Anda di halaman 1dari 50

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) - SUKAMARA SECTION 1

ANTARA

PT. PLN (PERSERO)


UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN BARAT

DAN

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA –


PT. DELTA SARANA ENGINEERING
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

DAFTAR ISI:

1. SURVEY
1.1. Pendahuluan
1.2. Sasaran Survey
1.3. Persiapan
1.4. Metoda Survey
1.5. Kendaraan, Peralatan dan Peta
1.6. Alur Kegiatan
1.7. Lembaran Laporan Survey

2. DESAIN
2.1. Pendahuluan
2.2. Faktor yang diperhatikan pada saat perencanaan
2.3. Menandai Item Pekerjaan dan Jarak pada Gambar Rencana

3. PERHITUNGAN VOLUME KERJA DAN MATERIAL


3.1. Pendahuluan
3.2. Menghitung Pekerjaan Civil Work
3.3. Menghitung Pekerjaan Tower
3.4. Menghitung Pekerjaan Transportasi
3.5. Menghitung Volume Kabel
3.6. Bill of Quantity
3.7. As Plan Drawing
3.8. Gambar Spesifikasi Teknik
3.9. Alur Kegiatan (Flow Chart) Planning
3.10. Design Review Meeting (DRM)

4. PERIJINAN
4.1. Pendahuluan
4.2. Perijinan dan Koordinasi
4.3. Penggunaan Tata Ruang
4.4. Dasar Hukum
4.5. Ruang Bebas SUTT dan Ruang Aman SUTT

5. PEKERJAAN SIPIL
5.1. Pekerjaan Persiapan
5.2. Pekerjaan Galian
5.3. Pekerjaan Pembesian
5.4. Pekerjaan Bekisting
5.5. Setting Stub
5.6. Pengecoran
5.7. Pekerjaan Pemadatan Tanah

6. PEKERJAAN ERECTION
6.1. Pendahuluan
6.2. Urutan Pekerjaan
6.3. Penutup

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 1 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

7. STRINGING
7.1. Pendahuluan
7.2. Peralatan yang Digunakan
7.3. Menggantung Isolator V-String
7.4. Running Out Block
7.5. Esteger
7.6. Backstays
7.7. Pilot Stringing
7.8. Tension Stringing
7.9. Mid Span Joints
7.10. Sagging
7.11. Tangent Sag
7.12. Half Span Sag
7.13. Dead Ending
7.14. Clamping In
7.15. Spacering
7.16. Jumpering of Tension Towers
7.17. Downleads
7.18. OPGW
7.19. Pemadaman (Outage Work)
7.20. Stringing Checking

8. SAFETY
8.1. Pendahuluan
8.2. Konsep dasar
8.3. Manajemen Keselamatan Kerja
8.4. Evaluasi dan Dokumentasi

9. INSPEKSI, PENGETESAN DAN KOMMISIONING


9.1. Pendahuluan
9.2. Inspeksi dan Testing

10. QUALITY CONTROL


10.1. Pendahuluan
10.2. Konsep Dasar
10.3. Sistem Pengendalian Mutu

11. ANALISA PEKERJAAN


11.1. Pendahuluan
11.2. Analisa Pekerjaan

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 2 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 1

SURVEY

1.1 Pendahuluan
Dalam rangka mencapai tujuan listrik untuk kehidupan yang lebih baik bagi
pelanggannya, PT PLN (PERSERO) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat
akan melakukan Pekerjaan Pembangunan SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) –
Sukamara Section 1. Lingkup pekerjaan pembangunan jaringan transmisi ini
meliputi :
1. Pekerjaan Pengukuran/Survey route dan Soil investigasi.
2. Pekerjaan Pengadaan Tower
3. Pekerjaan Pengadaan Fitting Insulator dan Accessories (FIA).
4. Pekerjaan Pengadaan Ground Wire dan OPGW.
5. Pekerjaan Pondasi dan Erection Tower.
6. Pekerjaan Stringing (Pemasangan FIA dan Penarikan Konduktor ACSR dan OPGW).
7. Komissioning.
8. Pembuatan As Built Drawing.
9. Pemeliharaan.

Untuk itu perlu dibuat tahapan pekerjaan pembangunan tersebut diatas yang
mencakup survey, desain, perhitungan material, peralatan, perijinan, manufacturing,
pondasi tower, packing, transportasi, erection, stringing, testing dan commissioning,
safety, sistem mutu serta dokumentasi.

1.2 Sasaran Survey


Untuk pekerjaan tersebut diatas pembebasan lahan sudah dilakukan oleh PT. PLN,
sesuai dengan rencana rute yang dibuat oleh konsultan. Meskipun demikian
diperlukan survey ulang dikarenakan diperlukan hasil pre-eliminary survey yang dapat
menjelaskan hambatan – hambatan secara detil seperti perizinan, dapat tidaknya
access ke site dilewati, jaringan transmisi melewati apa saja, alat transportasi apa
yang dapat digunakan dan keberadaan fasilitas pendukung lainnya maka dengan
survey ini diharapkan dapat diperoleh data yang akurat posisi site, maupun posisi
fasilitas pendukung.
Tujuan dari survey adalah untuk mengumpulkan informasi dan data lapangan
seakurat mungkin, fasilitas – fasilitas eksisting yang dapat digunakan, merekam
sebanyak mungkin kondisi lapangan yang diyakini akan banyak mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan jaringan Transmisi nantinya. Dan yang lebih penting
adalah membandingkan BoQ rencana dengan BoQ kondisi actual seperti koordinat titik
tower, jenis pondasi dan type tower. Informasi ini merupakan prasyarat untuk
membuat rencana pekerjaan secara rinci.

1.3 Persiapan
Sebelum memulai/melaksanakan survey, sangat penting memiliki peta yang akurat.
Dalam proyek ini, kami merencanakan mengadakan/menggunakan peta dasar
topografi dari wilayah Kalimantan Barat.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 3 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Tugas pertama dari tim survey adalah mengecek kebenaran peta di area tertentu.
Apabila peta sudah akurat baru dapat dilakukan survey untuk mengumpulkan
informasi yang diminta. Namun apabila peta tidak akurat, maka tim survey harus
mengkoreksi peta di lapangan. Setelah peta selesai dikoreksi, maka survey di lokasi
segera dimulai.
Segera setelah tim survey menyelesaikan surveynya, mereka harus membuat Laporan
Survey berdasarkan informasi yang telah ditandai yang terdapat di peta. Data ini
kemudian diserahkan ke team planning untuk dimasukkan ke komputer dan mengecek
keakuratannya. Apabila menemukan ketidakcocokan/ketidaksesuaian, mereka harus
mengidentifikasi dan mengembalikan kepada tim survey untuk dicek ulang.

1.4 Metoda Survey


Metode survey terbagi 2 tahap:
1. Map study, dari peta kontur yang dikeluarkan oleh Bakorsurtanal atau dari peta
digital, dibuat simulasi rute.
2. Field survey, dengan acuan hasil map study mencocokkan hasil map study dengan
kondisi fisik dan sosial masyarakat sepanjang rute.
3. Review study, mereview kembali hasil map study dengan field survey untuk
dituangkan dalam gambar rute yang dilengkapi dengan koordinat tower, dan level.

1.5 Kendaraan, Peralatan dan Peta


Untuk memperoleh hasil survey yang akurat, setiap team akan dibekali peralatan
survey yang memadai dan peta lokasi untuk masing-masing area. Antara lain:
1. Peta yang akan digunakan sebagai peta survey yaitu peta dengan skala 1 : 10.000,
yang diproses dari peta topografi bumi.
2. Binacular
3. Roll meter
4. GPS
5. Theodolit
6. Foto digital
7. Alat tulis
8. Kendaraan survey

1.6 Alur Kegiatan (Flow Chart)


Alur kegiatan atau flow chart survey disusun untuk memudahkan koordinasi dan
menghindari kesemrawutan pemrosesan data dari satu team ke team lainnya. Dengan
demikian setiap team dapat mengikuti alur tersebut dan mengetahui tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan jika satu tahap pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
Alur kegiatan/flow chart yang digunakan untuk survey terlihat pada lampiran A.

1.7 Lembaran Laporan Survey


Setiap selesai melaksanakan survey pada satu site, tiap team harus mengisi lembaran
Laporan Survey yang dikirim bersamaan gambar hasil survey.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 4 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Lampiran A: Flow Chart Survey

MULAI

Persiapan Survey:
Peta dasar, BoQ dan
Design Rencana

SURVEY bersama
(PLN dan kontraktor)

NO Kondisi sesuai
Revisi BoQ / Revisi Peta
perencanaan
Dasar
awal?

YES

Pembuatan
Gambar Design

Pengajuan persetujuan
PLN

Revisi Design

NO Design
disetujui ?

YES
Design disetujui dan siap
dilaksanakan

SELESAI

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 5 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 2

DESAIN

2.1. Pendahuluan
Desain dapat dilakukan setelah tahap survey dilaksanakan dengan detail, dimana
informasi yang lengkap dan akurat tentang area tempat kita akan memasang jaringan
SUTT tersebut dapat kita peroleh terlebih dahulu.
Data – data hasil survey ditampung dan dituangkan dalam peta AutoCAD oleh team
desain. Tim desain mengidentifikasi rute secara rinci dan fasilitas yang akan dibangun
sepanjang rute atas dasar kemudahan pembangunan, kemudahan pemeliharaan,
serta perijinan yang diperoleh, untuk selanjutnya dituangkan pada As Plan drawing.
Proses perencanaan selain membuat gambar pelaksanaan juga menghitung
kebutuhan material dan bobot pekerjaan.

2.2. Faktor yang diperhatikan pada saat perencanaan


Perencanaan harus mempertimbangkan factor – factor di bawah ini dan
mengidentifikasi dalam gambar perencanaan.
 Menunjukkan nama jalan dan pada sisi jalan mana jaringan baru dipasang.
 Menunjukkan secara rinci jalan, perlintasan jalan meliputi jalan raya, selokan,
sungai, kereta api dan perbaikan perlintasan jalan.

2.3. Menandai Item Pekerjaan dan Jarak pada Gambar Perencanaan


Planner akan mengecek dan memastikan bahwa seluruh data dari survey adalah
benar. Planner harus mengecek dan menandai jarak/panjang dari tiap item pekerjaan
yang akan dikerjakan di peta. Jika hasil survey sudah diyakini benar, planner sudah
dapat menghitung jarak antara 2 gardu dan dapat memastikan posisi Landing point
Tower di peta bersama team Auto CAD. Disamping itu redaman – redaman OPTIK
yang diperlukan antara dua lokasi dapat ditentukan untuk menganalisa kelayakan
system transmisi, apabila ada pemasangan OPGW.
Demikian pula, planner harus mencantumkan/menandai jenis-jenis material dan
permukaan tanah yang akan digali sesuai dengan item atau kode – kode yang
disepakati pada saat survey dilakukan. Item – item pekerjaan lainnya yang digunakan
di survey harus dipastikan semuanya telah ditandai pada gambar berikut
kuantitas/jarak yang dibutuhkan sehingga selanjutnya dapat dilakukan penghitungan
volume pekerjaan.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 6 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 3

PERHITUNGAN VOLUME KERJA DAN MATERIAL

3.1. Pendahuluan
Menghitung volume pekerjaan merupakan tugas utama dari seorang planner. Dasar
untuk menghitung volume pekerjaan adalah “Assembly Unit” dimana tertuang aturan-
aturan penghitungan volume pekerjaan per item pekerjaan. Dengan mengacu pada
hasil survey dan Assembly unit yang ada, volume pekerjaan sudah dapat
dihitung/ditentukan.

3.2. Menghitung Pekerjaan Civil Work


Pekerjaan civil work yang dimaksud disini meliputi type konstruksi pondasi tower
sesuai dengan desain pondasi pada site yang bersangkutan. Semua konstruksi ini
mengacu pada gambar spesifikasi yang telah ditentukan.

3.3. Menghitung Pekerjaan Tower


Pekerjaan Tower yang dimaksud disini meliputi pekerjaan erection sesuai dengan tipe
tower pada site tersebut. Semua konstruksi ini mengacu pada gambar spesifikasi yang
telah ditentukan.

3.4. Menghitung Pekerjaan Transportasi


Pekerjaan Transportasi yang dimaksud disini meliputi pengiriman material baik
material sipil, material tower, material kabel maupun material accesories dari pabrik
ke lokasi.

3.5. Menghitung Volume Kabel


Panjang kabel dihitung berdasarkan jarak antar 2 Tower. Disamping jarak actual 2
tower, panjang kabel masih harus ditambahkan dengan beberapa allowance seperti
pada joint dan toleransi.

3.6. Bill of Quantity (BoQ)


Setelah seluruh proses diatas selesai dan semua item pekerjaan sudah dituangkan ke
dalam gambar, planner sudah dapat menyusun Bill of Quantity (BoQ) dari jaringan.
Disamping itu material yang harus disediakan atau List of Material (LoM) yang
berkaitan dengan BoQ juga sudah dapat ditentukan / disajikan.
Proses perhitungan BoQ akan dilakukan dengan menggunakan alat Bantu (tools)
berupa program data base dari program Access yang nantinya dapat membaca data
yang dikeluarkan oleh Auto CAD dalam format Excel. Dengan demikian data BoQ yang
dihasilkan mengacu dari gambar Auto CAD yang akan disajikan sebagai Gambar As-
Plan.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 7 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

3.7 As-Plan Drawing


Gambar As-Plan Drawing yang akan disajikan berupa gambar keymap, skematik dan
gambar lokasi. Gambar keymap pada ukuran A3 akan menggunakan skala 1 : 10.000.
Penyusunan gambar-gambar lokasi ini akan disusun dalam suatu system penomoran
grid tiap link.
Mengingat besarnya cakupan dari pekerjaan ini (mencapai ratusan kilometer) dan
banyaknya jumlah grid yang terbentuk (bisa mencapai ratusan dalam satu link) maka
gambar as-plan akan diprint out pada kertas A3 dengan menggunakan skala batang.
Hal ini juga akan lebih efektif dalam hal penanganan peta pada saat implementasi.
Gambar-gambar ini akan ditandatangani bersama PT. PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Kalimantan Bagian Barat dan Kontraktor sebagai gambar As-Plan yang
akan menjadi acuan untuk implementasi/pelaksanaan. Gambar As-Plan ini akan
disusun dan dijilid berdasarkan link masing-masing. Gambar As-Plan ini juga
digunakan sebagai dasar untuk membuat gambar redline dengan menggunakan
koreksi tangan (dengan pulpen merah) mengikuti hasil implementasi yang aktual.
Gambar As-Plan ini akan digandakan dan didistribusikan kepada PT. PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (project, planning, waspang) dan
satu set untuk subkontraktor pelaksana.

3.8 Gambar Spesifikasi Teknik


Disamping gambar As-Plan di atas, juga akan disajikan spesifikasi teknik yang akan
digunakan pada proyek ini. Gambar-gambar ini meliputi spesifikasi design pack untuk
gambar pondasi, tower, crossing dengan jalan raya, dll. Gambar ini selanjutnya akan
menjadi gambar acuan dari setiap pekerjaan di lapangan. Gambar-gambar ini akan
disajikan terpisah dengan dokumen ini.

3.9 Alur Kegiatan (Flow Chart) Planning


Alur kegiatan atau Flow Chart untuk kegiatan planning disusun untuk memudahkan
koordinasi dan menghindari kesemrawutan pemrosesan data dari satu team ke team
lainnya. Dengan demikian setiap team dapat mengikuti alur tersebut dan mengetahui
tindakan selanjutnya yang akan dilakukan jika satu tahap pekerjaan telah selesai
dilaksanakan.

3.10 Design Review Meeting (DRM)


Setelah pembuatan As-Plan drawing dan penghitungan BoQ rampung, segera
diadakan Design Review Meeting (DRM) untuk menganalisa BoQ dan As-Plan yang
dihasilkan. DRM akan memutuskan/mengesahkan gambar perencanaan atau As-Plan
untuk dijadikan acuan pelaksanaan pekerjaan (Implementasi) di lapangan. DRM dapat
dilakukan secara bertahap, tergantung pada schedule dan keperluannya pada saat itu.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 8 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 4

PERIJINAN

4.1. Pendahuluan
Perizinan dalam Pekerjaan Pembangunan SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) – Sukamara
Section 1 sangat menentukan terhadap pencapaian kemajuan pekerjaan, dimana
perizinan tersebut harus dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan sehingga sinkron
dengan pelbagai kepentingan lainnya yang menggunakan lahan sepanjang jalur SUTT
tersebut.

4.2. Perijinan dan Koordinasi


Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/MPE/1992 tanggal 07
Februari 1992 mengatur tentang tercapainya pemanfaatan lahan secara maksimal
untuk perbagai kepentingan sepanjang SUTT, harus memperhatikan kepentingan
masyarakat sebagai berikut:
a. Tanah, bangunan dan tanaman yang dibebaskan untuk tapak menara diganti rugi.
b. Tanah, bangunan dan tanaman di luar tapak menara yang berada di bawah
sepanjang jalur SUTT tidak dibebaskan dan karena itu tidak diganti rugi.
c. Tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah sepanjang jalur SUTT tetap
digunakan oleh pemiliknya.
d. Ruang bebas adalah sekeliling penghantar SUTT yang harus dibebaskan dari
kegiatan orang, makhluk hidup lainnya maupun benda apapun dapat dinaikkan
dengan cara meninggikan menara dan atau memperpendek jarak anatara menara.
Dengan demikian di bawah SUTT dapat dipergunakan untuk pemukiman, aman
dari pengaruh medan listrik atau medan magnet.

Untuk Pekerjaan Pembangunan SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) - Sukamara Section 1,
pembebasan lahan, bangunan dan tanaman untuk tapak menara dilakukan oleh pihak
PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat sedangkan
untuk Tanah, bangunan dan tanaman yang di bawah sepanjang SUTT untuk
kompensasinya dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Kalimantan bagian Barat. Pihak kontraktor berkewajiban untuk melakukan perijinan
sehubungan dengan gangguan yang terjadi akibat pembangunan tower di site, baik
itu ke Kepolisian, Aparat pemerintahan atau warga sekitar yang tanaman lunaknya
rusak karena proses kerja di site.

4.3. Penggunaan Tata Ruang


Dengan semakin pesatnya perkembangan di segala bidang maka demikian pula
dengan pertumbuhan penduduk yang juga cukup besar, sehingga jalur yang dilalui
SUTT kemungkinan tidak dapat menghindari dan dengan terpaksa harus melewati
daerah dengan keadaan tertentu, seperti daerah pemukiman yang padat. Oleh karena
itu ruang bebas ditinggikan dengan cara meninggikan menara dan atau
memperpendek jarak antar menara, sehingga ruang bebas tersebut berada jauh dari
bangunan dan benda lain di bawahnya. Dengan demikian banguan dan benda lain

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 9 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

yang berada di bawah SUTT tidak perlu dibebaskan dan tetap digunakan oleh
pemiliknya.

4.4. Dasar Hukum


Dasar hukum pedoman ruang bebas ini adalah:
a. Undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah daerah.
b. Undang – undang nomor 15 tahun 1985 tentang ketenagalistrikan.
c. Peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1988 tentang koordinasi kegiatan instansi
vertical di daerah.
d. Peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1989 tentang penyedian dan pemanfaatan
tenaga listrik.
e. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/40/MPE/1990 tentang
instalasi ketenagalistrikan.
f. Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 18 tahun 1989 tentang pelaksanaan
peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1988.

4.5. Ruang Bebas SUTT dan Ruang Aman SUTT


Ruang bebas adalah ruang sekeliling penghantar (kawat listrik) SUTT yang besarnya
tergantung tegangan, tekanan angin dan suhu kawat penghantar.
Ruang aman adalah ruang yang berada di luar ruang bebas yang tanahnya masih
dapat dimanfaatkan.
Ruang bebas dan ruang aman dapat diatur besarnya sesuai dengan kebutuhan pada
saat mempersiapkan rancang bangun.
Pada saat mempersiapkan rancang bangun tersebut, ruang aman dapat diperluas
dengan cara meninggikan atau memperpendek jarak antar menara, sehingga apabila
ada pemukiman yang akan dilintasi SUTT yang akan dibangun berada di dalam ruang
yang aman.
Faktor –faktor yang menentukan ruang bebas dan ruang aman adalah tegangan,
kekuatan angin dan suhu disekitar penghantar.
a. Tegangan
Makin besar tegangan yang bekerja pada penghantar makin besar jarak bebas
minimum (clearance) yaitu jarak yang terpendek yang diijinkan antara kawat
penghantar dan benda atau kegiatan lain sesuai dengan angka-angka yang tertera
pada tabel I.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 10 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Tabel 1
Jarak bebas minimum antara penghantar SUTT
dengan tanah dan benda lain

Nomor LOKASI JARAK BEBAS


(meter)
1. Lapangan terbuka atau daerah terbuka 7.5
2. Daerah dengan keadaan tertentu
2.1 Bangunan tidak tahan api 13.5
2.2 Bangunan tahan api 4.5
2.3 Lalu lintas jalan raya 9
2.4 Pohon-pohon pada umumnya, hutan, perkebunan 4.5
2.5 Lapangan olahraga 13.5
2.6 SUTT lainnya, penghantar udara tegangan rendah, 4
jaringan telekomunikasi, antenna radio, antenna televisi
dan kereta gantung
2.7 Rel kereta api 9
2.8 Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, kereta 4
listrik terdekat dan sebagainya
2.9 Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air 4
pasang/tertinggi pada lalu lintas air

b. Angin
Makin besar tekanan angin, makin besar ayunan kawat penghantar ke kiri atau ke
kanan. Pada satu gawang (jarak antara dua menara) ayunan yang terbesar karena
pengaruh angin adalah pada kawat penghantar yang lengkungannya paling rendah
sedangkan ayunan semakin kecil kearah menara.

c. Suhu Kawat Penghantar


Makin besar suhu yang mempengaruhi kawat penghantar makin mengendor kawat
penghantar tersebut, sehingga andongannya menjadi lebih besar. Hal ini sudah
diperhitungkan pada saat mendesain SUTT tersebut. Kenaikan suhu tersebut
disebabkan oleh suhu di sekeliling dan suhu yang diakibatkan oleh besarnya arus
yang mengalir pada kawat penghantar tersebut.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 11 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 5

PEKERJAAN SIPIL

5.1 Pekerjaan Persiapan


Untuk dapat memulai pekerjaan di lokasi, perlu dilakukan pekerjaan persiapan.
Beberapa aktivitas yang termasuk dalam pekerjaan persiapan diantaranya adalah:
a. Pembersihan lahan.
Pada umumnya lahan untuk pembangunan Tower adalah lahan kosong berupa
semak belukar/kebun atau sawah. Untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya,
lahan tersebut harus dibersihkan dari semak – semak, pohon – pohonan,
timbunan sampah, dll.
b. Pemasangan Bouwplank
Setelah pembersihan lahan, maka pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan
bouwplank. Beberapa kegunaan dari pemasangan bowplank ini adalah :
i. Sebagai batas lahan konstruksi, sehingga dapat memberikan gambaran
mengenai posisi/letak dari setiap bentuk konstruksi yang akan dikerjakan.
ii. Dapat menentukan titik elevasi nol referensi.

5.2 Pekerjaan Galian


A. Tujuan
 Mendapatkan ukuran dan level pondasi raft yang sesuai design.

B. Urutan Pekerjaan
a. Metode galian disesuaikan dengan jenis pondasi, yaitu open cut dengan slope
tertentu untuk pondasi raft. Apabila pondasi borr pile atau tiang pancang,
galian open cut dilakukan setelah pengeboran atau pemancangan.
b. Menyiapkan jalan kerja, sistem dewatering dan pengamanan.
c. Menata level tanah yang ada.
d. Melakukan galian sesuai dengan yang sudah direncanakan.
e. Pada akhir galian (finishing) harus disiapkan garis-garis as pondasi dan level
(transfer dari bouwplank).
f. Melaksanakan pemadatan tanah dengan stamper atau baby roller.
g. Melaksanakan pengetesan pemadatan tanah dengan metode sand cone test.
h. Membuat bekisting di sekeliling batas galian setinggi pondasi raft.
i. Membuat dewatering diluar bekisting untuk mencegah genangan air didalam
pondasi.
j. Membuat pasir urug dan lantai kerja dengan arah kemiringan untuk air ke
sistem dewatering.
k. Marking dilantai kerja posisi as kolom tower dan shelter.

C. Beberapa hal yang harus diperhatikan :


a. Pastikan dimensi telapak pondasi tower sesuai gambar konstruksi.
b. Pastikan letak poros keempat pondasi tower harus sentris, simetris dan siku.
c. Pastikan kedalaman galian harus sesuai gambar konstruksi serta mengacu
pada titik nol referensi yang telah ditentukan.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 12 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

5.3 Pekerjaan Pembesian


A. Tujuan
Untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan pemasangan pembesian dilakukan
secara benar sesuai design.

B. Urutan Pekerjaan
a. Membuat shop drawing dan bar bending schedule sesuai gambar desain.
b. Pembersihan lokasi diatas lantai kerja
c. Memfabrikasi besi sesuai BBS diluar lokasi galian.
d. Pemasangan beton deking.
e. Penekukan/penyebaran stek-stek dari pondasi borr pile/tiang pancang (bila
ada).
f. Menggunakan mal sebagai alat Bantu untuk mendapatkan jarak tulangan yang
sama satu sama lain.
g. Memasang besi pondasi tower dengan jumlah tulangan sesuai design
h. Melakukan ikatan kaki ayam.
i. Melakukan pembersihan ulang.

C. Beberapa hal yang harus diperhatikan :


a. Pastikan material yang akan dipergunakan sesuai spesifikasi (dimensi, mutu
baja, tipe tulangan, dll), bersih dari karat, serta disimpan dalam kondisi yang
baik.
b. Pembengkokan/pemotongan besi tulangan harus menggunakan metode cold
bending (penekukan dilakukan secara dingin menggunakan bar bending, tidak
diperkenankan penekukan dengan cara dipanaskan)
c. Pastikan jumlah dan jarak tulangan yang dirangkai sudah sesuai gambar
konstruksi.
d. Pastikan kekencangan ikatan pada rangkaian besi tulangan.

5.4 Pekerjaan Bekisting


Bekisting/Framework adalah cetakan beton agar dapat menghasilkan bentuk dan
dimensi cor beton sesuai keperluan. Material yang biasanya dipergunakan adalah dari
kayu.

A. Tujuan
Prosedur kerja ini disusun untuk mendapatkan hasil pekerjaan pondasi raft yang
sesuai design.

B. Urutan Pekerjaan
a. Memfabrikasi material sesuai system dan sesuai pada gambar.
b. Pembersihan dasar pondasi raft.
c. Marking as kolom tower dan shelter.
d. Pemasangan sepatu kolom tower dan shelter.
e. Memasang bekisting lengkap dengan asesoris.
f. Membuat pocket (lobang) untuk pemasangan tiang BRC dan tiang KWH.
g. Memasang sparing pipa-pipa untuk jalur kabel grounding, PLN dan manhole.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 13 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

h. Penyetelan dan verticality.


i. Setting anchor, template dan malnya sesuai jarak antar anchor dan jarak
diagonal anchor.
j. Cek kembali verticality anchor.

C. Beberapa hal yang harus diperhatikan :


a. Pastikan material bekisting yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih.
b. Pastikan dimensi bekisting sudah benar.
c. Pastikan kekuatan bekisting beserta penguat-penguat agar dapat menahan
beban beton cor pada saat pengecoran.

5.5 Setting Stub


Pada pekerjaan tower, setting stub harus dilaksanakan dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi mengingat hasil setting stub akan mempengaruhi kondisi tower yang
akan diereksi sesuai hasil setting stub. Kesalahan dalam pengesetan stub dapat
mengakibatkan tower twist, miring, dan masalah-masalah lainnya seperti kesulitan
pada saat erection, mata gareng (miss hole), dan pemasangan komponen tower
dengan dipaksa. Oleh karenanya pekerjaan setting stub harus dilaksanakan dengan
sangat berhati-hati.

Beberapa hal yang harus diperhatikan :


a. Biasanya untuk setting stub, digunakan template dan theodholite sebagai alat
bantu. Rangkai template dengan benar dan kuat.
b. Pastikan posisi template dalam kondisi siku, jarak poros-poros pedestal sesuai
gambar konstruksi.
c. Susun posisi stub sesuai posisi di template. serta elevasi semua stub di keempat
pedestal datar/sama di masing-masing ketinggian kaki.
d. Pastikan jarak diagonal stub sesuai gambar konstruksi.
e. Pastikan posisi stub sesuai dengan kemiringan pada gambar konstruksi.
f. Stub harus diikatkan ke cleat, untuk menjaga agar posisi stub tidak berubah pada
saat pengecoran.

5.6 Pengecoran
Untuk menghasilkan cor beton yang monolit/menyatu, maka pekerjaan pengecoran
harus dilakukan secara kontinyu. Untuk itu perlu adanya persiapan yang matang
sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.

A. Tujuan
Untuk memperoleh hasil beton yang optimal sesuai ukuran dalam gambar dan
mutu sesuai spesifikasi.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 14 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

B. Urutan Pekerjaan
a. Pembersihan.
b. Chek sesuai dengan daftar checklist.
I. Bekisting.
II. Besi beton.
III. Stub, cleat dan template.
IV. Dan lain-lain.
c. Membuat access untuk cor, alat dan material beton.
d. Menyiapkan semua material beton dan peralatan untuk pengecoran site mix
dan sesuai dengan design mix.
e. Pengecoran dengan molen/ready mix (bila available) dan pemadatan dengan
vibrator.
f. Mengambil slump test dan benda uji untuk tes kubus beton.
g. Chek level pengecoran.
h. Chek posisi kolom tower pada saat pengecoran, untuk panjang pendeknya
kolom mengikuti tinggi dari elevasi lahan.
i. Chek posisi stub dan cleat.
j. Finishing permukaan.

C. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pengecoran:


a. Jika pengecoran dilakukan dengan site mix, pastikan campuran beton sudah
sesuai dengan mix design. Material harus tersedia dalam jumlah yang cukup,
tenaga kerja dalam jumlah yang memadai, serta peralatan yang lengkap,
seperti molen beton, vibrator, penerangan yang cukup (jika pengecoran
dilakukan malam hari), talang beton, dll.
b. Jika pengecoran dilakukan dengan menggunakan ready mix, pastikan bahwa
akses mobil molen tersedia.
c. Pastikan jarak selimut beton dengan menggunakan beton tahu/decking yang
sudah sesuai persyaratan.
d. Pastikan kondisi penulangan dan bekisting sudah siap.
e. Pastikan dokumentasi (foto, berita acara pengecoran, checklist pengecoran,
dll) untuk pekerjaan pengecoran sudah disiapkan
f. Pastikan alat-alat test beton seperti alat slump test dan kubus uji beton sudah
tersedia dan memadai.
g. Lakukan pengujian slump test dan catat hasil setiap pengukuran slump test
yang dilakukan. Nilai Slump yang diijinkan = 7-12 cm untuk menjaga
workability beton.
h. Pastikan untuk mengambil sample adukan cor beton untuk keperluan uji tekan
beton menggunakan kubus/silinder uji beton. Beri informasi pada sample-
sample tersebut diantaranya linformasi mengenai lokasi pengecoran, tanggal
pengecoran, nama subkontraktor, dll.
i. Pada saat pengecoran, gunakan vibrator untuk mengeluarkan udara dari
dalam campuran beton agar hasil pengecoran beton padat dan tidak keropos.
j. Untuk menyambung cor-coran lama dengan baru (misal pada pertemuan
footing dan pedestal) harus menggunakan perekat beton/bonding agent.
k. Selama masa setting dan curing time, beton cor-coran harus dirawat dengan
membasahi dengan air serta ditutup dengan karung basah.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 15 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

5.7 Pekerjaan Pemadatan Tanah


Pemadatan tanah dilakukan agar tanah urugan tidak mengalami penurunan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan :
a. Untuk mencapai kepadatan optimum, harus digunakan stamper untuk
memadatkan tanah serta perhatikan kadar air optimum untuk mendapatkan
kepadatan tanah yang maksimal.
b. Agar dampak tumbukan dari mesin stamper maksimal, pemadatan tanah harus
dilaksanakan lapis per lapis. Tebal tiap lapisan tidak boleh lebih dari 30 cm.

BAGIAN 6
PEKERJAAN ERECTION

6.1. Pendahuluan
Pekerjaan erection tower merupakan pekerjaan yang memerlukan tingkat ketelitian
dan keamanan yang tinggi.

6.2. Urutan Pekerjaan


10.3.1. Meminta dan menyiapkan gambar kerja dari pabrikasi tower.
a. Menggunakan gambar kerja yang telah disetujui oleh PT. PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat.
b. Setiap ada ketidakcocokan gambar dengan kenyataan dilapangan harus
cepat dilaporkan kepada pengawas PT. PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Kalimantan Bagian Barat.
10.3.2. Sortir material di workshop pabrikasi tower.
Penyortiran dan melakukan packing berdasarkan pada :
a. Erection drawing.
b. Material dan cutting list.
Bilamana terjadi cacat, baik digudang, selama pengangkutan maupun di lokasi,
harus diadakan konsultasi dan petunjuk-petunjuk oleh PT.PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat.
10.3.3. Pengiriman material ke lokasi.
a. Material harus diperiksa dan dijaga kelengkapan jumlah dan kondisi dari
material.
b. Material tidak dibenarkan dibanting sewaktu turun/naik kendaraan yang
menyebabkan rusaknya galvanized dan bengkoknya besi tersebut.
c. Semua kehilangan dan kekurangan material di lapangan menjadi tanggung
jawab kontraktor.
d. Biaya yang menyangkut ganti rugi tanaman dan lain-lain yang diakibatkan
oleh pengangkutan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.
10.3.4. Erection.
a. Pembersihan lokasi kerja.
b. Penyortiran ulang seluruh material yang tiba di lapangan.
c. Penyetelan template

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 16 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

d. Pasang tiang-tiang utama/kolom dengan panjang kolom paling bawah


mengikuti level tanah sehingga bracing utama horizontal dapat terpasang
tegak lurus yang kemudian di baut dengan stek.
e. Pasang support-support bracing sesuai penomoran pada erection drawing.
f. Pasang bracing-bracing horizontal.
g. Baut anak tangga, kawat anti panjat, plat tanda bahaya, plat nomor tanda
plat phasa dipasang sesuai gambar yang diberikan PT. PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat.
h. Kencangkan baut-baut tower secara bersamaan mulai dari atas.
i. Selesai perakitan, anak tangga di bawah anti panjat harus dilepas.

6.3. Penutup
Setelah selesai perakitan, harus diadakan Final Check yaitu pemeriksaan bersama
dengan pengawas PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan bagian
Barat untuk memastikan baik/buruknya perakitan, terutama kekencangan baut-
bautnya.

BAGIAN 7

STRINGING

7.1. Pendahuluan
Bab. 7 berisi penjelasan Metoda Kerja Stringing dimana dengan Metoda kerja ini akan
dicapai hasil kerja yang effektif dan effisien terhindar dari kecelakaan kerja.
Penjelasan meliputi metoda pemasangan-pemasangan Insulator, Fitting, dan Stringing
Kabel itu sendiri. Dibahas juga persiapan-persiapan yang meliputi material, peralatan
kerja, peralatan safety, dll.

7.2. Peralatan yang digunakan


Peralatan utama untuk pekerjaan penarikan kabel (stringing) antara lain:
1. Winch
2. Nylon rope
3. Spanners
4. Running out blocks
5. Tensioner
6. Pull-lift
7. Pulling bonds
8. Platforms
9. Dll.

7.3. Menggantung Isolator V-String


Isolator diambil dari kotak, kemudian di bentangkan di tanah untuk dirakit ditempat.
V-string terdiri dari 2 string yang berisi 30 buah insulator.
Tiap String diangkat secara terpisah untuk meletakan plat di badan tower dan titik
crossarm. Yoke plate dan running out block (rob) ditempelkan pada bagian luar string

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 17 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

dan diangkat ke crossarm. Ropes digantung pada bagian bawah dari masing-masing
string untuk ditarik dalam formasi V.

7.4. Running Out Blocks (ROB)


ROB dikencangkan di bawah yoke plat V-String pada tower AA setelah kawat pilot
ditarik.
ROB tergantung di bawah plat pada titik cross-arm tower tension. Kemudian dipasang
menggunakan sling baja yang memungkinkan penyetelan sesuai sudut tarikan selama
proses stringing.

7.5. Esteger
Pemasangan Esteger diperlukan apabila melewati crossing jalan atau crossing jalur
Tegangan Menengah atau Tegangan Rendah. Pemasangan Esteger ini digunakan
untuk pengaman pada saat pelaksanaan stringing.

7.6. Backstays
Untuk beban normal, Terminal tower tidak memerlukan backstays. Earthwire
crossarms tidak memerlukan backstays.
Backstays akan diperlukan di bagian lain section tower dimana conductors secara
temporer diterminasi .
Tower DD/EE akan di backstayed dari body tower
Tower BB/CC akan dibackstay dari crossarm nya
Dua tali kawat baja (dia > 12.5 mm) dipasang pada masing-masing crossarm. Harus
diperhatikan dan dijaga jangan sampai merusak galvanis.
Backstays akan di angkur ke tanah menggunakan blok beton pada sledges. Jarak yang
minimum dari tower ke angkur adalah untuk memastikan backstays diletakkan 30º
dengan tanah.
Apabila posisi ujung konduktor berada ditengah bentangan antara dua tower, maka
konduktor akan diangkur secara terpisah menggunakan temberang tersendiri.
Backstay diangkur ke tanah cukup kuat dan baik, hal ini menjadi tanggung jawab
engineer.

7.7. Pilot Stringing


Jarak melebar Lima Puluh Dua meter dibawah kedua circuits akan dibebaskan. Jalan,
Persimpangan, rumah, tanaman, dll, akan di lindungi dengan perancah.
Delapan ikatan pilot 10 mm (satu dari tiap crossarm) ditarik ke masing-masing section
baik secara manual atau dengan mesin. Ikatan kawat pilot untuk conductor utama
diletakkan di tengah katrol di running out block. Block dan kawat pilot dinaikan dan
tempelkan pada yoke plate insulator atau titik crossarm menggunakan winch.
Earthwire pilot bonds berada di earthwire blocks dan dinaikkan ke earthwire crossarm.
Pada tiap section penarikan terdapat satu buah winch disatu ujung dan sebuah
tension diujung lainnya. Drum kabel konduktor ataupun kawat pentanahan diletakkan
pada stand dibelakang tensioner. Salah satu earthwire digunakan tensioner dan

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 18 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

sebelumnya dihubungkan ke tarikan kawat yang paling luar. Ujung lainnya dari
earthwire berada di winch. Winch kemudian ditarik earthwire ke section. Tegangan
disimpan earthwire di bawah tegangan dan bebas dari tanah dan penghalang lain.
Kemudian earthwire mendekat ke posisi winch yang ditangkap dan backhung lainnya
di tower, dipegang oleh angkur.

Proses diulangi untuk OPGW


Conductor pilot bond dipasang untuk heavy pilot bonds dan ditarik ke section. Heavy
pilot bond kemudian digunakan untuk menarik conductor utama ke dalam section.
Heavy Pilot Bond digunakan untuk menarik konduktor utama ke sektor penariikan.
Pertama-tama bagian atas konduktor ditarik keluar, diikuti bagian tengah dan bawah
konduktor.

Pada saat tower diangkat Pengangkatan tower ke atas perlu menggunakan holding-
down block atau yang sejenis untuk mencegah pilot bond lepas dari running – out
block.

7.8. Tension Stringing


Conductor akan meregang dibawah tension menggunakan winch dan mesin tensioner
dengan kapasitas yang diperlukan supaya terhindar dari hubungan dengan semua
obstacle, dengan cara seperti itu pengausan dan korosi konduktor tidak terjadi.
Tension konduktor dikontrol oleh mesin yang beroperasi dengan instruksi yang direlay
oleh radio.
Setiap akhir fase, konduktor dipindahkan dari stringing machine ke angkur ditanah.
Pencatatan drum harus disimpan pada “Drum Number Records”. Dan diserahkan ke
Project Office.

7.9. Mid-Span Joints


Jika panjang tarikan konduktor/kabel tanah sedemikian panjang melebihi 1 drum,
maka perlu ujung kabel drum pertama disambung dengan drum berikutnya
menggunakan stocking. Ketika stocking melewati tensioner, konduktor/kabel tanah
diambil menggunakan clamp dan alat pengangkat. Stoking memungkinkan
dipindahkan dan disambung memakai mid span joint.
Sambungan tengah harus dipastikan lurus dengan cukup tekanan menggunakan dies.
Pelindung sambungan dipasang menutupi mid span joint diusahakan di tengah
sambungan span untuk menghindari kerusakan ketika sampai running –out blocks. Ini
dipindahkan setelah MSJ melalui running – out block yang terakhir. GSW earthwire
tidak memerlukan perlindungan sambungan.
Wiring engineer akan memberikan respon untuk membuat tekanan pada sambungan
dan mengacu ke lokasi di masing-masing section untuk orang yang berkompenten .
Acuan dari semua jointer yang kompenten akan dijaga.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 19 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

7.10. Sagging
Ketika section yang melengkung ke earthwire dan conductor akan dibawa keluar dari
satu ujung ke ujung yang lain. Conductor akan menjadi tegang atau melengkung
menurut ‘sag data book’ dibuat untuk kontrak.
Dalam penentuan sagging selalu berpedoman kepada lembar rencana sagging yang
telah dihitung sesuai dengan conductor yang dipakai (sagging schedule chart) dan
telah disetujui oleh Direksi Proyek.
Selain itu Tangent – Sag atau metode Half Span yang melengkung akan digunakan
menggantung pada tanah lapang.

7.11. Tangent Sag


Theodolite di atur untuk sebuah tower di lengkungan span. Panjang span diperlukan
sag dan perbedaan ketinggian dimasukkan ke program perhitungan khusus yang
kemudian dihitung keperluan sudut untuk masing-masing conductor. Conductor
diangkat atau diturunkan sampai segaris dengan pandangan theodolite.

7.12. Half Span Sag


Ketinggian yang paling bawah dipastikan untuk kaki tower di jarak yang sama ke sag
yang diperlukan mengikuti crossarm masing-masing. Ini dipastikan mendekati nilai di
tower selanjutnya. Conductor diangkat atau diturunkan sampai segaris dengan
pandangan dari ketinggian.
Erection sags dan tensions diambil dari tata cara sag data book khusus untuk kontrak
ini. Proses sagging hanya akan dikerjakan dengan orang yang kompeten yang
ditugaskan sebagai wiring engineer. Sag akan di periksa beberapa span dari tiap
section sagging mengacu pada table. Semua span yang lebih dari 500 m akan diukur.
No Span/section 1 2-6 7-15 16 atau lebih
No ukuran span 1 2 3 4
Setelah pengaturan tanggal, waktu, temperature dan lengkung dan, akan mengacu ke
sag data book dan ditandatangani oleh orang yang berkompeten. Hasilnya akan
menjadi bagian dari laporan final dari kontrak.

7.13. Dead Ending


Dead ending terjadi hanya di sudut tower dan plat yang digunakan untuk kemanan
pada operasi ini. Ini di letakkan di bawah titik crossarm.
Klem dipasang pada konduktor, juga di samping crossarm, - 2,0 m mendekati ujung
insulator string. ASWR sling dan pull-lifts menarik tension konductor sampai slack
muncul antara klem. Slack conductor yang memotong sepanjang 3 m dibelakang
masing-masing klem come along. Sag diatur disamping crossarm. Linkage dan sag
adjusters di tanah conduktor diukur, dipotong dan dicoba dengan dead ends.
Insulator dan fittings diangkat ke plat di tiap crossarm menggunakan winch. Tower
dengan perbedaan yang signifikan, disesuaikan dengan tanah untuk memastikan
bahwa insulators tidak lebih dari setengah garis luar insulator. Jadwal dari setting
yang diperlukan akan disetujui oleh koordinator engineering.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 20 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Kehilangan ujung dari insulator string lebih naik dan dicoba untuk dead end. Pull lifts
dilepaskan dan klem come along dipindahkan.
Penyesuaian akhir dari live end sag adjuster mungkin dapat dibuat untuk memastikan
sag yang benar di tiap conductor.

7.14. Clamping In
Setelah sagging di tiap section selesai, klem di suspension tower dapat diproses.
Armour rods ditempelkan di samping running out block. Tali kawat baja V-sling ditarik
ke crossarm dan diangkat sedekat mungkin ke yoke plate. Nylon straps dicoba
mengelilingi armour rods di tengah antara conductors diangkat sampai nylon straps
dapat menempel pada yoke plate. Dua conduktor kemudian diangkat sampai semua
conductor bersih dari running out block sheaves. Gerbang running out block dibuka
dan blok diturunkan ke tanah. Dua conductor dibawa ke atas dan ditarik sampai
suspension clamps di ujung atas dari yoke plate. Dua conductor dipegang di dalam
nylon straps kemudian ditarik ke dalam suspension clamps di bawah yoke plate.

7.15. Spacering
Spaser dampers ditarik ke conductor setelah selesai pengeklemannya. Trolley ditarik
dengan system pengereman yang digunakan untuk membawa seorang ahli garis dan
diperlukan nomer dari spaser dampers along tiap phase. Trolley ditarik dan diturunkan
dari tower menggunakan polypropylene rope dipasang melalui block dipasang pada
conductor di ujung insulator string.
Spanometer digunakan untuk memastikan jarak dampers dengan ditarik kearah yang
benar mengacu pada jadwal yang disampaikan oleh koordinator teknik.
Torque wrench digunakan untuk memastikan baut dikencangkan untuk tegangan yang
benar. Tenaga teknik untuk wiring harus memastikan torque wrenches secara teratur
di kalibrasi.

7.16. Jumpering of Tension Towers


Jumpers digunakan hanya di sudut tower dan ditarik setelah sagging dan dead ending
lengkap dan di install ke pemeriksaan diagram kabel yang relevan.
4 Lengan konduktor lebih panjang daripada panjang yang diharapkan dari jumper,
yang dipotong dan jumpers plat sambung ditekan ke salah satu ujung. Jumpers
dinaikkan dan ditarik ke salah satu ujung. Ujung yang lain ditarik ke samping titik
ujung dan disesuaikan sampai pemeriksaan yang ditetapkan tercapai. Semua pengatur
jarak, dll. Seharusnya dicoba, diperlukan, untuk operasi ini. Conductor dibuat untuk
memotong titik ketika dicapai pemeriksaan yang memuaskan.
Jumpers kemudian diturunkan ke tanah dan dilepaskan ujungnya dengan memotong
dan menarik menggunakan jumper lug. Jumper di install dan diperiksa lagi. Panjang
akhir mengacu pada penggunaan jumpers yang sejenis di tower.
Pemeriksaan dengan pengecekan setelah tiap jumper dicoba.
Setelah jumpers selesai dicoba, sambungan dari ujung akan dipastikan dan mengacu
pada format “jointing record for compression dead end fittings”.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 21 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

7.17. Downleads
Semua downleads menegang sesuai gambar yang dimaksud.
Perijinan untuk bekerja akan diperlukan untuk bekerja di setiap struktur sub station.

7.18. OPGW
Methode penarikan OPGW seperti pada conductor yang lain. Perbedaan penting
adalah OPGW dikirim dalam pre-cut lengths jadi posisi sambungan jatuh pada tower
yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dan tidak ada joint di tengah span dan setiap usaha harus dibuat untuk menghindari
bahaya dari fibre optical dalam OPGW. OPGW diturunkan dari tower yang dipilih ke
ACD dan dijamin aman pada jarak 2 meter dari klem support.
Sambungan khusus dibuat untuk sambungan ujung yang bersebelahan dengan tarikan
OPGW. Penyambungan adalah prosedur khusus yang membawa keluar mendekati
dasar tower dan menghasilkan sambungan di posisinya dalam tempat baja di ACD
OPGW tidak boleh dibengkokkan atau dipatahkan. OPGW hanya boleh diklem dengan
grip khusus yang telah ditentukan.
Catatan : Drum harus disusun menggunakan format yang ada. Ini harus dibuat untuk
kelengkapan kantor proyek.

7.19. Pemadaman (Outage work)


Tidak diperkenankan memanjat struktur tower kecuali Wiring Engineer dapat
menunjukan izin yang diperlukan dan meyakinkan bahwa seluruh line mati.
Seluruh line harus dianggap masih hidup kecuali ada bukti bahwa line sudah mati.
Struktur disisi lainnya yang dipanjat, semua konduktor phasa harus ditanahkan, dan
pentanahan diinspeksi untuk meyakinkan bahwa sudah diikat ke tower.
Perijinan untuk sistem kerja harus ditekankan, dimana detail-detail terdapat pada
PLN’s Safety Guidelines. Tidak seorangpun boleh melakukan tindakan tanpa menerima
instruksi tertulis dari Wiring Engineer.

7.20. Stringing Checking


Pemeriksaan terakhir dilakukan oleh wiring engineer dan tim inspeksi. Apabila sudah
mencukupi dimana konduktor sudah dipasang pada tempatnya dan sudah disagging
dengan benar, Wiring Engineer yang menyelesaikan dan menandatangani Form
Inspeksi.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 22 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 8

SAFETY
(Keselamatan Kerja)

8.1. Pendahuluan
Keselamatan kerja merupakan unsur penting dari penilaian kualitas penyelesaian
proyek. Keselamatan kerja dapat mengakibatkan kerugian materi maupun manusia
yang tentunya akan berpengaruh langsung terhadap pendapatan keuntungan dari
pelaksanaan suatu proyek. Pelaksanaan Proyek yang melibatkan material dan tenaga
kerja serta melibatkan kontak dengan energi atau suatu bahan selalu mengandung
unsur resiko kerja yang berupa kecelakaan. Pada Proyek Pekerjaan Pembangunan
SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) – Sukamara Section 1 tentu tidak terlepas dari
adanya resiko kecelakaan kerja. Dalam pelaksanaan proyek di lapangan pelaksana
proyek (kontraktor) dituntut untuk dapat memenuhi standart keselamatan kerja yang
merupakan bagian dari prosedur keselamatan kerja yang menjadi syarat pencapaian
kualitas pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu kontraktor pelaksana proyek harus
memenuhi standart keselamatan kerja yang menjadi bagian integral dalam suatu
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja. Kontraktor harus menerapkan prosedur
keselamatan kerja dalam lingkungan pekerjaan yang secara berkala diadakan
peninjauan tentang penerapannya di lapangan sehingga dapat diambil langkah-
langkah perbaikan prosedur kerja oleh manajemen perusahaan.

8.2. Konsep Dasar


Untuk mengimplementasikan suatu metode keselamatan kerja para pelaksana
proyek/kontraktor harus memahami beberapa bagian penting yang merupakan konsep
dasar dari keselamatan kerja. Yaitu bahwa keselamatan kerja merupakan suatu
keharusan dari sebuah manajemen perusahaan yang modern. Dampak dari
rendahnya perhatian terhadap keselamatan kerja adalah timbulnya kerugian dalam
proses, mulai dari yang kecil hingga mengakibatkan kebangkrutan suatu perusahaan.
Kerugian lainnya yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja adalah kerugian akibat
kehilangan/kerusakan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Untuk
memahami prosedur keselamatan kerja perlu dimengerti beberapa istilah dalam
lingkup prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Ada beberapa istilah yang
berhubungan dengan kecelakaan kerja diantaranya adalah :
- Kondisi Nyaris Celaka
Yaitu suatu kejadian yang tidak diinginkan/diharapkan yang apabila berdampak
lebih buruk dapat menimbulkan luka pada manusia, kerugian material maupun
kerugian proses. Kerugian proses adalah kerugian yang dialami oleh perusahaan
baik secara langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh adanya
kondisi nyaris celaka tersebut.
- Kecelakaan
Yaitu suatu kondisi yang tidak diinginkan / diharapkan yang berakibat
menimbulkan luka pada manusia, kerusakan harta benda dan kerugian proses.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 23 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

- Bahaya
Yaitu suatu sumber atau suatu keadaan yang berpotensi untuk menimbulkan
kerugian pada manusia, kerugian harta benda, kerugian proses maupun kerugian
lingkungan sekitar.
- Resiko
Yaitu suatu kombinasi dari kemungkinan dan akibat yang dapat ditimbulkan dari
suatu kejadian berbahaya.

8.3. Manajemen Keselamatan Kerja


Sebelum memulai/melaksanakan suatu proyek harus disusun suatu prosedur
keselamatan kerja. Penyusunan prosedur keselamatan kerja, pengawasan
implentasinya di lapangan dan evaluasinya dilakukan oleh suatu manajemen
keselamatan kerja yang dipimpin oleh seorang Safety Manager/Manajer Keselamatan
Kerja yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Ada beberapa hal yang
menjadi bagian yang sangat penting dari suatu proses manajemen keselamatan kerja
yaitu Analisa Resiko dan Prosedur Keselamatan Kerja.
ANALISA RESIKO adalah tindakan menganalisa proses suatu pekerjaan dengan
memerinci pekerjaan yang diduga dapat menimbulkan suatu resiko kecelakaan kerja.
Dalam proyek Pekerjaan Pembangunan SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) – Sukamara
Section 1 dapat diuraikan beberapa item pekerjaan yang dapat menimbulkan resiko
kecelakaan kerja yaitu :
- Aktifitas survey
- Mobilisasi material
- Pembuatan pondasi
- Pemasangan tower
- Pemasangan asesoris tower
- Stringing
- Pengetesan
Analisa resiko ini akan diuraikan menjadi suatu prosedur keselamatan kerja yang akan
dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikutnya.
PROSEDUR KESELAMATAN KERJA adalah panduan bagi para pelaksana tugas di
lingkungan proyek yang wajib untuk ditaati dan dilaksanakan agar dapat
meminimalkan resiko kecelakaan kerja. Prosedur keselamatan kerja ini dibuat
berdasarkan Analisa Resiko yang berupa rincian pekerjaan yang kemungkinan dapat
menimbulkan kecelakaan kerja. Prosedur keselamatan kerja ini disusun oleh tim
manajemen keselamatan kerja berdasarkan analisa resiko yang sudah dilaksanakan.
Posedur keselamatan kerja yang harus dilaksanakan dalam setiap bagian pekerjaan
proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Survey
Setiap tim yang akan melaksanakan survey lapangan harus mengajukan ijin kerja
dengan mengisi form ijin kerja yang diketahui oleh Safety Manager atau petugas
yang ditunjuk. Selanjutnya Safety Manager akan memberikan rekomendasi kepada
pimpinan/atasan yang berkompeten untuk DIIJINKAN atau TIDAK DIIJINKAN
melaksanakan aktifitas survey setelah terlebih dulu melakukan pengecekan
kelengkapan keselamatan tim yang akan melaksanakan survey. Prosedur
keselamatan survey meliputi beberapa hal yaitu :

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 24 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

- Tim survey harus membawa perlengkapan keselamatan standart berupa :


Sepatu safety, helm kerja, lampu penerangan (apabila survey malam hari),
perlengkapan P3K dan peralatan penunjang keselamatan lainnya.
- Untuk survey pada daerah yang belum pernah dilewati
(pegunungan/hutan/rawa-rawa) harus mengikutsertakan pemandu lokal untuk
memberi peringatan dini terhadap resiko bahaya yang sering muncul di daerah
tersebut selain juga sebagai penunjuk jalan.
- Tim survey harus dilengkapi dengan peralatan komunikasi agar dapat
menginformasikan secepat mungkin kepada atasan atau pihak keselamatan
kerja apabila terjadi suatu insiden kecelakaan kerja pada saat survey.
- Ijin Kerja yang telah ditanda tangani oleh manajemen perusahaan harus selalu
dibawa selama melaksanakan survey dan dikembalikan kepada manager
safety setelah survey selesai dilaksanakan.

b. Mobilisasi Material
Mobilisasi material yang dimaksud dalam lingkup manajemen keselamatan kerja
adalah mobilisasi material yang dilakukan dari gudang material kontraktor ke
lokasi proyek. Tidak termasuk untuk mobilisasi material dari vendor material ke
gudang kontraktor dikarenakan mobilisasi tersebut masalah keselamatan kerja
sepenuhnya merupakan tanggung-jawab pihak vendor pengadaan material.
Sebelum melaksanakan aktifitas mobilisasi material, pelaksana tugas mobilisasi
material harus memenuhi beberapa prosedur keselamatan kerja khusus untuk
pekerjaan mobilisasi material sebagai berikut :
- Tenaga bongkar muat atau pemindahan barang harus dilengkapi dengan
perlengkapan keselamatan seperti sepatu safety (untuk bongkar muat barang-
barang yang berat) dan kaos tangan (untuk bongkar muat barang-barang
yang tajam yang dapat melukai badan)
- Jumlah tenaga bongkar-muat atau pemindahan barang harus mencukupi
sesuai dengan berat dan volume dari barang-barang yang akan dibongkar-
muat atau dipindahkan.
- Untuk barang-barang dengan berat diatas 50 Kg. disarankan untuk
menggunakan alat pengangkat atau pemindah seperti forklift/katrol/trolly.
- Kemasan barang-barang harus cukup aman dari kebocoran
- Lokasi bongkar muat atau pemindahan barang harus mendapatkan
penerangan yang cukup.
- Lokasi bongkar muat harus diberi tanda atau rambu-rambu sedemikian rupa
sehingga tidak ada ancaman bahaya yang mungkin diakibatkan oleh pihak luar
area bongkar muat.
- Mobiliasi material dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan alat
transportasi yang memadai kapasitasnya sesuai dengan berat material yang
dipindahkan.
- Penempatan material disusun sedemikian rupa agar tidak menimbulkan resiko
yang membahayakan keselamatan sekitar dan memudahkan dalam
pengecekan maupun pengambilan kembali. Penempatan material dipisahkan

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 25 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

antara material yang umum dan tidak berbahaya dengan material/bahan


cairan, bahan mudah terbakar, bahan mudah meledak, bahan kimia
berbahaya.

c. Pembuatan Pondasi Tower


Prosedur keselamatan kerja pada pekerjaan pembuatan pondasi tower dibedakan
dalam 3 (tiga) tahapan yaitu tahapan penggalian, tahapan pembesian dan
tahapan pengecoran pondasi tower. Prosedur keselamatan kerja untuk pembuatan
pondasi tower adalah sebagai berikut :

c.1. Penggalian Pondasi Tower


- Sebelum melaksanakan pekerjaannya kepala regu penggalian harus
mengajukan ijin kerja dengan mengisi formulir ijin kerja yang diketahui
oleh Safety Manager atau petugas yang ditunjuk. Selanjutnya Safety
Manager akan mengecek perlengkapan keselamatan sesuai dengan
standart prosedur keselamatan kerja yang ada untuk kemudian
merekomendasikan ijin kerja tersebut kepada atasan yang berkompeten.
- Area penggalian harus diberi batas (bowplank) dan rambu-rambu
secukupnya.
- Apabila galian pondasi cukup dalam maka harus dipasang turap penahan
tanah yang mencukupi agar mengurangi resiko runtuhnya dinding galian.
Pada keempat sisi lubang galian harus dipasang papan peringatan yang
cukup jelas untuk orang sekitar yang tidak berkepentingan agar tidak
mendekati bibir lubang pondasi.
- Penggalian dengan excavator harus dilaksanakan oleh operator yang telah
bersertifikat dan berpengalaman. Area kerja excavator harus diberi rambu
secukupnya dan diamankan untuk mencegah kecelakaan pada orang
disekelilingnya pada saat excavator bermanuver.
- Penggalian dengan tenaga manual setiap pekerja harus dilengkapi dengan
sepatu safety dan perlengkapan penunjang lainnya.
- Setiap pelaksanaan penggalian harus diawasi oleh pengawas
proyek/teknisi yang berkompeten.
- Harus disediakan di sekitar lokasi kerja perlengkapan untuk P3K dan
peralatan evakuasi apabila terjadi kecelakaan akibat dinding galian runtuh.
- Pekerjaan yang dilakukan pada malam hari harus disediakan lampu
penerangan yang memadai.
- Selama melaksanakan pekerjaan ijin kerja harus selalu dibawa oleh kepala
regu penggalian dan dikembalikan kepada Safety Manager apabila
pekerjaan telah selesai dilaksanakan.

c.2. Pembesian Pondasi Tower


- Sebelum melaksanakan pekerjaannya kepala regu pembesian pondasi
tower harus mengajukan ijin kerja dengan mengisi formulir ijin kerja yang
diketahui oleh Safety Manager atau petugas yang ditunjuk. Selanjutnya
Safety Manager akan mengecek perlengkapan keselamatan sesuai dengan
KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 26 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

standart prosedur keselamatan kerja yang ada untuk kemudian


merekomendasikan ijin kerja tersebut kepada atasan yang berkompeten.
- Area kerja harus diberi batas dan rambu-rambu secukupnya.
- Untuk pemasangan pembesian harus memperhatikan keamanan ikatan-
ikatan besi tulangan. Pastikan bahwa pembesian telah terikat dengan baik.
- Semua pekerja pembuatan pondasi harus dilengkapi dengan sepatu
safety, helm kerja, sarung tangan dan perlengkapan penunjang
keselamatan lainnya.
- Pelaksanaan pembesian pondasi harus diawasi oleh pengawas
proyek/teknisi yang berkompeten.
- Harus disediakan di sekitar lokasi kerja perlengkapan untuk P3K dan
peralatan evakuasi apabila terjadi kecelakaan kerja.
- Pekerjaan yang dilakukan pada malam hari harus disediakan lampu
penerangan yang memadai.
- Selama melaksanakan pekerjaan ijin kerja harus selalu dibawa oleh kepala
regu dan dikembalikan kepada Safety Manager apabila pekerjaan telah
selesai dilaksanakan.

c.3. Pengecoran Pondasi Tower


- Sebelum melaksanakan pekerjaannya kepala regu pengecoran pondasi
tower harus mengajukan ijin kerja dengan mengisi formulir ijin kerja yang
diketahui oleh Safety Manager atau petugas yang ditunjuk. Selanjutnya
Safety Manager akan mengecek perlengkapan keselamatan sesuai dengan
standart prosedur keselamatan kerja yang ada untuk kemudian
merekomendasikan ijin kerja tersebut kepada atasan yang berkompeten.
- Area kerja harus diberi batas dan rambu-rambu secukupnya.
- Untuk pemasangan bekisting pondasi harus memperhatikan keamanan
konstruksi bekisting. Pastikan bahwa bekisting cukup kuat menahan beban
beton yang akan dimasukkan.
- Semua pekerja pengecoran pondasi harus dilengkapi dengan sepatu
safety, helm kerja, sarung tangan dan perlengkapan penunjang
keselamatan lainnya.
- Pelaksanaan pengecoran pondasi harus diawasi oleh pengawas
proyek/teknisi yang berkompeten.
- Harus disediakan di sekitar lokasi kerja perlengkapan untuk P3K dan
peralatan evakuasi apabila terjadi kecelakaan kerja.
- Pekerjaan yang dilakukan pada malam hari harus disediakan lampu
penerangan yang memadai.
- Selama melaksanakan pekerjaan ijin kerja harus selalu dibawa oleh kepala
regu dan dikembalikan kepada Safety Manager apabila pekerjaan telah
selesai dilaksanakan.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 27 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

d. Pemasangan Tower
Pemasangan tower adalah pekerjaan yang sangat beresiko tinggi bagi
keselamatan jiwa pekerja maupun orang disekitarnya. Resiko yang sering terjadi
adalah jatuhnya benda-benda dari ketinggian, jatuhnya pekerja tower dan yang
paling parah adalah runtuhnya bangunan tower. Untuk mengantisipasi beberapa
hal tersebut pekerja installasi tower harus mentaati dan melaksanakan prosedur
keselamatan kerja sebagai berikut :

- Sebelum melaksanakan pekerjaannya kepala regu pemasangan tower harus


mengajukan ijin kerja dengan mengisi formulir ijin kerja yang diketahui oleh
Safety Manager atau petugas yang ditunjuk. Selanjutnya Safety Manager akan
mengecek perlengkapan keselamatan sesuai dengan standart prosedur
keselamatan kerja yang ada untuk kemudian merekomendasikan ijin kerja
tersebut kepada atasan yang berkompeten.
- Semua pekerja / orang yang memasuki area kerja pemasangan tower harus
memakai perlengkapan standart keselamatan kerja yaitu sepatu safety dan
helm kerja.
- Harus ada larangan bagi orang yang tidak berkepentingan agar tidak
memasuki area kerja.
- Perlengkapan P3K harus tersedia di area kerja pemasangan tower.
- Tidak diperbolehkan bekerja pada ketinggian pada malam hari, pada saat
hujan/banyak petir dan pada kondisi angin kencang.
- Pekerja pemasangan tower haruslah orang yang berpengalaman di bidangnya,
sehat dan bermental baik.
- Pelaksanaan pemasangan tower harus diawasi oleh pengawas proyek/teknisi
yang berkompeten.
- Pekerja yang memanjat tower harus memakai sabuk pengaman.
- Tidak diperbolehkan membawa peralatan terlalu berat. Untuk pengangkatan
peralatan yang berat diharuskan memakai alat bantu/katrol.
- Semua perlengkapan untuk pemanjat harus dipastikan dapat berfungsi
dengan baik dan terikat dengan aman.
- Pekerja di ketinggian dan pekerja di muka tanah harus dilengkapi dengan
peralatan untuk komunikasi.
- Tidak diperbolehkan berada di bawah tower pada saat pemasangan tower
dilaksanakan kecuali dalam rangka darurat.
- Selama melaksanakan pekerjaan ijin kerja harus selalu dibawa oleh kepala
regu dan dikembalikan kepada Safety Manager apabila pekerjaan telah selesai
dilaksanakan.

e. Pemasangan Asesoris Tower


Pemasangan asesoris tower adalah pekerjaan memasang perlengkapan pada
daerah puncak tower. Karena berada pada ketringgian maka pekerjaan ini juga
sangat beresiko tinggi bagi keselamatan jiwa pekerja maupun orang

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 28 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

disekitarnya. Resiko yang sering terjadi adalah jatuhnya benda-benda dari


ketinggian dan jatuhnya pekerja tower. Untuk mengantisipasi beberapa hal
tersebut pekerja installasi asesoris tower harus mentaati dan melaksanakan
prosedur keselamatan kerja sebagai berikut :
- Sebelum melaksanakan pekerjaannya kepala regu pemasangan asesoris
tower harus mengajukan ijin kerja dengan mengisi formulir ijin kerja yang
diketahui oleh Safety Manager atau petugas yang ditunjuk. Selanjutnya Safety
Manager akan mengecek perlengkapan keselamatan sesuai dengan standart
prosedur keselamatan kerja yang ada untuk kemudian merekomendasikan ijin
kerja tersebut kepada atasan yang berkompeten.
- Semua pekerja / orang yang memasuki area kerja pemasangan asesoris tower
harus memakai perlengkapan standart keselamatan kerja yaitu sepatu safety,
sarung tangan, sabuk pengaman dan helm kerja.
- Harus ada larangan bagi orang yang tidak berkepentingan agar tidak
memasuki area kerja pemasangan asesoris tower.
- Perlengkapan P3K harus tersedia di area kerja pemasangan asesoris tower.
- Tidak diperbolehkan bekerja pada ketinggian pada malam hari, pada saat
hujan/banyak petir dan pada kondisi angin kencang.
- Pekerja pemasangan asesoris tower haruslah orang yang berpengalaman di
bidangnya, sehat dan bermental baik.
- Pelaksanaan pemasangan asesoris tower harus diawasi oleh pengawas
proyek/teknisi yang berkompeten.
- Pekerja yang memanjat tower harus memakai sabuk pengaman.
- Tidak diperbolehkan membawa peralatan/perlengkapan terlalu berat. Untuk
pengangkatan peralatan/asesoris tower yang berat diharuskan memakai alat
bantu/katrol.
- Semua perlengkapan untuk pemanjat harus dipastikan dapat berfungsi
dengan baik dan terikat dengan aman.
- Pekerja di ketinggian dan pekerja di muka tanah harus dilengkapi dengan
peralatan untuk komunikasi.
- Tidak diperbolehkan berada di bawah tower pada saat pemasangan asesoris
tower dilaksanakan kecuali dalam rangka darurat.
- Selama melaksanakan pekerjaan ijin kerja harus selalu dibawa oleh kepala
regu dan dikembalikan kepada Safety Manager apabila pekerjaan telah selesai
dilaksanakan.

f. Stringing
Pekerjaan Stringing adalah pekerjaan instalasi kabel listrik yang biasa dilakukan
setelah pekerjaan tower selesai dilaksanakan. Karena pertambatan kabelnya
berada di daerah puncak tower maka pekerjaan ini juga sangat beriko terhadap
adanya kecelakaan kerja. Untuk itu para pelaksana pekerjaan tersebut harus
mentaati dan melaksanakan prosedur keselamatan kerja sebagai berikut :

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 29 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

- Sebelum melaksanakan pekerjaannya kepala regu stringing harus mengajukan


ijin kerja dengan mengisi formulir ijin kerja yang diketahui oleh Safety
Manager atau petugas yang ditunjuk. Selanjutnya Safety Manager akan
mengecek perlengkapan keselamatan sesuai dengan standart prosedur
keselamatan kerja yang ada untuk kemudian merekomendasikan ijin kerja
tersebut kepada atasan yang berkompeten.
- Semua pekerja stringing harus memakai perlengkapan standart keselamatan
kerja yaitu sepatu safety, helm kerja, sabuk pengaman dan sarung tangan.
- Harus ada larangan bagi orang yang tidak berkepentingan agar tidak
memasuki area kerja stringing.
- Perlengkapan P3K harus tersedia di area kerja stringing.
- Tidak diperbolehkan melaksanakan stringing pada malam hari, pada saat
hujan/banyak petir dan pada kondisi angin kencang.
- Pekerja stringing haruslah orang yang berpengalaman di bidangnya, sehat dan
bermental baik.
- Pelaksanaan stringing harus diawasi oleh pengawas proyek/teknisi yang
berkompeten.
- Pekerja yang memanjat tower harus memakai sabuk pengaman.
- Bagi pemanjat tower tidak diperbolehkan membawa peralatan/perlengkapan
terlalu berat. Untuk pengangkatan kabel diharuskan memakai alat
bantu/katrol.
- Semua peralatan untuk stringing harus dipastikan dapat berfungsi dengan baik
dan dalam jumlah yang cukup.
- Jumlah pekerja stringing harus mencukupi sesuai dengan panjang kabel yang
ditarik. Di setiap regu-regu penarik kabel harus dilengkapi dengan peralatan
komunikasi.
- Tidak diperbolehkan berada di bawah tower pada saat pemasangan kabel
pada tower dilaksanakan kecuali dalam rangka darurat.
- Peralatan/konstruksi bambu penyangga kabel harus berjumlah cukup serta
dalam kondisi aman dan kuat menahan beban kabel.
- Selama melaksanakan pekerjaan ijin kerja harus selalu dibawa oleh kepala
regu dan dikembalikan kepada Safety Manager apabila pekerjaan telah
selesai dilaksanakan.

g. Pengetesan
Pekerjaan pengetesan adalah tahap akhir dari proses pelaksanaan suatu proyek
yang merupakan proses pengujian/penghitungan kualitas dan kuantitas pekerjaan
sebagai syarat untuk serah terima pekerjaan dari kontraktor pelaksana kepada
pemilik proyek. Tim pengetesan biasanya terdiri atas perwakilan dari pihak
kontraktor dan petugas yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melakukan
pengetesan secara bersama-sama. Prosedur keselamatan kerja untuk pengetesan
adalah sebagai berikut :

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 30 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

- Sebelum melaksanakan pekerjaannya kepala tim pengetesan dari pihak


kontraktor harus mengajukan ijin kerja dengan mengisi formulir ijin kerja yang
diketahui oleh Safety Manager atau petugas yang ditunjuk. Selanjutnya Safety
Manager akan mengecek perlengkapan keselamatan sesuai dengan standart
prosedur keselamatan kerja yang ada untuk kemudian merekomendasikan ijin
kerja tersebut kepada atasan yang berkompeten.
- Semua personil pengetesan harus dilengkapi dengan perlengkapan standart
keselamatan kerja.
- Personil yang akan melaksanakan pengetesan harus orang yang
berpengalaman dan mengetahui seluk-beluk prosedur pengetesan.
- Selama melaksanakan pengetesan ijin kerja harus selalu dibawa oleh ketua
tim pengetesan dan dikembalikan kepada Safety Manager apabila pengetesan
telah selesai dilaksanakan.

8.4. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi adalah proses mengamati dan menilai suatu program apakah program
tersebut telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan harapan. Evaluasi pelaksanaan
keselamatan kerja tentu merupakan suatu keharusan yang akan menjadi pijakan
dalam perbaikan-perbaikan metode kerja di lapangan. Tanpa evaluasi prosedur
keselamatan kerja tidak akan mungkin dapat berjalan efektif sesuai dengan harapan
manajemen.
Dokumentasi adalah proses menyimpan, mengabadikan suatu kejadian dengan tujuan
agar dapat terkumpul menjadi suatu data yang dapat dianalisa untuk dijadikan acuan
dalam mengambil langkah-langkah perbaikan suatu prosedur keselamatan kerja pada
masa-masa yang akan datang. Beberapa hal yang harus didokumentasikan adalah
kejadian kecelakaan kerja, dokumen ijin, dokumen perlengkapan keselamatan kerja,
prosedur keselamatan kerja dll.
Pada bagan alur kerja berikut ini menggambarkan bahwa sistem manajemen
keselamatan kerja selalu dimulai dari mengurai atau memerinci metode kerja yang
akan dilaksanakan pada pengerjaan proyek. Metode kerja tersebut adalah panduan
dari manajemen proyek kepada semua bagian pelaksana proyek untuk dilaksanakan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dari Metode Kerja yang
ada akan dianalisa oleh bagian keselamatan kerja untuk diformulasikan dalam bentuk
prosedur keselamatan kerja. Dalam pelaksanaannya system manajemen keselamatan
kerja akan melakukan observasi untuk mengevaluasi penerapan prosedur keselamatan
kerja apakah sudah efektif atau belum. Apabila pelaksanaannya telah cukup baik
dibuktikan dengan angka kecelakaan yang nol (zero accident) maka prosedur tersebut
jalan terus. Namun sebaliknya jika ternyata masih terdapat kecelakaan kerja maka
akan dilakukan usulan perbaikan metode kerja kepada manajemen perusahaan
sehingga nantinya prosedur kerja akan dibuat lagi dengan harapan mampu
meminimalkan angka kecelakaan.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 31 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

ALUR PENGENDALIAN RESIKO

START

METODE KERJA

ANALISA RESIKO

PROSEDUR
KESELAMATAN KERJA

NOK
EVALUASI ?

OK

END

Dalam pelaksanaan program keselamatan kerja di lapangan peran seorang safety


manager/manajer keselamatan kerja sungguh sangat menentukan. Manajer
keselamatan kerja berwenang untuk menghentikan suatu aktifitas pekerjaan apabila
dinilai dapat membahayakan keselamatan material, pekerja, maupun lingkungan di
sekitarnya. Untuk itu semua proses pelaksanaan pekerjaan harus dibawah
pengawasan atau sepengetahuan manajer keselamatan kerja. Manajer keselamatan
kerja dapat menunjuk seorang petugas yang akan melaksanakan pengamatan di
lapangan maupun pengecekan terhadap perlengkapan kerja. Meskipun manajer
keselamatan kerja ini mempunyai wewenang yang menentukan namun dia tetap
harus melaporkan segala tindakannya kepada manajemen perusahaan.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 32 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

ALUR PENGAJUAN IJIN KERJA

START

PELAKSANA PROYEK

PENGAJUAN
IJIN KERJA

PENGECEKAN
KESELAMATAN
KERJA NOK

OK

END

Peralatan Keselamatan Kerja


Peralatan keselamatan harus selalu dalam keadaan siap pakai dan dilakukan pengecekan
secara berkala terhadap kondisinya. Peralatan kerja yang menjadi standart minimal
keselamatan kerja adalah :

No. NAMA ALAT KONDISI

1. Sepatu Safety good


2. Helm Proyek good
3. Sarung Tangan good
4. Sabuk Pengaman good
5. Kacamata safety good
6. Kotak P3K good
7. Alat Pemadam Api good

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 33 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Date :
No. Dok. :
IJIN KERJA
Nama proyek : No. Kontrak :
Lokasi pekerjaan : Tanggal Kontrak :
Jenis pekerjaan : Jumlah tenaga kerja : orang
Rincian pekerjaan :

DIMULAI SELESAI
Tanggal : Tanggal :
Jam : Jam : WIB.
WIB.

PERALATAN KERJA PERALATAN KESELAMATAN KERJA


Nama alat Jumlah Nama alat Jumlah

CONTACT PERSON
Nama Jabatan Telepon

DIAJUKAN DIPERIKSA DISETUJUI MENGETAHUI


Nama : Nama : Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan : Jabatan : Jabatan :
Tanda tangan : Tanda tangan : Tanda tangan : Tanda tangan :

Catatan :

Lembar IJIN KERJA ini harus dibawa selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan harus dikembalikan
kepada bagian keselamatan kerja setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Lembar 1 (asli): proyek, Lembar 2(copy) : bag. Keselamatan Kerja, Lembar 3(copy) : arsip

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 34 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 9

Inspeksi, Pengetesan dan Kommisioning

9.1. Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode inspeksi dan pengetesan yang akan
dilakukan pada proyek Pekerjaan Pembangunan SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) -
Sukamara Section 1. Inspeksi dan Pengetesan Komisioning ini dlakukan oleh
kontraktor pelaksana proyek setelah menyelesaikan keseluruhan pekerjaan sebagai
prasyarat untuk mengajukan permohonan Test on Completion (Test Penyelesaian
Pekerjaan). Dalam pelaksanaan inspeksi dan pengetesan komisioning kontraktor
menggunakan semua standart pengetesan yang sama dengan standart pengetesan
pada pelaksanaan Test on Completion. Hanya saja semuanya dilakukan oleh
kontraktor sendiri tanpa melibatkan tim inspeksi dari pemilik proyek. Dengan inspeksi
dan pengetesan komisioning ini dapat diketahui apakah pekerjaan tersebut telah siap
untuk dilakukan Tes Penyelesaian Pekerjaan atau belum. Apabila terdapat masalah-
masalah tentang hasil pengetesan yang muncul pada pelaksanaan inspeksi dan
pengetesan komisioning maka kontraktor harus melakukan perbaikan untuk kemudian
dilakukan inspeksi dan pengetesan komisioning ulang sampai pekerjaan tersebut telah
dinyatakan lolos dan benar-benar siap untuk dilakukan Tes Penyelesaian Pekerjaan.
Inspeksi dan pengetesan komisioning meliputi pekerjaan Tower, Pondasi dan Stringing
yang telah diselesaikan pengerjaannya di lapangan. Sedangkan Pengetesan terhadap
material dilakukan sebelum material dipasang di lapangan. Pengetesan material
biasanya dilakukan di pabrikan atau tempat lain atas persetujuan pemilik proyek.
Khusus untuk pengetesan Tower ada athapan pengetesan sebelum dilakukan
pemasangan di lapangan. Semua peralatan, tenaga kerja dan biaya yang timbul untuk
semua pengetesan ini ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor.

9.2. Inspeksi dan Testing


Semua material yang digunakan untuk pekerjaan ini harus dilakukan pemeriksaan dan
pengetesan oleh pemilik proyek (PLN / Engineer). Kontraktor berkewajiban untuk
memberitahu pemilik proyek/engineer kapan dan dimana akan dilaksanakan
pemeriksaan dan pengetesan material.
Semua pengetesan harus mengacu pada standart-standart yang tercantum dalam RKS
dan standart lain yang telah ditentukan. Semua material yang digunakan dalam
proyek ini harus dilakukan pemeriksaan dan pengetesan untuk masing-masing type.
Semua pengetesan harus dilaksanakan dengan persetujuan engineer. Pengetesan
harus dilakukan untuk menentukan apakah material dan perlengkapannya telah sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan.
Semua hasil pengetesan tersebut harus diberikan kepada pemilik proyek/Engineer.
Semua peralatan untuk pengetesan harus sudah dikalibrasi oleh lembaga yang
berwenang dan atas persetujuan pemilik proyek.
Untuk beberapa jenis pengetesan dapat diabaikan apabila telah memiliki sertifikat
pengetesan yang telah dikeluarkan oleh lembaga indepen yang diakui oleh
internasional.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 35 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Pengetesan berikut ini harus dilaksanakan dengan mengacu pada spesifikasi yang ada
dan dilakukan oleh fabrikan (atau ditentukan lain atas persetujuan pemilik proyek),
yaitu :
1. Line Conductor ACSR, Earth Wire dan OPGW –----- pengetesan rutin
2. Tension and Suspensions clamps dan joints –---- pengetesan jenis material dan
pengetesan metode sample
3. Insulators, insulator fittings dan conductor mechanical protective fittings –---
pengetesan rutin, pengetesan jenis material dan pengetesan metode sample.
4. Tower dan metal fittings untuk tower ---- pengetesan jenis material dan
pengetesan metode sample.
5. Zink coating –--- pengetesan dengan metode sample
6. Line insulation, conductivity dan tower footing---- tes tahanan.
7. Pengetesan pada semen dan beton
8. Pengetesan pondasi
9. Semua proses pengetesan wajib disaksikan oleh engineer untuk memastikan
apakah memenuhi standart atau tidak terkecuali tes yang telah dilakukan oleh
pabrikan atau tempat lain.

9.2.1. Line and earth conductors


Pengetesan dilaksanakan oleh kontraktor dengan mengacu pada Speksifikasi
Teknis yang ada.

9.2.2. Tension dan suspension clamps dan joints


a. Pengetesan jenis material
Semua joint dan clamp harus diperiksa sebelum dilakukan pengetesan
dan perakitan, potongan conductor, bahan campuran material (jika ada)
dan pekerjaan apapun untuk perakitan clamp dan joint di lapangan.
Semua pengetesan ini harus disaksikan oleh engineer dan semua
peralatan serta metode yang digunakan untuk pengetesan harus juga atas
persetujuan engineer. Kontraktor harus memastikan bahwa teknik
penyambungan telah benar dan semua material yang diperiksa benar-
benar dalam kondisi layak.

b. Pengetesan Mekanikal
Pengetesan Regangan (tensile test) harus dilaksanakan untuk material
conductor tension clamp dan tension joints dengan mengacu ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
1. Dua tension clamp harus dipasang pada ujung dari conductor tidak
kurang dari 6 m.
2. Tension joint harus dipasang di tengah conductor, masing-masing
harus dipegang di tengah joint. Pembebanan regangan sekitar 50 %
dari batas pembebanan yang diperkenankan. Posisi conductor harus
ditandai agar dapat dideteksi apabila terjadi pergeseran fitting.
Selanjutnya beban dinaikkan hingga 95% dan kemudian diturunkan
sampai 90% dan ditahan selama 1 menit. Pada periode ini conductor
harus dalam posisi yang tetap dan tidak ada pergeseran termasuk
juga fitting harus dalam kondisi stabil tidak terlepas atau putus.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 36 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

c. Pengetesan Elektris
Pengetesan elektris meliputi tahanan dan pengetesan siklus panas.
Pengetesan ini mengambil 1(satu) sample dari tiap type pada tengah joint,
ujung dan repair sleeve.
Pengetesan corona meliputi Insulator, fitting insulator dan lengan
pelindung conductor mekanis, harus diterapkan untuk semua conductor
fittings, termasuk dampers dan spacer dan dalam pengetesan ini mengkin
dapat dilakukan secara bersamaan dengan pengetesan insulator set jika
memungkinkan.

d. Pengetesan dengan Sample


Sample dari material clamp dan joint harus dilakukan pengetesan dengan
disaksikan oleh engineer mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi.

9.2.3. Insulator, fitting insulator dan conductor mechanical protective


devices
Pengetesan mengacu pada spesifikasi teknis yang ada.

9.2.4. Tower dan metal fitting untuk tower


a. Pengetesan sample
Material untuk sample tes menyesuaikan dengan ketentuan yang terdapat
pada standart BS 4360 dan IEC 61284
b. Pengetesan Jenis Material
Jika diminta oleh engineer, satu tower dari tiap tipe standard harus dirakit
di pabrik atau tempat lain yang disetujui dan harus dipasang pada
pengetesan pondasi.

Pemasangan material tower di lapangan harus dimulai dari pengerjaan diatas


tanah berlanjut keatas dan disaksikan oleh engineer.

Tiap tower harus mengacu pada standart IEC 60652 dan pengetesan beban
dilakukan oleh engineer secara khusus untuk mencapai batas pembebanan
maksimal dan factor kelebihan beban. Pengetesan ini harus dapat menjamin
tidak adanya kegagalan atau perubahan permanen di bagian manapun.

Test kerusakan (destruction test) dilakukan pada jenis suspention tower.


Semua material yang telah dilakukan tes kerusakan tidak boleh dipasang di
lapangan dan harus ditandai atau dimusnahkan. Sedangkan untuk pengetesan
batas pembebanan (ultimate loading) dilakukan pada tower jenis Tension
Tower. Tower yang telah dites dengan pengetesan ini boleh dipergunakan
kembali oleh kontraktor dengan mengganti beberapa bagian tertentu atas
persetujuan engineer.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 37 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

9.2.5. Zinc Coatings


a. Pengetesan Sample
Sample diambil oleh engineer dari semua jenis zinc coated material,
kecuali jika disetujui disesuaikan dengan ketentuan seperti berikut :
1. Untuk material selain kabel, mengacu standart BS 729 bagian 1.
2. Untuk material kabel, mengacu standart BS 443.

9.2.6. Line Insulation, Conductivity dan Footing resistance test.


Pengetesan harus dilakukan pada semua jaringan setelah terpasang.

9.2.7. Pengetesan di lapangan


9.2.7.1. Pengetesan pondasi
Tes tekanan dan pengangkatan untuk beban batas pondasi
dilakukan pada masing-masing kelas pondasi yang telah
ditetapkan. Termasuk juga pada pondasi batu kali juga dilakukan
pengetesan untuk mengetahui ketepatan desain pada lokasi
tersebut.
Lokasi dan semua metode pengetesan harus atas persetujuan
engineer dan mengacu pada standart pembuatan pondasi modern.

9.2.7.2. Test Penyelesaian


Tahanan insulation jaringan harus diukur untuk memastikan pada
masing-masing bagian dari jaringan sebelum dilakukan sebelum
jumper loops dan ketika telah selesai. Pengetesan dan
komisioning harus dilakukan 3 bulan sebelum semua pengetesan
dilaksanakan oleh engineer.

9.3. Pengetesan pada masa pemeliharaan


Pengetesan dilakukan pada beberapa bagian yang dipilih oleh engineer dari seluruh
jaringan yang terpasang. Apabila terjadi penurunan kabel dan kondisi dibawah
standart lainnya harus dilakukan perbaikan oleh kontraktor dengan semua beban
biaya ditanggung oleh kontraktor. Setelah semua koreksi dilaksanakan maka akan
diterbitkan Sertifikat Akhir yang dikeluarkan oleh pemilik proyek.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 38 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 10

QUALITY CONTROL
(PENGENDALIAN MUTU )

10.1. Pendahuluan
Pengendalian Mutu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem manajemen
mutu. Pada setiap proses pelaksanaan pekerjaan pengendalian mutu harus dilakukan
agar tercipta suatu produk yang terjamin kualitasnya. Produk yang berkualitas
tentunya merupakan nilai tambah terhadap nama baik suatu perusahaan. Sehingga
diharapkan dengan penciptaan produk-produk yang berkualitas akan meningkatkan
kepercayaan customer/pembeli produk kepada suatu perusahaan. Proses akhir yang
ingin dicapai adalah dengan menciptakan produk-produk yang berkualitas suatu
perusahaan secara langsung maupun tidak langsung berarti telah melakukan langkah-
langkah positif untuk memajukan perusahaan.

10.2. Konsep Dasar


Perusahaan yang telah maju dan modern selalu mengutamakan kualitas dari setiap
produk yang dihasilkan baik itu berupa produk barang maupun produk jasa.
Kualitas/Mutu tidak selalu identik dengan sesuatu yang mahal. Bermutu adalah
berkualitas yaitu memenuhi standart-standart yang diinginkan oleh pembeli produk.
Kualitas produksi yang baik secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan
dan kesetiaan customer/pembeli produk terhadap suatu perusahaan. Sehingga
kesemua proses itu akan berujung pada peningkatan keuntungan dan kemajuan
perusahaan. Untuk menciptakan produk yang berkualitas diperlukan adanya suatu
sistem manajemen pengendalian mutu. Sistem manajemen pengendalian mutu ini
merupakan bagian dari manajemen perusahaan secara umum. Seorang Quality
Control Manager / Manajer Pengendalian Mutu bertanggung jawab terhadap
penerapan standart mutu dalam perusahaan. Sistem Pengendalian Mutu terdiri dari 2
(dua) proses penting yaitu Perencanaan Mutu dan Prosedur Mutu. Kedua proses ini
harus dilakukan untuk menciptakan kualitas produksi sesuai dengan harapan
manajemen perusahaan. Untuk menguji keefektifannya dilakukan evaluasi secara
berkala terhadap prosedur mutu yang telah dijalankan.

10.3. Sistem Pengendalian Mutu


Sebelum memulai suatu proyek terlebih dahulu harus disusun suatu rencana mutu.
Rencana Mutu adalah suatu titik pencapaian yang harus dilewati oleh suatu proses
produksi. Rencana mutu ini berisi tentang rincian target-target yang ingin dicapai
dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Target-target tersebut disusun
berdasarkan ketetapan mutu yang diminta oleh customer (pembeli produk). Kunci dari
suatu Sistem Pengendalian Mutu adalah Pengawasan. Pengawasan harus dilaksanakan
pada setiap proses produksi sampai dengan paska produksi. Semua tahapan proses
produksi harus terjamin dapat memenuhi standart kualitas yang telah ditetapkan.
Pada proyek Pekerjaan Pembangunan SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) – Sukamara
Section 1 ada beberapa proses pekerjaan penting yang dapat disusun suatu rencana
mutu untuk kemudian dapat dijabarkan dalam beberapa prosedur mutu yang akan

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 39 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

menjadi panduan dalam pelaksanaan pengendalian mutu. Beberapa proses pekerjaan


tersebut adalah sebagai berikut :

a. pengadaan material
meliputi pengadaan material pengecoran pondasi, GSW, OPGW, Insulator dan
fitting dll.
b. pekerjaan pondasi
meliputi pekerjaan penggalian, pembesian dan pengecoran pondasi
c. pekerjaan pemasangan tower
meliputi pekerjaan erection, dan pemasangan asesoris tower
d. pekerjaan stringing

10.3.1. Rencana Mutu


Rencana Mutu adalah target yang akan dicapai oleh suatu proses pekerjaan
yang berisi standart-standart mutu yang telah ditetapkan. Rencana mutu
ditetapkan oleh manajemen pengendali mutu dengan mempertimbangkan
segala aspek mutu dan spesifikasi yang diminta oleh para pembeli produk
dalam hal ini adalah pemilik proyek.

10.3.1.a. Rencana Mutu Pengadaan Material


Pengadaan material untuk kebutuhan proyek terdiri dari rencana-
rencana mutu sebagai berikut :
- Material yang diadakan harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
dalam Technical particulars and guarantees.

No. DESCRIPTION REFERENCE


1. Insulator unit type A, B, C, D
2. Insulator set for conductor ACSR
3. Jumper insulator string for conductor ACSR
4. Individual wires
5. Stranded wires
6. Fittings
7. OPGW

- Waktu pengiriman material harus sesuai dengan schedule proyek


yang telah ditetapkan khusus untuk pengadaan material.
- Volume material yang terkirim ke proyek harus sesuai dengan
permintaan proyek yang terperinci secara detail dalam schedule
pengiriman material proyek.

10.3.1.b. Rencana Mutu Pekerjaan Pondasi Tower


Pekerjaan pondasi tower dilaksanakan sebelum proses pendirian tower.
Pekerjaan pondasi ini sendiri terdiri dari dua tahapan yaitu penggalian dan
pengecoran. Khusus untuk pondasi dengan konstruksi borrpile maupun
pondasi tiang pancang pelaksanaanya bersama-sama dengan pembuatan
pondasi secara umum. Adapun rencana mutu untuk pekerjaan pondasi
adalah sebagai berikut :
- Material harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan sesuai spek.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 40 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

- Diameter dan jarak antar besi tulangan pondasi harus sesuai dengan
desain. Besi tulangan sesuai standart KS atau JIS.
- Perhitungan desain pondasi harus memperhatikan minimum safety factor
seperti yang tertulis dalam Technical Particulars and Guarantees.
DESCRIPTION SAFETY FACTOR
Sliding stability 1.5
Overturning stability 2.0
Uplift foundation 2.0
Structure reinforce concrete 1.1
Bearing capacity for shallow foundation 3.0
Bearing capacity for deep foundation :
- friction of pile 5.0
- point bearing capacity of pile 3.0

- Dimensi pondasi harus tepat sesuai dengan gambar spek.


- Bekisting harus kuat menahan beban beton pondasi
- Kekuatan/mutu beton harus sesuai dengan persyaratan teknis.
- Tampak luar beton harus rapi.
- Pondasi tidak boleh mengalami penurunan / settlement.

10.3.1.c. Pekerjaan Pemasangan Tower


Pekerjaan tower adalah pekerjaan inti dari sebuah proyek pengadaan
tower, pondasi, erection dan stringing ini. Pekerjaan pemasangan tower
dituntut untuk dapat berhasil dengan tingkat kesalahan sekecil mungkin
karena kesalahan yang ada pada pemasangan tower ini akan berakibat
sangat fatal baik untuk para pekerja maupun orang / bangunan di
sekitarnya. Rencana mutu untuk pekerjaan pemasangan tower ini adalah
sebagai berikut :
- Material tower dan asesoris harus terpasang dengan sempurna
- Tower harus kuat terhadap beban-beban yang ada baik itu beban sendiri
maupun beban luar.
- Tower harus berdiri tegak sesuai dengan desain yang ada
- Tower harus aman dari pemanjat liar.

10.3.1.d. Pekerjaan Stringing


Pekerjaan stringing adalah pekerjaan memasang kabel pada tower
sehingga terbentang kabel melalui tower dari tower satu ke tower
berikutnya. Pekerjaan stringing memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang
cukup banyak karena berat beban kabel listrik umumnya sangat berat dan
area yang cukup jauh sehingga diperlukan banyak tenaga kerja. Rencana
mutu untuk pekerjaan stringing adalah :
- Kabel harus terpasang dengan baik pada tower.
- Lenturan kabel (sagging) yang membentang antara tower satu dengan
tower berikutnya harus sesuai dengan standart.
- Jarak minimal vertikal (vertical clearance) antara kabel dengan
permukaan di bawahnya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 41 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

MINIMAL VERTICAL
DESCRIPTION
CLEARANCE
Above normal ground, open and agricultural land 15 m
Above pedestrian access 15 m
At main road crossing 15 m
Above trees 4.5 m
At power circuit crossing regardless the voltage from shield
4.5 m
wire
At telephone line crossing 4m
Urban/inhabitat area 15 m
Above big river crossing 40 m
- Penarikan kabel harus aman jangan sampai kabel kelipat atau menyimpul
pada saat penarikan sehingga patah atau bengkok dan tidak dapat
berfungsi dengan sempurna.

Kesemua rencana mutu ini harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan


standart dalam desain yang telah ditentukan dan disetujui oleh pemilik
proyek. Desain pelaksanaan proyek ini selalu mengacu pada ketentuan-
ketentuan standart internasional. Terutama dari IEC (International
Electrotechnical Comission) yang menciptakan standarisasi yang
berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan elektro teknik. Desain
pelaksanaan merupakan suatu pegangan yang harus dipatuhi oleh para
kontraktor pelaksana proyek. Tanpa desain yang baik semua pekerjaan di
lapangan akan kehilangan arah dan akan sia-sia karena tidak ada satu
aturanpun yang akan bisa ditaati maupun dijadikan pegangan. Untuk lebih
mendekatkan rencana mutu dengan para pelanggan maka seorang penjual
produk harus banyak bertanya dan melakukan observasi pasar sehingga
benar-benar didapatkan masukan yang penting agar penentuan rencana
mutu bisa nyambung sesuai dengan keinginan para pembeli
produk(customer). Sekali lagi ditekankan bahwa kunci dari keberhasilan
suatu manajemen pengendali mutu terletak pada fungsi pengawasan.
Pengawasan dilakukan bukan hanya pengawasan ketika suatu proses
produksi dilalui tetapi adalah pengawasan kepada seluruh proses mulai dari
pra produksi sampai dengan paska produksi. Pengawasan ini biasa dilakukan
secara internal namun ada juga pengawasan eksternal yaitu pengawasan
oleh lembaga-lembaga di luar perusahaan seperti auditor maupun lembaga
pengawas/konsultan yang telah ditunjuk oleh perusahaan.

10.3.2. Prosedur Mutu


Tahapan selanjutnya pada sistem manajemen pengendali mutu adalah
penentuan prosedur mutu. Prosedur mutu berisi rincian tindakan yang harus
dilakukan agar tercapai standart kualitas seperti yang telah ditentukan dalam
rencana mutu. Prosedur mutu adalah ketentuan wajib / prosedur standart
yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan proses produksi. Prosedur mutu dibuat atas dasar kebijakan yang
ditentukan oleh manajemen pengendalai mutu untuk dapat menciptakan
produk barang ataupun jasa yang berkualitas. Tentunya harus ada semacam
pelatihan-pelatihan yang dialkukan secara berkala dan berkesinambungan
agar prosedur mutu yang telah dibuat dapat dilaksanakan oleh semua pihak
dengan baik dan benar. Penerapan yang salah terhadap prosedur mutu akan

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 42 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

menjadi kontraproduktif terhadap keinginan untuk mencapai mutu suatu


produk.

10.3.2.a. Pengadaan Material


Untuk memenuhi tuntutan spesifikasi seperti yang tercantum dalam rencana
mutu maka dalam pengadaan material harus melaksanakan prosedur mutu
sebagai berikut:
- Harus dilaksanakan FIT (Fabrican Inspection Test) yang meliputi
berbagai pengetesan tentang kualitas produk yang dibeli mengacu pada
standart IEC, ASTM, SPLN atau PUIL 2001
- Pengetesan pabrikan untuk Zinc Coated Steel Wire mengikuti ketentuan
standart IEC 60888 sedangkan pengetesan untuk Alumunium wire, Steel
wire dan Stranded wire mengacu pada standart IEC 61089, yang meliputi
item pengetesan sebagai berikut :

No. SUBJECT TEST


1. Alumunium wire Appearance test, Diameter, Tensile test,
Wrapping test, Electrivity conductivity
2. Galvanized Steel Wire (GSW) Appearance test, Diameter, Tensile test,
Torsion test, Elongation test
3. Stranded conductor Appearance test, Construction test, Weight,
Tensile strength
4. Optical Ground Wire (OPGW) Stress –strain, Tensile, Sheave, Aeolian, Creep,
Temperature cycling, Water penetration, Short
circuit, Lightning
5. Insulator unit Verification dimensions, Dry lightning implulse
withstand voltage test, Wet power-frequency
withstand voltage test, Electro-mechanical
failing load test, Thermal mechanical
performance test, Residual strength test,
Impulse punctures testing in air.

- Pastikan bahwa hanya produk yang lolos FIT yang akan dikirim ke
proyek.
- Dicatat dengan rapi kapan tanggal order material, tanggal permintaan
pengiriman material, tanggal material dikirim dari pabrikan/vendor,
tanggal material sampai di lokasi proyek
- Dicatat dengan betul berapa jumlah material diorder, jumlah terkirim
dan jumlah tidak terkirim/belum terkirim.
- Vendor pengadaan material minimal harus 2 vendor. Ini untuk
menghindari monopoli agar vendor senantiasa dapat bertindak kompetitif
sehingga menguntungkan pembeli. Yang akhirnya akan sangat berguna
untuk kepentingan kelancaran suatu proyek.

10.3.2.b. Prosedur Mutu Pekerjaan Pondasi Tower


Untuk mencapai target mutu yang tercantum dalam rencana mutu
pekerjaan pondasi tower maka prosedur mutu yang harus dijalankan adalah
sebagai berikut :
- Jumlah kebutuhan material harus tercatat dengan rapi bersama dengan
jumlah material yang telah diadakan dan yang belum diadakan juga
jumlah kebutuhan material pada saat pembuatan pondasi.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 43 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

- Pastikan material dalam kondisi benar sesuai spesifikasi dan lengkap


termasuk perlatan pembuatan pondasi.
- Sebelum dilakukan pengecoran harus didahului dengan pengecekan
beberapa item sebagai berikut : kondisi begisting harus rapat dan kuat
menahan campuran beton, ukur volume pondasi, ukur jarak antar besi
tulangan,gunakan vibrator saat melakukan pengecoran, ukur dengan
theodolite untuk memastikan posisi dan leveling kaki-kaki pondasi tower
telah sesuai dengan yang diinginkan.
- Setelah pengecoran buat pengetesan beton dengan kerucut, kubus tes
beton untuk memastikan kekuatan beton.
- Lakukan pemeliharaan beton dengan menggenangi air pada permukaan
beton
- Melepas bekisting 7 hari setelah pengecoran.
- Pekerja pembuatan pondasi harus tenaga yang berpengalaman dan
diawasi oleh tenaga ahli atau teknisi yang berpengalaman di bidangnya.
- Finishing harus siku dan halus.

10.3.2.c. Pekerjaan Pemasangan Tower


Ada beberapa hal yang dapat dijadikan prosedur mutu dalam pekerjaan
pemasangan tower. Karena pemasangan tower ini adalah pekerjaan yang
memerlukan ketelitian yang tinggi maka prosedur mutu yang harus dijalani
juga mengandung banyak hal yang harus dilaksanakan. Prosedur mutu
tersebut adalah sebagai berikut :
- Pastikan stub telah terpasang dengan kuat pada pondasi.
- Pondasi minimal telah cukup waktu sesuai dengan umur beton 27 hari.
- Ukur dengan theodolite untuk mengecek kembali posisi dan leveling kaki-
kaki pondasi. Pastikan bahwa posisinya telah sesuai dengan ketentuan.
- Semua material tower dan alat kerja harus tersedia di lokasi tower.
- Mulai memasang dari segmen paling bawah, pastikan kemiringannya lalu
kencangkan baut-bautnya. Demikian bertahap sampai pada segmen
puncak tower
- Pemasangan asesoris tower seperti insulator dll. Harus dipastikan telah
terpasang dengan sempurna
- Pekerja pemasangan tower haruslah tenaga yang berpengalaman di
bidangnya. Pemasangan tower harus diawasi oleh tenaga ahli/teknisi
yang berpengalaman.

10.3.2.d. Pekerjaan Stringing


Pekerjaan stringing adalah pekerjaan penarikan kabel listrik untuk
dibentang antar tower yang ada. Untuk menjamin mutu pekerjaan stringing
ini maka diperlukan prosedur mutu sebagai berikut :
- Pastikan jumlah tenaga mencukupi dimana setiap penarikan kabel dapat
terawasi dengan baik sehingga tidak terjadi kabel terlipat atau patah
pada saat penarikan.
- Tenaga stringing harus dilengkapi alat komunikasi dalam bekerja semisal
HT.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 44 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

- Kabel yang melintasi area yang tidak bebas semisal banyak pepohonan
dll. Harus mendapat perhatian dan diberi penyangga agar kabel tidak
terhambat saat ditarik.
- Kabel yang belum ditarik harus tetap digulung rapi diatas tanah
membentuk angka 8 untuk menghindari kabel yang terlipat atau patah.
- Pemasangan kabel pada tower harus dilakukan oleh tenaga yang sudah
ahli dan berpengalaman dan diawasi oleh teknisi yang berpengalaman.

Bentuk dari kepatuhan dan ketaatan melaksanakan prosedur mutu ini akan
tercermin dari kualitas pekerjaan yang baik ditinjau dari sisi ketepatan waktu,
hasil kerja yang sesuai dengan rencana dan pengeluaran anggaran yang
terkendali. Manajemen proyek yang modern sangat memperhatikan perihal
kualitas dan biasanya telah menjadi suatu kebutuhan untuk memproduksi
sesuatu dengan hasil produksi yang berkualitas.

Pada pelaksanaan sehari-hari di lapangan peran seorang Quality Control


sangat menentukan dalam menjamin kualita sproduk yang akan dihasilkan.
Pekerjaan yang dikerjakan tanpa mengikuti prosedur-prosedur mutu yang
telah dibuat dapat dibuatkan laporan kepada manajemen untuk tidak
menjual produk tersebut alias terjadi kegagalan produksi. Hal demikian lebih
baik daripada harus mengorbankan kepentingan pelanggan yang
menginginkan kualitas. Dengan menghindari kekecewaan yang akan terjadi
pada pembeli produk/customer berarti telah melakukan usaha-usaha untuk
kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 45 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

ALUR PENGENDALIAN MUTU

START

RENCANA MUTU

PROSES PRODUKSI

PROSEDUR MUTU

NOK
SESUAI
PROSEDUR ?

OK

PRODUK SIAP JUAL

END

Hasil produksi yang tidak sesuai dengan prosedur mutu harus di “reject” (diproduksi
ulang) sampai memenuhi standart mutu untuk kemudian baru bisa dijual kepada
pembeli produk/customer. Fungsi pengawasan ini dilaksanakan sepenuhnya oleh
Satuan Pengendali Mutu (QC).

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 46 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Date :
No. Dok. :

PENGENDALIAN MUTU
Pekerjaan Pondasi Tower
A. Galian
Volume Galian : m3 Jam mulai :
Jumlah Pekerja : org. Jam selesai :
Jumlah Mandor : org. Cuaca :
Jumlah Pengawas : org. Efektif : Ya / Tidak
Bowplank : Ada / Tidak ada Buangan tanah :Baik / Tidak baik
Dinding galian : Baik / Tidak baik Kecepatan :Baik / Cukup / Kurang

B. Pembesian
Diameter besi : Benar / Salah Penyambungan tulangan : Benar / Salah
Jarak antar tulangan : Benar / Salah Jarak ke bekisting : Benar / Salah
Ikatan tulangan : Benar / Salah Kerapian : Rapi/Cukup/Kurang

C. Bekisting
Tebal papan : Benar / Salah Kelurusan : Lurus / Bengkok
Rangka : Kuat / Lemah Kerapatan : Rapat / Bocor
Lantai Kerja : Ada / Tidak ada Spacer : Ada / Tidak ada

D. Pengecoran
Type Campuran : Readymix/Sitemix Vibrator : Ada / Tidak ada
Kualitas Beton : K……. Additive : Ada / Tidak ada
Slump : Baik/Cukup/Kurang Continuitas : Terus / bertahap

E. Finishing
Kelurusan : Lurus / bengkok Kehalusan : Halus/bergelombang/kasar

Rekomendasi :

LULUS / TIDAK LULUS * (mayor / minor)

PELAKSANA PEMERIKSA DISETUJUI MENGETAHUI


Nama : Nama : Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan : Jabatan : Jabatan :
Tanga tangan : Tanda tangan : Tanda tangan : Tanda tangan :

* Tidak lulus mayor : mengulang total pekerjaa


Tidak lulus minor : memperbaiki yang kurang benar

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 47 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

Date :
No. Dok. :

PENGENDALIAN MUTU
Pekerjaan Stringing
A. Tenaga Kerja
Volume Tarikan : m Jam mulai :
Jumlah Pekerja : org. Jam selesai :
Jumlah Mandor : org. Cuaca :
Jumlah Pengawas : org. Efektif : Ya / Tidak

B. Perlengkapan Kerja
Alat komunikasi : Ada / Tidak ada Penyangga kabel : Ada / Tidak ada
Winch : Ada / Tidak ada Track tang : Ada / Tidak ada
Drum jack : Ada / Tidak ada Tool set : Ada / Tidak ada

C. Kabel
Sagging : Baik/Cukup/Kurang Spacer : Ada / Tidak ada
Vertical clearance : Baik/Cukup/Kurang Posisi spacer : Baik/ Cukup / Kurang

Kelurusan kabel : Baik/Cukup/Kurang Koneksi pada fitting : Baik/ Cukup / Kurang

D. Pemasangan Asesoris
Insulator : Baik/Cukup/Kurang Fitting Insulator : Baik / Cukup / Kurang
Konduktor : Baik/Cukup/Kurang : Baik / Cukup / Kurang
Sign ball : Baik/Cukup/Kurang : Baik / Cukup / Kurang

E. Finishing
Kelurusan : Baik/Cukup/Kurang Kerapian : Baik / Cukup / Kurang

Rekomendasi :

LULUS / TIDAK LULUS * (mayor / minor)

PELAKSANA PEMERIKSA DISETUJUI MENGETAHUI


Nama : Nama : Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan : Jabatan : Jabatan :
Tanga tangan : Tanda tangan : Tanda tangan : Tanda tangan :

* Tidak lulus mayor : mengulang total pekerjaan


Tidak lulus minor : memperbaiki yang kurang benar

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 48 of 49
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN SUTT 150 KV
MARAU (EX. AIR UPAS) – SUKAMARA SECTION 1

BAGIAN 11

ANALISA PEKERJAAN

11.1. Pendahuluan
Pekerjaan Pembangunan SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) - Sukamara Section 1:
 Total bentang transmisi 29.21 Km Route
 Total pemasangan Tower 85 Tower

Untuk memenuhi batas waktu konstruksi yang telah disepakati yaitu 420 hari, seperti
tercantum pada jadual implementasi, diperlukan suatu susunan rencana kerja
termasuk didalamnya mobilisasi tenaga dan material baik itu material lokal, material
tower, material kabel maupun material accesories.

11.2. Analisa pekerjaan


Pelaksanan pekerjaan direncanakan menggunakan :
1. Sepuluh (10) team sipil dengan tiap team 8 orang
2. Lima (5) team erection dengan tiap team 7 orang
3. Dua (2) team stringing dengan tiap team 50 orang

Demikian metode pelaksanaan ini disampaikan untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan


SUTT 150 Marau (Ex. Air Upas) – Sukamara Section.

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA –


PT. DELTA SARANA ENGINEERING

KSO PT. INTAN MUFAKAT RAYA – PT. DELTA SARANA ENGINEERING Page 49 of 49

Anda mungkin juga menyukai