Anda di halaman 1dari 6

A. UMUM 1.

GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS

1.1. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatur listrik yang telah mempunyai surat pengakuan (PAS) dari PLN setempat dan SIPP dari Pemerintah setempat. 1.2. Gambar, Spesifikasi, Risalah rapat/Presentasi perencana merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan yang baik dengan Pemberi Tugas / Owner dalam pekerjaan ini, sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadual dan spesifikasi yang ditentukan. 2.1. AVE, VOE, PUIL, LMK. 2.2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No : 023/PRT/78 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL) 2.3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No : 024/PRT/78 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL) 2.4. Peraturan/persyaratan dan Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat. 2.5. Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material tersebut dibuat. 2.6. Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku syah di Indonesia. 2.7. Menjaga Estetika (keindahan) dan kerapian pemasangan instalasi. 3.1. Kontraktor wajib melengkapi segala sesuatu yang diperlukan guna terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari Badan/Jawatan Pemerintah tersebut. Kontraktor wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan memenuhi syarat sesuai standard yang diisyaratkan dalam spesifikasi maupun peraturan Pemerintah. 4.1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib cross checking dan gambar-gambar yang diterima, dengan gambar-gambar/spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan satu dengan lainnya agar didapat mutu pekerjaan yang baik. Bila terdapat kelainan dari gambargambar maupun spesifikasi dengan pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada Pemberi Tugas /Owner.

2. PERATURANPERATURAN

3. IJIN DAN PEMERIKSAAN

4. KOORDINASI DENGAN PEKERJAAN LAIN

B. LINGKUP PEKERJAAN 5. REKONDISI 5.1. Pekerjaan meliputi Rekondisi pengadaan, pemasangan kabel PENGADAAN DAN dan tenaga, pengujian dari semua peralatan/material/mesin PEMASANGAN yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dari peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan akan tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh system instalasi listrik yang baik dimana setelah diuji, dicoba dan disetel dengan teliti siap untuk dipakai. Hal mana didalamnya pekerjaan rekondisi adalah sbb: a. Pemasangan kabel-kabel penerangan. b. Pemasangan instalasi penerangan dan instalasi stop kontak didalam bangunan maupun diluar bangunan lengkap dengan fixturenya.

C. PERALATAN, BAHAN-BAHAN DAN PELAKSANAAN INSTALASI LISTRIK

6. KABEL PENERANGAN DAN CONDUIT

6.1. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan adalah type NYM, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5mm2, dan untuk tenaga dipakai type NYY dengan penampang minimum 4 mm2. 6.2. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos, tee doos dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai sekrup. Sedang untuk penyambungan didalam beton harus memakai terminal box metal. 6.3. Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus diklem/diikat kawat dan pada prinsipnya kabel-kabel tidak diperkenankan diklem pada konstruksi bangunan. 6.4. Kabel-kabel yang terpasang didalam dak, kolom beton, dinding beton harus menggunakan pipa metal (jenis GIP light duty). Pemasangan pipa metal pada daerah-daerah tersebut harus disertai dengan kawat pengikat. 6.5. Penyambungan kabel-kabel penerangan, stop kontak didalam doos harus memakai las/dop yang terbuat dari bak elit berwarna. (buatan Legrand atau equivalent yang dapat disetujui Pemberi Tugas / Owner). 6.7. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel buatan Kabel Metal dan Kabelindo atau Supreme.
7.1. Pada prinsipnya stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan

7. MATERIAL UNTUK INSTALASI

7.2. 7.3. 7.4. 7.5.

adalah merk CLIPSAL atau equivalent yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas / Owner. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush mounting), Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, stop kontak dinding harus dipakai dari jenis bahan metal. Stop kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dan diruangan-ruangan yang basah/lembab harus jenis waterproof (WP), sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai. Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding Type : Flush Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 13 A Outlet + switch : 1 A/ 16 A Bentuk : Persegi dengan outlet, switch, pilot lamp

8. PERKABELAN

8.1. Pengaturan Fasa Kontraktor harus menetapkan pengaturan fasa system elektris PLN dan selanjutnya mempertahankan pengaturan fasa tersebut. 8.2. Sambungan dan Hubungan Kontraktor harus memperkerjakan tenaga yang ahli dalam penyambungan kabel, bilamana dibuat sambungan solder, maka solder harus mempunyai titik leleh 180oC atau lebih, jika tidak harus dipakai sambungan kerut (crimped connection). Semua sambungan harus kabel dan pemotongan kabel harus dilaksanakan sesudah terlebih dulu dipasang gelang penekan (gland) kabel yang sesuai. 8.3. Ujung-ujung Kable Sesudah pemotongan, ujung-ujung kabel harus segera disegel untuk menghindari pengaruh udara lembab sampai dibuat hubungan yang permanen. 8.4. Glands (Gelang Penekan)

8.5.

8.6.

8.7.

8.8.

8.9.

Semua gelang penekan harus dari jenis kompresi dengan kompresi terpisah pada sarung dalam, perisai dan sarung luar, tahan cuaca dan tidak tembus air. Ban pengikat ke tanah merupakan bagian kabel harus dikaitkan ke tanah. Bila kabel mempunyai sarung PVC luar maka gelang penekan harus diberi selubung PVC. Penandaan Kabel Semua inti pengontrol, kabel alarm dan sinyal harus ditandai dengan gelang bernomor atau berhuruf pada kedua tepi terminal alat yang menunjukkan nomor-nomor sirkuit. Semua kabel harus ditandai dengan nomor kabel masing-masing yang dicap pada label kuningan dan dipasang pada kabel ditiap ujung gelang penekan (gland). Kabel-kabel di Atas Tanah Kabel-kabel di atas tanah harus didukung secukupnya pada piring kabel dari baja yang digalvanisasi dengan celup panas dan tertutup PVC. Untuk mengunci kabel harus dipakai paku metal atau plastic pada interval tertentu dengan arah horizontal atau vertical seperti dianjurkan dalam standar. Pada waktu pemasangan kontraktor harus menjaga agar semua tutup plastic tidak menjadi rusak. Bila kabel hanya satu jalur maka dapat diikat langsung pada baja pendukung. Jika banyak jalur kabel maka kabel harus dikelompokkan dengan rapih dan bila diperlukan pada tekukan harus dipakai penjepit tambahan. Pipa Kabel (Cable Duct) Semua kabel harus dipasang dan ditarik melalui pipanya dengan tangan, metoda mekanis tidak diperkenankan pada pemasangan dan penarikan. Semua kabel harus dipasang dan ditempatkan dengan cara yang rapi dan teratur. Persilangan sedapat mungkin dihindari. Setelah kabel selesai dipasang, ujung-ujung pipa yang terbuka harus disegel untuk mencegah air atau cairan lain dengan cara menyumbatnya dengan kayu yang keras dan Densoplast bila pipanya kosong, bila pipa sudah terisi kabel, maka penyumbat harus dari kain tebal dan Densoplast. Pipa berjenis serat bitumen tidak boleh dipakai. Proteksi Kabel Kabel-kabel yang keluar dari saluran dan melewati beton menuju ke alat penghubung dan pembagi serta peralatan elektris lainnya harus didukung secukupnya dan dilindungi oleh selongsong timah atau baja yang harus disediakan oleh kontraktor. Selongsong tersebut harus ditanam dalam beton dan disegel untuk mencegah masuknya benda cair. Hubungan Pada sambungan yang memakai hubungan tipe ulir, kontraktor harus memasang sepatu kabel (crimped on spade lug) yang sesuai dengan ujung kabel, blok-blok terminal harus diberi pen kabel berkerut yang sesuai.

D. FIXTURES DAN ARMATURE 9. LAMPU/TUBE/BULB 9.1. Lampu Flourescent/ TL BLK 1 x 36 watt /FLUORESCENT 1. Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, warna putih type TLO 54. 2. Ballast dengan maximum losses + 9,5 Watt, 220 Volt. 3. Kapasitor yang menghasilkan minimum P.F.0,95 (kapasitor 3,25 uf) 4. Starter switch, terminal dengan tube fitting, rotary lock. 5. Lumen output minimum + 3.100 lumen (setelah 100jam

nyala). 9.2. Armature TL 2 x 18 Watt Recessed Mounting Air Troffer 1. Housing : Bahan plat besi 0,7 pembuatan harus dengan mesin, peralatan lampu built in. 2. Reflector : Louver mirror. 3. Semua komponen listrik berada di dalam rerumahan/housing ( built in ) lengkap dengan reflector. 4. Memakai lamp holder yang merupakan kesatuan dari 2 buah lampu TL. 5. Memakai louver type Mirror optic. Kontruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/pergantian komponen yang berada di dalamnya. Rumahan dan reflector harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. Seluruh rumahan dan reflector harus dilapisi dengan cat dasar, serta diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara stove enameled/bake enameled (cat bakar). Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungannya. 9.3. Lampu SL 23 Watt 1. Lampu type standar, warna putih TLD 54. 2. Ballast dengan maximum losses + 9 Watt, 220 Volt. 3. Kapasitas yang menghasilkan minimum P.F. 0,95 (kapasitas 450 uf) 4. Lumen Output minimum + 3.100 lumen (setelah 100 nyala). 9.4. Lampu Down Light Recessed Mounted Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan black bayonet dan reflector. Lampu : PLC 18 Watt. 10. LIGHTING FIXTURES 10.1. Lighting fixtures yang dapat digunakan, kapnya boleh ex local yaitu: Dayalite, artolite. 10.2. Komponen-komponen untuk lampu TL misal : Starter, Condenser, Fitting dan Ballast harus buatan Philips Holland, sedangkan untuk tabung TLnya dapat dipakai buatan Philips Indonesia. 10.3. Kondensator yang dipasang pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor minimal 0,85 (hasil pengetesan harus diberikan kepada Pemberi Tugas/Owner). 10.4. Tabung TL yang dapat dipakai adalah jenis White (Color 33). 10.5. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dari karat dan lecet-lecet. 10.6. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih, kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaanpekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan maintenance dengan mudah dapat dilaksanakan. 10.7. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal pertanahan (grounding). 11.1. Semua lighting fixtures, stop kontak, dan bagian-bagian metal lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik harus digrounding. 11.2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal

11. GROUNDING/

PENTANAHAN

berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder). 11.3. Nilai tahanan grounding sistim untuk panel-panel harus lebih kecil dari 5 ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari. 11.4. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum berdiameter 1 1/2 ", diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0,5 m. 11.5. Elektroda pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sepanjang 6 meter. E. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 12. SPESIFIKASI 12.1. Kabel dan kawat tembaga TEKNIS 1. Seluruh instalasi didalam bangunan dan kabel-kabel utama digunakan NYY 4 x 25 mm2 dengan jumlah inti disesuaikan dengan gambar. 2. Tidak diperkenankan mengganti type/jenis kabel tersebut 3. Sambungan kabel didalam tanah tidak diperkenankan. Seandainya keadaan tidak memungkinkan dan telah ada izin dari konsultan, Kontraktor harus menggunakan sambungan resin dari merk 3 M atau setara. 4. Merk kabel yang digunakan harus telah mendapat pas PLN, antara lain Tranka atau kabel kabelindo, Supreme, setara . 12.2. Konduit : 1. Kabel yang turun menuju saklar dan stop kontak didalam tembok dan Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC/EGA/CLIPSAL. 2. Ukuran konduit yang digunakan minimum ukuran Diameter 5/8. 3. Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dalam dokumen gambar. 12.3. Instalasi penerangan : 1. Instalasi penerangan dimaksud adalah titik lampu dan stop kontak, dan Instalasi stop kontak AC sesuai petunjuk gambar. 2. Letak pasti dari lampu-lampu tersebut disesuaikan dengan keadaan lapangan. 3. Pada pemasangan diatas plafond, kabel-kabel tidak diperkenankan diklem kerangka plafond, tetapi harus diklem ke lantai beton, kecuali diatas plafond tidak ada lantai beton. 4. Pada setiap pencabangan titik lampu harus diberi doos/junction box. 5. Sambungan didalam junction box menggunakan isolasi PVC kemudian ditutup dengan lasdop. 6. Sambungan kabel untuk titik penerangan hanya diperkenankan pada junction box/doos tersebut. 7. Kabel-kabel harus diklem setiap 30 cm, jalan-jalan kabel harus diatur dengan baik dan rapi. 12.4. Peralatan instalasi : 1. Seluruh klem-klem harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat sendiri. 2. Semua kabel yang terlihat mata (exposed) harus diberi penahan dengan klem sehingga kabel tersebut kelihatan

3.

lurus dan baik. Doos/junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan dibuat dari PVC dari jenis baik.

Anda mungkin juga menyukai