BAB PENDAHULUAN
1.1.
I UMUM
Dokumen Usulan Teknis ini disusun untuk memenuhi persyaratan proses pengadaan
Jasa Konsultansi Dalam Negeri untuk pekerjaan “Konsultan Pengawas
Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah ” yang
diadakan oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi Direktorat Jenderal
Pengembangan Kawasan Perdesaan Tahun Anggaran 2015.
Dokumen Usulan Teknis berisikan antara lain informasi atau uraian tentang kualifikasi
pengalaman perusahaan , apresiasi dan pengertian Konsultan terhadap pekerjaan,
tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja, metode dan tahapan pelaksanaan
pekerjaan, organisasi pelaksanaan dan kualifikasi tenaga ahli dan penugasan personil
serta fasilitas dan sarana yang dibutuhkan, serta kriteria dan spesifikasi pekerjaan
yang disyaratkan yang secara lebih rinci penjelasannya dapat diikuti pada bab-bab
berikut.
1.2.1. Pendahuluan
Bab ini menerangkan tentang latar belakang perusahaan yang menyangkut
bidang layanan, serta pengalaman perusahaan dalam mengerjakan pekerjaan
sejenis.
1.2.12. Pelaporan
Pada Bab ini diuraikan produk hasil dari pekerjaan ini dalam bentuk laporan-
laporan masing-masing pekerjaan.
1.2.14. Penutup
CV. TRI ARTA CONSULINDO sebagai salah satu perusahaan di Sulawesi Tenggara
yang bergerak dalam bidang pelayanan Jasa Konsultansi merasa tergugah untuk
dapat memberikan karyanya dalam pelaksanaan pembangunan .
Sesuai dengan misi tersebut di atas, maka Kami bermaksud untuk menawarkan jasa
konsultansi dalam melaksanakan pekerjaan “Konsultan Pengawas Pembangunan
Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah ”.
Keikut sertaan CV. TRI ARTA CONSULINDO dalam pengawasan ini adalah
sehubungan dengan mengalihkan sebagian dari wewenangnya kepada suatu team
work pekerjaan “Konsultan Pengawas Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan di
Kabupaten Maluku Tengah ” di Kabupaten Maluku Tengah.
Maksud dan tujuan disusunnya usulan teknis ini adalah sebagai proposal untuk
memenuhi persyaratan dalam mengikuti proses pengadaan pekerjaan “Konsultan
Pengawas Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku
Tengah ”.
Untuk menangani hal yang berkaitan dengan jenis pekerjaan tersebut, maka Kami
pihak konsultan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
dapat diperoleh hasil yang efisien dan optimal. Mengingat hal tersebut di atas , maka
dalam Dokumen Usulan Teknis ini akan dibahas dalam beberapa bab yang berbeda.
Di dalam menangani pekerjaan ini, Kami akan berpegang pada pedoman, kriteria,
dan standard yang berlaku selama ini.
Diskusi-diskusi dan asistensi akan dilakukan pada tiap tahapan pekerjaan antara
Konsultan dan Direksi Pekerjaan atau instansi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan masukan guna lebih menyempurnakan hasil pengembangan
sistim penilaian mutu ini.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan usulan teknis ini, dapat Kami simpulkan
secara singkat adalah sebagai berikut :
Oleh karena itu , Kami Konsultan CV. TRI ARTA CONSULINDO sebagai salah satu
perusahaan yang termasuk dalam daftar pendek , merasa terpanggil untuk turut
berperan serta dalam pekerjaan tersebut di atas.
a. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan usulan teknis ini adalah agar setiap
tahapan atau jenis pekerjaan dapat dilaksanakan secara terstruktur dan sistimatis
sesuai dengan alokasi waktu dan biaya yang tersedia, demikian juga dengan
mutu pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrasi maupun
secara teknis sesuai dengan tenaga ahli yang terlibat dalam rangkaian sistim
pekerjaan tersebut.
b. Lokasi
BAB
PROFIL DAN
II
PENGALAMAN
PERUSAHAAN
CV. TRI ARTA CONSULINDO merupakan perusahaan Jasa Konsultansi yang didirikan di
Kendari pada tanggal 18 Januari 2006. Perusahaan ini merupakan Perusahaan Swasta
Nasional yang bergerak dibidang Jasa Konsultansi baik Konstruksi maupun non konstruksi.
Gagasan pendirian perusahaan diilhami oleh keadaan yang memandang perlunya usaha jasa
konsultansi teknik. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka didirikan suatu usaha
berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas : CV. TRI ARTA CONSULINDO.
Harapan untuk besar tidaklah ditentukan pada bayangan dan khayalan yang indah tetapi
semata bertumpu pada kenyataan yang ada, maka sejak terbentuk dari tahun ketahun
berdirinya sampai saat ini, titik berat dari jalannya usaha diutamakan pada pembinaan
internal.
Setelah sekian lama berjalan, dengan segala upaya yang ada tercermin dalam bentuk
semakin meningkatnya kepercayaan dari instansi pemerintahan maupun swasta yang
memanfaatkan jasa konsultan CV. TRI ARTA CONSULINDO , kepercayaan yang diperoleh
bukan untuk berpuas diri, apalagi untuk menyatakan kemantapan oleh karena itu maka Kami
sangat menjauhkan diri dari sikap konservatif dan terus berupaya mengembangkan diri
menciptakan gagasan-gagasan baru.
Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu disiplin ilmu selalu membutuhkan partisipasi rekan-
rekan dari berbagai disiplin ilmu yang lain, serta cetusan rekan-rekan seprofesi yang
menghimbau untuk berjalan seiring telah menumbuhkan semangat Kami untuk
mengembangkan ruang lingkup pelayanan jasa konsultansi.
Adapun data umum perusahaan Kami adalah sebagai berikut :
SIUJK :
Nomor : 65/IZN/III/2015/059
Tanggal : 16 Maret 2015
Masa Berlaku : 16 Maret 2015 s/d 16 Maret 2016
SITU :
Nomor : 01/IZN/III/2011/135
Tanggal : 29 Maret 2011
Masa Berlaku : 29 Maret 2011 s/d 29 Maret 2016
TDP :
Nomor : 210534702432
Tanggal : 11 juni 2012
Masa Berlaku : 11 Juni 2012 s/d 29 Mei 2017
SBU :
Nomor : 0012763
Tanggal : 20 Juni 2014
Masa Berlaku : 20 Juni 2014 s/d 21 April 2016
KTA PERKINDO :
Nomor : 0017/KTA-SULTRA/III/2007
Tanggal : 12 Maret 2015
Masa Berlaku : 12 Maret 2015 s/d 12 Maret 2016
NPWP
Nomor : 02.487.883.7-811.000
CV. TRI ARTA CONSULINDO dalam menangani berbagai pekerjaan selalu mencerminkan
bahasa perekayasaan yang menjamin suatu karya tepat guna, optimal, efisien, dan
menghasilkan tingkat kesempurnaan serta prinsip perekayasaan, profesi nurani dan
kehidupan budaya nusantara.
CV. TRI ARTA CONSULINDO memiliki tenaga-tenaga ahli teknis dari berbagai disiplin ilmu
yang diregenerasi, dan berwawasan dalam menyatukan visi dan persepsi serta penempatan
personil sesuai dengan kemampuan dan disiplin ilmu yang dibutuhkan.
Sebagai konsultan yang dapat dikatakan baru berdiri, selama kurun waktu terakhir CV. TRI
ARTA CONSULINDO telah menangani berbagai pekerjaan dalam bidang perencanaan dan
pengawasan, penataan ruang dan lain-lain untuk proyek-proyek pemerintah dan swasta.
CV. TRI ARTA CONSULINDO didalam melaksanakan tugas yang dipercayakan selalu
dilaksanakan secara professional dengan hasil yang sangat memuaskan dan dengan mutu
pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan.
2.1. PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN HUKUM
CV. TRI ARTA CONSULINDO didirikan pada tahun 2006 , tidak lama setelah itu
perusahaan ini terdaftar sebagai Konsultan di Sulawesi Tenggara pada asosiasi
PERSATUAN KONSULTAN INDONESIA ( PERKINDO ) dan diakui sebagai konsultan
umum.
Pada saat ini CV. TRI ARTA CONSULINDO tetap terdaftar sebagai anggota yang
aktif pada PERSATUAN KONSULTAN INDONESIA ( PERKINDO ).
CV. TRI ARTA CONSULINDO adalah perusahaan yang sama sekali tidak mempunyai
ikatan dengan perusahaan kontraktor maupun perusahaan pembuat barang-barang
manapun.
a. Komanditer
b. Direksi Perusahaan
CV. TRI ARTA CONSULINDO yang didirikan pada tahun 2006, merupakan
perusahaan yang relative baru namun dengan semangat professional, reformasi dan
siap bersaing dalam rangka AFTA 2010 maka perusahaan dan tenaga-tenaga ahlinya
telah aktif berkecimpung dalam proyek-proyek pemerintah maupun swasta, sehingga
sekarang telah mempunyai pekerjaan yang cukup luas dan mendalam dalam
berbagai bidang jasa konsultansi.
Sesuai dengan pengalamannya CV. TRI ARTA CONSULINDO pada saat ini melayani
jasa-jasa konsultansi sebagai berikut :
BAB
PEMAHAMAN
III
TERHADAP KERANGKA
ACUAN KERJA
3.1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
c. Sasaran
Dalam rangka mendukung program pengembangan sarana prasana kawasan
perdesaan melalui kegiatan pembangunan Jalan kawasan perdesaan di kab.
Maluku Tengah sehingga untuk menjamin terlaksananya kegiatan tersebut
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah direncanakan baik dari segi
teknis maupun administrasi
d. Lokasi Pekerjaan
Kabupaten Maluku Tengah
e. Sumber Dana
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN
f. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Pejabat Pembuat Komitmen Ari Murti Bagya S. MA, Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Perdesaan
g. Data Dasar
Gambar Desain, Spesifikasi dan RAB dalam kontrak Pelaksana Konstruksi
h. Refernsi Hukum
1) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421)
3) Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4) Undang-Undang Nomor : 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
5) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005 – 2025
6) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
7) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan tanah
untuk Kepentiangan umum.
8) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
9) Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang desa.
10) Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 2006 tentang tatacara
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.
11) Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian
urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
12) Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana tata
ruang wilayah nasional
i. Lingkup Kegiatan
q. Laporan Antara
Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan: Seluruh hasil
pelaksanaan pekerjaan oleh perusahaan/lembaga pelaksana evaluasi dan
pelaporan sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan sudah dilakukan diskusi.
Batas waktu penyerahan Laporan Pendahuluan ini adalah selambat-
lambatnya: 45 (empat puluh lima) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.
r. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat: Hasil penyempurnaan dari Draft Laporan Akhir yang
sudah mendapatkan masukan dari para pihak atas hasil pengumpulan data
dan analisis sebagai Laporan Akhir.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120 (seratus lima belas) hari
kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan buku laporan dan cakram padat (compact
disc) masing-masing sebanyak 10 rangkap, serta buku petunjuk teknis
evaluasi kinerja sebanyak 30 (tiga) puluh buku.
s. Produksi Dalam Negeri
Tanggung jawab pengawasan yang dimaksud dalam KAK ini adalah Konsultan
Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
3.4. BIAYA
a. Biaya Pengawasan
3.5. KRITERIA
a. Kriteria Umum
kriteria umum konstruksi yang Kami pahami dalam KAK ini harus diperhatikan
penyesuaian berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan yaitu :
a. Umum
3.7. MASUKAN
a. Informasi
b) Bar Chart dan S-Curve Serta Net Work Planing Dari pekerjaan Yang
di buat oleh kontraktor (Setelah di setujui)
c) Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan
d) Peraturan-peraturan, standard dan pedoman yang berlaku untuk
pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis
simak pengawasan mutu pekerjaan, dll.
e) Informasi Lainnya.
b. Tenaga
BAB
TANGGAPAN
IV
DAN SARAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN
KERJA
2.1. UMUM
Tanggapan terhadap kerangka acuan kerja ini disusun oleh Team Tenaga Ahli yang
diusulkan dalam pekerjaan ini berdasarkan pengalaman menangani pekerjaan sejenis
khususnya yang berkaitan dengan ” Pekerjaan Konsultan Pengawas Pembangunan
Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah”.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term of Reference (TOR) ini secara umum telah
memberikan gambaran yang cukup memadai kepada konsultan sebagai pegangan
dalam memahami ” Pekerjaan Konsultan Pengawas Pembangunan Jalan Kawasan
Perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah”. Namun demikian konsultan memandang
perlu untuk menyampaikan hal-hal yang diuraikan di bawah ini. Beberapa catatan yang
diberikan Konsultan di bawah ini bersifat usulan dari Pihak Konsultan, apabila
Konsultan dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Setelah mempelajari dan meneliti isi Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan dapat
memahami dan mengerti arah dari pelaksanaan pekerjaan ini, selanjutnya konsultan
menyusun langkah-langkah tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan asas, tepat mutu, waktu, efektif dan efisien dan tepat sasaran.
Sebagai tindak lanjut atas pemahaman konsultan terhadap KAK selanjutnya konsultan
menanggapi beberapa hal yang tertuang dalam KAK dan memberikan rekomendasi
guna mendukung keberhasilan pekerjaan.
Berdasarkan pemahaman Kerangka Acuan Kerja yang telah diuraikan diatas, Konsultan
memandang perlu untuk menyampaikan tanggapan terhadap Kerangka Acuan
tersebut, dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan yang terdapat di dalamnya.
2.2.1. Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang
a. Sesuai Kerangka Acuan Kerja ( KAK )
Dalam KAK disebutkan; Kabupaten Maluku Tengah adalah salah satu
kabupaten yang terletak di provinsi Maluku, Indonesia. Ibukota kabupaten ini
terletak di Masohi. Sebagian wilayahnya berada di Pulau Seram (Kecamatan
Amahai dan Tehoru, serta Kota Masohi). Ada dua kecamatan yang terletak di
Pulau Ambon (Kecamatan Leihitu dan Salahutu), dan sisanya adalah pulau-
pulau di sekitarnya.
Infrastruktur merupakan salah satu faktor penunjang yang memungkinkan
membuka peluang investasi bagi dunia usaha di Kabupaten Maluku Tengah
yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Maluku Tengah. Pembangunan jalan raya di Kabupaten Maluku Tengah
sampai akhir tahun 2012 telah mencapai 1.727,76 Km. Panjang jalan
berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2012 di Kabupaten Maluku
Tengah meliputi Jalan Nasional 436,8 Km, Jalan Provinsi 310,57 Km, dan jalan
Kabupaten 980,39 Km.
Tercatat 9.150 buah kendaraan pada tahun 2012 yang 7.775 buah
diantaranya adalah kendaraan bukan umum. Usaha transportasi terjadi
kenaikan yang ditandai dengan bertambahnya izin trayek sebanyak 285
sampai akhir tahun 2010.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal melalui program
pengembangan sarana prasana kawasan perdesaan mencoba turut serta
membangun daerah timur Indonesia di kabupaten Maluku tengah ini melalui
pengembangan jalan kawasan perdesaan yang akan membantu
menghubungkan desa-desa ke pusat-pusat ekonomi.
Pemerintah melaksanakan kebijakan dengan menyediakan konsultan
supervisi yang akan bertindak sebagai wakil direksi teknik sehingga akan
rnendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan.
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi, maka tanggung jawab
pemerintah dalam hal ini
Kementerian PDT, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal,
sangat terkait dalam menetapkan kebijakan mutu serta menetapkan sasaran
mutu. Dalam mengantisipasi hal tersebut, maka sangatlah penting
pengawasan pelaksanaan pekerjaan pada setiap tahapan untuk menjamin
keberhasilan dan mutu pekerjaan. Terkait dengan kegiatan ini, maka
digunakan jasa konsultansi pengawas.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, konsultan pengawas terikat pada
metode dan standar yang berlaku secara umum pada metode dan standar
yang diakui di Indonesia.
Berdasarkan Uraian di atas konsultan dapat memahami dengan baik yang
menjadi gambaran umum pada pekerjaan ini.
b. Tanggapan
Berikut ini adalah lingkup Kegiatan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK) :
1) Pengawasan teknik atas serangkaian pekerjaan kontraktor pada
pelaksanaan pekerjaan pembunan jalan kawasan perdesaan di
kabupaten.
2) Melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan fisik Program kegiatan
Pembangunan jalan kawasan perdesaan dimaksud sesuai Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) serta mengacu pada pedoman teknis
dan standar mutu yang telah ditetapkan.
3) Memberikan konsultansi secara teknis dengan pihak terkait dengan
pekerjaan dan melakukan koordinasi dengan Pengguna Jasa
sehubungan dengan tugas Konsultan Pengawas
2.2.10. Tanggapan Terhadap Keluaran
Secara Umum Konsultan telah memahami Tentang Keluaran yang diharapkan
dari Kegiatan ini yang meliputi :
Skema Kerja Pelaksanaan ( Kurva S )
Laporan Pendahuluan
Laporan Bulanan
Laporan Akhir
Mutual Check ( MC )
2.2.11. Tanggapan terhadap Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari
Pejabat Pembuat Komitmen
Secara Umum Konsultan telah memahami Tentang Peralatan, Material,
Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen yaitu ruang rapat untuk
pembahasan laporan.
3. Ahli Lingkungan
BAB
PENDEKATAN
V
TEKNIS DAN
METODOLOGI
Kesuksesan dalam melakukan kegiatan secara efektif dan efisien sangat ditentukan oleh
Pendekatan dan Metodologi yang diterapkan. Melalui pendekatan dan metode yang sesuai
maka diharapkan hasil yang menjadi keluaran kegiatan dapat selaras dengan tujuan yang
ingin dicapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, metode yang dipakai mengakomodir seluruh aspek yang
menyangkut pengawasan konstruksi, pendekatan tersebut dilakukan secara holistic terhadap
aspek-aspek yang terkait.
5.1. UMUM
Pendekatan lain yang diterapkan dalam kegiatan pengawasan ini adalah Sistim
Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance) yang akan sangat membantu
mempermudah penelurusan data dan rekaman serta pembuatan dokumentasi lainnya
yang diperlukan. Dengan pendekatan ini maka tanggung jawab dan pengambilan
keputusan sepenuhnya ada pada proyek atau pemberi tugas setelah
mempertimbangkan saran-saran yang diberikan oleh konsultan.
Agar dapat mencapai target dan sasaran yang telah ditentukan, maka koordinasi
antara tim konsultan dengan pimpinan proyek berikut staf dan para pengawas yang
ditunjuk serta para pelaksana/kontraktor harus dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Dengan demikian maka organisasi konsultan akan dibentuk sedemikian rupa sehingga
komunikasi dengan proyek menjadi mudah serta sesuai dengan perwilayahan daerah
kerja dan relevan dengan program kerja kontraktor.
1. Berkualitas seperti yang ditentukan dalam spesifikasi, gambar, dan sebagainya baik
ditinjau dari segi bahan, pelaksanaan, maupun fungsi bangunan.
2. Memenuhi budget atau anggaran dengan volume kerja dan biaya konstruksi yang
sesuai dengan pekerjaan yang direncanakan.
3. Menepati waktu pelaksanaan sesuai jadual pelaksanaan yang disepakati bersama
dalam kontrak. Menjaga kelancaran dan keselamatan semua kegiatan pelaksanaan
konstruksi serta menghindarkan dampak negatif kegiatan pelaksanaan konstruksi.
Untuk memenuhi keempat kriteria tersebut, diperlukan suatu sistem yang melibatkan
semua pihak yang berperan dalam pelaksanaan konstruksi. Terdapat empat pihak yang
terkait dalam kontrak pelaksanaan yaitu pemilik proyek atau pemberi tugas, konsultan
perencana, konsultan supervisi, dan kontraktor. Oleh karena itu, sistem yang dipakai
harus merupakan sistem yang dapat menampung kepentingan keempat pihak tersebut
dan merupakan sistem komunikasi yang baik dan lancar, sehingga penerapan sistem
tersebut tidak akan mengganggu proses pelaksanaan konstruksi itu sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sistim tersebut di atas sangat dipengaruhi oleh
kapabilitas dari parameter penunjangnya seperti antara lain :
a. Organisasi Proyek
Organisasi ini perlu diadakan untuk mengatur setiap proses dalam penyelesaian
pekerjaan konstruksi baik yang merupakan kegiatan pelaksanaan konstruksi,
kegiatan supervisi, maupun kegiatan penyelesaian permasalahan yang timbul.
Gambar 5.1.
Manual Operasi Pelaksanaan
Konsultan Organisasi
Perencana
Prosedur Korrdinasi
Kontraktor
Pelaksana
Prosedur Aliran Informasi
Konsultan
Pengawas Prosedur Monitoring
Jaminan Kualitas (Quality Assurance) proyek merupakan susunan prosedur yang jelas
dan merupakan metoda kerja standar yang akan dilaksanakan oleh seluruh anggota
tim konsultan, kontraktor, dan proyek untuk memastikan tercapainya tingkat kualitas
dan kuantitas dari pekerjaan dalam lingkuplingkup batasan yang telah
disetujui/disusun di semua aspek-aspek pelayanan.
Pelaksanaan jaminan kualitas untuk pekerjaan fisik, idealnya dimulai dari pekerjaan
desain. Hasil pekerjaan desain harus dimengerti/dikuasai (termasuk hasil pengukuran)
sebelum pekerjaan fisik dimulai. Selanjutnya, standarisasi pengujian dan prosedur
testing serta kriteria-kriteria teknisnya perlu ditetapkan dan disetujui bersama.
Petunjuk atau guidelines untuk para supervisor, termasuk juga pihak proyek atau pihak
ketiga (missal Technical Audit), perlu disiapkan.
Dengan demikian hal-hal tersebut di atas seharusnya masuk dalam dokumen kontrak
pekerjaan. Sehubungan masalah jaminan kualitas masih relatif baru digunakan
sehingga perlu waktu untuk penyesuaian. Untuk itu diusulkan untuk melaksanakan
jaminan kualitas (Quality Assurance) secara Learning by Doing.
Konsep Learning by Doing dapat tercapai melalui interaksi secara terus menerus antara
Sistem Kualitas (Quality System) kontraktor dan Program Jaminan Kualitas (Quality
Assurance Program) konsultan. Interaksi tersebut akan saling mengisi demi tercapainya
bangunan yang berkualitas.
Dalam hal tersebut di atas konsultan supervisi akan menyiapkan Manual Operasi
Jaminan Kualitas (Quality Assurance Operation Manual) dan suatu Rencana Jaminan
Kualitas (Quality Assurance Plan) harus disusun oleh kontraktor.
Prosedur pelaksanaan supervisi dilakukan sesuai dengan diagram alir hubungan kerja
antara keempat pihak yang terkait seperti terlihat pada Gambar 4.1.
1. Batas Kerja
Pada saat pekerjaan akan dimulai terlebih dahulu harus ditentukan batas-batas
areal pekerjaan di mana dalam hal ini dilakukan secara bersama-sama oleh
konsultan supervisi dan kontraktor berdasarkan gambar rencana yang telah
disajikan dalam cetak biru. Pada pekerjaan ini sekaligus ditentukan koordinat
batas areal kerja dengan menggunakan peralatan topografi dan batas-batas
alamiah yang ada. Hasil dari penentuan batas areal pekerjaan ini harus
mendapatkan persetujuan dari pemberi tugas.
2. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor harus selalu dimonitor
untuk tiap-tiap jenis pekerjaan pada setiap jenis bangunan/pekerjaan. Karena
pekerjaan ini akan berlangsung dalam skala waktu tertentu, maka perlu
dilakukan pengawasan mulai dari tingkat harian, mingguan, bulanan, dan
kuartalan sampai pelaksanaan pekerjaan proyek selesai. Dari data-data ini
konsultan pengawas akan dengan mudah membuat kurva S yang secara
langsung menggambarkan kemajuan pekerjaan konstruksi. Untuk itu
konsultan pengawas menyiapkan perangkat-perangkat praktis yang langsung
dapat digunakan untuk melaksanakan tugasnya.
b. Kualitas Pekerjaan
harus dilakukan secara acak (random) dengan disaksikan oleh semua pihak yang
terkait. Pengujian di lapangan dilakukan dengan disaksikan oleh pihak kontraktor,
konsultan pengawas dan pemberi tugas. Pelaku pengujian lapangan akan
dilakukan oleh pihak lain yang independent yang telah disepakati oleh semua
pihak. Sedangkan pengujian laboratorium dilakukan oleh laboratorium yang
independent harus disepakati oleh semua pihak. Prosedur pelaksanaan pengujian
dan peralatan pengetesan yang digunakan dalam pengecekan tersebut akan
ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh konsultan
perencana dan apabila tidak tercantum sebelumnya akan dilaksanakan sesuai
ketentuan standar yang berlaku.
Selain itu pengawasan kualitas yang dilakukan terhadap fungsi konstruksi yang
dibangun. Hal ini perlu dilakukan mengingat manfaat dari konstruksi yang
dibangun sangat bergantung pada fungsi dari masing-masing bangunan yang
ada. Pengecekan fungsi dari konstruksi bangunan dilakukan berdasarkan gambar
rencana (cetak biru) yang ada. Pengecekan juga dapat dilakukan dengan cara
mencocokan elevasi dan dimensi dari konstruksi yang dibangun dengan gambar
rencana (cetak biru). Untuk itu konsultan pengawas akan bekerja dengan
menggunakan perangkat-perangkat praktis yang dapat menjamin aspek legalitas
dari pengawasan yang dilakukan.
c. Waktu
Pelaksanaan konstruksi yang dilakukan akan mengacu ketiga hal di atas dan harus
tetap memperhatikan keselamatan semua pihak yang terlibat. Dengan adanya
kegiatan yang aman bagi semua pihak dan sesuai standar yang berlaku, akan
menjamin kelancaran pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan untuk hal tersebut
konsultan pengawas akan mengkoordinasikan seluruh aspek kegiatan pelaksanaan
konstruksi termasuk yang akan berdampak pada proyek dan lingkungan proyek.
Sesuai dengan KAK maka konsultan pengawas akan membuat laporan dari setiap
kegiatan pengawasan yang dilakukan yang diantaranya mencakup beberapa hal
sebagai berikut :
Dalam kegiatan pengawasan ini yang perlu diatur adalah hubungan kerja antara
keempat pihak yang terlibat dan hubungan kerja pelaksanaan pada masing-masing
pihak, yang terdiri dari :
1. Pemberi Tugas
Pemberi tugas adalah seorang atau sekelompok orang yang mewakili pemilik
(owner) bangunan yang akan dibangun. Pada awalnya pemilik mempunyai gagasan
atau ide dan berusaha mewujudkan gagasan tersebut dengan memberi tugas
kepada konsultan perencana/perancang dan kepada kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
2. Konsultan Perencana
Merupakan pihak yang menjual jasa dalam merancang atau mendisain suatu
bangunan. Disain ini dibuat sesuai dengan kerangka acuan yang telah diberikan
oleh pemberi tugas.
Setelah disain yang dibuat disetujui pemberi tugas maka oleh konsultan perencana
dibuat suatu dokumen pelelangan untuk pekerjaan tersebut. Selanjutnya dalam
pelaksanaan konstruksi, konsultan perencana berfungsi sebagai tempat konsultasi
mengenai hal-hal teknis di lapangan dan kalau ada keragu-raguan atas dokumen
kontrak.
3. Konsultan Pengawasan
4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor bertanggung jawab penuh kepada pemilik proyek atau pemberi tugas
atas kepercayaannya dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan fisik hingga
selesai.
Dalam menyusun hubungan kerja antara keempat pihak yang terkait tersebut perlu
dibuat struktur organisasi yang efektif dan dinamis, agar setiap proses interaksi yang
terjadi antara pihak-pihak tersebut dapat berlangsung secara langsung dan terpantau
dengan baik oleh pihak lainnya. Sehingga bila ada permasalahan dapat diselesaikan
dengan cepat, baik dan benar. Namun demikian untuk memperoleh aspek legal dari
setiap keputusan yang diambil perlu adanya persetujuan dari pihak pemberi tugas.
Dalam hal ini pemberi tugas mengambil keputusan setelah memperoleh informasi
lengkap dari konsultan pengawas kemudian mengkonfirmasikan ke kontraktor.
Struktur organisasi yang menggambarkan hubungan kerja tersebut dapat dilihat
pada Gambar berikut ini.
Pemilik
Pekerjaan
( Owner )
Konsultan Konsultan
Kontraktor
Perencana Pengawas
Keterangan :
Hubungan Kerja / Kontrak
Laporan
Hubungan Koordinasi dan Konsultasi
Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi
a. Persiapan Administrasi
d. Pengawasan Konstruksi
Pengawasan merupakan bagian pokok dari program
kerja konsultan yakni berupa monitoring secara kontinyu
segala pekerjaan kontraktor serta hasilnya. Metode
pelaksanaan kerja kontraktor dimonitor agar sesuai
dengan persyaratan yang dikehendaki di dalam
spesifikasi, dan apabila terdapat cara pelaksanaan yang
menyimpang dari ketentuan yang ada, kontraktor harus
dapat menjelaskan dan memberikan argumentasi bahwa
metode pekerjaan yang diterapkan tidak akan
mengurangi kualitas pekerjaan. Tenaga ahli ataupun
anggota Tim pengawas yang lain akan membuat laporan
harian mengenai pelaksanaan konstruksi, tenaga kerja
yang ada, peralatan yang dipakai, estimasi kuantitas hasil
pekerjaan dan bilamana perlu konsep dan sket gambar
serta ukuran, serta total
kuantitas, kondisi cuaca serta kondisi lokasi pekerjaan.
Pekerjaan pengawasan akan dilakukan secara teliti dan
terkendali untuk masing-masing item pekerjaan dengan
menggunakan prosedur pengawasan yang lazim
digunakan dan dengan menggunakan tata cara dan flow
chart yang berlaku. Pengawasan detail akan dilakukan
terhadap pekerjaan utama.
Tahapan dan Prosedur pengawasan dan pelaksanaan
pengawasan konstruksi untuk berbagai jenis kegiatan
pekerjaan lapangan adalah sebagai berikut:
1. Pre Construction Meeting
2. Pekerjaan Persiapan
3. Pekerjaan Pengukuran Lapangan (Uitzet)
4. Pembuatan dan Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop
Drawing)
5. Penyiapan Buku Harian Lapangan, Buku Pengawasan
6. Monitoring dan Sistem Pelaporan
7. Pekerjaan Sementara atau Darurat
8. Penempatan dan Pengujian Bahan Konstruksi
3. Setelah Konstruksi
Setelah pelaksanaan pekerjaan konstruksi selesai dikerjakan oleh
Kontraktor, tugas dan tanggung jawab Konsultan pengawas mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a) Perhitungan Progres Pekerjaan Selesai (MC-100)
Evaluasi progress pekerjaan yang terakhir atau MC-100,
dilakukan bersama-sama antara Pihak Proyek, Konsultan
maupun Kontraktor dengan melakukan peninjauan lapangan
terlebih dahulu dan setelah itu dilakukan pembahasan atas
progress yang telah dicapai.
Dalam MC-100 hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1) Kemungkinan adanya kelebihan/kekurangan volume
pekerjaan pada bagian pekerjaan tertentu.
2) Kemungkinan adanya keterlambatan waktu
penyelesaian pekerjaan.
3) Kemungkinan adanya bagian pekerjaan yang belum
selesai 100 %, tetapi telah dianggap selesai
4) Kemungkinan adanya pekerjaan yang telah selesai,
tetapi belum dapat diterima Pengawas Pekerjaan, tetapi
telah dihitung volumenya.
5) Kebersihan dan kerapihan lapangan yang
dipersyaratkan belum terpenuhi.
6) Kemungkinan adanya pembongkaran dan pembersihan
pekerjaan sementara yang belum dilakukan atau
diselesaikan.
7) Kemungkinan adanya klaim sub-kontraktor yang belum
diselesaikan oleh Kontraktor.
b) Pemeriksaan As-built Drawings
Setelah pelaksanaan konstruksi selesai dikerjakan,
sebagaimana mestinya kontraktor menyiapkan as-built
drawings dari masing-masing bangunan. Dalam hal ini
Konsultan pengawas akan melakukan pemeriksaan terhadap
asbuilt drawings tersebut agar benar-benar sesuai dengan
kondisi bangunan di lapangan baik itu mencakup dimensi,
posisi, elevasi maupun detail-detail bagian bangunan lainnya.
As-built drawings yang dibuat akan berperanan cukup penting
karena akan dipakai sebagai dasar untuk pembayaran maupun
keperluan dimasa mendatang
f) Administrasi
Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi
harus diselenggarakan dengan tertib, karena prosedurnya
administrasi ini sangat penting artinya didalam mendapatkan
catatan-catatan secara tertulis mengenai pekerjaan yang
BAB
APRESIASI DAN
VI
INOVASI
Dalam bab ini, disajikan apresiasi dan inovasi konsultan terhadap diadakannya pekerjaan ini
serta inovasi-inovasi yang diajukan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini jika
nantinya konsultan dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Hal-hal pokok yang ingin disampaikan melalui Dokumen Penawaran Teknik ini, dimana hal
ini dapat dipergunakan oleh Pihak Proyek sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan
penilaian yang lebih terhadap Dokumen Penawaran ini, adalah:
A. Pengendalian Mutu Pekerjaan
Pemantauan terhadap pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting agar
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat sasaran dan mutu yang terjamin. Untuk
mencapai hal tersebut, diperlukan suatu instrumen pengendali yang berlaku di
lingkungan pekerjaan. Dalam hal ini konsultan mengusulkan instrumen pengendali
mutu berupa Rencana Mutu Kontrak meskipun dalam Kerangka Acuan Kerja tidak
dicantumkan/diminta.
Mutu pekerjaan ini merupakan cara pengendalian proses mutu untuk Pekerjaan .
Rencana mutu ini digunakan untuk memonitor dan menilai spesifikasi teknis yang
tercantum dalam kontrak dengan maksud agar dalam pelaksanaannya dapat dihindari
terjadinya ketidak sesuaian, sehingga dapat diperoleh produk yang dapat memenuhi
sasaran yang diinginkan oleh Pemberi Pekerjaan.
Maksud Rencana Mutu pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Mutu Produk Pekerjaan
dan Mutu Proses Kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan rencana mutu
pekerjaan adalah untuk memantapkan tingkat mutu produk maupun proses produksi
melalui proses kegiatan yang terencana, sistematis dan seragam, sehingga akan
memberikan dampak peningkatan efisiensi serta efektif dalam:
Penggunaan tenaga kerja Profesional
Penerapan teknologi bidang supervise situ
Penggunaan peralatan survey/penyelidikan yang tepat
Pemanfaatan waktu kerja yang lebih singkat
Penggunaan Anggaran Biaya yang lebih hemat
Dengan demikian pada akhirnya akan memperoleh jaminan mutu/kemajuan mencapai
tingkat mutu proses pembuatan maupun produk disain mencapai sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan atau disepakati bersama.Sasaran rencana mutu pekerjaan
adalah untuk memperoleh desain pengaman pantai yang efektif dan efisien baik dari
segi teknis, ekonomis dan sosial budaya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan adalah sebagai mana terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Untuk tujuan jaminan mutu pekerjaan akan dilakukan inspeksi dan test, bagan
alirnya dapat dilihat pada pada bab sebelumnya
D. Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari masing-masing pihak baik dari pihak Pemberi Kerja dengan
instansi
terkaitnya maupun pihak konsultan sebagai penyedia jasa konsultansi
Usulan rencana pengecekan pekerjaan ini dibuatkan dalam bentuk tabel. Usulan
tersebut
memuat pekerjaan yang akan dilakukan inspeksi dan test lebih rinci dan akan
dibicarakan
dalam pembuatan rencana jaminan mutu pekerjaan.
Adapun contoh format dari rencana mutu pekerjaan akan di buat pada saat pembuatan
RMK (Rencana Mutu Kontrak).
BAB
PROGRAM
VII
KERJA
Program/rencana kerja disusun berdasarkan tahapan-tahapan pelaksnaan pekerjaan agar
pemanfaatan tenaga serta peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan dapat sejalan dan
terstuktur. Rencana kerja dijadikan pedoman bagi pelaksana masing-masing kegiatan.
Berdasarkan pengelompokan aktivitas tugas, Konsultan pengawas akan melakukan hal-hal
berikut ini:
Konsultan akan bertindak secara pro-aktif, produk nyata dan semuanya berjalan
lancer
Semua kegiatan yang dilakukan akan dikonfirmasikan secara tertulis
Risalah rapat (berita acara) dan laporan-laporan akan membuktikan keterlibatan
Konsultan.
Penyusunan rencana kerja menjadi sangat penting, terutama untuk hal-hal sebagai berikut :
4. Penyusunan Laporan
Setiap laporan harus disusun dalam bahasa Indonesia dan harus memuat /
menguraikan hal – hal sebagai berikut :
a. Laporan harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan
d. Dokumentasi
BAB
VIII FASILITAS
PENDUKUNG
Sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan ditangani, maka konsultan akan menyediakan
peralatan yang akan digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Daftar peralatan dapat
dilihat pada Tabel terlampir pada Data Teknis
BAB
JADWAL
IX
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Rincian lengkap jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada lampiran Data Teknis
Dokumen Usulan Teknis ini.
BAB
TENAGA AHLI
X
DAN TANGGUNG
JAWABNYA
10.1. URAIAN TUGAS PELAKSANA PENGAWASAN
2. Ahli Sipil
Bertanggung jawab kepada Ahli Transport dalam kegiatan pengawasan
dan seorang Engineer berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan
pengalaman minimal 5 ( lima ) Tahun dalam bidang pekerjaan pengawasan
konstruksi jalan. Memiliki sertifikat tenaga ahli jalan raya atau Teknik Sipil
dengan kualifikasi Ahli Teknik jalan raya Muda.
4. Pengawas Lapangan
Bertanggung jawab kepada Ahli Sipil Transport, Ahli Sipil dan Ahli
Lingkungan dalam kegiatan pengawasan dan seorang Engineer
berpendidikan Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimal 5
( lima ) Tahun dalam bidang pekerjaan pengawasan Konstruksi Jalan.
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Lapangan sebagai berikut :
BAB
JADWAL
XI
PENUGASAN TENAGA
AHLI
CV. TRI ARTA CONSULINDO akan menugaskan tenaga ahli yang ikut menangani pekerjaan
Konsultan Pengawas Pembangunan Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah
ini dipilih yang sesuai dengan pengalaman dan kecakapan mereka dan sesuai dengan posisi
dan tanggung jawab mereka.
Adapun rincian dari jadwal penugasan tenaga ahli ini dapat dilihat pada lampiran Dokumen
usulan Teknis ini.
BAB
ORGANISASI
XII
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
CV. TRI ARTA CONSULINDO
Kompl. BTN Graha Asri Blok A/15 Kendari 60
Dokumen Usulan Teknis
Pekerjaan Konsultan Pengawas Pembangunan Jalan
Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah
Tahun Anggaran 2015
Agar tercapainya maksud dan tujuan kegiatan,disamping penugasan tenaga ahli yang
profesional dalam bidang layanan keahlian yang dikehendakinya, Maka diperlukan adanya
kerjasama yang baik antara Konsultan dengan pemilik kegiatan.
Kerjasama dengan pemilik kegiatan adalah dalam hal merealisasikan tugas dan kewajiban
masing-masing pihak dan menyelesaikan permasalahan yang timbul, untuk/selama
melaksanakan ketentuan dalam kontrak konsultan dilokasi kegiatan.
Untuk pengendalian kontrak konsultan, dilakukan oleh pemimpin kegiatan. (Struktur
Organisasi Pelaksana Kegiatan dapat dilihat pada lampiran Dokumen Usulan Teknis ini.
BAB
PELAPORAN
XIII
13.1Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kemajuan pekerjaan dilapangan
secar jelas dan terperinci. Dalam hal Ini setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan
secara detail dan lengkap.
13.2Laporan
Konsultan harus membuat dan menyerahkan laporan produk pekerjaannya sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat informasi awal kegiatan pelaksanaan dan rencana kerja
yang akan dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai.
Laporan pendahuluan dibuat oleh Konsultan yang berisi :
a. Penjabaran ruang lingkup pekerjaan;
b. Hasil pengumpulan data primer dan data sekunder;
c. Rencana kerja, termasuk rencana kegiatan survey / pengukuran / dan lampiran-
lampiran (Check List Data, Kuisioner, pemetaan investigation, dll) yang diperlukan
untuk pengumpulan data primer dan pencapaian output;
Laporan pendahuluan harus dipresentasikan dan dikonsultasikan kepada Direksi Teknis
yang ditetapkan oleh KPA/PPK.
Laporan pendahuluan harus mendapat persetujuan PPK sebelum Konsultan dapat
melanjutkan pekerjaan.
Setelah disetujui, maka Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku .
2. Laporan Antara
Setiap laporan harus disusun dalam bahasa indonesia, jumlah dan pengiriman laporan
ditetapkan sebagai berikut :
a. Laporan Mingguan Proyek
Setiap minggu hari terakhir minggu yang bersangkutan konsultan harus menarik
laporan mingguan termasuk gambar-gambar (sketsa) realisasi terlaksanan yang dibuat
dari kontraktor pelaksana selanjutnya diserahkan kepada pejabat pembuat
komitmen/pengguna jasa.
Laporan tersebut adalah sebagai bahan kendali/kontrol terhadap kuantitas dalam
kontrak dan pengajuan tagihan pembayaran kontraktor yang bersangkutan
b. Laporan Kemajuan Proyek (Bulanan)
Paling lambat pada setiap tanggal 10 pada bulan yang bersangkutan, konsultan harus
menyerahkan kepada pejabat pembuat komitmen/pengguna jasaperihal laporan
kemajuan proyek bulanan untuk bulan sebelumnya.
Laporan tersebut berisi kemajuan proyek yang telah dicapai, masalah yang
timbul/dihadapi, cara penanggulangannya , penyimpangan jadwal, termasuk
didalamnya grafik-grafik dan foto-foto sebagai pendukung laporan tersebut. Data
laporan harus sesuai dengan kondisi actual lapangan yang diperoleh dari laporan
lapangan dan tinjauan lapangan yang dilakukan pada bulan tersebut.
c. Laporan Triwulan dan Berkala
Laporan ini untuk dikirimkan setiap akhir tiga bulan berikutnya tetapi juga waktu
lainyang dipandang perlu oleh Pejabat pembuat komitmen/pengguna jasa,bila adanya
keterlambatan yang disebabkan oleh hambatan teknis antara lain :
Kelangkaan BBM (bila ada)
Cuaca curah hujan setempat bulan yang bersangkutan
Laporan cuaca di wajibkan dibuat dan rangkuman curah hujan sejumlah paket
pengawasan konsultan pada setiap bulan
3. Laporan Akhir
Pada akhir pelaksanaan pekerjaan, konsultan supervisi harus membuat dan menyerahkan
laporoan akhir yang menyangkut seluruh kegiatan termaksud perubahan-perubahan yang
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.
Setelah berakhirnya masa kontrak, konsultan harus menyerahkan Laporan Akhir yang
berisi pelaksanaan pekerjaan pengawasan kontruksi jasa konsultansi termasuk didalamnya
laporan individual untuk paket proyek fisik yang direncanakan mencakup rangkuman
pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan, yang diajukan kepada pejabat pembuat
komitmen/pengguna jasa . Laporan akhir diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
berakhirnya proyek.
Keseluruhan laporan yang menjadi kewajiban Konsultan Pengawas Pelaksanaan
Kontruksi masing-masing dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar.
Laporan Konsep Akhir dibuat oleh Konsultan yang berisi :
a. Laporan Pengukuran Akhir dan Gambar
b. Laporan Persentase Akhir Pekerjaan
c. Foto-foto Dokumentasi
BAB
PENUTUP
XIV
Demikian Dokumen Usulan Teknis untuk Pekerjaan “Konsultan Pengawas Pembangunan
Jalan Kawasan Perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah”, Dengan penuh harapan Dokumen
Usulan Teknis dapat memenuhi apa yang diminta dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, apabila pihak Pengguna
Jasa/Satker memberikan kepercayaan kepada Kami untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
diatas.