Anda di halaman 1dari 143

BAGIAN - A

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

A. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN


1. UMUM

Perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN pada awal didirikan


pada Tahun 2006 merupakan inisiatif dari beberapa kelompok pengajar
yang bergerak dalam bidang biro jasa penelitian dalam rangka
menyingkapi prospek pembangunan dibidang keteknikan dan penelitian
untuk menjawab tantangan era globalisasi pasca penyediaan tenaga kerja
menjelang pasar bebas AFTA, CAFTA, APEK dan lainnya.

Dinamika pembangunan saat ini merupakan dedikasi utama untuk


mengoptimalkan sumberdaya manusia yang siap pakai dan handal,
sehingga berpengaruh signifikan terhadap proses manajemen
perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN. Paradigma tersebut
memberikan citra tersendiri khususnya dalam rangka menjalin
kerjasama guna menghasilkan produk jasa layanan konsultansi yang
maksimal serta layanan jasa profesionalisme dan keahlian dalam
menangani program pembangunan nasional, regional dan lokal dengan
kualifikasi jasa usaha non kecil (Gred 2).

Visi PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN dalam memberikan layanan


jasa konsultansi adalah:

“PROFESIONALISME DALAM BIDANG TATA LINGKUNGAN, SIPIL DAN


ARSITEKTUR”.

Segala bentuk hasil produk/pekerjaan layanan jasa konsultansi yang


kami hasilkan akan berkiblat pada mutu dan kualitas untuk memuaskan
para relasi dan pemberi kerja.

1
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
2. PROFIL PERUSAHAAN

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN merupakan Konsultan Perencana,


Manajemen dan Pengawasan Pembangunan yang sejak berdirinya
senantiasa mendapat kepercayaan dari berbagai kalangan baik
pemerintah provinsi, kabupaten/kota maupun pihak swasta.

Kiprahnya yang selalu peduli terhadap upaya-upaya pemerintah dalam


rangka mempercepat laju pembangunan Kawasan Timur Indonesia
khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Hingga saat ini
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN senantiasa mendapat kepercayaan
dari pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah
kabupaten/kota antara lain, Dinas Tata Ruang dan Permukiman dalam
menangani berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
perencanaan khususnya yang terkait dengan Tata Ruang dan
permukiman meliputi kegiatan; penyusunan Rencana Tata Ruang, RTBL,
RPJP dan RPJM, penyiapan KASIBA/LISIBA dan pendampingan
pemberdayaan masyarakat perumahan swadaya murni dan
pemberdayaan masyarakat perumahan swadaya melalui fasilitas
perbankan serta proyek AMDAL.

Bahkan sampai saat ini PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN merupakan


salah konsultan di Sulawesi Selatan yang telah bergabung menjadi
Partner Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penanganan proyek NUSSP
melalui bantuan dana ADB.

Selain itu PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN, juga telah berkiprah


di seluruh Kabupaten/Kota hingga ke Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah
dan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak awal didirikan dan hingga saat ini
telah memberikan jasa layanan konsultansi berbagai macam pekerjaan,
mulai dari kegiatan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi,
Pemberdayaan Masyarakat, pengembangan Kawasan Kota dan Wilayah,
Bidang Perikanan dan Kelautan, Tata Ruang, Kehutanan dan
Pengawasan Teknik serta AMDAL dan UKL/UPL.

2
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Demi kedekatan pelayanan dan tuntutan para user/pengguna jasa
dibeberapa daerah, sampai saat ini PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
telah mengembangkan dan menjalin hubungan yang baik demi
pembangunan indonesia yang adil dan merata khususnya
di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

3. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Lingkup pekerjaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN sejak didirikan


pada dasarnya difokuskan pada usaha layanan jasa konsultansi
pembangunan meliputi; Bidang Tata Lingkungan, Sipil, Arsitektur dan
kegiatan usaha jasa konsultansi non konstruksi antara lain; penelitian
dan pemberdayaan masyarakat dan studi AMDAL. Struktur organisasi
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN dijelaskan pada skema berikut.

3
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
STRUKTUR ORGANISASI PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

DIREKTUR

ADM. KEUANGAN

PEMBUKUAN

DEVISI DEVISI STUDI DEVISI DEVISI PENGAWASAN DEVISI


PENELITIAN & MANAJEMEN KELAYAKAN PERENCANAAN TEKNIK AMDAL

 Jalan / Jembatan  Jalan / Jembatan


 Bangunan Cipta  Bangunan Cipta Karya
Karya  Irigasi
 Irigasi  Instansi
 Kota dan Wilayah  Mesin-Mesin
 Landscape  Perpipaan
 Interior  Sarana & Prasarana
 Kehutanan Transportasi

ESTIMATOR/DOKUMEN

DUKUMENTASI/ARSIP

4
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
B. DAFTAR PENGALAMAN KERJA 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
Pengalaman perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN sejak didirikan pada Tahun 2006, khususnya pada bidang
Arsitektur dan Tata Lingkungan jasa perencanaan urban dapat dilihat pada tabel berikut.

Bidang/Su Pemberi Tugas/Pengguna Jasa Kontrak Tanggal Selesai


Nama Paket
No b Bidang Lokasi Alamat/ No.Kontrak/ Nilai Kontrak
Pekerjaan Nama Kontrak B.A. Serah Terima
Pekerjaan Telepon Tanggal (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. TAHUN 2013
Bidang
Penyusunan RTBL
Tata Dinas PU Kab. 031/Pan/11/8/20 12 Agust
1 Kawasan Aeng Toa Kab. Takalar Kab. Takalar 347.500.000 Des 2013
Lingkunga Takalar 13 2013
Kab. Takalar
n
Kementerian
PU Bidang
Penyusunan
Cipta Karya Komp. PU
Ranperda Bidang 21/K/PBLSS/201 30 Maret
2 Kab. Takalar (Satker Baddoka 337.196.000 Oktober 2013
Bangunan Gedung Arsitektur 3 2013
Penataan Makassar
Kab. Maros
Bangunan &
Lingkungan
Penyusunan
Kajian Bidang
Perencanaan Tata Bappeda Kab. 027/7064/Bapped 28 Agustus
3. Kab. Takalar Kab. Takalar 148.555.000 Desember 2013
Pengembangan Lingkunga Takalar a/ 2013 2013
Wisata Sanrobengi n
Kab. Takalar
Penyusunan
rencana detail Bidang
kawasan pantai Tata Bappeda Kab. 022/7023/Bapped 23 Agustus
4 Kab. Takalar Kab. Takalar 90.000.000 Desember 2013
Galesong Utara Lingkunga Takalar a/ 2013 2013
Kabupaten n
Takalar
B. TAHUN 2012
Kementerian
PU Bidang
Penyusunan
Cipta Karya Komp. PU
Ranperda Bidang 19/K/PBLSS/201 25 April
1 Kab. Takalar (Satker Baddoka 343.890.000 Nopember 2012
Bangunan Gedung Arsitektur 2 2012
Penataan Makassar
Kab. Takalar
Bangunan &
Lingkungan

1
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Penyusunan
Rencana Detail
Tata
Tata Ruang Kota Bappeda Kab. 021/Kontrak//VII
2 Lingkunga Kab. Bolmog Kota Lolak 392.500.000,- Agust 2012 Nop. 2012
Voigan Kabupaten Bomong /2012
n
Bolaang
Mangondow
Penyusunan RTBL
Tata
Kawasan Kota Bappeda Kota 018/Kont//PP/VII
3 Lingkunga Kota Mobangu 439.450.000,- Juli 2012 Nop. 2012
Perkantoran Kota Mobangu Mobangu /2012
n
Mobangu
C. TAHUN 2011
Kementerian
PU Bidang
Penyusunan
Cipta Karya Komp. PU
Ranperda Bidang Kab. Toraja 19/K/PBLSS/201
1 (Satker Baddoka 343.890.000 27 Mei 2011 Oktober 2011
Bangunan Gedung Arsitektur Utara 1
Penataan Makassar
Kab. Toraja Utara
Bangunan &
Lingkungan
Kementerian
PU Bidang
Penyusunan
Cipta Karya Komp. PU
Ranperda Bidang 18/K/PBLSS/201
2 Kab. Pinrang (Satker Baddoka 336.160.000 27 Mei 2011 Oktober 2011
Bangunan Gedung Arsitektur 1
Penataan Makassar
Kab. Pinrang
Bangunan &
Lingkungan
Kementerian
Perencanaan
Pekerjaan
Teknis, Tata
Umum Bidang 12/Kontrak/PPLP
3 Manajemen Lingkunga Kab. Majene Kab. Mamuju 381.106.000 27 Mei 2011 22 Nopember 2011
PU Cipta /V/2011
Persampahan dan n
Karya SATKER
DED Kab. Majene
PPLP Sulbar
Penyusunan
Rencana Tata Bidang Dinas Tata
Jl. Urip
Bangunan dan Tata Kota Ruang dan 12/Kontrak/PPLP Oktober
4 Sumoharjo 320.000.000 Desember 2011
Lingkungan Lingkunga Makassar Bangunan /V/2011 2011
Makassar
(RTBL) Kec. n Kota Makassar
Panakkukang
Penyusunan
Rencana Tata
Bangunan dan Bidang Dinas Tata
Lingkungan Tata Ruang & 12/Kontrak/PPLP September
5 Kab. Polman Kab. Polman 148.800.000 Desember 2011
(RTBL) Kawasan Lingkunga Permukiman /V/2011 2011
Perdagangan Kota n Kab. Polman
Polewali Kab.
Polman

2
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Penyusunan
Kajian Potensi Kota Bappeda Kota 027/1527/Bapped 18 Maret
6 Kota Parepare 88.975.000 18 Juni 2011
Ekonomi KAPET Parepare Parepare a/18-03-2011 2011
Parepare
Kajian Daya Saing
Unggulan
027/7064/Bapped
Pengembangan
7 a/31 Oktober 49.000.000 31 Juli 2011 31 Oktober 2011
Ekonomi Daerah
2011

Rencana Teknis
Tata Ruang Tata
Kab. Boven Kota Batu II/101/RTR/Bapp
8 Kawasan Kota Lingkunga Bappeda 685.000.000 Juli 2011 Desember 2011
Digol Merah eda/2011
Tanah Merah n
Kab. Bopen Digol
D. TAHUN 2010
Penyusunan
Peraturan Dinas Tata
001/3/SPMK-
Bangunan Bidang Ruang, Jln. A. Yani 16 Desember
1 Kota Unaaha Kontrak/VI/2010 321.5400.000. 16 Desember 2010
Setempat (PBS) Arsitektur Permukiman & No. 23 Unaaha 2010
18 Juni 2010
Kota Unaaha Kab. Kebersihan
Konawe
Tata
Penyusunan Jl.
Lingkunga Dinas Tata
Rencana Tata Lamaddukelle 602.1/242.1/TRK
2 n Kab. Wajo Ruang & 73.500.000 07 Mei 2010 September 2010
Ruang Wilayah ng No. 1 P Tgl 7 Mei 2010
Perencanaa Kebersihan
(RTRW) Kab. Wajo Sengkang
n Urban
Tata
Penyusunan Jl.
Lingkunga Dinas 1/DPU-
Master Plan Tumanurung
3 n Kab. Gowa Pekerjaan GW/KONT- 119.350.000 15 Juni 2010 13 Oktober 2010
Drainase Kota No. 2
Perencanaa Umum PMPD/VI/2010
Sungguminasa Sungguminasa
n Urban
Pemetaan Kondisi
Tata
Jalan dan
Lingkunga Dinas Tata 04/KPBJ/SP/PP/
Drainase Kawasan Jl. Bougenville 19 Oktober
4 n Kab. Maros Ruang & DTRP- 74.000.000 19 Juli 2010
perumahan dan Maros Masyarakat2010
Perencanaa Perumahan DAU/VII/2010
Permukiman Kota
n Urban
Kab. Maros
Studi
Tata
Pengembangan Kantor
Lingkunga
Pengelolaan Lingkungan 240/A.7/KLDH/VI
5 n Kab. Majene Kab. Majene 172.535.000 30 Juli 2010 26 Nop. 2010
Lingkungan Hidup Kab. I/2010
Perencanaa
Terpadu Berbasis Majene
n Urban
Masyarakat

3
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Bidang
Nomor :
Pendampingan Sipil Dinas Tata
620/10/WAS-
6 Fisik Tradisional Jasa Bulukumba Ruang & SulSel 79.500.000,- Juni 2010 Des 2010
SPB/DPUK-
Kab. Bulukumba Inspeksi Permukiman
BM/VI/2010
Teknis
Pengawasan Bidang
Nomor :
Teknis Sipil
620/10/WAS-
7 Peningkatan Jalan Jasa Soppeng Dinas PU Soppeng 43.500.000,- Agust 2010 Des 2010
SPB/DPUK-
Ruas Kab Mamuju Inspeksi
BM/VI/2010
) Teknis
E. TAHUN 2009
Penyusunan
Ranperda
Dinas 027/Kontrak/PU/
Bangunan Gedung Bidang Jln. Pendidkan 08 Desember
1 Kota Weda Pekerjaan VII/2010 342.320.000 08 Desember 2010
Kota Weda Kab. Arsitektur No. 1 2010
Umum 08 Juli 2010
Halmahera
Tengah
Penyusunan
Rencana Tata
Pembangunan dan Lingkunga Jl. Pettarani 056/365/Bangki
Kab. Dinas Tarkim
2 Pengembangan n No. 91, m 97.845.000 17 Juni 2009 16 Juni 2009
Pangkep Prov. Sulsel
Perumahan di Perencanaa Makassar 19 Maret 2009
Daerah Kab. n Urban
Pangkep
Tata
Penyusunan Jl.
Lingkunga Dinas Tata
Rencana Tata Lamaddukelle 602.1/638/TRKP 25 Desember
3 n Kab. Wajo Ruang & 273.790.000 20 Desember 2009
Ruang Wilayah ng No. 1 14 Oktober 2009 2009
Perencanaa Kebersihan
(RTRW) Kab. Wajo Sengkang
n Urban
Tata
Penyusunan Data Lingkunga Dinas Tata 03/KPJK/DTRP-
Jl. Bougenville 05 Agustus
4 Base Rumah n Kab. Maros Ruang & DAU/IV/09 14 59.500.000 02 Agustus 2009
Maros 2009
Tidak Layak Huni Perencanaa Perumahan April 2009
n Urban
Bidang
Pengawasan Nomor :
Sipil
Teknis 620/19/WAS-
5 Jasa Kab.Luwu Dinas pu Kab.Mamuju 43.500.000 Agust 2009 Des 2009
Peningkatan Jalan SPB/DPUK-
Inspeksi
Ruas Kab Mamuju BM/VIII/2009
Teknis
F. TAHUN 2008
Penyusunan Tata Badan
Jl. Syech
Strategi Lingkunga Kabupaten Perencanaan 050/245 25 Oktober
1 Yusuf No. 02 79.620000 25 Oktober 2008
Penanggulangan n Takalar Pembangunan J1/VIII/2008 2008
takalar
Kemiskinan Perencanaa Daerah Kab.

4
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Daerah n Urban Takalar
(SKPD)
Rencana Detail
Tata Dinas
Tata Ruang Laut, 935/DTPK2P-
Lingkunga Perikanan dan Kec. Samboja
Pesisir dan Pulau Kab. Kutai 1/009/2008 25 Nopember
2 n Kelautan Prov, Kab. Kutai 218.600.000,- 25 Nopember 2008
– Pulau Kecil Kec. Kartanegara 8 Mei 2008 s/d 3 2008
Perencanaa Kalimatan Kartanegara
Samboja Kab. Desember 2008
n Urban Timur
Kutai Kartanegara
Penyusunan
Tata
Rencana Tata
Lingkunga Nomor : 23/SP/K-
Ruang Kawasan Kab. Bappeda Kab. 07 Desember
3 n Kab.Konawe DAK/V/2008 124.750.000,- 07 Desember 2008
Perkotaan Ibukota Konawe Konawe 2008
Perencanaa 07 Mei 2008
Kec. Tongauna
n Urban
Kab. Konawe
Pengadaan Jasa
Tata
Pelatihan
Lingkunga Dinas 020.b/Kontrak/V/
Intensifikasi Kab. Luwu Kab. Luwu 10 Agustus
4 n Trnasmigrasi 2008 89.950.000 10 Desember 2008
Lahan Pekarangan Timur Timur 2008
Perencanaa Prov. SulSel 22 Mei 2008
UPT Mahalona
n Urban
Kab. Luwu Timur
Bidang
032/17/22/SPMK
Arsitektur Dinas Jln.
-
Pengawasan Jasa Kota Pekerjaan Simpurusiag 12 Desember
5 Kontrak/DPU/200 17.892.000.00 12 Desember 2008
supervise Teknis Teknis Pra Masamba Umum Kab. No. 27 2008
8
Desain Luwu Timur Masamba
15 September
Arsitektur
Perencanaan Bidang
teknis Arsitektur Dinas
610/01a/KPA-
Pembangunan Jasa Kab. Kesejatraan Jln. Station No 15 Maret
6 DPU-AIR/2008 25.7000.000 15 Maret 2008
tanggul tembok Teknis Pra Mamuju umum Kab 17 Mamuju 2008
20 Februari 2008
Penahan kab. Desain Mamuju
mamuju Arsitektur
Pengawasan Bidang
Pembangunan Arsitektur Jln. Ahmad 020.b/Kotrak/V/2
Provinsi Bappeda Sul- 10 Agustus
7 Rumah Jabatan Jasa Yani No. 01 008 89.500.000 10 Agustus 2008
Sulbar bar 2008
DPRD kab. Sul- Teknis Pra Sul-Bar 22 Mei 2008
Bar Desain
Bidang
Nomor :
Perencanaan Arsitektur Dinas Tata
Jl Jendral 01/KONT-
Teknis Jasa Kab. Ruang & 27 Maret
8 Sudirman No. PTPS/TARKIM/III 95.000.000 27 Mei 2008
Pembangunan Teknis Pra Luwu Permukiman 2007
10 Belopo /2007 Tanggal 27
Sumur Air Tanah Desain Kab.Luwu
Maret 2007
Arsitektur
Perencanaan Bidang Dinas Tata Jl Jendral Nomor :
9 Kab.Luwu 11.500.000 23 Feb 2007 23 Maret 2008
Teknis Arsitektur Ruang & Sudirman No. 001/SPP/TARKIM

5
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Pembangunan Jasa Permukiman 10 Belopo /BATAS
Batas kota Belopa Teknis Pra KOTA/II/2007
Sebelah Selatan Desain
Arsitektur
Supervisi/Pengaw
asan Fasilitas
Pembangunan Bidang Nomor :
Prasarana dan Sipil Dinas Tata 001/SPB/TRP/SU
10 Sarana Jasa Kab.Luwu Ruang & Kab.Luwu PERVISI- 20.000.000 17 Nov 2008 15 Nov 2008
Permukiman Inspeksi Permukiman NUSSP/IX/2008
Berbasis Teknis 8 September 2008
Masyarakat
(NUSSP)
Pengawasan
Bidang
Teknis Nomor :
Sipil Dinas PU dan
Peningkatan Jalan 620/10/WAS-
11 Jasa Kab.mamuju Kipraswil Kab.Mamuju 66.250.000 18 Juni 2008 18 Oct 2008
Ruas Jl. Tobadak SPB/DPUK-
Inspeksi Kab.Mamuju
II – III – IV Kab BM/VI/2008
Teknis
Mamuju
Pengawasan
Teknis
Peningkatan Jalan Bidang
Nomor :
Lapen Ruas Sipil Dinas PU dan
620/19/WAS-
12 Jl.Dalam Kota Jasa Kab.Mamuju Kipraswil Kab.Mamuju 59.300.000 18 Juni 2008 18 Oct 2008
SPB/DPUK-
Pangale dan Inspeksi Kab.Mamuju
BM/VI/2008
Jl.Negara Dato Teknis
(lanjutan)
Kab.Mamuju
G. TAHUN 2007
Tata
Penyusunan dan
Lingkunga
Analisis Data Badan Nomor : 06/KONT
n
/informasi Lingkungan PPK.BLHD/IX/20
1 Perencanaa Kota Palopo Kota Palopo 132.500.000 12 Des 2007 12 Des 2007
pengolahan ruang Hidup Kota 07
n Urban/
terbuka Hijau Palopo 28 Sep 2007
Arsitektur
Kota Palopo.
Lanskape
Penyusunan Bidang Nomor :
Dinas Tata
Rencana Tindak Tata 002/SPP/PPTK-
2 Kab.Luwu Ruang & Kab.Luwu 119.250.000 12 Feb 2007 12 Juni 2007
Komunitas (CAP) Lingkunga TRP/NUSSP/II/20
Permukiman
Salupareman n 07
Tata Nomor :
Penyusunan
Lingkunga 050/04/RTRW/K
Rencana Tata Kab. Bappeda Kab. 5 Nopember
3 n Kab.Konawe ONT/BAPPEDA/V 435.850.000 5 Nopember 2007
Ruang Wilayah Konawe Konawe 2007
Perencanaa /2007
Kab. Konawe
n Urban 07 Mei 2007

6
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Penyusunan
Rencana Tata Tata Nomor :
Dinas Tata
Ruang Kawasan Lingkunga 003/KONT-
Kab. Ruang &
4 Perkotaan Ibukota n Kab.Luwu RTRK/TARKIM/II/ 94.500.000 12 Juni 2007 12 Juni 2007
Luwu Permukiman
Kecamatan Perencanaa 2007
Kab.Luwu
Walenrang Timur n Urban 12 Feb.2007
Kab.Luwu
Pengawasan Bidang
Nomor :
Penimbunan Sipil Dinas Tata
002/SPP/PPTK-
5 halaman Kantor Jasa Kab.Luwu Ruang & Kab.Luwu 4.000.000 7 Mei 2007 7 Jul 2007
TRP/SUPERVISI/
Camat Kamanre Inspeksi Permukiman
V/2007
dan Rumah Adat Teknis
Bidang
Pengawasn Teknis
Sipil Dinas PU & Nomor :
Jaringan Irigasi
6 Jasa Kab.Mamuju Praswil Kab. Kab. Mamuju 06/SPP/PPTK- 17.5560.000 09 Juli 2007 24 Okt 2007
Kec. Tappalang
Inspeksi Mamuju DPUK/VII/2007
Kab. Mamuju
Teknis
H. TAHUN 2006
Tata Dinas Tata
Penyusunan
Lingkunga Ruang Dan Jl. Jend 001/SPP/TRP/MP 12
Masterplan
1 n Kota Belopo Permukiman Sudirman No. D/VI/2006 120.500.00 September 12 September 2006
Drainase Kota
Perencanaa Kab. Luwu 10 Belopa 1 Juli 2006 2006
Belopa
n Teknis timur
Penyusunan
Tata Dinas Tata
rencana detail
Lingkunga Ruang Dan Jl. Jend 003/SPP/TRP/KD 3
Tata Ruang
2 n Kiab. Luwu Permukiman Sudirman No. TW/VI/2006 142.3000.00 Seoptember 3 Seoptember 2006
kawasan Wisata
Perencanaa Kab. Luwu 10 Belopa 5 Juli 2006 2006
Buntu Matabing
n Urban timur
Kab. Luwu

7
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
C. DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS, 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

PENGGUNA JASA MITRA


NO NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN PERIODE ORANG BULAN NILAI KONTRAK
/SUMBER DANA KERJA
1 2 3 4 5 6 7 8

Kementerian PU
Bidang Cipta Karya
Penyusunan Ranperda Bangunan
1 (Satker Penataan Bidang Arsitektur 05 April 2012 42 MM 322.562.000 -
Gedung Kab. Maros
Bangunan &
Lingkungan

Dinas pekerjaan
Penyusunan RTBL Aeng Toa Kab.
2 Umum Kab. Bidang Arsitektur 12 Agust 2013 42 MM 347.500.000 -
Takalar
Takalar.

Badan Perencanaan
pembangunan Penyusunan Rencana Detail Tata
3 Bidang Tata Lingkungan 23 Agust 2013 30 MM 90.000.000 -
Daerah Kab. Ruang Pesisir Galut
Takalar

Badan Perencanaan
Penyusunan Kajian Perencanaan
pembangunan
4 Pengembangan Wisata Sanrobengi Kab. Bidang Tata Lingkungan 28 Agust 2013 30 MM 148.000.000 -
Daerah Kab.
Takalar
Takalar

BAPPEDA Kab.
Penyusunan RDTR Kota Poigar Kab.
5 Bolaang Tata Lingkungan Agustus 2012 30 MM 392.500.000 -
Bolaang Mongondow
Mongondow

Kementerian PU
Bidang Cipta Karya
Penyusunan Ranperda Bangunan
6 (Satker Penataan Bidang Arsitektur 27 Mei 2011 42 MM 343.890.000 -
Gedung Kab. Toraja Utara
Bangunan &
Lingkungan

Kementerian PU
Bidang Cipta Karya Penyusunan Ranperda Bangunan
7 Bidang Arsitektur 27 Mei 2011 42 MM 336.160.000 -
(Satker Penataan Gedung Kab. Pinrang
Bangunan &

8
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum
Perencanaan Teknis, Manajemen
8 Bidang PU Cipta Tata Lingkungan 27 Mei 2011 48 MM 381.106.000 -
Persampahan dan DED Kab. Majene
Karya SATKER
PPLP Sulbar
Dinas Tata Ruang Penyusunan Rencana Tata Bangunan
9 dan Bangunan Kota dan Lingkungan (RTBL) Kec. Bidang Tata Lingkungan Oktober 2011 42 MM 320.000.000 -
Makassar Panakkukang
Dinas Tata Ruang & Penyusunan Rencana Tata Bangunan
10 Permukiman Kab. dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Bidang Tata Lingkungan September 2011 28 MM 148.800.000 -
Polman Perdagangan Kota Polewali Kab. Polman
Bappeda Kota Penyusunan Kajian Potensi Ekonomi
11 18 Maret 2011 20 MM 88.975.000 -
Parepare KAPET Parepare
Bappeda Kab. Kajian Daya Saing Unggulan
12 31 Juli 2011 49.000.000 -
Bolmong Pengembangan Ekonomi Daerah
Rencana Teknis Tata Ruang Kawasan
13 Kab. Bopen Digol Tata Lingkungan Juli 2011 56 MM 685.000.000 -
Kota Batu Merah Kab. Bopen Digol
Dinas Tata Ruang,
Permukiman dan Penyusunan Peraturan Bangunan
14 Tata Lingkungan Juni 2010 48 MM 321.540.000 -
Kebersihan Kab. Setempat (PBS)
Konawe

Dinas Pekerjaan Penyusunan Master Plan Drainase Kota


15 Bidang Arsitektur Juni 2010 30 MM 119.350.000 -
Umum kab. Gowa Sungguminasa

Dinas Tata Ruang Pemetaan Kondisi Jalan dan Drainase


16 dan Perumahan Kawasan Perumahan dan Permukiman Tata Lingkungan Juli 2010 20 MM 74.000.000 -
Kab. Maros Kota Kab. Maros.

Dinas Tataa Ruang,


Penyusunan Rencana Tata Ruang
17 Kebersihan dan Bidang Arsitektur Mei 2010 20 MM 73.500.000 -
Wilayah (RTRW) Kab. Wajo (Lanjutan)
Pasar

Penyusunan Rencana Pembangunan


Dinas Tarkim Prov. Tata Lingkungan
18 dan Pengembangan Perumahan di Maret 2009 26 MM 97.845.000 -
Sulsel Perencanaan Urban
Daerah Kab. Pangkep

Dinas Tata Ruang


Penyusunan Rencana Tata Ruang Tata Lingkungan
19 kebersihan & Pasar Mei 2009 48 MM 273.790.000 -
Wilayah Kab. Wajo Perencanaan Urban
Kab. wajo

9
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Dinas Tata Ruang
Penyusunan Rencana Tata Ruang Tata Lingkungan
20 kab. 16Mamuju Juni 2009 30 MM 147.790.000,- -
Ibukota Kecamatan di Mamuju Utara Perencanaan Urban
Utara

Dinas tata Ruang


Penyusunan Data Base Rumah Tidak Tata Lingkungan
21 dan Perumahan April 2009 12 MM 59.500.000 -
Layak Huni Perencanaan Urban
Kab. Maros

Badan Perencanaan Penyusunan Strategi Penanggulangan


Pembangunan Kemiskinan Daerah Tata Lingkungan
22 Agustus 2008 18 MM 79.620000 -
Daerah Kab. Perencanaan Urban
Takalar (SKPD)

Dinas Perikanan Rencana Detail Tata Ruang Laut, Pesisir


Tata Lingkungan Mei – Desemberr
23 dan Kelautan Prov, dan Pulau – Pulau Kecil Kec. Samboja 28 MM 218.600.000,- -
Perencanaan Urban 2008
Kalimatan Timur Kab. Kutai Kartanegara

Bappeda Kab. Penyusunan Rencana Tata Ruang


Tata Lingkungan Mei 2008 124.750.000,-
24 Kawasan Perkotaan Ibukota Kec. 24 MM -
Konawe Prov. Sultra Perencanaan Urban
Tongauna Kab. Konawe

Dinas Trnasmigrasi Pengadaan Jasa Pelatihan Intensifikasi


Tata Lingkungan Mei 2008 89.950.000
25 Lahan Pekarangan UPT Mahalona Kab. 20 MM -
Prov. Sul-Sel Perencanaan Urban
Luwu Timur

Bappeda Kab. Penyusunan Rencana Tata Ruang Tata Lingkungan


26 Mei 2007 34 MM 435.850.000 -
Konawe Wilayah Kab. Konawe Perencanaan Urban

Dinas Tata Ruang & Penyusunan Rencana Tata Ruang


Permukiman Kawasan Perkotaan Ibukota Tata Lingkungan Pebruari 2007 94.500.000
27 14 MM -
Perencanaan Urban
Kab.Luwu Kecamatan Walenrang Timur Kab.Luwu

Penyusunan dan Analisis Data


Badan Lingkungan Tata Lingkungan
28 /informasi pengolahan ruang terbuka September 2007 24 MM 132.500.000 -
Hidup Kota Palopo Perencanaan Urban
Hijau Kota Palopo.

Perencanaan Rencana Tindak


Dinas Tata Ruang
Komunitas/Community Action Plan Tata Lingkungan
29 Dan Permukiman Pebruari 2007 18 MM 119.250.000 -
(CAP) Desa Salu Paremang Perencanaan Urban
Kab.Luwu
Kec.Kamanre

10
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
Dinas Tata Ruang
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Tata Lingkungan
30 Dan Permukiman Juli 2006 15 MM 120.500.00 -
Belopa Perencanaan Urban
Kab. Luwu timur

Dinas Tata Ruang Penyusunan rencana detail Tata Ruang


Tata Lingkungan
31 Dan Permukiman kawasan Wisata Buntu Matabing Kab. Juli 2006 10 MM 42.3000.00 -
Perencanaan Urban
Kab. Luwu timur Luwu

11
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
D. URAIAN PENGALAMAN KERJA 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan)
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Maros
3. Nilai Kontrak : Rp. 322.562.000
4. Nomor Kontrak : 21/K/PBLSS/2013
5 Periode : 30 Maret 2013
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Bangunan 1
b. Ahli Teknik PWK Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat rumusan konsep karakteristik, potensi dan permasalahan terkait kondisi bangunan
c. Merumuskan naskah akdemik berisi materi teknis dan draft renperda BG

12
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan RDTR Kawasan Pesisir Galut
2. Lokasi Proyek : Kab. Takalar
3. Nilai Kontrak : Rp. 90.000.000
4. Nomor Kontrak : 021/Kontrak/VIII/2013
5 Periode : Agusutus 2013
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan pada Bagian Wilayah Perkotaan (BWP)
c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

13
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan RTBL Aeng Toa Kab. Takalar
2. Lokasi Proyek : Kab. Takalar
3. Nilai Kontrak : Rp. 347.500.000
4. Nomor Kontrak : 031/Pan/11/8/2013
5 Periode : Agusutus 2013
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan pada Bagian Wilayah Perkotaan (BWP)
c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

14
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan Wisata Sanrobengi Kab. Takalar
2. Lokasi Proyek : Kab. Takalar
3. Nilai Kontrak : Rp. 148.555.000
4. Nomor Kontrak : 027/7064/Bappeda/ 2013
5 Periode : Agusutus 2013
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan
c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

15
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan)
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Takalar
3. Nilai Kontrak : Rp. 322.562.000
4. Nomor Kontrak : 19/K/PBLSS/ 2012
5 Periode : 05 April 2012
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Bangunan 1
b. Ahli Teknik PWK Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat rumusan konsep karakteristik, potensi dan permasalahan terkait kondisi bangunan
c. Merumuskan naskah akdemik berisi materi teknis dan draft renperda BG

16
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan RDTR Kota Poigar Kab. Bolmong
2. Lokasi Proyek : Kota Poigar, Kabupaten Bolmong
3. Nilai Kontrak : Rp. 392.500.000
4. Nomor Kontrak : 021/Kontrak/VIII/2012
5 Periode : Agusutus 2012
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan pada Bagian Wilayah Perkotaan (BWP)
c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

17
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Toraja Utara
3. Nilai Kontrak : Rp. 343.890.000
4. Nomor Kontrak : 19/K/PBLSS/ 2011
5 Periode : 27 Mei 2011
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

18
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Pinrang
3. Nilai Kontrak : Rp. 336.160.000
4. Nomor Kontrak : 18/K/PBLSS/2011
5 Periode : 27 Mei 2011
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

19
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Kementerian Pekerjaan Umum Bidang PU Cipta Karya SATKER PPLP Sulbar
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Polewali Mandar
3. Nilai Kontrak : Rp. 381.106.000
4. Nomor Kontrak : 12/Kontrak/PPLP/V/2011
5 Periode : 27 Mei 2011
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

20
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar
2. Lokasi Proyek : Kota Makassar
3. Nilai Kontrak : Rp. 320.000.000
4. Nomor Kontrak : 09/SPMK/DTB-MKS/X/2011
5 Periode : Oktober 2011
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

21
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang & Permukiman Kab. Polman
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Polewali Mandar
3. Nilai Kontrak : Rp. 148.800.000
4. Nomor Kontrak : 14/Kontrak/DTRP/IX/2011
5 Periode : September 2011
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

22
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Bappeda Kota Parepare
2. Lokasi Proyek : Kota Parepre
3. Nilai Kontrak : Rp. 88.975.000
4. Nomor Kontrak : 027/1527/Bappeda/18-03-2011
5 Periode : 18 Maret 2011
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

23
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Bappeda Kab. Bopen Digol
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Bopen Digol
3. Nilai Kontrak : Rp. 685.000.000
4. Nomor Kontrak : II/101/RTR/Bappeda/2011
5 Periode : Juli 2011
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

24
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang, Permukiman & Kebersihan
2. Lokasi Proyek : Kota Unaaha
3. Nilai Kontrak : Rp. 321.5400.000
4. Nomor Kontrak : 001/3/SPMK-Kontrak/VI/2010, 18 Juni 2010
5 Periode : 18 Juni 2010
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

25
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum
2. Lokasi Proyek : Kota Weda
3. Nilai Kontrak : Rp. 342.320.000
4. Nomor Kontrak : 027/Kontrak/PU/VII/2010, 08 Juli 2010
5 Periode : 08 Juli 2010
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

26
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kabupaten Maros
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Maros
3. Nilai Kontrak : Rp. 74.000.000
4. Nomor Kontrak : 04/SPMK/SP/DTRP-DAU/VII/2010
5 Periode : Juli 2010
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

27
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Wajo (lanjutan)
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Wajo
3. Nilai Kontrak : Rp. 73.500.000
4. Nomor Kontrak : 602.1/242.1/TRKP
5 Periode : Mei 2010
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

28
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Wajo
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Wajo
3. Nilai Kontrak : Rp. 273.790.000,-
4. Nomor Kontrak : 602.1/638/TRKP
5 Periode : Okt 2009 - Desember 2009
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

29
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Pangkep
3. Nilai Kontrak : Rp. 97.845.000,-
4. Nomor Kontrak : 056/365/Bangkim
5 Periode : 19 Maret 2009 – 16 Juni 2009
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
d. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

30
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Ibukota Kecamatan di Mamuju Utara
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Mamuju Utara
3. Nilai Kontrak : Rp. 147.790.000,-
4. Nomor Kontrak : 602.1/638/TRKP
5 Periode : Juni 2009 - Desember 2009
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

31
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa :
Penyusunan Data Base Rumah Tidak Layak Huni
2. Lokasi Proyek :
Kabupaten Maros
3. Nilai Kontrak :
Rp. 59.500.000,-
4. Nomor Kontrak :
03/KPJK/SP/DTRP-DAU/IV/09
5 Periode : 14 april 2009 – 05 Agustus 2009
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
c. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

32
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SKPD)
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Takalar
3. Nilai Kontrak : Rp. 79.620.000,-
4. Nomor Kontrak : 050/245 J1/VIII/2008
5 Periode : Mei 2008 - Agustus 2008
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
c. Ahli Sosial Pemberdayaan 1
Uraian Pekerjaan :
a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan
b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan
c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

33
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Konawe
2. Lokasi Proyek : Kab. Konawe
3. Nilai Kontrak : Rp. 435.850.000,-
4. Nomor Kontrak : Nomor : 050/04/RTRW/KONT/BAPPEDA/V/2007
5 Periode : Mei 2007-Desember 2007
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -. OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan :
a. Merekomendasi struktur tata ruang kawasan perkotaan
b. Membuat analisis tapak kawasan perencanaan
c. Menghitung kebutuhan prasarana dan sarana kawasan perencanaan
d. Membuat data atribut dan peta digitasi kawasan perencanaan
e. Melaksanakan sosialisasi dan membuat kajian social budaya penduduk
f. Menghitung kelayakan ekonomi kota
g. Merumuskan kajian rona awal lingkungan dan kemungkinan dampak penting yang ditimbulkan pasca konstruksi
h. Membuat RANPERDA tentang RTRKP

34
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Walenrang Timur Kab.Luwu
2. Lokasi Proyek : Kecamatan Walenrang Timur Kab.Luwu
3. Nilai Kontrak : Rp. 94.500.000,-
4. Nomor Kontrak : Nomor : 003/KONT-RTRK/TARKIM/II/2007 12 Feb.2007
5 Periode : Februari 2007-Juni 2007
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -. OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli GIS GIS 1
e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1
Uraian Pekerjaan :
a. Merekomendasi struktur tata ruang kawasan perkotaan
b. Membuat analisis tapak kawasan perencanaan
c. Menghitung kebutuhan prasarana dan sarana kawasan perencanaan
d. Membuat data atribut dan peta digitasi kawasan perencanaan
e. Melaksanakan sosialisasi dan membuat kajian social budaya penduduk
f. Menghitung kelayakan ekonomi kota
g. Merumuskan kajian rona awal lingkungan dan kemungkinan dampak penting yang ditimbulkan pasca konstruksi
h. Membuat RANPERDA tentang RTRKP

35
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan dan Analisis Data /informasi pengolahan ruang terbuka Hijau Kota Palopo
2. Lokasi Proyek : Kota Palopo
3. Nilai Kontrak : Rp. 132.500.000,-
4. Nomor Kontrak : Nomor : 06/KONT PPK.BLHD/IX/2007 28 Sep 2007
5 Periode : September 2007-Desember 2007
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -. OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
Uraian Pekerjaan :
a. Merekomendasikan model untuk taman kota
b. Merencanakan model dan bentuk arsitektur taman kota
c. Menghitung RAB taman kota untuk implementasi

36
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna jasa : Perencanaan Rencana Tindak Komunitas/Community Action Plan (CAP) Desa Salu Paremang Kec.Kamanre
2. Lokasi Proyek : Kecamatan Kamanre Kab. Luwu
3. Nilai Kontrak : Rp. 119.250.000,-
4. Nomor Kontrak : Nomor : 002/KONT TRP/CAP-NUSSP/II/2006 12 Feb 2007
5 Periode : Februari 2007-Juni 2007
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -. OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota 1
b. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
c. Ahli Arsitektur Design Arsitektur 1
d. Ahli Sosial Kelembagaan 1
e. Ahli Ekonomi Finansial dan Manajemen 1
Uraian Pekerjaan :
a. Merekomendasikan struktur tata ruang kawasan perencanaan
b. Menghitung komponen biaya dan struktur bangunan
c. Membuat design berdasarkan hasil rembug warga masyarakat
d. Membuat kajian sosial budaya masyarakat
e. Membuat analisis kelayakan investasi

37
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan Masterplan Drainase Kota Belopa
2. Lokasi Proyek : Kab. Luwu
3. Nilai Kontrak : Rp. 120.500.00,-
4. Nomor Kontrak : 001/SPP/TRP/MPD/VI/2006 1 Juli 2006
5 Periode : Juli 2006-September 2006
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB
Tenaga Ahli Indonesia – OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencananaan Kota 1
b. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
c. Ahli Arsitektur Arsitektur 1
d. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
e. Ahli Sosial Kelembagaan 1
f. Ahli Drainase Drainase 1
Uraian Pekerjaan :
a. Merumuskan program-program pembangunan system drainase perkotaan
b. Merencanakan sistem drainase perkotaan
c. Membuat design sistem drainase perkotaan
d. Menyusunan rona awal lingkungan
e. Membuat kelembagaan untuk pengelolaan sistem drainase perkotaan
f. Merekomendasikan sistem dan pemodelan drainase untuk kawasan perkotaan

38
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
1. Pengguna Jasa : Penyusunan rencana detail Tata Ruang kawasan Wisata Buntu Matabing Kab. Luwu
2. Lokasi Proyek : Kabupaten Luwu
3. Nilai Kontrak : Rp. 141.000.00,-
4. Nomor Kontrak : 003/SPP/TRP/KDTW/VI/2006 5 Juli 2006
5 Periode : Juli 2006-September 2006
6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :
Alamat :-
Negara Asal :-
7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB
Tenaga Ahli Indonesia - OB
8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)
Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) -.OB -.OB
b. (nama perusahaan) -.OB -.OB
c. (nama perusahaan) -.OB -.OB
d. (nama perusahaan) -.OB -.OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat :
Posisi : Keahlian Jumlah Orang
a. Team Leader Perencanaan Kota dan Wilayah 1
b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1
c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1
d. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1
e. Ahli Sosial Kelembagaan 1
f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1
Uraian Pekerjaan :
a. Merekomendasikan struktur tata ruang kawasan perencanaan berdasarkan segmentasi kawasan
b. Membuat design Tata Ruang Kawasan Wisata
c. Membuat analisis rona awal lingkungan
d. Melaksanakan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat sekitar kawasan perencanaan
e. Membuat analisis kelayakan investasi

39
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

BAGIAN - B
TANGGAPAN DAN SARAN
TERHADAP KAK & PERSONIL/
FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pasal 5 menyatakan bahwa pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan,
pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam memanfaatkan
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta proses alamiah secara
berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil dari perencanaan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terdiri atas Rencana Strategis,
Rencana Zonasi, Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi. Pasal 7 ayat 3 undang-
undang tersebut mengamanatkan bahwa pemerintah daerah wajib menyusun
semua rencana sebagaimana dimaksud sesuai dengan kewenangan masing-
masing.

Rencana yang memuat arahan pemanfaatan sumberdaya di Wilayah


Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi adalah RZWP-3-K Provinsi. Rencana zonasi
tersebut menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Wilayah
Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Sedangkan untuk norma, standar, dan pedomannya diatur dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER. 16/MEN/2008
tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Dalam rangka penyusunan RZWP-3-K Kab/Kota serta mengacu pada


kebijakan tersebut di atas, maka perlu disusun pedoman penyusunan RZWP-3-K
Kab/Kota. Pedoman ini merupakan acuan bagi semua pihak terkait, baik kalangan
pemerintah, swasta maupun masyarakat pada umumnya dalam rangka
menyusunan RZWP-3-K Kab/Kota.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Sebagai Undang Undang No. 27 Tahun 2007 pasal 7 ayat 1, sebagaimana


telah diubah menjadi UU No, 1 2014. menyatakan bahwa perencanaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau Kecil terdiri dari empat tahapan: (i) Rencana Strategis
(RS); (ii) Rencana Zonasi (RZ); (iii) Rencana Pengelolaan (RP); dan (iv) Rencana
Aksi Pengelolaan (RAP). Dalam rangka memastikan pembangunan berkelanjutan
di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil maka, diamanatkan agar pemerintah
daerah wajib menyusun semua rencana pengelolaan tersebut sesuai dengan
kewenangan masing-masing.

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K)


merupakan arahan pemanfaatan sumberdaya di WP3K. Perencanaan RZWP-3-K
disusun melalui pendekatan keterpaduan, yaitu dengan mengintegrasikan
kebijakan dengan perencanaan berbagai sektor pemerintahan secara horizontal
dan secara vertikal antara pemerintah dan pemerintah daerah dan
mengintegrasikan ekosistem darat dengan ekosistem laut berdasarkan masukan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kota Palopo terletak di antara 20 53’ 15” – 30 04’ 08” Lintang Selatan dan
1200 03’ 10” – 1200 14’ 34” Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Luwu, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja Utara. Kota Palopo juga memiliki 1
(satu) pulau kecil yaitu Pulau Libukang. Secara umum, luas wilayah Kota Palopo ±
258,13 km2 dengan panjang garis pantai ± 24 km2 dan memiliki luas laut ± 177
km2. Secara administrasi pemerintahan terdiri dari 9 wilayah kecamatan dan 48
kelurahan.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka Pemerintah Kota Palopo dalam hal ini
khususnya Dinas Kelautan dan perikanan pada Tahun Anggaran 2014
melaksanakan kegiatan Penyusunan Dokumen Awal Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil di Kota Palopo sebagai tahap pertama, pada tahap
selanjutnya akan dilakukan tindak lanjut penyusunan RZWP-3-K.

Tanggapan dan pemahaman:

Tim konsultan memahami dasar pertimbangan pemerintah Kota Palopo


dalam mengambil kebijakan untuk penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo yang merupakan salah satu arahan kebijakan
strategis pemerintah daerah dalam peningkatan kawasan khususnya kawasan
pesisir. Pentingnya kebijakan ini tidak lain untuk peningkatan pemanfaatan dan
pengendalian ruang-ruang dalam lingkup pesisir selain itu penting juga untuk
pemberdayaan masyarakat pesisir dengan memanfaatkan sumberdaya pesisir
sebagai salah satu potensi dari lingkup perencanaan.

Pemahaman tim juga menanggapi kemajuan dan pertumbuhan serta


perkembangan kota Palopo yang merupakan pusat ibukota yang mengalami
peningkatan secara pesat. Sehingga dampak perkembangan perkotaan terimbas
diwilayah-wilayah hinterland terutama di wilayah pesisir. Hal ini menjadi strategi
pemerintah dalam penataan ruang kawasan pesisir. Lokasi strategis ini mampu
mendorong Kawasan pesisir Palopo menjadi salah satu kota pesisir dengan
pertimbangan lingkungan dan berkelanjutan di Kota Palopo.

Untuk itu dari pemahaman latar belakang dan maksud tujuan


pembangunan kawasan kota dan wilayah di Kota Palopo dengan adanya
penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo
ini maka pemerintah daerah Kota Palopo dapat melakukan 3 aspek penting dalam
perencanaan ruang yaitu perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu : Tersusunnya
Dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo
Tanggapan dan pemahaman:
Tim konsultan memahami dari penyusunan Zonasi kawasan pesisir ini
merupakan dasar pemikiran dari adanya UU kawasan pesisir dan mengambil
point penting yakni menciptakan kawasan pesisir yang harmonisasi antara
kepentingan pembangunan ekonomi dengan pelestarian sumberdaya pesisir,
mewujudkan keterpaduan pembangunan di wilayah pesisir dengan wilayah
daratannya, dan mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kab/kota
dengan wilayah sekitarnya.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

2. Sasaran
Adapun Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
a. Tersusunnya Laporan pendahuluan, fakta analisis dan laporan akhir
RZWP3K Kota Palopo.
b. Tersusunnya 12 (dua belas) dataset baik spasial maupun nonspasial, yang
terdiri dari :
1) Data Dasar
a. Terestrial
b. Bathimetri
2) BData Spasial dan Non SpasialTematik
a. Geologi dan Geomorfologi
b. Oseanografi
c. Penggunaan Lahan dan Status Lahan
d. Pemanfaatan Wilayah Dasar
e. Kesesuaian Lahan/Perairan dan Sumber Daya Air
f. Ekosistem Pesisir dan Sumber Daya Ikan
g. Infrastruktur
h. Demografi dan Sosial
i. Ekonomi Wilayah
j. Resiko Bencana dan Pencemaran.

Tanggapan dan Pemahaman:

Tim konsultan memahami pentingnya sasaran penyusunan dokumen ini dan


terpenting adalah tim konsultan memahami kewajiban konsultan untuk
menyelesaikan sesuai dengan keluaran yang telah diamanahkan oleh panitia
pengadaan dan terutama pemerintah Kota Palopo.

C. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

Lokasi kegiatan adalah Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dan wilayah perairan
sejauh 1/3 wilayah perairan Propinsi atau 4 mil, yang mencakup 5 (lima)
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

kecamatan pesisir yaitu Kec. Wara Selatan, Wara Timur, Wara Utara, Bara dan
Telluwanua.

Tanggapan dan Pemahaman:

Lingkup wilayah perencanaan yang merupakan kawasan pesisir palopo ini akan
dikoordinasikan kembali oleh tim konsultan kepada tim teknis penyusunan
Rencana Zonasi pesisir palopo ini dalam hal batasan wilayah pesisir dalam hal ini
batas deliniasi kawasan perencanaan apakah berdasarkan batasan administrasi
atau batasan lainnya. Proses koordinasi tersebut akan disampaikan pada saat
kegiatan konsultasi publik laporan pendahuluan.

D. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN

TENAGA AHLI

Posisi Kualifikasi Jumlah OB


Tenaga Ahli
1. Ahli Pengelolaan Sumberdaya Pesisir S2 Perikanan/Kelautan 1
(Team Leader)
2. Ahli Perikanan S1 Perikanan 1
3. Ahli Kelautan S1 Kelautan 1
4. Ahli social Ekonomi S1 Sosial/Ekonomi 1
5. Ahli Oceanografi S1 Oseanografi 1
6. Ahli GIS dan Pengindraan Jauh S1 Geografi 1
Asisten Tenaga Ahli
1. Asisten Tenaga Perikanan/Kelautan S1 Perikanan/Kelautan 1
2. Asisten Ahli GIS S1 Geografi 1
3. Enemurator SMA/Sederajat 2
Tenaga Pendukung
1. Tenaga Selam Sertifikat B (3 orang) 3
2. Tenaga Survey D3/S1 Perikanan 2
3. Tenaga Administrasi D3 Administrasi 1

Tanggapan dan pemahaman:

Tim konsultan memahami cukup jelas klasifikasi tenaga ahli dan


menyediakan tenaga ahli sesuai klasifikasi tenaga ahli, keahlian dan pengalaman
kerja di bidang masing-masing yang telah ditentukan dan berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja. Namun untuk beberapa kualifikasi seperti tenaga oceanografi dapat
menggunakan kualifikasi S1 Kelautan/Perikanan, Ahli GIS juga agar
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

dipertimbangkan dapat menggunakan tenaga Geodesi ataupun Geologi selama


menguasai teknik pemetaan dan bersertifikat GIS.

E. METODOLOGI

Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota


Palopo pada hakekatnya merupakan suatu proses penyusunan tahapan-tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur kepentingan didalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya pesisir yang ada dalam rangka
menigkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dalam suatu lingkungan wilayah
atau daerah dalam jangka waktu tertentu. Secara umum langkah-langkah
penyusunan Zonasi Plan Pesisir adalah :

Langkah pertama : Pembentukan Kelompok Kerja

Langkah kedua : Pengumpulan Data

Langkah ketiga : Survey Lapangan

Langkah keempat : Penyusunan Dokumen Awal

Langkah kelima : Konsultasi Publik

Langkah keenam : Penyusunan Dokumen Draft Akhir

Langkah ketujuh : Konsultasi Publik

Langkah kedelapan : Penyusunan Dokumen Akhir

Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota


Palopo adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur kepentingan didalamnya, guna pemanfataan dan
pengalokasian sumberdaya pesisir yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah Kota Palopo dalam jangka
waktu tertentu. Secara umum langkah-langkah penyusunan Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo meliputi beberapa tahapan
diantaranya proses persiapan yang mencakup diskusi tim dan identifikasi dan
penyusunan kerja, pengumpulan informasi dan data pendukung termasuk data
biofisik dan sosial kemasyarakatan.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data awal tentang
isu, permasalahan, potensi, pemanfaatan ruang, dan pemanfaatan
sumberdaya laut, pesisir dilokasi perencanaan yang digunakan sebagai
data awal dalam membuat peta dasar, peta tematik dan peta rencana
kerja.
2) Survey Lapangan
Survey lapangan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data sekunder
dan primer yang belum tersedia dalam rangka penyusunan catalog
informasi sumberdaya (sumberdaya alam. Sumberdaya fisik/buatan,
sumberdaya sosial dan sumberdaya manusia).
3) Penyusunan Dokumen Awal
Dokumen awal penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Kota Palopo berisikan tentang : (i) analisa data : analisa
kebijakan, kewilayahan, sosial, potensi sumberdaya, pemanfaatan
sumberdaya, pemanfaatan ruang, kesesuaian ruang, dan daya dukung, (ii)
matriks kesesuaian pemanfaatan ruang, (iii) draft dokumen awal
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo dan
album peta.
4) Konsultasi Publik
Konsultasi public dilakukan untuk mensosialisasikan hasil-hasil
penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota
Palopo sampai pada tahap laporan awal, dimana sosialisasi ini
dimaksudkan untuk menjaring masukan dan perbaikan maupun
informasi mengenai draft Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Kota Palopo yang telah disusun.
5) Penyusunan Dokumen Draft Akhir
Dokumen antara meupakan revisi atas dokumen awal yang telah
dikonsultasikan kepada publik, oleh sebab itu dokumen antara
merupakan dokumen awal yang telah diperbaiki oleh berbagai pemangku
kepentingan di daerah atas wilayah pesisir. Pada tahap penyusunan
dokumen antara ini dapat saja dilakukan pengumpulan data kembali dan
proses pengolahan data kembali jika memang dibutuhkan untuk
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

menginformasikan tematik atau kondisi lapangan yang belum terangkum


didalam laporan awal.
6) Konsultasi Publik
Konsultasi public pada tahap ini dilakukan dengan maksud untuk
menverifikasi atau memastikan kembali bahwa data dan informasi
tematis yang menjadi masukan public pada tahap konsultasi sebelumnya
telah dirangkum dengan baik dan benar dalam draft yang disepakati oleh
semua pemangku kepentingan daerah.
7) Penyusuna Dokumen Final
Setelah draft Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota
Palopo disepakati oleh semua pihak maka disusunlah dokumen final
(akhir) Zonasi Wilayah Pesisir yang merangkum keseluruhan rangkaian
proses, data dan informasi serta analisis yang dilakukan sejak awal
kedalam tiga buku, yakni :
a. Buku Pendahuluan
b. Buku Draft Laporan Akhir
c. Buku Laopran Akhir
d. Album Peta

Tanggapan dan Pemahaman:

Pemahaman tim konsultan tentang pendekatan dan metodologi penyusunan kawasan


pesisir ini telah tertuang dalam bab pendekatan dan metodologi menurut tim
konsultan sebagai masukan dan tambahan dari acuan kerangka kerja yang telah di
susun oleh panitia pengadaan jasa dan barang.

Hal terpenting yang dipahami oleh tim dengan adanya metodologi dari KAK
penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo ini
dapat membantu tim dalam menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
tahapan dari langkah-langkap dalam menyelasaikan pekerjaan tersebut.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

F. ANGGARAN BIAYA

1) Sumber Dana
Sumber dana untuk kegiatan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Palopo Tahun Anggaran 2014, yaitu melalui Satuan
Kerja Dinas Kelutan dan Perikanan Palopo.

Tanggapan dan Pemahaman:

Tim konsultan memahami sumber dan besaran biaya untuk penyelesaian


penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo ini
yang merupakan alokasi anggaran dana dari anggaran belanja daerah dan pelaksana
kegiatan atau pemberi pekerjaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo.

G. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 120 (seratus dua puluh) hari
kalender yang meliputi tahap persiapan penangan program, mobilitas tenaga,
pelaksanaan kegiatan dan koordinasi serta pelaporan.

Tanggapan dan Pemahaman:

Hal yang terpenting yang perlu dipahami oleh tim konsultan mengenai batas waktu
penyelsaian penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota
Palopo ini selama 120 hari kalender, sehingga tim perlu mengatur manajemen
waktu selama 4 bulan untuk menyelesaikan segalan kewajiban konsultan sesuai
arahan sasaran dan keluaran yang telah di amanahkan dalam KAK ini.

H. PELAPORAN
Produk dari pekerjaan jasa konsultan terdiri atas :
1) Laporan pendahulan, sebanyak 5 (lima) buku
2) Laporam fakta dan analisis, sebanyak 10 (lima) buku
3) Laporan akhir, sebanyak 10 (lima) buku
4) Album peta, sebanyak 3 album skala 1 : 50.000 (warna)
5) Soft copy 10 keping CD (Cover + Tempat CD)
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

6) Kesemua sistem pelaporan dalam bentuk soft copy dalam format Ms. word,
sistem pemetaan menggunakan program Arc View ver 3.2/3.3 dalam
extension file shp (bukan format file jpg).

Tanggapan dan pemahaman:

Tim konsultan memahami bahwa pelaporan merupakan hasil kegiatan rangkaian


dalam penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota
Palopo yang merupakan kewajiban dari tim penyedia jasa dan mengikuti seluruh
jumlah dari pelaporan yang telah diajukan oleh panitia pelaksana pengadaan jasa.
Dan hal terpenting adalah menyamakan format penulisan untuk pelaporan akhir
(naskah akademik) sesuai yang telah diarahkan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

BAGIAN - C
PENDEKATAN , METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

1. PENDEKATAN
Pada sub bagian ini, dijelaskan beberapa pendekatan yang akan dilakukan untuk
dapat menguraikan maksud dan tujuan dari pekerjaan ini. Beberapa pendekatan yang
akan digunakan adalah pertama, pendekatan kebijakan yaitu melalui kajian undang-
undang, peraturan pemerintah, surat keputusan direktorat jenderal perikanan dan
kelautan, serta keputusan menteri perikanan dan kelautan. Kedua, pendekatan teknis.
Pendekatan teknis adalah pendekatan yang melalui perancangan secara detail
terhadap satuan wilayah tertentu dengan ukuran yang jelas dan program/kegiatan
yang disusun secara rapi menurut tahapan pelaksanaannya.
1.1. Pendekatan Kebijakan
Beberapa landasan kebijakan dalam rangka penyusunan pedoman ini adalah
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil dan Pasal 28 ayat (2) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia Nomor PER. 16/MEN/2008 tentang Perencanaan Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Sedangkan Acuan Normatif kebijakan dalam
penyusunan pedoman ini, antara lain :
1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;
5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil;
8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
10)Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
11)Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/ MEN/2008
tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan
12)Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.17/MEN/ 2008
tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
13)Keputusan Dirjen. Perikanan BudidayaNomor : KEP.45/DJ-PB/2009
14)Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP. 41/MEN/2009
tentang penetapan lokasi minapolitan
15)Keputusan Menteri Kelautan dan perikanan Republik Indonesia No.
KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan.
1.2. Pendekatan Teknis
a. Batasan RZWP3K
Wilayah perencanaan RZWP-3-K Provinsi ke arah daratan mencakup wilayah
administrasi kecamatan dan ke arah perairan laut sejauh sepertiga mil laut provinsi
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Gambar di atas merupakan ilustrasi batasan wilayah RZWP3K yang meliputi


batas wilayah darat dan batas wilayah laut hingga jarak 12 mil atau batas kewenangan
pengelolaan laut provinsi.

b. Ketentuan Kawasan, Zona dan Sub ZOna


Ketentuan mengenai alokasi ruang dalam RZWP-3-K diatur sesuai dengan
hirarkinya sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.
Hirarki Rencan Ketentua Alokasi Ruang Keterangan
RZWN 1. Kawasan Konservasi • Alur laut nasional adalah
2. Kawasan Pemenfaatan Umum pelayaran dan jaringan
3. KSNT infrastruktur
4. Alur Laut Nasional • Disertai dengan arahan
kawasan
RZWP-3-K Provinsi 1. Kawasan Pemanfaatan Umum Disertai dengan arahan zona
2. Kawasan Konservasi pada setiap kawasan
3. KSNT
4. Kawasan Strategis Prov.
5. Alur Laut
RZR Provinsi 1. Zona dan/atau sub zona pada • Lingkup pengaturannya
kawasan pemanfaatan umum pada wilayah perairan laut
2. Kawasan konservasi Kewenangan provinsi
3. KSNT diatas 4 mil
4. Alur laut • Bila tingkat pengaturannya
hanya sampai dengan zona,
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Hirarki Rencan Ketentua Alokasi Ruang Keterangan


disertai dengan arahan sub-
zona pada setiap zona
RZWP-3-K Kab/Kota 1. Kawasan pemanfaatan umum Bila tingkat pengaturannya
2. Kawasan konservasi hanya sampai dengan zona,
3. KSNT disertai dengan arahan sub-zona
4. Alur laut pada setiap zona
RZR Kab/Kota 1. Peruntukan pada sub-zona atau Arahan untuk daya dukung, daya
SWP tamping dan pengendalian sub-
2. Alur laut zona

Adapun RZWP-3-K Kab/Kota difokuskan pada pengalokasian ruang kedalam


empat kawasan, sebagai berikut :
1. Kawasan Pemanfaatan Umum;
2. Kawasan Konservasi;
3. KSNT
4. Alur Laut
Dan bila tingkat pengaturannya hanya samapai dengan zona maka disertai
dengan arahan sub-zona pada setiap Zona.
1.3. Muata RZWP-3-K Kab/Kota
Rencana RZWP-3-K Kab/Kota memuat pembahasan substansi mengenai : tujuan,
kebijakan dan strategi penataan ruang WP3K, rencana struktur ruang wilayah pesisir
kab/kota, rencana pola ruang wilayah pesisir kab/kota, penetapan kawasan strategis,
arahan pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW Kab/Kota, ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang.
a. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang WP-3-K Kab/Kota
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota merupakan
terjemahan dari visi dan misi pengembangan WP-3-K Kab/Kota dalam pelaksanaan
pembangunan untuk mencapai kondisi ideal zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil kab/kota yang diharapkan.
a) Tujuan penataan ruang WP-3-K Kab/Kota adalah memberikan arahan
perencanaan zonasi, pemanfaatan zona dan pengendalian pemanfaatan zona
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kab/kota sehingga tercipta
kesinambungan. dan keberlanjutan pembangunan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil dimasa yang akan datang. Tujuan penataan ruang WP-3-Kdapat
digunakan sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi
penataan ruang WP3K, arahan indikasi program dan dasar penetapan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

ketentuan pengendalian pemanfaatan zona. Dalam merumuskan tujuan


penataan ruang WP-3-K Kab/Kota perlu memperhatikan RSWP3K. dalam hal
RSWP-3-Kbelum tersedia, tujuan dirumuskan berdasarkan Visi, Misi, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan isu strategis pengelolaan WP3K.
b) Kebijakan penataan ruang WP-3-K Kab/Kota merupakan landasan hokum yang
menetapkan pengaturan pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil kab/kota sehingga tercipta tatanan peruntukan ruang wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil yang teratur dan berkesinambungan. Kebijakan dimaksud
dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan arah pemanfaatan kawasan
/ zona pada tingkat lebih detail dan penetapan arah pengendalian pemanfaatan
ruang pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota.
c) Strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota merupakan penjabaran
masingmasing kebijakan penataan ruang WP-3-Kkedalam langkah-langkah
operasional untuk mencapai tujuan penataan ruang WP-3-Kyang telah
ditetapkan. Dalam merumuskan strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota
didasarkan pada Kebijakan penataan ruang WP3K, serta kapasitas sumberdaya
WP-3-Kdalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya.
b. Rencana Struktur Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kab/Kota
Rencana struktur ruang terbentuk oleh adanya hubungan dan keterkaitan antar
pusat-pusat kegiatan yang menjadi bagian dari sistem konstelasi regional. Rencana
struktur ruang meliputi rencana sistem pusat permukiman dan rencana jaringan
sistem prasarana, berfungsi untuk memberikan layanan bagi kawasan di sekitarnya
dan memberikan arahan pembangunan sistim jaringan prasarana bagi fungsi kegiatan
yang ada maupun fungsi kegiatan yang menunjang keterkaitan pusat-pusat kegiatan di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Rencana struktur ruang WP-3-K merupakan pusat-pusat kegiatan yang berbasis
pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan dan dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana di WP-3-K terutama jaringan transportasi, energi dan
komunikasi.
Rencana struktur ruang WP-3-K ditetapkan berdasarkan pada rencana struktur
ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kab/Kota definitif. Apabila berdasarkan
hasil analisis diperlukan penambahan fitur terhadap rencana struktur ruang, baik
pusat kegiatan ataupun jaringan prasarana, maka penambahan tersebut dijadikan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

rekomendasi pada saat dilakukan proses revisi ataupun review RTRW Kab/Kota oleh
pemerintah daerah.
Pusat kegiatan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan simpul
kegiatan kelautan dan perikanan di WP3K. Pusat kegiatan ini diselaraskan dengan
pusat kegiatan di RTRW kab/kota yang terdiri atas:
a) Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah kab/kota
b) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kab/kota
c) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kab/kota
d) Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah kab/kota
e) Pusat Kegiatan Strategis Nasional Tertentu (PKSNT) yang berada di wilayah
kab/kota
f) Pusat-pusat lain di dalam wilayah kab/kota yang wewenang penentuannya
ada pada pemerintah daerah kab/kota, yaitu:
• Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa
desa/kelurahan dan
• Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa
Sedangkan sistem jaringan prasarana WP-3-K kab/kota, yang mencakup pula
sistem prasarana nasional dan wilayah/regional di WP-3-K kab/kota terdiri dari:
• sistem prasarana jaringan transportasi di WP-3-K Kab/Kota, yang
meliputi sistem prasarana transportasi darat, udara dan air;
• sistem jaringan prasarana sumber daya air;
• sistem jaringan prasarana energi dan kelistrikan;
• sistem jaringan prasarana telekomunikasi;
• sistem jaringan persampahan sanitasi dan drainase; dan
• sistem jaringan prasarana lainnya.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Gambar : Ilustrasi Struktur Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau keci

c. Rencana Pola Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kab/Kota


Rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota merupakan
rencana distribusi peruntukan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kab/kota
yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi konservasi, fungsi kawasan
strategis nasional tertentu, fungsi pemanfaatan umum dan fungsi alur laut . Dengan
demikian rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota
berfungsi:
a) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial dan ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam WP-3-K Kab/Kota;
b) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan terkait dengan kedaulatan
negara, pengendalian lingkungan hidup, dan/atau situs warisan dunia yang
pengembangannya diprioritaskan bagi kepentingan nasional
c) Sebagai alokasi ruang untuk kepentingan perlindungan cadangan
sumberdaya ikan.
d) Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang darat – laut dan
di ruang pesisir itu sendiri;
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

e) Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang perairan laut pada


wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota.
Rencana pola ruang WP-3-Kdirumuskan berdasarkan :
a) kebijakan dan strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota;
b) Kesuaian dan Keterkaitan antar kegiatan di wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil;
c) Daya dukung dan daya tampung wilayah pesisir dan pulau-pulau keci
d) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait.
Rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota dirumuskan
dengan kriteria :
a) Sesuai dengan Rencana Pola Ruang yang ditetapkan dalam Rencana Zonasi
Wilayah Nasional (RZWN) dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Provinsi (RZWP-3-K Provinsi)
b) Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang
berada di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota yang
bersangkutan;
c) Mengintegrasikan kebijakan pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW
kab/kota yang bersangkutan;
d) Memperhatikan rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
kab/kota yang berbatasan dengan kab/kota yang bersangkutan;.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Gambar : Ilustrasi Pola Ruang Wilayah Pesisr dan Pulau-pulau Kecil Kab/Kota

2. METODOLOGI
Metodologi adalah serangkaian tahapan cara untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan, dalam hal ini Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau
Kecil (RZWP3K) Kota Palopo. Seperti yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan
Kerja dan dokumen usulan teknis dari konsultan. Bahwa keluaran dari pekerjaan ini
adalah dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota
Palopo.

1.1 RENCANA ZONASI WILAYAH PESISR DAN PULAU-PULAU KECIL (RZWP3K)


KOTA PALOPO
Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Kota Palopo ini terdiri dari beberapa rencana dalam penyusunannya berdasarkan
undang-undang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau kecil.
Didalam Undang-undang nomor Undang Undang No 27 tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada pasal 7 ayat 1 dan 3
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

mengamanatkan bahwa di dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil


harus meliputi; perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian.
Perencanaan itu sendiri terdiri dari 4 hirarki, yakni Rencana Strategis (RSWP-3-K),
rencana Zonasi (RZWP-3-K), Rencana pengelolaan (RPWP-3-K) dan Rencana Aksi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RAWP-3-K). lihat gambar dibawah ini;

Sesuai amanat undang-undang tersebut, maka dokumen yang paling prioritas


untuk disusun adalah Dokumen Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil di Kota Palopo. Dokumen Rencana Zonasi (RZWP-3-K) adalah rencana yang
memuat arah kebijakan lintas sektor untuk kawasan perencanaan pembangunan
melalui penetapan tujuan, sasaran dan strategi yang luas, serta target pelaksanaan
dengan indikator yang tepat. Dan RSWP-3-K merupakan dokumen perencanaan paling
dasar yang harus dimiliki oleh entitas pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai panduan
makro (hirarki tiga perencanaan lainnya/RZWP-3-K, RPWP-3-K, dan RAWP-3-K) bagi
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. RSWP-3-K disusun berlandaskan
keterpaduan antar pemerintahan, antar instansi, swasta, dan masyarakat dengan
strategi pelaksanaan rencana yang dirumuskan untuk mengarahkan implementasi
rencana secara konsisten.
Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil sesuai RSWP-3-K, maka dokumen RZWP-3-K harus terintegrasi dalam
sistem perencanaan pembangunan (UU no 25 tahun 2004) daerah dan dilaksanakan
secara konsisten oleh masing-masing sektor, baik pusat maupun daerah. Adopsi dan
pelembagaan dokumen tersebut dilakukan dengan menjadikan dokumen RSWP-3-K
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

sebagai input dalam penyusunan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah), RKPD (Rencana Kerja Perangkat Daerah), Renstra SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah), dan Renja SKPD. RZWP-3-K berlaku 20 tahun dan ditetapkan
dalam Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.
Untuk menyusun dokumen rencana strategis wilayah pesisi dan pulau-pulau kecil
di Kota Palopo, sesuai dengan peraturan menteri kelautan dan perikanan nomor :
PER.16/MEN/2008, tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil, sebagai berikut ;
• Tata cara penyusunan dokumen RZWP-3-K ;
a) Pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota telah mempunyai
RSWP-3K yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan/atau
komplemen dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD).
b) RSWP-3-K merupakan arahan kebijakan dalam penyusunan RZWP-3-K,
RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K.
• Tahapan penyusunan dokumen RZWP-3-K ;
a) Pembentukan kelompok kerja, oleh walikota/bupati/gubernur. Dengan
susunan kelembagaan yang terdiri atas Kepala Bapeda, Kepala Dinas
Perikanan dan Kelautan, dan SKPD;
b) Penyusunan dokumen awal;
c) Konsultasi public,;
d) Penyusunan dokumen antara;
e) Konsultasi public;
f) Perumusan dokumen final; dan
g) Penetapan
• Tugas kelompok kerja ;
a) Daftar skala prioritas yang menjadi isu dalam pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil;
b) Rincian kebijakan dan kegiatan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil yang menjadi tanggung jawab masing-masing
SKPD/instansi terkait;
c) Daftar SKPD/instansi terkait, kelompok dan perorangan yang
berkepentingan dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau
kecil di daerah yang bersangkutan;
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

d) Data dan informasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil


• Konsultasi Publik ;
a) Dilakukan secara terbuka bersama-sama dengan mengundang instansi
terkait, organisasi masyarakat (ORMAS), Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).
b) Berfungsi untuk mendapat masukan, tanggapan, saran perbaikan.

1.2 PENDEKATAN STUDI


Pendekatan yang dilakukan dalam pekerjaan ini adalah pendekatan yang
digunakan adalah menggunakan metode Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk
manajemen, inventarisasi, dan analisis data spasial kelautan. Berikut ini ditampilkan
pendekatan studi yang meliputi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan konsultan
hingga menghasilkan produk zonasi pada Gambar dibawah ini.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

1.3 METODE PELAKSANAAN


Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota Palopo
terdiri dari Penetapan kawasan, zona dan subzona dalam proses penyusunan Rencana
Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota Palopo menggunakan
Pedoman Umum Rencana Zonasi dan Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan (2010). Tahapan penyusunan rencana zonasi secara umum terdiri atas
tahapan: Pembentukan kelompok kerja, pengumpulan data, survey lapangan,
penyusuan dokumen awal, konsultasi publik I, penyusunan dokumen antara,
konsultasi publik II, penyusunan draft final, dan pennyusunan dokumen final.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

2. MEKANISME PENGUMPULAN DATA DAN SURVEY


a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran awal tentang isu,
permasalahan, potensi, pemanfaatan ruang, dan pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir
dan pulau-pulau kecil di lokasi perencanaan yang digunakan sebagai data awal dalam
membuat peta dasar, peta tematik dan peta rencana kerja.
Pengumpulan data dan informasi dari sumber kedua yaitu lembaga atau institusi
yang telah melakukan proses pengumpulan data lapangan dan
mendokumentasikannya dalam bentuk laporan, buku, diagram, peta, foto, dan media
penyimpanan lainnya disebut sebagai Pendekatan Survey Data Sekunder.
Jenis data dasar yang digunakan untuk memulai proses penyusunan rencana
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

zonasi kab/kota antara lain berupa peta-peta yang bersumber dari beberapa instansi
seperti yang diperlihatkan pada Tabel dibawah ini.

Jenis data dasar RZWP-3-K Kab/Kota


PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Jenis data dasar RZWP-3-K Kab/Kota

b. Survey Lapangan
Survei lapangan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data sekunder dan
primer yang belum tersedia dalam rangka penyusunan katalog informasi sumberdaya
(sumberdaya alam, sumberdaya fisik/buatan, sumberdaya sosial dan sumberdaya
manusia). Survey lapang ini dilaksanakan dalam rangka melakukan verifikasi terhadap
data sekunder yang sudah terkumpul sebelumnya serta melakukan pengumpulan data
primer. Adapun jenis data yang akan dikumpulkan meliputi:
i) Jenis Data Sekunder
Data sekunder yang akan dikumpulkan dalam survey lapang akan meliputi
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

kebijakan, kondisi fisik wilayah, kondisi sosial budaya, kondisi ekonomi, kondisi
pemanfaatan ruang eksisting, kondisi ekologi serta rencana/studi terkait lainnya.
• Kebijakan meliputi RTRW Kab/Kota, RPJM Kab/Kota, Renstra Kab/Kota dan
kebijakan lain yang terkait.
• Kondisi fisik, menyangkut kondisi geologi/tatanan tektonik (jalur gempa ,
jenis tanah dan jenis batuan), morfologi pantai (bentuk permukaan pulau,
evolusi pantai , bentuk dan tipe pantai), hidrooceonografi (arus pasang surut,
bathimetri, kecepatan arus permukaan, Iklim dan cuaca), keterdapatan pulau
kecil (paparan benua, kelanjutan benua) dan lokasi/posisi (pulau perbatasan,
pulau terluar, pulau di perairan pedalaman)
• Kondisi Sosial Budaya, menyangkut sebaran dan jumlah penduduk, interaksi
penduduk, budaya & adat istiadat, sejarah sosial dan issue permasalahan
sosial budaya
• Kondisi Ekonomi, menyangkut PDRB, PAD, sebaran potensi ekonomi, basis
ekonomi lokal, keterkaitan ekonomi dan skala ekonomi (produksi dan
pemasaran).
• Kondisi Pemanfaatan Ruang Eksisting, menyangkut penggunaan ruang
wilayah pesisir dan laut masing-masing sektor dan komoditi serta aspek
permasalahannya.
• Kondisi Ekologi, menyangkut sebaran biota (endemik, langka, hamper punah,
invansi), jenis dan sebaran ekosistim (mangrove, terumbu karang, pantai
berbatu) dan kondisi sumberdaya alam (pencemaran perairan, kerusakan
terumbu karang, kerusakan mangrove).
• Rencana/studi terkait lainnya, menyangkut daya dukung pengembangan
komoditi dan kawasan, kriteria pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil.
ii) Jenis Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis melalui perekaman data (observasi, pengambilan
sampling, penghitungan, pengukuran, wawancara, kuesioner atau focus group
discussion) langsung dari sumber pertama (fenomena/objek yang diamati). Adapun
jenis data primer yang akan dikumpulkan meliputi; (dijelaskan cara pengambilan data
untuk setiap kelompok data).
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Adapun pengklasifikasian jenis data dalam kegiatan survey lapangan disajikan


dalam tabel 4.4.
Klasfikasi jenis data dalam survey lapangan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3. PEMBAGIAN ZONASI DAN SUB ZONA


Pembagian Zonasi dan sub Zona [ada dokumen RZWP3K Kab/Kota dapat dilihat
pada table di bawah ini :
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

4. RENCANA ZONASI DAN ARAHAN STRATEGIS PENATAAN RUANG KAWASAN


PESISIR DALAM PRODUK TATA RUANG
Rencana Zonasi kawasan pesisir juga berpedoman pada rencana detail tata ruang
yang terdiri dari beberapa item perencanaan ruang yakni rencana pola ruang dan
struktur ruang yang berada di kawasan pesisir palopo.
Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona
peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan,


perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana
pola ruang dimuat dalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan
zonasi.
Rencana pola ruang berfungsi sebagai:
a) Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi, serta kegiatan
pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP;
b) Dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
c) Dasar penyusunan RTBL; dan
d) Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.
Rencana pola ruang dirumuskan berdasarkan:
a) daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam BWP; dan
b) perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi
dan pelestarian fungsi lingkungan.
Rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria:
a) mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW;
b) memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;
c) memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP, termasuk
dampak perubahan iklim; dan
d) menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya,
dan ekonomi masyarakat.
Rencana pola ruang RDTR terdiri atas:
a) zona lindung yang meliputi:
1) Zona hutan lindung;
2) Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya yang
meliputi zona bergambut dan zona resapan air;
3) Zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan pantai,
sempadan sungai, zona sekitar danau atau waduk, dan zona sekitar
mata air;
4) Zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman
kota dan pemakaman;
5) Zona suaka alam dan cagar budaya;
6) Zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan tanah
longsor, zona rawan gelombang pasang, dan zona rawan banjir; dan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

7) Zona lindung lainnya.


b) Zona budi daya yang meliputi:
1) zona perumahan, yang dapat dirinci ke dalam perumahan dengan
kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila
diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah
kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan sebagainya);
zona perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis
perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah sederhana/sangat
sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah;
2) zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagangan jasa deret dan
perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke
dalam lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat perbelanjaan,
dan sebagainya);
3) zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerintah dan
perkantoran swasta;
4) zona sarana pelayanan umum, yang antara lain meliputi sarana
pelayanan umum pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi,
sarana pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan umum olahraga,
sarana pelayanan umum sosial budaya, dan sarana pelayanan umum
peribadatan;
5) zona industri, yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan
logam dasar, industri kecil, dan aneka industri;
6) zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke
dalam zona sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka
5 yang antara lain meliputi zona untuk keperluan pertahanan dan
keamanan, zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA), dan zona khusus lainnya;
7) zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang
antara lain meliputi zona pertanian, zona pertambangan, dan zona
pariwisata; dan
8) zona campuran, yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan
fungsi dan/atau bersifat terpadu, seperti perumahan dan
perdagangan/jasa, perumahan, perdagangan/jasa dan perkantoran.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

4.1 Zona Lindung


a. Zona hutan Lindung
Zona Hutan lindung merupakan peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Untuk fungsi penetapan dari zona hutan lindung bertujuan untuk memelihara
dan mewujudkan kelestarian fungsi hutan lindung dan mencegah timbulnya kerusakan
hutan meningkatkan fungsi hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan
satwa.Manfaat dari penetapan untuk zona hutan lindung tersebut mengarah pada
terjaga dan terwujudnya kelestarian fungsi hutan lindung dan tidak adanya kerusakan
hutan meningkatnya fungsi hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan
satwa.
Zona hutan lindung pada muatan RDTR ini masih mengacu pada Peraturan
Menteri PU No.17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan
tentunya pada Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2011 tentang pedoman Penyusunan
RDTR Kota, untuk subtansi dan kriteria perencanaan untuk peruntukan zona hutan
lindung, adalah;
1) kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang
mempunyai jumlah nilai (skor) 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih.
2) kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% (empat puluh
persen) atau lebih dan/atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian
2.000 (dua ribu) meter atau lebih di atas permukaan laut.
3) kawasan bercurah hujan yang tinggi, berstruktur tanah yang mudah
meresapkan air dan mempunyai geomorfologi yang mampu meresapkan air
hujan secara besar-besaran

b. Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya;


Zona perlindungan terhadap kawasan/zona di bawahnya merupakan
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindunganterhadap kawasan di bawahannya meliputi
kawasan gambut dan kawasan resapan air.yang meliputi zona bergambut dan zona
resapan air
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Fungsi dari penetapan dari zona ini yaitu meresapkan air hujan sehingga dapat
menjadi tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Tujuan
penetapan zona ini terserapnya air hujan sehingga menjadi tempat pengisian air bumi
(akuifer) yang berguna sebagai sumber air.
Penetapan zona ini mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 17/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan Peraturan Menteri PU No.20 Tahun
2011 tentang pedoman Penyusunan RDTR Kota, untuk subtansi dan kriteria
perencanaan untuk penetapan dan peruntukan zona perlindungan untuk zona
dbawahnya adalah zona-zona yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan
air hujan sebagai pengontrol tata air permukaan.

c. Zona perlindungan setempat


Zona perlindungan setempat merupakan zona dimana peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan terhadap sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau
atau waduk, dan kawasan sekitar mata air.tujuan dari peruntukan zona perlindungan
sesuai dari pemahamannya untuk melindungi zona tertentu dan penerapan zona ini
untuk terjaganya kelestarian fungsi pantai, waduk serta sungai terjaganya kawasan
dari aktifitas manusia
Substansi untuk peruntukan dari zona perlindungan setempat juga mengacu
pada dua peraturan menteri, yaitu Peraturan Menteri PU No. 17/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2011
tentang pedoman Penyusunan RDTR Kota, baik itu subtansi perencanaan zona di
sempadan pantai, sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar
mata air.
1) Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus)
meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
2) Sempadan waduk daratan sepanjang tepian danau yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50-100
(lima puluh-seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
3) Sempadan sungai
i. Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar paling
sedikit 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

ii. Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berdasarkan


pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat yang berwenang
iii. Garis sempadan sungai yang bertanggul dan tidak bertanggul yang
berada di wilayah perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan tersendiri
oleh pejabat yang berwenang

d. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota


Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Zona RTH
yang dimaksud antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan pemakaman.
Fungsi dari penetapan zona RTH ini adalah (1) menjaga ketersediaan lahan
sebagai kawasan resapan air, (2) menciptakan aspek planologis perkotaan melalui
keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk
kepentingan masyarakat dan (3) meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan
sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan
bersih.
Tujuan dari penetapan dan peruntukan zona RTH adalah (1) terjaganya
ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, (2) terciptanya aspek planologis
perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang
berguna untuk kepentingan masyarakat dan (3) meningkatnya keserasian lingkungan
perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar,
indah, dan bersih.
Kriteria untuk perencanaan RTH mengacu pada Permen PU No. 17/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota danPermen PU No.05/PRT/M/2008
tentangPedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan adalah;
1) Dialokasikan pada pada pusat-pusat pelayanan sesuai dengan hierarki
taman yang akan direncanakan.
2) Memiliki jalan akses minimum berupa jalan lingkungan (untuk taman
lingkungan, jalan kolektor untuk taman kecamatan dan taman kota).
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Memperhatikan ketentuan ketentuan yang terkait dengan perencanaan RTH


perkotaan.

e. Zona suaka alam dan cagar budaya;


Zona suaka alam dan cagar budaya ini merupakan peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan lindung yang memiliki ciri khas tertentu baik di darat
maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keragaman jenis tumbuhan, satwa danekosistemnya beserta nilai budaya dan sejarah
bangsa. Fungsi dari penetapan zona ini antara lainmeningkatkan fungsi lindung
terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai budaya dan sejarah bangsa
mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam.
Untuk tujuan dari penetapan dari zona suaka alam dan cagar budaya ini
meningkatnya fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta
nilai budaya dan sejarah bangsa dan terjaganya keanekaragaman hayati, satwa, tipe
ekosistem dan keunikan alam. untuk kriteria dari perencanaan zona ini mengacu pada
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Permen PU No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota, yaitu; (1)
kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta
tipe ekosistemnya; dan/atau mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit-unit
penyusunnya, (2) mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih
asli dan tidak atau belum diganggu manusia dan/atau mempunyai luas dan bentuk
tertentu agar menunjangpengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang
cukup luas dan (3) mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh di
suatu daerah serta keberadaannya memerlukan observasi.

f. Zona rawan bencana alam


Zona rawan bencana alam merupakan peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan lindung yang memiliki ciri khas tertentu baik di darat maupun di
perairan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami tanah longsor, gelombang
pasang/tsunami, banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi.
Fungsi penetapan zona rawan bencana alam dala RDTR kota ini adalah (1)
menetapkan zona yang tidak boleh dijadikan sebagai lokasi pembangunan, apabila
risiko bencana cukup tinggi, (2) pencegahan dan penanganan secara serius dalam
bencana alam dan (3) meminimalkan korban jiwa akibat bencana alam.
Tujuan dari penetapan zona rawan bencana alam adalah (1) tidak adanya
pembangunan, apabila risiko bencana cukup tinggi,(2)terlaksananya pencegahan dan
penanganan secara serius dalam bencana alam dan (3) terminimalisasinya jumlah
korban jiwa akibat bencana alam.
Substansi dan kriteria perencanaan dalam penetapan dan peruntukan zona
rawan bencana ini mengacu pada Permen PU No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota danPermen PU no.21/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Bencana Gunung Merapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi,
dimana penjelasan untuk kriteria perencanaan zona ini adalah lokasi yang berdekatan
dengan sumber-sumber bencana (tebing tinggi, laut, bantaran sungai, gunung berapi,
daerah sesar gempa) yang memiliki tingkat resiko kecil, sedang, hingga tinggi bagi
manusia untuk menyelamatkan diri pada saat bencana terjadi.

4.2 Zona Budidaya


a. Zona Perumahan
Zona Perumahan adalah Peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilengkapi


dengan fasilitasnya. Zona perumahan ini dapat dirinci ke dalam perumahan dengan
kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila diperlukan
dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah kopel, rumah deret, rumah
tunggal, rumah taman, dan sebagainya); zona perumahan juga dapat dirinci
berdasarkan kekhususan jenis perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah
sederhana/sangat sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah.
Untuk pembagian penjelasan dalam penetapan zona perumahan terbagi atas
lima macam zona yaitu Rumah Kepadatan sangat tinggi, Rumah Kepadatan Tinggi,
Rumah Kepadatan Sedang, Rumah Kepadatan Rendah Dan Rumah Kepadatan Sangat
rendah.penjelasan tentang substansi dan kriteria perencanaan peruntukan dari zona
perumahan adalah:
1) Rumah Kepadatan Sangat Tinggi, zona dengan wilayah perencanaan yang
memiliki kepadatan bangunan diatas 1000 (seribu) rumah/hektar
2) Rumah Kepadatan Tinggi, zona dengan wilayah perencanaan yang
memiliki kepadatan bangunan 100 (seratus)-1000 (seribu) rumah/hektar
3) Rumah Kepadatan Sedang, zona dengan wilayah perencanaan yang
memiliki kepadatan bangunan 40 (empat puluh)-100 (seratus)
rumah/hektar
4) Rumah Kepadatan Rendah, zona dengan wilayah perencanaan yang
memiliki kepadatan bangunan dibawah 10 (sepuluh)-40 (empat puluh)
rumah/hektar
5) Rumah Kepadatan Sangat Rendah, zona dengan wilayah perencanaan
yang memiliki kepadatan bangunan dibawah 10 (sepuluh) rumah/hektar.
b. Zona Perdagangan dan Jasa
Zona Perdagangan dan jasa merupakan Peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan usaha yang
bersifat komersial, tempat bekerja, tempat berusaha, serta tempat hiburan dan
rekreasi, serta fasilitas umum/sosial pendukungnya. Zona perdagangan dan jasa yang
meliputi perdagangan jasa deret dan perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat
dirinci lebih lanjut ke dalam lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat
perbelanjaan, dan sebagainya).
Tujuan penetapan dari zona perdagangan dan jasa ini adalah (1) menyediakan
lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran, pertokoan,
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

jasa, rekreasi dan pelayanan masyarakat; (2) menyediakan ruang yang cukup bagi
penempatan kelengkapan dasar fisik berupa sarana-sarana penunjang yang berfungsi
untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya
sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya; dan (3) menyediakan ruang yang
cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan-kegiatan produksi
dan distribusi, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Zona Perdagangan dan jasa terdiri dari beberapa jenis bentuk zona yaitu:
1) Tunggal; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari zona budi daya
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan
perdagangandan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat
hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan regional yang
dikembangkan dalam bentuk tunggal secara horisontal maupun vertical.
Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan
zona perdagangan tunggal adalah:
• lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi, sedang, dan rendah
dan akan diatur lebih lanjut di dalam peraturan zonasi
• lingkungan yang diarahkan untuk membentuk karakter ruang kota
melalui pengembangan bangunan bangunan tunggal
• skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah
tingkat nasional, regional, dan kota.
• jalan akses minimum adalah jalan kolektor.
• tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk
2) Kopel; berupa bangunan tunggal dengan atap menyambung untuk 2
(dua)unit toko/tempat usaha.
Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan
zona perdagangan kopel adalah:
• lingkungan dengan tingkat kepadatan rendah sampai sedang.
• skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah
tingkat regional, kota, dan lokal.
• jalan akses minimum adalah jalan kolektor.
• sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan
langsung dengan perumahan penduduk
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Deret; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari zona budi daya
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan
dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan
rekreasi dengan skala pelayanan regional yang dikembangkan dalam
bentuk deret
Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan
zona perdagangan deret adalah:
• Lingkungan dengan tingkat kepadatan sedang sampai tinggi.
• Skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah
tingkat regional, kota, dan lokal.
• Jalan akses minimum adalah jalan kolektor.
• Sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan
langsung dengan perumahan penduduk

c. Zona Perkantoran
Zona Perkantoran merupakan Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan
pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan
fasilitas umum/sosial pendukungnya.Zona perkantoran yang terdiri dari perkantoran
pemerintah dan perkantoran swasta.
1) Perkantoran Pemerintah; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan
pemerintahan dan pelayanan masyarakat.
Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan
zona perkantoran pemerintahan adalah:
• Kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah (provinsi,
kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan).
• Kantor atau instalasi hankam termasuk tempat latihan baik pada
tingkatan nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil, Polsek,
dan sebagainya.
• Untuk pemerintah tingkat pusat, provinsi dan kota aksesibilitas
minimum adalah jalan kolektor.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Untuk pemerintah tingkat kecamatan dan dibawahnya


aksesibilitas minimum adalah jalan lingkungan utama
2) Perkantoran Swasta; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan
perkantoran swasta, jasa, tempat bekerja, tempat berusaha dengan
fasilitasnya yang dikembangkan dengan bentuk tunggal /renggang secara
horizontal maupun vertical.
Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan
zona perkantoran swasta adalah:
• Lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi, sedang, dan rendah
dan akan diatur lebih lanjut didalam peraturan zonasi.
• Lingkungan yang diarahkan untuk membentuk karakter tuang
kota melalui pengembangan bangunan bangunan tunggal.
• Skala pelayanan yang direncanakan adalah tingkat nasional dan
regional dan kota.
• Jalan akses minimum adalah jalan kolektor.
• Tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk

d. Zona Sarana Pelayanan Umum


Zona sarana Pelayanan Umum merupakan Peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan,
peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya yang
dikembangkan dalam bentuk tunggal/ renggang, deret/rapat dengan skala pelayanan
yang ditetapkan dalam RTRWK.
Tujuan penetapan zona sarana pelayanan umum adalah:
• Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan kegiatan pendidikan,
kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan
fasilitasnya dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai
dengan jumlah penduduk yang dilayani dan skala pelayanan fasilitas yang
akan dikembangkan;
• Menentukan pusat-pusat pelayanan lingkungan sesuai dengan skala
pelayanan sebagaimana tertuang di dalam RTRWK;
• Mengatur hierarki pusat pusat pelayanan sesuai dengan RTRWK.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Zona sarana pelayanan umum yang antara lain meliputi sarana pelayanan umum
pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi, sarana pelayanan umum kesehatan,
sarana pelayanan umum olahraga, sarana pelayanan umum sosial budaya, dan sarana
pelayanan umum peribadatan.untuk subtansi dan kriteria penetapan masing-masing
sarana adalah:
1) Pendidikan; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan
budi daya yang dikembangkan untuk sarana pendidikan dasar sampai
dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal dan informal,serta
dikembangkan secara horizontal dan vertical.
Substansi dan kriteria penetapan zona sarana pendidikan mengacu pada
ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:
• Penempatan sarana pendidikan dasar dan sarana pendidikan
menengah disesuaikan dengan ketentuan jarak jangkau
maksimum dari permukiman serta menjadi orientasi pelayanan
lingkungan untuk sarana pendidikan dasar dan menengah.
• Jumlah sarana pendidikandasar dan menengah dalam satu wilayah
disesuaikan dengan jumlah penduduk minimum yang terlayani.
• Sarana pendidikan tinggi pada lingkungan padat minimum dengan
aksesibilitas jalan kolektor dan dikembangkan secara vertikal,
perletakan tidak boleh berbatasan langsung dengan perumahan.
• Sarana pendidikan formal meliputi sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah umum dan pendidikan
tinggi serta akademi.
• Sarana pendidikan informal meliputi kursus pendidikan dan
perpustakaan tingkat kelurahan, perpustakaan sub-wilayah dan
perpustakaan wilayah dikembangkan sesuai dengan jumlah
penduduk minimum penduduk terlayani

2) Transportasi; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan


budi daya yang dikembangkan untuk manampung fungsi transportasi
dalam upaya untuk mendukung kebijakan pengembangan sistem
transportasiyang tertuang didalam rencana tata ruang yang meliputi
transportasi darat, udara, dan perairan.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Substansi dan kriteria penetapan zona sarana transportasi mengacu pada


ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:
• Memperhatikan kebijakan sistem transportasi nasional
• Memperhatikan kebijakan pemerintah yang menunjang pusat
pertumbuhan ekonomi;
• Memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan transportasi yang akan dikembangkan serta sarana
pergantian moda angkutan.
• Aksesibilitas yangmenghubungkan antar lokasi kegiatan
transportasi minimal jalan kolektor.
• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan.
• Area pusat kegiatan pada unit kelurahan (30.000 penduduk)
sekurang-kurangnya harus ada tempat pemberhentian kendaraan
umum antar lingkungan dan juga pangkalan-pangkalan kendaraan
yang dapat langsung membawa penumpang ke daerah perumahan,
misalnya pangkalan becak, bajaj, ojek, dan sejenisnya; dan
• Area pusat kegiatan pada unit kecamatan (120.000 penduduk)
sekurang-kurangnya harus ada pangkalan kendaraan umum jenis
angkutan kecil yang dapat meneruskan penumpang ke pusat-pusat
kegiatan atau ke pusat-pusat lingkungan hunian dengan catatan
tidak menerobos daerah perumahan dan tidak mangkal di pusat
lingkungan. Luas pangkalan oplet / angkot ini sekurang-kurangnya
500 m2.
• Jalur pejalan kaki diletakkan menyatu secara bersisian dengan
jalur jalan pada kedua sisi jalan pada area daerah milik jalan /
damija.
• Dalam kondisi tertentu, jika memang terpaksa jalur pedestrian ini
dapat hanya pada satu sisi saja.
• Permukaan perkerasan jalur pejalan kaki secara umum terbuat
dari bahan anti slip.
• Perkerasan jalur pejalan kaki ini harus menerus dan tidak terputus
terutama ketika menemui titik-titik konflik antara jalur pejalan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

kaki dengan moda transportasi lain seperti jalur masuk kapling,


halte, dan lain sebagainya.
• Penyelesaian pada titik-titik konflik ini harus diselesaikan dengan
pendekatan kenyamanan sirkulasi pejalan kaki sebagai prioritas
utamanya lebar jalur untuk pejalan kaki saja minimal 1,2 (satu
koma dua) meter.
• Kemiringan jalur pedestrian (trotoar) memiliki rasio 1:2 tata hijau
pada sisi jalur pedestrian mutlak diperlukan sebagai elemen
pembatas dan pengaman (barrier) bagi pejalan kaki, sebagai
peneduh yang memberi kenyamanan, serta turut membentuk
karakter wajah jalan dari koridor jalan secara keseluruhan.
3) Kesehatan; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi
daya yang dikembangkan untuk pengembangan sarana kesehatan dengan
hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk
yang akan dilayani yang dikembangkan secara horizontal dan vertical.
Substansi dan kriteria penetapan zona sarana kesehatan mengacu
padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:
• Penempatan penyediaan fasilitas kesehatan akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan
kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada
area tertentu.
• Sarana kesehatan yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri
adalah sarana kesehatan dengan skala pelayanan tingkat
kecamatan atau lebih yang meliputi rumah bersalin,
laboratoriumkesehatan, puskesmas kecamatan, RS pembantu tipe
C, RS wilayah tipe B, dan RS tipe A.
• Sarana kesehatan berupa pos kesehatan, apotik , klinik, praktek
dokter tidak dikembangkan dalam satu zona terpisah dan akan
diatur lebih lanjut dalam peraturan zonasi.
• Rumah sakit dikembangkan dengan dengan jalan akses minimum
jalan kolektor, perletakan tidak boleh berbatasan langsung dengan
perumahan.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Puskesmas dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan


lingkungan utama mengacu pada ketentuan- ketentuan lain yang
berlaku dalam pengembangan sarana kesehatan
4) Olahraga; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi
daya yang dikembangkan untuk menampung sarana olahraga baik dalam
bentuk terbuka maupun tertutup sesuai dengan lingkup
pelayanannyadengan hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan
dengan jumlah penduduk.
Substansi dan kriteria penetapan zona sarana olahraga mengacu
padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:
• Sarana olahraga yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri
adalah sarana olahraga tingkat pelayanan kecamatan yang
meliputi gedung olahraga, kolam renang, gelanggang olahraga,
stadion mini.
• Sarana olahraga dengan skala pelayanan lebih rendah dari tingkat
kecamatan tidak dikembangkan dalam satuzona tersendiri namun
merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian dari
fasilitas perumahan) dan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan
zonasi.
• Fasilitas olahraga dengan skala pelayanan lebih besar atau sama
dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan dengan jalan
akses minimum jalan kolektor
5) Sosial Budaya; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan
budi daya yang dikembangkan untuk menampung sarana sosial budaya
dengan hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah
penduduk yang dikembangkan secara horizontal maupun vertical.
Substansi dan kriteria penetapan zona sarana sosial budaya mengacu
padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:
• Sarana sosial budaya yang dikembangkan dalam satu zona
tersendiri adalah sarana sosial budaya tingkat pelayanan
kecamatan atau lebih besar yang meliputi balai warga, gedung
serba guna, balai latihan kerja, panti sosial, gedung jumpa bakti,
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

gedung pertemuan umum dengan besaran minimum diatur di


dalam peraturan zonasi.
• Sarana sosial budaya dengan skala pelayanan lebih rendah dari
tingkat kecamatan tidak dikembangkan dalam satu zona tersendiri
namun merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian
dari fasilitas perumahan) dan akan diatur lebih lanjut dalam
peraturan zonasi.
• Fasilitas sosial budaya dengan skala pelayanan lebih besaratau
sama dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan dengan
jalan akses minimum jalan kolektor.

6) Peribadatan;peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan


budi daya yang dikembangkan untuk menampung sarana ibadah dengan
hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk.
Substansi dan kriteria penetapan zona sarana peribadatan mengacu
padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:
• Memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan
kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan
peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan religious.
• Mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau
kelompok lingkungan yang ada.
• Penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan
dasarsarana yang harus dipenuhi untuk melayani area tertentu.
• Sarana ibadah yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri
meliputi sarana ibadat tingkat pelayanan kecamatan atau lebih
besar.
• Sarana ibadat dengan skala pelayanan lebih rendah dari tingkat
kecamatan tidak dikembangkan dalam satu zona tersendiri namun
merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian dari
fasilitas perumahan) danakan diatur lebih lanjut dalam peraturan
zonasi.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Fasilitas peribadatan dengan skala pelayanan lebih besar atau


sama dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan jalan akses
minimum jalan kolektor mengacu pada ketentuan yang berlaku
dalam pengembangan sarana peribadatan

e. Zona Industri
Zona Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri.
Tujuan penetapan zona industri adalah (1) menyediakan ruang bagi kegiatan-
kegiatan produksi suatu barang yang mempunyai nilai lebih untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan
kerja perekonomian lainnya; dan (2) memberikan kemudahan pertumbuhan industri
baru dengan mengendalikan pemanfaatan ruang lainnya, untuk menjaga keserasian
lingkungan sehingga mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terkendalinya kualitas
lingkungan.yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan logam dasar,
industri kecil, dan aneka industri. penjelasan substansi dan kriteria perencanaan
penetapan zona industri adalah:
1) Industri Kimia Dasar; zona industri yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan baku serta memiliki proses kimiayang menghasilkan
produk zat kimia dasar, seperti asam sulfat (H2SO4) dan ammonia (NH3),
seperti, Industri kertas, semen, obat-obatan, pupuk, kaca, dan lain-lain.
2) Industri Mesin dan Logam dasar; zona industri bahan logam dan produk
dasar yang menghasilkan bahan baku dan bahan setengah jadi, seperti
industri peralatan listrik, mesin, besi beton, pipa baja, kendaraan
bermotor, pesawat terbang, dan lain-lain.
3) Industri Kecil;zona industri dengan modal kecil dan tenaga kerja yang
sedikit dengan peralatan sederhana. biasanya merupakan industri yang
dikerjakan per orang atau rumah tangga, seperti industri roti, kompor
minyak, makanan ringan, minyak goreng curah dan lain-lain.
4) Aneka industri; industri yang menghasilkan beragam kebutuhan
konsumendibedakan ke dalam 4 golongan, yaitu:
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Aneka pengolahan pangan yang menghasilkan kebutuhan pokok di


bidang pangan seperti garam, gula, margarine, minyak goreng,
rokok, susu, tepung terigu
• Aneka pengolahan sandang yang menghasilkan kebutuhan
sandang, seperti bahan tenun, tekstil, industri kulit dan pakaian
jadi
• Aneka kimia dan serat yang mengolah bahan baku melalui proses
kimia sehingga menjadi barang jadi yang dapat dimanfaatkan,
seperti bankendaraan, pipa paralon, pasta gigi, sabun cuci, dan
korek api
• Aneka bahan bangunan yang mengolah aneka bahan bangunan,
seperti industri kayu, keramik, kaca dan marmer.
f. Zona Khusus
Zona khusus yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke dalam
zona perumahan sampai dengan zona industri yang antara lain meliputi zona untuk
keperluan pertahanan dan keamanan, zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan zona khusus lainnya.
Tujuan penetapan: menyediakan ruang untuk pengembangan fungsi khusus
hankam, TPA, dan IPAL; dan menetapkan kriteria pengembangan zona khusus menjaga
keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan.
1) Pertahanan dan keamanan; peruntukan tanah yang merupakan bagian
dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan
dan pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti kantor,
instalasi hankam, termasuk tempat latihan baik pada tingkat nasional,
Kodam, Korem, Koramil, dsb.
substansi dan kriteria perencanaan dalam penetapan zona pertahanan
dan keamanan yaitu:
• Memperhatikan kebijakan sistem pertahanan dan keamanan
nasional.
• Memperhatikan kebijakan pemerintah yang menunjang pusat
hankam nasional.
• Memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan
bidang hankam beserta prasarana dan sarana penunjangnya.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Aksesibilitas yang menghubungkan zona hankam adalah jalan


kolektor;
• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan dan komersial
2) Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL); peruntukan tanah yang terdiri atas
daratan dengan batas batas tertentu yang berfungsi untuk tempat
pembuangan segala macam air buangan (limbah) yang berasal dari
limbah-limbah domestik, industri, maupun komersial dan lain-lainnya.
Substansi dan kriteria Perencanaan dalam penetapan zona IPAL yaitu:
• Memperhatikan sistem pembuangan air limbah pemukiman dan
industri yang berlaku di suatu wilayah.
• Memperhatikan standar-standar teknis sarana dan prasarana yang
harus dipenuhi dalam pembangunan IPAL.
• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan dan industri
3) Tempat Pemprosesan Akhir (TPA); peruntukan tanah di daratan dengan
batas-batas tertentu yang yang digunakan sebagai tempat untuk
menimbun sampah dan merupakan bentuk terakhir perlakuan sampah.
Substansi dan kriteria perencanaan dalam penetapan zona TPA yaitu:
• Memperhatikan kebijakan sistem persampahan (jalur dan saluran)
• Memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan TPA
serta ruang ruang yang diperlukan didalam operasi pembuangan
akhir sampah.
• Aksesibilitas yang TPA minimal adalah jalan lokal.
• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan, zona
komersial, dan zona zona lainnyadapat berdekatan dengan zona
industri namun harus berdasarkan syarat-syarat tertentu
g. Zona Peruntukan Lainnya
Zona peruntukan lainnya merupakan Peruntukan ruang yang dikembangkan
untuk menampung fungsi kegiatan di daerah tertentu berupa pertanian,
pertambangan, pariwisata, dan peruntukan-peruntukan lainnya.zona peruntukan
lainnya yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara lain meliputi zona
pertanian, zona pertambangan, dan zona pariwisata;
Tujuan penetapan: (1) menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan-
kegiatan di daerah tertentu seperti pertanian, pertambangan, pariwisata, dengan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

fasilitasnya dalam upaya memenuhi lapangan pekerjaan masyarakat di daerah


tersebut; dan (2) mengembangkan sektor-sektor basis tertentu agar dapat
meningkatkan produktifitas daerah.
1) Zona Pertanian; peruntukan ruang yang dikembangkan untuk
menampung kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan
mengusahakan tanaman tertentu, pemberian makanan, pengkandangan,
dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan komersil.
Substansi dan kriteria perencanaan zona untuk peruntukan pertanian
berupa:
• Ruang yang secara teknis dapat digunakan untuk lahan pertanian
basah (irigasi maupun non irigasi) ataupun lahan kering tanaman
pangan maupun palawija.
• Ruang yang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan
basah ataupun lahan kering dapat memberikan manfaat baik
ekonomi, ekologi maupun sosial
• Kawasan pertanian tanaman lahan basah dengan irigasi teknis
tidak boleh dialihfungsikan memperhatikan ketentuan pokok
tentang perencanaan dan penyelenggaraan budi daya tanaman
serta tata ruang dan tata guna tanah budi daya tanaman mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budi Daya Tanaman peruntukan perkebunan, peternakan,
perikanan: (1) tidak mengganggu permukiman penduduk terkait
dengan limbah yang dihasilkan pada lingkungan dengan
kepadatan rendah, dan (2) memperhatikan ketentuan pokok
tentang pemakaian tanah dan air untuk usaha peternakan; serta
penertiban dan keseimbangan tanah untuk ternak mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2) Zona Pertambangan; peruntukan ruang yang dikembangkan untuk
menampung kegiatanpertambangan bagi daerah yang sedang maupun
yang akan segera melakukan kegiatan pertambangan golongan bahan
galian A, B, dan C
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Zona Pariwisata; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan


budi daya yang dikembangkan untuk mengembangkan kegiatan
pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.
kawasan wisata yang dikembangkan di tempatberlangsungnya atraksi
budaya, prosesi upacara adat, dansekitarnya yang ditujukan untuk
mengakomodasi wisata dengan minat khusus (tengeran/landmark, cagar
budaya)kawasan wisata di tempat objek alam (gunung, sawah,pantai,
laut, teIuk, lembah) dan kawasan di sekitarnya yangditujukan untuk
mengakomodasi wisata minat alam yangmemiliki
kecenderunganmendapatkan sesuatu danpengalaman baru yang
bermanfaat dari objek wisata alam yang dikunjungi
h. zona campuran
Zona campuran yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan fungsi
dan/atau bersifat terpadu (mix use), seperti perumahan dan perdagangan/jasa,
perumahan, perdagangan/jasa dan perkantoran.
Tujuan penetapan: (1) menyediakan ruang untuk pengembangan beberapa
fungsi peruntukan dalam satu kesatuan lahan sehingga terwujud efisiensi lahan; (2)
menetapkan kriteria pengembangan zona campuran yang menjamin pencapaian
masyrakat atas prasarana/sarana; dan (3) mendukung konsep pembangunan kota
kompak.
1) Perumahan dan Perdagangan/jasa; peruntukan lahan budi daya yang
terdiri atas daratan dengan batas tertentu yang berfungsi campuran
antara perumahan dan perdagangan/jasa.
Tujuan penetapan zona menyediakan ruang untuk pengembangan fungsi
campuran perumahan dan perdagangan/jasa meningkatkan aksesibilitas
masyarakat pada subzona tersebut terhadap fasilitas komersial, dan
mengoptimalkan pemanfaatan ruang perkotaan.
substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan zona campuran
perumahan dan perdagangan/jasa adalah:
• Memperhatikan kepentingan urban yang menuntut efisiensi
pergerakan pemilihan lokasi mendekat ke fungsi komersial dari
calon penghuni yaitu lokasi-lokasi di pusat kotadimana nilai lahan
sudah tinggi.
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Lokasi dengan akses yang cukup tinggi diantara bangunan berupa


ketersediaan jalur pejalan kaki yangmenghubungkan antar
bangunan dan menghubungkan subzona dengan tempat
pemberhentian kendaraan umum.
• Jenis kegiatan komersial yang dikembangkan berkaitan dengan
kebutuhan sehari-hari penghuni.
• Penyediaan lahan parkir disesuaikan dengan standar perparkiran
2) Perumahan dan Perkantoran; peruntukan lahan budi daya yang terdiri
atas daratan dengan batas tertentu yang berfungsi campuran antara
perumahan dan perkantoran.
penetapan zona campuran perumahan dan perkantoran dengan
tersedianya ruang untuk: (1) kegiatan perumahan kepadatan tinggi
dengan konsep hunian vertical, (2) kegiatan perkantoran yang melayani
masyarakat pada subzona tersebut dan (3) sirkulasi masyarakat baik
sirkulasi vertikal maupun horizontal, termasuk luas lobby lift, lobby
utama, jalur masuk dan keluar, jalur pejalan kaki antar bangunan, dan
jalur pejalan kaki menuju pemberhentian kendaraan umum.
Substansi dan kriteria perencaaan penetapan zona campuran perumahan
dan perkantoran adalah:
• Memperhatikan kepentingan urban yang menuntut efisiensi
pergerakan pemilihan lokasi mendekat ke tempat bekerja dari
calon penghuni yaitu lokasi-lokasi di pusat kotadimana nilai lahan
sudah tinggi.
• Lokasi dengan akses yang cukup tinggi diantara bangunan berupa
ketersediaan jalur pejalan kaki yang menghubungkan antar
bangunan dan menghubungkan subzona dengan tempat
pemberhentian kendaraan umum.
• Penyediaan lahan parkir disesuaikan dengan standar perparkiran
3) Perkantoran dan Perdagangan/jasa; peruntukan lahan budi daya yang
terdiri atas daratan dengan batas tertentu yang berfungsi campuran
antara perkantoran dan perdagangan/jasa.
Penetapan zona campuran perkantoran dan perdagangan/jasa dengan
tersedianya ruang untuk: (1) kegiatan perkantoran dan komersial dengan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

konsep bangunan vertical, (2) kegiatan perkantoran dan komersial yang


melayani masyarakat pada subzona dan/atau masyarakat di luar subzona
tersebut, dan (3) sirkulasi masyarakat baik sirkulasi vertikal maupun
horizontal, termasuk luas lobby lift, lobby utama, jalur masuk dan keluar,
jalur pejalan kaki antar bangunan, dan jalur pejalan kaki menuju
pemberhentian kendaraan umum.
Substansi dan kriteria perencaaan penetapan zona campuran
perkantoran dan perdagangan/jasa adalah:
• Memperhatikan kepentingan urban yang menuntut efisiensi
pergerakan pemilihan lokasi mendekat ke fungsi komersial dari
calon penghuni yaitu lokasi-lokasi di pusat kotadimana nilai lahan
sudah tinggi.
• Lokasi dengan akses yang cukup tinggi bagi masyarakat luas
diantaranya lebar / kelas jalan yang sesuai, ketersediaan
transportasi umum/massal yang sudah berjalan serta keberadaan
sistem infrastruktur kota yang memadai atau mudah
dikembangkan.
• Penyediaan sarana pergerakan yang dapat menggunakan konsep
transit oriented development (TOD).
• Jenis kegiatan komersial yang dikembangkan berkaitan dengan
kebutuhan perkantoran.
• Penyediaan lahan parkir disesuaikan dengan standar perparkiran
4.3 Rencana Jaringan Prasarana
Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki sistem jaringan
prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW
kabupaten/kota.
Rencana jaringan prasarana berfungsi sebagai:
a) pembentuk sistem pelayanan, terutama pergerakan, di dalam BWP;
b) dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas
dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan
c) dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL dan
rencana teknis sektoral.
Rencana jaringan prasarana dirumuskan berdasarkan:
a) rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang termuat dalam RTRW;
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

b) kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi BWP;


c) rencana pola ruang BWP yang termuat dalam RDTR;
d) sistem pelayanan, terutama pergerakan, sesuai fungsi dan peran BWP; dan
e) ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana jaringan prasarana dirumuskan dengan kriteria:


a) memperhatikan rencana struktur ruang bagian wilayah lainnya dalam wilayah
kabupaten/kota dan/atau wilayah administrasi kabupaten/kota sekitarnya
yang berbatasan langsung dengan BWP;
b) menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana dan
utilitas pada BWP;
c) mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas BWP; dan
d) mengakomodasi kebutuhan fungsi dan peran pelayanan kawasan di dalam
struktur ruang BWP.

Materi rencana jaringan prasarana meliputi:


a. Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
Rencana pengembangan jaringan pergerakan merupakan seluruh jaringan
primer dan jaringan sekunder pada BWP yang meliputi jalan arteri, jalan kolektor,
jalan lokal, jalan lingkungan, dan jaringan jalan lainnya yang belum termuat dalam
RTRW kabupaten/kota, yang terdiri atas:
1) Jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder;
2) Jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder;
3) Jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder;
4) Jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder; dan
5) Jaringan jalan lainnya yang meliputi:
i. Jalan masuk dan keluar terminal barang serta terminal orang/penumpang
sesuai ketentuan yang berlaku (terminal tipe A, B dan C hingga pangkalan
angkutan umum);
ii. Jaringan jalan moda transportasi umum (jalan masuk dan keluarnya terminal
barang/orang hingga pangkalan angkutan umum dan halte); dan
iii. Jalan masuk dan keluar parkir.
Dalam hal terdapat jalur kereta api, jalur pelayaran, dan jalur pejalan
kaki/sepeda, selain memuat jaringan pergerakan sebagaimana dimaksud pada angka 1
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

sampai dengan angka 5, rencana jaringan pergerakan juga harus memuat rencana jalur
kereta api, jalur pelayaran, dan jalur pejalan kaki/sepeda.

b. Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan


Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan merupakan penjabaran
dari jaringan distribusi dan pengembangannya berdasarkan prakiraan kebutuhan
energi/kelistrikan di BWP yang termuat dalam RTRW, yang terdiri atas:
1) Jaringan subtransmisi yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari
sumber daya besar (pembangkit) menuju jaringan distribusi primer (gardu
induk) yang terletak di BWP (jika ada);
2) Jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan SUTT) yang berfungsi
untuk menyalurkan daya listrik dari jaringan subtransmisi menuju jaringan
distribusi sekunder, yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung yang
meliputi:
i. Gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari jaringan
subtransmisi (70-500 kv) menjadi tegangan menengah (20 kv); dan
ii. Gardu hubung yang berfungsi untuk membagi daya listrik dari gardu induk
menuju gardu distribusi;
3) Jaringan distribusi sekunder yang berfungsi untuk menyalurkan atau
menghubungkan daya listrik tegangan rendah ke konsumen, yang dilengkapi
dengan infrastruktur pendukung berupa gardu distribusi yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan primer (20 kv) menjadi tegangan sekunder (220 v /380
v).
Dalam hal terdapat jaringan pipa minyak dan gas bumi, selain memuat jaringan
energi/kelistrikan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 3,
rencana jaringan energi/kelistrikan juga harus memuat rencana jaringan pipa minyak
dan gas bumi.

c. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi


Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi terdiri atas:
1) Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi yang berupa
penetapan lokasi pusat automatisasi sambungan telepon;
2) Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel yang berupa
penetapan lokasi stasiun telepon otomat, rumah kabel, dan kotak pembagi;
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon nirkabel yang berupa


penetapan lokasi menara telekomunikasi termasuk menara Base Transceiver
Station (BTS);
4) Rencana pengembangan sistem televisi kabel termasuk penetapan lokasi
stasiun transmisi;
5) Rencana penyediaan jaringan serat optik; dan
6) Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi.

d. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum


Rencana pengembangan jaringan air minum berupa rencana kebutuhan dan
sistem penyediaan air minum, yang terdiri atas:
1) Sistem penyediaan air minum wilayah kabupaten/kota yang mencakup
sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;
2) Bangunan pengambil air baku;
3) Pipa transmisi air baku dan instalasi produksi;
4) Pipa unit distribusi hingga persil;
5) Bangunan penunjang dan bangunan pelengkap; dan
6) Bak penampung.

e. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase


Rencana pengembangan jaringan drainase terdiri atas:
1) Sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan; dan
2) Rencana kebutuhan sistem jaringan drainase yang meliputi rencana jaringan
primer, sekunder, tersier, dan lingkungan di BWP;
Dalam hal kondisi topografi di BWP berpotensi terjadi genangan, maka perlu
dibuat kolam retensi, sistem pemompaan, dan pintu air.

f. Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah


Jaringan air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah setempat (onsite)
dan/atau terpusat (offsite).
Sistem pembuangan air limbah setempat, terdiri atas:
1) Bak septik (septic tank); dan
2) Instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT).
Sistem pembuangan air limbah terpusat, terdiri atas:
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

1) Seluruh saluran pembuangan; dan


2) Bangunan pengolahan air limbah.

g. Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya


Penyediaan prasarana lainnya direncanakan sesuai kebutuhan pengembangan
BWP, misalnya BWP yang berada pada kawasan rawan bencana wajib menyediakan
jalur evakuasi bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara
yang terintegrasi baik untuk skala kabupaten/kota, kawasan, maupun lingkungan.
Jalur evakuasi bencana dapat memanfaatkan jaringan prasarana dan sarana
yang sudah ada.
4.4 Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya mewujudkan
RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan 5
(lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan sebagaimana diatur dalam
pedoman ini.
Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai:
a) Dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi
pengembangan BWP;
b) Arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
c) Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan
dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan
d) Acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
Ketentuan pemanfaatan ruang disusun berdasarkan:
a) Rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana;
b) Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;
c) Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;
d) Masukan dan kesepakatan dengan para investor; dan
e) Prioritas pengembangan BWP dan pentahapan rencana pelaksanaan program
sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) daerah dan
rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) daerah, serta rencana
terpadu dan program investasi infrastruktur jangka menengah (RPI2JM)
Ketentuan pemanfaatan ruang disusun dengan kriteria:
a) Mendukung perwujudan rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana
di BWP serta perwujudan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

b) Mendukung program penataan ruang wilayah kabupaten/kota;


c) Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
perencanaan;
d) Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik
dalam jangka waktu tahunan maupun lima tahunan; dan
e) Terjaganya sinkronisasi antarprogram dalam satu kerangka program terpadu
pengembangan wilayah kabupaten/kota.

Program dalam ketentuan pemanfaatan ruang meliputi:


a. Program Pemanfaatan Ruang Prioritas
Program pemanfaatan ruang prioritas merupakan program-program
pengembangan BWP yang diindikasikan memiliki bobot tinggi berdasarkan tingkat
kepentingan atau diprioritaskan dan memiliki nilai strategis untuk mewujudkan
rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana di BWP sesuai tujuan penataan
BWP.
Program pemanfaatan ruang dapat memuat kelompok program sebagai berikut:
1) Program perwujudan rencana pola ruang di BWP yang meliputi:
i. Perwujudan zona lindung pada BWP termasuk didalam pemenuhan kebutuhan
RTH; dan
ii. Perwujudan zona budi daya pada BWP yang terdiri atas:
(a) Perwujudan penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum di BWP;
(b) Perwujudan ketentuan pemanfaatan ruang untuk setiap jenis pola ruang;
(c) Perwujudan intensitas pemanfaatan ruang blok; dan/atau
(d) Perwujudan tata bangunan.
2) Program perwujudan rencana jaringan prasarana di BWP yang meliputi:
i. Perwujudan pusat pelayanan kegiatan di BWP; dan
ii. Perwujudan sistem jaringan prasarana untuk BWP, yang mencakup pula sistem
prasarana nasional dan wilayah/regional di dalam BWP yang terdiri atas:
(a) Perwujudan sistem jaringan pergerakan;
(b) Perwujudan sistem jaringan energi/kelistrikan;
(c) Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi;
(d) Perwujudan sistem jaringan air minum;
(e) Perwujudan sistem jaringan drainase;
(f) Perwujudan sistem jaringan air limbah; dan/atau
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

(g) Perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya.


3) Program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya yang
terdiri atas:
i. Perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan;
ii. Pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan;
iii. Pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan; dan/atau
iv. Pelestarian/pelindungan blok/kawasan.
4) Program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim, dapat sebagai kelompok
program tersendiri atau menjadi bagian dari kelompok program lainnya, disesuaikan
berdasarkan kebutuhannya.

2. Muatan Peraturan Zonasi


Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari RDTR.Peraturan zonasi berfungsi sebagai:
a) Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
b) Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air
right development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;
c) Acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
d) Acuan dalam pengenaan sanksi; dan
e) Rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan
lokasi investasi.
Peraturan zonasi bermanfaat untuk:
a) Menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang ditetapkan;
b) Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan penggunaan
lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan
c) Meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.

5. Materi Peraturan Zonasi


Peraturan zonasi memuat materi wajib yang meliputi ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan,
ketentuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan pelaksanaan, dan materi pilihan
yang terdiri atas ketentuan tambahan, ketentuan khusus, standar teknis, dan ketentuan
pengaturan zonasi.
Materi wajib adalah materi yang harus dimuat dalam peraturan zonasi.Sedangkan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

materi pilihan adalah materi yang perlu dimuat sesuai dengan kebutuhan daerah
masing-masing.

7.2 Pengelompokan Materi


7.2.1 Materi Wajib
a. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi
kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan
yang bersyarat secara terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat
tertentu, dan kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan pada suatu
zona.
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan
maupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam peraturan
bangunan setempat, dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau komponen yang
dikembangkan.
Ketentuan teknis zonasi terdiri atas:
“Klasifikasi I = pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan”
Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I memiliki sifat
sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Pemerintah kabupaten/kota
tidak dapat melakukan peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain terhadap
kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I.

“Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas”


Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan
penggunaan lahan dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu
beroperasinya suatu kegiatan di dalam subzona maupun pembatasan jangka
waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;
2) Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun
ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan menurunkan nilai
maksimal dan meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam
peraturan zonasi;
3) Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah
ada mampu melayani kebutuhan, dan belum memerlukan tambahan, maka
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

pemanfaatan tersebut tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan


pertimbangan-pertimbangan khusus.
Contoh: dalam sebuah zona perumahan yang berdasarkan standar teknis telah
cukup jumlah fasilitas peribadatannya, maka aktivitas rumah ibadah termasuk dalam
klasifikasi T.

“Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu”


Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas
suatu kegiatan atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu
yang dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus.Persyaratan dimaksud
diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi
lingkungan sekitarnya.
Contoh persyaratan umum antara lain:
1) Dokumen AMDAL;
2) Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
3) Dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN); dan
4) Pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan (development
impact fee).
Contoh persyaratan khusus misalnya diwajibkan menambah tempat parkir,
menambah luas RTH, dan memperlebar pedestrian.

“Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak diperbolehkan”


Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X memiliki
sifat tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat
menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.Kegiatan dan
penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X tidak boleh diizinkan pada zona
yang bersangkutan.

Penentuan I, T, B dan X untuk kegiatan dan penggunaan lahan pada suatu zonasi
didasarkan pada:
1) Pertimbangan Umum
Pertimbangan umum berlaku untuk semua jenis penggunaan lahan, antara lain
kesesuaian dengan arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW kabupaten/kota,
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

keseimbangan antara kawasan lindung dan kawasan budi daya dalam suatu wilayah,
kelestarian lingkungan (perlindungan dan pengawasan terhadap pemanfaatan air,
udara, dan ruang bawah tanah), toleransi terhadap tingkat gangguan dan dampak
terhadap peruntukan yang ditetapkan, serta kesesuaian dengan kebijakan lainnya yang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
2) Pertimbangan Khusus
Pertimbangan khusus berlaku untuk masing-masing karakteristik guna lahan,
kegiatan atau komponen yang akan dibangun. Pertimbangan khusus dapat disusun
berdasarkan rujukan mengenai ketentuan atau standar yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang, rujukan mengenai ketentuan dalam peraturan bangunan
setempat, dan rujukan mengenai ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau
komponen yang dikembangkan.
b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan mengenai besaran
pembangunan yang diperbolehkan pada suatu zona yang meliputi:
1) KDB (Koefisien Dasar Bangunan)Maksimum;
KDB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat pengisian atau
peresapan air, kapasitas drainase, dan jenis penggunaan lahan.
Penentuan KDB (Koefisien Dasar Bangunan).
KDB adalah perbandingan antara luas bangunan dengan luas lahan.Nilai KDB di
suatu kawasan menentukan berapa persen luas bangunan di suatu kawasan yang boleh
dibangun.Penentuan KDB ditinjau dari aspek lingkungan dengan tujuan untuk
mengendalikan luas bangunan di suatu lahan pada batas-batas tertentu sehingga tidak
mengganggu penyerapan air hujan ke tanah. Nilai KDB dapat dihitung melalui debit
infiltrasi air pada suatu daerah sebagai berikut:
𝑲𝑲𝑫𝑫𝑩𝑩= ((𝑨𝑨−𝑶𝑶𝑺𝑺))/𝑨𝑨𝒙𝒙𝟏𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎%
dimana :
𝐎𝐎𝐒𝐒 = 𝑰𝑰𝒊𝒊𝒏𝒏𝒇𝒇/𝑸𝑸𝒊𝒊𝒏𝒏𝒇𝒇
OS = luas kawasan yang harus dilestarikan
Iinf = intensitas infiltrasi (l/detik)

Lalu debit dan intensitas infiltrasi air adalah:


Qinf = C x I x A
Qinf = debit infiltrasi air (l/detik)
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

C = koefisien infiltrasi
I = intensitas infiltrasi minimum (l/detik)
A = luas lahan (ha/m2)

Iinf = S x A
Iinf = intensitas infiltrasi (l/detik)
S = koefisien penyimpanan
A = luas lahan (ha/m2)

Koefisien infiltrasi (C) tergantung dari jenis bidang yang menutupi di atasnya,
apakah itu dari bahan kedap air ataupun dari rumput masing-masing mempunyai
koefisien tertentu seperti pada tabel berikut:

2) KLB Maksimum;
KLB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan harga lahan,
ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan), dampak atau kebutuhan
terhadap prasarana tambahan, serta ekonomi dan pembiayaan.
3) Ketinggian Bangunan Maksimum; dan
4) KDH Minimal.
KDH minimal digunakan untuk mewujudkan RTH dan diberlakukan secara
umum pada suatu zona.KDH minimal ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat
pengisian atau peresapan air dan kapasitas drainase.
Beberapa ketentuan lain dapat ditambahkan dalam intensitas pemanfaatan
ruang, antara lain meliputi:
1) Koefisien Tapak Basement (KTB) Maksimum;
KTB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan KDH minimal.
2) Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) Maksimum;
3) Kepadatan Bangunan atau Unit Maksimum; dan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Kepadatan bangunan atau unit maksimum ditetapkan dengan


mempertimbangkan faktor kesehatan (ketersediaan air bersih, sanitasi, sampah,
cahaya matahari, aliran udara, dan ruang antar bangunan), faktor sosial (ruang terbuka
privat, privasi, serta perlindungan dan jarak tempuh terhadap fasilitas lingkungan),
faktor teknis (resiko kebakaran dan keterbatasan lahan untuk bangunan atau rumah),
dan faktor ekonomi (biaya lahan, ketersediaan, dan ongkos penyediaan pelayanan
dasar).
4) Kepadatan Penduduk Maksimal.
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang mendetailkan lebih lanjut intensitas
pemanfaatan ruang yang diatur dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW
kabupaten/kota, atau juga bisa berisi sama dengan intensitas pemanfaatan ruang yang
diatur dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW kabupaten/kota.
Intensitas pemanfaatan ruang yang terdapat dalam ketentuan intensitas pemanfaatan
ruang dapat didetailkan kembali lebih lanjut dalam RTBL.
c. Ketentuan Tata Bangunan
Ketentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran,
peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona.
Komponen ketentuan tata bangunan minimal terdiri atas:
1) GSB minimal yang ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan,
resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika;
2) Tinggi bangunan maksimum atau minimal yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, teknologi, estetika, dan
parasarana;
3) Jarak bebas antarbangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan
tentang jarak bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukan dan ketinggian
bangunan; dan
4) Tampilan bangunan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan warna
bangunan, bahan bangunan, tekstur bangunan, muka bangunan, gaya
bangunan, keindahan bangunan, serta keserasian bangunan dengan
lingkungan sekitarnya.
Ketentuan tata bangunan mendetailkan lebih lanjut tata bangunan yang diatur
dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW kabupaten/kota, atau juga dapat
berisi sama dengan tata bangunan yang diatur dalam ketentuan umum peraturan
zonasi pada RTRW kabupaten/kota. Tata bangunan yang terdapat dalam ketentuan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

tata bangunan ruang dapat didetailkan kembali lebih lanjut dalam RTBL.
d. Ketentuan Sarana dan Prasarana Minimal
Ketentuan prasarana dan sarana minimal berfungsi sebagai kelengkapan dasar
fisik lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman melalui
penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar zona berfungsi secara optimal.
Prasarana yang diatur dalam peraturan zonasi dapat berupa prasarana parkir,
aksesibilitas untuk difabel, jalur pedestrian, jalur sepeda, bongkar muat, dimensi
jaringan jalan, kelengkapan jalan, dan kelengkapan prasarana lainnya yang diperlukan.
Ketentuan prasarana dan sarana minimal ditetapkan sesuai dengan ketentuan
mengenai prasarana dan sarana yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

PEMBUATAN PETA
Sistematika Penyajian Peta
Peta rencana pola ruang (zoning map) digambarkan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat
ketelitian minimal 1:100.000 untuk wilayah kabupaten dan 1:50.000 untuk
wilayah kota dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi geografis
yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang;
b) Cakupan rencana pola ruang meliputi ruang darat dan/atau ruang laut dengan
batasan 4 (empat) mil laut yang diukur dari garis pantai wilayah
kabupaten/kota atau sampai batas negara yang disepakati secara
internasional apabila kabupaten/kota terkait berbatasan laut dengan negara
lain;
c) Rencana pola ruang dapat digambarkan ke dalam beberapa lembar peta yang
tersusun secara beraturan mengikuti ketentuan yang berlaku;
d) Peta rencana pola ruang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan
zonasi; dan
e) Peta rencana pola ruang harus sudah menunjukkan batasan persil untuk
wilayah yang sudah terbangun.
Contoh jenis Penyajian Peta
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Contoh Peta Rencana Zonasi


Bagian - D
JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Jadwal pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap kegiatan yang


telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan dan harus
selesai sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak
mengurangi mutu teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan
alir pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN
BULAN
NO KEGIATAN I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 9 10 11 12

1 PERSIAPAN
1.1 Persiapan Kelembagaan
1.2 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN


DATA KONDISI EKSISTING
2.1 Data Sekunder
Data kondisi iklim daerah perencanaan
Data kondisi fisik wilayah pelayanan
Data kependudukan
Data rencana tata ruang
Data penggunaan lahan
Data pemanfaatan perairan
2.2 Data Primer
Lokasi kawasan perencanaan
Data ekosistem pesisir dan sumberdaya pesisir
Sarana dan prasarana yang ada di lokasi
Sarana jalan lingkungan dan jalan menuju lokasi

3 KEGIATAN ANALISIS
3.1 Penentuan Kawasan Perencanaan
3.2 Penentuan Zonasi Kawasan Pesisir
3.3 Arahan Penataan Ruang Kawasan Pesisir
3.4 Rencana Zonasi Kawasan Pesisir

5 KEGIATAN WORKSHOP
5.1 Laporan Pendahuluan
5.2 FGD 1
5.3 FGD 2
5.4 Laporan Akhir

6 PELAPORAN
6.1 Laporan Pendahuluan
6.2 Buku Draft Laporan Akhir
6.3 Buku Laporan Akhir
6.3 Buku Eksekutif Summary
6.4 Album Peta
6.5 Soft Copy CD
Bagian- E

KOMPOSISI TIM DAN


PENUGASAN

A. Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya

Agar diperoleh hasil yang optimal dari pekerjaan ini, maka PT. Mandala Prima
Konsultan menugaskan kualifikasi personil/tenaga ahli yang diperlukan dengan sebaik-
baiknya dan pemilihan yang tepat.
Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan seperti yang tercantum di dalam TOR pekerjaan,
maka uraian tugas dan wewenang dari masing-masing tenaga ahli menjadi bahan
pertimbangan dalam pemilihan tenaga ahli yang akan ditugaskan untuk menangani
pekerjaan.
Tenaga Ahli yang ditugaskan oleh konsultan dalam pekerjaan ini harus mampu di dalam
tugasnya masing-masing. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan berada di bawah
tanggung jawab seorang Insinyur yang ditugaskan sebagai Team Leader, syarat yang
harus dipenuhi masing-masing dijelaskan sebagai berikut :
Professional Staff :
Professional Staff sebagai tenaga inti pelaksana pekerjaan, terdiri dari tenaga terdidik
dan berpengalaman pada bidang yang ditekuninya. Adapun Professional Staff yang akan
melaksanakan pekerjaan ini, terdiri dari :

1. Ketua Tim (Team Leader)


Ketua Tim merupakan ahli Pengelolaan Sumber Daya Pesisir yang disyaratkan
memiliki latar belakang pendidikan minimal magister (S-2) di bidang Perikanan atau
Kelautan, lulusan universitas negeri atau swasta yang telah terkareditasi, dengan
pengalaman dalam pekerjaan bidang perencanaan wilayah sekurang-kurangnya 5
(Lima) tahun.
2. Ahli Perikanan
S1 Perikanan/Kelautan dengan pengalaman dalam pekerjaan bidang
Kelautan/Perikanan sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun.

G-1
3. Ahli Kelautan
S1 Perikanan/Kelautan yang memiliki pengalaman dalam pekerjaan Kelautan
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
4. Ahli Sosial/Ekonomi
S1 ilmu sosial/Ekonomi dengan pengalaman dalam pekerjaan bidang Sosial
ekonomi dan kajian aspek sosial sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
5. Ahli Oseanografi
S1 Kelautan/Perikanan dengan pengalaman dalam pekerjaan di bidang
oseanografi sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun.
6. Ahli GIS
S1 Geografi/Teknik Geodesi/Teknik Geologi yang menguasai aplikasi GIS dan
memiliki pengalaman dalam pekerjaan bidang perpetaan sekurang-kurangnya 5 (Lima)
tahun.
1. Asisten Tenaga Ahli, terdiri dari :
• Asisten Ahli Perikanan/Kelautan : 1 orang
• Asisten Ahli GIS : 1 orang
• Enumerator : 2 orang
2. Tenaga Pendukung
• Tenaga Selam : 3 orang
• Tenaga Survey : 2 orang
• Tenaga Administrasi : 1 orang

G-2
B. Tabel : Komposisi Tim & Penugasan
Tenaga
Jumlah
Ahli Lingkup Posisi Yang
Nama Personil Perusahaan Uraian Tugas dan Tanggungjawab Orang
No Lokal/ Keahlian Diusulkan
Bulan
Asing
A. Tenaga Ahli
• Sesuai dengan bidang keahliannya
bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan dari sejak
perencanaan sampai
penyelesaiannya hingga diterima
dengan baik oleh pemberi pekerjaan
• Bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya guna menciptakan suasana
kerja yang harmonis dan efektif.
• Melakukan koordinasi dan asistensi
Ahli dengan pemberi pekerjaan sesuai
PT. Mandala Pengelolaan dengan bidang keahliannya..
1. Dr. Abd. Wasir Samad, S.Si, M.Si Lokal Team Leader 4
Prima Sumber Daya • Mempelajari dokumen yang terkait
Konsultan Pesisir dengan kegiatan serta memberikan
analisa terhadap seumberdaya pesisir
dan laut
• Bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan survey.
• Membantu penyusunan kerangka
survey dan peta kerja serta
melakukan analisa terhadap data dan
informasi berdasarkan data hasil
survey.

• Sesuai dengan bidang keahliannya


bertanggung jawab dalam
PT. Mandala pelaksanaan pekerjaan, sejak
2 M. Abduh Ibnu Hajar, Ph.D Lokal Ahli Prikanan Ahli Perikan
Prima perencanaan sampai penyelesaiannya
Konsultan. hingga diterima dengan baik oleh
pemberi pekerjaan.

G-3
Tenaga
Jumlah
Ahli Lingkup Posisi Yang
No
Nama Personil Perusahaan Lokal/ Keahlian Diusulkan
Uraian Tugas dan Tanggungjawab Orang
Bulan
Asing
• Bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya, dibawah koordinasi Tim
Leader guna memciptakan suasana
kerja yang harmonis dan efektif
• Dibawah koordinasi TL, bekerjasama
dengan tenaga ahli lainnya menyusun
rencana kerja dan kerangka
pelaporan
• Mempelajari dokumen yang terkait
dengan kegiatan serta memberikan
analisa terhadap aspek-aspek
perikanan.
• Bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan survey terkait jumlah
dan kelimpahan sumberdaya
• Menetapkan kerangka studi yang
menjadi acuan kerja tenaga ahli
lainnya
• Member masukan kepada setiap
tenaga ahli dalam menyusun rencana
survey memenuhi aspek-aspek
perikanan.
• Sesuai dengan bidang keahliannya
bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan, sejak
perencanaan sampai penyelesaiannya
hingga diterima dengan baik oleh
3
PT. Mandala pemberi pekerjaan.
3. Budiman, ST Lokal Ahli Kelautan Ahli Kelautan
Prima • Bekerjasama dengan tenaga ahli
Konsultan lainnya di bawah koordinasi ketua tim
guna menciptakan suasana kerja yang
harmonis dan efektif;
• Bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya menyusun rencana kerja dan

G-4
Tenaga
Jumlah
Ahli Lingkup Posisi Yang
No
Nama Personil Perusahaan Lokal/ Keahlian Diusulkan
Uraian Tugas dan Tanggungjawab Orang
Bulan
Asing
kerangka laporan.
• Mempelajari dokumen yang terkait
dengan aspek-aspek kelautan.
• Menetapkan kerangka studi yang
menjadi acuan kerja tenaga ahli
lainnya.
• Memberi masukan kepada setiap
tenaga ahli dalam menyusun rencana
survey/pengumpulan data terkait
dengan aspek-aspek kelautan.
• Bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan survei
• Menganalisis data dan potensi serta
permasalahan wilayah pesisir dan
pilau-pulau kecil dari aspek kelautan.
• Memberikan masukan strategi
kebijakan dan arahan pengembangan
wilayah dari aspek kelautan
• Bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya dalam menyusun potensi
sumberdaya kelautan.
• Sesuai dengan bidang keahliannya
bertangguang jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan, sejak
perencanaan sampai penyelesaian
hingga diterima dengan baik oleh
PT. Mandala Ahli Ahli pemberi pekerjaan. 3
4.. Syamsu Fajar, ST Lokal
Prima Oseanografi oseanografi • Bekerjasama dengan tenaga ahli
Konsultan lainnya, menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan efektif.
• Bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya, menyusun rencana kerja dan
kerangka laporan

G-5
Tenaga
Jumlah
Ahli Lingkup Posisi Yang
No
Nama Personil Perusahaan Lokal/ Keahlian Diusulkan
Uraian Tugas dan Tanggungjawab Orang
Bulan
Asing
• Mempelajari dokumen yang terkait
dengan aspek-aspek oceanografi.
• Menetapkan kerangka studi yang
menjadi acuan kerja tenaga ahli
lainnya
• Member masukan kepada setiap
tenaga ahli dalam menyusun rencana
survey/pengumpulan data terkait
aspek-aspek oceanografi
• Sesuai dengan bidang keahliannya
bertangguang jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan, sejak
perencanaan sampai penyelesaian
hingga diterima dengan baik oleh
pemberi pekerjaan.
• Membantu Team Leader dalam
Penyusunan laporan ntuk setiap
tahap kegiatan.
• Bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya di bawah koordinasi tim
PT. Mandala Ahli Sosial Ahli Sosial leader menciptakan suasana kerja 3
5. Muhammad Syakhrun, SE Lokal
Prima Ekonomi Ekonomi yang harmonis dan efektif.
Konsultan • Di bawah koordinasi TL, bekerjasama
dengan tenaga ahli lainnya menyusun
rencana kerja dan kerangka laporan
• Mempelajari dokumen yang terkait
dengan kegiatan serta memberikan
analisa terhadap aspek-aspek social
ekonomi
• Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan survei
• Menetapkan kerangka studi yang
menjadi acuan kerja tenaga ahli

G-6
Tenaga
Jumlah
Ahli Lingkup Posisi Yang
No
Nama Personil Perusahaan Lokal/ Keahlian Diusulkan
Uraian Tugas dan Tanggungjawab Orang
Bulan
Asing
lainnya.
• Memberikan masukan kepada setiap
tenaga ahli dalam menyusun rencana
survey memenuhi aspek-aspek social
ekonomi.
• Sesuai dengan bidang keahliannya
bertangguang jawab dalam
pelaksanaan pekerjaan, sejak
perencanaan sampai penyelesaian
hingga diterima dengan baik oleh
pemberi pekerjaan.
• Bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya dalam melakukan tugas dan
tanggung jawabnya.
• Di bawah koordinasi ketua Tim
bekerjasama dengan tenaga ahli
lainnya menyusun rencana kerja dan
kerangka laporan.
• Melakukan proses pemasukan data
PT. Mandala Ahli Gis/ Ahli Gis/ 3
6. Djoko Santoso, ST Lokal digital spasial, menyusun peta-peta
Prima Pemetaan Pemetaan
tematik, menginterpretasi peta citra
Konsultan • Menyusun data base manajemen
system sesuai standar pedoman
pemetaan RZWP3K
• Melakukan koordinasi dan asistensi
dengan pemberi pekerjaan sesuai
dengan bidang keahliannya
• Mempelajari dokumen yang ada
kaitannya dengan proyek serta
memberikan analisa terhadap aspek-
aspek data spasial dan pemetaan
• Turut bertanggung jawab terhadap
pelakasanaan survey ekosistem
pesisir dan laut

G-7
Tenaga
Jumlah
Ahli Lingkup Posisi Yang
No Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/ Keahlian Diusulkan
Bulan
Asing
B. Staff Penunjang
• Membantu proses pelaksanaan
PT. Mandala survey dilapangan
1. To Be Name Lokal Tenaga Selam Tenaga Selam 3
Prima Konsultan • Membantu menganalisa
ekosistem pesisir
• Membantu proses pelaksanaan
survey di lapangan
PT. Mandala Tenaga Tenaga • Memproses hasil survei lapangan
2. To Be Name Lokal 3
Prima Konsultan Survei Survei untuk pemutakhiran peta-peta
tematik
• Menyusun Laporan bersama Tim
PT. Mandala • Membantu proses pelaksanaan
3. To Be Name Lokal Enumenator Enemunator 1
Prima Konsultan survey di lapangan

G-8
Bagian - F

JADUAL PENUGASAN
TENAGA AHLI

Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan seperti yang tercantum di dalam KAK pekerjaan,
maka PT. Mandala Prima Konsultan mengusulkan jadwal pengerahan personil/
tenaga ahli maupun tenaga penunjang dengan berdasar pada fungsi dari masing-masing
personil. Uraian tugas dan wewenang dari masing-masing tenaga ahli menjadi bahan
pertimbangan dalam pemilihan tenaga ahli yang akan ditugaskan untuk menangani
pekerjaan.
Jadwal Penugasan Personil ini menguraikan waktu penugasan Tenaga Ahli, Tenaga
Teknis dan Tenaga Penunjang dalam penanganan pekerjaan, sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Jadwal ini disusun berdasarkan jadwal pelaksanaan
yang dibuat oleh Konsultan. Untuk jadwal penugasan personil yang lebih lengkap akan
disajikan dalam Tabel dibawah ini

H-1
Jadwal Penugasan Personil
PT. Mandala Prima Konsultan

DURASI (BULAN)
NO POSISI NAMA PERSONIL I II III IV Jml OB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

TENAGA AHLI
1 Ahli Pengelolaan Sumber Daya Pesisir (Team Leader) Dr. Abd. Wasir Samad, S.Si, M.Si 4
2 Ahli perikanan M. Abduh ibnu Hajar, Ph.D 3
3 Ahli Kelautan Budiman, ST 3
4 Ahli Sosial/Ekonomi Muhammad Syakhrun, SE 3
5 Ahli Oseanografi Syamsu Fajar, ST 3
6 Ahli GIS Djoko Santoso, ST 3
Sub Total 19
ASISTEN TENAGA AHLI
1 Asisten Ahli Perikanan/Kelautan to be name 3
2 Asisten Ahli Pemetaan/GIS to be name 3
3 Enumerator to be name 8
Sub Total 14
STAFF PENUNJANG
1 Tenaga Selam to be name 3
2 Tenaga Survey to be name 2
3 Tenaga Administrasi to be name 4
Sub Total 9
Total 42

H-2

Anda mungkin juga menyukai