Anda di halaman 1dari 101

Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec.

Samboja
(Bankeu Provinsi)

A.1. Latar Belakang

Sejalan dengan program pemerintah daerah untuk mengembangkan dan

memanfaatkan potensi daerah akan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang

dimilki, maka kami selaku tenaga- tenaga Ahli dan teknis yang dibekali dengan

disiplin ilmu dibidang teknik sipil menyatukan persepsi dan pemahaman untuk

melakukan suatu apresiasi dan inovasi guna turut serta berpartisipasi

mendukung program pemerintah didalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

yang baik dan pembangunan daerah disegala bidang khususnya dibidang Jasa

Konsultansi keteknikan nasional, dengan berdasarkan hal tersebut dibentuklah

sebuah wadah sebagai naungan secara hukum yang mempunyai legalitas yang

sah pada tanggal Dua bulan Desember tahun Dua Ribu Sembilan berdiri sebuah

perusahaan yang bernama CV. BAYANAKA KONSULTAN yang dibuat dihadapan

Notaris EVA PURNAWATI, SH.,M.Kn. dengan Akta Nomor Kosong Enam, dan

didukung dengan legalitas-legalitas lainnya dari pemerintah daerah dan Lembaga–

lembaga resmi yang bergerak dibidang jasa konstruksi.

A.2. Lingkup Bidang Layanan

Layanan jasa konsultansi bertujuan untuk membantu dari pada pihak-pihak yang

membutuhkan jasa konsultansi dalam hal jasa perencanaan dan pengawasan

Konstruksi.

Adapun Jasa Layanan Konsultan CV. BAYANAKA KONSULTAN adalah sebagai

berikut :

1 Jasa Nasihat/Pra-Disain, Disain dan Administrasi Kontrak Arsitektural

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

2 Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Bangunan

Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil


3
Transportasi

4 Jasa Enjiniring Fase Konstruksi dan Instalasi Bangunan

Jasa Enjiniring Fase Konstruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil


5
Transportasi

A.3. Data Perusahaan

UMUM

Nama Perusahaan : CV. BAYANAKA KONSULTAN

Alamat kantor pusat : JL. P. Suryanata Komp Graha Indah Blok A-2

RT.030 Air Putih Samarinda Ulu

Kalimantan Timur

LEGALITAS

Akte Pendirian Perusahaan

Notaris : EVA PURNAWATI, SH.,M.Kn.

Nomor : 06

Tanggal : 05 Juni 2013

Akte Perubahan

Notaris : EVA PURNAWATI, SH.,M.Kn.

Nomor : 282

Tanggal : 25 Januari 2016

NPWP. : 03.306.013.8-722.000

SIUP. : 503/00704/17-01/PM /BPPTSP-C/IV/2013

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Masa berlaku : Tgl. 03 Maret 2014

s/d 26 Juni 2018

TDP. : 17.01.3.71.05765

Masa berlaku : Tgl. 03 Maret 2014

s/d 02 Juli 2018

SIUJK SIPIL & ARSITEKTUR : 1.6472.1.00017.132272

SIUJK INSPEKSI TEKNIS : 1. 6472.3.00017.132272

Masa berlaku : Tgl. 03 Mei 2016

s/d 03 Mei 2019

SBU Bidang Perencanaan Rekayasa : 0325373

SBU Pengawasan Rekayasa : 0325374

Masa berlaku : Tgl. 11 Maret 2016

s/d 10 Maret 2019

Struktur Organisasi

CV. BAYANAKA KONSULTAN

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Divisi Perencanaan Jalan

Christian Pamian, ST
Direktur

Eduward, ST
Team Leader

Tenaga Teknis :

1. Muh. Kahar M, ST
2. Aditya Gautama, ST

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

B.1. Daftar Pengalaman

Perusahaan CV. BAYANAKA KONSULTAN, dalam perjalanan usahanya sejak

berdiri ditahun 2015 hingga saat ini belum ada melakukan pekerjaan sejenis:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

C.1. PEMAHAMAN TERHADAP KAK

C.1.1. UMUM

Dokumen Usulan Teknis ini dibuat untuk memberikan gambaran terhadap

rencana penanganan/tatalaksana pekerjaan “Perencanaan Seminisasi Jalan

Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja (Bankeu Provinsi)” sesuai

Undangan Mengikuti Pengadaan Jasa Konsultansi “Pengadaan Langsung” dari

Pejabat Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pedoman yang dipakai dalam penyusunan Usulan Teknis ini bertitik tolak dari

pengertian dan penguasaan CV. BAYANAKA KONSULTAN terhadap Kerangka

Acuan Kerja (TOR).

Diharapkan Usulan Teknis ini dapat menterjemahkan arahan-arahan yang telah

diberikan dalam Kerangka Acuan Kerja dalam bentuk operasionalisasi yang

mencakup metode pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan

Kerja.

 Identifikasi rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

konsultan selama waktu penugasan;

 Perumusan kegiatan di atas ke dalam tahapan kegiatan serta

kebutuhan waktu pelaksanaannya;

 Pengaturan peran dan tanggung jawab setiap personil konsultan

dalam setiap kegiatan;

 Penurunan alokasi waktu yang dibutuhkan setiap personil terkait

dengan peran dan tugasnya (Diagram 1-1).

Diagram 1-1

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Proses Penyusunan Usulan Teknis

Pemahaman dan
Pemahaman dan
Tanggapan terhadap
Tanggapan terhadap
KAK
KAK

Pendekatan Metodologi
Pendekatan Metodologi

Rencana Peran dan Alokasi Struktur


Jadwal Kerja Tugas Tenaga Tenaga Ahli Organisasi
Ahli Kerja

Prasarana
PrasaranaPendukung
Pendukung

Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan tersebut, CV. BAYANAKA KONSULTAN

telah mempunyai pengalaman dalam kegiatan studi, perencanaan, supervisi dan

manajemen proyek pada umumnya, serta dalam menangani kegiatan

perencanaan teknis jalan detail pada khususnya.

Dengan tersusunnya Dokumen Usulan Teknis ini, diharapkan dapat memberikan

gambaran secara jelas, khususnya bagi pihak Pemberi Tugas terhadap rencana

kerja CV. BAYANAKA KONSULTAN bilamana mendapat kepercayaan untuk

menangani pekerjaan ini.

C.1.2. LATAR BELAKANG

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Prasarana transportasi merupakan salah satu penunjang utama dalam

meningkatkan pertumbuhan social, ekonomi dan industri. Karena itu

pengembangan transportasi diarahkan pada terwujudnya Sistem Transportasi

Nasional (SISTRANAS) yang andal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan

secara terpadu, tertib, lancar, nyaman dan efisien.

Keuntungan yang diperoleh dengan adanya pembangunan prasarana transportasi

yang berupa jalan dan jembatan antara lain:

a. Membuka isolasi daerah terpencil;

b. Memperlancar hubungan antara satu dengan daerah lain;

c. Merangsang pertumbuhan ekonomi.

C.1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud:

adalah untuk pembangunan jalan dan drainase parit guna memenuhi kelancaran

perekonomian masyarakat setempat yang nantinya dapat mewujudkan

masyarakat yang mandiri dan berkembang.

Tujuan:

adalah membuat Rencana Teknis Jalan dan drainase sampai dengan Penyiapan

Desain dan Dokumen Pelelangan yang mencakup pekerjaan tersebut.

C.1.4. LINGKUP PEKERJAAN

Jasa konsultansi diperlukan adalah untuk melaksanakan perencanaan teknis jalan

lengkap dalam hal ini, merencanakan jenis serta tebal perkerasan dan bangunan

pelengkap jalan penggambaran, termasuk penyiapan dokumen lelang.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan perencanaan teknis ini, antara

lain:

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data Lapangan

a. Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey)

b. Survai Detail

 Pengukuran Topografi

 Beankleman Beam Test

 Survey CBR Lapangan

 Penyelidikan Tanah dan Material

 Survey Hidrologi

 Survey Lalu Lintas

3. Perencanaan Teknis

a. Analisa Data Lapangan

b. Perencanaan dan Penggambaran

4. Pelaporan dan Penyiapan Dokumen Lelang

C.1.5. LOKASI PEKERJAAN

 Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR, bahwa lokasi pekerjaan

Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec.

Samboja (Bankeu Provinsi) di Kabupaten Kutai Kartanegara.

C.1.6. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan selama 15 (lima belas) hari

kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

C.1.7. SISTEMATIKA USULAN TEKNIS

Sistematika pembahasan usulan teknis ini terdiri atas:

A Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari umum, latar belakang, maksud dan tujuan

proyek, ruang lingkup pekerjaan, lokasi kegiatan, jangka waktu

penyelesaian pekerjaan dan sistematika usulan teknis.

B Pengalaman Perusahaan

Profil perusahaan terdiri dari gambaran umum perusahaan, ruang lingkup

dan bidang pelayanan, serta Lingkup layanan & kerjasama.

C Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Menguraikan pemahaman Konsultan terhadap kerangka acuan kerja yang

diberikan serta pemahaman terhadap pekerjaan.

D Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Menguraikan Pemahaman Konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja.

E Apresiasi Inovasi

Menguraikan mengenai Apresiasi Inovasi Konsultan terhadap pekerjaan.

F Pendekatan dan Metodologi

Berisi pendekatan penanganan pekerjaan dan metode penanganan

pekerjaan yang diterapkan konsultan.

G Rencana Kerja

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Menguraikan tentang Rencana Kerja yang dilakukan oleh struktur

organisasi konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

H Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Menguraikan tentang jadwal pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan

konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

I Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya

Menjelaskan mengenai tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini

berikut dengan tanggung jawab yang diembannya.

J Jadwal Penugasan Personil

Menguraikan tentang jadwal penugasan personil yang akan dilakukan

oleh tim Tenaga ahli dalam melaksanakan pekerjaan ini.

K Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Menggambarkan mengenai kedudukan konsultan dalam menangani

pekerjaan ini dalam organisasi pelaksanaan pekerjaan.

L Pelaporan

Menguraikan tentang laporan dan waktu penyerahan laporan yang harus

disusun dan diserahkan oleh tim konsultan mengenai pekerjaan ini.

M Tenaga Teknis & Pendukung

Menguraikan mengenai staff pendukung yang membantu tim konsultan

dalam melaksanakan pekerjaan.

N Fasilitas Pendukung

Menguraikan mengenai fasilitas-fasilitas yang digunakan tim konsultan

dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

O Penutup

Setelah mempelajari kerangka acuan kerja (KAK), mengikuti Rapat

Penjelasan, serta mempelajari data yang ada, Konsultan dapat memahami

tugas-tugas yang harus dilakukan pada pekerjaan “Perencanaan

Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja

(Bankeu Provinsi)” ini.

Layanan Jasa Konsultan yang kami siapkan untuk pekerjaan tersebut didasarkan

atas pemahaman dan analisis terhadap kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh

Pemberi Tugas. Hal ini tercermin dari pemahaman Konsultan seperti diuraikan

dalam bagian pemahaman terhadap proyek, pendekatan dan metodologi,

organisasi Konsultan dan jadwal layanan Jasa Konsultan.

Konsultan memahami bahwa Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk

memberikan pengarahan kepada rekanan tentang latar belakang, lingkup

pekerjaan, layanan jasa Konsultan yang harus diberikan.

C.2. PEMAHAMAN TERHADAP LATAR BELAKANG

Konsultan memahami bahwa rencana Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air

serta Kimpraswil Kabupaten Kutai Kartanegara akan memperbaiki dan

meningkatkan ruas jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara, perlu didukung dengan

suatu perencanaan teknis rinci (Detail).

Sebagai bahan masukan perencanaan, diperlukan data antara lain: data topografi;

data Beantleman Bean Test; data tanah & material ;data hidrologi; dan data

pendukung lainnya, yang kesemuanya harus dikumpulkan baik melalui survey

instansional maupun melalui survey detail dilapangan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

C.3. PEMAHAMAN TERHADAP MAKSUD & TUJUAN SERTA LINGKUP

PEKERJAAN

Di dalam KAK telah diuraikan, bahwa:

 Maksud dari proyek ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan ruas

jalan serta sistem drainase di Kabupaten Kutai Kartanegara.

 Tujuan dari proyek ini adalah menyiapkan desain teknis jalan Rencana

Teknik Jalan dan Dokumen Pelelangan yang mencakup survey lapangan dan

perencanaan teknis dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan ruas

jalan tersebut diatas.

Memperhatikan uraian tentang maksud dan tujuan di atas serta ruang lingkup dan

materi pekerjaan pada KAK, dapat dipahami bahwa Tugas-tugas Pokok Konsultan

adalah menyiapkan suatu final engineering (detail desain dan dokumen tender)

selama waktu yang telah ditetapkan, yaitu selama 15 hari kalender.

Secara umum, Lingkup Tugas Konsultan pada pekerjaan perencanaan teknis ini

dikelompokkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Persiapan

 Mobilisasi dan Pendalaman KAK

- Koordinasi/Diskusi awal/orientasi proyek/pendalaman KAK;

- Pengumpulan data sekunder/dokumen atau hasil studi

terkait;

 Kajian Literatur

- Peta topografi;

- Pedoman Tebal Perkerasan;

- Peta Geologi;

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Data pendukung lainnya.

 Penyusunan kerangka kerja dan metodologi

 Persiapan survey lapangan

- Review lokasi survey (konfirmasi ruas jalan);

- Dokumen/data sekunder untuk lokasi survey;

- Penyiapan instrumen survey

2. Pengumpulan Data Lapangan

a. Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey)

 Identifikasi trace jalan;

 Pemeriksaan alinyemen horizontal dan vertikal

 Pengumpulan data tempat pemasangan, gorong-gorong, dan

bengunan pelengkap lainnya;

 Pengumpulan data pendukung lainnya yang diperlukan untuk

perencanaan;

 Pembuatan foto dokementasi;

 Pembuatan laporan.

b. Survai Detail

 Pengukuran Topografi

- Perintisan untuk pekerjaan pengukuran;

- Pemasangan patok-patok;

- Pengukuran titik kontrol horizontal;

- Pengukuran titik kontrol Vertikal;

- Pengukuran situasi;

- Pengukuran penampang memanjang dan melintang;

- Pengukuran khusus (pada beberapa kondisi khusus);

- Perhitungan dan penggambaran;

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Pembuatan laporan.

 Survey Geologi

- Pemetaan geologi teknik permukaan detail;

- Stabilitas badan jalan;

- Lokasi quarry;

- Penyelidikan tanah dan material/bahan;

- Penyelidikan laboratorium;

- Pembuatan laporan.

 Survey Hidrologi

- Pengumpulan data hidro-klimatologi;

- Pengumpulan data bangunan air;

- Analisis data hidro-klimatologi;

- Analisis pola aliran air pada daerah rencana trace jalan;

- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air, termasuk daftar lokasi

bangunan air yang direncanakan;

- Pembuatan laporan.

 Survey Perkerasan Jalan

- Pemeriksaan Lendutan baik dengan Benklemen Bean

- Pemeriksaan daya dukung tanah dasar dengan DCP

- Pemeriksaan CBR lapangan.

3. Perencanaan Teknis

a. Analisa Data Lapangan

 Analisis CBR;

 Analisis lalu lintas;

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

 Pemilihan jenis bahan.

b. Perencanaan dan Penggambaran

 Perencanaan geometrik;

 Perencanaan perkerasan;

 Perencanaan struktur;

 Penggambaran;

 Perhitungan kuantitas pekerjaan pelaksanaan fisik;

 Perhitungan biaya pekerjaan pelaksanaan fisik.

4. Pelaporan dan Penyiapan Dokumen Lelang

a. Laporan Final Engineering

b. Tender Dokumen:

BAB-I : Instruksi Kepada Peserta Lelang

BAB-II : Bentuk Penawaran, Informasi Kualifikasi dan Jaminan

Penawaran

BAB-III : Syarat-syarat Kontrak

BAB-IV : Data Kontrak

BAB-V : Spesifikasi

BAB-VI : Daftar Kuantitas

BAB-VII : Gambar Rencana

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

BAB-VIII : Bentuk-bentuk Jaminan.

5. Jenis Kontrak

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

D.2. TANGGAPAN TERHADAP KAK

Konsultan berpendapat bahwa secara umum, materi Kerangka Acuan Kerja (KAK)

yang berfungsi sebagai pedoman bagi konsultan untuk melaksanakan seluruh

proses pelaksanaan pekerjaan ini, cukup ringkas namun jelas. Penjelasan cakupan

pekerjaan dan substansi pekerjaan cukup memadai. Spesifikasi teknis pekerjaan

cukup jelas dan dapat diikuti.

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja tersebut, maka konsultan juga diharapkan

dapat lebih mudah memahami serta memberikan tanggapannya, baik yang terkait

dengan penyusunan bab-bab selanjutnya, maupun merupakan masukan untuk

lebih mengoptimalkan penugasan konsultan sesuai dengan yang diharapkan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Mengingat dari pada keterbatasan waktu didalam perencanaan ini maka

konsultan perencana mengerahkan seluruh kemampuan didalam melaksanakan

pekerjaan perencanaan jalan ini hingga produk-produk yang dihasilkan baik

berupa gambar rencana hingga gambar detail, perhitungan dan analisis data yang

diperoleh serta produksi laporan yang efisien dan tepat waktu.

Dalam Perencanan Teknis Jalan ini dimana objek yang menjadi Fokus adalah

memperbaiki dan meningkatkan ruas jalan serta sistem drainase, untuk itu

dituntut survey, pengamatan dan analisa lapangan yang baik, agar hasil

perencanaan ini dapat dilakukan sebagaimana yang direncanakan, untuk desain

tebal perkerasan akan di analisa dengan keberadaan material lokal yang dapat

dipertimbangkan untuk digunakan dengan harapan bahwa unsur material lokal

dapat mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dan aspek kemudahan dalam

perawatannya serta dalam aspek pembiayaan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

F.1. PENDEKATAN

Pada dasarnya pekerjaan “Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04

Desa Bukit Raya Kec. Samboja (Bankeu Provinsi)” ini adalah untuk menyiapkan

suatu final engineering (detail engineering design dan dokumen lelang) selama

waktu yang telah ditetapkan, yaitu 15 hari kalender terhitung sejak Surat Perintah

Kerja (SPK) diterbitkan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan akan melakukan beberapa pendekatan

sebagai berikut :

 Memahami dengan baik Kerangka Acuan Tugas,

 Manajemen yang baik dari sumber daya yang ada baik personil maupun

peralatan,

 Menerapkan pengalaman-pengalaman perusahaan dan personil dengan

proyek sejenis,

 Akan memakai standar perencanaan yang telah ditetapkan oleh Pemberi

Tugas/Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air/Kerangka Acuan Kerja.

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan sasaran yang di inginkan,

Konsultan akan menyelenggarakan pambahasan/asistensi secara berkala dengan

Pemberi Tugas. Dengan demikian dapat diharapkan, bahwa hasil pekerjaan telah

mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

F.2. METODOLOGI

Secara garis besar pekerjaan perencanaan teknis ini terdiri dari bagian-bagian

pekerjaan yang dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) tahap kegiatan pokok yang

berurutan dan terintegrasi, yaitu: (i) Tahap Persiapan; (ii) Tahap Pengumpulan

Data Lapangan; (iii) Tahap Perencanaan Teknis; dan (iv) Tahap Pelaporan dan

Penyiapan Dokumen Lelang.

Konsep penanganan bagian-bagian pekerjaan perencanaan teknis tersebut di atas,

diperlihatkan seperti pada gambar 4-1.

F.2.1. TAHAP PERSIAPAN

Konsultan akan mengawali kegiatannya dengan mengadakan pertemuan awal

untuk membahas koordinasi kerja dan persamaan persepsi terhadap Kerangka

Acuan Kerja (KAK). Jadwal pelaksanaan pekerjaan, koordinasi dan diskusi penting

sebelum konsultan melaksanakan pekerjaannya lebih lanjut. Konsultan akan

mengumpukan dan mengkaji data, antara lain:

 Peta topografi (skala terbesar);

 Peta Geologi (skala terbesar);

 Peta tata guna lahan (skala terbesar); dan

 Data pendukung lainnya.

Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan-kegiatan mobilisasi tenaga ahli, persiapan

fasilitas perkantoran, menyusun program kerja, menyelesaikan masalah teknis

dan administratif, serta menyiapkan instrumen survey lapangan.

F.2.2. TAHAP PENGUMPULAN DATA

Survai dan inspeksi jalan secara terinci harus dilakukan untuk menghimpun

catatan-catatan yang lengkap mengenai data jalan dan drainase. Tambahan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Lampiran I menguraikan mengenai prosedur dan formulir-formulir yang

digunakan. Survai tsb. meliputi:

- untuk pembuatan alinyemen baru survai meliputi rincian dan pengukuran

lengkap dari alinyemen yang direncanakan dan kondisi drainase yang berada

disekitarnya. Apabila jalan yang ada hanya terdiri dari jalan desa yang belum

terbentuk atau jalan setapak yang sederhana, survai akan merupakan survai

yang terinci dari semua tanah-milik yang ada disekitarnya dan bentuk-bentuk

drainase dalam mempersiapkan alinyemen dan konstruksi jalan yang baru.

- Untuk alinyemen baru pertimbangan harus pula diberikan terhadap aspek

lingkungan, termasuk:

 sedikit mungkin terjadi gangguan terhadap hak milik yang ada di daerah

berkembang.

 gangguan lalu lintas di dalam daerah kemacetan.

 mengalihkan aliran untuk menghindari lokasi-lokasi rawan erosi.

 pengaruh terhadap daerah-daerah perawan (asli), misalnya hutan lindung

(dimana mungkin diperlukan untuk meminta tambahan studi perancangan).

- untuk jalan-jalan yang ada, survai meliputi pemeriksaan terinci dari kondisi jalan

dengan mencatat kondisi umum kerusakan termasuk lubang-lubang jalan dan

legokan-legokan dan catatan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk

pelaksanaan konstruksi perkerasan dan bahu jalan beserta gambar terinci

konstruksi timbunan dan kondisi lereng samping.

- lokasi dan pengukuran gorong-gorong yang ada termasuk dinding ujung

gorong2, selokan-tepi, dinding-penahan (selain yang untuk jembatan), rambu

lalulintas dll.

- catatan mengenai semua kondisi drainase termasuk lengkung-cembung jalan,

bahu-jalan yang tinggi, pengaruh gerusan pada lereng yang terjal, lanjutan

aliran permukaan antara permukaan perkerasan dan bahu-jalan, kondisi

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

selokan tepi termasuk fasilitas yang ada seperti sambungan sudut pada selokan

(mitre drain), lubang masuk dan lubang keluar gorong-gorong, muka air tanah

dan persyaratan-persyaratan drainase bawah-tanah (jika ada).

Selain itu, harus dibuat catatan mengenai perkiraan lokasi rumah-rumah, dan

pintu masuk, toko-toko, restoran, sekolah, tempat-tempat pasar dll, yang dianggap

oleh Ahli Teknik lapangan berpengaruh terhadap disain akhir.

2.2.1 Tingkat Survai

Secara umum tingkat survai harus konsisten dengan jenis pekerjaan jalan yang

harus dilaksanakan dan cukup untuk kebutuhan disain.

Persyaratan-persyaratan ini ditetapkan pada tabel 2.2.1 mengenai survai dan

investigasi.

TABEL 2.2.1
PERSYARATAN SURVAI TEKNIK
JENIS PEK. JALAN PERSYARATAN DISAIN
TINGKAT SURVAI

1. KONST. Survai Utama: i. Inspeksi/analisa tanah bawah

JALAN BARU 1. Survai sumbu jalan untuk alinyemen termasuk:

jalan baru (poligon tertutup termasuk  sumur-uji (test pits)

2. PENING- pengukuran dan elevansi).  CBR dilokasi

KATAN 2. Survai penampang melin tang setiap  profil tanah sepanjang sumbu

JALAN jarak 25 m selebar min.15 m masing2  data pengujian untuk klasifikasi dan

sisi dari sumbu jalan. plastisitas tanah

3. PEMELIHA- 3. Detil D.A.S dan drainase yang ada  hubungan kadar air kerapatan

RAAN (termasuk irigasi, muka air tanah dll). ii. Perhitungan/disain drainase

BERKALA 4. detil harta milik disekitarnya dan detil iii. Perkiraan lalu-lintas dan klasifikasi

DAN LAPIS pemilikan tanah. jalan

PERMUKAAN 5. Fotograf. iv. Studi lingkungan

BARU v. Pemeriksaan/analisa lapis perkerasan,

Bentuk-bentuk survai yang pokok: bahu jalan yang ada, termasuk:

i. Survai sumbu jalan (pengukuran &  jenis dan kondisi perkerasan bahu

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

elevansi) jalan

ii. Identifikasi panjang lengkung yang  sumur-uji (test pits) untuk

ada, radius dan titik-titik singgung memeriksa struktur lapis

iii. Penampang melintang typikal sampai perkerasan/bahu jalan

selebar DMJ  CBR tanah dasar

iv. Detil selokan tepi yang ada, titik lepas  Pengujian geser pada kondisi tanah

air drainase dan gorong- gorong lunak

v. Detil daerah milik jalan vi. Persyaratan drainase termasuk

vi. Survai lalu-lintas perlindungan lereng

vii. Perhitungan dan analisa lalu-lintas

Detil survai kecil: viii. Pemeriksaan kondisi perkerasan dan

-Pengukuran sumbu bahu jalan yang ada termasuk:

-Lebar jalan - Sumur uji (test pits) untuk

-Penampang melintang tipikal menentukan struktur perkerasan

-Lokasi gorong-gorong dan titik-lepas air dan pada lokasi perkerasan yang

drainase rusak

-Kondisi dan jenis selokan tepi jalan - penaksiran kerusakan lapis

perkerasan untuk persyara tan

pemeliharaan berkala

- Persyaratan drainase

2.2.2 Survai Geometrik

Tabel 2.2.1 diatas menguraikan secara ringkas detil survai tanah yang diperlukan

beserta komentar berikutnya yang diberikan untuk menerangkan persyaratan-

persyaratan ini.

a. Alinyemen dan Konstruksi Jalan Baru

Untuk pekerjaan jalan yang baru diperlukan detil survai secara lengkap

bersamaan dengan penyelesaian pengumpulan data inventarisasi. Selain data

survai yang dikumpulkan, formulir-formulir berikut (termasuk pada Lampiran I)

harus diselesaikan:

- Formulir R-1 Detil Survai Proyek termasuk data jalan dan drainase.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Formulir R-2 Detil Instrumen Survai untuk pengukuran longitudinal dan

penampang melintang.

- Formulir R-3 Poligon tertutup untuk survai jalan (teodolit).

- Formulir R-7 Catatan2 Penetrometer Kerucut Dinamis (DCP) untuk atau

Formulir D12-2.1 menentukan CBR

- Formulir R-5 Sumber Persediaan Bahan untuk Konstruksi jalan (1) & (2)

- Formulir R-6 Catatan pemotretan yang diambil

Catatan : Untuk Survai dan Inspeksi Jembatan, perincian lengkap diberikan pada

Petunjuk Perencanaan Jembatan dan Petunjuk Pemeliharaan Jembatan.

b. Rekonstruksi dan Peningkatan Jalan yang Utama

Penyederhanaan pekerjaan survai geometrik ialah memungkinkan sampai

suatu tingkat seperti yang diuraikan secara terinci dibawah ini:

i. Pekerjaan Survai

Dengan menggunakan theodolit (membaca dengan ketelitian sampai satu

menit),pengukuran dan pekerjaan survai berikut harus dilaksanakan:

- Membuat penampang melintang pada interval 100 m pada umumnya,tetapi

pada tikungan dan pada perubahan kemiringan yang besar harus pada

jarak yang lebih dekat. Disarankan bahwa untuk pekerjaan utama jalan

maka poligon harus tertutup.

- Levelling (referensi lokal saja) sepanjang sumbu jalan dan mengambil titik

poligon utama apabila perlu.

- Pembuatan Penampang Melintang, umumnya dibatasi pada penampang

tipikal dan menunjukkan tempat dimana ada perubahan bentuk yang

mendadak serta kemiringan sisi yang berat.

Garis jalan yang ada harus diikuti sedekat mungkin dan untuk keperluan

peningkatan jalan, radius yang lebih kecil dari minimum radius yang dihitung

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

secara teoritis yang dapat diterima untuk suatu kecepatan tertentu perlu

diterima. (Lihat Tabel pada bab 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5).

Dalam hal tersebut, tanda-tanda lalu-lintas yang memaksa kecepatan agar

dikurangi harus dimasukkan pada disain. Penting untuk mensurvai tikungan-

tikungan yang ada termasuk titik-titik singgung, panjang lengkungan , dan

sudut perpotongan, dengan menganggap bahwa setiap lengkungan

dipisahkan paling sedikit 50 m apabila dapat dilakukan.

Survai macam ini memberikan informasi mengenai penempatan rambu

lalulintas yang tepat jika rambu tersebut diperlukan.

Pengukuran lokasi gorong-gorong, jembatan, bahu-jalan, dinding-penahan

dan rambu-rambu lalu-lintas dll. yang ada, juga harus diambil pada waktu ini.

Akhirnya piket-piket kayu harus dipasang pada setiap stasiun survai dan

digunakan sebagai titik-titik referensi selama survai. Jika dipasang secara

kokoh maka piket-piket ini dapat digunakan selama tahap pembangunan

jalan.

Apabila staf kabupaten tidak mempunyai theodolit yang tersedia, maka

metode dengan menggunakan rantai dan kompas dapat diterima untuk

pengukuran alinyemen vertikal dan penampang melintang (Perhatikan

bahwa apabila pekerjaan survai terbatas, maka inclinometer /alat ukur

kemiringan mungkin cukup).

ii. Formulir Pengumpulan Data

Formulir Pengumpulan Data untuk melakukan survai Teknik

dimasukkankedalam Lampiran I Petunjuk ini, dengan persiapan yang dibuat

untuk kedua-duanya, untuk survai alinyemen jalan baru dan survai

peningkatan jalan.

Formulir-formulir ini diidentifikasikan dalam Daftar Isi dan meliputi formulir-

formulir nomor JB dan JL survai yang disederhanakan yang diterbitkan dalam

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

pedoman terdahulu "Petunjuk Teknis untuk Pekerjaan Jalan yang sudah ada

Peningkatan".

c. Survai yang Disederhanakan untuk Pekerjaan Jalan Ringan:

Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil peningkatan jalan dimana permukaan jalan

harus diperbaiki dan lapis-kedap atau lapisan ulang harus diterapkan dan tidak

diperlukan perubahan alinyemen atau perlebaran, maka pekerjaan survai dapat

dikurangi sampai suatu minimum. Pengukuran sumbu jalan dan lebar jalan saja

yang akan diperlukan, beserta dengan penampang melintang yang tipikal (lihat

Lampiran IB).

Detil survai dapat dicatat pada lembar-lembar pengumpulan data survai

pemeliharaan, atau apabila tidak tersedia catatan-catatan mengenai

pemeliharaan pada formulir standar JL dan JB sebagaimana perlunya.

Apabila ditemui kemiringan yang terjal maka juga akan perlu untuk

mendapatkan perkiraan sudut kemiringan dengan menggunakan inclinometer.

Untuk pekerjaan kecil peningkatan jalan, dokumentasi rencana termasuk

rencana lokasi dan detil jalan, yang ditunjukkan pada basis garis lurus.

d. Inspeksi dan Survai Jembatan

i. Data jembatan untuk pemeliharaan-rutin jembatan akan dicatat selama survai

dilaksanakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil jalan.

ii. Untuk pemeliharaan - berkala jembatan dan perbaikan strukturil,inspeksi

jembatan secara terinci harus dilaksanakan secara terpisah pada jarak-jarak

yang teratur sesuai dengan program identifikasi dan inspeksi jalan yang

ditetapkan oleh DPUK. Metode untuk mengorganisir dan melaksanakan

inspeksi ini serta mencatat data jembatan diterangkan secara lengkap pada

Pedoman Pemeliharaan Jalan Kabupaten.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

iii. Untuk melaksanakan survai guna perencanaan dan konstruksi jembatan

jembatan baru dan untuk penggantian jembatan-jembatan yang ada, maka

detil survai khusus yang diuraikan pada Pedoman Teknis Perencanaan

Jembatan Kabupaten harus diikuti. Formulir BS I dan BS II diambil dari

petunjuk perencanaan jembatan dan dimasukkan dalam Lampiran I.

2.2.3 Survai Lalu-Lintas

a. Survai lalu-lintas sepanjang rute yang ada diperlukan untuk menentukan:

- Lalu-Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHR) pada setiap ruas jalan.

- Identifikasi jenis dan berat secara umum dari setiap kategori kendaraan.

- Distribusi model pada setiap ruas jalan.

- Perkiraan kecepatan operasi normal pada setiap ruas jalan.

Studi teknik dan studi perencanaan dilaksanakan untuk menganalisa data yang

diperoleh untuk:

- memilih standard disain yang tepat untuk setiap ruas jalan.

- hitung dan perkirakan pertumbuhan lalu-lintas.

- hitung Beban Gandar Standard (BGS) untuk keperluan disain lapis perkerasan

struktural.

- Perkirakan prioritas untuk pekerjaan-pekerjaan utama jalan dan pemeliharaan

berkala.

b. Metode yang dipakai dalam melakukan survai lalu-lintas diuraikan

secara lengkap pada "Pedoman Teknis Perencanaan dan Pemrograman Jalan-

Jalan Kabupaten" dan hanya persyaratan-persyaratan utama yang diuraikan

secara ringkas dibawah ini:

i. Survai lalu-lintas harus dilaksanakan pada setiap ruas jalan yang dilalui

kendaraan bermotor selama 2 hari dengan jangka waktu 12 jam sehari

(terang hari jam 6.00-18.00) dengan ketentuan rata-rata untuk satu hitungan

dilakukan pada setiap 5 km sepanjang ruas jalan tsb.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

ii. Hitungan-hitungan harus dibuat secara terpisah untuk setiap arah,dan harus

dilakukan dengan memasukkan satu hari-pasar dan satu hari bukan hari-

pasar.

iii. Formulir-formulir Survai Lalu-Lintas Standard (No. S 5A dan S 5B) harus

digunakan, yang disediakan untuk identifikasi dan penghitungan lalu-lintas

dalam dua kelompok, yakni meliputi:

Bukan kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor

Pejalan kaki Sepeda motor

Pikulan Pick up (penumpang/barang)

Sepeda Bis

Becak Truk ringan

Truk berat

Truk sedang

Truk berat

Mobil/jeep

iv. Survai kecepatan harus dilaksanakan pada waktu yang sama seperti pada

penghitungan lalu-lintas dengan menggunakan formulir No. S4. Ini akan

memberikan indikasi mengenai kondisi jalan untuk perhitungan

biaya/manfaat ("cost/benefit"). Survai untuk setiap jalan penghubung harus

dilakukan denganmenggunakan kendaraan roda empat yang dikendarai dan

diukur waktunya pada kecepatan pengendaraan yang nyaman.

2.2.4 Survai Tanah

Survai tanah dilaksanakan untuk mendapatkan informasi yang penting mengenai

jenis-jenis tanah dan batasan-batasan serta besaran-besaran macam tanah yang

ditemui pada proyek konstruksi jalan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Contoh tanah yang mewakili diambil untuk keperluan pengujian dan analisa, dan

hasilnya dipakai pada perencanaan dan konstruksi tanah dasar jalan dan struktur

perkerasan.

1. Survai Tanah pada Tanah Dasar

a. Untuk alinyemen jalan baru, sumbu jalan harus ditetapkan untuk memberikan

suatu referensi utama untuk inspeksi dan pengambilan contoh tanah. Selain itu,

garis kemiringan sementara harus ditetapkan untuk menunjukkan besarnya

galian dan timbunan.

Profil tanah dapat ditentukan sepanjang sumbu jalan dengan menggunakan

sumuran-uji ("test pits") dan dengan pengeboran yang menggunakan bor

tangan (auger), sampai kedalaman kira-kira 1,5 m dibawah elevasi tanah dasar.

Untuk kondisi tanah yang lunak dan untuk konstruksi-konstruksi (tidak

termasuk jembatan) dan timbunan timbunan,luas dan kedalaman harus

diperbesar untuk memungkinkan suatu analisa lengkap mengenai sifat-sifat

tanah dan untuk penilaian pengaruh beban dan kemungkinan terjadi

penurunan.

Catatan-catatan harus juga dibuat pada kondisi drainase secara umum

termasuk kedalaman air tanah, jenis tumbuh-tumbuhan, kadar kerikil dari

seluruh tanah, beserta suatu studi mengenai profil tanah yang kelihatan pada

setiap galian didekatnya.

b. Untuk pembangunan kembali jalan-jalan yang ada, jenis tanah yang sudah ada

dapat ditentukan dengan cara sumur uji dilaksanakan sepanjang sumbu jalan

(apabila dapat dilakukan) dan dengan memeriksa contoh-contoh tanah yang

diambil terutama dari galian samping yang ada.

c. Survai terinci beserta pengujian laboratorium yang dilakukan padacontoh-

contoh tanah yang dipilih, harus memadai untuk menentukan hal-hal berikut:

- kapasitas dukung dan stabilitas

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- jenis perawatan tanah dasar

- disain struktur perkerasan

- pemilihan bahan yang cocok untuk urugan dan timbunan

- drainase permukaan dan drainase bawah-tanah

- kemiringan yang sesuai untuk galian dan timbunan

2. Identifikasi dan Klasifikasi Tanah

a. Profil penampang tanah diperlukan untuk proyek-proyek besar dan akan

ditandai dengan jenis-jenis tanah yang berkaitan yang didasarkan baik pada

sistem klassifikasi Casagrande (yang dipersatukan) atau dengan menggunakan

AASHTO Designation M 145 (klasifikasi Jalan Umum).

Karakteristik tanah dari tanah dasar yang penting untuk konstruksi jalan

meliputi ukuran dan gradasi butir, plastisitas dan hubungan kadar air

-kerapatan (Referensi lembar Data Tanah R-4 pada Lembaran 1A).

i. Untuk mengetahui ukuran partikel maka analisa mekanis harus dilakukan

guna menentukan jenis tanah sbb:

 Batu-bulat ("cobbles") - lebih besar dari 60 mm

 Kerikil - antara 60 - 2 mm

 Pasir - 2,0 - 0,06 mm

 Lumpur - 0,06 - 0,002 mm

 Lempung - 0,002 - 0,0001 mm

 Koloida - lebih kecil dari 0,0001 mm

ii. Pengujian plastisitas (Batas-batas Atterberg) akan memberikan informasi

yang berharga kepada Konsultan mengenai nilai kadar air, dan batas-batas

yang diperoleh dengan pengujian ialah penting sekali untuk menunjukkan

kegunaan tanah pada tanah dasar dan timbunan.

b. Untuk konstruksi-ulang dan peningkatan jalan barangkali cukup untuk

membatasi klassifikasi tanah sampai empat kategori utama:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

(i) bahan kelempungan

(ii) bahan kepasiran

(iii) bahan kekerikilan dan

(iv) batuan atau bahan-bahan yang mengandung bolder besar

c. Test Evaluasi

 Test evaluasi dari tanah akan dilakukan untuk menentukan sifat-sifat yang tepat

dari tanah dalam hal kekuatan geser, kapasitas dukung, dan pemadatan, dan

dari hasil yang diperoleh, kemudian menentukan tindakan apa yang diperlukan

atau sampai tingkat yang bagaimana tanah harusditolak.

Pengujian utama meliputi:

- Pengujian kimia untuk nilai pH dan kadar sulfat

- Pengujian pemadatan

- California Bearing Ratio (CBR)

- Pengujian Penetrasi

- Penentuan kekuatan-geser

- Pengujian stabilisasi.

Untuk konstruksi jalan sepanjang alinyemen baru, test evaluasi untuk tanah

dasar adalah sangat penting.

 Pengujian Penetrometer Kerucut Dinamis (DCP -Dynamic Cone Penetrometer)

Untuk konstruksi-ulang atau peningkatan jalan-jalan yang ada, dilakukan

Pengujian Penetrometer Kerucut Dinamis (DCP) sepanjang sumbu jalan untuk

menentukan kekuatan tanah-bawah di lokasi. Pada setiap masalah,pengujian

akan mulai dari bagian bawah galian lubang melalui struktur perkerasan yang

ada. Maksud dari pengujian ini yakni :

(i) agar dapat menyelidiki tebal dan jenis bahan untuk setiap lapis perkerasan

dan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

(ii) untuk mengukur pengaruh pemadatan yang disebabkan oleh lalu-lintas

normal terhadap nilai CBR di lokasi.

Frekuensi (banyaknya) pengujian pada sumbu jalan tsb. harus ditentukan oleh

Ahli Teknik lapangan di lokasi dan kedalaman maksimum untuk setiap

pengujian harus dibatasi sampai 1,0 meter.

(Referensi mengenai metode untuk mengubah hasil DCP kedalam CBR rencana,

diberikan pada bab 6.3 dan 6.4 dan lampiran II).

 Endapan Alamiah - Tinjauan mengenai Kualitas dan Kuantitas

Survai bahan terdiri dari:

- lokasi sumber-bahan dan jalan masuk ke daerah endapan alamiah tsb.(lokasi

quarry), dengan perhatian diberikan untuk menghindari penambangan

dalam "daerah perawan" atau mengganggu daerah padat penduduk dan

keperluan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan.

- estimasi mengenai volume bahan termasuk biaya untuk memulihkan lapangan

tersebut pada penyelesaian pekerjaan.

- survai dan investigasi tanah termasuk profil tanah dan CBR sepanjang sumbu

jalan.

- taksiran kualitas yang didasarkan pada klassifikasi secara visuil (yang tampak),

pengujian secara sederhana, pengujian laboratorium (analisa saringan)

termasuk pengujian-pecah di lokasi dengan menggunakan palu, ditambah

pengalaman-pengalaman dari pemakaian bahan-bahan dari sumber tsb.

yang dilakukan sebelumnya.

- penentuan mengenai tindakan apa yang diperlukan misalnya dengan

penyaringan saja, pemecahan saja, atau kombinasi dari beberapa metode.

3. Penyelidikan Khusus Untuk Kondisi Tanah Yang Sangat Lunak

Apabila pengujian PKD menunjukkan bahwa nilai CBR lebih kecil dari 2%,maka

harus dilakukan penyelidikan khusus sampai kedalaman 5 m dengan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

menggunakan Pengujian baling2 dan pengambilan contoh bahan yang tak terusik

(dengan menggunakan alat pengambil contoh tanah berupa piston) untuk

melakukan pengujian di laboratorium nanti. (Referensi lebih lanjut mengenai

investigasi yang diperlukan untuk kondisi tanah yang lunak disajikan pada Bab 6.8

dari pedoman ini).

4. Disain Geometri

Pasal ini menguraikan mengenai elemen-elemen geometrik dasar yang diperlukan

untuk disain dan gambar-gambar.

4.1. Penampang Melintang Tipikal

Gambar-gambar standard untuk jalan-jalan kabupaten harus meliputi

penampang melintang yang tipikal. Ini akan memberikan keseragaman pada

disain, dan dapat dibagi kedalam empat jenis penampang melintang:

- Penampang pada daerah rata

- Penampang pada daerah galian

- Penampang pada daerah timbunan

- Penampang pada daerah galian dan timbunan.

Gambar 4.1.1 dan Gambar 4.1.2 (halaman 4-2) menunjukkan penampang

melintang tipikal ber-turut2 pada galian dan timbunan. Nilai lebar perkerasan

(Bp) dan lebar bahu-jalan (Bs) lihat Tabel 2.2.2.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

4.1.1. Kemiringan dan Cembung Melintang Jalan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Kemiringan bagian luar dari konstruksi galian pada daerah galian dapat seterjal 1

vertikal : 0,5 horizontal, yang merupakan penampang melintang yang tipikal untuk

selokan tepi. Kemiringan yang terjal ini diambil sebagai suatu kompromi antara

tanah yang tersedia dan stabilisasi lereng yang diperlukan. Dalam praktek akan

diperoleh bahwa kebanyakan dari jalanjalan yang ada di kabupaten mempunyai

lereng yang bahkan lebih terjal tanpa menunjukkan tanda-tanda ke tidakstabilan.

Tetapi, apabila kondisi tanah jelek dan memerlukan kemiringan yang lebih landai,

maka harus diambil tindakan pencegahan secara khusus. Mengenai detil yang

lebih lanjut dibuat referensi kepada Bab 6.7. Pada daerah timbunan kemiringan

dapat 1 vertikal : 1,5 horizontal – lihat gambar 4.1.2 (halaman 4-2). Dimana ada

satu keterbatasan untuk memperoleh DMJ (Daerah Milik Jalan) dan lebar jalan,

penggunaan dinding pasangan batu atau bronjong harus dipertimbangkan untuk

penopang tebing sebagaimana ditunjukkan pada bab 7.3. Untuk memudahkan

pengaliran air permukaan yang cepat dari permukaan jalan maka harus dibuat

cembung melintang jalan yang tepat sampai batas-batas yang diberikan dibawah

ini:

 Bahan Permukaan Bahu-jalan

 Bitumen 3% 5%

 Kerikil 4% 6%

Penting agar kemiringan melintang ini diperiksa secara teratur dan dipelihara.

Cembung melintang permukaan jalan yang diperlukan harus juga ditetapkan pada

muka tanah dasar.

4.1.2 Penampang pada Daerah Rata

Ini merupakan penampang melintang yang umum pada kebanyakan jalan-jalan

kabupaten. Pekerjaan tanah yang diperlukan sangat sedikit, sebenarnya hanya

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

pekerjaan tanah berupa galian untuk drainase dan pekerjaan tanah berupa

timbunan pada daerah dengan legokan-legokan kecil setempat.

4.1.3 Penampang pada Daerah Galian

Mengenai Gambar 4.1.1, masalah utama untuk diatasi pada penampang galian

yakni yang berkaitan dengan kemiringan, dan tanpa tersedianya sumber sumber

untuk melakukan penyelidikan tanah secara luas maka konstruksi berikut harus

dipakai:

(i) Apabila tinggi galian kurang dari 5,0 meter:

- Landai yang dipakai ialah 1 : 0,5 (vertikal terhadap horizontal) untuk semua

kondisi normal. Ini merupakan landai tipikal bagi kebanyakan jalan-jalan

kabupaten yang ada.

- Jika kondisi khusus berlaku, yakni tanah sangat lunak atau rembesan air

tanah keluar dari lereng atau lereng sangat panjang sampai daerah

didekatnya, maka lereng yang lebih landai dapat dibenarkan dan keputusan-

keputusan tsb. akan dibuat oleh Direksi Teknik selama pelaksanaan.

(ii) Apabila tinggi galian lebih besar dari 5,0 meter:

- Menyediakan lereng dengan berm yang lebarnya 1,0 m pada setiap interval

ketinggian 5 m. Berm harus miring seperti yang diperlihatkan pada Gb. 4.1.1

agar memungkinkan air hujan mengalir sepanjang berm yang sejajar dengan

alinyemen jalan, dan dibuang ke dalam saluran tepi jalan. Kebiasaan

membuat berm miring ke dalam memerlukan tambahan pekerjaan drainase

dan sambil diharapkan untuk mencegah erosi yang biasanya tidak dijumpai

dalam banyak kasus, oleh karena itu harus diberikan perhatian dengan

menumpulkan ujung dan memasang gebalan rumput.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Landai yang dipakai harus sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi

Teknik selama konstruksi disertai pertimbangan stabilitas tanah pada

umumnya.

- Membuat saluran drainase yang memotong air permukaan pada tanah tinggi

didekatnya tepat sebelum mencapai sisi atas lereng tsb. (paling sedikit 1 m

dibelakangnya) untuk memperkecil kemungkinan air hujan yang mengalir

dari daerah didekatnya sehingga mempengaruhi stabilitas lereng tsb.

- Dilengkapi dengan selingan saluran bawah tanah bila diperlukan untuk

menangkap air bawah permukaan.

4.1.4 Penampang pada Daerah Timbunan

Ada dua masalah utama yang berkaitan dengan kondisi timbunan:

(i) Lereng timbunan

Biasanya kemiringan timbunan tergantung pada faktor-faktor berikut:

- bahan timbunan

- tinggi timbunan

- ukuran lebar lapis perkerasan, khususnya lebar bahu-jalan

- jenis lalu-lintas.

Umumnya jalan-jalan kabupaten termasuk kategori lalu-lintas rendah dan tinggi

timbunan jarang sekali lebih besar dari maksimum 1,5 - 2,0 meter.

Bahan timbunan yang tipikal (apabila dipadatkan) harus mempunyai sudut

gesekan dalam yang tidak boleh lebih kecil dari 35 - 400, yakni suatu kemiringan

1 : 1,4 --> 1 : 1,2 .

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Maka dari itu kemiringan 1 : 1,5 (vertikal terhadap horizontal) dapat dipakai.

Juga diperlukan adanya saluran sebelah kaki lapis pondasi bawah timbunan

pematang sebelum pelaksanaan pembangunan.

(ii) Stabilisasi timbunan secara menyeluruh.

Tinjauan mengenai stabilitas secara menyeluruh diperlukan hanya apabila ada

kondisi tanah yang lunak. Ini mengacu kepada Bab 6.8.

Penampang jalan dalam hal tsb. tidak dapat dibuat standard tetapi tergantung

pada hasil penyelidikan yang dilakukan untuk setiap kasus secara individual,

dan harus diberikan perhatian yang sangat terhadap penyediaan drainase yang

memadai terutama dimana dibangun timbunan yang tinggi.

4.1.5 Penampang pada Daerah Galian dan Timbunan

Prinsip-prinsip dasar seperti yang dinyatakan pada 4.1.3 dan 4.1.4 diatas juga

berlaku apabila kemiringan samping yang pasti merlukan suatu kombinasi dari

galian dan timbunan pada penampang melintang yang sama.

Selain itu, elevasi muka air tanah (dan variasi musimannya) harus

dipertimbangkan apabila meninjau stabilitas, dan pemasangan drainase bawah-

permukaan tanah ternyata perlu, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.6.1

4.2 Alinyemen Horizontal

Seperti yang disebutkan sebelumnya pada Bab 3.1.2, alinyemen jalan yang ada

harus diikuti sedekat mungkin dan radius serta panjang lengkung yang

disurvai umumnya harus tetap tidak berubah. Maka dari itu, disain alinyemen

horizontal harus dibatasi untuk menyesuaikan dengan lengkung yang ada

dalam hal:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

(i) memperbaiki lengkung yang ada

(ii) memasukkan superelevasi ( miring-tikungan ) sampai suatu maksimum

landai yang umum sebesar 10%, dan

(iii) Pelebaran lengkung apabila radius lebih kecil dari 120 m.

4.2.1 Lengkung Sederhana

Menurut definisi, lengkung sederhana ialah busur lingkaran yang menghubungkan

dua garis singgung, dan bentuk lengkung ini biasanya digunakan apabila ternyata

perlu untuk memperbaiki lengkung yang ada.

Lengkung untuk alinyemen jalan akan ditentukan oleh Jari-jari R dan sudut pusat

Persamaan dasar yang digunakan pada disain lengkung sederhana diberikan

dibawah ini:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Untuk menyesuaikan dengan lengkung yang ada maka formula secara pendekatan

dapat dipakai untuk pemasangan patok-patok apabila tidak diperlukan tingkat

ketelitian yang tinggi. Ini biasanya berguna apabila ordinat tengah ditetapkan

dengan lokasi yang ada dan lengkung dapat ditentukan serta disesuaikan dengan

menggunakan pita ukur dan piket-piket saja.

Rumus yang digunakan ialah:

Dimana:

M = ordinat tengah yang menghubungkan titik tengah dari talibusur L yang

panjang dengan titik tengah lengkung

LC = Tali busur panjang yang menghubungkan kedua titik singgung

R = Jari-jari lengkung

M = ditentukan dengan perhitungan atau pengukuran dan ordinat tengah sebesar

setengah tali busur, dapat dihitung yakni M/4 STR/TRNSLTN/BAB-4/17.12.91 4 - 6

4.2.2 Jari-jari Lengkung Minimum (Tanpa Superelevasi)

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Untuk melawan aksi gaya sentrifugal pada lengkung, superelevasi (miringtikungan)

biasanya disediakan. Untuk jalan-jalan yang standardnya rendah, superelevasi

dapat dihilangkan pada batas-batas kecepatan rencana, dan persyaratan

minimum diberikan dibawah pada tabel 4.2.1.

Tabel 4.2.1. Jari-jari lengkung minimum (tampa superelevasi )

Jari-jari minimum berdasar pada:

Dimana : Koefisien gesek samping f = 0,07

Kemiringan melintang yang berlawanan e = -0,03

4.2.3. Pelebaran Lapis Perkerasan pada lengkung Horizontal

Lapis perkerasan harus diperlebar pada lengkung yang radiusnya ebih kecil dari

120 m untuk menjaga agar pandangan bebas kearah samping (lateral) antara

kendaraan-kendaraan sama dengan jarak pandangan bebas yang ada pada bagian

jalan yang lurus. Alasannya ialah:

Kendaraan yang berjalan pada suatu lengkung menempati lebar lapis perkerasan

yang lebih besar daripada kendaraan yang berjalan pada jalan yang lurus karena

roda-roda belakang pada lintasan jalan dengan kecepatan rendah disebelah

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

dalam bagian depan, dan tonjolan depan mengurangi kebebasan antara

kendaraan-kendaran yang menyiap dan melewatinya. Juga putaran kendaraan

pada suatu jalur pada suatu tikungan lebih besar daripada putaran kendaraan

pada jalan yang lurus.

Besarnya pelebaran tergantung pada jari-jari lengkung, lebar jalan, dan ukuran

kendaraan. Untuk jalan-jalan kabupaten persyaratan untuk pelebaran akan

dibatasi seperti yang nampak pada tabel berikut, yang memberikan pelebaran

yang disarankan (dalam meter) dalam kaitannya dengan lebar lapis perkerasan

dan jari-jari lengkung. Pelebaran ditempatkan pada bagian dalam lengkung

dimulai pada bagian lurus kira-kira 15 m sebelum titik singgung (permulaan

lengkung) tetapi mungkin dikehendaki mulai dari permulaan lengkung peralihan

dimana jalan tsb. menikung (superelevasi) .

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

4.2.4 Superelevasi (miring-tikungan)

Untuk perhitungan superelevasi yang diperlukan, rumus yang terkenal berikut ini

dapat digunakan:

dimana : R = jari-jari lengkung (m)

V = kecepatan rencana kendaraan dalam km/jam

e = miring-tikungan (superelevasi) dari lapis perkerasan

f = koefisien gesekan melintang antara ban-ban kendaraan dan lapis perkerasan

(dari maks. 0,19 sampai 0,12 tergantung pada kecepatan kendaraan).

Untuk keperluan disain, maksimum superelevasi sebesar 12% (12 cm per meter

lebar) diambil untuk jalan-jalan di pegunungan tetapi disarankan superelevasi

maksimum yang umum sebesar 10%.

Pemakaian rumus ini untuk disain jalan kabupaten diperlihatkan pada Tabel 4.2.3

berikut ini, dimana jari-jari minimum dihitung berdasar gesekan melintang dan

dengan tiga macam superelevasi 12%, 10%, 6%).

Tabel 4.2.3. Jari-Jari Minimum Lengkung Horizontal Berdasar Superelevasi Dan

Gesekan Melintang

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

4.3 Alinyemen Vertikal

Standard disain yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga pada manual

disain geometrik adalah relevan untuk semua jenis jalan kabupaten, karena

standard tsb. didasarkan pada karakteristik pokok yaitu jalan dimana kendaraan

dapat beroperasi.

Dua tabel standard atau minimum panjang horizontal lengkung vertical diberikan

dibawah ini, dengan menggunakan jarak pandangan yang diberikan pada tabel

4.5.2.

(i) Minimum panjang horizontal dari lengkung vertikal cembung (Tabel 4.3.1)

(ii) Minimum panjang horizontal dari lengkung vertikal cekung (Tabel 4.3.2)

Tabel 4.3.1 Panjang Horizontal Minimum Dari Lengkung Vertikal Cembung

Berdasar Jarak Pandangan Henti Yang Aman.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Tabel 4.3.2

Panjang Horizontal Minimum Dari Lengkung Vertikal Cekung Berdasar Pada

Pengendaraan Yang Aman Pada Malam Hari

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Untuk perhitungan lengkung vertikal maka lengkung dianggap berbentuk

parabolis dan alinyemen jalan vertikal direncanakan agar memberikan

kenyamanan pada waktu mengendarai kendaraan. Panjang horizontal yang

diambil pada kedua tabel ialah panjang horizontal teoritis antara titik-titik potong

dari garis lurus dan lengkung parabola sebelum dan sesudah lengkung (seperti

yang diuraikan pada gambar 4.5.2).

Untuk lengkung cekung maka harus lebih memperhatikan terhadap rencana

lengkung ini apabila ada resiko yang jelas bahwa jalan tergenang secara musiman

karena pengaliran air yang tidak memadai.

Menaikkan timbunan merupakan satu cara penyelesaian terhadap masalah ini

dan cara penyelesaian ini juga akan memberikan alinyemen vertikal yang lebih

rata untuk lengkung cekung dan dalam beberapa hal memberikan landai

longitudinal yang lebih baik.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Apabila standard minimum ini sulit untuk dicapai tanpa melaksanakan pekerjaan

jalan yang berarti, maka harus dipertimbangkan cara penyelesaian lain, seperti

yang diuraikan pada contoh berikut:

Contoh (1)

Satu cara penyelesaian yakni apabila panjang kritis dari landai melebihi standard-

standard yang diberikan pada tabel 4.4.1.Dalam hal ini harus diusahakan untuk

memperlebar jalan atau menyediakan tempat parkir, untuk memberikan fasilitas

tempat perhentian yang aman dalam hal yang mendadak.

Contoh (2)

Cara penyelesaian ini berlaku untuk lengkung cembung apabila standard yang

diberikan pada tabel 4.3.1 dapat digunakan sebagai dasar ketika memutuskan

apakah jarak pandangan dapat diterima atau tidak. Apabila jarak pandangan yang

dihitung untuk kecepatan rencana ternyata terlalu pendek maka harus dipasang

tanda - tanda lalu-lintas pada kedua sisi lengkung cembung tsb. untuk

memberikan peringatan kepada lalulintas.

Apabila hanya diperlukan koreksi-koreksi kecil terhadap alinyemen vertikal, seperti

dalam hal apabila lapisan-atas yang baru harus diberikan, ternyata berguna sekali

untuk memeriksa dan membetulkan elevasi-elevasi permukaan dengan

menggunakan mistar-T yang ditempatkan secara terpisah pada titik-titik yang

terletak pada garis sumbu yang telah dipilih pada permukaan jalan. Dengan cara

ini maka dapat dilakukan penyesuaian penyesuaian terhadap permukaan dengan

cara mengukur selisih tinggi antara mistar-T.

4.4. Landai Maksimum

Apabila ada landai yang terjal pada jalan-jalan di pegunungan maka harus hati-hati

agar membatasi landai sampai suatu maksimum yang dapat dilalui dengan aman

oleh/dan sesuai dengan batas kemampuan kendaraan bermotor dan kereta yang

ditarik kuda.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Batas-batas yang ekstrim ialah sbb.:

- Kendaraan bermotor : 1 : 6 (16%). Biasanya hanya untuk kendaraan roda 4

- Kereta yang ditarik kuda : 1 : 8 (12,5%)

Jika landai ekstrim ini tidak dapat dihindari, maka landai harus dibatasi hanya pada

jarak pendek saja untuk menyesuaikan dengan jenis lalu-lintas yang umum dan

mempertahankan kecepatan perjalanan yang layak, seperti yang diberikan pada

tabel 4.4.1 dibawah. Perhatikan bahwa untuk jalan-jalan yang lalu-lintasnya tinggi

(>500 kendaraan/hari) dengan kecepatan kendaraan yang melebihi 50 km/jam

maka kenaikan dalam kelandaian tidak boleh mengakibatkan turunnya kecepatan

sampai dibawah 20 km/jam. Untuk jalan-jalan kerikil yang kelasnya lebih rendah

harus dipertimbangkan terhadap kemampuan umum dari kendaraan bermotor

atau kereta yang ditarik kuda yang tenaganya lebih rendah dan harus

dipertimbangkan terhadap traksi yang hilang karena permukaan yang tidak stabil

seperti lapis perkerasan dari kerikil.

Tabel 4.4.1 landai maks. Yang disarankan dan panjang kritis

4.5 Jarak Pandangan

Referensi telah dibuat terhadap manual standard Bina Marga mengenai disain

geometrik dan informasi tambahan berikut diberikan untuk segi-segi perencanaan

mengenai jarak pandangan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Konstanta Untuk Disain:

Kecepatan rencana kendaraan dalam Km/jam = V

Waktu reaksi total bagi pengemudi untuk berhenti = 2,5 detik

Waktu persiapan untuk menyiap =3 detik

Tinggi mata pengemudi diatas muka jalan = 1,20 meter

Tinggi penghalang pada jalan = 0,10 meter

Koefisien gesek longitudinal fl = lihat tabel 4.5.1

Percepatan karena gravitasi – g = 9,8 m/det2

4.5.1 Jarak Pandangan Henti

a. Jarak pandangan henti ialah jarak pada saat pengemudi mengendarai pada

kecepatan rencana yang ditetapkan perlu berhenti pada kondisi manual yang

normal.

Jarak ini tergantung pada dua faktor:

- jarak yang dilalui selama waktu reaksi

- jarak yang dilalui selama mengerem

Jarak reaksi = 0,7 V dalam meter

Jarak untuk mengerem

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Maka dari itu Jarak pandangan henti

dimana V = kecepatan dalam km/jam.

b. Nilai-nilai koefisien gesek kearah longitudinal tergantung pada kecepatan,

tekanan ban, jenis lapis perkerasan, dan kondisi cuaca.Nilai rata-rata diberikan

pada tabel 4.5.1 dengan menganggap bahwa lapis perkerasan kedap air dan

kering serta ban-ban dalam keadaan bagus.

Tabel 4.5.1. Nilai Koefisien Gesek Longitudinal f1

c. Jarak pandangan henti yang diperlukan untuk macam-macam kecepatan

rencana diuraikan pada gambar 4.5.1 dimana dibuat perbandingan untuk

kondisi permukaan jalan yang basah dan yang kering. Harus diperhatikan

bahwa jarak pandangan henti didasarkan pada lalulintas dua jalur (yakni lebar

lapis perkerasan minimum 4,5 m). Untuk jalan-jalan dengan jalur tunggal (lebar

lapis perkerasan < 4,5 m), jarak pandangan henti harus dikalikan dua kecuali

pada tempat menyiap atau jika kaca pandang dipasang pada belokan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Catatan : Pada kondisi jalan yang basah atau tidak stabil misalnya

kerikil), tindakan-cegah harus dilakukan karena hilangnya traksi dan jarak henti

harus diperbesar dengan kira-kira 10%.

4.5.2 Jarak Pandangan Menyiap

Jarak pandangan menyiap ialah jarak rencana yang aman yang diperlukan bagi

suatu kendaraan untuk menyiap kendaraan lain dan untuk kembali ke posisi jalur

lalu-lintas yang normal sebelum bertemu dengan kendaraan dari arah yang

berlawanan. Anggapan-anggapan berikut dibuat untuk menentukan jarak

pandangan menyiap:

- Kendaraan yang disalip berjalan pada kecepatan 20 km/jam lebih

kecil dari kecepatan rencana.

- Waktu persiapan diambil 3 detik.

- Menyiap hanya akan berlangsung pada bagian jalur jalan yang lurus dimana

penglihatan pengemudi tidak terhalang.

Persyaratan-persyaratan ini ditetapkan untuk lengkung yang diberikan pada

gambar 4.5.2 dibawah ini dan jarak pandangan menyiap yang diperlukan untuk

digunakan pada jalan-jalan kabupaten juga diringkaskan pada tabel 4.5.2.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Panjang minimum lengkung parabolis untuk menyesuaikan dengan jarak

pandangan hasil hitungan yang diperlukan untuk menyiap (berdasar standard

AASHTO) digambarkan dengan perbedaan landai dari 2% - 16%. Pada medan di

pegunungan mungkin terlalu mahal apabila mengikuti persyaratan-persyaratan ini

secara penuh.

Gambar 4.5.2 Jarak Pandangan Menyiap Dan Panjang Lengkung Parabolis

Ilustrasi dari persyaratan2 untuk menentukan jarak pandangan menyiap diberikan

pada diagram berikut pada gambar 4.5.3.

Gambar 4.5.3 Ilustrasi Mengenai Jarak Pandangan Menyiap

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Line of sight = garis pandangan

Minimum Passing sight distance = Jarak pandangan menviap minimum

Minimum Length of Parabolic Vertical Curve = Panjang minimum lengkung Vertikal

Parabolis

grade = landai

Algebraic difference of the two grades = Perbedaan aljabar dari kedua landai.

4.5.3 Tabel Ringkas Jarak Pandangan

Tabel 4.5.2 berikut memberikan minimum jarak pandangan henti untuk jalan-jalan

dengan lapis penutup pada landai yang rata dan dapat digunakan untuk

pemakaian umum dalam hal satu kendaraan pada jalan-jalan yang sempit. Untuk

jalan-jalan dengan dua jalur, minimum jarak pandangan menyiap dapat dikurangi

sampai jarak pandangan-menengah yang memungkinkan bagi suatu kendaraan

mengikuti dari belakang kendaraan lain dan menunggu kesempatan untuk

menyiap.

Tabel 4.5.2 Jarak Pandangan Pada Jalan2 Yang Kedap Air Dengan Landai Yang Rata.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

4.6 Peralihan Miring-Tikungan

Perubahan dari kemiringan melintang normal atau lengkung cembung ke

miringtikungan terjadi karena jalan berubah dari alinyemen lurus ke bentuk

lengkung, dan ini menghendaki agar tepi lengkung luar dinaikkan terhadapgaris

sumbu dan tepi lengkung dalam turun dengan cara yang serupa.

Jika perubahan elevasi ini mendadak maka tidak akan terlihat dan mungkin

berbahaya bagi kendaraan yang berjalan dengan kecepatan yang cukup tinggi,

dan maka dari itu biasanya disediakan suatu panjang peralihan dari superelevasi

diluar titik-titik singgung dari perpotongan antara lengkung dan bagian yang lurus.

Panjang peralihan superelevasi harus memadai agar memberikan kenampakan

yang baik dan memberikan kualitas pengendaraan yang memuaskan. Untuk disain

jalan kabupaten yang kecepatannya dibatasi sampai suatu maksimum 80 km/jam,

umumnya cukup untuk memakai panjang minimum yang ekivalen terhadap waktu

perjalanan kira-kira 3 detik yang dihitung sebagai:

Tabel 4.6.1 berikut memberikan panjang peralihan minimum yang diperlukan

untuk macam-macam jari-jari berdasar pada waktu perjalanan 3 detik.

Tabel 4.6.1 Panjang Peralihan Minimum

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Catatan:

Panjang peralihan yang diberikan diatas merupakan panjang minimum dan dapat

menyebabkan ke tidak nyamanan bagi kendaraan yang bergerak dengan cepat.

Maka dari itu disarankan agar pada kelas-kelas jalan yang lebih tinggi, peralihan

superelevasi harus sama dengan 3/4 dari panjang lengkung dengan superelevasi

(Lihat Gambar Standard No. C4/1/1).

Kegiatan-kegiatan pada tahap ini akan meliputi:

a. Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey)

b. Survai Detail

 Pengukuran Topografi

 Beankelman Beam Test

 Survey Geologi / Soil & Material

 Survey CBR Lapangan

 Survey Hidrologi

F.2.2.1. Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey)

Survey pendahuluan atau Reconnaissance Survey meliputi kegiatan pengumpulan

data primer, penentuan rencana awal trase jalan berdasarkan data primer dan

melakukan survey lapangan untuk menganalisa serta menentukan trase definitif

yang memenuhi syarat teknis, ekonomis dan lingkungan.

Pada tahap Survey pendahuluan ini, Konsultan akan melaksanakan kegiatan-

kegiatan:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

a. Menyiapkan peta dasar berupa peta topografi skala 1:250.000 s/d 1:25.000 dan

peta-peta pendukung lainnya seperti peta geologi skala 1:250.000 s/d 1:25.000,

tata guna tanah serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan studi

kelayakan dan analisis mengenai dampak lingkungan. Informasi yang diperoleh

dari dokumen-dokumen di atas akan dipertimbangkan dalam proses

penentuan rencana trase jalan yang akan di survey. Rencana trase jalan yang

akan di survey merupakan trase terbaik yang diperoleh berdasarkan kajian dari

beberapa alternatif trase jalan.

b. Melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah

sehubungan dengan akan dilaksanakannya survey.

c. Mengumpulkan/melengkapi data demografi, sosial ekonomi, dan lingkungan

serta data Geografi, geoteknik, dan hidrologi untuk keperluan mempelajari dan

menganalisis lokasi rencana trace jalan dan daerah sekitarnya.

d. Mengumpulkan informasi mengenai harga satuan upah/bahan pada Dinas

teknis setempat dan harga satuan upah/bahan pada proyek yang sedang

berjalan disekitar lokasi pekerjaan.

e. Penandaan/identifikasi trase

Konsultan akan menentukan identifikasi trase di lapangan berdasarkan gambar

rencana trase yang telah ditetapkan pada butir a dan b di atas. Selanjutnya

dilakukan pematokan sepanjang rencana trase jalan dengan patok kayu

bernomor dengan interval 50 m. Untuk memudahkan tim pengukuran

berikutnya, pada lokasi-lokasi tertentu di pasang tanda-tanda khusus seperti

pemasangan tiang dengan mempergunakan bendera berwarna mencolok.

Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, Konsultan akan mengambil

data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan

seperti disajikan dalam Gambar F-2 berikut:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Gambar F-2 Koridor Pengambilan Data

a
Jalan atau Rencana Trace Jalan
yang sudah ada Rencana Trace Jalan
Koridor Pengambilan Data

2a

a = 200 meter

f. Pemeriksaan Kelandaian (Alinyemen vertikal)

Untuk mendapatkan kelandaian yang memenuhi Persyaratan Perencanaan

Geometrik Jalan, harus dilakukan langkah-Iangkah sebagai berikut:

Pada setiap segmen jalan yang diperkirakan mempunyai kelandaian lebih

besar dari kelandaian maksimum, Konsultan akan melakukan pemeriksaan

kelandaian segmen jalan tersebut dengan menggunakan Helling/Clino Meter

bersamaan dengan pembacaan jarak. Dalam hal demikian, Konsultan akan

membuat draft desain alinyemen vertikal. Apabila persyaratan kelandaian tidak

terpenuhi, rencana trase segmen tersebut harus diganti dengan trase yang

memenuhi syarat.

g. Mengumpulkan dan mencatat data, antara lain:

 Lokasi-lokasi yang diperkirakan perlu jembatan (misal: sungai, alur), gorong-

gorong, penanganan khusus dan pencatatan lokasi sumber material

(quarry).

 Pencatatan data dilakukan seperti contoh berikut:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

 Rencana Jembatan pertama, ditandai dengan patok bernomor/anjir

berbendera dengan tulisan: J-1 Sta. …….. + ……….., dst.

 Rencana gorong-gorong pertama, ditandai dengan patok bernomor/

anjir berbendera dengan tulisan: G-1 Sta. …….. + ……….., dst.

h. Membuat foto dokumentasi sekurang-kurangnya pada:

 Awal dan akhir rencana trase;

 Setiap 1 (satu) km dengan identifikasi arah pengambilan foto;

 Lokasi yang diperkirakan memerlukan jembatan (misal: sungai, alur);

 Lokasi yang perlu penanganan khusus;

 Persimpangan/pertemuan dengan jalan lainnya;

 Lokasi Quarry.

i. Membuat Laporan Survey Pendahuluan/Reconnaissance Survey

F.2.2.2 Survey Detail

A. Pengukuran Topograf

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data

koordinat dan ketinggian permukaan bumi sepanjang rencana trase jalan

didalarn koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala

1: 1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geornetrik jalan.

Lingkup pekerjaan pengukuran topografi ini meliputi: (i) Pemeriksaan dan

koreksi alat ukur, (ii) Perintisan membuka sebagian daerah yang masih tertutup

vegetasi untuk pengukuran, (iii) Pemasangan patok-patok tetap, (iv)

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Pengukuran titik kontrol horizontal, (v) Pengukuran titik kontrol vertikal, (vi)

Pengukuran situasi, (vii) Pengukuran penampang memanjang dan melintang,

(viii) Pengukuran khusus, (ix) Perhitungan dan penggambaran, (x) Pembuatan

Laporan.

(1) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur

Sebelum rnelakukan pengukuran, seluruh alat ukur yang digunakan akan

diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:

Pemeriksaaan theodolit

- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan

nivo tabung

- Sumbu II tegak lurus sumbu I

- Garis bidik tegak lurus sumbu II

- Kesalahan kolimasi horizontal = 0

- Kesalahan indeks vertikal = 0

Pemeriksaan alat sipat datar

- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan

nivo tabung.

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur akan dicatat dan dilampirkan

dalam laporan.

(2) Pekerjaan perintisan untuk pengukuran

Pekerjaan ini dilakukan untuk merintis atau rnernbuka sebagian daerah

pengukuran yang masih tertutup vegetasi (hutan, belukar), sehingga

pengukuran dapat dilaksananakan dengan lancar dan baik. Peralatan yang

digunakan adalah peralatan rintis konvensional (misal: parang, kampak)

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

atau dapat juga rnenggunakan gergaji rnesin apabila diijinkan. Dalarn

keadaan apapun, pekerjaan perintisan tidak boleh dilakukan dengan cara

pernbakaran. Perintisan arah melintang trase jalan, dilakukan pada setiap

patok ukuran yang akan diukur penamnpang rnelintangnya.

(3) Pemasangan patok-patok

1. Patok-patok BM dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau

pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan

diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang

aman, mudah terlihat.

2. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana

jembatan masing-masing 1 (satu) buah di setiap sisi sungai/alur.

3. Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas

tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang PU, notasi

dan nomor BM dengan warna hitam.

4. Untuk setiap titik poligon dan sipat datar akan digunakan patok kayu

yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang

sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian

atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih

nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus,

perlu ditambahkan patok bantu.

5. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar

patok diberi tanda-tanda khusus.

6. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok,

misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

batu, maka titik-titik poligon dan sipat datar ditandai dengan paku seng

dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

(4) Pengukuran titik kontrol horizontal

- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem

poligon, dan semua titik ikat (BM) akan dijadikan sebagai titik poligon.

- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter,

diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun

elektronis.

- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan

ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit

jenis T2 atau yang setingkat.

- Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :

a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah

titik poligon.

b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir

pengukuran dan untuk setiap interval ± 5 km di sepanjang trase yang

diukur. Setiap pengamatan matahari akan dilakukan dalam 2 seri (4

biasa dan 4 luar biasa).

(5) Pengukuran titik kontrol vertikal

- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali

berdiri/pembacaan (double stand).

- Pengukuran sipat datar akan mencakup semua titik

pengukuran (poligon, sipat datar dan potongan melintang) dan titik BM.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Pengukuran sipat datar dilakukan dengan alat sipat datar orde

II dengan ketelitian tidak boleh lebih besar dari 10 mm kali akar jumlah

jarak (km).

- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,

berskala benar, jelas dan sama.

- Pada setiap pengukuran sipat datar harus dilakukan

pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah

(BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap

pembacaan harus dipenuhi : 2 BT= BA + BB.

(6) Pengukuran situasi

- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang

mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia

yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit,

jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.

- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman

penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar

situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai,

persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus

dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.

- Untuk pengukuran situasi akan digunakan alat theodolit.

(7) Pengukuran penampang memanjang dan melintang

- Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang

sumbu rencana trace jalan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Peralatan yang digunakan untuk pengukuran penampang

memanjang sama dengan peralatan yang digunakan untuk pengukuran

kontrol vertikan.

- Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan

persyaratan:

Kondisi Lebar Koridor, m Interval, m


- Datar, landai dan lurus 75 + 75 50
- Pegunungan 75 + 75 25
- Tikungan 50 (luar)+100 25

(dalam)

- Peralatan yang digunakan untuk pengukuran penampang

melintang sama dengan peralatan yang digunakan untuk pengukuran

situasi.

(8) Pengukuran khusus

Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya:

perpotongan rencana trase jalan dengan sungai, dan/atau jalan yang

sudah ada.

a. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai

(lebar 5-20 m).

- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari

perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran penampang

melintang sungai sebesar 25 meter.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100 m

dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang

melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

b. Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada.

- Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masing-masing

100 m dari perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran

penampang melintang sebesar 25 meter.

- Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang

dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

(9) Perhitungan dan penggambaran

Perhitungan

 Pengamatan matahari

Pencatatan data pengamatan dan perhitungan azimuth matahari

menggunakan formulir yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Teknik,

Ditjen Bina Marga. Perhitungan mengacu pada tabel almanak matahari

yang diterbitkan oleh Dit Top TNI-AD untuk tahun yang sedang berjalan

dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

 Perhitungan Koordinat

Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan

matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut

tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan

berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek

mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi

pekerjaan.

 Perhitungan sipat datar

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Perhitungan sipat datar dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm),

dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar

perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.

 Perhitungan ketinggian detail

Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang

dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.

Penggambaran

 Penggambaran poligon dibuat dengan skala 1:1000

 Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm

 Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis

(x) dan ordinat (y)-nya

 Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar

harus dicantumkan petunjuk arah Utara

 Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan

tidak boleh dilakukan secara grafis

 Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, y, Z-nya dan diberi

tanda khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang

melintang harus digambarkan pada gambar poligon, sehingga

membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1

meter.

(10) Pelaporan

Konsultan akan membuat laporan topografi yang mencakup sekurang-

kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:

 Data proyek.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

terhadap kota besar terdekat.

 Kegiatan perintisan untuk pengukuran

 Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal

 Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal

 Kegiatan pengukuran situasi

 Kegiatan pengukuran penampang melintang

 Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)

 Perhitungan dan penggambaran

 Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya

 Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran

topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,

pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting

untuk keperluan perencanaan jalan

 Deskripsi BM (sebagai lampiran)

Disamping laporan topografi diatas, Konsultan harus menyerahkan hal-hal

berikut :

 Buku Ukur

 Obrah (plotting)

 Negatif film dari foto dokumentasi

B. Survey Geologi / Tanah & Bahan

Tujuan penyelidikan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan

pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah

pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas badan jalan,

menentukan jenis dan karakteristik bahan jalan, serta mengidentifikasi lokasi

sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Pekerjaan ini meliputi kegiatan penyelidikan geologi, penyelidikan tanah dan

bahan jalan disekitar lokasi jalan yang direncanakan.

(1) Penyelidikan Geologi

Pemetaan jenis batuan dilakukan secara visual, dengan bantuan loupe

dan alat lainnya yang representatif untuk menentukan penyebaran

tanah/batuan dasar dan kisaran tebal tanah pelapukan (yaitu untuk

menentukan jenis galian tanah atau batu).

a. Penyelidikan lapangan

Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta

dasar topografi skala 1:250.000 s/d skala 1:25.000. Pencatatan kondisi

geoteknik disepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500-1000

meter dilakukan menggunakan lembar isian.

Pekerjaan penyelidikan lapangan dilakukan dengan menggunakan

peralatan:

 Palu geologi untuk mengambil contoh batuan,

 Kompas geologi untuk menentukan jurus dan kemiringan lapisan

batuan,

 Loupe (kaca pembesar) untuk mengidentifikasi jenis mineral yang

ada.

b. Pemetaan

Jenis batuan yang ada disepanjang rencana trase jalan dipetakan dan

batas-batasnya ditetapkan dengan jelas sesuai dengan data

pengukuran untuk selanjutnya diplot dalam gambar rencana dengan

skala 1:2000 ukuran A3. Pemetaan mencakup jenis struktur geologi

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

yang ada antara lain: sesar/patahan, kekar, perlapisan batuan, dan

perlipatan.

Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/kimia,

kemudian hasilnya diplot diatas peta geologi teknik termasuk

didalamnya pengamatan tentang :

 Gerakan tanah

 Tebal pelapukan tanah dasar

 Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka

air tanah

 Tata guna lahan

 Kedalaman rawa (apabila rencana trase jalan tersebut harus

melewati daerah rawa)

c. Stabilitas badan jalan

Kondisi stabilitas badan jalan diidentiakasi dari gejala struktur geologi

yang ada, Jenis dan karekteristik batuan, kondisi lereng, serta

kekerasan batuan. Pengkajian stabilitas badan jalan akan mencakup 3

(tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di

lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis)

akibat Jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang

dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus

diidentifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha

penanggulangannya.

d. Lokasi quarry

Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan maupun untuk

bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar badan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

jalan. Bila tidak dijumpai, harus menginformasikan lokasi quarry lain

yang dapat dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,

perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi rencana trase jalan, serta kesulitan-

kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya.

(2) Penyelidikan tanah dan Bahan

Penyelidikan tanah dan bahan dilakukan dengan cara pengamatan

langsung dilapangan dan pengujian laboratorium.

a. Penyelidikan Lapangan

Konsultan akan melakukan penyelidikan lapangan yang mencakup

pengamatan visual, pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed

samples), dan pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed

samples). Pengamatan visual meliputi: pemberian sifat tanah

(konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan prosentase butiran

kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.

b. Penyelidikan Laboratorium

Semua contoh tanah yang diambil dari lapangan harus diuji di

laboratorium. Pengujian di laboratorium meliputi:

 Penentuan klasifikasi tanah SNI 1965-1990-F

SNI 1967- 1990-F

SNI 1966- 1990-F

AASHTO T88-81

 Pemeriksaan CBR SNI 1744-11209-F

 Pemeriksaan konsolidasi SK SNI M-107-1990-03

 Pemeriksaan pemadatan SNI 1742-11209-F

 Pemeriksaan kadar air asli SNI 1965-1990-F

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

 Pemeriksaan berat jenis SNI 1964- 1990

 Pemeriksaan kuat geser langsung SNI03-2813-1992

ASTM D 4580-90

 Pemeriksaan triaxial SNI03-2455-1991

AASHTO T 234-74 (11202)

(3) Pelaporan

Konsultan akan menyiapkan Laporan Penyelidikan Geologi yang

mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:

 Data proyek.

 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

terhadap kota besar terdekat.

 Kondisi morfologi sepanjang trase jalan

 Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan

 Analisis longsoran sepanjang .trase jalan

 Sumber bahan konstruksi jalan

 Rekomendasi

1. Survey Hidrologi

Tujuan survey hidrologi yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah

untuk mengumpulkan data hidrologi dan bangunan air yang ada, guna

keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana,

perencanaan drainase dan bangunan air yang diperlukan di sepanjang

rencana trase jalan.

Lingkup pekerjaan survey hidrologi ini meliputi:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

1. Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah

tangkapan (catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika

dan/atau instansi terkait di kota terdekat dari rencana trase jalan.

2. Mengumpulkan data bangunan air yang ada seperti gorong-

gorong, jembatan, selokan yang meliputi : lokasi (STA), dimensi,

kondisi, tinggi muka air banjir.

3. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan

rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan metode

yang sesuai.

4. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana trase jalan

untuk memberikan masukan dalam penentuan trase jalan yang

aman.

5. Menghitung dimensi dan jenis bangunan air yang diperlukan.

6. Membuat laporan lengkap mengenai survey dan analisis hidrologi,

yang meliputi:

 Data proyek.

 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas

lokasi proyek terhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah

hujan.

 Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil

 Analisis/perhitungan

 Penentuan dimensi dan jenis bangunan air

 Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

2. Survey Perkerasan Jalan

 Tujuan

Survey Perkerasan Jalan ini bertujuan mengetahui data struktural

perkerasan yang ada, dengan meliputi lendutan suatu konstruksi jalan,

kekasaran jalan, daya dukung tanah dasar dan susunan / lapisan

perkerasan.

 Lingkup Pekerjaan

1. Pemeriksaan Lendutan Balik Dapat dilakukan dengan berbagai macam

alat, salah satu yang biasa digunakan adalah Benkelman Beam.

Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai

berikut :

a. Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan

menggunakan jembatan timbang atau alat lain yang telah

terbukti dapat dipakai untuk pengukuran beban gandar, dan

hasil pengukuran beban gandar harus dicatat dengan jelas.

b. Alat Benkelman Beam yang dipakai harus mempunyai ukuran

yang standar misalnya, perbandingan batang 1:2. Dimensi

Geometrik dari Benkelman Beam harus dicatat dengan jelas.

c. Alat pembacaan (dial gauge) lendutan harus pada kondisi yang

baik dan skala ketelitian pembacaan jarum penunjuk harus

dicatat.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

d. Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval

pemeriksaan maksimal setiap 200 m sepanjang ruas beraspal

yang telah ditetapkan.

e. Hal – hal khusus yang dijumpai seperti kondisi drainase, nama

daerah yang dilalui, cuaca, waktu peninggian permukaan jalan

dan sebagainya harus di catat.

f. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas

(Patok Km/Sta).

2. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP (Dynamic

Cone Penetrometer).

Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut :

a. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan

ukuran yang ada.

b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal

200 m.

c. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan

lapisan tanah dasar.

d. Harus dicatat ketebalan ketebalan dan jenis setiap bahan

perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu, lapisan, lapisan

telford, lapisan pasir dan sebagainya.

e. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari

permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan

tanah yang sangat keras (lapis batuan).

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

f. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi

drainase, cuaca, waktu dan sebagainya.

g. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan

jelas.

 Persyaratan

Untuk pelaksanaan kegiatan Benkelman Beam kendaraan Truk harus

sesuai dengan muatan gandar yang diisyaratkan pada survey BB yaitu

8,2 ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 Psi (harus sesuai dengan

SNI. 03-2416-1991), sedangkan untuk kegiatan DCP (harus sesuai SNI

03-1743-11209), proses pengambilan data harus mengacu pada format

yang telah standar seperti terlihat dalam data lampiran.

F.2.3. PERENCANAAN TEKNIS

Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan teknis ini adalah pekerjaan

perencanaan teknis geometrik, perencanaan perkerasan, perencanaan struktur

bangunan pelengkap, penggambaran dan pelaporan.

Semua perhitungan dan perencanaan teknis dalam pekerjaan ini harus sesuai

dengan standar-standar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.

Dalam setiap tahapan perencanaan, konsultan akan mengajukan rancangan

(draft) untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.

F.2.3.1. Perencanaan Geometrik

1. Standar

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata Cara

Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan Standar

Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan (Maret 1992).

2. Keselamatan Lalu-lintas

Dalam perencanaan geometrik jalan konsultan akan mempertimbangkan

aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan

konstruksi maupun pada saat pengoperasian jalan. Konsultan akan menjamin

bahwa semua elemen geometrik yang direncanakan memenuhi persyaratan

yang ditetapkan dalam standar geometrik jalan dan sesuai dengan kondisi

lingkungan setempat.

3. Perangkat Lunak Perencanaan

Dalam melaksanakan perencanaan geometrik jalan konsultan akan

menggunakan perangkat lunak yang kompatibel dengan perangkat lunak

MOSS atau AD-CAD.

F.2.3.2 Perencanaan Perkerasan

1. Standar Rujukan yang dipakai untuk perhitungan kontruksi perkerasan jalan

dalam pekerjaan ini adalah:

 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda

Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.11207, UDC: 625.73(02)),

 “A guide to the structural design of bitumen-surfaced roads in tropical and

sub-tropical countriesfff Overseas Road Note 31, Overseas Centre, TRL,

1993.

 AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 11206.

 RDS - 453.

2. Analisa Lalu-lintas

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Konsultan akan melakukan analisis data lalu-lintas untuk penetapan lebar dan

tebal konstruksi perkerasan.

3. Pemilihan Jenis Bahan

Konsultan akan mengutamakan penggunaan bahan setempat sesuai dengan

masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat tidak dapat digunakan

langsung sebagai bahan konstruksi, maka konsultan akan mengusulkan usaha-

usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai

bahan konstruksi jalan.

4. Bila pekerjaan konstruksi perkerasan direncanakan secara bertahap (vertikal),

maka pada segmen-segmen jalan dengan kemiringan memanjang > 6% akan

digunakan jenis bahan konstruksi yang menggunakan bahan pengikat,

misalnya: soil-cement, lapis penetrasi Macadam.

F.2.3.3. Perencanaan Struktur

1. Standar

Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan (bangunan atas

dan bawah) dalam pekerjaan ini adalah Pedoman Perencanaan Pembebanan

Jembatan Jalan Raya, SKBI No. 1.2.28, UDC: 624.042: 624.21

2. Perencanaan teknis jembatan yang tercakup dalam pekerjaan ini adalah semua

jembatan dengan bentang  20 meter. Untuk lokasi-lokasi yang memerlukan

jembatan dengan bentang > 20 meter, maka konsultan akan menetapkan

posisi terbaik dari jembatan sehingga diperoleh alinyemen jalan yang menerus.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

F.2.3.4. Penggambaran

1. Rancangan (Draft) Perencanaan Teknis

Konsultan akan membuat rancangan (draft) perencanaan teknis berupa

gambar hasil keluaran (print out) dari setiap detail perencanaan dan

mengajukannya kepada Proyek/Pemberi Tugas untuk diperiksa dan disetujui.

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya

antara lain:

 Alinyemen horizontal (Plan) digambar di atas peta situasi skala 1:1.000

dengan interval garis tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data:

- Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol horizontal/vertikal.

- Lokasi dan batas-batas obyek-obyek penting seperti rawa, kebun,

hutan lindung, rumah, sungai dan lain-Iain.

- Data lengkung horizontal (curve data) yang direncanakan

- Lokasi dan data bangunan pelengkap

 Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal

1:1.000 dan skala vertikal 1:100 yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan.

- Diagram superelevasi.

- Data lengkung vertikal.

- Lokasi bangunan pelengkap.

 Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA

(interval 50 meter), tapi pada segmen-segmen khusus akan dibuat dengan

interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala

horisontal 1:100 dan skala vertikal 1:10. Dalam gambar potongan melintang

harus tercakup:

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan

- Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana

Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan

- Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).

 Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) digambar dengan

skala yang pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan, misalnya:

- Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada

ketinggian yang berbeda-beda.

- Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.

- Rincian konstruksi perkerasan

- Penampang bangunan pelengkap

- Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median

- Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)

 Gambar-gambar standar yang mencakup antara lain: gambar

bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan sebagainya.

2. Gambar Perencanaan Akhir (Final Design)

Pembuatan gambar rencana trase jalan selengkapnya dilakukan setelah

rancangan perencanaan disetujui oleh Proyek dengan memperhatikan koreksi-

koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh Proyek.

Gambar perencanaan akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah

diperbaiki dan dilengkapi dengan:

 Sampul luar (cover) dan sampul dalam.

 Peta lokasi proyek

 Peta lokasi Sumber Bahan (Quarry).

 Lembar simbol dan singkatan.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

 Lembar daftar volume pekerjaan.

 Daftar bangunan pelengkap & volume pekerjaannya

F.2.3.5 Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Pelaksanaan Fisik

 Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai dengan

spesifikasi yang dipakai,

 Perhitungan kuantitas pekerjaan akan dilakukan untuk setiap interval 50 meter

dan dilakukan dengan menggunakan komputer. Tabel perhitungan akan

mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item).

F.2.3.6 Perhitungan Biaya Pelaksanaan Fisik Pembuatan Jalan

 Konsultan akan mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan

peralatan yang dapat digunakan di lokasi pekerjaan.

 Konsultan akan menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk

semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan

No. 028/T/BM/199S yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bina Marga.

 Konsultan akan menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan

konstruksi.

F.2.3.7 Spesifkasi

 Untuk pekerjaan ini, konsultan akan mengacu pada spesifikasi yang berlaku di

lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah.

 Bila diperlukan, konsultan akan menyusun spesifikasi khusus untuk mata

pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.

 Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh Proyek.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

F.2.4. PELAPORAN

Konsultan akan menyiapkan dan menyerahkan Laporan-laporan berikut:

a. Laporan Pendahuluan

Laporan ini berisi latar belakang proyek, deskripsi wilayah / pra-analisis

wilayah perencanaan, metodologi pendekatan, strategi penanganan proyek,

mekanisme koordinasi dan rencana kerja, alokasi personil, desain riset, alat

survey lainnya. Selain hal tersebut diatas juga mencakup Laporan Fakta dan

Analisis, yang berisi hasil-hasil survey lapangan, identifikasi, dan analisis

kondisi fisik dan non fisik wilayah perencanaan. Laporan ini diperbanyak

dengan jumlah 5 ( Lima ) buku / eksemplar. Format buku adalah A4 / Kuarto.

b. Laporan Teknis

Laporan ini berisi :

Laporan Hasil Pengukuran Topografi

Laporan Topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai

hal – hal berikut :

- Data kegiatan

- Peta situasi kegiatan yang menunjukan secara jelas lokasi kegiatan

- Kegiatan perintisan untuk pengukuran

- Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol horizontal

- Kegiatan pengukuran untuk titik control vertical

- Kegiatan pengukuran situasi

- Kegiatan pengukuran penampang memanjang

- Kegiatan pengukuran penampang melintang

- Kegiatan pengukuran khusus ( bila ada )

- Perhitungan dan penggambaran

- Peralatan ukur yang digunakan berukur nilai koreksinya

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Dokumentasi foto

- Deskripsi BM ( sebagai lampiran )

Laporan Hasil Penyelidikan Tanah

Laporan hasil penyelidikan tanah mencakup sekurang – kurangnya

pembahasan mengenai hal – hal berikut :

- Diperolehnya gambaran mengenai jenis – jenis serta sifat – sifat teknis

tanah ( data geoteknis ) yang ada di lokasi pekerjaan

- Diketahuinya perkiraan besarnya penurunan tanah

- Diperolehnya daya dukung tanah

- Dan lain sebagainya berupa data – data sifat teknis tanah yang

diperlukan

untuk merancang jalan

Laporan Hasil Survey Hidrologi * ( apabila diperlukan )

Laporan hidrologi ini meliputi :

- Terkumpulnya data curah hujan dilokasi pekerjaan yang berasal dari

Badan Meteorologi dan geofisika dan atau instansi terkait di kota

terdekat dari lokasi Pekerjaan.

- Dan lain sebagainya berupa data – data hidrologi yang diperlukan

untuk merancang desain jalan. Jumlah buku adalah sebanyak 5 ( Lima )

buku / eksemplar. Format buku adalah A4 / kuarto.

c. Laporan Akhir ( Perencanaan Desain )

Laporan Akhir ( perencanaan desain ) merupakan laporan akhir dari seluruh

kegiatan yang berisi seluruh muatan dari awal pekerjaan hingga akhir

pekerjaan setelah dilakukan revisi dan penyempurnaan laporan

sebelumnya (Gambar hasil Perencanaan, RAB, Spesifikasi Teknis, dan

laporan lainnya yang terkait ). Jumlah Buku adalah sebanyak 5 ( Lima )

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

buku / eksemplar. Format buku adalah A4 serta Soft copy yang disimpan

dalam bentuk Flash Disk atau Media lainnya.

G.1 UMUM

Dengan waktu yang disediakan untuk Pekerjaan Perencanaan Seminisasi

Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja (Bankeu Provinsi),

Kec. Samboja ini yaitu selama 15 hari kalender, maka Konsultan akan

berusaha menyusun program kerja se-efektif mungkin supaya pekerjaan

dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

 Untuk itu perlu dibuat rencana dan jadual pelaksanaan pekerjaan

yang mantap. Pada paragraf berikut ini dapat diikuti penjelasan

mengenai rencana dan jadwal pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan

Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja

(Bankeu Provinsi)

G.2 PROGRAM KERJA

Berdasarkan pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis,

secara umum pelaksanaan pekerjaan proyek ini adalah melalui beberapa

tahapan pekerjaan yang berurutan. Tahapan-tahapan pekerjaan yang

dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut :

G.2.1. Tahap Persiapan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Pada tahap pekerjaan persiapan, pekerjaan yang dilaksanakan

pada dasarnya adalah investarisasi data yang ada dan peninjauan

areal proyek yang akan distudy.

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan pada tahap ini

antara lain sebagai berikut :

- Pengurusan ijin operasional pekerjaan survai topografi dan

investigasi geologi di areal proyek.

- Inventarisasi data atau informasi teknis maupun non-teknis yang

menunjang pelaksanaan pekerjaan desain.

- Peninjauan lapangan (site visit), termasuk penentuan rencana as

jalan dan jembatan, studi rencana jalan dan jembatan, dan

hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan survai dan

investigasi lapangan.

- Pengumpulan data-data seperti data-data studi yang pernah

dilakukan, peta topografi yang ada, data hidrologi dan

hidrometri, dan lain-lain.

Periode pelaksanaan tahap ini diselesaikan selama 1 (satu)

minggu, terhitung sejak dikeluarkannya surat Perintah Kerja.

G.2.2. Tahap Perencanaan Pendahuluan

Tahap perencanaan pendahuluan yang meliputi perencanaan awal

ruas jalan beserta gambaran sarana penunjangnya dan juga

membuat program rencana pelaksanaan survai investigasi serta

langkah-langkah detail pelaksanaan studi berdasarkan survai

Geometri dan Inventrarisasi jalan.

G.2.3 . Tahap Studi Survai dan Investigasi

Pada tahap ini yang dikerjakan oleh konsultan adalah :

- Survai Topografi

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Survai Penyelidikan Tanah

- Survai Lalu Lintas

G.2.4 .Tahap Pelaksanaan Studi/Perencanaan

Pada tahap ini yang dikerjakan oleh Konsultan adalah :

- Konsep Detail Perencanaan

- Perhitungan volume

- Perkiraan biaya

- Penyerahan konsep detail perencanaan

- Pengambaran

- Penyiapan Spesifikasi Teknik

G.2.5. Pembuatan Laporan

Sesuai dengan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja

Konsultan akan menyusun laporan-laporan sebagai berikut :

A. Laporan Pendahuluan

Laporan ini berisi data-data hasil survai lapangan dan hasil

analisa data, dengan susunan sebagai berikut :

- Daftar isi

- Pendahuluan

- Rencana Kerja

- Mobilisasi tenaga ahli

- Jadual pelaksanaan kegiatan

- Survai dan analisa topografi

- Survai dan analisa lalu lintas

- Survai dan analisa inventarisasi jalan

- Survai dan analisa kondisi jalan

- Survai dan analisa data tanah dan material

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Kesimpulan dan rekomendasi

- Lampiran data-data

- Foto-foto dokumentasi

B. Laporan Survai Topograf

Konsultan akan membuat Laporan Topografi yang mencakup

sekurang kurang nya pembahasan mengenai hal – hal berikut:

- Data Proyek

- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi

proyek terhadap kota besar terdekat.

- Kegiatan perintisan untuk pengukuran

- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal

- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal

- Kegiatan pengukuran situasi

- Kegiatan pengukuran penampang melintang

- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)

- Perhitungan dan penggambaran

- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya

- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran

topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM,

pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap

penting untuk keperluan perencanaan jalan.

- Deskripsi BM (sebagai lampiran).

Disamping laporan topografi diatas, Konsultan akan menyerahkan

hal – hal berikut :

- Buku ukur

- Obrah (plotting)

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

- Negatif film dari foto dokumentasi

C. Laporan Antara

Berisi laporan mengenai progress pekerjaan yang sudah

dilaksanakan

D. Laporan Gambar Perencanaan

Berisi gambar detail desain perencanaan jalan

E. Laporan Akhir Perencanaan

Laporan ini berupa “Laporan Teknis Perencanaan” yang berisi

perhitungan dan uraian dari rumus-rumus yang digunakan,

sketsa dan data-data perencanaan, dengan susunan laporan

sebagai berikut:

- Daftar isi

- Pendahuluan

- Perhitungan geometri jalan

- Perhitungan tanah dasar dan perkerasan

- Perhitungan struktur bangunan pelengkap

- Perhitungan konstruksi dan bahan elemen lansekap bukan

tanaman.

- Kesimpulan dan saran

- Lampiran

- Tabel dan grafik hasil perhitungan

- Data perencanaan

- Lain-lain yang ditentukan oleh Pemberi Tugas

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

F. Laporan Ringkasan

G. Dokumen Pelelangan

Dokumen pelelangan yang perlu disiapkan konsultan sesuai

peraturan yang berlaku. Setiap dokumen pelelangan yang telah

mendapatkan persetujuan dari pemberi tugas dicetak sebanyak 5

(lima) set untuk setiap jalan dan jembatan.

Dokumen lelang terdiri dari :

Buku 1 : Bab I Instruksi kepada Peserta Lelang

Bab II Surat Penawaran dan Informasi Kualifikais

dan Jaminan Penawaran

Buku 2 : Bab III Syart-syarat Kontrak

Bab IV Data Kontrak

Buku 3 : Bab V Spesifikasi

Buku 4 : Bab VI Daftar Kuantitas

Buku 5 : Bab VII Gambar-gambar

Buku 6 : Bab VIII Bentuk-bentuk Jaminan

Sedangkan secara detail jadual pelaksanaan pekerjaan ini

disajikan dalam Tabel H-1.

H.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Setelah memahami Kerangka Acuan Kerja (TOR) dengan seksama, serta mengikuti

penjelasan pekerjaan baik kantor maupun di lapangan, Konsultan membuat

jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan serta

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

pekerjaan yang ada, sehingga jangka waktu yang ada dapat digunakan secara

optimal, Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah selama 15 hari

kalender dan rincian waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan pekerjaan Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan disajikan dalam Tabel. H-1.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

No. Kegiatan MINGGU


I II Ket

A TAHAP PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Pendalaman
2 Kajian Literatur dan
3 Persiapan Survey Lapangan

B PENGUMPULAN DATA
1 Survey Detail
a. Pengukuran Topografi
b.Survey Geologi
c. Survey Hidrologi
d. Penyelidikan Tanah dan
e. Survey Seminisasi Jalan
C PERENCANAAN TEKNIK
1 Analisa data Lapangan
2 Perencanaan dan
a. Perencanaan Geometrik
b. Penggambaran
c. Perhitungan Kuantitas dan
D PELAPORAN
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Akhir
d. Back Up Invoice
E Laporan Perhitungan Desain
e. Laporan Hasil
f.Laporan Survey Pendahuluan
g. Laporan Inventaris Jalan
h. Laporan Survey Kondisi
i. Photo Dokumentasi
j. Gambar Rencana A3

I.1. Komposisi Tim dan Penugasannya

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan tersebut

adalah :

a. Team Leader

berpendidikan minimal sarjana S1 Teknik Sipil mempunyai

pengalaman dibidangnya 3 tahun, mengetahui dengan baik proses

perencanaan dengan segala permasalahannya.

Sudah biasa bekerja dengan metoda desain lapisan tambahan

(overlay desain) yang dikembangkan oleh Bina Marga, maupun

Metoda Teknik perkerasan khusus yang dipakai pada kondisi

tertentu.

Tugas dan Tanggung Jawab kepala team meliputi :

- Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam

pekerjaan ini sehingga bisa menghasilkan pekerjaan yang

optimum.

- Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan

baik pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir

seluruh hasil pekerjaan.

- Meneliti dan menyarankan bahan perkerasan yang dapat dipakai

untuk semua ruas jalan yang direncanakan.

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

(DAFTAR PERSONIL)

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

CV. BAYANAKA KONSULTAN


Tenaga Ahli

(Personil Inti)
Jumlah
Nama Tenaga Ahli Lingkup Posisi Uraian
Perusahaan Orang
Personil Lokal/Asing Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan
Zainal Abdi, ST. CV. BAYANAKA Lokal Ahli Teknik Team Uraian 1

KONSULTAN Jalan Muda Leader diatas


Tenaga Pendukung

(Personil Lainnya)

J.1. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Penyusunan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli sesuai dengan tugas

dan tanggung jawab masing-masing disajikan dalam Tabel J-1.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Dimana pada tabel ini menggambarkan masukan tenaga ahli dalam

bentuk diagram balok dengan jumlah orang bulan (OB).

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Tabel J-1

JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

CV. BAYANAKA KONSULTAN

Masukan Personil (dalam bentuk diagram balok)


No. Nama Personil Orang Bulan

1 2

Nasional

1 Zainal Abdi, ST. 1

Sub Total 1

Asing

Sub Total 0

Total 3

Masukan Masukan
Penuh- Waktu Paruh-
Waktu

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

K.1. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Penyusunan organisasi pelaksana pekerjaan sangat penting untuk

kelancaran proyek ini, untuk itu Konsultan telah memilih anggota team

dari para staf ahli CV. BAYANAKA KONSULTAN yang berpengalaman di

bidangnya masing-masing. Bagan organisasi untuk pekerjaan

“Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya

Kec. Samboja (Bankeu Provinsi)” Adalah sebagai berikut :

Direktur

Team Leader

Ahli Jalan

Diagram K.1. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Dalam Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec.

Samboja (Bankeu Provinsi), output keluaran berupa laporan yang harus

dipersiapkan Terdiri atas :

a. Laporan Pendahuluan

Yang menjelaskan tentang ringkasan metodologi dan rencana kerja

antara lain sebagai berikut :

 Rencana Kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh ;

 Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya ;

 Jadual kegiatan penyedia jasa;

b. Laporan Survey + Dokumentasi

- Laporan Survey Pendahuluan

 Foto dokumentasi;

 Data lapangan sebagai bahan untuk perhitungan dan olah

data;

-Laporan Survey Perkerasan dan saluran drainase

 Data Survey perkerasan Jalan dan rencana saluran drainase.

-Laporan Survey tanah :

 Data penyelidikan Tanah (bila diperlukan)

c. Dokumen Lelang

Berisikan Buku 1, Buku 2, Buku 3, Buku 4, Buku 5, spesifikasi

teknis, dan Gambar Rencana.

d. Laporan Engineer Estimate.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Berisikan tentang data perhitungan terhadap hasil survey

pengukuran yang telah dilakukan terhadap pekerjaan yang akan

direncanakan

e. Laporan Gambar Design Ukuran A-3.

Berisikan tentang gambar rencana dan detail perencanaan

f. Laporan Akhir (Final Report)

Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan dari awal

kegiatan sampai dengan akhir kegiatan.

Laporan Akhir berisi :

- Rangkuman kegiatan yang telah dilakukan

- Uraian kegiatan semua survey yang telah dilakukan oleh

pihak konsultan.

- Hasil final Pengolahan data.

- Perhitungan Perencanan beserta rumus-rumus dan

asumsi-asumsi yang telah digunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan.

- Gambar Final

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan sebanyak

5 (lima) buku laporan dan CD berisi seluruh laporan termasuk

Summary Report 5 (lima) buah.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Untuk lancarnya pekerjaan Perencanaan Peningkatan Jalan Usaha Tani

Lempahung Kelurahan Kampung Lama Kec. Samboja (Bankeu Povinsi), maka

tenaga ahli yang akan dibantu oleh beberapa tenaga teknis dan pendukung

dengan posisi sebagai berikut :

Tenaga Teknis :

1. Surveyor : 1 Orang

2. Drafmen : 1 Orang

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Untuk lancarnya pekerjaan Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04

Desa Bukit Raya Kec. Samboja (Bankeu Provinsi), maka konsultan perencana

akan menyiapkan kantor / studio tersendiri lengkap dengan fasilitasnya.

Fasilitas yang dimaksud, meliputi :

 Kantor / Studio : 1 studio

 Meubeler : 1 Set

 Kursi & Meja Kerja : 4 Set

 Alat Ukur T0 : 1 Unit

 Alat Ukur Waterpass : 1 Unit

 Alat DCP : 1 Unit

 Roll meter : 2 unit

 Personal Computer : 4 Unit

 Printer : 4 Unit

 Camera Digital : 2 Buah

 Kendaraan Roda 4 : 1 Unit

Perlengkapan Lapangan : Ls

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016
Perencanaan Seminisasi Jalan Usaha Tani RT. 04 Desa Bukit Raya Kec. Samboja
(Bankeu Provinsi)

Demikian Usulan Teknis ini konsultan sampaikan, diharapkan Dokumen

Usulan Teknis yang telah konsultan susun ini, dapat diterjemahkan arahan-

arahan yang telah diberikan dalam Kerangka Acuan Kerja.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kab. Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran 2016

Anda mungkin juga menyukai