1
10
s/d
50
100
23.815
2
51
s/d
100
200
45.625
3
101
s/d
250
500
119.065
4
251
s/d
500
1000
238.125
Dari data tersebut nampak tersirat adanya funishment kepada masyarakat
pengguna LPJU sehingga baik LPJU yang dipasang secara legal oleh lembaga
pemerintah maupun swadaya masyarakat (ilegal) yang tidak dilengkapi
dengan sistem metering dikatagorikan sebagai LPJU ilegal. Dengan
demikian diberlakukan tarif seperti di atas. Hal ini tentunya dari segi
finansial pemerintah daerah yang harus membayar tagihan rekening
tersebut akan dirugikan karena harus membayar rekening listrik yang
cukup mahal. Adapun kerugian tersebut berasal dari :
Sistem perhitungan : Jml titik lampu x watt x kelompok tarif
Dengan menggunakan sistem perhitungan ini energi listrik yang harus
dibayar bukan energy yang benar-benar dikonsumsi. Karena kalaupun LPJU
tersebut mati, maka pemda tetap harus membayarnya.
Dari data yang kami dapat dari sumber pihak ketiga (medio Oktober 2005),
diketahui bahwa seluruh kabupaten Semarang jumlah titik lampu yang
dikatagorikan ilegal tersebut sebanyak kurang lebih 27.130 titik lampu
dengan total daya rekening mencapai 4.883.800 Watt adalah suatu jumlah
yang sangat besar dan betul-betul harus mendapatkan perhatian yang
serius. Dari bebarapa studi yang sudah dilakukan, hanya dengan metering
saja dana yang bisa dihemat tiap bulannya berkisar antara 30 s/d 40 %,
apalagi kalau dilakukan pemilihan jenis lampu yang tepat yaitu energinya
hemat, faktor daya tinggi ( EMBED Equation.3 ᄉ ᄃ) dan life time panjang
serta sistem penyalaan yang terprogram maka efisiensi bisa didapatkan
lebih baik lagi.
Salah satu contoh pemilihan lampu untuk efisiensi tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel C.2. Perbandingan Jenis Lampu
HIGH PRESSURE MERCURY
HIGH PRESSURE SODIUM
Watt
lumen
Life time (jam)
Watt
lumen
Life time (jam)
125
5800
5000
70
6000
16000
250
11025
6000
150
15000
16000
400
21000
6000
250
26000
16000
1000
52500
5000
400
47000
24000
Dari tabel di atas, untuk mendapatkan lumen yang lebih baik bisa didapat
dengan daya yang lebih kecil dengan usia lampu yang lebih awet ( 2,5
s/d 3 kali). Artinya bahwa dengan pemilihan lampu yang tepat dapat
dihasilkan efisiensi yang cukup besar. Walaupun demikian persyaratan
teknispun tidak boleh dikesampingkan.
EMBED Visio.Drawing.11 ᄉ ᄃ
Gambar C.2.1. Diagram Blok Pendekatan Konsep Perencanaan
C.2.1.a. Pendekatan efisiensi unsur finansial dan pemakaian energi
listrik
Ditinjau dari unsur finansial, suatu sistem kelistrikan haruslah dapat
terukur dan terkendalikan pemakaiannya sehingga biaya yang dikeluarkan
haruslah sesuai dengan energi listrik yang dikonsumsi. Dengan demikian
sistem pengukuran dan dan alat ukur yang digunakan haruslah dipilih
secara tepat sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan
diperoleh hasil pengukuran dengan akurasi dan optimasi yang tinggi
Sedangkan dari unsur pemakaian energi listrik, selain pemilihan jenis
lampu yang tepat untuk digunakan di daerah dan lingkungan dimana LPJU
berada, efisiensi dapat dicapai melalui sistem pengaturan penyalaan
serta menghilangkan daya reaktif.
EMBED Visio.Drawing.11 ᄉ ᄃ
Gambar C.2.2. Diagram Blok Pendekatan Efisiensi
SHAPE \* MERGEFORMAT ᄉ ᄃ
Setelah melalui tahap ini maka yang kemudian yang diselesaikan adalah
tahap pelaksanaan teknis perencanaan.
Pengumpulan data
Pelaksanaan pengumpulan data menurut penggunaan atau proses
pengolahannya (analisis) secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok data, yaitu :
Data-data yang sifatnya dapat dilakukan analisis langsung, yaitu
meliputi : peta wilayah administrasi kabupaten Semarang, peta jaringan
jalan, dan peta jaringan LPJU.
Data-data yang dalam prosesnya memerlukan tahap pembahasan dan
persetujuan, baik dalam hal kriteria, metoda maupun pendekatannya. Data
tersebut diantaranya meliputi peraturan-peraturan serta ketentuan-
ketentuan mengenai penerangan jalan umum, ruas jalan yang sudah
mempunyai jaringan LPJU, ruas jalan yang belum mempunyai jaringan LPJU,
jumlah LPJU legal dan ilegal, rencana pengembangan prasarana jalan dan
pengembangan jaringan LPJU, sistem basis data yang telah ada. Tujuan
pengumpulan data kelompok ini adalah untuk lebih mengetahui secara
mendalam tingkat optimalisasi sistem penerangan jalan umum serta
kendalanya sehingga menyebabkan inefisiensi. Untuk itu dalam tahap
koleksi data ini, konsultan akan melaksanakan kegiatan-kegiatan :
Studi leteratur meliputi semua aspek yang berkaitan dengan tugas ini.
Melakukan wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak terkait mengenai
karakteristik dan pengoperasian sistem yang diinginkan.
Perumusan masalah
Perumusan masalah pada tahap awal seluruh proses perancangan merupakan
hal yang sangat penting sebagai dasar bagi penentuan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai pada setiap tahap proses perancangan. Perumusan
masalah yang tepat akan sangat mendukung kelancaran dalam proses
perancangannya. Secara garis besar perumusan masalah dibedakan atas :
Masalah Makro, yaitu masalah yang berkaitan dengan perencanaan
Penyusunan DED Efisiensi LPJU kabupaten Semarang secara keseluruhan.
Masalah Mikro, adalah yang berkaitan dengan :
Penerimaan PPJU
Tagihan rekening PPJU
Jalan yang sudah mempunyai jaringan LPJU
Jalan yang belum mempunyai jaringan LPJU
LPJU swadaya masyarakat (ilegal)
Sistem basis data
Metodologi analisis dan sintesis
Data-data yang diperoleh dikelompokkan sesuai kriteria-kriteria
perancangan pada masing-masing. Analisis dan sistesis dilakukan terhadap
masing-masing komponen perancangan guna mendapatkan rumusan masalah,
untuk kemudian dicarikan cara pemecahannya yang paling tepat. Keluaran
pada tahap ini akan menjadi kerangka acuan utama bagi penyusunan konsep
perancangan pada tahap selanjutnya.
Prarancangan
Merupakan implementasi seluruh konsep perancangan yang merupakan gagasan
awal sistem yang akan diterapkan.
Pembahasan dan diskusi secara intensif antara konsultan dan pihak
pemberi tugas maupun pengelolai akan dilakukan selama tahap pra
rancangan ini, untuk mendapatkan keluaran yang optimal.
Selain itu konsultan juga akan menyerahkan data lapangan dan laporan
perancangan skematik serta prakiraan biaya sementara (preliminary cost)
sebagai bahan kajian bagi pemberi tugas.
Pengembangan rancangan
Dalam tahap ini akan dilakukan koordinasi intensif antara berbagai
disiplin yang terlibat, untuk secara bersama-sama merencanakan dan
menerapkan berbagai sistem yang digunakan ke dalam hasil rancangan yang
telah dikembangkan. Materi yang akan disajikan pada tahap ini meliputi :
Biaya Penyambungan dan Jaminan LPJU
Sistem Instalasi dan konstruksi LPJU
Sistem pengukuran
Penataan jenis lampu dan daya lampu (watt)
Sistem basis data
Jenis material mencakup kriteria yang digunakan untuk pemilihan material
serta penjelasan spesifikasinya
Detail perancangan
Tahap ini merupakan tahap akhir seluruh proses perancangan yang
dilaksanakan oleh konsultan. Pada tahap akhir ini seluruh hasil
rancangan beserta dokumen-dokumen telah siap untuk dilaksanakan tahapan
selanjutnya yaitu pelelangan dan tahapan konstruksi. Secara umum dokumen
lelang ini akan memuat :
Sistem dan detail masing-masing komponen dalam butir pra-rancangan di
atas.
Rencana anggaran biaya
Rencana kerja dan syarat-syarat,
Spesifikasi teknis,
Prosedur tata cara pelelangan serta cara-cara penawaran.
C.2.
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI PERENCANAAN
BISA DI UP DATE
MUDAH DIOPERASIKAN
MUDAH DIPAHAMI
AKURAT
UNGKAPAN MASALAH
KEBUTUHAN
KONSEP
KENYATAAN
TUJUAN
PROGRAMING
MENU UTAMA
DIREKTORI UPJ
REKENING
KECAMATAN
KALURAHAN/DESA/
JALAN
KODE TIANG
WILAYAH APJ
NO APP
JUMLAH
PEMAKAIAN ENERGI