Anda di halaman 1dari 19

METODOLOGI

3
3.1 Alur Pelaksanaan Pekerjaan

Berdasarkan pada ruang lingkup dari studi, maka disusun suatu metodologi
pendekatan yang diharapkan dapat mencapai maksud dan tujuan yang tercantum
dalam kerangka acuan kerja (Term of Reference).

Untuk memenuhi target waktu dan substansi yang disyaratkan maka kegiatan
dalam studi ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Secara umum tahapan pelaksanaan
pekerjaan studi ini terdiri dari: Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap
Analisis, dan Tahap Finalisasi.

Penyusunan tahapan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, di


mana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:

(1) Tahap Persiapan, ditujukan untuk menyelesaikan masalah administrasi dan


menyiapkan kerangka pelaksanaan studi berupa pemantapan metodologi,
rencana dan persiapan survey, kajian literatur, kajian studi terdahulu dan
pengenalan awal wilayah studi. Hasil Tahap Persiapan ini akan disampaikan
pada Laporan Pendahuluan.
(2) Tahap Pengumpulan Data, ditujukan untuk memperoleh data sekunder
maupun primer yang dibutuhkan dalam kegiatan analisis kelayakan
penanganan/pengembangan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Propinsi ........................... Hasil pengumpulan data dan analisis awalnya
akan disampaikan pada Laporan Antara.
(3) Tahap Analisis, ditujukan untuk menghasilkan kelayakan dan konsep rencana
penanganan/peningkatan pada beberapa ruas jalan yang sudah ditentukan di
Propinsi ..........................Hasil tahap analisis dan perencanaan ini akan
disampaikan pada Laporan Akhir Sementara.
(4) Tahap Finalisasi Studi, ditujukan untuk melengkapi laporan studi sesuai dengan
hasil diskusi dengan pihak pemberi kerja dan masukan dari berbagai instansi
untuk dijadikan hasil akhir dari studi ini. Hasil Tahap Finalisasi Studi ini akan
disampaikan pada Laporan Akhir.

Tahapan-tahapan tersebut merupakan kesatuan sistem yang harus dikerjakan


secara cermat dan akurat, sehingga akan dicapai suatu hasil studi yang optimal.
Secara keseluruhan metodologi pelaksanaan pekerjaan Studi Kelayakan Jalan

III-1
Lintas Utara-Timur, Barat-Selatan dan Tengah di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, dapat dijelaskan pada Gambar 3.1. berikut ini.

Persiapan
- Administrasi dan personel
Tahap Persiapan

- Pemantapan metodologi, rencana


kerja dan rencana survey
- Pengenalan Wilayah, Kajian data
sekunder, peraturan terkait, studi
terdahulu dan studi literatur.

Kerangka analisis Pengenalan awal Kajian studi terdahulu/


dan rencana survey wilayah studi literatur dan peraturan
terkait
Laporan
Pendahuluan
Pelaksanaan
Survei
Pengumpulan Data

Survei Primer Survei Sekunder


- Survei Lalu Lintas - Data Sosio Ekonomi Prov.
- Survei Kondisi ..........................
Koridor Ruas Jalan - RTRW Prov. ..........................
- Data Jaringan Jalan
- Data Harga Satuan

Kompilasi Data
Laporan
Antara

Analisis
- Analisis Kondisi Eksisting
- Analisis dan Peramalan Lalu Lintas
- Penyusunan Program Penanganan Jalan
Analisis

- Analisis Pra Rencana Teknis Penanganan


- Analisis Biaya Penanganan
- Analisis Manfaat Penanganan
- Kelayakan Ekonomi/Finansial

Kesimpulan dan
Rekomendasi
Draft
Laporan
Akhir
Finalisasi

Finalisasi Studi
- Penyempurnaan Laporan
- Pembuatan Resume
Studi
Laporan
Akhir
Gambar 3.1 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

III-2
3.2 Metodologi Teknis

Selain alur pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan pada Gambar 3.1, alur
pemikiran secara metodologis untuk menyelesaikan pekerjaan perlu juga disusun
untuk menterjemahkan keterkaitan antara beberapa variabel yang digunakan untuk
analisis kelayakan penanganan beberapa ruas jalan di Propinsi ..........................
(..........................). Gambar 3.2 menyampaikan metodologi teknis yang
digunakan
dalam studi ini.

KONDISI EKSISTING KALIBRASI MODEL

Jaringan jalan Model jaringan jalan


Spesifikasi variabel

Sosio-ekonomi Model permintaan


dan kependudukan perjalanan

Tata ruang wilayah Model sistem zona

RENCANA DAN KONSEP DAN PREDIKSI


KEBIJAKAN PENGEMBANGAN (FORECASTING)

Rencana tata ruang Pola tata ruang masa Prediksi permintaan


(Prop., Kab/Kota) datang perjalanan masa
Review

datang

SISTRANAS, OTDA, Konsep penanganan Alternatif penanganan


RENCANA JARINGAN ruas jalan ruas jalan
JALAN, dll

REKOMENDASI SIMULASI KINERJA


STUDI RUAS JALAN

Program penanganan Indikator lalulintas


ANALISIS KELAYAKAN
PENANGANAN
Kebijakan pendukung Indikator ekonomi

Gambar 3.2 Metodologi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

Secara teknis metodologi yang dikembangkan akan mengaitkan antara variabel


sistem transportasi dan tata ruang wilayah ke dalam bentuk model. Model yang
digunakan adalah model perencanaan transportasi empat tahap (lihat sub bab
3.7). Kalibrasi model dilakukan dengan menggunakan data kondisi jaringan
transportasi, sosio-ekonomi dan kependudukan, serta pola tata ruang eksisting di
Propinsi .......................... (..........................). Dari hasil kalibrasi diperoleh
beberapa model yang diperlukan untuk prediksi permintaan perjalanan dan kinerja
sistem transportasi di masa datang.
Prediksi pola tata ruang di masa datang dilakukan dengan menggunakan data
rencana tata ruang wilayah yang diperoleh dari dokumen yang ada. Sedangkan
konsep penanganan ruas jalan yang berisi indikator kinerja jaringan, dan standar
penyediaan sarana dan prasarana transportasi diperoleh dari sejumlah peraturan
terkait. Konsep dan pola penanganan ini akan menjadi masukan dalam
mengembangkan alternatif solusi yang memungkinkan.

Hasil simulasi jaringan berupa indikator lalulintas (kecepatan, waktu perjalanan,


volume) serta indikator ekonomi (biaya dan manfaat) akan digunakan untuk
melakukan analisis kelayakan penanganan ruas jalan yang ada. Sebagai langkah
terakhir, penyusunan rekomendasi akan merupakan kesimpulan dari analisis
kelayakan penanganan yang diusulkan untuk menentukan prioritas dan kebijakan
pendukung dalam pelaksanaannya.

3.3 Persiapan Studi

Persiapan studi dimaksudkan agar seluruh kegiatan yang akan dikerjakan konsultan
terencana dengan baik dan kelancaran pekerjaan juga terjaga. Persiapan yang baik
merupakan langkah penting untuk menentukan kelancaran jadwal pelaksanaan dan
keberhasilan suatu pekerjaan. Di dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa
kegiatan sebagai awal dari seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan. Hasil
tahap persiapan ini akan sangat mempengaruhi proses yang dilakukan dalam
tahap-tahap selanjutnya.

Secara umum terdapat 4 kegiatan utama di dalam tahap persiapan ini, yakni:

1. Pemantapan metodologi
Maksud dari kegiatan ini adalah:
a. Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan
berikutnya, untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan sumber daya.
b. Menetapkan metoda dan analisis yang akan digunakan dalam studi ini, hal
ini penting untuk ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data,
penyediaan waktu analisis, dan kualitas hasil penelitian secara keseluruhan.
2. Studi literatur
Kegiatan ini berguna untuk:
a. Menelaah sejumlah metoda pelaksanaan studi sistem jaringan transportasi
terpadu yang pernah dilakukan di beberapa lokasi kajian yang berbeda.
b. Memaksimalkan kemungkinan penggunaan data dan model yang pernah
dikembangkan di wilayah studi yang sama (Propinsi
..........................) untuk
memperkaya bahasan dan validasi dari model yang dikembangkan dalam
studi.
3. Review peraturan terkait
Kegiatan ini bermanfaat untuk:
a. Melakukan review terhadap peraturan-peraturan/kebijakan-kebijakan
mengenai transportasi, khususnya transportasi jalan di Provinsi
.......................... (..........................) maupun nasional,
b. Mengetahui rencana tata ruang baik dalam skala nasional, propinsi, maupun
Kabupaten/Kota sebagai masukan dalam pengembangan model dan
alternatif sistem jaringan yang dikembangkan.
4. Persiapan survei
Persiapan survai, untuk kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan disusun pada
tahap persiapan. Pada kegiatan persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut:
Identifikasi titik-titik survai
Estimasi kebutuhan personil
Rencana jadual pelaksanaan survai
Mengingat data hasil survai menjadi basis data dalam melakukan analisis maka
untuk menjamin baiknya rekomendasi yang dihasilkan data ini harus baik.

3.4 Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data dari sumber sekunder
(instansi terkait) maupun data primer yang diperoleh dari survey di lapangan. Pada
dasarnya pengumpulan data diusahakan semaksimal mungkin dari data sekunder,
di mana pelaksanaan survey primer hanya dilakukan untuk melengkapi dan
memperbarui data-data yang ada.

Perancangan pengumpulan data meliputi penelaahan mengenai maksud dan tujuan


pengumpulan data, klasifikasi data yang akan dikumpulkan, perencanaan detail
survey, penentuan lokasi dan waktu pengumupulan data dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan agar pengumpulan data yang akan dilakukan menjadi efektif dan
efesien.

3.4.1 Persiapan Survei

Persiapan survey ini dilakukan untuk merencanakan secara detail pelaksanaan


survey yang berkaitan dengan:
Pemilihan metoda survey,
Penyiapan formulir survey sesuai dengan metoda survey yang digunakan,
Penyiapan sumber daya survey (surveyor dan keperluan alat) dan penyusunan
jadual pelaksanaan survey,

3.4.2 Kebutuhan Data

Pada dasarnya data dapat terbagi dalam 2 (dua) macam, yakni data sekunder dan
data survai lapangan. Tabel 3.1 menampilkan kebutuhan data sekunder yang
diperlukan dalam studi ini.

Tabel 3.1 Kebutuhan Data Sekunder


No Jenis Data Sumber
1 Rencana Tata Ruang - RTRW Propinsi maupun Kabupaten/Kota
- Penggunaan ruang
- Kawasan strategis
- Hirarki pusat kegiatan
2 Data dan peta Jaringan Jalan - Dinas Bina Marga Propinsi maupun
- Eksisting Kabupaten/Kota
- Rencana
3 Hasil Studi terdahulu - Studi terdahulu
- Dokumen Perencanaan
4 Kondisi Sosial Ekonomi - .......................... Dalam Angka
5 Harga Satuan - Dinas Bina Marga Propinsi maupun
Kabupaten/Kota

Pada dasarnya survai lapangan dilakukan untuk melakukan verifikasi terhadap data
yang diperoleh melalui survai data sekunder. Dari Kerangka Acuan Kerja dapat
ditarik beberapa item data yang harus dikumpulkan konsultan melalui survai
lapangan sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kebutuhan Data Primer


No Jenis Data Sumber
1 Data Volume Lalu-lintas - Survai Traffic Count (TC)
2 Data Kondisi Ruas Jalan - Survei Koridor

3.4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni survei sekunder dan survei
primer. Adapun metoda pelaksanaan survei tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Survei Sekunder
Survei sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait untuk meminta
sejumlah dokumentasi data dari institusi pengelola sistem transportasi,
perencana tata ruang, dan sejumlah instansi lain yang dapat menyediakan data
yang berkaitan dengan pelaksanaan studi. Data-data yang diperoleh melalui
survei sekunder ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
2. Survei Primer
Akurasi data sekunder yang ada kadang-kadang masih belum meyakinkan.
Keterbatasan dari data sekunder yang ada belum dapat menggambarkan
kondisi yang ada saat ini. Hal ini menyebabkan kebutuhan data primer yang
mutakhir menjadi sangat diperlukan. Kegiatan survai lapangan merupakan
pencarian data primer paling mutakhir. Survai tersebut harus mewakili
kenyataan dan kondisi yang ada, sehingga volume survei juga harus mewakili
responden dan obyek yang representatif. Dalam studi ini, survei primer
dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan, yakni survei
lalu lintas (traffic count) dan survei kondisi koridor ruas jalan kajian.

3.4.4 Kegunaan Data

Data-data yang dikumpulkan diatas diperlukan dalam analisis studi kelayakan


penanganan jalan di Propinsi .......................... (..........................). Adapun
secara umum data-data tersebut diperlukan dan digunakan dalam analisis sebagai
berikut.

Data kondisi tata ruang eksisting, rencana tata ruang, jaringan jalan, hasil studi
terdahulu dan data sosial ekonomi akan digunakan dalam melakukan pemodelan
transportasi. Pemodelan transportasi ini mencakup analisis kondisi eksisting
jaringan jalan serta evaluasi kinerja jaringan. Pemodelan ini dilakukan dalam skala
jaringan jalan secara keseluruhan di Propinsi ..........................
(..........................).

Adapun data-data yang diperoleh dari survai lapangan dilakukan untuk melakukan
analisis detail pada ruas jalan yang ditinjau dalam studi ini.

3.5 Tahap Analisis

Dari survai lalu-lintas selanjutnya diolah sehingga diperoleh volume dan komposisi
kendaraan di wilayah studi dalam besaran jam puncak dan Lintas Harian Rata-rata
(LHR). Pada tahap ini dilakukan juga penyusunan database jaringan jalan sebagai
masukan paket program simulasi model jaringan jalan.

Dengan data asal tujuan yang diperoleh sebelumnya dan dengan data volume lalu-
lintas (dalam smp/jam puncak) selanjutnya dibentuk Matriks Asal Tujuan
perjalanan (dalam smp/jam puncak). Matriks ini dibebankan dalam jaringan
eksisting sehingga diperoleh kinerja (performance) ruas-ruas jalan di
Propinsi .......................... (..........................).
3.5.1 Evaluasi Kinerja Jaringan Eksisting

Untuk dapat membuat alternatif penanganan di ruas-ruas jalan di


Propinsi .......................... (..........................) khususnya di ruas jalan kajian
maka sebelum melakukan analisis lanjut perlu dilakukan evaluasi kondisi
eksisting. Evaluasi kinerja ini diharapkan akan memberikan gambaran eksisting dan
memberikan titik- titik lokasi bermasalah untuk selanjutnya diidentifiksi penyebab
persoalannya.

Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan simulasi jaringan jalan dengan


membebankan Matriks Asal Tujuan ke sistem jaringan jalan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Penjelasan tentang pemodelan ini diberikan pada sub-bab tersendiri
dalam bab ini.

3.5.2 Analisis Kinerja Jaringan dengan Berbagai Alternatif

Dengan gambaran penyebab permasalahan dari analisis sebelumnya selanjutnya


akan ditemukan serangkaian alternatif solusi penanganan. Berdasarkan alternatif
ini selanjutnya diberikan ke jaringan dengan melakukan simulasi jaringan jalan.
Parameter kinerja yang dihasilkan (waktu tempuh, kecepatan, vcr) dibandingkan
terhadap kondisi eksisting.

Berdasarkan analisis ini akan diperoleh serangkaian program


penanganan/pengembangan ruas jalan yang menjadi lokasi kajian. Dimana
program penanganan/pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja
jaringan transportasi khususnya transportasi jalan di Propinsi ..........................
(..........................) sekaligus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
Propinsi .......................... (..........................) khususnya masyarakat di sekitar
lokasi ruas jalan kajian.

3.5.3 Analisis Pra Rencana Teknis Penanganan

Pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap ini berdasarkan hasil analisis serta
peramalan lalu lintas meliputi:

Penetapan pra rencana geometrik jalan,


Penentuan kapasitas jalan dan jumlah lajur,
Penetapan pra rencana perkerasan,
Penetapan rencana struktur, fasilitas jalan, dan fasilitas drainase,
Perkiraan biaya konstruksi, operasi, dan pemeliharaan serta volume pekerjaan.
3.5.4 Analisis Kelayakan Penanganan

Pada studi kelayakan penanganan jalan lintas lintas utara-timur, barat-selatan dan
tengah Provinsi .......................... (..........................) ini dilakukan evaluasi
ekonomi. Evaluasi ekonomi diharapkan akan memberikan parameter kinerja seperti
BCR, NPV dan IRR. Besaran ini secara nyata cukup baik dalam mengambil
keputusan apakah suatu penyediaan prasarana jalan layak dilaksanakan. Sesuai
dengan sifatnya, maka jaringan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Provinsi .......................... (..........................) yang direncanakan tidak bisa
ditinjau kelayakannya dari sisi potensi pengusahaannya atau dikenal dari sisi
finansial (financial feasibility), hal ini karena penggunaan jalan ini berbeda dengan
jalan tol yang harus membayar.

Analisis kelayakan ekonomi dalam studi ini dilakukan dalam konteks untuk
mengetahui seberapa besar manfaat atau keuntungan yang diperoleh jika dalam
suatu jaringan jalan (dalam hal ini jaringan penanganan jalan lintas utara-timur,
barat-selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................) yang
dimodelkan) akan dibangun. Hasil analisis kelayakan ini akan sangat menentukan
dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana tahapan pengembangan
jaringan penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Provinsi .......................... (..........................) ini akan dikembangkan.

3.6 Tahap Rekomendasi

Seiring dengan berjalannya waktu maka konsultan akan mempresentasikan hasil


kerja yang telah diperolehnya dan dari diskusi tersebut diharapkan akan
memperoleh masukan dari instansi terkait maupun dari pihak pemberi pekerjaan
itu sendiri. Masukan tersebut dan berbagai koreksi didalamnya disusun menjadi
sebuah rekomendasi penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Provinsi .......................... (..........................).

3.7 Pemodelan Transportasi

3.7.1 Kegunaan Model Dalam Studi

Pemodelan transportasi jalan digunakan untuk memprediksi kondisi jaringan jalan


di wilayah studi baik dengan dan tanpa adanya penanganan. Indikator lalu lintas
yang diprediksi dari model transportasi jalan seperti arus lalu lintas ruas, kecepatan
ruas, dan waktu perjalanan, akan digunakan sebagai basis untuk melakukan kajian
kinerja alternatif penanganan yang diusulkan dan untuk menganalisis kebutuhan
manajemen lalu lintas ataupun perbaikan geometrik ruas dan simpang jalan akibat
berubahnya pola lalu lintas.

Dengan kata lain, proses pemodelan transportasi dalam studi ini ditujukan untuk
membentuk model yang baik dan menggunakannya untuk mengevaluasi kinerja
penanganan jaringan jalan. Untuk keperluan tersebut maka detail dan luas wilayah
studi harus dijaga seoptimal mungkin agar mampu memberikan gambaran prediksi
yang layak. Proses logis dalam melakukan pemodelan transportasi secara umum
dilakukan sesuai dengan bagan alir yang disampaikan pada Gambar 3.3.

Gambar tersebut memperlihatkan bahwa dalam proses studi setidaknya terdapat


tiga jenis data yang dibutuhkan yakni data jaringan untuk pembentukan model
atau disebut dengan data tahun dasar (base year data), data untuk validasi
(validation data), dan data untuk simulasi model yang diprediksi pada beberapa
tahun tinjauan (predicted data). Base year data dan validation data dapat diperoleh
dari survey (sekunder ataupun primer), sedangkan predicted data hanya dapat
diperoleh dengan meramalkannya dengan dasar data yang ada saat ini dan
pengaruh faktor-faktor perubahan di masa datang.
Data tahun dasar

Spesifikasi model
Data prediksi

Variabel model Out put model


Simulasi

Kalibrasi model Best fit model Analisis (ekonomi,


finansial,
lingkungan, dll)
Struktur model Validasi Model

Validasi data

Gambar 3.3 Proses Pembentukan Model dan Aplikasi

3.7.2 Pemodelan Transportasi Empat Tahap

Model perencanaan transportasi empat tahap merupakan pilihan konsep pemodelan


yang paling sering digunakan dalam berbagai studi transportasi di Indonesia,
karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan
berbagai interaksi antara sistem transportasi dan tata ruang di wilayah studi.

Secara umum model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang
masing-masing harus dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan,
sebaran perjalanan, pemilihan moda, dan pemilihan rute. Struktur umum konsep
model perencanaan transportasi empat tahap ini disajikan pada Gambar 3.4.

Pendekatan model dimulai dengan menetapkan sistem zona dan jaringan jalan,
termasuk di dalamnya adalah karakteristik populasi yang ada di setiap zona.
Dengan menggunakan informasi dari data tersebut kemudian diestimasi total
perjalanan yang dibangkitkan dan/ atau yang ditarik oleh suatu zona tertentu (trip
ends). atau disebut dengan proses bangkitan perjalanan (trip generation). Tahap
ini akan menghasilkan persamaan trip generation yang menghubungkan jumlah
perjalanan dengan karakteristik populasi serta pola dan intensitas tata guna lahan
di zona yang bersangkutan.

Selanjutnya diprediksi dari/ kemana tujuan perjalanan yang dibangkitkan atau yang
ditarik oleh suatu zona tertentu atau disebut tahap distribusi perjalanan (trip
distribution). Dalam tahap ini akan dihasilkan matriks asal-tujuan (MAT). Pada
tahap pemilihan moda (modal split) MAT tersebut kemudian dialokasikan sesuai
dengan moda transportasi yang digunakan para pelaku perjalanan untuk mencapai
tujuan perjalanannya. Dalam tahap ini dihasilkan MAT per moda.

Terakhir, pada tahap pembebanan (trip assignment) MAT didistribusikan ke ruas-


ruas jalan yang tersedia di dalam jaringan jalan sesuai dengan kinerja rute yang
ada. Tahap ini menghasilkan estimasi arus lalu lintas di setiap ruas jalan yang akan
menjadi dasar dalam melakukan analisis kinerja.

Dengan melihat proses di atas maka secara garis besar proses analisis transportasi
jalan terdiri atas beberapa kegiatan utama, yaitu: penetapan wilayah studi, analisis
sistem jaringan, analisis kebutuhan pergerakan, dan analisis sistem pergerakan.
Dalam beberapa butir berikut ini disampaikan bahasan mengenai setiap tahap
pemodelan transportasi yang dilakukan.
Data sistem zona
Data jaringan
Model bangkitan wilayah studi
transportasi
perjalanan

Karakteristik populasi
Produksi perjalanan dan tata ruang zona
(trip ends) per zona
Biaya perjalanan antar
zona (aksesibilitas)

Model sebaran
perjalanan

MAT antar zona


Karakteristik pelaku
Karakteristik moda perjalanan

Model pemilihan
moda perjalanan

MAT setiap moda


Karakteristik rute/ruas

Model pemilihan rute


perjalanan

Arus lalu lintas

Analisis lanjutan

Gambar 3.4 Bagan Alir Pemodelan Transportasi Empat Tahap

A. Penentuan Batas-batas Wilayah Studi dan Sistem Zona

- Batas wilayah studi dapat berupa batas administratif, batas alam (sungai,
gunung, dsb.), atau batas lainnya (seperti : jalan, rel kereta api, dll.)
- Wilayah studi dibagi-bagi ke dalam zona, dimana jumlah zona menentukan
tingkat kedalaman analisis. Makin banyak zona, makin detail analisis yang
diperlukan.
- Pembagian zona dapat didasarkan kepada perwilayahan administratif,
kondisi alam (dibatasi oleh sungai, gunung, dsb.), atau berdasarkan tata
guna lahan.
- Sistem zona ini digunakan sebagai dasar pergerakan

Pada Gambar 3.5 berikut disajikan contoh representasi wilayah studi di dalam
model transportasi:
CENTROID ( NO. ZONA )

GATEWAY ZONA
1

RUAS/LINK

4
3
CENTROID
CONNECTOR

5
6
NODE

CORDON LINE

Gambar 3.5 Contoh Representasi Wilayah Studi

B. Analisis Sistem Jaringan

Data jaringan transportasi jalan eksisting disusun sesuai format yang


diperlukan. Adapun penyusunan database jaringan jalan tersebut dilakukan
untuk 2 (dua) kondisi yaitu :

Kondisi tanpa penanganan (Do-Nothing),


Kondisi dengan penanganan (Do-Something).

C. Analisis Kebutuhan Pergerakan

a. Bangkitan/ tarikan masing-masing zona


Dari O-D matriks hasil penurunan dari volume lalu lintas diperoleh bangkitan/
tarikan dari masing-masing zona.
b. Model bangkitan/ tarikan (trip generation)
- Dicari korelasi antara bangkitan/ tarikan dengan parameter sosio-ekonomi
dari masing-masing zona. Korelasi tersebut dapat didasarkan kepada hasil
regresi linier antar bangkitan/ tarikan dengan parameter sosio-ekonomi.
- Parameter sosio-ekonomi yang dipergunakan adalah jumlah penduduk.
- Tahap ini menghasilkan model bangkitan/ tarikan (trip generation) berupa
persamaan matematis, dengan parameter sosio-ekonomi sebagai variabel
bebas dan bangkitan/ tarikan sebagai variabel tak bebas.

D. Analisis Sistem Pergerakan

a. Proyeksi Parameter Sosio-Ekonomi

Terdapat dua metoda proyeksi variabel sosio-ekonomi, yaitu:


1. Proyeksi berdasarkan kecenderungan (trend), yaitu berdasarkan
kecenderungan historis perkembangan parameter sosio-ekonomi. Dengan
anggapan bahwa tingkat pertumbuhan pada masa yang akan datang sama
dengan masa yang lalu, maka dapat diketahui besarnya parameter sosio-
ekonomi pada masa yang akan datang dengan mengalikan besarnya pada
saat sekarang dengan tingkat pertumbuhannya
2. Proyeksi berdasarkan pola yang ingin dituju, yaitu berdasarkan target
pembangunan yang ingin dicapai.

b. Proyeksi Bangkitan/ tarikan

Proyeksi bangkitan/ tarikan masing-masing zona pada masa yang akan


datang diperoleh dengan menggunakan model bangkitan/ tarikan yang telah
diperoleh dengan input parameter sosio ekonomi hasil proyeksi.

E. Pembentukan Matriks Asal Tujuan di Tahun Dasar

Pemodelan distribusi perjalanan dilakukan dengan model ME2 (Matrix


Estimation from Traffic Count) dan model pembebanan dilakukan dengan model
equilibrium jaringan.

Data survey asal tujuan dan MAT yang sebelumnya pernah dibentuk untuk
wilayah studi akan menjadi pola dasar atau prior matriks yang akan menjadi
panutan pola perjalanan dari update matriks dalam ME2 menggunakan data
hasil survey arus lalu lintas Tahun 2006. Dengan metodologi ini akan diperoleh
MAT wilayah studi pada Tahun 2006.

F. Pembebanan Lalu lintas Jalan

MAT perjalanan hasil model ME2 akan dibebankan ke dalam jaringan jalan
sehingga diperoleh volume arus lalu lintas, kecepatan, dan waktu perjalanan
dalam sistem. Data karakteristik lalu lintas baik saat ini maupun di masa
mendatang merupakan masukan utama dalam proses analisis, baik analisis
ekonomi/ finansial, dari penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan
tengah Provinsi .......................... (..........................) yang direncanakan.
MAT perjalanan Data Jaringan
N
P
U
T
Pemilihan Rute

O
U
Arus, kecepatan, waktu
T
P
U
Analisis
T

Gambar 3.6 Struktur Umum Model Pemilihan Rute

3.7.3 Indikator Lalulintas

Dalam hal ini indikator kinerja sebagai penanganan jalan lintas utara-timur, barat-
selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................) bagi jaringan
jalan di wilayah studi diwakili oleh beberapa parameter yang diperbandingkan
antara kondisi tanpa (without) dan dengan (with) pengembangan. Adapun indikator
lalu lintas yang digunakan adalah:

- Waktu perjalanan sistem: yang menunjukkan total konsumsi waktu perjalanan


yang digunakan oleh seluruh pengguna jalan di wilayah studi dari setiap asal
tujuan.
- Jarak atau Panjang perjalanan sistem: yang menunjukkan total jarak atau
panjang perjalanan yang ditempuh oleh seluruh pengguna jalan di wilayah studi
dari setiap asal tujuan.
- Kecepatan Rata-rata: yang menunjukkan rata-rata kecepatan dari seluruh ruas
jalan yang ada di wilayah studi.

3.8 Evaluasi Kelayakan

Evaluasi kelayakan dapat ditinjau dari 2 (dua) sisi, yaitu:

1. Kelayakan Ekonomi, yaitu kelayakan dari nilai-nilai ekonomi yang ditimbulkan


oleh suatu penanganan,
2. Kelayakan Finansial, yaitu kelayakan dari nilai-nilai finansial yang ditimbulkan
suatu penanganan.
3.8.1 Perbedaan Evaluasi Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Dalam melakukan analisis kelayakan secara Ekonomi dan Finansial terdapat


beberapa prinsip dasar yang membedakan kedua sudut pandang evaluasi ini. Tabel
3.3 menjelaskan perbedaan tersebut. Dengan asumsi bahwa penanganan jalan
lintas ini investasinya akan melibatkan pihak swasta, maka rencana ini harus layak
secara finansial.

Sedangkan dari sisi pemerintah, maka penanganan/pengembangan suatu jaringan


jalan, baik itu dilakukan sendiri oleh pemerintah ataupun didelegasikan kepada
swasta, harus tetap memberikan nilai manfaat kepada masyarakat, sehingga
rencana ini juga harus layak dari sisi ekonomi.

Tabel 3.3 Perbedaan Komponen-komponen Pada Pendekatan Ekonomi dan


Finansial
No. Aspek Analisis Ekonomi Analisis Finansial
1. Sudut Pandang Publik Private
Efisiensi ekonomi
Pengembalian dan
2. Tujuan (pengurangan biaya
keuntungan investasi
transportasi)
3. Kriteria NPV, BCR, EIRR Pay Back Period, FIRR
Proyek untuk masyarakat, Proyek swasta yang sifatnya
4. Aplikasi
dilakukan oleh Pemerintah profit oriented
Komponen Biaya langsung kepada proyek
5. langsung dan tidak langsung
dan Manfaat (return)
mekanisme pasar
shadow prices
pajak
6. Penetapan Harga transfer prices
subsidi
tingkat bunga
tingkat bunga
Dalam kajian ekonomi, maka Pemerintah cenderung menilai suatu investasi dalam
kerangka ekonomi di mana tujuan utama kebijakan investasi dipakai sebagai alat
untuk menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat. Dalam hal ini komponen
biaya dikaji dalam kerangka jumlah sumber daya (resource) yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah termasuk subsidi, penggunaan lahan milik pemerintah,
dan kemudahan biaya lainnya. Sedangkan komponen pengembalian biaya dipakai
pendekatan manfaat (benefit), khususnya pengurangan biaya sistem transportasi
(pengurangan waktu, biaya operasi kendaraan) dan manfaat-manfaat lainnya bagi
masyarakat.

Sedangkan dari sudut investor swasta memandang bahwa biaya yang


dikeluarkannya harus kembali dalam bentuk nilai uang (dan berbagai
kompensasinya). Dalam hal ini komponen biaya dianggap sebagai jumlah nilai uang
yang harus dikeluarkan oleh investor untuk biaya konstruksi (capital), operasi, dan
pemeliharaan sistem yang dikelolanya. Sedangkan komponen pengembalian biaya
diperoleh dari jumlah nilai uang yang mereka peroleh dari pengguna fasilitas jalan
tol, serta kemungkinan kompensasi lainnya (hak penggunaan lahan, hak
pengusahaan di area layanan, dan lain-lain).

3.8.2 Proses Evaluasi Kelayakan

Perbandingan biaya (cost) dan manfaat/ pengembalian (benefit/ revenue)


merupakan basis dalam menentukan kelayakan ekonomi dan finansial dari
pembangunan fasilitas transportasi, termasuk penanganan jalan lintas lintas utara-
timur, barat-selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................)
ini. Perbandingan biaya dan manfaat/ pengembalian dilakukan antara dua
kondisi, yakni untuk skenario tanpa adanya penanganan (base case atau without
project) dan dengan adanya penanganan (with project). Skema secara umum
pelaksanaan
analisis kelayakan ini dilakukan disampaikan pada Gambar 3.7.

without project MODEL JARINGAN with project


(tanpa penanganan) JALAN (dengan penanganan)
(with and without)

SIMULASI JARINGAN
JALAN
Estimasi Estimasi
biaya biaya
ekonomi finansial

Arus lalu lintas Perbaikan kinerja


pengguna jalan jaringan jalan

Analisis Analisis
Pendapatan Manfaat ekonomi kelayakan kelayakan
ekonomi finansial

Gambar 3.7 Skema Umum Proses Analisis Kelayakan

Dari Gambar 3.7 terlihat bahwa proses analisis kelayakan dilakukan dalam 3
tahapan, yakni (1) proses estimasi biaya ekonomi/ finansial (biaya konstruksi,
operasi, dan pemeliharaan). Sedangkan proses (2) adalah melakukan estimasi
manfaat ekonomi yang dihasilkan dari proses simulasi jaringan jalan dengan dan
tanpa adanya penanganan jalan lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Provinsi .......................... (..........................) pada tahun-tahun tinjauan.
Setelah kedua proses tersebut dilakukan, maka selanjutnya dalam proses (3)
dilakukan analisis kelayakan untuk mengeluarkan sejumlah indikator kelayakan
seperti EIRR/FIRR, NPV, dan BCR.
3.9 Estimasi Komponen Biaya dan Manfaat

3.9.1 Estimasi Biaya (Cost)

Komponen biaya (cost components) penanganan jalan lintas utara-timur, barat-


selatan dan tengah Provinsi .......................... (..........................) yang
dipertimbangkan dalam analisis kelayakan adalah sebagai berikut:

Biaya perbaikan fasilitas pendukung jalan (drainase, marka, patok,dll),


Biaya rekonstruksi ruas jalan yang sudah rusak total,
Biaya pemeliharaan dan pelebaran jalan,

3.9.2 Biaya pemeliharaan dan pembangunan jembatan,Estimasi Manfaat


(Benefit)

Komponen Manfaat (benefit/ revenue components) penanganan jalan lintas lintas


utara-timur, barat-selatan dan tengah Provinsi ..........................
(..........................) yang dipertimbangkan dalam analisis kelayakan adalah
sebagai berikut.

Untuk analisis kelayakan ekonomi tingkat pengembalian dihitung berdasarkan


manfaat penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan Nilai Waktu pada
seluruh jaringan jalan dengan adanya penambahan kapasitas jaringan akibat
penanganan jalan lintas lintas utara-timur, barat-selatan dan tengah
Provinsi .......................... (..........................).

3.9.3 Indikator Kelayakan

Net Present Value ( NPV )

Net Present Value adalah selisih antara Present Value Benefit dikurangi dengan
Present Value Cost. Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara
finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif. Dalam hal ini semua
rencana akan dilaksanakan apabila NPV > 0, atau persamaan di atas memenuhi:

Net Present Value (NPV) = PVBenefit - PVCost = positif

Hal tersebut berarti bahwa pembangunan konstruksi jalan akan memberikan


keuntungan, dimana benefit/ cash flow positif akan lebih besar dari pada cost/ cash
flow negatif.

Internal Rate of Return ( IRR )

Internal Rate of Return ( IRR )adalah besarnya tingkat suku bunga pada saat nilai
NPV = 0. Nilai IRR dari suatu proyek harus lebih besar dari nilai suku bunga yang
berlaku atau yang ditetapkan dipakai dalam perhitungan kelayakan proyek. Nilai ini
digunakan untuk memperoleh suatu tingkat bunga dimana nilai pengeluaran
sekarang bersih (NPV) adalah nol. Perhitungan untuk dapat memperoleh nilai IRR
ini dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error). Persamaan umum untuk
metoda ini adalah sebagai berikut:

NPV = [ ( Bi Ci )(1+ IRR ) ]= 0


n
i

i=0

Jika nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku, maka proyek mempunyai
keuntungan ekonomi dan nilai IRR pada umumnya dapat dipakai untuk membuat
rangking bagi usulan-usulan proyek yang berbeda.

Benefit Cost Ratio ( BCR )

Benefit Cost Ratio adalah Perbandingan antara Present Value Benefit dibagi dengan
Present Value Cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial
bila nilai BCR adalah lebih besar dari 1. Nilai ini dilakukan berdasarkan nilai
sekarang, yaitu dengan membandingkan selisih manfaat dengan biaya yang lebih
besar dari nol dan selisih manfaat dan biaya yang lebih kecil dari nol. Persamaan
umum untuk metoda ini adalah sebagai berikut:

Present Value Nett Benefits


B/C Nett =
Capital Cost

Nilai B/Cnet yang lebih kecil dari satu menunjukkan investasi yang buruk. Hal ini
menggambarkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pemakai jalan lebih kecil
daripada investasi yang diberikan pada penanganan jalan.

Anda mungkin juga menyukai