Anda di halaman 1dari 88

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, ELEKTRONIKA DAN PLUMBING

BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

I. PENJELASAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi :


a. Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja,
pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung
atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan
menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengka
b. Juga di sini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan
pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai petunjuk MK.

2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah :


PEKERJAAN MEP MAPOLDA SUMATRA SELATAN.
a. Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal :
1) Pekerjaan Jaringan Listrik Utama Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah
dan Panel Distribusi;
2) Pekerjaan Instalasi Listrik (lampu dan unit outlet power);
3) Pekerjaan Instalasi Tata Udara (AC dan fan) dan Pengadaan Unit;
4) Pekerjaan Instalasi Plambing (Air Bersih, Air Bekas dan Air Kotor, serta Air
Hujan, Siram Taman Air Hujan) dan perangkat utama;
5) Pekerjaan Elektronika dan Perangkat Utama (CCTV, Telepon, Fire Alarm, Data,
Sound System, MATV, Access Control);
6) Pekerjaan Instalasi Fire Hydrant dan Sprinkler;
7) Pekerjaan Presurized Fan;
8) Pekerjaan Penangkal Petir;
9) Pekerjaan Instalasi Generator Set;
10) Pekerjaan Gondola;
11) Lain-lain sesuai dokumen.

II. TEMPAT PROYEK


Pekerjaan ini dilaksanakan kawasan Mapolda Sumatera Selatan, Palembang.

1
BAB 2
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL ELEKTRONIKA DAN PLAMBING

PASAL 01
KETENTUAN UMUM

1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan antara lain harus mempunyai izin-izin
kerja yang masih berlaku. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan
pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
- Ketentuan Umum ini;
- Uraian dan Ketentuan teknis;
- Gambar-gambar bestek;
- Ketentuan administrasi;
- Perintah Konsultan MK di lapangan baik tertulis maupun lisan.

2. Peraturan dan Syarat-syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan Untuk


Pemasangan Instalasi
a. Untuk Instalasi Listrik
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011(PUIL 2011)
- Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
- Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU dan T No. 024-PRT/1978).
- Pedoman MKan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. 59/PD/1980.
- Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah
yang berwenang dan telah diakui penggunaannya, di antaranya dari
Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
 Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
 Standar penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen. Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

b.Instalasi Tata udara


1. Kerangka Acuan Kerja dari Pemberi Tugas (Owner).
2. Peraturan DEPNAKER RI.
3. Standar yang digunakan :
- ASHRAE Hand Book : Fundamental, ASHRAE, Inc
- SNI 03-6572-2001 - Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung
- SNI-6389-2011- Konservasi Energi Selubung Bangunan
- SNI-03-6390-2011 - Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada
Bangunan Gedung
- PUIL 2011

c.Untuk Instalasi Genset dan Uji Genset


- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011).
- Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat.

2
- Lampiran sertifikasi asal usul barang (country of origin), brand new, sertifikat
keagenan merk di Indonesia dan hasil pengujian pabrik (FAT).
- SNI 04-7018-2004, tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga.
- SNI 04-7019-2004, tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat
Menggunakan Energi Tersimpan.
- Pengadaan genset by owner.

d. Untuk Instalasi Plumbing


- Pedoman Plumbing Indonesia 2015.
- Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan :
Rancangan 1968 (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik
Penyehatan).
- Ketentuan dari PAM setempat.

e. Untuk Instalasi Penangkal Petir


- PUIL 2011
- Pedoman Instalasi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.
- Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC 699.887.2.

f. Untuk Instalasi Pemadam Kebakaran dan Fire Detection


- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung.
- Petunjuk Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-
2.3.53.1987/UDC 699 81 : 72.01).
- Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis, Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. 01/DP/1980.
- Panduan Perencanaan Sistem Hydrant untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. (SKBI 3.4.53.1987/UDC
699.81.614.843).
- Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk gedung pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI
3.4.53.1987/UDC 699.81.614.845).
- Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. (SKBI
3.4.53.1987/UDC 699.81.614.84) dari Departemen Pekerjaan Umum.
- Standar NFPA, dimana sudah diakui penggunaannya di Indonesia.
- Standar FUC, dimana sudah diakui penggunaannya di Indonesia.
- Pedoman Plambing Indonesia 2015

g. Untuk Instalasi Telepon


- Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon Langganan,
Perum Telekomunikasi.
- Pedoman pemasangan Saluran Rumah Gedung Bertingkat Perumtel.
- Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/Tidak Otomat Litbangtel

3
Perum. Telekomunikasi.
- Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat.

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan


Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
a. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan dalam projek ini bersifat modernisasi instalasi dan pemasangan
perlengkapan utama. Sehingga instalasi mekanikal elektrikal, elektronika dan
plumbing dipasang pada bangunan yang sudah beroperasi.
- Semua instalasi yang terdokumen dalam dokumen kontrak harus
dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan terlaksana dengan serapi mungkin.
Instalasi jaringan dan unit eksisting dibongkar dan diganti dengan instalasi
dan peralatan yang baru. Instalasi eksisting dikumpulkan, didokumentasikan
dan diserahkan kepada owner.
- Semua pekerjaan Arsitektural dan sipil yang rusak dikarenakan pemasangan
instalasi MEP yang baru, menjadi tanggung jawab Pemborong.
- Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang diperlukan
kepada badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi mekanikal dan
elektrikal PLN, PAM, Jawatan Keselamatan Kerja.
- Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang.
- Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas hingga mengenal
betul seluruh instalasi.

b. Penjelasan Umum Pekerjaan


- Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum
dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat Pemborong dianggap
mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
- Jika di dalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang
sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan
dengan Konsultan MK.
- Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,
Pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari
apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada Konsultan MK.

c. Syarat Mengenai Bahan


- Semua bahan harus mengacu pada spesifikasi material yang ada dalam
dokumen kontrak.
- Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.
- Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat
dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan Konsultan MK.
- Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan MK tidak memenuhi
syarat maka pihak Pemborong harus segera menyingkirkan bahan-bahan
tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.

d. Syarat Keselamatan Kerja


Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang
memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, di samping syarat-syarat indikator

4
yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan/arus listrik.

e. Serah Terima Pekerjaan


Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan
tersebut telah dilakukan tes dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan MK. Pada
waktu serah terima pekerjaan, Pemborong harus menghadiri dan memberikan
penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan penerimaan oleh pihak Pemberi
Tugas.

f. Gambar Revisi
Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang
dipasang/as built drawing untuk :
- Arsip Pemberi Tugas (3 set)
- Keperluan pengurusan izin-izin sebanyak yang diperlukan.

5
PASAL 02
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan
commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu
dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun
instalasi penerangan. Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
- Panel tegangan menengah 20 KV MVMDP.
- Pengadaan trafo step down.
- Panel utama dan sub panel serta panel otomatis genset.
- Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
- Kabel power tegangan menengah.
- Kabel tegangan rendah dari trafo.
- Kabel power utama MDP dan sub panel.
- Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
- Lampu-lampu (lightning fixtures, power outlet, exit lightning dan emergency
lightning).
- Pentanahan.
- Testing dan commisioning.

2. Elektrode Konduktor Pengetanahan


Pipa galvanized ∅ 2" dengan bar copper electroda ukuran sesuai desain dan
dimasukkan dalam pipa galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar.
Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan pengetanahan maksimal 2
ohm. Kontrol box dengan ukuran 40 x 40 cm dengan tutup beton, pengetanahan
untuk pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator
maupun penangkal petir.

3. Persyaratan Teknis Sistem Distribusi Listrik Tegangan Menengah

3.1 UMUM

3.3.1. Persyaratan Umum


Switchgear Tegangan menengah akan ditempatkan di dalam gedung yang
disediakan secara khusus.
Switchgear harus metal-enclosed, prefabricated dan modular. Switchgear–
switchgear yang terangkai, yang mana akan disebut setelah ini dengan
sebutan Panel Hubung Bagi adalah terdiri dari kompartemen-kompartemen
atau unit-unit.
Panel Hubung Bagi dan komponen-komponen harus dapat memenuhi kondisi
operasi untuk daerah panas dan iklim tropis yang lembab.

Peralatan yang akan disuplai memenuhi kriteria sebagai berikut :


 Desain terbuka,

6
 Mudah untuk memasang,
 Aman dan mudah dioperasikan,
 Desain yang kompak,
 Pemeliharaan berkurang,
 Keselamatan operator.

Pemasok harus dapat membuktikan bahwa ia memiliki pengalaman yang luas


di bidang panel tegangan menengah dan dapat memberikan keterangan
bahwa panel-panel tersebut dapat beroperasi di jaringan PLN dengan baik
selama paling sedikit 3 (tiga) tahun. Barang-barang yang ditawarkan
diutamakan produksi dalam negeri.

3.3.2. Standar
Switchgear adalah dirancang dan pabrikasi menurut persyaratan yang
ditetapkan dalam rekomendasi IEC yang terakhir dan bersesuaian, ditambah
dengan edisi terakhir yang memungkinkan diterapkannya standar-standar
berikut ini :

NF.C Standar (Perancis)


VDE/DIN Standar (Jerman)
BS Standar (Inggris)
NEMA Standar (Amerika Serikat)
JIS Standar (Jepang)
Dan edisi yang disebutkan di dalam spesifikasi ini. Peralatan yang memenuhi
standar-standar berwenang lainnya, yang mana menjamin kualitas yang
sama atau lebih daripada standar-standar tersebut di dalam spesifikasi ini,
juga akan diterima.

Rekomendasi IEC dan standar-standar internasional yang berkaitan dengan


spesifikasi yang dihadirkan adalah di usulkan tetapi tidak terbatas pada daftar
berikut :

62271-200 High-voltage switchgear and controlgear - Part 200: AC


metal-enclosed switchgear and controlgear for rated
voltage above 1 kV and up to and including 52 kV
62271-1 High-voltage switchgear and controlgear - Part 1:
Common specifications
62271-103 High voltage switches for rated voltages above 1 kV
and less or equal to 52 kV
62271-105 High voltage alternating current switch-fuse
combinations
60255 Electrical relays
62271-100 High-voltage alternating current circuit breakers
62271-102 High-voltage alternating current disconnectors and
earthing switches
61869-2 Instrument transformers - Part 1: current transformers
61869-3 Instrument transformers - Part 2: voltage transformers

7
60044-8 Instrument transformers - Part 8: low power current
transducers
62271-206 High-voltage prefabricated switchgear and controlgear
assemblies - Voltage presence indicating systems

IEE-693 2005 IEEE Recommended Practice for Seismic Design of


Substations
EN600068-3-3 1993 Environmental testing-Part 3: guidance, Seismic test
methods for equipments

3.3.3. Kondisi Iklim


1. Geografi
Daerah khatulistiwa
2. Ketinggian
Kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut.
3. Atmosfer
Kelembaban :
 Rata-rata kelembaban relatif selama periode 24 jam, kurang dari atau
sama dengan 95%.
 Rata-rata kelembaban relatif selama 1 bulan, kurang dari atau sama
dengan 90%.
 tekanan uap rata-rata selama periode 24 jam, kurang dari atau sama
dengan 2,2 kPa.
 tekanan uap rata selama periode 1 bulan, kurang dari atau sama
dengan 1,8 kPa.

Untuk kondisi ini, kondensasi mungkin kadang-kadang terjadi. Kondensasi


dapat diharapkan dimana perubahan suhu yang tiba-tiba terjadi pada
periode kelembaban tinggi.
Pabrikan harus menyediakan instalasi busbar alternatif untuk menahan
kondisi lingkungan yang buruk sebagai pilihan.
Untuk menahan efek kelembaban tinggi dan kondensasi, seperti
kerusakan isolasi, harap memberikan perhatian pada rekomendasi Teknik
Sipil untuk desain bangunan atau ruangan, dengan ventilasi dan instalasi
yang sesuai.
Ambient polusi udara :
 tidak ada polusi yang signifikan oleh debu, asap, korosif dan/atau gas
yang mudah terbakar, uap atau garam.
4. Suhu
Jelajah suhu : 16 ºC - 40 ºC
Suhu rata rata dalam 1 tahun : 27 ºC
Suhu rata rata dalam 1 hari : 35 ºC

3.3.4. Karakteristik Eletrik Tegangan Menengah

 Tegangan Pengenal…………………………………………………………… 24
kV

8
 Tegangan Pelayanan……………………………………………………20 kV
 Frekwensi Pengenal…………………………………………………………..50 Hz
 Tegangan ketahahan impuls standard, kering (peak)………………… 125 kV
 Tegangan ketahanan frekuensi daya dalam 1 menit, kering (rms)……. 50 kV
 Tegangan ketahanan pada jarak isoalsi ujung ke ujung :
- Tegangan impuls (peak)………………………………………. 145 kV
- Tegangan pada frekuensi daya 1 menit ……………………… 60 kV
 Arus normal busbar…………………………………………………… 630 A
 Arus ketahanan hubung singkat 1 detik………………………………  14,5 kA
 Arus gangguan tanah maksimum untuk 1 detik………………………… 1 kA
 Tegangan uji pada sirkuit-sirkuit bantu…………………………………2 kV
 Switchgear harus memiliki kinerja internal Arc sebesar 12,5kA/1s pada tiga
kompartemen (1-busbar dan 2-switching/disconnecting, dan 3-kabel koneksi)
sebagai IAC : AFL sampai dengan dan termasuk 24KV pada arus pengenal
630A. Tegangan surja switching pada Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) harus
sesuai untuk trafo-trafo dengan pendingin minyak (tanpa arrester) pada 125
kV BIL.

3.2 DESAIN DAN KOMPOSISI

3.2.1. Desain Panel Hubung Bagi


3.2.1.1. Konstruksi
Panel hubung bagi tegangan menengah harus terdiri dari kompartemen-
kompartemen yang secara lengkap tertutup di dalam selungkup logam
termasuk penutup dasarnya.
Panel hubung bagi dipabrikasi dari pelat baja dan terdiri dari kubikel-kubikel
yang dapat ditukar-alihkan posisinya.
Kubikel yang dapat ditukar-alihkan harus memiliki dimensi yang standar dan
dapat digabung secara mudah.
Plat baja yang digunakan pada konstruksi panel harus secara sempurna,
datar dan memiliki ketebalan tidak kurang dari 1,5 mm.
Switchgear harus memenuhi persyaratan seismik. Ini harus sesuai dengan
persyaratan seismik sesuai IEEE 693 2005.

3.2.1.2. Derajat Proteksi


Derajat proteksi atau perlindungan manusia terhadap bahaya berdekatan
dengan bagian bagian bertegangan dan bagian bagian bergerak harus
memiliki minimal IP3X untuk selungkup dan IP3X untuk dinding
pemisah/penyekat.
Sebuah benda dengan diameter 2,5 mm tidak boleh masuk ke dalam panel
hubung bagi. Hal ini untuk pengaman terhadap masuknya binatang-binatang
kecil ke dalam kompartemen.

3.2.1.3. Akses ke Kompartemen-kompartemen


Kompartemen Switchgear

9
Kompartemen-kompartemen ini memenuhi koneksi-koneksi kabel, isolator,
sakelar pemutus beban (LBS), sakelar pemutus tenaga (CB), sakelar
pentanahan, sekering-sekering, trafo ukur dan rele-rele.
Akses ke perlengkapan yang terpasang di dalam kompartemen-kompartemen
ini adalah dengan cara membuka pintu atau penutupnya.
Akses secara sebagian atau lengkap ke dalam kompartemen switchgear oleh
operator harus dimungkinkan hanya jika seluruh perlengkapan yang
terhubung ke sirkuit di luar kompartemen.
Interlock jenis mekanis harus melarang akses ke kompartemen switchgear
jika kondisi-kondisi berikut tidak dipenuhi :
 Sakelar (LBS, DS dan sebagainya) pada posisi terbuka/keluar.
 Sakelar pentanahan pada posisi tertutup/masuk.
 Adanya bagian-bagian penghantar yang berada di luar kompartemen
dalam keadaan dibumikan.
Penutupan pintu atau penutup tidak memungkinkan di lakukan kecuali
sakelar pentanahan dalam posisi masuk/tertutup.
Namun demikian, sakelar pentanahan harus memungkinkan dapat dibuka
selagi pintu dalam kondisi terbuka.
Kompartemen Busbar
Penutup dan penyekat pada kompartemen ini terpasang kencang dan tidak
dapat dibuka kecuali menggunakan peralatan (sebagai contoh pengencangan
dengan sekrup berkepala segi enam).
Modifikasi atau penggantian bagian pada busbar mensyaratkan seluruh Panel
Hubung Bagi dalam kondisi “ mati”.

3.2.1.4. Pengaman Operator Terhadap Gangguan Internal


Setiap overpressure disengaja karena busur internal dalam satu dari tiga (1-
busbar dan 2-switching/disconnecting, dan 3-kabel koneksi) kompartemen
fungsi harus tahan, dan gas akan buang ke parit kabel atau terowongan ke
atas untuk membiarkan keluar dari ruangan listrik melalui saluran di belakang
masing-masing bilik di switchboard.
Tidak ada penguatan tambahan harus diperlukan di ruang listrik.

Produsen harus memberikan laporan uji tipe untuk membuktikan kepatuhan


dengan IEC 62271-200 Lampiran A untuk dua kinerja internal Arc yang
berbeda;
 IAC: A-FL di 12.5kA/1s with downstream exhaust.

3.2.1.5. Tuas Pengontrol (Control Levers)


Tuas pengontrol untuk sakelar pemisah/pemutus akan lebih disukai apabila
pada posisi atas ketika sakelar berada dalam posisi ‘menutup” dan pada posisi
rendah ketika sakelar berada dalam posisi “membuka”.
Tenaga yang dibutuhkan operator dalam mengoperasikan tuas harus tidak
melebihi 250 N.
Arah perputaran engkol harus sedemikian sehingga tidak mentok ke tembok
atau ke pintu yang terbuka dari kompartemen yang berdampingan.

10
Posisi seluruh peralatan pemisah/pemutus harus secara jelas dan secara
otomatis ditunjukkan pada diagram mimik yang mana harus terdapat di muka
kubikel.

3.2.1.6. Mekanisme Pengontrol (Control Mechanism)


Mekanisme pengontrol untuk sakelar pemidsah/pemutus, harus dari jenis
pengoperasian manual mandiri.
Pengoperasian sakelar pemisah/pemutus harus dilakukan tanpa memasuki
kompartemen switchgear.
Komponen-komponen pada mekanisme kontrol atau peralatan pengunci dan
komponen-komponen yang berhubungan dengannya, dirancang dan
dikonstruksi sedemikian sebagaimana untuk menyediakan suatu faktor
keselamatan 3 dalam kaitannya dengan deformasi permanen atau putusnya
transmisi (bergantung materialnya) di dalam kondisi yang paling tidak disukai
dari suatu gaya 250 N yang di terapkan pada engkol/tuas pengontrol.
Peralatan interlocking (saling kunci) harus memiliki faktor keselamatan yang
lebih tinggi daripada mekanisme kontrolnya.
Posisi peralatan pemisah/pemutus termasuk isolator, harus dapat dilihat
dengan salah satu cara berikut :
 Ujung kontak bergerak dalam posisi terbuka memungkinkan dilihat melalui
“jendela tembus pandang” yang tersedia di depan selungkup/pintu kubikel.
 Sekat yang dapat dilihat secara jelas, dapat disisipkan di antara kontak-kontak
tetap dan kontak-kontak bergerak.
 Pemisahan dengan cara peralatan ditarik keluar.
 Pembukaan kontak-kontak diperlihatkan oleh suatu peralatan penunjuk untuk
masing-masing kutub atau untuk ketiga kutub bersama, bergantung pada
konstruksinya.
 Perlengkapan penunjuk ini harus dihubungkan secara langsung ke kontak –
kontak bergerak dengan hubungan yang kencang sehingga tidak dapat diubah-
ubah penyetelannya.

3.2.1.7. Label Informasi


Pelat informasi yang menunjukkan fungsi dari peralatan yang terdapat pada
berbagai kompartemen adalah dipasang di depan panel switchgear.
Informasi yang menunjukkan posisi buka/tutup dan arah perputaran untuk
pengoperasian buka/tutup CB, LBS, DS dan sakelar pentanahan harus
ditempatkan berdekatan dengan masing-masing sakelar yang bersangkutan
sehingga mudah diketahui oleh operator.
Pelat informasi harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
Pelat identifikasi berukuran 110 x 40 mm dipasang dengan sekrup di depan
masing-masing kubikel.

3.2.1.8. Dimensi
Dimensi keseluruhan dari satu unit sakelar pemutus beban (LBS) harus tidak
melebihi :
 Tinggi (Height) : 1.600 mm
 Kedalaman (Depth) : 1.000 mm

11
 Lebar (Width) : 500 mm
Sedangkan untuk circuit breaker (tanpa LV Box) adalah sebagai berikut :
 Tinggi (height) : 1.600 mm
 Kedalaman (Depth) : 1.300 mm
 Lebar (Width) : 750 mm
Lebar 500 mm harus dipertimbangkan bahwa ruangan cukup untuk seorang
pemasang kabel pada saat berada di dalam kubikel untuk pemasangan
terminasi panel.
“Lifting Lugs” yang dapat dilepas untuk fasilitas pengangkutan kubikel, harus
disediakan dan terpasang di atas masing-masing kubikel.

3.2.1.9. Pengecatan dan Perlindungan Terhadap Korosi


Panel Hubung Bagi sebagaimana secara keseluruhan harus memiliki
konstruksi yang dirancang untuk pemakaian di daerah panas dengan iklim
tropis yang lembab, juga harus disediakan anti “condensation heater” pada
masing-masing kubikel dengan daya tidak melebihi dari 50 W, namun
mampu menjamin dalam hal mengatasi persoalan kelembaban.
Pengerjaan terhadap seluruh pelat baja yang digunakan harus secara hati-
hati di proteksi terhadap korosi dan dicat sebelum dilakukan perakitan.
Selungkup, penutup dan dinding pemisah, harus dilapis dua kali pada
pengecatan akhir.
Metoda perlindungan terhadap korosi dan pengecatan yang diajukan, harus
dijelaskan di dalam penawaran.
Mur dan baut yang digunakan di dalam konstruksi, harus sesuai dengan
standar ISO (metrik) dan harus diproteksi terhadap karat.

3.2.1.10. Medium Isolasi/Pemutusan Busur Api


Medium isolasi/pemutusan busur api harus dari jenis gas SF6 baik untuk
sakelar pemutus tenaga (CB) maupun Sakelar Pemutus Beban (LBS).

3.3 SPESIFIKASI KUBIKEL 20 KV

3.3.1. Unit Incoming Load Break Switch


 1 set busbar 630 A.
 1 LBS tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
- Arus Pengenal ………………………………………………… 630 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik ………………………  16 kA
- Kapasitas Pemasukkan ……………………………………….. 31,5 kA
- Kapasitas pemutusan beban aktif utama ……… 630 A
- (faktor daya = 0,7 )
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel …………………………… 25 A
 1 Sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual.
 3 perlengkapan kontrol tegangan dengan lampu neon sebagai indikator
tegangan.
 Ruangan dan penahan/penjepit kabel harus disediakan pada bagian bawah
kubikel untuk pemasangan 3 terminal inti tunggal, untuk kabel tegangan
menengah yang di isolasi dengan bahan dieletrik padat.
12
3.3.2. Unit Voltage Transformer – Metering Panel
 1 set busbar 630 A
 1 Sakelar pemisah tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual ;
- Arus pengenal ………………………………………………… 100 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik ……………………...  6 kA
- Arus ketahanan puncak ………………………………… 31,5 kA
 3 Sekering HRC (kapasitas pemutus tinggi)
- Arus pengenal ……………………………………………… 6,3 A
- Kapasitas pemutusan ………………………………………  14,5 kA
 3 Trafo tegangan
- Rasio …………………………………… 15.000 – 20.000/ 100 V
- Burden pengenal ………………………………………. 30 –50 VA
- Kelas Akurasi …………………………… 0,5 (IEC 61869-3)
 3 Sekering TR untuk fasa dan satu link untuk netral sirkit sekunder. Sekering
– sekering ini ditempatkan di dalam sebuah penutup.

Note : Pada panel MV tipe Incoming SF6 Breaker yang tidak menggunakan
metering (Analog dan Power Meter) LPCT bisa koneksi langsung dengan rele
proteksi SEPAM sehingga tidak perlu menggunakan CT type blok trafo arus.
Akan tetapi jika Panel MV Incoming tipe SF6 Breaker menggunakan Metering,
maka harus menggunakan CT type blok trafo arus.
 Rele arus lebih fasa-fasa “definite time“ gangguan tanah “definite time“ dan
beban lebih “inverse time“. Rele ini harus dapat di-setting untuk karakteristik
sebagai berikut :
Arus Pengenal Waktu trip
1,05 In Sesudah 60 menit
1,2 In Sesudah 60 menit
1,5 In Sesudah 2 menit
4 In Pemutus momen
Rele ini harus di-catu dari trafo atas atau LPCT. Arus dan setting waktu dapat
diatur secara tersendiri. Rele harus disediakan dengan fasilitas untuk pengujian
arus dan untuk pengujian penjatuhan (current test terminal boxes).

3.3.3. Unit Outgoing Load Break Switch


 1 set busbar 630 A
 1 LBS tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
- Arus Pengenal ……………………………………………………. 630 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik …………………………  16 kA
- Kapasitas Pemasukan …………………………………….. 31,5 kA
- Kapasitas pemutusan beban aktif utama……………………… 630 A
(faktor daya = 0,7 )
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel ……………………………25 A
 1 Sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual
 3 Sekering HRC (kapasitas pemutus tinggi/fuse)

- Arus pengenal pada Fuse


13
Kapasitas Arus
Transformer Pengenal
/Fuse
<= 125 kVA 6.3 A
160 – 315 kVA 16 A
400 – 630 kVA 31.5 A
800 – 1000 kVA 43 A
1250 kVA 63 A
1600 – 2000 kVA 80 A
2500 kVA 100 A

- Kapasitas pemutusan …………………………………………  14,5 kA


 3 perlengkapan kontrol tegangan dengan lampu neon sebagai indikator
tegangan.
 3 Meter Arus dan trafo arus rasio yang mana harus ditempatkan pada posisi
outgoing.
 1 Shunt Trip Coil dan kontak bantu.
 Ruangan dan penahan/penjepit kabel harus disediakan pada bagian bawah
kubikel untuk pemasangan 3 terminal inti tunggal, untuk kabel tegangan
menengah yang diisolasi dengan bahan dieletrik padat.

3.4 Rele Proteksi dan Alat Pengukuran


3.4.1. Rele Proteksi
Rele-rele proteksi yang digunakan harus dari jenis “static modular” atau
integrated digital” dan harus sesuai dengan Standar IEC 255 untuk kondisi
lingkungan seperti :
 IEC 255-4, Ketahanan impuls : 5 kV
 IEC 255-22-1 Gelombang 1 Mhz : Class III
 IEC 255-22-4 Transien : Class IV
 IEC 255-22-3 Radiasi elektromagnetik : 20 V/m minimum (30 V/m lebih
baik)

Rele-rele proteksi harus dari jenis “flush mounting”, dan dapat ditarik keluar
(“disconnectable/withdrawable) tanpa memutuskan rangkaian arusnya.
Konektor rele harus dapat mengakomodasi kabel sampai dengan ukuran 2,5
mm2 untuk rangkaian kontrol dan 6 mm 2 untuk rangkaian arus.
Kontak keluaran rele harus mampu menahan arus steady state sebesar 8
Ampere.
Untuk keperluan koordinasi rele, rele proteksi di sisi bawah harus dapat di
koordinasikan dengan rele proteksi di sisi atasnya.
Rele proteksi harus dilengkapi dengan indikator gangguan di depan relenya,
dan menunjukkan jenis gangguan yang terjadi.
Rele proteksi harus dilengkapi dengan “self monitoring system”, dan
indikator yang menunjukkan kondisi operasi rele dalam keadaan baik atau
terjadi gangguan.

14
Jika dibutuhkan, fasilitas kontrol dan komunikasi untuk keperluan Gardu
Induk Tanpa Orang (GITO) harus disediakan.
Pemasok rele proteksi harus mempunyai sertifikat ISO 9002.
1 Karakteristik Rele Proteksi – S20
 Jenis Kurva untuk Over Current (50/51) dan Earth Fault (50N/51N) :
- Definite, Inverse, Very Inverse, Extremely Inverse, dan Ultra Inverse
 Karakteristik Over Current (50/51):
- Definite Time: 0,3 In <= Is <= 24 In (Ampere)
- IDMT : 0,3 In <= Is <= 2,4 In (Ampere)
- Step Penyetelan : 1 Ampere atau 1 digit
- Kelas Ketelitian : ± 5 %
- % Pick up : 93,5 % ± 5 %
- Waktu Tunda
 Definite Time : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 IDMT : 100 mdetik sampai dengan 12,5 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Earth Fault (50N/51N)
- Definite Time : 0,05 Ino <= Iso <= 10 Ino
- IDMT : 0,05 Ino <= Iso <= Ino
- Step Penyetelan : 0,1 Ampere
- Kelas Ketelitian : ±5 %
- % Pick up : 93,5 % ± 5 % untuk Iso >0,1 Ino

2 Alternatif - Karakteristik Rele Proteksi – S240


 Jenis Kurva untuk Over Current (50/51) dan Earth Fault (50N/51N) :
- Definite, Inverse, Very Inverse, Extremely Inverse, dan Ultra Inverse
 Karakteristik Over Current (50/51):
- Definite Time: 0,3 In <= Is <= 24 In (Ampere)
- IDMT : 0,3 In <= Is <= 2,4 In (Ampere)
- Step Penyetelan : 1 Ampere atau 1 digit
- Kelas Ketelitian : ±5%
- % Pick up : 93,5 % ± 5 %
- Waktu Tunda
 Definite Time : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 IDMT : 100 mdetik sampai dengan 12,5 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Earth Fault (50N/51N)
- Definite Time : 0,05 Ino <= Iso <= 10 Ino
- IDMT : 0,05 Ino <= Iso <= Ino
- Step Penyetelan : 0,1 Ampere
- Kelas Ketelitian : ±5 %
- % Pick up : 93,5 % ± 5 % untuk Iso >0,1 Ino
 Karakteristik Directional Earth Fault (67N)
- Penyetelan Arus : 0,05 Ino <= Iso <= 10 Ino
- Penyetelan Sudut : 0 0, 30 0, 45 0, 60 0, 90 0, - 45 0
- Kelas Ketelitian : ±5%
- % Pick up : 93,5 % ± 5 %

15
- Waktu Tunda : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Recloser (79)
- Jumlah Siklus : 4 kali
- Waktu Tunda : 100 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Over Voltage (59)
- Penyetelan Tegangan : 50 % Un sampai dengan 150 % Un
- Kelas Ketelitian : ±1%
- % Pick up : 97 % ± 1 %
- Waktu Tunda : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Under Voltage (27)
- Penyetelan Tegangan : 5 % Un sampai dengan 100 % Un
- Kelas Ketelitian : 1.5 % Un
- Waktu Tunda : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Thermal Image (49)
- Penyetelan Arus : 50 % Ib sampai dengan 200 % Ib
- Kelas Ketelitian : 1%
- Konstanta waktu T1 : 5 menit sampai dengan 120 menit
- Konstanta waktu T2 : 5 menit sampai dengan 600 menit

3.4.2. Alat-alat Pengukuran


Semua alat-alat pengukuran harus dari jenis digital atau yang sejenis sesuai
dengan trafo arus dan trafo tegangan yang berhubungan, dan hasil
pengukuran didapat dengan cara pengalian nilai pembacaan dengan suatu
faktor tertentu tidak diperbolehkan.
Alat-alat pengukuran harus dirancang dan tahan terhadap kondisi lingkungan
di daerah tropis dengan kelembaban yang tinggi.
Kelas ketelitian dari alat-alat pengukuran harus tidak kurang dari satu persen.
Jika di lapangan ditemukan ketelitian alat-alat pengukuran lebih dari dua
persen, maka meter tersebut akan dikembalikan kepada pemasok untuk
dikalibrasi ulang atau diganti dengan yang baru tanpa tambahan biaya ke
pemilik (PLN). Semua alat pengukuran harus dirancang untuk dihubungkan
dengan sisi sekunder trafo arus sebesar lima ampere.
Energi meter (kWh dan kVarh harus dari jenis “induction disc three phase
unbalance load”, terdiri dari tiga elemen dan terpasang pada rumah metal
yang kuat. Setiap energi meter harus dilengkapi dengan satu “cyclo meter
register” yang mempunyai tidak kurang dari tujuh nomor dengan roda (6
nomor ditambah 1 digit).
Jika alat-alat pengukuran letaknya tidak berada pada lokasi yang sama
dengan switchgear-nya, fasilitas pada switchgear yang bersangkutan harus
disediakan untuk keperluan tersebut.
Jika dibutuhkan, transducer atau fasilitas yang setara harus disediakan untuk
keperluan pengukuran dan pengendalian jarak jauh.

16
3.5 Kelengkapan Kompartemen Tegangan Rendah
Setiap kubikel harus dilengkapi dengan kompartemen tegangan rendah, yang
memuat semua peralatan tegangan rendah beserta kelengkapannya, seperti
rele-rele proteksi, peralatan-peralatan pengukuran dan blok-blok terminal.
Semua indikasi harus terlihat dari depan kubikel. Peralatan tegangan rendah
dihubungkan dengan pemutus tenaga melalui sebuah konektor tegangan
rendah (Plug-in Connector), dan dilengkapi dengan fasilitas pengunci yang
mencegah pemasukan pemutus tenaga sebelum pemutus tenaga tersebut
disambungkan dengan konektornya.
Di depan panel, pada kompartemen tegangan rendah, indikasi dan alat-alat
kontrol yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
 Tombol kontrol pemutus tenaga.
 Jika diperlukan, tombol pemilih posisi lokal/remote.
 Blok terminal uji pada rangkaian rele proteksi.
Blok terminal uji ini harus disediakan untuk menguji unjuk kerja dari rele
proteksi. Pada saat pengujian unjuk kerja rele proteksi, suatu konektor
khusus harus disiapkan untuk hubung singkat rangkaian sekunder trafo
arus dan trafo tegangan.
Semua kubikel harus dilengkapi dengan buah neon indikator yang akan
menyala ketika tegangan fasa-fasa mencapai 13 kV. Neon indicator
dihubungkan dengan “capacitive dividers” yang terletak di dalam kabel
kompartemen.
 Lampu indikasi yang menunjukan posisi dari pemutus tenaga
 Lampu warna merah untuk posisi tertutup
 Lampu warna hijau untuk posisi terbuka
Di dalam kompartemen tegangan rendah harus dilengkapi dengan :
 Blok terminal di atas setiap kubikel yang membentuk rangkaian kabel
tegangan rendah sepanjang Panel Hubung Bagi. Penghubung blok-blok
terminal ini dirancang untuk memungkinkan pemisahan di antara kubikel-
kubikel tersebut.
 Jika diperlukan, untuk keperluan pengukuran dan pengendalian jarak jauh
harus disediakan blok terminal.
Luas penampang kawat tembaga yang digunakan di dalam ruang
kompartemen tegangan rendah memiliki ukuran tidak kurang dari :
 6 mm2 untuk rangkaian yang dihubungkan dengan trafo arus.
 2.5 mm2 untuk rangkaian yang dihubungkan dengan trafo tegangan
 1.5 mm2 untuk rangkaian lainnya.
Sesuai dengan IEC 695 : 22-1 kawat tembaga tegangan rendah harus
diisolasi dengan PVC yang berwarna hitam, dengan tingkat insulasi 1000
Volt.
Kedua ujung kabel yang digunakan untuk rangkaian arus, rangkaian
tegangan maupun rangkaian kontrol harus diberi tanda, sehingga
memudahkan dalam instalasi dan pengujian.

3.6 Pengujian Jenis dan Pengujian rutin


Pemasok harus melengkapi penawarannya dengan sertifikat pengujian jenis
sesuai dengan standar IEC 298, dan pengujian rutin yang dilakukan di pabrik.

17
Jika dikehendaki PLN dapat menyaksikan pengujian rutin yang dilakukan oleh
pabrik.
Sertifikat pengujian jenis untuk switchgear dan pemutus tenaga yang dimaksud
antara lain untuk :
 Pengujian ketahanan tegangan impuls standar;
 Pengujian ketahanan tegangan frekwensi daya dalam 1 menit;
 Pengujian kekuatan mekanis dalam operasi;
 Pengujian kenaikan suhu;
 Pengujian ketahanan arus hubung singkat.

Pengujian jenis khusus untuk pemutus tenaga antara lain :


 Pengujian untuk kemampuan pemutusan dan penyambungan arus hubung
singkat puncak.

Pengujian jenis khusus untuk sakelar pentanahan antara lain :


 Pengujian untuk kemampuan penyambungan arus hubung singkat puncak.

Pengujian rutin untuk switcgear dan pemutus tenaga antara lain :


 Pengujian ketahanan tegangan frekwensi daya dalam 1 menit.
 Pengujian ketahanan tegangan pada rangkaian bantu tegangan rendah.
 Pengujian operasi mekanis pada pemutus tenaga dan fasilitas saling-kunci.
 Verifikasi sistem pengabelan dengan diagramnya.
 Verifikasi kontinuitas rangkaian pentanahan.
 Pencocokan kesesuaian switchgear dan pemutus tenaga dengan
spesifikasinya.

3.7 Program Jaminan Kualitas

Pemasok harus mempunyai program yang menjamin kualitas dari peralatan


yang dihasilkan dimulai dari rancangan, pengembangan, produksi, instalasi dan
pelayanan purna jual, sehingga sesuai dengan spesifikasi ini, dan standar
internasional seperti ISO 9001 atau Standar Nasional Indonesia (SNI-19-9001).
Program jaminan kualitas tersebut harus diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional atau oleh badan badan internasional lainnya yang telah diakui secara
internasional.
Pemasok harus melampirkan sertifikat ISO 9001 tersebut dalam penawarannya.

4. Persyaratan Teknis Sistem Distribusi Listrik Tegangan Rendah


Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama
tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar single line
diagram. Dibuat dari material pabrikan dan disusun oleh panel maker yang
bersertifikasi.

5. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
18
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting
Switch, Pilot Lamp dan Circuit Breaker, harus buatan ABB, Schneider Elektric,
Terasaki.

Spesifikasi umum :
 Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus tertera seperti
pada gambar dan dibuat mengikuti standar SNI-IEC 61439-1 dan 2.
 Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat – alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
 Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus dari jenis in-door
type yang terbuat dari plat baja galvanized, dimana mempunyai ketahanan
terhadap tumbukan (IK = 10), lipatan dan bentuk sudut melalui proses
mekanis, memiliki ketebalan 2 mm.
 Form Segregasi dari Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel
untuk incoming dan outgoing menggunakan Form 2A (minimal) yang
mengikuti standar SNI-IEC 61439-1 dan 2.
 Setiap Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus mempunyai
kWH meter/Power Meter dengan jenis digital.
 Komponen pengaman yang dipakai pada Main Distribution Panel dan Sub
Distribution Panel antara lain :
Merk panel yang yang direkomendasikan : Delta Jaya Engineering,
Gerindo, ICSL, Prasindo, ex local std SPLN.
Panel Maker yang menyusun dan memasang : Delta Jaya Engineering,
Gerindo, ICSL, Prasindo, ex local std SPLN.
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus memenuhi standar IEC 60749-
2 & SPLN.
- Rating Arus : 16 A (minimal) – 1600 A
- Insulation Rating : 690 V AC
- Impulse withstand voltage : 8kV
- Rated Breaking Capacity : 25 kA (minimum) – 50kA
- Ics : 100 % Icu
- Relay : Thermal-magnetic release dan
Electronic release
- Untuk MCCB dengan kapasitas kurang dari atau sama dengan 160 A
menggunakan unit trip dengan jenis thermal magnetis.
- Untuk MCCB dengan kapasitas antara 80A sampai dengan 400A
menggunakan unit trip electronik dengan setelan waktu tunda yang dapat
dirubah.
- Untuk MCCB dengan kapasitas lebih dari 400A menggunakan unit trip
elektronik yang mempunyai 5 setelan unit trip.
- Untuk MCCB dengan kapasitas minimal 630A sampai dengan 1600A
menggunakan tipe electrically operated.
- Antar CB dengan Down Stream adalah Full Discrimination sampai fault
breaking capacity dari hilir pemutus sirkuit didukung oleh grafik dari produsen
MCCB.

19
- MCCB dirancang dengan teknologi pemutusan Roto-Active, memberikan
kehandalan dalam “Current Limiting Capacity” dengan Cascading
(meningkatkan fault breaking kapasitas downstream pemutus sirkuit) dengan
chart dari produsen MCCB.
- Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) memiliki modul komunikasi yaitu
Modbus/Ethernet, yang diperlukan untuk mengintegrasikan pemutus (breaker)
kedalam sistem supervisi, sehingga fungsi proteksi, kontrol dan monitoring
dapat dilakukan dari jarak jauh.
- Trip Unit elektronik MCCB harus memiliki LED self-test penyediaan indikasi
untuk check keafiatan.
- Proteksi ground fault harus menggunakan modul langsung bertindak (tanpa
menggunakan kumparan shunt/bawah tegangan atau wirings eksternal).
- Trip Unit elektronik akan menawarkan pengukuran tanpa modul tambahan
dengan parameter seperti saat ini, tegangan, listrik, energi, THD, disertai
sejarah perjalanan, memakai kontak, profil beban.

a. Kontaktor
Kategori penggunaan kontaktor menggunakan yang mengacu pada IEC
60947-1.
Kategori penggunaan standar menentukan nilai arus kontaktor mana yang
dipilih sehingga kontaktor dapat bekerja atau tidak.
Parameter-parameter ini tergantung pada :
 Tipe beban apa yang akan digunakan untuk switching: rotor swuirel cage
atau motor cincin geser.
 Kondisi-kondisi breaking saat terjadinya kondisi berikut: Motor Stalled,
Starting atau Running, Reversing, atau Plugging

b. Miniature Circuit Breaker (MCB).


Miniature Circuit Breaker (MCB) harus memenuhi standar IEC 60947-2.
- Rating Arus : 1A (minimal) – 63 A (maksimal)
- Rated Voltage : 380 V, 50 Hz
- Breaking Capacity : 10 kA (380V) minimum (IEC 60947-2)
- Tingkat Isolasi Tegangan : 500 V (fitur VisiSafe)
- Tegangan impulse-withstand : 6 kV (fitur Visisafe)
- Miniature Circuit Breaker (MCB) mempunyai “Instantenous tripping value”
sebesar maksimal 12 (dua belas) kali arus In (12 In).
- MCB 1 Pole diperuntukan untuk beban penerangan dan kotak kontak biasa
dan MCB 3 Pole untuk beban 3 Phase.
- Semua MCB menggunakan unit trip Magnetis.
- Ketahanan mekanikal 20,000 siklus dan ketahanan elektrikal 10,000 siklus.
- Semua MCB menggunakan unit trip Magnetis sesuai dengan Kurva C.
- Memiliki indikator yang dapat mengidentifikasi terjadinya “Trip” (fitur VisiTrip).
- Miniature Circuit Breaker memiliki modul komunikasi yaitu Modbus/Ethernet,
yang diperlukan untuk mengintegrasikan pemutus (breaker) ke dalam sistem
supervisi, sehingga fungsi proteksi, kontrol dan monitoring dapat dilakukan
dari jarak jauh.

20
c. Power Meter Digital
 Dapat dipasang menggunakan CT dengan input 1A/5A.
 Bentuk panel mounting rail dengan dimensi 96 X 96 mm ; cutout 92 x 92.
 Layar LCD 6 baris dengan 4 nilai dalam 1 tampilan.
 Kelas akurasi energi 0.5S sesuai dengan standard IEC 61557-12.
 Cakupan masukan tegangan : 20Vln/35Vll – 400 Vln/690Vll.
 Cakupan masukan arus : 5mA – 8.5 A.
 IP 52 untuk bagian display dan IP 30 untuk badan meter.
 Cakupan temperatur : -25°C to 70°C.
 Pembacaan kwh di-display 9 digit dengan 1 digit di belakang koma
(99999999.9 kWH).
 Parameter pembacaan lengkap untuk arus, tegangan, power (kW, kVA,
kVAR), cos phi per phasa, rata-rata, peak dan demand, tegangan per phasa
untuk line to line dan line to neutral.
 Mengukur Total Harmonic Distortion (THD) untuk arus dan tegangan.
 Mempunyai fitur pulse output untuk kWH yang nilai kwh/pulse dapat di-
setting.
 Mengukur Individual Harmonic (ganjil) sampai orde ke 31 dan ditampilkan
dalam bentuk graphic di display.
 Mempunyai 33 parameter alarm yang threshold-nya dapat di-setting dan
dilengkapi dengan informasi kejadian alarm yang juga data historical-nya
disimpan di memory.
 Pembacaan kWH untuk 4 tariff (contoh WBP/LWBP) dengan setting dari
waktu internal atau control external.
 Mempunyai memory yang dapat menyimpan data kWH dan kVAh selama 60
hari dengan interval 15 menit.
 Mempunyai 2 Digital Input dan 2 Digital Output.
 Dapat berkomunikasi dengan BAS, protocol Modbus.
 Software/firmware meter dapat di-upgrade dengan perangkat lunak gratis.

d. kWH Meter Digital


 3 phase kWH meter tanpa CT (untuk arus < 63A) dengan modbus komunikasi
dan pembacaan multi tarif.
 Dapat dipasang tanpa menggunakan CT untuk arus max 63A.
 Bentuk Din rail – dimensi : 95 x 90 x 69.
 Self powered – tidak memerlukan power supply tambahan.
 Accuracy 1 sesuai dengan standar IEC 61557-12.
 Mempunyai fitur anti tamper – sudah termasuk surat sertifikasi tera dari badan
metrology.
 Pembacaan kwh di display 9 digit dengan 1 digit di belakang koma
(99999999.9 kWH).
 Parameter pembacaan : kWH, I, V, P.
 Pembacaan kWH untuk beberapa tariff (contoh WBP/LWBP) dengan setting
dari waktu internal atau control external.
 Range tegangan : 3 x 100/173 Vac to 3 x 277/480 Vac (50/60 Hz).
 IP40 front panel and IP20 casing.
21
 Cakupan temperatur : -25°C to 55°C.
 Dapat berkomunikasi dengan BAS, protocol Modbus.

b. Kabel
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
MDP NYFGBY
MDP-Sub Panel NYY
Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
Kabel lampu luar bangunan NYY
Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN/SNI.
Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex BOSS, Legrand, EGA, Lesso tipe high
conduit impact di atas kabel tray/duct.

c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)


Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Lampu TL LED master led tube 1600 lm dalam armatur RM dan TKO.
Lampu Downlight Recessed Inbow (package lampu dan armatur).
Lampu Downlight Recessed Inbow (package lampu dan armatur).
Lampu Baret LED 10 watt.
- Lampu tabung merk Philips tipe cool day light atau sederajat.
- merk lampu : Phillips, Osram, Opple
- Merk armature: Armature :Artolite, Saka Premium, Oscar, Opple, RBA
- Body lampu dibuat dari flat baja dengan ketebalan minimal 0,7 mm dan dicat
dengan cat bakar, warna putih.

d. Saklar dan Kotak-kontak


Merk yang dipergunakan adalah Legrand, Schneider Elektrik, MK, BOSS.

6. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan
mudah diperbaiki. Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan
maksimal 2 Ohm diukur setelah tidak hujan minimum selama dua hari.

b. Kabel
Kabel Utama
- Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyaratan
umum yang berlaku.
- Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan
pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
- Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan kepada MK
pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
- Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan.

22
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar di panel harus menggunakan
kabel schoen dengan sistem press dan di patri.
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.
- Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
- Kabel dalam bangunan
- Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus menggunakan conduit
high impact 20 mm, Legrand atau setara.
- Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal dan lilitan
penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
- Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada di atas rak
kabel yang dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali
jumlah lebar kabel.
- Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar
tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
- Kapasitas kotak-kontak 10 cmp, dan untuk kotak-kontak khusus 16 amp.
- Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm di atas lantai, kapasitas 6 amp, dan
10 amp.
- Tiap grup penerangan diperkenankan maksimum 12-16 titik nyala.
- Semua instalasi di dalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).

c. Lampu-lampu
- Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
- Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
- Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah
vertikal maupun horizontal.
- Gambar pemasangan titik lampu mengacu gambar superimpose yang
dipadupadan dengan item pekerjaan unit komponen pendukung MEP, yang
terpasang pada plafon/langit-langit.

7. Commissioning dan Testing


a. Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan
isolasinya.
b. Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka
jaringan instalasi harus di-tes terhadap grup-grup yang telah dipasang apakah
telah sesuai dengan gambar.

c. Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-


bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing
commission dan perbaikan atas kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Pemborong.
d. Semua instalasi harus d uji dengan sistem megger

8. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas,
Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai
berikut :
- 3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah

23
diperiksa oleh MK Pekerjaan.
- 2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-
peralatan.
- 2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN SLO.
- 2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.

24
PASAL 03
PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN

1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC tipe split wall dan ceiling
cassette tipe VRF (Variable refrigerant Freon). Penyerahan dan pemasangan
lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan oleh sistem tata udara yang didinginkan
sistem refrigerant. Starting, testing, servising dan maintenance melengkapi pekerjaan
dan aksesori tambahan yang diperlukan oleh seluruh sistem sehingga dapat berjalan
dengan baik bila belum disebutkan dalam spesifikasi ini. Pemborong yang
melaksanakan pekerjaan ini diutamakan yang telah berpengalaman di bidang ini dan
lebih diutamakan bila memiliki TDR bidang elektrikal khusus tata udara. Indoor unit
AC yang digunakan tipe split wall dan Ceiling Cassette, serta jenis AHU dan split
duct ber jenis VRF.
Kapasitas : sesuai gambar.
Syarat - syarat Umum
a. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini. apabila
ada beberapa klausal-klausal dalam spesifikasi ini, berarti menuntut perhatian
khusus pada klausal-klausal tersebut dan berarti menghilangkan klausal-klausal
lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari syarat-syarat umum hanya
dianggap tidak berlaku apabila secara tegas dalam spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada agar dapat
mengetahui hal-hal yamg mengganggu mempengaruhi pekerjaan mekanikal.
Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling
lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
c. Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan,
dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua minggu sebelum
dilaksanakan.

2. Peraturan-peraturan, Izin-izin dan Standar-standar


a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.
b. Kontraktor harus memintakan izin-izin yang mungkin diperlukan untuk
menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini dengan tanggungan
biaya sendiri.
d. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan
peralatan-peralatan, saluran-saluran (ducts) pipa-pipa dan lain-lain sehingga
dapat dipasang pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah disediakan.
e. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang diserahkan adalah kualitas terbaik, bahwa cara
pelaksanaan pengerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan
bahwa instalasi yang diserahkan adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik,
tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan atau peralatan-peralatan
yang seharusnya disediakan walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam
persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar-gambar
yang menyertai persyaratan ini.
25
f. Kontraktor ini harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat pengaman
tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan
yang berlaku di Indonesia.
g. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan pelaksanaan
dari badan pemerintah yang berwenang. Kontraktor ini harus menanggung
biaya-biaya untuk memperoleh izin, pemeriksaan, pengujian dan lain-lain dan
Kontraktor ini harus menyerahkan izin-izin atau keterangan-keterangan resmi
lainnya tentang instalasi ini kepada Konsultan.

3. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang
mendetail untuk bagian-bagian dari sistem duct, pipa, atau sistem distribusi
lainnya yang diterangkan pada bagian yang cukup komplek atau yang
membutuhkan koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pekerjaan lainnya dari
penyelesaian proyek ini. Apabila ada hal-hal yang meragukan tentang ini
keputusan terakhir ada pada Konsultan MK/Konsultan Perencana.
b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja yang
diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan kondisi
lapangan/pekerjaan Kontraktor-kontraktor lainnya. Tanpa pernyataan ini,
gambar-gambar tersebut tidak akan memperoleh persetujuan dari Konsultan MK.
c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada Pemberi Tugas bahwa
seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan bekerja dengan
memuaskan, dan Kontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan
penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 tahun.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas gambar-gambar instalasi
sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as-built drawing) memuat lengkap
semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar tersebut dibuat dan di
cetak dengan ukuran A3 dan atau A2.

4. Lingkup Pekerjaan
a. Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan dan memasang mesin-mesin
pendingin AC Central VRF beserta peralatan lainnya sesuai gambar dan
spesifikasi teknis penambahan serta persyaratan-persyaratan pabrik, sehingga
sistem dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
b. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC Central sistem VRF
lantai 4 dimana unit indoor yang terpasang adalah jenis split wall dan cassette.
c. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan oleh
sistem tata udara yang didinginkan.
d. Starting, testing, servising dan maintenance.
e. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh seluruh
sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam
spesifikasi ini.
f. Diutamakan sistem mengikuti instalasi yang sudah terpasang.
g. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman dibidang ini dan memiliki TDR bidang elektrikal khusus tata
udara.

26
h. Pengadaan dan pemasangan VRVF Air Cooled System dengan menggunakan
inverter DC yang terdiri dari 1 outdoor dan beberapa indoor unit lengkap
dengan control panel lengkap dengan electronic expansion valve di indoor dan
outdoor unit dan peralatan standar pabrik lainnya.
i. Pengadaan dan pemasangan unit-unit indoor unit lengkap dengan filter
sementara, filter permanen, fan, cooling coil, casing box drain pain, hanger
lengkap, bolt spring mounting dan perlengkapan standar pabrik.
j. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan refrigerant lengkap dengan
isolasi, lengkap peralatan pemipaan dan penggantung pipa.
k. Pengadaan dan pemasangan unit-unit AC split, dengan kapasitas, jumlah dan
tipe indoor unit sesuai dengan schedule peralatan lengkap dengan control
panel dan peralatan standar pabrik.
l. AC yang digunakan adalah merk Daikin (VRV A), LG Multi V, Panasonic ,
Mitsubishi Electric
Tipe indoor menggunakan split wall, ceiling cassete, split duct high static, serta
AHU (R410).

6. Masa Jaminan
Semua pekerjaan instalasi harus dijamin akan bekerja dengan sempurna.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa
jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.
Garansi compressor AC VRF adalah 36 bulan terhitung dari tanggal start up
dan commissioning.
Garansi spare parts AC VRF adalah 12 bulan terhitung dari tanggal start up
dan commissioning.

7. Pekerjaan Pipa Refrigerant


Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar semua pemipaan yang ada.
Jenis pipa refigerant yang distandarkan berjenis pipa Tembaga ASTM B280
yang memiliki kualitas produk yang baik dengan tembaga 99 % Cu dipilih
sebagai material utama.
Merk pipa yang direkomendasikan : Kembla, Denji, Muller, Inaba Denko, Trust.
Isolasi pipa menggunakan merk Insuflex, Armaflex, Aeroflex,..
8. Peredam Getaran
Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh
peralatan mesinnya sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar.
Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan peredam getaran
tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat mesinnya. Pada
waktu dikirim ke site, seluruh unit harus dalam keadaan utuh sesuai dengan
standar pabrik. Tidak boleh diurai karena alasan untuk kemudahan dalam
pengangkutan. Adalah tanggung jawab Pelaksana pekerjaan untuk
mengajukan metoda pengangkutan unit ke lantai atap bangunan gedung.

9. Pengujian
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan "balancing"
peralatan instalasi sistem air conditioning dengan disaksikan oleh MK yang

27
berkepentingan. Direksi/Konsultan serta pihak-pihak lain yang diperlukan
kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan dibuat Berita Acara-nya.

10. Penjelasan Teknis


OUTDOOR UNIT
Unit harus secara keseluruhan adalah rakitan pabrik (full factory-assembled)
terdiri atas compressor, condenser, fan outdoor, kontrol panel lengkap dan
seluruh perlengkapannya, baik disebutkan atau tidak dalam spesifikasi ini,
tetapi dipandang perlu untuk kelengkapan bekerjanya unit ini. Unit harus
mempunyai kapasitas sesuai dengan yang tertera dalam gambar skedul mesin.
 Fan Outdoor
 Fan motor
 Coil
 Casing
Casing dari unit harus terbuat dari galvanized steel, dengan cat powder
coating.

 Kompresor
Jumlah kompresor digital : 1 buah (minimal), dilengkapi dengan oli akumulator
dan thermal overload protection.

 Sirkuit Refrigerasi
Refrigerant : R410
Kelengkapan sirkuit : Suction dan discharge service valve, filter drier, oil
separator, akumulator, liquid receiver, charging port.
Pengaman/safety : High pressure switch, pressure sensor high, pressure
sensor low.
Hubungan dengan Indoor : Minimal 1 outdoor melayani 10 indoor (atau standar
seleksi pabrikan).

 Sistem Kontrol
Seluruh unit kontrol, baik casing, komponen maupun pengkabelannya harus
rakitan dan dipasang oleh pabrik pembuatnya serta harus dapat dikontrol dan
dioperasikan menggunakan remote control.
Kontrol : Microprocessor
Panel kontrol (display) : Monitor + PC Komputer
Sistem proteksi : Suction Pressure Protection, discharge pressure
protection, discharge temp protection, compressor overload protection, fan
motor overload protection, anti freeze protection, phase sequencer.

 Diagnostic
Unit Outdoor sudah dilengkapi dengan diagnostic display module yang mampu
mengidentifikasi safety lockout condition dengan suatu kode tampilan dimana
penjelasannya ada dalam manual operation informasi yang dapat ditampilkan
meliputi :
- Communication
- Overload compressor

28
- Discharge pressure too high
- Discharge temperature too high
- Suction pressure too low
- System error
- Ambient temperature over limit
- Temperature sensor failure
- Discharge pressure sensor failure
- Suction pressure sensor failure
- Refrigerant released.

 Pengamanan (Safeties)
Unit Outdoor sudah harus dilengkapi dengan sensor dan seluruh komponen
yang diperlukan oleh kontrol sistem untuk memberikan proteksi kepada unit dari
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
- Compressor overload Protection
- Discharge pressure too high
- Discharge temperature too high
- Suction pressure too low
- Ambient temperature over limit
- Temperature sensor failure
- Discharge pressure sensor failure
- Suction pressure sensor failure
- Refrigerant released.
- Phase sequencer
- Discharge Thermostate Protection

 Sumber Daya Listrik


Sumber daya listrik 3 phase, untuk kebutuhan power sesuai dengan schedule
equipment. Control voltage adalah 220 volt.

 Instalasi
- Unit Outdoor duduk pada dak lantai satu dan di dak atap suatu concrete
house keeping pada dengan ketebalan 15 cm atau sesuai dengan gambar
yang menyertai dokumen ini.
- Menggunakan rubber ini shear pad antara unit dan house keeping pad.
- Harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pabrik dalam pengangkatan
unit (handling) dan pemasangannya, dan lain-lain sebagainya.

 Spare Part
- Setiap unit harus dilengkapi suatu daftar spare parts dan tool yang
direkomendasikan pabrik harus dilengkapi untuk setiap unit untuk keperluan
kelanjutan operasi dalam jangka waktur tertentu, untuk maintenance atau
perbaikan selama masa pemerliharaan maupun setelah itu.
- Daftar ini harus diserahkan pada saat proses permintaan persetujuan unit.

29
INDOOR UNIT
 Indoor Unit harus merupakan type wall mounted, ceiling cassette 4 way, split
duct high static, serta AHU.
 Komponen dasar dari indoor unit terdiri dari kipas, motor kipas, evaporator dan
propotional elektronik expansion valve.
 Indoor unit residential dapat dikoneksikan dengan sistem VRF.
 Kipas haruslah yang beroperasi dengan tegangan 220-240 volt, 1 phase dan
50 Hz, dapat dilakukan pengaturan static pressure melalui remote control unit
(jika diperlukan) pada saat testing dan komisioning sehingga static pressure
dapat dinaikan atau diturunkan sesuai kebutuhan lapangan.
 Indoor unit harus dilengkapi dengan drain pump dari pabriknya dan mampu lift
up 700 - 750 mm (tipe duct) dan 850 mm (Ceiling Casette).
 Indoor unit harus dilengkapi dengan electronic expansion valve untuk
mengontrol aliran refrigerant sesuai dengan kapasitas beban ruangan.
 Indoor unit dilengkapi dengan fungsi automatic addressing baik untuk
penggunaan individual maupun grup.
 Penyebaran udara indoor unit mencapai 360 ⁰ C untuk model Ceiling Cassette.
 Indoor unit harus dilengkapi dengan 3 sensor (refrigerant inlet, outlet dan off
coil) dimana setiap 20 detik memberikan informasi kepada sensor outdoor.
 Setiap indoor unit sudah dilengkapi dengan drain pan yang dapat diakses
mudah untuk perawatan.

2. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin


Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar semua pemipaan yang ada.

3. Pekerjaan Pipa Pengembunan


a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pengembunan yang terdekat dari saluran yang
tersembunyi atau yang tidak mengganggu. Pemborong harus berkoordinasi,
memberikan data-data ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak
lain. Pipa drain dari jenis AC split wall sebisa mungkin dibuang menuju area luar
dan diresapkan di dalam tanah atau dialirkan ke saluran keliling bangunan. Unit AC
yang letaknya berdekatan dengan area lavatory, limpahan drain AC bisa dibuang di
area tersebut, dan disalurkan ke saluran pembuangan lantai. Pipa drain dari jenis
AC wall mounted disalurkan di atas plafond, dengan diberi penggantung pipa drain.
Limpahan drain AC tipe ceiling cassette bisa dikoneksikan dengan pipa ceiling
cassette yang berdekatan yang mengarah mejuju pipa utama drain yang dibuang
menuju ke saluran pembungan. Tidak diperkenankan buangan drain hanya
berakhir dinding terluar, pipa drain harus disalurkan sampai menuju ke saluran
lingkungan atau diteruskan menuju pipa buangan air bekas.
b. Bahan
Sebagai pipa pengembunan (drain) diperlukan pipa PVC (Polyvinyl-Chlorida) kelas
AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.

30
4. Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud di sini ialah semua pelaksanaan instalasi :
Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter, switch,
transformator, zekering, alat-alat ukur serta peralatan-peralatan lainnya yang
dipergunakan sebagai sumber daya bagi mesin-mesin AC yang tercakup dalam
proyek ini. Pemborong menyediakan dan memasang peralatan-peralatan dari
panel kontrol ini sampai ke mesin-mesinnya. Pihak lain yang menyediakan
peralatan untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini.

b. Syarat-syarat
- Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 2011, persyaratan PLN, peraturan-peraturan
pemerintah setempat dan dari jawatan keselamatan kerja.
- Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan
pabrik pembuatnya.
- Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar. Hendaknya
semua izin, pemeriksaan pada pengujian beserta keterangan resmi yang
mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Pemborong.

c. B a h a n
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik buatan Jepang/
Thailand atau Korea yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin
dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh
proyek ini.

d. Peralatan
- Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.
- Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator (indicator lamp)
atau alat-alat ukur lainya.
- Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang ada harus
diberi papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
- Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling
sesuai dengan ketelitian 2 %.

e. Zekering Cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan
zekering sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda
pengenal.

f. Penyambungan Kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang
ada di antaranya ialah :
- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga
yang sesuai dan dilapisi timah putih.

31
- Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
- Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
- Kabel-kabel yang disambung harus "color coded" atau diberi nama.

g. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada di atas plafond harus terletak di dalam suatu “cable
duct” sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan posisi
vertikal supaya diklem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m.

h. Starter
Kecuali ketentuan lain oleh pabriknya atau dinyatakan lain maka jenis starter yang
digunakan adalah :
Power input motor s/d
Jenis Starter On/Off Switch
3 Hp
3 Hp - 7.5 Hp star delta automatic

5. Kipas Angin/Exhaust Fan


a. Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang kipas angin dan exhaust fan
sesuai dengan gambar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10%.

b. Bahan
Semua kipas angin dan exhaust fan yang dipasang telah dibalans dan diuji oleh
pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Merk yang digunakan
CKE, KDK, Vanco atau setara.

c. Peralatan
- Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan
membuka bila fan bekerja dan penutup bila fan berhenti.
- Semua kipas angin (fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus
diberi pelindung "brid screen" dari rangka aluminium atau "galvanized iron 1/2"
mesh".

6. Peredam Getaran
a. Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh peralatan
mesinnya sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar.
b. Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan peredam getaran
tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat mesinnya.

7. Pengecatan
a. Pemborong harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka
penyangga, semua unit-unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang
mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai
dengan persyaratan yang sesuai bahan masing-masing.

32
b. Semua pipa-pipa, penguat duct, rangka-rangka penggantung yang nantinya harus
dibersihkan dengan sikat baja dan dicat dahulu dengan lapisan black asphaltum
pain sebelum isolasi terpasang.
c. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya.
d. Untuk peralatan-peralatan yang nampak maka bahan-bahan tersebut harus dicat
akhir dengan warna yang disetujui oleh MK dan Konsultan.
e. Pemborong harus memberikan tanda-tanda huruf dan atau nomor indentifikasi
bagi peralatannya.
Sebelumnya Pemborong wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak
dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada MK dan Konsultan.

8. Pengujian
a. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan "balancing"
peralatan instalasi sistem air conditioning dengan disaksikan oleh MK yang
berkepentingan. MK/Konsultan serta pihak-pihak lain yang diperlukan
kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan dibuat Berita Acara-nya.

b. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis
besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
Pipa
- Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pipa.
- Pengujian terhadap sistem isolasi dengan pengamatan terhadap pengembunan
luar pipa.
- Pengujian terhadap kebocoran pada pipa.
Listrik
- Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, RPM setiap fase unit-unit
kompressor, motor dan sistem pengaturan listrik yang ada.
- Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari pabriknya.
Temperatur
- Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada setiap ruangan,
difuser, griller, register, fresh air intake "exhaust" "on" dan "off" koil pendingin,
udara luar dan sistem pengaturan yang ada.
- Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk dan
keluar setiap alat.

c. Syarat
- Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara kontinyu
selama 9 jam.
- Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu luar 32.2 deg C (90
deg F).
- Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem "balance"
sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
- Semua peralatan penguji dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan setelah
dipergunakan.

33
PASAL 04
PEKERJAAN INSTALASI CCTV

Sistem closed circuit system dipergunakan untuk membantu MKan dengan cara
mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Merk yang
digunakan Hikvision, Dahua.. Hasil gambar dapat diamati melalui TV monitor. Sistem
CCTV ini terdiri dari Camera, Monitor, Switch Hub, Network Video Recorder (NVR),
dengan instalsi menggunakan kabel UTP cat 6, dengan merk yang digunakan Belden
USA, AMP, Litech.

1. CCTV
Spesifikasi teknik adalah :
 HD Camera IP Bullet 4 Mega Pixel In Door WDR MFZ
 Computer display format : full HD
 Maximum resolute on : 1/2 7" 2 MP or 1/3" 4 MP progresssive Scan
Image
 Min Illumination True day/night (IR-cut filter), up to 30 m IR
ilumination
 Network : Management Bandwidth dan Integrated IR
 Lens : 2.7–12 mm MFZ lens
 Elektrikal : PoE, 12 Vdc support

 HD Camera IP Dome 4 Mega Pixel In Door WDR MFZ


 Computer display format : full HD
 Maximum resolute on : 4MP resolution, H.265/H.264 codec
 Min Illumination True day/night, up to 50 m IR ilumination,
Smart IR
 Network : Management Bandwidth dan Integrated IR
 Lens : 2.7–13,5 mm MFZ lens
 Elektrikal : Build-in POE and 12VDC support

2. Network Video Recorder (NVR)


a. NVR 64 Chanel Camera
 Input : Network Video Recorder 64 Ch Standard)
 Video recording format (IP camera) : H.264/MPEG-4/JPEG
 Total Recording frame rate : 480 fps(full HD)
 Hardisk : 4 HDD, 16 PoE, 4K H.265
 Feature : sensor input & output
 Power requirement 100 v to 127 V AC /200 v to 240 V (50
Hz)
 Power consumption : max 100 W (100-240 v 3.5 -1.5 A)
 Play back Rate : 100 MB/s
 Switch Control : Manage Swicht with web – based UI
 Camera network uplink : 10/100/1000 Mbps
 OS : Microsoft Window 10 LoT Enterprise

34
3. Monitor
Spesifikasi teknik adalah :
 Screen Size : LSD 32”
 Resolution : Full HD
 Power Source : 12VDC, 50-75 Hz
 Built-in Speaker
 Power Consumption : Max 90 W
 Video input : 2 BNC, HDMI,
 Video output : 2BNC

4. Kabel Instalasi
Kabel instalasi yang digunakan adalah CAT 6, isyarat video dan untuk
keperluan kontrol menggunakan awg 18 pair yang semuanya dalam
pelaksanaannya harus dimasukkan dalam pipa conduit high impact 20 mm
serta klem sesuai dengan kebutuhan.

35
PASAL 05
URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini ialah :
 Pengadaan/pemasangan instalasi/telepon termasuk pemasangan peralatan
utama/instalasi pengabelan utama.
 Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk memasang
peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan penyetelan,
sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan.
 Untuk dan atas nama Pemberi Tugas menyelesaikan prosedur pengujian Instalasi
dengan PERUMTEL serta penyambungan ke jaringan PERUMTEL.

2. Uraian dan Persyaratan untuk Pengkabelan di dalam Gedung


a. U m u m
Instalasi di dalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian :
- Kabel pokok, yang menghubungkan kotak pembagi (yang ada di setiap lantai) ke
tempat MDF.
- Saluran penanggal yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak pembagi.
- Penarikan kabel ke outlet sama dengan kabel untuk ke pesawat telepon sesuai
dengan syarat-syarat instalasi. Kabel-kabel pokok harus ditarik melalui sesuatu
shaft yang telah ditentukan.
- Saluran penanggal ditarik di atas langit-langit (di atas langit-langit dari lantai di
bawahnya).
- Penarikan kabel dari outlet telepon ke Terminal Box pada tiap lantai melalui
plafond (di atas langit-langit) dengan pelindung trunking kabel telepon jenis PVC.

b.Instalasi
- Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketentuan yang dikeluarkan oleh
PERUMTEL.
- Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw.
- Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penanggal, harus ditarik di
dalam pipa.
- Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos.
- Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup.
- Di dalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kabel.
- Kabel pokok dari terminal box pada setiap lantai yang menuju ke MDF, dan kabel
yang dari terminal box sampai ke outlet telepon tidak diperbolehkan adanya
sambungan.

c. Kotak Pembagi
- Kotak dibuat dari plat besi (tebal minimum 0,5 mm).
- Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci.
- Untuk Instalasi Inbouw :
- Dilengkapi dengan Terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan ukuran kabel.
Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus terpisah, sedangkan
penyambungannya dilakukan dengan jumperring.

36
- Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding.
- Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari MK Pekerjaan.

d. Kabel (buatan dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat PERUMTEL)


- Isolasi dan selubung luar dari PVC.
- Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang jelas
untuk membedakan dari pasangan yang lain.
- Screen dari lembar aluminium atau timah putih.
- Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih.
- Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada MK
untuk mendapatkan persetujuan. Penyerahan contoh harus disertai data teknis
dari kabel yang bersangkutan.

e. Pipa dan konduit


- Untuk seluruh instalasi dipakai pipa Conduit High Impact 20 mm dengan merk
BOSS, Legrand, EGA, Lesso.
- Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik.

f. Pengukuran
- Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi dan
tahanan loop untuk semua pair yang telah dipasang.
- Pengukuran dilakukan dari out-put MDF sampai ke rozet pesawat telepon.
- Dalam hal pair tersebut tidak sampai rozet, maka pengukuran dilakukan sampai
ke ujung yang terjauh.

g. Pengujian oleh PERUMTEL


- Pemborong diwajibkan untuk mengurus dan membiayai pengujian instalasi oleh
PERUMTEL, sampai diperoleh surat lulus pengujian.
- Semua dokumen yang diperlukan untuk pengujian tersebut harus disiapkan oleh
Pemborong.
- Merk ISDN PABX yang direkomendasikan untuk ditawarkan adalah Panasonic,
Siemens atau NEC dengan persyaratan sesuai tipe yang dipergunakan atau
setara Asia/Jepang (yang memiliki pelayanan purna jual di Indonesia) dan
garansi tertulis yang dikeluarkan oleh agen yang bersangkutan.

3. Fasilitas Pesawat Cabang (Analog/Digital)


a. Music On Hold
b. Hot Line
Ada 2 (dua) Hot Line :
1) Segera (tanpa delay)
- Hubungan hanya bisa dilakukan dengan tujuan yang sudah ditentukan lebih
dahulu.
2) Dengan Delay
- Pesawat cabang bisa berfungsi sebagai hot line dan pesawat cabang biasa.
- Begitu pesawat diangkat, pesawat berfungsi sebagai pesawat biasa bila kita
langsung memutar nomor yang diinginkan. Tapi bila setelah diangkat

37
beberapa lama tidak memutar nomor, maka secara otomatis pesawat akan
terhubung ke tujuan yang telah diprogram (hot line).

c. Call Forwarding
Apabila ada panggilan kepada satu pesawat cabang dan tidak diangkat atau
sibuk, maka setelah selang waktu tertentu panggilan tersebut segera dipindah
kepada ekstension lain yang telah ditentukan.

d. Group Hunting
Sejumlah pesawat cabang, umumnya yang termasuk dalam satu
departemen/bagian dapat digabung dalam satu grup untuk hunting. Nomor individu
setiap pesawat cabang berfungsi seperti biasa. Apabila nomor grup yang diputar,
pesawat yang bebas pada grup tersebut akan berdering baik secara siklis atau
urutan yang lengkap.

e. Executive/Secretary
Kombinasi executive/secretary dapat diprogram sehingga dapat saling
berhubungan dengan memutar nomor yang telah disingkat. Panggilan kepada
executive dapat dijatuhkan ke sekretaris.

4. STLO; pesawat telepon cabang; rectivier/penyearahan; battery dan main


distribution frame harus mempunyai spesifikasi teknik.

Ruang Lingkup Pekerjaan


1) Pengadaan dan pemasangan Instalasi telepon ITC ukuran 2 x 2 x 0,6 mm2 dalam
conduit high impact 20 mm. Merk kabel instalasi yang digunakan adalah Supreme
atau setara.
2) Pengadaan dan pemasangan outlet telepon dan outlet telepon tipe lantai (include
stop kontak lantai), dengan merk outlet yang digunakan adalah Schneider Electric,
MK, Legrand, BOSS.

38
PASAL 06
INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER

1. Sistem Fire Extinguisher


Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguisher adalah sistem pemadam kebakaran
dengan menggunakan tipe portable atau beroda, dimana bahan pemadam
kebakaran terdiri dari Dry Chemical Powder atau sejenisnya.

2. Persyaratan
Pada umumnya untuk bangunan berlantai dua atau lebih yang luas lantainya lebih
dari 200 m2 harus ditempatkan alat pemadam. Pemadam Dry Chemical Powder
dengan ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap
luas lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai. Alat
pemadam portabel harus ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan berjarak
maksimum 20 meter dari setiap tempat.

3. Jenis Peralatan yang Dipakai (merk X-Fire, Nero, Viking Protect)


General Area
- Tipe : General Purpose Dry Chemical Portable Fire Extinguisher
- Agent : Multi Purpose Dry Chemical
- Shell Material : Iron Steel
- Capacity : 3,5 kg dan 25 kg
- Test Pressure : 15 Bar

39
PASAL 07
PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Iinstalasi jaringan pemadam kebakaran (Hydrant) merupakan instalasi system baru.
Kontraktor harus menawarkan system pemadam kebakaran dengan Sistem Hydrant
dalam paket pekerjaan mekanikal.
Pada garis besarnya, lingkup pekerjaan dari sub pekerjaan ini adalah pengadaan,
pemasangan dan pengetesan pemadam kebakaran mandiri untuk gedung Mapolda
Sumatra Selatan.

9.2. Peraturan dan Persyaratan Peralatan


Desain, peralatan, instalasi dan pengujian harus memenuhi peraturan dan persyaratan
sebagai berikut :
a. National Fire Protection Association (NFPA);
b. Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI);
c. American Society for Testing and Materials (ASTM);
d. American National Standards Institute (ANSI);
e. British Standard (BS).
Secara umum instalasi harus memenuhi spesifikasi dan gambar perancangan, seluruh
standar NFPA dan rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran di Indonesia. Seluruh
peralatan penting harus mendapat persetujuan Factory Manual atau BS.
Instalasi sistem supresi kebakaran harus dilaksanakan oleh orang yang berkompeten
yang dilatih dan memperoleh otorisasi dari pihak pabrikan untuk melaksanakan sistem
pemadam kebakaran dan integrasi sistem deteksi.
Gambar shop drawing harus cukup rinci untuk menunjukan tipe, ukuran dan
pengaturan letak komponen material dan peralatan. Seluruh gambar harus diajukan
untuk diperiksa dan diperoleh persetujuan Konsultan MK, sebelum instalasi dilakukan
pihak Kontraktor serta harus menyampaikan brosur rinci dari operasi kerja, pengisian
dan tata letak sistem. Pihak Kontraktor harus menggunakan peralatan pabrikan
dengan memberikan 12 bulan masa garansi terhadap kesalahan discharge jika seluruh
kondisi peralatan telah memenuhi segala persyaratan.
- Pemadam kebakaran dengan menggunakan Hydrant Box. Tekanan air dalam
sistem pipa pemadam kebakaran diperoleh dari pompa pemadam kebakaran.
Air dihisap langsung dari reservoir dan ditekan ke pipa pemadam kebakaran
seluruh kawasan.
- Untuk instalasi Pillar Hydrant disambung dengan instalasi Pillar Hydrant
dengan memakai valve sesuai petunjuk dari Jawatan Pemadam Kebakaran
setempat.
- Setiap hydrant box dalam gedung harus terpasang landing valve 1,5" harus
tersedia pula landing valve dengan ukuran 2,5" untuk keperluan petugas
pemadam kebakaran.
- Untuk hydrant yang di dalam bangunan dipergunakan Hydrant Box lengkap
dengan globe valve dan fire hose. Untuk Pillar Hydrant, fire hose ditempatkan
pada Fire Departement atau pada hose box yang ditempatkan di samping
Pillar Hydrant.
- Didalam Hydrant Box dilengkapi dengan leading valve dan kopling van de
heade 2 1/2".
40
- Instalasi pipa dari hydrant di luar bangunan dilengkapi dengan Siameese
Connection.
- merk pompa Hydrant yang direkomendasikan : Ebara, Bomba, Dunamis,
Fairbanks, Waterfall.
9.3. Persyaratan Pelaksanaan
1. Kontraktor harus dapat meyakinkan Pemberi Tugas, bahwa pekerjaan
dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dan mengikuti standar
yang telah ditentukan. Selama pekerjaan pemasangan, Kontraktor harus
menempatkan seorang ahli yang selalu mengawasi pelaksanaan.
2. Memiliki sertifikasi standard NFPA20
3. Kontraktor harus mengganti kembali material-material yang mengalami
kerusakan pada saat dalam penyimpanan maupun pemasangan sehingga
secara fisik maupun teknis tetap terpenuhi.
4. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa-sisa/bekas pekerjaan yang
berupa potongan-potongan kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik
tembok/beton maupun dinding dan lantai.
5. Kontraktor harus mengadakan testing, start-up dan demonstrasi bila diminta
dan segala keperluan untuk itu menjadi tanggung jawab kontraktor.
6. Sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum pekerjaan serah terima I,
Kontraktor wajib menyerahkan manual data operasi, keterangan spare part,
serta instruksi-instruksi yang dianggap perlu terhadap semua peralatan yang
dipasang.
7. Semua peralatan-peralatan harus grounding sesuai peraturan yang ada dan
terpisah dengan pentanahan instalasi listrik. Untuk itu Kontraktor harus
membuat gambar kerja/shop drawing untuk disetujui Konsultan MK sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
8. Semua material yang dipasang harus sudah ada dalam keadaan difinis dengan
baik sesuai yang disyaratkan. Finishing, setelah dipasang, disyaratkan
mencakup segala perbaikan pada material maupun pekerjaan sebagai akibat
cacat saat pemasangan. Di dalamnya meliputi pengecatan kembali,
pembersihan dan lain-lain.
9. Semua peralatan dari sistem yang dapat terlihat, seperti konduit yang tidak
ditanam, manual call, bell, signal/location lamp dan lain-lain harus difinished
dengan cat merah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

9.4. Persyaratan Teknis Sistem


Pompa fire fighting merupakan unit yang terdiri dari pompa pembantu, pompa utama
penggerak electrik dengan standar minimum NFPA 20.
1. Electromotor, Motor Controller dan Panel Fire Pump
Electromotor harus mempunyai konfigurasi vertical hollow shaft induction motor,
motor dikontruksi agar bearing dapat menahan beban total hidrolik dan beban
statik dari putaran pompa dan top drive copling dan nut dapat diatur agar menjaga
terhadap putaran balik (pump back spin).
a. Motor harus TEFC Class F Insulation, 80°C temperature rise, star delta,
starting dan bertahan untuk kondisi tropis. Motor dimension setara dengan
NEMA Standard, dan National Electric Standard.

41
b. Motor harus dapat menjalankan pompa pada semua Duty Point sesuai
dengan Impeller yang terpilih dengan tanpa gangguan Over Load.
c. Motor Controller harus memenuhi standar NFPA-20 dengan panel yang
terbuat kokoh, dry proof dan tahan terhadap moisture serta diberi label Fire
Pump Motor Controller.
d. Pompa bekerja harus secara otomatis pada waktu pressure drop tekanan
dalam pipa riser hydrant turun, bila fire hose nozzle dibuka atau dari signal
panel fire alarm tetapi untuk mematikan pompa harus secara manual dan
dilengkapi switch untuk manual start untuk menjalankan pada waktu
pengetesan.
e. Panel Controller Fire Pump mempunyai automatic transfer switch untuk 2
(dua) sumber daya yang berasal dari PLN dan daya emergency genset.
Panel ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pengoperasian dan
monitoring dari jauh (remote control), baik oleh fire alarm maupun oleh
building automation (jika ada).
Panel Controller harus memenuhi standard NPFA-20, dan panel harus
terbuat kokoh, serta diberi label Fire Controller panel.

2. Fire Hydrant Boxes


a Outdoor hydrant box (class B NFPA) harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut :
- Bahan terbuat dari plat dengan ketebalan 1,2 mm, ukuran 660 mm L, 950 mm
T dan 200 mm D dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih
HIDRANT pada tutup yang dapat dibuka 180º dan dilengkapi stopper.
- Fire hose dengan bahan cotton yam, polyster fibre dan black Teflon
polyethelente lined size 65 mm x 30 meter, tekanan kerja 16 Kg/cm2 termasuk
machino coupling.
- Hydrant straight nozzle size 65 mm terbuat dari material tembaga dan kepala
kuningan.
b Pillar Hydrant
- Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way
dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm, bahan body
cas iron, branch valve lengkap dengan as dan coupling tersebut dari bahan
kuningan (brass), tekanan kerja 16 kg/cm2. Jenis coupling (machine coupling)
harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh mobil Dinas
Kebakaran Kota.
c. Fire Brigade Connection/Siamese Conection
- Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way siamese
connection untuk pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65
mm, terbuat dari bahan kuningan dengan tekanan kerja 16 kg/cm2.
- Siamese connection dibuat dari brass lengkap dengan built-in check valve dan
outlet coupling (fhinis chrome) yang sesuai dengan standar yang
dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota setempat.

42
d. Jockey Pump

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


e.
Tipe pompa : Vertical Multi Stage Stainless Steel Pump NFPA 20
Model : NFPA 20 Std
Kapasitas : 50 UsGpm
Head pompa : 110 m
Putaran pompa : 2900-3000 rpm
Daya pompa : 7,5 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3 phase, 50 hz
Jumlah : 1 (satu) unit

e. Electric Fire Hydrant Pump

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


Tipe pompa : Centifugal Horizontal End Suction Pump- NFPA 20 Std
Model : NFPA 20 Std
Kapasitas : 750 UsGpm
Head pompa : 100 m
Putaran pompa : 2900 rpm
Daya pompa : 75 kW
Karakteristik listrik : 380 V, 3 phase, 50 hz
Jumlah : 1 (satu) unit

f. Diesel Fire Hydrant Pump :

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


Tipe pompa : Centifugal Horizontal End Suction Pump- NFPA
20 Std
Model : NFPA 20 Std
Kapasitas : 750 UsGpm
Head pompa : 100 m
Putaran : 2900 rpm
pompa
Daya pompa : 94 KW
Power : accu 24 volt, 80 amp, 2 bh type maintance free
enggine : Tornatech, Cummins,
Jumlah : 1 (satu) unit
perlengkapan - Pompa sudahlengkap terkopel dengan
diesel di atas base plat, lengkap
- Dengan radiator, muffler, flexible pipe, fuel
tank, panel listrik dan lain-lain
- Battery charge
- Tanki bahan bakar keperluan 2 jam
- System operation, automatic dan manual
g. Hydrant Check Valve
- Jenis : Hydrant underground check valve cast iron,
- Ukuran : 4 inch
43
- Standar/kelas : ANSI, 300 psi WOG
h. Hydrant Main Valve
- Jenis : Hydrant underground Gate valve cast-iron,
- Ukuran : 4 inch,
- Standar/kelas : ANSI, 300 psi WOG
i. Landing Valve
- Jenis : Oblique cast-iron landing valve dicat merah terang,
- Ukuran 2,5 inch
- Kelengkapan : Cap and chain, hose coupling, handwheel operated,
cadmium plated escutcheon.
- Standar/kelas : ANSI, 300 psi WOG.
j. Air Realese Valve
- Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak hydrant dalam
bangunan,
- Jenis : Cast-iron floating Ball
- Ukuran : 0.75 inch connection, 1.625 inch valve
- Standar/kelas : ANSI / 300 psi WOG
k. Pressure Reducing Valve Assy
- Harus terdiri dari kelengkapan yang mengikuti ketentuan sebagai berikut :
- Valve fitting, strainer, pilot reducer dan coloum control valve, Maximum
pressure reducing ratio 10:1, Body dan case dari cast-iron, Disc dan
diagram dari Synthetic Rubber, end connection dari flange. Tekanan sisi
masuk dan tekanan sisi keluar yang diperlukan harus sesuai dengan yang
tercantum pada gambar. Harus dilengkapi peralatan untuk By-pass.
l. Pressure Gauge (PG)
- Type : Bourdon-Tube Pressure Gauge
- Size of Dial : 100 mm
- Satuan ukuran : psi dan kg/cm²
- Skala ukuran : 0 s/d 25 kg/cm² atau 0 s/d 350 psi
- Connection nominal diameter : ½ inch
j. Peralatan Bantu Pompa (Accessories)
Jika tidak ditentukan lain maka pemakaian accessories pemipaan harus
menggunakan :
- Dia. 15 s/d 50 mm type ulir
- Dia. 65 ke atas tipe flens
- Standar/kelas : ANSI / 300 Psi
- Gate Valve ukuran dia.15 s/d 50 mm. Valve body, steam disc bronze
material, female thread
- Ukuran dia. 65 ke atas Non rising stem, cast iron body, Henged end
- Check Valve, ukuran dia.15 s/d 50 mm, valve body, steam disc bronze
material, female thread ukuran dia. 65 ke atas Cast iron body, flanged
end, cast steel disc.

44
- Strainer, ukuran dia.15 s/d 50 mm.Valve body, steam disc bronze
material, female thread, Y type Ukuran dia. 65 ke atas Cast iron body,
stainless steel screen, flanged end, cast steel disc.
- Flexible Connection Ukuran dia. 50 – 200 mm, synthetic rubber material
flanged end.
- Pressure Gauge Dial tipe 4”, Pressure Range 0 s/d 10 kg/cm².
- Water Level Control 3 elektroda foot valve, bronze body.
-
1. Pipa Pemadam Kebakaran
- Pipa :
- Black Steel SCH 40 sekualitas Merk Spindo, SPS, Bakrie.
2. Kraan (Valve)
Stop valve, gate valve, check valve, globe valve sekualitas merk Kitz, Weflo,
Magno, Maple, Aleum, Fivalco, Western, Watts
3. Hydrant
Untuk di luar bangunan dipakai Pillar Hydrant dilengkapi dengan fire hose
dalam fire hose box.
a. Pillar Hydrant
Merk : Protector, Zeki, X-Fire
b. Fire Hose tipe rubber
Merk : Protector, Zeki, X-Fire
c. Outdoor Hydrant Box
Merk : Protector, Zeki, X-Fire
d. Indoor Hydrant Box
Merk : Protector, Zeki, X-Fire
e. Head sprinkler : Viking, Tyco, Guard all, Protektor

9.5. Pipa Pemadam Kebakaran


1. Pipa utama (jenis pipa Black Steel Sch. 40).
2. Pipa yang ditanam dalam tanah diberi lapisan asphalt dan kain goni.
3. Pemasangan pipa sesuai dengan gambar.
4. Pipa ke cabang header roof tank untuk Pemadam Kebakaran disambung ke
non return valve yang sudah disediakan pada cabang header tersebut.
5. Sambungan-sambungan pipa dengan sambungan flens, dilas untuk pipa
dengan diameter lebih besar dari 3". Untuk pipa dengan diameter di bawah 3"
dengan draad.
6. Kran pembuka tangki gravitasi perlu dipasang solenoide valve sehingga
dapat dikendalikan jarak jauh.

9.6. Testing
1. Seluruh instalasi pipa harus dilaksanakan testing dengan test pressure 10 atm
bagian pembagian masing-masing selama 24 jam tanpa ada kebocoran/penurunan
pada test pressure. Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran
dilakukan testing ini (sehubungan dengan pekerjaan pemasangan).
2. Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik.
3. Peralatan testing disediakan oleh Pemborong dan atas beban/biaya Pemborong.

9.7. T e s t i n g Elektrikal
45
1. Semua motor-motor harus dicek bahwa arus yang mengalir sesuai dengan ratingnya.
2. Semua kontrol sistem harus dicek sesuai dengan fungsinya sesui standar dalam
PUIL 2011.
3. Semua kabel-kabel harus dicek isolasinya dengan 500 Volt "Megger" Test Set. Untuk
kabel-kabel yang terjauh letaknya dari Panel Utama harus dicek tegangannya,
apakah masih memenuhi syarat yang ditentukan. Kabel-kabel harus dipasang sesuai
dengan warna yang ditentukan oleh PLN.

9.8. Dokumentasi Instalasi


Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas,
Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sesuai dengan
yang dicantumkan mengenai Ketentuan Umum.

9.9. Pemeriksaan, Pengujian Sistem Dan Serah Terima


1. Instalasi yang telah lengkap harus diperiksa oleh orang yang mempunyai orientasi
dan termasuk pengujian operasional menyeluruh dan pengujian discharge untuk
seluruh komponen sesuai dengan rekomendasi masing-masing pabrikan.
2. Semua pipa dan perlengkapannya sesudah dipasang harus diuji dengan hydraulik
sebesar 1,5 x tekan kerja selama 3 x 24 jam. Selama pengujian berlangsung tidak
boleh terjadi perubahan/penurunan tekanan.
3. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.
Pengetesan harus disaksikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
MK.
4. Pengetesan dilakukan dengan menjalankan seluruh sistem atau peralatan yang
dipakai dalam menghadapi bahaya kebakaran.
5. Seluruh instalasi mekanikal dan elektrikal harus diuji sesuai dengan prosedur
rekomendasi pabrikan untuk membuktikan bahwa sistem terintegrasi.
6. Pengujian fungsional harus dilengkapi discharge, yang terdiri dari deteksi, reales,
alarm, peralatan yang berhubungan dengan sistem, unit kontrol dan pipa fitting,
penggantung dan tekanan.
7. Kontraktor harus mengeluarkan surat pernyataan bahwa mereka memiliki fasilitas
pengisian sendiri dan bukan dari merk lain.
8. Kontraktor harus memberikan training mengenai cara penggunaan dan
pemeliharaan sistem kepada pengguna.
9. Kontraktor harus memasang instalasi pompa untuk sarana pengujiannya secara
permanen.

JASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN


1. Semua pekerjaan instalasi maupun pengembangan peralatan harus dijamin akan
bekerja dengan sempurna. Semua pekerjaan yang termasuk lingkup pekerjaan
Kontraktor harus diberi masa pemeliharaan selama 180 hari kalender.
2. Dalam masa pemeliharaan tersebut terjadi kesalahan teknis yang diakibatkan oleh
tidak sempurnanya instalasi serta komponen, maka Kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki kembali sampai dengan berfungsi sempurna.
3. Kontraktor harus memberikan jaminan dan garansi terhadap instalasi maupun
peralatan yang dipasang minimal selama 180 hari kalender.

46
PASAL 8
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi
plambing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk
dipergunakan, yaitu terdiri dari :
1.1 Alat-alat Sanitair
a. Closet duduk
b. Meja cuci tangan (washtafel)
c. Floor Drain
d. Floor Clean Out (tipe lantai)
e. Kaca Cermin
1.2 Sistem Air Bersih :
a. Pemipaan dari bak penampung bawah tanah melalui pompa penyalur
(transfer pump) sampai tangki air.
b. Pemipaan dari tangki air sampai alat-alat sanitair.
1.3 Sistem Air Bersih
a. Untuk distribusi air dingin digunakan pipa PPR-PN10.
b. Untuk distribusi air panas digunakan pipa PPR-PN 20
c. Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee
dan sebagainya, dari merek yang sama dengan merek pipa. Merk yang
direkomendasikan SD, Westpex, Genova.

1.4 Sistem Air Kotor dan Air Bekas


a. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink (bak cuci piring)
dan floor drain sampai ke STP dan rembesan.
1.5 Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
1.6 Sistem pembuangan pipa penguras dan over flow dari Menara Air ke selokan
terdekat.
1.7 Pekerjaan instalasi pipa PAM dari ground reservoir sampai ke meter air dan pipa
air hujan :
a. Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan.
b. Selokan air hujan.

2. Persyaratan Bahan Dan Peralatan


2.1 Alat-alat Sanitair : ex Toto, American Standard, San Ei.
a. Closet duduk : disesuaikan dengan usulan Arsitek
b. Washtafel disesuaikan dengan usulan Arsitek
c. Cermin : disesuaikan dengan usulan Arsitek
d. Kitchen zink : disesuaikan dengan usulan Arsitek
e. Floor drain : disesuaikan dengan usulan Arsitek
f. Kran dinding taman : disesuaikan dengan usulan Arsitek
g. Kran dinding wudhu : disesuaikan dengan usulan Arsitek
h. Jet washer : disesuaikan dengan usulan Arsitek

47
2.2 Sistem Air Bersih :
a. Pompa Penyalur (Transfer Pump) untuk pompa transfer menuju ke
bangunan inti
Merk : Grundfos, Wilo, Ebara
Tipe : vertical inline multi stage
Daya Motor : 2,2 KW
Head : 48 meter
Kapasitas : 10 m3/h
Kecepatan : 1.450 rpm
Pipa : diameter 2"
Tenaga listrik : 380 volt/660 volt/50 Hz
Banyaknya : 1 (satu) set

Pompa Dorong (Booster Pump)


Merk : Grundfos, Wilo, Ebara
Tipe : vertical inline multi stage
Daya Motor : 1,1 KW
Head : 31 meter
Kapasitas : 5 m3/jam
Kecepatan : 1.450 rpm
Pipa : diameter 1/12 - 2"
Tenaga listrik : 380 volt/660 volt/50 Hz
Banyaknya : 1 (satu) set (2 pompa bekerja bergantian,
alternate system)
Pada pipa isap dilengkapi :
- Strainer : 1 buah
- Foot Valve : 1 buah
- Stop Valve : 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi :
- Stop Valve : 1 buah
- Check Valve : 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level kontrol :
- 4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 tangki bawah
- 2 buah upper level, untuk tangki atas.
Pompa Sumpit (Sewage)
Merk : Grundfos, Wilo, Ebara
Tipe : sewage, pompa celup
Daya Motor : 900 Watt
Head : 6 meter
Kapasitas : 7 m3/jam
Kecepatan : 1.450 rpm
Pipa : diameter 1/12 - 2"
Tenaga listrik : 220 volt/50 Hz
Untuk Pompa sumpit dilengkapi sensor air batas ketinggian air pada bak
sumpit.
Pada pipa isap dilengkapi :
48
- Strainer : 1 buah
- Foot Valve : 1 buah
- Stop Valve : 1 buah

Pompa Siram Taman


Merk : Grundfos, Wilo, Ebara, Shimizu
Tipe : vertical inline multi stage
Daya Motor : 0,55 KW
Head : 28 meter
Kapasitas : 3 m3/jam
Kecepatan : 1.450 rpm
Pipa : diameter 1/12 - 2"
Tenaga listrik : 380 volt/660 volt/50 Hz
Banyaknya : 1 (satu) set (2 pompa bekerja bergantian,
alternate system)
Pada pipa isap dilengkapi :
- Strainer : 1 buah
- Foot Valve : 1 buah
- Stop Valve : 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi :
- Stop Valve : 1 buah
- Check Valve : 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.

Tanki air bersih


 Sistem produksi dengan proses Cold Press Molding System (double
smooth surface).
 Material terdiri dari :
1) Polyester resin
2) Chopper stand mat dan woven rooving (E glass)
 Warna : biru
 Aksesori meliputi nozzle (outlet , Inlet, drain dan overflow), mainhole,
air vent, outer dan inner ladder (hotdip galvanish), bolt and nut M10
(hotdip galvanish), reinforced rod (hotdip galvanish), SBF UNP 120
dan L 60 (zink chromate).
 Merk yang direkomendasikan: Toya Fiberglass, Biotech, Panther, ex
local.

b. Pemipaan Air Bersih


- Pipa
Pipa air bersih dipergunakan PPR-PN10 dan PPR-PN 20 dengan merk
SD, Westpex, Genova.
- Fitting
Untuk fitting pipa menggunakan standar pipa PPRN.
- Valve

49
Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze 150
spi, screw end, untuk valve 3 ke atas dipergunakan sekualitas cast iron
150 spi, flanged and ex Kitz, Weflo, Magno, Maple.

c. Sistem Air Kotor dan Air Bekas


Pemipaan air kotor/air bekas dan vent di sini dipergunakan bahan-bahan
sebagai berikut :
- Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Pralon, Supramas,
Alderon, Intilon, Klas AW, dengan sambungan lem.
- Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan
merk pipa. Belokan pada saluran utama harus menggunakan long radius
bend.
- Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
- Semua junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali untuk
vent.
Septictank menngunakan menggunakan STP kapasitas 40 m3.
Merk yang direkomendasikan: Aquanor, Toya Fiber Glass, Daiki Axis,
Biotech, Panther, ex local.

d. Talang Air Hujan


Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
- Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Pralon, Supramas,
Alderon, Intilon, Klas AW.
- Untuk fitting digunakan PVC AW.

3. Persyaratan Pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung dan
penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak
melentur.
d. Untuk semua pipa yang menembus konstruksi bangunan, Pemborong harus minta
persetujuan Konsultan MK.
e. Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah bioseptictank.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/di atas pasir sehingga
kemiringan dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang
sama.

50
4. Pengujian
- Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik,
memenuhi persyaratan sebagai berikut
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan tekanan max.uji:
a. Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5 % air
b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air

- Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap


sistem dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam terus menerus
tanpa mengalami kerusakan.
- Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda-tangani Konsultan MK.
- Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada
Pemborong Plumbing.

5. Disinpeksi
- Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh instalasi
air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
- Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem pipa
dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
- Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar
chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.

6. Pembersihan
- Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga bersih dan
mengkilap.
- Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat dengan
warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Untuk ini
Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.

7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas,
Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi berikut :
4 (empat) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang
telah diperiksa oleh Konsultan MK.
2 (dua) set : Buku Instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-
peralatan.
2 (dua) set : Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
2 (dua) set : Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.

51
PASAL 9
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN GEN - SET

11.1 Lingkup Pekerjaan


a Penyediaan 1 (satu) buah unit Generator set lengkap dengan semua equipment
dan aksesorinya, sehingga dapat beroperasi/berjalan sesuai dengan rencana dan
berhasil dengan baik dan memuaskan.

11.2 Merk Gen – Set


a. Generator set yang dipergunakan dengan kapasitas sesuai gambar, sillent type
merk sekualitas Perkins, Cummins.

11.3 Materi pekerjaan


a. Meliputi pengadaan, pemasangan, pemeliharaan, pendidikan crew/maintenance
dan lain-lain.

11.4 Petunjuk Khusus


a. Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja, gambar-gambar brosur dan
gambar-gambar sistem kerja dari genset kepada Pemberi Tugas.
b. Kontraktor harus melampirkan sertifikat country of origin (COO) merk tersebut
diatas dan surat keagenan resmi Distributor/Sole angent.
c. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis minimal selama 1 tahun kepada
Pemberi Tugas, bahwa seluruh instalasi gen set, pemasangan gen-set dan lain-
lain akan bekerja dengan sempurna dan memuaskan, Kontraktor akan
menanggung semua biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama jangka
waktu garansi masih berlaku.
d. Semua peralatan genset, instalasi genset dan lain-lain sebelum penyerahan
pertama harus sudah siap di-tes dan dijamin mendapat sertifikat keur dari PLN.

11.5 Spesifikasi Teknik


a. Mesin Diesel

No. URAIAN TYPE


1. Daya mesin diesel sesuai gbr (500 kVA) Opent type Prime power
2. Putaran per menit 1.500 rpm
3. Sistem Pembakaran Penyemprotan langsung
4. Sistem Pernapasan Turbocharged
5. Jumlah silinder 6 silinder dalam kedudukan bentuk V
6. Sistem kepala silinder Masing-masing berdiri sendiri (individual) dan pada
tiap-tiap kepala silinder terdapat 1 buah klep masuk
dan 1 buah klep buang.
7. Sistem pelumasan Forced Feed
8. Engine Goverhor common rail elektrik dan secara otomatis dapat
menyesuaikan dengan besarnya beban.
9. Sistem Starting Elektrikal
10. Sistem pendinginan Air dalam radiator yang ditutup kipas dan sirkulasi
dengan pompa
11. Bore/stroke
52
b. Generator :
1. Daya Generator sesuai gambar 500 KVA
2. Putaran 1.500 rpm
3. Voltage 220/380 Volt
Alternator merk : Stamford, Maraton, Leroy Summer
- Mesin adalah full compression ignitian, 6 langkah vertikal V type in line vertical direct
injection.
Secara intergrated mesin dilengkapi dengan :
- Sistem suplai/pengisapan bahan bakar (fuel)
- Sistem pelumasan dan pendinginannya
- Sistem penyaringan suplai udara
- Sistem pendinginan mesin termasuk pompa, fan dan radiator
- Sistem Pembuangan (exhaust) dan peredam suara (silinder)
b. Sistem Bahan Bakar :
- Sistem bahan bakar adalah intergrated dalam mesin kecuali tangki harian.
- Tangki harian dilengkapi dengan level indikator katup-katup pemipaan yang
menghubungkan ke mesin lengkap dengan pompa manual untuk pengisian,
seperti teratas dalam gambar.
- Filter dan pengatur bahan bakar terpasang dimesin.
- Dilengkapi dengan pompa pengisi harian.
c. Sistem suplai udara dan pembuangan :
Sistem suplai udara intergrated dalam mesin dan dilengkapi dengan filter.
Sistem exhaust yang sudah intergrated harus dihubungkan ke silinder dengan
pemipaan dan expantion joint. Silinder harus mempunyai karakteristik sebagai
noise level tetap rendah (tipe residential/kritikal).
Noise level tidak boleh lebih dari 70 db pada jarak 5 m.
d. Pelumasan mesin :
Sistem pelumasan adalah intergrated di dalam mesin dengan sistem full
pressure lubricatin. Sistem dilengkapi dengan drain, pemipaan, katup pompa
pelumas dengan strainer, filter.
e. Sistem pengaturan putaran mesin :
Pengaturan putaran mesin harus bisa dijaga tidak lebih dari 3 % (1,8 Hz) dari
keadaan tanpa beban sampai beban penuh, menggeser turunnya beban dapat
diatur dari 0 s/d 30 %.
f. Starting : Starting secara elektrik dengan menggunakan battery men-drive
built-in electric motor starter.
g. Pendinginan:
Sistem pendinginan air dilengkapi dengan jacket water cooling system,
intergrated dalam mesin yang dilengkapi dengan pemipaan fitting-fitting, katup,
pompa sirkulasi, fan radiator dan kontrol.
h. Protection :
Mesin harus dilengkapi dengan proteksi yang diperlukan atau sudah terpasang
secara intergrated, alat-alat tersebut harus berfungsi sebagai berikut :
- Bila putaran mesin 10 % melebihi putaran sinkronnya.
- Bila Temperatur mesin melebihi seharusnya.
- Bila tekanan minyak pelumas hilang.
Selain mematikan mesin, maka alat-alat tersebut juga harus men-trip circuit
breaker pengaman.
53
i. Generating Kontrol Panel
Panel kontrol ini diperlukan untuk proteksi dan kontrol terhadap mesin dan out
putnya.
Generator panel harus dilengkapi dengan :
- Circuit breaker : pemutus beban otomatis lengkap, proteksi dengan over
current dan thermal over current dengan ther main dan magnetis tripping.
Minimum rating arus : 2000 A
Minimum breaking cap : 50 KA
Tegangan : 380 Volt
- Meter-meter ampere 3 buah lengkap dengan trafo arusnya volt meter dengan
selector swicth dan pengaman, lampu indikator frequensi meter cos diameter
meter.
j. Sistem Pengaturan Tegangan
Pengaturan tegangan harus + 2 % dari keadaan tanpa beban penuh. Daerah
pengaturan adalah + tegangan nominal.Modul pengaturan adalah solid state.
k. Kontrol Unit
Mesin harus dilengkapi dengan unit kontrol yang terdiri dari metric tachometer,
oil pression meter, water temperature meter, hour counter, dimana alat-alat
kontrol ini harus sudah terhubung dengan bagian-bagian mesin sesuai dengan
keperluannya dan terpasang di generator panel.
l. Peralatan
1. Radiator, expantion tank
2. Battery rock + battery + battery changer lengkap dengan meter pengaman.
Battery tipe 135 AH 28 Volt, Lead acit battery.
m. Panel Automatic Transfer Switch
Panel ini difungsikan untuk pemindahan sistem secara otomatis gari genset 1 dan
genset 2 untuk mensuplai kebutuhan listrik harian setiap 12 jam sekali.

54
PASAL 10
FIRE ALARM SYSTEM

1. UMUM

1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan instalasi Fire Alarm System, yang meliputi pekerjaan secara lengkap
dan sempurna mulai dari penyediaan peralatan dan bahan sampai di site,
pemasangan, pengujian, supervisi, pemeliharaan dan jaminan untuk proyek.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Instalasi Fire
Alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm system semi addressable yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA lengkap dengan
Annunciator type semi addressable.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Push
Button adressbale, Indicator Lamp, Horn Strobe, tipe address.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box di setiap gedung.
4. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang.
5. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.

1.2. Kontraktor harus mengikuti ketentuan Pemda setempat mengenai sistem pemadam
kebakaran (DPK), NFPA, FOC, sertifikat spesifikasi dan lain-lain.

1.3. Kontraktor untuk pekerjaan ini harus mengikuti dan terikat pada persyaratan yang
tercantum dalam :
 Penjelasan umum
 Persyaratan lelang
 Persyaratan administrative
 Spesifikasi teknis
 Gambar rencana
 Berita acara aanwijzing

1.4. Kontraktor harus bisa menunjukkan surat keagenan yang dimililkinya dari sistem
yang ditawarkannya atau Surat Dukungan dari Authorized Distributor Agent.
1.5. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi pentanahan dengan
baik dan memenuhi persyaratan.
1.6. Untuk kesempurnaan sistem, Kontraktor wajib memperbaiki atau menambah
peralatan, bila diperlukan di dalam kelengkapan sistem walaupun tidak tergambar
atau disebutkan.
1.7. Semua pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur/ditentukan kemudian untuk
dapat dibedakan dari instalasi lain.
1.8. Semua pipa dari bahan metal yang tertanam dalam tanah harus dilindungi dengan
lapisan anti karat.

55
2. FIRE ALARM SYSTEM
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm System yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
2.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCFA lengkap dengan
Annunciator dan Sirine.
2.2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis detektor, Manual Station,
Stobe Light, Alarm Bell, serta Sirine.
2.3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box di setiap lantai.
2.4. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.

3. URAIAN PEKERJAAN UNTUK INSTALASI


3.1. Semua instalasi kabel detektor yang berada pada daerah tanpa ceiling
dipasang outbow dan harus rapi. Dan pada area ber ceiling harus diletakkan
di atasnya.
3.2. Semua kabel detektor harus dimasukkan dalam PVC konduit
3.3. Semua kabel menuju MCFA dan TBFA harus menggunakan Tranking Kabel.
3.4. Semua kabel menuju detektor harus menggunakan fleksibel konduit
3.5. Konduit harus di-klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
3.6. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi untuk keperluan
approval.
3.7. Melaksanakan pengetesan seluruh sistem.
3.8. Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa
Indonesia.
3.9. Melaksanakan masa pemeliharaan selama 3 bulan dan memberikan masa
jaminan.
3.10. Melatih operator pemilik bangunan.

4. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN

4.1.1. Kabel dan pipa conduit


a. Kabel Kontrol :
Inti kabel
- AWG 18
b. Pipa conduit :
- PVC Conduit High Impact
- Fitting-fittingnya

e. Control Address Module


Digunakan untuk memberi signal tegangan dari MCFA menuju bell, strobe light dan
aplikasi lainnya yang dibutuhkan (lihat gambar) melalui sistem. Merk Honeywell
Morley, Siemens, Horinglih, Notifier.
Operating voltage : 17 - 37 Vdc
Operating Current : 375 uA max
Operating temperature : 0 0C - 49 0C
Relative humidity : 10 - 93 % max

f. Monitor Address Module


56
Digunakan untuk menerima signal dari Flow switch dan Tamper Switch serta
aplikasi lainnya yang dibutuhkan (lihat gambar) dan diteruskan menuju MCFA
melalui sistem semi Addresable. Merk Honeywell Morley, Siemens, Horinglih,
Notifier.

Operating voltage : 17 - 37 Vdc


Operating Current : 375 uA max
Operating temperature : 0 0C - 49 0C
Relative humidity : 10 - 93 % max

g. Detektor Asap Tipe Photoelectric


Photo Electric Type Smoke Detektor dilengkapi dengan Alarm Response Lamp
untuk conventional detector dengan merk Honeywell Morley, Siemens, Horinglih,
Notifier.

Operating voltage : 7.8 – 30.7 Vdc


Stand-by current : 250 uA max
Alarm current : 100 mA max
Operating temperature : 0 0C - 49 0C
Relative humidity : 93 % max
Sensitivity : 1.5 % / feet obscuration

h. Detektor Panas Fixed Temperature & Rate of Rise


Operating voltage : 7.8 – 30.7 Vdc
Temperature rate of rise : 8 0 C/menit
Merk merk Honeywell Morley, Siemens, Horinglih, Notifier..
Dilengkapi dengan Alarm Response Lamp dan untuk addressable detector dan
dapat memberikan informasi ke MCFA mengenai keadaan suhu ruangan yang
terproteksi.

i. Manual Push Button


Jenis yang dipakai merupakan recess mounted dan dilengkapi dengan Push
button.

j. Alarm Bell
Type : Surface mounting, diameter 6 inch dan anti karat.
Operating voltage : 20 - 24 Vdc
Current consumption : 80 mA max
Power consumption : 2 VA max
Sound level : 87 dB / 1 m min
Temperature Range : 32° - 120° C

k. Panel Kontrol [MCFA]


Panel kontrol ini dapat digunakan untuk system addressable yang terdiri dari
Power Module, dilengkapi dengan Alarm Monitor dan Control Module Panel
Kontrol harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat dengan kapsitas anatar
50 – 128 address.
57
Merk Honeywell Morley, Siemens, Horinglih, Notifier.

a) Lampu - lampu
- Printer.
- Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning).
- Lampu ac Power- ON yang menyatakan sistem bekerja atau tidak.
- Lampu ac Power failure yang menyatakan sistem mendapat supply ac
(alternating current) atau tidak.
- Lampu low voltage battery yang menyatakan bahwa tegangan battery sudah
dibawah normal.
- Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya ketidak beresan pada
rangkaian bell.
- Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm di sistem tersebut.
- Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya trouble di sistem tersebut.
- Remote indicator lamp.

b) Tombol-tombol/Switch
- Reset Switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi trouble
atau alarm.
- Silence/Acknowledge Switch yang berfungsi untuk mematikan Buzzer dan Bell
bila berbunyi.
- Alarm Lamp Test, berupa Switch yang berfungsi untuk mengadakan
pengecekan apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik atau sebaliknya.

c) Fasilitas Interkoneksi untuk Keperluan


- Meng-override program dari sistem tata suara, guna menghidupkan sirene
generator/program evakuasi melalui sistem tata suara.
- Memberikan informasi kondisi alarm di lokasi antar pabrik dengan Network
system

d) Power Supply dan Battery Backup


- Sistem harus dilengkapi battery charger (Pengisi Battery) yang selalu siap
mengisi battery setelah terpakai.
- Pengisian Battery tersebut harus dilakukan secara otomatis.
- Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating battery yang
digunakan.
- Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila sewaktu-
waktu sumber listrik (genset) mati, sistem alarm masih berfungsi dengan baik.
- Jenis yang digunakan harus jenis dry cell rechargeable type Nicad.
- Battery ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (24 V) dengan
kapasitas kebutuhan (ampere- hour) sehingga battery ini sanggup memberikan
supply secara normal dan terus menerus kepada sistem selama 24 jam stand
by dan 30 menit general alarm pada akhir periode.
- Di titik-titik jauh dari power supply utama bila dibutuhkan maka harus dipasang
power supply dan battery backup tambahan.

58
e) Display Unit/Annunciator
Memberikan indikasi/pesan yang sama yang tertera pada Master Control
Panel.
f) System Monitoring Program
Memberikan indikasi/pesan yang sama yang tertera pada Master Control Panel
yang dilengkapi dengan display gambar denah lokasi gedung.
g) Power Supply
Mencatu daya dengan tegangan 24 VDC untuk bell dan lampu alarm pada
lokasi yang jauh dari MCFA.

5. SPESIFIKASI PEMASANGAN
5.1. Pemasangan Instalasi Pengabelan
a. Pada daerah dengan plafond instalasi diklem kepelat beton atau digantung
memakai hanger tersendiri setiap jarak 100 cm memakai pelindung pipa
lengkap fitting-fittingnya.
b. Di bawah plafond instalasi terpasang masuk dalam kolom atau dinding tembok
memakai pelindung pipa lengkap dengan fitting-fittingnya.
c. Dalam partisi instalasi terpasang tanpa pipa.

5.2. Pemasangan Peralatan


a. Smoke detector dan heat detector lengkap dengan pengkabelan, dipasang
rata dengan jumlah sesuai gambar rencana. Pemasangan kabel harus rapi
dan tidak terlihat.
b. Master Control Fire Alarm System
Diletakkan di lantai satu di ruangan ME yang berdekatan dengan, lengkap
indikator-indikator sesuai sistem dan kelengkapan lainnya seperti :
1. Sistem Semi Addressable
2. Arus saat stand
by Depend on System
3. Alarm Current Bergantung pada system
4. Kelembaban 0 to 49 derajat
5. Kapasitas 128 -256 addess,1 loop
6. Dry Contact 2 A at 30 VDC, 0.5 A at 125
Output Rating VAC
7. Maks. Arus
Output 4A
8. Sirkuit style
kabel Style 4, 6 and 7

Catatan :
 Semua sistem yang akan dipasang, harus dibuatkan gambar kerja
terlebih dahulu untuk disetujui oleh MK yang ditunjuk.
 Peralatan yang akan dipasang, harus baru dalam hal ini tidak boleh cacat
dan harus disetujui terlebih dahulu oleh MK yang ditunjuk.

59
6. TESTING
- Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
- Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Maintenance :
- Untuk menjamin bahwa sistem berjalan dengan baik, Kontraktor harus
memperhitungkan biaya testing periodik/berkala seperti yang dinyatakan berikut
ini :
 Dried test dilakukan sekali dalam waktu 6 bulan dengan cara melakukan
Electrical testing.
 Pengetesan Fire Detector.

Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga diperoleh hasil dan
bekerja sempurna sesuai persyaratan pabrik dan spesifikasi yang diminta. Bilamana
diperlukan bahan-bahan instalasi atau peralatan diminta oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi MK yang ditunjuk untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya
Kontraktor.

Tahap-tahap pengetesan adalah sebagai berikut :


a. Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga diperoleh hasil baik
menurut persyaratan RKS dan pabrik. Untuk bagian yang akan tertutup, pengujian
dilakukan sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.
b. Semua peralatan harus diuji dalam keadaan baik dan bekerja sempurna sesuai
persyaratan pabrik yang diinginkan RKS.
c. Semua penyambungan harus diperiksa dan diuji dalam keadaan tersambung
sempurna dengan polarity yang benar.
d. Seluruh sistem kontrol dan sistem kerja harus diuji sesuai dengan persyaratan yang
diminta.
e. Semua hasil pengujian harus dibuat laporan tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi yang ditunjuk.

60
PASAL 11
TATA SUARA

1. Umum
Yang dimaksud dengan sistem tata suara disini meliputi mikrofon, mixer, amplifier,
dan loudspeaker. Sistem tata suara yang dirancang untuk proyek ini mengintegrasi
beberapa fungsi sekaligus yakni untuk alarm, pemutar CD, dan fungsi pengumuman.
Pekerjaan sistem tata suara meliputi pengadaan semua peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian, dan perbaikan selama masa pemeliharaan sehingga
seluruh sistem tata suara dapat beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan :
a. Pengadaan dan pemasangan Master Control Tata Suara (Mic, Player, Mixer,
Equalizer, Power Amplifier, Zone Switch).
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi tata suara lengkap dengan ceiling
speaker.
c. Pengadaan dan pemasangan rack peralatan tata suara.
d. Pengadaan dan pemasangan grounding tata suara.
e. Pengaturan dan pengintegrasian seluruh sistem untuk keperluan
pengumuman, memutar CD, dan alarm.
f. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi dari mulai master control
sampai speaker di setiap ruangan.
g. Melakukan terminasi pada panel dan outlet sesuai standar.
h. Setting configuration sistem keseluruhan sehingga semua fitur dapat berjalan
dengan optimal.
i. Mengadakan testing dan commisioning untuk seluruh sistem speaker dan
seluruh peralatan yang terpasang.
j. Melakukan testing dan commissioning.
k. Pembuatan dokumentasi untuk keperluan sertifikasi.
l. Pembuatan dokumentasi untuk user guide.

3. Persyaratan dan Peraturan Umum


a. Kontraktor menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan dalam
spesifikasi dan gambar rencana, dengan bahan-bahan, peralatan dan
pengerjaan yang sesuai dengan yang tertera dalam spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang disyaratkan, maka Kontraktor wajib untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sesuai ketentuan dengan tanpa
adanya tambahan biaya.
b. Kontraktor harus menunjukkan semua surat dan sertifikat ASLI apabila
diperlukan.
c. Kontraktor wajib menunjukkan daftar referensi proyek atau customer yang
sudah pernah dikerjakan.
d. Hasil akhir pemasangan instalasi sistem tata suara adalah terpasangnya
seluruh peralatan yang tertera dalam desain dan dapat berfungsi dengan baik
sebagaimana mestinya.

61
4. Persyaratan Bahan dan Instalasi Sistem Tata Suara
 Semua alat dan bahan yang dipasang haruslah ASLI dan BARU dan tidak
terdapat cacat sedikitpun.Terhadap ketidaksempurnaan/kekurangan alat dan
bahan tersebut, MK/Direksi berhak untuk menolak dan Kontraktor wajib
mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
 Merk yang direkomendasikan Honeywell, Bosch, Phillips, Toa.

5. Master Control
 Setiap item pada master control harus dapat mengakomodasi beban tata
suara 8 lantai.
 Setiap lantai memiliki dua buah terminal box terletak di sekitar tangga kiri dan
kanan sesuai desain.
 CD player terpasang harus dapat mendukung fungsi CD player, pemutar
MP3, perekam suara, dan memiliki port USB.
 Alert signal module adalah yang kompatibel dan dapat diintegrasi dengan fire
alarm.
 Seluruh peralatan master control dipasang pada rack peralatan tata suara.

6. Speaker
 Ceiling speaker memiliki jangkauan minimal radius 10 m.

7. Spesifikasi Teknis Pemasangan Instalasi Speaker


 Seluruh kabel dipasang di atas plafond.
 Master control terletak pada ruangan.
 Setiap peralatan harus dipasang sesuai dengan petunjuk pabrik dan
mengaplikasikan aksesoris yang direkomendasikan.
 Alert signal module diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengeluarkan
kapasitas volume suara maksimum pada saat terjadi keadaan darurat.
 Instalasi speaker diprioritaskan untuk pengumuman dan sistem peringatan
darurat. Fitur hiburan seperti pemutar musik dan radio tidak diutamakan, akan
tetapi hanya sebagai nilai tambah.
 Enam lantai yang padanya speaker terpasang dibagi menjadi lima zona yang
dapat diatur dengan 5 zone selector.

8. Ceiling Speaker
Ceiling speaker yang diadakan minimum dapat memenuhi spesifikasi teknis sebagai
berikut :

Rated Input 6 W (for 100 V Line), 3 W (for 70 V Line)


Rated Impedance 100 V line: 1.7 kΩ (6 W), 3.3 kΩ (3 W), 6.7 kΩ
(1.5 W)*, 13 kΩ (0.8 W)*70 V Line: 1.7 kΩ (3
W), 3.3 kΩ (1.5 W), 6.7 kΩ (0.8 W)*, 13 kΩ
(0.4 W)* * Internal wiring must be changed.
Sound Pressure Level 90 dB (1 W, 1 m, 330 – 3300 Hz Pink noise)
Frequency Response 100 Hz – 16 kHz
Speaker Component 12 cm (5") dynamic cone-type speaker

62
Mounting Method Spring catch
Connection Push-in connector (Bridging terminal-2 branch
type)
Finish Baffle: ABS resin, off-white (RAL 9010 or
equivalent color)
Dimensions ø260 x 92 (d) (Exposed section) mm or
ø10.24" x 3.62"
Weight 820 g or 1.81 lb (Bracket included)

9 Persyaratan Pengujian
 Sebelum melakukan pengujian sistem tata suara, Kontraktor wajib memberitahu
MK/Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan
oleh MK/Direksi, akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
 Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor harus melaporkan kesiapan alat
uji/alat ukur yang akan digunakan.
 Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk daya listrik
dan perlatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya manjadi tanggung jawab
Kontraktor.
 Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor.
 Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik/pengkabelannya,
dengan persyaratan yang sesuai untuk instalasi perangkat sistem tata suara.
Pengujian terhadap grounding juga harus dilakukan (bisa koordinasi dengan
Kontraktor ME).
 Hasil pengujian dibuat dalam bentuk soft copy (di-download dalam
disket/CDROM) dan juga hard copy harus diserahkan bersamaan pada saat
setelah pengetesan.
 Semua peralatan Jaringan Komputer ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh MK/Direksi.
 Pengujian meliputi :
o Integrasi seluruh peralatan sistem tata suara;
o Uji terminal box;
o Uji fungsi setiap speaker terpasang;
o Uji fungsi mikrofon pada master control;
o Uji penguatan suara pada setiap amplifier;
o Uji pengalihan zona dengan zone selector;
o Uji fungsi peringatan darurat dan pemutar CD.

10. Jaminan Garansi


Untuk peralatan master control dan seluruh speaker
 Sertifikat garansi selama 2 (dua) tahun yang meliputi garansi produk dan sistem
yang dikeluarkan oleh partner resmi/authorized partner.
Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan
dikeluarkan langsung oleh pihak peserta tender, bukan melalui pihak kedua atau
rekanan.

63
11. Penyerahan, Pememliharaan dan Jaminan
Penyerahan dilakukan dengan berita acara disertai lampiran-lampiran sebagai berikut :
a. Gambar revisi sejumlah 3 (tiga) set.
b. Hasil pengetesan.
c. Brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
d. Sertifikat hasil pemeriksaan dari dinas pemadam kebakaran setempat.
e. Surat jaminan/garansi dari agen yang ditujukan kepada pemilik bangunan.
 Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa pemeliharaan
secara cuma-cuma selama 90 hari kalender bahwa peralatan dan semua sistem
bekerja dengan baik dan sempurna.
 Kerusakan-kerusakan yang timbul dalam masa pemeliharaan harus diperbaiki
dan bilamana perlu harus diganti baru atas biaya tanggungan kontraktor, kecuali
kerusakan karena kesalahan pemakaian. Jika hal ini terjadi maka perbaikan atau
penggantian baru menjadi tanggungan pemilik bangunan.
 Kontraktor wajib melatih operator pemilik bangunan dan
menjalankan/mendampingi operator.
 Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor wajib memberikan garansi selama 180
hari kalender bahwa instalasi dan seluruh peralatan bekerja baik dan sempurna.
Kewajiban Pemborong telah selesai.

PRO SOUND Ruang Serbaguna Lt.07


Soundcraft Signature 22
 Channel : 22
 Soundcraft® Ghost Preamps :: 16
 Soundcraft® Sapphyre EQ : 4-band (2 bands of swept mids)
 dbx® Limiters on inputs : 8
 Lexicon® Effects : Dual Engine
 USB Interface : 2-in/2-out
 Auxes : 5
 Subgroups : 4 mono/2 stereo
 Faders : 100mm
Main Feature: Switchable Hi-Z inputs for guitars, basses and other
instruments, Hi-Pass Filters (low-cut) and 48V Phantom Power on all mic
channels, Smooth premium-quality faders, Robust metal construction for
tour-grade build quality and reliability.

AKG WMS470 D5
Vocal Set
SR 470 Receiver :
 Sensitivity: 6.3 dB V/-100 dBm
 Diversity System: Microprocessor-controlled diversity
 Modulation: Wideband FM
 Audio bandwidth: 35 – 20 000 Hz (± 3 dB)
 T.H.D. : 0.3 %
 Audio outputs: 1 x XLR sockets balanced, 1 x TS ” / 6.3 mm jack
sockets
 Unbalanced
64
HT 470 Hand Held Microphone
 Microphone capsules: D 5 – dynamic (super cardiod)
 Max. SPL: 144 dB SPL
 Max. SPL: 144 dB SPL
 SNR (A-weighted): > 120 dB(A)
 Battery life: 7 hours with one 1.5 V LR6 AA alkaline battery

Main Feature
 Half 19” all metal case diversity receiver.
 Up to 16 pre-programmed frequencies within the same frequency
band.
 Infrared link of all frequency and setup data to the transmitter.
 Transmitter battery status monitoring.
 Programmable warning functions using a two-color display
backlighting to indicate critical operation conditions (low battery,
audio peak, RF low).

Electro Voice ELX200-10P


- Frequency response (-3 dB) : 59 Hz -18 kHz.
- Maximum SPL : 130 dB.
- Coverage (H x V) : 90˚ x 60˚.
- Power rating : 1200 W.
- LF transducer : EVS-10M 254 mm (10 in).
- HF transducer : DH-1C 1-inch titanium compression driver.
- Crossover frequency : 1800 Hz.
- Connectors : 1) Stereo RCA Input, (2) XLR/TRS combo jack, and (1)
XLR.
- Enclosure : Polypropylene.
- Dimensions (H x W x D) : 100 - 240 V~, 50 - 60 Hz, 1.8A.

DBX Venue 360V


- Input : (3) analog line inputs/(2) AES digital inputs (shared
connectors), (1) RTA mic input
- Input Connectors: (3) female XLRs (2 selectable between
analog/AES digital audio formats), (1) female
- XLR RTA mic input
- Input Type : Electronically balanced/RF filtered
- Input Impedance : > 30 kΩ, balanced line to line
- Max Input Level (line inputs): > +28 dBu, balanced, ≤1% THD
- CMRR: > 50 dB @ 1 kHz
- RTA Mic Preamp Phantom Power : '+48 VDC
- Output: (6) Line Outputs
- Output Connectors: Male XLR
- Output Type: Electronically balanced, RF filtered
- Output Impedance: 120 Ω, balanced line to line
- lignment Delay: Up to 1000 ms per output channel
65
- A/D Converter: 24-bit with dbx Type IV™ Conversion System
- A/D Dynamic Range: 117 dB A-weighted, 114 dB unweighted, 22 kHz
BW
- D/A Converter: 24-bit
- D/A Dynamic Range: 116 dB A-weighted, 113 dB unweighted, 22 kHz
BW
- internal Processing Wordlength: 32-bit floating point
- Supported Sample Rates: 48/96 kHz (32-192 kHz using sample rate
conversion)
- Interchannel Crosstalk: < -97 dB, -105 dB typical 20-20 kHz, +4 dBu,
all channels measured
- Latency: Analog input to output: 2.57 ms (48 kHz), 2.28 ms (96 kHz);
Digital AES input to
- output: 2.31 (48 kHz), 2.15 ms (96 kHz)
- Operating Voltage : 100-240 VAC 50/60 Hz
- Dimensions: 4.4cm (H) x 20.32cm (D) x 48.26cm (W)

Electro Voice ELX200-18SP-AP


- Frequency response (-3 dB) : 47 Hz - 105 Hz¹
- Frequency range (-10 dB): 40 Hz - 145 Hz¹
- Maximum SPL: 132 dB²
- Power rating: 132 dB²
- LF transducer : EVS-18L 457 mm (18 in)
- Low-Pass frequency: Adjustable 80 Hz, 100 Hz, 120 Hz, 150 Hz
- Connectors : (2) XLR/TRS combo jacks and (2) XLR link outputs
- Enclosure : 15 mm plywood with EVCoat
- Dimensions (H x W x D) : 600 mm x 507 mm x 574 mm
- Power consumption : 100 - 240 V~, 50 - 60 Hz, 1.8 A

Merk yang direkomendasikan : Electro Voice, Harman, JBL, Bose


.

66
PASAL 12
PEKERJAAN SISTEM MATV

I. Lingkup Pekerjaan MATV


Peralatan pada pekerjaan MATV pada dasarnya terdiri dari beberapa peralatan
dengan rincian sebagai berikut :
1. Antenna Parabola;
2. Antenna Terrestrial (UHF dan VHF);
3. Receiver Digital;
4. HD (High Definition) Modulator;
5. Headend Amplifier;
6. Booster Amplifier;
7. Directional Coupler/Tap Off;
8. Splitter;
9. TV Outlet;
10. Coaxial Cable.

II. Sistem MATV


Siaran MATV yang dikehendaki adalah siaran – siaran sebagai berikut :
1. Overseas Channel dari Satelite Asiasat-III 20ch
 Phoenix, V – Channel, NOW , TV – 5, DW – TV, Aljazerah, Sahara,
Arirang, Fashion, Channel New Asia.
2. Siaran berbayar (premium chanell) dari Provider.
 CNN, CNBC, Discovery, Cartoon, HBO, NHK Premium, National
Geographic, Animal Planet, ESPN, Starsport 30ch.

2. Lokal Channel dari Terrestrial antenna :


 TVRI, TPI, Trans – TV, Indosiar, RCTI, SCTV, ANTV, TV – Global, Trans –
7, Metro – TV, Spacestoon, 15 channel.
Disesuaikan dengan kondisi daerah proyek untuk jumlah siaran lokal yang
bisa diterima melalui antena terrestrial. Jika lokasi tersebut belum bisa
melalui terrestrial, disarankan penerimaan melalui parabola.

III. Spesifikasi Peralatan MATV


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
1. Dish Parabola
 Diameter : 7Ft (2,1m) Fixed Mount perforated
 Frekuensi : C – Band (3,7 – 4,5 Ghz)
 Input Level : 40 – 80 dB
 LNB : Double Polarity ( Vertikal & Horisontal)
 Finishing : aluminium mesh
2. Antenna UHF
 Element : 44 Element
 Channel : 21 – 69
 Frekuensi : 470 – 862 Mhz
 Gain : 10 – 14 Db

67
3. Transmodulator
 Encoder : H.264/MPEG-4 (HD), MPEG-2SD
a. Satelite Input
Frequency band : 950 – 2150 MHz
Impedance : 75 ohm
AFC Range : 5 MHz
input level bandwidth : 48-85 dBmicrovolt
3.Symbol Rate DVB-S : 2-40 Msymb/sec
4.Symbol Rate DVB-S2 : 2-30 Msymb/sec

b. Audio / Video Output


Video format : 16/9, pan scan combined
 Standard : PAL, SECAM,NTSC
Video level : 1typ, Vpp
 Video Decoder : MPEG-2 ML@MP
 Audio Decoder : MPEG-2, Layer I and II

C. COFDM Modulator
Transport stream input : 48 pins on the back panel, type parallel
Max Bite rate : 100 Mbit/s
Output frequency : 108-862 MHz
Frequency step : 10 KHz
Outpur Carier : 2K, 8K
Output signal modulation : QPSK, 16QAM, 64QAM
RF Output : 40-60 dbmicrovolt
 Video Input : 4 XHDMI
 Ref : 4SATPro6

4. Combiner
 Input : 16Ch
 Insertion loss : +/- 10db
 Ref : E-16

5. Headend Amplifier
 Input Frekuensi : 47-860 Mhz
 Gain : 40 dB
 Output Level : 120 dbyv
 Ref : AL-401

6. HD /SD Modulator
 Input Frekuensi : 47-862 Mhz
 Output Level : +/-95 Db microvolt with 30db adjustment
 Modulation type : DVB-T COFDM/ DVB-C QAM
 Video Encoder : H.264 1.0-4.0 Up to 1080p@ 30fps
 Input : HDMI & CVBS
 Network : 10M Ethernet via RJ45 connection
 Ref : MD-892
68
7. Receiver Digital
 Input Frekuensi : 950-2150Mhz Mhz
 Signal Level : -65dbm – 5dbm
 LNB supply : 13/18V max 300mA
 Video Encoder : MPEG4 AVC H.264
 AV output : HDMI & RCA left & right

8. Splitter
 Frekuensi Range : 5 – 2400 Mhz
 Available Port : 2W,3W, 4W, 6W, 8W
 Through Loss : 3,6 – 10dB
 Ref : KS series

9. Directional Coupler
 Frekuensi Range : 5 – 2400 Mhz
 Frekuensi : 2W, 4W, 6W
 Through Loss : 0,5 – 3 dB
 Ref : KT series

10. Booster Amplifier


 Frekuensi Range : 47 – 862 Mhz
 Gain : 50 dB
 Output Level : 120 dbyv
 Voltage : 230 VAC
 Ref : FA – 50

11. TV Outlet
 Model : Single
 Losses : 0,4 dB – 1,2 dB

12. Kabel Distribusi


 Ukuran : 5C/RG-6
 Losses : Min 20 dB/100m
 Jacket : PVC
 Braid : Min – 90%, Bonded Foam

13. Kabel Feeder


 Ukuran : 7C/RG-11
 Losses : Min 15 dB/100m
 Jacket : PVC
 Braid : Min – 60%, Bonded Foam

IV. Persyaratan teknis pemasangan.


1. Coupler/Spliter ditempatkan pada shaft mekanikal yang ada di koridor, untuk
memudahkan maintenance.

69
2. Penempatan spliter, coupler, booster harus disesuaikan dengan losses dan output
level ke tv outlet yang seharusnya di antara 50-60 db.
3. Pemasangan instalasi kabel distribusi dari spliter ke outlet tv, dihindari berdekatan
dengan kabel power bertegangan tinggi, yang akan berakibat induksi yang
berpengaruh pada kualitas gambar tv.

Merk pembuat sebagai berikut :


MATV : KOOVIK ,FEEDER, DX
Coaxial Cable : Belden, Commscope, Feeder

70
PASAL 13
PEKERJAAN GONDOLA

14.1 Lingkup Pekerjaan


1. Kontraktor diminta mengajukan penawaran harga untuk pengadaan, dan
pemasangan unit gondola seperti gambar perencanaan dalam dokumen tender
ini.
2. Kontraktor wajib memeriksa ulang gambar dan spesifikasi teknis yang dibuat oleh
perencana dalam hal penyempurnaan instalasi yang akan dipasang. Kontraktor
wajib menambah semua perlengkapan yang diperlukan demi keselamatan
operasional dan performa sistem gondola sehingga alat ini dapat digunakan
secara aman dan berfungsi dengan baik.
3. Kontraktor harus menyerahkan jaminan untuk instalasi, spare-part dan after sales
service selama 1 (satu) tahun dan service maintenance secara cuma-cuma
selama 1 (satu) tahun.
4. Pekerjaan lain yang termasuk dalam lingkup pekerjaan, disamping pengadaan
dan pemasangan unit Gondola sampai beroperasi dengan baik adalah :
a. Melatih 4 (empat) orang operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas (Building
Owner) sampai trampil dan cakap mengoperasikan gondola sendiri selama
minimal 1 (satu) bulan.
b. Menyediakan surat izin pemakaian gondola (sertifikat) dari Departemen
Tenaga Kerja khusus untuk proyek ini.
c. Menyediakan operation manual dan alat-alat pengaman seperti safety belt,
helmet, tool kit dan lain-lain.
d. Membuat gambar kerja (Shop Drawing) sebanyak 3 (tiga) set untuk disetujui
Direksi sebelum pekerjaan dimulai. Dalam gambar kerja harus ditunjukkan
dengan jelas detail-detail yang menunjang berfungsinya gondola secara baik
dan sempurna yang terkoordinasi dengan gambar-gambar Arsitek, Struktur
serta Mekanikal dan Elektrikal. Gambar-gambar rencana bangunan yang
diperlukan untuk pembuatan gambar kerja akan diberikan oleh Arsitek.
e. Menyerahkan gambar sesuai terpasang (As Built Drawing) sebanyak 3 (tiga)
set hard copy dan 1 (satu) set soft copy dalam bentuk copy CD.
f. Untuk mendukung dalam metode pelaksanaan pekerjaan maka setiap
penyedia harus melampirkan surat dukungan dari distributor atau pabrik

14.2 Penjelasan Teknis


1. Permanent Gondola Tipe Monorail
Dimana pergerakan horizontal (pada lantai atap) digerakkan secara otomatis
dengan menggunakan motor listrik. Adapun sistem penggantungnya digerakkan
dengan motor listrik dimana penggulung (wire winder) terdapat di dalam mesin
gondola.
2. Penempatan Unit Keranjang Gondola
Sistem penggantung dan unit keranjang diletakkan pada bagian bawah talang
beton atap.
3. Peralatan dan perlengkapan
Peralatan utama dan perlengkapan bantu yang akan dipasang harus dari material
yang berkualitas tinggi dan mampu dioperasikan untuk jangka panjang, serta
tahan terhadap cuaca luar (seperti hujan, kelembaban tinggi dan angin).
71
14.3 Penjelasan Umum
14.3.1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengoperasikan pesawat gondola :
1. Gondola hanya boleh dioperasikan oleh tenaga kerja yang menggunakan alat-
alat pelindung diri yang lengkap dan berwenang (terlatih dan tersertifikasi).
2. Gondola digunakan sesuai kapasitas beban yang diizinkan dan usahakan
selalu di bawah beban maksimum, serta difungsikan khusus untuk tenaga dan
perlengkapan kerja.
3. Gondola dilarang digunakan/dioperasikan dalam kondisi cuaca buruk, hujan,
kecepatan angin melebihi 26 m/detik serta pada malam hari.
4. System gondola tidak boleh digunakan untuk pengambilan masa dalam
pekerjaan pengelasan listrik atau pekerjaan lainnya yang dapat
mempengaruhi/mengurangi kekuatan komponen saat operasional.
5. Pemeriksaan dan pengujian alat-alat safety sebelum gondola dioperasikan.
6. Operasikan gondola sesuai dengan prosedur/petunjuk yang diterapkan (SOP).
7. Setelah operasional parkir gondola ditempatkan yang aman dan
lepaskan/cabut socket listrik yang terpasang.
8. Beri penutup gondola/cover agar gondola tidak kena hujan, apabila diparkir
pada ruang terbuka.
9. Simpan dan rawat dengan baik alat-alat pelindung diri yang digunakan.

14.3.2. Prosedur Pengoperasian Pesawat Gondola Pada Keadaan Normal


1. Periksa posisi tombol reset (merah) jika tombol dalam keadaan tertekan berarti
sumber listrik dalam keadaan tidak tersambung/dialiri.
2. Tekan tombol dan putar berlawanan arah panah sesuai petunjuk yang tertera
pada reset dan lanjutkan menekan tombol in/power on (hitam), maka panel
operasional telah tersambung dengan daya listrik.
3. Tekan tombol sesuai dengan keinginan operator dan kebutuhan pekerjaan up
(naik/hijau), down/dn (turun/merah).
4. Apabila terjadi kemiringan platform dapat dilakukan dengan
memindahkan/memutar switch selector ke arah kanan dan tekan tombol up
sampai platform dalam keadaan level kembali, begitu pula sebaliknya jika
platform dalam keadaan level kembali.
5. Semua pengoperasian dilakukan di dalam platform/keranjang.
6. Jangan tekan tombol lebih dari satu secara bersamaan.

14.3.3. Langkah-langkah Mengatasi Kondisi Darurat Saat Gondola Beroperasi


(PLN Tidak Berfungsi Atau Kerusakan Lainnya)
1. Jangan panic.
2. Berikan informasi pada supervisor, teknis gondola melalui alat komunikasi (ht,
hp, interphone) tentang permasalahan yang ada (gondola tidak naik/turun
miring, dan lain-lain).
3. Pastikan alat-alat pelindung diri yang dipakai dalam keadaan terpasang baik.
4. Matikan power on/sambung listrik.
5. Jangan mencoba melakukan perbaikan teknis tanpa koordinasi dengan teknisi
yang telah ditunjuk.
6. Operasikan gondola secara manual dari dalam sangkar (temporary), untuk
gondola permanent operasikan manual brake secara perlahan-lahan atau
pindahkan switch automatic resque device agar gondola turun perlahan-lahan
72
dengan sumber tenaga cadangan yang terpasang pada gondola (bila
dilengkapi).
7. Beri laporan kepada teknisi agar gondola diperbaiki seluruh proses dalam
kondisi emergency harus selalu terkoordinasi dengan teknisi, P2K3/bagian
safety.

14.3.4. Perawatan :
Untuk menghindari suatu kegagalan operasional yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja di luar pemeriksaan yang dilakukan operator setiap hari, dilakukan perawatan
pesawat gondola secara periodik berdasarkan kondisi pemakaian :
1. Untuk gondola dalam pemakaian 150 s/d 173 jam perbulan sebaliknya dilakukan
servis besar sekali dalm tiga bulan.
2. Untuk gondola dalam pemakaian kurang dari 150 jam/bulan atau rata-rata 80
jam/bulan sebaliknya dilakukan servis preventif sekali sebulan dan servis besar
sekali dalam empat bulan.
3. Untuk gondola dalam pemakaian kurang dari 80 jam/bulan sebaliknya dilakukan
servis preventif sekali dalam dua bulan dan servis besar dua kali dalam setahun.
4. Untuk gondola yang stand by/jarang digunakan lakukan pesawat berkala dan
pengujian alat-alat pengaman/safety devices sebelum pengoperasian.

Untuk komponen gondola yang berkaitan dengan alat-alat pengaman/safety devices


tali/baja rope dan safety rope, block stop/sky lock, governer, magnetic brake, kanvas
brake, centrifugal brake (mekanik brake dan electrical brake) dan lain-lainnya, gunakan
komponen standar untuk mencegah kegagalan operasional dan umur penggunaan yang
lebih lama. Sedangkan untuk melakukan perbaikan, servis dan penyetelan alat-alat
pengaman, harus dilakukan oleh teknisi yang sudah berpengalaman di berbagai jenis
mesin gondola.

14.3.5. Gondola dan Perlengkapannya


1. Sistem penggantung motorized yang dikendalikan dipasang pada struktur talang
beton (lihat gambar rencana).
2. Kereta gondola lengkap dengan perlengkapannya dan menunjukkan ukuran
platform yang diusulkan, konstruksinya serta bahan yang digunakan termasuk roller
bumper (roda karet) dan lain-lain.
3. Motor penggerak arah vertikal lengkap dengan peralatannya. Agar dijelaskan, type
motor, merk, kapasitas angkat, kecepatan, tinggi angkat, motor angkat, power
supply, berat total, operation control, safety device, kabel baja angkat, dan lain-lain
yang diperlukan serta sistem operasinya.
4. Limit switch harus dipasang di semua sisi peralatan agar tidak membentur bagian
bangunan berkait, bila limit switch tersentuh maka motor akan auto stop.

14.3.6. Persyaratan Teknis


1. Bahan kereta Gondola dibuat dari besi stainless steel, platform dari plat besi
stainless steel dan pada sisi muka dan belakang dilapisi dengan stainless steel.
2. Sistem kabel hendaknya terdiri dari 2 kabel yaitu :
a. Suspension rope sebagai kabel penggantung utama kereta gondola (kapasitas
kabel disesuaikan dengan loading capacity) yang dilengkapi dengan pengaman
kabel (slack rope device).
73
b. Safety rope (kabel pengaman) yang harus dapat bekerja secara otomatis apabila
kabel utama putus. Kabel baja harus digalvanized.
3. Lingkup pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan Gondola tipe monorail sesuai dengan gambar, lengkap
dengan peralatan pendukung lainnya.
4. Motor harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan standar seperti :
a. Tombol untuk menghentikan motor bila sampai ke batas ketinggian maksimum
yang ditentukan (top limit switch).
b. Sistem pengaman yang akan bekerja secara otomatis untuk menghentikan
motor bila kecepatan turun atau naik melebihi batas kecepatan yang ditentukan
(overspeed safety device with manual reset). Motor harus dapat berjalan kembali
dengan normal setelah operator memutar tombol reset.
c. Jendela pengontrol untuk melihat apakah overspeed berfungsi atau tidak
(inspection window).
d. Petunjuk jam kerja (hour meter) yang menunjukkan berapa jam motor telah
dijalankan.
e. Tombol tekan untuk menghentikan motor bila petugas yang berada di kereta
melihat kelainan posisi atau keadaan yang dapat membahayakan. Motor harus
dapat dijalankan kembali dengan normal setelah operator memutar tombol reset.
f. Tombol tekan untuk menggerakkan motor naik dan turun (hold and run push
button).
g. Lampu indikator yang akan menyala apabila aliran listrik tersambung dengan
baik (indicator light). Motor tidak bisa dijalankan sebelum lampu ini menyala.
h. Posisi kereta gondola harus tetap tergantung ditempatnya, (tidak boleh merosot)
jika sambungan listrik terputus secara mendadak.
i. Motor harus dapat diturunkan dengan normal tanpa tenaga listrik, dengan cara
menarik tuas darurat yang ada pada motor (no power emergency descent level).
j. Rem pengaman sistem magnetik listrik (electromagnetic brake).
k. Dan peralatan standar lainnya.

14.3.7. Data Teknis Gondola


a. Unit Gondola
1. Hoist Type TLD 6.3
 Lifting load : 2 x 630 kg
 Power : 2 x 1,5 Kw
 Voltage : 380 V, 3 phase
 Brake Torque : 15 Nm
 Lifting speed : 9m/min

1. Safety lock
 Type : LSB 30
 Force of Impact: 30 kN
 Locking Rope Degree : 3” - 8

2. Platform
 Material : Hollow alumunium
 Size : 2000 x 1000 x 650 mm
74
 Floor : Bordes Alumunium

3. Wire Winder
 Material : Alumunium Alloy
 Motor : 0,25 Kw, 380 V

4. Panel kontrol
 Type : waterproof

5. Wire rope 4 x 45 meter


 Diameter : 8,3 mm
 Structure : 4 x 31 IWRC galvanis
 Breaking Strenght : 44 kN

6. Elektrikal kabel power


 Structure : 5 x 2,5 mm

b. Konstruksi Penggantung Gondola


1. Trolly Motorized
 Greared Trolly : kondotec kap 2 x 1 ton
 Motor : 0,18 Kw
 Control : Push Button

2. Support Monorail
 Material : IWF 150 dan plate 10 mm
 Finishing : Hotdip Galvanis

3. Monorail
 Material : IWF 150
 Finishing : Hotdip Galvanis

4. Angkur L
 Size : 5/8” x 300mm

5. Safety Operator
 Tambang carmantel 2 x 50 meter
 Auto Stop
 Full Body Harness
 Helm Safety standard

14.3.8. Gambar Pelaksanaan


Gambar yang dibuat oleh Perencana adalah gambar informasi yang hanya dipakai
untuk bahan pengajuan penawaran dan diminta agar Kontraktor membuat gambar
kerja (Shop Drawing) yang lebih detail pada waktu pemasangan. Kontraktor boleh
mengajukan altenative lain dengan mendapat persetujuan dari pihak Owner.

75
PASAL 14
TRANSPORTASI VERTIKAL (LIFT)

I. Pekerjaan Lift
A. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir. Kontraktor
agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang Kontraktor dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan maka Kontraktor wajib memberitahukan hal tersebut,
yang merupakan kewajiban Kontraktor untuk melengkapi peralatan tersebut
sehingga sempurna. Lingkup pekerjaan lift sebagai tertera dalam gambar-
gambar rencana dan spesifikasi, Kontraktor pekerjaan instalasi lift harus
melakukan pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pengujian serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar
lingkup pekerjaan instalasi lift yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian lift, lengkap dengan
kontrol dan aksesorinya.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pengujian sumber daya listrik,
panel-panel, peralatan kontrol, dan lain-lain bagi instalasi ini.
3. Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari
instalasi lift ini.
4. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
5. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
6. Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan
peralatan serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan
tersebut.
7. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan troubleshooting
untuk tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
8. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri
dari:
a. Operation Manual;
b. Maintenance Manual;
c. Daftar suku cadang yang perlu disediakan;
d. Gambar dan as built drawing;
e. Semua elektronik dan electric wiring dan lain-lain.
9. Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan
dengan pemasangan instalasi ini dan yang menyangkut biaya
pengurusannya sudah harus termasuk dalam penawaran pekerjaan ini.
10. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang
terpasang sesuai dengan petunjuk pabrikan sejak serah terima pertama.

B. Persyaratan Umum
1. Surat Dukungan dari Perusahaan Penyedia Elevator dan Escalator,
disertai MOU pengambilan unit kepada Agen Tunggal Pemegang Merk.
76
2. Brosur/katalog asli dari dari Perusahaan Penyedia Elevator dan Escalator.
3. Bersedia menyerahkan COO setelah pekerjaan selesai.

Persyaratan Penyedia
Perusahaan yang mendukung pengadaan dan pemasangan elevator harus
mempunyai dan melampirkan di dalam dokumen lelang:
1. Izin Usaha Jasa Konstruksi klasifikasi bidang usaha Instalasi Mekanikal.
2. Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBUJK) :
MK005 (Jasa pelaksana pemasangan lift dan tangga berjalan),
EL010 (Jasa pelaksana konstruksi instalasi tenaga listrik gedung dan
pabrik).
3. Sertifikat penunjukan dari Dirjen Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan K3 sebagai Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Bidang Kegiatan Jasa Pemasangan dan Pemeliharaan
K3 Elevator.
4. Sertifikat pelatihan teknisi dari perusahaan pabrik Pembuat
Elevator/Escalator.
5. Nomor Induk Berusaha dan Izin Usaha, Tanda Pendaftaran Agen atau
Distributor Barang dan/atau Jasa
6. Surat Keagenan resmi dari Perusahaan pabrik pembuat unit elevator dan
escalator.
7. Copy Sertifikat ISO 9001, ISO 14001, OSHAS 18001 dari Perusahaan
pabrik pembuat unit elevator dan eskalator.
8. Sertifikat TUVRheinland.
9. Sole Agent Agreement dan Trademark License Agreement.
10. Menyampaikan rencana jadwal kerja dan metode pemasangan elevator
yang akan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dilapangan pada saat
pemasangan.
11. Surat Pernyataan “bersedia menyediakan peralatan dan teknisi yang
kompeten untuk melakukan perawatan dan perbaikan peralatan tersebut
selama, sekurang-kurangnya selama 10 tahun terhitung sejak serah
terima pekerjaan.
12. Surat Pernyataan bersedia menyediakan daftar harga kebutuhan spare
part yang diperkirakan diperlukan setiap tahunnya.

C. Spesifikasi Bahan dan Material


1. Lift P01 (Fire Lift)
Spesifikasi Teknis
Merk: VOLK lift, Fuji HD, Thyssen Krupp, Hyundai
Quantity 1
Capacity (kg) 1000
Speed (m/s) 1
Serviced floor 8
Control system STEP
Operation Simplex/Duplex
Motor power (kw) 6.7
Cabin size W*D*H (mm) 1600*1400*2500

77
Door opening size W*H (mm) 900*2100 (center open)
Door Material SS Hairline Fire door 2hr
Hoistway size W*D (mm) 2400*2000
Machine room size W*D*H (mm) 2400*2000*2500
Top floor height (mm) 4600
Pit depth (mm) 1600
Finishing SS Hairline
Cabin SS Hairline
Button Touchless button
Disabled COP Excluded
Hold Button Excluded
Earthquake sensor Included
Automatic Rescue Device Included

2. Lift P02, 05
Spesifikasi Teknis
Merk: VOLK lift, Fuji HD, Thyssen Krupp, Hyundai
Quantity 2
Capacity (kg) 1000
Speed (m/s) 1
Serviced floor 8
Control system STEP
Operation Simplex/Duplex
Motor power (kw) 6.7
Cabin size W*D*H (mm) 1600*1400*2500
Door opening size W*H (mm) 900*2100
Door Material SS Hairline
Hoistway size W*D (mm) 2400*2000
Machine room size W*D*H (mm) 2400*2000*2500
Top floor height (mm) 4600
Pit depth (mm) 1600
Finishing SS Hairline
Cabin SS Hairline
Button Touchless button
Disabled COP Excluded
Hold Button Excluded
Earthquake sensor Included
Automatic Rescue Device Included

3. Lift P03
Spesifikasi Teknis
Merk: VOLK lift, Fuji HD, Thyssen Krupp, Hyundai
Quantity 1
Capacity (kg) 1000
Speed (m/s) 1
Serviced floor 8/9 (Perpendicullar thru to left)

78
Control system STEP
Operation Simplex
Motor power (kw) 6.7
Cabin size W*D*H (mm) 1400*1400*2500
Door opening size W*H (mm) 800*2100 (side open)
Door Material SS Hairline
Hoistway size W*D (mm) 2400*2000
Machine room size W*D*H (mm) 2400*2000*2500
Top floor height (mm) 4600
Pit depth (mm) 1600
Finishing SS Hairline
Cabin SS Hairline
Button Touchless Button
Disabled COP Excluded
Hold Button Excluded
Earthquake sensor Included
Automatic Rescue Device Included

4. Lift P04
Spesifikasi Teknis
Merk: VOLK lift, Fuji HD, Thyssen Krupp, Hyundai
Quantity 1
Capacity (kg) 1000
Speed (m/s) 1
Serviced floor 8/9 (Perpendicullar thru to right)
Control system STEP
Operation Simplex
Motor power (kw) 6.7
Cabin size W*D*H (mm) 1400*1400*2500
Door opening size W*H (mm) 800*2100
Door Material SS Hairline
Hoistway size W*D (mm) 2400*2000
Machine room size W*D*H (mm) Roomless
Top floor height (mm) 4600
Pit depth (mm) 1600
Finishing SS Hairline
Cabin SS Hairline
Button Touch button with braille
Disabled COP Excluded
Hold Button Excluded
Earthquake sensor Included
Automatic Rescue Device Included

5. Lift Service S01


Spesifikasi Teknis
Merk: VOLK lift, Fuji HD, Thyssen Krupp, Hyundai

79
Quantity 1
Capacity (kg) 1000
Speed (m/s) 1
Serviced floor 8/8
Control system STEP
Operation Simplex
Motor power (kw) 6.7
Cabin size W*D*H (mm) 1600*1400*2500
Door opening size W*H (mm) 900*2100
Door Material Painted steel
Hoistway size W*D (mm) 2500*2100
Machine room size W*D*H (mm) 2500*2100*2500
Top floor height (mm) 4600
Pit depth (mm) 1600
Finishing Painted steel
Cabin Painted steel
Button Toucless Button
Disabled COP Excluded
Hold Button Excluded
Earthquake sensor Included
Automatic Rescue Device Included
Flooring Checker Plate
Crash Barrier Included

 Garansi untuk unit adalah 2 (dua) tahun.


 Jaminan pemeliharaan adalah 180 hari.
 Lift yang digunakan dapat dioperasikan sebagai fire man lift.
 Alarm system.
 Sistem komunikasi antara lift dengan di luar lift.
 Buffer di atas pondasi.
 Tombol yang digunakan adalah tombol dengan sistem simplex
atau sesuai permintaan user.
 Lifetime baterai 2 tahun dengan dilengkapi autorechargeable dan
auto cut off saat baterai sudah terisi penuh.
 Dilengkapi dengan perangkat dan program management system
yang dapat disetting sesuai dengan keinginan user.
 Electric fan.
 Ceiling sesuai dengan yang dipilih Konsultan Perencana/Tim
Teknis/user.
 Railing.
 Melampirkan surat dukungan distributor/pabrik

D. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pengujian Bahan
Lift yang akan dipasang untuk pekerjaan ini harus sudah lulus
test/pengujian dari pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku

80
atau sesuai dengan petunjuk Tim Teknis. Kontraktor harus menyerahkan
sertifikat pengujian tersebut pada Konsultan MK/Tim Teknis 2 (dua)
minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan.
2. Contoh Bahan
Contoh bahan, harus diajukan kepada PPK/User/Owner/Konsultan MK/
Tim Teknis untuk disetujui bentuk, warna, aksesories, dan lain-lain.
3. Pengemasan
Seluruh perlengkapan/peralatan harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam
kemasan yang tertutup oleh pabrik. Apabila dianggap perlu untuk
menjaga kerusakan-kerusakan, Pemborong dapat memberikan tambahan
perlindungan.
4. Pengangkutan/Penanganan
Pengangkutan/penanganan harus diatur sedemikian rupa, hati-hati,
terlindung sehingga pemasangan bisa berlangsung dengan lancar dan
kontinyu dalam urutan yang baik pada keseluruhan sistem.
5. Pelaksanaan Pekerjaan lift
a. Kontraktor harus membuat schedule pengadaan dan metode
pekerjaan lift
b. Kontrakator harus membuat shop drawing untuk pekerjaan struktur,
Arsitektur, dan ME yang berhubungan dengan pekejaan lift.
c. Kontraktor harus memastikan pekerjaan struktur untuk lift sudah
selesai dan sesuai dengan spesifikasi lift yang akan digunakan.
d. Pemasangan balok dan papan template harus sesuai dengan
konstruksi yang sudah disetujui Konsultan MK.
e. Pada pekerjaan rail bracket, pengukuran dan pemasangan harus
sesuai dengan kondisi lapangan.
f. Pada pekerjaan elektrikal, kabel yang terpasang tidak boleh kelihatan
(inbow).
g. Setah pekerjaan selesai, lift harus diuji/test commissioning berupa test
beban, test speed, dan lain-lain.
h. Pekerjaan lift termasuk koneksi instalasi dengan MCFA fire alarm
sistem pada gedung, pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Kontraktor harus mengurus perizinan dari Disnakertrans setempat.

E. Inspeksi dan Pengujian


1. Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa
tersambung dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan
sambung atau kesalahan polaritas.
2. Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk
mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material
yang telah selesai terpasang memang benar-benar memenuhi
persyaratan yang disebutkan di dalam RKS teknik ini dan
standar/referensi yang digunakan.
3. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu
untuk melakukan pengujian.

81
4. Konraktor harus menyerahkan jadwal sebelum diselenggarakannya dan
cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada
Konsultan MK/Tim Teknis.
5. Hasil pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan MK/Tim
Teknis/PPHP.

F. Serah Terima Pekerjaan


Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1. Pelatihan operator dari pihak penyedia.
2. Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji
dan bekerja sempurna sesuai dengan gambar perancangan dan RKS dan
dijamin akan tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang.
Pernyataan bahwa sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan
RKS dan gambar, harus dilakukan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan
sertifikat pengujian.
3. Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.
4. Telah mendapatkan surat pernyataan dari Konsultan MK/Tim
Teknis/PPHP bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem
bekerja dengan sempurna.
5. Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
 As built drawing
 Measurement report
 Spare part untuk satu tahun operasi.
6. Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang
memberikan izin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus
diserahkan pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang
ditentukan.
7. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut :
 Gambar revisi (as built drawing), dengan jumlah sesuai lingkup
pekerjaan.
 Laporan hasil pengujian.
 Surat jaminan ditujukan kepada Pemilik/PPK/User dan
mencantumkan nama proyek.
 Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
8. Serah terima kedua.
Pada serah terima kedua kondisi harus :
 Semua peralatan dalam kondisi bersih.
 Ruangan panel dalam kondisi bersih.
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi
9. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan
terhadap instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari.
10. Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak
pekerjaan ini. Apabila selama masa pemeliharaan, Kontraktor tidak
melaksanakan kewajiban, maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan
dengan pihak lain dan biaya tetap ditanggung oleh Kontraktor yang
bersangkutan.

82
11. Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan MK/Tim
Teknis, Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti
semua equipment atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas
yang kurang baik atau karena pelaksanaan yang kurang sempurna dan
bukan karena kesalahan penggunaan selama instalasi dipergunakan.
12. Semua perlengkapan, tenaga, dan biaya sehubungan dengan
perbaikanperbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor dan
harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul sehubungan
dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan,
pemasangan dari material, equipment yang dipasok oleh subkon, selama
masa jaminan.
13. Pekerjaan lift harus bergaransi pabrik sesuai petunjuk pabrikan.
14. Merk yang direkomendasikan adalah VOLK lift, Fuji HD, Thyssen
Krupp, Hyundai.
15. Untuk mendukung dalam metode pelaksanaan pekerjaan maka penyedia
jasa harus melampirkan surat dukungan dari distributor atau pabrik.

83
PASAL 15
DATA DAN WIFI

A. UMUM
Sistem data (Wifi) terdiri dari main switch hub, Distribution Swicth, Rouler dan
Firewall control unit yang dihubungkan ke server.
Standard dan Peraturan
 Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara
nasional.
 Peraturan daerah yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang
berpengaruh terhadap perngoperasian jenis instalasi yang dirancang.
 Standar Nasional Indonesia, pedoman jenis teknis dan rekomendasi dan instansi
yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.
 Standar dan peraturan Dirjen Telkom edisi terakhir.

B. Lingkup Pekerjaan Sistem Data (WIFI)


Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, Pemborong pekerjaan sistem data
(Wifi) ini harus melakukan pengadaan, pemasangan dan pengetesan serta
menyerahkan sistem peralatan dalam kondisi baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan sistem data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Data System (Wifi) di setiap
lantai.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian ceilling antenna di setiap lantai.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian power supply.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel UTP cat 6 di riser yang
menghubungkan tiap distribution swicth maupun kabel-kabel distribusi yang
menghubungkan main Switch Unit ke Distribution Switch Unit ke setiap lantainya.
e. Melakukan testing, commission dan training.
f. Instalasi grounding dari peralatan data sistem ke terminal grounding di ruang
kontrol.
Merk yang direkomendasikan untuk Core Switch/ Switch hub/ Wifi (access point) :
Aruba, Ruijie, 3Com, HP.
Kabel instalasi UTP Cat 6: Belden Belden USA, AMP Net, Litech.

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan Data System terdiri dari :
a. Server
Spesifikasi :
Rack server : closed rack 19” 45 U 1150 mm.
b. Main Switch, Router dan Firewall

1. Core switch
- Powerful Layer 3 modular switch series witch VSF Stacking, Dynamic
segmentation, low latency and resiliency.
- HPE Smart rate for high speed multi-gigabit bandwidth (IEEE 802.3 bz) and
POE+ power.
- Resilient with redundant management and hot swappable power supplies.

84
- Up to 288 port of POE+.
- Scalable line rate 40GbE for wireless traffic aggregation.
- Software defined ready REST APIs and OpenFlow support.
- Advanced security and network management via Clearpass Policy manager,
Airwave and Central.

2. Access Switch
- Smart-managed layer 2+ Ethernet switch series ready to deploy in 8-, 24- and
48-port for non-PoE and Class 4 PoE (i.e. PoE+) models.
- PoE to power APs and IoT devices like IP phones, surveillance cameras and
door locks.
- Two (2) dedicated 1G SFP fiber ports on 8-port models, and four (4) dedicated
1G/10G SFP+ fiber ports on 24-/48-port models to eliminate traffic bottlenecks
across your network.
- Security controls let you define access in each area of your network, keeping
your business data safe.
- Convenient mobile app and webbased GUI for set up, management and
troubleshooting.
- Plug-and-play switches.
- Protect your network from unauthorized access with IEEE 802.1X and VLANs.
- No extra licensing or subscription fees.
- Compliant with IEEE 802.3az standard requirements to save energy during
periods of low data activity.
- Limited Lifetime warranty, Support provides 24X7 phone support for the first 90
days and chat support for the entire warranty period. Community support is
included for the life of the product.

3. Access point 3x3 mimo


- Resolve sticky clients with MU-MIMO-aware ClientMatch.
- Featuring 3x3:3SS MU-MIMO capability.
- Maximum concurrent data rate of 1,300 Mbps in the 5GHz band and 300 Mbps
in the 2.4GHz band (for an aggregate peak data rate of 1.6Gbps).
- Includes integrated Bluetooth Low Energy (BLE) radio, for advanced location
and indoor wayfinding.
- Dual Radio 802.11ac Access Point with Multi-User MIMO.
- Security and network management via Controller-managed mode, Instant
mode, or Remote AP (RAP).
- Air monitor (AM) for wireless IDS, rogue detection, and containment.
- Spectrum analyzer, dedicated or hybrid, for identifying sources of RF
interference.
- Secure enterprise mesh.
- AppRF technology leverages deep packet inspection to classify and block,
prioritize, or limit bandwidth for thousands of applications in a range of
categories.

4. Access Switch with POE

85
- Layer 2 switch with static and RIP routing, ACLs, and robust QoS.
- Support Security and network management via Clearpass Policy Manager,
Airwave, and Central.
- Simple deployment with Zero Touch Provisioning (ZTP).
- Convenient 10 GbE uplinks and up to 370W or 30W per port PoE+.
- Software defined ready with REST APIs to enable automation of network
operations, monitoring, and troubleshooting.
- Switch management logon security helps secure switch CLI logon by optionally
requiring either RADIUS or TACACS+ authentication.
- Support Multiple IEEE 802.11X users per port provides authentication of
multiple devices on a single port.

c. Instalasi Pengkabelan
d. Software yang digunakan harus ada lisensi dari pabrik.
e. Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan (grounding) pada pekerjaan telepon yaitu kabel grounding
dari peralatan security intercom yang di-grounding sampai ke busbar grounding
elektronik di ruang kontrol.
f. Sistem Surge Arrester
Surge Arrester, tipe valve atau metal oxide yang dirancang untuk memproteksi
peralatan elektronik terhadap over voltage yang disebabkan oleh petir maupun
oleh switching surge. Dipasang sedekat mungkin dengan peralatan yang
diproteksi dan dihubungkan ke konduktor yang tidak di-grounding dipasang
sehingga baik pembuangan gas maupun diskonektor arrester diarahkan ke
perlengkapan yang dioperasikan di sekitarnya. Konduktor grounding arrester
harus diletakkan sedekat mungkin antara arrester dan ground, mempunyai
impedansi rendah dan kapasitas pembawa muatannya besar. Spesifikasi
Surge Arrester :
 Class ii
 Nominal Voltage (UN) : 220 V
 Maximum continous operating voltage/50 Hz : 275 V
 Maximum discharge current (8/20) (l max) : 40 kA
 Nominal discharged current (8/20) (ln) : 20 kA
 Voltage protection level at ln (Up) : < 1,3 kV
 Respon time (tA) : 0,25 nS
 Short circuit with stand capability (lp) : 60 kArms at maximum back up fuse
 Operating temperature range : -40° C to + 80° C
 Cross section of the connected conductor : 6 mm² - 25 mm²
 Protection type : IP20
 Housing material : DIN rail 35 mm
 Life time : 100000 hours
g. Fire Protection : FM 200 gas

D. Kemampuan Sistem
 Sistem instalasi pengkabelan sesederhana mungkin sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik untuk memudahkan pemasangan dan pemeliharaan.

86
 Konsumsi daya listrik serendah/sehemat mungkin dan di-back-up batere selama
10 menit.

E. Masa Pemeliharaan dan Garansi


 Masa pemeliharaan ditetapkan selama 365 hari setelah diadakan Serah Terima
Pekerjaan Pertama. Selama masa pemeliharaan, Pemborong diwajibkan untuk
melakukan keseluruhan peralatan.
 Selama 3 (tiga) bulan atau masa pemeliharaan sejak serah terima pekerjaan
pertama, Pemborong diwajibkan menempatkan minimal 1 (satu) orang setiap
hari mendampingi pengoperasian pemeliharaan sistem serta melatih
keterampilan teknisi sehingga masa ini berakhir operator maupun teknisi dapat
sepenuhnya mampu mengoperasikan dan memelihara peralatan data sistem.
Pemborong diwajibkan memberikan garansi komputer/peralatan yang rusak untuk diganti
yang baik selama 365 hari sejak serah terima pertama pekerjaan, sepanjang kerusakan
tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan operator.

87
PASAL 15
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh
MK.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail
maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan
kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu
mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini
akan dijelaskan dalam Aanwijzing.

88

Anda mungkin juga menyukai