2. Persiapan Pelaksanaan.
Sebelum penarikan konduktor kawat tanah, maka jadual pelaksanaan detail untuk
keseluruhan section harus disiapkan dengan sebaik-baiknya.
2.1 Persiapan
2.1.1 Pemeriksaan Spesifikasi Teknik dan Gambar.
Spesifikasi teknik dan gambar untuk pelaksanaan, profile dan route map
harus diteliti dengan hati-hati. Demikian juga peralatan stringing maupun
alat kerja lainnya harus diperiksa dan dicoba untuk mengetahui kondisi
operasinya.
2.1.2. Pemerikasan ROW (right of way) dan Jalan Masuk ke Lokasi Pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan stringing dilaksanakan maka kondisi setempat seperti
dibawah ini harus diperiksa :
a. Kondisi tanah disepanjang route SUTT / SUTET.
b. Tanaman dan tumbuh-tumbuhan disamping ROW.
c. Halangan-halangan yang harus dipindahkan atau dilewati.
d. Jalan tol, jalan biasa, saluran tenaga (SUTM, SUTT, SUTET) dan
saluran telepon yang harus dilewati.
e. Ketersediaan, lokasi untuk penempatan Puller (Puller Site) dan Drum
(Drum Site)
f. Kesiapan tower untuk memulai pekerjaan stringing.
2.2 Pembuatan Jadual.
2.2.1. Basic Plan.
Basic plan harus disiapkan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pembagian keseluruhan panjang SUTT dan SUTET menjadi beberapa
Stringing section dan Tension section.
b. Lokasi puller site dan drum site.
c. Pemilihan metode sagging (sagging method).
d. Temporary back staying tower dan penguatan cross-arm.
e. Pemasangan guard structures (scaffolding).
f. Pengaturan peralatan stringing dan alat kerja lainnya.
b. Drum Stand.
Jumlah konduktor dan ground wire yang dapat ditarik oleh stringing yoke
dalam satu tarikan tergantung pada jadual stringing. Messenger wire yang
akan digunakan untuk stringing konduktor lainnya juga harus dipasangi
stringing yoke.
Pada Puller site, messenger wire dilewatkan melalui capstan stringing car
dan digulung pada reel yang dipasang pada reel winder menurut arah
penarikan (lihat gambar 6.2).
b. Penarikan Konduktor.
Setelah semua persiapan yang diperlukan siap maka konduktor ditarik
dengan stringing car. Agar diperoleh koordinasi yang baik maka
komunikasi yang baik juga harus diperoleh diantara operator pada
stringing car operator tensioner petugas yang mengikuti stringing yoke
petugas yang ditempatkan pada lokasi crossing utama.
Kecepatan penarikan konduktor tergantung pada tenaga tarikan stringing
car dan fungsi sistem pengereman pada tensioner. Secara normal
kecepatan penarikan dijaga pada kecepatan 30 m/ menit untuk penarikan
konduktor tunggal dan 20 m/ menit untuk konduktor twin atau lebih.
Tegangan tarik maksimum yang diberikan pada konduktor selama operasi
stringing berlangsung cukup sebesar tegangan tarik yang diperlukan agar
konduktor tetap terjaga diatas semua halangan-halangan yang terdapat ditanah.
Pada umumnya tegangan tarik dijaga agar < 1/3 tegangan sagging maksimum
oleh konduktor tersebut.
1. Bila hampir seluruh panjang konduktor ditarik keluar dari drum maka
operasi penarikan kawat dihentikan
2. Dengan menggunakan sebuah come-along maka konduktor yang
terdapat diantara ujung tower dengan tensioner diikat dengan jangkar
pada base dari tensioner. Tegangan tarik konduktor dipindahkan ke
sling come-along dengan menggulungnya dengan winch atau lever
hoist yang telah dipasang untuk mengontrol tegangan tarik
come-along.
3. Konduktor diturunkan ke tanah pada span dimana sambungan
permanen akan ditempatkan.
4. Come-along dipasang pada konduktor pada kedua sisi sambungan.
5. Masing-masing come-along ditarik ke tengah dengan menggunakan
lever block yang dijangkar ke tanah.
6. Sambungan sementara diganti, dipindahkah dan konduktor disambung
permanen dengan joint sleeve yang dipress dengan hidraulyc
compressor.
7. Rope yang mengikat konduktor dan come-along dikendorkan dan
konduktor secara otomatis akan terangkat.
2. Untuk double insulator string maka wire rope dikencangkan ke yoke dari
double insulator string.
Snact block harus diikatkan pada bagian atas dan bagian bawah
cross-arm sedemikian rupa sehingga wire rope dapat lewat melalui
main member cross-arm dan tower body (lihat gambar 7.4). Snatch
block harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga tower
member tidak mengalami kelebihan beban akibat penarikan wire rope.
Jika terdapat beberapa span dengan perbedaan level yang cukup besar
diantara tower-tower pada keseluruhan section, maka sighting span harus
dipilih span yang berdekatan dengan kedua ujung.
b. Penyusunan Transit dan Target.
Target (sagging board) dan transit (pocket copmpass) dipasang pada tower
yang berada pada kedua sisi sighting span dibawah titik penompang
konduktor, perhitungan sag yang diinginkan.
c. Pengukuran Temperatur.
Alat ukur yang digunakan adalah glass thermometer.
Untuk memperoleh temperatur dalam dari konduktor, maka harus
disiapkan konduktor dengan panjang 1 m, core wire harus diambil untuk
memasukan thermometer kedalamnya.
Untuk menghindari efek radiasi panas maka contoh konduktor harus
ditempatkan + 3 meter diatas tanah.
Temperatur sagging ditentukan dari pembacaan thermometer.
7.6. Operasi Sagging.
a. Penentuan Sag.
Setelah semua persiapan dibuat/ dilaksanakan dan seluruh petugas yang
berhubungan dengan operasi sagging berada ditempatnya, konduktor
ditarik dengan mengoperasikan sagging winch atas komando komunikasi
antara winch operator dan setiap transit observer sehingga sag memenuhi/
mendekati target.
Bila panjang konduktor yang ditarik melebihi beberapa span, maka
tegangan pada pulling end menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
ujung yang lain akibat gesekan dengan sheaves. Untuk mengatur
konduktor pada sag yang dikehendaki pada tegangan tertentu pada seluruh
8. Pemasangan Assesoris
8.1. Pemasangan Vibration Dampers.
Vibration damper pada lazimnya dipasang, konduktor segera setelah proses
clipping-in dilaksanakan yakni untuk mencegah kerusakan yang mungkin
terjadi akibat vibarsi angin critical tensionnya.
Lokasi pemasangan vibration damper harus ditentukan terlebih dahulu.
Setiap damper harus dipasang dengan toleransi 5 cm dari lokasi yang telah
ditentukan.
8.2. Pemasangan Spacer.
a. Umum.
Spacer dipasang hanya pada SUTT dan SUTET dengan konduktor twin
setelah konduktor selesai ,di clipping-in.
Spacer dipasang oleh petugas pada konduktor dengan menggunakan
conduktor car yang dijalankan dari tower ke tower.
Lokasi spacer pada setiap span ditentukan berdasarkan jarak maksimum
dari clamp dan spacer yang berdekatan.
b. Penggunaan Conduktor Car.
Conduktor car dipasang pada tower site dan ke 4 (empat) rodanya
ditempatkan dengan sebaik-baiknya pada kedua sub-konduktor. Rem
tangan dan pengukur jarak (distance counter) harus dipasang dengan benar
pada konduktor. Pengukur jarak harus diatur 0 (nol) sebelum dijalankan.
3 (tiga) Conduktor car harus digunakan pada saat yang bersamaan
masing-masing pada konduktor atas, tengah dan bawah.
Kosentrasi beban yakni berupa orang, car dan alat kerja harus dijaga agar
tidak menambah sag sehingga dapat merusak konduktor pada saat
conduktor car lewat.
Beban orang, car dan alat kerja harus didistribusikan merata pada seluruh
sub-konduktor pada masing-masing phase.
Conduktor car sebaiknya digerakkan sendiri oleh petugas yang
bersangkutan ke lokasi spacer yang telah ditentukan atau ditarik dari tanah
oleh petugas yang lain.
Supaya Conduktor car tidak merusak stands dari konduktor maka
conduktor car harus dimaju-mundurkan didekat posisi pemasangan spacer.
c. Pemasangan Spacer.
Spacer harus ditepatkan dalam range + 60 cm dari posisi yang telah
ditentukan
Spacer untuk konduktor 3 (tiga) phase harus ditempatkan tegak lurus
dengan cara sebagai berikut :
1. Posisi spacer pada konduktor teratas ditentukan berdasarkan
pembacaan dengsn pengukur jarak (distance couter).
2. Posisi spacer untuk konduktor tengah dan bawah ditentukan
berdasarkam posisi spacer pada konduktor paling atas.
3. Spacer pada setiap phase agar dipasang secara serentak.
1. Dibuat check list untuk semua kegiatan pekerjaan dan pengamanan yang dilakukan oleh
pelaksana.
2. Dibuat laporan tertulis tentang pelaksanaan pengawasan K3 dan membuat daftar
peralatan Pengamanan dan Pelindungan diri, yang sudah tidak laik digunakan untuk
mendapat penggantian yang baru dari pihak manajemen.
Pada saat yang berbahagia ini kami selaku rekan dalam pekerjaan pemasangan konduktor/
Stringing/ SUTET menyusun Pembuatan Buku Prosedur Stringing ini, sebagai sumbang buah
pikiran dan pengalaman kepada generasi penerus baik di PT. PLN (Persero) diseluruh
Nusantara maupun di Swasta. Semoga buku ini dapat mendukung Program Kelistrikan
75/100 tahun 2020 yang dicita-citakan seluruh Rakyat Indonesia.
Terima kasih kami sampaikan kepada semuanya yang mendukung Program Kelistrikan
diseluruh Indonesia.