Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB IV
RENCANA KERJA

IV.1 Pengantar
Pada Sub Bab 3.1, telah diuraikan pula secara singkat konsep dasar penanganan
pekerjaan lengkap dengan Flow Chart proses perencanaan teknis dan pada Sub
Bab 3.2 telah disebutkan Lingkup Pelayanan yang diminta.
Pada bagian ini akan diuraikan secara lebih terperinci rencana kerja penanganan
projek yaitu berupa pengembangan lebih lanjut dari konsep tersebut agar segala
persyaratan teknis pada KAK dapat dipenuhi, dan pemikiran-pemikiran baru yang
menjiwai KAK tersebut dapat dikembangkan dengan pengarahan- pengarahan dari
Project Officer dan diskusi-diskusi teknis yang diadakan dengannya.
Berdasarkan hakekat pekerjaannya, seluruh aktifitas penanganan projek ini dapat
dibagi dalam tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Mobilisasi, Pengumpulan dan Review data yang ada
2. Tahap Reconnaissance Survey
3. Tahap Pelaksanaan Survey dan Investivigasi Lapangan
o Survey Topography dan Bathimetri
o Survey Pasang Surut
o Survey Arus Dan Gelombang
o Survey Penyelidikan Tanah
4. Tahap Analisa dan Perhitungan Perencanaan
5. Tahap Penyusunan Laporan Konsep Detail Perencanaan
6. Tahap Penyusunan Laporan Final Engineering.
Bagian ini menitik beratkan uraiannya pada langkah-langkah yang diambil dalam
menangani setiap jenis aktifitas kerja pada setiap tahapan, sedangkan bentuk
organisasi beserta deskripsi jabatan dan personil yang dipertimbangkan tepat untuk
menangani aktifitas-aktifitas tersebut akan diuraikan dalam Bab selanjutnya. Adapun
rencana kerja Konsultan dalam peyelesaian pekerjaan ini disajikan pada Tabel 4.1,
dimana rencana kerja ini telah disampaikan sebelumnya pada tahap penawaran.

Konsultan Perencana 24 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Tabel 4. 1 Rencanan Pelaksanaan Pekerjaan DED Peningkatan Pelabuhan KTM


Lamunti – Lamunti di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah

IV.2 Tahap Mobilisasi Dan Pengumpulan Data


Untuk ini setelah Konsultan ditunjuk untuk menangani pekerjaan ini, mobilisasi
personil dan peralatan yang diperlukan akan segera dimulai, yaitu antara lain
berupa langkah – langkah berikut :
1 Penjelasan Rencana Kerja Detail pada seluruh Team Projek
2 Penyiapan seluruh peralatan-peralatan yang diperlukan dan merencanakan
sinkronisasi pengiriman personil dengan peralatan
3 Diskusi Teknis dengan Project Officer untuk mendapatkan pengarahan –
pengarahan yang diperlukan dari yang bersangkutan.
4 Penyiapan surat-surat dan dokumen lainnya.
Data-data yang ada relevansinya dengan penanganan proyek akan segera
dikumpulkan seperti; peta-peta topography dari berbagai skala, peta geologi dan,
data titik-titik control yang ada (triangulasi, BM dan lain-lain)

IV.3 Tahap Reconnaissance Survey


Pada proses perencanaan teknis yang menitik beratkan perencanaan struktur
bangunan pelabuhan ini (Dermaga, Trestel dan Causeway) dan pemanfaatan sejauh
mungkin kondisi kedalaman eksisting yang ada, maka tahap reconnaissance survey ini
merupakan tahap yang amat penting.

Konsultan Perencana 25 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Kebijaksanaan (policy) perencanaan pada hakekatnya akan ditentukan pada tahap ini,
karena kebijaksanaan tersebut adalah merupakan hasil dari observasi, tentang
kebijaksanaan umum dan kriteria-kriteria pokok perencanaan yang akan
dipergunakan. Tenaga Ahli Konsultan dari bidang, Sipil, Soil dan Material serta
Arsitektural merupakan anggota Team Survey Reconnaissance. Pada pelaksanaan
survey ini sangat diharapkan dapat ikut sertanya Project Officer atau Direksi Lapangan
dari pihak-pihak Client, guna dapat dibahas lansung permasalahan–permasalahan yang
membutuhkan petunjuk, pengarahan ataupun persetujuan dari Project Officer, Direksi
Lapangan atau Pejabat lainnya dari pihak Client yang dianggap berwenang untuk hal
ini. Sekembalinya dari lapangan akan segera disusun laporan Reconnaissance
Survey lengkap dengan peta, pembahasan, kesimpulan, rekomendasi serta sketsa
dan photo– photo yang diperlukan. Laporan ini akan diserahkan kepada Project Officer
guna diperiksa, dibahas dan diminta persetujuannya

IV.4 Tahap Pelaksanaan Survey Dan Investigasi Lapangan


Segera setelah disetujuinya Laporan Reconnaissance Survey oleh Project Officer
ataupun setelah beberapa kesimpulan dan rekomendasi tentang pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya dirubah atau diperbaiki atas permintaan Project Officer,
maka pelaksanaan pekerjaan Survey dan Investigasi Lapangan dapat segera
dimulai.
IV.4.1 Survey Topography Dan Bathimetri
Mengingat sejauh mungkin pemetaan kondisi eksisting yang ada di lokasi
rencana Dermaga KTM Lamunti Kab. Kapuas Prov. Kalimantan Tengah,
untuk mempermudah proses penggambaran maka pada pengukuran
situasi di area lokasi Dermaga KTM Lamunti Kab. Kapuas Prov. Kalimantan
Tengah diambil lebih banyak titik-titik, seperti bangunan eksisting yang
ada, begitu pula untuk pengukuran kedalaman laut juga akan dilakukan
dengan cara yang sama, sehingga kondisi eksisting pada bagian darat dan
laut benar-benar dapat digambarkan secara tepat pada gambar situasi
dengan skala 1 : 1500 sebagaimana juga halnya dengan contour dengan
selisih elevasi setiap 1.00 m

Konsultan Perencana 26 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Legenda berupa bangunan pabrik eksisiting, batas lokasi, akses jalan,


pemukiman dan dermaga eksisting yang ada perlu untuk ditampilkan dalam
gambar situasi sebagai petunjuk mempermudah membaca peta. Adapun team
pengukuran akan terdiri dari 3 team berikut :
o Team Pengukuran untuk pengukuran titik control horizontal (traversing)
o Team Pengukuran Situasi dan Profil Melintang
o Team Pengukuran untuk control vertical dan profil memanjang
(leveling)
Adapun survey batimetri dan pengukuran dilakukan disekitar lokasi
perencanaan. Pengukuran bathimetri menggunakan alat GPS Map Sounder
yang dipasang di perahu. Dalam pelaksanaan pengukuran dengan GPS Map
Sounder, selain pengambilan elevasi kedalaman laut dan koordinat titik-titik
elevasi tersebut, dilakukan juga tracking untuk mendapatkan penggambaran
jalur dari pengukuran bathimetri dan garis pantai sepanjang lokasi DED
Peningkatan Pelabuhan KTM Lamunti – Lamunti di Kabupaten Kapuas Provinsi
Kalimantan Tengah.
Data akan tersimpan secara otomatis di dalam alat GPS Map Sounder dan
untuk pengolahan data selanjutnya digunakan software khusus untuk
pemetaan yaitu software ArcGis 10.3. Dari hasil pengukuran bathimetri
diperoleh kedalaman dasar laut (z). Kedalaman tersebut harus dikoreksi (kr)
terlebih dahulu terhadap elevasi muka air (y) yang terbaca. Perhitungan
dan pengolahan data hasil pengukuran bathimetri menggunakan program
komputer ArcGis 10.3. dan MS-Excell. Penggambaran peta situasi
menggunakan program Landdesktop dan ArcGis 10.3. Program ini digunakan
untuk pembuatan peta topografi secara digital. Pemetaan topografi dan
bathimetri dilakukan di sekitar rencana lokasi perencanaan, meliputi seluruh
kawasan yang diperlukan untuk keperluan perencanaan kawasan pelabuhan.
Hasil pengukuran bathimetri dan topografi dipetakan menjadi satu peta
dengan datum ± 0.00 LWS.

Konsultan Perencana 27 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

1. Pengukuran Poligon
Umumnya dalam pengukuran pengukuran poligon terdapat 2 (dua)
unsur penting yang diperhatikan yaitu sudut dan jarak. Untuk
menghindari adanya kesalahan yang diakibatkan oleh alat-alat ukur,
maka alat tersebut di cek terlebih dahulu sebelum digunakan.
Pengukuran poligon dilakukan dengan sistem poligon tertutup.
Untuk menghindari kesalahan, surveyor akan menghitung dan
mengevaluasi hasil pengukurannya setiap hari, agar jika terdapat
kesalahan, besoknya dilakukan pengukuran ulang. Kesalahan azimuth
pengontrol tidak boleh lebih besar dari 1 derajat. Dalam
pelaksanaannya, pengukuran sudut dilakukan dengan dua kali
pembacaan yaitu pembacaan biasa dan pembacaan luar biasa.
Kesalahan kolimasi pembacaan horizontal tidak boleh lebih dari 10”.
Sedangkan pengukuran jarak datar (horisontal Distance) yang
dihasilkan alat ukur langsung dilakukan pengecekan dengan menarik
meteran antara patok ke patok poligon mengingat kondisi medan yang
cukup datar.
2. Pengukuran Waterpass
Untuk menghindari kesalahan pengukuran di lapangan sebelum
digunakan alat ukur haruslah dicek dahulu kesalahan garis bidiknya, dan
memastikan bahwa alat dalam kondisi baik untuk digunakan. Dalam
pelaksanaanya, alat Total Station (TS) yang digunakan mempunyai
fungsi Theodolit dan waterpass. Nilai vertical distance (VD) yang
diperoleh digunakan dalam perhitungan elevasi. untuk memastikan
harga yang diperoleh, pengukuran pada titik poligon dilakukan dua kali
pembacaan dengan selisih tidak lebih dari 2 mm
3. Pengukuran Cross Section Dan Situasi
Pengukuran cross section dilakukan ada setiap titik poligon.
Pengukuran cross section dibuat lebih rapat pada kondisi
dimana perubahan elevasi permukaan tanah yang cukup signifikan
seperti saluran pembuang, tanggul, sungai, pematang dan lain-lain.

Konsultan Perencana 28 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Hal itu dilakukan untuk menjadi masukan dalam estimasi volume


timbunan maupun land clearing yang akurat dalam proses perencanaan
selanjutnya. Pengukuran situasi merupakan detail lapangan yang
dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi eksisting yang ada di
area lakasi pengukuran, sehingga nantinya perencana mengetahui
secara persis keberadaan bangunan eksisting. Selain itu, pada tahapan
ini dilakukan pengukuran elevasi muka air maksimum yang ada
berdasarkan informasi dari warga disekitar lokasi pengukuran.
4. Pemasangan Bench Mark
Untuk keperluan setting out pada tahap pelaksanaan pekerjaan fisik,
umumnya dalam survey topografi perlu dbuat Bench mark (BM). Sesuai
dengan ketentuan, BM dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm
atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di
atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat. Selain itu dicat dan diberi identitas. Adapun pembuatan
dan pemasangan disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Pembuatan Bench Mark


IV.4.2 Survey Pasang Surut
Didalam perencanaan pelabuhan diperlukan data pengamatan pasang surut
minimal selama 15 hari yang digunakan untuk menentukan elevasi
muka air rencana. Dengan pengamatan selama 15 hari tersebut telah
tercakup satu siklus pasang surut yang meliputi pasang purnama dan
perbani. Pengamatan lebih lama (30 hari atau lebih) akan memberikan data
Konsultan Perencana 29 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

yang lengkap.

Dalam pelaksanaannya untuk dapat melakukan pembacaan dengan baik,


lokasi pengamatan sedapat mungkin akan dihindarkan terhadap pengaruh
gelombang. apabila lokasi rencana Dermaga Sungai Kabupaten Kapuas
untuk mendapatkan data pasang surut akibat pengaruh gelombang, maka
akan dilakukan pengamatan disekitar lokasi lainnya yang relatif terlindung
seperti muara sungai atau teluk. Beberapa alat pengamatan muka air yang
umumnya digunakan diantaranya alat otomatis (automatic water level
rekorde) atau secara manual dengan menggunakan bak ukur dengan interval
pengamatan setiap jam, siang dan malam. Namun untuk keperluan teknis
perencanaan yang mana data pasang surut digunakan untuk kebutuhan tata
letak dan elevasi dermaga, maka saat survey topografi dan bathimetri posisi
LWS dan HWS perlu dideteksi dalam pengukuran detail. Selain itu data
pasang surut di sekitar lokasi rencana dari Instansi terkait akan di kumpulkan
pada tahapan ini.
IV.4.3 Survey Angin dan Gelombang
Dalam perencanaan pelabuhan, survey angin dimaskudkan untuk
memperoleh data kecepatan dan arah angin di lokasi rencana yang
selanjunnya digunakan salah satu parameter untuk memprediksi tinggi
gelombang. Pembangkitan gelombang bukan saja diakobatkan oleh
angin, namun dapat disebabkan oleh berbagai faktor, sehingga dalam
survey gelombang untuk tujuan perencanaan ini memfokuskan pada
mekanisme pembangkitan gelombang di lokasi rencana. adapun metode
survey angin dan gelombang selengkapnya akan dibahas pada sub bab
berikut.
1. Survey Angin
Pada umumnya pengukuran angin dilakukan di daratan, dimana dengan
periode waktu pelaksanaan pekerjaan DED Dermaga Wongko
selama 3 Bulan yakni Bulan Oktober sampai Desember sangat sulit
mendapatkan data angin yang dapat menggambarkan karakteristik
angin yang akan digunakan dalam analisis. Untuk kebutuhan analisis
pada tahap perencanaan, Konsultan akan menggunakan dari data angin
di daratan yang terdekat dari instansi terkait seperti Badan Meteorologi
Konsultan Perencana 30 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

2. Survey Gelombang
Gelombang merupakan faktor penting dalam perencanaan pelabuhan,
sedangkan survey gelombang yang dimaksudkan disini adalah untuk
memperoleh informasi bagaimana mekanisme pembangkitan
gelombang yang ada di lokoasi rencana. Secara teoritis gelombang
laut dapat dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik
matahari dan bulan (pasang surut), letusan gunung berapi atau gempa
di laut (tsunami), kapal yang bergerak dan sebagainya. Pada umumnya,
diantara beberapa bentuk gelombang tersebut yang paling penting
dalam perencanaan pelabuhan adalah gelombang angin (untuk
selanjutnya disebut gelombang) dan pasang surut. Seperti penjelasan
sebelumnya, survey gelombang dalam perencanaan ini akan
memfokuskan pada informasi bagaimana mekanisme pembangkitan
gelombang di lokasi rencana DED Peningkatan Pelabuhan KTM Lamunti –
Lamunti di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Selain itu
studi terhadap laporan-laporan yang dikeluarkan oleh instansi terkait
sehubungan dengan data yang dimaksud
IV.4.4 Survey Investigasi Tanah
Survey investigasi tanah dimaksudkan untuk mengetahui kodisi geologi
(struktur tanah) bawah permukaan. Selain stratigrafi bawah pemukaan,
untuk kebutuhan perencanaan struktur bawah, pada lubang bor
dilakukan uji N-SPT untuk setiap kedalaman 1.5 – 2 m. Jumlah titik
pengeboran dilokasi perencanaan yakni 2 titik dengan kedalaman rencana
+ 30 m, namun jika nilai N-SPT pada kedalaman 30 m < 50 m kedalaman
lubang bor ditambah sampai pada kedalaman + 40 m.

IV.5 Tahap Analisis Data dan Perencanaan


IV.5.1 Analisa Data
Data hasil survey dan penelitian lapangan yang memerlukan pekerjaan
analisa lebih lanjut, akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut
o Analisa data topografi dan batimetri akan menghasilkan keluaran dalam
Konsultan Perencana 31 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

bentuk gambaran peta lokasi perencanaan lokasi eksiting dan gambaran


kedalamn dasar laut.

o Analisa data pasang surut akan menghaslikan keluaran kondisi


pasang surut guna menentukan kondisi pasang terendah dan tertinggi
di lokasi rencana Dermaga Sungai Kabupaten Buton Utara.
o Analisa gelombang dan angin akan menghasilkan ramalan angin
dan gelombang sebagai dasar perencanaan struktur dermaga
pelabuhan baik kekuatan maupun tata letak.
o Analisa data investigasi tanah akan menghasilkan gambaran
kondisi geoteknis struktur pelapisan tanah/batuan di lokasi rencana.
A Analisa Data Topograpi Dan Batimetri
Survey Topografi dilaksanakan untuk mendapatkan data lapangan
dengan tingkat ketelitian yang sesuai dengan yang diinginkan,
dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti maksud dan tujuan
yang ingin dicapai, kondisi lapangan, sehingga data lapangan akan
menjadi data input dalam perencanaan yang bisa dipertanggung
jawabkan.
1. Tujuan
Tujuan pengukuran topography dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat X, Y, dan tinggi elevasi tanah Z,
didalam koridor Lokasi dan ditetapkan untuk penyiapan data
peta topography dengan skala 1: 1500 yang akan digunakan
dalam perencanaan.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan dalam pelaksanaan survey pengukuran
topografi adalah sebagai berikut :
Pemasangan Patok-patok. Patok-patok BM dibuat dari beton yang
dicor didalam pipa PVC diameter 10 cm dengan panjang 75
cm, dipasang neut dari bout, ditempatkan pada tempat yang
aman dan mudah terlihat. Patok BM dipasang/ditanam dengan
kuat, bagian yang tampak diatas permukaan tanah setinggi 40
cm, dicat warna biru, notasi dan BM dengan warna merah. Patok
BM yang sudah terpasang difoto sebagai dokumentasi yang
Konsultan Perencana 32 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

Untuk pengukuran poligon dan sipat datar telah digunakan patok


kayu yang cukup keras, lurus dengan diamerter sekitar 5 cm,
panjang sekurang-kurangnya 40 cm, bagian bawah diruncingkan,
bagian atas diratakan dan diberi paku, ditanam dengan kuat.
Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
Pengukuran Titik Kontrol Horizontal. Pengukuran titik kontrol
horizontal dilakukan dengan sistem poligon. Sudut- sudut poligon
diukur dengan ketelitian baca dalam detik. Pada awal dan akhir
pengukuran titik poligon dibuka arah Utara dengan menggunakan
Kompas. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal. Pengukuran elevasi
dilakukan dengan cara 2 kali berdiri. Pengukuran sipat datar
mencakup semua titik pengukuran (poligon, potongan melintang
dan detail situasi) dan titik BM. Pengukuran Situasi. Pengukuran
situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam atau manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran seperti alur sungai, bukit, rumah,
gedung, sekolah, lapangan, tiang listrik, jembatan, gorong-
gorong, tembok penahan tanah,bronjong dsb. Dalam
pengambilan data telah diperhatikan keseragaman penyebaran
dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi
yang benar. Pengukuran Penampang Melintang. Pengukuran
penampang melintang dilakukan pada lokasi luasan lahan yang
akan diukur. Pada daerah tebing yang tidak bisa dipanjat
pengukuran ini tidak dapat dilakukan, namun kemiringan
lereng dan perkiraan ketinggian tebing dicatat dan dibuat sketsa.
Perhitungan data dan penggambaran. Perhitungan data
dilakukan untuk memperoleh koordinat N, E dan Z setiap
titik-titik yang diambil dilapangan. Sedangkan penggambaran
hasil perhitungan berupa peta situasi dan cross section.

Konsultan Perencana 33 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

B. Analisa Data Pasang Surut


Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal Antara air tertinggi
(puncak air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang
berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang di perlukan dari
posisi muka air pada muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya.
Periode pasang surut biasa 12 jam 25 menit 24 jam 5 menit, yang
tergantung pada tipe pasang surut. Dari data pengamatan selama 15
hari atau 30 hari dapat diramalkan pasang s u r u t untuk periode
berikutnya dengan menggunakan metode Admiralty atau metode
kuadrat terkecil (least square method). contoh hasil analisis pasang
surut berupa kurva seperti yang disajikan pada Gambar 4.4. Dimana
dari kurva pasang surut tersebut dapat ditentukan beberapa elevasi
muka air, yaitu MHWL, MLWL, MSL, HHWL Dan LLWL.
Prinsip dasar hitungan koordinat titik-titik poligon (lihat
gambar 4.3). Koordinat titik 1 dihitung dari koordinat titik A yang telah
diketahui koordinatnya.
C. Analisa Data Angin dan Gelombang
Angin yang berhembus di atas permukaan air yang tenang selanjutnya
akan menyebabkan gelombang. Hasil analisis tinggi dan periode
gelombang pada suatu titik tinjauan akan dipengaruhi oleh parameter-
parameter sebagai berikut :
o Kecepatan rerata angin U di permukaan air.
o Arah angin.
o Lama hembusan angin pada fetch.
o Panjang daerah pembangkitan gelombang di mana angin
mempunyai kecepatan dan arah konstan (fetch)
Adapun analisis data angin dan gelombang selanjutnya akan dibahas
secara spesifik pada sub bab berikut :

Konsultan Perencana 34 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

1. Angin
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, data angin
diperoleh dari data angin di daratan. sehingga perlu ada
konversi antara angin data angin di daratan dengan data angin
yang diprediksikan di laut, dimana hubungan antara angin di atas
laut dan angin di daratan terdekat diberikan oleh persamaan
berikut :
RL = Uw / UL ……..…………….…………………….................… (4.20)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Great Lake,
Amerika Serikat (SPM, 1984) berupa Grafik yang disajikan pada
Gambar 4.5, dimana pada Grafik tersebut dapat digunakan untuk
daerah lain dengan persyaratan karakteristik daerah relative
sama. Pada umumnya Persamaan dan grafik-grafik pembangkitan
gelombang mengandung variabel Uw yaitu faktor tegangan angin
yang dapat dihitung dari kecepatan angin. Setelah dilakukan
berbagai konversi, kecepatan angin dikonversikan pada faktor
tegangan angin dengan menggunakan rumus berikut :
1,23
𝑈𝐴 = 0,71��𝑤 ……………………………….................…….

(4.21)

dengan Uw adalah kecepatan angin di laut dengan satuan m/d.

Konsultan Perencana 35 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Gambar 4. 4 Hubungan kecepatan angin di laut dan darat (SPM, 1984)

2. Gelombang
Seperti pada penjelasan sebelumnya gelombang dapat
dibangkitkan oleh beberapa faktor yakni diantaranya yakni angin,
kapal yang bergerak dan lainnya. Pada umumnya gelombang yang
sangat sering terjadi di laut dan cukup penting adalah ombak
yang dibangkitkan oleh angin. Ombak dibangkitkan oleh angin
karena adanya pengalihan energi dari angin ke permukaan laut
akibat fluktuasi tekanan udara pada permukaan air laut. Proses
pembangkitan ini terjadi pada suatu daerah yang disebut daerah
pembangkitan ombak (Wind wave generating area). Tekanan
angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut,
sehingga permukaan air laut yang semula datar akan terganggu
sehingga timbul riak kecil. Jika kecepatan angin bertambah kuat,
maka riak tersebut semakin besar dan akhirnya akan terbentuk
gelombang. Semakin lama dan kuat angin berhembus, maka
semakin besar gelombang yang terbentuk. Tinggi dan periode
ombak yang terbentuk tergantung pada : kecepatan angin,
lama hembusan angin dan jarak pembangkitan ombak (fetch).
D. Analisa Data Tanah
Analisis data tanah yang dimaksudkan dalam pekerjaan pelabuhan yakni

Konsultan Perencana 36 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

untuk kebutuhan perencanaan struktur bangunan bawah (fondasi)


bangunan pelabuhan seperti dermaga dan trestle. hal ini perlu dilakukan
karena jumlah titik pengujian yang terbatas sehingga sangat sulit
mengeneralisir kondisi geoteknis lokasi rencana, dimana dari
pengamatan visual di lapangan, tanah yang terdapat homogen pada
suatu areal dengan jarak tertentu, baik secara horisontal maupun
vertikal, akan tetapi mungkin juga berbeda dalam jarak 1m, baik secara
vertikal maupun horisontal.

Dari uraian di atas, tentunya perlu dilakukan analisis data tanah yang
diperoleh seperti konsistensi dan kemenerusan soil/rock layer maupun
N-SPT di area rencanan dermaga dan trestle, agar dalam tahapan
pelaksanaan pekerjaan kedalaman tiang pancang mendekati kedalaman
rencana, sehingga perubahan volume pekerjaan pada tahapan ini
seminimal mungkin. Hasil analisis data tanah yakni berupa stratigrafi
soil/rock di area lokasi rencana, dimana pada umumnya didekati dengan
bentuk morfologi seabed yang diperoleh dari data pengukuran topografi
dan bathimetri.
IV.5.2 Proses Perencanaan Teknis Pelabuhan
Pembangunan pelabuhan memakan biaya sangat besar oleh karena itu
diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang matang untuk
memutuskan pembungan suatu pelabuhan. Keputusan pembangunan
pelabuhan biasanya didasarkan pasa pertimgnagan-pertimbangan ekonomi
politik dan teknik. Ketiga dasar pertimbangantersubut saling berkaitan, tetapi
biasaya yang peling menentukan adalah pertimbagan ekonomi. Pembuatan
pelabuhan secara ekonomis haris layak, yang berarti penghasilan yang
diperoleh pelabuhan haru bias menutup biaya investasi maupun biaya oprasi
dan pemliharaan untuk jangka waktu tertentu, serta untuk mendapatkan
keuntungan.
Konsultan Perencana 37 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan didalam pembangunan


pembangunan suatu pelabuhan adalah kebutuhan akan pelabuhan dan
perimbangan ekonomi, volume perdangan melalui laut dan adanya
perhubungan dengan dearah pedalaman baik melalui darat maupun air.
Kebutuhan akan pelabuhan timbul untuk memenuhi beberapa hal berikut ini.
a. Pembangunan pelabuhan yang didasarkan pada pertimbangan politik.
b. Pembanguna suatu pelabuhan diperlukan untuk melayani/meningkatkan
kegiatan ekonomi deara dibeakangnya dan untuk menunjang kelancaran
perdagangan antar pulau meupun Negara.
c. Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan/pabrik ,
sering diperlukan suatu pelabuhan khusus. Pelabuhan ini akan
melayani pemasaran atau pengiriman hasil prodiksi ataupun untuk
mendatangkan bahan baku pabrik tersebut.

Sebelum memulai pembangunan pelabuhan umum harus dilakuakan


survey dan studi untuk mengetahui volume perdagangan.baik pada saat
pembangunan maupun masa mendatang yang dapat di antisipasi dari daerah
di sekitarnya.
A. Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan
Untuk bias memberi pelayanan yang baik dan cepat, maka pelabuhan
harus bias memenuhi beberap persyaratan berikut ini.
o Harus ada hubungan yang mudah Antara trasportasi air dan
darat seperti jalan raya dan kereta api, sedimikian sehingga
barang-barang yang dapat di angkut ked an dari pelabuhan
dengan cepat.
o Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah
belakang (daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk
yang cukup padat.
o Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang
cukup.
o Kapal-kapal yang mencapai pelbuhan harus bias sau selama
menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar uat barang
atau mengisi bahan bakar.
o Pelauhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (kran,
Konsultan Perencana 38 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

dsb) dan gudang prnyimpan barang.


o Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-
kapal.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya pelabuhan
mempunyai bangunan berikut ini.
o Pemecah gelombang
Berfungsi untuk mellindungi daerah perairan pelabuhan dari
gangguan gelombang.
o Alur pelayaran
Yang berfungsi untuk mengarahkan kapal yang akan keluar
masuk ke pelabuhan.

o Kolam pelabuhan
Merupakan daerah perairan dimana kapal berlabu untuk
melakukan bongkar muat, melakuan gerakan untuk memutar
(kolam putar).
o Dermaga
Bangunan pelabuhan yang gunakan untuk merapatnya kapal dan
menambatkannya pada waktu bongkar muat barang. Ada dua
macam dermaga yaitu yang berada di garis pantai dan sejajar
dengan pantai atau biasa disubut wharf dan yang menjorok
(tegak lurus) pantai disebut pier atau jetty.
o Alat penambat
Digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di
dermaga maupun menunggu di perairan sebalum merapat di
dermaga.
o Gudang lini satu dan lapangan penumpukan terbuka
Terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang
yang harus menunggu pengapalan atau yang di bongkar dari
kapal sebelum dikirim ketempat tujuan.
o Gudang terminal untuk keperluan administrasi

Konsultan Perencana 39 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

o Fasilitas bahan bakar untuk kapal.


o Fasilitas pemandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang
diperlukan umtuk membawa kapal/keluar pelabuhan.
o Peralatan bongkar muat barang seperti kran darat, kran apung,
kendaraan untuk mengangkat/memindahkan barang.
B. Pemilihan Lokasi pelabuhan
Pemilihan lokasi rencan pelabuhan dilakukukan dengan memperhatikan
kondisi fisik lokasi yang meliputi
1. Aksesibilitas
Suatu pelabuhan akan berkembang sengan baik apabila lokasi
tersebut terhubung sengan jaringan jalan atau saluran
trasportasi air dengan sekitarnya sehingga muatan dapat
diangkut dari pelabuhan dengan cepat.

2. Daerah pengaruh
Pelabuhan yang mempunyai daerah pengaruh subur dan populasi
penduduk cukup padat dan dekat dengan kota-kota bear di
sekitarnya akan dapat berkembang dengan baik.
3. Ketersedian Lahan
Ketersediaan lahan yang cukup luas baik di peairan ,,aupun
daratan akan dapat menampung fasilitas pelabuhan.
4. Hidro-oseeanografi
Parairan pelabuhan harus tenang terhadap serangan gelombang
dan terhindar dari sendimentasi.
5. Fasilitas pendukung
Keberadaan fasilitas pendukung pelabuhan yang telah ada
dilokasi pelabuhan seperti air bersih listrik dan komunikasi.
Dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan
lokasi pelabuhan tersebut akan dapat diketahui apakah suatu
lokasi layak dibangun suatu pelabuhan, perlu diketahui kelayakan
pelabuhan tersebut dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-banguan
pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.
Konsultan Perencana 40 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan


di alur dan kolam pelabuhan.
3. Penghasilan dari pelabuhan untuk dapat mengembalikan biaya
investasi yang telah dikeluarkan dan biaya operasional dan
biaya pemeliharaan pelabuhan.
4. Manfaat dari pelabuhan tersebut terhadap perkembangan daerah
pengaruh.
C. Tinjauan Hidro-oseanografi Terhadap Bentuk Pelabuhan
Kondisi Hidro-oseanografi sangat penting di dalam menentukan tata
letak suatu pelabuhan. Pelabuhan harus bisa memberi kemudahan dan
keamanan bagi kapal-kapal yang masuk dan keluar ke dan dari
pelabuhan.

Perairan pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang dan


arus sehingga kapal dapat melakukan berbagai kegiatan seperti bongkar
muat barang, menaik-turunkan penumpang dengan lancer dan aman.
a. Tinjauan Pelayaran
Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang
akan mengguanakannya. Kapal yang berlayar dipengaruhi oleh
faktor-faktor alam seperti angina, gelombang, dan arus yang
dapat menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada badan kapal.
Factor tersebut semakin besar apabila terletak di pantai yang
terbuka ke laut, dan sebaliknya pengaruhnya berkurang pada
pelabuhan yang terletak di daerah yang terlindung secara alami.
Pada umumnya gelombang, angin dan arus mempunyai arah
tertentu yang dominan. Diharapkan bahwa kapal-kapal yang
sedang memasuki pelabuhan tidak mengalami dorongan arus
pada arah tegak lurus sisi kapal.
b. Tinjauan Gelombang
Periran pelabuhan haru tenang terhadap gangguan gelombang
supaya kapal dapat melakukan kegiatan bongkar muat barang dan
menurunkan penumpang.
Konsultan Perencana 41 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

c. Pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang cukup bagi


pelayaan di daerah perairan pelabuhan memerlukan biaya yang
cukup besar
IV.5.3 Penggambaran
Proses penggambaran dapat dimulai bersamaan dengan proses analisa dan
perhitungan. Sebelum selesainya analisa dan perhitungan tersebut, gambar-
gambar typical, legenda, dan lain-lain sudah mulai dapat diproses. Kemudian
hasil perhitungan perencanaan yang telah selesai akan segera digambar.
Adapun gambar desain yang menjadi output dalam pekerjaan ini antara
lain sebagai berikut.
o Plan dengan skala 1:1500
 Topgraphy, contour dengan beda tinggi 1 meter
 Detail bangunan pelabuhan

1. Lapangan penumpukan
2. Causeway
3. Trestle
4. Dermaga
5. Daftar volume pekerjaan
IV.5.4 Perhitungan Volume Dan Biaya
Berdasarkan gambar-gambar perencanaan yang telah selesai dikerjakan,
perhitungan volume dapat segera dimulai. perrhitungan volume galian dan
timbunan akan ditampilkan dalam bentuk table pada gambar perencanaan.
Perhitungan volume ini akan dilakukan dengan cermat mengingat hal inilah
yang merupakan factor dominant yang menentukan besarnya Construction
Cost nantinya.Berdasarkan volume pekerjaan dan harga satuan akan
segera pula dilakukan perhitungan biaya untuk setiap kelompok pekerjaan.
Hasil perkiraan biaya didapat, akan diperiksa terlebih dahulu dengan
membandingkan dengan biaya proyek-proyek lain yang telah/sedang
dikerjakan di sekitar daerah rencana Dermaga Sungai Kabupaten Buton Utara.
Schedule pelaksanaan akan disusun dan volume serta biaya untuk tiap item
pembayaran akan dihitung. Optimasi biaya dan revisi akan
dikembangkan bersama-sama dengan Project Officer bila anggaran yang
Konsultan Perencana 42 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
DED PENINGKATAN PELABUHAN KTM LAMUNTI – LAMUNTI DI KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

tersedia tidak mencukupi.


IV.5.5 Tahap Penyusunan Laporan
Keluaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah:
1) Laporan Pendahuluan
2) Laporan Antara
3) Laporan Akhir
4) Pembuatan Dokumen Lelang
Adapun penjelasan sehubungan dengan keluaran laporan yang dimaksudkan
di atas, akan dijelaskan secara spesefik pada sub bab berikut.
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan adalah berisi tentang dokumen usulan
teknis dan laporan hasil pengumpulan data

2. Laporan Antara
Laporan ini berisi perbaikan inception report, Laporan hasil
identifikasi masalah, design kriteria, perhitugnan struktur,
perumusan gagasan dan design concept
3. Laporan Akhir
Laporan akhir ini berisi dokumen teknis , masing-masing dalam satu
laporan / buku tersendiri yang meliputi :
1) Site Plan & Gambar Kerja
2) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan dan spesipikasi material
3) Rencana anggaran biaya (RAB) & analisa harga satuan
Masing – masing laporan digandakan dalam julah 10 (sepuluh) set dengan
disertai soft copy.

Konsultan Perencana 43 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai