Anda di halaman 1dari 39

Spesifikesi Teknis

SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL

14. RENCANA KERJA DAN SYARAT UMUMPEKERJAAN ELEKTRIKAL

14.1. UMUM
Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas atau
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam buku syarat-syarat administrasi. Dalam hal ini buku
syarat-syarat administrasi saling melengkapi dangan syatar-syarat umum teknis mekanikal/elektrikal.

14.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar Sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur/ sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail "finishing" instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Pengajuan gambar-gambar
tersebut, pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan
dengan instalasi ini.
e. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan dokumen asli operating and maintenance instruction, technical instruction, spare part
instruction dan harus diserahkan kepada pengawas pada saat penyerahan pertama dalam
rangkap 5 (lima). (Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram dll).
2. Koordinasi
a. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab pemborong.
3. Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus segera
menghubungi direksi. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah
akan menjadi tanggung jawab pemborong.
4. Testing & Commissioning
a. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada.
b. Testing/pengujian meliputi: Uji isolasi minimal 10 M (Mega Ohm) dan uji beban penuh.
c. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam / sesuai pertimbangan teknis oleh Pengawas,
harus disaksikan oleh PPK, Pengawas dan Owner, bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus
diperbaiki atas tanggungjawab pemborong.
d. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab pemborong.
e. Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan pertama.
5. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 62


Spesifikesi Teknis

a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahaan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan, pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi dan mengganti
segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran
dari pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka pengawas
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
pemborong instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani oleh pemborong dan pengawas
serta dilampir surat ijin pemakaian dari jawatan keselamatan kerja.
h. Apabila diperlukan oleh pemberi tugas, pemborong harus bersedia datang ke lokasi proyek
untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk
oleh pemborong harus sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi oleh pemberi tugas.
6. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak direksi.
b. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada pengawas
secara tertulis. Pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas
secara tertulis.
7. I j i n - I j i n
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab pemborong.
8. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari
pihak pengawas secara tertulis.

14.3. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Elektrikal yang dikerjakan dalam kontrak ini meliputi pengadaan, pengiriman, instalasi,
testing dan commissioning sehingga baik perbagian maupun sistem secara keseluruhan dapat
bekerja dan beroperasi secara baik dan efisien sesuai dengan standar-standar acuan yang
direncanakan. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah jaminan kualitas peralatan maupun
sistem selama 2 (dua) tahun sejak dilakukannya serah terima kedua dari penyedia jasa kepada
pemberi kerja. Lingkup tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut ini:

14.3.1. Pekerjaan Listrik dan Instalasi


Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
- Penyambungan daya listrik dari Gardu eksisting
- Pengadaan dan pemasangan kabel feeder dari gardu menuju MDP Gedung
- Pengadaan dan pemasanganPanel MDP, SDP, & panel-panel distribusi
- Pengadaan dan pemasangan kabel feeder ke panel panel bangunan
- Pekerjaan instalasi Lampu Penerangan bangunan dan lampu penerangan luar
- Pengadaan dan pemasangan instalasi kotak kontak
- Pengadaan dan pemasangan cable tray serta cable ladder

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 63


Spesifikesi Teknis

- Pengurusan ijin-ijin
- Melaksanakan Test Comissioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

14.3.2. Pekerjaan Fire Alarm Control System


Pekerjaan Fire Alarm Control System meliputi:
- Pengadaan dan pemasangan unit utama APAR tipe Konvensional
- Pengurusan ijin-ijin
- Pekerjaan test commissioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

14.3.3. Pekerjaan Komunikasi Data


Pekerjaan Komunikasi data dan suara meliputi :
- Pengadaan dan pemasangan Core Switch
- Pengadaan dan pemasangan Acces Switch/Hub
- Pengadaan dan pemasangan Wifi Access Point
- Pengadaan dan pemasangan instalasi pengkabelan sampai dengan outlet data
- Melaksanakan pemprograman sistem standard sesuai dengan yang dibutuhkan user
- Melaksanakan test commisioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

14.3.4. Pekerjaan Komunikasi Suara


Pekerjaan Komunikasi data dan suara meliputi :
- Pengadaan dan pemasangan PABX
- Pengadaan dan pemasangan MDF
- Pengadaan dan pemasangan Terminal Box
- Pengadaan dan pemasangan Unit Handset Telepon
- Pengadaan dan pemasangan instalasi pengkabelan sampai dengan outlet telepon
- Melaksanakan pemprograman sistem standard sesuai dengan yang dibutuhkan user
- Melaksanakan test commisioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

14.4. STANDART DAN REFERENSI


14.4.1. Standar dan referensi
Standar dan referensi yang dipakai dalam proyek ini harus sesuai dengan standard :
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
- Standard Nasional Indonesia (SNI)
- International Electrotechnical Commission (IEC)
- National Electric Code (NEC)
- Standards Association Australia (SAA)
- Britist Standard Institution (BSI)
- Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan
- Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
- Peraturan-peraturan setempat
- Peraturan PLN
- Peraturan Keselamatan Kerja
- Peraturan Instansi yang berwenang
- Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikerjakan.

14.5. GARANSI

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 64


Spesifikesi Teknis

Semua pekerjaan dalam lingkup ini harus mempunyai jaminan kualitas baik peralatan maupun
sistem instalasinya.
- Cakupan garansi untuk peralatan utama selama 1 (satu) tahun
- Cakupan garansi sistem instalasi selama 2 (dua) tahun

14.6. GAMBAR-GAMBAR KERJA


Setelah daftar bahan bersesuaian dengan keadaan lapangan /lokasi dan disetujui oleh Direksi
Proyek, kontraktor masih harus menyediakan gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi proyek. Dalam gambar kerja, lebih dijelaskan katalog dari
manufacture, dimensi-dimensi, data performance, nama badan usaha yang menyediakan spare part
dan after sales service untuk material-material tertentu. Dalam gambar kerja harus jelas terlihat dan
dijamin bekerjanya peralatan di dalam sistem secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya
perubahan ataupun penyimpangan dari sistem yang direncanakan sebelumnya sehubungan dengan
daftar bahan yang diajukan, pada prinsipnya dapat dilakukan sepanjang didukung dengan alasan
tertulis dari pabrikan atau prinsipal/distributor utama dari peralatan tersebut. Perubahan di atas
haruslah mendapatkan persetujuan dari Direksi Projek dan tidak membawa akibat pertambahan
biaya.

14.7. KOORDINASI PEKERJAAN


Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap pemborong harus berkoordinasi atau menyesuaikan
pelaksanaan pekerjaan dengan pemborong lainnya atau sesuai dengan petunjuk Direks Projek,
sebelum pekerjaan dimulai. Gangguan dan konflik haruslah dihindari.

14.8. PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN


1.Syarat-syarat Dasar
- Untuk menjamin keaslian, pelayanan purna jual, ketersediaan spare part dan tanggung jawab
garansi, maka semua barang dan peralatan import, harus mendapatkan dukungan dari
principal atau agen yang berada di Indonesia.
- Untuk menjamin keaslian, pelayanan purna jual, ketersediaan spare part dan tanggung jawab
garansi, maka semua barang dan peralatan lokal, harus mendapatkan dukungan dari pabrikan
lokal.
- Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan
- Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas yang cukup
- Harus sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan secara khusus seperti
tercantum pada bagian RKS dan Sfesifikasi Teknis untuk masing-masing jenis pekerjaan yang
secara rinci.
- Ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari yang telah telah
disediakan
- Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan ukuran minimum.
Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan oleh kontraktor dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
 Mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
 Tidak menyebabkan tambahan peralatan
 Sistem tidak menjadi lebih sulit
 Tidak membutuhkan tambahan ruang
 Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan
2.Syarat-syarat Fisis
- Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama, diminta dari merk atau dibuat oleh
pabrik yang sama
- Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagiannya
sebaiknya dari merk yang sama

14.9. DAFTAR MATERIAL


Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan memulai

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 65


Spesifikesi Teknis

pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar material-material yang akan digunakan.


Daftar ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu oleh direksi proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis.
Persetujuan oleh direksi atas dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Proyek.

14.10. MATERIAL
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud

14.11. CONTOH BAHAN/MATERIAL


Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor.

14.12. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK


Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixtures dan lain-lain
yang disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan Direksi Proyek.

14.13. PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor, pemberi
tugas dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya

14.14. PENGECATAN
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.

14.15. PERCOBAAN
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, harus diganti dan
diperbaiki oleh kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.

14.16. MANUAL
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada
Pemilik selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian
oleh pemilik. Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil
mengenai pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi
yang perlu untuk pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini
harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).

14.17. TANDA PENGENAL


Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk menjelaskan
penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode nama, dan dipasang
pada setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini menembus dinding atau lantai.
Disamping huruf-huruf, pada tanda pengenal ini harus digambarkan pula anak panah yang
menunjukan arah sedemikian rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.

14.18. PLAT NAMA


Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-tombol dan

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 66


Spesifikesi Teknis

barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaanya.

14.19. SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Serah terima pekerjaan tahap pertama
 Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama, kontraktor bersama-sama dengan
direksi projek harus melaksanakan check list terhadap semua item pekerjaan.
 Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama kontraktor harus menjamin bahwa
semua pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar. Hal tersebut dibuktikan dengan
berita acara pemeriksaan pekerjaan yang telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan itu yaitu pihak kontraktor dan pihak direksi proyek (konsultan
pengawas atau konsultan manajement konstruksi)
 Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah ditentukan pada RKS
sebelumnya, khusus untuk pekerjaan Electrical, pada serah terima tahap pertama ini
kontraktor dipersyaratkan dan diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan administrasi
sebagai berikut;
1. Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan utama yang dipakai pada
projek ini
2. Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada produk ini
3. Berita acara pengetesan (test commisioning)
Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.
2. Serah terima pekerjaan tahap kedua
Untuk pelaksanaan serah terima kedua harus dipenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Masa pemeliharaan projek ditentukan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
 Kontraktor menjamin bahwa semua perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilaksanakan
selama masa pemeliharaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar
 Kebenaran jaminan tersebut dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan pekerjaan yang
ditanda tangani oleh pihak kontraktor dan pihak direksi proyek
 Berita acara ini merupakan salah satu syarat mengikat dalam pelaksanaan serah terima
pekerjaan projek
 Melaksanakan pelatihan
3. Persyaratan administrasi serah terima pekerjaan tahap kedua
Dalam melaksanakan serah terima kedua kontraktor wajib melampirkan syarat administrasi bidang
electrical sebagai berikut:
 Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan masa pemeliharaan
 Berita Acara telah melaksanakan Pelatihan
 Menyerahkan buku pedoman pengoperasian peralatan (Manual Operation), untuk semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan
 Menyerahkan brosure asli (teknis) untuk semua peralatan yang ada. Brosur ini disusun dan di
jilid rapi sehingga tidak tercecer.
 Menyerahkan As Build Drawing yang telah diperiksa dan disahkan oleh direksi proyek dalam
bentuk Print Out ukuran A3 sebanyak dua exemplar
 Menyerahkan File dalam bentuk CD sebanyak empat copy yang terdiri dari :
a. Dokumen As Built Drawing dalam format AUTOCAD
b. Dokumen teknis peralatan/brosure dalam format PDF

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 67


Spesifikesi Teknis

15. PANEL TEGANGAN RENDAH

15.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi :
 Pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama
masa pemeliharaan.
 Pengurusan semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan,
 Pengadaan tenaga teknisi dan tenaga ahli.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini
maupun tambahan-tambahan lainnya.

15.2. Type dan Macam Panel


Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380 V, 3 phase, 4
kawat, 50 Hz. Seluruh bagian body panel yang terbuat dari logam harus ditanahkan (Solidly
Grounded) dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya.
a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free standing untuk
pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
 Panel Utama (MDP)
 Panel SDP Gedung
b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed), Coulomb/Wall
mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang
ada :
 Panel Lighting
 Panel AC
 Panel Pompa
c. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam
gambar rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.

15.3. Karakteristik Panel


 Tegangan kerja : 400 volt
 Tegangan uji : 3.000 volt
 Tegangan uji impulse : 20.000 volt
 Frekwensi : 50 Hz

15.4. Konstruksi Panel


a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya
seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB), pemasangan
kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan
peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat
oleh petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,50 mm dan diberi penguat besi siku
atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan
mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.
e. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :
 Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan
baut setelah switchgear dimatikan.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 68


Spesifikesi Teknis

 Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan
sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian
dalam ruangan tersebut telah off/mati.
 Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
 Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
 Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
 Semua bagian dari baja harus bersih dan setelah pengelasan harus secepatnya
dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya karat dengan cara galvanisasi atau
"Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
 Pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat “Powder Coating”,
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.
g. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB) dengan
breaking capacity minimal 4,5 - 10 KA simetris.Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded
Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.Moulded
Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneous magnetic unit.MCCB indukdari setiap panel daya (power panel) harus dilengkapi
dengan “Phase Failure Relay” dan kabel controlnya harus tahan api.
h. Busbar induk dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame pemutus tenaga induk.Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas
99,99% .Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000;
Phasa : Merah, kuning, hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau - Kuning.
i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran. Kumparan contactor harus sesuai untuk
tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja secara kontinyu pada 10% tegangan lebih dan
harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor
harus dari produk setara Telemecanique, ABB atau Merlin Gerin
j. Pemberian Tanda Pengenal
Harus dipasang tanda pengenal yang menunjukkan hal-hal berikut :
- Jalur instalasi kabel bawah tanah
- Fungsi peralatan dalam panel
- Posisi terbuka atau tertutup
- Arah putaran handel pengontrol dan switch
- Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak boleh hilang. Tanda pengenal untuk kabel bawah tanah
menggunakan patok yg diberi keterangan ukuran dan arah kabel. Penanda kabel / patok kabel
dipasang di tiap jarak 20 meter
k. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh
PLN (LMK) :
- Test kekuatan tegangan impuls
- Test kenaikan temperatur
- Test kekuatan hubung singkat
- Test arus beban lebih
- Test untuk alat-alat pengaman
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
- Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

15.5. Produk

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 69


Spesifikesi Teknis

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan dalam perencanaan. Pemborong baru
bisa mengganti bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari para pihak yang berkewenangan
untuk itu.
Produk bahan dan peralatan yang dapat dipakai dalam pekerjaan ini adalah :

No Bahan / Peralatan Merk / Pembuat


1 Komponen Panel Siemens, Merlin Gerin, ABB, CIC
2 Circuit Breaker Merlin Gerin, ABB, Siemens,
3 Metering Telemecanique, Siemen, Merlin Gerin, ABB
4 Contactor Telemecanique, Siemen, Merlin Gerin, ABB
5 Panel Maker Lokal

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 70


Spesifikesi Teknis

16. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

16.1. U m u m
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai
dengan gambar rencana (NYY,NYFGbY, NYM 06/1 KV, NYMHY 0.6/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

16.2. Instalasi dan Pemasangan Kabel


a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL
2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm² keatas haruslah
dari jenis dipilin (stranded). Sistem instalasi listrik di proyek ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian kabel kendali/control.Kecuali
dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
 Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit Hight Impact uPCV
 Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY
 Kabel yang ditanam di tanah harus menggunakan kabel NYFGbY
 Kabel penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY.
 Kabel yang digunakan harus setara dengan merk Kabelindo, Kabelmetal, Tranka dan Supreme
kecuali kabel FRC digunakan merk : Radox, Elcuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli
Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, beton, dll) harus berada di dalam
conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3 dari diameter luar kabel.
b. "Splice" / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).Sambungan pada kabel circuit cabang harus kuat secara mekanis dan harus
memenuhi syarat kemampuan hantar arus listrik. Penyambungan dilakukan dengan cara-cara
"Solderless Connector", kompresi atau disolder. Dalam membuat "Splice" konector harus
dihubungkan pada konduktor dengan baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak boleh ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak boleh lepas oleh getaran.Semua sambungan kabel
baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector
terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya
disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis,
resin, splice case, composit dan lain-lain harus dari type yang sesuai untuk penggunaan,
lokasi,tegangan kerja dan lain-lainnya. Isolasiharus dipasang dengan cara yang sesuai dengan
persyaratan atau petunjuk teknis dari pabrik pembuat.
d. Penyambungan Kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencana.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama masing-masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus dibuat berita acara dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang dilapisi
dengan timah putih dan harus kuat. Penyambungan kabel harus dengan ukuran yang sesuai.
4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / procelen yang
khusus untuk listrik.
5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga tingkat isolasi
tertentu.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 71


Spesifikesi Teknis

6. Cara-cara pengecoran sambungan kabel yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama
pengecoran.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan
pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1. Untuk instalasi penerangan di daerah terbuka tanpa menggunakan plafond gantung, saluran
penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan plafond gantung, saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas plafond dengan tidak
membebani plafond.
3. Cable tray harus menggunakan produk pabrikan yang di galvanis dengan ketebalan plat
disesuaikan dengan ukuran lebar kable tray itu sendiri
4. Cable tray harus digantung dengan jarak penggantung maksimal setiap 2 meter dan di setiap
belokan dan atau percabangan
5. Penggantung harus dapat diatur ketinggiannya dengan menggunakan baud
6. Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran beton, kecuali
untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai standar.
Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
7. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit dengan diameter minimum
5/8". Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction box
yang sesuai. Untuk sambungan yang lebih dari satu di dalam junction box harus
menggunakan terminal strip
Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, dengan tutup blank plate
stainless steel, type "star point".
8. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan "Socket
/ lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka
setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan
dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
f. Pemasangan Kabel dalam Tanah
1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi
pasir, ditanam minimal sedalam 60 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi dengan pipa Galvanized
dengan diameter minimum 2 kali. .
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau pipa
beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm
dari pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan
yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel
diletakkan, diatasnya diberi bata atau concrete plate dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.

6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung. Penyambungan


harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
7. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan
akibat tergali/tercangkul. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan tanda yang
jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Kabel yang tertanam di dalam tanah harus diberi
tanda patok setiap jarak 25 meter dan/atau di setiap belokan. Patok harus diberi keterangan
jenis kabel, ukuran kabel dan arah aliran arus.

16.3. Pengujian & Testing


Dalam melaksanakan pekerjaan kelistrikan, sebelum dioperasikan harus dilakukan pengetesan.
Adapun pengetesan terdiri dari dua jenis yaitu pengetesan di lapangan dan pengetesan di

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 72


Spesifikesi Teknis

laboratorium atau pengetesan di fabrik (Factory Test). Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai
sistem pengetesan tersebut:
a. Factory Test
Peralatan tertentu yang memerlukan factory test, dapat dilakukan di pabrik pembuat alat dengan
disaksikan oleh pengawas atau MK, atau cukup dilampirkan sertifikat yang menyebutkan telah
dilakukan factory test oleh pabrik pembuat alat.
b. Site Test
Pengetesan setelah instalasi kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan dan
pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.
 Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan
tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
 Grounding test
 Megger test
 Continuity test (kabel instalasi elektronik)
 Test sampel (jika diperlukan)
Pelaksanaan pengetesan dapat dilaksanakan di laboratorium jika memungkinkan. Jika
pengetesan di laboratorium tidak memungkinkan, maka cukup dengan menyampaikan
hasil sertifikat testlaboratorium.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 73


Spesifikesi Teknis

17. INSTALASI PENERANGAN DAN TUSUK KONTAK

17.1. Lingkup Pekerjaan


Untuk pekerjaan instalasi penerangan dan tusuk kontak, pada pembangunan gedung ini adalah semua
yang tercantum di dalam gambar kontrak
Pekerjaan instalasi penerangan dan tusuk kontak ini meliputi :
 Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan di dalam bangunan maupun di luar bangunan
 Pengadaan dan pemasangan kotak kontak (saklar) dan tusuk kotak (stop kontak)

17.2. Lampu dan Armature Penerangan Umum


1. Umum
Lighting System merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Housing dan Reflector, Lampu serta
Gears.
- Housing, reflector, lampu dan gears (capacitor, ballast, starter dan accessories) sebaiknya
merupakan satu set dari satu merk (bukan campuran)
- Reflector harus dilengkapi dengan system anti glare(Optic Lighting Control), yang terbuat dari
optic dengan konstruksi tiga dimensi lengkung, sehingga sumber cahaya yang tertangkap oleh
kaca (misal : monitor komputer) tidak terpantulkan.
2. Housing Material dan Finishing Lampu Fluorescent (TL-T5)
- Zinc coated white paint sheet steel 0.5 mm
- Optics : High impurity pre-anodize alumunium sheet, semispecula and Specula
finished
- In-fill panel : Cold Rolled steel with white paint
- Product : Philips, General Electric(GE),
- Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan
dalam gambar-gambar elektrikal .
- Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).
- Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan
"power factor correction capasitor"
- Housing lampu harus cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari louver.
- Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh
derajat pemantulan yang sangat tinggi.
- Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan
umur teknis komponen lampu itu sendiri.
- Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan
saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
- Box terbuat dari pelat baja tebal sesuai dengan jenis lampu seperti tertera dalam gambar
perencanaan, diproses anti korosi proses “posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di
finish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.
- Box yang terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia
- Cover yang terbuat dari dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun
gas kimia.
- Pelat kisi armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,5 mm.
- Ballast untuk lampu TL harus dari jenis ballast elektronik atau "Low Loss Ballast" dan harus
pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
- Tabung Fluorescent harus dari type TL tipe T5.
- Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus dari bahan
aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau
satin etached opal plastic. Armatur down light tersebut harus tahan terhadap bahan kimia
maupun gas kimia.
- Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Perencanaan.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 74


Spesifikesi Teknis

17.3. Tusuk Kontak Biasa


- Tusuk kontak dinding yang dipakai adalah tusuk kontak biasa 1 phasa + N + E, rating 250 Volt,
16 Ampere, untuk pemasangan di dinding / kolom.
- Tusuk kontak baik tipe tunggal maupun ganda dengan kontak pembumian disisinya harus dari
tipe pemasangan terbenam (inbow) dan harus memenuhi standar CEE7
- Kapasitas minimal tusuk kontak adalah 250 volt, 16 A baik tipe tunggal maupun ganda
- Tusuk kontak dipasang pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan lantai, kecuali ditentukan
secara khusus, yaitu tusuk kontak untuk AC dan water heater diletakkan 20 cm dari plafond
- Kotak kontak baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan terbenam
dengan kapasitas minimal 10 A dan harus memenuhi standard BS 3676
- Kotak kontak dipasang pada ketinggian 150 cm dari atas permukaan lantai, kecuali ditentukan
secara khusus, yaitu kotak kontak untuk AC dan water heater diletakkan 20 cm dari plafond
- Tusuk kontak dan kontak kontak untuk peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat peralatan
- Kecuali ditentukan lain, semua tusuk kontak dan kotak kontak dan grid switch harus berwarna
putih.
- Product ex MK, EGA

17.4. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch


- Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating lamp.
- Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
- Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.
- Switches harus dipasang pada box.

17.5. Box untuk Kotak kontak dan Tusuk Kontak


- Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm,
tipe box dengan penutup otomatis.
- Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan kotak kontak atau tusuk kontak
dinding terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.

17.6. Kabel Instalasi


- Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi tusuk kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY).
- Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam
Netral : biru
Grounding : hijau/kuning
17.7. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
- Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high impact. Pipa,
elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan
lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
- Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction box)
dan armature lampu.
- Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan tusuk kontak dengan pipa conduit uPVC, high
impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 16 - 25 mm.

17.8. Rak Kabel


- Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder dan cable tray
yang terbuat dari plat Mild Steel dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip
Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 75


Spesifikesi Teknis

- Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan
tusuk kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan min. 2,0 mm dengan difinishing
hot dip galvanized.
- Pabrik pembuat, ex Interact

17.9. Testing / Pengujian


Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan dan dibuat berita acara yang disahkan
oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
1. Test ketahanan isolasi
2. Test kekuatan tegangan impuls
3. Test kenaikan temperatur
4. Continuity test.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 76


Spesifikesi Teknis

18. FIRE ALARM CONTROL SYSTEM

18.1. Lingkup Pekerjaan


Untuk pekerjaan instalasi Fire Alarm Control System, adalah semua yang tercantum di dalam gambar
kontrak .
Pekerjaan instalasi Fire Alarm Control System ini meliputi :
- Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan APAR beserta peralatan bantu lainnya
- pengadaan semua material utama (main equipment), peralatan, tenaga kerja, dan lain – lain
- pemasangan, pengetesan, commisioning
- pemeliharaan seluruh instalasi system dan instalasi Fire Alarm sesuai dengan yang disyaratkan
dalam buku ini dan pada gambar perencanaan.
Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan – pekerjaan kecil lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi
dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem Fire Alarm
secara keseluruhan.

18.2. Prosedur Umum


1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
a. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui.
b. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan peralatan yang akan
digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan
dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta performance dari
peralatan.
c. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan Surat
Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau agen
utamanya (Authorized Dealer/Agent).
2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sistem elektrikal
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
b. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh
cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau
antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya.
e. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan.
f. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
g. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan,
harus diperiksa.
h. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain yang
mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
3. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas dari
segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
b. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan surat
jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
c. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman dan
terlindung dari kerusakan.
4. Ketidaksesuaian

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 77


Spesifikesi Teknis

a. Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang tidak
memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
b. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang tidak
sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
c. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan yang
ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan
usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan
sesuai Gambar Kerja.

18.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Umum
a. Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak rusak,
bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta telah diuji di pabrik pembuatnya.
b. APAR portable 3 kg harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuat dengan tetap
memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Pengujian dan Uji Penampilan
a. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh
Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik
dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran, pengujian dan uji
penampilan.
c. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan, buku asli
pengoperasian/pemeliharaan peralatan berikut salinannya dalam jumlah tertentu, sesuai
persyaratan kontrak.
e. Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan, Surat
Jaminan (Warranty) atas produk sistem pengindera kebakaran, dengan jangka waktu masa
garansi sesuai standar dari pabrik pembuat.
3. Uji Penerimaan
a. Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan / acceptance
test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan bahwa semua perangkat
bekerja dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.
4. Training (Pelatihan)
Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian operasional Gedung
atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan peralatan Fire Alarm sistem .
5. Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan
Masa pemeliharaan pekerjaan Fire Alarm sistem sesuai persyaratan dalam kontrak diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-kekurangan.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 78


Spesifikesi Teknis

19. SISTEM TELEKOMUNIKASI

19.1. Umum
Yang dimaksud dengan sistem telekomunikasi disini meliputi komunikasi data dan suara. Sistem
telekomunikasi yang dirancang untuk proyek ini berbasis teknologi Internet Protokol (IP Base) kecuali
Interkom sehingga dapat melayani kebutuhan Internet dan Local Area Network (LAN), seperti terlihat
pada gambar perencanaan. Pekerjaan sistem telekomunikasi meliputi pengadaan semua peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan, pemograman, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dan
training bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga seluruh sistem telekomunikasi dapat
beroperasi dengan baik dan benar.

19.2. Lingkup Pekerjaan


Untuk pekerjaan system komunikasi dan data, adalah semua yang tercantum di dalam gambar kontrak
kecuali yang dinyatakan tidak dilaksanakan dalam BQ
Pekerjaan system komunikasi dan data ini meliputi penyediaan dan pemasangan :
 Pengadaan, pemasangan, pemograman dan pengujian Sistem access, core switch &edge switch
lengkap beserta kelengkapan sistem keamanan jaringan internetnya.
 Pengadaan dan pemasangan Wifi Transmitter Access Point Series
 Pengaturan, pemrograman dan pengintegrasian seluruh sistem untuk keperluan komunikasi data,
pengolahan data dan sistem komunikasi suara
 Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi jaringan dari mulai Acess Switch sampai dengan
socket outletnya
 Melakukan penarikan kabel dan pemipaan kabel end to end tidak ada bagian yang terbuka sesuai
procedure dan standar Structured Cabling System.
 Melakukan terminasi pada panel dan outlet sesuai standard EIA/TIA.
 Setting configuration active device untuk data sehingga semua fitur dapat berjalan dengan optimal.
 Mengadakan testing dan commisioning untuk seluruh sistem telepon dan seluruh peralatan yang
terpasang.
 Melakukan testing dan commissioning
 Pemberian paket training kepada sekelompok Engineer / teknisi pemilik dengan materi :
pengesetan, pemrograman serta trouble shooting sederhana dari jaringan data dan voice yang
dipasang.
 Pembuatan dokumentasi untuk keperluan sertifikasi.
 Pembuatan dokumentasi untuk user guide.

19.3. Persyaratan dan Peraturan Umum


 Pekerjaan sistem telekomunikasi ini harus dikerjakan oleh profesional Network Design & Installer
atau System Integrator resmi atau Authorized yang dibuktikan dengan melampirkan fotocopy surat
keterangan atau sertifikat dari principle yang masih berlaku.
 Jika kontraktor utama tidak mempunyai spesialisasi di bidang IT, maka harus dilakukan kerjasama
dengan badan atau perusahaan yang berkompeten di bidang IT. Kerjasama ini harus dibuktikan
dengan melampirkan surat pernyataan kesediaan dukungan dari perusahaan tersebut untuk
melaksanakan pekerjaan di bidang IT
 Perusahaan harus mempunyai Certified Enginner atau tenaga ahli yang bersertifikat, yang ahli dan
berpengalaman dalam instalasi dan setting peralatan dibuktikan dengan fotocopy sertifikat yang
masih berlaku.
 Perusahaan harus mampu mengeluarkan sertifikat garansi atas nama perusahaan sendiri bukan
melalui pihak kedua atau rekanan.
 Sertifikat garansi yang dimaksud adalah 25 (dua puluh lima) tahun garansi untuk sistem kabel
terstruktur (Structured Cabling System) dan 1 (satu) tahun untuk peralatan aktif dan 1 (satu) tahun
untuk peralatan wireless hot spot.
 Kontraktor menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan dalam spesifikasi dan gambar
rencana, dengan bahan-bahan, peralatan dan pengerjaan yang sesuai dengan yang tertera dalam

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 79


Spesifikesi Teknis

spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang disyaratkan, maka kontraktor wajib untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sesuai ketentuan dengan tanpa adanya tambahan biaya.
 Kontraktor wajib mendapatkan dukungan dari vendor pemegang lisensi yang dibuktikan dengan
melampirkan surat pernyataan dukungan.
 Kontraktor harus menunjukkan semua surat dan sertifikat ASLI apabila diperlukan.
 Kontraktor wajib menunjukkan daftar referensi proyek atau customer yang sudah pernah dikerjakan.

19.4. Persyaratan Bahan dan Jaringan Komunikasi Data


 Semua alat dan bahan yang dipasang haruslah ASLI dan BARU dan tidak terdapat cacat sedikitpun.
Terhadap ketidaksempurnaan / kekurangan alat dan bahan tersebut, Pengawas / Direksi berhak
untuk menolak dan Kontraktor wajib mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
 Demi tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka sistem cabling jaringan data
haruslah end-to end solution dari satu vendor.
 Semua active equipment harus mempunyai standard 19” rack mounted.
Demi kompatibilitas dan tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka active
equipment untuk jaringan data juga harus end-to end

19.5. Persyaratan Peralatan dan Bahan


19.5.1. Active Equipment
 Menggunakan access switch/hub 24 port atau 48-port
 Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi ke server.
 Disediakan link Fast Ethernet untuk koneksi ke workstation (data )
 Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi fiber optic dan UTP backbone.

19.5.2. Kabel Instalasi (Structured Cabling System)


Yang dimaksud dengan Structured Cabling System adalah mengimplementasikan sistem
jaringan terstruktur untuk jaringan data dan suara yang mana terdiri dari beberapa sub sistem
berikut:
 Sistem jaringan Vertical &Horizontal
- Menggunakan cable UTP category-6 dan siap untuk running Fast Ethernet up to Gigabit
Ethernet
 Sistem jaringan Backbone
- menggunakan cable UTP category-6 (dengan syarat maksimum panjang backbone
tidak lebih dari 100 mtr). Patch cord dan accessories pendukungnya harus
menyesuaikan dengan category cable, yaitu Category-6.
 Sistem administrasi pada Main Distribution Frame
- Menggunakan patch panel 24 port category-6 dan dilengkapi wire management.
- Menggunakan patch cord original category-6 (strainded type) dan color code : blue color
untuk data
 Sistem administrasi pada Intermediate Distribution Frame
- Menggunakan patch panel 24 port category-6 dan dilengkapi wire management.
- Menggunakan patch cord original category-6 dan color code: blue color untuk data.
 Sistem administrasi pada Telecommunication Closed
- Dilengkapi label dan color code untuk memudahkan sistem administrasi. Menggunakan
patch cord original category-6 dan color code yang sesuai.

19.5.3. Spesifikasi Teknis Peralatan Pengkabelan


1. Horizontal Sub System
 Pemborong harus menyediakan kabel horizontal untuk menghubungkan tiap outlet
dengan system jaringan backbone pada tiap lantai yang sama.
 Tipe kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) 4 pair category-6. Memiliki separator pada
masing-masing pair ( cat-6), jacket isolasi PVC sesuai standard EIA/TIA 568.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 80


Spesifikesi Teknis

 Kabel UTP 4 pair tersebut di atas, dapat digunakan untuk data dengan kecepatan
minimal Fast Ethernet (100 MBps)
 Kabel UTP 4 pair tersebut di atas dipasang sesuai topology star dari IDF tiap lantai
menuju ke workstation.
 Pemasangan kabel UTP secara keseluruhan harus terlindungi oleh PVC conduit atau
cable protector dan tidak diperkenankan adanya sambungan.
 Panjang kabel horizontal maksimum yang diinstall tidak boleh lebih dari 90 m (295 ft).
 Panjang total kabel jumper maksimum 10 m (33 ft).
 Conduit yang dipasang oleh tidak diijinkan terdapat lebih dari dua bengkokan bersudut
90o.
2. Outlet
 Outlet yang disediakan adalah tipe RJ45 untuk kabel UTP category-6 dan sesuai
dengan standar EIA/TIA 568.
 Faceplate yang digunakan adalah bentuk bujur sangkar / British Style dilengkapi
dengan tutup / shutter, label dan color code.
 Faceplate harus dipasang dengan inbow doos dan modular jack tipe RJ45.
 Faceplate yang digunakan adalah 1 atau 2 hole.
 Pada saat pemasangan faceplate harus dipasang tertutup plastic pembungkus dan baru
dibuka saat finishing cat sudah selesai guna menghindari kotor / cacat karena terkena
material lain.
 Outlet / modular jack yang digunakan adalah tipe punch down atau 110 standard bukan
menggunakan tipe tool less.
 Terminasi modular jack hanya diijinkan satu kali punch down, tidak boleh ada
kegagalan berulang-ulang dan dilakukan engineer certified dan yang sudah
berpengalaman.
 Apabila ada modular jack yang sudah dipunch down berulang kali sehingga kurang
layak dipakai karena akan mengurangi performance maka kontraktor wajib mengganti
dengan yang baru.
3. Patch cord / Kabel Jumper
 Kabel patch cord yang disediakan haruslah original factory assembly bukan hand made.
 Kabel patch cord sesuai standard EIA/TIA category-6, stranded type.
 Kabel patch cord yang disediakan harus dibedakan warnanya antara yang untuk data
maupun yang untuk voice.
 Panjang kabel patch cord untuk administrasi di panel disarankan 4 ft.
 Panjang kabel patch cord untuk outlet – workstation disarankan 10 ft.
 Panjang kabel patch cord untuk data – voice disarankan 4 ft.
 Semua patch cord harus terpasang label pada kedua ujungnya.
 Kedua ujung patch cord dilindungi dengan plug boot yang warnanya sesuai dengan
kabel patch cord.

19.5.4. Spesifikasi Teknis Material Bantu


 Menggunakan pipa conduit high impact 20 mm warna putih berikut kelengkapannya seperti
sock, clamp, flexible, T-doos dan X-doos.
 Cable tray ukuran 300 x 50 x 2400 dengan finishing hot deep galvanize berikut
kelengkapannya seperti reducer, joining, dll. Termasuk penggantung tray.
 Rack 19” wallmounted maupun cabinet menggunakan yang local made dengan tebal plat 2
mm warna putih grey atau black.
 Untuk cabinet ukuran 600W x 1150D dengan pintu depan menggunakan bahan tempered
glass.

19.5.5. Persyaratan Instalasi / Pemasangan


 Semua kabel yang dipergunakan harus terlindungi dalam PVC conduit high impact dan
dipasang tertanam dalam tembok (inbow).

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 81


Spesifikesi Teknis

 Semua kabel yang ditarik tidak diperkenankan ada kabel yang putus / sambungan kabel
walaupun di dalam conduit sekalipun.
 Bila ada bagian di luar tembok, maka pipa harus dipasang clamp pada jarak setiap 1 (satu)
meter.
 Demikian juga pada lintasan melingkar, maka PVC flexible conduit harus di pasang klem.
 Satu PVC conduit 20 mm hanya digunakan maksimum untuk 2 jalur kabel UTP category-6,
sedangkan untuk kabel UTP category-5e maksimum untuk 4 jalur.
 Untuk jalur-jalur utama menggunakan cable tray dan dilengkapi dengan tutup tray dan
haruslah menggunakan accessories yang sesuai.

19.5.6. Persyaratan Pengujian


 Sebelum melakukan pengujian jaringan komputer, Kontraktor wajib memberitahu
Pengawas / Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh
Pengawas / Direksi, akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
 Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor harus melaporkan kesiapan alat uji / alat ukur
yang akan digunakan.
 Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk daya listrik dan
perlatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya manjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Apabila terdapat ketidak sempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi tanggungan
Kontraktor.
 Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik / pengkabelannya, dengan
persyaratan yang sesuai untuk instalasi perangkat data communication. Pengujian
terhadap grounding juga harus dilakukan (bisa koordinasi dengan kontraktor ME).
 Hasil pengujian dibuat dalam bentuk soft copy (didownload dalam disket / CDROM) dan
juga hard copy harus diserahkan bersamaan pada saat setelah pengetesan.
 Semua peralatan Jaringan Komputer ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Pengawas / Direksi.
 Pengujian meliputi:
- Integrasi jaringan komputer dengan sistem yang ada (existing network)
- Uji pengesetan feature-feature perangkat jaringan sesuai spesifikasi yang ditentukan,
misalkan: VLAN, dll.
- Uji koneksi pada tiap-tiap titik komputer : untuk cable UTP menggunakan Microtest
Omniscanner dengan Module Channel Link Category 6 dan minimum firmware versi
6.10 sedangkan pengujian cable fiber Optic menggunakan Microtest Simplifiber pada
850nm dan 1300 nm.
- Uji aplikasi berbasis Netware, Windows Network, IP Phone dan Internet
- Uji Network Management system untuk seluruh perangkat jaringan : (configuring,
monitoring dan traffic analysis).

19.5.7. Produk
Cable UTP (horizontal) AMP NetConnect, SYSTIMAX
Cable Backbone AMP NetConnect, SYSTIMAX
Switch/HUB CISCO, HP
Wireless Access Point PROXIM - ORINOCO
PVC conduit Clipsal, Ega
Rack 19” ABBA, V-Series

19.5.8. Jaminan Garansi


Untuk Structured Cabling System
 Sertifikat garansi selama 25 (dua puluh lima) tahun yang meliputi garansi product dan
system yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Untuk Active Equipment (Switch / HUB)

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 82


Spesifikesi Teknis

 Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized
partner.
Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan dikeluarkan
langsung oleh pihak peserta tender, bukan melalui pihak kedua atau rekanan.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 83


Spesifikesi Teknis

20. SISTEM TELEKOMUNIKASI SUARA

20.1. Persyaratan Teknis Umum


1. Persyaratan Teknis Umum
a. Standard/Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi peraturan/standard
dari Perumtel.
b. Perijinan/Pas
Pemborong harus memiliki pas/izin instalasi dari Perumtel setempat dan masih berlaku untuk
takwin tahun berjalan. Fotocopi dari semua surat tersebut harus dilampirkan pada waktu
pengajuan penawaran.
c. Gambar-gambar
1) Pemborong harus menyiapkan gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk diperiksa
dan disahkan (keur) oleh yang berwenang.
2) Setiap sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material, pemborong wajib
mengadakan/ mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk kepada pengawas/
perencana untuk disetujui.
d. Syarat Pelaksanaan
1) Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dan mengikuti
syarat-syarat Perumtel.
2) Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan akan disahkan oleh Perumtel, sehingga
penyambungan saluran telepon tidak mengalami kesulitan baik prosedur teknis maupun
non teknis.
3) Selama pelaksanaan pemasangan, pemborong harus menempatkan seorang ahli yang
mengawasi pelaksanaan.
4) Pemborong harus mengganti material-material yang rusak/cacat sehingga syarat fisik
dapat dipenuhi secara baik.
2. Persyaratan Teknis Instalasi
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi telepon mencakup :
1) Pengadaan dan pemasangan key telephone berikut perlengkapannya (misal: battery,
main distribution frame, telephone operator dan lain-lain.)
2) Pengadaaan, pemasangan dan penyambungan kabel dari main distribution frame (MDF)
telephone ke terminal box telephone (TBT), selanjutnya ke telephone outlet, telephone
extension box atau telephone set.
3) Mempersiapkan jaringan luar dan jaringan dalam (wiring system) untuk sambungan
langganan ke Perumtel.
4) Mengadakan test/trial run secara menyeluruh, sehingga sistem telephone tersebut dapat
berfungsi secara benar dan tepat.
5) Mengurus ijin penyambungan, pengujian sistem telepon tersebut ke pihak yang terkait.
6) Menyelenggarakan pemeliharaan sistem termasuk penyediaan spare parts selama masa
pemeliharaan.
7) Pengadaan dan pemasangan grounding system untuk system telehone.

b. Central Telephone dengan sistem PBX (Private Branch Exchange) berkapasitas 4 CO line 32
extension.
c. Central Telephone dan perlengkapannya yang akan dipasang harus sudah mendapat approval
dari Perumtel, dapat bekerja di daerah tropis temperature sekeliling 35 C, serta minimum
maintenance.
d. Pesawat Telephone : adalah tipe meja atau dinding yang sudah mendapat approval dari
Perumtel.
e. Hubungan antara kabel pesawat telepon dengan kabel instalasi harus dengan outlet. Outlet
telepon dipasang secara “flush mounted“ pada dinding ruang.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 84


Spesifikesi Teknis

f. Instalasi Kabel
1) Kabel yang keluar dari Central Telephone ke Terminal Box Telepon (TBT) dan ke outlet
telepon adalah berjumlah seperti tertera pada gambar, jenis kabel Indoor Telepon Cable
(ITC) dipergunakan untuk menghubungkan TBT sampai ke outlet telepon. Jenis ground
Cable digunakan untuk menghubungkan Main Distribution Frame (MDF) dengan
instalasi-instalasi kabel luar gedung.
2) Jalur kabel telepon dicat warna biru dan dapat diletakkan bersama di dalam satu saft
dengan jalur kabel listrik, tetapi pada prinsipnya dipisahkan.
3) Kapasitas kabel disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya semua saluran kabel
harus disediakan kabel cadangan (spare cable) untuk mengatisipasi perkembangan serta
untuk menggatikan saluran-saluran yang rusak .
4) Setiap penyambungan harus memakai standard Perumtel yaitu dengan sistem jumpering
dan terminal-terminal yang terisolasi.
g. Conduit
1) Pada prinsipnya semua kabel dimasukkan didalam pipa conduit, pipa conduit telepon
adalah terbuat dari bahan PVC.
2) Conduit yang dipasang diatas plafon, didalam beton/dinding harus dimasukkan didalam
pipa PVC lengkap dengan sarana bantunya, seluruh kotak sambungan, persimpangan
dan lain-lain harus ditutup.
3) Saluran-saluran telepon harus berdiri sendiri dan dicat warna biru.
4) Kotak MDF dan TBT dibuat dari bahan plat besi dengan ketebalan 1,2 - 1,5 mm. Kotak -
kotak difinish dengan cat dasar dan cat ahkir dengan warna biru muda atau ditentukan
kemudian. Kotak-kotak dilengkapi dengan kunci.
h. Cara Pemasangan
1) Sistem wiring harus dikelompokkan secara rapi dengan kode nomor yang berurutan serta
diikat dengan Tegak, diklem/ikat pada rangka atau pendukung isolator.
2) Semua kabel harus diidentifikasikan secara jelas untuk memudahkan pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan.
i. Daftar Material
1) Central Unit : Panasonic, Siemens
2) Telephone Unit : Panasonic, Siemens
3) Outlet Telephone : Merten, Berker atau yang setara
4) Kabel Telepon : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme
5) Conduit & Junction : EGA/Clipsal
3. Lain-lain
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong supaya memperhatikan petunjuk-petunjuk
Pengawas.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 85


Spesifikesi Teknis

21. RENCANA KERJA DAN SYARAT UMUM PEKERJAAN MEKANIKAL

21.1. Umum
1. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada beberapa klausul dari
syarat-syarat umum yang dituliskan dalam persyaratan teknis, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum. Klausul-klausul dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila
dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis.
2. Persyaratan teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-
bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan
(adjusting) dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
3. Persyaratan teknis merupakan satu kesatuan dengan gambar-gambar teknis yang menyertainya.
Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan didalam salah satu dari kedua dokumen
tersebut, maka pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
4. Gambar-gambar teknis tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua fitting, katup, sambungan
dan fixture secara terinci. Semua bagian bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh pemborong.
5. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
6. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu yang
telah ditetapkan.
7. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang
diserahkan oleh pemborong harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Instalasi yang dilakukan harus lengkap
dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan/ peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam persyaratan teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam
gambar-gambar teknis.
8. Pemborong harus menyerahkan brosur/katalog teknis, diagram dan kurva dari setiap barang/bahan
yang ditawarkan (seperti: pompa, pipa, pilar hidran, alat-alat kontrol, peralatan
tambahan/penunjang, dan lain-lain), serta memberi tanda dengan jelas nomor/type dari bahan –
bahan yang ditawarkan.
9. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk menyelesaikan
pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
10. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Pemborong
wajib mengajukan saran penyelesaian kepada pengawas, paling lambat satu minggu sebelum
bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
11. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang diperlukan
dengan pemborong lainnya, sehingga peralatan-peralatan mekanikal dapat dipasang pada tempat
dan ruang yang telah disediakan.
12. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memeriksa dan memahami pekerjaan pelaksanaan
dari pihak lain yang ikut melaksanakan proyek ini, apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain
tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan Pemborong itu sendiri.
13. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus membuat rencana kerja dengan jadwal yang
disesuaikan dengan pemborong yang lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan, pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan /
perbaikan.
14. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari direksi. Gambar-gambar
tersebut harus diserahkan kepada direksi minimal dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum instalasi
dilaksanakan.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 86


Spesifikesi Teknis

15. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
tersebut. Untuk itu, pemborong harus membuat dan menyertakan gambar-gambar rencana
instalasi secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
16. Apabila terjadi sesuatu keadaan pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas pekerjaan yang
terbaik, maka pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, pemborong tetap
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
17. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemborong harus memberi tanda-tanda (misalnya:
dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada
rancangan instalasi semula.

21.2. Peraturan-peraturan & Standart


1. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan teknis harus sesuai dengan peraturan-peraturan dan
undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
departemen tenaga kerja.
2. Pemborong harus memperoleh izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
dinyatakan dalam persyaratan teknis atas tanggungan sendiri.
3. Pemborong harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
4. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksanakan sesuai dengan
syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan peraturan pelaksanaan dari badan pemerintah yang
berwenang. Pemborong harus menanggung biaya-biaya untuk memperoleh izin, pemeriksaan,
pengujian dan lain-lain, dan pemborong harus menyerahkan semua izin-izin atau keterangan-
keterangan resmi lainnya tentang instalasi ini kepada direksi.
5. Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan, peralatan-peralatan, cara-cara pemasangan dan
kualitas pekerjaan harus sesuai dengan satu atau beberapa standar dibawah ini, seperti:
- SNI : Standart Nasional Indonesia
- PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
- ASTM : American Society for Testing and Materials
- ANSI : American National Standart Institute
- PDI : Plumbing and Drainage Institute
- JIS : Japanese Industrial Standart
- ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioned Engineer
- SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors' National Associ
- PUIL : Pedoman Umum Instalasi Listrik
6. Atau sesuai dengan standar-standar internasional yang lain. Peraturan Daerah, Ketetapan
Gubernur Daerah setempat, Keputusan Menteri, yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan yang
tercakup di dalam persyaratan teknis.

21.3. Persyaratan Pelaksanaan


1. Persyaratan Teknis
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang memiliki
Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta memperoleh kontrak
kerja untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini sampai selesai.
b. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman pekerjaan yang
sama dengan bidang pekerjaan instalasi Sistem mekanikal dalam pekerjaan ini.
c. Untuk Pekerjaan Plumbing dan Pemadam Kebakaran disyaratkan Pelaksana/Pemborong
harus memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan dari Perusahaan Air Minum (SIPP PAM ).
2. Persyaratan Material
a. Selain persyaratan teknis tersebut diatas, Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus
didukung dengan peralatan dan material yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar
Material dan Peralatan dilampirkan untuk referensi pendukung kesiapan dan kemampuan
Pelaksana/Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 87


Spesifikesi Teknis

b. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan secara khusus
pada bab-bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Merk Material (Outline Specification)
yang dilampirkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
c. Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus dalam
kondisi baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari pabrik produk yang
bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung jawab atas keutuhan peralatan
dan material bantu tersebut, sehingga apabila terjadi kerusakan dan cacat material saat
pengadaan maupun pemasangan Pelaksana/Pemborong harus mengganti dengan yang baru.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.
b. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus dibuat Pelaksana/Pemborong menyesuaikan
Jadwal Pelaksanaan Utama yang telah disepakati bersama dengan Managemen Kontruksi dan
Pimpinan proyek dan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk persetujuan tersebut.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan
proses pengajuan material, gambar kerja, prosedur kerja, dan ijin pelaksanaan kepada
Pengawas atau Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan.
d. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus direncanakan dengan baik dan
benar, menyesuaikan spesifikasi teknis perencanaan, gambar rencana, dan kondisi di
lapangan. Segala sesuatu pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus sepengetahuan
dan persutujuan Pengawas atau Managemen Kontruksi.
e. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama, Peralatan Pendukung dan
Material lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaaan mekanikal kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini harus disertakan Data
Teknis (Technical Data), Spesifikasi Material (Material Specfication), Brosur (Brochure), dan
apabila perlu disertakan Contoh Material (Mock-up) sebagai dasar teknis Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk memberikan persetujuan.
f. Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Gambar Kerja berfungsi sebagai
pedoman gambar pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi Material
yang telah disetujui , dan kondisi di lapangan. Untuk itu Pelaksana/Pemborong harus
mengadakan survey di lapangan untuk menentukan perletakan/posisi material dengan baik.
Jumlah lembar Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang
berlaku di pekerjaan/proyek ini.
g. Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan, test dan commisioning
dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan. Sedangkan ketentuan pelaksanaan detail pekerjaan
diisyaratkan dalam bab-bab yang bersangkutan.
h. Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui Pengawas atau Managemen
Kontruksi. Apabila terjadi permasalahan Gambar Kerja dan kondisi di lapangan,
Pelaksana/Kontraktor memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas atau Managemen
Kontruksi untuk didapatkan pemecahan permasalahan. Dokumen pemecahan permasalahan
di lapangan ini bisa dituangkan dalam Berita Acara dan atau dokumen lainnya yang
ditandatangani Pelaksana/Kontraktor dan pihak Pengawas.
i. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus memperhatikan dan
melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di
lapangan bagi semua yang terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) disediakan Pelaksana/Pemborong untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan dengan baik tanpa terjadi kecelakaan kerja
j. Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan menjadi tanggung
jawab Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja dan kualitas
pekerjaan itu sendiri.
k. Pelaksana/Pemborong juga harus membuat merekam dalam bentuk tertulis atau foto selama
pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut dituangkan
dalam gambar dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing), kemudaian
diajukan kepada Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Jumlah

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 88


Spesifikesi Teknis

lembar Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di
pekerjaan/proyek ini.
l. Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang meliputi : Manual
Operation, Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya yang disertakan dengan material yang
bersangkutan, akan diserahkan kemudian setelah selesai pekerjaan. Selain itu
Pelaksana/Pemborong juga harus membuat Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam
Bahasa Indonesia untuk Peralatan Utama ataupun Sistem yang terpasang sebagai pedoman
pemilik/pengguna melakukan operasi dan perawatan.

21.4. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan Unit Mekanikal
beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi. Instalasi-instalasi yang termasuk dalam
pekerjaan mekanikal untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Instalasi Sistem Air Bersih
b. Instalasi Sistem Air Bekas, Air Kotor,
c. Instalasi Sistem Air Hujan & Drainase
d. Instalasi Sparing Air Conditioning / Tata Udara
e. Pengurusan ijin-ijin
f. Melaksanakan Test Comissioning
g. Melaksanakan pelatihan
h. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

21.5. Daftar Material


Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan memulai
pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar material-material yang akan digunakan. Daftar
ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
oleh direksi proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuan oleh direksi atas
dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.

21.6. Material
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud.

21.7. Contoh Bahan/Material


Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor.

21.8. Peralatan yang disebut dengan Merk


Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixtures dan lain-lain yang
disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan Direksi Proyek.

21.9. Perlindungan Pemilik


Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor, pemberi tugas
dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya

21.10. Pengecatan
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.

21.11. Percobaan
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 89


Spesifikesi Teknis

tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, harus diganti dan diperbaiki oleh
kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.

21.12. Manual
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada Pemilik
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh pemilik.
Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai
pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu untuk
pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini
harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).

21.13. Tanda Pengenal


Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk menjelaskan
penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode nama, dan dipasang pada
setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini menembus dinding atau lantai. Disamping huruf-
huruf, pada tanda pengenal ini harus digambarkan pula anak panah yang menunjukan arah sedemikian
rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.

21.14. Plat Nama


Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-tombol dan
barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaanya.

21.15. Serah Terima Pekerjaan


1. Serah terima pekerjaan tahap pertama
 Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama, kontraktor bersama-sama dengan
direksi projek harus melaksanakan check list terhadap semua item pekerjaan.
 Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama kontraktor harus menjamin bahwa
semua pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar. Hal tersebut dibuktikan dengan
berita acara pemeriksaan pekerjaan yang telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan itu yaitu pihak kontraktor dan pihak direksi proyek (konsultan
pengawas atau konsultan manajement konstruksi)
 Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah ditentukan pada RKS
sebelumnya, khusus untuk pekerjaan Electrical, pada serah terima tahap pertama ini
kontraktor dipersyaratkan dan diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan administrasi
sebagai berikut
1. Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan utama yang dipakai pada
projek ini
2. Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada produk ini
3. Berita acara pengetesan (test commisioning)
Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.

2. Serah terima pekerjaan tahap kedua


Untuk pelaksanaan serah terima kedua harus dipenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Masa pemeliharaan projek ditentukan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
 Kontraktor menjamin bahwa semua perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilaksanakan
selama masa pemeliharaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar
 Kebenaran jaminan tersebut dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan pekerjaan yang
ditanda tangani oleh pihak kontraktor dan pihak direksi proyek
 Berita acara ini merupakan salah satu syarat mengikat dalam pelaksanaan serah terima
pekerjaan projek

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 90


Spesifikesi Teknis

 Melaksanakan pelatihan

3. Persyaratan administrasi serah terima pekerjaan tahap kedua


Dalam melaksanakan serah terima kedua kontraktor wajib melampirkan syarat administrasi bidang
electrical sebagai berikut:
 Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan masa pemeliharaan
 Berita Acara telah melaksanakan Pelatihan
 Menyerahkan buku pedoman pengoperasian peralatan (Manual Operation), untuk semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan
 Menyerahkan brosure asli (teknis) untuk semua peralatan yang ada. Brosur ini disusun dan di
jilid rapi sehingga tidak tercecer.
 Menyerahkan As Build Drawing yang telah diperiksa dan disahkan oleh direksi proyek dalam
bentuk Print Out ukuran A1 sebanyak tiga exemplar
 Menyerahkan File dalam bentuk CD sebanyak empat copy yang terdiri dari :
- Dokumen As Built Drawing dalam format AUTOCAD
- Dokumen teknis peralatan/brosure dalam format PDF

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 91


Spesifikesi Teknis

22. SISTEM AIR BERSIH

22.1. Umum
Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan sistem air bersih ini terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu
pengadaan air bersih dan pekerjaan pendistribusian air bersih serta pekerjaan instalasi air bersih. Air
bersih diambil dari sumur bor baru dan instalasi pipa air bersih existing/PDAM. Air bersih kemudian
diangkat ke tangki atas (roof tank) berkapasitas 2x750 liter (total 1500 liter) yang ditempatkan di lantai
atap gedung yang selanjutnya melalui pipa didistribusikan ke outlet unit plambing di lantai 1, 2 & 3.

22.2. Lingkup Pekerjaan


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
peralatan alat bersih dan alat-alat bantu pendukung instalasi, dari sumber air, penampung air,
dan distribusi air sampai pengguna air bersih.
b. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerjaan Penyambungan dari Instalasi Pipa Air Bersih Eksisting/PDAM dan sumur bor
baru
- Pekerjaan Pengadaan &Instalasi Pompa Air
- Pekerjaan Pengadaan Instalasi Tangki Atas (Roof Tank)
- Pekerjaan Pengadaan Instalasi Pipa Menuju Unit Plambingdistribusi lengkap dengan
katup penyetop (stop / gate valve), elbow, sambungan-T, fitting dan perlengkapan lain
yang diperlukan.
2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Spesifikasi pekerjaan instalasi air bersih sebagian besar sudah disyaratkan dalam perkerjaan
plambing. Dalam bab ini lebih banyak mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan Sistem dalam
instalasi air bersih.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air bersih, Pelaksana/Pemborong tetap
memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal.
3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart dan
peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
- SNI : Standart Nasional Indonesia
- PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
- Peraturan PAM daerah setempat

22.3. Bahan dan Peralatan


1. Pompa
a. Jenis pompa transfer yang digunakan adalah horizontal centrifugal multistage pump.
b. Pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan pada satu alas (single bed plate) dan
dipasang sesuai petunjuk pabrik, diberi pondasi apung (tebal kira-kira 100 mm) dan peredam
getaran, sedemikian rupa sehingga benar-benar tidak meneruskan getaran atau noise ke
sekelilingnya.
c. Pompa harus dilengkapi dengan:
- Katup satu arah/non return valve/check valve
- Gate valve
- Strainer
- Foot valve pada ujung pipa hisap
- Sambungan-sambungan fleksibel
- Peredam getaran
- Pengontrol ketinggian permukaan air, untuk pengoperasian pompa bekerja dan berhenti
secara otomatis bila permukaan air didalam tangki rooftank atau ground tank mencapai
ketinggian tertentu.
- Perlengkapan lain yang standar

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 92


Spesifikesi Teknis

d. Spesifikasi pompa transfer


Technical:
Pump type :horizontal centrifugal multistage pump
Speed for pump data :2900 rpm
Rated flow :5,7 m3/jam
Rated head :32 meter
Materials:
Material, pump housing :Stainless steel
Material, impeller :Stainless steel
Installation:
Maximum ambient temperature :40 °C
Standard, pipe connection :CLAMP
Electrical data:
Power Input :2 x 1,5 kW
Mains frequency :50 Hz
Rated voltage :3 x 220-240 D / 380-415 Y V
Enclosure class (IEC 34-5) :IP54
Insulation class (IEC 85) :B
2. Tangki Roof Tank
- Material : Stainless steel
- Thickness : sesuai ketentuan pabrikan
- Jumlah : 2(dua) modul
- Kapasitas : @750 liter, total 1500 liter
- Pipe Connection : Flange connection
- Structure Support : Level +50cm dari dag
- Base Frame : Steel Structure (UNP profile)
3. Pemborong harus menyediakan dan memasang peralatan listrik yang diperlukan, seperti panel
dan peralatan kontrol yang lain, sedemikian sehingga sistem ini dapat bekerja secara singkron
dan efisien. Motor pompa harus memenuhi standar PUIL dan tahan terhadap kondisi setempat.
4. Semua pompa harus dicat secara khusus dan dilakukan oleh pabrik pembuatnya.
5. Pompa yang dapat digunakan harus mempunyai kurva pemakaian daya yang paling
menguntungkan dalam keadaan beban partial, tanpa mengalami overload.

22.4. Pekerjaan Instalasi Pipa


1. Persyaratan Material Pipa.
Pekerjaan instalasi pipa dimulai dari tangki atas (roof tank)sampai ke outlet unit plambing
a. Material Pipa :
- Pipa Instalasi Air Bersih (Suplai& Riser).
Galvanized Iron Pipe (GIP) class medium A yang memenuhi standar Standard : SNI 0039-
87/BS, 1387-67
- Pipa Instalasi Air Bersih (Distribusi).
Poly Propilene (PPR) kelas 10kg/cm2 atau PN 10 yang memenuhi standar ISO 4065, ISO
4427 dan atau DIN 8075.
- Pipa Instalasi Fire Fighting
Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM A 53 /ASTM A 120.
- Pipa Ventilasi Udara.
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
b. Material Fittings :
- Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
 Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Melleable Cast Iron, 16
kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
 Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Steel Butt-Weld, 16 kg/cm2.
Standard : SNI, ANSI
- Fitting Instalasi Pipa Ventilasi udara
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 93


Spesifikesi Teknis

c. Material Valves dan peralatan di jalur pipa air bersih.


- Gate Valves, Globe Valve, Check Valve dan Y- Strainer.
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Bronze, 10 kg/cm2. Standard : JIS
10 K
- Floating Valve
 Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : BSPT Thread, Brass or Bronze, Working Pressure,
min : 4 kg/cm2 . Standard : JIS 10 K
- Foot Valve ( with Strainer )
 Untuk ukuran15 mm s/d 50 mm Thread Connection, Bronze, Working Pressure, 10
kg/cm2. Standard : PN 10
- Flexible Joint
 Thread or Flange Connection , Double Sphered, Rubber, Working Pressure : 10
kg/cm2
- Pressure Gauge & Compound Gauge
 Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 – 10 kg/cm2.
- Safety Relief Valve & Automatic Air Vent
 Cast Iron, Work Press 10 kg/cm2
- Pipa yang digunakan sekualitas : ex ATP TORO, Argusan, ASP kecuali pekerjaan instalasi
kran taman memakai pipa galvanis
- Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee dan sebagainya,
harus terbuat dari bahan PPr yang sesuai untuk pipa PPr kelas 10kg/cm2, serta berasal dari
merek yang sama dengan merek pipa.
3. Sistem Sambungan.
Sistem sambungan terdiri dari compression fitting, butt-fussion welding, electrofunction atau
sesuai petunjuk dari pabrik pembuat pipa PP. Sistem sambungan yang dipilih harus disetujui
Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi.
4. Testing Comissioning.
Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan treatment
terhadap instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang. Pengujian pipa
dilaksnakan secara partial (bagian-per bagian) dan atau secara menyeluruh. Beberapa
ketentuan pengujian pipa tersebut adalah sebagai berikut :
 Pipa Air Bersih.
Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan
pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10-12 kg/cm selama 8 jam terus menerus
tanpa terjadi penurunan tekanan.
 Desinfeksi.
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap seluruh instalasi pipa
air bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara.
 Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama 24 jam
sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai kembali.
 Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama 1 jam
sebelum dibilas dan digunakan kembali.
 Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga chlorine
tidak lebih dari 0,2 ppm.

22.5. Standard Merek


Sebagai standard kwalitas yang dipergunakan untuk peralatan dan bahan adalah :

1. Pipa GIP med. A : Spindo, PPI, Bakrie


2. Pipa PPR-PN : ATP Toro, Wavin, Genova
3. Valve & connection : Kitz, Toyo, Kitazawa
4. Pompa Suplai & Transfer : Grundfos, ITT Lowara

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 94


Spesifikesi Teknis

5. Pompa Booster : Grundfos, ITT Lowara


6. Rooftank : Whale, Excel, Tirtamarta

kecuali ditunjukkan pada spesifikasi, merk-merk lain tidak disarankan.


Setelah pekerjaan ini selesai, kontraktor berkewajiban untuk memberikan dua set peralatan
pengerjaan pipa sistem polypropiline ke pemberi tugas untuk kepentingan perawatan. Selain
itu kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pelatihan kepada pengelola mengenai cara
menggunakan peralatan tersebut.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 95


Spesifikesi Teknis

23. SISTEM AIR KOTOR

25.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan
system pemipaan yang lengkap seperti ditentukan dan/atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Sistem plambing ini meliputi pemipaan sanitasi internal, unit pengolah limbah, bak penampungan
sampai dengan sumur peresapan luar bangunan, berikut pengujian, penyeimbangan dan semua
kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan agar system sempurna dalam segala hal dan siap untuk
dioperasikan.

25.2. Standart/Rujukan
1. Peraturan Plumbing Indonesia
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. Japanese Industrial Standar (JIS)
4. American Water Works Associantion (AWWA)
5. Spesifikasi Teknis:

25.3. Persyaratan Teknis


1. Persyaratan Teknis Sistem
a.Instalasi Sistem Air Bekas merupakan Sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan floor drain dan sink di toilet maupun pantry melewati pipa datar dan pipa tegak ke unit
pengolahan limbah.
b.Instalasi Sistem Air Kotor merupakan Sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan closet dan urinal di toilet melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke unit
pengolahan limbah.
c.Instalasi Sistem Air Hujan merupakan Sistem penyaluran air hujan yang berasal dari atap
gedung, dan atau tempias hujan di balkon melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke
penampungan atau ke saluran drainasi gedung/kawasan/kota atau masuk ke sumur peresapan.
25.4. Prosedur Umum
 Contoh Bahan dan Data Teknis.
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur dari bahan yang akan
dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi
terlebih dahulu, sebelum mendatangkannya ke lokasi.
b. Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor harus menjelaskan
perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan pengantian, bersamaan dengan
alasan penggantian, sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk
penyesuaian. Bila kontraktor mengabaikan hal ini maka Kontraktor tidak dibebaskan dari
tanggung jawab untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
 Gambar Detail Pelaksanaan.
a. Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan pekerjaan
pemipaan yang disebutkan disini, atau yang membutuhkan koordinasi dengan pekerjaan lain.
b. Gambar kerja hanya berupa diagram pemipaan dan menunjukkan secara garis besar tata letak
bahan dan peralatan. Gambar kerja harus diikuti se-seksama mungkin. Gambar Arsitektural,
Struktural dan lainnya yang terkait dan semua elemen yang akan dipasang harus diperiksa
dimensi dan kebutuhan ruang geraknya sebelum pemasangan dimulai.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan se-segera
mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa, dan
tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
d. Kontraktor harus membuat Gambar Kerja yang dibutuhkan untuk mendapatkan ukuran dan
penempatan yang pasti. Disamping itu kontraktor harus mengurus ijin-ijin tertentu yang
diperlukan yang berhubungan dengan sistem pemipaan yang disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 96


Spesifikesi Teknis

 Pengiriman dan Penyimpanan.


a. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan lain yang digunakan
dalam system pemipaan harus mempunyai tanda/merek yang jelas dari pabrik pembuatnya
dan kelas produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.
b. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari segala kerusakan.
 Ketidaksesuaian.
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun pemasangan
dan lain-lain.
b. Jika ada bahan yang didatangkan atau dipasang ternyata tidak memiliki tanda-tanda yang
sesuai harus disingkirkan dan diganti dengan bahan yang memebuhi persyaratan, tanpa
tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.
 Jaminan.
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat jaminan yang menyatakan bahwa
sistem plambing telah bekerja dengan baik untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal
penyerahan terakhir. Selama periode tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti
kerusakan dan membayar biaya setiap perbaikan atau penggantian.

25.5. Bahan-bahan
 Umum.
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus dalam
keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.
 Pipa PVC dan Sambungan
a. Pipa.
Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987 dengan kelas tekanan kerja
8kg/cm2 . Pipa harus dari jenis sambungan solvent cement. Diameter dan panjang pipa yang
dibutuhkan harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja.
b. Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement seperti elbow,
reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas yang sama dengan
pipa PVC dan memenuhi standar SNI 06-0135-1989, dari merek yang sama dengan merek
pipa yang disetujui digunakan.
c. Perekat.
Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat pipa PVC.

25.6. Pelaksanaan Pekerjaan


 Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan lainnya yang
terkait atau yang akan mempengaruhi pekerjaannya, sesuai yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini, dan harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan semua
keadaan yang akan menurunkan atau mengurangi pekerjaannya.
b. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang untuk semua peralatan, pipa-pipa dan
sebagainya, untuk menjamin bahwa semuanya dapat dipasang pada tempat yang
direncanakan sesuai rencana.
c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh teknisi-teknisi
yang terlatih untuk pekerjaan tersebut dan teknisi-teknisi ini harus disetujui Pengawas
Lapangan.

 Pemasangan.
Pemipaan.
- Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih dan tetap teratur
serta bekerja dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai
pekerjaan diserahkan dan diterima Pemilik Proyek.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 97


Spesifikesi Teknis

- Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.


- Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan yang diperlukan untuk
melengkapi pemasangan. Semua sambungan yang harus diperiksa dengan teliti untuk
memastikan bagian-bagian yang harus disediakan untuk melengkapi pemasangan.
- Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan sambungan pipa atau flends yang sesuai seperti disebutkan dalam
Spesifikasi ini.
- Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
- Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan reducer atau increaser.
- Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus ditempatkan pada lokasi
yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran,
penggantian dengan batang pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.
- Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang ditempatkan sesuai
Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu
peralatan lainnya.
- Semua sambungan peralihan antara pipa baja dan pipa PVC, sambungan-sambungan atau
belokan dan aksesori peralatan harus dilengkapi dengan adaptor yang dibuat khusus untuk
maksud tersebut.
- Pekerjaan pemipaan yang membutuhkan penggalian dan pengurukan harus dilaksanakan
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh konsultan pengawas

 Pembersihan dan Penyesuaian.


a. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa, untuk mencegah
masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai pemasangan setiap system pemipaan
harus dihembus langsung dengan udara selama mungkin untuk membersihkan seluruh
system pemipaan.
b. Setelah seluruh system terpasang lengkap, kontraktor harus menjalankan peralatan pada
kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting menyeimbangkan katup, kontrol
tekanan otomatis dan lainnya, sampai persyaratan tercapai.

 Pengujian Sistem Tanpa Tekanan.


a. Seluruh system saluran harus dilengkapi lubang-lubang yang dapat ditutup dengan rapat
sehingga seluruh system dapat diisi dengan air sampai elevasi tertinggi saluran.
b. Sistem ini harus menahan air tersebut selama 12 jam dan dalam waktu tersebut ketinggian air
tidak berubah.
c. Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi dibutuhkan pengujian
tambahan, seperti pengujian asap/udara pada system saluran pembuangan. Kontraktor
harus melaksanakan pengujian tersebut tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
 Lapisan Pelindung.
a. Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat dalam warna sesuai
Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian. Semua pipa yang terlihat juga harus diberi
tanda arah aliran.
b. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan dan petunjuk konsultan
pengawas

25.7. Standart Merk


Sebagai standard kwalitas yang dipergunakan untuk peralatan dan bahan adalah :
1. Pipa PVC : Wavin, Rucika
2. Fitting, elbow, reducer : Rucika, Pralon
kecuali ditunjukkan pada spesifikasi, merk-merk lain tidak disarankan.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 98


Spesifikesi Teknis

24. SISTEM TATA UDARA

24.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan
system pemipaan untuk kebutuhan tata udara yang lengkap seperti ditentukan dan/atau ditunjukkan
dalam Gambar Perencanaan
Sistem tata udara pada tahapan pekerjaan ini meliputi
1. Pengadaan dan pemasangan unit indoor dan outdoor sistem split lengkap konstruksi penyangganya.
2. Pengadaan dan pemasangan pemipaan tata udara lengkap dengan system isolasinya serta
pengetesan kebocoran.dan siap untuk disambungkan pada unit tata udara yang akan dilaksanakan
pada tahap berikutnya.
3. Pengadaan dan pemasangan pemipaan drain dan siap untuk disambungkan pada unit tata udara
yang akan dilaksanakan pada tahap berikutnya.
4. Pemasangan sistem pembuangan udara dari kamar mandi/toilet lengkap dengan Fan dan ducting
seperti terlihat pada gambar pelaksanaan.

24.2. Spesifikasi Teknis Umum


1. Persyaratan Umum
Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan pula bagian dari pada
persyaratan sistem tata udara ini sejauh yang berlaku bagi pekerjaannya.
Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam spesifikasi ini,
berarti hanya memintakan khusus dan ini juga tidaklah berarti menghilangkan hal-hal yang lainnya
dari persyaratan umum dan suplementer yang ada. Hanya apabila ada yang dinyatakan lain
tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka hal-hal dari persyaratan umum maupun suplementer tidak
berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.
2. Persyaratan Material
Persyaratan material yang akan dipakai pada proyek ini meliputi persyaratan pipa referigeran,
persyaratan isolasi dan persyaratan lainnya seperti tertera lengkap dalam gambar dan BQ
a. Persyaratan Pelaksanaan
 Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
 Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan Standar
Internasional maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, NEC,
ASME dengan senantiasa mengutamakan peraturan/standar/persyaratan nasional.
b. Pemborong
 Yang dimaksud dengan pemborong dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang
telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan unit dan
instalasi pemipaan AC
 Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan peraturan-
peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit-
unit AC, buku dokumen pelelangan, gambar-gambar serta petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
 Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang
ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen pelelangan, gambar atau hal
lainnya ada yang kurang jelas.
 Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari pihak
pemborong lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak lain
dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka
pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
c. Koordinasi dengan Pihak Lain
 Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 99


Spesifikesi Teknis

pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong sipil, elektrikal,
plumbing, perlindungan terhadap kebakaran.
 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, pemborong
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
d. Izin
 Semua izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus
dilakukan oleh pemborong atas tanggungan dan biaya pemborong.
 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini.
 Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipantentkan,
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Pemborong
wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.

Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 100

Anda mungkin juga menyukai