Anda di halaman 1dari 16

Laporan Akhir

DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

BAB
SURVEY TOPOGRAFI
IV

4.1. UMUM

Kegiatan yang mendasari seluruh pekerjaan menyangkut bidang perencanaan


adalah pengukuran topografi, dimulai dengan kegiatan penentuan lokasi
pengukuran, pelaksanaan pengukuran, perhitungan hasil pengukuran dan
penggambaran. Oleh karena itu dengan adanya pekerjaan Pengukuran Topografi
ini diharapkan dapat diperoleh informasi yang benar terhadap suatu referensi
tertentu sesuai dengan kondisi lapangan.
Survey Topografi yang dilaksanakan untuk perencanan saluran
pembuangan primer dari Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center -
Sei Carang meliputi kegiatan sbb :
1. Pengukuran situasi saluran drainase skala I : 500
2. Pengukuran trace rencana saluran pembuang 2000 m.
3. Pemasangan Bench Mark (BM) yang akan digunakan sebagai titik kontrol
(koordinat) pengukuran, pemetaan, dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
4. Pembuatan potongan memanjang dan-melintang saluran pembuang.

4.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan pengukuran topografi ini adalah untuk
mendapatkan situasi, potongan memanjang dan melintang saluran pembuang
primer dari Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center - Sei Carang
yang benar berdasarkan titik referensi yang telah ditentukan koordinatnya maupun
elevasinya. Dengan elevasi dan koordinat yang sudah baku dan merupakan satu
referensi untuk seluruh lokasi pengukuran, maka diharapkan diperoleh data yang
lebih baik dan hasil analisis yang sesuai dengan kondisi lapangan.

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 1


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

4.3. LINGKUP PEKERJAAN

4.3.1. Umum

1. Penyediaan Peta Dasar Rupa Bumi skala 1 : 50.000


2. Pembuatan peta topografi dengan skala 1 : 500, dengan interval kontur
1,00 m untuk daerah rencana saluran pembuang..
3. Pengukuran cross section lokasi saluran pemmbuang existing dan
rencana saluran pembuang.
4. Pengukuran koordinat dan elevasi titik-titik rencana bangunan.

4.3.2. Jenis Kegiatan

Sesuai dengan tujuannya, jenis kegiatan untuk pekerjaan survey ini dapat
dikelompokkan menjadi kegiatan-kegiatann sebagai berikut :

1. Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi persiapan administrasi, personil, peralatan


serta pengumpulan diskripsi BM yang mempunyai referensi baku, peta-peta
serta melakukan kajian ulang terhadap laporan-laporan survey terdahulu.

2. Survei Pendahuluan dan Survei Lokasi

Survei Pendahuluan bertujuan untuk memperoleh informasi / gambaran


tentang lokasi daerah survey, dilanjutkan dengan survei lokasi yang lebih
mendalam terutama mengenai lokasi titik ikat yang digunakan.

3. Pemasangan Bench Mark Dan Control Point

Pembuatan dan pemasangan patok beton terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu
a. Patok utama (BM) dengan ukuran 20 cm x 20 cm x I
00 cm. Jumlah patok BM seluruhnya ada 2 (dua) buah
b. Patok bantu (CP) dengan ukuran IO cm x IO cm x 70
cm. Jumlah patok CP seluruhnya ada 2 (dua) buah

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 2


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

Kedua patok beton ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk
menyimpan data koordinat, baik koordinat horizontal (X,Y) maupun
koordinat vertikal (Z).

4. Pengukuran Waterpass

Melaksanakan pengukuran sipat datar / waterpassing dari titik ikat


yang mempunyai elevasi dari referensi yang baku ke Bench Mark dan
Control Point.

5. Pengukuran Situasi dan Cross Saluran Pembuang

Pengukuran situasi dilakukan pada lokasi rencana bangunan pembuang,


sedang pengukuran cross / potongan melintang saluran pembuang dilakukan
ke arah hulu dan hilir dari rencana bangunan.

6. Pengukuran Poligon

Pengukuran poligon dimaksudkan untuk mendapatkan harga/nilai


koordinat (X,Y) pada Bench Mark dan Control Point yang dipasang serta
lokasi titik-titik bor dan test pit yang telah ditentukan sebelumnya secara
pendekatan.

7. Penggambaran

Melaksanakan penggambaran hasil pengukuran, berupa :


a. Gambar situasi lokasi saluran dan bangunan pembuang
b. Gambar potongan memanjang dan melintang saluran
pembuang

4.4. LOKASI

Daerah survey berada pada saluran Primer dari TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) sampai dengan Sei-Carang TPI Timur.

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 3


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

4.5. PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN

Jenis dan type perlatan survey topografi yang digunakan dalam kegiatan
pengukuran ini terdiri dari beberapa alat seperti yang diuraikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
PERLATAN DAN TYPE ALAT UKUR TOPOGRAFI

NO. JENIS ALAT JUMLAH KONDISI

I Kendaraan
1 Mobil 1 bh Baik
II Peralatan Gambar
1 PC AMD 4 bh Baik
2 Print Out A3 2 bh Baik
III Peralatan Pengukuran
1 Theodolith TS - 1A 1 set Baik
3 Waterpass 1 set Baik
4 Roll meter 2 bh Baik
5 Kamera 2 bh Baik
6 GPS 1bh Baik

4.6. METODOLOGI PELAKSANAAN

4.6.1. Persiapan Umum

Sebelum memulai pekerjaan yang sesungguhnya terlebih dahulu dilakukan


pekerjaan persiapan yang terdiri dari :
1. Penyiapan surat-surat ijin untuk pelaksanaan.
2. Pemeriksaan kalibrasi seluruh peralatan pengukuran.
3. Pengarahan personil serta mobilisasi ke lapangan.

4.6.2. Persiapan Khusus

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 4


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

Secara khusus, berkaitan dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan,


dilakukan persiapan, yaitu :
1. Mengumpulkan peta-peta yang berhubungan dengan daerah yang
diukur antara lain : Peta Topografi skala 1 : 50.000 Peta-peta lainnya
2. Mengumpulkan diskripsi Bench Mark yang pernah dilakukan
sebelumnya oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang atau
instansi Pemerintaha yang lain..
3. Mengkaji laporan-laporan survey sebelumnya untuk mengetahui titik
referensi, sistem proyeksi, peralatan yang dipakai, titik kontrol, peta
lokasi, batas pengukuran, data detail serta informasi lain.

4.6.3. Ketersediaan Data

Data-data yang telah diperoleh, baik pada saat pelaksanaan kegiatan


pengumpulan data maupun dari hasil survey pendahuluan adalah sebagai
berikut :
a. Peta lokasi daerah survey
b. Identifikasi lokasi, nama saluran, nama Desa dan Kecamatan.
c. Peta Topographi skala 1 : 50.000.
d. Diskripsi Titik Tinggi Geodesi (TTG)

4.6.4. Survey Pendahuluan

Kegiatan Survey Pendahuluan dimaksudkan untuk dapat memperoleh


informasi/gambaran mengenai :
a. Kondisi Lapangan
b. Kondisi dan letak titik ikat.

1. Lokasi Survey

Tim survey pertama-tama mengadakan survey lokasi yang diukur.


Pencarian lokasi ini berjalan lebih lancar dengan mengikutsertakan instansi
di daerah dan penduduk setempat yang dahulu pernah mengikuti

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 5


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

pengukuran Feasibility Study. Hal ini dikarenakan staf instansi di daerah


lebih mengetahui geografi di daerah tersebut. Cara pencapaian lokasi
diuraikan secara jelas disertai dengan sketsa yang jelas serta pencapaian
yang paling dekat dan aman dengan lokasi pengukuran.

2. Kondisi Lapangan

Kegiatan survey pendahuluan juga meliputi pengamatan kondisi


lapangan pada lokasi yang akan diukur. Pengamatan yang perlu dilakukan
antara lain mengenai keadaan topografi dari lokasi tersebut, kestabilan dan
keamanan rencana lokasi pemasangan Bench Mark, dan lain-lain.

3. Letak dan Kondisi titik ikat (Bench Mark)

Mengingat Bench Mark yang akan dipasang koordinat dan elevasinya


harus diikatkan pada titik ikat (Bench Mark) lain yang baku, maka perlu
dilakukan orientasi mengenai letak dan kondisi titik ikat yang digunakan.
Pertama-tama perlu dipelajari terlebih dahulu mengenai letak titik ikat yang
digunakan. Dari diskripsi Bench Mark, peta-peta serta laporan survey yang
telah dikumpulkan dapat ditentukan beberapa titik ikat yang digunakan.
Letak serta kondisi titik-titik ikat tersebut kemudian dicocokkan di
lapangan, untuk selanjutnya dipilih salah satu titik ikat yang letaknya paling
dekat serta kondisinya masih stabil.

4. Tindak lanjut survey Pendahuluan

Dari hasil Survey Pendahuluan yang sudah dilakukan, kegiatan


selanjutnya penyusunan program kerja yang lebih detail, meliputi :
a. Mekanisme dan tata cara pelaksanaan kegiatan

Urutan pelaksanaan kegiatan dan koordinasi antar tim pelaksanaan


perlu dibuat dengan mempertimbangkan aspek jangkauan lokasi dan
kondisi lapangan.

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 6


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

b. Jadwal kegiatan

Peninjauan kembali tentang jadwal kegiatan yang telah dibuat


sebelumnya dengan memperhatikan hasil survey pendahuluan.

c. Personil yang diperlukan

Jumlah personil dan penggabungan dalam beberapa tim disesuaikan


kembali, untuk lebih meningkatkan efisiensi dan pengendalian serta
koordinasinya.

d. Metode yang digunakan

Meskipun metode pengukuran, perhitungan dan penggambaran telah


baku, namun dengan memperhatikan lokasi dan kondisi lapangan,
metode ini dapat dimodifikasi dengan tanpa meninggalkan persyaratan
teknis yang telah ditentukan.

4.6.5. Pemasangan Bench Mark (BM)

Pembuatan dan pemasangan patok beton terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu:
1. Patok utama (BM) dengan ukuran 20 cm x 20 cm x I 00 cm. Jumlah
patok BM seluruhnya ada 2 (dua) buah
2. Patok bantu (CP) dengan ukuran diameter 4 Dim x 70 cm. Jumlah patok
CP seluruhnya ada 2 (dua)

Kedua patok beton ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk
menyimpan data koordinat, baik koordinat horizontal (X,Y) maupun koordinat
vertikal (Z). Patok utarna (BM) ini masing-masing diberi nama BM 1 dan BM
2, sedangkan patok bantu (CP) diberi nama CP I sampai dengan CP 2.

Bench Mark dipasang lokasi yang telah ditentukan pada kerengka


pengukuran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bench Mark dipasang sebelum dilaksanakan pengukuran sehingga pada

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 7


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

saat pengukuran dilaksanakan kedudukan Bench Mark sudah stabil.


2. Bench Mark dipasang di tempat yang stabil dan aman dari gangguan,
baik gangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu aktifitas
umum.
3. Lokasi Bench Mark ditempatkan pada tempat yang mudah dicari.
4. Posisi tanah pada pemasangan Bench Mark, diusahakan lebih tinggi dari
tanah di sekitarnya.
5. Bench Mark dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan
perbandingan 1 : 2 : 3 dan di cor di tempat.
6. Kerangka Bench Mark dibuat dari besi behel berdiameter 0,8 cm dan 0,6
cm.
7. Pada bagian tengah Bench Mark dipasang baut dengan panjang 10 cm
berdiameter 1 cm.
8. Setiap Bench Mark dibuatkan diskripsinya, yang berisi :
a. Foto Bench Mark yang dapat terlihat dengan jelas serta latar
belakang foto diusahakan dapat terlihat dengan jelas, sehingga akan
mempermudah dalam identifikasi.
b. Sketsa situasi sekitar Bench Mark
c. Sketsa detail lokasi Bench Mark
d. Nama Desa, Kecamatan dan Kabupaten
9. Pemasangan Bench Mark terlebih dahulu dimintakan persetujuan
Direksi.
10. Diskripsi Bench Mark dijilid sehingga menjadi buku tersendiri.

4.6.6. Pemasangan Patok Control Point (CP)

Patok Control Point (CP) dipasang disekitar saluran pembuang dengan


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Control Point dipasang sebelum dilaksanakan pengukuran sehingga


pada saat pengukuran dilaksanakan kedudukan Control Point sudah
stabil.

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 8


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

2. Control Point dipasang di tempat yang stabil dan aman dari gangguan,
baik gangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu aktifitas
umum.
3. Lokasi Control Point ditempatkan pada tempat yang mudah dicari.
4. Control Point dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan
perbandingan 1 : 2 : 3 dan di cor di tempat.
5. Pada bagian tengah Control Point dipasang besi yang ditancapkan ke
dalam tanah sepanjang 1 meter dan bagian atasnya terlihat dari
permukaan pralon.
6. Setiap Control Point dibuatkan diskripsinya, yang berisi :
a. Foto Control Point yang dapat terlihat dengan jelas serta latar
belakang foto diusahakan dapat terlihat dengan jelas, sehingga
akan mempermudah dalam identifikasi.
b. Sketsa situasi sekitar Control Point
c. Sketsa detail lokasi Control Point
d. Nama Desa, Kecamatan dan Kabupaten
7. Pemasangan Control Point terlebih dahulu dimintakan persetujuan
Direksi.

4.6.7. Pengukuran Waterpass

Pengukuran waterpass dimaksudkan untuk mendapatkan nilai elevasi suatu


titik dengan cara melakukan pengukuran sipat datar memanjang dari titik ikat
ke titik yang dicari elevasinya, dalam hal ini adalah Bench Mark, Control Point
dan titik poligon.

Adapun tata cara yang dilaksanakan dalam pengukuran waterpass ini


adalah :

1. Metode yang digunakan adalah metode pengukuran sipat datar/


waterpass double stand dan tertutup ( kring).
2. Alat Ukur yang digunakan adalah :
a. Waterpass otomatis Wild NAK 1

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 9


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

b. Statif
c. Rambu ukur (baak ukur) yang dilengkapi dengan nivo
d. Payung
e. Blanko ukur, alat tulis dan kalkulator
3. Sebelum pengukuran dilakukan checking garis bidik.
4. Ketelitian pengukuran waterpass antara stand I dan stand II < 2 mm.
5. Rata-rata stand I dan stand II digunakan untuk menghitung beda tinggi
antar dua titik (satu seslag)
6. Kesalahan penutup pergi pulang dari hitungan rata-rata stand I dan II

dalam satu seksi (antara dua BM) tidak lebih dari 10D mm (D = jarak
dalam km).

4.6.8. Pengukuran Situasi Saluran Pembuang

Pengukuran detail situasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan


gambar kenampakan lokasi rencana bangunan, menggunakan alat ukur
Theodolit T-0. Pengukuran situasi dilakukan dengan mengikat pada titik
kontrol terdekat yang sudah diketahui koordinat dan elevasinya.

Metode yang digunakan adalah koordinat kutub, artinya pengambilan


detailnya antara lain jarak, sudut vertikal dan sudut horizontal. Sedangkan
hitungannya menggunakan metode Tachimetri. Situasi ini dilakukan sepanjang
jalur pengukuran dan diikatkan pada titik tetap (BM).

Pada daerah lokasi rencana bangunan irigasi dilakukan pengukuran


penampang melintang, disesuaikan dengan kebutuhan minimal 3 (tiga) cross
section untuk setiap saluran sekunder atau saluran primer.

Adapun metode pengukuran di lapangan secara detail dapat dijelaskan sbb:

1. Menggunakan metode pengukuran Tachymetri, yaitu penentuan posisi


titik detail ditentukan oleh arah dan jarak atau sudut dan jarak.
2. Alat ukur yang digunakan adalah :
a. Theodolite Wild T-0

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 10


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

b. Statif
c. Rambu ukur (baak ukur)
d. Roll meter (50 m)
e. Roll meter (2 m)
f. Blanko ukur
g. Kalkulator
h. Cat dan kuas
i. Spidol besar
3. Sebelum digunakan, alat ukur terlebih dulu dichek dan mendapat
rekomendasi dari Direksi Pekerjaan.
4. Kerapatan titik detail disesuaikan dengan keadaan lapangan, sehingga
dapat diperoleh data dan gambar yang teliti untuk penggambaran skala
1 : 500.
5. Kerapatan elevasi disesuaikan dengan topografi lapangan, sehingga
dapat digambarkan garis kontur setiap 1,0 meter.
6. Semua kenampakan yang ada, baik kenampakan alami atau buatan
manusia, diambil datanya, misalnya jalan, bangunan penting dan lain-
lain.
7. Pengukuran diikatkan dengan Bench Mark yang telah dipasang dan
telah diikat dengan datum terdekat.

8. Perhitungan Jarak
Jarak titik detail dari titik pengamatan dilakukan secara optis dengan
rumus D = AY Cos 2 
Dalam hal ini :
D = Jarak datar
A = Faktor pengali = 100
Y = (Benang Atas – Benang Bawah)
 = sudut miring (helling)

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 11


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

9. Perhitungan Elevasi
Elevasi titik detail diperoleh dari hitungan beda tinggi antara titik
pengamatan dan titik detail.
Rumus perhitungan beda tinggi adalah :
H = D tg + ti – BT
dalam hal ini :
H = Beda tinggi
D = Jarak datar
= Sudut miring (helling)
ti = Tinggi instrumen / tinggi alat
BT = Bacaan Benang Tengah
Maka elevasi titik detail dapat dihitung dengan rumus :
Hb = Ha +  H
Dalam hal ini :
Hb = Elevasi detail
Ha = Elevasi titik pengamat
H = beda tinggi

4.6.9. Pengukuran Cross Saluran Pembuang

Pengukuran cross / potongan melintang saluran pembuang dimaksudkan


untuk dapat memperoleh data dan gambar profil melintang saluran serta profil
memanjang saluran.
1. Alat ukur yang digunakan adalah :
a. Theodolite Wild T-0
b. Statif
c. Rambu ukur (baak ukur)
d. Roll meter (2 m & 50 m)
e. Payung
f. Blanko ukur
g. Alat tulis

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 12


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

h. Kalkulator
i. Cat dan kuas
j. Spidol besar
2. Sebelum digunakan, alat ukur terlebih dulu dichek dan
mendapat rekomendasi dari Direksi Pekerjaan. Arah potongan
melintang adalah tegak lurus as saluran.
3. Pada tempat pengukuran potongan melintang dipasang patok
kayu yang kuat.
4. Patok-patok kayu lokasi potongan melintang tersebut diikatkan
dengan Bench Mark sehingga koordinat (X,Y) dan elevasi (Z)
merupakan satu referensi dengan Bench Mark.
5. Pengambilan titik detail potongan melintang dilakukan pada
setiap perubahan elevasi sejauh 50 meter dari as saluran.
6. Kenampakan yang terkena garis potongan melintang
dicantumkan dengan jelas pada sketsa.
7. Data dari potongan melintang juga digunakan sebagai data
potongan memanjang saluran, yang meliputi jarak antar as saluran
pada potongan melintang, elevasi dasar sungai pada as, elevasi
tanggul kanan dan elevasi tanggul kiri saluran.
8. Perhitungan Jarak
Jarak titik detail dari titik pengamatan dilakukan secara optis dengan
rumus
D = AY Cos 2 
Dalam hal ini :
D = Jarak datar
A = Faktor pengali = 100
Y = (Benang Atas – Benang Bawah)
 = sudut miring (helling)

9. Perhitungan Elevasi
Elevasi titik detail diperoleh dari hitungan beda tinggi antara titik

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 13


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

pengamatan dan titik detail. Rumus perhitungan beda tinggi adalah :


H = D tg + ti – BT
dalam hal ini :
H = Beda tinggi
D = Jarak datar
 = Sudut miring (helling)
ti = Tinggi instrumen / tinggi alat
BT = Bacaan Benang Tengah
Maka elevasi titik detail dapat dihitung dengan rumus :
Hb = Ha +  H
Dalam hal ini :
Hb = Elevasi detail
Ha = Elevasi titik pengamat
H = beda tinggi

4.6.10. Pengukuran Poligon

Pengukuran Poligon dimaksudkan untuk mendapatkan posisi planimetris


(X dan Y) suatu titk dengan cara mengadakan pengukuran sudut horisontal dan
jarak datar dari titik ikat ke titik yang dicari nilai koordinatnya, dalam hal ini
adalah Bench Mark, Control Point dan titik poligon.

Adapun tatacara yang dilaksanakan dalam pengukuran poligon ini adalah


sebagai berikut :

1. Pengukuran sudut horisontal secara satu seri rangkap (Biasa – Luar


Biasa) dan jarak secara elektromaknetik.
2. Alat ukur yang digunakan adalah :
a. Theodolith TM-1A
b. EDM Red-2 Mini
c. Prisma
d. Payung
e. Blanko ukur

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 14


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

f. Alat tulis
g. Cat dan kuas
h. Spidol besar
2. Sebelum digunakan, alat ukur terlebih dulu dichek dan mendapat
rekomendasi dari Direksi Pekerjaan.
3. Ketelitian pengukuran sudut horisontal antara pembacaan Biasa dan
Luar Biasa tidak boleh lebih dari 2”.
4. Kesalahan penutup sudut horisontal tidak lebih dari 10”Vn (n =
jumlah titik poligon).
5. Jarak diukur dengan EDM minimal 3 kali dengan selisih pembacaan
tidak lebih dari 3 mm.
6. Kesalahan limier perhitungan koordinat tidak lebih dari 1 : 10.000.

4.6.11. Penggambaran
1. Penggambaran dibuat pada kertas standar ukuran A3.
2. Setiap proses penggambaran diasistensikan pada pihak Direksi
Pekerjaan.

4.6.12. Penggambaran Situasi

1. Gambar situasi berisi semua data hasil pengukuran detail


dengan titik detail dinyatakan dalam angka elevasi.
2. Semua kenampakan yang ada, baik kenampakan alami atau
buatan manusia, digambar secara jelas.
3. Garis kontur digambarkan dengan interpolasi 1,0 meter.
4. Grid digambarkan setiap interval 10 cm ke arah sumbu X
maupun sumbu Y.
5. Nilai ordinat dan absis ditulis setiap interval 10 cm di bawah
dan kiri gambar.
6. Penunjuk arah utara dibuat sesuai dengan arah utara gambar
diletakkan di sebelah kanan atas gambar.
7. Legenda yang berisi keterangan notasi gambar dibuat secara

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 15


Laporan Akhir
DED Pembangunan Drainase Prentjak Grand Bintan Center – Sei Carang

jelas.

4.6.13. Penggambaran Potongan Memanjang

1. Potongan memanjang digambar menjadi satu dengan gambar situasi


saluran.
2. Skala yang digunakan adalah skala datar 1 : 1.000 dan skala tegak 1 :
100.
3. Elevasi yang ditampilkan adalah elevasi dasar saluran pada as, elevasi
tanggul kanan dan elevasi tanggul kiri saluran.

4.6.14. Penggambaran Potongan Melintang

1. Potongan melintang saluran digambar dengan skala datar 1 : 500 dan


skala tegak 1 : 100.
2. Pada setiap gambar potongan melintang diperlihatkan :
a. Bentuk detail relief potongan melintang yang diukur, misal tanah,
pasangan, pagar, tembok dan lain-lain.
b. Data jarak dan elevasi detail yang diambil

4.6.15. Penggambaran Peta Ikhtisar

Peta ikhtisar merupakan peta orientasi dengan skala yang lebih kecil
dengan tujuan dapat menyajikan seluruh lokasi pengukuran dalam satu lembar
kertas. Peta ini dibuat dengan skala 1 : 1000 atau skala lain namun mencakup
semua gambar dalam satu lembar peta.

4.7. PRODUK YANG DIHASILKAN

Produk yang dihasilkan untuk kegiatan Pengukuran adalah sebagai berikut :


1. Peta situasi saluran Primer dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) – Sei-
Carang TPI Timur 1 : 1.000
2. Gambar profil memanjang dan melintang saluran pembuang

CV. GRAHADITAMA Consultan IV - 16

Anda mungkin juga menyukai