Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem
tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para
pemanfaat /pelanggan listrik. Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini
langsung berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain
harus memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi
persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi
Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya berbentuk radial.
Jenis konstruksi Jaringan Tegangan Rendah terdiri dari :
- Saluran Udara Tegangan Rendah Kabel pilin
- Saluran Udara Tegangan Rendah Bare Conductor
- Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah
Saluran Udara Tegangan Rendah dengan Kabel pilin (twisted cable) ini dapat
dikonstruksikan pada :
a. Tiang yang berdiri sendiri dengan panjang tiang 9 meter dan ditanam 1/6 kali
panjang tiang.
b. Di bawah jaringan saluran udara tegangan menengah
c. Pada dinding bangunan
B. POKOK-POKOK ISI
Jenis kabel yang dipakai adalah jenis kabel bawah tanah berpelindung
mekanis NYFGbY dengan ukuran penampang dan KHA pada t = 30°C dan
kedalaman penggelaran bawah tanah 70 cm.
Tabel 4.2 Faktor Koreksi KHA Kabel Tanah Untuk Jumlah Gelaran Kabel
1. Pole bracket
2. Stringing block
1 A1
3 3. Kabel twisted.
4. Tongkat Pengukur sag
2 A2 A1 + A2 minimal 60 cm
4
Gambar 4.3 Stringing Block
6. Prosedur Penarikan Kabel Udara
Arah tarikan
1 2 3 4 5 6
2 44
2 3 3
1 3 5
Keterangan:
1. Haspel kabel + Trailer 4. Pulling grip
2. Kabel twisted 5. Kawat penarik
3. Stringing block 6. Mesin penarik.
a. Pada tiang awal dan akhir terpasang stringing block dan konstruksi dead end
clamp.
b. Pada tiang tengah telah terpasang stringing block dan konstruksi suspension clamp.
c. Pada saat penarikan, kabel tidak boleh terseret di atas kayu, tanah keras/berbatu,
pagar besi, kabel listrik / telepon.
d. Jika penarikan telah selesai, andongan kabel diatur pada tiap-tiap gawang, panjang
diperkirakan cukup untuk pengaturan andongan / sag.
e. Kencangkan / ikatkan kabel pada tiang akhir dengan dead end clamp, sisakan 1
meter.
f. Penarikan selesai.
B. Proses Pengencangan.
a. Pada proses ini dilakukan pengaturan sagging / lendutan.
b. Papan bidik lendutan dipasang pada tiap-tiap tiang atau pada tiap-tiap tiang dan
telah terpasang sesuai dengan jarak lendutan yang ditentukan.
2 2
3 3
3
1
1
Keterangan :
1. Papan bidik berjarak a meter sesuai tinggi lendutan yang diperlukan
2. Pole bracket ( dead end atau suspension).
3. Kabel twisted.
C. Prosedur Pengencangan :
a. Pasang peralatan pada tiang awal dengan urutan sebagai berikut :
1 2 3 4 5 Pulling grip
Keterangan:
1. Tiang awal.
2. Dinamometer.
3. Takel tangan ( ratened tackle).
4. Comealong.
5. Swivel.
b. Masukkan kabel twisted ke dalam jepitan comealong. Jika ruang jepitan comealong
terlalu kecil, ikat dulu kabel dengan tali manila secukupnya, masukkan ke dalam
jepitan comealong.
c. Gerakan takel tangan untuk menarik kabel. Kabel akan tertarik kembali ke arah
tiang awal. Lakukan gerakan takel perlahan-lahan. Perhatikan besar regangan pada
dinamometer.
d. Petugas di atas tiang mengatur andongan kabel.
e. Jika titik tinggi andongan / papan-papan bidik pada tiap-tiap tiang sudah satu garis,
dilakukan pengencangan penghantar netral kabel pada konstruksi suspension dan
konstruksi pada tiang awal.
C. RANGKUMAN
Hasil pelaksanaan konstruksi jaringan tegangan rendah, tidak boleh
langsung diberi tegangan dan dioperasikan. Jaringan harus melalui 2 tahap proses
yaitu pemeriksaan fisik dan pengujian. Verifikasi pelaksanaan dan perencanaan
meliputi kesesuaian antara rencana dan hasil pelaksanaan baik secara sistem maupun
jumlah serta spesifikasi teknis material yang dipakai.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat kesesuaian fisik antara hasil pelaksaan
konstruksi dengan standar konstruksi yang diberlakukan, meliputi konstruksi
jaringan, jarak antar tiang, ROW, jarak aman, kedalaman penanaman tiang, topang
tarik/tekan, pondasi tiang, andongan, penyambungan/sadapan, pembumian.
Pengujian tahanan pembumian dilakukan pada bagian yang tidak dapat diperiksa
secara fisik. Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 10 Ohm; apabila struktur tanah
sangat keras nilai tahanan tidak melebihi 20 Ohm.
Pengujian ketahanan isolasi penghantar dilakukan dengan insulation tester 1000 Volt.
Hasil nilai tahanan tidak kurang dari 1 kilo Ohm untuk tiap-tiap 1 Volt tegangan alat
penguji. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk meneliti kemungkinan kesalahan
sadapan penghantar fasa ke instalasi pembumian. Tidak dilaksanakan uji tegangan
(power frequency test).