BAB IV
RENCANA KERJA
IV.1 Pengantar
Pada Sub Bab 3.1, telah diuraikan pula secara singkat konsep dasar penanganan
pekerjaan lengkap dengan Flow Chart proses perencanaan teknis dan pada Sub
Bab 3.2 telah disebutkan Lingkup Pelayanan yang diminta.
Pada bagian ini akan diuraikan secara lebih terperinci rencana kerja penanganan
projek yaitu berupa pengembangan lebih lanjut dari konsep tersebut agar segala
persyaratan teknis pada KAK dapat dipenuhi, dan pemikiran-pemikiran baru yang
menjiwai KAK tersebut dapat dikembangkan dengan pengarahan- pengarahan dari
Project Officer dan diskusi-diskusi teknis yang diadakan dengannya.
Berdasarkan hakekat pekerjaannya, seluruh aktifitas penanganan projek ini dapat
dibagi dalam tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Mobilisasi, Pengumpulan dan Review data yang ada
2. Tahap Reconnaissance Survey
3. Tahap Pelaksanaan Survey dan Investivigasi Lapangan
o Survey Topography dan Bathimetri
o Survey Pasang Surut
o Survey Arus Dan Gelombang
o Survey Penyelidikan Tanah
4. Tahap Analisa dan Perhitungan Perencanaan
5. Tahap Penyusunan Laporan Konsep Detail Perencanaan
6. Tahap Penyusunan Laporan Final Engineering.
Bagian ini menitik beratkan uraiannya pada langkah-langkah yang diambil dalam
menangani setiap jenis aktifitas kerja pada setiap tahapan, sedangkan bentuk
organisasi beserta deskripsi jabatan dan personil yang dipertimbangkan tepat untuk
menangani aktifitas-aktifitas tersebut akan diuraikan dalam Bab selanjutnya. Adapun
rencana kerja Konsultan dalam peyelesaian pekerjaan ini disajikan pada Tabel 4.1,
dimana rencana kerja ini telah disampaikan sebelumnya pada tahap penawaran.
Konsultan Perencana 24 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Konsultan Perencana 25 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Kebijaksanaan (policy) perencanaan pada hakekatnya akan ditentukan pada tahap ini,
karena kebijaksanaan tersebut adalah merupakan hasil dari observasi, tentang
kebijaksanaan umum dan kriteria-kriteria pokok perencanaan yang akan
dipergunakan. Tenaga Ahli Konsultan dari bidang, Sipil, Soil dan Material serta
Arsitektural merupakan anggota Team Survey Reconnaissance. Pada pelaksanaan
survey ini sangat diharapkan dapat ikut sertanya Project Officer atau Direksi Lapangan
dari pihak-pihak Client, guna dapat dibahas lansung permasalahan–permasalahan yang
membutuhkan petunjuk, pengarahan ataupun persetujuan dari Project Officer, Direksi
Lapangan atau Pejabat lainnya dari pihak Client yang dianggap berwenang untuk hal
ini. Sekembalinya dari lapangan akan segera disusun laporan Reconnaissance
Survey lengkap dengan peta, pembahasan, kesimpulan, rekomendasi serta sketsa
dan photo– photo yang diperlukan. Laporan ini akan diserahkan kepada Project Officer
guna diperiksa, dibahas dan diminta persetujuannya
Konsultan Perencana 26 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Konsultan Perencana 27 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1. Pengukuran Poligon
Umumnya dalam pengukuran pengukuran poligon terdapat 2 (dua)
unsur penting yang diperhatikan yaitu sudut dan jarak. Untuk
menghindari adanya kesalahan yang diakibatkan oleh alat-alat ukur,
maka alat tersebut di cek terlebih dahulu sebelum digunakan.
Pengukuran poligon dilakukan dengan sistem poligon tertutup.
Untuk menghindari kesalahan, surveyor akan menghitung dan
mengevaluasi hasil pengukurannya setiap hari, agar jika terdapat
kesalahan, besoknya dilakukan pengukuran ulang. Kesalahan azimuth
pengontrol tidak boleh lebih besar dari 1 derajat. Dalam
pelaksanaannya, pengukuran sudut dilakukan dengan dua kali
pembacaan yaitu pembacaan biasa dan pembacaan luar biasa.
Kesalahan kolimasi pembacaan horizontal tidak boleh lebih dari 10”.
Sedangkan pengukuran jarak datar (horisontal Distance) yang
dihasilkan alat ukur langsung dilakukan pengecekan dengan menarik
meteran antara patok ke patok poligon mengingat kondisi medan yang
cukup datar.
2. Pengukuran Waterpass
Untuk menghindari kesalahan pengukuran di lapangan sebelum
digunakan alat ukur haruslah dicek dahulu kesalahan garis bidiknya, dan
memastikan bahwa alat dalam kondisi baik untuk digunakan. Dalam
pelaksanaanya, alat Total Station (TS) yang digunakan mempunyai
fungsi Theodolit dan waterpass. Nilai vertical distance (VD) yang
diperoleh digunakan dalam perhitungan elevasi. untuk memastikan
harga yang diperoleh, pengukuran pada titik poligon dilakukan dua kali
pembacaan dengan selisih tidak lebih dari 2 mm
3. Pengukuran Cross Section Dan Situasi
Pengukuran cross section dilakukan ada setiap titik poligon.
Pengukuran cross section dibuat lebih rapat pada kondisi
dimana perubahan elevasi permukaan tanah yang cukup signifikan
seperti saluran pembuang, tanggul, sungai, pematang dan lain-lain.
Konsultan Perencana 28 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
yang lengkap.
2. Survey Gelombang
Gelombang merupakan faktor penting dalam perencanaan pelabuhan,
sedangkan survey gelombang yang dimaksudkan disini adalah untuk
memperoleh informasi bagaimana mekanisme pembangkitan
gelombang yang ada di lokoasi rencana. Secara teoritis gelombang
laut dapat dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik
matahari dan bulan (pasang surut), letusan gunung berapi atau gempa
di laut (tsunami), kapal yang bergerak dan sebagainya. Pada umumnya,
diantara beberapa bentuk gelombang tersebut yang paling penting
dalam perencanaan pelabuhan adalah gelombang angin (untuk
selanjutnya disebut gelombang) dan pasang surut. Seperti penjelasan
sebelumnya, survey gelombang dalam perencanaan ini akan
memfokuskan pada informasi bagaimana mekanisme pembangkitan
gelombang di lokasi rencana DED Peningkatan Pelabuhan KTM Lamunti –
Lamunti di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Selain itu
studi terhadap laporan-laporan yang dikeluarkan oleh instansi terkait
sehubungan dengan data yang dimaksud
IV.4.4 Survey Investigasi Tanah
Survey investigasi tanah dimaksudkan untuk mengetahui kodisi geologi
(struktur tanah) bawah permukaan. Selain stratigrafi bawah pemukaan,
untuk kebutuhan perencanaan struktur bawah, pada lubang bor
dilakukan uji N-SPT untuk setiap kedalaman 1.5 – 2 m. Jumlah titik
pengeboran dilokasi perencanaan yakni 2 titik dengan kedalaman rencana
+ 30 m, namun jika nilai N-SPT pada kedalaman 30 m < 50 m kedalaman
lubang bor ditambah sampai pada kedalaman + 40 m.
Konsultan Perencana 33 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Konsultan Perencana 34 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1. Angin
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, data angin
diperoleh dari data angin di daratan. sehingga perlu ada
konversi antara angin data angin di daratan dengan data angin
yang diprediksikan di laut, dimana hubungan antara angin di atas
laut dan angin di daratan terdekat diberikan oleh persamaan
berikut :
RL = Uw / UL ……..…………….…………………….................… (4.20)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Great Lake,
Amerika Serikat (SPM, 1984) berupa Grafik yang disajikan pada
Gambar 4.5, dimana pada Grafik tersebut dapat digunakan untuk
daerah lain dengan persyaratan karakteristik daerah relative
sama. Pada umumnya Persamaan dan grafik-grafik pembangkitan
gelombang mengandung variabel Uw yaitu faktor tegangan angin
yang dapat dihitung dari kecepatan angin. Setelah dilakukan
berbagai konversi, kecepatan angin dikonversikan pada faktor
tegangan angin dengan menggunakan rumus berikut :
1,23
𝑈𝐴 = 0,71��𝑤 ……………………………….................…….
(4.21)
Konsultan Perencana 35 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
2. Gelombang
Seperti pada penjelasan sebelumnya gelombang dapat
dibangkitkan oleh beberapa faktor yakni diantaranya yakni angin,
kapal yang bergerak dan lainnya. Pada umumnya gelombang yang
sangat sering terjadi di laut dan cukup penting adalah ombak
yang dibangkitkan oleh angin. Ombak dibangkitkan oleh angin
karena adanya pengalihan energi dari angin ke permukaan laut
akibat fluktuasi tekanan udara pada permukaan air laut. Proses
pembangkitan ini terjadi pada suatu daerah yang disebut daerah
pembangkitan ombak (Wind wave generating area). Tekanan
angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut,
sehingga permukaan air laut yang semula datar akan terganggu
sehingga timbul riak kecil. Jika kecepatan angin bertambah kuat,
maka riak tersebut semakin besar dan akhirnya akan terbentuk
gelombang. Semakin lama dan kuat angin berhembus, maka
semakin besar gelombang yang terbentuk. Tinggi dan periode
ombak yang terbentuk tergantung pada : kecepatan angin,
lama hembusan angin dan jarak pembangkitan ombak (fetch).
D. Analisa Data Tanah
Analisis data tanah yang dimaksudkan dalam pekerjaan pelabuhan yakni
Konsultan Perencana 36 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Dari uraian di atas, tentunya perlu dilakukan analisis data tanah yang
diperoleh seperti konsistensi dan kemenerusan soil/rock layer maupun
N-SPT di area rencanan dermaga dan trestle, agar dalam tahapan
pelaksanaan pekerjaan kedalaman tiang pancang mendekati kedalaman
rencana, sehingga perubahan volume pekerjaan pada tahapan ini
seminimal mungkin. Hasil analisis data tanah yakni berupa stratigrafi
soil/rock di area lokasi rencana, dimana pada umumnya didekati dengan
bentuk morfologi seabed yang diperoleh dari data pengukuran topografi
dan bathimetri.
IV.5.2 Proses Perencanaan Teknis Pelabuhan
Pembangunan pelabuhan memakan biaya sangat besar oleh karena itu
diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang matang untuk
memutuskan pembungan suatu pelabuhan. Keputusan pembangunan
pelabuhan biasanya didasarkan pasa pertimgnagan-pertimbangan ekonomi
politik dan teknik. Ketiga dasar pertimbangantersubut saling berkaitan, tetapi
biasaya yang peling menentukan adalah pertimbagan ekonomi. Pembuatan
pelabuhan secara ekonomis haris layak, yang berarti penghasilan yang
diperoleh pelabuhan haru bias menutup biaya investasi maupun biaya oprasi
dan pemliharaan untuk jangka waktu tertentu, serta untuk mendapatkan
keuntungan.
Konsultan Perencana 37 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
o Kolam pelabuhan
Merupakan daerah perairan dimana kapal berlabu untuk
melakukan bongkar muat, melakuan gerakan untuk memutar
(kolam putar).
o Dermaga
Bangunan pelabuhan yang gunakan untuk merapatnya kapal dan
menambatkannya pada waktu bongkar muat barang. Ada dua
macam dermaga yaitu yang berada di garis pantai dan sejajar
dengan pantai atau biasa disubut wharf dan yang menjorok
(tegak lurus) pantai disebut pier atau jetty.
o Alat penambat
Digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di
dermaga maupun menunggu di perairan sebalum merapat di
dermaga.
o Gudang lini satu dan lapangan penumpukan terbuka
Terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang
yang harus menunggu pengapalan atau yang di bongkar dari
kapal sebelum dikirim ketempat tujuan.
o Gudang terminal untuk keperluan administrasi
Konsultan Perencana 39 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
2. Daerah pengaruh
Pelabuhan yang mempunyai daerah pengaruh subur dan populasi
penduduk cukup padat dan dekat dengan kota-kota bear di
sekitarnya akan dapat berkembang dengan baik.
3. Ketersedian Lahan
Ketersediaan lahan yang cukup luas baik di peairan ,,aupun
daratan akan dapat menampung fasilitas pelabuhan.
4. Hidro-oseeanografi
Parairan pelabuhan harus tenang terhadap serangan gelombang
dan terhindar dari sendimentasi.
5. Fasilitas pendukung
Keberadaan fasilitas pendukung pelabuhan yang telah ada
dilokasi pelabuhan seperti air bersih listrik dan komunikasi.
Dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan
lokasi pelabuhan tersebut akan dapat diketahui apakah suatu
lokasi layak dibangun suatu pelabuhan, perlu diketahui kelayakan
pelabuhan tersebut dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-banguan
pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.
Konsultan Perencana 40 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
1. Lapangan penumpukan
2. Causeway
3. Trestle
4. Dermaga
5. Daftar volume pekerjaan
IV.5.4 Perhitungan Volume Dan Biaya
Berdasarkan gambar-gambar perencanaan yang telah selesai dikerjakan,
perhitungan volume dapat segera dimulai. perrhitungan volume galian dan
timbunan akan ditampilkan dalam bentuk table pada gambar perencanaan.
Perhitungan volume ini akan dilakukan dengan cermat mengingat hal inilah
yang merupakan factor dominant yang menentukan besarnya Construction
Cost nantinya.Berdasarkan volume pekerjaan dan harga satuan akan
segera pula dilakukan perhitungan biaya untuk setiap kelompok pekerjaan.
Hasil perkiraan biaya didapat, akan diperiksa terlebih dahulu dengan
membandingkan dengan biaya proyek-proyek lain yang telah/sedang
dikerjakan di sekitar daerah rencana Dermaga Sungai Kabupaten Buton Utara.
Schedule pelaksanaan akan disusun dan volume serta biaya untuk tiap item
pembayaran akan dihitung. Optimasi biaya dan revisi akan
dikembangkan bersama-sama dengan Project Officer bila anggaran yang
Konsultan Perencana 42 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
2. Laporan Antara
Laporan ini berisi perbaikan inception report, Laporan hasil
identifikasi masalah, design kriteria, perhitugnan struktur,
perumusan gagasan dan design concept
3. Laporan Akhir
Laporan akhir ini berisi dokumen teknis , masing-masing dalam satu
laporan / buku tersendiri yang meliputi :
1) Site Plan & Gambar Kerja
2) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan dan spesipikasi material
3) Rencana anggaran biaya (RAB) & analisa harga satuan
Masing – masing laporan digandakan dalam julah 10 (sepuluh) set dengan
disertai soft copy.
Konsultan Perencana 43 | P a g e