DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
PT. NUSVEY didirikan pada tahun 1971 oleh tenaga-tenaga profesional Indonesia. Pada
awalnya PT. NUSVEY lebih dominan melayani pekerjaan pengukuran/pemetaan (Teknik
Geodesi), kemudian pada tahun 1974 dengan diperkuat lagi oleh beberapa tenaga ahli
dalam bidangnya, PT. NUSVEY dapat ikut aktif melayani kebutuhan dibidang Teknik
Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan yang dipercayakan pada PT. NUSVEY , selain yang dibiayai oleh
Pemerintah Indonesia (APBN, APBD), juga dari swasta nasional maupun dari bantuan
negara sahabat/badan lainnya antara lain International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD), Asian Development Bank (ADB) dan Overseas Economic
Cooperation Fund (OECF).
Sampai saat ini, didukung oleh 207 orang yang terdiri dari 65 tenaga ahli (Sarjana /
Sarjana Muda) dan 142 tenaga teknik menengah dan administrasi.
Bidang Supervisi.
1.1.3. Kerjasama
Perusahaan asing yang pernah bekerjasama dengan PT. NUSVEY menangani proyek,
adalah :
Euroconsult, Belanda
Mitsui Consultant Ltd. Jepang
Arga Indoc, Jerman Barat
Pacific Consultant International (PCI), Jepang
Nippon Koei, Jepang
China Engineering Consultant, Inc. Taiwan
ND. Lea & Associates Ltd. Canada
STUP Consultants Ltd. India
WSP International, Inggris
DAINICHI Cons., Jepang
KEI KATAHIRA Eng. Cons., Jepang
Bagan Struktur Organisasi Perusahan PT. NUSVEY akan disampaikan seperti Gambar
1.1 di bawah ini :
Jasa konsultansi proyek yang telah dilayani meliputi semua tahap kegiatan
proyek, mulai dari survai reconnaissance, survai topografi, master planning, studi
kelayakan sampai tahap perencanaan teknik detail, pembuatan dokumen tender,
evaluasi tender serta pengawasan teknik pelaksanaan.
Keseluruhan staf profesional tetap/tidak tetap berjumlah lebih dari 100 orang dan
berperan aktif pada berbagai proyek yang ditangani di Indonesia, yang terdiri dari :
• Transportasi
• Urban Development
• Agriculture and Rural Development
• Energy Development and Utilization
• Environment Protection
• Water Supply and Sanitation System
dengan melihat volume kerja dan kompleksitas pembangunan yang semakin meningkat,
maka diperlukan suatu lembaga yang kompeten dalam menangani bidang-bidang
perencanaan (planning), pengendalian (controlling) dan pengawasan (Supervising)
pembangunan. Dalam mewujudkan cita-cita pembangunan, baik fisik maupun non fisik
secara langsung melibatkan semua pihak sebagai unsur pendukungnya. Saling
keterkaitan diantara semua pihak akanmembantu dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam pembangunan tersebut.
Atas dasar tersebut maka PT. Diantama Rekanusa bersiap diri membantu
program Pembangunan Pemerintah di segala bidang, untuk menunjang kegiatan ini,
perusahaan dilengkapi oleh para tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang telah
berpengalaman dibidangnya masing-masing serta dilengkapi ruang kantor, studio,
laboratorium dan perarsipan yang memadai, hal ini diharapkan dapat menyuguhkan
serta menyelesaikan pekerjaan secara profesional.
Layanan jasa yang dikerjakan oleh PT. Diantama Rekanusa berupa pemberian
saran-saran untuk menyusun suatu rencana induk atau rencana perluasan dan juga
diikuti dengan jenis kegiatan yang berupa Survey / Collecting Data, Study Pendahuluan,
Feasibility Study, Pemetaan, Penyelidikan Tanah (Soil Investigation), Perancangan,
Perencanaan Detail, Perkiraan Biaya, Spesifikasi, Dokumen Tender, Pembuatan
Kontrak, Pengawasan Konstruksi (Construction Management), Pengawasan Teknik
(Supervisi) dan pekerjaan - pekerjaan lainnya yang berhubungan erat dengan
perencanaan maupun pengawasan.
Secara singkat lingkup pelayanan dari Konsultan PT. Diantama Rekanusa dapat
diperinci sebagai berikut :
Selain itu juga dalam kegiatan tersebut diatas PT. Diantama Rekanusa mampu
memberikan pelayanan secara menyeluruh, mulai dari tahap penilaian sampai tahap
suatu proyek-proyek dapat dijalankan yaitu sebagai berikut :
nilai alternatif desain perkerasan yang mempunyai tingkat ketelitian yang dapat
diterima pada saat perencanaan dan mempercepat proses perencanaan itu
sendiri. Lingkup Kegiatan dari peekrjaan ini meliputi : Kaji Ulang, Pengambilan
Data Lapangan dan Pengembangan RDS itu sendiri.
Pekerjaan Panduan Analisa Harga Satuan dimana lingkup kegiatan ini adalah
terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu :
- Mempelajari dan menganalisa Panduan Analisa Harga Satuan yang akan
dikembangkan terutama berkaitan dengan faktor Koefisien untuk setiap
mata pembayaran dan rumus-rumus yang digunakan
- Penyusunan kembali Panduan Analisa Harga Satuan yang telah
diperbaharui.
- Evaluasi dan perbaikan terhadap software analisa harga satuan.
Penyusunan Konsep Pedoman Fasilitasi Pemanfaatan Hasil Litbang Sosekbud
dan Teknologi Tepat Guna Dalam Penyediaan Perumahan Swadaya yang
meliputi kegiatan :
- Mengindentifikasi Hasil Litbang Sosbud dan Teknologi tepat guna yang
berkaitan dengan Perumahan swadaya.
- Mengindentifikasi kebutuhan akan fasilitas akan manfaat Hasil Litbang
Sosbud dan Teknologi tepat guna dalam penyediaan Perumahan swadaya.
- Menemukenali dan merumuskan masalah-masalah pemanfaatan Hasil
Litbang.
- Mencari alternative penanganan masalah pemanfaatan Hasil Litbang
Sosbud dan Teknologi tepat guna dalam penyediaan Perumahan swadaya.
- Menyusun konsep naskah akademis pedoman fasilitas PemanfaatanHasil
Litbang Sosbud dan Teknologi Tepat Guna dalam Penyediaan Perumahan
Swadaya.
- Menyiapkan agenda kemitraan sabagai bagian dari pengisian masukan
teknis Rencana Strategis Bidang Perumahan Swadaya.
- Menguji konsep naskah akademis pedoman fasilitas Pemanfaatan, Hasil
Litbang Sosbud dan Teknologi Tepat Guna Perumahan Swadaya.
Pekerjaan Perancanaan Detail Sungai yang meliputi kegiatan antara lain sebagai
berikut :
- Pekerjaan Persiapan, Studi Pendahuluan, mempelajari Data Studi
Terdahulu (Bila ada), Pengumpulan Data Hidrologi / Hidrometri, dan
Klimatologi, dan Pembuatan Laporan dan Rencana Mutu Kontrak.
Pengumpulan Data
Menyusun buku pedoman teknis kalibrasi dan mutu peralatan produksi campuran
aspal panas atau asphalt mixing Plant (AMP), Peralatan penghampar campuran
aspal atau Asphalt Finisher Machine dan peralatan pemecah batu atau Stone
Crushing Plant, yang dapat dipakai sebagai pedoman bagi para pengelola
peralatan dalam kalibrasi dan mutu peralatannya guna memeprtahankan
kelaikan operasinya untuk pencapaian mutu teknis produksinya.
Pengumpulan Data
Pengaturan Peralatan
Anggaran Pemeliharaan
Pengaturan Institusi
- Organisasi Institusi yang terlibat dalam Pemeliharaan Jalan Nasional (N) dan
Jalan Propinsi (P)
Review Program
Rekomendasi
serta pelapisan permukaan dengan Hot Rolled Sheet (HRS) dan Asphalt
Concrete (AC), atau yang lain.
- Pelebaran Badan Jalan serta perkerasan dan beberapa "Minor
Realignmen" yang diperlukan, termasuk Perbaikan Bahu Jalan, Sistim Drainase
dan perbaikan Jembatan yang kritis.
- Membantu dalam pelaksanaan Pengawasan Mutu, membantu dalam Review
Design serta memeriksa dengan sunggguh - sungguh bahwa pengukuran
volume pekerjaan dilaksanakan dengan benar, teliti dan sempurna.
- Menjamin bahwa semua laporan (Report) yang diserahkan tepat pada
waktunya dan dibuat secara aturan yang benar, teliti dan memuat semua
catatan kemajuan serta hal - hal lain yang berkaitan dengan proyek.
PERALATAN PENGUKURAN
PERALATAN PENYELIDIKAN
TANAH PERTANIAN
PERALATAN HYDROLOGI
1. Current Meter A. OTT 1 Buah Baik
2. Thermometer Ex. USA 1 Buah Baik
3. Hydrometer Ex. USA 1 Buah Baik
PERALATAN KANTOR
BAB 2
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK
Selain penjelasan pada ruang lingkup, untuk pembagian tugas dan tanggung
jawab untuk pelaksanaan kegiatan juga sudah dijelaskan dengan baik pada bab Tenaga
Ahli, melalui penjelasan detail tugas-tugas dan kewajiban masing-masing tenaga ahli.
Sehingga Usulan Teknis ini tersusun atas dasar pemahaman Konsultan yang
mendalam terhadap Kerangka Acuan Kerja (TOR). Persyaratan Teknis (KAK) tersaji
dengan baik dan telah dimengerti, diharapkan tidak terjadi kesalahan interprestasi,
sehingga pembuatan teknikal proposal ini dapat sesuai dengan yang dimaksudkan
dalam KAK. Hal-hal yang perlu kami sampaikan sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan yang berkaitan dengan Kerangka Acuan Kerja adalah :
1. Peta lokasi pekerjaan yang belum disediakan didalam KAK, guna untuk
memudahkan konsultan dalam melakukan persiapan tenaga ahli dan mobilisasi.
3. Tenaga Ahli yang dibutuhkan dan waktu yang disediakan relatif cukup memadai
dan diharapkan dapat bekerja dengan baik dan berhasil guna.
Sehingga dalam hal penjelasan mengenai hal – hal yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan, Konsultan sudah dapat memahami dengan baik terkait
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan nantinya, dan jika Konsultan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan ini, maka Tim Teknis akan
melaksanakannya sesuai dengan yang telah dijelaskan di Kerangka Acuan Kerja (KAK).
a. Kantor
b. Mobil
c. Sepeda Motor
d. Bahan Alat Tulis Kantor dan Computer Supplies
e. Komputer
f. Printer
g. Handy Camera
h. Kamera Digital
BAB 3
URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI
persyaratan spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi telah memenuhi persyaratan
mutu teknis yang tercantum dalam dokumen kontrak.
d. Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan indikator
kinerja jalan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
e. Membantu PPK dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi, apabila
terdapat perbedaan interprestasi pasal - pasal dalam dokumen kontrak dalam
penerapan dilapangan.
f. Membantu menyelesaikan revisi desain/variasi kontrak, bilamana terdapat
perbedaan antara desain yang ada dengan kondisi dilapangan.
g. Melakukan verifikasi data termasuk data kinerja jalan dilapangan, yang
dilaksanakan Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
3.3. Sasaran
a. Lingkup Kegiatan
1. Persiapan:
2. Pelaksanaan Pengawasan :
pekerjaan konstruksi.
d) Mengevaluasi dan menyetujui monthly sertificate (MC).
e) Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan dan
membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul dilapangan
kepada Pengguna Jasa.
f) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya
perubahan kinerja pekerjaan.
g) Melakukan verifikasi dan validasi hasil pengukuran topografi yang
dilakukan Penyedia.
h) Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil inspeksi pemenuhan
tingkat layanan jalan.
i) Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
j) Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan prosedur
kerja dan uji mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
k) Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat layanan jalan yang dilakukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
l) Melaksanakan koordinasi dengan Core Team Consultant P2JN dan
Regional Project Management Consultant (RPMC) Balai terkait (bila ada).
2. Pengendalian Pekerjaan Fisik
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu)
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan - persyaratan yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman / Bukti kerja (yang menjadi persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format rekaman / bukti kerja
Disamping itu setiap unit kerja / unit pelaksana kegiatan harus mampu
mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
dan mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan identifikasi untuk
memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan analisis apabila terjadi
ketidak- sesuaian pada proses dan hasil keluaran pekerjaan. Rekaman hasil
identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
Untuk memastikan bahwa bagian hasil pekerjaan yang telah diterima harus tetap
terpelihara sampai waktu penyerahan menyeluruh. Pada proses penyerahan
hasil pekerjaan, setiap segmen pekerjaan harus mensyaratkan dan menerapkan
proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan
agar kinerjanya tetap terjaga.
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur
dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan
bagian dari prosedur mutu.
c. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsesi oleh
Pengguna atau pemanfaatan hasil pekerjaan.
d. Tindakan korektif yang diambil dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian.
e. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup :
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan / melakukan kajian terhadap penyebab ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang dan jadwal waktu penanganan.
Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di wilayah Satuan Kerja PJN WILAYAH II
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH pada ruas jalan TUMBANG TALAKEN - TUMBANG
JUTUHTEWAH - KUALA KURUN - SEI HANYU; TUMBANG LAHUNG - Sp.MUARA
LAUNG, dan untuk paket kegiatan yang diawasi adalah sebagai berikut:
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 330 (Tiga ratus tiga puluh) hari
kalender.
Major Work
Pekerjaan utama (major work) yang digunakan sebagai dasar penyusunan jadwal
waktu pelaksanaan meliputi :
1. Implementation management :
Persiapan awal
Koordinasi Konsultan dengan Pengguna Jasa
Koordinasi team konsultan
Koordinasi dengan instansi terkait
Kegiatan Lapangan
2. Tahap Pelaksanaan Teknis
3. Pelaporan
Tugas - tugas Site Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal
yang tersebut di bawah ini :
5. Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai kontraktor pada lembar kemajuan
pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui.
jumlah pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
sertifikat pembayaran bulanan kontraktor.
10. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan Satker
P2JN Maluku pada setiap lokasi akan memerintah kanperubahan pekerjaan.
12. Memeriksa dengan teliti / seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa /
perhitungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan.
13. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
lokasi ruas jalan dalam kontrak serta memberi membuat laporan kepada PPK
terhadap hasil inspeksi lapangan.
Mempunyai setifikat keahlian Ahli Teknik Jalan (202) dan Ahli Teknik Jembatan
(203) yang masih berlaku (surat keterangan perpanjangan tidak berlaku).yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata Satu (S-1) Teknik Sipil yang
telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta
yang belum disamakan, harus telah lulus ujian Negara. Quality Assurance disyaratkan
sekurang - kurangnya berpengalaman melaksanakan pekerjaan yang sejenis selama 3
(tiga) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK.
Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah membantu Ketua Tim dalam penjaminan
mutu pekerjaan yang antara lain :
Mempunyai setifikat keahlian Ahli Teknik Jalan (202) Madya dan Ahli Teknik
Jembatan (203) Madya yang masih berlaku (surat keterangan perpanjangan tidak
berlaku) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal
Strata Satu (S-1) Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang
diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian
Negara. Chief Inspector disyaratkan sekurang - kurangnya berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis selama 3 (tiga) tahun, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah membantu Ketua Tim dalam inspeksi
pemenuhan tingkat layanan jalan dan pengendalian keluaran hasil pekerjaan yang
antara lain :
1. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer
untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium.
2. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi /
sesuai Dokumen Kontrak.
3. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site
3.7.3. Tugas & Tanggung Jawab Tenaga Pendukung (Sub Prof. Staf)
3.7.3.1 Inspector
3.7.3.2. Surveyor
Syarat spesifikasi minimal untuk tenaga ahli (prof. staf) dan jumlah yang dibutuhkan di
dalam menangani pekerjaan ini adalah seperti tertera pada tabel berikut ini :
Kualifikasi
Jumlah Orang
No Posisi
Tenaga Bulan
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Tenaga Ahli
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
1 Site Engineer 6 Thn 1 11
Sipil Jalan dan
Jembatan
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
2 Quality Engineer 3 Thn 2 20,2
Sipil Jalan dan
Jembatan
Ahli Madya
Quantity S1 - Teknik Pengawasan
3 3 Thn 1 10,1
Engineer Sipil Jalan dan
Jembatan
S1 / D3 –
1 Inspector - 1 / 3 Thn 7 72,5
Teknik Sipil
S1 / D3 –
2 Surveyor - 1 / 3 Thn 1 9,5
Teknik Sipil
Staff Pendukung
1 Draftman - - - 1 11
Operator
2 - - - 1 11
Komputer
Catatan : Semua tenaga ahli (prof. staf) harus mempunyai sertifikat keahlian yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK)
3.8. Pelaporan
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa laporan yang berisi
kegitan pengawasan teknis yaitu :
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Bulanan
- Laporan Bulanan Rutin Jalan dan Jembatan
- Laporan Triwulan
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa
Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar Ukuran kertas masing-masing
laporan adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai
berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya pekerjaan Jasa Konsultan,
dan harus menyerahkan 5(lima) rangkap/buku/paket fisik, untuk setiap laporan
pendahuluan yang isinya melaporkan mengenai jadwal rencana kerja,metodologi
pengawasan, tahapan pelaksanaan pengawasan pekerjaan secara lengkap, jadwal
personil pendukung yang telah disetujui aktif dilapangan dan Rencana Mutu Kontrak
Pengawasan Jasa Konsultansi.
b. Laporan Bulanan
Harus diserahkan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya sebanyak 5 buku / paket
fisik merupakan laporan kemajuan pekerjaan secara singkat yang menggambarkan
pencapaian kinerja jalan untuk masing-masing kegiatan pekerjaan. Secara
substansional Laporan Bulanan sekurang- kurangnya terdiri dari :
i. Surat pengantar;
ii. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status fisik dan keuangan dari
proyek dan identifikasi permasalahan yang berdampak pada kemajuan
keluaran pekerjaan;
iii. Organisasi Proyek termasuk organisasi PPK, Penyedia dan Konsultan.
iv. Uraian kegiatan pengawasan pekerjaan pada bulan terkait dengan kinerja hasil
pekerjaan.
v. Uraian hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan pada bulan terkait.
vi. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.
vii. Laporan hasil penjaminan mutu pekerjaan.
viii. Laporan progress keluaran hasil pekerjaan dan keuangan termasuk besarnya
denda (jika ada).
ix. Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan kinerja pekerjaan.
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus didistribusikan kepada PPK.
Harus diserahkan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya sebanyak 5 buku / paket
fisik merupakan laporan bulanan pekerjaan rutin jalan dan jembatan. Secara
substansional Laporan bulanan pekerjaan rutin jalan dan jembatan sekurang-
kurangnya terdiri dari :
i. Surat pengantar;
ii. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status fisik dan keuangan dari
proyek dan identifikasi permasalahan yang berdampak pada kemajuan
keluaran pekerjaan;
iii. Organisasi Proyek termasuk organisasi PPK, Penyedia dan Konsultan.
iv. Hasilkegiatan rutin jalan dan jembatan pada bulan terkait.
v. Uraian hasil inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan pada bulan terkait.
vi. Evaluasi dan rekomendasi terkait dengan hasil pelaksanaan rutin jalan dan
jembatan.
Laporan beserta copy dokumen yang dibuat, harus didistribusikan kepada PPK.
d. Laporan Triwulan
Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan sebanyak 5 (lima) rangkap /
buku / paket fisik. Setiap akhir triwulan tahun anggaran (akhir Bulan Maret, Juni,
September dan Desember) Ketua Tim akan menyerahkan laporan Triwulanan,
terdiri dari kegiatan Penyedia Jasa selama tiga bulan yang telah berjalan. Laporan
Triwulan ini termasuk informasi status personil yang dimobilisasi, kemajuan dari
pekerjaan lapangan, variasi kontrak dan Change Order, status klaim (jika ada),
deskripsi singkat mengenai masalah teknis atau masalah kontrak yang terjadi
termasuk terjadinya kegagalan pemenuhan tingkat layanan jalan dan informasi lain
yang berkaitan dengan semua jaringan jalan yang sedang berjalan dibawah
pengawasannya termasuk rekomendasi tindak lanjut penanganannya. Isi dari
masing-masing laporan disajikan dalam 16 format :
a. Judul lembar
b. Surat Pengantar
c. Daftar isi
d. Data Proyek
e. Peta Lokasi
f. Data Mobilisasi
g. Organisasi Proyek.
Laporan Teknis dibuat jika terjadi perubahan lingkup pekerjaan dan/atau perubahan
kinerja jalan. Ketua Tim harus membuat laporan teknis sesuai keperluan dimaksud
yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan. Ketua Tim akan membantu PPK
untuk mempersiapkan suatu laporan justifikasi teknis atau penyebab perubahan
yang terdiri dari :
a. Data Proyek.
b. Peta lokasi pekerjaan.
c. Lingkup pekerjaan awal dan perubahan (jika ada).
d. Alasan perubahan yang didukung dengan data teknis yang terkait.
e. Penjelasan singkat mengenai asumsi perubahan yang diusulkan, namun tetap
untuk pemenuhan tingkat layanan jalan.
f. Gambar – gambar perubahan (jika ada) termasuk lokasi.
g. Perubahan pasal-pasal dalam dokumen kontrak (jika ada) terkait dengan
perubahan lingkup pekerjaan dan kinerja jalan.
h. Rekomendasi teknis.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap / buku per bulannya / paket fisik,
bilamana terdapat kegiatan pengujian bahan dan/atau mutu hasil pekerjaan, baik
dilaboratorium maupun dilapangan yang dilaksanakan pada bulan sebelumnya.
Isi laporan ini berupa kesimpulan yang disertai dengan rekapitulasi dari semua
hasil pengujian tersebut di atas, sedangkan data otentik / bukti pengujian pada
formulir laboratorium / lapangan cukup disertakan beberapa lembar yang
mewakili. Laporan ini diserahkan sebelum tanggal 14 pada bulan berikutnya.
g. Laporan Akhir
Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi Teknis (akhir kegiatan konstruksi untuk
tiap-tiap kontrak), suatu laporan akhir harus diserahkan, ringkasan pekerjaan
konstruksi, pelaksanaan pengawasan konstruksi, rekomendasi kebutuhan
pemeliharaan di masa yang akan datang, semua aspek teknis yang muncul selama
masa konstruksi pekerjaan jalan dan jembatan, permasalahan potensial untuk
konstruksi baru yang mungkin terjadi dan pemberian Solusinya (jika ada) untuk
beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan yang akan dating dengan tampilan yang
sama dalam lingkup tanggung jawab Pengguna Jasa.
Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan dan tanggapan terhadap Gambar
Terlaksana (As Built Drawing yang dikerjakan oleh Penyedia. Masing-masing
laporan terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir pengawasan lapangan dan
kegiatan-kegiatan mereka selama periode pelayanan Direksi Teknis. Satu bulan
sebelum berakhirnya pelayanan sebuah draft Iaporan akhir sudah harus diserahkan
ke PPK yang berisi penjelasan sebagai berikut :
pada Kontrak Preservasi Jalan. Khusus untuk preservasi jalan yang kontraknya
menggunakan skema long segment, kuantitas pada lingkup pemeliharaan harus
mencakup prediksi kebutuhan selama masa pelaksanaan. Hasil pemeriksaan
tersebut harus mencakup uraian temuan, dampak, serta rekomendasi tindak lanjut,
dan disampaikan kepada PPK.
Penyedia Jasa (Konsultan) harus mempersiapkan prasarana kerja termasuk hal-
hal berikut:
Khusus untuk jalan yang termasuk di dalam Lingkup Pemeliharaan pada
preservasi jalan yang kontraknya menggunakan skema long segment, Penyedia
Jasa (Konsultan) harus melakukan inspeksi lapangan untuk memperoleh
informasi terkini yang didukung dengan foto dokumentasi tentang kondisi/
kinerja jalan. Hasil inspeksi tersebut harus mencakup identitas lokasi,
penilaian kondisi jalan berdasarkan indikator kinerja jalan.
Penetapan Titik-Titik Tunggu (Holding Points) serta Daftar Simak untuk
setiap Titik Tunggu dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
Setiap pekerjaan yang menghasilkan Mata Pembayaran adalah merupakan Titik
Tunggu, tetapi tidak semua Titik Tunggu merupakan Mata Pembayaran; namun
pada setiap Titik Tunggu, Penyedia Jasa (Kontraktor) hanya dapat
melaksanakan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Penyedia Jasa
(Konsultan). Penetapan Titik Tunggu yang bukan merupakan Mata Pembayaran
ditetapkan bersama PPK atau yang mewakili.
Seluruh Daftar Simak untuk setiap Titik Tunggu harus mengacu pada spesifikasi
teknis dari pekerjaan yang bersangkutan sebagaimana terdapat di dalam
Dokumen Kontrak Preservasi Jalan.
Pembuatan Formulir-Formulir untuk keperluan inspeksi teknis, kinerja jalan, dan
bukti kerja lainnya yang didalamnya tersedia tempat untuk pencatatan temuan,
dampak dan rekomendasi tindak lanjut.
Penyusunan Daftar Kriteria Keberterimaan terhadap hasil pelaksanaan Kontrak
Preservasi Jalan.
Seluruh prasarana kerja tersebut harus diteruskan kepada Pengendali
Dokumen
b. Pelaksanaan
a) Mengevaluasi kesesuaian RMK Penyedia Jasa (Kontraktor) dengan kondisi
pekerjaan.
- Perubahan Kontrak,
Team Supervisi yang terdiri dari Site Engineer, Quality Engineer, Quantity
Engineer, Teknisi (Inspector, Surveyor) serta tenaga pendukung Draftman dan Operator
Komputer. Team Supervisi berkedudukan didekat lokasi pekerjaan sebagai upaya untuk
dapat memonitor secara langsung dan terus menerus mengenai perkembangan dan
kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor serta mengupayakan agar
segala pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan / spesifikasi yang ada.
Team Supervisi akan membuat laporan kemajuan dan aktifitas Kontraktor sebagai
pelaksana fisik. Pekerjaan - pekerjaan ini juga mencakup hal - hal seperti pembuatan
Rekayasa Lapangan, Contract Change Order, menganalisa klaim Kontraktor,
memeriksa pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate) lengkap
dengan back up datanya, serta penyiapan Professional Hand Over (PHO). Koordinasi
kegiatan Team Pengawas Lapangan akan dilaksanakan oleh Team Supervisi yang
dalam hal ini akan diwakili oleh Site Engineer akan bersama - sama dengan Satuan
Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah.
Dalam hubungan ini Konsultan adalah bertindak sebagai wakil dari Kepala Satuan
Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah atau
biasa disebut dengan "Engineer Representative". Konsultan didalam melaksanakan
tugasnya akan memberikan saran - saran kepada Kontraktor mengenai masalah -
masalah yang berkaitan dan timbul didalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu Konsultan
juga akan membantu Kontraktor dengan memberikan saran - saran mengenai metode
kerja, organisasi, pemilihan dan penempatan staf / tenaga, pemilihan dan penempatan
peralatan kerja yang digunakan dan membantu monitoring pelaksanaan kerja dan lain -
lain.
Selain itu terhadap masalah - masalah yang diperkirakan akan timbul didalam
pelaksanaan pekerjaan, akan didiskusikan secara bersama - sama antara konsultan,
kontraktor dan Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Kalimantan Tengah termasuk didalamnya apabila diperlukan adanya revisi
desain (review design) ataupun desain ulang (redesign). Konsultan akan memberikan
saran, alternatif pemecahan masalah serta rekomendasi didalam upaya untuk
pengambilan keputusan, dimana keputusan ini nantinya harus disetujui oleh Kepala
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan
Tengah sebelum dilaksanakan dilapangan. Periodic Meeting, sedikitnya sekali dalam
seminggu diadakan bersama - sama dengan kontraktor dan bilamana perlu dengan
Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Kalimantan Tengah untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja minggu sebelumnya, serta
membuat program kerja minggu berikutnya.
3.9.4. Metodologi
Secara umum tugas dari Team Pengawas Teknik adalah melakukan supervisi /
pengawasan. Pekerjaan - pekerjaan ini dapat dikelompokkan dalam pekerjaan -
pekerjaan berikut :
Team Supervisi yang dipimpin oleh Site Engineer akan secara continue melaksanakan
supervisi atas pekerjaan - pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, dimana seluruh
pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam dokumen kontrak
pekerjaan fisik (spesifikasi). Supervisi ini meliputi pekerjaan - pekerjaan seperti :
Setiap desain awal dari suatu proyek pada umumnya selalu mengalami revisi - revisi
pada saat pelaksanaannya, hal ini biasanya diakibatkan kondisi lapangan yang
sesungguhnya telah mengalami perubahan - perubahan kondisi dibandingkan dengan
kondisi pada saat survey untuk pembuatan desain, atau dikarenakan kesalahan -
kesalahan kecil baik pada saat survey ataupun kesalahan desain itu sendiri. Perubahan
/ revisi ini dapat berupa revisi yang kecil (penambahan atau pengurangan), tetapi dapat
pula dalam suatu pelaksanaan terjadi revisi desain yang besar sampai kepada
penggantian desain itu sendiri. Untuk menanggulangi masalah - masalah diatas, maka
pada awal pekerjaan, sebelum pekerjaan konstruksi dilakukan, Kontraktor dibawah
pengawasan Team Supervisi harus melaksanakan pekerjaan Staking Out dan revisi
pengukuran, pemasangan patok dan Bench Mark serta survei - survei lain yang
diperlukan. Kegiatan survei ini meliputi Pengukuran Horizontal, Vertikal, Titik Kontrol
Survei, Survei Elemen Struktur, Tiang Pancang, Telapak Pondasi dan Beton kopel Tiang
(Footings and Pile Caps), Kolom, Balok Melintang Ujung (Crosshead), Landasan, Balok
dan Gelegar, Lantai dan Parapet Jembatan (Tembok Sedada).
1 Pekerjaan Persiapan a. Survey Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry tanah yang diperlukan untuk
Lapangan material timbunan yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Dan lokasi
untuk disposal area, yang diperlukan untuk tempat pembuangan tanah bekas
galian yang tidak memenuhi syarat sebagai material timbunan.
Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry sirtu yang memenuhi syarat
.
Dilakukan survey sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan pada
suatu sistem koordinat yang tetap dan sistem koordinat yang sama
Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry batu, bila pengadaan batu
pecah akan diproduksi sendiri dengan stone crusher, untuk bahan aggegate.
Dilakukan Field Survey untuk review design sesuai pekerjaan yang akan
dilakukan, termasuk untuk Mutual Check Nol (MC O)
Situasi letak Plant harus direncanakan sebaik-baiknya, agar lalu lintas Dump
Truck yang memasukkan bahan baku (raw material), tidak saling mengganggu
dengan Dump Truck yang membawa keluar hasil produk (hot mix), caranya
adalah dengan menyusun site plan yang baik.
Jalan masuk/keluar Dump Truck harus dibuat cukup kuat, untuk menjamin
kelancaran transportasi material/hot mix.
Dibuat drainase lingkungan yang baik, agar lokasi base camp tidak terganggu
pada musim hujan.
Dibuat Mix Design untuk Hot Mix sesuai spesifikasi yang ada, dengan
menggunakan material yang akan dipakai.
Pengukuran Vertikal
Pada dasarnya pekerjaan pengukuran (setting out) ini adalah untuk mengetahui :
Rambu-rambu
Rubber cone
Bendera-bendera
Papan pemberitahuan
2 Pekerjaan Pembersihan Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja meliputi pekerjaan clearing, grubbing dan
Tempat Kerja stripping. Clearing mencakup pekerjaan tebang pohon dan tanaman perdu,
peralatan yang dipakai adalah chain saw parang dan alat potong yang lain.
3 Pekerjaan Galian & Timbunan a. Pekerjaan Untuk menetapkan batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok pembantu
Galian dan atau tali yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan
dengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan
kapasitas alat dan waktu yang tersedia.
Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan
(jumlah kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas
Excavator), dan kemudian diangkut ketempat yang ditentukan. Usahakan
posisi Dump Truck sedemikian rupa sehingga swing dari Excavator bersudut
kecil.
Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian
finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok
bantuan yang selalu terjaga.
b. Pekerjaan Didalam pekerjaan timbunan, unsur yang perlu dicermati adalah masalah
Timbunan pemadatan. Pemadatan tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah pada saat
pemadatan. Dari percobaan di laboratorium yang menggunakan sampel-sampel
tanah, diperoleh kadar air yang diperkenankan untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan (Optimum Moisture Content, OMC).
Didalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan
pada saat pemadatan, kecuali Pelaksana yang sudah berpengalaman sekali.
Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek), berarti kadar airnya
terlalu tinggi.
Kadar air
1. Percobaan Pemadatan
Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot
Roller dan dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel
tanah dan diukur kepadatannya (berat volume keringnya, δk). Bila ternyata
masih kurang padat, maka lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya
ditambah dua lintasan. Bila tingkat kepadatannya telah dicapai, maka cara
- cara tersebut dipakai sebagai pedoman selanjutnya.
2. Pemadatan Timbunan
Tanah timbunan yang diambil dari quarry, atau lokasi galian, dibawa
dengan Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah
dipersiapkan. Jarak tumpukkan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar
dengan ketebalan 20 cm seluruh permukaan dapat tertimbun.
pemandu untuk menyangga tiang pancang dan memberi arah pada waktu
pemancangan penumbuk - dari jenis jatuh bebas, uap atau udara bertekanan
atau tenaga diesel
Katrol atau crane untuk mengangkat tiang pada posisinya dan mengangkat
penumbuk.
b. Pengeboran Kegiatan pengeboran harus dilakukan dengan ketepatan letak, arah vertikal dan
Awal kemiringan dan untuk kedalaman yang telah ditentukan. Diameter lubang tidak
boleh lebih besar dari pada ukuran diagonal tiang dikurangi 50 mm. Pengeboran
(Pre-boring)
melebihi kedalaman (over depth) harus dihindari. Kedalaman akhir mungkin harus
ditentukan dengan percobaan. Tujuannya adalah mencapai kalendering yang
ditentukan, bilamana ujung tiang mencapai kedalaman yang direncanakan.
Lazimnya pengeboran awal berhenti satu meter di atas kedalaman ujung tiang
rencana. Pada akhir pemancangan, lubang-lubang di sekeliling tiang diisi pasir
bersih, diisi menggunakan sekop, sambil disemprot atau digenangi air.
cepat dan ekonomis bila keadaan tanahnya memungkinkan. Cara ini cocok
untuk memasang tiang yang dibor dalam tanah lempung dan dapat dipakai
untuk penggalian terbuka (open) atau dilapisi (lined), atau untuk penggunaan
bentonite pada batuan lunak dan pada bahan selain batuan.
6 Pekerjaan Beton a. Unit Pracetak Mengecek bahwa komponen pemancangan sudah terpasang dengan benar dan
tidak bergerak selama penempatan dan penggetaran beton. Jika digunakan
(Bangunan Atas Dari Beton)
perawatan uap air, baut penahan (fixing) harus dilepas setelah pengerasan awal
dan sebelum penguapan dimulai untuk memungkinkan pergerakan diferensial
antara acuan dan beton. Perubahan warna dapat terjadi karena kurang
kesesuaian campuran perawatan, zat tambahan (aditive) tahan air dan bahan
pelepas acuan. Pengujian pra-produksi dari kombinasi bahan kimia tersebut,
sebaiknya dilakukan dengan kondisi pabrik, dan termasuk pengaruhnya pada
bahan pelapis yang dipakai pada acuan
b. Pelat Lantai Lantai kantilever dan trotoar adalah bagian yang paling kelihatan dari jembatan.
Gelegar jembatan melendut pada waktu pelat lantai sedang dicor, dan landutan
ini harus diperhitungkan pada waktu memasang acuan pinggir, sehingga pinggir
lantai merupakan garis menerus, lurus atau dengan lawan lendut (camber) pada
bentang tengah. Acuan lantai harus disangga dari gelegar dan bukan dari tanah,
pilar atau kepala jembatan. Pada waktu lantai dicor, penting untuk melindungi
gelegar luar dan landasan terhadap pengaruh momen torsi yang disebabkan oleh
perputaran lantai kantilever dan trotoar. Ini dilakukan dengan mengikat bagian
atas gelegar menjadi satu dengan batang penguat yang dilas dan perkuatan
(strutting) pada permukaan flens bawah
c. Penulangan Setalah acuan untuk pelat lantai telah selesai dan diperiksa kekuatannya,
pengerjaannya, kerapatan adukan, ketinggian dan kebersihan, penulangan dapat
dipasang. Perlu untuk sering memeriksa ukuran pada waktu pembengkokan di
lokasi, atau tepat sesudah pengiriman ke lokasi jika tulangan dibengkokan di luar
lokasi. Penggunaan kayu, rak baja atau penyangga lain adalah supaya
penulangan tidak mengenai tanah atau lumpur sampai siap dipakai. Cat, minyak,
lemak, lumpur, mill scale lepas atau karat lepas akan mengurangi sifat pelekatan
dari batang sederhana khususnya dan harus dilepas. Penutup (selimut) sangat
penting terutama pada pelat lantai yang relatif tipis, kurangnya selimut dapat
mengakibatkan berkaratnya batang dan terkikisnya beton, sedangkan terlal-u
banyak selimut dapat mengakibatkan kekuatan rencana diperkirakan dari pelat
tidak tercapai.
terjadi pada awal, sehingga bila pengerasan awal terjadi beton tidak akan
terpengaruh oleh lendutan yang disebabkan pengecoran beton kemudian. Bila
pelat yang sedang dicor tidak lurus, biasanya dalam praktek dikerjakan dari titik
terendah menuju titik tertinggi
7 Pekerjaan Permukaan a. Permukaan Permukaan harus dipadatkan dan ditekan untuk menaikkan adukan ke
permukaan, diratakan dan terakhir diratakan dengan penghalus kayu sampai
permukaannya rata. Harus diperhatikan drainase/ pengeringan atau pengalihan
air yang muncul pada permukaan. Pemberian adukan di atasnya tidak
diperbolehkan.
b. Bangunan Bagian belakang kepala jembatan, gorong-gorong dan tembok sayap harus
Bawah memperoleh" penyelesaian permukaan Kelas 1.
Sisi bawah dari lantai di antara balok-balok, dan muka vertikal dari balok
kecuali muka luar dari balok luar harus mendapat penyelesaian permukaan
Kelas 1. Muka luar dan sisi bawah dari balok, pinggir dan sisi bawah pelat lantai
kantilever, muka dalam dan luar dari kereb dan permukaan atas dari kereb
harus menerima penyelesaian permukaan Kelas 2.
Gelegar Box
Permukaan dalam dari badan, lantai dan dek gelegar box harus mendapat
penyelesaian permukaan Kelas 1. Semua permukaan luar dari gelegar box,
termasuk kereb dan tidak termasuk permukaan lantai, harus menerima
penyelesaian permukaan Kelas 2.
Di atas Lantai
d. Beton Pracetak Unit crown pracetak harus diberi penyelesaian Kelas 1. Unit parapet pracetak
harus diberi penyelesaian Kelas 3. Unit pracetak lain selain yang disebut di atas
harus menerima penyelesaian Kelas 2. Semua unit pracetak harus menerima
penyelesaian ini dalam jangka waktu empat puluh delapan jam setelah acuan
dibongkar.
penyelesaian kembali. Semen tidak boleh dipakai untuk menyerap air permukaan
karena ini dapat berakibat permukaan lemah, atau permukaan berbubuk.
10 Pekerjaan Bagian – bagian baja disambungkan pada tempatnya apakah dengan baut
Penyambungan di berkekuatan tinggi (high strength friction grip) atau dengan pengelasan di
lapangan lapangan. Penggunaan sistem pengelasan dilapangan memerlukan tersedianya
operator las yang terlatih. Baut berkekuatan tinggi dapat diklasifikasikan atas dua
tipe “friction grip” dengan tanpa geseran dan tipe “bearing” dimana suatu geseran
awal diperkenankan
11 Pekerjaan Pagar (Railings) a. Pagar Baja Pemasangan pagar baja yang panjang, menerus tanpa sambungan pemuaian
Dan Pembatas (Barriers) kadang menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan profil yang benar karena
perubahan temperatur. Dalam keadaan itu sambungan – pemuaian harus tidak
lebih daripada kira – kira 45 m dari pusat ke pusat.
b. Pagar Aluminium Pemasangan pagar aluminium serupa dengan pemasangan pagar baja dengan
perbedaan hanya pada tindakan pencegahan tambahan terhadap aluminium
harus dilindungi secara efektif dari beberapa perlengkapan tetap (fixture) baja
seperti bantalan baut untuk mencegah aktivitas galvanisasi, pita plastik, pipa
(sleeve) dan ring (washer)
c. Pagar dan
Pagar ini dicetak sebagai bagia dari ujung tembok sedada (parapet), bila ada
Pembatas
tambahan pagar metal bagian atas diperlukan atau mungkin untuk membentuk
Beton
pembatas pada suatu trotoar bagian dalam, dan dapat juga digunakan sebagai
median baik untuk jembatan maupun jalan raya .
12 Pekerjaan Sub Grade Persiapan tanah dasar berada pada lapis timbunan terakhir atau pada galian.
(Persiapan Tanah Dasar) Tanah dasar merupakan bagian pekerjaan yang disiapkan untuk lapis pondasi
(bisa pondasi bawah, sub base). Sub grade harus selebar badan jalan termasuk
bahu jalan.
Permukaan tanah dasar harus dipadatkan hingga 100%, sedangkan untuk yang
berada pada timbunan dengan elevasi kurang dari 20 cm, pemadatannya sampai
95%.
Marking tiap 50 m di centerline rencana jalan dan harus di cek posisinya secara
periodik.
Ditches, drains dan outlet untuk drainase disisi kiri dan kanan sepanjang
konstruksi subgrade harus dibuat dan dijaga untuk melindungi tanah dasar dari
kerusakan karena air permukaan/hujan.
13 Pekerjaan Sub Base Course Didalam konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), lapisan sub base bisa
(Lapis Pondasi Bawah) hanya ada satu bisa ada dua lapis, untuk yang menggunakan dua lapis bisa
disebut dengan Lapis Agregat Base A dan Lapis Agregat Base B.
Pada permukaan subgrade yang telah siap, dipasang patok batas subbase,
berpedoman dari patok As.
Material yang telah disiapkan untuk lapisan sub base, diangkut dengan Dump
Truck dan ditumpahkan sepanjang jalan.
Satu tumpahan Dump Truck mewakili daerah seluas yang diperhitungkan. Bila
material untuk perkerasan bahu jalan tidak sama dengan material subbase,
maka material bahu jalan di drop lebih dahulu.
Matetrial sub base yang telah diratakan dengan Motor Grader, diperiksa
ketinggiannya/kerataannya (bila ada yang kurang atau lebih dapat diselesaikan
dengan tenaga orang). Segera diikuti dengan pekerjaan pemadatan dengan
Vibro Roller.
Cement Treated Base (CTB), bahan campuran yang terdiri dari aggregat halus
dan kasar, semen dan air. Kadar air yang digunakan sangat minim sehingga
menghasilkan beton dengan slump nol.
CTB ini walaupun wujudnya adalah beton, bukan merupakan perkerasan kaku
(rigid pavement), tetapi merupakan mengembangan dari soil cement, yang
biasanya digunakan untuk sub base atau base pada jalan flexible pavement.
Penggunaan CTB sebagai sub base atau base course, mempunyai kelebihan-
kelebihan dibandingkan dengan aggregat biasa, maupun struktur beton biasa.
Soil Cement, pada umumnya bahan yang banyak digunakan untuk lapisan
subbase atau base pada struktur jalan, adalah aggregate. Tetapi pada daerah
tertentu dimana aggregate sulit diperoleh atau terpaksa harus didatangkan dari
tempat lain yang jauh, sehingga perlu biaya yang sangat mahal, maka perlu dicari
bahan alternatif yang lain. Salah satu alternatif yang sering dipilih untuk digunakan
sebagai bahan lapisan subbase maupun base adalah “Soil Cement “.
14 Pekerjaan Base Course (Lapis Pekerjaan lapisan base ini dilaksanakan berdasarkan data yang diperoleh dari
Pondasi) percobaan penghamparan dan pemadatan. Dengan data yang diperoleh dalam
proses percobaan pemadatan yang telah ditetapkan sebagai pedoman, maka
proses penghamparan untuk lapisan base ini, dilaksanakan sama dengan proses
pemadatan pada percobaan.
Jenis perkerasan yang digunakan untuk lapis base ini biasanya berupa campuran
beraspal (Asphalt Treated Base, ATB). Jenis ini menggunakan sistem campuran
panas (hot mix). Untuk mendukung sistem pengerjaannya, harus disediakan alat
komunikasi antara tempat penghamparan hot mix dengan AMP (HT, radio dan
lain-lain), hal ini adalah untuk memastikan sistem kontrol pada suhu campuran,
jangan sampai terjadi proses menunggu, sehingga menyebabkan suhu campuran
akan turun dan suhu pemadatan dibawah yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Penghamparan hot mix, tidak boleh dilakukan pada waktu hujan, karena akan
mengurangi mutu dari campuran beraspal yang dihasilkan.
15 Pekerjaan Surface Course Material surface dibuat dari aspal beton, hanya ukuran aggregatenya lebih halus
(Lapis Pemukaan) dan voidnya lebih kecil karena berfungsi sebagai lapisan kedap air juga. Lapis
permukaan ini bisa hanya terdiri dari satu lapis atau dua lapis. Untuk dua lapis,
lapis yang bawah biasa disebut dengan Binder Course (AC-BC) dan untuk lapis
yang paling atas biasa disebut dengan Wearing Course (AC-WC).
16 Pekerjaan Tes Sampling Test terhadap sampel hotmix hasil pekerjaan, dilakukan baik di AMP maupun
yang telah dipadatkan dilapangan. Di unit AMP setiap hari produksi, selalu diambil
sampelnya untuk ditest dilaboratorium.
Dilapangan, hotmix yang telah dipadatkan juga ditest dengan cara diambil
sampelnya menggunakan core drill, untuk setiap jarak 50 meter atau ditetapkan
dalam persyaratan. Sampel yang diambil, ditest kepadatannya dan juga lainnya
sesuai persyaratan. Biasanya sampel core drill juga diukur ketebalannya dari
lapisan yang diambil.
17 Pekerjaan Bahu Ditepi jalan (bahu jalan), biasanya juga dipadatkan dengan lapisan subbase.
• Tumpukan material untuk bahu jalan ditebar dan diratakan dengan Motor
Grader dengan cara menyerongkan bladenya/pisaunya. Kemudian diikuti
dengan pemadatan menggunakan Mini Vibro Roller.
18 Pekerjaan Marka Untuk pekerjaan yang kecil, marking (dengan cat) dapat dikerjakan tenaga orang
dengan cara menggunakan mal dari lembaran karet atau karton.
Untuk pekerjaan marking (marka) yang cukup banyak, biasanya digunakan alat
yang dipasang pada mobil. Untuk mengoperasilkan alat ini, perlu guide line yang
dikuti oleh mobil. Alat tersebut dapat disetel untuk membuat marka jalan yang
putus-putus maupun yang menerus,
Dengan sistem Kontraktor Utama maka harga konstruksi bersifat lump sump, tidak
terikat pada Daftar Volume (Bill of Quantity – BOQ) melainkan ‘yang tertera /
tercantum’ di dalam Dokumen Perencanaan (Gambar dan Spesifikasi). Adanya
selisih antara jumlah volume dan kedua dokumen di atas menjadi tanggung jawab
internal pelaksana pekerjaan untuk mengendalikan biaya tambahan yang
ditimbulkannya.
Eskalasi harga beberapa butir pekerjaan tertentu seperti pekerjaan beton yang
dikaitkan dengan fluktuasi harga besi dan semen
Pekerjaan tertentu yang volumenya dinyatakan sebagai (profesional) oleh
pertimbangan khusus. Misal pekerjaan pondasi yang sangat tergantung kondisi
tanah, sebenarnya bukan berdasarkan hasil tes random semata
Peningkatan biaya Overhead Pelaksana Pekerjaan (di dalam Bill dari Bill of
Quantity) untuk menutupi perpanjangan waktu pelaksanaan yang disebabkan
pekerjaan tambah kurang
Beberapa faktor lain yang tentunya terdapat dalam dokumen kontrak / rencana
kerja dan syarat - syarat (RKS) seperti masalah ‘force major’ yang tak terduga /
darurat.
Pengendalian tambahan biaya oleh faktor pada butir 1) (eskalasi harga) biasanya
cukup mengacu pada aturan pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan
tentang eskalasi harga bagi proyek - proyek pemerintah. Pengendalian tambahan
biaya oleh faktor yang dilakukan melalui proses ‘negosiasi’ antara Pemberi Tugas
dan Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan dengan mengacu Rencana Kerja dan
Syarat - Syarat (RKS) dalam dokumen kontrak.
b. Pengendalian Mutu
a) Program dan prosedur test dan inspeksi tersedia dan disusun dengan baik
b) Adanya personil untuk tugas tersebut yang berkualitas dan berpengalaman
cukup
c) Identifikasi dari seluruh aktivitas dan karakteristik yang akan diinspeksi
d) Penyusunan standar penerimaan dan kriteria penolakan sesuai spesifikasi
teknis
e) Uraian rinci mengenai metode inspeksi atau test yang harus dilaksanakan
f) Persyaratan kondisi peralatan ukur dan persyaratan lingkungan yang khusus
(kalibrasi alat, macam - macam kondisi, kondisi temperatur / tekanan udara
dan sebagainya)
g) Pelaksanaan tindak lanjut atas keputusan mengenai modifikasi, perbaikan
dan penggantian item barang / komponen sesuai hasil inspeksi dan pengujian.
mempertimbangkan faktor waktu dan biaya. Dari sini terlihat benturan kepentingan
antara Konsultan Supervisi Konstruksi, Kontraktor dan sub - subnya.
Misal suatu hasil pengecoran beton yang terbukti keropos (honey comb) tidak
selalu harus langsung dibongkar dan dibangun kembali melainkan dicoba alternatif
lain yang tidak meminta tambahan waktu misalnya dengan injeksi (grouting) bahan
plasticizer tetapi hasilnya harus diuji kembali.
c. Pengendalian Waktu
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Supervisi,
c) Konsultan Menejemen Konstruksi,
d) Pelaksana Pekerjaan,
e) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan.
Keputusan dalam rapat lapangan dituangkan / dicatat dalam berita acara / risalah rapat
lapangan yang disusun oleh Konsultan Menejemen Konstruksi. Keputusan ini sifatnya
mengikat dan dalam waktu 2 (dua) hari setelah rapat lapangan dimaksud harus sudah
disampaikan kepada semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan yaitu,
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Perencana / Pengawas,
c) Pelaksana Pekerjaan,
d) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan.
a) Rapat Menejemen
b) Rapat Teknis.
a) Pemberi Tugas.
b) Konsultan Pengawas.
c) Pelaksana (Kontraktor).
d) Supplier / pihak terkait yang dapat memberikan penyelesaian yang dibutuhkan.
3.9.4.8. Administrasi
administrasi teknis akan diselenggarakan dengan baik dan tertib sesuai dengan
ketentuan didalam dokumen kontrak.
BAGAN ALIR
PENGAJUAN PEMBAYARAN OLEH
KONTRAKTOR
Pengukuran kuantitas dilakukan sesuai spesifikasi terhadap setiap pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan dengan telah memenuhi standar kualitas yang ditentukan untuk
diberikan pembayaran.
Kontraktor harus menyiapkan tambahan informasi yang diperlukan antara lain titik-titik
referensi untuk membantu “staking out” berupa bench mark dan sebagainya. Penentuan
titik-titik tersebut akan diawasi dan dicek dengan teliti.
Dalam hal pembayaran yang diberikan secara berangsur, maka survey terhadap
pekerjaan yang telah diselesaikan akan dilakukan oleh Kontraktor dibawah pengawasan
tim supervisi.
a) Pada saat menetapkan lokasi pendirian unit produksi campuran beraspal (AMP) dan
unit produksi batu (stone crusher) harus telah melaksanakan studi kelayakan
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), UKL (Upaya Kelola Lingkungan),
dan UPL (Upaya Penataan Lingkungan), dan telah disetujui oleh instansi yang
berwenang.
b) Selama proses produksi polusi udara dan kebisingan yang terjadi harus berada di
bawah ambang batas yang disyaratkan. Polusi udara dapat di cegah dengan
mengoperasikan pengumpul debu (dust collector) sesuai persyaratan. Limbah dari
pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector) harus ditampung dalam
kolam penampungan.
c) Limbah - limbah lain yang berbahaya harus ditempatkan pada lokasi yang aman
sedemikian rupa sehingga tidak mencemari lingkungan.
d) Pada saat pekerjaan selesai dan lokasi kerja akan ditutup, maka daerah bekas
lokasi kerja tersebut harus dikembalikan ke fungsinya semula, seperti misalnya
kembali menjadi daerah tegalan.
Adapun dokumen - dokumen yang harus ada pada saat serah terima pekerjaan
sementara antara lain adalah seperti tertera pada Tabel pada halaman berikut.
Tabel 3.2 : Kelengkapan Dokumen Administrasi yang Harus Ada pada Saat PHO
NO. URAIAN
DASAR HUKUM PEMERIKSAAN
I 1. Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO)
2. Surat Perjanjian Pemborongan dan Lampiran
NO. URAIAN
3. Contract of Change (CCO) jika ada
4. Addendum jika ada
5. Surat Penugasan Direksi Pihak Konsultan kepada Site Engineer dalam hal PHO
4. Jamsostek
III
5. Jaminan Uang Muka
6. Sertifikat :
- MC
- Laporan Quantity Control
- Laporan Quality Control
DOKUMEN PELENGKAP
1. Struktur Organisasi Kontraktor Masa Pelaksanaan
2. Laporan Harian dan Mingguan
3. Laporan Mingguan, Bulanan, dan Triwulan
IV
4. Laporan Teknis
5. Laporan Pengujian Mutu
6. Jadwal Rencana Kerja (S-Curve)
7. Foto Dokumentasi (0%, 50%, 100%)
BAB 4
PENUGASAN PERSONIL
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah seperti tertera dalam tabel berikut
ini :
Kualifikasi
Jumlah Orang
No Posisi
Tenaga Bulan
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Tenaga Ahli
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
1 Site Engineer 6 Thn 1 11
Sipil Jalan dan
Jembatan
Ahli Madya
S1 - Teknik Pengawasan
2 Quality Engineer 3 Thn 2 20,2
Sipil Jalan dan
Jembatan
Ahli Madya
Quantity S1 - Teknik Pengawasan
3 3 Thn 1 10,1
Engineer Sipil Jalan dan
Jembatan
S1 / D3 –
1 Inspector - 1 / 3 Thn 7 72,5
Teknik Sipil
S1 / D3 –
2 Surveyor - 1 / 3 Thn 1 9,5
Teknik Sipil
Staff Pendukung
1 Draftman - - - 1 11
Operator
2 - - - 1 11
Komputer
Tugas - tugas Site Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal
yang tersebut di bawah ini :
5. Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai kontraktor pada lembar kemajuan
pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui.
10. Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan Satker
P2JN Maluku pada setiap lokasi akan memerintah kanperubahan pekerjaan.
12. Memeriksa dengan teliti / seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa /
perhitungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pelaksanaan.
13. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
Mempunyai setifikat keahlian Ahli Teknik Jalan (202) dan Ahli Teknik Jembatan
(203) yang masih berlaku (surat keterangan perpanjangan tidak berlaku).yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Strata Satu (S-1) Teknik Sipil yang
telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta
yang belum disamakan, harus telah lulus ujian Negara. Quality Assurance disyaratkan
sekurang - kurangnya berpengalaman melaksanakan pekerjaan yang sejenis selama 3
(tiga) tahun, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-
PU-an dari LPJK.
Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah membantu Ketua Tim dalam penjaminan
mutu pekerjaan yang antara lain :
Mempunyai setifikat keahlian Ahli Teknik Jalan (202) Madya dan Ahli Teknik
Jembatan (203) Madya yang masih berlaku (surat keterangan perpanjangan tidak
berlaku) yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal
Strata Satu (S-1) Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang
diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian
Negara. Chief Inspector disyaratkan sekurang - kurangnya berpengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis selama 3 (tiga) tahun, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tugas utama tenaga ahli tersebut adalah membantu Ketua Tim dalam inspeksi
pemenuhan tingkat layanan jalan dan pengendalian keluaran hasil pekerjaan yang
antara lain :
1. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer
untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium.
2. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi /
sesuai Dokumen Kontrak.
3. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site
Engineer pada hari itu juga.
4. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua
hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertifikat pembayaran serta
menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai
dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
5. Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan / risalah tentang
kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan
tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah
diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian - kejadian khusus dan
sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan Harian)
yang harus diserahkan / dikirim kepada Site Engineer dan Pejabat Pembuat
Komitmen tiap hari setelah selesai kerja.
4.2.4. Inspector
4.2.5. Surveyor
Proffesional Staf
No Posisi Nama
Penugasan personil untuk Pekerjaan ini berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja
(K.A.K.) dengan jumlah personil yang telah ditetapkan. Rincian mengenai waktu
penugasan personil konsultan dapat dilihat pada Bar Chart berikut :
BAB 5
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
Program kerja atau rencana kerja disusun berdasarkan ruang lingkup pekerjaan
serta batasan waktu penyelesaian untuk setiap tahap pekerjaan yang ditentukan dalam
Dokumen Lelang dan Adendumnya. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini
diperkirakan 330 hari kalender tahun anggaran 2019 untuk Teknis Pelaksanaan
konsultan akan menyelesaikan setiap tahapan pekerjaan untuk setiap pekerjaan baik
rencana maupun Pelaksanaannya dalam Paket ini.
Sebagai tindak lanjut dari Metodologi yang telah dikembangkan dalam bab
sebelumnya, maka Konsultan menganggap perlu untuk membuat suatu Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan yang disusun sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhatikan faktor-faktor sumber daya manusia dan batasan waktu yang
tersedia, serta sajian maksimal yang diharapkan semua aktivitas-aktivitas selama
pelaksanaan pekerjaan dapat terkontrol dengan baik sehingga pelaksanaan dapat
dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Seperti yang ada pada Tabel 5.1
BAB 6
PERALATAN DAN FASILITAS PENDUKUNG
Barang-barang yang akan disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa :
Sewa Kantor
Sewa Mobil
Sewa Sepeda Motor
Sewa Bahan Alat Tulis Kantor dan Computer Supplies
Sewa Komputer
Sewa Printer
Sewa Handy Camera
Sewa Kamera Digital
BAB 6
KOMPOSISI PENUGASAN PERSONIL
TA
Lingkup Posisi Yang Org
No Nama Perusahaan Lokal Uraian Pekerjaan
Keahlian Diusulkan Bln
/Asing
1 Ir. Rudi PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Ketua Tim (Site Mengawasi dan meneliti ketepatan dari semua 11.00
Afiantoro JO PT. Engineer) pengukuran / rekayasa lapangan yang
Global dilakukan Kontraktor sehingga dapat
Profex memudahkan Pejabat Pembuat Komitmen
mengambil keputusan-keputusan yang
Synergy,
diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
PT. pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
Diantama mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
Rekanusa terperinci lainnya.
Melakukan pengawasan secara teratur dan
memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi
sedang dilaksanakan serta memberi
penjelasan tertulis kepada Kontrak tor
mengenai apa yang sebenarnya dituntut
dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak
hanya dinyatakan secara umum.
Mengupayakan bahwa kontraktor memahami
dokumen Kontrak secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
spesifikasi serta gambar-gambar, dan
kontraktor menerapkan teknik pelaksanaan
3 Dita PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Tenaga Ahli Quantity Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan 10.10
Kusumasari, JO PT. Engineer nasihat dari Site Engineer dalam melaksanakan
ST. Global tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan
Profex Quality Engineer untuk menyesuaikan metoda
pelaksanaan di lapangan dengan di
Synergy,
laboratorium.
PT. Melakukan pengawasan di lapangan secara
Diantama terus menerus pada semua lokasi pekerjaan
Rekanusa konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahu dengan segera kepada Site
Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi / sesuai Dokumen Kontrak.
Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan
secara tertulis kepada Site Engineer pada hari
4 To be Name PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Inspector Rutin Jalan Inspector bertugas membantu Chief 11.00
JO PT. & Jembatan – 1 Inspector dalam pengawasan dan keluaran
Global Inspector Rutin Jalan hasil pekerjaan konstruksi jalan. Dan 11.00
To be Name
Profex & Jembatan – 2 Inspector yang bertugas membantu Chief
Synergy, Inspector dalam melakukan inspeksi
Inspector Rutin Jalan
To be Name PT. pengawasan pekerjaan dilapangan dan 11.00
& Jembatan – 3 verifikasi pemenuhan tingkat layanan jalan.
Diantama
Rekanusa Inspector Rutin Jalan
To be Name & Jembatan – 4 11.00
5 To be Name PT. Nusvey Lokal Teknik Sipil Surveyor Surveyor bertugas membantu Chief 9.50
JO PT. Inspector dalam pengawasan dan
Global pengukuran pekerjaan dilapangan
Profex
Synergy,
PT.
Diantama
Rekanusa
6 To Be Name PT. Nusvey Lokal - Draftman Membantu SE dalam melaksanakan kegiatan 11.00
JO PT. pembuatan gambar-gambar detail dalam rangka
Global pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor di
Profex lapangan.
Synergy, Melakukan koordinasi dengan CI/QlE.
Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai perintah
PT.
To Be Name PT. Nusvey Lokal - Operator Komputer Bertanggung jawab kepada Ketua Tim di dalam 11.00
JO PT. surat menyurat pekerjaan dan pengelolaan
Global operasional komputer.
Profex
Synergy,
PT.
Diantama
Rekanusa
Input Personil (dalam orang/bulan) untuk tiap kegiatan sesuai Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Total Waktu
No Nama Pekerjaan Pengawasan Pengelolaan Penugasan
Posisi Administrasi Kantor dan Pelaporan
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Kebutuhan Kantor
PERSONIL AHLI
1 Ir. Rudi Afiantoro Site Engineer √ √ √ √ 11 Bulan
2 Ahmad Novi Ernawan, ST Quality Engineer - 1 √ √ - √ 10,1 Bulan
3 Erhard Charles Maspaitella, ST Quality Engineer - 2 √ √ - √ 10,1 Bulan
4 Dita Kusumasari, ST Quantity Engineer √ √ - √ 10,1 Bulan
Subtotal 41,3 Bulan
PERSONIL SUB PROFESIONAL STAF
1 To Be Name Inspector Rutin Jalan dan Jembatan - 1 √ √ - √ 11 Bulan
2 To Be Name Inspector Rutin Jalan dan Jembatan - 2 √ √ - √ 11 Bulan
3 To Be Name Inspector Rutin Jalan dan Jembatan - 3 √ √ - √ 11 Bulan
4 To Be Name Inspector Rutin Jalan dan Jembatan - 4 √ √ - √ 11 Bulan
5 To Be Name Inspector Efektif Jalan - 1 √ √ - √ 9,5 Bulan
6 To Be Name Inspector Efektif Jalan - 2 √ √ - √ 9,5 Bulan
7 To Be Name Inspector Efektif Jembatan √ √ - √ 9,5 Bulan
8 To Be Name Surveyor √ √ - √ 9,5 Bulan
Subtotal 82 Bulan
PERSONIL PENDUKUNG
1 To Be Name Operator Komputer √ √ √ √ 11 Bulan
2 To Be Name Draftman √ √ - √ 11 Bulan
Subtotal 22 Bulan
Total 145,3 Bulan
1. KEBIJAKAN K3
Komitmen K3 dari Konsultan adalah berupaya secara berkesinambungan dalam menjaga dan memelihara
kondisi kerja agar senantiasa selamat dalam bekerja dan terhindar dari resiko kecelakaan kerja.
Konsultan akan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
melaksanakan kegiatan konstruksi, antara lain :
1. Konsultan akan bertanggung jawab penuh untuk semua pelaksanaan K3 dengan persyaratan K3 untuk
aktifitas konstruksi dan/atau pemeliharaan.
2. Konsultan bertanggung jawab untuk menunjukkan kinerjanya dengan berlaku aman dan baik sesuai
persyaratan K3 dalam kegiatan konstruksi.
3. Konsultan akan melakukan usaha-usaha sistematis untuk meningkatkan keselamatan kerja.
PRA RK3K - 1
2. PERENCANAAN
NO. JENIS/TYPE IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA RATING RATING DAMPAK Eksposure Tingkat
PENGENDALIAN RISIKO K3
PEKERJAAN & RISIKO K3 PROBABILITAS KEPARAHAN Resiko Resiko
1. Mobilisasi & 1) Kecelakaan dan K R 4 Risiko 1) Menyediakan kantor
Demobilisasi gangguan kesehatan Rendah lapangan dan tempat
tenaga kerja akibat tinggal pekerja yang
tempat kerja kurang memenuhi syarat,
memenuhi syarat, 2) Menyediakan lahan,
Risiko
2) Kecelakaan dan K R 4 gudang dan bengkel
Rendah
gangguan kesehatan yang memenuhi syarat,
pekerja akibat
penyimpanan peralatan
kurang memenuhi
syarat,
PRA RK3K - 2
3. Tempat Pekerja Terjangkit Penyakit K S 6 Risiko 1) Lokasi tempat bekerja
Moderat harus memenuhi standar
(Ruang Kerja)
kesehatan memiliki MCK
2) Tersedianya kebutuhan
air yang bersih / sehat
3) Lokasi cukup memadai
untuk ditempati
sejumlah personil
(pekerja) dan cukup
terhindar dari lokasi
tempat berkembangnya
bibit penyakit
(pembuangan
sampah/lokasi yang
tergenang
PRA RK3K - 3
Keterangan : Rating Probabilitas Vs Rating Dampak Keparahan
RATING DAMPAK/KEPARAHAN
Ringan
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
RATING PROBABILITAS Sekali
RS R S B SB
1 2 3 4 5
Sangat Besar SB 5 M M T T T
Besar B 4 R M M T T
Sedang S 3 R M M T T
Kecil K 2 R R M M T
Sangat Kecil SK 1 R R R R M
PRA RK3K - 4
2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam
melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
d. Undang-undang No. 14 tahun 1969, tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan
Norma Keselamatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan.
f. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.174/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum
No. Kep/104/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi
Bangunan.
g. Kepmenker No.Kep.75/Men/2002
2. Program K3
a. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
b. Pemeliharaan kantor secara periodik dan memisahkan tempat untuk peralatan survey dll.
c. Tersedianya alat pemadam kebakaran, tersedianya saluran air yang cukup dengan tekanan besar
dan pelatihan bagi sebagian tenaga kerja dalam menggunakan peralatan pemadam kebakaran.
PRA RK3K - 5
3. Organisasi K3
PENANGGUNG JAWAB K3
(Team Leader)
PRA RK3K - 6
STRUKTUR ORGANISASI
BAB 9
BAB 9
STRUKTUR ORGANISASI
Agar mekanisme dari Pekerjaan ini dapat berjalan dengan baik, serta pembagian
tugas dan koordinasi antar personil menjadi jelas, maka dibuat Struktur Organisasi
Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada Gambar 9.1 dan Gambar 9.2.
SITE ENGINEER
1. DRAFMAN (1 org)
2. OPERATOR KOMPUTER (1 org)
Ahmad Novi Ernawan, ST. Erhard Charles M, ST. Dita Kusumasari, ST.
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
MANAJEMEN
PT. NUSVEY JO PT. GLOBAL KOORDINASI SITE ENGINEER KOORDINASI PROJECT OFFICER
PROFEX SYNERGY, PT. (PO)
DIANTAMA REKANUSA Ir. Rudi Afiantoro
1. DRAFMAN (1 org)
2. OPERATOR KOMPUTER (1 org)
Ahmad Novi Ernawan, ST. Erhard Charles M, ST. Dita Kusumasari, ST.