Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS DAMPAK BEBAN TAK SEIMBANG TERHADAP

RUGI DAYA DAN ENERGI PADA JARINGAN DISTRIBUSI


TEGANGAN MENENGAH 20 KV
PT. PLN (Persero) KEBUMEN

Oleh: Albani
NIM : 312108001
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Pembebanan listrik pada penyulang KBM 02 yang tidak seimbang menyebabkan


kerugian jaringan menjadi bertambah besar karena ada penjumlahan kerugian daya
yang melalui kawat netral. Tujuan dari penulisan ini adalah seberapa besar kerugian
yang diderita akibat pembebanan tak seimbang.
Metode analisa rugi daya dan enrgi mengunakan metode konvensional.Metode
ini digunakan untuk mengolah data pengukuran pada penyulang KBM 02. Adapun data
tersebut diantaranya data pembebanan penyulang, beban trafo satu fase dan jarak titik
satu dengan lainnya pada penyulang.
Hasil yang didapatkan dari analisa tersebut memberikan kesimpulan bahwa PT.
PLN (Persero) UPJ. Kebumen mengalami kerugian akibat pembebanan tak seimbang
sebesar 66960 KWH/ tahun atau Rp 62.112.096,-
Kata kunci : Pembebanan tak seimbang, rugi daya dan energi

I. LATAR BELAKANG mempertahankan mutu penyaluran


Jaringan distribusi berada pada berarti menekan kerugian jaringan agar
rangkaian terakhir dari sistem jaringan sistem beroperasi secara effisien.
listrik, peranannya adalah Pasokan energi listrik pada
mendistribusikan tenaga listrik kepada konsumen di wilayah UPJ. PT. PLN
konsumen. Dengan demikian, dapat (Persero) Kebumen dilayani/ dipasok
dipahami bahwa didalam jaringan dari Gardu Induk Pejengkolan. Sistem
distribusi terjadi titik pertemuan antara dua tenaga listrik di PT. PLN (Persero) UPJ.
kepentingan dari pihak konsumen dan Kebumen termasuk dalam sistem tenaga
pihak perusahaan listrik (PT. PLN). Pihak listrik interkoneksi Jawa Bali melalui
konsumen membutuhkan tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi. Dalam
dengan mutu penyaluran yang baik, penyaluran energi listrik ke konsumen
sedangkan pihak perusahaan listrik PT. PLN (Persero) UPJ. Kebumen
dihadapkan pada masalah kesanggupan mengalami susut daya yang cukup besar
melayani permintaan kebutuhan tersebut. karena faktor jarak penghantar ke beban
Bagi konsumen mutu penyaluran akan yang jauh dan faktor pembebanan listrik
memberikan kepuasan manusiawi atau yang tidak seimbang. Sehingga PT. PLN
jaminan teknik operasional, sedangkan (Persero) UPJ. Kebumen mengalami
bagi perusahaan listrik usaha untuk kerugian energi listrik yang tidak terjual

1
atau kerugian yang disebabkan Sistem tenaga listrik secara
pembebanan tak seimbang. keseluruhan merupakan suatu rangkaian
Tujuan dari penelitian ini adalah terpadu yang terdiri dari 3 komponen
untuk mengetahui sejauh mana rugi – rugi yaitu :
daya dan energi pada sistem distribusi PT. a. Pusat listrik/ pembangkit tenaga
PLN (Persero) UPJ. Kebumen, khusunya listrik seperti : PLTA, PLTU,
pada penyulang terpanjang dan beban PLTG, PLTGU, PLTN dan lain
terpadat. sebagainya yang berfungsi untuk
menyediakan tenaga listrik
II. DASAR TEORI kemudian disalurkan melalui
SISTEM DISTRIBUSI saluran transmisi setelah terlebih
Jaringan distribusi berada pada akhir dari dahulu dinaikkan tegangannya.
sistem tenaga listrik, perannya b. Saluran transmisi, berfungsi
mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu untuk menyalurkan daya listrik
Induk atau pembangkit tenaga (skala kecil) dari pusat pembangkit ke pusat
ke konsumen melalui Gardu Distribusi. beban atau gardu induk.
Kedudukan sistem distribusi tenaga c. Jaringan distribusi, yang
listrik dari keseluruhan sistem tenaga berfungsi mendistribusikan daya
listrik secara umum dapat dilihat pada listrik dari gardu induk ketiap-
gambar 2.1. Dari gambar tersebut terlihat tiap beban. Jaringan distribusi
bahwa kedudukan sistem distribusi dibagi lagi menjadi beberapa
merupakan bagian paling akhir dari bagian yang mempunyai
keseluruhan sistem tenaga listrik, yang komponen utama sistem
mempunyai fungsi mendistribusikan distribusi, yaitu :
langsung tenaga listrik ke beban atau ke c.1. Jaringan distribusi primer.
konsumen yang membutuhkan. Jaringan distribusi primer
Dalam pendistribusian tenaga menyalurkan daya dari gardu
listrik ke konsumen, tegangan yang induk ke gardu distribusi.
digunakan bervariasi tergantung dari jenis Jaringan distribusi primer pada
konsumen yang membutuhkan. Untuk umumnya mempunyai tegangan
konsumen industri biasanya digunakan 20 kV.
tegangan menengah 6 kV atau 20 kV, c.2. Jaringan distribusi sekunder.
sedangkan untuk konsumen perumahan Jaringan distribusi
digunakan tegangan rendah 220/380 Volt, sekunder atau jaringan tegangan
yang merupakan tegangan siap pakai rendah berfungsi menyalurkan
untuk peralatan-peralatan rumah tangga. daya dari gardu distribusi sampai
Dengan demikian maka sistem distribusi kepada para pemakai atau
tenaga listrik dapat diklasifikasikan konsumen. Jaringan distribusi
menjadi dua bagian sistem yaitu: sekunder pada umumnya
1. Sistem distribusi primer mempunyai tegangan 220 Volt,
2. Sistem distribusi sekunder. maka itu gambar 2.1
Pengklasifikasian sistem distribusi tenaga menunjukkan kedudukan sistem
listrik menjadi dua ini berdasarkan tingkat distribusi tenaga listrik dari
tegangan distribusinya. keseluruhan sistem tenaga listrik.

2
6.3/150k 150/70kV 70/20kV
V 150kV Jaringan
sub-
Sistem Jaringan transmisi
stasiun transmis
Pembangk i 20kV
it daerah Konsume Jaring Konsu
‘A’ 6.3/150k n an men
V Tegangan distrib Tegang
Sistem tinggi usi an
stasiun prime meneng
Pembangk r ah
it daerah Jaring
‘B’ 20kV/38
an
0V
distrib
usi
sekun
der Konsumen
Tegangan
Gambar 2.1. Kedudukan sistem distribusi tenaga listrik dari keseluruhan
rendah
sistem tenaga listrik.

3
Jaringan distribusi memegang Sedangkan pengertian beban tidak
peranan yang sangat penting dalam suatu seimbang adalah keadaan dimana salah satu
sistem penyedia daya baik ditinjau dari atau lebih syarat keadaan beban seimbang
segi teknis maupun segi ekonomi. Mutu tidak terpenuhi, ada tiga kemungkinan
suatu jaringan distribusi tergantung dari keadaan tidak seimbang, yaitu:
kestabilan tegangan, kontinuitas pelayanan a. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak
dan efisiensi. Secara singkat masalah membuat sudut 1200 satu sama lain.
sistem distribusi mencakup pada hal b. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi
desain, kontruksi, pengoperasian dan membuat sudut 1200 satu sama lain.
pemeliharaan sistem distribusi yang akan c. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak
memasok para pelanggan baik pada masa membuat sudut 1200 satu sama lain. R
kini maupun pada masa yang akan datang. R R
R
I
2.2. Pembebanan Jaringan Tak
seimbang 12 15 12
Pengertian keadaan seimbang 0o 0o
12
12 12 0o 120 150
90 0o 0o
adalah keadaan dimana ketiga vektor arus o 0o 12 T
o

90o
o

12 0o
sama besar dan saling membuat sudut 1200 S T 0o S
IT IS T
satu sama lain. S
IR (a) (b) (c)
R
Gambar 2.4. Tiga kemungkinan beban tidak
Z
seimbang
Z
I
ITS
Z Adapun penyebab keadaan beban tidak
ST seimbang antara lain :
N IN

Gambar 2.2. Hubungan bintang beban seimbang a. Beda fasa dari beban tiga fasa tidak sama.
R
b. Beban tiap fasa tidak sama atau tegangan
I tiap fasa tidak sama.
c. Arus ketiga fasanya sama tetapi terdapat
12
arus netral.
12
o
0 12
0o Besarnya arus netral secara vektor
0o dapat diperlihatkan pada gambar 2.5, dengan
IT IS
Gambar 2.3. Vektor arus menggunakan fasa R sebagai patokan yaitu
Besarnya arus pada konduktor IR pada sudut nol secara fasor. Pada gambar
ketiga fase nya sama tetapi berbeda fasa tersebut panjang sektor dari masing-masing
1200 satu sama lain, maka arus netralnya arus fasa adalah sama, maka setelah
sama dengan nol. dijumlahkan secara vektor didapat bahwa IN
sama dengan nol.
 
IS IS

12  12 
24 o IR 24 0o IR
 0
0o 0o    
    I N  I R  IT  I S  0
I N  I R  IT  I S 
0o0 0o

  
IT I R  IT

IT  
I R  IT

Gambar 2.5. Besar arus netral pada beban seimbang Gambar 2.6. Besar arus netral secara
kompleks pada beban tidak seimbang

Mengacu gambar 2.6, dengan I R 0 o  I R ( cos 0 o  j sin 0 o ) Ampere


membuat panjang skalar tidak sama (2.2)
setelah dijumlahkan secara vektor I S 120 o  I S ( cos (120 o )  j sin (120 o )) Ampere
didapat besarnya arus netral (IN) tidak
sama dengan nol yang dirumuskan (2.3)
seperti persamaan (2.1). I T 240 o  I T ( cos (240 o )  j sin (240 o )) Ampere
    (2.4)
I N  I R  I S  IT  0
(2.1) 2.3. Rugi Daya
Persamaan (2.1) dalam bentuk skalar Penyelesaian rugi daya pada
dihitung dengan acuan bahwa sudut fase jaringan distribusi dapat dihitung
tidak berubah yaitu pada sudut 0 o , berdasarkan hukum Kirchoff arus yang
120 o dan 240 o . Sehingga berdasarkan berbunyi ” Arus masuk sama dengan
persamaan vektor (2.4) nilai skalarnya jumlah arus keluar ”, maka dengan
adalah : kondisi jaringan distribusi yang ada
aplikasi hukum tersebut dalam suatu
rangkaian diberikan pada gambar 2.11.
VA
VB VC VD
A
IA B IB C lC D

l AB l BC l CD

I1 I2 I3
Gambar 2.7. Besar arus netral secara kompleks pada beban tidak seimbang
Berdasarkan gambar 2.7 dan hukum IC  I3 (2.5)
kirchoff arus didapatkan persamaan (2.5) I B  I2  I3 (2.6)
sampai (2.7). I A  I1  I 2  I 3 (2.7)
Berdasarkan persamaan (2.5) sampai
(2.7), maka dalam perhitungan rugi Penelitian ini bertujuan untuk
tegangan dan rugi daya pada sistem mengetahui sejauh mana tingkat rugi
jaringan distribusi tegangan menengah daya dan energi pada jaringan distribusi
dan masing – masing fase didapatkan di wilayah UPJ Kebumen. Untuk
persamaan arus seperti pada persamaan mempermudah analisa ataupun
(2.8) sampai (2.10). pembahasan, maka dilakukan langkah
I C  I 3  I R3  I S 3  IT 3 (2.8) pokok dalam analisa perhitungan
I B  I 2  I 3  ( I R 2  I S 2  I T 2 )  ( I R 3  I S 3  I T 3 ) maupun pembahasan. Adapun langkah
(2.9) tersebut antara lain:
I A  I 1  I 2  I 3  ( I R1  I S1  I T 1 )  ( I R 2  I S 2  I T 2a.)  Menentukan
( I R 3  I S 3  I T 3 ) obyek yang akan
diteliti.
(2.10)
Obyek yang dimaksud adalah
Rugi daya masing – masing fase pada
sebelum mengambil data yang
titik C (gambar 2.11) :
diinginkan terlebih dahulu
PLoss ( R )  I R2 3 . RCD x l (2.11) menentukan data apa yang harus
PLoss ( S )  I S23 . RCD x l diambil dan batasan permasalahan
(2.12) yang akan diambil.
PLoss (T )  I T 3 . RCD x l
2 b. Pengumpulan data.
Data yang diambil adalah data yang
(2.13)
mempunyai nilai sesungguhnya yang
PLoss ( N )  I N2 . R0 x l
didapat dari PT. PLN (Persero) UPJ.
(2.14) Kebumen.
Ploss Total  Ploss ( R )  Ploss ( S )  Ploss (T ) c. Mengelompokan data.
(2.15) Data - data yang dikelompokan
diantaranya data trafo terpasang dan
ukur beban serta penghantar. Adapun
III. METODOLOGI PENELITIAN detail data tersebut dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Data pengukuran beban dan tegangan trafo distribusi
Kapsitas Data Pengukuran Trafo Tegangan
Nomor
No Lokasi Daya Fase (Ampere) (Volt)
Tiang
(KVA)
X1 X2 X3 X0 Awal Ujung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Jl. A. Yani KBM 02-164 100 3 147 114 102 220 215
2 Jl. Pahlawan KBM 02-206-T006 100 3 107 173 133 220 210
3 Jl.Suprapto KBM 02-197 200 3 175 102 139 220 210
KBM 02-147-0034-
4 Jl.Sutoyo B022 160 3 198 172 122 220 215
5 Ds. Krg. Poh KBM 04-347 50 1 34,2 50,3 15,8 220 210
6 Ds. Krg. Poh KBM 04-363 50 1 29,1 32,1 1,4 218 205
7 Ds. Krg. Poh GBG 02-284-U066 50 1 87,3 84,5 220 210
8 Ds. Krg. Poh GBG 02-284-U089 50 1 75,4 37 32,2 220 215
9 Ds. Pejagoan KBM 04-308 50 1 166,5 116,5 54,7 220 210
10 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 1 29,2 23,1 4 220 205
11 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 50 1 20,5 51,5 9 220 205
12 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U047 50 1 46,8 56 10,5 220 205
13 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U050 50 1 91,7 70,9 6 220 205
14 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U053 25 1 40,5 38,2 5 220 210
15 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U055 50 1 83,7 59,1 18,2 220 205
16 Ds. Sumberadi KBM 02-169-4 50 1 56,4 60,7 57,5 220 210
17 Ds. Sumberadi KBM 02-155-3 50 1 48,2 127,9 29,3 220 210
18 Ds. Sumberadi KBM 02-155-14 50 1 94 129 149,8 220 205
19 Ds. Sumberadi KBM 02-155-16 50 1 82,9 121,7 45,8 220 205
20 Ds. Kebulusan KBG 02-102-9 50 1 86,3 72,1 11,4 220 205
21 Ds. Kebulusan KBG 02-102-21 50 1 56,7 60,5 7,3 220 205
22 Ds. Kebulusan KBG 02-102-45 25 1 56,8 32,7 16,7 220 210
23 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W01 50 1 30,3 73,6 11,2 220 205
24 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W05 50 1 77,8 45,1 35,6 220 210
25 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W07 50 1 48,6 78,4 47,2 220 210
26 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W011 50 1 63,3 96,8 36,3 220 205
27 TamanWinangun KBM 02-220-19 50 1 65,5 56,6 220 205
28 TamanWinangun KBM 02-220-24 50 1 25,9 40,6 220 205
29 TamanWinangun KBM 02-185-33 25 1 53,8 45,8 12 220 205
30 Sarbini KBM 02-147-485 50 1 96,6 130,1 220 210
31 Sarbini KBM.02-147-484 100 3 118 166 93,1 220 205
32 Ds. Pajagoan KBM 04-147 50 1 95,1 127,7 220 210
33 Arumbinang KBM 02-188-T25 50 1 68,7 60,3 220 210
34 Jl. A. Yani KBM 02-157 50 1 79,1 51,6 23 220 205
35 Sarbini KBM 02-147-U076 50 1 79,1 63,8 16 220 205
36 Ds. Selang KBM 02-133-5 50 1 90,9 53,4 29,6 220 205
37 Ds. Selang. KBM 02-133-13 50 1 104,7 49,5 3,5 220 205
38 Ds. Selang KBM 02-133-16 50 1 111 92,7 21,4 220 210
39 Ds. Selang KBM 02-133-19 50 1 37,5 108,2 23,2 220 205
40 Ds. Selang KBM 02-133-21 50 1 31,4 34,4 2,4 220 210
41 Ds. Selang KBM 02-133-32 25 1 53,8 59,4 220 210
42 Ds. Selang KBM 02-133-U34-B4 25 1 23 28,3 7,8 220 205
43 Ds. Selang KBM 02-133-U34-B7 50 1 49,6 7,9 39,6 220 205
44 Kel. Panjer KBM 02-156-S002 50 1 78,7 90,1 18,3 210 200
45 Kebumen KBM 02-156-S004 50 1 89,9 139,4 210 200
46 Kebumen KBM 02-156-S007 50 1 36,4 3,9 210 200
47 Ds. Pejagoan K-144-5 50 1 111,7 58,7 60,1 210 200
48 Ds. Pejagoan K-144-8 50 1 32,5 37 45,4 210 200
49 Ds.Pejagoan K-144-22 50 1 127,7 34,2 10,1 210 200
50 Aditirto K-102-gz-7 25 1 37,7 31,6 210 200
51 Aditirto K-102-gz 25 1 35 31,4 210 200
52 Aditirto K-102-46 50 1 52 78,2 210 200
53 Aditirto K-102-55 25 1 18,6 31,8 219 208
54 Aditirto K-102-62 25 1 32,9 25,8 215 205
55 Aditirto K-102-10 50 1 61,9 79,6 210 205
56 Aditirto K-102-8 25 1 73,9 - 210 200
57 Jl. Kutoarjo KBM 02-140 50 1 94,7 31,9 210 200
58 Jl. Pahlawan KBM 02-206-T06 100 3 70 73 67 219 208
59 Guyangan GBG 04-K25 50 1 87 85,8 215 205
60 Muktisari KBM 04-210-5030 50 1 99,1 70,4 210 205
61 Kali jirek 169-64-2 50 1 43,3 30,3 2,8 210 200
62 Kali jirek 169-71 50 1 65,6 72,1 26,8 210 200
63 Kali Jirek 169-72-5 50 1 48 86,6 1,4 210 200
64 Candi Wulan 169-72-15 50 1 37,8 72,9 1,7 210 200
65 Candi Wulan 169-72-24 25 1 43 45,8 0 220 210
66 Candi Wulan 169-72-34 50 1 47,4 47,1 2,9 210 200
67 Candi Wulan 169-72-37 25 1 36,2 29,9 1,9 210 200
68 Candi Wulan 169-72-2 50 1 8,7 22,6 13,5 210 200
69 Candi Mulyo 169-72-46 50 1 103,1 85,6 1,9 210 200
70 Candi Mulyo 169-64 50 1 55,3 134,9 11,7 210 200
71 Candi Mullyo 169-72-75 50 1 31,7 35,7 7,5 210 200
72 Jl. Tendean 155-D 100 3 156,9 120,7 260 98 215 210
73 Jl. Sumbing KB2-147-U85-U4 50 1 114 135 9 210 200
74 Jl. Cemara KB2-202-U038-6 50 1 119,2 82,8 37 210 200
75 Jl. Cemara KB2-203-U38-U8 50 1 52,5 102,3 47,5 210 200
76 Jl. Cemara 202038-U11 50 1 29,6 12,3 11 210 200
77 Jl. Cemara 202169-Z12 50 1 70,4 26,6 30 210 200
78 Jl. Cemara 202-U38-U24 50 1 127 100,1 13 210 200
79 Ds. Krg Poh GBG 02-102-56-10 25 1 34, 50,3 15,8 220 210
80 Ds. Krg Poh GBG-02-102-56-46 25 1 29,1 32,1 1,4 218 205
81 Ds. Krg Poh KBM 04-144-23-36 50 1 87,3 84,5 220 210
82 Ds. Krg Poh KBM 04-144-23-21 50 1 75,4 37 32,7 220 215
83 Ds. Pejagoan KBM 04-308 Koramil 50 1 166,5 116,5 54,7 220 210
84 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U056 50 1 83,7 59,1 18,2 219 218
85 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U054 25 1 43,5 38,2 5 219 218
86 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U051 50 1 91,7 70,9 6 219 218
87 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U048 50 1 46,8 56 10,5 219 218
88 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 25 1 20,5 51,5 9 220 219
89 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 1 29,2 23,1 4 220 219
90 Ds. Kebulusan GMB 02 K-101 50 1 66,5 53,3 12,2 217 216
91 Ds. Kebulusan GMB 02 K-106 25 1 14,2 24,4 217 216
92 Ds. Kewayuhan GMB 02 K -117 50 1 72,7 63,4 9,3 217 216
93 Ds. Kewayuhan GMB 02 K -119 50 1 44,1 23,7 20,4 217 216
94 Jl. Bumiredjo K-169-13 50 1 86,1 54,4 32,7 218 217
95 Kawedusan KBM 02-202-U73 50 1 18,9 60,2 23,3 218 217
96 Kawedusan KBM 02-202-U48 50 1 40 56,4 16,4 218 217
97 Kawedusan KBM 02-202-113 50 1 68,3 96,3 65,3 218 217
98 Kawedusan KBM 02-202-U45 25 1 45,8 32,6 6,4 219 218
99 Surotaman KBM 02-202-U136 50 1 82 89,7 41,7 218 217
100 Surotaman KBM 02-202-U142 50 1 65,2 44,2 45,6 218 217
101 Surotaman KBM 02-202-U145 25 1 47,8 24,7 23,3 218 217
102 Sokawera K-16-gz-23-20 50 1 87,3 109,1 17,9 210 205
103 Adikarso K-228-7 25 1 44,8 14,2 29,2 210 210
104 Jatisari M2-1273-A-2 50 1 24,7 42,1 50,2
105 Jatisari M2-1273-94-58 50 1 75,9 57,9 57,1
106 Jatisari M2-1273-94-6 25 1 48,6 27,5 0
107 Jl. Kutoarjo K-209 50 1 44,8 111,9 63,3
108 Kedawung K-136-16 50 1 75,5 59,1

10
Kedawung K-136-16-B 50 1 166 122,2
9
110 Plumbon KBM 02-202-U333 50 1 61,9 25,2 209 209
111 Muktisari KBM 04-222-S005 25 1 14,3 44,4 0,5
112 Pandansari K 52-Z-35 25 1 84,4 25,8 12,5
113 Pandansari K 52-41-Z-28 25 1 37,8 26,6 4
114 Pandansari K 52-2 25 1 43,1 131,7 41,3
115 Kutosari K 155-6 50 1 102 -

Tabel 3.2. Ukuran penghantar jaringan distribusi tegangan menengah


UPJ. Kebumen
Luasan
Pajang
No Lokasi Nomor Tiang Fase Penghantar
(KMS)
(mm2)
1 Jl. A. Yani KBM 02-164 1 2,1 240
2 Jl. Pahlawan KBM 02-206-T006 3 0,45 240
3 Jl.Suprapto KBM 02-197 3 2,5 240
4 Jl.Sutoyo KBM 02-147-0034-B022 3 1,5 240
5 Ds. Krg. Poh KBM 04-347 1 0,8 240
6 Ds. Krg. Poh KBM 04-363 1 0.7 240
7 Ds. Krg. Poh GBG 02-284-U066 1 1,15 240
8 Ds. Krg. Poh GBG 02-284-U089 1 1,15 240
9 Ds. Pejagoan KBM 04-308 1 2,86 240
10 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 1 0,25 240
11 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 1 0,55 240
12 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U047 1 0,15 240
13 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U050 1 0,15 240
14 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U053 1 0,1 240
15 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U055 1 0,1 240
16 Ds. Sumberadi KBM 02-169-4 1 0,7 240
17 Ds. Sumberadi KBM 02-155-3 1 0,55 240
18 Ds. Sumberadi KBM 02-155-14 1 0,1 240
19 Ds. Sumberadi KBM 02-155-16 1 0,35 240
20 Ds. Kebulusan KBG 02-102-9 1 0,6 240
21 Ds. Kebulusan KBG 02-102-21 1 0,12 240
22 Ds. Kebulusan KBG 02-102-45 1 0,12 240
23 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W01 1 0,02 240
24 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W05 1 0,01 240
25 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W07 1 0,02 240
26 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W011 1 3,65 240
27 TamanWinangun KBM 02-220-19 1 0,25 240
28 TamanWinangun KBM 02-220-24 1 3,25 240
29 TamanWinangun KBM 02-185-33 1 3,25 240
30 Sarbini KBM 02-147-485 1 0,05 240
31 Sarbini KBM,02-147-484 3 0,05 240
32 Ds, Pajagoan KBM 04-147 1 0,05 240
33 Arumbinang KBM 02-188-T25 1 1,55 240
34 Jl, A, Yani KBM 02-157 1 0,5 240
35 Sarbini KBM 02-147-U076 1 0,7 240
36 Ds, Selang KBM 02-133-5 1 0,3 240
37 Ds, Selang, KBM 02-133-13 1 0,15 240
38 Ds, Selang KBM 02-133-16 1 0,15 240
39 Ds, Selang KBM 02-133-19 1 0,15 240
40 Ds, Selang KBM 02-133-21 1 0,55 240
41 Ds, Selang KBM 02-133-32 1 0,55 240
42 Ds, Selang KBM 02-133-U34-B4 1 0,15 240
43 Ds, Selang KBM 02-133-U34-B7 1 1,15 240
44 Kel, Panjer KBM 02-156-S002 1 0,1 240
45 Kebumen KBM 02-156-S004 1 0,15 240
46 Kebumen KBM 02-156-S007 1 0,6 240
47 Ds, Pejagoan K-144-5 1 0,15 240
48 Ds, Pejagoan K-144-8 1 0,7 240
49 Ds,Pejagoan K-144-22 1 0,35 240
50 Aditirto K-102-gz-7 1 0,35 240
51 Aditirto K-102-gz 1 2,3 240
52 Aditirto K-102-46 1 0,45 240
53 Aditirto K-102-55 1 0,65 240
54 Aditirto K-102-62 1 2,6 240
55 Aditirto K-102-10 1 0,1 240
56 Aditirto K-102-8 1 0,1 240
57 Jl, Kutoarjo KBM 02-140 1 3,3 240
58 Jl, Pahlawan KBM 02-206-T06 3 2,6 240
59 Guyangan GBG 04-K25 1 1,25 240
60 Muktisari KBM 04-210-5030 1 1,25 240
61 Kali jirek 169-64-2 1 0,35 240
62 Kali jirek 169-71 1 0,05 240
63 Kali Jirek 169-72-5 1 0,5 240
64 Candi Wulan 169-72-15 1 0,3 240
65 Candi Wulan 169-72-24 1 0,5 240
66 Candi Wulan 169-72-34 1 0,15 240
67 Candi Wulan 169-72-37 1 1,75 240
68 Candi Wulan 169-72-2 1 2,2 240
69 Candi Mulyo 169-72-46 1 0,9 240
70 Candi Mulyo 169-64 1 0,55 240
71 Candi Mullyo 169-72-75 1 0,55 240
72 Jl, Tendean 155-D 3 0,2 240
73 Jl, Sumbing KB2-147-U85-U4 1 2,75 240
74 Jl, Cemara KB2-202-U038-6 1 0,05 240
75 Jl, Cemara KB2-203-U38-U8 1 0,15 240
76 Jl, Cemara 202038-U11 1 6,55 240
77 Jl, Cemara 202169-Z12 1 0,7 240
78 Jl, Cemara 202-U38-U24 1 1,8 240
79 Ds, Krg Poh GBG 02-102-56-10 1 1,8 240
80 Ds, Krg Poh GBG-02-102-56-46 1 0,5 240
81 Ds, Krg Poh KBM 04-144-23-36 1 0,5 240
82 Ds, Krg Poh KBM 04-144-23-21 1 0,65 240
83 Ds, Pejagoan KBM 04-308 Koramil 1 8,2 240
84 Ds, Sumberadi KBM 02-133-U056 1 0,1 84
85 Ds, Sumberadi KBM 02-133-U054 1 0,1 240
86 Ds, Sumberadi KBM 02-133-U051 1 0,15 240
87 Ds, Sumberadi KBM 02-133-U048 1 0,6 240
88 Ds, Kalirejo KBM 02-133-U036 1 0,25 240
89 Ds, Kalirejo KBM 02-133-U031 1 0,25 240
90 Ds, Kebulusan GMB 02 K-101 1 0,25 240
91 Ds, Kebulusan GMB 02 K-106 1 0,55 240
92 Ds, Kewayuhan GMB 02 K -117 1 0,1 240
93 Ds, Kewayuhan GMB 02 K -119 1 5,8 240
94 Jl, Bumiredjo K-169-13 1 2,6 240
95 Kawedusan KBM 02-202-U73 1 1,25 240
96 Kawedusan KBM 02-202-U48 1 4,75 240
97 Kawedusan KBM 02-202-113 1 3,3 240
98 Kawedusan KBM 02-202-U45 1 4,55 240
99 Surotaman KBM 02-202-U136 1 0,3 240
100 Surotaman KBM 02-202-U142 1 0,15 240
101 Surotaman KBM 02-202-U145 1 0,35 240
102 Sokawera KBM 02-16-gz-23-20 1 0,05 240
103 Adikarso K-228-7 1 0,5 240
104 Jatisari M2-1273-A-2 1 2,8 240
105 Jatisari M2-1273-94-58 1 2,6 240
106 Jatisari M2-1273-94-6 1 0,15 240
107 Jl, Kutoarjo K-209 1 3,65 240
108 Kedawung K-136-16 1 2,2 240
109 Kedawung K-136-16-B 1 0,9 240
110 Plumbon KBM 02-202-U333 1 0,55 240
111 Muktisari KBM 04-222-S005 1 0,55 240
112 Pandansari K 52-Z-35 1 0,35 240
113 Pandansari K 52-41-Z-28 1 2,75 240

d, Pemrosesan data langkah-langkah penelitian berikut


Data yang telah dikelompokkan pada diberikan diagram alir jalannya
poin c, selanjutnya dilakukan penelitian,
pemrosesan, Sesuai dengan judul M
penelitian maka langkah awal proses ula
i
data antara lain: Menghitung rugi daya Identifikasi
dan energi yang diakibatkan dari adanya dan
penyusuna
beban tak seimbang, n data
Pemrosesan data:
e, Pembahasan lapangan
Mencari
Setelah poin d tercapai, maka rugi daya
Menghitun
selanjutnya dilakukan pembahasan, g rugi
Materi pembahasan tersebut antara lain: Kesimpulan
energi
Pembahasan
membahas seberapa besar rugi daya dan
Pembuatan
energi pada penyulang KBM 02, Laporan
f, Kesimpulan, Sel
Berdasarkan pembahasan pada poin e, esa
selanjutnya disimpulkan, Untuk i

mempermudah dalam pembacaan Gambar 3.1. diagram alir penelitian

IV. PEMBAHASAN Data trafo distribusi pada


penyulang kebumen secara umum
4.1. Analisa Perhitungan Arus Cabang
didominasi trafo satu fase, sehingga
Pada JTM 20 KV Penyulang KBM 02
dalam perhitungan rugi daya hanya
diambil pada beban trafo satu fase saja,
karena mayoritas pada penyulang satu sisi primer dan dua keluaran sisi
kebumen 02 digunakan jenis trafo sekunder terbagi menjadi dua bagian
tersebut. Trafo satu fase yang ada di yaitu bagian X1 dan X2, netralnya X0.
penyulang kebumen adalah trafo dengan yang dijelaskan pada gambar 4.1.

Fas
  e
LA
Netr
   
al
X1
  
V Z
X0
  
1
 1 V
V Z t

    2
2

X2
RPentanahan

R RTrafo

P2

 

Gambar 4.1. Rangkaian pembebanan trafo satu fase

Gambar 4.1 memberikan saja yang diakibatkan pembebanan trafo


penjelasan dua pembebanan yaitu pada satu fase. Oleh karenanya dari data pada
beban X1 dan X2, maka untuk bab III tidak seluruhnya dihitung tetapi
menghitung rugi daya pada penghantar hanya pada pembebanan di penyulang
jaringan tegangan menengah 20 kV kebumen 02 yang merupakan beban
dilakukan perhitungan arus di sisi terpadat. Berikut diberikan data
primerr. Dalam penyelesaian rugi daya penyulang KBM 02 seperti pada tabel
dan energi pada skripsi ini (sesuai 4.1 berikut,
dengan judul) hanya beban tak seimbang

Tabel 4.1. Data pembebanan pada trafo satu fase


Kapsitas Data Pengukuran Trafo Tegangan
No Lokasi Nomor Tiang Daya Fase (Ampere) (Volt)
(KVA)
X1 X2 X3 X0 Awal Ujung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A1 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 R 29,2 23,1 4 220 205
B1 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 50 S 20,5 51,5 9 220 205
A2 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U047 50 R 46,8 56 10,5 220 205
B2 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U050 50 S 91,7 70,9 6 220 205
C1 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U053 25 T 40,5 38,2 5 220 210
A3 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U055 50 R 83,7 59,1 18,2 220 205
B3 Ds. Sumberadi KBM 02-169-4 50 S 56,4 60,7 57,5 220 210
C2 Ds. Sumberadi KBM 02-155-3 50 T 48,2 127,9 29,3 220 210
A4 Ds. Sumberadi KBM 02-155-14 50 R 94 129 149,8 220 205
B4 Ds. Sumberadi KBM 02-155-16 50 S 82,9 121,7 45,8 220 205
A5 Ds. Kebulusan KBG 02-102-9 50 R 86,3 72,1 11,4 220 205
B5 Ds. Kebulusan KBG 02-102-21 50 S 56,7 60,5 7,3 220 205
C3 Ds. Kebulusan KBG 02-102-45 25 T 56,8 32,7 16,7 220 210
A6 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W01 50 R 30,3 73,6 11,2 220 205
B6 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W05 50 S 77,8 45,1 35,6 220 210
C4 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W07 50 T 48,6 78,4 47,2 220 210
C5 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W011 50 T 63,3 96,8 36,3 220 205
B7 TamanWinangun KBM 02-185-33 25 S 53,8 45,8 12 220 205
A7 Jl. A. Yani KBM 02-157 50 R 79,1 51,6 23 220 205
C6 Sarbini KBM 02-147-U076 50 T 79,1 63,8 16 220 205
A8 Ds. Selang KBM 02-133-5 50 R 90,9 53,4 29,6 220 205
B8 Ds. Selang. KBM 02-133-13 50 S 104,7 49,5 3,5 220 205
C7 Ds. Selang KBM 02-133-16 50 T 111 92,7 21,4 220 210
A9 Ds. Selang KBM 02-133-19 50 R 37,5 108,2 23,2 220 205
B9 Ds. Selang KBM 02-133-21 50 S 31,4 34,4 2,4 220 210
C8 Ds. Selang KBM 02-133-32 25 T 53,8 59,4 220 210
A10 Ds. Selang KBM 02-133-U34-B4 25 R 23 28,3 7,8 220 205
B10 Ds. Selang KBM 02-133-U34 B7 50 S 49,6 7,9 39,6 220 205
B11 Kel. Panjer KBM 02-156-S002 50 S 78,7 90,1 18,3 210 200
C9 Jl. Sumbing KBM 02-147-U85-U4 50 T 114 135 9 210 200
A11 Jl. Cemara KBM 02-202-U038-6 50 R 119,2 82,8 37 210 200
B12 Jl. Cemara KBM 02-203-U38-U8 50 S 52,5 102,3 47,5 210 200
A12 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U056 50 R 83,7 59,1 18,2 219 218
B13 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U054 25 S 43,5 38,2 5 219 218
C10 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U051 50 T 91,7 70,9 6 219 218
A13 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U048 50 R 46,8 56 10,5 219 218
B14 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 25 S 20,5 51,5 9 220 219
C11 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 T 29,2 23,1 4 220 219
B15 Jl. Sumbing KBM 02-147-U85-U4 50 S 114 135 9 210 200
C12 Jl. Cemara KBM 02-202-U038-6 50 T 119,2 82,8 37 210 200
A14 Jl. Cemara KBM 02-203-U38-U8 50 R 52,5 102,3 47,5 210 200
C13 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U056 50 T 83,7 59,1 18,2 219 218
B16 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U054 25 S 43,5 38,2 5 219 218
C14 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U051 50 T 91,7 70,9 6 219 218
A15 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U048 50 R 46,8 56 10,5 219 218
B17 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 25 S 20,5 51,5 9 220 219
C15 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 T 29,2 23,1 4 220 219
B18 Kawedusan KBM 02-202-U73 50 S 18,9 60,2 23,3 218 217
C16 Kawedusan KBM 02-202-U48 50 T 40 56,4 16,4 218 217
A16 Kawedusan KBM 02-202-U73 50 R 18,9 60,2 23,3 218 217
B19 Kawedusan KBM 02-202-U48 50 S 40 56,4 16,4 218 217
A17 Kawedusan KBM 02-202-113 50 R 68,3 96,3 65,3 218 217
C17 Kawedusan KBM 02-202-U45 25 T 45,8 32,6 6,4 219 218
B20 Surotaman KBM 02-202-U136 50 S 82 89,7 41,7 218 217
C18 Surotaman KBM 02-202-U142 50 T 65,2 44,2 45,6 218 217
A18 Surotaman KBM 02-202-U145 25 R 47,8 24,7 23,3 218 217
Perhitungan rugi daya pada penghantar seimbang pada jaringan distribusi
jaringan distribusi tegangan menengah tegangan menengah dapat diketahui.
20 kV, maka terlebih dahulu di hitung 4.1.1. Perhitungan arus cabang pada
besarnya nilai arus pada sisi primer jaringan fase R :
trafo. Sehingga kondisi beban tak

Tabel 4.2. Pembebanan jaringan fase R penyulang Kebumen 02


Kapsitas Data Pengukuran Trafo Tegangan
No Lokasi Nomor Tiang Daya Fase (Ampere) (Volt)
(KVA)
X1 X2 X3 X0 Awal Ujung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A1 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 R 29,2 23,1 4 220 205
A2 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U047 50 R 46,8 56 10,5 220 205
A3 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U055 50 R 83,7 59,1 18,2 220 205
A4 Ds. Sumberadi KBM 02-155-14 50 R 94 129 149,8 220 205
A5 Ds. Kebulusan KBG 02-102-9 50 R 86,3 72,1 11,4 220 205
A6 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W01 50 R 30,3 73,6 11,2 220 205
A7 Jl. A. Yani KBM 02-157 50 R 79,1 51,6 23 220 205
A8 Ds. Selang KBM 02-133-5 50 R 90,9 53,4 29,6 220 205
A9 Ds. Selang KBM 02-133-19 50 R 37,5 108,2 23,2 220 205
A10 Ds. Selang KBM 02-133-U34-B4 25 R 23 28,3 7,8 220 205
A11 Jl. Cemara KBM 02-202-U038-6 50 R 119,2 82,8 37 210 200
A12 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U056 50 R 83,7 59,1 18,2 219 218
A13 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U048 50 R 46,8 56 10,5 219 218
A14 Jl. Cemara KBM 02-203-U38-U8 50 R 52,5 102,3 47,5 210 200
A15 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U048 50 R 46,8 56 10,5 219 218
A16 Kawedusan KBM 02-202-U73 50 R 18,9 60,2 23,3 218 217
A17 Kawedusan KBM 02-202-113 50 R 68,3 96,3 65,3 218 217
A18 Surotaman KBM 02-202-U145 25 R 47,8 24,7 23,3 218 217

Pembebanan penyulang KBM 02 fase R digambarkan seperti dalam gambar 4.2.

A3C/ 240
0,25 1,15 0,25 mm2 0,15 0,1 km 0,1 km
G
km km km km
I
30 MVA 0,02
150 /20 km
KV
Nomor A1 A2 A3 A4 A5 A6
urut 2,6 km 0,35 0,05 3,25 0,02
Pendataa km km km km
n
0,35
km

Nomor A12 A11 A10 A9 A8 A7


urut
Pendataa
n 6,55 0,25 3,3 km 0,3 km 0,5 km
km km

Nomor A13 A14 A15 A16 A17 A18


urut
n

Gambar 4.2. Pembebanan jaringan fase R penyulang KBM 02

Berdasarkan acuan gambar 4.1, maka Maka arus yang mengalir di sisi primer
jumlah daya semu (S) pada beban trafo atau pada cabang jaringan distribusi
di tiang nomor urut A18 dihitung dengan tegangan menengah fase R trafo nomor
rumus : urut A18 sebesar :
S ( A18)  V X 1 x I X 1  218 x 47,8  10420,4 VA S R ( A18) 15805
I Cabang ( A18)    1,368 Ampere
S ( A18)  V X 2 x I X 2  218 x 24,7  5384,6 VA 20 KV / 3 11547
Berdasarkan cara perhitungan yang sama
S R ( A18 )  10420,4  5384,6  15805 VA didapatkan besaran arus primer masing –
masing trafo pada fase R diberikan pada
tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil perhitungan arus cabang pada JTM 20 KV Fase R


Tegangan Arus Arus Daya Semu (S) Arus Cabang Jarak
No. Urut Penghantar
Awal X1 X2 Trafo JTM
Cabang (km)
(Volt) (A) (A) (VA) (A)
A1 220 29.2 23.1 11506 0.9964196
A2 220 46.8 56 22616 1.9585456
A3 220 83.7 59.1 31416 2.7206256
A4 220 94 129 49060 4.248596
A5 220 86.3 72.1 34848 3.0178368 5.29
A6 220 30.3 73.6 22858 1.9795028
A7 220 79.1 51.6 28754 2.4900964
A8 220 90.9 53.4 31746 2.7492036
A9 220 37.5 108.2 32054 2.7758764
A10 220 23 28.3 11286 0.9773676
A11 210 119.2 82.8 42420 3.673572
3.35
A12 219 83.7 59.1 31273.2 2.70825912
A13 219 46.8 56 22513.2 1.94964312
A14 210 52.5 102.3 32508 2.8151928 6.55
A15 219 46.8 56 22513.2 1.94964312
A16 218 18.9 60.2 17243.8 1.49331308
4.35
A17 218 68.3 96.3 35882.8 3.10745048
A18 218 47.8 24.7 15805 1.368713
4.1.2. Perhitungan arus cabang pada jaringan fase S :

Tabel 4.4. Pembebanan jaringan fase S penyulang Kebumen 02

Kapsitas Data Pengukuran Trafo Tegangan


No Lokasi Nomor Tiang Daya Fase (Ampere) (Volt)
(KVA)
X1 X2 X0 Awal Ujung
1 2 3 4 5 6 7 9 10 11
B1 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 50 S 20,5 51,5 9 220 205
B2 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U050 50 S 91,7 70,9 6 220 205
B3 Ds. Sumberadi KBM 02-169-4 50 S 56,4 60,7 57,5 220 210
B4 Ds. Sumberadi KBM 02-155-16 50 S 82,9 121,7 45,8 220 205
B5 Ds. Kebulusan KBG 02-102-21 50 S 56,7 60,5 7,3 220 205
B6 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W05 50 S 77,8 45,1 35,6 220 210
B7 TamanWinangun KBM 02-185-33 25 S 53,8 45,8 12 220 205
B8 Ds. Selang. KBM 02-133-13 50 S 104,7 49,5 3,5 220 205
B9 Ds. Selang KBM 02-133-21 50 S 31,4 34,4 2,4 220 210
B1
Ds. Selang KBM 02-133-U34 B7 50 S 49,6 7,9 39,6 220 205
0
B11 Kel. Panjer KBM 02-156-S002 50 S 78,7 90,1 18,3 210 200
B1
Jl. Cemara KBM 02-203-U38-U8 50 S 52,5 102,3 47,5 210 200
2
B1
Ds. Sumberadi KBM 02-133-U054 25 S 43,5 38,2 5 219 218
3
B1
Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 25 S 20,5 51,5 9 220 219
4
B1
Jl. Sumbing KBM 02-147-U85-U4 50 S 114 135 9 210 200
5
B1 A3C/ 240
Ds. Sumberadi KBM 02-133-U054
0,8 km
mm25
2
S 43,5 38,2 5 219 218
6 G 1,15 km 0,8 km 1,15 km 0,55 km 0,1 km
B1 I
Ds. Kalirejo KBM 02-133-U036 25 S 20,5 51,5 9 220 219
7 30 MVA 0,7 km
B1 150 /20
KV
Kawedusan KBM 02-202-U73 50 S 18,9 60,2 23,3 218 217
8 Nomor B1 B2 B3 B4 B5 B6
B1 urut 0,35 km 1,55 km 0,05 km 3,25 km 0,35 km
Kawedusan
Pendataa KBM 02-202-U48 50 S 40 56,4 16,4 218 217
9 n
B2
Surotaman KBM 02-202-U136 50 S 82 89,7 41,7 218 217
0 1,25 km

Nomor B12 B11 B10 B9 B8 B7


Pembebanan
urut penyulang KBM 02 fase S digambarkan seperti dalam gambar 4.3.
Pendataa 0,05 km 0,05 km 0,15 km 0,25 km 1,25 km
n

0,35 km

Nomor B13 B14 B15 B16 B17 B18


urut 0,15 km
Pendataa
n

B20 B19
Gambar 4.3. Pembebanan jaringan fase S penyulang KBM 02

Berdasarkan acuan gambar 4.1, maka Maka arus yang mengalir di sisi primer
jumlah daya semu (S) pada beban trafo atau pada cabang jaringan distribusi
di tiang nomor urut B20 dihitung dengan tegangan menengah fase S trafo nomor
rumus : urut B20 sebesar :
S ( B 20 )  V X 1 x I X 1  218 x 82  17876 VA S S ( B 20 ) 37430,6
I Cabang ( B 20)    3,2415 Ampere
S ( B 20)  V X 2 x I X 2  218 x 89,7  19554,6 VA 20 KV / 3 11547
S S ( B 20 )  17876  19554,6  37430,6 VA Berdasarkan cara perhitungan yang sama
didapatkan besaran arus primer masing –
masing trafo pada fase R diberikan pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil perhitungan arus cabang pada JTM 20 KV Fase S
Jarak
Tegangan Arus Arus Daya Semu (S) Arus Cabang Penghantar
No. Urut Awal X1 X2 Trafo JTM (km)
Cabang (Volt) (A) (A) (VA) (A)
B1 220 20.5 51.5 15840 1.371744
B2 220 91.7 70.9 35772 3.0978552
B3 220 56.4 60.7 25762 2.2309892
B4 220 82.9 121.7 45012 3.8980392 5.25
B5 220 56.7 60.5 25784 2.2328944
B6 220 77.8 45.1 27038 2.3414908
B7 220 53.8 45.8 21912 1.8975792
B8 220 104.7 49.5 33924 2.9378184
B9 220 31.4 34.4 14476 1.2536216 3.65
B10 220 49.6 7.9 12650 1.09549
B11 210 78.7 90.1 35448 3.0697968 5.4
B12 210 52.5 102.3 32508 2.8151928
B13 219 43.5 38.2 17892.3 1.54947318
B14 220 20.5 51.5 15840 1.371744
B15 210 114 135 52290 4.528314
B16 219 43.5 38.2 17892.3 1.54947318
B17 220 20.5 51.5 15840 1.371744
B18 218 18.9 60.2 17243.8 1.49331308
B19 218 40 56.4 21015.2 1.81991632
B20 218 82 89.7 37430.6 3.24148996

4.1.3. Perhitungan arus cabang pada jaringan fase T :

Tabel 4.6. Pembebanan jaringan fase T penyulang Kebumen 02


Kapsitas Data Pengukuran Trafo Tegangan
No Lokasi Nomor Tiang Daya Fase (Ampere) (Volt)
(KVA)
X1 X2 X0 Awal Ujung

1 2 3 4 5 6 7 9 10 11
C1 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U053 25 T 40,5 38,2 5 220 210
C2 Ds. Sumberadi KBM 02-155-3 50 T 48,2 127,9 29,3 220 210
C3 Ds. Kebulusan KBG 02-102-45 25 T 56,8 32,7 16,7 220 210
C4 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W07 50 T 48,6 78,4 47,2 220 210
C5 Jl. T. Pelajar KBM 02-147-W011 50 T 63,3 96,8 36,3 220 205
C6 Sarbini KBM 02-147-U076 50 T 79,1 63,8 16 220 205
C7 Ds. Selang KBM 02-133-16 50 T 111 92,7 21,4 220 210
C8 Ds. Selang KBM 02-133-32 25 T 53,8 59,4 0 220 210
C9 Jl. Sumbing KBM 02-147-U85-U4 50 T 114 135 9 210 200
C10 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U051 50 T 91,7 70,9 6 219 218
C11 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 T 29,2 23,1 4 220 219
C12 Jl. Cemara KBM 02-202-U038-6 50 T 119,2 82,8 37 210 200
C13 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U056 50 T 83,7 59,1 18,2 219 218
C14 Ds. Sumberadi KBM 02-133-U051 50 T 91,7 70,9 6 219 218
C15 Ds. Kalirejo KBM 02-133-U031 50 T 29,2 23,1 4 220 219
C16 Kawedusan KBM 02-202-U48 50 T 40 56,4 16,4 218 217
C17 Kawedusan KBM 02-202-U45 25 T 45,8 32,6 6,4 219 218
C18 Surotaman KBM 02-202-U142 50 T 65,2 44,2 45,6 218 217

Pembebanan penyulang KBM 02 fase S digambarkan seperti dalam gambar 4.4.

A3C/ 240
2,86 1,15 0,55 mm2 0,6 km 0,12 0,01
G
km km km km km
I

30 MVA 0,25
150 /20 km
KV
Nomor C1 C2 C3 C4 C5 C6
urut 0,15 0,5 km 1,25 0,7 km 0,05
Pendataa km km km
n

0,1 km

Nomor C12 C11 C10 C9 C8 C7


urut
Pendataa
n 0,6 km 0,25 0,75 0,15 0,05
km km km km

Nomor C13 C14 C15 C16 C17 C18


urut
n

Gambar 4.4. Pembebanan jaringan fase S penyulang KBM 02

Berdasarkan acuan gambar 4.1, maka atau pada cabang jaringan distribusi
jumlah daya semu (T) pada beban trafo tegangan menengah fase S trafo nomor
di tiang nomor urut C18 dihitung dengan urut C18 sebesar :
rumus : S T ( C18) 23849,2
I    2,0654 Ampere
S ( C18 )  V X 1 x I X 1  218 x 65,2  14213,6 VACabang ( C18) 20 KV / 3 11547
S ( C18 )  V X 2 x I X 2  218 x 44,2  9635,6 VABerdasarkan cara perhitungan yang sama
S T ( C18)  14213,6  9635,6  23849,2 VA didapatkan besaran arus primer masing –
Maka arus yang mengalir di sisi primer masing trafo pada fase T diberikan pada
tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil perhitungan arus cabang pada JTM 20 KV Fase T


Daya Semu
Arus Arus Arus Cabang Jarak
No. Urut Tegangan (S)
X1 X2 JTM Penghantar
Cabang Awal Trafo
(A) (A) (A) (km)
(VA)
C1 220 40.5 38.2 17314 1.4993924
C2 220 48.2 127.9 38742 3.3550572
C3 220 56.8 32.7 19690 1.705154
C4 220 48.6 78.4 27940 2.419604
C5 220 63.3 96.8 35222 3.0502252 5.29
C6 220 79.1 63.8 31438 2.7225308
C7 220 111 92.7 44814 3.8808924
C8 220 53.8 59.4 24904 2.1566864
C9 210 114 135 52290 4.528314
C10 219 91.7 70.9 35609.4 3.08377404
C11 220 29.2 23.1 11506 0.9964196
C12 210 119.2 82.8 42420 3.673572
2.85
C13 219 83.7 59.1 31273.2 2.70825912
C14 219 91.7 70.9 35609.4 3.08377404
C15 220 29.2 23.1 11506 0.9964196
C16 218 40 56.4 21015.2 1.81991632 4.95
C17 219 45.8 32.6 17169.6 1.48688736
C18 218 65.2 44.2 23849.2 2.06534072
4.2. Analisa Perhitungan Rugi Daya dengan hasil perhitungan pada poin 4.1.1
dan Energi Penyulang KBM 02 sampai 4.1.3, maka besarnya arus
Akibat Beban Tak Seimbang (beban) tak seimbang pada JTM KBM
02 dihitung menggunakan persamaan
4.2.1. Rugi daya pada kawat netral (2.7). Sehingga dengan hasil perhitungan
Perhitungan rugi daya maupun di poin 4.1.1 sampai 4.1.3 didapatkan
energi pada jaringan distribusi tegangan besarnya arus per fase pada jarak
menengah, khususnya pada penyulang tertentu diberikan sebagai berikut (tabel
KBM 02 akibat beban tak seimbang 4.8).
Tabel 4.8. Rangkuman arus pada jarak/ titik tertentu
Panjang Arus Fase
Penghantar R S T
Rata – rata
(km) Ampere
5.28 22.9367 17.07 25.32
3.28 9.3 5.287 14.54
5.63 2.82 22.81 5.4
4.35 7.92 0 0

Mengacu pada tabel 4.8, maka dapat digambarkan seperti pada gambar 4.5

berikut:

S R
U
5,28 km
 3,28 km
 5,63 km
 
M 22,9367 A 9,3 A 2,82 A 7,92 A
B
E S
R
  
17,07 A 5,3 A 22,81 A
GI
T   
25,317 A 14,542 A 5,4 A

Gambar 4.5. Sebaran beban pada penyulang KBM 02

Untuk mempermudah perhitungan penjumlahan vektoris antar fase, maka dari gambar 4.5

menjadi gambar 4.6. A B C


S R
U
5,28 km
 3,28 km
 5,63 km

M 22,9367 A 9,3 A 10,74 A
B
E S
R
  
17,07 A 5,3 A 22,81 A
GI
T   
25,317 A 14,542 A 5,4 A
Gambar 4.6. Penyedehanaan beban pada penyulang KBM 02

Tampak dari gambar 4.6 menunjukkan tak seimbang, maka hasil penjumlahan
bahwa pembebanan pada penyulang vektoris didapatkan arus netral skalar
KBM 02 merupakan pembebanan tak mengacu persamaan (2.8) sampai (2.10)
seimbang. Oleh karena itu akibat beban sebesar :
Pada Cabang titik C :
  
I N  I R  I S  IT

I R  I R (Cos 0 o  j sin 0 o )  10,74 (1  j 0)  10,74 A

I S  I S (Cos 120 o  j sin 12 0 o )  22,81 (0,5  j 0,866)   11,405  j 19,754 A

I T  I T (Cos 240o  j sin 24 0 o )  5,4 ( 0,5  j 0,866)   2,7  j 4,676 A
I N  3,365  j15,078  (3,365) 2  (15,078) 2  15,448 (77,42) A

Pada Cabang titik B :


Besarnya arus yang mengalir di penghantar adalah penjumlahan arus yang
mengalir di cabang C dan B, sehingga arus pada :
Fase R : I R  10,74  9,3  20,04 A
Fase S : I S  22,81  5,3  28,11 A
Fase T : I T  5,4  14,542  19,942 A
  
I N  I R  I S  IT

I R  I R (Cos 0 o  j sin 0 o )  20,04 (1  j 0)  20,04 A

I S  I S (Cos 120 o  j sin 12 0 o )  28,11 (0,5  j 0,866)   14,055  j 24,343 A

I T  I T (Cos 240 o  j sin 24 0 o )  19,942 (0,5  j 0,866)   9,971  j 17,269 A
I N  3,986  j 7,074  ( 3,986) 2  (7,074) 2  5,844 ( 60,99) A

Pada Cabang titik A :


Besarnya arus yang mengalir di penghantar adalah penjumlahan arus yang
mengalir di cabang C ,B dan A, sehingga arus pada :
Fase R : I R  10,74  9,3  22,9367  42,976 A
Fase S : I S  22,81  5,3  17,07  45,18 A
Fase T : I T  5,4  14,542  25,317  45,259 A
  
I N  I R  I S  IT

I R  I R (Cos 0 o  j sin 0 o )  42,976 (1  j 0)  42,976 A

I S  I S (Cos120o  j sin 12 0 o )  45,18 (0,5  j 0,866)   22,59  j 39,126 A

I T  I T (Cos 240 o  j sin 24 0 o )  45,259 (0,5  j 0,866)   22,629  j 39,194 A
I N  2,243  j 0,068  ( 2,243) 2  (0,068) 2  2,244 ( 1,736) A

Besarnya rugi daya (mengacu arus tersebut. Besarnya resistan penghantar


persamaan 2.17 samapai 2.21) pada pada kawat AAAC dengan luas penampang
penyulang KBM 02 akibat pembebanan 
240 mm2 adalah 0,1344
km
dan kawat
tak seimbang, maka rugi daya tersebut
dihitung berdasarkan perkalian kuadratis netral penampang 120 mm2 adalah

arus dari penjumlahan vektor fase R, S 0,3930 , maka nilai resistan kawat
km
dan T yang hasilnya sama dengan arus
jaringan tegangan menengah penyulang
yang mengalir pada kawat netral dikali
KBM 02 pada batasan :
dengan resistan penghantar yang dilalui
Titik antara B dan C adalah :
 
R  0,1344 x l  0,1344 x 5,63 km  0,7566 
km km
Titik antara A dan B adalah :
 
R  0,1344 x l  0,1344 x 3,28 km  0, 44 
km km
Titik antara Sumber dan A adalah :
 
R  0,1344 x l  0,1344 x 5,28 km  0,709 
km km

Sedangkan nilai resistan kawat netral besarnya adalah :

Titik antara B dan C adalah :


 
R  0,3930 x l  0,3930 x 5,63 km  2,2126 
km km
Titik antara A dan B adalah :
 
R  0,3930 x l  0,3930 x 3,28 km  1,2890 
km km
Titik antara Sumber dan A adalah :
 
R  0,3930 x l  0,3930 x 5,28 km  2,0750 
km km

Rugi daya akibat pembebanan tak seimbang adalah perkalian kuadratis arus yang
mengalir pada kawat netral terhadap resistan kawat netral :

Cabang titik C :
Ploss( C )  (15,448) 2 x 2,2126  528,016 Watt

Cabang titik B :
Ploss( B )  (15,448  5,844) 2 x 1,289  584,367 Watt
Cabang titik A :
Ploss( A)  (15,448  5,844  2,244) 2 x 2,075  1149,432 Watt
Total rugi daya pada kawat netral adalah :
Ploss ( Netral)  528,016  584,367  1149,432  2261,815 Watt  2,262 KW

4.2.2. Rugi daya pada penghantar jaringan tegangan menengah

Rugi jaringan pada masing – masing fase dihitung sebagai berikut :

Fase R :
Ploss ( R )  (10,74) 2 x 0,7566  (10,74  9,3) 2 x 0,44  (10,74  9,3  22,9367) 2 x0,709
Ploss ( R )  1573, 497 Watt
Fase S :
Ploss ( R )  ( 22,81) 2 x 0,7566  (22,81  5,3) 2 x 0,44  (22,81  5,3  17,07 ) 2 x 0,709
Ploss ( R )  2188,566 Watt

FaseT :
Ploss ( R )  (5,4) 2 x 0,7566  (5,4  15,542) 2 x 0,44  (5,4  15,542  25,317) 2 x0,709
Ploss ( R )  1732,218 Watt

Total rugi jaringan adalah :


Ploss ( Jaringan)  1573,497  2188,566  1732,218  5494,281 Watt

4.2.3. Rugi energi


Hasil perhtungan rugi daya pada kawat netral dan jaringan, maka rugi energi
dalam satu hari, satu bulan dan satu tahun serta dalam bentuk rupiah diberikan pada
perhitungan berikut :
Total rugi daya keseluruhan :
Ploss  Ploss ( Netral )  Ploss ( Jaringan )
Ploss  2,262 KW  5,494 KW  7,75 KW
Maka rugi energi satu hari :
W  P . t  7,75 KW x 24 Jam  186 KWh
Rugi Energi satu bulan :
W  P . t  7,75 KW x 24 Jam x 30hari  5580 KWh
Rugi Energi satu tahun :
W  P . t  7,75 KW x 24 Jam x 30hari x 12bulan  66960 KWh Sehingga
rugi energi dalam rupiah berdasarkan Tarif dasar Listrik sebesar :
TDL non subsidi per KWH : Rp 1380,-
Rugi energi satu hari :
W( Rp )  P . t .Rp  7,75 KW x 24 Jam x Rp 1380,  Rp 256.680,

Rugi Energi satu bulan :

W( Rp )  P . t ..Rp  7,75 KW x 24 Jam x 30 hari x Rp 1380,  Rp7.700.400,


Rugi Energi satu tahun :
W( Rp )  P . t .Rp  7,75 KW x 24 Jam x 30hari x 12bulan x Rp 1380,
 Rp 92.404.800,

V. KESIMPULAN yang diakibatkannya sebesar 2,262


KW, maka total kerugian daya
Berdasarkan hasil analisa perhitungan sebesar 7,75 KW.
dan pembahasan pada bab IV,maka dapat b. Rugi energi pada penyulang
ditarik kesimpulan sebagai berikut : KBM 02 dalam satu tahun sebesar
a. Akibat panjanganya jaringan 66.960 KWH, sehingga kerugian
di penyulang KBM 02 PT. PLN dalam rupiah dengan perhitungan
(Persero) UPJ. Kebumen mengalami Tarif Dasar Listrik non subsidi (Rp
kerugian daya sebesar 5,494 KW, 1380,-) dan subsidi (Rp 600,-) dan
sedangkan akibat pembebanan tak jumlah pelanggan non subsidi (42 %)
seimbang kawat netralnya dan subsidi (58%) terhitung seperti
mengandung arus sehingga kerugian pada tabel berikut :

Kerugian Energi Kerugian Energi


Pelanggan
(KWH) (Rp)
Non subsidi 28.123,2 38.810.016
Subsidi 38.836,8 23.302.080
Total Kerugian 66.960 62.112.096

VI. DAFTAR PUSTAKA


[4] Turan Gonen, 1987,” Electric Power
[1] Hadi Saadat, 1999, “ Power System Distribution System Engineering “, Unit
Analysis “, International Edition, WCB State : Mc Graw-Hill Book Company,
McGraw- Hill, Toronto USA.

[2] Pabla A.S. 1986, Distribusi Sistem [5]._______, 1985, Petunjuk Pemilihan
Tenaga Listrik, Penerbit Erlangga dan Penggunaan Pelebur Pada Sistem
Distribusi Tegangan Menengah, SPLN,
[3] Stevenson, D. William, Alih bahasa Departemen Pertambangan dan Energi,
oleh : Idris Kamal, “Analisis Sistem Jakarta.
Tenaga Listrik”, tahun : Penerbit
Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai