14.1. UMUM
Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas atau
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam buku syarat-syarat administrasi. Dalam hal ini buku
syarat-syarat administrasi saling melengkapi dangan syatar-syarat umum teknis mekanikal/elektrikal.
a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahaan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan, pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi dan mengganti
segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran
dari pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka pengawas
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
pemborong instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani oleh pemborong dan pengawas
serta dilampir surat ijin pemakaian dari jawatan keselamatan kerja.
h. Apabila diperlukan oleh pemberi tugas, pemborong harus bersedia datang ke lokasi proyek
untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk
oleh pemborong harus sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi oleh pemberi tugas.
6. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak direksi.
b. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada pengawas
secara tertulis. Pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas
secara tertulis.
7. I j i n - I j i n
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab pemborong.
8. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari
pihak pengawas secara tertulis.
- Pengurusan ijin-ijin
- Melaksanakan Test Comissioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi
14.5. GARANSI
Semua pekerjaan dalam lingkup ini harus mempunyai jaminan kualitas baik peralatan maupun
sistem instalasinya.
- Cakupan garansi untuk peralatan utama selama 1 (satu) tahun
- Cakupan garansi sistem instalasi selama 2 (dua) tahun
14.10. MATERIAL
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud
14.14. PENGECATAN
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.
14.15. PERCOBAAN
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, harus diganti dan
diperbaiki oleh kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.
14.16. MANUAL
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada
Pemilik selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian
oleh pemilik. Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil
mengenai pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi
yang perlu untuk pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini
harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).
barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaanya.
Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan
sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian
dalam ruangan tersebut telah off/mati.
Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
Semua bagian dari baja harus bersih dan setelah pengelasan harus secepatnya
dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya karat dengan cara galvanisasi atau
"Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
Pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat “Powder Coating”,
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.
g. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB) dengan
breaking capacity minimal 4,5 - 10 KA simetris.Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded
Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.Moulded
Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneous magnetic unit.MCCB indukdari setiap panel daya (power panel) harus dilengkapi
dengan “Phase Failure Relay” dan kabel controlnya harus tahan api.
h. Busbar induk dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame pemutus tenaga induk.Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas
99,99% .Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000;
Phasa : Merah, kuning, hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau - Kuning.
i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran. Kumparan contactor harus sesuai untuk
tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja secara kontinyu pada 10% tegangan lebih dan
harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor
harus dari produk setara Telemecanique, ABB atau Merlin Gerin
j. Pemberian Tanda Pengenal
Harus dipasang tanda pengenal yang menunjukkan hal-hal berikut :
- Jalur instalasi kabel bawah tanah
- Fungsi peralatan dalam panel
- Posisi terbuka atau tertutup
- Arah putaran handel pengontrol dan switch
- Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak boleh hilang. Tanda pengenal untuk kabel bawah tanah
menggunakan patok yg diberi keterangan ukuran dan arah kabel. Penanda kabel / patok kabel
dipasang di tiap jarak 20 meter
k. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh
PLN (LMK) :
- Test kekuatan tegangan impuls
- Test kenaikan temperatur
- Test kekuatan hubung singkat
- Test arus beban lebih
- Test untuk alat-alat pengaman
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
- Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
15.5. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan dalam perencanaan. Pemborong baru
bisa mengganti bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari para pihak yang berkewenangan
untuk itu.
Produk bahan dan peralatan yang dapat dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
16.1. U m u m
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai
dengan gambar rencana (NYY,NYFGbY, NYM 06/1 KV, NYMHY 0.6/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.
6. Cara-cara pengecoran sambungan kabel yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama
pengecoran.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan
pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1. Untuk instalasi penerangan di daerah terbuka tanpa menggunakan plafond gantung, saluran
penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan plafond gantung, saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas plafond dengan tidak
membebani plafond.
3. Cable tray harus menggunakan produk pabrikan yang di galvanis dengan ketebalan plat
disesuaikan dengan ukuran lebar kable tray itu sendiri
4. Cable tray harus digantung dengan jarak penggantung maksimal setiap 2 meter dan di setiap
belokan dan atau percabangan
5. Penggantung harus dapat diatur ketinggiannya dengan menggunakan baud
6. Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran beton, kecuali
untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai standar.
Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
7. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit dengan diameter minimum
5/8". Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction box
yang sesuai. Untuk sambungan yang lebih dari satu di dalam junction box harus
menggunakan terminal strip
Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, dengan tutup blank plate
stainless steel, type "star point".
8. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan "Socket
/ lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka
setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan
dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
f. Pemasangan Kabel dalam Tanah
1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi
pasir, ditanam minimal sedalam 60 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi dengan pipa Galvanized
dengan diameter minimum 2 kali. .
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau pipa
beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm
dari pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan
yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel
diletakkan, diatasnya diberi bata atau concrete plate dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
laboratorium atau pengetesan di fabrik (Factory Test). Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai
sistem pengetesan tersebut:
a. Factory Test
Peralatan tertentu yang memerlukan factory test, dapat dilakukan di pabrik pembuat alat dengan
disaksikan oleh pengawas atau MK, atau cukup dilampirkan sertifikat yang menyebutkan telah
dilakukan factory test oleh pabrik pembuat alat.
b. Site Test
Pengetesan setelah instalasi kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan dan
pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.
Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan
tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
Grounding test
Megger test
Continuity test (kabel instalasi elektronik)
Test sampel (jika diperlukan)
Pelaksanaan pengetesan dapat dilaksanakan di laboratorium jika memungkinkan. Jika
pengetesan di laboratorium tidak memungkinkan, maka cukup dengan menyampaikan
hasil sertifikat testlaboratorium.
- Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan
tusuk kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan min. 2,0 mm dengan difinishing
hot dip galvanized.
- Pabrik pembuat, ex Interact
a. Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang tidak
memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
b. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang tidak
sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
c. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan yang
ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan
usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan
sesuai Gambar Kerja.
19.1. Umum
Yang dimaksud dengan sistem telekomunikasi disini meliputi komunikasi data dan suara. Sistem
telekomunikasi yang dirancang untuk proyek ini berbasis teknologi Internet Protokol (IP Base) kecuali
Interkom sehingga dapat melayani kebutuhan Internet dan Local Area Network (LAN), seperti terlihat
pada gambar perencanaan. Pekerjaan sistem telekomunikasi meliputi pengadaan semua peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan, pemograman, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dan
training bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga seluruh sistem telekomunikasi dapat
beroperasi dengan baik dan benar.
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang disyaratkan, maka kontraktor wajib untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sesuai ketentuan dengan tanpa adanya tambahan biaya.
Kontraktor wajib mendapatkan dukungan dari vendor pemegang lisensi yang dibuktikan dengan
melampirkan surat pernyataan dukungan.
Kontraktor harus menunjukkan semua surat dan sertifikat ASLI apabila diperlukan.
Kontraktor wajib menunjukkan daftar referensi proyek atau customer yang sudah pernah dikerjakan.
Kabel UTP 4 pair tersebut di atas, dapat digunakan untuk data dengan kecepatan
minimal Fast Ethernet (100 MBps)
Kabel UTP 4 pair tersebut di atas dipasang sesuai topology star dari IDF tiap lantai
menuju ke workstation.
Pemasangan kabel UTP secara keseluruhan harus terlindungi oleh PVC conduit atau
cable protector dan tidak diperkenankan adanya sambungan.
Panjang kabel horizontal maksimum yang diinstall tidak boleh lebih dari 90 m (295 ft).
Panjang total kabel jumper maksimum 10 m (33 ft).
Conduit yang dipasang oleh tidak diijinkan terdapat lebih dari dua bengkokan bersudut
90o.
2. Outlet
Outlet yang disediakan adalah tipe RJ45 untuk kabel UTP category-6 dan sesuai
dengan standar EIA/TIA 568.
Faceplate yang digunakan adalah bentuk bujur sangkar / British Style dilengkapi
dengan tutup / shutter, label dan color code.
Faceplate harus dipasang dengan inbow doos dan modular jack tipe RJ45.
Faceplate yang digunakan adalah 1 atau 2 hole.
Pada saat pemasangan faceplate harus dipasang tertutup plastic pembungkus dan baru
dibuka saat finishing cat sudah selesai guna menghindari kotor / cacat karena terkena
material lain.
Outlet / modular jack yang digunakan adalah tipe punch down atau 110 standard bukan
menggunakan tipe tool less.
Terminasi modular jack hanya diijinkan satu kali punch down, tidak boleh ada
kegagalan berulang-ulang dan dilakukan engineer certified dan yang sudah
berpengalaman.
Apabila ada modular jack yang sudah dipunch down berulang kali sehingga kurang
layak dipakai karena akan mengurangi performance maka kontraktor wajib mengganti
dengan yang baru.
3. Patch cord / Kabel Jumper
Kabel patch cord yang disediakan haruslah original factory assembly bukan hand made.
Kabel patch cord sesuai standard EIA/TIA category-6, stranded type.
Kabel patch cord yang disediakan harus dibedakan warnanya antara yang untuk data
maupun yang untuk voice.
Panjang kabel patch cord untuk administrasi di panel disarankan 4 ft.
Panjang kabel patch cord untuk outlet – workstation disarankan 10 ft.
Panjang kabel patch cord untuk data – voice disarankan 4 ft.
Semua patch cord harus terpasang label pada kedua ujungnya.
Kedua ujung patch cord dilindungi dengan plug boot yang warnanya sesuai dengan
kabel patch cord.
Semua kabel yang ditarik tidak diperkenankan ada kabel yang putus / sambungan kabel
walaupun di dalam conduit sekalipun.
Bila ada bagian di luar tembok, maka pipa harus dipasang clamp pada jarak setiap 1 (satu)
meter.
Demikian juga pada lintasan melingkar, maka PVC flexible conduit harus di pasang klem.
Satu PVC conduit 20 mm hanya digunakan maksimum untuk 2 jalur kabel UTP category-6,
sedangkan untuk kabel UTP category-5e maksimum untuk 4 jalur.
Untuk jalur-jalur utama menggunakan cable tray dan dilengkapi dengan tutup tray dan
haruslah menggunakan accessories yang sesuai.
19.5.7. Produk
Cable UTP (horizontal) AMP NetConnect, SYSTIMAX
Cable Backbone AMP NetConnect, SYSTIMAX
Switch/HUB CISCO, HP
Wireless Access Point PROXIM - ORINOCO
PVC conduit Clipsal, Ega
Rack 19” ABBA, V-Series
Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized
partner.
Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan dikeluarkan
langsung oleh pihak peserta tender, bukan melalui pihak kedua atau rekanan.
b. Central Telephone dengan sistem PBX (Private Branch Exchange) berkapasitas 4 CO line 32
extension.
c. Central Telephone dan perlengkapannya yang akan dipasang harus sudah mendapat approval
dari Perumtel, dapat bekerja di daerah tropis temperature sekeliling 35 C, serta minimum
maintenance.
d. Pesawat Telephone : adalah tipe meja atau dinding yang sudah mendapat approval dari
Perumtel.
e. Hubungan antara kabel pesawat telepon dengan kabel instalasi harus dengan outlet. Outlet
telepon dipasang secara “flush mounted“ pada dinding ruang.
f. Instalasi Kabel
1) Kabel yang keluar dari Central Telephone ke Terminal Box Telepon (TBT) dan ke outlet
telepon adalah berjumlah seperti tertera pada gambar, jenis kabel Indoor Telepon Cable
(ITC) dipergunakan untuk menghubungkan TBT sampai ke outlet telepon. Jenis ground
Cable digunakan untuk menghubungkan Main Distribution Frame (MDF) dengan
instalasi-instalasi kabel luar gedung.
2) Jalur kabel telepon dicat warna biru dan dapat diletakkan bersama di dalam satu saft
dengan jalur kabel listrik, tetapi pada prinsipnya dipisahkan.
3) Kapasitas kabel disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya semua saluran kabel
harus disediakan kabel cadangan (spare cable) untuk mengatisipasi perkembangan serta
untuk menggatikan saluran-saluran yang rusak .
4) Setiap penyambungan harus memakai standard Perumtel yaitu dengan sistem jumpering
dan terminal-terminal yang terisolasi.
g. Conduit
1) Pada prinsipnya semua kabel dimasukkan didalam pipa conduit, pipa conduit telepon
adalah terbuat dari bahan PVC.
2) Conduit yang dipasang diatas plafon, didalam beton/dinding harus dimasukkan didalam
pipa PVC lengkap dengan sarana bantunya, seluruh kotak sambungan, persimpangan
dan lain-lain harus ditutup.
3) Saluran-saluran telepon harus berdiri sendiri dan dicat warna biru.
4) Kotak MDF dan TBT dibuat dari bahan plat besi dengan ketebalan 1,2 - 1,5 mm. Kotak -
kotak difinish dengan cat dasar dan cat ahkir dengan warna biru muda atau ditentukan
kemudian. Kotak-kotak dilengkapi dengan kunci.
h. Cara Pemasangan
1) Sistem wiring harus dikelompokkan secara rapi dengan kode nomor yang berurutan serta
diikat dengan Tegak, diklem/ikat pada rangka atau pendukung isolator.
2) Semua kabel harus diidentifikasikan secara jelas untuk memudahkan pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan.
i. Daftar Material
1) Central Unit : Panasonic, Siemens
2) Telephone Unit : Panasonic, Siemens
3) Outlet Telephone : Merten, Berker atau yang setara
4) Kabel Telepon : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme
5) Conduit & Junction : EGA/Clipsal
3. Lain-lain
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong supaya memperhatikan petunjuk-petunjuk
Pengawas.
21.1. Umum
1. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada beberapa klausul dari
syarat-syarat umum yang dituliskan dalam persyaratan teknis, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum. Klausul-klausul dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila
dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis.
2. Persyaratan teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-
bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan
(adjusting) dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
3. Persyaratan teknis merupakan satu kesatuan dengan gambar-gambar teknis yang menyertainya.
Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan didalam salah satu dari kedua dokumen
tersebut, maka pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
4. Gambar-gambar teknis tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua fitting, katup, sambungan
dan fixture secara terinci. Semua bagian bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh pemborong.
5. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
6. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu yang
telah ditetapkan.
7. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang
diserahkan oleh pemborong harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Instalasi yang dilakukan harus lengkap
dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan/ peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam persyaratan teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam
gambar-gambar teknis.
8. Pemborong harus menyerahkan brosur/katalog teknis, diagram dan kurva dari setiap barang/bahan
yang ditawarkan (seperti: pompa, pipa, pilar hidran, alat-alat kontrol, peralatan
tambahan/penunjang, dan lain-lain), serta memberi tanda dengan jelas nomor/type dari bahan –
bahan yang ditawarkan.
9. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk menyelesaikan
pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
10. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Pemborong
wajib mengajukan saran penyelesaian kepada pengawas, paling lambat satu minggu sebelum
bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
11. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang diperlukan
dengan pemborong lainnya, sehingga peralatan-peralatan mekanikal dapat dipasang pada tempat
dan ruang yang telah disediakan.
12. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memeriksa dan memahami pekerjaan pelaksanaan
dari pihak lain yang ikut melaksanakan proyek ini, apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain
tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan Pemborong itu sendiri.
13. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus membuat rencana kerja dengan jadwal yang
disesuaikan dengan pemborong yang lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan, pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan /
perbaikan.
14. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari direksi. Gambar-gambar
tersebut harus diserahkan kepada direksi minimal dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum instalasi
dilaksanakan.
15. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
tersebut. Untuk itu, pemborong harus membuat dan menyertakan gambar-gambar rencana
instalasi secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
16. Apabila terjadi sesuatu keadaan pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas pekerjaan yang
terbaik, maka pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, pemborong tetap
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
17. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemborong harus memberi tanda-tanda (misalnya:
dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada
rancangan instalasi semula.
b. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan secara khusus
pada bab-bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Merk Material (Outline Specification)
yang dilampirkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
c. Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus dalam
kondisi baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari pabrik produk yang
bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung jawab atas keutuhan peralatan
dan material bantu tersebut, sehingga apabila terjadi kerusakan dan cacat material saat
pengadaan maupun pemasangan Pelaksana/Pemborong harus mengganti dengan yang baru.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.
b. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus dibuat Pelaksana/Pemborong menyesuaikan
Jadwal Pelaksanaan Utama yang telah disepakati bersama dengan Managemen Kontruksi dan
Pimpinan proyek dan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk persetujuan tersebut.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan
proses pengajuan material, gambar kerja, prosedur kerja, dan ijin pelaksanaan kepada
Pengawas atau Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan.
d. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus direncanakan dengan baik dan
benar, menyesuaikan spesifikasi teknis perencanaan, gambar rencana, dan kondisi di
lapangan. Segala sesuatu pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus sepengetahuan
dan persutujuan Pengawas atau Managemen Kontruksi.
e. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama, Peralatan Pendukung dan
Material lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaaan mekanikal kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini harus disertakan Data
Teknis (Technical Data), Spesifikasi Material (Material Specfication), Brosur (Brochure), dan
apabila perlu disertakan Contoh Material (Mock-up) sebagai dasar teknis Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk memberikan persetujuan.
f. Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Gambar Kerja berfungsi sebagai
pedoman gambar pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi Material
yang telah disetujui , dan kondisi di lapangan. Untuk itu Pelaksana/Pemborong harus
mengadakan survey di lapangan untuk menentukan perletakan/posisi material dengan baik.
Jumlah lembar Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang
berlaku di pekerjaan/proyek ini.
g. Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan, test dan commisioning
dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan. Sedangkan ketentuan pelaksanaan detail pekerjaan
diisyaratkan dalam bab-bab yang bersangkutan.
h. Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui Pengawas atau Managemen
Kontruksi. Apabila terjadi permasalahan Gambar Kerja dan kondisi di lapangan,
Pelaksana/Kontraktor memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas atau Managemen
Kontruksi untuk didapatkan pemecahan permasalahan. Dokumen pemecahan permasalahan
di lapangan ini bisa dituangkan dalam Berita Acara dan atau dokumen lainnya yang
ditandatangani Pelaksana/Kontraktor dan pihak Pengawas.
i. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus memperhatikan dan
melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di
lapangan bagi semua yang terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) disediakan Pelaksana/Pemborong untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan dengan baik tanpa terjadi kecelakaan kerja
j. Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan menjadi tanggung
jawab Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja dan kualitas
pekerjaan itu sendiri.
k. Pelaksana/Pemborong juga harus membuat merekam dalam bentuk tertulis atau foto selama
pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut dituangkan
dalam gambar dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing), kemudaian
diajukan kepada Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Jumlah
lembar Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di
pekerjaan/proyek ini.
l. Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang meliputi : Manual
Operation, Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya yang disertakan dengan material yang
bersangkutan, akan diserahkan kemudian setelah selesai pekerjaan. Selain itu
Pelaksana/Pemborong juga harus membuat Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam
Bahasa Indonesia untuk Peralatan Utama ataupun Sistem yang terpasang sebagai pedoman
pemilik/pengguna melakukan operasi dan perawatan.
21.6. Material
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud.
21.10. Pengecatan
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.
21.11. Percobaan
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, harus diganti dan diperbaiki oleh
kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.
21.12. Manual
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada Pemilik
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh pemilik.
Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai
pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu untuk
pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini
harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).
Melaksanakan pelatihan
22.1. Umum
Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan sistem air bersih ini terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu
pengadaan air bersih dan pekerjaan pendistribusian air bersih serta pekerjaan instalasi air bersih. Air
bersih diambil dari sumur bor baru dan instalasi pipa air bersih existing/PDAM. Air bersih kemudian
diangkat ke tangki atas (roof tank) berkapasitas 2x750 liter (total 1500 liter) yang ditempatkan di lantai
atap gedung yang selanjutnya melalui pipa didistribusikan ke outlet unit plambing di lantai 1, 2 & 3.
25.2. Standart/Rujukan
1. Peraturan Plumbing Indonesia
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. Japanese Industrial Standar (JIS)
4. American Water Works Associantion (AWWA)
5. Spesifikasi Teknis:
25.5. Bahan-bahan
Umum.
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus dalam
keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.
Pipa PVC dan Sambungan
a. Pipa.
Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987 dengan kelas tekanan kerja
8kg/cm2 . Pipa harus dari jenis sambungan solvent cement. Diameter dan panjang pipa yang
dibutuhkan harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja.
b. Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement seperti elbow,
reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas yang sama dengan
pipa PVC dan memenuhi standar SNI 06-0135-1989, dari merek yang sama dengan merek
pipa yang disetujui digunakan.
c. Perekat.
Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat pipa PVC.
Pemasangan.
Pemipaan.
- Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih dan tetap teratur
serta bekerja dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai
pekerjaan diserahkan dan diterima Pemilik Proyek.
pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong sipil, elektrikal,
plumbing, perlindungan terhadap kebakaran.
Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, pemborong
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
d. Izin
Semua izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus
dilakukan oleh pemborong atas tanggungan dan biaya pemborong.
Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini.
Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipantentkan,
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Pemborong
wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
Pembangunan Talud dan Rumah Singgah Keluarga Pasien RSJ Grhasia 100