6.1. Umum
pemahaman dan apresiasi konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja dan Berita
energi listrik sudah kian mendesak, bukan untuk masyarakat perkotaan saja
listrik.
kebutuhan akan energi listrik baik untuk keperluan rumah tangga, industri
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
tenaga listrik.
Tbk.
Terminal Tbk
c. Pengujian dan pengecekan kondisi kelayakan sistem
pelabuhan internasional.
4. Menganalisa hasil perencanaan dengan tujuan mendapatkan :
a. Besaran pengurangan kebutuhan listrik dari sumber PLN
b. Rencana Anggaran Biaya
c. Bill of Quantity
d. Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis.
6.4. Metodologi
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
MULAI
A
KOORDINASI
ANALISIS
PRESENTASI
KONSULTASI
LAPORAN AKHIR
SELESAI
A
terkoneksi atau tidaknya PLTS dengan jaringan listrik di rencana lokasi. Faktor-
yaitu: modul surya (PV), inverter dan baterai. Kapasitas PLTS dinyatakan
dengan kilowatt peak (kWp). Kapasitas inverter dinyatakan dengan (kW) dan
inverter.
Modul Surya
Bagian terkecil dari fotovoltaik adalah sel surya yang pada dasarnya
sebuah foto dioda yang besar dan dapat menghasilkan daya listrik. Fotovoltaik
terdiri dari dua jenis bahan berbeda yang disambungkan melalui suatu bidang
junction yang jika sinar jatuh pada permukaannya akan diubah menjadi listrik
arus searah.
Untuk mendapatkan daya yang cukup besar diperlukan banyak sel surya.
Biasanya sel-sel surya itu sudah disusun sehingga berbentuk panel, dan
(kWh) yang dibutuhkan beban dalam satu periode dan tingkat radiasi matahari
praktek hasil perhitungan yang diperoleh dikoreksi dengan faktor derating yang
berikut:
Dimana Eo: energi yang ingin diproduksi (kWh), H: tingkat radiasi matahari di
lokasi (kWh/m2/hari), Io: standard iradiasi (1 kW/m 2), Η: efisiensi sistem modul
(%), Cf: faktor koreksi temperatur (1,1 – 1,5), PSH: peak sun hour (jam/hari)
diinginkan, string modul surya disusun secara paralel. Besarnya tegangan string
(over charge) yang dapat mengurangi umur baterai. Charge controller mampu
menjaga tegangan dan arus keluar masuk baterai sesuai kondisi baterai.
baterai atau peralatan lainnya seperti inverter maka disebut solar charge
controller. Jika bagian ini terhubung dari inverter ke baterai lazim disebut
battery charge controller, namun hal tersebut tidak baku. Walaupun kedua alat
ini berfungsi sama, berbeda dengan SCC, BCC tidak diperlengkapi oleh PWM-
kemampuan untuk mendapatkan daya listrik dari panel surya pada titik
maksimumnya.
Inverter
mengubah arus searah (DC) yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus
bolak balik (AC). Tegangan DC dari panel surya cenderung tidak konstan sesuai
dengan tingkat radiasi matahari. Tegangan masukan DC yang tidak konstan ini
akan diubah oleh inverter menjadi tegangan AC yang konstan yang siap
digunakan atau disambungkan pada sistem yang ada, misalnya jaringan PLN.
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
Parameter tegangan dan arus pada keluaran inverter pada umumnya sudah
desain PLTS yang akan dibuat. Jenis inverter untuk PLTS disesuaikan apakah
PLTS On Grid atau Off Grid atau Hibrid. Inverter untuk sistem On Grid (On Grid
saat grid kehilangan tegangan. Inverter untuk sistem PLTS hibrid harus mampu
mengubah arus dari kedua arah yaitu dari DC ke AC dan sebaliknya dari AC ke
DC. Oleh karena itu inverter ini lebih populer disebut bi-directional inverter.
adalah:
1. Kapasitas/daya inverter
Daya inverter harus mampu melayani beban pada kondisi daya rata-rata,
tipikal dan surja. Secara praktis, kapasitas inverter dihitung sebesar 1,3 x
beban puncak.
Pada kondisi beban naik turun, tegangan keluaran panel surya dapat
Pada kondisi sinar matahari sangat terik, panel surya dapat menghasilkan
Ada yang sinus murni, modified square wave atau square wave. Pilihlah yang
memiliki kualitas sinus murni agar mampu memberikan suplai bagi seluruh
jenis beban.
Baterai
atau untuk penggunaan listrik malam hari. Baterai harus ada pada sistem PLTS
Beberapa teknologi baterai yang umum dikenal adalah lead acid, alkalin,
Ni-Fe, Ni-Cad dan Li-ion. Masing-masing jenis baterai memiliki kelemahan dan
kelebihan baik dari segi teknis maupun ekonomi (harga). Baterai lead acid
dinilai lebih unggul dari jenis lain jika mempertimbangkan kedua aspek
tersebut. Baterai lead acid untuk sistem PLTS berbeda dengan baterai lead acid
untuk operasi starting mesin-mesin seperti baterai mobil. Pada PLTS, baterai
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
yang berfungsi untuk penyimpanan (storage) juga berbeda dari baterai untuk
buffer atau stabilitas. Baterai untuk pemakaian PLTS lazim dikenal dan
menggunakan deep cycle lead acid, artinya muatan baterai jenis ini dapat
biaya investasi awal terbesar setelah panel surya dan inverter. Namun,
biaya operasi dan pemeliharaan. Atau dampak yang paling minimal adalah
baterai dengan kapasitas 2000 Ah dengan tegangan sekitar 2 Volt. Maka baterai
kWh.
kapasitas baterai untuk suatu PLTS dan pengaruhnya pada umur baterai antara
PLTS Off Grid sering disebut juga PLTS Stand Alone artinya sistem hanya
disuplai oleh panel surya saja tanpa ada pembangkit jenis lain misalnya PLTD.
Sistem tipe ini hanya tergantung pada matahari seutuhnya. Karena panel tidak
maka sistem ini membutuhkan media penyimpan yaitu baterai. PLTS Off Grid
sarana transportasi sangat sulit, sehingga jika membangun PLTD, akan timbul
mengantisipasi hari tidak ada sinar matahari/hari berawan yang disebut days of
minimal pada tingkat radiasi rata-rata 1 kW/m2 dan secara bersamaan, mampu
discharge. Waktu pengisian sekitar peak sun hour (PSH) periode, yaitu lamanya
Dalam merencanakan sistem PLTS Off Grid pada suatu daerah belum
1. Load factor (LF), sehubungan daerah baru belum ada data LF, maka LF
berlistrik dan sistem di lokasi memiliki periode operasi siang hari. Disebut On
Grid karena PLTS dihubungkan (tied) pada sistem eksisting. Tujuan dari
maksimum sebesar 20% dari beban rata-rata siang hari. Inverter untuk PLTS
PLTD yang sudah ada. Pada sistem ini PLTS diharapkan berkontribusi secara
maksimal untuk menyuplai beban pada siang hari, sehingga agar bagian PLTS
tidak mengganggu sistem yang ada, maka PLTS harus dilengkapi dengan
memberikan daya dan energi ke beban selama periode siang (hours of sun)
sistem yang ada dan mengurangi konsumsi bahan bakar. Gambar 4 adalah
Inverter untuk sistem PLTS Hibrid harus mampu mengubah arus dari
kedua arah yaitu dari DC ke AC saat menyuplai beban dan dan sebaliknya dari
AC ke DC saat mengisi baterai. Oleh karena itu inverter ini lebih populer disebut
bi-directional inverter
beroperasi. Tiap kelompok terdiri dari 1 (satu) bagian lengkap panel surya dan
PLTS memiliki beberapa grup atau string agar sistem memiliki reliabilitas yang
jaringan listrik eksisting dapat dibedakan dari skala kapasitasnya yaitu skala
kecil untuk kapasitas 5 kW – 100 kW, skala menengah 100 kW–500kW dan
skala besar yaitu 500 kW – 10 MW. Daya listrik DC yang dihasilkan dari panel
distribusi). Nilai beban yang terdapat pada inverter PLTS adalah daya beban
sangat ditentukan oleh kualitas arus (I PV) dan tegangan (VPV) sistem PLTS
matahari. Karena tidak adanya sistem mekanik, maka jenis operasional dan
kondisi dinamis yaitu dimana intensitas radiasi dan suhu yang bersifat fluktuatif
distribusi. Sistem PLTS on grid terkoneksi dengan Gardu Distribusi (GD) tanpa
melalui Gardu Induk. Gambar 6 (a) dan (b) lembar berikut ditampilkan struktur
Konsep struktur dasar PLTS on grid sesuai model kontrol konstan pada
sistem inverter. Model kontrol konstan P dan Q yaitu kontrol daya aktif dan
reaktif dalam kondisi steady state. Model kontrol konstan P dan V yaitu alih
fungsi kontrol daya dan tegangan dengan model loop tertutup. Dalam model ini
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
daya aktif dan tegangan yang dikirimkan dapat dikontrol sesuai daya mampu
diantaranya adalah :
PLTS On Grid
Grid. Tujuan dari perhitungan serapan daya listrik ini adalah untuk
mengambil 20% nya sebagai kapasitas yang akan diganti oleh PLTS On
Grid.
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
Selain perhitungan serapan daya listrik tersebut juga dilakukan hal – hal
sebagai berikut :
eksisting.
3. Kapasitas baterai
Pada sistem PLTS On Grid tidak membutuhkan baterai, tetapi baterai juga
4. Kapasitas Invertert
C. Aspek Biaya
Biaya siklus hidup suatu sistem adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh
suatu sistem, selama kehidupannya. Pada sistem PLTS, biaya siklus hidup
(LCC) ditentukan oleh nilai sekarang dari biaya total sistem PLTS yang
terdiri dari biaya investasi awal, biaya jangka panjang untuk pemeliharaan
pekerjaan sipil.
berikut :
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
c. Faktor Diskonto
berikut :
Perhitungan biaya energi suatu PLTS ditentukan oleh biaya siklus hidup
(LCC), faktor pemulihan modal (CRF) dan kWh produksi tahunan PLTS.
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
sebagai berikut :
Present Value (NPV), Profitability Index (PI) dan Payback Period (PP).
Net Present Value (NPV) menyatakan bahwa seluruh aliran kas bersih
berikut :
1) Investasi dinilai layak, apabila Net Present Value (NPV) bernilai positif
(> 0).
2) Investasi dinilai tidak layak, apabila Net Present Value (NPV) bernilai
nilai sekarang dengan investasi awal. Teknik ini juga sering disebut
berikut :
2) Investasi dinilai tidak layak, apabila DPP memiliki periode waktu lebih
Dimana :
NCFt = Net Cash Flow periode tahun ke-1 sd ke-n.
II = Investasi awal (Initial Investment).
i = Discount factor
n = Periode dalam tahun (umur investasi).
Year before recovery = Jumlah tahun sebelum tahun
pengembalian final
Investment Cost = Biaya investasi awal.
NPV Kumulatif = Jumlah kas bersih nilai
Mulai
Pengumpulan data :
Intensitas Matahari harian GAV
Temperatur maksimum
Pemetaan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Jumlah kapasitas PLTS yang disarankan
Estimasi Pemakaian Energi
Tentukan :
Temperature coefficient factor
Efisiensi panel surya
Efisiensi Inventer
Analisis :
Evaluasi kapasitas daya dan speksifikasi teknik komponen-komponen PLTS (On-grid).
Evaluasi rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan PLTS (off-grid).
Evaluasi kelayakan investasi PLTS (On -grid)
Mulai
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
permasalahan.
6.5.1.1. Umum
rinci dan lebih konkret terhadap lingkup kerja konsultan dalam pelaksanaan
akan diajukan konsultan setelah terbitnya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja),
dimana pada saat itu konsultan sudah mendapatkan data - data awal yang
lebih lengkap, sehingga dapat disusun rencana kerja yang lebih terperinci.
a. Mobilisasi
tenaga ahli dan tenaga pelaksanaan, baik yang bersifat teknis maupun
administratif dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan beban kerja,
pengadaan perlengkapan kantor, bahan dan alat - alat tulis, dan pengadaan
program kerja dan tahapan kerja yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan
energi saat ini, radiasi matahari dan lain sebagainya. Data ini
tersebut.
teknis lainnya.
I. Survey
a. Survey pendahuluan
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK
detail.
Terminal Tbk
ini diantaranya :
diharapkan menghasilkan :
maupun PLN.
Pengolahan data yang dimaksud adalah mengolah data yang didapat dari
dalam :
DED PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLTS FOTOVOLTAIK
PT. INDONESIA KENDARAAN TERMINAL TBK