BAB 3
METODOLOGI PELAKSANAAN
Sesuai dengan kerangka acuan kerja, maka Kegiatan yang harus dilakukan oleh
konsultan meliputi :
a. Studi kelayakan.
b. Penyusunan Dokumen Lingkungan.
c. Pembuatan DED.
d. Penyusunan Engineer Estimate.
e. Penyususunan Dokumen Lelang.
3-1
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
pekerjaan (proyek), pada Gambar 3.1 disampaikan tahap atau prosedur kegiatan
yang harus ditempuh dalam suatu perencanaan.
Feasibility Studi
Konstruksi
Monitoring
3-2
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Pada prinsipnya tahapan feasibility study adalah tahap awal dalam Studi atau
penelitian sebelum implementasi suatu proyek. Tahapan ini adalah tahapan dimana
suatu ide pembangunan suatu proyek infrastruktur dimunculkan kemudian
dilakukan beberapa analisis yang diperlukan dalam proses FS tersebut yaitu, analisis
supply-demand (atau lalu lintas dan jaringan jalan pada kasus rencana pembangunan
jembatan), analisis pola pergerakan, analisis teknis dan, tentu saja analisis ekonomi.
Keluaran yang dihasilkan adalah analisis kelayakan teknis serta ekonomi. Namun
demikian, pada kondisi dimana sebelum feasibility study dilakukan pre-feasibility
study, maka lingkup kegiatan tersebut dilakuan pada tahap pre-FS.
3-3
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Secara umum, kegiatan FS Dan DED Perlintasan Tidak Sebidang Jalan Dewi
Sartika Depok ini akan dilaksanakan dengan mengikuti bagan alir seperti yang
disajikan pada Gambar 3.2 Pelaksanaan pekerjaan ini secara umum dibagi dalam 4
(empat) tahap utama, yaitu:
a. Tahap Persiapan
Merupakan langkah awal dari kegiatan pelaksanaan pekerjaan, berupa
mobilisasi personil, pengenalan situasi/lingkungan lokasi pekerjaan,
pembuatan program kerja, pengurusan ijin-ijin survei dan mobilisasi peralatan
survei, serta tahap pengembangan metodologi perencanaan yang meliputi
penyusunan konsep dan metode perencanaan. Pada tahapan ini juga
diidentifikasi komponen biaya dan manfaat pembangunan Perlintasan Tidak
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok, Provinsi Jawa Barat.
3-4
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-5
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Pada tahapan ini, juga dilakukan kajian awal identifikasi dan deskripsi
alternatif-alternatif dari kegiatan yang dikaji. Identifikasi alternatif ini
didasarkan pada 4 (empat) faktor utama, yaitu:
a. Sasaran dan tujuan kegiatan
b. Kondisi eksisting
c. Kendala yang ada, dan
d. Komponen sistem yang mungkin dirubah.
3-6
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
c. Tahap Analisis
Pada prinsipnya tahapan ini merupakan pengolahan lanjut data sekunder
serta data primer dari lapangan yang diikuti dengan perencanaan dan
penggambaran, tahapan desain yang dilakukan adalah desain struktur, desain
drainase dan estimasi biaya dan analisis kelayakan ekonomi.
d. Tahap Finalisasi
Merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari tahap sebelumnya
berdasarkan hasil dari diskusi dan pembahasan yang dilakukan bersama
pemberi kerja. Selain laporan akhir, sebagai dokumentasi seluruh kegiatan,
dokumen-dokumen lain seperti yang disyaratkan dalam kerangka acuan juga
dihasilkan pada akhir tahap ini.
3.3.2 Tahap Persiapan
Secara umum terdapat 3 (tiga) kegiatan utama di dalam tahap persiapan ini,
yakni:
a. Pemantapan metodologi, maksud dari kegiatan ini adalah:
1. Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan
berikutnya, untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan sumberdaya.
2. Menetapkan metode survei dan metode analisis yang akan digunakan, hal
ini penting untuk ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data,
penyediaan waktu analisis, dan kualitas hasil penelitian secara
keseluruhan.
b. Pengenalan wilayah Studi, maksud dari kegiatan ini adalah:
1. Proses untuk menyelami permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai
dalam kerangka acuan kerja.
2. Melakukan survei pengenalan situasi dengan cara mengambil gambar atau
foto-foto dari permasalahan maupun potensi permasalahan di wilayah
studi atau melakukan diskusi dengan tim pemberi kerja.
3-7
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data sekunder (instansi
terkait) maupun data primer yang diperoleh dari survei di lapangan.
a. Persiapan Survei
Persiapan survei ini dilakukan untuk merencanakan secara detail pelaksanaan
survei yang berkaitan dengan:
1. Pemilihan metode survei.
2. Penyiapan formulir survei sesuai dengan metode survei yang digunakan.
3. Penyiapan sumberdaya survei dan penyusunan jadwal pelaksanaan
survei.
b. Survei Pendahuluan
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data sekunder maupun
data primer yang diperoleh dari survei di lapangan. Data sekunder digunakan
untuk melengkapi data dan informasi tentang rencana pembangunan
Perlintasan Tidak Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok, studi-studi yang terkait
atau yang lain, sedangkan data primer merupakan data yang digunakan untuk
mengetahui kondisi lokasi kajian serta identifikasi permasalahan.
c. Kebutuhan Data
Secara umum data yang dibutuhkan dapat digolongkan dalam 2 (dua)
kategori, yakni: data untuk analisis teknis dan analisis kebutuhan pergerakan
serta data untuk kebutuhan analisis kelayakan ekonomi.
3-8
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-9
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-10
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Secara detail disebutkan bahwa, untuk studi ini analisis dan perencanaan
mencakup antara lain:
a. Kerangka Pengembangan Sosio-Ekonomi
b. Analisis Perkiraan Biaya Pengadaan Tanah
c. Analisis/Peramalan Lalu Lintas Kegiatan
1. Penyusunan/Kalibrasi Model Peruntukan Lalu Lintas
2. Model Jaringan Jalan
3. Kerangka Pengembangan Sosio-Ekonomi
4. Proyeksi Volume Lalu Lintas
a) Analisis Kelayakan
1) Data hasil reconnaissance dan data sekunder dievaluasi dan
dianalisis dengan penekanan kepada: orientasi geografis pelayanan
Jalan yang akan dibangun, keterkaitan antara sektor dan sub-sektor,
serta pengaruh rencana jembatan pada perkembangan sosial
ekonomi regional.
2) Berdasarkan hasil analisis data, dilakukan penyusunan alternatif-
alternatif trase jembatan yang layak untuk dipertimbangkan sebagai
alternatif trase terpilih. Penentuan alternatif trase terpilih dilakukan
dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis, keuangan,
lingkungan dan sosial budaya disekitar alternatif trase terpilih.
3) Pengkajian alternatif terpilih juga didasarkan: preliminary project
cost, preliminary economic, serta socio economic and environmental
impact.
4) Analisis biaya proyek
i. Usulan proyek jembatan disesuaikan dengan kondisi lapangan
dan akan dilakukan analisa lebih lanjut
ii. Rekomendasi standar perencanaan yang digunakan pada
rancangan jembatan, indikasi volume lalu linta disesuaikan
dengan ramalan arus lalu lintas serta kendala yang akan
dihadapi pada saat pelaksanaan
3-11
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Dari lingkup analisis dan perencanaan diatas, dapat dibagi dalam beberapa
bagian, yakni: analisis awal, analisis teknik, analisis penghematan pengguna jalan,
analisis tundaan dan analisis kelayakan ekonomi serta analisis dampak. Berikut
disampaikan detail bahasan untuk setiap item yang termasuk dalam tahapan ini.
3-12
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
b. Aspek Teknik
Lalu Lintas
Analisa perkiraan pertumbuhan pergerakan dan lalu lintas bertujuan untuk
menentukan rute optimum yang dapat dijadikan sebagai dasar bahan
3-13
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-14
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
dari jenis tanah perlu diteliti daya dukungnya. Untuk jalan antar kota yang
baru perlu dilakukan analisis geologi dan geoteknik yang mendalam
sehubungan
dengan kondisi geologi kawasan, pekerjaan tanah, lokasi jembatan,
ketersediaan bahan bangunan (quarry) dan pertimbangan lainnya yang akan
mempengaruhi aspek biaya pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan.
Perkerasan Jalan
Penentuan jenis konstruksi disesuaikan dengan kondisi eksisting dan
memperhatikan aspek ekonomis serta merupakan konstruksi terbaik yang
mungkin dilaksanakan meskipun bukan merupakan konstruksi terbaik secara
teknis. Perancangan kekuatan konstruksi perkerasan jalan terutama
dipengaruhi oleh beban lalu lintas yang melewatinya selama umur rencana,
daya dukung tanah dasar serta kondisi lingkungan sekitar.
Hidrologi dan Drainase
Pola drainase konstruksi jalan sejauh mungkin harus berusaha untuk
mempertahankan penyerapan air ke dalam tanah seperti kondisi sebelumnya.
Sasaran utama bukan lagi mengalirkan air permukaan ke badan jalan terdekat
dengan secepatnya
Aspek Lingkungan dan Keselamatan
1. Lingkungan Fisik Kimia meliputi antara lain pengaruh terhadap tanah,
kualitas air, kualitas udara, kebisingan dan getaran,
2. Lingkungan Biologi meliputi antara lain: pengaruh terhadap flora dan
fauna,
3. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya meliputi antara lain:
kependudukan, perubahan mata pencaharian, pengaruh terhadap
kekerabatan, ganti kerugian dalam pengadaan tanah, keamanan,
kesehatan masyarakat, pendidikan, cagar budaya dan peninggalan sejarah,
estetika visual, serta perubahan pola interaksi,
4. Keselamatan Jalan meliputi kajian mengenai pengaruh perubahan fungsi
dan geometri jalan, pengaruh kondisi permukaan dan jenis perkerasan,
pengaruh pengaturan lalu lintas/marka/rambu/penerangan jalan,
3-15
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-16
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Perhitungan untuk dapat memperoleh nilai IRR ini dilakukan dengan cara
coba-coba (trial and error).
Jika nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku, maka proyek
mempunyai keuntungan ekonomi dan nilai IRR pada umumnya dapat
dipakai untuk membuat ranking bagi usulan-usulan proyek yang berbeda.
3-17
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
alternatif apabila rute yang ada terkena musibah atau kerusakan fatal, politik,
hankam, pengembangan wilayah, keandalan sistem jaringan, dll.
Pemilihan Alternatif dan Rekomendasi
Alternatif trase harus memenuhi kebijakan dan sasaran perencanaan dari
proyek, dapat dilaksanakan secara teknis dan dalam aspek lingkungan tidak
ada kendala. Alternatif trase harus memperhatikan karakteristik rancangan
geometri, sesuai dengan fungsi dan kelas jalan yang diusulkan. Pemilihan
alternatif dapat dilakukan dengan berbagai metode pengambilan keputusan
yang lazim dan disepakati oleh pelaksana studi dan pengambil keputusan.
Apabila tidak ada kesepakatan, metode dengan membandingkan nilai- nilai
indikator dari aspek teknis, lingkungan keselamatan dan ekonomi antar
alternatif, dapat digunakan.
3-18
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Untuk pelaksanaan studi ini konsultan akan mengamati kondisi lapangan dan
permasalahan desain yang mungkin timbul. Personil yang akan ditugaskan akan
berkonsultasi dengan pejabat setempat untuk mendiskusikan segala hal yang
bersangkutan dengan FS Dan DED Perlintasan Tidak Sebidang Jalan Dewi Sartika
Depok yang akan ditangani.
3-19
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
peralatan tulis, lampu penerang, spray paint dan palu, sehingga menjamin
terlaksananya pekerjaan ini dengan aman dan hasil studi akan lebih optimal.
a. Survei Pendahuluan Geometrik
1. Mengidentifkasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain
geometrik (alinyemen horisontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman
dan keahlian yang dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer yang
melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran secara
sederhana dan benar (jarak, azimut, kemiringan dengan hailing meter)
dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara
khusus untuk lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang
dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktikan
dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana trase jalan.
2. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal
sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi : galian dan timbunan.
3. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan lokasi FS Dan DED Perlintasan Tidak Sebidang
Jalan Dewi Sartika Depok dengan anggota tim yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
4. Di lapangan harus diberi/dibuat tanda berupa patok dan tanda banjir
dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval
50 m untuk memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto penting
untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survei detail selanjutnya.
5. Dari hasil survei pendahuluan ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat
mendekati final desain.
b. Survei Pendahuluan Topografi
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton
Bench Mark di awal dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3-20
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-21
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Untuk mengetahui secara rinci semua asumsi yang digunakan dalam tahap
perencanaan serta mendapat parameter penting bagi pekerjaan FS Dan DED
Perlintasan Tidak Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok, diperlukan serangkaian studi
detail pengumpulan data sebagai berikut.
3-22
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-23
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-24
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-25
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
7. Jarak
a) Jarak antara titik-titik poligon utama diukur dengan alat ukur jarak
elektro magnetik (EDM) yang mempunyai ketelitian ±(5 mm+3 ppm
D).
b) Jarak tersebut diukur 2 kali dari arah yang berlawanan (pulang-pergi)
dan pada tiap arah minimal dilakukan 3 kali pembacaan.
Jarak horizontal antara titik poligon cabang diukur dengan menggunakan
meteran pegas dan minimal dilakukan pembacaan 2 kali.
8. Sipat Datar
a) Alat ukur yang digunakan adalah Wild NAK-2 atau yang sejenis.
Minimal seminggu sekali kemiringan garis bidik alat ukur sipat datar
ini harus diperiksa, jika dirasa perlu kesalahan garis bidik dapat
dikoreksikan.
b) Untuk menentukan beda tinggi antara 2 buah titik yang berjauhan
letaknya, rambu ukur harus diletakan diatas plat besi atau patok kayu
sebagi titik perantara.
c) Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo rambu, dan kepada
pemegang rambu agar diinstruksikan untuk menjaga rambu tetap
vertikal pada saat pengukuran dilakukan.
d) Pengukuran dilakukan dengan metode “single stand”.
3-26
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
e) Jarak antara alat ukur terhadap rambu tidak boleh melebihi 50 meter.
f) Jarak antara alat ukur ke rambu belakang dan jarak alat ukur ke
rambu muka diusahakan sama. Pada waktu pelaksanaan, perbedaan
jumlah jarak ke rambu belakang dan jumlah jarak ke rambu muka
harus tidak lebih dari 5 meter.
g) Pembacaan ke rambu dilakukan diantara (0,200 – 2,800) meter dan
ketiga benang dibaca penuh.
h) Pengukuran harus dilakukan dengan jumlah slaak genap dan rambu
awal menjadi rambu akhir.
i) Semua Bench Mark dan titik-titik tetap lainnya diukur secara kring
tertutup dan merupakan jalur sipat datar utama. Pada tiap seksi
(antara 2 pasang Bench Mark), pengukuran dilakukan dari 2 arah yang
berlawanan (pulang-pergi). Jalur pengukuran pulang dan jalur
pengukuran pergi tidak boleh sama. Pengukuran pulang pergi boleh
dilakukan oleh pengukur yang sama atau pengukur yang berbeda.
j) Jika di sekitar lokasi proyek terdapat titik-titik tetap lainnya yang
telah diketahui ketinggiannya, maka jalur pengukuran sipat datar
utama harus melalui titik tetap tersebut dan tetap dilakukan pulang
pergi serta berupa kring tertutup.
k) Ketelitian pengukuran sipat datar utama adalah 12 √ k km pada kring
tertutup, dimana k adalah panjang jalur dalam satuan km.
l) Pengukuran sipat datar cabang dimulai dan diakhiri pada titik-titik
sipat datar utama, dengan kata lain kedua ujung jalur sipat datar
cabang terikat pada titik-titik sipat datar utama.
m) Ketelitian pengukuran sipat datar cabang adalah 20 √ k mm, dimana k
adalah jalur satuan km.
9. Situasi
a) Jarak diukur dengan menggunakan meteran. Untuk daerah yang relatif
datar, beda tinggi diukur dengan sipat datar, sedangkan untuk daerah
yang curam, beda tinggi dapat ditentukan dengan theodolite (T).
Dalam hal ini, ketiga benang harus dibaca penuh sebagai kontrol jarak
yang diukur dengan pita ukur.
3-27
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-28
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-29
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3) Dilakukan deskripsi tanah untuk setiap lokasi bor dan dibuat dalam
suatu Bor Log
4) Harus dibuat photo dokumentasi dan sketsa lokasi titik pekerjaan.
d) Analisis Laboratorium Contoh Tanah Dari Bor Mesin dan Bor Tangan
Pekerjaan Analisis Laboratorium dilakukan dengan test lengkap sebagai
berikut:
3-30
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
a) Analisis hidrologi
b) Perencanaan sistem drainase
2) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum, paling sedikit dalam
jangka 10 tahun pada daerah tangkapan.
Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong,
jembatan, selokan, yang meliputi lokasi, dimensi, tinggi muka air banjir.
3-31
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Keterangan :
Δ = Sudut tikungan
O = Titik pusat lingkaran
Tc = Panjang tangen jarak dari TC ke PI atau PI ke CT
Rc = Jari-jari lingkaran
Lc = Panjang busur lingkaran
Ec = Jarak luar dari PI ke busur lingkaran
3-32
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Keterangan :
Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak
lurus lengkung peralihan)
Ys = Koordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak
tegak lurus ke titik SC pada lengkung
Ls = Panjang lengkung peralihan (panjang dari titik TS ke SC atau CS
ke ST)
Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS = Titik dari tangen ke spiral
SC = Titik dari spiral ke lingkaran
Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran
Өs = Sudut lengkung spiral
Rc = Jari-jari lingkaran
p = Pergeseran tangen terhadap spiral
k = Absis dari p pada garis tangen.
3-33
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-34
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-35
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Dimana :
Jh = jarak pandang henti (m)
VR = kecepatan rencana (km/jam)
t = waktu tanggap (detik)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
f = koefisien gesek
6) Jarak Pandang mendahului
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)
3-36
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
dimana :
T1 = waktu tempuh (detik), ∞ 2,12 + 0,026 VR
T2 = waktu kendaraan berada di jalur lawan, (detik),
= 6,56 + 0,048 VR
a = percepatan rata-rata km / jam / detik, (km/jam/detik) ,
= 2,052 + 0,0036 VR
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan
kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10 – 15 km/jam).
7) Panjang Lengkung Vertikal :
Berdasarkan jarak pandang henti
Jika jarak pandang henti lebih kecil dari panjang lengkung vertikal
2
A.J h
(Jh < Lv) : Lv
399
Jika jarak pandang henti lebih besar dari panjang lengkung
vertikal
399
(Jh > Lv) : Lv 2.J h
A
Berdasarkan jarak pandang mendahului
Jika jarak pandang mendahului lebih kecil dari panjang lengkung
vertikal
3-37
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
2
A.J d
vertikal (Jd < Lv) : Lv
840
Jika jarak pandang mendahului lebih kecil dari panjang lengkung
vertikal
840
(Jd < Lv) : Lv 2.J d
A
8) Pergeseran vertikal :
A.Lv
Ev
800
3. Potongan Melintang (cross section)
Penampang melintang jalan dan jembatan merupakan potongan melintang
tegak lurus sumbu jalan, Pada potongan melintang jalan dan jembatan
dapat terlihat bagian-bagian jalan.
C. Perencanaan Teknis Perkerasan Jalan
Perencanaan Perkerasan pada jalan berupa hasil dari Perhitungan Perkerasan
Lentur yang sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen.
D. Perencanaan Teknis Drainase
Saluran drainase pada pekerjaan ini berfungsi untuk mengendalikan limpasan
air dari jalan simpang tak sebidang dan sekitarnya agar tidak terjadi limpasan
dan genangan air.
E. Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan
1. Umum
Tujuan dari perencanaan fasilitas jalan adalah untuk mengarahkan dan
mengatur lalu lintas, guna kenyamanan dan keamanan pengguna jalan.
Fasilitas jalan yang termasuk dalam perencanaan ini adalah :
a) Perlengkapan jalan
b) Lampu lalu lintas
c) Penerangan jalan.
2. Perlengkapan jalan
a) Pagar pengaman (Guard Rail)
Kegunaan utama dari pagar pengaman adalah untuk melindungi
kendaraan yang bergerak tidak terkontrol agar tidak keluar dari jalan,
3-38
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3) Rambu perintah
4) Rambu petunjuk (petunjuk jurusan dan petunjuk bukan jurusan).
Rambu lalu lintas pada jalan mempunyai fungsi yang sangat penting
dan harus benar-benar sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
d) Lampu lalu lintas
Lampu lalu lintas adalah perangkat peralatan teknis yang
menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang
dan/atau kendaraan.
3-39
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-40
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-41
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-42
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-43
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Beban Truk “T” terdiri dari beban traktor, truk dan semi-trailer
dengan beban sumbu dan konfigurasinya seperti tampak pada
Gambar 3.10 Beban dari tiap sumbu dibagi merata menjadi dua
beban merata, yang mewakili luas tapak roda. Jarak antara
sumbu bervariasi antara 4.0 m sampai 9.0 m bertujuan untuk
menghasilkan efek maksimum longitudinal.
ii. Tumbukan
Untuk mempertimbangkan kekuatan akibat beben dinamis dan
vibrasi, tegangan akibat beban “D” dikalikan dengan faktor
kejut. Koefisien kejut hanya dipakai pada beban garis (KEL).
Beban “T” dan beben merata “q” dari “D” tidak dikaitkan
koefisien kejut.
iii. Distribusi Beban
Distribusi beban diperhitungkan dengan plat orthotropic atau
system grid yang memerlukan analisa struktur secara
terperinci.
iv. Beban Angin
Beban angin 100 kg/m2 akan diberikan pada bidang vertikal
struktur atas Overpass.
3-44
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
V2
S = 0,79 x
R
Dimana :
S = Gaya sentrifugal
V = Kecepatan (km / jam)
R = Radius lengkung
vii. Rem dan Gaya Traksi
Peraturan menentukan pengaruh gaya longitudinal sebesar 5%
beban “D” tanpa faktor kejut untuk seluruh lajur dengan arah
lalu lintas sama.
Seluruh lajur ditinjau akan menjadi satu arah lalu lintas di masa
yang akan datang.
viii. Gaya longitudinal bekerja pada ketinggian 1,8 meter dari
permukaan Overpass.
ix. Gaya Tumbukan
Perhitungan gaya tumbukan pada pier akibat kendaraan,
berdasarkan pada 2 (dua) kriteria sebagai berikut :
- Longitudinal terhadap arah lalu lintas = 100 ton.
- Pada 900 (tegak lurus) arah lalu lintas = 50 ton.
- Gaya tumbukan bekerja 1,8 meter di atas permukaan jalan.
3-45
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
3-46
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Bentang Optimum
No. Tipe Jembatan Keterangan
(Meter)
4. Gelagar utama berupa
konstruksi busur (arc 100 – 300
bridge)
3-47
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
Bentang Optimum
No. Tipe Jembatan Keterangan
(Meter)
3-48
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
e. Struktur bawah
Struktur bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku jangka
panjang material dan kondisi lingkungan, antara lain :
selimut beton yang digunakan minimal 30 mm (daerah normal)
dan minimal 5 mm (daerah agresif).
f. Galvanis dan Cat.
Pertimbangan utama pada pemilihan tipe jembatan adalah satu tipe
jembatan yang dapat meminimalkan biaya konstruksi, pemeliharaan,
dan biaya perbaikan dengan batasan standar dan spesifikasi yang
sudah diberikan tetapi tidak kalah penting yang menjadi
pertimbangan juga dari segi arsitekturnya.
g. Pondasi
Penentuan tipe pondasi jembatan:
1. Pondasi dangkal/pondasi telapak (dihindarkan untuk daerah
potensi scouring besar) : beban dari pengaruh scouring,
kedalaman optimal 0,3 s/d 3 meter.
2. Pondasi caisson : diameter 2,5 s/d 4 meter, kedalaman optimal 3
s/d 9 meter.
3. Pondasi tiang pancang pipa baja : Diameter 0,4 s/d 1,2 meter,
kedalaman optimal 7 s/d 50 meter.
4. Pondasi tiang pancang beton praketan : diameter 0,4 s/d 0,6
meter, kedalaman optimal 18 s/d 30 meter.
5. Pondasi tiang bor : diameter 0,8 s/d 1,2 meter, kedalaman
optimal 18 s/d 30 meter.
Hkritis = (c Nc + g D Nq) / g
3-49
Penyusunan Dokumen FS dan DED Perlintasan Tidak
Laporan Feasibility Study
Sebidang Jalan Dewi Sartika Depok
1) Perhitungan Kuantitas
Perencana harus membuat perhitungan kuantitas pekerjaan secara
terpisah untuk setiap jembatan secara rinci dengan ketentuan sebagai
berikut : volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section,
penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai
dengan Spesifikasi yang dipakai, Perhitungan kuantitas pekerjaan
harus dilakukan secara keseluruhan sesuai gambar rencana. Tabel
perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata
pembayaran (pay item).
2) Perhitungan Biaya
Perkiraan biaya konstruksi rinci harus disiapkan untuk setiap tahapan
kontruksi yang direncanakan, sesuai item pekerjaan dan harga
satuan. Metoda perhitungan harga satuan harus dibuat, analisis harga
satuan menggunakan metoda dan acuan yang baku berdasarkan
faktor-faktor / parameter : tenaga, material, peralatan, sosial, pajak,
overhead, dan keuntungan yang berlaku di daerah setempat.
Engineer’s Estimate dibuat dalam bentuk pelaksanaan setiap km dan
pelaksanaan total.
3-50