Anda di halaman 1dari 70

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT ( RKS )

PEKERJAAN PENINGKATAN FASILITAS TAMAN


ALUN ALUN KOTA BATU
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB
KONTRAKTOR
DATA PROGRAM
Nama Kegiatan
Nama Pekerjaan
Lokasi
Tahun Angggaran
Pemilik Program

:
:
:
:
:

Pengembangan Taman Rekreasi


Peningkatan fasilitas Taman Alun Alun Kota Batu
Taman Alun - alun Kota Batu
2014
Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kota Batu

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah pelaksanaan Fisik dari Peningkatan
fasilitas Taman Alun Alun Kota Batu tahun anggaran 2014 yang dilaksanakan
sesuai gambar terlampir. Uraian/jenis Pekerjaan Utama antara lain :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Renovasi Ferris Wheel
c. Pekerjaan Pengaman Fasilitas Playground
d. Pembuatan Pagar Pengaman Genset
e. Peningkatan Utilitas Toilet
f. Pembuatan Logo Tulisan Alun alun Kota Batu
g. Pekerjaan Elektrikal
h. Pengkabelan
1.2. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN
Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umum
ditentukan pada patokan dan kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan
lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak ini, harus betul-betul
ditaati dan dilaksanakan sebagai tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal
yang diuraikan. Pada khususnya peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan
hal tersebut diatas :
a. pedoman pelaksanaan APBN/PERPRES No. 59 Tahun 2010
b. pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dit. Jen. CIPTA KARYA)
c. Pemeriksaan umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan : H.I 3 PUBB
1996 ; NI 33 ; PUBB1996
d. Peraturan beton Indonesia ; PBI. NI2/1955 ; PBI. NI2/1971.
e. Peraturan Semen Portland Indonesia NI8.
f. Peraturan perburuhan di Indonesia (tentang pengerahan tenaga Kerja) antara
lain tentang larangan mempekerjakan anak-anak dibawah umur.
g. Dan peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan
dengan pekerjaan ini.

Page 1 of 70

Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan ketentuan-ketentuan lain
yang sah berlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya
yang biasa diperbandingkan dapat dipergunakan sebagai pengganti standar
yang telah diperinci di atas dan harus dengan persetujuan Kuasa Pengguna
Anggaran.
h. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini harus didatangkan
dalam keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat sesuai spesifikasi terkecuali
ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini.
i. Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk pekerjaan struktur dan di
uraikan secara terperinci terpisah dalam spesifikasi terpisah.
1.3. RENCANA KERJA
Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang,
kontraktor harus menunjukan rencana kerja atau action plan tertulis lengkap
dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender,
menjelaskan secara rinci urusan pekerjaan dan tata cara melaksanakan pekerjaan
tersebut termasuk hal-hal khusus yang diperlukan, persiapan-persiapannya,
perawatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup
lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan, dan pihak-pihak atau instansi
yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut diatas.
1.4. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib memeriksa kekuatan/kualitas
konstruksi yang akan dilaksanakan dan harus berkonsultasi dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), atau Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan
yang timbul akibat kelalaian kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan
konstruksi akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Pada keadaan apapun,
dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan tidak berarti membebaskan
kontraktor atas tanggungjawab pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
1.5. TENAGA KERJA
Tenaga kerja yang digunakan hendaknya tenaga yang sudah terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai ketentuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan.
Adalah sebagai berikut :
1. Site Manajer
: Site Manajer adalah Tenaga Ahli
yang memiliki pengalaman minimal 3 tahun dengan
kualifikasi Ijazah min S1/D3 Elektro, dan Sertifikat
Keahlian (SKA) Teknik Tenaga Listrik kode AE100.
2. Pelaksana Elektrikal : Pelaksana Elektrikal adalah
Tenaga Terampil yang memiliki pengalaman minimal 3
tahun dengan Kualifikasi Ijazah min STM/SMK
Listrik/Elektro dan Sertifikat Ketrampilan (SKT) Teknisi
Instalasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) kode
TE060 atau Teknisi Instalasi Penerangan dan Daya
Fasa Satu kode TE021.

Page 2 of 70

3. Pelaksana Mekanikal : Pelaksana Mekanikal adalah


Tenaga Terampil yang memiliki pengalaman minimal 3
tahun dengan kualifikasi Ijazah minimal SMK/SMU dan
Sertifikat Ketrampilan (SKT) Tukang Las Konstruksi
Plat dan Pipa kode TM039 atau yang setara.
4. Tenaga Logistik : Adalah Personil yang bertugas
mengatur Logistik Bahan / Material pada pelaksanaan
pekerjaan dengan kualifikasi Ijazah minimal SMK/SMU.
5. Administrasi : Adalah Personil yang bertugas mengatur
Administrasi pada pelaksanaan pekerjaan dengan
kualifikasi Ijazah minimal SMK/SMU.
1.6. LAPORAN
a. Kontraktor harus membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap
satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas
Lapangan.
b. Laporan kemajuan fisik pekerjaan harus diserahkan oleh kontraktor pada
setiap akhir pekan untuk dievaluasi berupa laporan mingguan dan harian.
1.7. GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN
Gambar-gambar yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan adalah:
a) Gambar yang termasuk dalam dokumen tender.
b) Gambar perubahan yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Pengawas Lapangan.
c) Gambar lain yang disediakan dan disetujui PPK, Pengawas Lapangan.

1.8. PEMBONGKARAN STRUKTUR YANG ADA


Pekerjaan ini harus mencakup pekerjaan pembongkaran, karena seluruh atau
sebagian yang lain bisa dimanfaatkan sepanjang memungkinkan untuk
perbaikan. Juga harus meliputi pemindahan yang memenuhi syarat-syarat dari
material bongkaran dari pasal ini, yang meliputi pengangkutan, penyimpanan
dan pengamanan kerusakan dari material yang ditentukan oleh PPK,
Pengawas Lapangan.
1.9. PENGATURAN PEMBUANGAN SISA-SISA
Kontraktor berkewajiban membuang semua sisa-sisa bongkaran dan memikul
seluruh biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai dan untuk penyimpanan
material yang bisa diselamatkan.

Page 3 of 70

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Umum
Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
1. Mengadakan pengaman lokasi dari segala gangguan.
2. Mengadaan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu pekerjaan
guna menjamin kelancaran pekerjaan.
3. Melaksanakan pengukuran guna menentukan duga lapangan dan ukuranukuran lainnya yang berhubungan dengan.
4. Menyediakan kotak P3K dan perlengkapannya
2.2. Pengukuran dan Pasang Bowplang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dasar untuk pengukuran dan layout Pekerjaan adalah Gambar Rencana.


Bahan untuk bowplang:
Papan meranti 2/20cm
Kayu meranti 5/7cm untuk tiang bowplang.
Paku-paku
Cat meni untuk tanda perletakan as-as.
Pemasangan bowplang harus kuat, dengan mempergunakan papan
meranti 2/20cm dan tiang meranti 5/7cm yang dipancang kuat-kuat pada
tanah. Semua titik as (sumbu-sumbu) dinding tembok dan sebagainya
harus diberi tanda denga cat dan tampak jelas, serta tidak mudah berubahubah.
8. Bowplang merupakan pedoman letak tinggi dengan permukaan tanah yang
merupakan elevasi + 0.00 meter.
9. Hasil pengukuran bowplang harus dibuat berita acara pengukuran yang
disetujui oleh direksi.
10. Pada bagian dalam bowplang, dimana pekerjaan akan dilaksanakan, tidak
diizinkan untuk menumpuk tanah, batu kali atau bahan lainnya.
2.3. Pembersihan Lokasi dan Persiapan Pekerjaan
1. Secara Umum pekerjaan pembersihan lokasi adalah mempersiapkan area
kerja untuk dilakukan pembersihan terhadap barang barang atau sampah
yang mengganggu jalannya aktifitas pekerjaan
2. Memberikan Batas pengaman di sekitar are kerja agar tidak dapat atau
steril dari pengunjung
3. Melakukan persiapan seperti mendatangkan peralatan serta menempatkan
pada titik titik yang telah ditentukan guna kelancaran pekerjana tersebut
diatas.
4. Karena tidak menutup kemungkinan lokasi proyek masih digunakan oleh
pihak pengguna maka kontraktor wajib merencanakan sistem/tahap
pelaksanaan pekerjaan yang aman sehingga tidak mengganggu pihak

Page 4 of 70

pengguna. Rencana sistem pelaksanaan pembongkaran harus disetujui


oleh Konsultan dan Direksi Teknik.
5. Pembongkaran yang harus terpaksa dilakukan dengan hati hati
dikarenakan agar tidak mengganggu bagian yang lain tersebut harus
dipindah ke lokasi lain yang telah ditentukan oleh pihak owner dimana
kondisi tanaman yang dibongkar / dipindah masih dapat dilakukan
penanaman kembali oleh pihak owner di tempat lain tersebut diatas.
BAB III
PEKERJAAN RENOVASI FERRIS WHELL
3.1. Umum
Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan yaitu :
1. Pengecatan Seluruh ranggka Ferris Whell.
2. Pengecatan Seluruh Kabin Ferris Whell.
3. Pengecatan Area tangga dan penggunjung Ferris Whell.
4. Penggantian Acrilic jendela dan Pintu Kabin Ferris Whell
3.2. Metode Pengerjaan
1. Khusus pekerjaan ferris Whell digunakan alat bantu berupa Skafolding atau
Crane yang dirakit sedemikian rupa sehingga minimal sebagian dari Ferris
Whell dapat terjangkau untuk dilakukan pekerjaan dimana setelah sebagian
ferris whell dapat diputar untuk dikerjakan bagian berikutnya.
2. Pengamanan K3 wajib diperhatikan untuk para pekerja seperti Sabuk
pengaman, Topi Pelindung, Karung Tangan, Sepatu Khusus agar tidak licin
pijakan kaki, serta sabuk peralatan harus tetap tersedia dan dipakai oleh
para pekerja. Disamping itu jaring pengaman harus dipasang vertikal agar
bagian bagian bongkaran tidak terjatuh kemana mana.
3. Sebelum dilakukan pengecatan maka seluruh bagian pengecatan harus
dilakukan pengerokkan cat existing dan penggosokan bagian tersebut agar
halus, kemudian setelah dilakukan pengerokkan baru dapat dilakukan
pengecatan dan hal ini berlaku disemua bagian yang akan dicat
4. Penggantian Acrilic jendela dan pintu kabin existing dengan yang baru
dilakukan setelah pekerjaan pengecatan telah selesai.
5. Setiap pekerjaan yang telah dilakukan,maka area dis ekitar Ferris Whell
harus terus dilakukan pembersihan dan pembuangan bekas bekas
bongkaran / kerokan ke tempat lain sehungga pada akhir pekerjaan area
ferris Whell tetap Bersih

Page 5 of 70

BAB IV
PEKERJAAN PENGAMAN FASILITAS PLAYGOUND
4.1. Umum
Bagian ini adalah membuat pagar pengaman disekeliling area yang akan
dikerjakan dengan ukuran dan titik titik yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar. Bahan yang dipakai adalah Pipa Besi Diameter 8 Cm sebagai rangka
dengan dikombinasi Besi Hollw 2 Cm X 4 Cm sebagai rangka pengisi Pagar
serta finishing berupa cat besi.
4.2. Metode Pekerjaan :
1. Pipa Besi diameter 8 Cm dirakit sedemikian rupa menjadi Rangka Pagar
dimana di dalam rangka pagar diisi dengan Besi Hollow 2 X 4 Cm dengan
Jarak antar Besi sekitar 10 Cm. Pengukuran dilakukan dengan melihat
kondisi lapangan dengan gambar rencana
2. Sambungan antar besi dilakuka dengan las dimana semua bagain yang
tersambung harus dilas penuh agar tidak terjadi rongga udara yang bisa
membuat bagian dari besi menjadi korosi karena aliran udara
3. Setelah pabrikasi pagar selesai dilakukan pekerjaan finishing dengan
memberikan lapisan pertama berupa meni besi dan dilanjut dengan finishing
cat besi sampai dengan 2 Lapis agar tertutup dengan rapi dan baik
4. Setelah Pagar selesai maka bisa dilakukan pemasangan di titik yang telah
ditentukan dengan cara dilakukan pemasangan dengan menggunakan
Dynabolt ke lantai area taman Existing tempat titik yang telah ditentukan

Page 6 of 70

BAB V
PEMBUATAN PAGAR PENGAMAN GENSET
5.1. Umum
Bagian ini adalah membuat pagar pengaman disekeliling area yang akan
dikerjakan dengan ukuran dan titik titik yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar. Bahan yang dipakai adalah Pipa Besi Diameter 8 Cm sebagai rangka
dengan dikombinasi Besi Hollw 2 Cm X 4 Cm sebagai rangka pengisi Pagar
serta finishing berupa cat besi.
5.2. Metode Pekerjaan :
1. Pipa Besi diameter 8 Cm dirakit sedemikian rupa menjadi Rangka Pagar
dimana di dalam rangka pagar diisi dengan Besi Hollow 2 X 4 Cm dengan
Jarak antar Besi sekitar 10 Cm. Pengukuran dilakukan dengan melihat
kondisi lapangan dengan gambar rencana
2. Sambungan antar besi dilakuka dengan las dimana semua bagain yang
tersambung harus dilas penuh agar tidak terjadi rongga udara yang bisa
membuat bagian dari besi menjadi korosi karena aliran udara
3. Setelah pabrikasi pagar selesai dilakukan pekerjaan finishing dengan
memberikan lapisan pertama berupa meni besi dan dilanjut dengan finishing
cat besi sampai dengan 2 Lapis agar tertutup dengan rapi dan baik
4. Setelah Pagar selesai maka bisa dilakukan pemasangan di titik yang telah
ditentukan dengan cara dilakukan pemasangan dengan menggunakan
Dynabolt ke lantai area taman Existing tempat titik yang telah ditentukan

Page 7 of 70

BAB VI
PENINGKATAN FASILITAS TOILET
6.1. Umum
Bagian ini dari pekerjaan ini adalah :
1. Pengurasan Septic Tank
2. Pengurasan Resapan
3. Penggantian Tutup bak kontrol.
6.2. Metode Pekerjaan :
1. Secara umum Pengurasan Septic tank dan resapan dapat dilakukan
dengan bantuan aplikator yang merupakan spesialis pekerjaan penguranan
tersebut diatas. Yang perlu diperhatikan adalah setelahs selesai dilakukan
pengurasan maka area lokais harus kembali bersih dan rapi seperti kondisi
semula.
2. Penggantian Tutup bak kontrol dapat dilakukan pabrikasi diluar lokasi
dengan terlebih dahulu melakukan pengukuran di lapangan dengan
memperhatikan gambar rencana untuk selanjutnya dilakukan pabrikasi
sesuai dengan hasil pengukuran tersebut diatas.
3. Setelah selesai dilakukan pabrikasi, maka pekerjaan dapat dilakukan
pemasangan tutup plat bak kontrol tersebut di lokasi yang telah ditentukan

Page 8 of 70

BAB VII
PENGECATAN WAHANA
7.1. Umum
Bagian ini dari pekerjaan ini adalah :
1. Pengecatan Wahana Staberry
2. Pengecatan Wahana Apel
3. Pengecatan Wahana Botol Susu
4. Pengecatan Wahana Wortel
5. Pengecatan Wahana Apel Air Mancur
7.2. Metode Pekerjaan :
1. Secara garis Besar pengecatan wahan dilakukan dengan bantuan alat
bantu berupa skafolding yang dirakit sedemikian rupa di wahana yang akan
dikerjakan.
2. Pengamanan K3 wajib diperhatikan untuk para pekerja seperti Sabuk
pengaman, Topi Pelindung, Karung Tangan, Sepatu Khusus agar tidak licin
pijakan kaki, serta sabuk peralatan harus tetap tersedia dan dipakai oleh
para pekerja. Disamping itu jaring pengaman harus dipasang vertikal agar
bagian bagian bongkaran / Bekas Cat tidak terjatuh kemana mana.
3. Sebelum dilakukan pengecatan maka terlebih dahulu harus dilakukan
pengerokkan cat existing, beru kemudain dapat dilakukan pengecatan
dimana disini faktor Art / seni sangat berpengaruh dengan hasil yang akan
dicapai dimana hasil pengecatan tidak sama dengan hasil pengecatan biasa
4. Khusus area apel air mancur, maka bahan yang dipakai adalah cat duco
dengan finishing pernis untuk lapisan penutup akhir
5. Area yang telah selesai dilakukan pengecatan harus bersih dari segala
bekas bekas kotoran atau sisa sisa dari cat tersebut diatas.

Page 9 of 70

BAB VIII
PEMBUATAN LOGO TULISAN ALUN ALUN KOTA BATU
8.1. Umum
Bagian ini dari pekerjaan ini adalah :
1. Pembuatan Pedestal Tulisan
2. Finishing pedestal Tulisan
3. Pemasangan Logo Tulisan Acrilic Include dengan lampu LED
8.2. Metode Pekerjaan ( Umum ) :
1. Secara garis besar dilakukan pekerjan pembuatan pedestal dimana
pedestal ini dibuat dari pasangan bata dengan ada ikatan kolom serta sloof
dan ring balok sebagai pengunci.
2. Finishing dari pedestal ini dipasang batu andesit dengan finishing akhir dari
batu andesit itu adalah dilakukan coating dengan corak Hitam Doff
3. Logo tulisan alun alun kota batu dibuat fabrikasi tersendiri dengan terbuat
dari rangka yang ditutup dengan bahan acrilic serta ada instalasi lampu led
di dalamnya yang mana akan menjadi satu kesatuan. Setelah fabrikasi
selesai dapat dilakukan pemasangan diatas pedestal yang telah dibuat
dengan dibantu pengaman khusus agar tulisan tetap aman diatas pedestal
tersebut

Page 10 of 70

BAB IX
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PASANGAN BATA MERAH
9.1. Umum
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah sebagaimana dituntut oleh
gambar dan dokumen kontrak.
b. Sebelum pekerjaan pengukuran dan galian dimulai, kontraktor berkewajiban
untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, pemeriksaan
kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi
yang ada, melakukan pengukuran ulang dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan
kegiatan.
c. Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan dan perubahan yang
mungkin terjadi pada kondisi lapangan, walaupun telah dilakukan
penyelidikan kontur tanah oleh konsultan perencana bilamana perlu,
berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawabnya, Kontraktor
diperkenankan untuk melaksanakan penyesuaian rencana tambahan atas
persetujuan tertulis dari direksi teknik dan konsultan pengawas.
d. Tanah atau site diserahkan kepada Kontraktor dalam rangka pelaksanaan
pembangunan ini seperti apa adanya seluruh pekerjaan ini dan dapat
dilakukan penyesuaian ketinggian-ketinggian drainase, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
9.2. Uraian
a. Pekerjaan galian
Galian tanah untuk saluran drainase dan pasangan bata merah struktur
nya, serta bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pekerjaan pasangan bata merah
Pekerjaan pasangan bata merah bata di kiri kanan galian saluran
sepanjang Ukuran yang telah ditentukan
Urugan tanah bekas lubang galian dan di bawah lantai untuk peninggian
permukaan.
Urugan pasir di bawah pasangan bata merah bata
c. Pekerjaan plesteran
Plesteran digunakan sebagai penutup pasangan bata.
Menggunakan campuran 1 : 4 dan tidak dilakukan acian.
d. Pekerjaan penutup saluran
Penutup saluran terbuat dari plat beton K175.
Menggunakan wire mesh sebagai struktur.
Dikerjakan dengan cara pra cetak untuk memudahkan perawatan
darainase.
Perhatikan gambar teknis.

Page 11 of 70

9.3. Bahan-bahan
a. Umum
Semua bahan konstruksi yang akan digunakan berupa bahan kualitas baik
dan sebelum digunakan dan atau dikerjakan harus seijin direksi.
b. Bata merah
Bata merah yang dipakai harus berkualitas baik dengan ciri visual matang
pembakaran dan memiliki sudut bagus. Apabila di bagi dua memiliki tekstur
bagus dan tidak mudah pecah, hingga mengurangi faktor buangan.
c. Pasir pasang
Pasir untuk pekerjaan pasangan dan plesteran menggunakan pasir yang
berstekstur bagus dan tidak mengandung lumpur. Bisa menggunakan pasir
pasang lokal.
d. Pasir cor
Pasir ini digunakan untuk pekerjaan plat beton penutup saluran darainase.
Memiliki syarat tekstur kasar dan bersih lumpur dan segala jenis kotoran.
e. Air kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak tercemar zat lain yang dapat
mengurangi kekuatan struktur.
9.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan galian
Sebelumnya dilakukan pekerjaan pengukuran menentukan peil yang
menjadi titik acuan dasar nol.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat galian secara
baik dan rapi sesuai profil terlihat pada gambar.
Selama pelaksanaan penggalian, harus diperhatikan benda-benda
yang dapat menggangu konstruksi.
Galian tanah harus dibuang ke luar bowplang dan diratakan di luar
sedemikian rupa hingga tidak mudah jatuh kembali ke dalam lubang
drainase.
Kedalaman galian minimal sesuai gambar.
Karena ini adalah galian dangkal, maka diharapkan tidak terjadi
genangan air pada galian sehingga tidak memerlukan adanya pompa
air.
b. Pekerjaan pasangan bata merah
Sebelumnya dilakukan pekerjaan pengukuran menentukan peil yang
menjadi titik acuan dasar nol.
Bata merah yang akan digunakan sebelumnya harus disiram dengan
air agar monilit
Pemasangan Bata Merah harus disesuaikan dengan gambar dan
spesifikasi teknis
Campuran yang dipakai untuk perekat antar bata merah adalah 1 PC
( Portland Cement ) : 6 Pasir
Pemasangan Bata Merah dipasang lapis demi lapis dimana setelah
lapis pertama, maka pemasangan lapis kedua dipasang dengan poisisi
bata merah as tengah bata merah sejajar dengan ujung lapis bata
merah bertama sehingga setelah terpasang maka akan membentuk
ikatan saling bersinggungan antara lapis pertama dengan lapis
berikutnya.

Page 12 of 70

BAB X
PEKERJAAN BETON
10.1. Umum
1. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut
dokumen kontrak. Kecuali untuk ketentuan lain, maka untuk ketentuan
pekerjaan beton ini dipakai SNI 2002
2. Beton Bertulang (struktural)
3. Pekerjaan beton struktural terdiri dari : pondasi, kolom-kolom konstruksi,
sloof, plat lantai, duiker (plat penutup drainase), yang tercantum dalam
gambar rencana.
4. Mutu beton struktural adalah K175 dengan tegangan izin 60kg/cm2
untuk pekerjaan konstruksi yang harus megikuti persyaratan-persyaratan
yang tercantum dalam SNI 2002 dengan pengawsan yang ketat terhadap
mutu dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara
kontinue berupa pemeriksaan benda-benda uji melakukan laboratorium
yang ditunjuk atas biaya Kontraktor.
5. Sebagai pedoman, maka campuran minimal untuk beton struktural
adalah 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil, apabila dari hasil mix desain untuk mutu K
175 didapatkan kurang dari campuran 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil.
6. Beton tidak bertulang
Beton tidak bertulang seperti beton lantai kerja dan rabatan dibuat
dengan campuran 1 PC : 3 PS : 5 KR.
7. Pengujian pekerjaan beton
Pada prinsip pengujian beton mengikuti persyaratan yang ditentukan
dalam SNI 2002 dan sesuai petunjuk/instruksi dari Direksi.
8. Dalam hal penggunaan beton fabrikasi atau ready mix concrete,
diperbolehkan, namun harus seizin tertulis kepada Direksi dan Konsultan
pengawas dengan menyebutkan dimana dan kapan serta dengan
spesifikasi apa beton tersebut dibuat, untuk memudahkan pengawasan
mutu beton yang dibuat.
10.2. Bahan-bahan
Bahan bahan campuran beton berupa PC, agregat halus dan agregat kasar.
Kontraktor harus mengajukan lebih dulu contoh-contoh yang memenuhi
syarat-syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan).
1. Semen
a. Jenis semen PC yang dipakai memenuhi ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI. 81969 dan
sebagai pedoman dalam memakai semen merek PC type 1
produksi Gresik/setaraf dan seusia standar SNI.
Page 13 of 70

2.

3.

4.

5.

b. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan


baru serta di dalam kantong-kantong semen yang masih utuh
tanpa sobekan-sobekan.
c. Semen yang sipakai harus selalu diperiksa oleh direksi
sebelumnya.
d. Semen yang mulai mengeras harus segera di keluarkan dari
lapangan/lokasi.
Agregat halus (pasir)
a. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dengan
syarat susunan diameter butirnya memenuhi SNI 2002.
b. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam, keras, bersih dari
kotoran-kotoran bahan kimia, bahan-bahan organic serta bersifat
kekal.
c. Agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur
lebih 5% (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang
baik.
d. Grafik pembagian butir pasir beton yang dianalisa dengan
saringan harus masuk dalam daerah baik (well graded) menurut
grafik-grafik yang ada pada SNI 2002.
e. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
Agregat kasar
a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah
alami maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah
batu asal memenuhi SNI 2002.
b. Ukuran butir agregat maximum tidak boleh lebih daripada
seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang sepanjang dari
cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tigaperempat dari jarak
bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan
mempunyai bidang pecah minimum tiga muka.
c. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori serta bersifat kekal.
d. Agregat harus bersih dengan kandungan lumpur maximum 1%,
bila melebihi, maka agregat kasar harus dicuci dan tak boleh
mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton seperti zat
reaktif alkali dan memenuhi persyaratan SNI 2002.
Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bebas dari
asam, garam, bahan alkalin dan bahan organik yang dapat
mengurangi mutu beton.
b. Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari direksi
dan bila air yang digunakan meragaukan, maka kontraktor harus
mengadakan penelitian laboratorium atas tanggungan kontraktor.
Besi beton
a. Beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu ST 37
dan atau U32 dengan diameter-diameter seperti yang tertera
dalam gambar dengan tegangan izin 1400kg/cm2.
b. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus
dilaksanakan menurut gambar atau rencana detail dengan
menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan
diameter masing-masing.

Page 14 of 70

c. Pengukuran dimensi dan mutu baja tulangan harus dilakukan


setiap kali kontraktor mendatangkan baja tulangan tersebut ke
lapangan, jumlah sampel yang diambil harus memenuhi criteria
statistic dan tidak boleh ada pengurangan mutu atau dimensi
yang lebih besar dari 5%.
d. Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab,
dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua
baja tulangan harus dilindungi terhadap segala macam kotoran
dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap
pengaruh garam kuat.
6. Kayu untuk cetakan beton
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas III sesuai dengan syarat
SNI 2002, yang cukup kering dengan tebal minimum 2 cm atau
panil-panil multipleks dengan tebal minimum 12mm dan
pemakaiannya maximum 2 (dua) kali.
b. Sebelum pengecoran bidang multipleks dilapisi mud oil sampai
rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan multipleks, perancah bekesting dipergunakan kayu
meranti ukuran minimum 5/7cm atau rangka baja/schafolding.
c. Rangka penguat konstruksi bekesting dari kayu ukuran 5/7
sebagai penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga
mampu mendukung tekanan beton pada saat pengecoran
sampai selesai proses pengikatan.
d. Penyanggah struktur lantai (balok, lantai dll) dapat digunakan
kayu dengan ukuran minimal 5/7cm dengan jarak maksimum
50cm dengan dialasi dengan papan kelas III antara tanah dan
penyanggah (perancah).
7. Bahan pembantu (bahan kimia)
a. Pemakaian bahan kimia pembantu kecuali yang disebut dalam
gambar atau syarat harus izin tertulis dari direksi.
b. Apabila kontraktor akan menggunakan bahan kimia, maka
kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis lebih dulu
dengan disertai dengan alas an-alasan dan bukti-bukti manfaat
yang telah dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorim,
denga hasil-hasil percobaanya.
c. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk ternis dari pabrik
dan selama bahan-bahan pembantu ini digunakan, maka harus
diadakan pengawasan yang cermat.
d. Pemakaian bahan pembantu tidak boleh menyebabkan
dikuranginya volume semen dalam adukan.
e. Spesi beton
f. Pada pengecoran plat, balok dan kolom yang bersifat structural
diwajibkan menggunakan ready mix sedang untuk pekerjaan
pondasi, kolom maupun konstruksi beton yang bersifat praktis
kontraktor di izinkan menggunakan campuran yang dibuat
sendiri, dengan tuntutan mutu beton seperti yang disyaratkan.
g. Penggunaan ready mix (beton pabrik) di izinkan dengan
campuran sesuai dengan yang telah ditentukan.
10.3. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Lapisan penutup beton

Page 15 of 70

a. Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat pesetujuan


direksi dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut SNI
2002
b. Untuk mendapatkan ketebalan lapis penutup beton yang
seragam, maka harus dibuat beton ganjal tulangan/beton blok
persegi yang dapat di ikat terhadap baja tulangan dengan mutu
perekat yang sama dengan suatu batas yang dicor.
c. Beton ganjal tulangan/beton blok persegi harus cukup kuat dan
jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan
beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang
diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah 4mm.
d. Sehubungan dengan ketepatan tebal penutup beton, maka
selain dipasang beton-beton ganjal bila perlu dipasang penahan
jarak dari baja tulangan (korset) dengan jumlah minimum empat
buah tiap-tiap m2 cetakan atau lantai kerja.
2. Penulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana
pemotongan, pembengkokan, sambungan, penghentian dan
lain-lain, untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan
oleh kontraktor kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus
memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar
kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut SNI 2002.
b. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak
yang sesuai yang ditentukan dalam gambar.
c. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
bilamana dianggap direksi teknik akan melemahkan konstruksi.
d. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai
rencana dan harus dijaga jarak antar tulangan dengan tulangan,
jarak tulangan dengan bekesting untuk mendapatkan tebal
selimut beton/beton decking yang cukup. Untuk ini kontraktor
harus menggunakan penyekat/spacer dudukan/chairs dari balok
beton atau baja.
e. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diikat
dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada
waktu pengecoran dan diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan ketelitian penempatannya kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
f. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan
disetujui oleh direksi.
3. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan
a. Kontraktor diharuskan membuat gabar detail pemotongan baja
tulangan dengan berpedoman kepada gambar-gambar beton
yang ada sesuai dengan SNI 2002.
b. Gambar-gambar detail setelah disetujui direksi mengikat untuk
dilaksanakan.
c. Baja tulangan di bengkok atau diluruskan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila pemasangan di izinkan oleh direksi.
d. Pembengkokan atau meluruskan tulang tidak boleh dengan
cara-cara yang merusak tulangan.
4. Tulangan susut

Page 16 of 70

5.

6.

7.

8.

Untuk seluruh plat beton ditambahkan tulangan susut seperti


tercantum pada gambar, apabila dalam gambar tidak tercantum,
maka kontraktor harus memasang tulangan susut dengan besi beton
8-20
Begesting
a. Pembuatan bekesting harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI
2002
b. Ukuran dalam bekesting adalah ukuran jadi beton sesuai dengan
ukuran yang ditentukan dalam gambar.
c. Bekesting harus diperkuat sedemikian rupa sehingga tidak
bocor/pecah pada saat mendapatkan tekanan spesi.
d. Untuk mendapat bentuk penampang, ukuran beton seperti yang
diminta dalam gambar konstruksi bekesting harus dikerjakan
dengan baik, teliti dan kokoh.
e. Konstruksi dari bekesting harus kedap adukan/mortegtigh dan
tidak melengkung menerima beban-beban dari adukan basah,
tulangan dan lain-lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan
adukan dengan vibrator.
f. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai
bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambargambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
g. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekesting harus
bersih dan kering dari air limbah dan kotoran lainnya, kemudian
bekesting dibasahi air sampai jenuh.
Kolom
a. Bekesting kolom dapat dibuat utuh untuk satu kolom, atau denga
cara pengecoran bertahap.
b. Bekesting kolom harus tegak lurus ke atas, dengan pemeriksaan
menggunakan unting-unting atau theodolit.
c. Hubungan horizontal antara kolom harus lurus kemudian diikat
dengan kaso 5/7 antara sesama bekesting.
d. Antara bagian dalam bekesting kolom dengan tulangan terluar
dipasang pengganjal yang diikat pada tulangan tersebut, agar
tulangan tidak melekat pada bekesting.
Perancah balok dan plat
a. perancah balok/plat dipasang apabila tanah landasan telah
dipadatkan, agar pada saat dibebani pada saat pelaksanaan
pengecoran tidak terjadi penurunan.
b. Kaki perancah dilandasi dengan papan kelas III, sehingga
menjadikan beban merata pada tanah dasar perancah.
c. Perancah diikat satu dangan lainnya dengan reng 2/3 atau
bambu.
d. Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekesting balok/plat
dapat dilaksanakan.
e. Pada penggunaan ready mix akan menerima beban lebih berat
akibat menumpuknya adukan beton yang di tuang dari concrete
pump unit, maka konstrusi penunjang bekesting harus lebih kuat.
f. Untuk menghindari ini, kontraktor dapat membuat lokasi
penuangan menurut zona-zona yang ditetapkan diluar bagian
yang dicor, sehingga dalam waktu istirahat dapat memindahkan
slang concrete pump unit ke lokasi penuangan yang dimaksud.
Ijin pengecoran akan diberikan setelah dilakukan pemeriksaan
terhadap :
Page 17 of 70

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Kesiapan bahan-bahan pengecoran beton.


Kesiapan bekesting.
Pemasangan penulangan beton.
Siar rencana pemutusan pengecoran.
Perkiraan volume yang akan dicor dalam 1 (satu) hari.
Saluran-saluran instalasi yang akan tertanam di dalam beton.
Rencana waktu pengecoran.
Apabila atas pemeriksaan dari direksi, bahwa segala sesuatunya
siap, maka direksi dapat mengijinkan pelaksanaan pengecoran
sesuai dengan rencana pelaksanaan, dengan menulis pada
buku direksi.
9. Peralatan kerja dan pengujian
a. Yang disebut dengan peralatan kerja adalah :
a) Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat
campuran sendiri.
b) Mesin penggetar (vibrator).
c) Takaran-takaran bahan-bahan beton.
d) Pengangkut adukan.
b. Jalan kerja, yaitu jalan diatas tulangan, agar dalam
pelaksanaan pengecoran tidak terjadi kerusakan tulangan,
terutama tulangan plat, tempat berdiri orang, atau jalan bagi
gerobak pengangkut adukan beton.
c. Jalan kerja terbuat dari papan meranti 2/20, dibuat
sedemikian rupa tidak menempel tulangan sehingga tulangan
yang telah terpasang tidak rusak terinjak.
d. Dimensi beton
e. Dimensi beton adalah ukuran beton sendiri, tanpa adanya
plesteran, yang merupakan ukuran dalam (rong) bekesting.
10. Pelaksanaan pengecoran dengan cara manual
a. Pengecoran
Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan
perawatan beton, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
SNI 2002.
b. Takaran campuran beton
Pelaksanaan penakaran campuran beton harus dengan kotakkotak takaran yang sama volumenya, yang merupakan volume
yang sama dengan atau kelipatan 1 zak semen. Hal ini akan
diatur oleh direksi teknis.
c. Pengadukan campuran beton
Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan
mesin pengaduk beton (beton molen) yang bekerja baik.
Pemberhentian pengadukan dilakukan bila adukan sudah
rata/homogen.
d. Pengangkutan campuran beton
Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus
hati-hati dapat dipergunakan ember talang atau kereta dorong
sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah homogen tidak
berubah/terjadi pemisahan bahan.
e. Penuangan adukan beton pada bekesting
a) Penuangan adukan pada plat atau balok diusahakan tidak
terjadi segregasi.
b) Penuangan pada pengecoran kolom jangan terlalu tinggi,
sehingga terjadi penguraian campuran. Apabila terpaksa
Page 18 of 70

dapat dilakukan dengan membuat lubang-lubang pada


bagian tertentu untuk penuangan campuran beton
f. Pengujian slump spesi beton
a) Pengujian slump dilakukan pada waktu pemeriksaan oleh
direksi sebelum pengecoran dilaksanakan, berdasar
referensi dari hasil percobaan pendahuluan.
b) Pengujian slump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
pada pasal-pasal dalam SNI 2002 yang masih berlaku
disesuaikan dengan kondisi bahan dilapangan.
c) Apabila takaran air telah ditentukan, berdasarkan pengujian
slump, maka alat penakar tersebut harus digunakan selama
pelaksanaan pengecoran.
d) Apabila takaran air dalam ember, maka pada muka air yang
telah ditentukan, dibuat lubang sehingga tinggi air tetap
seperti yang dikehendaki.
e) Peratan pengujian slump harus tersedia dilapangan dimana
sewaktu-waktu pengawas lapangan dapat melakukan
pengujian slump sesuai denga hasil pencampuran bahan
yang ada di lapangan.
f) Beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut
tidak boleh dicor kedalam cetakan.
11. Pemadatan dan penggunaan alat penggetar (vibrator)
a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil, adukan beton yang dituangkan pada
cetakan harus dipadatkan dan merata dengan menggunakan
mesin penggetar (vibrator)
b. Pemadatan plat/balok
a) Alat penggetar pada pengecoran plat/balok harus
digunakan berdiri 90 derajat hanya dalam keadaan
khusus dipergunakan bersudut 45 derajat, dan tidak
diperkenankan menyentuh tulangan.
b) Ujung penggetar harus diangkat dari dalam adukan
apabila adukan terlihat mulai mengkilap sekitar ujung
penggetar atau kurang lebih 30 detik.
12. Penghentian dan pencegahan pada waktu hujan
a. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempattempat yang telah disetujui oleh direksi di dalam pola
rencana pengecoran.
b. Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar
disediakan tenda-tenda atau plastik secukupnya sehingga
jalannya pengecoran tetap lancar.
c. Apabila ternyata gangguan terhadap spesi akibat hujan tidak
dapat dihindari, maka setelah beton yang dicor ditutup
dengan terpal, maka pengecoran harus diberhentikan.
13. Penyambungan dengan beton lama/tembok
Bidang-bidang beton lama yang akan dihubungkan dengan
adukan beton baru yang merupakan sisa pelaksanaan harus
dikeraskan dulu, dibersihkan dengan susunan seperti adukan
beton (tanpa agregat kasar) barulah kemudian dicor adukan
beton yang baru. Cara seperti ini adalah untuk mendapatkan
hubungan beton yang lama dan baru yang baik.
14. Pembongkaran bekesting

Page 19 of 70

Bekesting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi


tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja
padanya. Pembongkaran tersebut harus mendapat persetujuan
dari pengawas ahli. Setelah ia memeriksa hasil-hasil
pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut.
Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi barang-barang kerikil
harus diperbaiki dengan penuh keahlian.

BAB XI
PEKERJAAN BATU ALAM
1.1. Umum
Pekerjaan Pemasangan Batu Alam antara lain :

Pemasangan Batu Alam Pada Pedestal Tulisan


1.2. Bahan-bahan
Bahan yang dipakai adalah :
1. Bahan Utama
Batu Andesit
2. Bahan Perekat
Sement Portland
Pasir
Air
3. Bahan Finishing
Coating Batu Alam
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan bahan yang datang harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi untuk dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya
2. Batu Alam sebelum dipasang harus disiram dengan air agar monolit terlebih
dahulu
3. Batu Alam yang akan dipasang harus bersih dari semua kotoran dan debu
4. Pemasangan dilakukan pada sisi terbawah dilanjut ke atas sampai semua sisi
rapi menjadi satu kesatuan
5. Pemasangan batu alam dilakukan dengan campuran 1 PC ( Portland
Cement ) : 6 Pasir
6. Setiap sekali pemasangan batu alam, maka permukaan batu alam harus
segera dibersihkan dari segala kotoran akibat campuran atau debu pada hari
itu juga agar kondisi permukaan batu alam tetap bersih dan tidak terjadi
kerak.
7. Setelah sehari pemasangan batu alam selesai maka permukaan batu alam
bisa dilakukan pelapisan Coating.
Page 20 of 70

BAB XII
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL ( ME )
1.1. Spesifikasi Teknis
No.
1
2

Uraian Item
Lighting dan Armature
Panel Maker

a.
b.
c.

d.

e.

f.
g.

Spesifikasi Teknis
Trafo, Tube, Lamp
Panel dibuat dari plat baja serta definishing
dengan powder coating yang dikeringkan dengan
sistim oven.
Warna Panel harus mendapat persetujuan
Pimpinan Kegiatan.
Harus tersedia sarana pendukung kabel dan
busbar untuk pentanahan (grounding) yang
berfungsi
untuk
dudukan
ujung
kabel
pentanahan.
Pada dinding samping harus tersedia lubang
ventilasi udara secukupnya. Konstruksi ventilasi
sedemikian rupa sehingga tusukan benda logam
lurus tidak dapat langsung
menyentuh
komponen bertegangan.
Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel
incoming,
dan
outgoing
serta
terminal
penyambungan
kabel
harus
diberi
indikasi/label/sign plates mengenai nama beban
atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya.
Label itu harus terbuat dari plat aluminium atau
sesuai standard DIN 4070.
Pintu panel dilengkapi dengan kunci jenis masterkey.
Ukuran panel sebagaimana sesuai gambar.
Ukuran panel harus mampu menampung seluruh

Page 21 of 70

komponen kontrol yang diperlukan


h. Bagian sisi depan pintu atas terdapat lampu
indikator.
i. Panel terdiri atas 1 ruang (1 pintu) dilengkapi
handle dan master key
j. Pada bagian dalam pintu harus digambarkan
diagram sistem instalasi panel tersebut secara
lengkap.
k. Tipe Aplikasi: Outdoor
l. Kabel-kabel dari dan ke panel dalam ketinggian
kurang dari 3 (tiga) meter harus ditanam dalam
tanah atau dibungkus dengan pipa PVC dengan
diameter secukupnya.
m. Pengikatan pipa PVC di tiang harus memakai
stainless steel belt. Ujung atas PVC dibuat
sedemikian rupa, sehingga air hujan tidak dapat
masuk dari atas.

Kabel Feder dan Kabel


Instalasi

Led Flood Light

Led Street Light

Running Text Indoor / Out


door

NYFGBY, NYY, NYM


Rate Voltage : 0.6/1 KV
Nominal of Core: 2-4
Tickness insulation: 0.8-1.2
Tickness out sheath: 1.8 mm
Overall Diameter: 13 mm
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Kabel yang digunakan harus memenuhi standard
mutu produk SNI atau standard PLN.
Konsumsi Daya Watt : 20 & 50 Watt
CCT ( Kelvin): 2700 K 5500 K
CRI (Ra) : 80
Power Factor : 0.9
Lifetime : 50.000 jam
Suhu Lingkungan : -40 80 C
Kelembaban Lingkungan : 10 70%
Tingkat Proteksi : (IP) 65
Garansi : 3 tahun
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Konsumsi Daya Watt : 90 Watt
CCT ( Kelvin): 2700 K 6500 K
Power Factor: 0.9
CRI (Ra) : 80
Luminous Flux (lm) : 80 100 lm/W
Lifetime: 50.000 jam
Suhu Lingkungan : -40 90 C
Kelembaban Lingkungan : 10 90%
Tingkat Proteksi: (IP) 65
Garansi : 3 tahun
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Input Voltage : AC 100-240 V / 50-60 Hz
Dimensi : 15 Cm X 100 Cm
Life Span : 100.000 jam

Page 22 of 70

Led Fluorescent Tubes

Lampu Hias Tiang

Lampu Pohon
Simulation Tree

10

Lampu RGB Ferris Whell


Master Control Box
Control Box
Signal-Amplifier
Power Supply
Software & Programing
Waterproof Panel
Suport Material
Stabilizer

11

Circuit
Breaker
Asesoris

LED

dan

Working Temperatur : -20 60 C


Working Humidity :10 % RH 90 % RH
Gray Scale : 14 bit
Max Power Consumption : 560-700W/m2
Average Power Consumption : 195 245 W/m2
Driver Mode : Constant Current
Viewing Angle : H110v110-70
Viewing Diistance : >8-20m
Garansi : 3 Tahun
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Tegangan : AC 70 285 V
Daya : 20 dan 50 Watt ( DC Support )
Color : RGB
Tegangan : AC 70 285 V
Daya : 80 dan 100 Watt ( DC Support )
Color Temperature : Warm White 2700 K 3000 K
Tinggi : 3 M 5 M
Tegangan : 220 V
Daya : 140-210 Watt
Warna : Menyesuaikan
Jumlah Lampu : 3744 pc
Material : Iron+pc
Lifetime : 50.000 jam
Tingkat Proteksi: (IP) 65
Garansi : 3 tahun
Dimensi :
Tinggi 3 Meter Diameter 3.5 Meter
Tinggi 4 Meter Diameter 3.5 Meter
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Diameter 30 Cm include Assesories
Konsumsi Daya Watt : 1.2 Watt/pc
CCT ( Kelvin): 2700 K 5500 K
Power Factor: 0.9
CRI (Ra) : 80
Luminous Flux (lm) : 35-50 lm/W
Lifetime: 50.000 jam
Memiliki Konfigurasi Penyalaan sampai 5 model
Tingkat Proteksi: (IP) 68
Garansi : 3 tahun
Master
Control
Box,Control
Box,
SignalAmplifier,Power
Supply,Software
&
Programing,Waterproof Panel.Suport Material dan
Stabilizer. Merupkan satu kesatuan yang mendukung
berfungsinya lampu Ferris Whell secara maksimal
MCCB, MCB:
Sekualitas MG atau Shenaeder. ]
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Memenuhi standard PLN dan/atau LMK.
Dengan ukuran pembatas arus; 6-50A.
Icn = 4.5kA.
Kurva C (magnetis trip 5 dan 10 ln).
TIMER SWITCH :

Page 23 of 70

Tegangan nominal: 230V 10%


Temperatur ambien yang diijinkan: -20C - +50 C
Akurasi timer = 1 detik/hari pada temperatur 20C
power reserve (backup batteray) minimal 72 jam dalam
kondisi penuh
Minimum switching interval 30 menit
Override manual switching on/off tanpa mempengaruhi
sequence
Terdapat permanent switch on/off
Mempunyai indicator switching status
MAGNETIK KONTAKTOR :
Standard Industri Indonesia
Memenuhi standard PLN dan/atau LMK.
3 Kutub
AC3 380V
Masing-masing phase mampu dialiri 20 32A
Mampu dialiri tegangan 220-240 V.
12

Power Amplifier

Voltage 200 V 230 V ,Daya 120 Watt

1.2. SPESIFIKASI TEKNIS ELEKTRIKAL


Pasal 1
Pendahuluan
1.1.Syarat Umum
1. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan Pengadaan,
Pemasangan (Instalasi) dan Pengujian System secara keseluruhan sesuai
dengan gambar dan Rencana Kerja dan Syarat syarat sehingga dapat
bekerja dan berfungsi dengan baik.
2. Syarat-syarat Umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila
ada beberapa klausul dari Syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam
Persyaratan Teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul
tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari
Syarat-syarat Umum. Klausul-klausul dari Syarat- syarat Umum hanya
dianggap tidak berlaku bila dinyatakan secara tegas dalam Persyaratan
Teknis.
3. Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan
segala pekerjaan, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan
untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh
sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
4. Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar
Teknis yang menyertainya. Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya
disebutkan di dalam salah satu dari kedua dokumen tersebut, maka
Pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
5. Yang menjadi dasar utama sehingga suatu pekerjaan berhasil dalam
mencapai target, mutu, waktu dan biaya, maka seorang pelaksana
lapangan harus menguasai Sistem pekjaan secara menyeluruh.
Gambar kerja yang akan dilaksanakan. Spesifikasi teknis yang telah
ditentukan. Standard dan peraturan yang berlaku.

Page 24 of 70

Petunjuk dan ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik


pembuat, baik untuk peralatan maupun material.
Koordinasi dengan pekerjaan terkait lainnya seperti struktur, arsitektur
mekanikal dan elektrikal sendiri.
6. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam
bidangnya, agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi,
yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Mengerti dan menguasai lingkup pekerjaan yang akan
dikerjakan. Mempunyai alat kerja yang memadai.
o Mudah diberi pengarahan.
Dapat melakukan koordinasi dengan
tenaga kerja lain. Terampil.
Mempunyai sertifikat untuk tenaga kerja spesialis penyambungan
kabel tegangan menengah.
7. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap
jadwal atau urutan pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian
proyek secara keseluruhan pada waktu yang telah ditetapkan.
8. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang diserahkan oleh Pemborong harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan
dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi yang dilakukan
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek
sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan / peralatanperalatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara
nyata dalam Persyaratan Teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam Gambar-Gambar Teknis.
9. Pemborong harus dapat menunjukkan surat pernyataan dari pihak
pemasok barang / komponen yang akan terpasang kepada Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas, bahwa barang tersebut merupakan barang
originaldan bukan barang produksi tiruan dengan menggunakan merek
yang sama.
10. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk
penyelesaian pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
11. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada,
agar dapat mengetahui hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi
pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Pemborong wajib mengajukan saran
penyelesaian kepada Konsultan Pengawas, paling lambat satu minggu
sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
12. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syaratsyarat yang diperlukan dengan Pemborong lainnya, sehingga peralatanperalatan Mekanikal & Elektrikal dapat dipasang pada tempat dan ruang
yang telah disediakan.
13. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus memeriksa dan memahami
pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini,
apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain tersebut dapat
mempengaruhi kualitas pengerjaan Pemborong itu sendiri.
14. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus membuat Rencana Kerja
dengan jadwal yang disesuaikan dengan Pemborong yang lain. Apabila
terjadi sesuatu perubahan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran
perubahan / perbaikan.
15. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Pemborong wajib menyerahkan

Page 25 of 70

Gambar-Gambar Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh


persetujuan dari Pemberi Tugas. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas minimal dalam waktu 2 (dua) minggu
sebelum instalasi dilaksanakan.
16. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat peralatan tersebut. Untuk itu, Pemborong harus membuat
dan menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci sebelum
melaksanakan pekerjaan.
17. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin
menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik, maka Pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan / perbaikan. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian
yang mungkin ditimbulkannya.
18. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Pemborong harus memberi
tanda-tanda (misalnya dengan pensil atau tinta merah) pada dua set
gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada rancangan instalasi
semula.

1.2.

Standardisasi dan Aturan Yang Harus Diikuti


Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor yang harus mengikuti
segala aturan dan standard yang berlaku dan dilengkapi dengan segala
peralatan untuk kesempurnaan operasi, kemudahan pengaturan dan
perawatan, keamanan operasi sistem sesuai dengan salah satu atau lebih dari
peraturan peraturan yang tertulis dibawah ini.
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2. Standard Nasional Indonesia ( SNI )
3. Standard Konnstruksi / Normalisasi PLN
4. Peraturan-peraturan PLN/Jawatan Keselamatan Kerja Setempat.
5. ANSI, American Nastional Standard Organization
6. ASME, American Society of Mechanical Engineering
7. ASTM, American Society of Testing of Material
8. BS, Britis Standard Institution
9. ISO, International Standardization Organization
10. JIS, Japanes Industrial Standard
11. JEC, Japanis Electroteknical Commette
12. JEM, Japanes Electric Machine Industry Association.
13. NEC, National Electric Codes
14. NEMA, National Electric Manufactures Associaton
15. NFPA, National Fire Protection Association
16. NFPA 2001, Clean Agent Fire Suppression System
17. NFPA 70, Electric Code
18. NFPA 72, National Fire Alarm Code
19. NPC, National Plumbing Codes
20. PPI, Pedoman Plambing Indonesia
21. SII, Standard Industri Indonesia
Page 26 of 70

22. SKBI, Standard Kontruksi Bangunan Indonesia


23. SMACNA, Sheet Metal and Air Conditioning Contractor National
Assosociation
24. PPI Pedoman Plambing Indonesia
25. UnderwritrsoratoriesaListed (U.L) - USA
26. Factory Mutual (FM) Approved - USA
27. Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
28. Peraturan Depnaker tentang Keselamatan tenaga kerja
29. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
30. Peraturan dari Pemerintah Daerah
31. Semua Peralatan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah disesuaikan
untuk tegangan kerja 220 / 380 Volt, 50 Hz
32. Semua peralatan jaringan Distribusi Tegangan Menengah disesuaikan
untuk Tegangan kerja 20 KV, 50 Hz.
33. Data teknis dari produk dibidang Peralatan Tata Suara, Telepon dan
Fire Alarm yang dibuat oleh pabrikpabrik di berbagai Negara.
34. Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti
standar dan peraturan dari ITU-T atau PT. TELKOM.
Kontraktor diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan
yang tertulis pada peraturan- peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit
mesin atau peralatan yang dipasangnya.Bila terjadi kesimpang-siuran dalam hal
standard yang harus diikuti, kontraktor harus melapor pada Konsultan Pengawas
untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut.Bila konsultan Pengawas tidak dapat
memutuskan hal tersebut maka pengambil keputusan akan diserahkan kepada
Instansi / Badan yang berwenang (local Authority Having Jurisdiction).
Penentuan standard yang setara :
a. Dalam penentuan dan persetujuan untuk standard yang diikuti atau standard
yang disebut oleh material, peralatan, unit mesin dan lainya, kontraktor harus
dapat menunjukkan dan menyerahkan copy dari standard yang dianut / disebut
oleh material, peralatan, unit mesin dan lainnya untuk diperiksa dan diteliti oleh
konsultan pengawas sebelum dikeluarkan persetujuan.
b. Apabila standard yang diikuti ternyata memberikan persyaratan yang lebih
ringan atau lebih rendah maka standard tersebut dinyatakan sebagai
standard yang tidak setaraf dengan standard yang ditentukan oleh
persyaratan teknis ini.
c. Segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuktian dan pemeriksaan ini
menjadi tanggung jawab kontraktor yang bersangkutan.
d. Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain diluar proyek, kontraktor harus
menyelesaikan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
dari lembaga penguji tersebut dalam waktu secepatnya sehingga tidak
menghambat jadwal pelaksanaan proyek.
1.3.Gambar - Gambar
1. Gambargambar desain dan persyaratan persyaratan ini merupakan
suatu kesatuan yang melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambargambar system ini menunjukan secara umum tata letak dari
Page 27 of 70

peralatannya, sedangkan instalasinya harus dikerjakan dengan


memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan
juga kemudahan dalam perawatan dan maintance jika peralatan tersebut
sudah dioperasikan.
3. Gambar instalasi menunjukan secara teknis pekerjaan instalasi yang harus
dilaksanakan dimana dicantumkan ukuran dan bahan serta keterangan lain
yang diperlukan.
4. Gambargambar Arsitektur dan Struktur Sipil, harus dipakai Referensi untuk
pelaksanaan maupun detail finishing dari instalasi.
5. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak
ditunjukan dalam gambar atau sebaliknya harus dipasang atas beban
kontraktor, seperti halnya pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi dan
ditunjukan dalam gambar.
6. Kontraktor pelaksana diwajibkan memeriksa gambar terhadap kemungkinan
adanya kesalahan atau ketidakcocokan dalam hal yang berhubungan
dengan fabrikasi maupun pelaksanaan pemasangan. Hal tersebut harus
dibuat List Daftar Kesalahan / Ketidakcocokan dan diajukan sebelum
pemasukan penawaran. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka
kontraktor dianggap sudah memahami system secara keseluruhan. Bila
dikemudian hari diadakan penyesuaian oleh Pemberi Tugas yang
mengakibatkan perubahandalam pelaksanaan, maka menjadi kewajiban
ubnutuk melaksanakannya tanpa adanya biaya tambahan.
7. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan
gambar kerja dan detail kepada Pemilik / Pengawas untuk dapat diperiksa
dan disetujui terlebih dahulu.
8. Gambar kerja harus termasuk catalog / literature data dari Pabrikan, data
ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat dari perusahaan
yang memberi pelayanan pemeliharaan dan mempunyai suku cadang yang
ready stock.
9. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar gambar instalasi terpasang
dengan disertai dengan buku cara pengoperasian dan instruksi perawatan,
serta harus diserahkan kepada Pemilik / Pengawas.
10. Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan pekerjaan lainnya yang
sifatnya memelukan persetujuan dari instansi terkait, Kontraktor wajib
menyiapkan gambar system dan instalasi yang diperlukan untuk diperiksa
dan disahkan oleh Instansi terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku.
11. Data dari setiap system harus menunjukan pemasangan yang lengkap dari
seluruh koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan system yang
sebenarnya, penyerahan yang sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.
Gambar Shop Drawing harus dibuat sebanyak 3 ( tiga ) set.
12. Hal-hal yang menyangkut perubahan gambar pelaksanaan di lapangan baik
ukuran / konstruksi kontraktor wajib mengajukan pertanyaan dan alternative
penyelesaian atau Shop Drawing yang dikehendaki untuk mendapat
persetujuan dari Pemilik / Pengawas dan dilakukan setidaknya 2 ( dua )
minggu sebelum pelaksanaan sehingga tidak berakibat pada kesalahan
dalam pelaksanaan.
13. Kontraktor wajib wajib membuat gambar instalasi terpasang ( As Built
Drawing ) pelaksanaan.engawas dan dilakukan setidaknya 2 ( dan
kelengkapan yang harus disertai kepada Pemberi Tugas pada saat
penyerahan pertama dalam bentu Soft Copy ( CD / Cad Drawing ) dan Hard
Copy masing-masing rangkap 3 ( tiga ) dijilid dan dilengkapi dengan daftar
isi dan data notasi.

Page 28 of 70

1.4.Bahan dan Contoh


1. Bahan / meterial / peralatan yang digunakan dan dipasang pada pekerjaan
harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat.
2. Semua bahan yang dipergunakan diusahakan produksi dalam negeri,
sejauh mana masih memenuhi persyaratan teknis dan standard yang
ditentukan.
3. Kelambatan pekerjaan dan segala akibatnya, yang terjadi akibat
keterlambata pengajuan maupun pengajuan ulang menjadi tanggung
jawab dan beban kontraktor.
4. Kesalahan pemilihan ukuran dan kapasitas equipment menjadi tanggung
jawab kontraktor.
1.5.Jaminan dan Garansi
1. Jaminan atas material / bahan peralatan dan unit mesin.
Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari kerusakan baik
atas kesalahan pabrik, kerusakan akibat kesalahan bahan, kerusakan
akibat kesalahan dalam pengiriman mapun kerusakan selama jangka waktu
3 ( tiga ) tahun kalender terhitung sejak material tersebut dibeli.

c.
d.

e.
f.
g.

2. Jaminan atas hasil pekerjaan dan masa pemeliharaan.


Kontraktor harus menjamin atas hasil pekerjaan dengan membuat
surat jaminan secara tertulis dengan uraian sebagai berikut :
a. Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan
manual dari QMS (Quality Management System)
b. Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa mengurai
atau menghilangkan bahan bahan atau peralatan peralatan yang
seharusnya disediakan walaupun tidak disesuaikan secara nyata dalam
buku ini atau tidak dinyatakan secara tegas dalam gambargambar
yang menyertai buku ini.
Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab
Kontraktor.
Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi ditetapkan selama
6 (enam) bulan setelah barang diserahkan kepada Pemilik / Pengawas, ytang meliputi :

Performance system secara keseluruhan.

Pelatihan secara Cuma Cuma terhadap Pemilik Gedung (Tenaga


Teknik) terkait Cara Pengoperasian Peralatan dan Maintenance
Praktis sehingga menjadi operator yang terampil.
Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau
berfungsi kurang baik maka Pemborong harus segera memperbaiki atau mengganti
peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik.
Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
h. Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan
teguran dari Pemilik / Pengawas atas perbaikan / penggantian /
penyetelan yang diperlukan, maka pihak Pemilik / Pengawas berhak
menyerahkan perihal tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor
pelaksana.
3. Klaim atau tuntutan.
Page 29 of 70

a. Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya,


PEMBERI TUGAS harus bebas dari segala tuntutan / klaim atas hak
hak khusus seperti hak patent, lisensi dan sebagainya.
b. Bila ada hal hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib mengurus
dalam arti menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang
berhubungan dengan hal tersebut diatas beban biaya ditanggung
kontraktor.
4. Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat menunjukkan :
a. Sertifikat Keaslian Barang ( Original )
b. Sertifikat Mutu dan Kualitas Barang ( Quality )
c. Sertifikat Keamanan ( Safety Inspector )
d. Sertifikat Welding Inspector
e. Garansi material, Service dan Sparepart serta Surat Dukungan dari
Agen Tunggal di Indonesia ( Bermeterai cukup )
5. Hal hal yang berkaitan tersebut diatas harus disertakan bukti data ( 1 kopi
dilampiri Data Asli )
1.6.Kelengkapan Yang Harus Diserahkan
Harus diserahkan sebelum dimulai pekerjaan, sebagai berikut :
1. Selambat lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum dimulai pelaksanaan dalam
arti pemesanan barang atau pembuatan barang / instalasi atau
pemasangan, kontraktor harus menyerahkan barang-barang yang diuraikan,
antara lain :
a. Katalog, Data teknis dan test Report untuk persetujuan material.
b. Instalasi Instruction (Buku Petunjuk manual Pengoperasian) untuk
persetujuan terhadap cara - cara pemasangan.
c. Shop drawing untuk persetujuan terhadap rencana instalasi dan cara cara peasangan yang akan dilakukan / dikerjakan / dilaksanakan.
d. Contoh contoh bahan dan barang - barang untuk persetujuan terhadap
bahan dan barang-barang yang diperoleh / didapat secara lokal seperti
misalnya armature lampu, tabung lampu, starter, saklar, kabel, pipa,
pompa dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan dari Konsultan
Pengawas.
e. Yang selanjutnya kepada Pemilik / Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka kontraktor
harus segera mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada
Pemilik / Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
1.7.Sistem Koordinasi
1. Kontraktor harus mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pekerjaan
Kontraktor lain (Struktur & Arsitektur) untuk menghindari pekerjaan
pembongkaran / pekerjaan ulang dan gangguan yang dapat memperlambat
jalannya pekerjaan.
2. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus menempatkan
Page 30 of 70

seorang atau lebih pemimpin lapangan perpengalaman, dapat


berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta
mewakili kontraktor, menerima perintah dan petunjuk Pemberi Tugas /
Pengawas lapangan dan segera melaksanakannya bila diperlukan.
3. Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala ( harian / mingguan ) yang
memberikan gambaran tentang kegiatan proyek. Misalnya :
a. Jadwal waktu pelaksanaan
b. Kegiatan pelaksanaan
c. Prestasi kegiatan fisik
d. Catatan perintah / petunjuk Pemberi Tugas / pengawas lapangan yang
disampaikan secara lisan maupun tertulis.
e. Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.
4. Kontraktor juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang berupa fotofoto pelaksanaan pekerjaan, dibuat berwarna, minimal ukuran postcard dan
disusun dalam album. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan hendaknya dibuat berdasarkan petunjuk dari
Pemberi Tugas dan minimal dilakukan sebanyak 4 (empat) kali setiap
peristiwa selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor harus menempatkan seorang Penanggung jawab Pelaksanaan
(Mekanikal & Elektrikal) yang ahli dan berpengalaman dan yang
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan serta harus selalu berada di Site Proyek.
6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ini menghalangi pekerjaan lain,
maka sesuai akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.8.Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam
rangka pemasangan Instalasi ini maupun pengembaliannya seperti
keadaaan semula adalah termasuk tanggung jawab pekerjaan Pemborong
Instalasi ini.
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari
Pemberi Tugas / Pengawas.
3. Pengelasan, Pengeboran dan sebagainya pada Konstruksi Bangunan
hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh ijin / persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas / Pengawas.
1.9.Pencapaian Peralatan Untuk Service
1. Semua peralatan utama ataupun bantu dalam prinsip pemasangannya
harus mudah untuk bisa diamati, termasuk juga accessories pipa dan duct
seperti valve, clean out, damper, filter, venting dll.
2. Untuk itu Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi
yang terbaik dari peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau
ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
3. Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Pihak Owner (bila
ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (access panel) untuk setiap
peralatan dan asessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
4. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang
Page 31 of 70

diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel
tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories dan kaitannya
dengan arsitek interior, perlu dibicarakan dengan pihak Owner untuk
disetujui.
1.10.

Proteksi

1. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus


dilakukan proteksi yang baik terhadap cuaca dan harus diusahakan agar
selalu dalam keadaan bersih.
2. Semua ujung-ujung pipa konduit dan bagian-bagian peralatan yang tidak
dihubungkan harus diberi pelindung, disumbat, atau ditutup dengan baik
untuk mencegah masuknya kotoran.
3. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi
peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum
terpasang bila diperkirakan bisa rusak atau cacat karena tidak dilakukan
perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa
diterima (serah terima belum 100%)
4. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan di adjust
kembali untuk membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi
dengan baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak
dilakukan perlindungan yang benar
adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima
belum 100%).

1.11.

Pengecatan

1. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena
pengangkutan / pengapalan atau pemasangan harus segera diperbaiki dan
dicat dengan warna aslinya sehingga nampak seperti baru kembali.
2. Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng
yang di galvanis harus dicat dasar dan cat finish.
3. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease,
minyak dan segala kotoran yang melekat.
4. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat
finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer.
5. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam
pengangkutan, penyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali
sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pihak Owner.
6. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
1.12.

Sleeve, Peralatan Yang Tertanam

1. Peralatan Bantu, Sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau


menembus concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai
petunjuk dagang. Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan
tersebut harus dikonsultasikan dengan Manajer Proyek /MK dan disertai
gambar detail.
Page 32 of 70

2. Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve


dengan clearance 20 mm (3/4)jika duct atau pipa berisolasi, clearance
tetap dibutuhkan 20 nn (3/4)antara isolasi dan sleeve. Sleeve yang
menembus atap lantai.
3. Setelah pemasangan pipa atau duct clearance harus diisi dengan sealant
tahan api.
1.13.

Penomoran, Nama Peralatan / Assesories

Semua peralatan terpasang dan asesoriesnya harus diberi kode nama


peralatan dan nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan
atau data sheet atau sebagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada
peralatan atau asesories yang belum mempunyai kode nama dan nomer,
kontraktor wajib mengusulkan kepada manajer proyek / MK dan ini semua
sudah harus tercantum dalam as-built drawing.
1.14.

Penjagaan

1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus


selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan, mesin dan alatalat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang
tersebut diatas, menjadi tanggung jawab pemborong.
1.15.

Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan

1. Pemborong harus selalu menjaga keadaan ruang kerja mereka dalam


keadaan bersih dan baik selama tahap konstruksi.
2. Semua sampah dan bahan yang tidak berguna lagi harus diangkut ke luar
site.
3. Pada saat penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus memeriksa seluruh
pekerjaan, meninggalkannya dalam keadaan rapih, bersih dan siap pakai.
4. Selama Pelaksanaan Pekerjaan berlangsung, Kantor, Gudang, los kerja
dan tempat pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu dalam keadaan
bersih.
5. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam
gudang maupun di luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar
memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari
bagian lain.
6. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh
Pemberi Tugas pada waktu pelaksanaan.
7. Guna semua keamanan pekerjaan, peralatan dan bahan / material di
proyek, Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan secukupnya
disekitar proyek.
8. Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran yang mungkin terjadi.
9. Kontraktor harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan proyek,
antara lain tidak akan menyebabkan gangguan lalu lintas umum, tidak akan
mengganggu ketenangan penduduk / masyarakat disekitarnya dan tidak
akan mengganggu pekerjaan dari Rekanan lain.
10. Selama peralatan dan material disimpan di lapangan, kontraktor harus:
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua peralatan dan
material yang ada di site.
Page 33 of 70

b. Memisahkan material yang mudah terbakar dengan material yang


tidak mudah terbakar.
c. Menyediakan alat pemadam api ringan minimal 2 x 10 kg pada
Pemberi Tugas Kit dan Gudang Penyimpanan.
1.16.
Perbaikan dan Pembersihan
Kontraktor harus melakukan dan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan
perbaikan dan pemberisihan, antara lain :
1. Perbaikan kembali akibat adanya pembobokan.
2. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
3. Melaksanakan pembersihan lapangan dan lain-lainya serta tempat
pembuangannya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
1.17.

Penyimpangan di Lapangan

1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan


dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Pemberi Tugas / Pengawas.
2. Kontraktor harus menyerahkan gambar setiap perubahan yang ada
kepada pihak Konsultan Pengawas.
3. Perubahan material dan lainnya harus diajukan kontraktor kepada Pemberi
Tugas / Pengawas secara tertulis dan akibat tersebut ( pekerjaan
tambah/kurang ) harus disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas secara
tertulis.
1.18.

Pengujian di Pabrik

Semua peralatan harus melalui pengujian di pabrik sebelum dikirim serta


kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujiannya kepada Pemberi
Tugas/ Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap.

1.19.

Kecelakaan dan Peti PPPK

1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan


ini, maka Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna
kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut
kepada Instansi dan Departemen yang bersangkutan / berwenang (dalam
hal ini Polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan mempertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama harus selalu ada di tempat pekerjaan.
1.20.
Testing & Comissioning
1. Petunjuk Umum
a Prosedur Pengujian

Kontraktor harus mengajukan rencana dan prosedur pengujian


kepad Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan.

Metode pengetesan dan pengujian harus mengikuti standar teknis


yang berlaku

Page 34 of 70

Sebelum Testing & Comissioning dilaksanakan, Kontraktor wajib


mengajukan terlebih dahulu Program ( Jadwal ) Testing &
Comissioning.

Kontraktor harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan


dilakukan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pengujian,
Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian tersebut
kepada Pengawas untuk disetujui.
b. Pencatatan

Kontraktor harus melakukan pencatatan yang baik terhadap


pengetesan dan pengujian. Kontraktor harus menyerahkan hasil
pengetesan dan pengujian kepada Konsultan Pengawas.

Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang


dianggap perlu dan / atau yang dimintai oleh pihak Pemilik /
Pengawas untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang diminta.
c. Saksi dan Tenaga Ahli

Semua pengetesan dan pengujian yang dilakukan oleh kontraktor


harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas

Jika diperlukan Testing & Comissioning harus dilakukan oleh Tenaga


Ahli yang ditunjuk oleh Pabrikan perangkat tersebut atau oleh
tenaga ahli yang pernah mendapat pendidikan dan sertifikat khusus
untuk maksud tersebut maka pihak Pemilik / Pengawas berhak
menyerahkan perihal tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
d. Peralatan, material dan Alat pengujian

Kontraktor harus menyediakan semua alat ukur yang diperlukan


untuk pengetesan dan pengujian. Alat-alat tersebut harus sudah
dikalibrasi oleh institusi yang berwenang.

Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami


kerusakan / cacat / salah harus diganti / diperbaiki dan testing
comissioning diulangi untuk operasi sesungguhnya secara tepat dari
seluruh sistem.

Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan


untuk mengadakan Testing dan Commissioning tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang


sempurna yang diketahui pada saat Pemeriksaan / Pengujian harus
segera diganti dengan yang baru / disempurnakan sampai dapat
berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang ada.
e. Biaya

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua biaya dan


fasilitas yang diperlukan untuk pengetesan dan pengujian.
f.

Pengujian Ulang
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan
Page 35 of 70

yang ada, kemudian melakukan pengujian berhasil dengan baik.


2. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk
peralatan sistem kepada Pengawas.
3. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil dengan
baik dan dapat diterima oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
4. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat
berfungsi baik dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana,
maka Kontraktor diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan
standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam peraturan /
Spesifikasi Peralatan.
5. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas
Lapangan yang ditunjuk Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur
seminggu sebelumnya atau atas persetujuan bersama.
1.21.

Masa Pemeliharaan

1. Semua pekerjaan elektrikal termasuk bahan dan peralatan harus dipelihara


Kontraktor Pelaksana selama masa pemeliharaan, sejak penyerahan
pertama dari pekerjaan.
2. Selama masa pemeliharaan tersebut semua peralatan dan pekerjaan yang
tidak baik harus secepatnya diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor
Pelaksana atas biaya sendiri.
3. Selama masa pemeliharaan ini kontraktor pelaksana pekerjaan instalasi ini
diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan kerusakan dari pada
instalasi yang dipasangnya tanpa ada tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan tersebut kontraktor pekerjaan instalasi ini
masih harus menyediakan tenaga tenaga yang diperlukan . Dalam masa
pemeliharaan kontraktor masih bertanggung jawab penuh terhadap
seluruh
instalasi yang dilaksanakan.
5. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti bukti hasil
pemeriksaan baik (goed keuring) yang ditanda tangani bersama oleh
instalatir yang melaksanakan pekerjaan tersebut juga Konsultan Pengawas
serta perlu disyaratkan juga oleh jawatan keselamatan kerja.
6. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, kontraktor pekerjaan instalasi ini
tidak melaksanakan teguranteguran atau perbaikanperbaikan terhadap
kekurangan selama masa pemeliharaan, maka konsultan Konsultan
Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut
kepada pihak lain atas biaya kontraktor pekerjaan instalasi tersebut.
7. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, kontraktor harus medidik / melatih
karyawan / petugas dari pemilik sehingga mengenai sisten instalsi dan
dapat menjalankan serta melaksanakan pemeliharaannya.

Page 36 of 70

8. Pemeriksaan rutin selama masa pemeliharaan ini, dilaksanakan tidak


kurang dari 2 (Dua) minggu sekali.
1.22.

Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan & As Build Drawing

1. Sebelum melakukan serah terima pekerjaan instalasi, kontraktor harus


membuat dan menyerahkan dokumen secara detail dan lengkap. Petunjuk
Pengoperasian dan Perawatan (Operation & Manual / OM)dalam format
bahasa Indonesia dan gambar terlaksana (As Build Drawing), terdiri dari 1
(satu) set asli dan 3 (tiga) set copy dokumen tersebut harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas sebelum tanggal serah
terima pekerjaan instalasi.
2. Operation & Manual setidaknya harus berisi sebagai berikut :
a. Tulisan pada cover :

Judul dokumen

Nama Proyek

Nama Paket Pekerjaan

Nama dan alamat kontraktor.

b. Pada lembar pertama halaman dalam harus tertulis sama dengan


tulisan pada cover tetapi ditambahkan Nama contact persondan nomor
telepon yang mudah dihubungi pada saat emergency.
c. Daftar Isi
d. Penjelasan ringkas instalasi
e. Daftar peralatan lengkap peralatan instalasi yang dipasang
f. Petunjuk pemakaian secara detail
g. Petunjuk perawatan dan pelacakan kerusakan secara detail untuk
seluruh instalasi, termasuk rekomendasi skedul periode perawatan
h. Hasil Test and Commissioning
i. Daftar peralatan lengkap dengan alamat, nomor telepon dan contact
person supliernya.
j. Data data teknis peralatan dalam ukuran maksimum A-3 misalnya,
gambar dan wiring diagram, kurva karakteristik / performance dari
peralatan dll.
k. Daftar gambar as build drawing.
3. Operation & Manual harus dibuat pada format kertas A-4 kecuali jika berupa
gambar bisa ukuran lain, mudah dibaca, susunan halaman dukumen harus
konsisten terhadap urutan daftar isi. Operation & Manual yang telah
disetujui harus dijilid dengan hard covrdngan kualitas warna, tulisan dan
tinta copy yang baik untuk disimpan dalam jangka panjang.

Page 37 of 70

4. Untuk gambar terlaksana harus termasuk gambar gambar diagram. Gambar


yang berukuran diatas A-3 harus diserahkan dalam bentuk 3 (tiga) copy
ukuran A-3 dan 1 (satu) set asli sesuai ukuran. Untuk ukuran besar harus
digulung didalam tabung gambar dan dilengkapi dengan label gambar.
5. Digital file sebanyak 2 copy pada Compact Disk, dokumen yang berupa foto
lengkap dengan negative film / digital file nya harus termasuk yang harus
disertakan pada Operation & Manual.
1.23.

Penyerahan, Pemeliharaan, Pelatihan dan Jaminan


Penyerahan, Pemeliharaan, Jaminan dan Pelatihan harus dilakukan sebagaian
dari rangkaian penyelesaian pekerjaan.
1. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.
a. Pada saat penyerahan pekerjaan, Kontraktor harus:
Menyerahkan gambar-gambar jadi (as build drawing), dalam bentuk
gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk soft copy (dalam
media Compack Disk / Cad Drawing) sebanyak 1 (satu) set kepada
Pemberi Tugas dan kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set gambar
jadi, bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan
maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan 100 %.
b. Training

Kontraktor harus memberikan training (teori dan praktek) mengenai


cara pengoperasian dan perawatan peralatan kepada minimal 3
orang petugas teknik yang ditunjuk oleh pemilik sampai cakap
menjalankan tugasnya.

Kontraktor harus mengajukan rencana training tersebut terlebih


dahulu kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas dan
mengajukan rencana pendidikan / training ini kepada Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu sebelum waktu pelaksanaan.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala biaya yang


diperlukan untuk training tersebut.

c. Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog


Suku Cadang

Kontraktor harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi


Tugas dan Konsultan Pengawas sbg berikut :
- 1 (satu) set Kertas Kalkir dan 5 (lima) set Cetak Biru, ukuran A1
- 1 (satu) set soft copy

Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan


perawatan peralatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Pemberi Tugas dan Pengawas.

Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set buku petunjuk operasi


Page 38 of 70

dan perawatan peralatan yang terpasang yang dibuat dalam bahasa


Indonesia kepada Pemilik, dan sebuah singkatan dari buku petunjuk harus
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding
dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas.
d. Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog Suku
Cadang
Kontraktor harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas

Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan


perawatan peralatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.

Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku catalog suku cadang dari
peralatan yang dipasang kepada Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
e. Pemeliharaan dan Garansi:

Kontraktor harus menggaransi semua peralatan dan instalasi yang


dipasang selama 1 (satu) tahun setelah serah terima pertama.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak


selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya
penggantian perawatan selama masa garansi merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply dan juga


terhadap sistem, minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah terima kedua.

Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala


kerusakan untuk selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan garansi


dengan memperhitungkan kedalam harga satuan sebagai resiko
keterlambatan dalam menyelesaikan pembangunan.

Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barangbarang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu
180 (seratus delepan puluh) hari setelah proyek ini diserahkan terimakan.

Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja selama
masa perawatan untuk mengoperasikan / merawat peralatan dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk melakukan
pemeriksaaan selama masa pemeliharaan.

Apabila terjadi gangguan dan atau kerusakan selama masa garansi, maka
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam Pemborong harus dapat
mendatangkan tenaga ahlinya untuk mengatasi gangguan tersebut setelah
Page 39 of 70

mendapatkan laporan / konfirmasi dari pemilik proyek.


2. Perijinan.
a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan
dan biaya Kontraktor.
b.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang


dipatenkan serta kemungkinan tututan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan
untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal
tersebut diatas.

c.

Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi yang


diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pemberi Tugas /Konsultan Manajemen
Konstruksi atau pihak ditunjuk, sebelum penyerahan dilakukan.
d. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan
melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
e. Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang
dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
permintaan ijin tersebut.

Pasal 2
Instalasi Penerangan dan Tenaga
2.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik adalah pemasangan dan pengadaan termasuk
testing dan comissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahanbahan pembantu dan lain-lainnya seperti yang diterangkan dalam Bab
terdahulu, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama siap untuk digunakan, baik instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
1. Panel
a. Panel Utama Gedung ( MDP )
b. Panel Pembagi ( PP-Panel Pembagi )

Page 40 of 70

2. Kabel
a. Pemasangan kabel daya dari Panel Utama Tegangan Rendah ( PTUR )
Gedung ke Panel Utama Gedung (MDP) termasuk seluruh peralatan
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi.
b. Kabel daya dari Panel Utama Gedung (MDP) ke seluruh Panel Pembagi
(PP)
termasuk seluruh peralatan - peralatan
dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.

bantu yang

c. Kabel pembagi dari Panel Pembagi Lantai ke masing - masing jaringan


instalasi termasuk seluruh peralatan - peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
d. Pemasangan kabel instalasi penerangan dan tenaga.
3. Instalasi kabel & konduit dari sub panel ke titik-titik beban yang dilayaninya
atau dari
panel penerangan titik lampu atau dan outlet outlet penerangan seperti
yang tercantum pada gambar perencanaan.
4. Pemasangan titik lampu atau armature lampu ( Lighting Fixtures ) termasuk
yang dilengkapi emergency baterai dan outlet outlet penerangan (saklar)
serta tenaga (stop kontak) seperti yang tercantum pada gambar
perencanaan. Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua
supplier produk harus menyertakan perhitungan pencahayaan dengan
sampling area untuk menunjukkan kontur isoline dari penyebaran distribusi
cahaya, kurva fotometrik termasuk Light Output Ratio LOR, DLOR, ULOR
& TLOR, supplier juga harus menyertakan jaminan keaslian produk dan
garansi untuk semua tipe armature.
5. Perawatan dan peralatan dari panel kepemakaian .
6. Pengadaan dan pemasangan instalasi grounding instalasi listrik yang
termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang
elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang
menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda
pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
7. Pemasangan instalasi lain / peralatan bantu / pendukung lainnya yang
diperlukan
untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak
disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan dan
Persyaratan Teknis.
2.2.Ijin Kerja Instalatir / Kontraktor
Instalatir / sub Kontraktor yang akan mengerjakan Pekerjaan ini diharuskan :
Page 41 of 70

1. Mempunyai surat ijin kerja Instalatir Listrik (SIKA) tahun kerja yang
berlaku dengan Pas. Instalatir Kelas C. dari Instansi terkait.
2. Mempunyai Tanda Lulus Prakualifikasi (Tanda Daftar Rekanan) untuk tahun
kerja yang berlaku, sesuai dengan KEPPRES No.80 Tahun 2003.
3. Sudah berpengalaman dan dapat menunjukkan Surat Kemampuan
Pengalaman Kerja dalam mengerjakan pekerjaan yang sejenis.
2.3.GambarGambar Instalasi
1. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
2. Gambar- gambar instalasi menunjukkan secara teknis pekerjaan instalasi
yang harus dilaksanakan dimana dicantumkan ukuran bahan-bahan
instalasi serta keterangan lain yang diperlukan.
3. Pelaksanaan dilapangan selain yang tertera pada gambar disesuaikan
dengan kondisi lapangan atas petunjuk direksi / pengawas lapangan
secara tertulis / lisan.
4. Bila kontraktor menganggap perlu adanya perubahan ukuran / konstruksi
dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan mengajukan alternatif atau Shop
drawing yang dikehendaki dan mendapat persetujuan dari Pengawas /
Pemilik Proyek.
5. Segala perubahan yang disengaja dilakukan kontraktor tanpa ijin Direksi /
Pengawas lapangan adalah resiko Kontraktor.
6. Bila nantinya tidak disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan maka
terpaksa harus dibongkar. Kontraktor hal ini tidak diperkenankan menuntut
ganti rugi.
7. Seluruh pola pemasangan armatur / fixture dan soket & outlet disesuaikan
dengan gambar desain arsitektur atau sesuai petunjuk direksi / Pengawas
lapangan.
2.4.Pelaksanaan Pekerjaan
1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga ahli yang
sudah berpengalaman.
2. Pelaksana yang dianggap tidak cukup ahli / perpengalaman oleh Direksi /
Pengawas Lapangan, harus segera diganti dengan orang lain setelah
mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
3. Kontraktor harus menempatkan seorang Supervisor yang ahli,
berpengalaman dan profesional untuk masing-masing bidang yang
bertanggung jawab untuk menjadi supervisi, management proyek.
Page 42 of 70

4. Tenaga kerja harus berpengalaman dan ahli di bidangnya, bila tidak


berpengalaman & ahli harus diganti. Bila tidak dihiraukan pengawas akan
mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
5. Segala sesuatu yang diperlukan guna kesempurnaan pekerjaan harus,
dilengkapi sesuai permintaan pengawas dengan biaya dibebankan kepada
Kontraktor.
2.5.Persyaratan Bahan
1. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut
dalam lingkup pekerjaan kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk
mendapat persetujuan sebelum dipasang. Apabila hal tersebut tidak
memungkinkan, minimal brosur spesifikasi teknis harus ditunjukkan dan
disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
2. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta
peralatan kerja (gudang) agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
3. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan
umum, Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran serta
mengganggu lalu lintas.
4. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau
menolak peralatan yang tidak memenuhi syarat.
5. Bila pelaksanaan pekerjaan telah
segera

selesai, maka kontraktor

harus

mengeluarkan atau memindahkan peralatan tersebut, kerusakan akibat


penggunaan peralatan kerja tersebut harus diperbaiki kembali atas beban
biaya Kontraktor.
6. Semua material yang terbuat dari besi (Armatur) dan pipa yang
dipergunakan untuk konstruksi, penyangga, penggantung dan lain-lain
harus diproses sebagai berikut :
a. Disikat dengan sikat kawat / dibersihkan hingga mengkilat dan bebas
dari karat.
b. Dicat dasar / meni anti karat (Zincromate) kualitas baik 2 kali.
c. Dicat akhir dengan cat berkualitas baik 2 kali dengan warna yang akan
ditentukan kemudian / sesuai dengan penggunaan.
d. Kecuali material yang terbuat dari plastik, Satinless stell dan alumunium
tidak perlu dicat, cukup dibersihkan saja.
2.6. Konstruksi Panel Listrik
1. Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau
besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish
dengan cat bakar powder coating warna abu-abu.
Page 43 of 70

2. Ketebalan plat baja harus mengikuti ketentuan dibawah ini :


Panel
Panel Utama
Panel Pembagi & Sub.
Panel

Dinding
2.0 mm
1.6 mm

Pintu
2.0 mm
2.0 mm

3. Karakteristik panel :
a. Tegangan kerja
: 220-415 Volt
b. Tegangan Uji
: 3.000 Volt
c. Tegangan Uji impuls : 20,Kv
d. Frekuensi
: 50 Hz.
4. Panel harus dilengkapi dengan master key.
5. Setiap panel harus dilengkapi dengan label, yang memberi nama pada
setiap panel.
6. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter
ukur Type Moving Iron Typedengan ukuran yang proporsional dan
peralatan lain misalnya lampu Indikator dan Minifuse.
7. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang
ventilasi dengan dibagian dalamnya diberi plat / lapisan pelindung, sehingga
dapat dicegah kemungkinan terjadinya tusukan secara langsung terhadap
bagian-bagian dalam panel yang bertegangan.
8. Konstruksi dalam panel-panel serta tata letak komponen harus diatur
sedemikian sehingga, apabila perlu dilaksanakan perbaikan perbaikan,
penyambungan kabel ke terminal CB dapat dilakukan dengan mudah tanpa
mengganggu komponen yang lain.
9. Pengaturan komponen panel, posisi dan ukuran ventilasi harus tidak
menyebabkan temperatur didalam panel 5 derajat lebih tinggi dari urara
diluar panel.
10. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal
penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat
dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel incoming itu datang dan
kabel outgoing itu meninggalkan panel.
11. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti
pada gambar perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan
dudukan konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atai dinabolt
sehingga tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
12. Panel jenis wall mounting dipasang flush mouting pada dinding tembok
dengan lokasi sesuai Gambar perencanaan. Pemasangan panel pada
dinding harus diperkuat dengan baut tanah (anchor bolt) sehingga tidak
tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
13. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada
disekitar panel harus dihubungkan ke sistem pengaman pentanahan
gambar skema rangkaian listrik panel harus dilengkapi dengan gambar-

Page 44 of 70

gambar skema rangkai listrik, lengkap dengan keterangan mengenai


bagian - bagian intalasi yang diatur oleh panel tersebut. Gambar skema
rangkai listrik dibuat dengan baik dan dilaminasi plastik. Ditempatkan pada
panel bagian dalam.
14. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi
dengan kunci dan handle pintu. Handle itu dipasang baik untuk tutup
bagian dalamnya panel maupun tutup bagian luar (pintu) panel.
15. Pada bagian diatas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah
ambang atas panel) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu,
indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagan terpisah
dari pintu panel dan kedudukannya menetap (fixed). Ukuran panel tidak
mengikat dan dapat disesuaikan dengan ukuran komponen yang dipilih dan
standard pabrik pembuat.
16. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram sistim instalasi
panel tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.
17. Ukuran panel disesuaikan dengan kebutuhan sirkit atau disesuaikan
dengan lapangan.
18. Perletakan komponen didalam panel harus mudah dilihat, mudah dilepas
dan dipasang pada saat penggantian komponen. Setiap kabel harus
dipasang tanda warna phasa (marking colour end cup).
19. Pembuat panel harus memperhitungkan kemampuan panel menahan arus
hubung singkat berdasarkan level arus hubung singkat yang mungkin terjadi
( short circuit prospective ).
20. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan gambar /
diagram panel. Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam sampul
plastik atau dilaminating.
21. Persyaratan Pemasangan :
a. Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi, kuat terpasang,
aman dan mudah diperbaiki.
b. Tiaptiap panel harus ditanahkan dengan kawat BC / NYA dengan
ukuran sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Panel-panel listrik baru adalah jenis In-door / outdoor type, terbuat dari
plat baja.
d. Untuk type out-door ditambahkan konstruksi yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga air hujan tidak dapat masuk.
e. Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan Dynabolt 8 mm,
konstruksi ini disesuaikan dengan perlatan/komponen yang terpasang.
f.

Semua bagian perlatan yang bertegangan harus mempunyai jarak yang


cukup dengan bagian peralatan yang lain. Apabila perlu harus diberi
Page 45 of 70

tambahan Isolator untuk menghindari adanya hubung singkat.


g. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari
jenis cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk
rangkanya harus dibersihkan dari karat, bila perlu digunakan bahan
kimia penghilang karat (RUST REMOVER).
h. Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal pentanahan, baut
terminal harus dilas penuh pada rangka panel. Ukuran mur-baut 3/8.
i.

Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel menggunakan


kawat tembaga Flexible (NYMHY 1 x 6 mm) untuk pentanahan pintu
panel.

j.

Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel menggunakan


wartel mur sesuai ukuran kabel.

2.7.Bus-Bar / Rel Tembaga


1. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
diketanahkan (grounding) dan busbar pengetanahan, yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pertanahan.
2. Busbar dan terminal penyambung panel harus sesuai untuk sistim 3 phase,
4 kawat dan mempunyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah
yang terdiri dari 3
busbar untuk phase R-S-T, 1 busbar untuk Neutral, dan 1 busbar unbtuk
grounding. Kapasitas busbar harus mampu mengalirkan arus minimal
sebesar 2 kali dari rating pengaman utama. Setiap busbar harus diselubungi
bahan isolatif dengan warna standar untuk identifiksi phasa.
3. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan perak. Galvanisasi
ini, termasuk pula bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel
dan lain-lain.
4. Pemasangan kabel pada busbar dan terminal penyambung harus disusun
dan dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan
elektron mekanikal force akibat arus hubungan singkat terbesar yang
mungkin terjadi.
5. Penyusunan busbar diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
perawatan, penambahan breaker dan kegiatan lainnya dimasa yang akan
datang.
6. Busbar harus memiliki kemurnian tembaga diatas 95%, dan harus tidak
menyebabkan keretakan permukaan jika ditekuk 90.
7. Bus-bar terbuat dari tembaga dengan kemurnian tinggi dengan kemampuan
arus minimum 1,5 kali kapasitas / kemampuan pengaman utamanya,
kecuali Bus-bar PE yang ukurannya lebih kecil dan disesuaikan kawat
tanahnya. Dimensi dan kemampuan rel dapat dilihat pada gambar.
8. Semua Bus-bar harus ditopang kokoh pada rangka Konstruksi dengan
Page 46 of 70

menggunakan penyangga atai dijepit partinax pada beberapa tempat


sehingga Konstruksi Bus-bar cukup kuat dan tidak lentur / bergetar. Tahanan
isolasi terhadap Body / rangka minimum 50 M Ohm.
9. Bus-bar untuk pertanahan/penghantar pembumian / di klem dengan baik ke
rangka panel, cat pada bagian rangka yang menempel Bus-bar pentanahan
harus dihilangkan.
2.8.Circuit Breaker
1. Peralatan pengaman / Circuit Breaker (MCCB / MCB) yang dipasang pada
Base Plate atau plat dasar yang terpasang kuat pada rangka panel.
2. Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada setiap MCCB / MCB
dan peralatan penting yang lain harus diberi nama / nomor saluran yang
dapat dibaca dengan jelas / mudah.
3. Circuit breaker yang digunakan dari type MCCB dan MCB yang dilengkapi
dengan thermal overcurrent release dan electromaghnetic overcurrent
release yang rating ampere trip dapat disetel ( adjustable ) untuk jenis
MCCB. Komponen Panel produksi ex. ABB, LS, Schneider atau setara.
4. Circuit breaker harus mampu mengamankan beban apabila terjadi arus
lebih, hubung singkat, tegangan sangat rendah, tegangan sangat tinggi,
hilang salah satu fasa. Circuit breaker harus dilengkapi dengan kendali
motor (motorized) seperti pada gambar peleksanaan.
5. Setiap circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dan
proteksi arus hubung singkat.
6. Pada circuit breaker dan terminal penyambung harus diberi indikasi / label /
sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatat daya
listriknya. Label itu harus harus dibuat dari plat aluminium atau standar DIN
4070.
7. Sekering/Fuse (jika ada) harus tipe HRC/HHC dan mampu menahan arus
hubung singkat diatas 100 kA. Fuse harus dilengkapi dengan dudukan dan
rumah sekering (Safety Fuse Holder).
8. Magnetik Kontaktor harus memiliki kemampuan sesuai dengan daya beban
dan tidak kurang dari yang tercantum pada gambar perencanaan.
9. Magnetik kontaktor harus mampu menahan arus gangguan sebelum
peralatan pengaman gangguan bekerja.
10. Outgoing circuit breaker dari Main Distribution Switch Board harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phase.
11. Cirkuit Breaker untuk proteksi motor motor listrik harus menggunakan
Cirkuit Breaker yang dirancang khusus untuk pengamanan.
12. Breaking Capacity dan rating Cicuit Breaker yang digunakan harus sebesar
yang tercantum dalam gambar Perencanaan.
Page 47 of 70

13. Semua Circuit Breker harus diidentifikasi dengan jelas. Identifikasi ini
meliputi Breaking Capacity-nya, Voltage Rating dan Ampera Trip-nya
sesuai dengan dinyatakan dalam gambar perencanaan.
14. Pemasangan MCB harus menggunakan omega rail sedangkan MCCB dan
komponen-komponen lain seperti relay contractor, time switch lain harus
menggunakan dudukan plat.
15. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga
tidak akan lepas oleh gangguan mekanis dan thermis.
16. Jika dalam gambar perencanaan dinyatakan ada spare tersebut harus
terpasang secara lengkap. Semua CB harus diberi label / sign plate yang
terbuat dari bahan yang sudah disetujui oleh Pengawas / Direksi.
2.9.Alat Ukur / Indikator
1. Panel dilengkapi dengan alat alat ukur seperti
a.
b.
c.
d.

Volt meter
Ampere meter pada masing masing phase
Frekuensi Meter
KW meter

e. Cos Phi Meter


f. Selector switch
g. Trafo arus
h. Indicator lamp. & Fuse
2. Tidak semua panel dilengkapi peralatan diatas melainkan harus disesuaikan
dengan gambar perencanaan. Voltmeter dilengkapi dengan selector switch
yang mempunyai mode 7 posisi.
a. 3 Kali phase terhadap netral
b. 3 Kali phase terhadap phase
c. Posisi Off
3. Alat ukur / metering yang digunakan adalah jenis semi flush
mountingdidalam kotak tahan getaran ukuran 96x96mm dengan ketelitian
skala 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta memiliki sertifikat tera dari
LMK / PLN (minimum satu buah untuk setiap jenis alat ukur).
4. Ukuran peralatan ukur adalah 9 cm, surface mounted dilengkapi dengan
pengaman arus lebih dan arus hubung singkat.
5. Ampere meter yang digunakan mempunyai range pengukur sesuai dengan
ranting incoming CBnya.
6. Lampu indikator yang digunakan adalah :
a. Warna merah untuk phase R
b. Warna Kuning untuk phase S
Page 48 of 70

c. Warna hijau untuk phase T


d. Lampulampu indikator harus diproteksi dengan menggunakan fuse
jenis diazed.
2.10.

Sistem Pentanahan
1. Penghantar Pengaman yang biasa digunakan adalah : kawat tembaga
telanjang atau BC (Bare Conductor).
2. Pembumian biasanya dilakukan pada :
-

Titik netral sistem listrik pada generator atau transformator.

Bagian konduktif terbuka perlengkapan (peralatan listrik) dan isolasi


listrik.

3. Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada Instalasi ini adalah
sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman), sesuai aturan yang
digunakan pada PUIL 1987.
4. Elektroda pentanahan menggunakan Elektroda Pipadengan ground rod
5/8dan kawat BC yang ditanam sedalam minimal 6 (enam) meter hingga
dicapai tahanan pentanahan sesuai dengan gambar. Apabila tidak tercapai
keadaan tersebut, maka harus diusahakan dengan memparalelkan
beberapa ground rod hingga tercapai keadaan yang diinginkan.
5. Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dan panel harus
dipisahkan penanamannya sejauh minimum 3 meter satu dengan yang lain.
6. Saluran pentanahan dari elektroda pentanahan sampai kebadan harus
dilindungi dengan pipa PVC High Impact (HI) 20 mm.
7. Saluran ini tidak boleh ada sambungan hanya diperbolehkan pada terminal
yang disediakan dengan menggunakan sambungan mur baut dan sepatu
kabel yang sesuai.
8. Penampang kawat pentanahan dari masing-masing panel dapat dilihat
pada gambar masing-masing panel.
9. Titik pentanahan panel ini harus dipisahkan dengan system pentanahan
penangkal petir dan peralatan lain (peralatan kontrol, MCFA, PABX, dll)
minimal sejauh 10 meter.
10. Penyambungan dipanel harus pada rek pentanahan atau mur baut yang
telah di las ke badan panel.
2.11.

Kabel Instalasi
1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
a. Kabel daya

Page 49 of 70

Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang


menghubungkan antara panel satu dengan panel yang lainnya
termasuk peralatan bantu dibutuhkannya.

Setiap kabel daya ujungnya harus diberi end cup marking colour,
untuk mengidentifikasi warna phasa. Warna tanda harus tidak boleh
berubah atau pudar karena temperatur kabel.

Setiap tarikan kabel / sirkit harus tidak diperbolehkan adanya


sambungan kecuali untuk kabel instalasi penerangan.
Kabel Tegangan Rendah
1) Kabel Tegangan Rendah ( 0,6 / 1 KV ) mulai digunakan dari
trafo ke Panel Tegangan Utama Tegangan Rendah ( PUTR )
dan seterusnya hingga kesetiap titik beban.
2) Kabel Tegangan Rendah ( 1 KV ) digunakan pada instalasi
yang langsung berhubungan dengan tanah.
3) Untuk kabel jenis NYFGBY, metal armournya harus digunakan
sebagai grounding body.
4) Kabel Tegangan Rendah ( 500 Volt ) digunakan pada instalasi
penerangan.
5) Kabel tahan api digunakan khusus untuk melayani beban beban seperti : Lift, Pemadam Kebakaran, Motor Pressurize
Fan.

b. Instalasi penerangan
Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabelkabel
menghubungkan antara panelpanel penerangan dengan fixture
penerangan. Dalam instalasi penerangan ini harus termasuk juga
peralatanperalatan bantu

Page 50 of 70

instalasi seperti conduit, sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan


lainlain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.
c. Instalasi tenaga
-

Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang


menghubungkan panelpanel daya dengan bebanbeban Dalam instalasi
daya ini harus sudah termasuk outlet daya, condut, sparing, doos
penyambung, doos pemasang, dan peralatanperalatan bantu lainnya
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi daya.

Untuk pengabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :


a. Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel
dan persyaratan umum yang berlaku.
b. Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
c. Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan
kepada konsultan Pengawas alat roll tersebut serta alat alat lainnya.

2. Kabelkabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku
yang diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang
digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah
direkomendasi oleh LMK
a. Inti Tembaga
b. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada
surat keterangan dari distributor / pabrik.
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang
jelas dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
e. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 pasal
7.2.
f.

Penyambungan :
-

Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan


adalah tanggung jawab kontraktor.

Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat sesuai


dengan model terminal peralatan yang terpasang.

Penyambungan kabel kotak kontak atau kabel penerangan harus


dilakukan didalam kotak sambung. Kotak sambung harus terbuat dari
Page 51 of 70

bahan yang sama dengan conduit dipasang tutup dengan skrup. Tutup
kotak dengan cara clip tidak diijinkan. Setiap sambungan harus memakai
alat penyambung berupa las dop.
-

Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam tanah ditengah


perjalanan kecuali apabila panjang kabel / saluran melebihi standard
panjang yang telah ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan
penyambungan kabel.

Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran lebih panjang


dari standar pangjang pabrik maka sistem/cara penyambungan harus
dibicarakan dengan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan


sambungan puntir dengan lasdop tidak boleh menggunakan isolasi.

g. Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur
penanaman kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan TR/TM.
h. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa
galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.
3. Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum
digunakan pada bangunan tinggi adalah solasi PVC High Impact (HI)yang
khusus digunakan untuk instalasi penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan sudah direkomendasi oleh LMK, bila
diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1
(satu) konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
berlaku faktor pengisian maksimum = 50 %.
Luas penampang luar kabel
Faktor pengisian : --------------------------------------- x 100%
Luas penampang dalam konduit
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan
pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f.

Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus
menggunakan hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.

Page 52 of 70

g. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan
harus yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M atau setara.
4. Tahanan Isolasi
a. Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai pasal 213 sub pasal 213.B.2
PUIL 1987 adalah minimum 1000OHM per satu volt tegangan nominal.
b. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel.
Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat.
5. Kabelkabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi
pemasangannya seperti table dibawah ini / sesuai dengan gambar Perencanaan :
Pemakaian
Instalasi penerangan didalam
bangunan
Instalasi penerangan diluar bangunan
Instalasi kabel tenaga didalam
bangunan
Instalasi kabel daya didalam
bangunan
Instalasi kabel daya diluar bangunan

Jenis Kabel
NYM
NYM, NYY,
NYFGbY
NYM, NYY
NYY
NYFGbY

6. Sebagai pengenal untuk inti kabel atau rel digunakan warna, lambang atau huruf
seperti yang terdapat dalam tabel Tabel : 701 - 1, PUIL 1987.

Pengganti Inti
Atau Rel
1
A. Instalasi arus bolak-balik :
Fase Satu
Fase Dua
Fase Tiga

Dengan
huruf
2
L 1/R
L 2/S
L 3/T

Pengenal
Dengan Dengan warna
lamban
g
3
4
Merah
Kuning
Hitam
Page 53 of 70

Netral
B. Instalasi perlengkapan listrik :
Fase satu
Fase dua
Fase tiga
C. Instalasi arus searah :
Positif
Negatif
Kawat tengah

D. Penghantar Pembumian

Biru

U/X
V/Y
W/Z

Merah
Kuning
Hitam

L+
LM

+
-

Tidak
ditetapkan
Tidak
ditetapkan
Biru

HB

Loreng hijau kuning


Tabel Pengenal inti kabel atau rel

Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning /
hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel
harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
7. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman
kabel
tidak dapat dilaksanakan dengan kedalaman 1,20 meter, maka pelaksanaannya
sebagai berikut :
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang
dilewati kendaraan .
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized dengan
penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN
dengan jarak minimum 50 cm.
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah
satu tindakan pengamanan, kecuali jika salah satu kabel tanah yang
bersilangan itu terletak di dalam saluran pasangan batu, beton atau semacam
itu yang mempunyai tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.

Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung
dari lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau sekurangkurangnya dari bahan tahan lama atau yang sederajat.
Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton
belah atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api. Pipa
belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter
dari kabel yang terletak di bawah diukur kabel sisi luar.
e. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel
tanah harus dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau

Page 54 of 70

pipa dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar.

f.

Jika kabel tanah menyilang di atas kabel tanah telekomunikasi


dengan jarak lebih kecil dari 0,3 meter maka pada bagian yang
menghadap ke kabel tanah telekomunikasi dipasang alat / pipa dari
bahan bangunan yang tidak dapat terbakar. Perlindungan ini harus
menjorok keluar paling sedikit 0,5 meter dari kedua sisi persilangan.

Pelindung kabel tanah tersebut baik pada kabel tanah tersebut


maupun pada kabel tanah telekomunikasi harus menjorok keluar
paling sedikit 0,5 meter dari kedua ujung tempat persilangan dan
pendekatan itu.

Kabel tanah telekomunikasi yang diletakkan di dalam jalur kabel


dianggap telah terlindung.

Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula


dengan seluruh biaya menjadi kewajiban kontraktor.

8. Rak Kabel
a. Rak kabel digunakan untuk menunjang kabel-kabel utama (feeder
cable), atau kabel lainnya yang berada dalam jumlah yang cukup
banyak.
b. Rak kabel umumnya buatan pabrik yang telah digalvanized dan dalam
pemasangannya harus dibumikan.
c. Dimensi rak kabel harus mencukupi kebutuhan kabel yang akan
dilayaninya. Seluruh kabel yang ada diatas rak kabel harus diikat
dengan pengikat kabel (cable ties).
d. Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling
menyilang.
9. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus
ditanahkan secara sempurna, pada sambungan rak kabel dimana
sambungan tersebut tidak menggunakan las maka kedua bagian rak harus
jumperdengan konduktor tembaga minimal berpenampang 2,5mm2.
10. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama harus dikerjakan
dengan extra hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena
terkena peralatan gali (pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel
tersebut tanpa adanya tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja
yang mengalamai kecelakaan hingga sembuh benar.
11. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN)
merupakan Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.
12. Motor
a. Motor dengan kapasitas sama atau lebih kecil 5,5 Kw yang distart
secara langsung atau Direct On Line (DOL) starters.

Page 55 of 70

b. Motor dengan kapasitas lebih besar 5.5 KW distart secara star delta (Y-)
starters.
2.12.

Armatur Lampu

1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti


yang dilukiskan dalam gambar-gambar detail Elektrikal.
a. Semua rumah lampu khususnya untuk kebutuhan penerangan general
harus produksi di pabrik yang berada di dalam negeri serta mempunyai
jaringan distribusi penjualan atau kantor cabang resmi yang berada
disetiap wilayah kota di Indonesia.
b. Pabrikan rumah lampu bersedia memberi jaminan atas tersedianya
barang dalam jangka waktu minimal 5 tahun kedepan sehingga apabila
ada beberapa produk membutuhkan sperpat pengganti maka barang
tersebut masih tersedia dan terjamin kontinuitasnya.
c. Pabrikan rumah lampu yang diguanakan adalah pabrikan yang dapat
memberikan garansi atas produk yang dikeluarkanya minimal 3 tahun sejak
barang terpasang di proyek.
d. Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
e. Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi
dengan kapasitor yang cukup untuk mencapai faktor daya 90% - 95%.
f.

Diffuser/reflector lampu-lampu harus terbuat dari bahan yang cukup kuat


terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.

g. Reflektor harus mempunyai lapisan pemantul kualitas baik.


h. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu. Ventilasi
dalam box harus cukup.
i.

Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri


sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

j.

Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah
dibuka untuk diperiksa atau diangkat.

2. Jenis dan type yang diperkenankan adalah sebagai berikut :


a. Armatur Lampu
b. Type lampu tabung TLD, PLC, Halogen, PAR & SON
c. Ballast yang digunakan jenis Electronic Ballast
d. Starter
Starter switch, terminal dan tube fitting, dengan sistem rotary lock. Stater
Page 56 of 70

untuk lampu fluorescent mempunyai reability tinggi, terbuat dari high quality
white polycarbonate. Rating stater disesuaikan dengan rating lampu TL.
e. Kapasitor Yang digunakan harus Kapasitor yang dapat menghasilkan p.f. 0.95
(kapasitas + 3.25 s/d 4.5 micro farad).
f.

Fitting/Lamp Holder dan starter holder ( sockets ) produksi ex. Vossloh atau
setara. Material dari white plastic polycarbonate dengan proteksi Uncorosive
dan Touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vibrator contact.

3. Pemasangan Out-Bouw / Surface / Permukaan menempel plafond.


a. Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan minimal 0,6 mm atau
ketebalan total setelah finis sekitar +- 0,7 mm, pembuatan harus dengan mesin
peralatan lampu Built-in dan dengan proses melalui system Pre Treatment
dengan penyempurnaan finishing cat powder coating.
b. Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang berada di
dalamnya. Armature dan reflektor harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat
dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. Seluruh armature harus lengkap
dengan rangka dudukan / gantungan.
4. Persyaratan pemasangan titik lampu dan Peralatannya :
a. Seluruh instalasi pekerjaan lampu dan peralatan pada dasarnya dilaksanakan
dengan menggunakan kabel jenis NYM, dengan luas penampang penghantar
sekurang-kurangnya 2.5 mm2 dan pipa conduit PVC HI dengan diameter
sekurang-kurangnya 20 mm.
b. Kontraktor diwajibkan mengkoordinasikan rencana kerjanya dengan disiplin
lainnya, sehingga kemungkinan timbulnya persilangan lintasan antar instalasi
yang berlebihan dapat dihindarkan.

Page 57 of 70

c. Pemasangan instalasi lampu dan peralatan tidak dibenarkan


membebani kerangka ceilling yang ada, melainkan harus dipasang pada
cable trays yang tersedia atau dilekatkan langsung pada bagian bawah
dari plat dan, dengan menggunakan klem dan concrete fastener yang
sesuai, sekali-kali penggunaan paku sangat dilarang dalam pengerjaan
ini.
d. Jarak pemasangan klem-klem
diperkenankan melebihi 100 cm.

pengikat

pipa

conduit

tidak

e. Pekerjaan pencabangan, splicing dan lain sebagainya harus


dilaksanakan dalam junction boxes (Tdoos, Xdoos, dsb), yang terbuat
dari bahan yang sejenis dengan pipa conduit yang dipakai, dengan
menggunakan sambungan puntir dengan lasdop, yang ukuran-ukuranya
sesuai dengan ukuran dan jumlah kabel yang ada. Penggunaan
insulation tape sama sekali tidak diperbolehkan.
f.

Kabel penghantar yang menghubungkan fixtures lampu dengan instalasi


yang ada, harus dilindungi dengan menggunakan flexibel conduit yang
terbuat dari bahan ( dan memiliki ukuran ) yang sama dengan pipa
conduit yang dipakai.

g. Untuk membedakan instalasi lampu dan peralatan dengan instalasi


yang lain,
pipa conduit yang terpasang harus diberi tanda ( label ) berwarna pada
setiap jarak 2 meter. (dapat dengan menggunakan insulation tape).
Warna tanda/label yang dipakai harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan pengawas.
h. Untuk pemasangan armature lampu jenis (surface mounted), tidak
dibenarkan dipasang pada plafond secara langsung, harus dipasang
pada rangka plafond yang diperkuat dengan konstruksi tambahan (bisa
terbuat dari kayu yang di cat meni 2 kali yang sesuai atau dengan
menggunakan hanger / penggantung.
a. Semua pekerjaan perbaikan bekas bobokan dilaksanakan oleh
Kontraktor Bangunan yang beban biayanya menkadi tanggung jawab
dari Kontraktor Listrik.
2.13.

Emergency Battery
1. Komponen lampu Emergency yang dilengkapi Battery charger harus
dipasang pada rumah lampu jenis TL dan PLC yang diletakan pada daerah
yang membutukan
penerangan atau area evakuwasi bila terjadi lampu mati atau kebakaran
dan berfungsi sebagai penerangan darurat sesrta berfungsi sebagai
penunjuk jalan pada saat terjadi pemadaman listrik.
2. Lampu Emergency harus berfungsi menyala minimal 2 jam saat terjadi
pemadaman listrik.
3. Tegangan input pada komponen Emergency adalah 220 V, n 10 % 50 Hz,
phase, dilenkapi dengan indicator LED dan peralatan push to Check
battery.

Page 58 of 70

2.14.

Soket & Outlet


4. Saklar dan kotak-kotak.
a. Socket Outlet
Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII dan
PLN atau standart lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi minimal sebagai
berikut :
Rated Voltage
Rated Cutled
c. Switches / Saklar

: 250 volt
: 10 A, 13A, 16A

Saklar yang digunakan sesuai dengan standard PLN atau SII atau
standard lain yang berlaku dan diakui di
Indonesia. Saklar harus mempunyai spesifikasi :
Rated Voltage
: 250 volt
Rated Current
: minimal 10 / 16 A
5. Persyaratan pemasangan saklar dan stop kontak :
a. Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan
terpendam (In-Bow) rata dengan permukaan plesteran dinding atau
didalam partisi dengan konstruksi tersendiri / khusus.
b. Kotak kontak yang dipergunakan adalah jenis in-bow / rata dengan
permukaan plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
tersendiri / khusus dengan menggunakan In-Bow doos yang terbuat dari
bahan yang sama dengan kotak kontaknya. Pemasangan kotak kontak
pada doosnya menggunakan sekrup.
c. Kotak kontak 1 phase dipasang setinggi 30 cm dari lantai / sesuai
permintaan user (disesuaikan dengan alat) dengan pasangan
terpendam (In-Bouw) rata dengan permukaan plester dinding atau
didalam partisi dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari
Pengawas.
d. Kotak kontak 1 phase Khusus untuk Televisi Posisi Atas dipasang
setinggi 210 cm dari lantai / sesuai permintaan user (disesuaikan
dengan alat) dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata degnan
permukaan plester dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
khusus sesuai petunjuk dari Pengawas.
e. Kotak kontak 3 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai atai
disesuaikan dengan kondisi ruang dan perlatan terpasang dengan
pasangan menempel dinding ( out-bouw ) dan harus terpasang kuat,
tidak boleh goyang/miring sesuai petunjuk pengawas.
f.

Kotak kontak 3 phase harus mempunyai terminal pentanahan (3 P + N


+ PE) tegangan 250 V.

g. Semua pemasangan out-bouw doos dan kotak kontak 3 phase pada


dinding harus menggunakan vischer dan sekrup, pemasangan pada
kayu/meja harus menggunakan sekrup. Penggunaan paku pada
pekerjaan ini sangat dilarang.

Page 59 of 70

h. Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah harus memakai
type tertutup (Water Proof Type).
i.

2.15.

Kotak kontak 1 phase harus mempunyai terminal pentanahan (P + N +


PE) tegangan 250 V.

Testing & Comissioning


1. Macam pemeriksaan dan pengujian :
a. Pemeriksaan Visual.
-

Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.

Jalur kabel diatas rak kabel harus rapi dan diusahakan posisi rak
kabel diatas instalasi pipa atau duct VAC untuk menghindari adanya
tetesan air.

Kelengkapan komponen panel.

Apabila terjadi kerusakan fisik atau tidak berfungsinya sistem harus


diperbaiki oleh pemborong sampai berfungsi sebagai mana
mestinya. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggunan kontraktor
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah atau biaya
tambah.

b. Pemeriksaan Sambungan Listrik Maupun Mekanis.


-

Sambungan dan terminasi kabel pada panel atau beban harus rapi
dan tersambung dengan kuat. Kabel serabut atau berurat banyak
(multicore) harus dilengkapi dengan sepatu kabel (cable shoe).

Kabel didalam panel ditata dengan rapi dan disediakan cadangan


panjang kabel (spare) untuk mengantisipasi bila terjadi kesalahan
terminasi, kabel masih cukup panjang untuk disambung pada
terminal yang lain.

Seluruh Sistem dan Pekerjaan Instalasi harus diperiksa, diteliti dan


diuji dengan baik sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus
menyertakan Konsultan Pengawas dan bila perlu dengan petugas
dari Instansi terkait yang berwenang.
c. Pengukuran Tahanan Isolasi dan Tahanan Pentahanan.
-

Sistem listrik yang sudah dipasang harus diuji dengan seksama


sebelum siap untuk dipergunakan. Pesawat uji yang dipakai untuk
pengujian sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu.
Pengujian dilakukan bersama dengan pihak yang berwenang (Pemberi
Tugas atau Direksi Pengawas). Hasil pengujian direkam pada format
daftar simak dan didokumentasikan.

Setiap saluran kabel harus ditest Tahanan Isolasinya dengan


menggunakan alat MEGGER 10.000 volt untuk kabel Tegangan
Menengah dan MEGGER 1.000 volt untuk kabel Tegangan Rendah.
Pengujian dengan Meger Test harus tetap dilaksanakan dengan nilai
tahanan isolasi minimum seperti pada tabel dibawah ( Arus Bocor = 1
mA ).

Page 60 of 70

Tegangan Nominal
V

Tegangan Uji Arus


Searah
V
250

Resistans
Isolasi
MOhm
0,25

Tegangan ekstra rendah


(SELV,PELV dan FELV) yang
memenuhi persyaratan 3.3.1 dan
3.3.2
Sampai dengan 500 V, dengan
500
0,25
pengecualian hal tersebut diatas
Diatas 500 V
1.000
1,00
Table 3.20-1 PUIL 2000 : Nilai Resistans Isolasi Minimum
-

Pengetesan juga dilakukan pada Grounding Existing untuk mengetahui


apakah tahanan pentanahan grounding tersebut masih baik/memenuhi
syarat atau tidak.

d. Pengukuran tegangan listrik dengan multitester yaitu :


-

Tegangan phase ke phase (V L-L)

Tegangan phase ke neutral (V L-N)

- Teggangan phase ke tanah (V L-G)


e. Pengukuran arus beban dengan tang ampere untuk phase R, S, T.
f.

Pengujian Dalam Keadaan Berbeban 3 x 24 jam.


-

Tes penyalaan dimana seluruh instalasi yang baru dipasang difungsikan


untuk mengecek nyala lampu. Pada pengetesan nyala ini sekaligus akan
diperiksa mutu instalasi yaitu mengecek berfungsinya komponenkomponen, susut tegangan yang terjadi ( maksimal 5% ), kemungkinan
hubung singkat pada tiang atau panel dll.

Pengujian nyala lampu dan battery Ni-cad pada lampu emergency

Bila dalam Pengujian berbeban ternyatan tidak disediakan Sumber


Daya Listrik,maka Kontraktor harus menyediakan Sumber Daya Listrik
sendiri berupa Genset 3 phase dengan Kapasitas yang memadai.

2. Setelah semua instalasi selesai dipasang dan aliran listrik telah dimasukan,
maka jaringan instalasi harus dites terhadap group group yang dipasang
apakah telah sesuai dengan gambar.
3. Setelah jaringan dibebani dengan beban penuh, maka perlu diadakan
balancing beban terhadap masing masing fase.
4. Fungsi komponen-komponen panel antara lain :
a. Volt meter
b. Ampere meter
c. Frekwensi meter
d. Lampu indikator
e. Saklar pilih (selector switch)
f.

Circuit breaker, contactor, relay, dll.

5. Semua bahan bahan peralatan dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul
Page 61 of 70

sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.


6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3
( tiga ) mengenai hal hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran pengukuran dan lain - lain
7. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik.

BAB XIII

Page 62 of 70

PEKERJAAN LANDSCAPE DAN TAMAN


13.1.

UMUM

13.1.1. Lingkup Pekerjaan


A. Menyediakan tanaman yang sehat dan tidak layu untuk area-area yang
ditunjukkan pada gambar. Setiap jenis pekerjaan yang diindikasikan dalam
gambar akan disebutkan, meskipun ada yang tidak disebut secara khusus
dalam spesifikasi. Setiap pekerjaan yang tidak tertera pada gambar, tapi
biasanya menjadi bagian dari pekerjaan lanskap, dianggap bagian dari
pekerjaan. Manajer Konstruksi (Landscape Project Officer) mempunyai hak
membuat penyesuaian dan penggantian di lapangan agar pelaksanaan
konsep lanskap sesuai dengan kondisi lapangan.
Pekerjaan-pekerjaan pada bagian ini termasuk, namun tidak terbatas pada
hal-hal berikut:
1. Penyediaan tanaman
2. Pembersihan lahan
3. Penyediaan media tanam
4. Penanaman
5. Pemeliharaan lanskap
6. Pembuatan kontur
7. Sistem drainase
B. Tujuan utama spesifikasi ini adalah untuk memastikan penyediaan dan
penanaman material tanaman yang sehat dengan kualitas terbaik.
C. Penyediaan tanaman
Memperoleh, membeli dan membawa material tanaman ke tapak /lokasi
proyek. Semua material harus disetujui oleh Manajer Konstruksi sebelum
dipakai di tapak. Material tanaman harus diperoleh dari supplier/nursery
terpercaya dengan kondisi tanah dan iklim mirip dengan tapak. Material
tanaman yang didatangkan ke lokasi penanaman tidak boleh dibiarkan tidak
tertanam lebih dari 2 (dua) hari.
D. Penggantian
1. Jika tanaman yang diusulkan tidak dapat diperoleh, berikan permintaan
penggantian tertulis kepada Manajer Konstruksi 1 (satu) minggu setelah
kontrak diserahkan. Permintaan ini dapat berupa spesies yang sama
dengan ukuran berbeda atau spesies alternatif dengan ukuran sama
dengan usulan penyesuaian harga kontrak.
2. Penggantian material tanaman tidak dizinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Manajer Konstruksi.
E. Pemilihan, pemberian tanda dan pemesanan material tanaman
1. Setelah penyerahan SPK, berikan permintaan kepada Manajer
Konstruksi untuk pemeriksaan dan dokumentasi material tanaman yang
telah dipesan dan dikirim.
2. Tanaman akan diperiksa oleh Manajer Konstruksi, jika perlu,
pengecekan dilakukan
pada tempat pengambilan/pengumpulan.
Tanaman yang dikirim harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Semua tanaman yang tidak sesuai akan ditolak.
F. Tanah merah (Topsoil)
Setelah penyerahan SPK, menunjukkan sumber tanah taman (topsoil),
pasir dan pemupukan kepada Manajer Konstruksi.
13.1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
A. Pertemuan Lapangan
Bersamaan dengan dimulainya pekerjaan, diadakan pertemuan dengan
Manajer Konstruksi dan semua pihak yang berkepentingan untuk meninjau

Page 63 of 70

ulang pekerjaan seminggu sekali.

B. Utilitas Bawah Tanah dan Kendala-Kendala


Mengetahui dengan pasti lokasi-lokasi semua utilitas bawah tanah dan
kendala-kendala lain yang dapat mempengarhi pekerjaan. Setiap kendala
harus dilaporkan kepada Manajer Konstruksi. Lindungi dan jagalah setiap
jaringan utilitas saat pelaksanaan pekerjaan.
C. Penyimpanan dan Pengangkutan
Pelaksanaharus memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai untuk
peralatan, perlengkapan dan materia-material, dan untuk memindah
fasilitas tersebut sesudah proyek selesai dan merapikan bekas pekerjaan.
Pelaksanaharap mencatat dan membiayai fasilitas tersebut sendiri.
D. Perlindungan
Harap bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan akibat penanaman
lanskap. Setiap kerusakan diperbaiki sesuai kondisi area sebelumnya.
E. Pembersihan
Menjaga area kerja tetap bersih, rapi dan teratur selama waktu kontrak.
Membersihkan area pekerjaan pada penghujung hari kerja.
F. Contoh
Manajer Konstruksi berhak mengambil dan menguji contoh material untuk
disesuaikan dengan spesifikasi setiap saat. Material yang ditolak harus
segera dikeluarkan dari tapak.
13.1.3. Periode Pemeliharaan
A. Umum
Memelihara semua tanaman dan area yang ditanami dalam pertumbuhan
dan penampilan yang optimum.
B. Durasi
Pemeliharaan tanaman akan berlanjut hingga satu tahun setelah serah
terima pekerjaan pertama. Pemeliharaan tanaman selama pelaksanaan
proyek tidak dianggap periode pemeliharaan.
C. Material tanaman
1. Material tanaman dengan kondisi sebagai berikut:

mati atau sekarat dan tidak dalam kondisi bertahan hidup,

ditanam tidak sesuai, atau

dalam kondisi menurun, tidak sehat atau berpenyakit, harus


diganti dengan tanaman dari spesies dan ukuran yang sama dengan
tanaman asal dalam waktu maksimum dua minggu setelah keluar
instruksi penggantian tanaman.
2. Biaya penggantian material tanaman selama periode pemeliharaan
ditanggung oleh kontraktor.
D. Inspeksi Pra-pemeliharaan dan Inspeksi Final
1. Setelah selesainya penanaman dan dimulainya periode pemeliharaan
formal, inspeksi pra-pemeliharaan akan dilakukan. Setelah selesai
periode pemeliharaan, inspeksi final dilakukan.
2. Manajer Konstruksi, Pelaksana atau wakil mereka harus hadir saat
inspeksi.
3. Saat inspeksi, setiap area harus bebas gulma, daun yang mati dan
sampah, dan dipangkas rapi.
4. Jika setelah inspeksi pra pemeliharaan, pemilik atau Manajer
Konstruksi menganggap pekerjaan telah dilakukan sesuai gambar,
Page 64 of 70

spesifikasi dan sesuai penyesuaian lapangan, penanggung jawab akan


memberi
kontraktor
pemeberitahuan
tertulis
mengesahkan
Penyelesaian Pekerjaan dan permulaan periode pemeliharaan enam
bulan.
Jika setelah inspeksi pra pemeliharaan, pekerjaan yang dilakukan
dianggap tidak dapat diterima, daftar kekurangan lansekap akan
dikeluarkan untuk kontraktor. Pekerjaan perbaikan lansekap harus
diselesaikan pada waktu yang disetujui.
Jika pekerjaan perbaikan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang
disetujui, kontraktor akan mendapat peringatan tertulis dari penanggung
jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dan permintaan inspeksi. Dalam
inspeksi, jika dalam pandangan Manajer Konstruksi pekerjaan tersebut
tidak dapat diterima, Pelaksanalain akan dipanggil untuk mengerjakan
pekerjaan itu. Biaya pelaksanaannya akan dipotong dari harga kontrak.
5. Setelah periode enam bulan pemeliharaan formal, inspeksi final akan
dilakukan. Jika dalam inspeksi final, Manajer Konstruksi beranggapan
semua pekerjaan telah dikerjakan sesuai spesifikasi, maka
pemberitahuan tertulis akan penyelesaian SPK akan dikeluarkan.
13.2.

MATERIAL
13.2.1. Media Tanam
A. Tanah taman (Top soil)
Alami, subur, tanah remah bebas kerikil, biji-bijian, gulma dan akarakaran.
B. Campuran media tanam
Media tanam untuk pohon, palm, semak dan penutup tanah terdiri
dari:
3 bagian tanah taman (top soil)
1 bagian pasir saring/ayak
1 bagian pupuk kandang/kompos (pupuk organik)
C. Lapisan di bawah media tanam (pada area basement)
Untuk mendapatkan ketinggian tanah yang dikehendaki, lapisan
sirtu diletakkan di bawah media tanam sebelum melakukan
penanaman di atas area basement.
13.2.2. Pemupukan awal tanam: Rock Phosphate
Pohon
: 500 gr/nos
Semak/groundcover/rumput : 100 gr/m2
13.2.3. Pestisida awal: Furadan 3 G
Butiran Furadan 3 G dicampurkan ke dalam area lubang tanam pohon
atau palem sesuai dengan konsentrasi dan dosis yang
direkomendasikan.
13.2.4. Material Tanaman
A. Jumlah
Menyediakan jumlah yang cukup dari material tanaman yang
dibutuhkan dalam pekerjaan seperti dalam rencana penanaman
(planting plan). Bill of quantities (BOQ) harus mendahului gambar
rencana penanaman.
B. Penamaan
Nama tanaman harus sesuai dengan nama yang diketahui
pedagang tanaman lokal dan nama yang diketahui arsitek
lansekap. Dalam perselisihan, keputusan arsitek lanskap adalah
final.
C. Syarat
1. Semua pohon, palem, semak, dan tanaman penutup tanah
harus memiliki pertumbuhan yang normal, sehat, kuat dan
bebas hama.
2. Ukuran minimum yang diterima dari pohon dan semak diukur

Page 65 of 70

3.
4.

5.

6.
7.
8.
9.

setelah dipangkas, dengan percabangan normal, sesuai ukuran


dalam BOQ.
Tanaman yang sesuai ukuran, namun tidak mempunyai bentuk,
keseimbangan tinggi dan lebar yang normal, akan ditolak.
Pohon, palem, semak dan penutup tanah lebih besar dari
spesifikasi dapat digunakan, namun pemakaian material
tanaman yang lebih besar tidak akan mengubah harga dalam
SPK.
Ketinggian tanaman tidak boleh diganti untuk
menciptakan keseimbangan. Untuk palem berbatang banyak
(contoh:Chrysalidocarpus) setidaknya tanaman memiliki 4
batang. Tanaman rambat minimal memiliki dua pucuk utama
sesuai tinggi tnaman yang direkomendasikan dan memiliki
perakakran yang baik.
Palem dan pohon yang dikirim dengan bola akar kecil atau tidak
cukup akan ditolak.
Dalam semua kasus, keputusan
penanggung jawab adalah final. Ukuran diameter bola akar
yang mencukupi adalah minimal tiga kali dari ukuran diameter
batang di pangkal bawah.
Pada saat tanaman ditanam, seluruh pembungkus akar harus
dilepas agar tidak menganggu pertumbuhan akar.
Setiap pohon, palem, semak dan penutup tanah dengan batang
yang lemah dan kurus tidak akan sanggup menyangga diri
sendiri di tempat terbuka, akan ditolak.
Pohon dan palem sebaiknya tegak, dengan bentuk seragam
tanpa kerusakan, bengkok atau memiliki batang utama lebih
dari satu, kecuali diminta.
Potongan akar harus sehat, material vegetatif dengan
perakaran yang baik pada satu atau lebih titik.

13.2.5. Penyiraman
Pelaksanadapat menggunakan sumber air yang ada di tapak.
Kontraktor harus menyediakan selang dan semprotan untuk penyiraman
tanaman.
Bila terdapat ketentuan lain mengenai detail teknis
penyiraman, harus ditentukan oleh kedua belah pihak (pemilik dan
pelaksana) sebelum dimulainya pelaksaan konstruksi di lapangan.
13.2.6. Material dan Pekerjaan Lain-lain
Pelaksana harus memasukkan material dan pekerjaan berikut dalam
harga penawaran BOQ:
1. Bambu untuk penyangga: dengan diameter 5 cm tanpa cat dan noda
2. Tali: dengan tali ijuk
3. Pekerjaan pemeliharaan selama masa konstruksi
13.3.

PELAKSANAAN

13.3.1. Pembersihan
a. Membersihkan semua area penanaman dari vegetasi yang ada (existing),
yang tidak sesuai dengan rencana dan semua sampah dan material asing
lainnya yang dianggap halangan untuk pelaksanaan penanaman dan atau
tidak terlihat baik.
b. Memelihara bentukan lahan/grade yang telah terbentuk sebelumnya (hanya
pada area grading yang sudah selesai).
c. Kontraktor utama harus bertanggung jawab untuk pembersihan bak
tanaman dan menyerahkannya kepada Pelaksanadalam keadaan siap
ditanami. Adalah tanggung jawab Pelaksanamemastikan hal ini dikerjakan.
Jika gagal, pekerjaan pembersihan dan persiapan bak tanaman menjadi
tanggung jawab Kontraktor Lansekap.
d. Mengatur semua material yang sudah disiapkan ke area dalam tapak
sebagaimana diarahkan oleh Manajer Konstruksi.
13.3.2. Tahap-Tahap Persiapan Lahan Tanam :

Page 66 of 70

1.

Lapisan permukaan tanah (top


soil) dikupas setebal 20 cm untuk mendapatkan tanah yang baik dan bebas
dari kototan-kotoran yang diperkirakan akan menghambat pertumbuhan
rumput.
2.
Pembentukan
kontur
dan
kemiringan lahan disesuaikan dengan desain yang ada dengan
menggunakan alat grader.
3.
Lahan dengan kontur yang telah
disesuaikan dengan desain kontur segera dipadatkan dengan big roller.
13.3.3. Penyiapan Media Tanam (Soil mix/backfill mix)
a. Media tanam yang telah ditentukan (lihat Bagian 2. Produk-produk) harus
disiapkan dan diawasi pelaksanaan pencampurannya agar diperoleh
kualitas soil mix seperti yang diharapkan.
b. Tempat pembuatan media tanam dapat dibagi dalam beberapa titik
pembuatan. Media tanam harus dibuat dalam satu tempat pengolahan
sebelum kemudian disebar pada area penanaman atau titik tanam.
c. Sebelum dilakukan penyebaran media tanam, maka area penanaman harus
digemburkan (decompacted), dan disiram untuk area-area yang terlihat
sangat kering. Tidak ada pekerjaan penyebaran media tanam yang boleh
dilakukan sebelum ada persetujuan dari Manajer Konstruksi.
13.3.4. Penempatan dan Penyebaran Media tanam
Media tanam disebar dan ditempatkan pada area penanaman dengan
ketebalan (volume) sebagai berikut:
a. Pohon dan Palm (Trees/Palms)
: 80 x 80 x 80 cm
b. Tanaman instan (pohon dan palem siap transplantasi) : 80 x 80 x 80 cm
b. Tanaman aksen (Feature plant)
: 60 x 60 x 60 cm
c. Semak (Shrubs)
: 40 cm
d. Tanaman rambat (Vines)
: 40 cm
d. Penutup tanah (Groundcovers)
: 30 cm
e. Rumput (Turf)
: 10 cm
13.3.5. Pelaksanaan Penanaman
A. Penanganan tanaman
1. Menangani tanaman dalam suatu cara yang mencegah terjadinya
kerusakan pada tanaman. Tanaman harus dilindungi dan jika diperlukan
dibungkus dalam proses pengangkatan, menunggu dipindahkan,
selama pemindahan, dan penyimpanan di tapak. Tanaman yang tidak
terlindung tidak boleh dipindahkan dalam cuaca yang sangat panas.
Seluruh material tanaman harus dijaga agar tetap lembab selama
proses pemindahan dan penyimpanan.
2. Menjaga tanaman dari sinar matahari dan angin yang kering setiap
waktu. Tanaman yang tidak dapat segera ditanam setelah pengiriman
harus disimpan dalam naungan, dijaga baik dan cukup diairi.
3. Semua spesimen, pohon dan palem yang tumbuh di lapangan dan yang
disimpan (stock) harus ditanam pada hari yang sama dengan
pengirimannya ke tapak (site). Tanaman tidak boleh dibiarkan tidak
ditanam lebih dari dua hari di tapak.
B. Penempatan Tanaman
1. Lokasi tanaman harus ditandai oleh Pelaksana untuk ditinjau ulang oleh
Manajer Konstruksi sebelum pelaksanaan kerja. Pelaksana harus
memberi tahu Manajer Konstruksi 3 hari di muka sebelum pemberian
tanda.
2. Tanaman harus diletakkan di tengah-tengah dengan posisi tetap pada
media tanam padat yang sesuai, yang telah tercampur rata.
3. Tanaman harus diletakkan dengan ketinggian tanah rata dengan
bentukan lahan/grade akhir dan ditanam untuk memberi penampilan
yang terbaik pada struktur atau lingkungan terdekatnya.

Page 67 of 70

C. Penunjang
Segera sesudah penanaman semua pohon dan palem dengan tinggi 2,0 m
atau
lebih, seperti pada detil, diberi penunjang.
13.3.6. Penanaman Rumput/Lempengan Rumput
A. Semua rumput yang disuplai oleh kontraktor haruslah dari jenis Zoysia
matrella (Rumput Manila) dan/atau Cynodon dactylon (Rumput Bermuda)
yang sehat dan vigor dari sumber yang disetujui sesuai dengan yang tertera
di BOQ. Rumput atau lempengan rumput harus dipotong bujur sangkar
dengan ukuran sekitar 15x15 cm, dan tebal 5 cm. Semua rumput harus
bersih dari gulma atau rumput liar (khususnya Mimosa pudica/putri malu
dan rumput teki) dan sampah.
B. Lempengan rumput tidak boleh terpecah menjadi potongan-potongan kecil
untuk penanaman.
C. Lempengan rumput harus diletakkan bersisian pada tanah dengan jarak
antaranya tidak lebih dari 2 cm.
D. Rumput harus ditanam pada area yang telah disiapkan segera sesudah
pengiriman untuk mencegah kerusakan.
E. Segera menyiram area rumput setelah penanaman. Penyiraman dalam
jumlah yang cukup untuk membasahi lempengan.
F. Setelah rumput dan tanah yang disiram sudah agak mengering, giling atau
tumbuk area rumput untuk memastikan ikatan yang baik antara lempengan
dan tanah serta menghilangkan ketidakteraturan ketinggian (bumpy).
13.3.7. Penanaman Semak
A. Menanam kembali dengan hati-hati dan sesuai dengan praktek-praktek
standard nursery.
B. Memakai media tanam sesuai spesifikasi pada Bagian 2 di atas untuk
pengisian lubang tanam.
C. Jarak tanam disesuaikan dengan ukuran diameter tanaman dan volume
tanaman yang dikehendaki per meter persegi.
13.3.8. Penanaman Tanaman Rambat
A.
Menanam kembali dengan hati-hati dan sesuai dengan praktek-praktek
standard nursery.
B.
Memakai media tanam sesuai spesifikasi pada Bagian 2 di atas untuk
pengisian lubang tanam.
C.
Jarak tanam disesuaikan dengan ukuran diameter tanaman kurang lebih
berjarak 30 cm dan ditanam berdekatan dengan kaki dinding.
D.
Tanaman rambat sebaiknya dilekatkan pada struktur penunjang dengan
mengikat pucuk utama mengarah ke atas.
13.3.9. Penanaman Palem dan Pohon
A. Menanam kembali dengan hati-hati dan sesuai dengan praktek-praktek
standard nursery.
B. Memakai media tanam sesuai spesifikasi pada Bagian 2 di atas untuk
pengisian lubang tanam.
C. Menunjang setiap pohon dan palem segera setelah tanam. Memasang
penyangga bambu untuk setiap pohon dan palem.

13.3.10.
Pemeliharaan Tanaman
A. Pemeliharaan akan meliputi, namun tak terbatas pada:
1. Perlindungan area yang dilewati lalu lintas, dengan membangun

Page 68 of 70

barikade segera sesudah penanaman.


2. Menyiram area penanaman sebanyak kebutuhan untuk menunjang
pertumbuhan yang aktif, menjaga area lembab namun tidak
menggenangi (harian).
3. Pemupukan sesuai kebutuhan dan sesuai rekomendasi produsen (1-2
kali /bulan).
4. Memelihara area penanaman bebas gulma dan rumput-rumput
pengganggu melalui pembersihan gulma harian jika dibutuhkan.
Mencabut gulma hingga ke akarnya (2 kali/bulan).
5. Memeriksa semua tanaman untuk penyakit dan serangan hama (setiap
bulan atau sesuai kebutuhan). Memindahkan tanaman yang rusak atau
terinfeksi. Material yang terkena diobati segera.
6. Segera memindahkan tanaman yang mati atau sekarat. Penggantian
harus dari jenis dan ukuran yang sama dengan tanaman sebelumnya
(sesuai kebutuhan).
7. Pengulangan pemberian penyangga, pengencangan ikatan atau
pengaturan kembali ke ketinggian yang sesuai atau penegakan kembali
tanaman yang tidak berada pada posisi tumbuh yang sesuai (sesuai
kebutuhan).
8. Memangkas rumput hingga setinggi 15 mm (1 kali/bulan). Untuk rumput
pada area golf mini, pertahankan ketinggian rumput agar tetap 10-12
mm.
9. Merapikan semua pohon, semak dan penutup tanah seperti pengarahan
Penanggung Jawab Lansekap untuk membuat bentuk, kebiasaan dan
tampilan tanaman yang diinginkan (1 kali/ bulan).
10. Membuat catatan dari prosedur pemeliharaan yang meliputi tenaga
kerja, deskripsi tugas, pupuk, irigasi, dan lain-lain. Memberikan salinan
dari catatan pemeliharaan kepada Penanggung Jawab Lansekap.
B. Jadwal Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
5.

Penyiraman
Pembersihan gulma
Forking bedeng tanaman
Edging
Pemupukan
6. Penyemprotan hama penyakit
dibutuhkan

7. Pemangkasan rumput
8. Perapian/trimming semak dan
penutup tanah
9. Penggantian tanaman dan
perbaikan kecil bedeng tanaman
10. Pemberian penunjang untuk
mengatur pertumbuhan pohon dan
tanaman
C. Tenaga kerja
Pengawas
Tim pekerja pemeliharaan

Frekuensi
Harian
Harian dan jika dibutuhkan
Bulanan
Bulanan
2 kali/bulan
Bulanan
atau
jika
dengan adanya hama dan
penyakit
Sekali/bulan
Sekali/bulan dan atau jika
dibutuhkan
Jika dibutuhkan
Jika dibutuhkan

: 6 hari per minggu


: 7 hari per minggu.

D. Pelaksana harus membuat Jadwal Pemeliharaan Rutin yang isinya


mengenai aktivitas pemeliharaan, peralatan yang digunakan, obat-obatan
atau jenis pupuk yang dipakai serta jumlah dan pembagian tenaga

Page 69 of 70

pemeliharaan harian kepada


Manajer Konstruksi untuk dimintakan
persetujuannya sebelum dimulainya pelaksanaan masa pemeliharaan.

Batu,__________________2015
Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. DEKA KHARIESMA

HASTA TU'ING BASUKI


Direktur

Page 70 of 70

Anda mungkin juga menyukai