Anda di halaman 1dari 153

Spesifikasi Teknis

RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT

A. UMUM
PASAL 1 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan
URAIAN UMUM sesuai dengan :
a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail
terlampir
b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan
pekerjaan (RKS)
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
e. Petunjuk dari Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
/Pengawas Lapangan.

` 1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi :


a. Pembangunan Rehab Berat GKE Banjarbaru Tahun
2015
b. Sarana dan Prasarana Penunjang :
Pekerjaan instalansi listrik.
Pekerjaan instalansi air bersih/kotor,
septictank, groundtank dan watertank.
Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh
instansi yang berwenang
Pekerjaan prasarana lingkungan, meliputi:
Resapan air hujan saluran pembuangan air hujan
dan air kotor.
Pekerjaan instalasi AC
Pekerjaan Jaringan Utilitas lainnya.

1.3. Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan


bestek, bestek dan gambar detail, Pemborong harus
segera lapor kepada Panitia Pembangunan GKE
Banjarbarudan Pengawas Lapangan
1.4. Kontraktor/pemborong harus menghitung sendiri volume

VI-1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

setiap pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana


dan RKS ini.

1.5. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia


jasa harus berkonsultasi dengan Pengawas Kegiatan/
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/ Panitia
Pembangunan

1.6. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus


dapat menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh
jalannya pekerjaan.

1.7. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan


pekerjaan atau lahan sekitar yang disebabkan oleh
pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia
jasa. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/
Kontraktor bisa minta ijin kepada pemilik yang
bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian
jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang
diperlukan.

1.8. Pekerjaan harus segera diselesaikan dengan baik, dengan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau
puing-puing pada waktu diserahkan.
b. Pekerjaan harus segera diserah terimakan dengan
kondisi memuaskan dengan disaksikan oleh Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan.

PASAL 2 2.1. Umum


URAIAN PEKERJAAN Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
seperti yang diuraikan di dalam buku ini. Bila terdapat

2
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan


uraian ini kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut
kepada perencana untuk mendapatkan penyelesaian

2.2. Lingkup Pekerjaan


Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini
serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-
pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

2.3. Sarana Kerja


Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja kontraktor
juga wajib memasukan identiikasi dari tempat kerja,
nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota
pelaksanaan pekerjaan, serta iventarisasi peralatan yang
digunakan melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib
menyediakan tempat penyimpanan bahan-
bahan/material dilokasi yang aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan
kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja
dilokasi dapat tercapai.

2.4. Gambar-gambar Dokumen


a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan
dalam gambar-gambar yang ada (arsitektur, struktur
dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian
pekerjaan ini maupun pekerjaan yang terjadi akibat
kecelakaan di lokasi, kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/
konsultan pengawasan. Secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi
setelah konsultan pengawas berunding terlebih
dahulu dengan perencana. Ketentuan tersebut di

3
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

atas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor


untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah
ukuran jadi, dalam keadaan selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting,
kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti
dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-
peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang
dan lain-lainnya sebelum pekerjaan dimulai.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan kontraktor wajib
merundingkan terlebih dahulu dengan perencanaan.
d. Kontraktor tidak dibenarkan untuk mengubah dan
atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa
sepengetahuan konsultan pengawas.
e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap
masing-masing dua salinan segala gambar-gambar,
spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan
dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui
di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus
dapat dilihat konsultan pengawas konstruksi dan
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru setiap saat
sempat dengan serah terima kesatu. Serah terima
kesatu dokumen-dokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh pemberi tugas.

2.5. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-contoh


a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah
gambar-gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur,
atau data yang disiapkan kontraktor atau
subkontraktor, supplier atau produsen yang
menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor
untuk menunjukan bahan, pelengkapan, dan kualitas
kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas

4
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

untuk menilai dahulu.


c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani
persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua
gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
diisyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh
konsultan pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan
dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan konsultan pengawas.
Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen
Kontrak jika, ada hal-hal demikian.
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-
gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap
Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap
gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen
Kontrak.
e. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan
memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-
gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam
waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan
yang diminta konsultan pengawas dan menyerahkan
kembali gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh sampai disetujui.
g. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh tidak
membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya
atas perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara
tertulis kepada konsultan pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui
konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan
sebelum ada persetujuan dari konsultan pengawas.
i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh

5
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

harus dikirimkan konsultan pengawas dalam dua


salinan, konsultan pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan Telah Diperiksa Tanpa Perubahan
atau Ditolak satu salinan ditahan oleh konsultan
pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada sub kontraktor atau yang
bersangkutan lainnya.
j. Sebelum katalog atau barang cetakan, hanya boleh
diserahkan apabila menurut konsultan pengawas hal-
hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau
barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak
dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan
dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan
diperlukan sama seperti butir diatas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi
teknis harus dikirimkan kepada konsultan pengawas.
l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan,
contoh-contoh, katalog-katalog kepada konsultan,
Pengawas dan perencanaan menjadi tanggungan
kontraktor.

2.6. Jaminan Kualitas


Kontraktor menjamin pada Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan
dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali
baru, kecuali ditentukan lain, serta kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan
baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan dokumen kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-
bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir-butir ini,
sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas,
bahwa pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna,
semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya.

6
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

2.7. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama
pabrik, merk dari suatu jenis bahan/komponen, maka
kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan, jadi tidak ada alasan bagi kontraktor
pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut
sudah tidak terdapat lagi di pasaran ataupun sukar
didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah
ditunjuk sebagai pemenang, kontraktor harus sesegera
mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila kontraktor telah berusaha untuk memesan namun
pada saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar
diperoleh, maka perencana dengan persetujuan tertulis
dari Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru akan
melakukan sendiri alternative merk lain dengan
spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan
menunjukan pemenang, kontraktor harus memberikan
kepada Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru fotocopy
dari pemesanan material yang diimport pada agen
ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa
material-material tersebut telah dipesan (order import)

2.8. Contoh-contoh Bahan/Material


a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru atau wakilnya
harus segera disediakan atas biaya kontraktor dan
contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau
cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan
dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh-contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan
contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

7
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang


contoh (sample) dari material yang akan
dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus
dilampiri dengan tanda bukti sertifikasi pengujian
dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-
material tersebut.
d. Untuk barang-barang dan material yang akan
didatangkan kesite (melalui pemesanan) maka
kontraktor diwajibkan menyerahkan : brosur,
catalog, gambar kerja atau shop drawing dan sample
yang dianggap perlu perencanaan/konsultan
pengawas.

2.9. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang
disebutkan nama pabriknya dalam RKS, kontraktor
harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi teknis atau dapat mengajukan produk
yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan konsultan perencana sebelum
memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan
produk-produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya didalam spesifikasi teknis, kontraktor
harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari
pabrik yang menghasilkan catalog dan selanjutnya
menguraikan data-data atau yang menunjukan
secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan
dari pemilik/ perencana/konsultan pengawas.

8
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

2.10. Peralatan, Material dan Tenaga Kerja


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus baru. Seluruh peralatan harus
dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana
latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan
kontraktor harus melaksanakannya.

2.11. Klausal disebutkan kembali


Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang
disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan
berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalah. Jika terjadi hal-
hal yang sering bertentangan antara gambar atau
terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau
yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain
untuk segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak
asasi manusia.

2.12. Koordinasi Pekerjaan


a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan
koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam
kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang
menyangkut dalam proyek ini harus dikoordinir
terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan yang laian dapat dihindarkan.
Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai dengan
detail untuk menghindari gangguan dan konflik serta
harus persetujuan dari konsultan
perencana/pengawas.
b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan
menurut uraian dan syarat-syarat pelaksanaan,
gambar-gambar dan instruksi tertulis dari konsultan
pengawas.

9
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan


yang dilakukan oleh kontraktor pada setiap waktu.
Bagaimanapun juga kelalaian konsultan pengawas
dalam pengontrolan terhadap kekeliruan atas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor. Tidak
berarti kontraktor bebas dari tanggung jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-
syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau instruksi
tertulis dari konsultan pengawas harus diperbaiki
atau dibongkar. Semua biaya diperlukan untuk itu
menjadi tanggung jawab kontraktor

2.13. Perlindungan terhadap Orang, Harta Benda dan


Pekerjaan
a. Perlindungan terhadap milik umum
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil
dan jalan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan
bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun
pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan
dengan tegas memberikan perintah kepada ahli
tekniknya yang bertugas dan para penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-
saluran pembuangan dan sebagainya ditempat
pekerjaan, dan kerusakan sejenis yang disebabkan
operasi-operasi kontraktor, dalam arti kata luas. Itu
semua harus diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat
diterima oleh pemberi tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan,

10
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

penerapan dan perlindungan terhadap pekerjaan


yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang dan malam.
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap
kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan
bahan-bahan bangunan peralatan atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara
fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan
yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yang akan datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan
pengamanan seperti ini diisyaratkan harus
memuaskan Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan-
ketentuan undang-undang yang berlaku saat ini. Di
lokasi pekerja, kontraktor wajib mengadakan
perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama
yang mudah dicapai.
f. Gangguan pada tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Panitia
Pembangunan GKE Banjarbarumungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu
sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada
tambahan yang mungkin ia keluarkan.

2.14. Peraturan Hak Patent


Kontraktor harus melindungi pemilik (owner) terhadap
semua claim atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga
karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang
atau nama produksi, hak cipta ada semua material dan
peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

2.15. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk

11
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

apapun di dalam sempadan (batas) site atau ditanah yang


berdekatan tanpa seijin dari pemberi tugas

2.16. Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakan


a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila
ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan
dan tambahannya.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80
tahun 2003 tanggal 03 Nopember tentang pedoman
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan
di Indonesia atau Algemene Voorwaarden Voor
Uitvorering bij Aaneming van Openbare Warken (AV)
941.
d. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk
Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia (DTPI).
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
f. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan
gedung SK-SNI T-15 1991-03
g. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja
Departemen Tenaga kerja.
h. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi
Listrik (PUIL) 979 dan PLN setempat.
i. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air
minum serta Instalasi pembuangan dari Perusahaan
Air Minum.
j. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961).
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
l. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
m. Peraturan Muatan Indonesia 1983.
n. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
1983.
o. Peraturan Pengecatan NI-12.

12
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

p. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh


jawatan/instansi pemerintahan setempat, yang
bersangkuta dengan permasalahan bangunan.
q. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut
diatas, berlaku dan mengikat pula.
r. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana
yang sudah disahkan oleh Panitia Pembangunan GKE
Banjarbarutermasuk juga gambar-gambar detail yang
diselesaikan oleh kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui direksi.
s. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
t. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
u. Berita Acara Penunjukan.
v. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang
penunjukan kontraktor.
w. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa).
x. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
y. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).
z. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.

2.17. Shop Drawing


a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua
komponen struktur berdasarkan design yang ada dan
harus dimintakan persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas.
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua
data-data yang diperlukan termasuk keterangan
produk bahan, keterangan pemasangan, data-data
tertulis dan hal-hal lain yang diperlukan.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua
kesalahan-kesalahan detailing fabrikasi dan
ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian
konstruksi baja.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi di
workshop kecuali atas persetujuan konsultan

13
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

pengawas.
e. Semua Baut, baik yang dikerjakan di workshop
maupun di lapangan harus selalu memberikan
kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang baut tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada
waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang
kelalaian kontraktor, harus dilakukan atas biaya
kontraktor.
g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan
gambar dan spesifikasi harus ditanyakan kepada
konsultan pengawas/perencana.
h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-
gambar As Built Drawing sesuai dengan pekerjaan
yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan.
Untuk kebutuhan pemeriksanaan dikemudian hari
dan gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
konsultan pengawas

2.18. Pembuatan Gambar Pelaksanaan (As-Build Drawing)


Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana
sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan
yang terdiri dari :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak
mengalami perubahan dalam pelaksanaannya
b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang
berupa gambar-gambar perubahan
c. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka
ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka
tersebut yang jelas akan
menyebabkanketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas terlebih dahulu
d. Kertas gambar As Built Drawing dengan ukuran A3
atau A2

14
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian


pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
Penyerahan Pertama.

PASAL 3 3.1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua


PERSYARATAN BAHAN- bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
BAHAN sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.

3.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai


dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PUBI 1982,
PBI 1971, SKSNI T15 1991 03, SNI 03-1729-2002, AV,
PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.

3.3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan


merupakan produk dalam negeri, dan mengacu Peraturan
Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.

3.4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail


pelaksanaan (shop drawing), pengiriman kepada Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan contoh bahan bangunan termasuk warna dan
bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan
untuk diperiksa dan disetujui.

3.5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium


jika diperlukan, yang berkaitan dengan mutu bahan yang
akan digunakan.

3.6. Bila terdapat perbedaan pendapat mengenai mutu bahan,


maka Pemborong berkewajiban memeriksakan bahan
tersebut kelaboratorium Balai Penelitian Bahan Bangunan
dengan semua biaya menjadi tanggungan Pemborong,
begitu pula waktu yang tersita dapat untuk alasan
perpanjangan waktu pelaksanaan.

15
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

3.7. Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas


Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkap-
lengkapnya tentang bahan tersebut.

3.8. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas


keadaan barang-barang yang dipakai (dimaksud).

3.9. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja


selain tempat kerja yang ada di lapangan/ Basecamp,
maka Penyedia Jasa wajib memberitahu kepada Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru / Pengawas Kegiatan, agar
kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum
dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan
apakah layak untuk dikirim/dipasang.

3.10. Ukuran/dimensi yang dimaksud dalam gambar untuk


bahan adalah bersih (ukuran jadi).

3.11. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar
yang bersih dan bebas mineral zat organik tanah
lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang
ada tidak mencukupi maka penyedia jasa harus
mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini
dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air
sendiri yang memenuhi syarat

3.12. Semen Portland


a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini adalah semen sekualitas/ setara Tiga
Roda Kualitas I harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam NI-8 Bab 3.2, PBI 1971 dan PUBI
1982, warna abu-abu kehijauan.
b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama

16
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dengan semen yang dipakai pada waktu menentukan


campuran beton.
c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen
portland type II yang tahan sulfat.
d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya
sebelum sampai di tempat pekerjaan.
e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh
dipergunakan.
f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai
membatu, Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga
stok semen jangan sampai melebihi kapasitas
penggunaan (sesuai dengan schedule).
g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat
bebas air/ bocor air hujan dan tidak terpengaruh
cuaca.
h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil
produksi yang sama.

3.13. Kerikil (Agregat Kasar)


a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral
dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan
organis atau kotoran lain dan sebelum digunakan
harus dicuci terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton
(pengecoran) harus kerikil yang keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.

3.14. Pasir (Agregat Halus)


a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak
mengandung bahan organis dan bebas dari bahan
lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung
bahan organis atau garam atau tidak tercampur
tanah atau bahan-bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak
mengandung bahan-bahan organis, kasar tajam

17
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI


71.
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang
kasar tidak mengandung lumpur atau tanah (yang
berkualitas baik).
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan
sesuai dengan fungsi penggunaannya, tidak
diperbolehkan tercampur satu dengan yang lainnya.

3.15. Batu Belah


a. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak
boleh berupa batu blondos (harus dibelah).
b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang
digunakan antara 10 cm sampai dengan 20 cm,
sedapat mungkin berbentuk persegi.

3.16. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal
dari produksi pabrik yang telah disetujui Pengawas
Kegiatan.
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan
dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2, Baja
tulangan harus dari baja Ulir atau diprofilkan dengan
tegangan leleh minimal 3900 kg/cm2 untuk besi
beton < 19 mm dan dengan tegangan leleh 4000
kg/cm2 untuk besi beton > 12 mm, untuk tulangan
dengan >16 mm digunakan baja diprofilkan, yang
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
kelentuan SKSNI T-15-1991-03.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi
tulangan harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah

18
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

tempat selama pengecoran. Selimut beton dibuat


dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir
campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk
elemen struktur (balok, kolom) dan 4 x 4 x 2 cm
untuk elemen pelat. Besi tulangan harus disatukan
satu sama lain dengan kawat bendrat.
f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat atau bahan lain yang
merusak hubungan besi dan beton.
g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi
bekas pakai.
3.17. Lain-lain
a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal
ini agar menyesuaikan penggunaannya dan sesuai
gambar dan dapat persetujuan dari Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan.
b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan
dipergunakan pada bangunan ini sebelumnya harus
setelah diperiksa dan diterima oleh Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan.
c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-
syarat bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan
atas perintah Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam
dengan segala resiko oleh Penyedia jasa.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas
bahan maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Penyedia jasa.
e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang di
dalam RKS dan ada dalam gambar, sebelum bahan
tersebut didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih
dahulu dikoordinasikan dengan Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan.

PASAL 4 4.1. Lokasi untuk bangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi
PEKERJAAN PERSIAPAN Tugas kepada Pemborong dalam keadaan bebas dari
gugatan Pihak Ketiga.

19
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

4.2. Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk


kantor pengelolaan kegiatan, barak kerja dan gudang
untuk menyimpan bahan-bahan dengan ketentuan antara
lain :
a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan
sekitarnya yang masih layak dipergunakan.
b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara,
penempatan bangunan sementara harus
sepengetahuan dan seijin Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan.
c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/Pengawas Kegiatan.
d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan
dan penerangan secukupnya, tidak gelap dan tidak
bocor.
e. Bangunan sementara dilengkapi meja kursi rapat,
meja kursi tamu, almari, meja kursi kerja, white
board serta papan untuk menempelkan gambar dan
ditutup dengan plastik bening.
f. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek,
untuk setiap saat dapat digunakan oleh Direksi
lapangan adalah:
1 (satu) buah alat ukur Schufmaat/alat ukur.
1(satu) buah alat ukur optic (teodolit/waterpass).
1 (satu) buah mesin tik standar 18.
1 (satu) unit computer dan printer.
satu set kelengkapan PPPK (P3K)

4.3. Kantor Pengawas


a. Kantor konsultan pengawas merupakan bangunan
dengan konstruksi rangka kayu, dinding papan
multiplex dicat, penutup atap asbes semen
gelombang, lantai papan, diberi pintu/ jendela
secukupnya, penghawaan/ pencahayaan. Letak
kantor konsultan pengawas harus dekat dengan

20
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

kantor kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.


b. Perlengkapan-perlengkapan kantor konsultan
pengawas yang harus disediakan :
1 (satu) buah meja rapat ukuran 120 cm x 300 cm
dengan 10 kursi.
1 (satu) buah meja tulis ukuran 70 cm x 140 cm
dengan 2 kursi.
1 (satu) buah lemari ukuran 150 cm x 200 cm x 50
cm dapat dikunci.
1 (satu) buah whiteboard ukuran 120 cm x 240
cm.
Berdekatan dengan kantor pengawas harus
ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih
secukupnya dan dirawat kebersihannya

4.4. Pelayanan Pengujian


a. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat kerja,
bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan
lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian
yang diperlukan. Umumnya Penyedia Jasa di
bawah perintah dan pengawasan Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru akan melakukan
semua pengujian sehubungan dengan pengendalian
mutu bahan baku,campuran dan bahan yang diproses
untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan
pengujian dan atau fasilitas laboratorium
sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi
seluruh ketentuan pengendalian mutu.
c. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus
menggunakan SNI, sebagai standar pengujian.
Penyedia Jasa dapat menggunakan standar lain
yang relevan sebagai pengganti SNI atas
persetujuan Pengawas Kegiatan/ Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru.

21
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh


Pengawas Kegiatan/ Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru untuk memeriksa pekerjaan yang telah
selesai apakah telah memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan dan setiap
ketentuan lanjutan yang diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan.
e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan
diganti dengan bahan dan pengerjaan yang
memenuhi Spesifikasi ini, atau menurut Pengawas
Kegiatan/ Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
harus diperbaiki sedemikian hingga setelah
diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan
dalam kontrak.

4.5. Papan nama Kegiatan


a. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran 1 x 2 m,
dan dipasang di lokasi kegiatan, 1 (satu) minggu
setelah Penyedia jasa menerima SPK selama kegiatan
berlangsung.
b. Papan nama kegiatan dibuat dari papan dan tiang
kayu 10x10 kayu kualitas I (dibuat sesuai petunjuk
Pengawas Kegiatan)
c. Atas biaya penyedia jasa, bila diharuskan oleh pihak
penguasa daerah setempat, Penyedia jasa boleh
memasang papan nama kegiatan sesuai normalisasi
dari Pemerintah Daerah setempat.

4.6. Titik Ikat Lapangan


Penyedia jasa diminta untuk membuat titik ikat lapangan
yang terbuat dari beton untuk memudahkan dalam
pengukuran peil pekerjaan. Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/Pengawas Kegiatan diminta untuk mengawasi
penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan akibat
terjadinya Settlement yang disyaratkan didalam

22
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

perencanaan dan melaporkan ke Pemimpin Kegiatan.

4.7. Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan
perbaikan serta pembuatan bangunan-bangunan,
jalan, gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain
yang merupakan milik Instansi/ Negara dan milik
perorangan yang terletak pada lokasi pekerjaan.
Pekerjaan Kontraktor menurut petunjuk-petunjuk
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan syarat-
syarat teknis dan instansi yang bersangkutan.

b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan


1) Kontraktor dalam melaksanakan pembongkaran
atau penggalian harus diusahakan tidak merusak
bahan yang masih bisa dipergunakan dan
melindungi bagian bangunan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini, dan pelaksanaan harus
sesuai dengan petunjuk Direksi.
2) Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang
menyangkut fasilitas umum harus disediakan,
dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi.
3) Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan
pemindahan bangunan yang dimaksud dan belum
tercakup dalam Spesifikasi akan ditentukan oleh
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
berdasarkan informasi dan instansi yang
bersangkutan.
4) Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa
terdapat pengerasan bangunan, maka sebelum
pengerasan tersebut berikut pondasinya harus
dibongkar harus mengajukan izin ke Direksi.
5) Setiap bangunan/ saluran, jalan atau lainnya
yang dibongkar akibat pekerjaan ini harus

23
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

diperbaiki kembali seperti keadaan semula


sehingga memuaskan Direksi.
6) Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang
terkena pekerjaan ini harus dipindahkan,
disusun dan ditanam kembali. Atau singkirkan
sesuai petunjuk Direksi.

c. Bahan dan Bekas Bongkaran


1) Bahan yang masih dipergunakan seperti batu
kali, batu bata, paving dan lain-lain harus
dibersihkan dan disusun di lokasi pekerjaan atau
diangkut ke tempat penyimpanan sesuai
petunjuk Direksi.
2) Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai
lagi harus disingkirkan dan dibuang sesuai
dengan petunjuk Direksi.
3) Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga,
sejauh pemilik menghendakinya kembali
diangkat ke tempat yang akan ditentukan dekat
tempat pekerjaan.
4) Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan,
pemindahan dan pengangkutan bahanbahan yang
dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban
Kontraktor.

4.8. Penjagaan dan Penerangan


a. Penyedia jasa harus mengurus penjagaan di luar jam
kerja (siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan
termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang
dan lain-lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu
diadakan penerangan/lampu pada tempat tertentu.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas
bahan dan alat-alat lain yang disimpan dalam gudang
dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran
dan pencurian, Penyedia jasa harus segera

24
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan.


d. Penyedia jasa harus menjaga jangan sampai terjadi
kebakaran atau sabotase di tempat pekerjaan, alat-
alat pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk
keperluan yang sama harus selalu berada ditempat
pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang
menimbulkan kerugian-kerugian dalam pelaksanaan
pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang
dan lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa.

4.9. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire
extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung,
masing-masing tabung berkapasitas 15kg.

4.10. Drainase Tapak


a. Dengan mempertimbang keadaan topografi/kontur
tanah yang ada ditapak, kontraktor wajib membuat
saluran sementara yang berfungsi untuk membuang
air yang ada.
b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang
terendah yang ada ditapak atau kesaluran yang
sudah ada dilingkungan daerah pembangunan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan konsultan pengawas.

4.11. Asuransi
a. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua
pekerjaan yang berhubungan langsung dengan
pekerjaan ini antara lain: asuransi tenaga kerja
(Astek) dll.
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Panitia

25
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan


dan Pemimpin Kegiatan.
c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai
pekerjaan sampai selesai pekerjaan.
d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh
penyedia jasa dan wajib dilaksanakan.

4.12. Keselamatan Kerja


a. Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia jasa harus
segera mengambil tindakan dan segera
memberitahukan kepada Pemimpin Kegiatan.
b. Penyedia jasa harus memenuhi/ mentaati peraturan-
peraturan tentang perawatan korban dan
keluarganya.
c. Penyedia jasa harus menyediakan obat-obatan yang
tersusun menurut syarat-syarat Palang Merah dan
setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Penyedia jasa selain memberikan pertolongan
kepada pekerja juga selalu memberikan pertolongan
kepada pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan
air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan
e. Penyedia jasa diwajibkan mentaati undang-undang
tenaga kerja dan segera mengurus ASTEK setelah SPK
diterbitkan.

4.13. Mobilisasi dan Demobilisasi


a. Mobilisasi Personil
1) Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
2) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan
Pengawas Kegiatan/ Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru. Untuk tenaga inti harus mengacu
pada daftar personel inti (key personil) yang
dilampirkan dalam berkas penawaran.
3) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang

26
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi)


menurut cakupan pekerjaannya.
4) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan
kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang
diperlukan maka prioritas harus diberikan
kepada pekerja setempat.

b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian
peralatan/kendaraan sudah mengikuti aturan
perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan
Lalu lintas Jalan Raya, pihak Kepolisian dan
Badan Lingkungan
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai
dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan di mana peralatan tersebut akan
digunakan menurut Kontrak ini.
3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap
telah selesai melaksanakan tugasnya dan
tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat
tersebut segera dikembalikan.
4) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan
pemeliharaan kendaraan/peralatan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.

c. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan
realisasi pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar
lokasi pekerjaan harus terlebih dahulu

27
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

diambil contohnya untuk mendapatkan


persetujuan dari Pengawas Kegiatan/Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan atau diuji
keandalannya di laboratorium, apabila tidak
memenuhi syarat, harus segera diperintahkan
untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam
waktu 3 x 24 jam.

d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran
tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir
kontrak termasuk pemindahan semua instalasi,
peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat
kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum
pekerjaan dimulai.

4.14. Penyediaan Air dan Listrik


a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor
dengan membuat sambungan dari PDAM atau disuplai
dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak
dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi/Pengawas.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor
dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan, dengan daya
sekurang-kurangnya (minimum) 1.300 KVA.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas persetujuan Direksi.
d. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor
Pengawasa lapangan/Direksi Keet.
e. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas

28
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

adalah beban kontraktor.

4.15. Pekerjaan lain-lain


Sesuai petunjuk Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/Pengawas Kegiatan, jika terdapat pekerjaan
yang belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan,
maka Penyedia jasa wajib untuk melaksanakan atas biaya
Penyedia jasa.

PASAL 5 5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi :


PEMBERSIHAN DAN a. Pembersihan Selama Pelaksanaan
PENEBANGAN POHON- 1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan
POHON secara teratur untuk menjamin bahwa
tempat kerja, struktur, kantor sementara,
tempat hunian dipelihara bebas dari sisa bahan
bangunan, debu, sampah dan kotoran lainnya
yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat
kerja dan memelihara tempat kerja dalam
kondisi rapih dan bersih setiap saat.
2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa
selokan samping (sistem drainase) yang ada
terpelihara dan bebas dari kotoran, bahan yang
lepas dan berada dalam kondisi operasional pada
setiap saat.
3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/
pohon dan rumput yang tumbuh pada sekitar
bangunan yang direncanakan atau yang baru
dikerjakan tetap dijaga dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga tidak mengalami
kerusakan.
4) Penyedia Jasa harus menyediakan drum di
lapangan (bak sampah) untuk menampung
sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah
sebelum dibuang.
5) Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak
penampung endapan dan saringan pada musim

29
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

hujan.
6) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah di tempat
yang telah ditentukan sesuai dengan
Peraturan Pusat maupun Daerah dan
Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang
berlaku.
7) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur
sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
proyek tanpa persetujuan dari Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru.
8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan
membuang limbah berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran
atau sanitasi yang ada.
9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan
membuang sisa bahan bangunan ke dalam
sungai atau saluran air.
10) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa
selokan yang ada atau bagian lain dari
sistem drainase yang dipakai untuk
pembuangan setiap jenis bahan selain dari
pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja
Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka
Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kejadian tersebut kepada Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru, dan segera mengambil
tindakan sebagaimana diperintahkan oleh
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/Pengawas
Lapangan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.
11) Semua pembabatan/penebangan pohon di
kawasan perencanaan untuk pembukaan lahan
maupun pelaksanaan pekerjaan harus seijin
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/Pengawas
Lapangan.

30
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

b. Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja
harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus
mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja
yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Kontrak ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil
pekerjaan harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin
ditemukan sebelum pembersihan akhir

5.2. Penebangan Pohon-pohon


Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau
merusak pohon-pohon atau pagar, kecuali bila telah
ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada
gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon
dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang
mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan,
maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.
PASAL 6 6.1. Pengukuran Tapak Kembali
PENGUKURAN DAN a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan
PEMASANGAN BOUPLANK penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas
tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar
dan keadaan yang sebenarnya harus segera
dilaporkan kepada Perencana untuk dimintakan
keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya
dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolite
yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass

31
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

beserta petugas yang melayaninya untuk


kepentingan pemeriksaan Perencana selama
pelaksanaan proyek.
e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang
secara azas Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan
untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Perencana.
f. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan
termasuk tanggungan kontraktor.

6.2. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan


Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat
berkenaan dengan letak/kedudukan bangunan terhadap
titik patok/pedoman yang telah ditentukan, siku
bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat
waterpass instrument/theodolith.
Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai,
langit-langit dan sebagainya dengan hasil yang baik dan
siku.
Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan
notasi-notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay
Out). Dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya
antara kondisi lapangan dan gambar Lay out, Pemborong
harus melapor pada Pengawas/Perencana.

6.3. Pemasangan Bouplank


a. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta
kebenaran persiapan bouplank/ pengukuran
pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang
diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis, serta
bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi,
serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta
pengadaan peralatan, tenaga kerja yag diperlukan.
b. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan
ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut diatas,

32
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

maka hal tersebut merupakan tanggung jawab


Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan
tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila
kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari
Direksi.
c. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan
Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan
tanggung jawab Pemborong menjadi berkurang.
d. Bahan dan pelaksanaan
Tiang bouplank menggunakan kayu ukuran 5/7
dipasang setiap jarak 2 m, sedangkan papan
bouplank ukuran 2/20 diketam halus dan lurus
bagian atasnya dan dipasang datar (waterpass).
Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan
dengan jarak 2 m dari As tepi bangunan dengan
patok-patok yang kuat, bouplank tidak boleh
dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak
pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan
hingga pekerjaan mencapai tahapan trasram
tembok bawah.
Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang
tertancap kuat kedalam tanah dan tidak dapat
digerakkan.
Titik-titik as bangunan harus di jaga
kebenarannya agar tidak berubah letaknya.
Jika tidak terpaksa harus dipindah, pemindahan
as-as bangunan dalam bouwplank tidak
dibenarkan. Pemindahan titik-titik as bangunan
harus sepengetahuan Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru /Pengawas Kegiatan.

PASAL 7 7.1. Lingkup Pekerjaan.


PEKERJAAN TANAH Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah
semua kegiatan yang berkaitan dengan pematangan
tanah, pengolahan tanah yang ada kaitannya dengan
struktur bangunan antara lain pembersihan tanah, galian

33
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

tanah, urugan tanah/perataan ataupun pembuangan


tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai
dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi
penyangga hingga pemompaan air tanah penggalian
(dewaterring).

7.2. Persiapan Pekerjaan Tanah


Bagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan,
pengecekan keadaan kontur, pengukuran didaerah-
daerah dimana pekerjaan pembangunan akan
dilaksanakan, seperti yang ditunjukan pada gambar-
gambar dan sesuai dengan yang ditunjukan oleh
pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :
a. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan
persyaratan-persyaratan kontrak ini dan kontrak lain
yang sehubungan dengan proyek ini, serta semua
addendumnya.
b. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa
kondisi lapangan, serta semua fasilitas yang ada.
c. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan
dengan pekerjaan ini dan mendapatkan ketentuan
atas seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan
pada gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan
sebagaimanan yang disetujui oleh pengawas.
d. Penyedia jasa bertanggung jawab penuh untuk
kesimpulan yang ditariknya dari informasi yang
disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan
informasi tentang pekerjaan tanah yang
diperolehnya. Penyedia jasa diperbolehkan atas
biaya sendiri melakukan sendiri pemeriksaan
tambahan bilamana dianggapnya perlu untuk
menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna
pembangunan yang dipersyaratkan disini.
e. Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian,
penyedia jasa harus yakin bahwa semua permukaan

34
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

tanah yang ada maupun garis-garis transisi yang


tertera dalam gambar rencana adalah benar.
f. Jika penyedia jasa tidak merasa puas dengan
ketelitian permukaan tanah, penyedia jasa harus
memberitahukan secara tertulis kepada pengguna
jasa, jika tidak maka tuntutan mengenai
ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.

7.3. Pekerjaan Galian Tanah


a. Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus
mengukur elevasi tanah asli dengan cara yang
disetujui oleh Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/
Pengawas Kegiatan. Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan harus hadir dalam
pengukuran tersebut
b. Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya
dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang
terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan
(tahapan pekerjaan pondasi, pile cap, atau
konstruksi lain diatasnya) dapat dilaksanakan bila
galian tersebut sudah mendapat persetujuan dari
Pengawas.
c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar
lubang-lubang galian tersebut tidak digenangi air
yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air atau
lain-lain sebab dengan jalan memompa, menimba,
menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan biaya
untuk pekerjaan tersebut harus dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana
pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar
tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus
digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali
dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpass.

35
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

e. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian,


baik pada waktu penggalian maupun pada waktu
pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau
pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja
terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air
pada dasar galian.
f. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan
terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau
penunjang sementara atau lereng yang cukup.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan
galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus
segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada
setiap saat yang dianggap perlu dan atas penunjuk
Pengawas.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug
dengan tanah dan memenuhi syarat-syarat sebagai
tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis
dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang
terletak didalam garis bangunan harus diisi kembali
dengan pasir urugan yang diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan
maksimum.
i. Pembuangan Material Hasil Galian
1) Pembuangan material hasil galian bangunan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
2) Material dari hasil galian tersebut atas
persetujuan konsultan pengawas telah diseleksi
bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai
material timbunan dan urugan. Sisanya harus
dibuang ke luar site atau tempat lain atas
persetujuan konsultan pengawas.

PASAL 8 8.1. Lingkup Pekerjaan.


PEKERJAAN URUGAN DAN Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan
PEMADATAN peninggian halaman dan bangunan maupun sebagai

36
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

urugan lubang-lubang pondasi.Termasuk dalam pekerjaan


ini adalah pekerjaan pemadatan untuk setiap layer
urugan.

8.2. Persiapan Untuk Urugan


Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi
atau bagian pekerjaan lainnya yang akan ditutup/diurug
atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa oleh
Direksi/Pengawas. Pada pekerjaan urugan/peninggian
permukaan tanah asal jika ada ketidaksesuaian antara
keadaan lapangan dan gambar rencana, Pemborong harus
memberitahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas.
Jika tidak, maka tuntutan mengenai ketidaksamaan
permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

8.3. Bahan-bahan Urugan


a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site)
pada ketinggian tertentu diurug dengan tanah
urug/padas yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur
dan bahan organik, kadar lumpur tidak boleh terlalu
tinggi dan bahan urugan mudah untuk dipadatkan.

8.4. Urugan Tanah


a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum
dilaksanakan pengurugan awal, seluruh permukaan
tanah asal pada daerah yang akan diurug harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran atau puing-puing
dan harus dibuang keluar lokasi.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur,
kotoran, sampah dan sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada
daerah yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan
dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan
ketebalan maksimal 15-20 cm material lepas dan

37
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dipadatkan dengan alat pemadat (baby


roller/stamper) atau dengan ijin pengawas/direksi.
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk
penggalian maupun pengurugan adalah +/- 10 mm
terhadap kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan
ditest dilaboratorium untuk mendapatkan nilai
standart proctor. Laboratorium yang memeriksa
harus laboratoriumnya resmi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh konsultan pengawas.
Dengan bahan yang sama, material yang akan
dipadatkan harus ditest juga dilapangan dengan
system Field Density Test dengan hasil
kepadatannya sebagai berikut :
1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari
permukaan rencana kepadatannya 95% dari
sumber proctor.
2) Untuk lapisan yang di dalamnya lebih dari 30 cm
dari permukaan rencana kepadatannya 90% dari
standart proctor.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui
oleh konsultan pengawas semua hasil-hasil pekerjaan
diperiksa kembali terhadap pokok-pokok referensi
untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan
padat, harus dipertahankan dan dijaga jangan
sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap
menjadi tanggungjawab kontraktor s.d masa
pemeliharaan.
f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus
disebar dalam lapisan-lapisan yang rata dalam
ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada
kedalaman gembur.
g. Standar Rujukan (AASHTO)
T 88 - 78 Analisa ukuran butir tanah

38
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

T 89 - 68 Penetapan batas cair tanah


T 90 - 70 Penetapan batas plastis dan indeks
plastis tanah
T 99 - 74 Penetapan batas plastis dan indeks
plastis tanah
T 145 - 73 Klasifikasi dari tanah dan campuran
tanah dan agregat untuk keperluan
konstruksi jalan
T 180 - 74 Hubungan antara kelembaban dan
kepadatan tanah menggunakan palu 2.5
kg dan 305 mm tinggi jatuh
T 191 - 61 Kepadatan tanah di tempat dengan
menggunakan metoda kerucut pasir
T 193 - 72 The California Bearing Ratio
T 258 - 78 Penetapan tanah yang mengembang dan
tindakan perbaikannya.

8.5. Urugan Pasir


a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat
gambar pelaksanaan atau dalam gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah di
bawahnya rata (waterpass), ketebalan disesuaikan
sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja.
Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran
organic, kandungan lumpur maksimal 10% pemadatan
urugan pasir untuk semua jenis pekerjaan dilakukan
dengan alat pemadat mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung potongan-potongan bahan kertas yang
berukuran lebih dari 1,5 cm.

8.6. Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut

39
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

ketentuan-ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini


Penyedia jasa diharuskan menyerahkan laporan di
bawah ini kepada Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin
memulai pekerjaan disetujui :
1). Gambar detail penampang melintang yang
menunjukkan permukaan yang telah
dipersiapkan untuk penempatan urugan.
2). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan
pemadatan yang cukup dari permukaan yang
disiapkan dimana urugan ditempatkan.
b. Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contoh
bahan urugan kepada Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/Pengawas Kegiatan Teknik paling lambat
14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan pertama kalinya sebagai bahan urugan
itu
1). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material,
satu harus disimpan oleh Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan Teknik
untuk rujukan selama masa Kontrak.
2). Pernyataan perihal komposisi dari material yang
diusulkan, bersama dengan hasil pengujian
laboratorium yang membuktikan sifat meterial
tersebut memenuhi persyaratan sesuai dengan
poin e pasal ini.
c. Penyedia jasa harus menyerahkan hal-hal berikut
dalam bentuk tertulis kepada Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan segera setelah
selesainya satu bagian dari pekerjaan, dan sebelum
mendapat persetujuan dari Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru/Pengawas Kegiatan Teknik, tidak
diperkenankan material lain di atas urugan
terdahulu:
1). Hasil dari pengujian kepadatan
2). Hasil dari pengujian pengukuran permukaan/

40
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

kelerengan dan data survei yang memeriksa


bahwa toleransi permukaan yang ditentukan
dipenuhi.

8.7. Perbaikan Urugan yang Tak memuaskan atau Tidak


stabil
a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui atau
toleransi permukaan yang disyaratkan harus
diperbaiki dengan menggaru permukaan dan
membuang atau menambah material sebagaimana
diperlukan yang dilanjutkan dengan pembentukan
dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam
hal kadar airnya kurang memenuhi persyaratan atau
yang seperti yang diperintahkan Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan
Teknik, maka harus diperbaiki dengan mengganti
material, disusul dengan penyiraman air secukupnya
dan dicampur dengan menggunakan motor grader
atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana
kadar airnya melampaui kadar air yang disyaratkan
atau sebagaimana diperintahkan Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan
Teknik, harus diperbaiki ulang dengan mengganti
material, disusul dengan penggunaan motor grader
berulang-ulang atau oleh alat lainnya dengan selang
waktu istirahat ketika penanganan, dalam cuaca
yang kering. Cara lain, atau jika pengeringan tak
dapat dicapai dengan cara mengaduk atau
membiarkan bahan gembur tersebut, Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas Kegiatan
Teknik dapat memerintahkan untuk mengeluarkan
bahan tersebut dari pekerjaan dan menggantikannya
dengan bahan kering yang lebih cocok.

41
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

d. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir


atau karena hal lainnya setelah dipadatkan dalam
batasan persyaratan ini biasanya tidak memerlukan
pekerjaan perbaikan asal sifat meterial dan kerataan
permukaan masih memanuhi persyaratan Spesfikasi
ini.
e. Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi
kepadatan atau persyaratan sifat material dari
spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/ Pengawas
Kegiatan Teknik dan dapat meliputi tambahan
pemadatan, penggaruan yang disusul dengan
pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, atau
pembuangan dan penggantian material.

PASAL 9 9.1. Perbandingan dari berbagai adukan, menggunakan


ADUKAN DAN CAMPURAN perbandingan jumlah isi yang ditakar dalam keadaan
kering.

9.2. Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama


dengan dalam 50 cm. Volume kotak dibuat sesuai dengan
volume 1 zak PC (40 Kg), diselenggarakan atas petunjuk
Direksi/Pengawas Lapangan.

9.3. Penggunaan adukan sesuai yang ditetapkan dalam gambar


atau tempat-tempat yang dianggap perlu oleh Direksi.

PASAL 10 10.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN PASANGAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
BATU KALI/BELAH bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi
seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Panitia Pembangunan

42
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

GKE Banjarbaru dan Pengawas Lapangan.

10.2. Persyaratan Bahan


a. Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah,
tidak lapuk dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah
serta tidak bulat.
Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan
bahan pekerjaan beton bertulang.
b. Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1
PC : 5 Pasir (1:5) atau sesuai dengan gambar
rencana.

PASAL 11 11.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN a. Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian
PANCANGAN dari struktur yang digunakan untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman
tertentu.
b. Apabila dalam pengoperasian peralatan dibutuhkan
perizinan, maka menjadi kewajiban kontraktor untuk
memenuhinya. Biaya perizinan tersebut menjadi
tanggung jawab kontraktor
c. Penentuan panjang tiang pancang yang akan dipesan
dan yang akan dipancang sesuai dengan gambar
rencana
d. Sebelum melakukan pemesanan tiang pancang,
kontraktor harus mengajukan jumlah kebutuhan tiang
pancang dan harus mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan

11.2.
Persyaratan Bahan
a. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang
menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan
utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan
beton.
b. Tiang pancang yang digunakan memiliki sfesifikasi
sebagai berikut :
43
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

o Bentuk penampang : segiempat


o ukuran : 25 x 25 cm
o Mutu beton : K 450
o Panjang Pemancangan : 18 m
o ujung kepala tiang : runcing/ tumpul

c. Panjang masing-masing tiang pancang disesuaikan


dengan gambar kerja termasuk bagian kepala yang
nantinya setelah pemancangan masuk ke dalam poer
dan bagian yang mungkin dipotong sesuai dengan
kondisi lapangan
d. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah
dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan
dihubungkan dengan pile cap (poer).

11.3.
Alat Pancang
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk
pemancangan secara lengkap sedemikian hingga
semua persyaratan teknis yang diminta dapat
dipenuhi
b. Alat harus dapat melakukan pemancangan secara
kontinu sampai diperoleh daya dukung/setting yang
disyaratkan dan/atau sampai pada kedalaman yang
direncanakan, diambil yang paling memenuhi daya
dukung yang disyaratkan
c. Alat yang digunakan dalam perencanaan Rehab Berat
GKE Banjarbaru adalah Injection, yakni Pemukul aksi
tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang
bergerak naik oleh udara atau uap yang terkompresi,
sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh
beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah
sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh.

44
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

11.4.
Metode pelaksanaan tiang pancang
a. Pekerjaan Persiapan

Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi


tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-
titik angkat yang tercantum pada gambar harus
dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang.
Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang
diberi vtanda setiap 1 meter.

Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus


dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna
menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak
diinginkan.

Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada


kedalaman mana pemancangan tiang dapat
dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah
pukulan terakhir (final set).

Rencanakan urutan pemancangan, dengan


pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock
material agar diletakkan dekat dengan lokasi
pemancangan.

Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai


dengan patok

Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk


peyambungan batang berikutnya bila level kepala

45
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan


level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.

b. Proses penyambungan tiang :

Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada


helmet seperti yang dilakukan pada batang pertama.

Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang


yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat
sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel
menjadi satu.

Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti


karat

Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.


7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat
dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang
pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai
mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung
bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final
set yang ditentukan.

9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang


telah ditentukan.

c. Proses Pemancangan

Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga


as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah
ditentukan.

Tiang diangkat pada titik angkat yang telah


disediakan pada setiap lubang.

Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala


tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu
sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.

Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas


patok pancang yang telah ditentukan.

46
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur


panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass
sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.
Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang
diklem dengan center gate pada dasar driving lead
agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,
terutama untuk tiang batang pertama.
Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan
menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas helmet
yang terpasang diatas kepala tiang.

d. Pemancangan tiang
Tiang hanya boleh dipancang, setelah ada
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Urut-urutan pemancangan tiang agar direncanakan
sesuai kondisi pekerjaan sedemikian rupa sehingga
pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan
baik dan lancar sehingga tiang-tiang yang telah
dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Kontraktor
harus mengajukan rencana kerja pemancangan
kepada Pengawas Lapangan untuk dievaluasi dan
mendapatkan persetujuan tertulis.
Pemancangan tiang harus menerus sampai final set.
Penghentian hanya boleh bila mendapat perintah dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Tiang hanya dipancang selama ada Pengawas
Lapangan dan harus tersedia fasilitas bagi Pengawas
Lapangan untuk memperoleh informasi pemancangan
tiang yang diperlukan. Namun demikian Kontraktor
tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
ini.
Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan
dengan segera apabila terjadi perubahan-perubahan
yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan
tiang. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor
harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya

47
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

lateral pada tiang selama pemancangan yang


diakibatkan oleh alat pancang maupun pengaruh luar
lainnya.
Apabila tiang rusak dan tidak dapat dipakai akibat
overdriving atau tidak memenuhi toleransi yang
diijinkan maka tiang yang tidak terpakai tersebut
harus diganti dan tiang pancang baru harus dipancang
sebagai pengganti, atau Kontraktor memancang tiang
extra sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Segala
biaya penggantian atau penambahan tiang dan lain-
lain ditanggung oleh kontraktor.
Apabila ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi
persyaratan ataupun batas-batas toleransi yang
diperkenankan, Kontraktor harus memperbaiki,
memperkuat, menambah tiang dan lain-lain atas
petunjuk Pengawas Lapangan dengan menggunakan
biaya Kontraktor.
Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan
(kalendering pemancangan dari setiap tiang yang
dipancang).
Untuk memudahkan kontrol pemancangan secara
visual, sepanjang tiang dibuat tanda dengan cat tiang
interval 50 cm dan 100 cm yang menunjukkan jarak
tanda/titik tersebut dari kaki tiang.
Hasil pencatatan pemancangan atau kalendering
diserahkan Kontraktor kepada Pengawas Lapangan
untuk dievaluasi dan selanjutnya diambil langkah-
lngkah yang diperlukan.

e. Kedalaman pemancangan
Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai
mencapai final set. Apabila final set telah dicapai
sebelum panjang tiang atau kedalaman rencana
tercapai, maka bagian tiang berlebih (di atas cut of
level) harus dipotong. Pemotongan kelebihan tiang
ini harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

48
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Apabila seluruh panjang tiang rencana telah


terpancang tetapi final set belum dipenuhi, maka
tiang pancang tersebut harus disambung.
Penyambungan kekurangan panjang tiang ini harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

f. Toleransi pemancangan
Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau
tiang miring harus sedemikian diperoleh hasil sesuai
dengan ketentuan dalam gambar kerja.
Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil
pemancangan tiang adalah 10 cm penyimpangan dari
dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang
miring atau vertikal adalah 2 % dan untuk
pemotongan tiang adalah 5 cm.
Bila toleransi dilampaui, tiang harus diperbaiki,
diperkuat dengan konstruksi, dicabut atau perlakuan-
perlakuan lain sesuai dengan keputusan Pemberi
Tugas dengan biaya Kontraktor.
Jika pada saat pemancangan, tiang pancang yang
telah dipancang sebelumnya menjadi terangkat atau
salah posisinya, maka Kontraktor harus mengulang
pemancangan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan semula

PASAL 11 11.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN BETON a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
BERTULANG bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh
pekerjaan beton bertulang seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan
Pengawas Lapangan.

49
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

11.2. Persyaratan Umum


a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan
peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia
seperti PBI71/SKSNI T15 1991-03, PMI, PKKI dan
lain-lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-
syarat yang ada pada PBI 71 / SKSNI T15 1991-
03.
2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton
PBI 71 NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti
yang tertera dalam SKSNI T15 1991-03.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 71 NI-2
bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI 71 NI-2 bab
5 pasal 5.3 sampai 5.8.
5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang
berdasarkan PBI 71/SKSNI T15 1991-03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
7) Peraturan-peraturan/standart setempat yang
biasa dipakai.
8) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
9) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8
10)Peraturan pembangunan pemerintah daerah
setempat.

11.3. Persyaratan Bahan


a. Semen portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis
merk atas persetujuan Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Pengawas Lapangan dan harus
memenuhi SNI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Penyimpanan semen portland harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat

50
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat


penumpukan semen.
b. Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan
bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir
serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Batu ciping/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak
berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/
penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu
dari yang lain hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang
tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan
tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-
bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
e. Besi beton
Besi beton menggunakan besi beton ulir dan besi
beton polos yang digunakan mutu U39 dan U24 yang
terdiri dari besi ulir D22, D19, D18, D16 dan D13,
untuk besi beton polos 10 mm dan 8 mm dengan
penggunaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu
kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton
di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya kontraktor.

51
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

11.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Cetakan begisting
1). Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu
rupa sehingga beton dapat dengan baik
ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi
perubahan bentuk acuan selama pembetonan
dilaksanakan maupun terhadap pengerasan
beton.
2). Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan
datar, untuk jenis acuan-acuan tertentu,
terlebih dahulu Pemborong harus menyerahkan
perencanaan gambar acuan tersebut kepada
Direksi, bila perlu harus dilengkapi perhitungan
dan detail-detail yang jelas. Bilamana hal
tersebut telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi, rencana acuan tersebut dapat
dilaksanakan.
3). Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan
dapat menggunakan papan-papan atau kayu
lapis/multipleks 18mm dengan penguat dari
balok 6/8, 5/7 atau konstruksi form work yang
lazim digunakan.
4). Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab
keamanan konstruksi terletak pada Pemborong,
Pemborong harus meminta ijin Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar pada bagian-bagian konstruksi
utama.
5). Cetakan halus
Khusus pembuatan begisting untuk permukaan
beton yang tidak perlu dilapisi plesteran
(dinding graving dock), maka dapat dibuat
cetakan harus dengan syarat sebagai berikut :
Cetakan dapat digunakan secara berulang
dengan catatan hanya cetakan yang bermutu

52
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

baik boleh dipakai yang telah disetujui oleh


Direksi/Pengawas.
Permukaan cetakan harus dibasahi dengan
minyak (form oil/mould release agent) yang
bermaksud untuk menghasilkan permukaan
beton yang bersih, halus dan bebas kotoran
dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran bidang-bidang
begisting.
Segala cacat pada permukaan beton yang
telah dicor harus ditambal (diplester)
sedemikian rupa hingga sesuai
warna/texture permukaan disekatnya.

b. Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal,
Kontraktor harus mengadakan mix design yang
dapat membuktikan bahwa mutu beton yang
disyaratkan dapat tercapai dari mix design
tersebut, selanjutnya oleh Direksi/Pengawas
akan dihitung karakteristik dari hasil percobaan
tersebut yang selanjutnya akan dipergunakan
untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6
dan 4.7.
2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu
permulaan pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji
untuk setiap 3m3 beton dan dalam waktu
sesingkat-singkatnya harus segera terkumpul 20
benda uji, sedang setelah berjalan lancar
diperlukan 1 (satu) benda uji pada setiap 5 m3
beton dengan minimum 1 benda uji untuk setiap
harinya.
3). Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI
1971 masih meragukan, maka pemeriksaan

53
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

lanjutan dilakukan dengan menggunakan


hammer test atau kalau perlu dengan Corl
Drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap
kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan
pasal 4.8 PBI 1971.
4). Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pasal
4.9 PBI 1971 dan semua biaya yang timbul akibat
pengujian yang tercantum pada ayat ini adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
5). Slump yang diijinkan untuk beton dalam
keadaan mix yang normal adalah 7,5-10 cm,
pemakaian slump harus teratur dan disesuaikan
dengan kebutuhan, misalnya untuk daerah-
daerah yang pembesiannya rapat dapat
dipergunakan slump yang tinggi.

c. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton
pada bagian-bagian utama dari pekerjaan,
Pemborong harus memberitahukan Direksi/Pengawas
untuk mendapat persetujuan, hal ini dapat
dilaksanakan dengan Berita Acara Pengecoran. Jika
hal ini tidak dilaksanakan dengan semestinya atau
persiapan pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi/Pengawas, maka mungkin Pemborong
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang baru
dicor atas biaya pemborong.
Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus
sudah menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-
anker yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-
balok beton yang akan dihubungkan dengan dinding
dan kecuali dinyatakan lain pada gambar-gambar,
maka stek-stek dan anker-anker dipasang setiap
jarak 1,00 m.
Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-

54
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting, mesin


pengaduk (beton molen) maupun alat-alat pembawa.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya,
diperiksa sebelum pengecoran dilakukan, agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada
waktunya.

d. Kelas dan Mutu beton


Kecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton
harus mencapai kekuatan tekan beton karakteristik
yang penggunaannya sebagai berikut :
1). Beton dengan mutu Bo untuk pekerjaan non
struktural seperti lantai kerja (work floor).
2). Beton dengan mutu K-275 untuk pekerjaan-
pekerjaan struktur seperti; sloof, kolom & balok
dan mutu K-175 untuk pekerjaan beton praktis
lainnya.
3). Setiap sambungan beton lama dan baru
ditambahkan bahan additive beton.

e. Pembesian
1) Semua besi beton yang digunakan harus
memebuhi syarat-syarat:
a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-
minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter
Kurang dari 12 mm dan U-39 untuk lebih
besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam
segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan PBI-1971.
d). Mempunyai penampang yang sama rata.
e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan
dari ketentuan-ketentuan diatas, harus

55
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

mendapat persetujuan perencana/konsultan


pengawas.
3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber
(manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampurkan bermacam-macam besi beton
tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap
pengiriman ke site harus disertakan Mil
Certaificate.
4) Kontraktor bilamana diminta harus pengujian
mutu besi yang akan dipakai, sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas. Percobaan mutu
besi beton juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh konsultan
pengawas.
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan
gambar-gambar atau mendapat persetujuan
konsultan pengawas. Hubungan antara besi
beton dilakukan sesuai dengan yang lain harus
menggunakan kawat beton, diikat teguh, tidak
bergeser selama pengecoran beton dan tidak
menyentuh lantai kerja atau papan acuan.
Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau
bahan-bahan yang merusak. Semua besi beton
harus dipasang pada posisi yang tepat.
6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena
ukuran maupun kualitas tidak sesuai dengan
spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan
dari site setelah penerimaan instruksi tertulis
dari konsultan pengawas dalam waktu 2x24 jam.
7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk
beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan
dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila
tidak tercantum dalam gambar kerja, harus
dimintakan persetujuan Panitia Pembangunan

56
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

GKE Banjarbaru terlebih dahulu.


8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan
karat, serta bahan-bahan lain yang mengurangi
daya rekat.
9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
tempat.
10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada
papan cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu
harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan
tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI 71 /
SKSNI T15 1991-03
11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan
tulangan tekan pada pelat digunakan cakar
ayam, yang sebelumnya telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas / Direksi.
12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom
/ pondasi yang sudah dicor harus distek dengan
overlapping sesuai dengan PBI 71.

f. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton
molen dan ready mix.
2). Untuk adukan beton molen, takaran untuk
semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton
harus diawasi dengan jalan memeriksa slump
pada setiap campuran baru. Pengujian slump
minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara
pengadukannya mengikuti prosedur beton ready
mix dengan memperhatikan mutu beton yang
akan dicapai.

57
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

g. Bahan Bahan Penambah (Admixture)


1). Penggunaan admixture dapat digunakan setelah
diizinkan Pengawas Proyek. Dimana penggunaan
admixture diizinkan, maka bahan ini harus
ditambahkan pada beton dalam tempat
pengadukannya dengan mempergunakan alat
pengukur otomatis, dan petunjuk petunjuk
pabrik mengenai penggunaannya.
2). Istilah istilah kimia, rumus rumus dan jumlah
bahan bahan yang aktif, ukuran yang harus
dipakai dan efek mengenai bertambahnya atau
berkurangnya penggunaan dosis bahan bahan
secara terus menerus pada sifat sifat fisik dan
kimia beton basah dan yang sudah mengeras dan
akan diserahkan kepada Pengawas Proyek untuk
persetujuannya.
3). Pemborong harus menyediakan sampel sampel
dan melaksanakan percobaan percobaan
tersebut sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Proyek sebelum izin penggunaan
admixture diizinkan dipakai pada pelaksanaan
test menjadi tanggungan Pemborong.

h. Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan
atas persetujuan Direksi dan Pengawas
Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus

58
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dihindarkan terjadinya cacat pada beton


seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
4). Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.

i. Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau
barang barang lain yang harus berada didalam
beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran.
Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa
dengan teliti dan ruang yang akan diisi beton harus
betul betul dibersihkan. Pekerjaan pengecoran di
bagian manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum persiapan persiapannya disetujui dan izin
pengecoran diberikan oleh Pengawas Proyek.
Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh
mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas
Proyek bila akan mengecor dengan mengajukan
request yang telah disetujui Pengawas Teknik.
Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga dalam
satu bagian pekerjaan, permukaannya rata.
Penempatan didalam lapisan lapisan horisontal
tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran beton harus dilakukan terus
menerus antara tempat sambungan yang
direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk
waktu makan. Jika dipakai corong corong untuk
mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan
harus disediakan selang selang penyemprot atau
pelat pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi

59
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian
lebih dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus
sedemikian rupa sehingga tebal beton tidak kurang
dari 0,5 m per jam dan tidak lebih dari 1,5 m,
kecuali disetujui lain oleh Pengawas Proyek. Semua
beton harus dipadatkan dengan mempergunakan
vibrator yang digerakkan dengan tenaga listrik
(immersion type vibrator) yang baik type maupun
cara kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek.
Vibrator yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran
dan kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya
beton yang akan dicor, ukuran ukuran beton dan
penulangan. Vibrator ini harus dapat bekerja
dengan baik di dalam acuan dan sekeliling
penulangan dan barang barang lain yang diletakkan
didalamnya tanpa harus memindahkan. Penggetaran
yang berlebihan (overvibration) yang menyebabkan
segregasi, permukaan yang keropos atau kebocoran
melalui acuan harus dihindarkan.

j. Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar
dilatasi, letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam
gambar gambar atau seperti yang disetujui
Pengawas Proyek.
Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang
ditunjukkan oleh ganbar, karena kerusakan mesin
pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga,
harus dibuat bulk-head sedemikian sehingga arahnya
tegak lurus arah tegangan tegangan utama.
Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau
lokasi yang dianggap oleh Pengawas Proyek tidak
dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan
beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat
yang dianggap baik.

60
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat


persetujuan Konsultan Pengawas, dimana:
Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat
mungkin dengan bidang bawah dari balok tertinggi
Siar dalam Balok dan Pelat ditempatkan pada
tengah-tengah bentang
Siar Vertikal dalam dinding supaya dihindarkan
Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
Permukaan Siar harus dibersihkan terlebih dahulu,
kemudian bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan
merata keseluruh permukaan bahan yang dipakai
untuk expantion joint adalah heavyduty sealant
dengan pelat hitam berukuran 200mm x 2mm yang
diletakkan sepanjang delatasi dan dipasang sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada
permukaan beton yang sudah mengeras, maka
permukaan beton tersebut harus dikasarkan.
Kemudian permukaan tersebut harus dibersihakan
dari bagian bagian yang lepas dan kotoran kotoran
lainnya disemprot dengan air semen atau zat perekat
(addition) dan beton baru dikerjakan, yang harus
dipadatkan dengan baik pada bidang pertemuan
tersebut. Sebelum pengecoran, permukaan beton
lama harus dilapis dengan adukan semen dengan
kualitas yang sama dengan adukan beton.

k. Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan
dari pengaruh panas matahari yang merusak, hujan
dan air yang mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah
pengerasan beton dengan cara sebagai berikut:
1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan
karung, atau bahan sejenis atau lapisan pasir

61
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

yang harus terus menerus dibasahi selama 10


hari.
2) Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya,
lalu ditutup dengan lapisan air yang disetujui.

l. Curing dan Perlindungan Atas Beton


Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses
pengerasan terhadap sinar matahari, angin, hujan
atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga
tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan
air atau menggenangi dengan air pada permukaan
beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca
panas, curing dan perlindungan atas beton harus
diperhatikan. Kontraktor harus bertanggungjawab
atas retaknya beton karena kelalaian ini.

m. Alat-alat di Dalam Beton


Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok,
membuat lubang atau memotong konstruksi, beton
yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin
Konsultan Pengawas. Ukuran dari pembuatan lubang,
pemasangan alat-alat didalam beton, pemasangan
sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk
Konsultan Pengawas.

n. Beton Kedap Air


Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan
gambar-gambar), maka Kontraktor terlebih dahulu
harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas
perihal bahan waterproofing (additive) sebagai
campuran dalam adukan beton dan proporsi
adukannya.
Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan

62
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

pembuatan beton kedap air tersebut. Apabila


dikemudian hari terdapat bocor atau terjadi
rembesan, maka Kontraktor harus mengadakan
perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor
sendiri. Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai
dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas
sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-
bagian lain yang sudah selesai.

o. Pembongkaran Begisting (cetakan)


1). Pembongkaran harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya
keamanan beton yang telah dicor. Bagian
struktur beton vertikal yaitu sisi balok kolom
praktis, dapat dibongkar bekistingnya setelah 72
jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah
cukup mengeras sehingga tidak ada kemungkinan
cacat, setelah mendapat ijin dari Direksi. Bagian
struktur beton yang disangga dengan batang
penyangga tidak boleh dibongkar begesting
maupun tiang penyangganya sebelum elemen
struktur tersebut mencapai kekuatan minimal
untuk memikul berat sendiri berikut bahan-
bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan
apapun bekisting tidak boleh dibongkar sebelum
mencapai 14 (empat belas) hari pada beton
yang memakai rawatan begesting baru boleh
dibongkar setelah rawatan berakhir.
2). Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus
disiram dengan cukup air, selama minimum 1
(satu) minggu berturut-turut.

PASAL 12 12.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN PASANGAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
BATU TELA bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk

63
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

mendapatkan hasil yang terbaik.


b. Pekerjaan pasangan batu tela ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Perencana/ Pengawas
Lapangan.

12.2. Persyaratan Bahan


a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari
satu produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Batu tela harus berkualitas (tidak mudah pecah)
serta berukuran sama.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
e. Penggunaan adukan :
Adukan 1 PC :3 Ps, dipakai pasangan kedap
air/trasraam.
Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh
pasangan lainnya.
Adukan 1 PC : 6 Ps, dipakai pasangan rollag batu
bata.

12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam
gambar menggunakan pasangan setengah batu tela
aduk campuran 1 PC :5 Pasir pasang. Untuk semua
dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai
dasar, dinding didaerah basah setinggi 150 cm dari
permukaan lantai, serta semua dinding yang ada
pada gambar yang menggunakan simbol aduk
trasram/kedap air digunakan adukan rapat air
dengan campuran 1 PC : 3 Pasir pasang serta untuk
pasangan rolag batu tela menggunakan adukan 1 PC :
6 Pasir pasang.
b. Batu tela yang digunakan dengan kualitas baik yang
disetujui Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan

64
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Pengawas Lapangan, siku dan sama ukurannya.


c. Sebelum digunakan batu tela harus direndam dalam
bak air atau drum hingga jenuh.
d. Setelah batu tela terpasang dengan baik, nad/siar
harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram.
e. Pasangan dinding batu tela sebelum diplester harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
telah dikerok serta dibersihkan.
f. Tidak diperkenankan memasang batu tela yang patah
melebihi dari 5%. Batu tela yang patah lebih dari 2
tidak boleh dipergunakan.
g. Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk
spasi datar dan 1,5 CHI untuk spasi tegak kecuali jika
ditentukan lain.
h. Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan
padat. Melakukan koordinasi lainnya yang belum
dilaksanakan.
i. Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu
untuk dapat melanjutkan pekerjaan pasangan.
j. Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat
dengan angkur besi berbentuk L, yang ujungnya
disekrup kedalam kusen, sedangkan ujung
bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan
dinding/kolom praktis.
k. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.
l. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu
sama lainnya.
m. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang
ditanam di dalam dinding, maka harus dibuat
pahatan dengan kedalaman yang cukup pada
pasangan dinding sebelum diplester. Pahatan
tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus
ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh dinding.

65
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

n. Sesudah pasangan batu tela selesai dikerjakan, dan


sudah kering baru pekerjaan plesteran dimulai.
o. Tera/leveling
Lapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar
didapat kekuatan pasangan yang sama dan merata di
setiap tempat.

12.4. Perlindungan dan Pembersihan


Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu tela yang
belum selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas
semen atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
pengawas.
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan
segera, kemudian betikan perlindungan atau hindari
pasangan dari benturan-benturan keras selama sekurang-
kurangnya 3 hari setelah seluruh sebuah bidang kerja
selesai terpasang.

PASAL 13 13.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN PLESTERAN a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah
DAN ACIAN penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
b. Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan
dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail
yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

13.2. Persyaratan Bahan


a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari
satu produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran :

66
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Adukan 1 PC :2 Ps, dipakai untuk plesteran rapat


air, seluruh plesteran beton dan seluruh
plesteran sudut/skoning.
Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh
plesteran dinding lainnya
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari
bahan PC.

13.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari
bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
dan Pengawas Lapangan dan persyaratan tertulis
dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana
pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu
tela telah disetujui oleh Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Pengawas Lapangan sesuai uraian
dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
c. Dalam melaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti
semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama
pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan
setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan
plumbing untuk semua aduk plester.
e. Untuk beton, sebelum diplester permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan kemudian
dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekesting atau form tie harus
tertutup aduk plester.
f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai
plesteran halus (acian) diatas permukaan
plesterannya.
g. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing

67
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

pada permukaannya diberi alur-alur garis horizontal


atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang
lebih baik terhadap bahan finishing, kecuali untuk
yang menerima cat.
h. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam
gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran minimum 1,5 cm.
i. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai
toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi, pemborong berkewajiban memperbaikinya
dengan biaya atas tanggungan pemborong.
j. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding,
hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.
k. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-
tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
sinar matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat.
l. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan
yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali
dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Panitia Pembangunan GKE Banjarbarudan
Pengawas Lapangan dengan biaya atas tanggungan
pemborong. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai pemborong harus selalu menyiram dengan
air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap
hari.
m. Selama pemasangan dinding batu tela/beton
bertulang belum finishing, pemborong wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap
kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
pemborong dan wajib diperbaiki.

68
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

n. Kecuali ditentukan lain, seluruh permukaan


plesteran diberi lapisan acian dari bahan PC.
o. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan
dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu.

PASAL 14 14.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN SUB- a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan
LANTAI/RABAT BETON tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-
alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai/rabat beton ini meliputi
seluruh detail yag disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar sebagai alas lantai finishing dan untuk rabat
beton finishing acian.

14.2. Persyaratan Bahan


a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan
NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang
terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan
Pengawas Lapangan untuk disetujui.

14.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah
yang akan dipasang beton cor harus dipadatkan
untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat
sehingga diperoleh daya dukung tanah yang
maksimum. Pemadatan dipergunakan alat timbris.
b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus
merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang
dapat mengurangi mutu pasangan.

69
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

c. Tebal lapisan pasir urug disyaratkan minimum 7 cm


atau sesuai dengan gambar, disiram air dan ditimbris
sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
d. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan beton
cor/rabat beton setebal minimum 7 cm atau sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar detail
dengan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kricak

PASAL 15 15.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KERAMIK a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu
dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik,
dinding keramik dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
15.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan keramik :
- Jenis : Lantai ukuran 60 x 60 cm polish
menggunakan Granit atau
setaranya untuk di dalam
ruangan dan 60 x 60 cm
unpolish untuk bagian luar
ruangan, misalnya teras.
Lantai 60 x 60 cm unpolish
untuk trap tangga
menggunakan Granit
Lantai keramik 30x30 cm untuk
Km/Wc anti slip warna
Dinding Keramik 30x60 cm
untuk Km/Wc sekualitas
(Roman, Platinum) warna
Plint lantai 10x60 cm Granit

70
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

- Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 Pasir


Pasang
- Warna : Akan ditentukan kemudian

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai


dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan
keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan
ASTM.
d. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang
terlebih dahulu harus diserahkan contohnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas
Lapangan.

15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
membuat shop drawing mengenai pola keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik,
tidak retak, cacat dan ternoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1
PC :3 Pasir Pasang.
d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam
dalam air besih (tidak mengandung asam alkali)
sampai jenuh, sedangkan untuk bahan Granit,
disarankan tidak terkena rendaman air dalam jangka
waktu lama.
e. Pola, arah dan awal pemasangan keramik harus
memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan
yang akan terpasang di dinding : panel listrik, stop
kontak, saklar dan lain-lain yang tertera didalam
gambar.
f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan
dengan gambar.
g. Awal pemasangan keramik pada dinding maupun

71
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

lantai dan kemana sisa ukuran harus ditentukan,


harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Bidang dinding dan lantai keramik harus benar-benar
rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar
arah horizontal maupun vertikal pada dinding dan
lantai yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
i. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu
sama lain (siar-siar) harus sama lebarnya, maksimum
3mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus
sama lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.sedangkan unutk
Granit, jarak siar < 3 mm.
j. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat)
harus diisi penuh dengan adukan PC dan dikeruk
halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama
dengan garis tepian tegel
k. Granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda pada permukaan keramik,
hingga betul-betul bersih.
l. Granit yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3x24 jam dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
m. Granit plint terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan
siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama
pula.

PASAL 16 16.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KAYU Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan rapi. Pekerjaan ini meliputi :

72
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

a. Pekerjaan Kayu Kasar meliputi


pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerjadan pekerjaan kayu kasar pada umumnya
b. Pekerjaan Kayu Halus
Interior altar
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan pekerjaan kayu halus pada
umumnya.

16.2. Persyaratan Bahan


a. Jenis kayu yang dipakai :
1). Kayu besi kelas I dari jenisnya. Digunakan untuk
seluruh pekerjaan kayu terkecuali dinyatakan
lain dalam buku syarat-syarat teknis dan yang
dinyatakan dalam gambar.
2). Kayu matoa yang berkualitas baik dalam
jenisnya. Digunakan untuk pekerjaan papan
bouplank dan bekesting.
3). Kelembaban kayu disyaratkan 12%-14% sesuai
persyaratan dalam PPKI tahun 1961.
4). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain
yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata
kayu, melintang basah dan lapuk.
5). Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
b. Alat Pengencang
Semua alat pengencang seperti paku, sekrup, baut,
angkur dan lainnya harus dari baja lapis galvanis
dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar Kerja atau
sesuai kebutuhan standar yang berlaku.
c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari
jenis kedap air, seperti produk neoprene
based/synthetic resin based atau yang setara

73
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua proses pemotongan dan pembuatan
dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detail
tertentu atas persetujuan Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Pengawas Lapangan.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan
lainnya harus digalvanisasikan sesuai dengan NI-5.
Tidak diperkenankan pengerjaan ditempat
pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum
dimulai pekerjaan untuk mendapatkan ketetapan
pemasangan dilapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing
harus diperhalus, rata dan waterpass.
e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan
tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm untuk
setiap 2m2.
f. Pekerjaan kayu halus
1). Semua ukuran yang tertera dalam gambar
adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan
siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan
shop drawing dan contoh jadi untuk bagian
detail tertentu pada Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Pengawas Lapangan.
2). Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang
dengan cara memaku atau cara lainnya yang
disetujui Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
dan Pengawas Lapangan.
3). Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan
harus diberi dempul atau sejenisnya yang telah
disetujui Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
dan Pengawas Lapangan.
4). Hindari terlalu banyak pemakuan pada
permukaan kayu.
5). Permukaan kayu yang terlihat harus diketam
halus sedemikian rupa sehingga siap menerima

74
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

finish.
6). Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor
harus mengajukan terlebih dahulu baik kualitas
maupun jenisnya kepada Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
7). Semua pekerjaan kayu sebelum terpasang harus
mendapat persetujuan dari Panitia
Pembangunan GKE Banjarbarudan Pengawas
Lapangan. Jika ada yang tidak memenuhi syarat,
maka kontraktor harus mengganti atas tanggung
jawabnya.
8). Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan benda
lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah
tanggung jawab kontraktor.
9). Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung
pada dinding batu tela dan beton harus diberi
lapisan menie kayu minimal 2 lapis.

PASAL 17 17.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KUSEN a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
PINTU, JENDELA DAN termasuk alat-alat bantu dan alat bantu lainnya
VENTILASI ALLUMINIUM untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen
jendela dan ventilasi seperti yang dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.

17.2. Pengendalian Pekerjaan


Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan
standar-standar antara lain :
a. The Alumuniunl Association (AA)
b. Architectural Alumunium Manufactures Association

75
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

(AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)

17.3. Persyaratan Bahan


a. Kusen dan Pelat Alumunium
Kusen dari bahan aluminium framing system,
aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82 atau
Extrusi Standard YKK, tidak terbuat dari bahan
bekas, dari produk setara ALEXINDO atau produk lain
yang disetujui Direksi.
Aluminium : 4 x 1,75 , tebal 18 micron
Nilai deformasi : diijinkan maksimal 2 mm
Warna profil : hitam/ coklat/ putih

1).Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut :
Ultimate Strength : 28.000 p.s.i
Yang Strength : 22.000 p.s.i
Shear Strength : 17.000 p.s.i
2).Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium
adalah 18 Mikro dengan warna dark brown
Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3).Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima)
tahun dari type campuran (alloy) dan ketebalan
anolizing
b. Sealant
sealant sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuatnya digunakan untuk jendela Alumunium
dan kaca yang berhubungan langsung dengan udara
luar.

76
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

c. Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air,
kepadatan 65 -95 kg/m3.
d. Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi
dangan kekerasan 60 Durometer.
e. Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri
lapisan galvanished s/d 25 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi
uraian syarat-syarat dan spesifikasi dari pihak pabrik
pembuatnya.
g. Konstruksi kusen aluminium mengikuti spesifikasi
teknis yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya
termasuk accessories yang akan dipergunakan.
h. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di
tapak dilengkapi dengan pelindung dan baru
diperkenankan dibuka sesudah mendapat
persetujuan dari Direksi.
i. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum
proses fabrikasi warna profil harus diseleksi
secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam setiap unit
didapatkan warna yang sama. Pemotongan profil
aluminium menggunakan mesin potong, mesin
punch, drill sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm
dan untuk diagonal 2mm.
j. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala
tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant. Ankur untuk

77
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate


tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak
kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser

17.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pengerjaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang terbaik dengan standar
pengerjaan yang disetujui pengawas
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela
sedikitpun
3) Semua detail pertemuan harus runcing (adu
manis), halus dan rata, bersih dari goresan-
goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan Alumunium.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-
gambar dan pesyaratan dan persyaratan teknis
ini.
5) Setiap sambungan dengan dinding atau beda
yang berlainan sifatnya harus diberi sealant
6) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anoldizing,
yaitu Rack atau Gripper yang timbul
dipermukaan aluminium harus dihilangkan.
b. Toleransi Fabrikasi
1) Sudut/siku
Maksimal membuat penggesekan 3 mm terhadap
titik tangkap dari sisi horizontal / vertical
sejauh 3 m
2) Gap/Celah
Sambungan : Maksimum 0,5 mm
3) Perbedaan tinggi
Perbedaan tinggi untuk sisi vertical dan
horizontal maksimum 1,5 mm (plus minus)
4) Pengelasan
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat
mata langsung

78
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

5) Sealant
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat
mata langsung.
c. Perlindungan
1) Semua alumunium harus dilindungi dengan
Lacquer Film atau bahan yang lain yang
disetujui pengawas ketika dibawa kelapangan.
2) Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-
bagian tertentu dimana diperlukan, ketika
alumunium akan dikerjakan dan ditutup kembali
setelah pekerjaan selesai.
3) Kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau
(Zine Chroritate primer permis Transparant)
ketika pengerjaan plester dilakssanakan. Bagian-
bagian lain dapat dilindungi dengan :Lacquer
Film sampai pekerjaan selesai.
4) Penggunaan permis palo permukaan yang akan
diberikan caulking atau sealant tidak
diperkenankan
d. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengn weather
seal jenis polkyurenthene sealant dan backing strip
dari busa didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi
sebelum sealant dipasang

17.5. Bahan Finishing


Treatment untuk permukaan kusen pintu, jendela dan
ventilasi diberi lapisan finishing dengan cat khusus untuk
alluminium sebanyak 2 kali.

PASAL 18 18.1. Ketentuan Umum


PEKERJAAN DAUN PINTU, Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan daun
JENDELA DAN VENTILASI pintu dilakukan, maka :
1). Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan
pengukuran di lapangan agar ukuran daun pintu,
jendela dan ventilasi yang akan dipasang sesuai

79
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dengan keadaan di lapangan.


2). Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu
contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan
membuatkan shop drawing dan mock-up untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, konsultan perencana.
3). Bahan yang cacat tidak boleh digunakan. Bahan yang
harus dipasang harus sesuai contoh yang sudah
disetujui Pemberi Tugas, Pengawas dan Perencana

18.2. Lingkup Pekerjaan


a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat
(pembayaran, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan) untuk pekerja, material, dan
peralatan.
b. Meliputi penyediaan seluruh daun pintu, jendela dan
ventilasi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk
pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan
perawatan, serta pembangunannya sesuai yang telah
ditunjukkan dalam gambar.
Bagian ini menjelaskan Commercial Quality pintu-
pintu kayu untuk pintu dan bukaan-bukaan yang
berhubungan dengan pekerjaan interior.Bagian yang
terkait :
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Dinding Bata/Plesteran
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci

18.3. Persyaratan Bahan


a. Bahan rangka
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh bahan
rangka menggunakan alluminium 4 setara Alexsindo
warna coklat dengan persyaratan sesuai dengan
spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya,

80
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dengan ukuran disesuiakan dengan gambar rencana.


b. Bahan panel daun pintu terdiri dari :
Panel pintu kaca dipergunakan kaca rayben tebal
5mm dan panel pintu utama menggunakan
takwood dengan kombinasi kaca bening 5 mm.
Panel pintu double teakwood dipergunakan
teakwood tebal 4 mm, tidak cacat pada sisi
luarnya.
Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan
teknis pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.
c. Bahan panel daun jendela terdiri dari :
Jendela panel kaca dan jendela kaca mati
menggunakan kaca es tebal 5 mm.
Ventilasi panel kaca dan ventilasi kaca mati
menggunakan kaca es tebal 5mm kecuali
bouvenlight untuk KM/WC menggunakan kaca
bening tebal 5 mm.
Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan
teknis pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.

18.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan
pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
c. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan
ukuran jadi.
d. Daun pintu panel kaca :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai

81
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik


pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyatkan oleh
pabrik pembuatnya.
Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang
harus rata dan tidak bergelombang dan tidak
melintir dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.
e. Daun pintu doubel teakwood :
Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka
alluminum adalah dengan cara yang lazim
digunakan atas persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak.
Pada bagian daun pintu teakwood harus dipasang
rata, tidak bergelombang dan merekat dengan
sempurna.
Permukaan teakwood tidak boleh didempul.
f. Daun jendela kaca :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai
dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus
rata dan tidak bergelombang dan tidak melintir
dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.
g. Daun ventilasi :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai
dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh

82
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

pabrik pembuatnya.
Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus
rata dan tidak bergelombang dan tidak melintir
dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.

18.5. Bahan Finishing


a. Daun pintu dan jendela kaca; permukaan rangka
diberi lapisan finishing seperti yang digunakan pada
rangka kusen alluminium.
b. Daun pintu teakwood; permukaan rangka daun pintu
diberi lapisan finishing seperti yang digunakan pada
rangka kusen alluminium sedangkan permukaan
teakwood diberi lapisan finishing politur sebanyak 3
kali.

PASAL 19 19.1. Pekerjaan Kaca


PEKERJAAN KACA a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

19.2. Persyaratan Bahan


a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang
pipih, pada umumnya mempunyai ketebalan sama,
mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh
dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan
(float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan

83
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

lurus, toleransi kesikuan maksimum yang


diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
1). Cacat-cacat lembaran bening yang
diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
2). Kaca yang digunakan harus bebas dari
gelembung (ruang-ruang yang berisi gelembung
gas yang terdapat dalam kaca).
3). Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis
pecah pada kaca, baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).
4). Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan
(cloud) dan goresan (scratch).
5). Bebas lengkungan (lembaran kaca yang
bengkok).
6). Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak
boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh
pabrik. Untuk ketebalan 5 mm kira-kira 0,3 mm.
e. Bahan Kaca
1). Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI
1982.
2). Bahan kaca yang dipergunakan menggunakan
kaca rayben tebal 5 mm, kaca bening tebal 5
mm dan kaca es/buram tebal 5mm serta kaca
tempered tebal 12mm.
3). Kaca harus dalam keadaan rata dan tidak
bergelombang serta dapat menahan angin 122
Kg/m2 atau sesuai persyaratan pabrik (sesuai
masing-masing penggunaan kaca-nya )
4). Penggunaan jenis dan ketebalan masing-masing
kaca sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
detail gambar rencana.
f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang
harus mendapat persetujuan Panitia Pembangunan
GKE Banjarbarudan Pengawas Lapangan.

84
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

g. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak


akibat pemotongan, harus digurinda/dihaluskan.

19.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam
buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui
oleh Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan
Pengawas Lapangan.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari
kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk
mudah diketahui. Tanda-tanda tidak boleh
menggunakan kapur. Tanda-tanda dibuat dari
potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus.
f. Pemotongan harus disesuaikan ukuran rangka,
minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada
kosen.
g. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain
katun yang lunak dengan menggunakan cairan
pembersih kaca.
h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan
material lain tanpa melakukan kosen, harus diisi
dengan lem silikon warna transparan cara
pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan
harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
i. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan
rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada
sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan
goresan.

85
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

PASAL 20 20.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN ALAT a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
PENGGANTUNG DAN bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/jendela dan
PENGUNCI alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci
dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun
pintu dan jendela serta ventilasi seperti yang
ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.

20.2. Persyaratan Bahan


a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
spesifikai teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian hardware akibat dari pemilihan merk,
kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda
pengenal.

20.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela


a. Perlengkapan kunci dan pegangan kunci
1). Untuk semua pintu dilengkapi dengan kunci 2x
putaran dengan kualitas baik dan handel pintu.
Khusus untuk pintu utama dipakai handle pintu
yang agak besar pada masing-masing daun pintu.
2). Untuk daun jendela kaca dipakai handle
pengunci
3). Semua kunci-kunci terpasang dengan kuat pada
rangka daun pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari
lantai, atau sesuai petunjuk Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan.

86
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

b. Pekerjaan engsel
1). Untuk seluruh daun pintu menggunakan engsel
pintu type kupu-kupu dengan ring nylon ukuran
4 dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah
untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
2). Untuk jendela menggunakan engsel type kupu-
kupu dengan ring nylon ukuran 3 dipasang
sekurang-kurangnya 2 (dua) buah untuk setiap
daun jendela.
c. Pekerjaan Hak Angin/Kait Angin
1). Setiap daun jendela ungkit diberi 2 buah hak
angin/kait angin, dipasang pada bagian kanan
dan kiri atau sesuai petunjuk Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan.
2). Hak angin/kait angin yang dipergunakan adalah
hak angin/kait angin biasa merk dalam negeri.
d. Pekerjaan grendel
1). Setiap daun pintu dan jendela ungkit diberi
masing-masing 1 buah grendel.
2). Untuk daun pintu menggunakan grendel besar,
sedang daun jendela menggunakan grendel
kecil/pengunci jendela.
e. Pekerjaan Door Closer
1). Khusus untuk pintu-pintu tertentu yang
diharuskan selalu tertutup, maka pada masing-
masing daun pintu dipasang 1 buah door closer.
2). Door clooser dipasang pada sisi bagian atas daun
pintu, yang berfungsi supaya daun pintu setelah
dibuka dapat menutup kembali dengan
sendirinya.
3). Teknik dan cara pemasangan mengikuti

87
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh pabrik


pembuatnya.
4). Penempatan dan pemasangan door clooser ini
sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari
Direksi/Konsultan Pengawas.

PASAL 21 21.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN ATAP a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, perlengkapan dan penutup atap dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan atap ini meliputi rangka atap, penutup
atap, talang air dan lain sebagainya yang termasuk
pekerjaan atap seperti yang ditunjukkan/dinyatakan
dalam detail gambar.
c. Kontraktor harus mulai melakukan pekerjaan
penyetelan plat landas sebagai tempat dudukan
kuda- kuda baja wf sebelum pengecoran kolom dan
ringbalk lantai 2
d. Penyetelan plat landas dilakukan oleh tenaga ahli
yang berpengalaman di bidang ini dan disediakan
oleh Kontraktor.
e. Penyetelan plat landas harus diketahui oleh
Konsultan Pengawas dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

21.2. Persyaratan Bahan


a. Rangka atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana,
rangka atap menggunakan bahan baja konvensional
dengan persyaratan sesuai dalam Pasal Pekerjaan
Baja dalam RKS ini.
Untuk rangka atap yang menggunakan bahan baja WF
250 dengan gording channel 150 sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar. Untuk peyambungan

88
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

semua komponen kuda- kuda wf, menggunakan


sambungan las sesuai yang dinyatakan pada gambar.
b. Kasau/ reng atap
Menggunakan bahan baja ringan dengan jarak 30 cm
atau disesuaikan dengan ukuran penutup atap yang
akan dipasang. Kasau/ reng baja ringan yang berada
di atas gording menggunakan besi L. 50.50.5 sebagai
tempat kedudukan.

c. Penutup atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap
terdiri dari :
Bahan penutup atap dipakai genteng metal
zincalume merk sekualitas/setara Multi Roof,
Sakura Roof, Surya Roof, Soka Abadi, KW 1, Type
Classic.
Genteng bubungan/krepus dari jenis yang sama
dengan penutup atap yang akan digunakan.
d. Listplank papan
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh
pekerjaan listplank papan menggunakan papan
kalsiplank setara gammaplank 2 x 3/20 cm.
e. Talang air
1). Talang air patahan atap
Rangka talang dari papan kayu besi 3/20 cm
dengan persyaratan sesuai dalam Pasal
Pekerjaan Kayu dan talang dari bahan seng plat
dari jenis BJLStebal 0.30mm.
2). Talang air gantung/tritisan atap
Talang dari bahan PVC type U diameter 20cm,
saluran pembuang air dari pipa PVC diameter 4.

21.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Rangka Atap
1). Rangka atap baja konvensional
Untuk persyaratan pelaksanaan pekerjaan atap

89
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

baja konvensional, mengikuti persyaratan dalam


Pasal Pekerjaan Baja dalam RKS ini.
2). Untuk rangka dari bahan baja ringan
Seluruh persyaratan mengikuti persyaratan
dalam Pasal Pekerjaan baja ringan dalam RKS
ini.
Untuk pemasangan baja jarak 30 cm atau
disesuaikan dengan ukuran penutup atap yang
akan dipasang. Kasau/ reng baja ringan yang
berada di atas gording menggunakan besi L.
50.50.5 sebagai tempat kedudukan. Kecuali
pada spesifikasi dari pabrik pembuat atap
menentukan lain, maka pemasangan kasau/ reng
reng mengikuti spesifikasi dari pabrik pembuat
atap.
b. Penutup Atap
1). Sebelum mendatangkan bahan ke lokasi
pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
contoh bahan beserta spesifikasinya kepada
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
2). Genteng dan genteng bubungan/nok harus dari
type yang sama, ukuran seragam, tidak ada
lobang dan cacat-cacat lainnya.
3). Genteng dan genteng bubungan/nok yang tidak
lolos seleksi harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam tempo 1x24 jam.
4). Pemasangan genteng dan genteng bubungan/nok
menurut konstruksi dan petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuat atap yang dipakai atau atas
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan.
5). Setelah genteng terpasang, bidang permukaan
harus rata, lurus dan tidak ada bagian yang
bergelombang yang dapat mengakibatkan
terjadinya kebocoran.

90
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

c. Listplank Papan
1). Papan kalsiplank yang digunakan tebal 2 cm
lebar 20 cm kualitas terbaik
2). Bila diperlukan adanya penyambungan, maka
harus memakai sambungan model ekor burung
dan diberi pengaku.
3). Permukaan yang tampang harus disekap halus,
rata, waterpass dan tidak bergelombang.
4). Listplank beri finishing dari cat sebanyak 3 kali
dan menghasilkan permukaan yang halus dan
licin serta mengkilap.
d. Talang Air
1). Rangka talang dibuat sedemikian rupa, sehingga
permukaannya membentuk bidang yang rata
sehingga pada saat diberi lapisan seng plat tidak
bergelombang yang dapat mengakibatkan
kebocoran.
2). Untuk pemasangan lapisan seng plat
menggunakan paku sumbat sehingga air hujan
tidak merembes lewat lubang bekas paku.
3). Untuk talang datar dibuat arah kemiringan
talang untuk membuang air sehingga air tetap
dapat mengalir hingga tuntas/habis dan tidak
ada yang tergenang yang dapat mengakibatkan
terjadinya kebocoran.
4). Untuk talang gantung pada tritisan atap
dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh, kuat
dan tidak mudah goyang sehingga mampu
menahan limbahan air hujan. Pada bagian-
bagian tertentu diberi lubang pembuangan yang
dihubungkan dengan menggunakan pipa PVC
diameter 4 yang dipasang pada sisi luar dinding
bangunan, dipasang dengan penguat klem yang
dipasang secara tertatur tiap jarak klemnya

91
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

sehingga tampak kuat dan rapi. Air buangan dari


talang dialirkan ke saluran pembuangan/got
yang terletak disisi luar bangunan.

PASAL 22 22.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN LANGIT- a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
LANGIT (PLAFOND) bahan-bahan, perlengkapan dan penutup atap dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh
pemasangan langit-langit (plafond) seperti yang
ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.

22.2. Persyaratan Bahan


a. Rangka plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, rangka langit-
langit/plafond terbuat dari bahan metal furing
dengan spesifikasi sesuai dengan yang dipersyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.
Rangka plafond memakai bahan yang terdiri dari
besi HOLLOW dengan ukuran 4x4x0,75cm untuk
hanger (Main Runner White) ukuran 3x4x0,75cm
untuk rangka pembagi (Cross Tee White) yang
dilapisi dengan cat besi.
Kawat penggantung rangka 3mm dilengkapi
dengan Suspension hanger Spring Adjusted
b. Penutup plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana,
penutup langit-langit (plafond) terbuat dari :
Penutup Plafond menggunakan bahan papan
Gypsum dengan ketebalan 9mm.
Sambungan antar papan gypsum (naat) diberi
bahan gypsum (cornice) yang kemudian diratakan
sampai halus sehingga berbentuk permukaan yang
halus dan rata.

92
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Penutup plafond menggunakan bahan


Calcyboard, tebal minimal 9 mm untuk plafond
teritisan keliling bangunan dan untuk daerah
basah (Km/Wc).
Pada bagian tepi (antara plafond dan dinding)
diberi list tepi profil 8cm dari bahan gypsum untuk
plafond Gypsum, sedangkan untuk plafond
Calcyboard list tepi yang dipasang dari bahan kayu
profil ukuran 5cm dan difinish cat

22.3. Syarat Pelaksanaan


a. Rangka Langit-langit
1). Kecuali pada gambar rencana tertulis lain,
rangka langit-langit terbuat dari dari bahan
metal furing ukuran sesuai ketentuan yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
2). Semua batang profil untuk rangka langit-langit
telah diseleksi dengan baik,lurus dan rata.
3). Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat
beton dikaitkan pada plat besi yang dipaku
ramset ke plat beton/balok beton.
4). Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang,
seluruh permukaan harus rata, lurus dan
waterpass. Tidak ada bagian yang bergelombang
dan batang-batang rangka harus saling tegak
lurus.

b. Pemasangan Penutup Langit-Langit


1). Bahan penutup langit-langit terbuat dari gybsum
board tebal 9 mm dan calsyboard tebal 9mm,
produksi dalam negeri yang ada dipasaran
dengan ukuran 60x120cm atau ukuran lain,
sesuai dengan detail gambar.
2). Bahan gybsum board dan calsyboard yang
dipasang adalah yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran tiap unit harus sama dan

93
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

tidak cacat-cacat dan telah mendapat


persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan.
3). Pemasangan dengan cara yang diperbolehkan
oleh pabrik pembuatnya dan sambungan antar
unit-unit harus merupakan garis-garis lurus yang
beraturan dan membentuk bidang permukaan
yang rata.
4). Setelah terpasang, gybsum board dan calsyboard
terpasang harus lurus, waterpass atau tidak
bergelombang.

PASAL 23 23.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN BAJA PROFIL a. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan
DAN BESI PIPA tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
b. Pekerjaan ini meliputi kontruksi baja konvensional
(baja profil) dan konstruksi pipa besi bulat seperti
yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
23.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan besi pipa yang dipergunakan diameter 2 dan
1 atau seperti yang tertera pada detail gambar.
b. Bahan baja yang dipergunakan jenis baja Canel serta
baja siku-siku sama kaki serta baja plat pendes
digunakan sebagai penguat sambungan. Ukuran baja
mengikuti yang tertera dalam gambar rencana untuk
masing-masing pekerjaan.
c. Bahan baja yang dipergunakan untuk kerangka kuda-
kuda, baja jenis BJ-37 = 1600 kg/cm, ukurannya
sesuai dengan yang tertera pada detail gambar.
d. Sebagai kawat las dipakai setaraf produksi KOBE
atau NIPPON STEEL. Jenis kawat las yang akan
digunakan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuat dan Direksi/Pengawas.
e. Elektroda las harus diambil dari GRADE-A (Best
Heave Coated Type) batang-batang elektroda yang

94
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dipakai diamternya lebih besar atau sama dengan


6mm (1/4 inch), dan batang-batang elektroda harus
dijaga agar selalu dalam keadaan kering.
f. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir tak
penuh dengan tegangan baut dan tegangan las
minimum adalah 1.400 kg/cm2 atau minimal sama
dengan mutu baja yang digunakan (A-325 ASTM).
g. Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan baja
harus diperoleh dari leveransir-leveransir yang
dikenal dan disetujui dan yang tidak ada karatnya,
bagian-bagian dan lembaran-lembarannya tidak
bengkok atau cacad, dan telah mendapat
persetujuan dari Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Pengawas Lapangan.

23.3. Pelaksanaan dan Sistim Pemasangan


a. Fabrikasi
1). Sebelum memulai dengan pemotongan,
penyambungan dan pemasangan, kontraktor
harus memberitahukan secara tertulis tentang
tempat, sistim pengerjaan dan pemasangan
kepada Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
2). Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan
kualitas pengelasan dan penghalusan untuk
dijadikan standart dalam pekerjaan tersebut.
3). Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus
sesuai dengan gambar rencana dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWC
atau AISC Spesification.
4). Kecuali ditunjukkan sistim lain, maka dalam hal
menghubungkan propil-propil, plat-plat pengaku
digunakan las listrik dengan alat pembakar yang
standart dengan ketentuan sebagai berikut :
Batang las (bahan untuk las) harus dibuat
dari bahan yang campurannya sama dengan

95
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

bahan yang akan disambung.


Kekuatan sambungan dengan las (hasil
pengelasan) harus sama kuat dengan batang
yang disambung.
Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan
dengan persetujuan pengawas bila dianggap
perlu dan dapat dilakukan di laboratorium.
Kedudukan konstruksi baja yang segera akan
di las harus menjamin situasi yang paling
aman bagi pengelas dan kualitas hasil
pengelasan yang dilakukan.
Pada pekerjaan las, maka sebelum
mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang-bidang benda kerja
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.
Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak
lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan as yang baru. Lapisan las
yang berpori-berpori, rusak atau retak harus
dibuang sama sekali.
Tempat pengelasan dan juga bidang
konstruksi yang dilas, harus terlindung dari
hujan dan angin kencang.
5). Lubang-lubang baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan
dengan bor. Lubang baut harus lebih besar 2 mm
dari pada diameter luar baut. Pembuatan lubang
baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus
dikerjakan dengan alat bor.
6). Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja
yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan
sebagai berikut :

96
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Hanya diperkenankan satu sambungan


Semua penyambungan profil baja harus
dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butt weld.
7). Pemasangan percobaan/Trial erection.
Bila dipandang perlu oleh Direksi/Pengawas,
Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan
kontruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang
tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi
dapat ditolak oleh Direksi/ Pengawas dan
pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar
tanpa persetujuan Direksi/Pengawas.

b. Pemasangan/Erection
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas 28 hari setelah pengecoran.
1). Penguat sementara
Baja harus dipasang mati setelah sebagian
besar struktur baja terpasang dan disetujui
ketepatan garis, vertikal dan horisontal.
Kontraktor supaya menyediakan penunjang-
penunjang sementara (pembautan-
pembautan) bilamana diperlukan sampai
pemasangan mati sesuai keputusan
Direksi/Pengawas.
2). Pembautan
Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua
setengah putaran dari muka mur dalam
keadaan terpasang mati.
Kontraktor supaya menggunakan setidak-
tidaknya satu cincin pada setiap mur dan
menyiapkan daftar mur, baut dan cincin.
Kontraktor supaya menggunakan cincin baja
keras untuk baut tegangan tinggi (HBS).
3). Adukan Pengisi (Grouting)

97
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Kontraktor supaya memasang adukan pengisi


dibawah plat-plat kolom dan lain-lain tempat
sesuai dengan gambar-gambar.
Penawaran harus sudah termasuk pekerjaan ini,
bahan grouting yang digunakan setaraf Tricosal
VGM Superfluid.

c. Pengecatan
1). Semua bahan kontruksi baja harus di cat.
2). Cat dasar adalah cat zink chromate buatan
Danapaints atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali
dilapangan. Baja yang akan ditanam didalam
beton tidak boleh dicat.
3). Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high
strenghbolt permukaan baja tidak boleh di cat.
4). Cat akhir adalah enamel paint buatan
Danapaints atau setaraf dan pengecatan
dilakukan 2 kali dilapangan, kecuali bila
dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.
5). Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti
yang tertera pada gambar harus di grout dengan
bahan setara Master Flow 713 Grout, dengan
tebal minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik.

d. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


1). Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi
dari hujan dan lain-lain.
2). Baja yang sudah terpasang dilindungi dari
kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan
untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan

98
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 24 24.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN a. Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk
PENGECATAN pengecatan ulang permukaan discrat/digosok lalu
dibersihkan dari sisa-sisa kotoran.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang
telah ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada
dalam gambar yang tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan
petunjuk Perencana.

24.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)


a. Sebelum pengecatan dimulai, pemborong harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Panitia Pembangunan GKE
Banjarbarudan Pengawas Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui
oleh Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan
Pengawas Lapangan dan perencana, bidang-bidang
ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.

24.3. Contoh dan Bahan


a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan
tiap warna dan jenis cat pada bidang transparan
ukuran 30x30 cm. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d
lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan

99
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

kepada Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika contoh-


contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Panitia Pembangunan GKE Banjarbarudan Pengawas
Lapangan, barulah kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan, untuk kemudian diserahkan kepada
Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh
Pemberi Tugas.

24.4. Pekerjaan Cat Dinding


a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah
pengecatan seluruh permukaan plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian yang lain ditentukan
gambar.
b. Untuk semua dinding dalam bangunan digunakan cat
jenis setara/sekualitas Catylac, Jotun, Danabrite
dan Dulux , dengan lapisan dasar wall sealer, warna
ditentukan kemudian.
c. Untuk semua dinding luar bangunan digunakan cat
jenis Weathershield setara/sekualitas Mowilex atau
Jotun, Danabrite dan Dulux, dengan lapisan dasar
wall sealer, warna ditentukan kemudian dan sebagai
dinding depan menggunakan lapisan komposit panel
d. Wall sealer yang digunakan adalah wall sealer
tembok.
e. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus
betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
pemborong meminta persetujuan kepada Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan.

100
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan menggunakan


pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang, kemudian
dibersihkan sampai betul-betul bersih. Selanjutnya
dinding dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dilakukan sebanyak 3x
(tiga kali) dengan kekentalan cat sebagai berikut :
* Lapisan I encer (tambahan 20 % air)
* Lapisan II kental
* Lapisan III encer
i. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor
diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor pencampuran (batch number) yang sama.
j. Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding
merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

24.5. Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)


a. Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah
langit-langit gybsum dan langit-langit calsyboard
atau bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan cat tembok, warna ditentukan
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan
pengecatan dinding dalam pasal ini.

24.6. Pekerjaan Cat Kayu


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah
listplank kayu dan/atau bagian pekerjaan kayu
lainnya.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat kayu jenis
Syntetic Enamel, warna ditentukan Panitia

101
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas


Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu warna
merah 2 (dua) lapis, kemudian diplamur dengan
plamur kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi
campuran.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas halus
dan dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang
terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau
gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran.

24.7. Pekerjaan Menie Kayu


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah adalah
pengecatan seluruh permukaan yang akan dicat
kayu.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu merk patna
warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan
mendapat persetujuan dari Panitia Pembangunan
GKE Banjarbarudan Pengawas Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu
kasar harus diamplas kayu kasar dan dilanjutkan
dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang
licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan
kuas, dilakukan 2 lapis, sedemikian rupa sehingga
bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan
menie.

24.8. Pekerjaan Cat Besi


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat besi adalah
pengecatan permukaan konstruksi baja konvensional
dan/atau bagian pekerjaan besi lainnya atas

102
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

petunjuk perencana.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis
Syntetic Enamel, warna ditentukan Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna hijau
2 (dua) lapis, kemudian amplas halus dengan amplas
besi untuk mendapatkan bidang yang halus dan rata
sehingga bidang siap untuk diberi finishing cat besi.
d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh permukaan
bidang yang akan dicat dibersihkan dari debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali
dengan menggunakan kuas atau cat semprot.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang
terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau
gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran.

24.9. Pekerjaan Menie Besi


a. Menie yang digunakan adalah menie besi warna hijau
b. Semua besi/baja hanya boleh dimenie ditapak
proyek dan mendapat persetujuan dari Panitia
Pembangunan GKE Banjarbarudan Pengawas
Lapangan.
c. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan
kuas, dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa
sehingga bidang besi/baja tertutup sempurna dengan
lapisan menie.

PASAL 25 25.1. Teknik Instalasi


PEKERJAAN INSTALASI a. Instalasi kabel
LISTRIK 1). Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi
listrik harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.
Untuk rincian rencana kerja syarat pekerjaan
instalasi listrik, ada di bagian lain dari dokumen

103
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

ini.
2). Splice/percabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun
sambungan dalam pipa/saluran cabang maupun
feeder utama kecuali pada outlet atau kotak-
kotak penghubung yang dapat dicapai.
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus
dibuat secara mekanis dan harus teguh secara
listrik dengan cara-cara solderless connector.
Dalam penyambungan dengan sistem soldered
atau compresion harus betul-betul tertutup
rapat dan tidak boleh ada kebocoran serta
dijamin tidak akan lepas bila ada getaran.
3). Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection
dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, glass,
tape sintesis, resin, splice case compostion dan
lain-lain harus dari type yang direkomendasi/
disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja, kondisi sekelilingnya dan lain-lain, oleh
instalasi yang berwenang (PLN), perwakilan
pemerintah setempat dan manufacture.
4). Penyambungan kabel
* Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam kotak penyambungan yang khusus
digunakan untuk itu.
* Penyambungan kabel tembaga harus
mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi timah
putih dengan kuat.
* Penyambungan yang berisolasi dengan pipa
PVC yang khusus untuk listrik.
* Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan
yang terbuka, maka harus dilindungi dengan
pipa baja tebal 3mm setinggi maksimal
2,5m.

104
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

5). Saluran penghantar dalam bangunan


* Setiap aluran kabel dalam bangunan
dipergunakan pipa GS plain conduit dengan
diameter minimum 3/4 inch. Setiap
percabangan harus menggunakan junction
box yang sesuai dan sambungan yang lebih
dari satu harus menggunakan terminal strip
didalam junction box.
* Ujung pipa yang masuk ke dalam panel dan
junction box harus dilengkapi dengan
socket/lock nut sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Jumlah pipa keluar dari
panel harus dilebihkan 20% dari jumlah
sirkuit yang keluar dari panel bersangkutan
sebagai line cadangan (blind pipe).
*
b. Instalasi saklar dan stop kontak
1). Saklar-saklar dari type rocker mekanisme
dengan rating 10 A, 250 V pada umumnya
dipasang inbow atau sesuai dengan gambar.
Letak saklar 150 cm dari lantai atau disesuaikan
dengan gambar dan dipasang dalam kotak
sambung yang diperuntukkan untuk itu, type
pemasangan harus dipilih dari type cakar (claw).
2). Stop kontak adalah type yang memakai terminal
pentanahan (earthing contact) dengan rating 10
A/16 A, 250 V ( 1 fase) dan 25 A/23 A, 500 V (3
fase). Stop kontak harus dipasang rata dengan
permukaan dinding dengan ketinggian 150 cm
dari permukaan lantai atau disebut lain dalam
gambar.
+ 25.2. Lampu Penerangan dan Kotak Kontak
a. Konstruksi
1). Lampu dan armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang
dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam

105
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

gambar-gambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal
harus mempunyai terminal penatanahan
(grounding).
Adapun jenis-jenis lampu yang dipakai meliputi :
- Lampu Flourescent (TL)
Semua lampu floourescent dan lampu
discharge lainnya harus dikompensasi dengan
power factor correction capasitor yang
cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan
dilengkapi dengan sikring kecil untuk
menghindarkan bahaya kebocoran kapasitor.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan
saluran atau klem-klem tersendiri sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
Box terbuat dari pelat baja tebal minimum
0,7 mm dicat dasar tahan karat, kemudian
cat akhir dengan cat oven warna putih.
Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat
dalam box lampu, tetapi mudah dibuka
untuk diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single
lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung
lampu flourescent) dan harus dari satu merk
setaraf dengan Phillips, May & Christine,
National, Atco atau Schwabe.
Tabung flourescent harus dari merk Philips
type TLD atau lampu TL merk lain yang
setara, dengan warna cahaya daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan
kap/reflector dibuat dari pelat baja. Jenis
lampu TL yang dipergunakan antara lain :
TL 2 x 36 Watt, RM 300, 2 x 36ML,
TL 1 x 36 Watt BLCD 36 CN dan
1 x 18 Watt. TKO

106
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

- Lampu Pijar/Down Light, dll yang sejenis


dipergunakan jenis lampu Essencial ukuran
20 watt hingga 40 watt kecuali ditentukan
lain dalam gambar maka penggunaannya
sesuai gambar rencana.
Untuk pemakaian lampu ini dipergunakan
merk Philips dilengkapi dengan viting untuk
tiap-tiap lampu. Ukuran lampu serta jenis
viting yang dipergunakan (in bauw atau out
bauw) mengikuti gambar rencana.
- Sistem pemasangan menggunakan sistem
INBOW
2). Kotak Kontak Biasa (KKB)
Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak
kontak satu fasa. Semua kotak kontak harus
memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan.
Kotak kontak harus dari satu type, untuk
pemasangan rata dinding, dengan rating 250
volts,10 Amp.
3). Saklar dinding
Saklar biasa harus dari satu type untuk
pemasangan rata dinding, type rocker,
mempunyai rating 250 volts 10 Amp. dari jenis
single gang atau double gangs atau multiple
gangs (grid switches). Merk yang boleh dipakai
setaraf dengan MK, Clipsal, Berker, Crabtree
atau setara.
4). Kotak untuk saklar dan kotak kontak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman
minimal 35 mm. Kotak dari metal harus
mempunyai terminal pentanahan. Saklar atau
kotak kontak terpasang pada kotak (box) dengan
menggunakan baut. Pemasangan dengan cakar
yang mengembang tidak diperbolehkan.
5). Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan

107
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga


dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA
atau NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimum
2,5 mm. Kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan dalam PUIL sebagai
berikut :
- Fasa - 1 : merah
- Fasa - 2 : kuning
- Fasa - 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : hijau dan kuning

25.3. Pemasangan
a. Pemasangan Saklar dan Receptacles Dinding
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi
pemasangan kotak saklar dinding, harus 150 cm dan
untuk kotak saklar dinding harus 30 cm dari
permukaan lantai.
Dimana ada lebih dari lima saklar dinding atau
receptacles ditunjuk pada tempat yang sama, maka
dua deret kotak kontak tunggal, ganda atau
multigangs sesuai dengan kebutuhan harus
dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah
deretan-deretan tersebut harus berada 1,45 M diatas
permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus
dipasang 20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci
seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar
arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh Pengawas.
b. Pemasangan Lampu-lampu
1). Semua fixture penerangan dan perlengkapan-
perlengkapan harus dipasang oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dengan cara yang harus
dsetujui Pengawas seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.

108
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

2). Pada daerah yang tidak memakai ceiling


pemasangan lampu menempel pada kanal yang
dipasang lengkap penggantungnya.
3). Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture
penerangan, mereka harus siap untuk bekerja
dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna
serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
4). Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixtures
dan perlengkapannya harus siap menyala.
5). Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih,
bebas dari debu, plaster dan lain-lain.

25.4. Pemeriksaan dan Pengujian


Pemeriksaan dan pengujian seluruh instalasi seluruh
instalasi sistem penerangan dan kotak kontak
diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
Pemeriksaan secara visual (apprearence inspection)
terhadap kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai
dengan yang dimaksud.
Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari
peralatan.
Pengujian sambungan-sambungan.
Pengujian tahanan insulasi.
Pengujian pentanahan.
Pengujian pemberian tegangan.
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian
dilaksanakan, Pemborong harus sudah mengajukan
jadwal dan prosedur pengujian kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas.
Pemborong harus membuat catatan (record)
mengenai hasil pengujian, dan 2 copy diserahkan
kepada Pengawas.
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh Pemborong,
dan segala biaya untuk itu ditanggung oleh

109
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Pemborong.

25.5. Pipa Instalasi Pelindung Kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah steel
plain conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow,
sochet, junction box dan accecories lainnya yaitu pipa
flexibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara
Junction box dan armatur lampu. Semua instalasi kabel
yang ada harus berada dalam pipa pelindung.

PASAL 26 26.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI a. Ketentuan Umum
SISTEM PLUMBING DAN Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah
SANITARY pemasangan instalasi air,udara dan perlengkapannya
yang meliputi penyediaan dan pemasangan :
1) Instalasi air bersih
a) Penyediaan air diperoleh dari Roof Tank dan
Ground tank yang ada, kemudian dipompakan
ke saluran sanitary.
b) Seluruh pemipaan sesuai gambar dan seluruh
distribusi air bersih ini dilengkapi dengan
valve (control, gate, check valve dan lain-
lain) sesuai dengan standar yang disyaratkan.
2) Instalasi air bekas, air kotor, pipa udara dan air
hujan :
a) Air kotor, WC, dan air bekas dari floor drain
disalurkan ke Septictank dan Sumur Resapan
serta Saluran Kota.
b) Jaringan pembuangan air di dalam gedung
dilengkapi dengan pipa udara (vent).
c) Seluruh instalasi plumbing dan drainase harus
dilaksanakan sesuai gambar perencanaan dan
per-syaratan/peraturan yang berlaku baik
secara teknis, perijinan maupun administrasi.
3) Perlengkapan sanitasi (Sanitasi Fixtures)
Merk dan Type dari perlengkapan ini agar

110
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan


a) Kloset : Monoblok ex TOTO CW 914 J
b) Wastafel : ex TOTO
c) Urinoir : ex TOTO
d) Kran : setara Crom 5js 1703
e) Floor Drain : ex TOTO

4) Pipa Induk
a) Semua pipa baik pipa air bersih maupun air
kotor masuk ke Shaft yang disediakan,
perletakan pipa-pipa disesuaikan dengan
kondisi Shaft sehingga memudahkan
pemasangan dan perbaikan bila ada
perubahan.
b) Pipa-pipa di dalam Shaft, harus diberi
penguat, support dan access door untuk
maintenance.
c) Penggantung pipa harus terpasang kuat pada
Jaringan Instalasi Air Bersih, Air Buangan,
Pipa Udara dan Pipa Talang Datar.
d) Pipa pada Floor Clean Out, Water Closet,
Floor Drain dan Perlengkapan Sanitari harus
dipasang penggantung yang kuat.
b. Pengendalian
1) Pemborong diharuskan :
a) Mengirimkan contoh bahan yang akan
digunakan, komplit.
b) Menyerahkan brosur dan gambar detail
peralatan yang akan digunakan sebelum
dilakukan pemasangan untuk disetujui Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Konsultan
Pengawas.
c) Menyediakan peralatan yang baik untuk
pelaksanaan seperti water pas, water pump,
pipe cutter dan lain-lain.
2) Apabila ternyata Panitia Pembangunan GKE

111
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Banjarbaru meragukan kualitas bahan atau alat


tertentu, maka bahan tersebut akan dikirim ke
Laboratorium Penyelidikan Mutu Barang atas
biaya Pemborong, dan/atau bila ternyata
kualitas bahan/alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan maka bahan/alat
dimaksud harus segera diganti.
3) Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi
Tugas/ Pengawas di lapangan, maka Pemborong
harus menyingkirkan bahan tersebut ke luar
lapangan dalam jangka waktu 1x24 jam, sejak
tanda penolakan diputuskan.
4) Untuk rincian rencana kerja syarat pekerjaan
plumbing, ada di bagian lain dari dokumen ini.
c. Gambar-gambar
1) Pemborong wajib membuat gambar detail untuk
pelaksanaan pekerjaan (Shop Drawing). Gambar
ini harus disetujui oleh Panitia Pembangunan
GKE BanjarbaruLapangan/ Konsultan Pengawas.
2) Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh
pekerjaan harus selalu berada di lapangan setiap
waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas,
dapat dibaca dan menunjukkan perubahan-
perubahan terakhir.
3) Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya
telah tercantum dalam Gambar Kerja dan detail.
Ukuran tersebut merupakan ukuran
efektif/bersih, atau ukuran dalam keadaan jadi,
oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun
pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungkan.
4) Pemborong diharuskan membuat Gambar
Instalasi yang sebenarnya terpasang (As Built
Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh
Panitia Pembangunan GKE BanjarbaruLapangan/
Konsultan Pengawas, sebelum acara serah
terima pekerjaan.

112
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

5) Gambar as built setelah terlaksana harus segera


di produksi, jadi proyek selesai 3 hari kemudian
gambar as built sudah harus diterima.
d. Pekerjaan Pelaksanaan
1). Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan
baik oleh tenaga-tenaga ahli dan terampil.
Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus
memberikan surat pernyataan yang
membuktikan bahwa pelaksananya memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan sesuai
dengan yang disyaratkan.
2). Sebelum melaksanakan Pekerjaan Instalasi,
Pemborong diwajibkan memastikan lintasan dan
posisi dari Instalasi Listrik, Ground Sistim, Air
dan Sanitari yang ada hubungannya dengan
Pekerjaan Mekanikal ini, dalam bentuk shop-
drawing.
3). Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada salah
satu bagian Instalasi yang sukar dilaksanakan,
Pemborong wajib membuat laporan tertulis dan
hal tersebut segera dibicarakan dengan
Konsultan Pengawas.
4). Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima
apabila telah dilakukan test, dan dinyatakan
baik secara tertulis oleh Panitia Pembangunan
GKE BanjarbaruLapangan/Konsultan Pengawas.

26.2. Pekerjaan Instalasi Penyediaan Air Bersih


a. Bahan
1). Jenis pipa yang digunakan adalah Galvanized
Iron Pipe (GIP) medium class dan harus
memenuhi persyaratan Standard BS 1387
dinyatakan dengan sertifikat test.
2). Pipa yang cacat akan ditolak
Bahan fitting dan perlengkapan lainnya harus
sejenis dengan, bahan pipanya, dan sesuai

113
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dengan standard ANSI B 16,19, Ansi B 16,3.


3). Katup penutup (valve) untuk diameter lebih
kecil atau sama dengan 2" dibuat dari bahan
bronze dengan sistim sambungan ulir (screw
joint), sedang untuk diameter 2 1/2" dan lebih
besar, bahannya terbuat dari besi tuang (cast
iron), dengan sistim sambungan Flanged
Suction, Flanged-end. Setara Kitz.

b. Pelaksanaan
1) Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir,
flange atau victaulic sesuai dengan ukuran
masing-masing. Penyambungan dengan ulir
harus terlebih dahulu dilapisi dengan red lead
cement.
2) Pada bagian-bagian khusus, digunakan
sambungan flanged dilas, dimana
penyambungan dengan menggunakan flange ini
perlu dilengkapi dengan Ring Type Gasket untuk
menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan
tersebut.
3) Semua ujung yang terakhir yang tidak
dilanjutkan lagi harus ditutup dengan doop/plug
atau blind-flanged.
4) Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak di
dalam Shaft harus diklem pada jarak setiap 2 m
juga pada setiap percabangan dan belokan.
Pengurugan pipa-pipa ini dilakukan setelah hasil
test baik dan disetujui pengawas.
5) Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam
diharuskan diberi pelindung dengan Lead Meni,
untuk yang ditanam di tanah ditambah lapisan
pelindung Water Proofing kwalitas baik.
Pekerjaan Water Proofing harus dilakukan
sebaik-baiknya, sehingga tidak ada bagian
permukaan pipa dan fitting yang tidak terkena

114
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Water Proofing.
6) Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke
fixtures harus ditest terlebih dahulu dengan
tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah
kali tekanan kerjanya (Working Pressure) dimana
dalam waktu minimum 1 x 24 jam (disesuaikan
dengan instruksi pengawas) tidak boleh
mengalami penurunan takanan /mengalami
kebocoran.
7) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera
diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung
oleh Pemborong.
8) Pipa-pipa yang menembus, dinding beton harus
dibuatkan sleeve/ sparing dari pipa PVC dan
diberi perapat.
9) Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft
dan pada tempat-tempat yang terlihat harus
dicat (pipa air kotor dicat hitam, pipa udara
dicat abu-abu, pipa air bersih dicat biru, pipa
talang air hujan dicat sesuai warna dinding
(tak ada pipa udara) dengan bahan cat yang baik
dan tepat
10) Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada
dalam pipa dibuang dulu, kemudian sistim
pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung
50 mg/1 chlor dan didiamkan selama 24 jam.
Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih.

26.3. Pekerjaan Instalasi Air Bekas, Air Kotor Dalam


Bangunan
a. Bahan
1) Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air
bekas, air kotor, air hujan dan pipa udara vent
dalam bangunan (instalasi above ground)
memakai bahan PVC. Untuk instalasi kitchen di

115
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

bawah lantai menggunakan bahan cast iron.


2) Pipa air kotor, bekas, menggunakan PVC Klas 10
kg/cm2 class (AW). Standar JIS K.6742-1979 dan
4 lantai ke bawah menggunakan CIP schedule 40.
3) Pipa vent/udara menggunakan PVC klas 5
Kg/Cm2 class (D).
4) Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan
Solvent Cement yang berkwalitas baik. Sebelum
melakukan penyambungan pipa, bagian yang
akan disambung lebih dahulu harus dibersihkan,
bebas dari kotoran, air dan lain-lain. Solvent
Cement harus merata pada bagian permukaan
yang akan disambung.
5) Pipa vent pada ujung shaft harus dikeluarkan
dari dalam bangunan agar berjalan dengan
sempurna dan tidak akan mengakibatkan polusi
udara dalam gudang.

b. Pelaksanaan.
1) Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi
Solvent Cement dari kwalitas baik yang disetujui
oleh Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
/Konsultan Pengawas.
2) Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC atau
fitting logam, maka menggunakan sambungan
ulir atau flend dengan fitting antara lain faucet
elbow, valve socket, faucet socket dan lain-lain
dan sambungan tersebut diberi lem khusus.
3) Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir,
yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop atau plug, dengan bahan material yang
sama.
4) Pipa-pipa sebelum disambung harus di test
dahulu terhadap kebocoran, hal ini dilakukan
sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
5) Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor

116
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

yang tertanam ditanah,pada setiap jarak 3 m


harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3
ps + 5 krl, pondasi ini juga dipasang pada bagian
sambungan pipa percabangan dan belokan.
6) Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton
pondasi pada bagian pertemuan antara pipa
tegak dan datar dilantai dasar.
7) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan
cara bagian demi bagian dengan panjang pipa
maksimum 50m, dalam hal ini lokasi setiap
toilet perlu diperhatikan.
8) Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum
diatas, semua Pekerjaan Instalasi Pipa untuk Air
Kotor, Air Bekas harus sesuai dengan ketentuan
seperti di bawah ini:
a) Penanaman pipa pada tembok harus
tertutup oleh Pekerjaan Finishing sesuai
gambar.
b) Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar,
dan tidak ada rongga-rongga udara,
letaknya harus lurus. Untuk pipa mendatar
harus dibuat kemiringan minimal 1% (satu
persen).
c) Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y
(wai) atau TY (tiwai) sanitari dan dilengkapi
dengan lobang pembersih (clean out),
kecuali ditentukan lain dalam gambar.
d) Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang
pembersih (clean out), dan diperlukan
adanya lobang-lobang pemeriksa (lobang
control).
e) Untuk menghindarkan hawa busuk didalam
ruangan perlu adanya pipa vent (pelepas
udara), yang dipasang pada pembuangan air
kotor dan air bekas pada tempat-tempat

117
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

tertentu (lihat gambar).


f) Di ujung pipa-pipa induk air kotor,
didalam shaft digabungkan menjadi satu
pipa vent menuju atap dengan diameter 3"
(atau sesuai gambar).
g) Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus
didoop/plug selama pemasangan, hal ini
dimaksudkan untuk mencegah masuknya
kotoran/serangga ke dalam pipa.
h) Pipa-pipa PVC yang tertanam di tanah yang
melintasi jalan harus dilindungi dengan pipa
besi BSP medium class, pada setiap jarak 3
m dan pada kedua ujung pipa besi
diberikan bantalan beton.

26.4. Pekerjaan Instalasi Pipa dan Saluran Pembuangan Di


dalam Tanah
Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran
pembuangannya.
Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam
tanah antara lain bak-bak kontrol, tangki septik dan lain
sebagainya.
a. Pekerjaan Galian Tanah
1) Galian tanah dilaksanakan untuk :
- Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran
pembuangannya.
- Semua bagian bangunan-bangunan yang
masuk ke dalam tanah antara lain bak-bak
kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
2) Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian
adalah diukur dari atas pipa sampai ke
permukaan jalan atau tanah aspal ditambah
tebal lapisan pasir di bawah pipa. Galian
dinyatakan selesai setelah diperiksa dan
disetujui oleh Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/Konsultan Pengawas.

118
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

3) Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan


(kelongsoran tanah dan lain-lain) adalah
menjadi tanggung jawab Pemborong dan sudah
termasuk dalam harga penawaran, Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru tidak menerima
adanya claim/tuntutan terhadap hal-hal
tersebut.
4) Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan
pipa dan perlengkapannya harus diikuti pula
dengan penimbunan kembali dengan segera,
sesuai dengan cara-cara yang disebut dalam
pasal berikut dalam Rencana & Syarat ini.
5) Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini
mengikuti ketentuan yang telah ditentukan.

b. Pekerjaan Urugan Tanah


1) Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan
syarat- syarat yang telah ditentukan.
2) Pemasangan pipa di dalam tanah harus tertutup
sekelilingnya oleh pasir sesuai ketentuan yang
tercantum pada ayat 5.3. dibawah ini.
3) Urugan tanah untuk pemasangan pipa,baru
dilaksanakan setelah pengurugan pasir di
sekeliling pipa yang dipasang telah selesai; dan
harus minta persetujuan Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru/Konsultan Pengawas terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan.

c. Pekerjaan Urugan Pasir


1) Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
2) Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan
bawah dengan tebal masing-masing radius10
cm, khusus pipa yang memotong jalan harus
diurug sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan
di atasnya dilindungi dengan plat beton atau

119
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

ubin beton.

26.5. Pekerjaan Test Instalasi Air


a. Pengetesan Instalasi Air Bersih.
1) Pipa instalasi air bersih siap terpasang
seluruhnya.
2) Siapkan alat pengisi air, dop ujung, pompa
sistim mekanik dan alat ukur tekanan/pressure
gauge.
3) Hubungkan antara pipa dari, dan ke pipa
input instalasi bangunan, pengetesan
dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian
dari panjang pipa maksimal 50 meter.
4) Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi
bangunan dan alat pompa penekan yang dapat
mencapai tekanan 10 kg/cm2, pipa kran yang
berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup
dengan plug sesuai dimensi kran.
5) Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan
dijalankan sampai 1,5 kali tekanan kerja selama
24 jam.
6) Untuk pemeriksaan tekanan bisa dibuatkan
daftar, dalam daftar ini tercantum tekanan per-
jam maupun keadaan cuaca pada saat test pipa
dilakukan.

b. Pegetesan Instalasi Air Kotor dan Air Bekas.


1) Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang.
2) Test dilakukan dengan cara mengisi pipa dengan
air yang pada bagian ujung lainnya ditutup dan
dihubungkan dengan balon pada ketinggian
tertentu, demikian seterusnya bagian demi
bagian sampai dengan yang terhubung dengan
saluran pembuangan.
3) Untuk air kotor, air diguyurkan dari pipa outlet
monoblok dan peralatan sanitasi lainnya. Proses

120
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

seperti diatas dilakukan.


4) Demikian pula dengan test air bekas.
5) Test ini dilakukan lantai demi lantai.
6) Sedangkan untuk instalasi saluran air hujan,
dapat dilakukan dengan pengisian/mengguyur
air yang cukup banyaknya dari lantai teratas
ujung terbawah ditutup rapat.

26.6. Pekerjaan Pompa serta syarat-syaratnya


a. Umum
Pompa air berfungsi untuk mensupply kebutuhan air
bersih, Air Pemadam Kebakaran dan kebutuhan
lainnya yang diperlukan untuk kegiatan bangunan ini.

b. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah
penyediaan, pemasangan dan pengujian pompa air
(Pompa Transfer) lengkap dengan alat-alat
perlengkapan yang diperlukan dan panel-panel
pompa.
Merk yang disarankan adalah Grundfos type CH2-50P
atau dengan kapasitas yang telah ditentukan dalam
Gambar atau dengan persetujuan pengawas
lapangan.

c. Pemasangan
1) Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus
memeriksa dan memahami pekerjaan lain yang
ada dalam proyek ini, apabila pelaksanaan
pekerjaan dari pihak lain tersebut dapat
mempengaruhi kualitas dan kelancaran
pengerjaan instalasi pompa air ini sendiri.
2) Pompa yang dipergunakan harus dipasang seperti
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
3) Semua pompa air dengan motornya harus benar-
benar terpasang secara baik sebelum distart.

121
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

4) Pompa dipasang diatas pondasi beton sesuai


dengan gambar perencanaan. Berat pondasi
minimal 2 x dari berat pompa. Isolasi
Vibration/Damper dipasang diantara base plate
pompa dan pondasi beton.
5) Pembuatan pondasi beton disesuaikan dengan
base plate dari pompa yang akan dipasang dan
telah disetujui oleh Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru/ pengawas sehingga baut yang
ditanam pada pondasi beton sesuai dengan
lubang baut pada base plate.
6) Semua baut-baut dan clamp pengikat harus
tertanam didalam pondasi atau pada tempat
lainnya dengan baik dan tepat, dan untuk itu
pelaksana harus memberikan informasi yang
tegas dan jelas kepada Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru/ Konsultan Pengawas.
d. Pengujian
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak
kontraktor harus melaksanakan pengujian-pengujian
terhadap pompa beserta instalasi dan accessories
lainnya sebagai salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi. Pengujian-pengujian ini harus disaksikan
oleh Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/
Konsultan Pengawas.Pelaksana diwajibkan untuk
menyediakan fasilitas pengujian.
e. Sistem Kerja Pompa
1) Sistem Kerja Pompa secara Umum
Pompa bekerja secara Otomatis (menggunkan
Electrode level Control) dimana pada saat level
air pada tangki bawah dalam keadaan
minimum, maka pompa bekerja dan pada saat
level air pada tangki bawah dalam keadaan
maximum, maka pompa berhenti bekerja.
2) Sistem Kerja pompa transfer/distribusi:
a) Pompa dapat bekerja secara automatis dan

122
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

manual.
b) Pompa transfer bekerja untuk menstransfer
air dari tangki penampung Utama ke tangki
air bersih sub-sub di masing-masing
bangunan.
c) Pompa bekerja secara Manual dimana pompa
dapat dimatikan dan dihidupkan pada segala
kondisi tanpa dipengaruhi oleh level air pada
tangki atas dan bawah jika diinginkan.

PASAL 27 27.1. Umum


PEKERJAAN WATER Pekerjaan ini meliputi seluruh pengadaan dan
PROOFING pemasangan bahan pelapis kedap air untuk plat dak,
lantai kamar mandi, tempat wudhlu dan talang bangunan
dan sebagaimana dijelaskan dalam gambar-gambar.

27.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai rekomendasi pabrik dan petunjuk ahli water
proofing

27.3. Bahan-Bahan
Pelapis kedap air untuk pelat atap seperti tertera pada
gambar terdiri dari bahan rubber bitumen water proofing
coating yang sangat elastif, berupa Sikaproof 400 SBS
atau water proofing setara merk MEYNADIER.
Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau
berubah bentuk oleh pengaruh sinar matahari.
Lapisan kedap air harus dapat ditembusi uap air dari
beton tanpa terjadi gelembung-gelembung udara yang
dapat merusak lapisan kedap air itu sendeiri, lapisan ini
juga harus dapat menolak sebagian besar panas yang
didapat dari sinar matahari

27.4. Contoh Bahan


Penyedia Jasa harus mengajukan contoh dari bahan yang
akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan konsultan

123
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

pengawas adalah : Sikaprof 400 SBS atau water proofing


setara merk MEYNADIER atau yang setara.

27.5. Pemasangan
Sebelum pemasangan, penyedia jasa harus memeriksa
seluruh keadaan permukaan yang akan dikenakan bahan
ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang
dianggap dapat merusak lapisan kedap air.
Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air
harus bersih, dan kering. Cara pemasangan sesuai buku
petunjuk / brosur bahan serta dilaksanakan dengan baik.
Overlapping pemasangan water proving harus mengikuti
petujuk pabrik

27.6. Jaminan
Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat
memberikan jaminan dari produsen/pabrik pembuat
terhadap mutu bahan dan pelaksanaanya selama minimal
15 tahun.
Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran
harus diberikan oleh penyedia jasa kepada konsultas
pengawas, sebelum bahan tersebut digunakan.

PASAL 28 28.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan ini adalah saluran air hujan
PEMBUANGAN AIR HUJAN disekeliling bangunan dan saluran pemutusan yang
menghubungkan air limpahan dari halaman/bangunan ke
saluran yang sudah ada sebelumnya dilokasi pekerjaan.
Pemborong harus mengatur drainage induk, sehingga air
hujan selama dan sesudah pekerjaan berjalan dengan
baik dan lancer

28.2. Pengerjaan
a. Konstruksi saluran pembuangan air hujan harus
sesuai dengan gambar rencana.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus

124
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

menyerahkan shop drawing kepada Pengawas. Shop


drawing tersebut harus memperlihatkan dengan
lengkap ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan
dari saluran dan bak-bak kontrol, gambar-gambar
tersebut harus dibuat dalam skala yang cukup besar
sehingga memudahkan pemeriksaan dan
pelaksanaan.
c. Galian tanah
1). Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan
yang cukup, disesuaikan dengan
keadaan/kondisi.
2). Setempat, dalam hubungan untuk
menghindarkan keruntuhan, terutama waktu
musim hujan.
3). Ukuran dan kedalaman galian dengan
pengarahan Pengawas, jika ada perubahan.

d. Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan


yang konstan sepanjang saluran sesuai dengan yang
tertera pada gambar.
e. Saluran terbuat dari buis beton U diameter 50 cm
dengan pasangan batu bata dengan campuran 1 pc :
4 ps diberi finishing plestaran 1 pc : 4 ps.
f. Kemiringan harus menjamin air hujan mengalir dan
kemiringan yang terdapat pada gambar rencana
harus disesuaikan dengan ketinggian yang nyata pada
kondisi setempat.
g. Saluran-saluran yang melintas perkerasan jalan harus
dipersiapkan terlebih dahulu.

PASAL 29 29.1. Umum


PEKERJAAN INSTALASI Yang dimaksud dengan sistim penangkal petir dalam
PENANGKAL PETIR persyaratan ini adalah semua usaha perlindungan
bangunan dan seluruh bagian-bagian dari bencana akibat
petir.
Termasuk dalam usaha ini adalah pengadaan/ penyediaan

125
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dan pemasangan sistim penangkal petir dalam hal ini


batang penerima, konduktor, pemegang elektroda,
elektroda pentanahan dan peralatan lainnya yang
sehubungan dengannya.
Penangkal petir digunakan sistem konvensional dan
dilaksanakan sesuai gambar dengan catatan sampai
mendapatkan persetujuan dari instalasi terkait.

29.2. Pemasangan
Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk
dari gambar kerja, penilaian baik pekerjaan jaringan
sistim penangkal petir ditentukan berdasarkan
pemeriksaan dan pengujian Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Pengawas Lapangan.

29.3. Penerima
a. Sistim penerima berupa sistim konvensional
(faraday) dari jenis tembaga.
b. Batang penerima harus dipasang pada ujung batang
peninggi yang kuat, dimana batang penerima harus
dapat dilepaskan dari batang peninggi bila
diperlukan guna pemeriksaan.
c. Penerima harus disangga oleh pipa galvanished yang
cukup kuat dan dapat didirikan dengan kokoh dan
tegak lurus rata-rata air pada ketinggian minimum
0,75 m diatas bagian tertinggi bangunan.
d. Pemasangan batang penerima diusahakan sedapat
mungkin pada titik tengah dari daerah yang
dilindungi.

29.4. Batang Peninggi


Batang peninggi harus dibuat dari pipa galvanished atau
dari batang besi sesuai dengan yang ditunjukan dalam
gabar dan finished agar tahan karat.

29.5. Pemegang Konduktor

126
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

a. Jarak antara pemegang konduktor maksimum 1


meter.
b. Pemegang konduktor harus diikat pada bagian
bangunan dengan kokoh.
c. Dari bahan yang tidak menimbulkan kerugian, keran
kontak bahan yang berlainan.
d. Pemegang konduktor harus terbuat dari bahan yang
sama dengan konduktor untuk mencegah terjadinya
elektrolisa jika kena air.

29.6. Lintasan Konduktor


a. Radius pembelokan konduktor harus lebih besar dari
20 cm.
b. Sudut pembelokan paling kecil adalah 90.
c. Lintasan konduktor hanya pada arah horizontal dan
vertikal saja.

29.7. Konduktor
Konduktor atau penghantar haruslah dari tembaga
telanjang dengan luas penampang minimum 50 mm.

29.8. Sambungan-sambungan
a. Sambungan yang diperlukan harus menjamin kontak
yang baik dan tidak mudah terlepas.
b. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-
kerugian fisik akibat adanya sambungan.
c. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka
untuk keperluan pemeriksaan.

29.9. Pelindung Mekanis


Down konduktor harus dilindungi terhadap kerusakan
mekanis dengan pipa galvanis seperti pada gambar.
Penghantar yang dilindungi harus disambung secara
elektris dengan pelindung dengan cara disolder.

29.10. Pentanahan

127
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Tahanan tanah maksimum 3 Ohm, ground 10 Ohm, ground


rod harus terbuat dari tembaga atau opper clad steel
dengan diameter tidak kurang dari 2 cm dan panjang 6 m
dan harus ditanamkan kedalam tanah.
Sambungan pentanahan harus terletak pada kotak
pemeriksaan untuk memudahkan pemeriksaan.
Pada setiap ground rod harus dibuat bak pemeriksaan
sambungan dari down konduktor ke elektroda pentanahan
yang harus dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan.

PASAL 30 30.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN Yang termasuk dalam pekerjaan pengkondisian udara
PENGKONDISIAN UDARA pada tempat-tempat seperti tertera pada gambar-gambar
rencana, pemborong pekerjaan instalasi ini melaksanakan
pengadaan, pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan jalan dengan baik.
Untuk rincian rencana kerja syarat pekerjaan
penghawaan udara, ada di bagian lain dari dokumen ini.

a. Semua refrigerant piping untuk refrigerant R-11, R-


12, R-502 dan sebagainya harus terbuat dari cpper
tipe K atau equivalent yang dapat disetujui oleh
direksi.
b. Semua conection, fitting, valves, dan sebagainya
pada refrigerant piping dengan diameter sampai 1,
dilaksanakan dengan flare fittings / silver soldering.
c. Sedangkan connections, fitting dan valve dan
sebagainya pada refrigerant piping dengan diameter
lebih besar dari hanya dilaksanakan dengan silver
soldering.
d. Semua fittings seperti elbow, tees, ys fan
sebagainya yang dipasang harus asli standart dan
dengan kwalitas yang terbaik. Semua refrigerant
piping yang dibeli untuk dipakai harus dehydrated
dan dalam sealed condition untuk diameter yang
lebih besar dari 1,5 .

128
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

e. Sizing dari refrigerant piping, harus sesuai dengan


ketentuan-ketentuan yang diuraikan di guide yang
diterbitkan oleh ASHRAE.
f. Untuk refrigerant piping yang dipergunakan harus
sesuai juga dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan
oleh supplier dari peralatan, demikian juga
mengenai max friction losser dalam piping system.
g. Suction piping harus diisolir dengan armaflex hingga
betul-betul kedap uap air.
h. Untuk refrigerant piping yang ada diluar
bangunan/ditanam didalam tanah perlu dilindungi
terhadap mechanical damage.

30.2. Electrical System untuk Instalasi AC


a. Pekerjaan listrik yang termasuk perkerjaan instalasi
AC ini adalah seluruh system listrik secara lengkap
dan pada garis besarnya sesuai dengan gambar
electrical wiring system, termasuk juga panel-panel,
wiring dari panel ke peralatan-peralatan AC
pengaman dan lain-lain, hingga seluruh system AC
dapat running dengan baik.
b. Di tempat-tempat diperlukan power outlet untuk
instalasi AC disediakan oleh pemborong instalasi
listrik. Selanjutnya untuk electrical system instalasi
AC harus memenuhi syarat-syarat serta ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
Semua perkerjaan listrik yang dilaksanakan harus
memenuhi peraturan PUIL dan persyaratan-
persyaratan lainnya yang di tentukan oleh PLN
serta instruksi dari pabrik yang membuat
peralatan yang digunakan.
Komponen-komponen listrik untuk panel AC dan
lain-lain harus buatan siemens, AEG atau sejenis
yang dapat disetujui direksi.
Panel AC harus dibuat dari metal, tebal 1,6 mm
model tertanam sebagian didalam tembok

129
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dilengkapi dengan kunci yale atau setaraf, serta


dengan pilot lamp on-off panel-panel ini harus
di meni dan di duco 2 kali warna finishing
ditentukan Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
Tiap-tiap panel harus grounded, tahanan
pentanahan harus lebih kecil dari 5 ohm, diukur
setelah minimum tidak hujan 2 hari.
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus
dipasang di conduits.
Tegangan listrik yang tersedia adalah 220/380 V
50 cycle.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan peralatan-peralatan instalasi AC yang
dipergunakan, karena kemungkinan power yang
diperlukan berbeda.
Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis
NYFGBY harus dipasang sekurang-kurangnya
sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas
pelindung sebelum diurug kembali, route kabel
perlu diberi tanda.
Untuk kabel yang menyeberangi jalan, selokan
atau instalasi lainnya harus dilindungi dengan
pipa galvanis.
Di tiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Hubungan kabel pada terminal harus
menggunakan kabel schoen, untuk diameter 25
mm keatas memasang kabel schoen pada kabel
harus menggunakan timah patri, untuk ukuran
yang lebih kecil boleh dengan press tangan atau
hydraulis.

30.3. Testing, Balancing, Adjusting dan Measuring


a. untuk dinilai dan untuk dapat mendapatkan
persetujuan direksi, instalasi AC ini setelah selesai
seluruhnya perlu dicoba dan diuji.
b. Bagian-bagian dan peralatan tertentu diuji dan

130
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

dilakukan pengukuran-pengukuran untuk dapat


mengetahui apakah telah memenuhi syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang ada.
c. Suara-suara yang ditimbulkan oleh peralatan-
peralatan atau bagian-bagian dari instalasi AC ini
perlu diukur.
d. Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran-pengukuran
udara serta pengaturan pembagian udara sesuai
dengan yang direncanakan.
e. Setelah selesai disampaikan kepada Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru berupa laporan dalam
rangkap 3 yang memuat antara lain jumlah udara
untuk setiap fan, jumlah udara yang diatur untuk
setiap supply diffusers, return dan exhaust grilles,
serta data-data teknis lainnya.
f. Sebelum dilakukan percobaan, pengujian dan
pengukuran lain-lain, perlu terlebih dahulu
dirundingkan dengan Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru mengenai cara-cara, prosedure, metode
fan lain-lain yang akan dipakai dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas.
g. Untuk pekerjaan testing, balancing, adjusting dan
measuring seluruh kebutuhan peralatan-peralatan
serta tenaga-tenaga ahlinya harus disediakan oleh
pemborong instalasi AC.

30.4. Syarat-syarat Pelaksanaan Umum


a. Sebelum pelaksanaan pemesanan dan pengadaan
peralatan-peralatan, peralatan pembantu dan
bahan-bahan dan lain-lain yang diperlukan untuk
instalasi AC, pemborong harus mengajukan terlebih
dahulu kepada Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
daftar dimana tercantum data-data teknis, pabrik
yang membuat dan lain-lain dari barang-barang
tersebut diatas, untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Sebelum dapat mulai dengan pekerjaan pelaksanaan

131
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

instalasi ini, pemborong harus membuat dahulu


gambar-gambar kerja dan diajukan kepada Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru untuk mendapatkan
persetujuannya.Dalam membuat gambar kerja ini,
pemborong instalasi hendaknya bekerjasama dengan
pemborong-pemborong instalasi listrik dan
bangunan.
c. Pemasangan peralatan dan peralatan pembantu,
accessories dan lain-lain harus memenuhi ketentuan-
ketentuan yang diberikan pabrik.
d. Pemborong instalasi AC hendaknya dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bekerja sama dengan
pemborong-pemborong bidang lainnya agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan waktu yang ditetapkan. Koordinasi yang baik
perlu untuk mencegah agar jenis pekerjaan yang satu
tidak menghalangi jenis pekerjaan yang lain.
e. Pemborong harus membuat gambar revisi dan pada
penyerahan pertama menyerahkannya pada Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dalam rangkap 3.
Gambar-gambar revisi ini harus dilengkapi dengan
gambar-gambar detail, dokumentasi dari semua
peralatan yang dipergunakan berikut instalation
operating dan maintenance instruction, semua dalam
rangkap 3.
f. Masa pemeliharaan pekerjaan instalasi ini ini adalah
3 (tiga) bulan terhitung saat penyerahan pertama,
selama ini pemborong diwajibkan memberikan
service cuma-cuma untuk seluruh sistem sekali
sebulan.
g. Jangka waktu garansi dari peralatan-peralatan yang
dipergunakan harus minimal satu tahun, terhitung
dari penyerahan pertama.
h. Pemborong diwajibkan untuk mendidik petugas-
petugas dari owner hingga mengenali betul seluruh
instalasi dengan baik dan dapat menjalankan dengan

132
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

baik seluruh system serta melakukan sendiri


maintenance.
i. AC yang dipasang tipe split dengan kapasitas 1 PK
dan 1 PK dan sistem AC sentral dengan ruang AHU
sebagai ruang kontrol.

PASAL 31 31.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI Pekerjaan sistem telepon meliputi pengadaan instalasi
TELEPON telepon dan di dalam bangunan, termasuk penyambungan
line telepon dari Telkom sebanyak 3 (tiga) line yang akan
digunakan sebagai line telepon.

31.2. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan :
a) Pengadaan, pemasangan, instalasi telepon sebanyak
3 line di dalam bangunan.
b) Pengadaan instalasi tidak termasuk pengadaan Unit
Handset telepon dan Fax (disediakan oleh owner)
kecuali dari pihak Telkom sudah menyediakan unit
Handset telepon pada saat berlangganan telepon.
c) Pengadaan dan pemasangan instalasi in-door dari
junction box PT. Telkom ke outlet telepon.
d) Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang peker-
jaan tersebut diatas dan lain-lain pekerjaan
penunjang agar sistem telepon dapat bekerja dengan
baik dan benar yang disetujui Konsultan Perencana.
e) Melaksanakan pengujian dan commisioning untuk
seluruh sistem telepon dan seluruh peralatan yang
terpasang.
f) Mengadakan training bagi Personal yang akan
menggunakan/ mengoperasikan sistem telepon
tersebut.

31.3. Persyaratan Bahan


a. Kabel Instalasi Telepon
1) Kabel instalasi telepon dari terminal box

133
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

extension sebagaimana tertera pada gambar


menggunakan kabel jenis ITC 2 x 2 pairs x 0,6
mm (indoor telephone cable).
2) Instalasi kabel primer dari TB harus memakai
pelindung pipa PVC kelas D dengan ukuran yang
sesuai, sedangkan dari terminal box extension
ditarik melalui pelindung pipa kelas D sesuai
dalam gambar rancangan.
3) Untuk kabel instalasi telepon yang berada diluar
gedung harus memakai kabel tanah atau menurut
standart PT Telkom, dari jenis yang sesuai
tercantum dalam gambar, yaitu outdoor jelly
armored telephone cable dengan ukuran 0,6
mm.
4) Pipa instalasi pelindung kabel tanah tersebut
harus memakai pipa PVC kelas AW dengan ukuran
yang sesuai.
5) Pada perlintasan/crossing dengan jalan atau
melewati tempat perkerasan, maka kabel
tersebut harus dilidungi memakai pipa baja
galvanis dengan ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum pada gambar.

b. Perencanaan Pelaksanaan
1) Gambar Kerja
Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar
kerja (shop drawings) untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
Gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya
30 hari sebelum pelaksanaan pemasangan.
2) Pengolahan/Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan
pemasangan/ instalasi telepon sesuai dengan
cara-cara dan petunjuk pabrik pembuat dan atas
petunjuk Konsultan Pengawas.

134
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Gambar-gambar dan persyaratan teknis ini


merupakan ketentuan yang harus diikuti oleh
Pemborong didalam melaksanakan pekerjaan ini.
3) Pekerjaan Instalasi/Pemasangan Kabel
Pemborong harus melaksanakan instalasi kabel
dari terminal box ke extension dengan mengguna-
kan bahan yang telah ditentukan seperti didalam
gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
4) Pekerjaan Sambungan Kabel
Semua sambungan diterminal box, harus
memakai terminal strips tanpa solder, dan
harus dipathing antara kabel keluar dan kabel
masuk.
Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel
didalam atau pada sambungan pipa instalasi,
semua sambungan harus berada diterminal box
tanpa solder.
5) Pelindung Kabel
Pemborong harus memberikan pelindung kabel
instalasi berupa pipa conduit didalam
gedung/ruang pada semua instalasi telepon.
Dan pelindungan kabel dengan pipa galvanis
(GIP) pada instalasi yang menyeberangi
jalanan, area yang perlu perlindungan mekanis
seperti yang tercantum pada gambar.
6) Persyaratan Kerja
Pemborong harus mempelajari dan memahami
lokasi pekerjaan setempat dan gambar-gambar
rencana yang secara umum menunjukan tata
letak, instalasi dan lain-lain.Pemborong harus
melakukan penyesuaian dengan keadaan
dilapangan sehubungan dengan adanya beda
tinggi dan keadaan sebenarnya dilapangan.
Pemborong harus menempatkan secara
tetap/full time seorang koordinator yang ahli
dalam bidangnya, berpengalaman dalam

135
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya


mewakili Pemborong dengan predikat baik.
Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih hanya
yang sudah berpengalaman dan mampu
menangani pekerjaan ini secara aman, kuat
dan rapi.

7) Pengujian Pekerjaan
Pemborong harus dapat memperagakan bahwa
seluruh sistem dapat bekerja dengan sempurna
dan sesuai seperti yang dimaksud.
Pemborong harus menyerahkan jadwal waktu
tentang keperluan pengujian yang akan
diselenggarakannya dan cara-cara pelaksanaan
pengujian tersebut selambat-lambatnya 14 hari
sebelum waktu pengujian, kepada Konsultan
Pengawas.
Seluruh biaya dan pelaksaan pengujian yang
harus dilakukan sehubungan dengan pekerjaan
ini, adalah sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Pemborong.
Terhadap kegagalan-kegagalan pengujian
Pemborong harus melaksanakan penggantian-
penggatian bahan dan pekerjaan atau
memperbaikinya menurut pendapat Konsultan
Pengawas (Pengawas Lapangan) dengan tanpa
adanya tambahan untuk penggantian atau
perbaikan pekerjaan yang gagal tersebut.
8) Penyelesaian Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan perbaikan-
perbaikan terhadap bidang-bidang dinding atau
bagian-bagian lain yang cacat/rusak akibat
pelaksaan instalasi pekerjaan ini, dengan biaya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
9) Penyerahan Pekerjaan
Dokumen Terlaksana

136
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Pemborong harus membuat catatan-catatan


yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Catatan
tersebut harus dituangkan dalam 2 (dua) set
lengkap gambar sephia dan 3 (tiga) set gambar
cetak biru (blue print) sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksaan (as built drawings).
Pemborong harus meyerahkan pada Konsultan
Pengawas, Dokumen terlaksana yang terdiri
dari gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as
built drawings) dan 3 (tiga) copy hasil
pelaksanaan pengujian yang telah dilakukan
oleh pihak yang berwenang dan telah di
sahkan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
setelah pekerjaan selesai.

10) Persyaratan Bahan/Material


Semua material yang disupply dan dipasang
oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut khusus untuk pemasangan di daerah
tropis, material-material haruslah dari produk
dengan kwalitas baik dan dari produk yang
terbaru.
Pemborong harus bersedia mengganti material
yang tidak disetujui, karena tidak sesuai
dengan spesifikasi tanpa biaya tambahan.
Untuk komponen dari material, yang mungkin
sering diganti harus dipilih yang mudah dipero-
leh di pasaran bebas.
Daftar Material
- PABX sistem setara Votel TC 416B
- UPS setara APC SC1000i
- Pesawat telepon setara Panasonix KXTS 105
Penyebutan Merk/Produk Pabrik.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada
gambar menyebutkan beberapa merk tertentu

137
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

atau kelas mutu (quality performance) dari


material atau komponen tertentu terutama
untuk material peralatan yang utama, maka
Pemborong wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu
dan pabrik yang disebutkan itu.

PASAL 32 32.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana dan
KABEL JARINGAN DAN spesifikasi yang telah disebutkan dalam RKS maupun BQ,
INTERNET Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengadaan,
instalasi kabel jaringan, dan perangkat jaringan dan
menyerahkannya semua sistem dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.

32.2. Tahap Pelaksanaan


a. Instalasi Kabel UTP Cat. 5
Local Area Network/UTP Category 5 (Cat 5)
Lingkup Pekerjaan meliputi :
1) Pembuatan jalur kabel di lantai, dinding dan
Plafon dan pemasangan konektor Kabel (RJ45).
Ketentuan jalur kabel di dinding dan di lantai
adalah lebar 5 cm dan kedalaman 3cm. Jalur
kabel di tutup dengan material yang portabel atau
dapat dibuka dan ditutup untuk memudahkan
proses perbaikan dan penambahan kabel baru.
2) Pemasangan socket RJ45 dinding untuk
menghubungkan kabel koneksi dari satu
hub/switch ke hub/switch lain dan dari
hub/switch ke wireless access point.
3) Penarikan dan Pengaturan kabel UTP untuk
horizontal floor di tiap lantai serta penarikan
kabel untuk menghubungkan masing-masing
lantai, lengkap dengan patch panel
Kabel Unshielded Twisted Pair 4 Pair
- Kategori 5 :

138
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

- Mutual capacitance @ 1 KHz : max 14


nF/1000 FT.
- DC resistance (ohm/100 ft) : max. 28.6.
- Characteristic impedance (ohm) @ 1 to 25
MHz) : 100 15%.
- Dapat mendukung high speed transmission
sampai dengan 100 MBPs.
- Kabel UTP katagory 5 ini juga dapat
mendukung voice, data dan service gedung
(16 MBPs token ring, 10 MBPs Ehternet, 100
MBPs CDDI) pada setiap titik.
4) Instalasi RJ-45 pada kabel, under floor duct face
plate dan RJ-45 konektor/outlet pada dinding.
5) Pengaturan kabel untuk mempermudah proses
penggantian kabel dan memaksimalkan
penggunaan jalur kabel dan meminimalisir
hambatan atau impedansi jaringan. Hal tersebut
juga untuk memudahkan pengaturan kabel untuk
pengembangan jaringan kabel.
6) Konduit
Konduit harus diklem ke struktur shaft dengan
sadle klem. Jenis conduit yang biasa dipakai
adalah PVC hight impact conduit dengan diameter
dalam minimal 1 x diameter kabel (Reference :
Ega, Gilflex).
7) Local Area Network / Fiber Optik
Lingkup Pekerjaan meliputi :
- Pemasangan dan penggalian jalur kabel FO
Spesifikasi FO Cable 4 Core Outdoor MM,
Corning Netviel 400 Mtr
- Penggunaan Kabel Protector 400 Mtr
Pemasangan
- Converter SWC 1000FX 1000TX + I Module FO ,
ATI
- Switch UTP 8 Port 1000MBps, ATI

139
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

b. Instalasi 10/100/1000 Mbps Ethernet Swicth.


Lingkup Pekerjaan Meliputi :
1) Testing Equipment di workshop Penyedia Jasa
Konstruksi, sebelum dikirim (24 hours burn in port
by port), disaksikan Pihak Owner.
2) Pemasangan equipment pada dinding di lokasi
(site). Pemasangan hub/switch konektor RJ45
menghadap kebawah agar posisi penyambungan
kabel lebih efisien dan rapi.
3) Koneksi hub/switch dihubungkan langsung
menggunakan socket RJ45 dinding.
4) Testing untuk konektivitas hub/switch antar
ruangan dan antar lantai.
5) Commissioning
6) Dokumentasi (Site Log, Problem Log Book,
Network Drawing : Physical & Logical, Serial
Numbers, Location, Quick Reference Sheet).

c. Pemasangan Access Switch, Core Swicth, dan


Distribution Switch untuk koneksi Jaringan dengan
Secara Keseluruhan pada pekerjaan ini.
1) Testing Equipment di workshop Penyedia Jasa
Konstruksi, sebelum dikirim (24 hours burn in port
by port), disaksikan Pihak Owner.
2)
3) Commissioning
4) Dokumentasi (Site Log, Problem Log Book,
Network Drawing : Physical & Logical, Serial
Numbers, Location, Quick Reference Sheet).
d. Instalasi Router/Wireless Access Point.
Lingkup Pekerjaan Meliputi :
1) Testing Equipment di workshop penyedia jasa
konstruksi, sebelum wireless access point
dipasang dilokasi (site).
2) Pemasangan Wireless Access Point / Bridging
Mode di lokasi (site). Pemasangan wireless access

140
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

point dilakukan sejajar dengan hub/switch untuk


memudahkan proses instalasi, sehingga
penggunaan power source dari stop kontak dapat
disharing tanpa membuat stop kontak baru.
3) Setup konfigurasi internal Wireless Access Point
(IP, Security dan konfigurasi lainnya).
4) Pemasangan Wireless Access Point Outdoor sesuai
dengan kebutuhan koneksi ekternal. Penyedia
jasa harus melakukan koordinasi dan persetujuan
dengan owner untuk mengetahui tujuan dan
kebutuhan owner untuk pemasangan Wireless
Access Point Outdoor.
5) Testing koneksi Perangkat Wireless Access Point
terpasang antara PC satu dengan yang lainnya
dalam satu ruangan ataupun koneksi/hubungan PC
antar lantai dan hubungan PC dengan Server
melalui koneksi antar Access Point yang
terhubung ke Jaringan kabel.

e. Instalasi Server dan Personal Komputer (PC).


Lingkup Pekerjaan Meliputi :
1) Pengecekan dan kalkulasi kebutuhan catudaya
untuk server
2) Pemasangan UPS (uninteruptable power supply)
untuk menghindari drop tegangan dan mengcover
supplay listrik.
3) Pemasangan Server dan Instalasi Sistem Software
untuk semua jenis Server
4) Setup user management pada Server, Firewall, IP
Network, IP Telephony,.
5) Setup Sistem operasi dan driver untuk pheriperal
yang dipasang seperti Wireless interface adapter.
6) Testing Koneksi antara Client/workstation dengan
Server.
f. Daftar Peralatan
1) Wireless Access Point setara Prolink WGA900

141
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

2) Switch setara 3Com 3C16471B


3) Server setara HP Proliant ML 110G5-584
4) UPS setara APC SC1500i
5) Monitor LCD setara HP L1506

PASAL 33 33.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini,
SOUND SYSTEM meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan,
pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan selama
masa pemeliharaan, sehingga untuk sistem tata suara
dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang dikehendaki
pekerjaan tersebut terdiri dari :
a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan
peralatan utama sesuai dengan gambar rencana yang
meliputi :
AM/FM Radio Tunner
Power mixer
Power Amplifier
DVD player dan recorder
Microphone dan penyangga
Rack dan accessories lainnya (Blower Fan Unit).
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan wall
speaker sesuai gambar rencana.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan
berbagai Continous Volume Control.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan
berbagai jenis dan ukuran kabel dari peralatan
utama sampai dengan speaker sesuai dengan gambar
rencana.
e. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan,
meskipun tidak tercantum dalam spesifikasi teknis
dan gambar rencana, agar sistem dapat bekerja
dengan baik.

33.2. Cara Kerja Sistem Tata Suara

142
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

a. Cara kerja sistem tata suara public address di ruang


ruang pertemuan.
Secara garis besar Sistem harus dapat bekerja
sebagai berikut :
1) Di ruangan operator, operator dilengkapi dengan
perangkat peralatan utama, operator dapat
menyiarkan salah satu program atau semua
program dari peralatan diatas ke seluruh ruang
melalui speaker.
2) Besarnya suara yang keluar dan program yang
dikehendaki dapat diatur oleh volume control
yang dipasang pada setiap ruang.

b. Karakteristik Peralatan
1) AM/FM Radio Tunner
Catu daya : 24 V DC
Tanggapan frekuensi : AM 522 kHz - 1611 kHz, 9
kHz step
Input : FM 87,5 MHZ - 10,8 MHZ,
50 kHz step
Tuning control : auto/manual switchable
Impedansi keluaran : -20 dB 10 k ohm
unbalanced.
2) Power Amplifier
Catu daya : 220 V AC main 50 Hz, 24 V
DC
Daya keluaran : 120 W rms & 60 W rms
Tanggapan frekuensi : 40 - 16.000 Hz, +/- 2 dB
Masukan : 2 program units (parallel)
200k ohmbalanced 0 dB 2
priority inputs (parallel)200
k ohm balanced 0 dB.
Keluaran : 100 V (42 ohm), 70 V (21
ohm), 50 V (11 ohm).
3) DVD Player
Catu daya : 220 V AC main

143
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Tanggapan frekuensi : 100 - 8.000 Hz +/- 3 dB


Daya keluaran : max. 45 W (rata-rata 30
W)
Auto reserve : +/- 4,75 cm/detik
4) Remote Microphones
Tipe : unidirectional dynamic
microphone
Catu daya : 24 V DC
Control : 12 individual controls and 1
all call control
Level keluaran : 0 dB 600 ohm (ballanced)
Programming function : 1 st in 1 st served
priority, cascade priority
5) Attenuator/Volume Control
Tipe : continuous type
Keluaran : 3/6/36 W
6) Wall Speaker
Keluaran : 20 W
Warna dan jenis disesuaikan dengan persetujuan
Direksi.
7) Kabel Instalasi untuk Speaker
Jenis kabel : NYMHY 3 x 1,5 mm,
dilengkapi dengan uPVC
conduit diameter min.20
mm.
33.3. Cara Instalasi
a. Peralatan Utama
Semua peralatan utama dari sistem tata suara harus
dipasang dalam rak peralatan yang ditempatkan
diruang kontrol, secara rapi dan beraturan sehingga
peralatan bisa berfungsi dengan baik.
b. Instalasi Kabel
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan ke dalam
pipa uPVC dan dipasang sejajar dan harus
dihindari/dijaga jaraknya terhadap instalasi dari arus
kuat.

144
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Kabel catu untuk setiap loudspeaker


mempergunakan NYMHY 3 x 1,5 mm (min.) atau
setara dan diberi pelindung uPVC conduit, setiap
kabel catu yang menuju loudspeaker harus
dikeluarkan lewat tee doos.
Pipa-pipa uPVC yang ditarik harus diklem serta diberi
penguat/pendukung yang kuat dan ditarik secara
rapi. Semua kabel yang akan dipasang harus
disambung sesuai dengan warna atau namanya
masing-masing dan diadakan pengetesan mutu kabel
sebelum pemasangan.
Pipa uPVC yang dipakai type high impact. Semua
penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontak-
kontak penyambung yang dibuat khusus untuk
keperluan itu.
c. Instalasi Loudspeaker
Pemasangan wall mounted loudspeaker dan harus
disesuaikan dengan keadaan ruangan dan dipasang
serapi mungkin.Pemasangan dan peletakkan
attenuator harus disesuaikan dengan tata letak dan
tata guna ruangan dan dipasang pada samping sisi
dalam pintu masuk.
Pengkawatan yang menuju attenuator ini harus
ditanam dan dimasukkan ke dalam pipa uPVC conduit
dengan diameter minimal 19 mm, demikian juga
untuk loudspeaker yang wall mounted.
Semua loudspeaker dan attenuator beserta
perlengkapannya harus dipasang dengan cara yang
telah disetujui Konsultan Pengawas .
d. Instalasi kotak sambung sistem tata suara
Kotak sambung harus terbuat dari pelat baja dengan
tebal minimum 1,2 mm, dan dielectroplating
galvanized anti karat.
Tinggi pemasangan dari lantai 2,5 m dan dipasang
sebagaimana pada gambar perancangan. Pemborong
harus menyediakan semua peralatan tambahan yang

145
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

harus dipasang di dalam beton/tembok atau


pekerjaan pemasangan lainnya ditempat-tempat
yang telah ditentukan.

33.4. Pengetesan
a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari
seluruh perlengkapan instalasi tata suara harus
dalam kondisi baik dan bebas cacat.Bagian-bagian
yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya
Pemborong.
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para
pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi sistem tata
suara yang terpasang.
d. Setelah terpasang sistem yang baik, pengkabelan
yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan
pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah
bekerja dengan baik dan benar.
e. Pengetesan
Pemborong harus melakukan semua pengetesan
seperti yang disyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem,
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik
harus diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk
dicoba dan didemonstrasikan kembali
33.5. Persyaratan Bahan/Material
a. Semua material yang dipasok dan dipasang oleh
Pemborong harus baru dan material tersebut khusus
untuk pemasangan di daerah tropis, material-
material haruslah dari produk dengan kualitas baik
dan dari produk yang terbaru. Pemborong harus

146
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan


baru, dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen (pabrik), serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.
b. Pemborong harus bersedia mengganti material yang
tidak disetujui, karena menyimpang dari spesifikasi
tanpa biaya tambahan.
c. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering
diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di
pasaran bebas.
d. Daftar Material
Mixer dan amplifier setara yamaha
DVD Player setara Pioneer
Speaker setara JBL
Dynamic microphone setara Shure SM58LC
Wireless Microphone setara Roxland
Cabinet rack dan assesoris setara Spiderwood
Untuk semua material yang ditawarkan, maka
Pemborong wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan : merek, tipe, model, kelas, lengkap
dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu
tender.
e. Penyebutan Merek/Produk Pabrik.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar
menyebutkan beberapa merek tertentu atau kelas
mutu (quality performance) dari material atau
komponen tertentu, maka Pemborong wajib
melakukan didalam penawarannya material yang
dalam taraf mutu dan pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa
material yang disebutkan pada tabel material tidak
dapat diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan yang sangat kuat dan dapat
diterima Pemilik, Konsultan Pengawas dan
Perancang, maka dapat dipikirkan pengganti

147
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

merek/type dengan suatu sanksi tertentu kepada


Pemborong.

PASAL 34 34.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN LANSEKAP Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua
pekerjaan yang tertera dalam gambar perencanaan yaitu
meliputi:
a. Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah
b. Pekerjaan penanaman
c. Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman

34.2. Persyaratan pekerjaan lansekap


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk-petunjuk dan syarat-syarat pekerjaan
lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang berlaku, standar spesifikasi dari
bahan yang dipergunakan.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus
mengikuti semua petunjuk gambar lansekap.
c. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan,
pekerjaan lansekap harus memperhatikan koordinasi
kerja dengan pekerjaan lain (struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing) terutama dalam
melakukan pekerjaan pembentukkan tanah dan
penyelesaian tanah agar tidak terjadi kesalahan,
pembongkaran, pengrusakkan yang tidak diinginkan
terhadap pekerjaan yang lain yang telah selesai
dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.

34.3. Pelaksanaan pekerjaan


g. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar
lansekap juga ketepatan pemasangan patok-patok
dilapangan.
h. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus
mengikuti bentuk kemiringan / kontur / peil yang
tertera dalam gambar.

148
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

i. Kemiringan-kemiringan yang dibuat harus cukup kuat


untuk mengalirkan air hujan menuju keselokan yang
ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan-
persyaratan yang tertera dalam gambar. Adanya
genangan air diatas tanah tidak dibenarkan.
j. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini
mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan Lansekap.

34.4. Pekerjaan Persiapan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi:
Pekerjaan persiapan tanah
Pembentukkan dan penyelesaian tanah,
penghamparan tanah subur untuk rumput dan
untuk tanaman hias dalam bak bunga.
Pembersihan tanah
b. Jenis tanah yang dipakai adalah:
Tanah merah: untuk gundukan / bukit tanah
Tanah humus: tanah subur, dihamparkan dengan
ketebalan minimum 40 cm.
c. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi
pembongkaran/ pemindahan/ pembersihan ditempat
kerja dari benda/ bekas bahan bangunan/ struktur
bangunan yang tidak berguna lagi yang dapat
mengganggu terlaksananya dan kelancaran kerja
ditempat tersebut.
d. Tanaman pohon/ semak/ rerumputan yang tidak
diperlukan lagi ditempat kerja harus disingkirkan
berikut pokok/ pohon/ semak/ rerumputan sampai
akar-akarnya.

34.5. Pembentukan dan Penyelesaian Tanah


a. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus
mengikuti bentuk / kemiringan / kontur / peil yang
tertera dalam gambar Lansekap.
b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk

149
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

mengalirkan air hujan menuju ke selokan yang ada


disekitarnya serta mengikuti persyaratan yang
tertera dalam gambar. Tidak dibenarkan adanya
genangan air diatas tanah.
c. Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan
pengupasan tanah yang mengandung bahan organis
sedalam keadaan tanah setempat sampai
mendapatkan tanah subur serta penyediaan tanah
subur untuk bekas galian tanah setelah pekerjaan
penanaman dilakukan pada lubang tersebut.

34.6. Pembersihan tanah


a. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu
pekerjaan ataupun yang telah selesai digarap harus
dibersihkan dari:
Bekas tanah galian.
Bekas-bekas bahan bangunan.
b. Tanah yang disiapkan untuk pekerjaan penanaman
harus benar-benar dibersihkan dari batu, kerikil,
aduk, kapur dan segala bekas bahan bangunan,
bahan plastik dan bahan-bahan organis. Tanah yang
dipakai untuk urugan dan pelapisan tanah (trop soil)
untuk rumput adalah tanah subur dan gembur.

34.7. Pekerjaan penanaman


a. Pekerjaan penanaman ini meliputi:
Penanaman pohon peneduh dan pengarah
Penanaman tanaman hias
Penanaman tanaman rumput seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.

b. Bahan/material
Jenis rumput yang ditanam adalah: Rumput gajah
mini, rumput ditanam pada gundukkan tanah
sesuai gambar rencana penanaman dalam bentuk
rumpun.

150
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

Jenis tanaman yang ditanam adalah: tanaman hias


sesuai dengan Gambar Rencana dan/ atau
petunjuk Konsultan MK serta Perencana.
Semua jenis tanaman harus bebas dari segala jenis
penyakit dan hama, daun/cabang jangan sampai
cacat dan tumbuh sehat.
Pembungkusan ball root harus dengan karung goni
dan diikat dengan erat untuk mencegah pecahnya
akar dalam pengangkutan.
Untuk penampungan sementara dilapangan
dipilihkan tempat yang aman dari segala
kerusakkan, teduh dan dekat daerah penanaman.
Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari
langsung 50 %.
Waktu penyesuaian adalah dua minggu sampai
satu bulan di tempat penampungan dengan
menanamkan dalam tanah setempat tanpa
melepas ball root untuk tanaman hias.
Sebelum pelaksanaan penanaman, semua tanaman
pembibitan harus dirawat dengan penyiraman
secara teratur pagi dan sore sampai terlihat
tumbuh segar dan baik.

151
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

B. PENUTUP
PASAL 35 35.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian
PENUTUP bahan-bahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam
penjelasan pekerjaan (aanwijzing) mengenai suatu bagian
pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan oleh
pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap ada
dan dimuat dalam bestek ini.
35.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam
bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Pemborong/Kontraktor.
35.3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin
tertulis serta membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan
berikut target volume pekerjaan yang dilaksanakan.
35.4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai
pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus mendapat
persetujuan dan pengesahan dari Konsultan Pengawas dan
Pengendali kegiatan.

152
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat

153

Anda mungkin juga menyukai