Anda di halaman 1dari 44

BUKU

PETUNJUK PRAKTIKUM

TEKNIK TENAGA LISTRIK

JENJANG STRATA SATU


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Di susun oleh :
Dosen Penanggungjawab Praktikum
Dulhadi, ST., MT

JURUSAN TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
Agustus, 2009
HALAMAN PENGESAHAN

PETUNJUK PRAKTIKUM
TEKNIK TENAGA LISTRIK

JENJANG STRATA SATU


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Yogyakarta, 10 Agustus 2009


Diperiksa oleh :
Ketua Disusun oleh :
Jurusan Teknik Mesin Penanggung Jawab
Praktikum

Sutrisna, ST., MT Dulhadi, ST., MT


NIK : 1973 0120 NIK : 1973 0081

Disetujui oleh ;
Ketua
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta

Ir. Ircham., MT
NIK : 19730070
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T., yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyusun buku Petunjuk Praktikum Teknik Tenaga Listrik
Jurusan Teknik Mesin Jenjang Strata satu (S-1).

Tujuan penyusunan buku ini adalah digunakan sebagai acuan pelaksanaan praktikum Teknik
Tenaga Listrik, khususnya bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
(STTNAS).

Buku Panduan Praktikum Teknik Tenaga Listrik ini masih jauh dari sempurna, mudah –
mudahan di tahun mendatang dapat lebih sempurna lagi sejalan dengan penyempurnaan
laboratorium dan perkembangan teknologi yang ada. Cakupan materi praktikum Teknik Tenaga
Listrik yang diberikan meliputi : pengujian karakteristik pembangit arus searah, motor arus
searah, motor induksi, motor serempak dan pembangkit singkron. Materi ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi mahasiswa sesuai teori yang didapatkan di semester III dan IV pada
kelompok bidang keahlian konversi energi.
Banyak hal yang masih dapat dikembangkan seperti elektronika daya, sinkronisasi generator dan
lain sebagainya belum termuat dalam buku panduan praktikum ini.

Bak pepatah mengatakan tak ada rotan akarpun berguna, mudah – mudahan buku ini berguna
bagi praktikan dan juga sebagai pemacu untuk penyempurnaan loboratorium yang ada.

Kritik dan saran pengguna buku ini sangat kami harapkan

Yogyakarta, 10 Agustus 2009


Penyusun
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan diwajibkan untuk datang sepuluuh menit sebelum praktikum


dimulai.

2. Praktikan diwajibkan berpakaian sopan dan rapi, dilarang mengenakan kaos


oblong dan sandal jepit diruang Laboratorium.

3. Sebelum praktikum dimulai akan diterangkan mengenai materi yang akan


dikerjakan.

4. Demi lancarnya pelaksanaan praktikum, apabila pemasangan instalasi telah


selesai harap segera lapor kepada pengawas untuk dilanjutkan dengan
pengujian.

5. Kebutuhan alat/ bahan praktikum diambil/ dikembalikan dari/ kepada petugas


Laboratorium.

6. Setiap kali praktikum dilarang menyentuh (memutuskan/menyambung) suatu


peralatan listrik dengan sumber tanpa ijin dari pengawas praktikum.

7. Pada saat mengembalikan peralatan praktikum harus tersusun rapi seperti


pada saat menerimanya.

8. Bila karena suatu keecerobohan sehingga praktikan menyebabkan kerusakan


pada peralatan praktikum, maka yang bersangkutan diwajibkan mengganti
atau memperbaiki bilamana mungkin.

9. Peserta praktikum diwajibkan membuat laporan sementara dan laporan resmi,


laporan resmi dibuat di rumah (bersampul) diserahkan kepada petugas
sebelum praktikum selanjutnya.
PETUNJUK MEMBUAT LAPORAN

Setelah praktikan membuat laporan sementara berupa data praktikum, maka praktikan
diwajibkan membuat laporan resmi, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Laporan diketik berjarak satuu setengah sspasi, di atas kertas kwarto.


2. Laporan dibuat ranngkap dua, satu (yang asli) diserahkan kepada dosen
praktikum, dan yang lain untuk arsip praktikan.
3. Laporan diberi sampul warna biru, dan pada sampul ditukis judul laporan
praktikum, praktikan dan nomor mahasiswa.
4. Format laporan seperti di bawah ini :

BAGIAN PENDAHULUAN MEMUAT :


1. Halaman judul
2. Halaman kata pengantar
3. Halaman daftar isi
4. Halaman daftar gambar
5. Halaman daftar table

BAGIAN POKOK MEMUAT :

BAB I. TUJUAN PERCOBAAN :

1 ……………………….
2 ……………………….

BAB II. LANDASAN TEORI :

A. WATAK TANPA BEBAN PEMBANGKIT ARUS SEARAH TERPACU TERPISAH


B. ……………………….

BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN :

A. PROSEDUR PERCOBAAN (kegiatan sebelum/sesudah praktikum)


B. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
BAB IV. DATA DAN ANALISA DATA PERCOBAAN

A. DATA PERCOBAAN :

1. WATAK TANPA BEBAN PEMBANGKIT ARUS SEARAH TERPACU TERPISAH


2. ……………………….
B. ANALISA DAT PERCOBAAN :

1. WATAK TANPA BEBAN PEMBANGKIT ARUS SEARAH TERPACU TERPISAH


2. ……………………

C. HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK DAN TEORI

(dibuat tabel yang memuat hasil praktek, menurut teori dan prosen factor
kesalahan)

BAB V. DATA DAN ANALISA DATA PERCOBAAN :

A. KESIMPULAN
1. …………………….
B. SARAN (bila ada)

BAGIAN AKHIR MEMUAT :

1. Daftar Pustaka
2. Lampiran laporan sementara praktikum
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 0
HALAMAN PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
TATA TERTIB PRAKTIKUM 3
PETUNJUK MEMBUAT LAPORAN 4
DAFTAR ISI 7
RESPONSI 7
PERCOBAAN UNIT I 8
PERCOBAAN UNIT I I 11
PERCOBAAN UNIT I II 14
PERCOBAAN UNIT I V 18
PERCOBAAN UNIT V 21
PERCOBAAN UNIT VI 25
PERCOBAAN UNIT VII 28
PERCOBAAN UNIT VIII 31
PERCOBAAN UNIT I X 34
PERCOBAAN UNIT X 37
GAMBAR PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNIT V 41
GAMBAR PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNIT VI 42
GAMBAR PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNIT VII 43
GAMBAR PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNIT VIII 44
GAMBAR PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNIT IX 45
GAMBAR PELAKSANAAN PRAKTIKUM UNIT X 46
RESPONSI

1. Jelaskan prinsip kerja alat ukur Volt Meter


2. Jelaskan prinsip kerja alat ukur Ampere Meter
3. Jelaskan prinsip kerja alat ukur Watt Meter
4. Jelaskan prinsip kerja alat ukur Tacho Meter
5. Jelaskan prinsip kerja alat ukur Cos  Meter
6. Jelaskan prinsip kerja Motor DC
7. Jelaskan prinsip kerja Motor Induksi
8. Jelaskan prinsip kerja Motor Serempak
9. Jelaskan prinsip kerja Alternator
10.Jelaskan prinsip kerja Transformator
PERCOBAAN UNIT I
PEMBANGKIT ARUS SEARAH “ SHUNT “
1.1. Judul Percobaan :
Menentukan watak tanpa beban pembangkit arus searah terpacu
terpisah.

E  E  I f  I a 0
nk
1.2. Maksud Percobaan :
Menentukan besar tegangan sebagai fungsi arus medan eksitasi pada
suatu pembangkit arus searah terpacu terpisah dengan kecepatan tetap
dan tanpa beban.
1.3. Ciri – ciri mesin :
Untuk percobaan ini digunakan sepasang mesin dc – dc, satu berfungsi
sebagai pembangkit dan lainnya sebagai motor penggerak.
a. Pembangkit yang diselidiki :
KW = 0,8; volt = 220; rpm =3000; amp max = 4,4 ; R a = 17,5 ohm;
RS = 0,3 ohm; Rf = 1940ohm; Type CWPF2 105/2
b. Motor penggerak :
KW = 2,2 Volt = 110 rpm = 1000 Amp max = 20,4
Type G Mot 40972/552220
1.4. Rangkaian percobaan dan teori

S S1 S2
U
A1 A1 S
M U
Rf
B A M
Ra B
E F1
E
RfV V
R F2 R
A2 A2
DC
DC (VAR)
(VAR)

Mesin DC II (MOT) Mesin DC I (GEN)

Gambar 1 : skema percobaan unit 1


Keterangan :
Ef : Tegangan eksitasi Ra : Tahanan jangkar
Rf : Tahanan kumparan medan parallel Rfv: Rheostad variable medan

Pembangkit yang diselidiki dipacu terpisah, sehingga dapat diperoleh arus jangkar/
arus beban I a  0 . Tegangan yang ditunjukkan oleh volt meter adalah tegangan
dalam ( “ internal Voltage” ) sama dengan E 0 , karena tidak ada arus jangkar
yang mengalir ( I a  0 ), besar E 0 dapat ditunjukkan dengan hubungan sebagai

berikut : E 0  c n  dan  adalah fungsi arus medan    I f  dapat ditulis

menjadi : E 0  c n  ( I f ) .
Untuk putaran tetap n = k, maka E 0  c n  ( I f )  E ( I f ) .
Degan hubungan ini terlihat hubungan besar E dengan If adalah :

E  E ( I f ) nk
I a 0
Untuk If konstan, maka  juga konstan ditulis :
E  c n k atau E  E (n )
Teori lain dapat dibaca dalam buku atau catatan
1.5. Pertanyaan – pertanyaan :
1. Mengapa pada arus eksitasi If= 0 ada tegangan pada terminal pembangkit.
2. Bangaimana bentuk kurva di atas
3. Bagaimana cara membalik polaritas pembangkit
Penting diketahui mesin pertama dioperasikan sebagai pembangkit, maka mesin
kedua dioperasikan sebagai motor.

1.6. Alat – alat ukur yang diperlukan


1. Volt meter dc (untuk pengukuran tegangan)
2. Ampere meter dc (untuk pengukuran If)
3. Tachometer ( pengukur kecepatan putar, n)

1.7. Proses percobaan


1. Hubungankan mesin sesuai dengan maksud percobaan.
2. Sumber pemacu diambil dari sumber penyearah
3. Mesin DC I dirangkai sebagai pembangkit dan mesin DC II sebagai motor
Penggerak
4. Atur kecepatan putar, sehingga putaran pembangkit tetap 3000 rpm, dengan
mengatur tegangan motor.
5. Pengubahan IF dilakukan dengan merubah tegangan sumber DC.
6. Dalam percobaan batas maksimum I F = 120 mA dan E0= 220 Volt jangan
dilampaui
7. Percobaan dilakukan untuk IF nol, dinaikkan sampai maksimum kemudian
diturunkan lagi sampai nol. ΔIF = 10 mA
8. Catat data yang diperoleh dalam table sebagai berikut :

MENGUJI TANPA BEBAN PEMBANGKIT dc PARALLEL


E0 = E (IF)
Batasan Ia = 0 dan putaran n = 1500 rpm
Pengamatan Arus Pemacu (IF) Tegangan (E0) Arus Pemacu (IF) Tegangan (E0)
ke (Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt)
1 0 ………… Maks …………
2 ………… ………… ………… …………
3 ………… ………… ………… …………
4 ………… ………… ………… …………
5 ………… ………… ………… …………
6 ………… ………… ………… …………
7 ………… ………… ………… …………
8 ………… ………… ………… …………
9 ………… ………… ………… …………
10 ………… ………… ………… …………
11 ………… ………… ………… …………
. . . . .
. . . . .
. . . . .
dst Maks Min

9. Buatlah grafik E  E  I f  I a 0 pada laporan hasil percobaan.


nk
PERCOBAAN UNIT II
PEMBANGKIT ARUS SEARAH “ SHUNT “
1.1. Judul Percobaan :
Watak luar pembangkit arus searah parallel.

U  U  I  R f k
n k
1.2. Maksud Percobaan :
Menentukan besar tegangan terminal U sebagai fungsi arus beban ( I)
pada pembangkit arus searah parallel, pada kecepatan putar ini dan
tahanan medan RF yang tetap.
1.3. Ciri – ciri mesin :
Untuk percobaan ini digunakan sepasang mesin dc – dc, satu berfungsi
sebagai pembangkit dan lainnya sebagai motor penggerak.
a. Pembangkit yang diselidiki :
KW = 0,8 volt = 220 rpm = 3000 amp max = 4,4
Ra = 17,5 ohm RS = 0,3 ohm Rf = 1940 ohm Type CWPF2 105/2

b. Motor penggerak :
KW = 2,2 Volt = 110 rpm = 1000 Amp max = 20,4
Type G Mot 40972/552220

1.4. Rangkaian percobaan dan teori


A
S S1 S2
U
A1 A1
M
Rf RL
B Ra
E F1
RfV V
R F2
A2 A2
DC
(VAR)
Mesin DC II (MOT) Mesin DC I (GEN)

Gambar 2 : skema percobaan unit 2


Keterangan :
Ef : Tegangan eksitasi Ra : Tahanan jangkar
Rf : Tahanan kumparan medan parallel Rfv: Rheostad variable medan
Hubungan tegangan : U= E0 – IaRa - ∆Eb – e (Ra )
U : tegangan terminal
E0 : tegangan dalam jangkar
IaRa : Rugi-rugi dlam jangkar
∆Eb : rugi tegangan pada sikat
e (Ra ) : rugi tegangan akibat reaksi jangkar.

Bila mesin diperlengkapi dengan kutub bantu atau kumparan kompensasi maka e
(Ra ) = 0, sehingga U = E 0- rugi rugi (Ia) dan Ia = I – If maka dapat ditulis U = U (I)
pada n = k1 dan Rf = k2. Teori lainnya dapat dibaca dalam buku / catatan kuliah.

1.5. Pertanyaan – pertanyaan :


1. Apa sebabnya penurunan tegangan akibat pembebenan untuk pembangkit
arus searah paralel lebih besar dari pada untuk pembangkit terpacu terpisah.
2. Apa sebabnya hubung singkat pada terminal pembangkit arus searah paralel
tidak mengakibatkan arus yang amat besar?
3. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam pembentukan
tegangan pada pembangkit arus searah paralel ?

1.6. Alat-alat yang diperlukan


1. Voltmeter DC
2. Amperemeter DC
3. Tachometer (pengukur kecepatan)

1.7. Proses percobaan


1. Untailah panel sesuai dengan maksud percobaan. Perlihatkan pada pengawas
sebelum anda menjalankan mesin.
2. Alat ukur dipasang sesuai dengan batas ukurnya.
3. Pada setiap pengubahan beban harap diperiksa putaran pembangkit, kaena
putaran motor DC tergantung juga pada perubahan beban, sedang
percobaan dibuat dengan n konstan dengan merubah sumber tegangan
motor.
4. Harga maksimum untuk U dan I jangan dilampaui, percobaan dimulai dari
I=0 sampai 1,2 I nominal (4 A) dengan memasang beban lampu.
5. Pertambahan beban sebaiknya dari kecil ke besar.
6. Catat data yang diperoleh dari percobaan dalam tabel sebagai berikut :

MENGUJI BERBEBAN PEMBANGKIT ARUS SEARAH PARALEL


Pengamatan Arus Beban I (A) Tegangan terminal Beban Lampu
ke U ( watt)
(Volt)
1 0 ………… ..........
2 ………… ………… …………
3 ………… ………… …………
4 ………… ………… …………
5 ………… ………… …………
6 ………… ………… …………
7 ………… ………… …………
8 ………… ………… …………
9 ………… ………… …………
10 ………… ………… …………
11 ………… ………… …………

7. Buatlah grafik U  U  I  R f k pada laporan hasil percobaan


n k

PERCOBAAN UNIT III


PEMBANGKIT ARUS SEARAH MAJEMUK
1.1. Judul Percobaan :
Watak luar pembangkit arus searah majemuk :
a) Komulatif.
b) Diferensial.

U  U  I  R f k
n k
1.2. Maksud percobaan :
Menentukan besar tegangan terminal U sebagai fungsi arus beban (I)
pada pembangkit arus searah komulatif dan diferensial pada kecepatan
putar dan tahanan medan yang tetap.
1.3. Ciri- ciri mesin :
Untuk percobaan unit 3 ciri mesin yang diselidiki sebagai berikut :
a. Pembangkit yang diselidiki :
KW = 0,8 volt = 220 rpm = 3000 amp max = 4,4
Ra = 17 ohm RS = 0,3 ohm Rf = 1940 ohm
b. Motor penggerak :
KW = 2,2 Volt = 110 rpm = 1000 Amp max = 20,4
1.4. Teori dan skema untai :
A
S1 S2
S
U S1 S2
M A1 A1
B RL
E Ra
F1
R F1
V
F2
A2 A2
DC F2
(VAR)

Mesin DC II (MOT) Mesin DC I (GEN)

Gambar 3 : skema percobaan


Keterangan : Rf : tahanan medan paralel. Rse : tahanan medan seri.
Ra : tahanan jangkar.
Pada pembangkit majemuk terdapat 2 kumparan pemacu, yaitu kumparan
paralel dan kumparan seri. Untuk kedua untai medan paralel dan seri tersebut
dapat disusun menjadi kompon pendek (seperti pada gambar) atau disusun
menjadi kompon panjang ( digambar titik-titik).
Untai medan serinya dapat dihubungkan sedemikian hingga memperkuat
untai medan paralel dan disebut majemuk komulatif. Bila untai medan seri
memperlemah untai medan paralel maka disebut majemuk diferensial.
Hubungan tegangan dan arus

E0 = VT + IaRa
Untuk long shunt : Ia = Isc – IL + If U = VT - IaRa
Untuk short shunt : Ia = If + Isc
Isc = IL U = VT - IscRsc

Teori lain dapat dibaca pada buku / catatan kuliah.

1.5. Pertanyaan- pertanyaan


1. Apakah sebabnya hubung singkat pada terminal pembangkit diferensial
tidak menimbulkan arus yang besar ?
2. Bagaimana caranya supaya pembangkit majemuk komulatif dapat diatur
sehingga berwatak majemuk kurang, majemuk rata dan majemuk lebih?

1.6. Alat – alat yang diperlukan


1. Voltmeter DC
2. Amperemeter DC
3. Tachometer (pengukur kecepatan)

1.7. Proses Percobaan :


1. Untailah panel sesuai dengan maksud percobaan.
Mesin DC I sebagai pembangkit, mesin DC II sebagai motor.
2. Alat ukur disesuaikan dengan batas ukurnya.
3. Pengubahan arus beban (I) dimulai dari nol sampai tercapai batas
maksimumnya (4 A).
4. Sesudah merubah beban, teliti dan pertahankan agar putaran pembangkit
tetap 3000 rpm, dengan mengatur tegangan motor.
5. Catatlah data percobaan dalam tabel sebagai berikut :

MENGUJI BERBEBAN PEMBANGKIT DC MAJEMUK

a). Komulatif n = .............


Pengamatan ke Arus Beban (I) Tegangan Terminal
(A) (U) Volt
1 0 ..............
2 ............. .............
3 ............. .............
4 ............. .............
5 ............. .............
6 ............. .............
7 ............. .............
8 ............. .............
9 ............. .............
10 ............. .............
11 ............. .............
dst ............. .............

6. Buatlah grafik U  U  I  Rf 1 pada laporan hasil percobaan.


n1

b). Diferensial n = .................


Pengamatan ke Arus Beban (I) Tegangan Terminal
(A) (U) Volt
1 0 ..............
2 ............. .............
3 ............. .............
4 ............. .............
5 ............. .............
6 ............. .............
7 ............. .............
8 ............. .............
9 ............. .............
10 ............. .............
11 ............. .............
dst ............. .............

7. Buatlah grafik U  U  I  I f 1 pada laporan hasil percobaan.


n1

PERCOBAAN UNIT IV
MOTOR ARUS SEARAH PARALEL
1.1. Judul Percobaan :
Karakteristik kecepatan putar motor arus searah paralel berbeban.

a). n  n I a  R f  k b). n  n u  R f  k
U k I k
1.2. Maksud percobaan :
Menentukan besar kecepatan putar motor arus searah paralel sebagai
fungsi :
a) Arus jangkar pada tegangan jepit dan arus pemacu yang tetap.
b) Tegangan jangkar pada If dan arus input tetap.

1.3. Ciri – ciri mesin :


Untuk percobaan ini dipakai mesin dc dengan ciri – ciri :
PS : 3 Rpm : 1000 Volt : 110 ampere max : 20,4
Kw : 0.8 rpm : 3000 Volt : 220 ampere max : 4,4

1.4. Teori dan skema untai :

A
A1 A1
S
U
M S A F1 F1 S
U U RL
B M M
E V
B B
R E E
R R

DC DC F2 F2 DC

(VAR)

A2 A2

Mesin DC I Mesin DC II

RL : tahanan beban
Rf : tahanan kumparan medan

Pembangkit yang terkopel motor diuntai sebagai pengatur beban.


Untuk motor arus searah paralel berlaku hubungan :
n = U –IaRa

bila U dan If dipertahankan konstan, terlihat dengan bertambahnya arus
jangkar putaran akan menurun pula. Teori lain dapat dibaca pada buku /
catatan kuliah.
1.5. Pertanyaan – pertanyaan :
1. Untuk jenis putaran apakah motor searah paralel dipakai ?
2. Apakah keunggulan motor arus searah paralel dibanding motor
induksi sangkar tupai ?
3. Dapatkah motor arus searah paralel dipakai untuk tempat yang
terdapat gas/zat yang mudah terbakar ?

1.6. Alat – alat ukur yang dipakai :


1. Voltmeter DC.
2. Amperemeter DC.
3. Tachometer (pengukur kecepatan).

1.7. Proses percobaan :


1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan.
2. Semua alat ukur disesuaikan batas ukurnya.
3. Tegangan pembangkit sebagai beban disesuaikan dengan kapasitasnya
sekitar 90-110 volt dengan mengatur tegangan pemacu ( pembangkit
terpacu terpisah ).
4. Untuk percobaan a) tegangan sumber dijaga konstan, sedang arus
jangkar akan berubah dengan perubahan beban generator. Untuk
percobaan b) dengan berubahnya tegangan, arus jangkar mungkin
turun, dipertahankan mendekatim tetap dengan merubah beban lampu
pada pembangkit.
5. Harga maksimum tegangan, kecepatan, arus untuk setiap mesin jangan
dilampaui.

6. Catat hasil percobaan untuk setiap perubahan n tertentu, pada tabel


seperti berikut : dan buat grafik sesuai dengan maksud percobaan.

MENGUJI MOTOR ARUS SEARAH PARALEL BERBEBAN


a). U = .................. Volt
Pengamatan Arus masuk motor (Ia) Putaran (n)
ke (ampere) (rpm)
1 ............... ...............
2 ............... ...............
3 ............... ...............
4 ............... ...............
5 ............... ...............
6 ............... ...............
7 ............... ...............
8 ............... ...............
dst ............... ...............

b). If = ................... A
Pengamatan Tegangan terminal (U) Putaran (n)
ke (Volt) (rpm)
1 ............... ...............
2 ............... ...............
3 ............... ...............
4 ............... ...............
5 ............... ...............
6 ............... ...............
7 ............... ...............
8 ............... ...............
dst ............... ...............
PERCOBAAN UNIT V
MOTOR ARUS SEARAH MAJEMUK

1.1. Judul Percobaan :


Karakteristik kecepatan motor arus searah mejemuk berbeban.
a). Komulatif b) differensial

n  n I a  R f  k
U k
1.2. Maksud percobaan :
Menentukan karakteristik kecepatan putar motor majemuk komulatif dan
differensial sebagai fungsi arus jangkar (I a) pada tegangan dan tahanan
medan yang tetap.
1.3. Ciri – ciri mesin :
Lihat unit 7

1.4. Teori dan skema untai :

S1 S2

S
U
M A A1 F1 S
A1
B U
M
E F1 B
R V E
F2 R

DC A2 DC
A2 F2
(VAR)

Mesin DC I Mesin DC II

Rse : tahanan kumparan medan seri


Rf : tahanan kumparan medan paralel
Ra : tahanan kumparan jangkar
Berdasar konfigurasi hubungan kumparan medan seri dan paralelnya,
motor arus searah majemuk dapat dibentuk menjadi motor kompon
panjang dan kompon pendek.
Apabila fluksi medan seri membantu atau menambah fluksi medan paralel
disebut kompon komulatif. Sehingga pada kondisi yang sama, motor
majemuk komulatif akan mempunyai torsi ynag lebih besar dari motor
paralel.
Pada motor komulatif bila beban bertambah, arus jangkar juga
bertambah, arus lewat kumparan medan seri bertambah, fluksi juga
bertambah sehingga torsi membesar.
U = E + Ia ( Ra + Rse )
E = c. n. ( Ǿf ± Ǿse) + : untuk motor komulatif
- : untuk motor differensial
Jadi
n = U –Ia (Ra + Rse )
c ( Ǿf ± Ǿse)

Terlihat perubahan Ia pada motor komulatif akan menyebabkan


penurunan kecepatan lebih besar dari pada motor paralel. Pada motor
majemuk differensial, fluksi kumparan medan seri melawan (mengurangi)
fluksi kumparan medan paralel. Sehingga pada kondisi yang sama torsi
motor differensial lebih kecil dari pada torsi motor paralel.
Terlihat pula dengan bertambahnya Ia perubahan kecepatan putar n
tergantung pada seberapa jauh fluksi medan seri melawan fluksi medan
paralel. Teori lainnya dapat dibaca pada buku / catatan kuliah.

1.5. Pertanyaan – pertanyaan :


1. Untuk tugas macam apakah motor majemuk dipakai ?
2. Bagaimana cara membalik arah putaran motor majemuk?
3. Apakah keunggulan motor DC majemuk dibanding motor DC seri?

1.6. Alat – alat yang dipakai :


1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Takometer

1.7. Proses percobaan :


1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan.
2. Pengubahan Ia dilakukan lewat pengubahan beban pembangkit.
3. Pemasangan alat ukur jangan melampaui batas ukurnya.
4. Arus, tegangan, putaran jangan melebihi harga maksimumnya.
5. Percobaan dilakukan pada tegangan motor 200 V dan beban lampu
pada pembangkit nol dan bertambah 200 w.
6. Catat data hasil percobaan pada tabel seperti berikut.
MENGUJI KECEPATAN MOTOR MAJEMUK BERBEBAN
Komulatif U = ........ Volt
Pengamatan Arus jangkar (Ia) Putaran (n)
ke (ampere) (rpm)
1 ............... ...............
2 ............... ...............
3 ............... ...............
4 ............... ...............
5 ............... ...............
6 ............... ...............
7 ............... ...............
8 ............... ...............
dst ............... ...............

7. Buat grafik n = n (Ia) pada U nominal berdasar data hasil percobaan


dan lampirkan dalam laporan.

a) Majemuk differensial
U = ................. Volt
Pengamatan Arus jangkar (Ia) Putaran (n)
ke (ampere) (rpm)
1 ............... ...............
2 ............... ...............
3 ............... ...............
4 ............... ...............
5 ............... ...............
6 ............... ...............
7 ............... ...............
8 ............... ...............
dst ............... ...............

8. Buat grafik n = n (Ia) pada U nominal berdasar data hasil percobaan


dan lampirkan dalam laporan.
PERCOBAAN UNIT VI
MOTOR INDUKSI 3 PHASE

1.1. Judul Percobaan :


Watak kecepatan tanpa beban motor asinkron / motor induksi.
I = I ( U) , f=k
1.2. Maksud percobaan :
Mempelajari cara-cara menjalankan motor induksi dan mengetahui
besar arus dengan berbagai tegangan input.
1.3. Ciri – ciri mesin :
Type AEEBAC. 1425 rpm. 50 Hz Insulation F IP 54
Y = 380 v – 5.08 A D = 220 V – 8.72 A 3 HP.
1.4. Teori dan skema untai :

A
 
Sumber
AC Watt
  Meter
Variabel
 

Gambar 9 : skema percobaan

MC
Apabila sumber tegangan tiga phase dipasang pada kumparan stator

timbulah medan putar dengan kecepatan n =

Medan stator akan memotong batang konduktor pada rotor.


Sehingga akan menimbulkan tegangan dan arus pada rotor.
Arus rotor pada medan magnet akan menimbulkan gaya pada rotor
yang cukup untuk memutar rotor.
Arus beban yang mengalir melalui belitan stator dan rotor :

I=

Daya yang masuk = 3. VI.12.cosǾ.


Teori lain dapat dibaca pada buku / catatan kuliah.

1.5. Pertanyaan – pertanyaan :


1. Sebutkan jenis – jenis motor Induksi ?
2. Sebutkan cara mengasut ( “starting” ) motor induksi dan
gambarkan rangkaiannya ?
3. Mengapa motor induksi berkapasitas daya besar tidak boleh
dihubungkan langsung ke jala-jala pada tegangan nominalnya ?
4. Dapatkah motor induksi difungsikan sebagai generator ?
5. Mengapa generator induksi jarang digunakan ?

1.6. Alat – alat yang dipakai :


1. Amperemeter
2. Voltmeter
3. Takometer
4. Wattmeter

1.7. Proses percobaan :


1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan, hubungkan motor
induksi dengan hubungan bintang.
2. Sumber tegangan diambil dari sumber 3 phase, variable.
3. Beri tegangan masukan sekitar 300 Volt untuk start, dan
diturunkan sampai 160 Volt, secara bertahap dinaikkan sampai
400 Volt dengan ∆V = 30 Volt.
4. Catat arus, tegangan, dan daya yang di konsumsi.
5. Hitung cos Ǿ untuk tiap pengamatan cos Ǿ = watt / VA.
6. Catat pula putaran motornya.
7. Buat grafik arus motor, daya motor, cos Ǿ untuk berbagai
tegangan.
8. Ingat pada waktu start, amperemeter dan wattmeter kumparan
arusnya dihubung singkat.
9. Catatlah hasil percobaan pada tabel sebagai berikut :

PENGUJIAN TANPA BEBAN MOTOR INDUKSI

f = 50 Hz
Pengamatan Tegangan Arus Input Daya input Cos Ǿ Putaran
ke masuk (Volt) (ampere) (watt) (rpm)
1 ............. ............. ............. ............. .............
2 ............. ............. ............. ............. .............
3 ............. ............. ............. ............. .............
4 ............. ............. ............. ............. .............
5 ............. ............. ............. ............. .............
6 ............. ............. ............. ............. .............
7 ............. ............. ............. ............. .............
8 ............. ............. ............. ............. .............
9 ............. ............. ............. ............. .............
10 ............. ............. ............. ............. .............
11 ............. ............. ............. ............. .............
dst ............. ............. ............. ............. .............

PERCOBAAN UNIT VII


MOTOR INDUKSI
1.1. Judul Percobaan :
Watak berbeban motor Induksi

1.2. Maksud percobaan :


Menyelidiki motor induksi berbeban pada tegangan konstan, beban
berubah.

1.3. Ciri – ciri mesin :


Type AEEBAC. 1425 rpm. 50 Hz Insulation F IP 54
Y = 380 v – 5.08 A D = 220 V – 8.72 A 3 HP.

1.4. Teori dan skema untai :

A
 
Sumber
AC Watt
  Meter
Variabel
 

Gambar 10 : skema percobaan

Perubahan kecepatan putar motor induksi pada pertambahan beban


MC
tidaklah terlalu banyak. ( mengapa ? ). Pada waktu beban nol daya
yang masuk ke motor dipakai untuk mengatasi rugi inti, rugi
tembaga, rugi gesekan bantalan dan angin.
Untuk menghitung efisiensi dapat dihitung secara langsung dengan
mengukur daya masuk Pi memakai wattmeter dan mengukur daya
keluar dengan perputaran dan kopel ( torsi ).

Effisiensi = x 100 %

Dapat pula secara tidak langsung, yakni dengan memperhitungkan


rugi-rugi sbb :
1. Rugi inti, gesekan bantalan dan angin di tentukan dari percobaan
beban nol.
2. Rugi tembaga stator dari pengukuran tahan belitan stator dengan
arus searah dengan mengambil faktor koreksi pada 75 Celcius.
3. Rugi tembaga stator sama dengan daya masuk rotor kali slip

sehingga effisiensi : x 100 %

Teori lain dapat dibaca pada buku / catatan kuliah.

1.5. Pertanyaan – pertanyaan :


1. Bagaimana cara membalik arah putaran motor induksi 3 phase ?
2. Sebutkan beberapa cara untuk merubah kecepatan putar motor
induksi dan beri penjelasan singkat ?
3. Gambarkan rangkaian pengendali motor dua kecepatan 4 dan 8
kutub ( kutub ganda ) tiga phase.

1.6. Alat – alat yang dipakai


1. Wattmeter
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Takometer

1.7. Proses percobaan :


1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan, sebagai beban
yang dipakai generator dc / generator sinkron yang tersedia.
2. Sumber listik didapat dari Variable transformer 3 0/.
3. Pasang alat ukur sesuai dengan batas ukurnya.
4. Pada waktu start, amperemeter dan wattmeter kumparan
arusnya dihubung singkat.
5. Percobaan dimulai dari beban nol, dan dinaikkan secara
bertahap, yaitu dengan menambah jumlah beban lampu.
6. Cos Ǿ dihitung dari watt/VA.
7. Catat hasil percobaan sesuai dengan tabel berikut :

PENGUJIAN BERBEBAN MOTOR INDUKSI


f= 50 Hz tegangan jala-jala = .................... Volt

Pengamatan Beban generator Arus Input Daya input Cos Ǿ Putaran


ke (Watt) (ampere) (watt) (rpm)
1 ............. ............. ............. ............. .............
2 ............. ............. ............. ............. .............
3 ............. ............. ............. ............. .............
4 ............. ............. ............. ............. .............
5 ............. ............. ............. ............. .............
6 ............. ............. ............. ............. .............
7 ............. ............. ............. ............. .............
8 ............. ............. ............. ............. .............
9 ............. ............. ............. ............. .............
10 ............. ............. ............. ............. .............
11 ............. ............. ............. ............. .............
dst ............. ............. ............. ............. .............

8. Buatlah grafik daya input, arus input. Cos Ǿ, putaran untuk


berbagai beban.

PERCOBAAN UNIT VIII


PEMBANGKIT SINKRON

1.1. Judul Percobaan :


Menguji hubung singkat tiga phase pembangkit sinkron.
Isc = Isc (If) pada n=k
1.2. Maksud percobaan :
Menentukan karakteristik hubung singkat tiga phase sebagai fungsi
arus medan (If) pada putaran tetap dan tegangan keluaran sama
dengan nol.
1.3. Ciri – ciri mesin :
Pembangkit sinkron : type STC -5.0
KW : 5 KVA : 6.25 cos Ǿ : 0.8 V : 400 Pole : 4
Rpm : 1500 f: 50 Hz V-exc : 24 I-exc : 2.5
Ins : B
1.4. Teori dan skema untai

RV A
A
Sumber
DC

Variabel

Gambar 12 : skema untai percobaan


Rf : tahanan medan

PM
Ef : sumber tegangan medan

Fluks resultante generator sinkron dalam keadaan hubung singkat


hanya membangkitkan tegangan yang kecil. Yang digunakan untuk
mengatasi reaksi jangkar I za = I (Ra + j Xa) karena reaksi jangkar
bersifat diamagnetis, meskipun medan pacu besar tetapi reaksi
jangkar juga besar maka mmf resultante kecil, sehinggan magnet
berada pada daerah tak jenuh. Dan kurve Isc (If) berupa garis lurus.

1.5. Pertanyaan – pertanyaan :


1. Bagaimana caranya menentukan reaktans mesin sinkron?
2. Apakah perbedaan keluaran pembangkit sinkron pada keadaan
hubung singkat dan pada keadaan tak berbeban?

1.6. Alat – alat ukur yang digunakan :


1. Amperemeter DC untuk mengukur arus medan.
2. Amperemeter AC untuk mengukur arus jangkar hubung singkat .
3. Frekuensi meter.
4. Takometer.

1.7. Proses Percobaan :


1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan.
2. Percobaan dimulai dari If = nol dan kenaikan Isc setiap 1 ampere
sampai Isc 10 ampere.
3. Pengaturan Ia dilakukan dengan mengatur tegangan sumber
medan pemacu.
4. Harga maksimum jangan dilampaui.
5. Catat hasil percobaan pada tabel sebagai berikut :

MENGUJI WATAK HUBUNG SINGKAT PEMBANGKIT SINKRON


Rpm : .............
Pengamatan Arus jangkar (Ia) Arus medan (If)
ke (ampere) (ampere)
1 ................ ................
2 ................ ................
3 ................ ................
4 ................ ................
5 ................ ................
6 ................ ................
7 ................ ................
8 ................ ................
dst ................ ................

6. Buatlah grafik Isc = Isc (If) pada putaran konstan sesuai hasil
percobaan dan cantumkan dalam laporan.

PERCOBAAN UNIT IX
PEMBANGKIT SINKRON

1.1. Judul Percobaan :


Menguji pembangkit sinkron tanpa beban.
E0 = E0(If) pada n=k
1.2. Maksud percobaan :
Menentukan besar tegangan jangkar E 0 sebagai fungsi arus medan If
pada pembangkit sinkron tanapa beban.
1.3. Ciri – ciri mesin :
Lihat percobaan unit 12
1.4. Teori dan skema untai

A RV
Sumber
DC
V
Variabel

Gambar 13 : skema untai


Ef : tegangan DC pemacu kumparan medan
Rf : kumparan medan
E0 : tegangan terminal tanpa beban/ terbuka
PM
Watak tanpa beban pembangkit sinkron yang akan diselidiki dibuat
pada arus pemacu mekanik sampai E 0 maksimum dan diturunkan
lagi sampai If = nol. Karena adanya rugi histerisis maka kedua
keadaan tersebut tidak dapat berhimpit luas bidang diantara kedua
garis tersebut menyatakan besarnya rugi histerisis yang tergantung
dari bahan magnet mesin.
Bentuk liku histerisi umumnya :

E0

Bila mesin pernah diuji coba umumnya pada If = nol sudah ada
tegangan E0 karena adanyaersifat remenansi. If

1.5. Pertanyaan – pertanyaan :


1. Apakah beda pembangkit sinkron dan altenator ?
2. Apakah keuntungan pembangkit sinkron tanpa sikat dibanding
dengan yang memakai sikat (Brush)?
3. Apa sebabnya rating pembangkit dinyatakan dalam KVA tidak
dalam KW?
1.6. Alat – alat yang dipakai :
1. Amperemeter DC untuk mengukur arus medan.
2. Amperemeter AC untuk mengukur tegangan terminal.
3. Takometer.

1.7. Proses percobaan :


1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan.
2. Percobaan dimulai dari If = nol lalu If diubah sehingga tegangan
terminal mencapai harga maksimum dengan kenaikan E tiap 50
Volt atu If = 100 mA. Pengubahan If dengan merubah tegangan
sumber pemacu.
3. Pengubahan If harus dilakukan satu arah, kalau dinaikkan jangan
diturunkan sebelum mencapai harga maksimum, mengapa?
4. Catat hasil percobaan sesuai tabel berikut :
MENGUJI PEMBANGKIT SINKRON TANPA BEBAN
U = U (If)
Pengamatan Arus pemacu Tegangan Arus Tegangan
ke If (ampere) U-V (volt) pemacu If U-V (volt)
(ampere)
1 nol ............. max .............
2 ............. ............. ............. .............
3 ............. ............. ............. .............
4 ............. ............. ............. .............
5 ............. ............. ............. .............
6 ............. ............. ............. .............
7 ............. ............. ............. .............
dst max nol

5. Buatlah grafik E0 = E0 (If) pada n nominal sesuai hasil percobaan


dan cantumkan dalam laporan.
PERCOBAAN UNIT X
PEMBANGKIT SINKRON

1.1. Judul Percobaan :

U  U  Ia  nI fk k U  U  I f  nIakk
Menguji pembangkit sinkron berbeban.

a). b).
pf k pf k
1.2. Maksud percobaan :
Menentukan besar tegangan terminal sebagai fungsi arus beban
pada putaran dan pf konstan.
1.3. Ciri – ciri mesin :
Lihat percobaan unit 12
1.4. Teori dan skema untai

A
RV Ia
A
Sumber
DC
If
Variabel

Gambar 14 : skema untai percobaan


Pada beban induktif reaksi jangkar Ia (Ra+Xa) menyebabkan
tegangan terminal turun. Untuk pf yang lebih kecil penurunan
PM
tegangan lebih besar. Sedangkan pada beban kapasitif reaksi
jangkar menambah tegangan yang dibangkitkan. Untuk pf kecil
penambahan tegangan lebih cepat.
Untuk mesin sinkron “ non salient pole “ reaksi jangkarnya lebih
besar.

U Un Cos φ = 0 φ<0

Cos φ = φ=0
01

Cos φ = φ>0
0,8
Gambar : liku watak luar pembangkit
Cos φ =sinkron
0 φ<0
Untuk menentukan karakteristik, pembangkit sinkron berbeban
setiap perubahan arus medan, arus jangkar (arus beban)
dipertahankan dengan merubah arus beban.
In
Tanpa Beban
R
Cos φ = 1
N S
E Cos φ = 0,8
I. Xa P
U q
Cos φ = 0

Gambar : liku tegangan –arus medan pembangkit sinkron

Liku
N ’ ONR : liku tanpa beban
A
Liku FoP : liku beban penuh, pf nol
A Φ:1 reaksi jangkar
0U Q’ F : tegangan nominal If
M F
FR OP
: tegangan terminal terbuka, If = nol.
NQ : Ixa : rugi tegangan pada reakstan jangkar
RS : penurunan tegangan karena reaksi jangkar

Jika pembangkit dihubung beban induktif murni akan diperoleh liku


FoP. Teori lain dapat dibaca pada buku / catatan kuliah.
1.5. Pertanyaan – pertanyaan :
1. Bagaimana caranya mempertahankan tegangan pembangkit pada
nilai yang tetap walau beban berubah ?
2. Apa sebabnya penurunan tegangan pada beban induktif lebih
cepat ?
3. Gambarkan diagram generator sinkron tanpa sikat ( brushless)?
1.6. Alat – alat yang dipakai :
1. Amperemeter DC ( untuk ukur arus medan )
2. Amperemeter AC ( untuk ukur arus beban )
3. Voltmeter AC ( untuk ukur tegangan terminal )
4. Takometer
5. PF meter dan frekuensi meter.
1.7. Proses percobaan :
1. Untai panel sesuai dengan maksud percobaan.
2. Alat ukur yang disesuaikan dengan batas ukurnya.
3. Percobaan dimulai dengan If dan Ia nol.
4. Nilai arus dan tegangan maksimum jangan dilampaui.
5. Catat hasil percobaan sesuai dengan tabel berikut :

MENGUJI PEMBANGKIT SINKRON BERBEBAN


a). U = U (Ia) n = ............ If = .............
Pengamatan Arus jangkar (Ia) Tegangan terminal (U)
ke (ampere) (Volt)
1 ............... ...............
2 ............... ...............
3 ............... ...............
4 ............... ...............
5 ............... ...............
6 ............... ...............
7 ............... ...............
8 ............... ...............
dst ............... ...............
 = If dijaga konstan dengan merubah tegangan sumber.
6. Buatlah grafik U = U (Ia) pada n nominal sesuai hasil percobaan dan
cantumkan dalam laporan.
b). U = U (If) n = .................. Ia = ...............
Pengamatan Arus medan (If) Tegangan terminal (U)
ke (ampere) (Volt)
1 ............... ...............
2 ............... ...............
3 ............... ...............
4 ............... ...............
5 ............... ...............
6 ............... ...............
7 ............... ...............
8 ............... ...............
dst ............... ...............

 = Ia dijaga mendekati konstan dengan merubah beban lampu sejalan


dengan berubahny tegangan.
7. Buatlah grafik U = U (If) pada n nominal sesuai hasil percobaan
dan cantumkan dalam laporan.
UNIT V
UNIT VI
UNIT VII
UNIT VIII
UNIT IX
UNIT X

Anda mungkin juga menyukai