Anda di halaman 1dari 13

PENGUJIAN FISIK INSTALASI

PENERANGAN DAN TENAGA

Lembar Informasi.
Pengujian fisik instalasi listrik penerangan dan tenaga didahului dengan pemeriksaan secara fisik (yang
terlihat mata) keadaan suatu instalasi listrik apakah sudah memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam PUIL (Peraturan
Umum Instalasi Listrik) di Indonesia sebagai berikut :
1. Keadaan tata letak pemasangan perlengkapan instalasi listrik yang meliputi :
a. Kotak sekring atau PHB (Perangkat hubung bagi) harus dipasang di tempat yang jelas terlihat dan mudah dicapai
serta dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Kotak sekring dapat dipasang pada tembok, tiang kayu atau
dinding papan dengan ketinggian  175 cm dari lantai.
b. Saklar, kotak kontak dan alat listrik lainnya harus dipasang di tempat yang tidak mudah terkena siraman air.
c. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m tingginya dari lantai harus dilengkapi dengan tutup.
d. Pemasangan perlengkapan instalasi listrik harus cukup kuat atau tidak mudah goyah.
2. Pemasangan kabel instalasi listrik, yang meliputi :
a. Kabel berisolasi tunggal misalnya NYA atau NGA harus dipasang di dalam pipa pelindung baik di dalam atau di atas
tembok, kecuali jika dipasang di atas plafon dapat menggunakan isolator rol.
b. Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 1,5 mm2 atau 2,5 mm2, jarak antara dua isolator rol maksimum 1
m. Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 4 mm2 atau lebih, jarak antara dua isolator rol maksimum 6 m.
Kabel tidak boleh dibelitkan pada isolator rol, kecuali pada ujung tarikan rentang.
c. Kabel berisolasi ganda, misalnya NYM dapat dipasang di dalam pipa atau tanpa pipa, baik di luar tembok maupun di
dalam tembok.
d. Kabel fleksibel hanya dapat digunakan pada peralatan listrik yang dapat dipindah-pindahkan, misal untuk TV, almari
es, dan sebagainya.
e. Fitting gantung harus menggunakan kabel fleksibel yang dilengkapi tali penggantung. (NYPLYw).
3. Penggunaan warna pada kabel, yang meliputi :
a. Warna loreng hijau-kuning digunakan untuk menandai penghantar pembumian, penghantar pengaman dan
penghantar penyama ke bumi.
b. Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah. Untuk menghindari kesalahan, warna
biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya.
c. Kabel berselubung dan berinti tunggal (NYM) bioleh digunakan untuk penghantar fase, kawat tengah atau penghantar
pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang terlihat (bagian yang dikupas ujungnya) dibalut dengan bebat
yang sesuai dengan ketentuan a. dan b. diatas.
4. Jumlah titik beban instalasi listrik
Jumlah titik beban instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL yang termuat di dalam Tabel 1dibawah ini.

Tabel 1. Jumlah Titik Beban Instalasi Listrik.


1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah titik beban Jumlah titik beban
Ukuran terdiri dari lampu terdiri dari lampu, KKB
Beban Pengaman
kabel
maks Maks (A) 1 2 s/d 6 >6 1 2 s/d 6 > 6
(mm2)
Sirkit sirkit sirkit Sirkit sirkit sirkit
12 16 1.5 9 15 (a) 9 15 (a)
16 20 2.5 9 15 (a) 9 15 20
20 25 4 9 30 (a) 9 30 30
Keterangan :
1) Penghantar yang digunakan adalah jenis NYA (kabel berisolasi tunggal).
2) Penghantar dipasang dalam pipa pelindung.
3) Suhu keliling maksimum 300 C.
4) Pada kolom 1, beban maksimum diperhitungkan kurang lebih 80 % dari KHA (kemampuan hantar arus).
5) Untuk sirkit yang mengandung KKB (kotak kontak biasa), harga nominal pengaman sirkit (kolom 2) harus disesuaikan
dengan kemampuan KKB - nya.
6) Jumlah titik beban (a) pada kolom 6 dan 9, dibatasi oleh beban maksimumnya (kolom 1).
7) Untuk kabel berjenis isolasi ganda misalnya NYM berlaku ketentuan seperti pada Tabel 2. di bawah ini.

Tabel 2. KHA Kabel Isolasi Ganda


Ukuran kabel (mm2) KHA terus menerus (A) KHA nominal (A)
1.5 19 20
2.5 25 25
4 34 35
6 44 50

5. Pemeriksaan pada terminal dan sambungan kabel.


a. Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan di dalam kotak sambung dan tidak boleh di dalam pipa. Sambungan
kabel harus kuat dan dibalut dengan benang yang cukup sehingga dapat ditutup dengan lasdop secara kuat.
b. Kabel-kabel yang disambung harus diberi toleransi panjang secukupnya guna mempermudah perbaikannya.
c. Dua penghantar (kabel) dari logam yang berlainan tidak boleh disambungkan.
d. Sambungan penghantar pada terminal harus terjamin baik dan tidak merusak penghantar. Menyambung kabel
fleksibel harus menggunakan sambung tekan (termasuk jenis sekrup), sambung solder atau sambung puntir. Sepatu
kabel harus disambungkan dengan mur baut secara baik.
e. Sambungan puntir harus dibuat dengan menggunakan penyambung puntir atau dengan cara dilas / disolder. Sebelum
dilas / disolder, sambungan tersebut harus dipuntir dahulu agar diperoleh sambungan yang baik secara mekanis dan
listrik.
6. Pemeriksaan pada pipa instalasi.
a. Pipa instalasi harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan mekanis, tahan terhadap panas, tidak
menjalarkan api, dan tahan kelembaban, misalnya baja, PVC atau bahan lain yang sederajat.
b. Permukaan dalam dan luar pipa instalasi haruslah licin dan rata, tidak boleh terdapat lubang atau tonjolan yang tajam
atau cacat lainnya. Bagian dalam maupun luar pipa tersebut harus dilindungi secara baik terhadap karat.
c. Pada bagian dalam dan pada ujung dari bagian penyambung pipa tidak boleh terdapat bagian yang tajam. Permukaan
dan pinggiran atau bibir tempat penghantar ditarik harus licin dan tidak tajam. Pada ujung bebas pipa yang terbuat
dari baja harus dipasang selubung masuk (tule) yang berbentuk baik dan terbuat dari bahan yang awet.
d. Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus dapat disambung dengan baik. Benda Bantu bengkok harus
mempunyai jari lengkung sekurang-kurangnya tiga kali garis tengah luar pipa tersebut. Pembengkokan pipa harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penggepengan. Jari-jari lengkung pembengkokan tersebut,
diukur dari bagian dalam dari pembengkokan, dengan ketentuan tidak boleh kurang dari :
 3 D untuk pipa PVC
 4 D untuk pipa baja sampai 16 mm (5/8 “)
 6 D untuk pipa baja yang lebih dari 16 mm.
e. Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus tahan terhadap tekanan mekanis. Pipa jika dibengkokkan, ditekan,
kena pukulan, atau dalam suhu di atas normal selama ataupun sesudah pemasangan, tidak boleh menjadi retak atau
pecah ataupun berubah bentuknya sehingga pemasangan penghantar di dalamnya menjadi sukar atau penghantar
akan rusak di dalamnya.
f. Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka, yang terdapat dalam jarak jangkauan tangan harus dibumikan
dengan baik, kecuali jika pipa tersebut digunakan untuk menyelubingi kabel berisolasi ganda atau kawat pembumian.
g. Pipa instalasi harus dipasang tegak lurus atau mendatar.
h. Pipa dan perlengkapannya yang tidak bersifat kedap gas, harus mempunyai ventilasi serta jalan keluar pengeringan
pada tempat di mana ada kemungkinan cairan embun akan berkumpul. Lubang pengeringan atau ventilasi tersebut
tidak boleh dibuat pada pipa itu sendiri.
i. Perlengkapan seperti kotak periksa, kotak tarik, suku bengkok, suku siku, dan suku T harus dipasang sedemikian
rupa sehingga penarikan kembali penghantar atau pemasangan penghantar tambahan tetap dimungkinkan. Di antara
dua kotak tarik tidak boleh ada dua suku bengkok atau 20 m pipa lurus. Suku S yang tumpul dianggap satu suku
bengkok.
j. Pemakaian suku-suku harus dibatasi, yaitu pada tempat-tempat :
1) Pada ujung pipa tepat dibelakang armatur penerangan, kotak tarikatau kotak penghubung.
2) Pada lajur pipa antara dua kotak tarik yang panjangnya tidak boleh dari 10 m, dimana dapat dipasang 1 suku pada
kedudukan tidak lebih dari 0,5 m dari kotaqk tarik yang mudah dicapai, asalkan semua bengkokan yang lain pada
lajur pipa tersebut tidak lebih dari 900.
k. Khusus dalam pemakaian pipa instalasi dengan kampuh terbuka terlipat :
1) Tidak boleh dibengkokkan.
2) Alur harus berada di bawah pada pemasangan mendatar dan menghadap dinding pada pemasangan tegak lurus.
l. Pipa instalasi yang tidak ditanam dalam tembok, harus dipasang secara baik menggunakan alat penopang dan klem
pipa yang cocok, sehingga pipa terpasang secara kokoh. Jarak antara tempat pemasangan klem pipa tidak boleh
melebihi 1 m.
m. Pipa PVC tidak boleh digunakan pada ruangan dengan suhu melebihi 60 0 C. Pipa logam yang dilapisi dengan bahan
isolasi dianggap sebagai pipa bukan logam.

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Alat ukur panjang / meteran
2. Test pen
3. Tangga
4. Buku tulis
5. Pulpen
6. Instalasi listrik penerangan dan tenaga pada sebuah ruangan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktik dan perlengkapan pengaman lainnya!
2. Pastikan bahwa sumber tegangan listrik telah dilepas dari instalsi yang akan diuji!
3. Hati-hati dalam menaiki tangga!

Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini!
2. Bukalah tutup PHB dan ujilah dengan test pen label phasanya dan catatlah warna kabel!
3. Bukalah saklar pemutus daya pada kotak sekering atau PHB!
4. Periksalah kedudukan perlengkapan instalsi seperti PHB, kotak kontak, sakelar, fiting duduk dan lain-lainnya
kemudian goyangkan dengan tangan secara perlahan-lahan dan catatah hasilnya pada tabel pengamatan, kokoh
atau tidak!
5. Amati sekeringnya dan catatlah harganya!
6. Bukalah tutup PHB dan ukurlah diameter luas kabel phase, nol dan pentanahan. Catatlah hasilnya pada Tabel 3!
7. Ukurlah tinggi perlengkapan instalasi dari lantai dan catatlah hasilnya pada tabel pengamatan!
8. Naiklah ke atas plafon dengan menggunakan tangga!
9. Bila hantaran dipasang pada isolator rol, periksalah kedudukan isolator rol, tegangan hantaran, dan kotak
sambungan, kemudian ukurlah jarak antar isolator rol dan catatlah hasilnya pada tabel pengamatan! Bila
hantaran dipasang dalam pipa, periksalah kedudukan pipa dan ukurlah jarak antar klem pipa!
10. Buka kotak sambung dan periksalah sambungan–sambungan penghantar apakah lewat atau tidak dan ada toleransi
panjangnya atau tidak!

Lembar Latihan
1. Apakah warna penghantar phase, pentanahan dan nol/netral sesuai dengan ketentuan dalam PUIL?
2. Berapa tinggi pemasangan kotak kontak dari lantai sesuai dengan ketentuan dalam PUIL ?
3. Berapa tinggi sakelar dan PHB dari lantai sesuai dengan ketentuan dalam PUIL ?
4. Berapa KHA (kemampuan hantar arus) nominal perlengkapan instalasi listrik sesuai dengan ketentuan dalam PUIL ?
5. Bagaimana cara pemasangan kabel NYA sesuai dengan ketentuan dalam PUIL ?
6. Bagaimana cara pemasangan kabel NYM sesuai dengan ketentuan dalam PUIL ?

KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK

Lembar Informasi
Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas
instalasi listrik, mengingat fungsi utama isolasi sebagai sarana pengamanan instalasi listrik. Ketentuan-ketentuan
tentang tahanan isolasi ini sudah diatur dalam PUIL sebagai berikut :
1. Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruangan yang kering harus mempunyai nilai sekurang-kurangnya
1000 ohm tiap 1 Volt tegangan nominalnya, dengan pengertian bahwa arus bocor dari tiap bagian instalasi listrik
pada tegangan nominalnya tidak boleh melebihi 1 mA tiap 100 m panjang instalasi listrik.
2. Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruang yang lembab atau basah harus mempunyai nilai sekurang-
kurangnya 100 ohm tiap 1 volt tegangan nominalnya.
3. Alat ukur tahanan isolasi suatu instalasi harus mampu :
a. Membangkitkan tegangan searah sekurang-kurangnya sama dengan tegangan nominal instalasi tersebut, tetapi tidak
boleh kurang dari 500 Volt.
b. Menghasilkan arus sekurang-kurangnya 1 mA pada tegangan tersebut.
c. Bagian instalasi listrik yang diukur tahanan isolasinya adalah :
1) Yang terletak di antara dua pengaman arus lebih.
2) Yang terletak sesudah alat pengaman arus lebih yang terakhir.
d. Langkah pengukuran tahanan isolasi adalah sebagai berikut :
1) Lepaskan semua hubungan ke beban, ke jaringan, dan ke bumi (kecuali penghantar pengaman) dan hubungan antara
rel / terminal netral dan rel / terminal pengaman (pembumian).
2) Bagian yang diukur tahanan isolasinya adalah antara penghantar fase ke bumi, penghantar netral ke bumi, dan
penghantar fase ke fase..
Bagian yang diukur tahanan isolasinya adalah sebagai berikut :
1. Antara penghantar fase dengan penghantar nol, yaitu antara fase R dengan N, fase S dengan N, dan fase T dengan
N.
2. Antara penghantar fase dengan fase, yaitu antara fase R dengan fase S, fase R dengan fase T, dan fase T dengan
fase S.
3. Antara penghantar fase dengan penghantar pengaman (pembumi) yaitu antara fase R dengan ground, fase S dengan
ground, fase T dengan ground.
4. antara penghantar nol (N) dengan penghantar pengaman (ground / G).
Pengukuran tahanan isolasi dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

ke beban

Ground
Setelah R (fase R)
kotak sekering S (fase S)

T (fase T)

N (nol/netral)

MEGER

Gambar 1.
Mengukur Tahanan Isolasi antara Penghantar Fase T
dengan Penghantar Nol (N) Menggunakan Meger.
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Instalasi listrik penerangan dan tenaga suatu ruangan
2. Mega ohm meter (meger)
3. Obeng kembang
4. Obeng pipih
5. Pulpen
6. Kertas tulis

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktik dan alat pengaman lainnya!
2. Sebelum mengukur tahanan isolasi, pastikan dahulu bahwa instalasi sudah bebas dari sumber tegangan listrik!
3. Hati-hati memegang dan meletakkan meger, jangan sampai jatuh!
4. Hati-hatilah dalam melakukan praktik!

Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan ini!
2. Putuskan sakelar pemisah daya pada PHB dan lepaskan sekeringnya!
3. Bukalah tutup PHB!
4. Lepaskan lampu-lampu dan beban lainnya!
5. Hubungkan semua sakelar yang melayani beban!
6. Lepaskan hubungan antara penghantar netral/nol dengan penghantar pembumian!
7. Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar phase dan penghantar netral, catatlah hasilnya pada Tabel 4!
8. Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar phase dan penghantar pembumian dan catat hasilnya pada tabel
pengamatan!
9. Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar netral dan penghantar pembumian dan catat hasilnya pada
tabel pengamatan!
10. Ukurlah tanahan isolasi antara penghantar phase R dan penghantar phase S dan catat hasilnya!
11. Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar phase R dan penghantar phase T dan catat hasilnya!
12. Ukurlah tanahan isolasi antara penghantar phase S dan penghantar phase T dan catat hasilnya!
13. Pasang kembali perlengkapan yang telah dilepas di atas!
14. Hentikanlah kegiatan dan kembalikan semua alat dan bahan ke tempat semula! Kemudian buatlah kesimpulan secara
keseluruhan dari percobaan tadi berdasarkan data dan pengamatan!

Tabel 4. Pengamatan Tahanan Isolasi


No. Bagian Tahanan Isolasi ()
1. Phase – Netral
2. Phase – Bumi
3. Netral – Bumi
4. R–S
5. R–T
6. T–S

Lembar Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan tahanan isolasi dari instalasi listrik itu ?
2. Berapa nilai minimum tahanan isolasi instalasi listrik dalam ruang kering ?
3. Jelaskan pengertian tahanan isolasi sebesar 1000  / volt !
4. Bagian manakah dari instalasi listrik yang diukur tahanan isolasinya ?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam mengukur tahanan isolasi instalasi listrik ?

KEGIATAN BELAJAR 3
PENGUJIAN SISTEM PENGAMAN
YANG MENGGUNAKAN PENGHANTAR PENGAMAN

Lembar Informasi
Pengujian sistem pengaman ini dimulai dengan pemeriksaan awal untuk mengetahui hal-hal berikut ini :
1. Ukuran penghantar fase dan pengaman arus lebih telah sesuai atau belum.
2. Penghantar pengaman mempunyai luas penampang sesuai dengan ketentuan dan terpasang serta terhubung
sebagaimana mestinya atau tidak.
3. Penghantar pengaman mempunyai sambungan yang baik atau tidak.
4. Pembatas pengaman tidak terhubung dengan bagian yang bertegangan.
5. Penghantar nol dan penghantar pengaman telah mempunyai tanda pengenal sebagai mana mestinya atau belum.
6. Kotak kontak dan tusuk kontak telah mempunyai penghantar pengaman degan luas penampang yang cukup dan telah
terhubung pada kontak pengamannya atau belum. Bila BKT (Bagian Konduktif Terbuka) kotak kontak dan tusuk
kontak dibuat dari logam, maka penghantar pengaman harus tersambung pada BKT tersebut.
7. Khusus untuk pengujian sstem sakelar pengaman tegangan ke bumi (SPTB) dan sistem saklar pengaman arus sisa
(SPAS), apakah tegangan nominal saklar pengaman tersebut sudah sesuai dengan tegangan nominal jaringan atau
belum.

Sistem pembumian pengaman


Ada dua macam sistem pembumian pengaman, yaitu :
1. Pembumian BKT perlengkapan listrik terpisah dari pembumian sistem listriknya.
2. Pembumian BKT perlengkapan listrik dihubungkan dengan pembumian sistemnya dengan melalui jaringan pipa air
dari logam yang sama.
Pada pembumian terpisah, bila terjadi kegagalan isolasi, arus gangguan akan mengalir ke sumber melalui bumi.
Tahanan pembumi BKT perlengkapan dan instalasi listrik yang diamankan tidak boleh melebihi nilai berikut ini :

di mana : IA = k x IN.
Rp = tahanan pembumi dalam ohm.
IA = nilai arus yang dapat menyebabkan pengaman bekerja dalam
waktu maksimum 5 detik.
IN = nilai arus nominal pengaman arus lebih.
K = faktor yang nilainya bergantung pada karakteristik alat
pengaman arus lebih. Untuk pengaman lebur, nilai k berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk gawai (alat)
penganman lainnya berkisar antara 1,25 dan 3,5.
Pada pembumi yang terhubung, maka bila terjadi kegagalan isolasi, arus gangguan akan mengalir kembali ke
sumber melalui jaringan pipa air tersebut. Tahanan lingkar tidak boleh melebihi nilai berikut ini :
dimana :
V = tegangan fasa netral dalam bentuk volt.
IA = k x I dalam ampere.
Rlk = tahanan lingkar dalam ohm.
IA = IN dan k seperti pada penjelasan sebelumnya (diatas).
Pengukuran tahanan pentanahan pada sistem pembumian terpisah, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Pengukuran dengan menggunakan voltmeter dan amperemeter.
Sumber

Rp RB
 20m

Gambar 3. Pengukuran Dengan Voltmeter dan Amperemeter

Pada gambar di atas terlihat bahwa penghantar bumi dari elektroda bumi (Rp) yang akan diukur dihubungkan
dengan penghantar fase melalui saklar S, tahanan Rv yang diatur dari 20 ohm sampai 1000 ohm, dan ampere
meter. Setelah ampere meter, dipasang volt meter yang dihubungkan dengan elektrode bumi bantu (R B).
Jika elektrode bumi termasuk jenis elektrode batang atau pipa tunggal, maka RB harus mempunyai jarak minimal 20
m dari Rp. Jika elektrode bumi termasuk jenis elektrode pita (dalam bentuk cincin, radial dan kombinasi), maka jarak
elektroda bantu (RB) dan elektroda bumi (RP) kira-kira tiga kali garis tengah rata-rata dari susunan elektrode bumi
tersebut.
Pada saat saklar ditutup, tahanan Rv harus dalam keadaan maksimum. Setelah saklar ditutup, Rv diatur sedemikian
rupa sehingga ampere meter dan volt meter menunjukkan simpangan secukupnya. Hasil bagi dari tegangan dan arus
yang ditunjukkan oleh alat-alat ukur tersebut merupakan besarnya tahanan pentanahan (pembumian) yang diukur.
2. Pengukuran dengan menggunakan alat ukur tahanan pentanahan.
Jika elektrode buminya termasuk elektrode batang maka elektroda bantu yang diperlukan untuk pengukuran ini harus
berjarak minimum 20 m. Dan jika elektrode buminya termasuk jenis elektrode pita, maka jarak elektrode bantu dan
elektrode bumi minimum 3 kali diameter elektrode bumi tersebut. Alat ukur tahanan pentanahan harus dapat
menghasilkan tegangan sendiri.
Pengukuran tahanan lingkar pentanahan pada sistem pembumian terhubung dilakukan dengan cara:
menghubungkan elektrode bumi yang akan diukur ke penghantar fase, setelah pengaman arus lebih melalui saklar
Sn dan Sv, tahanan antara fase dan tanah (VE) diukur dengan volt meter saat saklar Sn dan Sv terbuka. Mula-mula
saklar Sv ditutup, jika tegangan tidak turun banyak, saklar Sn baru boleh ditutup. Penunjukan tegangan V E1 dan arus
I dicatat, maka besarnya tahanan lingkar :

di mana Rlk = tahanan lingkar.


VE = tegangan fase terhadap bumi
(keadaan saklar terbuka).
VE1 = tegangan pada tahanan Rh
(keadaan saklar Sn tertutup).
I = arus yang terukur pada ampere meter
(keadaan saklar Sn tertutup).
Catatan:
1. Tahanan Rh harus kira-kira 20 kali tahanan Rv, untuk mencegah tegangan sentuh yang terlalu tinggi yang mungkin
timbul pada saat pengujian.
2. Jika pada saat Sv ditutup, penunjukan volt meter berubah banyak, berarti terdapat kesalahan pada instalasi, yang
kemungkinannya adalah :
 Harga R yang dipasang terlampau rendah.
 Ada kontak yang kurang baik pada sirkit lingkar yang diukur.
3. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang teliti, selisih antara VE dan VE1 harus cukup besar. Bila selisih tersebut
terlalu kecil, maka selisih tersebut dapat diperbesar dengan mengatur Rh secukupnya.

Pengukuran Arus Hubung Pendek pada Sistem PNP (Pembumian Netral Pengaman)

Pembumian Netral Pengaman (PNP) ialah pengaman dengan cara menghubungkan BKT perlengkapan
dengan penghantar netral yang dibumikan (penghantar nol) sehingga bila terjadi kegagalan isolasi maka tegangan
sentuh yang terlalu tinggi tidak tertahan karena bekerjanya pengaman arus lebih.
Cara menghubungkan BKT perlengkapan dengan penghantar nol, dilaksanakan melalui penghantar
pengaman adalah sebagai berikut ::
1. Untuk penghantar pengaman dengan luas penampang kurang dari 10 mm2 tembaga, caranya melalui penghantar
itu sendiri dihubungkan ke rel / terminal pengaman, kemudian dihubungkan ke rel / terminal rol di dalam PHB yang
sama atau PHB di sebelah hulunya.
2. Untuk penghantar pengaman dengan luas penampang 10 mm 2 tembaga atau lebih, penghantar pengaman tersebut
dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai penghantar pengaman juga sebagai penghantar netral (disebut penghantar rol),
sehingga BKT perlengkapan dapat dihubungkan melalui penghantar tersebut ke rel / terminal pengaman PHB,
sedangkan terminal netral perlengkapan cukup dihubungkan ke BKT perlengkapan.
3. Untuk perlengkapan tanpa penghantar netral, BKT perlengkapan dihubungkan melalui penghantar pengaman rel /
terminal pengaman PHB. Bila PHB tidak memiliki terminal / rel pengaman, maka penghantar pengaman dihubungkan
ke terminal nol PHB.

Persyaratan sistem PNP


Penampang penghantar antara sumber listrik atau transformator dan perlengkapan listrik harus cukup luas
supaya bila terjadi hubung singkat antara penghantar fase dengan penghantar nol, penghantar netral, penghantar
pengaman atau BKT perlengkapan listrik. Besar arus gangguan minimal sama dengan arus I dari pengaman
leburnya atau pengaman arus lebih terdekat lainnya, di mana I A = k x IN.
Pada umumnya transformator yang dihubungkan bintang-bintang tidak sesuai bagi sistem PNP, karena
reaktansnya terhadap arus hubung singkat seperti tersebut di atas terlalu besar. Jika persyaratan tersebut di atas
tidak bisa terpenuhi pada sebagian jaringan distribusi dan instalasi konsumen maka sistem PNP tidak boleh dipakai.
KHA penghantar fasenya (dengan pengecualian) diperbolehkan sesuai dengan Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5.
Luas Penampang untuk Penghantar Netral
dari Bahan yang Sama dengan Penghantar Fasenya.
Ukuran penghantar fase Ukuran penghantar netral
(mm2) (kabel berInti banyak, kabel bumi) (mm2)
1,5 1,5
2,5 2,5
4 4
6 6
10 10
16 16

Lembar Kerja
at dan Bahan
1. Suatu instalasi listrik penerangan dan tenaga
2. Voltmeter AC............................................................... 1 buah
3. Amperemeter AC........................................................ 1 buah
4. Elektroda bantu........................................................... 1 buah
5. Kabel Penghubung................................................... secukupnya
6. Kertas............................................................................ secukupnya
7. Pulpen.......................................................................... 1 buah

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Gunakan pakaian praktik dan perlengkapan pengaman lainnya!
2. Hati-hatilah dalam melakukan praktik!

Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini!
2. Rangkailah percobaan seperti Gambar 3 di bawah ini!
3. Aturlah RV pada posisi maksimum!
4. Hubungkanlah sakelar S!
5. Aturlah RV sehingga Amperemeter dan Voltmeter menunjukkan simpangan secukupnya dan catatlah hasilnya pada
Tabel 6!
6. Bukalah sakelar S!
7. Hentikanlah kegiatan dan kembalikan semua alat dan bahan ke tempat semula!
8. Buatlah kesimpulan secara keseluruhan dari percobaan tadi berdasarkan data dan pengamatan!

Sumber

R
S
T

Rp RB
 20m

Gambar 3. Rangkaian Percobaan


Keterangan :
Rp : Penghantar bumi / pentanahan
RB : Elekroda bantu
RV : Tahanan variabel
A : Amperemeter
V : Voltmeter

Lembar Latihan
1. Mengapa tahanan pentanahan perlu diukur?
2. Berapakah tahanan pentanahan maksimum yang diperkenankan?

LEMBAR EVALUASI

A. Pertanyaan
1. Lakukanlah praktik pengujian fisik instalasi listrik penerangan dan tenaga tanpa membuka buku catatan / lembar
kerja !
2. Lakukanlah praktik pengukuran tahanan isolasi instalasi listrik penerangan dan tenaga tanpa membuka buku catatan /
lembar kerja !
3. Lakukanlah praktik pengukuran tahanan pentanahan tanpa membuka buku catatan / lembar kerja !

B. Kriteria Kelulusan

Skor
No Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1–10)
1. Langkah kerja 2
2. Kebenaran praktik 4
3. Keselamatan kerja 1 Lulus jika nilai
4. Kecepatan kerja 2 minimal 70
5. Laporan praktik 1
Nilai Total

LEMBAR JAWABAN LATIHAN

A. Kegiatan Belajar 1
1. warna penghantar phase, pentanahan dan nol / netral sesuai dengan ketentuan dalam PUIL adalah sebagai berikut :
a. Penghantar phase berwarna selain biru dan loreng hijau – kuning
b. Penghantar pentanahan berwarna loreg hijau-kuning.
c. Penghantar rol berwarna biru.
2. Tinggi pemasangan kotak kontak dari lantai sesuai dengan ketentuan dalam PUIL minimal 1,25 m atau bila kurang
kotak kontak harus diberi tutup.
3. Tinggi sakelar dan PHB dari lantai sesuai dengan ketentuan dalam PUIL adalah sebagai berikut :
a. Tinggi saklar minimal 1,25 m dari lantai
b. Tinggi PHB minimal 1,5 m dari lantai.
4. KHA (kemampuan hantar arus) nominal perlengkapan instalasi listrik sesuai dengan ketentuan dalam PUIL minimal
10 A atau minimal sama dengan harga sekeringnya.
5. Cara pemasangan kabel NYA sesuai dengan ketentuan dalam PUIL harus dipasang di dalam pipa, kecuali di
atas plafon boleh dipasang pada isolator rol.
6. Cara pemasangan kabel NYM sesuai dengan ketentuan dalam PUIL yaitu boleh dipasang di dalam pipa atau tanpa
pipa, di dalam atau di luar tembok.

B. Kegiatan Belajar 2
1. Yang dimaksud dengan tahanan isolasi dari instalasi listrik adalah tanahan isolasi antara dua kabel instalasi listrik
2. Nilai minimum tahanan isolasi instalasi listrik dalam ruang kering adalah 1000  / volt
3. Pengertian dari tahanan isolasi sebesar 1000  / volt adalah arus bocor dari tiap bagian instalasi pada tegangan
nominalnya tidak boleh melebihi 1 m A tiap 100 meter panjang instalasi tersebut.
4. Bagian instalasi listrik yang diukur tahanan isolasinya adalah bagian yang terletak diantara dua pengaman arus
lebih dan terletak sesudah pengaman arus lebih yang terakhir.
5. Langkah-langkah dalam mengukur tahanan isolasi adalah dengan melepaskan semua hubungan ke beban, ke
jaringan dan ke bumi (kecuali penghantar pengaman) dan hubungan antara rel / terminal netral dan rel / terminal
pengaman (pembumian).

C. Kegiatan Belajar 3
1. Tahanan pentanahan perlu diukur karena besarnya tahanan pentanahan akan mempengaruhi pengamanan suatu
instalasi listrik. Apabila besarnya tahanan pentanahan melebihi batas yang ditentukan, maka harus diadakan
perbaikan sistem pentanahan.
2. Tahanan pentanahan maksimum yang diperkenankan atau yang ditentukan dalam PUIL adalah 10 ohm.

Anda mungkin juga menyukai