Kepada Yth:
Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan 07 BP2JK Wilayah Kepulauan Riau
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tahun Anggaran 2021
Di –
Riau
Penawaran ini berlaku selama 90 hari kalender, sejak batas akhir pemasukan
dokumen penawaran
Ir. Fauzan, MT
Direktur Utama
PERNYATAAN MEMEMATUHI KETENTUAN
STANDAR REMUNERASI MINIMAL TENAGA AHLI
Dengan ini menyatakan bahwa kami telah mematuhi ketentuan terkait standar
remunerasi minimal untuk setiap personel Tenaga Ahli yang kami usulkan untuk
melaksanakan paket pekerjaan jasa konsultansi konstruksi Supervisi
Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Semiun dan Sebetul di Kabupaten
Natuna (Pulau Terluar).
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab, apabila di kemudian hari ditemukan data lain/keterangan yang
berbeda dengan surat pernyataan ini, kami sedia dikenakan sanksi administrasi
berupa pembatalan sebagai pemenang seleksi dan sanksi ketentuan peraturan
perundang – undangan.
Ir. Fauzan, MT
Direktur Utama
PERNYATAAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA
Dengan ini menyatakan bahwa Tenaga Ahli yang saya usulkan dalam Dokumen
Penawaran, sudah memiliki SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Seleksi dan ketentuan peraturan perudang-
undangan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab, apabila di kemudian hari ditemukan data lain/keterangan yang
berbeda dengan surat pernyataan ini, saya tidak akan menuntut dan bersedia
dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. Sanksi administrative, berupa pembatalan sebagai pemenang; dan
b. Sanksi sesuai ketentuan hokum peraturan perundang-undangan
Ir. Fauzan, MT
Direktur Utama
1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
Berawal pada tahun 1989 didirikan CV. Globetek Glory
Consultant, sebuah perusahaan jasa konsultan teknik dengan tenaga
ahli profesional, untuk memenuhi permintaan yang makin meningkat
akan penyediaan jasa konsultansi bagi proses pembangunan di Indonesia.
Kini setelah lebih dari 29 tahun, berubah menjadi PT. Globetek Glory
Konsultan dan telah berkembang menjadi sebuah perusahaan swasta
nasional dalam bidang jasa konsultan teknik dengan didukung oleh
orang-orang tenaga ahli dan karyawan yang berdedikasi tinggi dengan
kemampuan yang baik dibidangnya masing-masing, mencakup bidang-
bidang :
• Bidang Usaha Perencanaan Rekayasa (Besar/Non Kecil)
Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air (RE 103)
• Bidang Usaha Pengawasan Rekayasa (Besar/Non Kecil)
Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air (RE 203)
• Pemetaan dan Photo Udara
• Geologi, Mekanika Tanah dan Geo-hidrologi
• Hidrologi dan Hidrometri
• Pertaniandan Perikanan
• Konstruksi Jalan dan Jembatan
• Waduk dan Jaringan Irigasi
• Planologi dan Teknik Penyehatan
• Pengembangan Sumber Daya Air
• Teknik Lingkungan.
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN A-1
2. DEWAN DIREKSI
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN A-2
3. SUSUNAN DIREKSI
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN A-3
4. DATA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan :
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN
Alamat :
Jl. TNI 8 No. 24A, Manado 95125
Telpon/Fax :
0431-850427
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN A-4
Sertifikat Badan Usaha (SBU Pengawasan)
Sertifikat Badan Usaha No. Reg. 2-7171-14-008-1-18-003790,
Tgl 15 Agustus 2018
Masa berlaku ijin usaha s/d tanggal 14 Agustus 2021
Instansi Pemberi Ijin Usaha LPJKN-INKINDO
Bank
Bank Mandiri Cabang Manado - Toar
No. Rek. 150-0005310 832
PAJAK
1. Nomor Pokok Wajib02.700.349.0-821.000
Pajak
2. Bukti Pelunasan Pajak
Tahun Terakhir
Nomor/Tanggal 45490206413212015951
15 Februari 2021
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN A-5
DATA FASILITAS/PERALATAN/PERLENGKAPAN YANG MENDUKUNG
H. DATA FASILITAS/PERALATAN/PERLENGKAPAN YANG MENDUKUNG
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN
Jenis Tahun Kondisi Lokasi Status
No. Jumlah Kapasitas Merek dan Tipe
Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Kepemilikan/
1 2 3 4 5 6 7 8 Dukungan
9 Sewa
I Gedung, Ruang Kantor dan Studio 1 Unit 150m² 2002 90 Manado Milik
II Peralatan Kantor dan Studio
1 Meja Kerja Biro 1 Buah Lokal 2009 80 Manado Milik
2 Meja Kerja Setengah Biro 6 Buah Lokal 2009 80 Manado Milik
3 Meja Gambar 1 Buah Lokal 2007 80 Manado Milik
4 Meja + Kursi Tamu 1 Set Lokal 2010 80 Manado Milik
5 Meja + Kursi Rapat 1 Set Lokal 2010 80 Manado Milik
6 Komputer PC 4 Buah Rakit 2008 60 Manado Milik
7 Laptop 3 Buah Toshiba, Axio, Acer 2010 90 Manado Milik
8 Printer 3 Buah Canon, HP 2011 90 Manado Milik
9 Projector 1 Buah Toshiba 2007 90 Manado Milik
10 Plotter 1 Buah HP D jet 500 ps 2005 90 Manado Milik
11 Scanner 1 Buah Canon 2008 90 Manado Milik
12 Mesin Faximile 1 Buah panasonic KX - FT 903 2006 90 Manado Milik
13 Pesawat Telpon 2 Buah panasonic KX - TP - 1375 2006 90 Manado Milik
14 Planimeter 1 Buah 2005 80 Manado Milik
15 Curvimeter 1 Buah 2000 80 Manado Milik
16 Rollmeter 4 Buah Lokal 2004 70 Manado Milik
17 GPS 1 Buah GPS Garmin 2008 90 Manado Milik
18 Kompas 2 Buah Suunto 2008 70 Manado Sewa
19 Waterpass 1 Buah Wild 2008 70 Manado Sewa
20 Kamera Digital/Handycam 2 Buah Sony, Panasonic 2009 80 Manado Milik
21 Theodolit T1 1 Buah Pentex 1999 70 Manado Sewa
22 Theodolit T2 1 Buah Wild 1999 70 Manado Sewa
23 Theodolit T0 1 Buah Wild 1999 70 Manado Sewa
24 Kendaraan Roda 4 1 Buah Grand Vitara 2008 90 Manado Milik
25 Kendaraan Roda 2 1 Buah Suzuki 2014 80 Manado Milik
26 Alat Sondir 1 Buah MBT 1999 75 Manado Sewa
27 Alat Bor Tanah 1 Buah MBT 1999 75 Manado Sewa
28 Perlengkapan Lapangan 1 Set - 2008 80 Manado Sewa
G G
PT. GLOBETEK GLORY KONSULTAN A-6
Semenjak Didirikan PT. Globetek Glory Konsultan pada tahun 1989 di
Manado,
telah banyak berkiprah. Kini setelah lewat tiga puluh tahun PT. Globetek
Glory
Konsultan telah banyak pengalaman pekerjaan yang sesuai dengan bidang
seperti :
2021
1 Supervisi Pengawasan Kab. Ngawi SNVT Jl. Solo- HK.02.01-An/IRWA 300 (10 Bulan)
Rehabilitasi Rekayasa Jawa Timur PELAKSANA Kartasura I-SPK.SPV.BDP/01 908.847.000
Bendung Plesungan AN Km.7 05 Februari 2021 (50%)
D.I Pondok di JARINGAN telp/Fax
Kabupaten Ngawi PEMANFAAT (0271)
(PT. Globetek KSO AN AIR 7652885
CV. Ihtisar Karya BENGAWAN
KSO CV. Atrium SOLO
Arsitek)
2 Supervisi Pengawasan Kab. SNVT Jl. Solo- HK 0201- 210 (7 05 Okt
Pembangunan Sabo Rekayasa Magelang PELAKSANA Kartasura Aq.3.3/2021/04 1.064.514.0 Bulan) 21
DAM Kali Trising AN Km.7 21 Maret 2021 00 (50%)
TR-RRD 2 Kab JARINGAN telp/Fax
Magelang 1 SUMBER AIR (0271)
Dokumen (PT. SERAYU- 7652885
Globetek KSO CV. OPAK
Ihtisar Karya KSO
CV. Atrium Arsitek)
2020
8 Supervisi Pembangunan Pengawasan Kota Agus Saputra, Jln. IK.02.04/04/ATAB/PJP 1.434.180.000 300 (10 Desemb Desemb
Intake dan Jaringan Rekayasa Palembang ST PPK Air Soekarno A-SS/Ah/2020 bulan) er 2020 er 2020
Pipa Transmisi Air Tanah Air Hatta No. 04 Maret 2020
Baku Sistem Gandus Baku SNVT 869 RT 12
Kota Palembang Tahap PJPA Sumatera Kelurahan
II VIII Talang
Kelapa
Kec.
Alang-
alang lebar
Telp.
9 Supervisi Rehabilitasi Pengawasan Solo Antonius Jl. HK.02.03-An/AOP 4.195.735.000 600 (50
Bendungan Pacal Rekayasa Suryono, Mayjend SDA IV-SPK/2020/01 Bulan)
(Anggota KSO dengan A.Md, T, Panjaitan
Global Parasindo Jaya) SH,MMT No. 09,
PPK Operasi Madiun
dan
Pemeliharaan
SDA IV
10 Pengawasan Teknik dan Pengawasan Mesuji Ir. Susy Jl. Gatot HK.02.03/01/SNVT.PJ 1.521.822.500 300 (10 Desemb Desemb
Supervisi Peningkatan Rekayasa Sekampung, Hariany, MT Subroto PAMS/IRA.III/III/2020 bulan) er 2020 er 2020
Daerah Irigasi Way Lampung PPK Kegiatan No. 57 05 Maret 2020
Seputih (lanjutan ) Irigasi dan Telp
Rawa III (0721)
418467
11 Pengawasan Teknik dan Pengawasan Mesuji Heru Agus Jl. Gatot HK.02.03/04/SNVT.PJ 1.435.390.000 300 (10 28 Desemb
Supervisi Peningkatan Rekayasa Sekampung, Sudarmanto., Subroto PAMS/IRA.II/III/2020 Bulan) Desemb er 2020
Daerah Irigasi Lampung ST., MT PPK No. 57 02 Maret 2021 er 2020
Sekampung Batanghari Kegiatan Telp
Irigasi dan (0721)
Rawa II 418468
2019
12 Pengawasan Teknik Pengawasa Lampung Lidia Jl. Gatot HK.02.03/04/SNVT. 1.127.025.90 210 31- 31-
dan Supervisi n Rekayasa Virgianti, SP., Subroto PJPAM/IRA.III.V/20 0,00 (7 Dec-19 Dec-19
Peningkatan Daerah MT PPK No.57, 19 29 May Bulan)
irigasi Way Seputih SNVT Garuntan 2019
Pelaksanaan g, Bumi
Jaringan Waras,
2016
13 Pengawasan Pengawasa Kab. Ir. Saeroji, Jl. 600/62/SPK 502.000.000, 180 05- 12 Des
Pembangunan n Rekayasa Bolaang Msi Dinas Pelabuhan KNSLTN- 00 (6 Aug-16 2016
Embung Sungai Mongondow PU Bolaang Boroko CK/8/II/2016 Bulan)
Mome Mongondow Kec. 02 Februari 2016
Utara Kaidipang
Kode Pos
95765
14 Pengawasan Pengawasa Kab. Ir. Saeroji, Jl. 600/66/DPU/SPK 33.511.000,0 180 11- 21/12/2
Optimalisasi SPAM n Rekayasa Bolaang Msi Dinas Pelabuhan KNSLTN- 0 (6 Sep-16 016
IKK Boroko 3 Mongondow PU Bolaang Boroko CK/III/2016 Bulan)
Liter/Detik Monondow Kec. 15 Maret 2016
Utara Kaidipang
Kode Pos
95765
15 Supervisi Rehabilitasi Pengawasa Kab. Gowa Ir. Hj. Jalan HK.02.03/BBWS- 1.732.000.00 240 29- 10-
Daerah Irigasi Senre n Rekayasa Nurlaela, Sp.1 Sekolah SNVT-PJPA/IR- 0,00 (8 Sep-16 Oct-16
Kab. Gowa (700 Ha) PPK SNVT Guru II/02/2016 09- Bulan)
PJPA BBWS Perawat Mar-16
Pompengan No.3,
Jeneberang Pisang
Makassar Utara,
Makassar,
2015
20 Supervisi Rehabilitasi Pengawasa Kab. PPK SNVT Jalan HK.02.03.BBWS- 1.425.500.00 240 11- 06-
Daerah Irigasi n Rekayasa Sulawesi PJPA BBWS Sekolah SNVT-PJPA/IR- 0,00 (8 Sep-15 Oct-15
Bayang Bayang Kab. Selatan Pompengan Guru II/04/2015 Bulan)
Bulukumba Prov. Jeneberang Perawat 05 Februari 2015
2014
28 Pengawasan Teknis Pengawasa Kab. Dinas Jalan 069/40/SETDA- 635.250.000, 150 (5 15 Juli 24-
Rehabilitasi Jaringan n Rekayasa Pegunungan Pengguna Kutdol Prov/BLPB/2014 00 Bulan) 14 Sep-14
Irigasi di Kota Biak Bintang Anggara Okpol 17 Februari 2014
Dinas Oksibil
Pekerjaan
Umum
29 Pengawasan Pengawasa Kab. Dinas Jalan 041/20/SETDA- 610.210.000, 150 (5 08 Juli 10 Juli
Normalisasi Sungai n Rekayasa Pegunungan Pengguna Kutdol PROV/BLPB/2014 00 Bulan) 14 14
Kemiri Distrik Bintang Anggara Okpol 05 Maret 2014
Sentani Dinas Oksibil
Pekerjaan
30 Supervisi Pengawasa Kab. Dinas Jalan 510/27/DPU/SPK 671.900.000, 150 29- 29-
Pembangunan Talud n Rekayasa Bolaang Pengguna Pelabuhan KNSLTN/IV/2014 00 (5 Sep-14 Sep-14
Sungai Desa Bango Mongondow Anggara Boroko 28 April 2014 Bulan)
Molunow Utara Dinas Kecamata
Pekerjaan Kaidipang
Umum
31 Pengawasan Pengawasa Kab. DinasPekerjaa Jl. 620/26/DPU/SPK 850.000.000, 210 (7 21-Oct- 21-
Pengembangan n Rekayasa Bolaang n Umum Pelabuhan KNSLTN/III/2014 00 Bulan) 14 Oct-14
Sistem Jaringan Air Mongondow Boroko
Baku DI Kecamatan Utara Kec.
Kaidipang Kaidipang
2013
32 Pengawasan/Supervis Pengemban Kab. Pejabat Jl. Tikala HK.02.03/PKPP- 144.500.000, 150 06- -
i Konstruksi Kawasan gan Bolaang Pengembanga Ares No. KOTA/KNSL- 00 (5 Sep-13
Kumuh Kawasan Mongondow n Kawasan 80 KONT/IV/04/2013 Bulan)
Pemukiman Timur Pemukiman Manado 10 April 2013
dan Perkotaan
Perkotaan
33 Pengawasan Penyedia Pengawasa Kab. Kepala Jl. Kutdol 041/20/SETDA - 550.000.000, 150 (5 16- 16-
Air Baku Distrik n Rekayasa Pegunungan Bappeda Kab. - Okpol Prov/BPLPB/2013 00 Bulan) Sep-13 Sep-13
Oksibil Polsam Bintang Pegunugan Oksibil
Kabupaten Bintang
Pegunungan Bintang
2012
2011
36 Konsultansi Sipil/Instala Kab. Adijbsardjana Jl. Trans 04/D.03- 344.990.000, 120 18- 29-
Pengawasan Proyek si Keairan Bolaang Hasan Jan, Sulawesi PUPSDA/BMT/KON 00 (4 Aug-11 Dec-11
Pengairan Mongondow ST., MBA Lingkar T/VIII/2011 Bulan)
Timur Cq. Selatan 18 Agustus 2011
Pemerintah Tutuyan
Kab. Bolaang
Mongondow
Timur
37 Konsultasi Pengawas Pengawasa Kab. Dinas Jl. Trans 04/D.03- 344.990.000, 120 18- 29-
Proyek Jalan n Jalan Bolaang Pekerjaan Sulawesi PUPSDA/BMT/KON 00 (4 Aug-11 Dec-11
Mongondow Umum Lingkar T/VIII/2011 Bulan)
Timur Perumahan Selatan 18 Agustus 2011
dan SDA Tutuyan
PROPOSAL TEKNIK
3. HASIL KERJA
A. Penyajian Analisa dan Gambar Kerja
B. Penyajian Spekteknis dan Perhitungan Teknis
C. Penyajian Laporan
A. URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kondisi permasalahan utama di Provinsi Kepulauan Riau adalah keterbatasan sumber air
baku. Demikian juga Kabupaten Natuna, yang saat ini masyrakat baru terlayani kurang
lebih dari 3%. PDAM yang mensuplai air baku kurang dari 3% masyarakat Kabupaten
Natuna tersebut terkendala masalah tampungan air yang terbatas. Sumber-sumber air
baku masih cukup melimpah, namun belum termanajemen dengan baik. Untuk
memperbaiki layanan air di Pulau Bunguran Besar dan di Kota Ranai pada
khususnya, sangatlah dibutuhkan tampungan air baku. Saat ini di Pulau Bunguran belum
mempunyai waduk, hanya memiliki tampungan air sederhana. Untuk itulah diperlukan
pekerjaan jasa konsultansi Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar di Kab.
Natuna untuk membantu pihak SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera
IV dalam mengawasi pekerjaan fisiknya.
1-1
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
3. Sasaran
Sasaran utama dari pekerjaan ini adalah membantu pihak SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Sumatera IV dalam hal ini PPK Air Tanah dan Air Baku dalam
pelaksanaan pengawasan konstruksi agar dalam pelaksanaannya dapat memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi/ dokumen kontrak untuk pengawasan
teknis Supervisi Embung Air Baku Sebayar di Kab. Natuna Tahun Anggaran 2022
4 Lokasi Pekerjaan
Kegiatan pelaksanaan ini berada di Kec. Bunguran Timur Kab. Natuna Provinsi
Kepulauan Riau
B. DATA PENUNJANG
8. Standar Teknis
Sesuai peraturan yang berlaku.
9. Studi-Studi Terdahulu
dikumpulkan sendiri oleh penyedia jasa.
1-2
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
C. RUANG LINGKUP
11. Lingkup kegiatan ini adalah :
Lingkup kegiatan ini adalah :
(1) Membantu Pelaksanaan Pengawasan Mutu
Konsultan akan bertindak sebagai wakil Pengguna Jasa (Engineer’s Representative)
dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan/proyek dan menjamin bahwa semua hasil
pekerjaan itu sesuai dan memenuhi syarat perencanaan teknis, spesifikasi teknis
dari dokumen kontrak. Uraian detail pekerjaan pengawasan sebagai berikut:
a) Melaksanakan pengawasan harian terhadap pekerjaan/
proyek sehingga dengan demikian dapat menjamin kebenaran material yang dipakai
dan prosedur pelaksanaan sesuai dokumen kontrak dan peraturan- peraturan
Kementerian Pekerjaan Umum;
b) Memberikan instruksi/penjelasan secara tertulis kepada kontraktor dengan
persetujuan pengguna barang/jasa
dengan cara yang sejelas-jelasnya terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dikehendaki sehingga dengan demikian dapat diperoleh hasil
pelaksanaan/mutu yang lebih baik;
1-3
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
(3) Memeriksa dan menganalisa apabila ada usulan item pekerjaan baru yang
diajukan oleh penyedia jasa konstruksi.
1-4
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
(5) Menyampaikan laporan secara berkala sedikitnya setiap bulan sekali kepada
pengguna jasa perihal progres pekerjaan beserta masalah yang dihadapi dan usulan
pemecahannya. Laporan dilampiri foto-foto lapangan.
(6) Menjamin bahwa semua laporan (report) yang diserahkan tepat pada waktunya
dan dibuat secara aturan yang benar, teliti, dan memuat semua catatan kemajuan serta
hal-hal lain yang berkaitan dengan proyek, laporan itu meliputi :
a) Menyiapkan/menyerahkan Laporan Bulanan tepat pada waktunya, teliti, dan
menunjukkan secara fisik dan finansial kemajuan proyek;
b) Melaporkan dengan segera secara tertulis terhadap kesulitan-kesulitan yang
mungkin akan terjadi dalam
pelaksanaan pekerjaan sehubungan dengan kondisi proyek dalam waktu mendatang
atau lain-lain sebab yang
diperkirakan dapat menyulitkan/merugikan pelaksanaan pekerjaan. Laporan itu juga
harus memuat usulan pemecahannya terhadap hal-hal yang dikuatirkan tersebut
diatas;
c) Melaporkan secara lengkap dan tertulis serta saran pemecahannya terhadap hal-
hal yang akan menyebabkan
keterlambatan penyelesaian pekerjaan;
1-5
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
(7) Bekerja sama dengan Direksi Pekerjaan, SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan
Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau dalam hal-hal yang menyangkut masalah-
masalah teknis, tugas itu meliputi :
a) Mengusulkan pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan pelaksanaan dimasa
datang dengan memberikan gambaran/ sketsa dan perhitungan-perhitungan
untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh Pengguna Jasa/ Pejabat
Pembuat Komitmen;
b) Membuat usulan penyelesaian atas klaim kontraktor, penyelesaian pertikaian,
perpanjangan waktu kontrak atau hal-hal lainnya;
c) Menyiapkan Adendum, sesuai dengan petunjuk dari Pengguna Jasa,
mengajukan usulan perubahan rencana/design, spesifikasi dan menyiapkan harga
satuan yang baru untuk negosiasi disertai dengan bahan-bahan pendukungnya;
d) Memeriksa seluruh jenis pekerjaan atau bahan yang telah dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan kontrak seperti : Kantor, bengkel (work shop), gudang,
peralatan, dan lainnya).Bekerja sama dengan Direksi Pekerjaan, SNVT
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau
dalam hal-hal yang menyangkut masalah-masalah teknis, tugas itu meliputi :
a. Mengusulkan pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan pelaksanaan
dimasa datang dengan memberikan gambaran/ sketsa dan
perhitungan-perhitungan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh
Pengguna Jasa/ Pejabat Pembuat Komitmen;
1-6
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
12. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah terselenggaranya
kegiatan Supervisi/Pengawasan Konstruksi yang baik dan benar, teliti, cermat, akurat,
dan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam dokumen kontrak serta ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
1-7
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
17. Personil
Kualifikasi Jumlah
Posisi Orang
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Bulan
Tenaga Ahli
Team Leader/ S2 Teknik Sipil Sumber Daya Air, 2 Tahun 1 Org
Supervisi Engineer Utama
Quality Engineer S1 Teknik Sipil Sumber Daya Air, 3 Tahun 1 Org
Madya
Quantity Engineer S1 Teknik Sipil Sumber Daya Air, 3 Tahun 1 Org
Madya
HSE S1 K3 Konstruksi, Muda 3 Tahun 1 Org
Tenaga Ahli S1 Geologi Geoteknik, Madya 3 Tahun 1 Org
Geoteknik
Tenaga Pendukung
Surveyor SMA/SMK/ SKT Pengukuran 2 Tahun 1 Org
DIII Pengukuran
Laden Surveyor SMA/SMK 2 Org
1-8
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
C. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
19. Laporan Pendahuluan
Tidak ada.
1-9
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
D. HAL_HAL LAIN
25. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
PEMAHAMAN KAK
1. Pemahaman Terhadap Latar Belakang
Dari permasalahan diatas, konsultan akan melakukan pekerjaan ini dengan sebaik-
baiknya dan secara profesiaonal. Karna dengan pengalaman konsultan pada
pekerjaan sejenis, konsultan dapat mengatasi permasalahan yang ada di lapangan
dengan baik dan tepat.
2. Pemahaman Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran
Sesuai dengan maksud, tujuan dan sasaran yang sudah dijelaskan diatas konsultan
akan berusaha sebaik mungkin, khususnya pengendalian teknis di lapangan dan
administrasi.
3. Pemahaman Terhadap Lokasi Pekerjaan
Dalam KAK telah dijelaskan lokasi kegiatan secara administratif yang terletak di
Kabupaten Minahasa Utara. Namun karena pengadaan pelelangan yang bersifat skala
nasional maka sebaiknya perlu dilampirkan koordinat lokasi pelaksanaan. Kemudian
dilakukan cek silang apakah koordinat ini bisa ditoleransi untuk melakukan kegiatan
tersebut.
4. Pemahaman Terhadap Standar Teknis dan Referensi Hukum
Dari penjelasan diatas tentang standar teknis dan referensi hukum yang ada,
konsultan sangat berterima kasih dan akan menggunakan itu sebagai acuan dalam
setiap kegiatan pekerjaan.
1 - 10
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
1 - 11
Pemahaman Terhadap KAK
SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR BAKU SEBAYAR
1 - 12
Kualitas dan Metodologi
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
2a.1. UMUM
Pada hakekatnya tugas Konsultan Pengawas adalah membantu Pemilik
Pekerjaan dalam pengendalian / pengawasan kualitas, kuantitas maupun waktu
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi sesuai dengan
Surat Perjanjian pekerjaan yang bersangkutan.
Konsultan Pengawas bertanggungjawab atas kesesuaian pelaksanaan dengan
desain dan kebenaran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi di lapangan, yang digunakan sebagai dasar pembayaran oleh Pemilik
Pekerjaan
2a - 1
5. Supervisi Konstruksi
Konsultan dalam melaksanakan pengawasan konstruksi dilakukan melalui kegiatan
sebagai berikut :
✓ Melakukan pemeriksanaan dan mempelajai dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi
✓ Pengawasan terhadap pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan
serta mengawasi ketepatn waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
✓ Pengawasan pengujian material yang akan digunakan di lokasi pekerjaan
✓ Pengawasan terhadap mutu pekerjaan
✓ Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan
✓ Melakukan kontrol terhadap kualitas pekerjaan
✓ Pengawasan keamanan dan keselamatan kerja
✓ Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap Gambar Kerja
(Shop Drawing), Sertifikat dan As-Built Drawing.
✓ Inspeksi dan pekerjaan commissioning
2a - 2
2a - 3
2a - 4
2. Pengawasan Lapangan
Pelaksanaan Pengawasan kualitas di lapangan dilaksanakan dengan cara
mengawasi proses pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rekomendasi dari pengujian
pendahuluan dari laboratorium atau pada hasil pengukuran ulang, hal - hal yang perlu
dilakukan antara lain adalah :
a. Pada saat pelaksanaan pengerukan/penggalian tanah saluran agar
memperhatikan patok hasil pengukuran awal sebagai acuan pekerjaan galian
dan dikordinasikan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan galian mengacu pada
patok - patok yang dipasang tersebut sehingga ukuran lebar, panjang, kelurusan
dan elevasi galian dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Pada pemanfaatan tanah hasil galian untuk pembuatan tanggul, sisa tanah yang
tidak dibuang keluar harus dirapikan / diratakan sepanjang saluran yang
dikerjakan.
c. Sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan, penulangan sudah
diperiksa kebenarannya sesuai gambar desain, dan pada saat pelaksanaan
pengecoran perbandingan campuran dan penggunaan air terkendali untuk
mempertahankan mutu beton yang diinginkan, air untuk campuran adalah air
yang bersih. Untuk keperluan kontrol kualitas mutu beton setiap pengecoran
diambil contoh/sample berupa kubus/silinder secara acak untuk pengujian kuat
tekan.
2a - 5
3. Pengawasan Harian.
Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas Lapangan dan petugas
lainnya berdasarkan Rencana Mutu Kontrak dan Shop Drawing yang telah disahkan
dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada patok -patok profil/referensi yang telah
disetujui oleh direksi teknik.
2a - 6
2a - 7
yang akan datang. Dari pertemuan berkala ini maka segala permasalahan yang muncul
dapat diantisipasi lebih awal dan penyelesaiannya dapat diselesaikan lebih baik
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian awal pada usulan teknis ini bahwa
pekerjaan Supervisi Pembangunan Jaringan Irigasi Tilope D.I. Wairoro Kabupaten
Boalemo ini dimaksudkan untuk membantu Proyek Irigasi Maluku Utara dalam
supervisi/memonitoring pelaksanaan pekerjaan, terutama dalam pengendalian masalah
teknis di lapangan. Terdiri dari pembangunan bendung lanjutan, saluran irigasi dan
bangunan pelengkapnya.
Oleh karena itu pekerjaan ini merupakan suatu rangkaian kegiatan yang erat
kaitannya dengan aspek-aspek sumber daya alam, lingkungan, sosial dan ekonomi,
serta memerlukan suatu pemikiran yang luwes, selain memerlukan waktu dan biaya
yang cukup besar.
2a - 8
2b - 1
2b - 2
Galian Terbuka
Suatu rencana kerja yang dilengkapi dengan kertas-kertas penjelasan
mengenai metoda-metoda pelaksanaan harus disampaikan terlebih dahulu
untuk memperoleh persetujuan Direksi sebelum memulai pekerjaan galian.
Rencana kerja tersebut harus termasuk jumlah, tipe dan kapasitas
peralatan, metoda pelaksanaan, metoda pengangkutan dan pembagian
material hasil galian, lokasi pembuangan, lapangan penimbunan sementara
demikian pula mengenai perkiraan jumlah tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Rencana kerja dan sesuatu perobahannya selama jangka waktu pelaksanaan
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Dasar dan kemiringan galian terbuka dimana beton atau pasangan batu
kali dipasang, harus diselesaikan tepat, sesuai dengan batas dan kemiringan
yang telah ditentukan, seperti yang ditunjukkan didalam Gambar atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi.
Titik-titik survai, titik tetap, patok batas dan lain-lainnya, apabila ada,
tidak boleh diangkat atau dipindahkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi.
Patok batas dan tanda-tanda yang dipindahkan, harus dipasang kembali
sesuai dengan instruksi-instruksi dari Direksi tanpa pembayaran tambahan
untuk pemasangan kembali tersebut.
2b - 3
Galian bantaran
Material tanah yang digali dari banataran terdiri dari lempung
berwarna coklat dan lempung berwarna hitam yang akan dipergunakan
sebagai material timbunan tanggul-tanggul. Selama penggalian, batas-batas
antara lempung berwarna hitam, lempung berwarna coklat dan material-
material lainnya akan ditentukan oleh Direksi atau wakilnya, yang pada
waktu itu, Kontraktor akan diberi petunjuk mengenai tempat tujuan dari
material galian itu. Pada setiap waktu Kontraktor tidak boleh mencampur
kedua macam lempung hasil galian tersebut. Penggalian pada bantaran harus
diteruskan selama tanah hasil galian dari tempat itu masih sebagai material
konstruksi tanggul-tanggul.
Bilamana tanah-tanah hasil galian ditinggalkan diatas bantaran untuk
waktu yang lama, tindakan-tindakan seperlunya harus diambil untuk
menjaga kadar airnya dan untuk menghindari percampuran dengan material
yang tidak memenuhi syarat.
Kewaspadaan yang khusus harus dicurahkan selama jangka waktu
penggalian agar segera dapat membawa peralatan pelaksanaan ketempat
perlindungan yang aman pada suatu saat terjadi permukaan air tinggi yang
tidak diharapkan.
Permukaan hasil penggalian harus diselesaikan sampai pada batas-
batas dan permukaan-permukaan seperti yang tertera di dalam Gambar atau
batas-batas dan permukaan-permukaan lain yang mungkin diperintahkan
oleh Direksi.
Penggalian untuk bangunan-bangunan harus dilakukan secara aman
sampai pada batas-batas dan ketinggian-ketinggian seperti yang tertera
didalam Gambar atau sampai pada batas-batas dan ketinggian-ketinggian
seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2b - 4
Galian parit
Galian parit harus dilaksanakan dengan cara sedemikian rupa untuk
menjamin supaya lereng-lereng samping, seperti yang tertera didalam
Gambar, bagaimanapun juga tidak akan berbahaya oleh adanya pemotongan
bagian bawah. Tanah-tanah hasil galian harus ditempatkan terpisah
disamping sepanjang tempat-tempat penggalian berdasarkan poersyaratan
penggunaan ulang untuk timbunan. Saluran-saluran dan parit-parit hasil
galian harus dipelihara terhadap tampang lintang yang dibutuhkan dan dijaga
2b - 5
agar bebas dari sisa-sisa apa saja atau rintangan-rintangan selama jangka
waktu pelaksanaan.
2b - 6
yang ada ditempat pekerjaan antara Employer dan orang-orang lain atau
pihak-pihak yang berwajib.
Metoda pengangkutan material-material hasil galian harus sedemikian
rupa sehingga dapat menghindari jatuhan-jatuhan dari material tanah galian
baik dijalan umum maupun di alur sungai.
Penempatan material-material ditempat pembuangan harus dibuat
berlapis pada ketebalan kurang dari 1,0 m. apabila Kontraktor ingin mencari
tempat pembuangan selain dari yang ditentukan di dalam Gambar, tempat
pembuangan seperti itu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas pengeringan di daerah pembuangan
yang disetujui oleh Direksi apabila diperlukan menurut pendapat Direksi.
Penimbunan
Permukaan yang akan ditimbun harus diperiksa sebelumnya oleh
Kontraktor dalam kaitannya dengan yang berikut ini :
- Pembersihan dan pembongkaran harus dikerjakan menurut
persyaratan seperti yang diperinci didalam Pasal 2.3, pengupasan tanah
bagian atas. Lobang-lobang bekas pohon atau bekas-bekas galian kecil
lainnya didalam batas-batas penimbunan harus diurug dengan material
yang memenuhi syarat dan ditumbuk secara menyeluruh dengan metoda-
metoda yang disetujui sebelum memulai pelaksanaan penimbunan.
- Mata air dan rembesan sepanjang pondasi tanggul timbunan harus
dikerjakan dengan metoda-metoda yang disetujui oleh Direksi.
- Dimana timbunan-timbunan akan ditetapkan pada pondasi yang
miring, harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya longsoran dan
pondasi yang miring harus dikerjakan dengan cara membuat
trap/terrasering atau metoda-metoda lainnya yang disetujui oleh Direksi.
- Pengujian bantalan/beraing test harus dilakukan apabila dipandang
perlu menurut pendapat Direksi, ditempat-tempat seperti yang ditentukan
oleh Direksi.
2b - 7
2b - 8
2b - 9
2b - 10
Matras Bronjong
Bronjong adalah kotak kawat jaring yang diisi dengan batu kali.
Ukuran batu kali harus antara 15 cm hingga 25 cm dan kualitas batu harus
sesuai dengan ketentuan seperti yang tercantum di dalam Pasal 2.8.2, yakni
pasangan batu kali.
Kontraktor harus membangun matras bronjong untuk pelindung
tanggul dan dasar sungai pada tempat-tempat dimana bangunan-bangunan
seperti ambang-ambang, krib, dinding pelindung, pembuang dan lain-lain
ditentukan di dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Kecuali tidak dicantumkan secara jelas didalam Gambar, Kontraktor
harus menyampaikan usulan mengenai bentuk dan ukuran bronjong, batu
isian (bentuk, kekuatan, ukuran dsb.), meode pemasangan dan jadwal waktu
2b - 11
Pekerjaan Beton
Semen
Semen yang telah disimpan lebih dari 3 bulan tidak boleh digunakan
kecuali disetujui oleh Direksi. Apabila semen rusak atau menjadi buruk
dalam pengiriman, perawatan atau penyimpanan, semen itu harus
dipindahkan segera dari tempat Pekerjaan.
2b - 12
Agregat
Agregat adalah bahan yang keras, tahan lama, bebas dari mineral-
mineral, diproduksi secara alami atau dengan mesin, dan tidak boleh berisi
zat-zat yang dapat melemahkan kwalitas beton dan tulang-tulang beton.
Jika diperlukan, Kontraktor harus memproduksi agregat dengan cara
menggiling, menyaring dan mencuci batu-batu besar (boulders) atau batu
kali (cobble stones) setempat yang didapat untuk memenuhi syarat kwalitas
yang ditetapkan. Agregat halus dan kasar harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga kemungkinan rusak dan terpisah-pisah akan sekecil mungkin dan
agregat tidak akan tercemar dengan tanah dan material asing lainnya.
2b - 13
Air
Air dari sumber yang telah disetujui harus dipakai untuk mencuci agregat
dan untuk mencampur serta pemeliharaan beton dan spesi. Air harus bersih
dan bebas dari zat-zat yang merusak termasuk garam, minyak, alkali atau
unsur organik.
Metoda-metoda pembawaan dan penyimpanan air seperti itu harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Apabila Direksi menghendaki, air itu harus diuji
oleh penguji yang berwenang yang telah disetujui. Semua biaya yang
menyangkut pengujian-pengujian ini harus dipikul oleh Kontraktor
Peralatan
Kontraktor harus menyediakan ditempat-tempat Pekerjaan satu
instalasi penakar dan pengadukan tipe portable semi otomatis dengan
spesifikasi-spesifikasi sebagai berikut yang akan memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton tanpa kelambatan dalam jadwal pekerjaan yang
telah disetujui.
2b - 14
Pengadukan
Pengadukan beton harus mampu atau dapat mengaduk semen, agregat,
air dan bahan tambahan dalam batas waktu yang ditentukan sehingga
menjadi satu adukan yang sempurna dan massa yang seragam dan
mengeluarkan adukan yang sempurna dan massa yang seragam dan
mengeluarkan adukan tanpa pemisahan. Pengaduk harus mampu
menyediakan beton sesuai dengan Spesifikasi-spesifikasi ini dan dengan
ukuran/perimbangan secara terus menerus seperti yang telah disetujui oleh
Direksi.
Bahan-bahan adukan beton harus dimasukkan ke dalam sebuah
pengaduk untuk menjamin efisiensi adukan tertinggi dan untuk menghindari
kerugian material, terutama semen. Pengadukan dianggap sudah dimulai,
kecuali ada perintah lain dari Direksi, apabila semua material padat telah
dimasukkan kedalam pengaduk, dengan catatan bahwa banyaknya air yang
dibutuhkan telah dimasukkan seperempat dari waktu pengadukan sejak
dimulai. Pengadukan harus berjalan terus hingga beton menjadi homogen
dan seragam kelihatannya. Pengaduk tidak boleh diisi dengan bahan adukan
baru sampai semua isi pengaduk telah dikeluarkan.
Pengangkutan
2b - 15
Pengecoran
Pengecoran tidak diperbolehkan selama ada angin ribut, hujan lebat
atau keadaan cuaca lainnya yang dapat memberi efek yang merugikan atas
kwalitas pekerjaan menurut pendapat Direksi.
2b - 16
Bekesting
Pada waktu pembetonan dalam bekesting, permukaan dari bekesting
harus bebas dari kerak spesi, adukan encer atau benda asing lainnya.
Sebelum pembetonan dilakukan, pernukaan-permukaan dari bekesting harus
diminyaki dangan minyak untuk bekesting yang biasanya diperdagangkan
yang secara efektif menghindari lengketan dan tidak akan merperlunak atau
menodai permukaan-permukaan beton atau menyebabkan permukaan-
permukaan menjadi berkapur atau berdebu. Untuk bekesting-bekesting kayu,
minyak tersebut harus dibuat sungguh-sungguh, olahan pabrik, terbatas,
mineral dasar parafin. Untuk bekesting-bekesting baja, minyak yang diolah
pabrik yang diprgunakan harus terdiri dari mineral minyak yang diolah
pabrik yang campurannya cocok dengan satu atau lebih bahan-bahan
campuran yang sepadan untuk keperluan itu.
Batang Tulangan
Kecuali bila ditentukan didalam Gambar, batang-batang tulangan harus
terdiri dari batang-batang baja deformed dari pabrik yang telah disetujui dan
harus memenuhi persyaratan JIS G 3112-75, SD 24 atau SD 30 atau
persyaratan lain yang disetujui.
2b - 17
Kelas-Kelas Beton
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari
bahan-bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia
SK SNI – T15 – 1991 – 03.
Perkiraan dan pendekatan property beton adalah sebagai berikut :
Ukuran Max. Berat Semen
Type Beton Kelas Beton
Kerikil (mm) per m3
A K – 225 20 420
B K – 225 40 400
C K – 175 20 350
D K – 175 40 330
E K – 125 40 300
F CYCLOP 80 200
B K – 100 20 200
B0 B0 40 200
2b - 18
Syarat Pelaksanaan
1. Jarak antara batu minimal 15 cm yang ditengahnya diisi oleh
beton K-175
2. Jarak antara batu dengan permukaan beton minimal 30 cm
3. Jarak antara batu terhadap terhadap permukaan yang akan
disambung (sambungan minimal 15 cm.
E. Pada akhir kegiatan, semua pelaksanaan yang telah dilaksanakan, diukur untuk
kemudian dilakukan penggambaran As-built drawing yang selanjutnya akan
dipakai sebagai dasar dalam perhitungan mutual check 100 % (MC 100).
2b - 19
e. Membantu Pemimpin Proyek atas semua kegiatan yang berkaitan dengan tahap
persiapan.
2. Evaluasi Desain
Evaluasi desain dilakukan untuk mengevaluasi gambar perencanaan
yang ada. Apabila terdapat perbedaan dibandingkan dengan kondisi lapangan maka
perlu dilakukan review desain.
2b - 21
I. Gambar-gambar Kontrak
Gambar-gambar terdapat di Dokumen Lelang merupakan bagian dari Dokumen
Kontrak. Kontraktor harus mempersiapkan dan membuat Gambar-gambar
pelaksanaan, berdasarkan gambar dalam dokumen lelang dan atas Perintah Konsultan
Supervisi dan Direksi.
2b - 22
2b - 23
Gambar-gambar purna laksana harus selalu tersedia guna inspeksi bulanan ke lokasi
yang dilakukan oleh Wakil Direksi, dan jika bukan gambar yang mutakhir, Kontraktor
harus memperbarui (memutakhirkan) gambar-gambar tersebut dalam waktu 6 (enam)
hari-kerja.
2b - 24
Gambar-gambar purna-laksana harus dibuat pada kertas yang dapat direproduksi dan
berkualitas baik, sehingga dapat dicopy dengan hasil yang jelas dan dapat dibaca.
Seperangkat gambar purna laksana yang telah jadi harus diserahkan kepada Direksi
untuk diperiksa dan disetujui dalam waktu 30 hari setelah pekerjaan-pekerjaan itu
diselesaikan.
Sebelum pembayaran akhir dibuat, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar
Purna-laksana lengkap dan memberikan gambar yang paling mutakhir yang
menunjukkan pelaksanaan sebagaimana yang benar-benar dilaksanakan. Gambar-
gambar tersebut adalah sebagai berikut :
1. 1 (satu) set cetakan asli pada kertas kalkir (80 gr), ukuran A-1;
2. 8 (delapan) set copy pada kertas berkualitas baik (80 gr), ukuran A-3;
3. 1 (satu) CD berisi rekaman file autocad dari gambar-gambar sesuai hasil
pengukuran MC 100.
Gambar-gambar Lain
Gambar-gambar selain yang disebutkan diatas, yang umumnya diperlukan antara lain;
metode-pelaksanaan, diagram skematis, bagan-bagan untuk beberapa macam jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan lain-lain, harus serahkan kepada Direksi untuk
diperiksa dan atau disetujui, dalam waktu 60 hari sebelum kegiatan yang terkait
dimulai.
2b - 25
Untuk barang yang harus dibuat diluar lapangan dan diangkut ke lapangan harus
diserahkan lebih awal dari pada batas minimum 60 (enam puluh) hari yang disebutkan
diatas, untuk memberikan waktu yang cukup untuk pemeriksaan, persetujuan,
pembuatan, pengiriman dan penerimaan di lapangan. 4 (empat) set cetakan yang jelas
terbaca, untuk tiap gambar harus diserahkan kepada Direksi dengan format lembar
pengiriman standar yang disetujui oleh Direksi. Dalam waktu 30 hari kerja setelah
menerima cetakan gambar yang diserahkan oleh Kontraktor, Direksi akan
mengembalikan satu salinan yang ditandai dan ditanda tangani serta komentar-
komentar yang tergantung pada apakah gambar tersebut masih harus diperbaiki atau
disetujui.
Setelah menerima gambar yang sudah disetujui, Kontraktor berhak untuk memulai
pekerjaan yang tercakup dalam setiap gambar, mentaati perintah-perintah setiap
koreksi jika ditunjukkan pada gambar oleh Direksi dan, harus menyerahkan terlebih
dahulu, dengan lembar penyerahan, 4 (empat) cetakan untuk setiap gambar yang
sudah dikoreksi, bila ada, kepada Direksi. Semua gambar yang telah diperiksa dan
disetujui harus disimpan di kantor lapangan Kontraktor dengan urutan yang sesuai
dan dalam sistem pengarsipan gambar yang terkontrol dengan baik.
Bila diperlukan perbaikan dari gambar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor
akan membuat koreksi yang diperlukan dan atau revisi-revisi pada gambar tepat pada
waktunya dan akan menyerahkan kembali gambar tersebut kepada Direksi dengan
cara yang sama menjadi gambar baru, dalam 4 salinan. Bila gambar-gambar yang
dikembalikan telah diserahkan kembali untuk disetujui, Direksi akan berusaha dengan
keras untuk menyelesaikan pemeriksaan dan atau persetujuannya terhadap gambar itu
dalam waktu 15 hari kerja; namun hal ini tergantung pada jumlah dan tingkat
kesulitan koreksi/revisi yang harus diperiksa.
2b - 26
Prosedur ini akan berlanjut sampai gambar-gambar akhirnya disetujui. Direksi berhak
untuk meminta detail-detail tambahan dan meminta Kontraktor untuk membuat
perubahan-perubahan yang diperlukan pada gambar pelaksanaan/gambar kerja untuk
disesuaikan dengan syarat-syarat dan maksud dari spesifikasi tanpa biaya tambahan.
2b - 27
Apabila Kontraktor mengajukan standar dan spesifikasi yang sama atau material dan
peralatan yang sama, Kontraktor harus menyatakan ciri-ciri perubahan yang pasti dan
harus menyerahkan standar, spesifikasi, informasi dan data untuk material dan
peralatan yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi. Penyerahan
standar tersebut harus tepat waktu dan kelalaian untuk melaksanakan hal tersebut atau
pembelian untuk setiap material dan peralatan yang sama yang diajukan sebelum
disetujui Direksi akan menjadi resiko Kontraktor. Segala biaya yang dikeluarkan
Kontraktor dalam mentaati persyaratan dalam pasal ini harus termasuk dalam biaya
umum harga satuan .
PROGRAM PELAKSANAAN
Dalam 14 (empat belas) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Kontraktor
diharuskan mengajukan kepada Direksi jadwal waktu pelaksanaan untuk seluruh
Pekerjaan dan Pekerjaan Sementara yang akan dilaksanakan berdasar Kontrak,
dengan memakai metode lintasan kritis (CPM), atau yang disetujui Direksi, bersama
dengan disket dan sistem perangkat lunaknya.
Jaringan kerja CPM harus menunjukkan usulan urutan pelaksanaan dan hubungan
yang sesuai antara kegiatan-kegiatan dalam jaringan kerja dan harus memasukkan
kelonggaran waktu dan sumber daya untuk melengkapi pekerjaan.
Bersama dengan jaringan kerja CPM , Kontraktor akan mengajukan lembar data
secara rinci untuk tiap-tiap kegiatan dalam jaringan kerja atau batasan-batasan yang
berisi data berikut :
a. Nama kegiatan;
b. Jangka waktu Kegiatan;
Hal-hal yang harus sudah termasuk dalam perhitungan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dan daftar dari semua
kelonggaran waktu dan jangka waktu, yang dapat dipakai, antara lain :
• pengukuran, pematokan;
• persiapan dan persetujuan gambar-gambar;
• persetujuan benda-benda uji atau uji coba;
• pengapalan bahan-bahan;
2b - 28
Program Pelaksanaan yang Disetujui akan dimonitor secara ketat dan kemajuan
semua kegiatan diperbarui dalam kurun waktu tertentu, dengan maksud untuk
membuat dasar acuan untuk penyiapan laporan kemajuan seperti dijelaskan dalam
Spesifikasi Umum.
Bila menurut pendapat Konsultan Supervisi dan Direksi, kemajuan pekerjaan tidak
sesuai dengan Program Pelaksanaan yang Disetujui, Direksi mempunyai hak meminta
Kontraktor untuk menambah sumber-sumber atau waktu kerjanya. Untuk selanjutnya,
atas permintaan Konsultan Supervisi dan Direksi, Kontraktor akan membuat jadual
yang telah diperbaiki/disesuaikan dengan maksud untuk mengejar ketinggalan
terhadap program pelaksanaan yang telah disetujui., yang harus secara terus menerus
2b - 29
2b - 30
(4) Jadwal kegiatan yang akan dimulai dalam jangka 1 (satu) bulan berikutnya
dengan prakiraan tanggal dimulai dan diselesaikannya kegiatan tersebut.
(5) Daftar tenaga kerja dan posisi yang digunakan selama periode pelaporan.
(6) Daftar sarana pelaksanaan, peralatan dan bahan-bahan di lapangan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk yang tiba di atau
dipindahkan dari lapangan. Daftar tersebut harus memperlihatkan kegiatan
mana yang sedang dilakukan setiap harinya, tidak bekerja atau rusak/cacat.
(7) Total volume Pekerjaan permanen untuk item-item seperti berikut tetapi
tidak dibatasi untuk :
a. Total volume pekerjaan galian yang diselesaikan;
b. Total volume pekerjaan berbagai klasifikasi timbunan yang
diselesaikan;
c. Total volume pekerjaan berbagai kelas mutu beton yang diselesaikan;
d. Total volume pekerjaan pasangan-batu yang diselesaikan;
e. Total jumlah bangunan-bangunan yang diselesaikan/termasuk
prosentasi bagian jembatan dan gorong-gorong yang diselesaikan.
(8) Item-item utama untuk pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama
peiode pelaporan.
(9) Daftar jumlah pembayaran yang diterima per tanggal dan jumlah tagihan
yang diajukan tetapi belum dibayarkan.
(10) Uraian secara rinci semua faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
pekerjaan dan solusi yang diusulkan Kontraktor.
(11) Masalah-masalah lain yang mungkin diperlukan berdasar Kontrak atau
pernyataan tentang masalah-masalah yang timbul dari atau sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan selama periode pelaporan.
(12) Photo kemajuan pelaksanaan
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor yang berkaitan dengan sub-pasal ini
harus mencakup laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan dimana
termasuk dalam biaya umum harga satuan.
2b - 31
2b - 32
UMUM
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan
digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga
2b - 33
kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan akan
menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja dan
peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada waktunya.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya
sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal
tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala SNVT / Pemimpin
Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik.
SARANA PELAKSANAAN
Kontraktor akan menyediakan sarana pelaksanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan agar dapat dilakukan secara effisien. Jika
dipertimbangkan perlu, untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak,
Konsultan Supervisi dan Direksi akan memerintahkan Kontraktor untuk mengirim
tambahan sarana dan peralatan. Semua sarana dan peralatan yang disediakan oleh
Kontraktor harus lengkap dengan semua suku cadangnya dan Kontraktor harus
meyimpan dalam jumlah yang cukup semua suku cadang untuk sarana dan
peralatannya guna menjamin pelakasanaan Pekerjaan yang efisien.
Setiap saat jumlah dan jenis sarana dan peralatan harus dalam kondisi dapat
dioperasikan dengan baik, dan tidak kurang dari jumlah yang ditunjukkan dalam
Jadwal Pelaksanaan yang telah disetujui .
2b - 34
Sarana dan bahan-bahan yang disediakan Kontraktor yang berkaitan dengan pekerjaan
harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sesuai dengan Kontrak pada salah satu
atau lebih lokasi-lokasi berikut yang ditetapkan oleh Direksi :
a. Tempat produksi atau pabrik;
b. Tempat pengapalan;
c. Lapangan.
Kontraktor harus menyampaikan beberapa informasi-informasi pada Direksi
mengenai sarana dan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh Direksi untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaaan tersebut dalam hal apapun tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggungjawabnya untuk penyediaan sarana dan bahan-bahan yang
sesuai dengan Spesifikasi.
2b - 35
2) Survey meliputi
Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting, melakukan
identifikasi dan inventory data untuk rencana pengembangan meliputi
kegiatan pengukuran dan pemetaan untuk bangunan utama dan bangunan
penunjang lainnya.
1) Kegiatan Pengukuran
A.Pemasangan Patok
Pemasangan patok meliputi patok Bench Mark (BM), Kontrol Point
(CP) dan patok kayu sebagai patok bantu dengan rincian sebagai
berikut:
a. Bench Mark ( BM )
Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan dengan
ukuran 20 cm x 20 x cm x 100 cm untuk BM. BM dilengkapi dengan
baud yang diberi tanda silang pada bagian atasnya sebagai titik
centering, serta diberi penamaan pada bagian samping menggunakan
tegel. BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul
di atas tanah lebih kurang 20 cm.
2b - 36
b. Kontrol Point ( CP )
Kontrol Point dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm terbuat dari
cor semen, dipasang dengan tujuan untuk memberikan acuan arah
azimuth dari BM terpasang. Kontrol point ini dipasang dengan posisi
saling terlihat dengan BM terpasang.
c. Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat pengukuran
poligon, situasi, cross section dan diantara tempat berdiri alat
waterpas. Patok ini dibuat dari kayu dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40
cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya dipasang paku payung sebagai
penanda centeringtitik tempat berdiri alat atau titik berdiri rambu
pada pengukuran waterpass. Untuk memudahkan penentuan patok,
perlu juga diberikan peng-kodean atau penamaan masing-masing
patok kayu tersebut dengan nama, huruf atau nomer.
2b - 37
tidak dapat terkaper situasi dari poligon utama, kalau dilakukan terlalu
banyak titik-titik bantu yang menimbulkan kesalahan data-data
pengukuran yang akhirnya menimbulkan kesalahan patal. Maka
dilakukan pengukuran poligon cabang supaya hasil pengukuran lebih
akurat, dan mempunyai satu sistem dengan poligon utama. Pengukuran
poligon cabang dilakukan sebagai berikut :
a. Poligon harus diukur dengan awalan pada titik poligon utama dan
diakhiri pada titik poligon utama pula.
b. Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru dilalui pengukuran
poligon.
c. Poligon harus diukur menggunakan alat Theodolite T2.
d. Sudut diukur minimal dalam 1 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan
Luar Biasa, dengan ketelitian bacaan sudut 20”.
2b - 39
2b - 40
k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan
sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali
didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi
menggunakan tinta koreksi.
l. Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan,
agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan
pengukuran kembali hingga benar.
2b - 41
2b - 42
Δh
D
Dimana :
D = jarak horisontal dari tempat berdiri alat ke titik detil
Tg.h = tangent helling
Ti = tinggi alat
Bt = benang tengah
Δh = beda tinggi antara tempat berdiri alat ke titik detil
2b - 43
e. Setiap center line titik cross section dipakai juga sebagai pengukuran
long section. f. Pengukuran cross section dilakukan dengan menggunakan
alat Theodolite T1.
MASA
KONSTRUKSI
Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan
pemantauan terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan
dan pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode
yang sudah baku, adalah sebagai berikut
:
• Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap kendala-kendala yang
berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.
• Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan dan
langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
• Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen
kontrak, pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan
masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan
pekerjaan.
2b - 44
PENGENDALIAN PELAKSANA
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi
“Preaudit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”.
b. Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil
perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan
tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan
diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih
dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan
mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut analisa
tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan
terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan akan menyarankan
2b - 46
2b - 47
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan hasil
pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi pekerjaan
fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek,
agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya mengganggu,
mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
2b - 48
UMUM
Semua pekerjaan sementara meliputi jembatan darurat beserta jalan masuk, kistdam,
dewatering, pengelak dll, akan dioperasikan, dipelihara dan secara bertahap dibongkar
oleh Kontraktor, kecuali ditentukan lain dalam Kontrak.
LOKASI/LAPANGAN
Kontraktor harus membatasi, sejauh dapat dilakukan, perpindahan pekerja-pekerja
dan peralatan ke lapangan termasuk rute-rute jalan masuk yang sudah disetujui oleh
Direksi dengan maksud untuk meminimalkan kerusakan tanaman dan hak milik, dan
akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari kerusakan tanah. Bekas roda
kendaraan dan garutan akibat roda kendaraan harus diperbaiki dan kerusakan lahan
harus dikembalikan semaksimal mungkin seperti kondisi aslinya.
Kontraktor akan bertanggung jawab langsung pada Pemilik pekerjaan untuk beberapa
pelanggaran atau kerusakan yang tidak perlu atau kerusakan tanaman atau lahan
sebagai akibat pengoperasian, apakah tanaman atau lahan tersebut milik Pemilik
Pekerjaan atau orang lain dan akan mengganti rugi kepada Pemilik atau orang lain
2b - 49
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi persyaratan dalam
Sub pasal ini termasuk dalam harga lumpsum yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
2b - 50
Harga “lumpsum” sudah termasuk kompensasi penuh untuk setiap biaya yang
dikeluarkan oleh Kontraktor untuk mobilisasi dan demobilisasi.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi kebutuhan pada
pasal ini yang dianggap sudah termasuk dalam jumlah “lump sump” yang dimasukan
dalam Daftar Kuntitas dan Harga.
Kantor staf Kontraktor di lapangan dan barak tenaga kerja akan disediakan lengkap
dengan fasilitas yang diperlukan untuk drainasi, lampu penerangan jalan-jalan, jalan
setapak, tempat-tempat parkir, pagar, sanitasi, dapur masak, pencegahan kebakaran,
dan perlengkapan pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan dalam Pasal dari
Syarat Umum Kontrak.
Kontraktor juga harus menyediakan system penyediaan air yang memadai untuk
kantor Kontraktor, kantor staf , barak tenaga kerja, bengkel dan tempat-tempat lain di
lapangan/lokasi pekerjaan. Kontraktor akan mengatur sendiri untuk penyediaan listrik
untuk kantor Kontraktor, kantor staf, barak tenaga kerja, bengkel, gudang dan kantor
test laborat. Kantor Kontraktor akan dilengkapi dengan telepon dan faximail dalam
2b - 51
keadaan operasi. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi
persyaratan dalam sub pasal ini sudah termasuk dalam biaya umum harga satuan.
2b - 52
UMUM
Semua pengawasan terhadap keselamatan, kesehatan dan keamanan yang diperlukan
untuk pelaksanaan , seperti berikut dan tidak dibatasi, antara lain pengaturan sanitasi,
pembersihan lahan di lokasi, bahan-peledak dan bahan bakar minyak, pagar
sementara, peraturan-peraturan keamanan dan pencegahan kebakaran akan dibangun
dan dipelihara oleh Kontaktor dengan biaya sendiri. Kontraktor akan
bertanggungjawab atas semua keselamatan dan kesehatan dan pengawasan keamanan
dan akan menyampaikan pada Konsultan Supervisi dan Direksi untuk mendapatkan
persetujuan, organisasi dan aturan-aturan untuk tujuan tersebut.
Kontraktor akan membuat pengaturan untuk pertolongan setiap kecelakaan yang
secara kebetulan terjadi di lapangan dalam bentuk unit pertolongan pertama yang
sesuai dengan persyaratan-persyaratan. Dan harus bertanggung jawab dan
menanggung semua biaya yang berhubungan dengan pelayanan pertolongan pertama
tersebut termasuk pengiriman/pengangkutan dengan ambulan untuk pekerja yang
terluka atau sakit kerumah sakit. Pertolongan pertama juga harus disediakan untuk
Pemilik dan Konsultan Supervisi dan Direksi, tanpa dipungut biaya, juga untuk
pekerja-pekerjanya di lapangan.
2b - 53
fasilitas dan personil yang memadai untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan
bagi orang-orang dan harta benda terkait.
Sistem kontrol keamanan akan dioperasikan sesuai dengan program yang desetujui
yang disusun berdasarkan aturan–aturan dan hukum di Indonesia.
Direksi atau Wakil Direksi berhak untuk memerintah kontraktor dalam pengoperasian
sistem tersebut dari waktu ke waktu, jika dianggap perlu menurut Konsultan Supervisi
dan Direksi.
2b - 54
bangunan, gedung atau tempat Pekerjaan yang sedang dilaksanakan, termasuk tempat
tinggal, barak pekerja, dan dilokasi kantor yang disediakan untuk Wakil Direksi.
Kontraktor akan menjaga perlengkapan alat-alat kerja dan segala tambahan
perlengkapan pemadam kebakaran yang diperlukan, dalam kondisi yang baik sampai
pekerjaan diterima oleh Pemilik.
Kontraktor harus segera memadamkan api yang terjadi di lokasi, dimanapun api
berasal. Dengan memperhatikan ini, Kontraktor akan menggunakan semua kebutuhan
peralatan dan tenaga-kerja guna memadamkan kebakaran sampai batas kemampuan
perlengkapannya dan tenaga kerja yang dipekerjakannya pada lokasi termasuk
perlengkapan dari Sub-kontraktor.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi persyaratan dari
pasal ini sudah dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan.
PEMBUKAAN
Lokasi dari proyek pada umumnya adalah desa, kecuali dimana sungai melewati
daerah yang sudah berkembang. Di daerah seperti ini Pemilik akan bertanggung
jawab untuk memindahkan penduduk, pembongkaran bangunan yang kosong pada
lokasi sampai rata dengan permukaan tanah dan pemutusan utilitas pelayanan umum.
2b - 56
Kecuali ditentukan lain dan disetujui oleh Direksi pengukuran untuk pembayaran
akan didasarkan atas analisa-biaya yang diajukan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh
Direksi.
Pembayaran akan dibuat dengan harga satuan dalam m3 bahan konstruksi yang
dimasukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang sudah termasuk biaya bahan-
bahan, tenaga kerja, perlengkapan, transportasi dan biaya lain.
KONTROL POLUSI
a. Kontraktor sebaiknya merencanakan, melaksanakan, memelihara dan
mengoperasikan fasilitas pengontrol polusi yang sesuai untuk mencegah
pembuangan air yang mengandung bahan polusi atau material suspensi ke
sungai-sungai, aliran air atau pada sistem pembuangan air yang ada. Fasilitas
ini harus disetujui oleh Direksi yang termasuk beberapa atau semua hal-hal
sebagai berikut:
i. Kontrol terhadap aliran permukaan dengan :
2b - 57
2b - 58
Kualitas Air
a. Kualitas limbah cair yang dibuang ke sungai harus sesuai dengan standar yang
dianjurkan pada ijin pembuangan;
b. Salinan ijin perihal pembuangan harus diberikan kepada kepala Direksi
sebelum memulai pembuangan limbah cair.
Pengujian
a. Kontraktor harus mengadakan pengujian untuk kualitas limbah yang seseuai
dengan syarat-syarat pada ijin perihal pembuangan. Kontraktor harus
2b - 59
Drainasi
Drainasi ditempat penyimpanan bahan bakar dan tempat pemeliharaan alat mesin
sebaiknya dipelihara dan untuk pembuangan minyak dan atau sisa pelumas. Dimana
saluran air yang melewati atau memotong dinding pembatas, Kontaktor akan
menyediakan sarana untuk mencegah aliran itu sehingga bila terjadi bocoran semua
tumpahan bahan bakar dan/atau cairan-cairan akan ditahan dinding pembatas diatas.
Kontaminasi Tanah
Tanah yang terkontaminasi oleh bocoran bahan bakar sebaiknya dibuang sejauh
mungkin dan ditempatkan pada daerah pembuangan sesuai petunjuk Direksi.
2b - 60
c. Tanah hasil galian dan tanah urug Pada saat pembuatan pondasi ataupun
normalisasi sungai/saluran, tanah hasil kerukan dapat mengenai/menimbuni
sebagian pemukiman atau persawahan. Hal ini akan mengganggu aktivitas
penduduk dan mengurangi produksi pertanian. Kontraktor harus segera
memindahkan tanah tersebut ke lokasi yang telah ditentukan/disetujui.
2b - 61
2b - 62
pelaksanaan. Sumber utama material untuk tanggul adalah tanah bantaran. Penggalian
maksimum sampai 6 m dari kaki tanggul dalam.
jarak angkut
Luas m2
timbunan
Sta galian
2. Urutan kegiatan di suatu tampang sungai yang ada revetmen dan parapet, dimulai dari galian
tanah sungai (di seberangnya), kemudian revetmen dan selanjutnya parapet.
3. Patok Sta 0 + 000 untuk “as built drawing” adalah muara, atau pada elevasi pertemuan sungai
Jerowan dengan sungai Madiun.
Atap bangunan harus dari asbes yang bergelombang atau bahan bangunan lain
yang disetujui dengan tipe yang biasa dipakai dalam pekerjaan yang terbaik,
perhatian khusus juga harus diberikan kepada ketahanan terhadap cuaca,
isolasi dan pengembangan.
Harus disediakan pintu-pintu dan jendela anti nyamuk yang berukuran cukup
luas, demikian juga lemari, rak dan peralatan lain yang diperlukan. Bagian luar
dan dalam bangunan harus dicat sebelum ditempati. Semua bagian-bagian
yang terbuat dari kayu harus diberi lapis cat dasar, cat kedua dan lapisan akhir
yang lebih halus. Semua warna bangunan harus disetujui Direksi. Perubahan
warna cat, termasuk pengecatan ulang harus dilakukan bila perlu atau bila
diminta oleh Direksi.
Bangunan perabot dan peralatan harus disediakan dalam 30 hari dari saat
menerima surat persetujuan. Kontraktor harus memikul semua biaya seperti
sewa biaya yang ditimbulkan. Oleh Direksi karena kegagalan Kontraktor
2b - 64
Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri untuk penyediaan air minum dan
penyediaan air minum serta listrik untuk Kontraktor harus membayar semua
biaya, dan ongkos-ongkos lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
2. Fasilitas Kontraktor
Kontraktor harus mengurus sendiri urusan penyewaan atau pemerolehan areal
sebagai tempat sementara untuk ledeng, kantor, tempat tinggal, tempat kerja
dan lain-lain. Sebelum memulai dengan penyusunan yang pasti, Kontraktor
harus memintakan persetujuan dari Direksi gambar yang menunjukan lokasi
areal atau areal-areal yang dimaksud oleh Kontraktor untuk digunakan sebagai
tempat kerja, kantor dan tempat pemondokan/ akomodasi.
Untuk tempat tinggal, kantor, bengkel kerja dan gudang, Kontraktor harus
menggunakan bangunan-bangunan yang keadaannya bersih dan teratur yang
harus memberikan fasilitas-fasilitas perumahan dan pekerjaan secara baik.
Bedeng dan depot harus dilengkapi dengan penerangan dan jika Direksi
menghendaki, juga dilengkapi dengan pagar. Direksi selama berlangsungnya
Kontrak, secara teratur secara langsung akan memeriksa tempat fasilitas
Kontraktor dan jika bangunan-bangunan, fasilitas sanitasi dan lain-lain tidak
memenuhi syarat-syarat seperti yang ditetapkan disini Kontraktor harus
memperbaikinya segera setelah diberitahukan oleh Direksi.
Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut seperti dijelaskan dalam sub
artikel ini harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk
dalam butir Lump Sum dalam daftar kuantitas.
2b - 65
Diakhir periode Pemeliharaan atau pada waktu yang lebih dini sebagaimana
dapat diatur oleh direksi, semua bangunan, gudang, bengkel kerja, pagar,
bahan-bahan dan apa yang akan dibangun dan ditempatkan oleh Kontraktor
dan tidak merupakan bagian dari pekerjaan permanen harus dipindahkan oleh
Kontraktor bila tidak diperlukan sebelum pengeluaran Sertifikat Pemeliharaan.
Areal yang bersangkutan harus dibersihkan dan diratakan karena diperlukan
dalam rangka memperoleh persetujuan Pemberi Proyek.
3. PEKERJAAN-PEKERJAAN PENUNJANG
Kontraktor harus melaksanakan dan membangun pekerjaan-pekerjaan
Penunjang seperti pembuatan jalan masuk atau coverdam, urugan, drainase,
pemompaan dan lain-lain yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan secara baik.
4. DATA KETINGGIAN
Berbagai ketinggian yang disajikan dalam gambar menunjukan ketinggian
terhadap Acuan Pengikatan Proyek (Project Reference Level). Patok BM
memiliki ketinggian dalam standar PRL.
2b - 66
secara tertulis. Titik ikat yang diperlukan lebih lanjut harus ditempatkan/
dipanjangkan oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.
2b - 67
2b - 68
7. KEAMANAN
Kontraktor harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan wilayah kerjanya,
kemah dan tempat pemondokan maupun keamanan staf pemberi kerja/ Direksi
dan harus menyediakan penjagaan siang malam untuk kantor pihak pemberi
pekerjaan Direksi serta perumahannya dengan biayanya sendiri.
Semua langkah-langkah pengamanan harus dilakukan dengan kerjasama yang
erat dengan penguasa-penguasa setempat atau yang berwajib.
8. JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN
Kontraktor sepanjang waktu harus memelihara pelayanan kesehatan tempat
kerja secara memadai.
Untuk menangani bantuan pertama pada kecelakaan, ditempat kerja harus
selalu ada tenaga yang berkemampuan tinggi setiap pekerjaan sedang
berlangsung.
Selain itu harus dilakukan kerjasama/ pengaturan dengan seorang Dokter yang
berkemampuan penuh yang akan dipanggil ke tempat kerja bila diperlukan
untuk konsultasi rutin atau darurat. Perlengkapan dan fasilitas yang memadai,
termasuk transpor harus disediakan.
2b - 70
Semua bahan dan kualitas hasil kerja yang tidak sepenuhnya ditentukan disini,
atau yang tidak tercakup dalam Standar Indonesia atau Standar International,
harus sebagaimana yang digunakan dalam pekerjaan kelas satu.
Direksi harus diberi kesempatan untuk menguji semua contoh dari seluruh
bahan-bahan tetap sebelum pesanan dilaksanakan. Direksi dalam hal butir-
butir tertentu dapat meminta pabrik atau pemasok barang yang bersangkutan
memberikan sertifikat uji yang harus diserahkan dan disahkan oleh yang
mewakili Direksi sebelum bahan-bahan tersebut dilepas untuk dikirim
ketempat kerja. Sertifikat tersebut harus menjelaskan bahwa bahan-bahan atau
barang-barang yang bersangkutan telah diuji sesuai dengan persyaratan
spesifikasi dan harus memperlihatkan hasil semua pengujian yang telah
dilakukan. Kontraktor harus menyediakan secara memadai sarana untuk
2b - 71
Butir a) dan c) harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan
samping).
Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam
lembar hasil cetak masing-masing foto (tidak berbingkai), dengan
membubuhkan nomor seri, tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya
harus disampaikan kepada Direksi.
Semua klise/ negatif filmnya harus dinomori. Ditempatkan dalam arsip dan
disimpan dilokasi dan menjadi milik pemberi kerja. Biaya foto-foto tersebut
seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan dianggap termasuk
dalam butir Lump Sum yang disajikan dalam Daftar Kuantitas.
2b - 72
2b - 73
2b - 74
Dapat dimengerti bahwa pihak pemberi pekerjaan tidak harus menerima atau
memberi pergantian atau suatu tuntutan atau permintaan dari Kontraktor untuk
pembayaran tambahan atau keterlambatan yang mungkin terjadi atau sebagai
akibat dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor-kontraktor
lain.
2b - 75
22. Survai
Ketelitian dari pekerjaan survai harus memenuhi batas-batas berikut :
(1) Patok-patok untuk Cross Section dari pekerjaan tanah harus
ditempatkan kurang dari 20 mm dari posisi vertikal dan 100 mm dari
posisi horizontal yang ditetapkan.
(2) Survai mendatar (level survey) harus diikatkan dengan benchmark
permanen atau titik awal. Kesalahan pengikat harus kurang dari 10 mm
dikalikan akar kwadrat dari panjang/keliling dalam kilometer.
(3) Patok yang menunjukan ketinggian akhir dari pekerjaan tanah yang
harus tidak berselisih lebih 20 mm dari ketinggian yang ditentukan.
(4) Bangunan-bangunan dibuat/diletakan kurang dari 5 mm, dari posisi
vertikal/horizontal yang ditetapkan, kecuali jika untuk keperluan
operasional atau khusus seperti pemasangan pekerjaan/peralatan besi
dibutuhkan lebih tepat lagi.
(5) Formasi mendatar dan vertikal dari lereng (slope), saluran, buang air
dan pekerjaan lain harus dibuat/diletakan setepat-tepatnyadan berulang-
2b - 76
2b - 77
Kontraktor harus mengisi dalam daftar harga satuan yang terpisah dari
uraian/item yang ia ingin mencakupnya tetapi tidak termasuk dalam Daftar
harga dan biaya.
2b - 78
Apresiasi terhadap inovasi merupakan upaya yang dilakukan oleh konsultan sebagai
penyedia jasa dalam rangka memberikan khasanah terhadap kerangka acuan kerja yang
telah diberikan. Sehingga diharapkan melalui apresiasi terhadap inovasi ini dapat
memberikan hasil akhir pekerjaan yang berkualitas dan tetap mengacu pada lingkup
pekerjaan sesuai KAK dan penjelasan yang diberikan dalam anwidjzing. Kedudukan
apresiasi dan inovasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada gambar
diagram berikut ini :
2c - 1
Pada dasarnya uraian lingkup pekerjaan yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) sudah cukup jelas, dimana di dalamnya telah menerangkan hak dan
kewajiban Konsultan supervisi dalam melaksanakan tugasnya.
Setelah membaca dan mempelajari dokumen lelang untuk paket pekerjaan Supervisi
Pembangunan Embung Air Baku Sebayar di Kab. Natuna,Tahun Anggaran 2022
secara detail dan menyeluruh, maka kami selaku penyedia Jasa Konsultansi dibidang
Pengawasan akan menterjemahkan lingkup tugas tanggung jawab tersebut dalam skema
Rencana Kerja secara komperehensif, guna tercapainya tujuan dan sasaran yang
dikehendaki. Kami akan mencoba menuangkan ide-ide dan rencana pelaksanaan
pekerjaan melalui prosedur, metodologi kerja, rencana pelaksanaan pekerjaan (time
schedule), serta rencana pengadaan langsung personil tenaga ahli yang sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, berdasarkan Lingkup Pekerjaan yang akan direncanakan.
Tentunya semua itu akan disinkronisasikan dengan kebutuhan tenaga yang telah
ditetapkan dalam Bill Of Quantity (BQ) dalam rentang waktu pelaksanaan yang telah
ditentukan. Dalam menunjang operasional dan koordinasi kerja selama proses
pekerjaan berlangsung, maka kami akan melengkapi jajaran tenaga ahli dan tenaga
supporting dengan peralatan yang dibutuhkan serta sarana transportasi dan komunikasi
yang memadai, agar skematik struktur organisasi lapangan dapat berjalan dengan lancar
dan cepat dengan hasil yang bisa dianggap lebih akurat.Menurut kami, bentuk
penyajian dan struktur sudah cukup baik. Hal ini tentu saja memberikan kemudahan
kepada kami khususnya, sebagai konsultan pengawas, dalam pelaksanaan kegiatannya.
Terlepas dari hal tersebut, terdapat beberapa Apresiasi dan Inovasi yang dapat
disampaikan setelah kami memahami segala hal yang disajikan dalam kak Supervisi
Pembangunan Embung Air Baku di Kab. Natuna, baik itu dipandang dari segi
struktur penyajian maupun ruang lingkup materi pembahasan. Hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut :
• Dalam Pelaksanaan pekerjaan supervisi ini untuk pekerjaan awal konsultan
melakukan survey pendahuluan/identifikasi masalah bersama dinas terkait, apabila
terjadi perbedaan hasil pengukuran dan desain maka perlu dilakuakan review
desain.
• Materi Studi – studi Terdahului diharapkan masuk menjadi poin bahasan dalam
penyajian KAK.
• Pengadaan laporan lain diluar bentuk laporan rutin perlu dibicarakan lebih lanjut
mengenai teknis pengadaan dan pembiayaannya.
• Data-data teknis pendukung yang tidak bisa kami peroleh sendiri di lapangan
karena keterbatasan ruang lingkup, waktu, biaya dan tenaga ahli, tetap perlu
disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebagai fasilitas yang dapat kami
manfaatkan. Materi yang disajikan di KAK pada bagian Data dan Fasilitas
Penunjang harus diperjelas dengan rinci dan lengkap.
Untuk mencapai produk layanan jasa pengawasan teknik yang maksimal, maka
dukungan data yang tersedia dari KAK sudah cukup membantu untuk menyelesaikan
kegiatan ini. konsultan supervise akan memberikan data di lapangan dengan menugaskan
secara khusus seorang penghubung (contact person) yang dapat dihubungi oleh Direksi
Pekerjaan (Pejabat Pembuat Komitmen) atau Kepala Satker serta pihak terkait lainnya.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu penanganan masalah khusus, baik teknis maupun
administrasi yang tidak termasuk dalam Kerangka Acuan Kerja, namun hal-hal tersebut
perlu ditangani dengan tujuan untuk mensukseskan kegiatan pekerjaan ini khususnya
pada Pekerjaan Jasa Konsultansi SUPERVISI PEMBANGUNAN EMBUNG AIR
BAKU SEBAYAR DI KABUPATEN NATUNADukungan data yang tersedia sesuai
dengan KAK Yaitu : Review Desain Embung Air Baku.
Konsultan akan berusaha mencari data teknis terutama dari gambar desain dan
pengukuran pekerjaan diatas. Jika terdapat perbedaan dari segi pengukuran dan teknis,
maka konsultan akan melakukan review desain (jika diperlukan).
2d - 1
2e - 1
2e - 2
2. Quality Engineer
Untuk Posisi Quality Engineer, Konsultan menugaskan seorang Sarjana Teknik
yang berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang supervisi dan
perencanaan khususnya dalam bidang irigasi minimal 10 tahun, yang
berpengalaman memiliki sertifikat Ahli SDA Madya.
Tugas dan tanggung jawab Quality Engineer meliputi antara lain :
a. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap pekerjaan,
material dan peralatan yang ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi;
b. Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan
penempatan peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta memantau alat-
alat pengujian sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboratorium
yang ada sudah siap dioperasikan;
c. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian
yang dikerjakan oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil pekerjaannya, dan memberitahukan
dengan segera secara tertulis kepada Supervision Engineer tentang
kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang
dipakai maupun setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu
pekerjaannya;
d. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis
tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil pekerjaan yang
bersangkutan;
e. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh
Pelaksana tidak kurang dari syarat minimum yang ditetapkan spesifikasi;
f. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek
2e - 3
2e - 4
lingkungan kerja;
c. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan
kerja. Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk merancang prosedur baku dan
memelihara borang atau catatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja;
dan
d. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis
akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil
2e - 5
2e - 6
Konsultan supervisi berusaha menyusun rencana kerja yang akan diterapkan dalam
pekerjaan supervisi pekerjaan Supervisi Pembangunan Jaringan Irigasi Tilope D.I.
Wairoro lebih jelasnya sebagai berikut :
A. TAHAP PERSIAPAN
a. Proses Administrasi
b. Mobilisasi Personil dan Peralatan
c. Koordinasi dengan Direksi dan Kontraktor
d. Penyusunan Laporan Pendahuluan
e. Pengecekan mutual check 0%
2f - 1
Program Kerja, Jadwal Pekerjaan dan Jadwal Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E. PELAPORAN SUPERVISI
a. Program Mutu Kontrak
b. Laporan Pendahuluan
c. Laporan Bulanan
d. Laporan Invoice
e. Laporan Uji Laboratorium
2f - 2
Program Kerja, Jadwal Pekerjaan dan Jadwal Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
f. Laporan Pelaksanaan K3
g. Laporan Akhir (Final Report)
h. Laporan Album Gambar A3
i. Laporan Review Desain
j. Laporan Manual O&P
k. Hardisk external 1 TB
F. DISKUSI
Kegiatan diatas sudah disusun oleh konsultan sesuai dengan pengalaman konsultan
dipekerjaan sejenis. Rencana kerja ini bisa berubah sesuai dengan kesepaktan yang dibuat
antara pihak pemberi pekerjaan dan konsultan. Untuk lebih jelasnya jadwal pelaksanaan
ini dapat dilihat pada bab selanjutnya yaitu bab tentang jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Setelah Konsultan mempelajari secara mendalam materi Kerangka Acuan Kerja yang
diberikan oleh pemberi kerja, adalah sudah cukup jelas menggambarkan lingkup tugas
yang harus dikerjakan oleh konsultan dalam rangka pelaksanaan Supervisi Pembangunan
Embung Air Baku Sebayar di Kab. Natuna
2f - 3
Program Kerja, Jadwal Pekerjaan dan Jadwal Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
2f - 4
Program Kerja, Jadwal Pekerjaan dan Jadwal Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
2f - 5
Program Kerja, Jadwal Pekerjaan dan Jadwal Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
2f - 6
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
2g - 1
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Surveyor
Administrasi &
Keuangan
2g - 2
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
2h - 1
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
2h - 2
Analisa Pekerjaan
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Rencana Pembangunan Embung Air Baku merupakan Salah satu hal yang dapat
menunjang keberhasilan pola pelayanan air bersih di suatu wilayah, hal ini dimaksudkan
guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih mengacu kepada target pelayanan
air minum Pemerintah.
Pemanfaatan Embung juga dimaksudkan untuk menunjang distribusi pengaliran air
kedaerah daerah pertanian melalui saluran irigasi, sehingga dengan adanya Rencana
pembangunan Embung Air Baku ini diperlukan data dan kegiatan yang dapat menunjang
kesuksesan manfaat dari pembangunan tersebut.
Adapun Data dan Kegiatan ang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data yang diperlukan. Pengumpulan data valid yang dilakukan untuk
mengetahui Topografi Embung Sebayar dan data Curah Hujan.
2. Survei ke lapangan sesuai data-data
3. Identifikasi jenis konstruksi perencanaan yang diperlukan.
4. Perencanaan teknis Pembangunan Embung Air Baku yang diperlukan.
5. Penghitungan RAB, RKS dan alat-alat pengendali proyek. Bagan alir perencanaan
perbaikan jaringan irigasi disajikan pada Gambar tersebut di bawah ini :
3a - 1
Analisa Pekerjaan
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
3a - 2
Organisasi Personil
3B - 1
Kontraktor harus memilih dan mengatur dengan laboratorrium yang tepat di Jakarta
dalam pengujian beton, pengujian tanah dan lainnya yang diperlukan untuk Pekerjaan.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketelitian peralatan dan catatan pengujian
laboratorium yang akan diserahkan kepada Direksi dalam waktu yang layak.
Laboratorium dan peralatannya harus tersedia dan dapat didatangi Direksi setiap waktu.
Pembangunan bangunan sementara tidak boleh dimulai tanpa persetujuan Direksi
sebelumnya. Pemberi Kerja berhak untuk minta Kontraktor meninggalkan seluruh atau
sebagian dari bangunan sementara di Lapangan untuk keperluannya dalam waktu Operasi
dan Pemeliharaan.
Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga lumpsum dalam Bill of
Quantity dengan cara sebagai berikut :
Biaya pagar bila termasuk di dalam harga satuan item pekerjaan yang bersangkutan,
pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan Pembayaran Bulanan Sementara
sesuai dengan kemajuan pekerjaan bulanan yang disahkan oleh DireksiBiaya pagar bila
termasuk di dalam harga lumpsum item pekerjaan yang bersangkutan, pembayaraan
kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga lumpsum.
Pembayaran untuk biaya mebel dan perabot yang diadakan oleh Kontraktor untuk kantor
dan bangunan sementara Kontraktor akan dibayar terpisah dengan harga lumpsum di Bill
of Quantity dengan cara yang sama dengan ketentuan di atas.
3B - 2
3B - 3
3B - 4
Pemberi Kerja berhak untuk minta Kontraktor meninggalkan sistem penyediaan tenaga
listrik sementara pada tempatnya untuk digunakan dalam Masa Operasi dan
Pemeliharaan.
3B - 5
Sebesar persentasi yang ditentukan dari harga lumpsum akan dibayarkan ketika Direksi
mengesahkan bahwa jalan tersebut telah dibangun dan mulai dioperasikan, sisanya akan
dibayarkan dengan dasar kemajuan pekerjaan yang disahkan oleh Direksi.
Pembayaran jalan masuk yang dibangun untuk menuju ke tempat dan lapangan Pekerjaan
Sementara dan Pekerjaan Permanen akan dilakukan dengan harga satuan atau harga
lumpsum untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan di Bill of Quantity dengan cara seperti
yang ditentukan di dalam Kontrak
3B - 6
Membersihkan jalan, trotoir dan kanstin dengan membuang dan mencuci debu, puing,
kayu, ranting pohon tepi jalan dan sampah lainnya, dan memelihara dan memperbaiki
pemotongan dan pengisian talud jalan raya.
Setiap pekerjaan pemeliharaan, peningkatan perbaikan kemiringan dan hal serupa pada
jalan umum dan jalan masuk yang ada ke tempat Pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor
untuk kenyamanan tanpa perintah atau petunjuk Direksi harus dianggap bahwa pekerjaan
tersebut dilaksanakan atas resiko dan biaya Kontraktor.
Pemeliharaan jalan umum dan jalan masuk lama yang sama ke Lapangan yang digunakan
beberapa Kontraktor, akan dilakukan oleh satu kontraktor yang ditunjuk dan diperintah
oleh Direksi.
Semua biaya yang timbuk dari pekerjaan pemeliharaan jalan umum dan jalan masuk
yang ada sesuai dengan Kontrak akan dimasukkan di dalam harga lumpsum pada Item
Pekerjaan.
2. Pekerjaan Tanah
2.1. Korsekan / Pengupasan Tanah
Pengupasan tanah harus meliputi semua material organik seperti rumput, lapisan
permukaan dan akar-akar dari semua pondasi timbunan, dari semua daerah dimana
material akan digunakan sebagai timbunan, dari semua dasar jalan, dari semua tanah luar
/ Borrow yang telah ditentukan lokasinya yang akan digunakan dan pada semua daerah
yang tertera pada gambar dan bila mana diperintahkan oleh Direksi.
Pelaksanaan pengupasan tanah akan dilakukan beberapa cara, seperti untuk
memindahkan semua material yang tidak sesuai untuk timbunan atau untuk pondasi, dan
semua material organik seperti rumput, lapisan tanah dasar dan akar-akaran, yang mana
tidak termasuk sebagai pekerjaan pembongkaran dan pembersihan. Material dari
pengupasan harus dibuang. Tempat pembuangan dari semua material hasil pengupasan
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Bobot untuk pembayaran dari pengupasan tanah akan dihitung berdasarkan meter persegi
(m2) dari daerah pengupasan yang berdasarkan pada gambar, spesifikasi atau yang
diperintahkan oleh Direksi. Pembayaran dari pengupasan berdasarkan harga satuan per-
3B - 7
meter persegi, yang mana harga satuan sudah meliputi biaya buruh, material, alat dan
plant apabila diperlukan.
2.2. Galian
a. Umum
Semua penggalian harus dilaksanakan berdasarkan bentuk dan elevasi yang tertera pada
gambar atau bentuk dan elevasi lain yang diperintahkan oleh Direksi. Kontraktor wajib
melakukan perapihan terhadap bentuk dan elevasi pada semua galian permanen agar
mendekati bentuk pada gambar.
Pada saat galian di laksanakan dan di bentuk rapi, Direksi harus diberitahukan sehingga
Direksi dapat melakukan pengecekan / peninjauan terhadap hasil galian, dan tidak ada
galian yang diisi atau dilapisi oleh beton sampai dengan selesai pengecekan, dan
Kontraktor telah diberikan ijin resmi untuk melanjutkan pekerjaan.
Galian harus termasuk galian semua jenis material tanah, yang secara efektif dapat
dengan mudah digali oleh tenaga manusia, Bulldozer dan alat-alat konstruksi lainnya
yang disetujui Direksi.
Segala tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mempertahankan material dibagian
bawah dan diluar daerah galian dalam kondisi sangat baik. Segala kerusakan yang terjadi
pada pekerjaan selama Kontraktor bekerja, termasuk kerusakan material diluar batas
penggalian, harus diperbaiki dengan menggunakan biaya pribadi Kontraktor. Semua
kelebihan penggalian yang dilakukan oleh Kontraktor untuk maksud dan tujuan tertentu,
kecuali bila diperintahkan oleh Direksi, baik dikarenakan kesalahan Kontraktor, harus
ditanggung sendiri oleh Kontraktor. Setiap kelebihan galian harus ditimbun kembali
dengan syarat material yang
dipergunakan harus memenuhi persyaratan untuk menjaga agar kondisi tanah tidak akan
menimbulkan kerusakan terhadap pekerjaan dikemudiaan hari. Kerusakan kemiringan
galian akibat ledakan atau getaran yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor harus
deperbaiki
dengan biaya sendiri Kontraktor. Oleh sebab itu luas daerah galian harus dilakukan
seminimal mungkin.
b. Galian untuk Bangunan
3B - 8
Galian untuk bangunan harus termasuk galian semua jenis tanah, pasir, batu kerikil /
gravel dan batuan lainnya. Galian untuk bangunan harus dilakukan dengan cara hati-hati
baik terhadap garis bentuk dan elevasi yang tertera dalam gambar atau terhadap garis
bentuk dan elevasi yang
diperintahkan oleh Direksi. Kecuali diperintahkan oleh Direksi, kemiringan galian dan
dimensi harus sesuai sebagai berikut:
Kategori Bangunan pada tanah biasa
Kemiringan galian 1 : 0.5
Jarak sisi dari sudut luar pondasi 0.5 m
Lebar berm dengan tinggi 3m 0.5 m
Dasar dan kemiringan dari galian terhadap pemasangan beton dan pasangan batu harus
dilaksanakan dengan sangat akurat terhadap dimensi yang tertera pada gambar, atau
ditetapkan oleh Direksi. Dan permukaan yang dipersiapkan harus dibasahi dengan air dan
dipadatkan dengan alat yang sesuai atau dengan peralatan yang bertujuan untuk
mengamankan kekuatan pondasi tanah dasar. Jika pada suatu titik, material asli pondasi
terganggu, menjadi tidak teratur atau kepadatannya terganggu selama proses penggalian
berlangsung atau hal lainnya, harus
dilakukan pemadatan ulang, atau harus dibongkar dan di timbun kembali dengan material
alam atau beton yang memadai dengan biaya sendiri Kontraktor.
Bobot dan pembayaran dari penggalian untuk bangunan harus sesuai dengan bentuk dan
elevasi pada gambar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bobot untuk pembayaran
dari volume pekerjaan sebenarnya harus dilakukan berdasarkan gambaran bentuk dan
elevasi dari gambar desain, dan tidak ada pembayaran tambahan terhadap kelebihan atau
pembuangan hasil galian diluar dimensi yang ditetapkan kecuali bila galian dan
pembuangan tersebut berdasarkan perintah Direksi.
c. Tempat Penyimpanan dan Pembuangan untuk Hasil Galian
Sejauh dapat dilaksanakan, bila disetujui oleh Direksi, semua material yang
memungkinkan dari hasil galian saluran, drainase dan bangunan penunjang harus
digunakan untuk konstruksi permanen yang dibutuhkan pada Spesifikasi sebagai
timbunan tanah hasil galian dan timbunan
3B - 9
kembali.
Apabila memungkinkan, material yang sesuai untuk timbunan dan timbunan kembali
harus digali terpisah dari material yang akan dibuang dan material yang dipakai harus
dipisahkan berdasarkan beban selama pelakasanaan penggalian dan ditempatkan
langsung pada lokasi yang sudah direncanakan atau pada tempat penyimpanan dan
kemudian ditempatakan pada lokasi rencana yang disetujui oleh Direksi.
Material galian yang sesuai untuk timbunan atau timbunan kembali setelah pengeringan
tetapi masih terlalu basah untuk dipadatkan langsung, terlebih dahulu harus ditempatkan
pada tempat penyimpanan yang disetujui oleh Direksi. Apabila kadar airnya sudah
menurun sesuai yang diijinkan untuk ditempatkan sebagai timbunan, atau dengan
persetujuan terinci oleh Direksi, baru dapat ditempatkan sebagai timbunan.
Material galian yang tidak sesuai untuk digunakan kembali harus ditempatkan pada
daerah pembuangan yang disetujui oleh Direksi seperti yang tertera pada gambar atau
yang ditunjuk oleh Direksi. Kontraktor harus merapikan dan mengatur tanah kelebihan
galian dengan ketinggian maksimum 2 (dua) meter dan meratakannya sesuai persetujuan
Direksi. Kontraktor juga harus mejaga agar timbunan sisa galian tidak mengganggu jalur
air yang ada pada lokasi pembuangan dan harus menyelidiki setiap pengaturan yang
berhubungan dengan lapangan, baik terhadap yang dianjurkan Direksi ataupun badan
yang berwenang mengenai hal tersebut diatas.
3B - 10
2.4. Timbunan
a. Umum
Timbunan harus termasuk konstruksi semua timbunan untuk saluran dan jalan inspeksi,
timbunan kembali pada beberapa bagian pekerjaan dengan material yang sesuai yang
diperoleh dari galian saluran dan drainase.
Semua timbunan harus dibuat sesuai bentuk dan elevasi yang tertera pada gambar atau
dianjurkan oleh Direksi. Material untuk timbunan tidak boleh mengandung kotoran-
kotoran kecil, semak-semak, akar rumput, bongkahan dan segala hal yang bisa
membusuk.
b. Material
Semua material yang dibutuhkan untuk timbunan harus diperoleh dari hasil galian
saluran, drainase dan bangunan. Material yang memenuhi syarat untuk timbunan dari
hasil galian sepanjang saluran dan drainase harus dibedakan seperti yang tertera pada
gambar atau yang dianjurkan Direksi.
c. Penempatan dan Pemadatan
1) Tes Pemadatan
Sebelum melaksanakan pekerjaan penimbunan, Kontraktor harus mendemonstrasikan
kepada Direksi, hasil dan kemampuan alat dalam penyebaran dan pemadatan dengan
mengadakan pemadatan sekurang-kurangnya pada tiga (3) lapis tanah, yang mana dalam
percobaan tersebut harus mengacu pada standar pemadatan lapangan. Berdasarkan hasil
percobaan penimbunan, jenis dan jumlah peralatan untuk pemadatan, jumlah minimum
trip untuk pemadatan, dan ketebalan lapisan pada saat penyebaran dan setelah pemadatan
harus ditentukan, tersedianya hasil dari pemadatan bukan berarti Kontraktor terbebas dari
kewajibannya untuk menentukan tingkat kemampuan dari pemadatan sesuai dengan
Kontrak. Apabila terdapat beberapa jenis tanah yang berbeda pada saat pekerjaan
selanjutnya, maka percobaan lebih lanjut perlu diadakan.
Pada saat percobaan penimbunan dilaksanakan pada Penimbunan untuk bangunan
permanen, percobaan Penimbunan harus dihitung sebagai satu bagian pekerjaan apabila
Direksi merasa puas dengan uji coba dan pemeriksaan pekerjaan tersebut. Apabila uji
coba penimbunan tidak memuaskan Direksi, maka tanah tersebut harus dibongkar dari
3B - 11
tempat bangunan permanent dengan biaya sendiri Kontraktor. Tidak ada pembayaran
terpisah yang akan dilakukan untuk uji coba penimbunan pada lokasi yang lain.
2) Penempatan dan Pemadatan
Sebelum material untuk lapisan pertama timbunan disebarkan, pondasi untuk
timbunan harus dipersiapkan dan harus dibasahi atau dikeringkan dan dipadatkan dengan
cara yang akan dijabarkan kemudian.
Material yang harus ditumpuk pada lapisan mendatar dan ketebalan dari setiap lapisan
mendatar setelah pemadatan tidak boleh lebih dari 30 cm dalam hal apapun. Timbunan
tidak boleh diperlebar dengan material lepas yang ditumpahkan dari atas. Semua
gumpalan atau bongkahan dari lempung keras harus dipecah-pecah dengan alat yang
tepat dan kadar air dari material harus diperhatikan agar kondisi tanah timbunan
memenuhi syarat.
Ketika kondisi tanah sudah sesuai, maka tanah baru dapat dipadatkan dengan
menggunakan alat mekanik untuk pemadatan yang sudah disetujui berdasarkan uji coba
atau yang disetujui oleh Direksi. Pemadatan secara manual / manusia tidak diperbolehkan
kecuali disetujui Direksi. Pada saat timbunan akan dikerjakan dengan tanah galian
dengan menggunakan alat penggali dan pengantar, bagian yang baik dari tanah galian
harus diletakkan pada daerah dekat
timbunan yang tidak jauh dari air, dan material kasar diletakkan disisi luar lainnya dari
daerah timbunan, dan material yang diletakkan pada lapisan harus dipadatkan.
Pada saat akan dilaksanakan penempatan dan penyebaran yang mana material dibawa
langsung dari lokasi galian dengan tenaga manusia, atas persetujuan Direksi, material
harus dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat mekanik atau alat lain yang telah
disetujui. Pemadatan dengan tangan tidak diijinkan.
Berat jenis kering dari tanah yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari sembilan puluh
persen (90%) dari berat jenis maksimum laboratorium tes. Kemiringan timbunan setelah
dirapikan harus dipadatkan dengan alat pemadatan mekanik atau alat lain yang disetujui.
2.5. Timbunan Kembali
Timbunan kembali harus dilaksanakan seperti yang diperlihatkan pada gambar atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Timbunan kembali akan dilaksanakan dengan
menggunakan material hasil galian. Timbunana kembali harus dipadatkan lapis demi
3B - 12
lapis setiap 20 centimeter. Kecuali bila ditentukan, penempatan dan pemadatan dari
material timbunan kembali harus disesuaikan dengan kebutuhan yang dianjurkan
permukaan tanah, tumbuhan atau bahan organik lainnya tidak boleh termasuk sebagai
tanah timbunan kembali.Prioritas utama dalam menempatkan material timbunan kembali,
tempat yang berbatasan dengan bangunan harus bersih dari semua sisa-sisa bentuk
material dan pekerjaan sementara lainnya dan harus menjadi bahan utama persetujuan
Direksi. Bahan timbunan kembali harus ditempatkan dengan cara yang baik sehingga
dapat menjamin keamanan dalam pemadatan agar
tidak menyebabkan kerusakan pada bangunan yang sudah ada. Pemadatan daerah sekitas
bangunan harus dilaksanakan dengan menggunakan alat yang tepat.
Permukaan tanah dari material timbunan kembali harus dipadatkan sehingga pada
permukaannya menghasilkan celah yang cukup untuk fasilitas drainase; pada setiap
waktu, material timbunan kembali harus diberi air atau dikeringkan jika perlu, untuk
menjaga keabsahan kadar air untuk pemadatan seperti yang sudah ditentukan oleh
Direksi.
Kecuali ditentukan dengan spesifik oleh Direksi, material timbunan kembali baru dapat
ditempatkan dan dipadatkan empat belas (14) hari sesudah penempatan beton atau
pasangan batu.
Pemadatan untuk material timbunan kembali yang ditempatkan diatas bangunan beton,
tidak diijikan menggunakan pemadatan sistim getar apabila terletak kurang dari 50 (lima
puluh) cm diukur secara garis lurus dari permukaan beton tersebut, kecuali bila diijinkan
Direksi.
Pembobotan untuk pembayaran dari timbunan kembali harus dilakukan berdasarkan
jumlah material yang digunakan untuk memenuhi garis atau batasan yang ditentukan
pada gambar dan elevasi atau sesuai yang ditentukan Direksi. Pembayaran timbunan
kembali dilakukan berdasarkan harga satuan per meter kubik.
Harga satuan pada timbunan kembali sudah termasuk semua biaya yang dibutuhkan, baik
pengantaran dari lokasi galian, pemeliharaan pada saat pengantaran, pembuangan hasil
tanah galian yang tidak digunakan, transportasi material ketempat penyimpanan
sementara dan biaya peralatan untuk menempatkan material pada bangunan dengan
3B - 13
manual, pengadukan dan penggarukan (jika diperlukan), dan juga semua biaya yang
berhubungan dengan pekerjaan yang berhubungan.
3B - 14
a. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, produksi dalam
negeri dan sesuai dengan PBI – 1971, SNI-2, Kontraktor harus menyediakan contoh
semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor
dilapangan dan dari pabrik, atau Kontraktor harus menguji semennya menurut PBI 1971
(SNI-2).
Portland Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh
dipakai untuk campuran.
b. Pasir
Pasir harus diambil atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu
pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maximum terhadap lempung lanau dan debu tidak boleh lebih
dari 3% perbandingan berat.
c. Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Pasal standar Nasional Indonesia
SNI.
Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan diameter
maximum tergantung dari klas betonnya.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan
harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah yang terbaik.
Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi.
Disamping itu Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
PBI 1971 secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan kepada
Direksi setiap copy laporan test.
Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6 dan nilai tanah harus
kurang dari 15% apabila diuji menurut PBI 1971.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari sumber
yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar National Indonesia.
3B - 15
e. Zat Tambahan
Beton atau adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana ditentukan
tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain tanpa peretujuan Direksi, Kontraktor boleh
memakai zat pelambat untuk memudahkan persiapan pembuatan sambungan-sambungan,
sebagaimana susunannya zat pelambat dan cara pemakaiannya harus mendapat
persetujuan Direksi.
f. Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas panas
sesuai dengan PBI 1971.
Untuk tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi suatu hasil pemeriksaan dari laboratorium
yang disetujui oleh Direksi.
Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan, Kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan
pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana
kiriman itu dibuat.
Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang lapangan, jika dibutuhkan
oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari
kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batangan-batangan baja yang telah
bengkok, tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjaan tanpa persetujuan Direksi.
g. Penyimpanan Bahan-bahan Bangunan
Semua semen harus dikirim ketempat pekerjaan dalam karung yang ditandai, utuh dan
tertutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui. Semua semen harus disimpan
dalam gudang tidak terpengaruh dari cuaca. Lantai dari gudang dinaikkan diatas
permukaan tanah untuk mencegah pengisapan air Penyimpanan ditempat terbuka dapat
diijinkan pada pekerjaan kecil dengan penguasaan tertulis dari Direksi, Dalam hal mana
selalu harus ditempatkan diatas tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air
menurut persetujuan Direksi.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada jalan
masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian.
3B - 16
3B - 17
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan
belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya,
maka Direksi dapat memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan acuan dan
Kontraktor tidak boleh
menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk pembukaan acuan
harus menuntut daftar ini :
Muka sisi balok, lantai dan dinding 1 hari
Bagian bawah 21 hari
b. Perancah
Tiap-tiap cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah
distel. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan yang tidak
disokong kearah samping.
Bambu juga boleh digunakan untuk tiang perancah, asalkan dipikirkan terhadap stabilitas
terutama terhadap berat sendiri beton, serta beton - beton lain yang timbul selama
pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dll.
c. Pekerjaan Permukaan
Untuk penyelesaian permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana diuraikan
berikut :
1) Penyelesaian kasar
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian permukaan yang dicakar-cakar.
Permukaan beton yang diaci dengan penyelesaian kasar, harus teratur bebas dari tonjolan
tapi tetap agak kasar.
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar, harus
digaruk rata dengan lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton yang diacu dan
dengan penyelesaian kasar.
2) Penyelesaian halus
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakai papan kayu rata
Plywood atau pelat baja untuk acuan. Muka beton diacu diselesaikan dengan halus harus
bebas dari tanda-tanda kayu; lekuk-lekuk dan lain-lain kesalahan pemotongan.
3B - 18
Pola dari papan cetak harus teratur, muka beton yang diacu dengan penyelesian halus
harus digaruk kemudian digosok halus dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan
dengan mutu yang sama seperti yang diacu.
Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus dituntut untuk permukaan beton
yang tetap kelihatan.
Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok dengan halus dengan cetok baja
sampai halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok dengan penggosok / lepa
kayu sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak terjadi
timbulnya air dengan butiran halus dipermukaan. Muka beton tidak boleh diperbaiki
tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakannya.
Kecuali ditunjukkan pada gambar, maka sudut-sudut tajam harus dibuat tumpul dengan
ukuran 2 cm x 2 cm
3B - 19
Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton akan ditentukan /
diperbaiki selama pekerjaan berlangsung Kontraktor tidak merubah perbandingan
campuran beton atau sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari direksi.
b. Perbandingan Campuran
Kontraktor harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan klasnya
sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan perbandingan diatas harus sesuai
dengan petunjuk Standar Indonesia PBI 71, SNI, kecuali ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah disetujui
tanpa persetujuan dari Direksi lebih dahulu.
Persetujuan dari Direksi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan sebelum
Kontraktor mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya untuk tiap kelas
beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil percobaannya tentang mutu
pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan dan berat jenis kepada Direksi untuk
persetujuannya.
Kontraktor tidak boleh mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut
disetujui.
c. Campuran Percobaan (Trial Mixes)
3B - 20
Kontraktor harus membuat campuran percobaan untuk setiap klas beton dengan memakai
alat-alat yang sama yang akan dipakai dipekerjaan. Campuran percobaan akan diijinkan
bila kekuatan tekan dari uji kubus yang diambil dari tiap kelas beton memenuhi syarat-
syarat Spesifikasi untuk masing-masing kelas beton.
Pembuatan contoh dan pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI
PBI 1971.
d. Pengujian Beton
Kontraktor harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam Standar Nasional Indonesia, SNI, PBI 1971.
Kontraktor harus mengambil contoh beton untuk test kubus dari campuran bercobaan dan
dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat seperlunya dan
meyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk diadakan pengujiaan sesuai
diperintahkan.
Kubus harus dibuat dalam cetakan 15cmx15cmx15cm seperti disyaratkan dalam Standar
Nasional Indoensia, SNI, PBI 1971.
Kontraktor harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus - kubus uji
sepanjang tahan pengujian. Selama pengecoran Kontraktor harus selalu melakukan slump
Test pada saat memulai pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasarkan Standar
Nasional Indonesia, SNI, PBI 1971 kecuali ditentukan lain maka hasil test harus sesuai
Standar Nasional Indoensia, SNI, PBI 1971.
Kontraktor harus pasti bahwa untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-hasil
tersebut dalam satuan metrik. Kontraktor diwajibkan membuat laporan itu dengan format
yang disetujui Dieksi dan penyerahannya dilakukan dalam rangka tiga tidak lebih dari 3
hari setelah
pengetesan dilaksanakan.
Kontraktor harus juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan bahan-
bahan beton untuk mendapat persetujuan dari Direksi.
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tega dilapangan untuk melaksanakan
percobaan kubus, slump test dan juga alat pencatat temperatur.
e. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton
3B - 21
Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton dengan
perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan batuan, pasir
dan semen yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air
harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncanakan agar secara
otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan kedalam campuran. Dan
kemudian bahan-bahan beton K125 diijinkan dilakukan dengan tenaga manusia, maka
semen batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit tiga kali
sesudah air dicampur, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang
sama / merata.
Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan
untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan Direksi, sebelum alat pencampuran dan bahan-bahan ditempatkan.
f. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai ditempat penuangan, beton
masih merupakan mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan terjadi
penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Kontraktor
harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum
pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 1,5 m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m
untuk satu kali pengecoran.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dari beton adalah
pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan
kepadatan maximum.
Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi
tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang
tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.
g. Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran.Tempat
3B - 22
sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan
suhu sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan menurut Direksi
pelaksanaannya lebih praktis, maka Kontraktor harus mengatur rencana pelaksanaan
sedemikian rupa, sehingga sebelum beton baru dicorkan menyambung yang lama, beton
sudah berumur 4 minggu.
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan
yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat
dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan
jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang
baru dicor disamping beton yang sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan
dari batuan diatas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang
bersih serta bebas dari buih semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecualian harus tidak lebih
dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya
persetujuan lebih dahulu dari Direksi.
h. Beton Pracetak
Beton pracetak harus memenuhi semua ketentuan spesifikasi sejauh itu memungkinkan
setiap unit pracetak harus segera ditandai dengan tanggal cetakan yang tidak bisa hilang
dan acuan dibuka maka selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap beton.
i. Pembetonan Diatas Pemukaan Yang Tidak Kedap Air
Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air
sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air sebelum permukaan itu
ditutup atau kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi.
j. Pembetonan Dalam Yang Tidak Menguntungkan
Kontraktor tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa perlindungan, Kontraktor
harus menyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik matahari sebelum
pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35 derajat Celcius Kontraktor tidak boleh
mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan
kurang dari 35 Celcius misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar
terlindung dari matahari, atau menyemprot air pada bahan batuan dan acuan.
3B - 23
3B - 24
dapat mengembang dan menyesuaikan apabila terjadi pengembangan pada beton tanpa
menyebabkan terjadinya Deformasi. Celah pad bekisting harus diisi dengan dempul kaca
dan bekisting harus tidak tembus air untuk menjaga agar tidak keluarnya air dari beton.
Tetapi penggunaan alumunium foil tidak diijinkan.
Pembukaan (jika diperlukan) pada pengecekan bagian dalam bentuk dan pemindahan air
yang dipergunakan untuk pencucian akan diijinkan sehingga bentuk dapat dibuka dengan
mudah sebelum pengecoran beton.
Sebelum pengecoran beton, semua baut dan sejenisnya harus tepat pada posisinya, dan
alat-alat lain yang diperlukan untuk menutup lubang, membuka dan lain-lain, harus
terpasang baik.
Permukaan semua bekisting yang akan menempel pada beton harus dirawat dengan
minyak pelumas tanpa noda yang disetujui oleh Direksi.
Pelumas harus digunakan pada bekisting sebelum pemasangan dari penulangan dan cara
pelaksanaan harus diperhatikan dengan baik agar tulangan tidak bersentuhan dengan
pelumas. Sebelum memasukkan beton dan penggunaan pelumas, semua lapisan dalam
bekisting harus
sudah benar-benar bersih dan dibasahi.
Ketika bekisting dibuat dan disiapkan untuk pelaksanaan, maka Direksi akan melakukan
pemeriksaan dan tidak ada beton yang boleh dimasukkan sebelum mendapat ijin dari
Direksi. Untuk mencegah terjadinya keterlambatan, Kontraktor wajib memberitahukan
kepada Direksi secepatnya untuk mendapat persetujuan agar pekerjaan dapat
dilaksanankan.
Pekerjaan perancah sudah termasuk dalam pekerjaan ini, semua biaya untuk pekerjaan
perancah harus terhitung dalam perkerjaan Bekisting.
b. Pembongkaran Bekisting
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh apabila terjadi kelebihan waktu pada beton
untuk mencapai kekuatan yang diijinkan sebelum bekisting dibuka. Meskipun demikian,
bekisting tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan direksi, dan pada kasus manapun juga
paling tidak
3B - 25
setelah tiga (3) hari waktunya lewat, baru bekisting dapat dibuka.Sambungan pada
bekisting diharuskan dibuka dengan tidak menggunakan palu atau sejenisnya dan tanpa
mengganggu posisi dan kedudukan beton.
Potongan melintang dari setiap tulangan baja yang akan digunakan harus mempunyai
bentuk yang sama dan memiliki diameter yang spesifik pada setiap titik. Diameter rata-
rata tulangan yang akan dipilih secara acak dari setiap pengiriman yang memiliki
diameter yang sama yang akan diantarkan ke lapangan, tidak boleh memiliki perbedaan
diameter lebih atau kurang dari dua persen (2%). Tulangan harus bersih dari sisik, oli,
kotoran dan cacat produksi.
Apabila di minta oleh Direksi, Kontraktor harus menyerahkan tiga (3) buah fotocopy dari
brosur pabrik / lembaran spersifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan sebelum
pengiriman dilaksanakan, dan pemeriksaan dilapangan harus dilakukan oleh Direksi
berdasarkan spesifikasi dan berdasarkan brosur pabrik.
c. Daftar Bengkokan
Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan
spesifikasi, kebutuhan akan tulang yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar
bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Kontraktor harus memeriksa
dan diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang
3B - 26
yang berpengalaman. Batan dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi.
Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, SNI, PBI 1971
kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi.
Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi.
d. Pemasangan
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu
akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengan
adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-
tulangan
yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat peregangan dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu
beton yang akan dicor. Perenggang tulang dari besi beton dan kawat harus sepadan
dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
e. Selimut Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga
terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai
berikut :
Kelas Beton Jenis pekerjaan Selimut Minimum (mm)
K225 Pelat Beton Pracetak Pipa Beton 25
K175 Beton Bertulang Umumnya 40
3B - 27
3B - 28
3B - 29
Adukan harus dicampur sepenuhnya selama tidak kurang satu sampai satu setengah (1-
1.5) menit. Material yang sudah dicampuran yang dibiarkan dan tidak digunakan lebih
dari satu jam harus dibuang.
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pengadukan dan untuk penempatan harus merupakan
jenis yang disetujui dan memiliki kapasitas kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan.
e. Penempatan dan Perawatan Keras.
Penggunaan dari Adukan harus dilakukan oleh pekerja yang ahli dan mahir dalam cara
pengerjaannya. Perawatan hingga beton menjadi keras harus dilakukan berdasarkan
kebutuhan Perawatan dengan penyiraman air mulai dapat dilakukan tidak terus-menerus
setelah 10 hari atau di tentukan oleh Direksi..
3B - 30
Perbandingan adukan antara Semen PC dan pasir adalah satu banding tiga (1:3), yang
akan digunakan sebagai pengikat untuk setiap pekerjaan pasangan batu. Adukan semen
yang digunakan untuk pasangan batu keseluruhannya harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Pemasangan
Sebelum pemasangan batu, batu harus cukup basah. Batu untuk pasangan batu harus
diletakkan dengan tangan yang mana setiap batu harus sepenuhnya dikelilingi dengan
adukan semen.
Adukan semen yang dikategorikan disini adalah adukan semen untuk pengikat. Batu
harus diletakkan pas pada tempatnya dengan cara adukan semen harus menempel utuh
dengan adukan lainnya pada setiap pertemuan. Batu tersebut harus dipaksa masuk dan
menjadi tergabung dengan menggunakan palu besi dan batu yang terpecah harus diangkat
dan dibersihkan kemudian digunakan kembali dengan adukan yang baru.
3B - 31
harga satuan per meter kubik. Setiap harga satuan sudah termasuk biaya peralatan
tambahan, trasportasi, dan pemasangan batu, termasuk biaya pekerja, materal dan alat
berat. Pembayaran untuk persiapan pasir dan gravel dibayarkan terpisah.
3B - 32
Beberapa jenis Pelaporan yang harus dibuat oleh Konsultan Pengawasan Teknik
Pekerjaan Jasa Konsultansi setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun
dalam bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ukuran kertas masing-
masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan
sebagai berikut :
a. Program Mutu Kontrak = 5 Rangkap
b. Laporan Bulanan = 50 Rangkap
c. Laporan Manual OP = 5 Rangkap
d. Laporan Keselamatan Konstruksi = 5 Rangkap
e. Laporan Akhir (Final Report) = 5 Rangkap
3c - 1
4-1
Gagasan Baru
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Isinya :
4-2
Gagasan Baru
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
GAGASAN / INOVASI
Pengendalian Waktu
Di dalam pengendalian waktu ini dipakai sebagai Tool adalah rencana jadwak
pelaksanaan yang sudah disahkan baik berupa Baar Chart maupun berupa Net Work
Planing (NWP). Di samping itu sebagai pengendali urut-urutan kerja dipakai Flow Chart
pelaksanaan kerja dan perencanaan yang telah disetujui oleh proyek.
Pengendalian Biaya
Pengendalian Mutu
4-3
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Umum
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat
Kerja (PAK). Terkait pelaksanaan sebuah sistem keamanan (safety) pada proyek
konstruksi, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
mengembangkan sebuah standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
(K4) yang tertuang dalam Permen-PUPR No. 21/PRT/M/2019 yaitu
1. Keselamatan Keteknikan Konstruksi,
Merupakan keselamatan terhadap pemenuhan standar perencanaan,
perancangan, prosedur dan mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi, mutu
bahan, dan kelaikan peralatan
2. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3),
Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, termasuk tenaga kerja penyedia jasa,
subpenyedia jasa, pemasok, dan pihak lain yang diizinkan memasuki tempat
kerja konstruksi
3. Keselamatan Publik,
keselamatan masyarakat dan/atau pihak yang berada di lingkungan dan sekitar
tempat kerja yang terdampak Pekerjaan Konstruksi
4. Keselamatan Lingkungan.
Keselamatan lingkungan yang terdampak oleh Pekerjaan Konstruksi sebagai
upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kenyamanan lingkungan
terbangun sesuai peraturan perundang-undangan.
Terkait pembahasan penelitian yaitu standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019 adalah:
1. Hak tenaga kerja berupa perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa
Konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
2. Penjaminan dan perlindungan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK),
3. pencegahan penyebaran wabah penyakit dalam ligkungan kerja dan sekitarnya,
4. pencegahan dan penaggulangan HIV/AIDS,
E4 - 1
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berdasarka PP No. 50 Tahun 2012 adalah:
1. menigkatkan efektifitas perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi,
2. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau, serikat pekerja/buruh,
serta
3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktifitas.
E4 - 2
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
dalam PP No. 50 Tahun 2012. Sedangkan selaras dengan penerapannya pada bidang
konstruksi, pemerintah dalam UU No. 2 Tahun 2017 menyatakan bahwa Pemerintah
memiliki kewenangan dalam mengembangkan standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dengan
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh menteri terkait, dalam hal ini Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang tertuang dalam
Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019.
2. Peran Pengusaha
Peran Pengusaha dalam penerpan sebuah sistem keselamatan (safety) adalah
pengusaha wajib menerapkan sistem keamanan itu sendiri yang tertera dalam PP No.
50 Tahun 2012 dan Permen-PUPR No. 21/PRT/M/2019 dalam rangka pemenuhan
ketentuan yang tertera dalam UU No 13 Tahun 2003 dan UU No. 2 Tahun 2017.
Pada PP No.50 Tahun 2012 mengatakan bahwa Setiap perusahaan wajib menerpakan
SMK3 di perusahaannya. Sedangkan menurut Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019
menyatakan bahwa setiap pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan
jasa konstruksi harus menerapkan SMKK. Terkait dengan hal tersebut, dalam
Permen PUPR dalam menerapkan standar keamanan, kesehatan, keselamatan, dan
keberlanjutan harus memenuhi standar:
a. Keselamatan Keteknikan Konstruksi,
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
c. Keselamatan Lingkungan, dan d. Keselamatan Publik.
Terkait harus dilaksanakannya dua UU dari pemerintah tersebut, dalam
pelaksanaannya pengusaha seringkali melakukan integrasi agar pelaksanaan
penerapannya di lapangan dapat bekerja dengan efektif dan efisien.
3. Peran Tenaga Kerja
Peranan tenaga kerja dalam K3 di tempat kerja lebih spesifik dijelaskan dalam UU
No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja sebagai berikut.
a. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai
pengawas/keselamatan kerja.
b. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan.
c. Memenuhi dan menaati semua syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
diwajibkan.
E4 - 3
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 4
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 5
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 6
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
audit SMK3, penetapan kriteria audit per tingkat pencapaian penerapan, dan ketentuan
penilaian hasil audit SMK3 sebagai berikut.
1. Kriteria Audit SMK3 adalah:
a. pembangunan dan pemeliharaan komitmen,
b. strategi pendokumentasian,
c. peninjauan ulang desain dan kontrak,
d. pengendalian dokumen,
e. pembelian dan pengendalian produk,
f. keamanan bekerja berdasarkan SMK3,
g. standar peraturan,
h. pelaporan dan perbaikan,
i. pengelolaan material dan perpindahannya,
j. pengumpulan dan pengguna jasa,
k. audit SMK3, dan
l. pengembangan keterampilan dan kemampuan.
2. Penetapan Kriteria Audit Tiap Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3
Sesuai yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penetapan Kriteria Audit Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3 bahwa
pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan tingkatan penerapan SMK3 yang
terdiri dari 3 tingkatan, yaitu sebagai berikut ini.
a. Penilaian Tingkat Awal Sesuai Pedoman II Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2012 dilakukan Penilaian penerapan SMK3 terhadap 64 (enam puluh
empat) kriteria.
b. Penilaian Tingkat Transisi Sesuai Pedoman II Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2012 dilakukan Penilaian penerapan SMK3 terhadap 64 (seratus dua
puluh dua) kriteria.
c. Penilaian Tingkat Lanjutan Sesuai Pedoman II Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2012 dilakukan Penilaian penerapan SMK3 terhadap 166 (seratus
enam puluh enam) kriteria.
3. Ketentuan Penilaian Hasil Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
E4 - 7
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 8
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 9
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah peristiwa tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja, dalam rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai
sebab, yang mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang,
rusaknya harta milik perusahaan dan terjadinya gangguan usaha. Atau kecelakaan
yang dialami seorang karyawan semenjak ia meninggalkan rumah kediamannya
menuju ke tempat kerja, selama jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari
tempat kerja.
Teori Sebab Kecelakaan
Sebuah kejadian kecelakaan terdiri dari 5 (lima) komponen. Komponen tersebut
adalah:
1. Sumber dan Lingkungan Sosial (Ancestry and Social Environtment) Sumber dan
lingkungan sosial berasal dari ide bahwa perilaku ceroboh, perilaku keras kepala,
ketamakan dan sifat tidak diinginkan merupakan karakter yang mungkin saja
diperbolehkan selama melewati proses budaya. Sebagai tambahan, lingkungan
mungkin saja bisa mengembangkan sifat/karakter tidak diinginkan atau bisa saja
dicegah melalui pendidikan dan pelatihan. Budaya dan lingkungan, keduanya
dapat menyebabkan seseorang melakukan kesalahan.
2. Kesalahan Manusia (Fault of the Person) Kesalahan manusia tergantung kepada
budaya atau kesalahan-kesalahan seperti sifat ceroboh, perilaku kasar, rasa tegang,
rangsangan, ketidak pedulian, pengabaian pelatihan, dll, serta alasan pendekatan
konstitusional dalam melakukan perilaku tidak aman atau keberadaan bahaya-
bahaya mekanis dan fisik.
3. Perilaku Tidak Aman dan bahaya makanis atau fisik (Unsafe Acts and Mechanical
or Physical Hazard) Perilaku tidak aman atau kinerja pekerja, seperti berdiri
dibawah muatan tergantung, menyalakan mesin tanpa otoritas, bermain-main saat
bekerja, dan memindahkan alat pengaman. Bahaya mekanis dan fisik seperti
peralatan tanpa penlindung, titik operasi yang tidak dijaga, tidak adanya batas
pengamanan, dan pencahayaan yang tidak layak menyebabkan terjadinya
kecelakaan
4. Kecelakaan (Accident)
E4 - 10
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Kejadian kecelakaan seperti orang jatuh, terkena benda jatuh, dsb, merupakan
contoh kecelakaan yang dapat menyababkan cidera.
5. Cidera (Injuries)
Cidera seperti patah tulang merupakan hasil dari kecelakaan.
Penyebab Kecelakan
Beberapa faktor penyebab kecelakaan menurut Reese (2008) adalah sebagai berikut.
1. Penyebab langsung
Dalam melakukan analisis terperinci mengenai kecelakaan, memandang
bahwasanya pelepasan energi dan material berbahaya sebagai penyebab langsung.
Energi ataupun material berbahaya dipandang sebagai sebuah kekuatan yang dapat
menyebabkan terjadinya cidera ataupun kerusakan lainnya pada saat terjadinya
kontak. Sangat penting dalam mengidentifikasi terjadinya penyebab langsung.
Untuk mencegah terjadinya cidera, itu sering kali memungkinkan untuk dilakukan
desain ulang peralatan ataupun fasilitas dan menyediakan perlindungan
perseorangan dalam rangka melawan pelepasan energi ataupun pelepasan/kontak
terhadap material berbahaya. Berikut merupakan Sumber perantara penyebab
langsung terjadinya kecelakaan.
a. Sumber Energi
1) Mekanis berupa mesin, peralatan, kebisisngan, peledak, benda bergerak,
dan tekanan,
2) Elektrik berupa aliran listrik tanpa pelindung dan sumber bertegangan
tinggi,
3) Panas seperti kobaran api, permukaan yang panas, logam cair,
4) Kimia seperti bahan bersifat asam, bahan-bahan dasar, bensin, dan bahan
peledak, dan
5) Radiasi dari sinar laser, sinar x-ray, radiasi gelombang mikro, sumber
radiasi, dan radiasi dari kegiatan mengelas.
b. Material berbahaya
1) Gas terkompresi atau gas cair yang mudah terbakar atau pun yang tidak bisa
terbakar,
2) Material korosif,
E4 - 11
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
3) Material yang mudah terbakar yang bersifat padat, cair, atau gas,
4) Material beracun
5) Material yang teroksidasi, dan
6) Debu.
2. Penyebab Tidak Langsung
Perilaku tidak aman (kebiasaan) dan kondisi tidak aman meliputi penyebab tidak
langsung terjadinya kecelakaan. Penyebab tidak langsung ini dapat mengakibatkan
terjadinya cidera, kerusakan properti, dan kerusakan alat. Selanjutnya dapat
menyebabkan terjadinya energi dan material berbahaya menjadi terlepas. Perilaku
tidak aman dan kondisi tidak aman dapat menyebabkan terjadinya kondisi tidak
aman ataupun sebaliknya. Berikut penyebab tidak langsung terjadinya kecelakaan.
a. Perilaku tidak aman meliputi:
1) kegagalan dalam mengingatkan rekan kerja atau untuk mengamankan
peralatan,
2) mengabaikan kerusakan perlengkapan/perlatan,
3) pengangkatan yang tidak benar,
4) posisi bekerja yang tidak benar,
5) penggunaan alat yang tidak benar berupa penggunaan dalam kecepatan
yang berlebihan, penggunaan peralatan rusak, penggunaan alat gerak yang
sedang dalam perawatan,
6) pengoperasian alat tanpa otoritas,
7) bermain-main dalam bekerja,
8) membuat piranti keamanan tidak bisa beroperasi,
9) penyalah gunaan obat,
10) penggunaan alkohol, \
11) pelanggaran terhadap peraturan keamanan dan kesehatan, dan
12) tidak menggunakan APD yang telah disetujui.
b. Kondisi tidak aman seperti:
1) area kerja yang berjejal,
2) peralatan atau mesin yang rusak,
3) penyimpanan bahan peledak atau material berbahaya yang tidak benar
4) pencahayaan yang buruk,
E4 - 12
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 13
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 14
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
baru dan mengikuti standar yang berlaku. Alat Pelindung Diri (APD) dijelaskan sebagai
berikut.
1. Helm Pelindung (Safety Helmet) Dalam Permen PUPR No. 21/PRT/M 2019,
Helm Pelindung (Safety Helmet) memiliki Standar warna helm yang dipergunakan
dengan ketentuan dijelaskan dalam Tabel 3.3 berikut
Tabel 3. 3 Ketentuan Penggunaan Helm pada Proyek
No Pemakai Ketentuan
1 Tamu warna putih polos
2 Tim:
a. Pelaksana warna putih polos
dilengkapi dengan 1 strip (8
mm)
b. Kepala pelaksana konstruksi warna putih polos
dilengkapi dengan 2 strip (2
x 8 mm)
c. Kepala pekerjaan konstruksi warna putih polos
dilengkapi dengan 3 strip
berukuran @ 8mm, dan 1
strip 15 mm di bagian
paling atas
3 Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi warna merah
4 Pekerja pada Unit kerja Sipil warna kuning
5 Pekerja pada Unit Kerja Mekanikal Elektrikal (ME) warna biru
6 Pekerja pada Unit Kerja Lingkungan warna hijau
Ketentuan lainnya adalah apabila ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan
depan pelindung kepala. Berikut merupakan gambar dari Helm Pelindung (safety
helmet).
2. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles) Reese dan Eidons (2006), menyatakan
bahwa apabila risiko potensial terhadap cidera mata ada, yang berasal dari mesin
atau operasi, perlindungan mata dan wajah harus disediakan. Perlindungan mata
dan wajah harus melindungi pekerja dengan:
a. perlindungan melawan bahaya yang memadai,
E4 - 15
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 16
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 17
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 18
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 19
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
10) melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang
positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara.
2. Identifikasi Potensi Bahaya Covid-19 di Lapangan
a. Satgas Pencegahan Covid-19 berkoordinasi dengan Satgas
Penanggulangan Covid-19 Kementerian PUPR untuk menentukan:
1) Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran
penyebaran Covid-19 di daerah yang bersangkutan,
2) Kesesuaian Fasilitas Kesehatan di lapangan dengan protokol
penanganan Covid-19 yang dikeluarkan oleh Pemerintah, dan
3) Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi:
1) Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran,
2) Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP), atau
3) Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/Kepala Daerah telah
mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara
akibat keadaan kahar.
Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar,
c. Apabila harus menghentikan penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sebagaimana di maksud huruf b, dilakukan sesuai ketentuan pada
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Instruksi
Menteri,
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan
urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan
dampak sosial dan ekonomi dari Covid-19, maka Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan:
1) Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, dan
2) Melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 dengan disiplin tinggi
dan dilaporkan secara berkala oleh Satgas Pencegahan Covid-19.
E4 - 20
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 21
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 22
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 23
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 24
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 25
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 26
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
e. Bagian dari RKK dan harus disampaikan oleh Penyedia Jasa dalam
dokumen penawaran.
4. Biaya Penerapan SMKK
Paling sedikit mencakup:
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
b. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
c. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
d. Asuransi dan perizinan
e. Personel Keselamatan Konstruksi
f. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
g. Rambu- rambu yang diperlukan
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi
i. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko
Keselamatan Konstruksi
5. Perincian Biaya Penerapan SMKK
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), antara lain:
- Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
- Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
- Penyiapan formulir.
2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain:
- Induksi Keselamatan Konstruki (Safety Induction);
- Pengarahan Keselamatan Konstruki (Safety Briefing);
- Pertemuan mengenai keselamatan Keselamatan Konstruki (Safety
Meeting, Safety Talk, dan/atau Tool Box Meeting);
- Pelatihan Keselamatan Konstruki;
- Sosialisasi HIV/AIDS;
- Simulasi Keselamatan Konstruki;
- Spanduk (banner);
- Poster; dan
- Papan informasi K3.
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD), meliputi:
APK antara lain:
E4 - 27
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 28
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 29
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 30
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 31
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Keterangan:
1. Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam tabel, disesuaikan dengan jenis
pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan;
2. PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan;
3. Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh
pengguna jasa yang dituangkan pada dokumen tender;
4. Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi
dilaksanakan untuk pekerjaan segmentasi pemaketan menengah dan besar,
sedangkan untuk pemaketan
5. segmentasi kecil dilaksanakan apabila diperlukan.
Keterangan pengisian Biaya Penerapan SMKK
1. Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam tabel, disesuaikan dengan jenis
pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan;
2. PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan;
3. Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh
pengguna jasa yang dituangkan pada dokumen tender;
4. Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi dilaksanakan
untuk pekerjaan risiko keselamatan konstruksi besar dan sedang, sedangkan
untuk pekerjaan risiko keselamatan konstruksi kecil dilaksanakan apabila
diperlukan;
5. Terlampir tabel kualifikasi Ahli K3 Konstruksi dan Petugas Keselamatan
Konstruksi pada tingkat risiko keselamatan konstruksi.
6. Jumlah Ahli K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi dalam UKK pada
Pekerjaan Konstruksi sebagai berikut:
- Risiko keselamatan konstruksi kecil, memiliki perbandingan antara jumlah
Ahli K3 Konstruksi / Petugas Keselamatan Konstruksi dengan jumlah tenaga
kerja konstruksi 1:60, dengan jumlah minimal 1 (satu) Petugas Keselamatan
Konstruksi dalam tiap Pekerjaan konstruksi.
E4 - 32
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 33
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 34
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 35
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Keparahan
Kekerapan 1 2 3 4 5 Keterangan
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
E4 - 36
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
F H O
P H O Ma sa Pe me liharaan
Periode Akhir
Pe rm in taa n Sera h
Pekerjaan K on tr ak
Terima Pertama
Selesai 100%
Pekerjaan Pembayaran Pekerjaan
Permintaan
Berita Acara P H O (95% dari Ko nt rak , 5%
Serah Ter ima
Penyedia ke P P K J a m i n a n Pemeliharaan
Akhir P eke rjaan
Penyedia k e P P K
Pelaksanaan PP K da n Penyedia
Pem erik s aa n
Pekerja an P elaksanaan Berita Acara F H O
Pemeriksaan
PP K Pengawas Pem eli h araa n P e m b ay a r a n /
Pem eli h araan P e ng e m b a l i an J a m i n a n
Pekerjaan Peke rjaan
(Fungsi) P e m e l ih ar a a n
P e nye dia PPK/Personil
PPK PP K k e Penyedia
Perbaikan Tid ak
C ek Ya Ya
Pekerjaan C ek
Kontraktor P e m e r ik s aa n
A dm i n i s tr a t i f H as il
Pe k e r j aan
P A / KP A PPHP
B e r it a A c a r a S e r a h
T e r i m a Pe k e r jaa n
ke PA / KPA
PP K da n PPHP
E4 - 37
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 38
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
- Subkomite
- Sekretariat
Tugas Komite Keselamatan Konstruksi:
- Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Pekerjaan Konstruksi yang diperkirakan
memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi besar;
- Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi;
- Memberikan saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada Menteri berdasarkan
hasil pemantauan dan evaluasi Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan
Konstruksi besar dan/atau investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka
mewujudkan Keselamatan Konstruksi; dan
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
E4 - 39
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
E4 - 40
Organisasi Personil
Supervisi Pembangunan Embung Air Baku Sebayar
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
keterangan di atas, tidak dipelukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Risik
Tingkat o Pekerjaan
E4 - 41