Nama Kelompok:
Agus Gunawan
3332131172
Aldy Pratama
3332132298
Mustaghfiri Asror
3332130180
3332131379
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah berupa analisa perbandingan unjuk
kerja kabel yang terjadi pada saluran bawah laut antara kabel inti tunggal berisolasi XLPE
dengan kabel minyak (paper insulation in oil-filled cable) 3 inti 150 kV.
1.4 Batasan Masalah
Dalam makalah ini, masalah dibatasi hanya pada perhitungan kemampuan unjuk kerja
kabel yang terjadi pada saluran bawah laut antara kabel inti tunggal berisolasi XLPE dengan
kabel minyak (paper insulation in oil-filled cable) 3 inti 150 kV. Kami tidak membahas
struktur kimia isolasi XLPE dan kertas. Tidak membahas instalasi pemasangan kabel bawah
laut secara spesifik dan perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa sistem merupakan single
circuit.
BAB II
LANDASAN TEORI
Proteksi mekanis kabel laut yang akan digunakan untuk rencana rute kabel laut sesuai
dengan kondisi kedalaman laut, jenis seabed dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor :
PM 68 tahun 2011 tentang alur-pelayaran di laut, dibagi beberapa segmen seperti berikut
berikut :
1. Landing point pasang tertinggi (HWL)
Untuk melindungi kabel laut dari gangguan eksternal seperti aktifitas manusia, pada
daerah pantai kabel laut diproteksi menggunakan concrete duct dengan tinggi concrete
duct 1 1,5 m dan concrete duct dipendam pada kedalaman 1 m dari permukaan tanah,
konstruksi concrete duct seperti pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Konstruksi proteksi mekanis concrete duct (Sumber: KAK Studi
Hidrooseanografi Pembangunan Kabel Laut Jalur Transmisi 500 KV Jawa-Sumatra)
2. Pasang tertinggi (HWL) surut terendah (LLWL)
Di segmen ini kabel laut diproteksi dengan dipendam sedalam 4 m di bawah seabed
dengan metode plowing seperti gambar 1.2.
kabel tidak bergerak maka digunakan proteksi mekanis menggunakan concrete matrass
seperti gambar1.4.
jangkar kapal, gigitan ikan, gesekan sirip ikan, dan lain-lain. Oleh karena itu kabel laut harus
diproteksi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan seperti yang disebutkan di atas. Ada
beberapa cara yang telah dilakukan memproteksi ganggguan, di antaranya adalah :
1. Menimbun kabel laut di dasar laut, kedalaman penimbunan tergantung panjang mata
peralatan pancing atau mata jangkar, biasanya (20 - 150)cm.
2. Proteksi dengan rantai pelindung atau jaring pelindung yang diikat pada kabel.
Pemilihan jalur yang tepat atau dengan pemberian tanda yang menyolok pada jalur
lintasan kabel sangat membantu untuk menghindari kerusakan kabel oleh peralatan
pancing dan jangkar kapal.
Gambar 1.6 Pembangkit dan jaringan transmisi tenaga listrik Jawa- Sumatra
BAB III
DATA PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Gambar 1.7 Kabel laut merk BICC pada saluran bawah laut Jawa Madura.
Tabel 1. Spesifikasi kabel laut 3 inti merk BICC pada saluran bawah laut Jawa Madura.
tinggi. Perbedaannya hanya terletak pada lapisan perlindungan yang lebih banyak pada
saluran kabel bawah laut
b) Nominal
Jika keseluruhan admitansi shunt saluran dibagi dua sama besar dan ditempatkan
masing-masing pada ujung pengirim dan ujung penerima, rangkaian yang terbentuk
adalah nominal .
Resistansi DC pada suhu 62,50oC (suhu saat operasi maksimum) untuk kabel
4.2
4.3
Faktor Pendekatan
Besarnya konstanta efek pendekatan (kp) untuk berbagai jenis penghantar pada kabel
single core dan three core adalah 0,8 seperti yang ditunjukkan pada Lampiran. Sehingga
besarnya nilai faktor pendekatan (Yp) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
4.4
Single core
Three core
57,46
23,56
67,05
27,49
2.
6,33.10-7
1,072.10-5
3.
Faktor Pendekatan
1,21.10-9
1,71.10-7
4.
67,05
27,49