memenuhi syarat2 sbb : 1. Minyak harus cair dan jenis tidak berwarna (transparan). 2. Bebas dari komponen2 lain terutama air, asam, alkali, aspal, ter, dan kotoran. 3. Untuk minyak baru, campuran air tidak lebih dari 0,005 %. 4. Untuk minyak baru tidak boleh mengandung asam 0,05 mg KOH/g. 5. Untuk minyak yg pernah dipakai mengandung asam 0,4 mg KOH/g. 6. Pengantar panas 0,0015 w/cm pada suhu 20°C atau penghantar panas tidak lebih dari 0,02 w/cm pada suhu 80°C. • Mengingat persyaratan mutu minyak transformator tsb sangat ketat, untuk itu kondisi minyak transformator itu harus dijaga betul caranya adalah : 1. Minyak harus selau tertutup rapat. 2. Jangan sampai terkontaminasi zat2 lain. 3. Pengontrolan yg teratur. 4. Tempat penyimpanan yg baik, wadah dan gudangnya. 5. Pengawasan dalam transformator. 6. Segera dibersihkan jika mulai kotor. 7. Tempat dan cara pembersihan yg baik dan bersih. 8. Mengganti ataupun menambah minyak2 tsb harus disaring dgn smpurna 9. Saringannya sendiri harus baik, tdk sobek atau rusak. Saringan harus bersih jangan sampai ada bagian2 kecil dari saringan terbawa kedalam minyak misalnya : potongan2 kecil filter serat2 dan kotoran2 lain. • Dengan sempurnanya kondisi minyak pendingin diharapkan proses pendinginan pada transformator dan peralatan listrik yg lainnya yg mempergunakan bahan penyekat minyak transformator dapat berjalan baik dan berdayaguna tinggi. MINYAK KABEL • Minyak kabel, juga merupakan salah satu pemurnian minyak bumi. Kebanyakan minyak berbeda dalam kepekatannya akan tetapi minyak kabel justru dibuat kental dan pekat. • Untuk menambah kepekatan minyak kabel itu ditambahkan ke dalam cairannya serbuk damar. Minyak kabel dipergunakan untuk mengisi celah2 penyekat kertas pada kabel tenaga, kabel tanah dan terutama kabel tenaga bertegangan tinggi. • Fungsi minyak kabel yg melapisi kertas penyekat kecuali untuk menguatkan baik daya sekat maupun mekanisnya. Bahan penyekat kertas juga berfungsi untuk menjaga atau menahan air supaya tidak dapat meresap dan sekaligus sbg dielektrikum. • Minyak yg dipergunakan sbg dielektrikum pada kondensator kertas keadaannya lebih padat lagi, mirip pada vaselin. Pada suhu antara 40°C - 60°C keadaan minyak kabel ini akan menjadi padat. PENYEKAT BENTUK GAS • Gas merupakan benda yg paling ringan diantara benda2. Gas tidak mempunyai bentuk dan volume yg tetap. Gas dapat mengisi segala ruangan dan mudah berubah-ubah sesuai dgn ruangan yg ada. a. UDARA • Susunan udara di bumi hampir 80% terdiri dari nitrogen (N2) dan kira2 20% oksigen (O2). Bermacam-macam gas dan uap hanya 1% saja. Gas2 yg lain itu adalah argon, helium, neon, kripton, xenon, dan karbon dioksida (CO2). • Dalam peralatan dan mesin listrik, disengaja atau tidak udara merupakan sebagian dari bahan penyekat yg telah ditentukan. Jarak antara satu kawat dgn kawat lainnya pada jaringan listrik, udara dipakai sbg penyekat. • Pada tegangan yg tidak terlalu tinggi udara dipakai sbg penyekat yg baik. Kebocoran melalui udara sangat kecil. Akan tetapi, bila tegangan diantara dua kawat penghantar yg berbeda sangat tinggi maka akan ada arus listrik yg melompat melalui udara. • Besar arus dan tegangan yg meloncat itu disebut tegangan tembus atau tegangan induksi (pancaran atau tegangan radiasi). • Apabila jarak antara dua kawat bertegangan tinggi tidak terlalu besar atau terlalu dekat, maka besar arus tegangan tembus yg akan memancar ada sebesar 3 kV/mm sampai 5 kV/mm. Akan tetapi apabila jarak antara dua kawat bertegangan tinggi tsb semakin jauh, besar tegangan tembusnya pun akan semakin kecil. Artinya besar tegangan tembus pada penyekat udara sebenarnya tidak sebanding dgn jarak antara kedua rentangan kawat penghantar itu. Untuk lebih amannya jarak antara kawat2 atau bagian2 yg telanjang (terbuka) pada rentangan saluran tegangan tinggi maupun jarak antara bagian tsb dgn tanah harus lebih besar daripada bagian atau kawat yg disekat dgn penyekat padat. b. NITROGEN • Gas nitrogen tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak dapat terbakar, tidak memelihara pembakaran, sangat sedikit larut dalam air, dan sukar bersenyawa dgn unsur2 lain. Dihasilkan dgn pendinginan dan pemampatan udara sehingga mencair. Kemudian dilakukan penyulingan pada udara cair tsb. • Penyulingan dilakukan untuk menguapkan gas nitrogen (titik didih nitrogen -196°C) sehingga tinggal oksigen cair berwarna biru muda. Karena udara terdiri dari nitrogen, dan udara adalah bahan penyekat, berarti pula nitrogen adalah bahan penyekat. Skrg ada dipergunakan kabel bawah tanah tegangan tinggi (250.000 volt). Kabel bertekanan yg diisi dgn bahan penyekat gas nitrogen dgn tekanan ± 2.5 – 3 kg/cm3. • Apabila terjadi keretan/kerusakan kabel jenis kabel bertekanan ini sbg akibat gempa, tanah longsor, dsb maka terjadilah kebocoran nitrogen pada tempat keretakan tsb sehingga tekanan nitrogen pada kabel menurun dgn demikian segera ketahuan adanya kerusakan kabel. c. HIDROGEN • Zat hidrogen hanya terdapat sedikit dalam lapisan udara bebas. Gas2 yg keluar dari gunung berapi juga mengandung hidrogen tetapi bercampur dgn zat2 lain. • Hidrogen sbg suatu persenyawaan dalam jumlah besar terdapat pada air dan hidrokarbon. Hidrogen diperdagangkan dalam botol2 baja dgn tekanan 150 atm. • Sifat2 hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa merupakan gas teringan. Hidrogen pada temperatur 0°C dan tekanan 76 cmHg satu liter hidrogen beratnya hanya 0,09 gram. Hidrogen merupakan bahan yg mudah terbakar akan tetapi tidak memelihara pembakaran. • Hidrogen merupakan bahan yg dipergunakan pada pesawat roket antariksa atau pesawat ulang alik ruang angkasa. Dgn udara hidrogen merupakan campuran yg mudah meletus maka perlu kehati-hatian yg luar biasa pada penggunaan gas hidrogen. Hidrogen terutama mudah bergabung dgn oksigen (O2) dan klor (Cl2). Nyala hidrogen tidak berwarna dan menimbulkan banyak panas. • Gas hidrogen dibuat dgn cara : 1. Elektrolisa air; 2. Mendinginkan gas air (Co + H2) sampai -191°C, pada saat CO mengembun tinggal H2 (hidrogen) nya saja. • Keuntungan menggunakan gas hidrogen di banding dng udara pada sistem pendingin turbo generator dan kondensor sinkron adalah: 1. Kerugian ventilasi berkurang sedangkan efisiensi mesin menjadi lebih maksimum. kepekatan hidrogen 8 sampai 10 kali lebih rendah dari udara. 2. Rata-rata pemindahan panas oleh hidrogen pada bagian2 yg panas 1,35 kali lebih banyak dan daya Hantar panas hidrogen 6,7 kali lebih besar sehingga dapat mengurangi 20% keaktifan bahan dan tembaga. 3. daya tahan penyekat meningkat dng tidak adanya oksidasi, debu dan lembab sangat berkurang, shg mengurangi pula jumlah pereode pemeliharaan dan perbaikan 4. Karena tdk adanya bahaya kebakaran jika terjadi kerusakan pada penyekat mika-mika tdk dibutuhan pengaman kebakaran ( karena hidrogen tidak memelihara / menimbulkan pembakaran ). 5. Kebisingan suara berkurang sekali. 6. Panas yg timbul semakin kecil. 7. Usaha pendinginan yg dibutuhkan semakin sedikit. • Kerugian penggunaan hidrogen adalah, bila terjadi ledakan, sebab gas hidrogen akan meledak bila bercampur dengan udara. Hal tsb dapat diatasi dengan cara menyekat dng sebaik-baiknya shg tidak terjadi kebocoran gas hidrogen. Teknik penyekatan kebocoran gas ini membutuhkan biaya yang mahal. Akibatnya hanya akan ekonomis apabila digunakan untuk mesin2 dng rpm 3000 dng daya 25 megawatt. d. Karbon dioksida Setiap pembakaran bahan2 yg mengandung karbon dng gas oksigen dalam jumlah yg berlebihan akan menyebabkan timbulnya gas yg mengandung karbon dioksida. Gas karbon dioksida ini adalah gas yang sangat beracun dan mematikan makluk hidup yang menghirupnya dalam jumlah yang besar. Karbon dioksida tidak dapat terbakar, bahkan mematikan nyala api dan dapat larut dalam air Dalam teknik listrik gas karbon dioksida digunakan dlm turbo generator sbg bahan penyekat antara udara dng gas hidrogen. • Jika suatu waktu sebuah turbo generator dng pendingin hidrogen akan diganti dng pendingin udara atau sebaliknya, sedangkan mesin harus tetap jalan, maka gas hidrogen yang akan diganti harus terbuang keluar seluruhnya. Demikian pula bila udara akan diganti dng gas hidrogen, udara harus bersih terbuang keluar dahulu. Sebab pencampuran antara udara dan hidrogen akan menyebabkan ledakan. Ledakan yang terjadi dalam suatu mesin sangat berbahaya. Hal tsb dpt diatasi dng memompakan gas karbon dioksida terlebih dahulu. 4. Pembagian kelas bahan-bahan penyekat. Pembagian kelas dari bahan2 penyekat menunjukkan kompetensi penggunaan bahan bahan penyekat tsb untuk suatu kebutuhan bagi suatu mesin atau alat2 tertentu, sebab penempatan sesuatu pada suatu tempat yang salah akan berakibat fatal. Pembagian kelas dari bahan bahan penyekat tsb adalah untuk suatu keperluan. Bahan bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas seperti berikut: • Kelas A maksimum temperatur s/d 150 °c • Kelas B maksimum temperatur s/d 130 °c • Kelas C maksimum temperatur s/d 180 °c keatas • Kelas E maksimum temperatur s/d 120 °c • Kelas F maksimum temperatur s/d 155 °c • Kelas H maksimum temperatur s/d 180 °c • Kelas A Tahan suhu maksimum s/d 150°c yang dapat digolongkan dalam kelas A adalah bahan bahan berserat yang telah dicelup kedalam pernis atau kompon yang terendam dalam cairan dielektrikum, misal penyekat fiber yang dipakai dalam transformator yang terendam dalam minyak. Bahan2 ini adalah katun kertas dan sutra yang telah dicelup termasuk kawat2 email yang dilapisi pernis damar oleo dan damar polyamde. • Kelas B Tahan s/d suhu maksimum 130°c yang dapat digolongkan dalam kelas B adalah bahan2 bukan organik: mika, gelas, fiber dan asbes dicelup atau direkat menjadi satu dng ernis atau kompon. Umumnya tahan panas dng bahan campuran minyak lena, minyak tung, bitumin, sirla dan bakelit.