A. UMUM
PASAL 1 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan
URAIAN UMUM sesuai dengan :
a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail
terlampir
b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan
pekerjaan (RKS)
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
e. Petunjuk dari Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
/Pengawas Lapangan.
VI-1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
2
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
3
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
4
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
5
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
6
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
7
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
2.9. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang
disebutkan nama pabriknya dalam RKS, kontraktor
harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi teknis atau dapat mengajukan produk
yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan konsultan perencana sebelum
memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan
produk-produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya didalam spesifikasi teknis, kontraktor
harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari
pabrik yang menghasilkan catalog dan selanjutnya
menguraikan data-data atau yang menunjukan
secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan
dari pemilik/ perencana/konsultan pengawas.
8
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
9
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
10
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
2.15. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk
11
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
12
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
13
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
pengawas.
e. Semua Baut, baik yang dikerjakan di workshop
maupun di lapangan harus selalu memberikan
kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang baut tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada
waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang
kelalaian kontraktor, harus dilakukan atas biaya
kontraktor.
g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan
gambar dan spesifikasi harus ditanyakan kepada
konsultan pengawas/perencana.
h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-
gambar As Built Drawing sesuai dengan pekerjaan
yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan.
Untuk kebutuhan pemeriksanaan dikemudian hari
dan gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
konsultan pengawas
14
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
15
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
3.11. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar
yang bersih dan bebas mineral zat organik tanah
lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang
ada tidak mencukupi maka penyedia jasa harus
mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini
dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air
sendiri yang memenuhi syarat
16
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
17
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
3.16. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal
dari produksi pabrik yang telah disetujui Pengawas
Kegiatan.
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan
dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2, Baja
tulangan harus dari baja Ulir atau diprofilkan dengan
tegangan leleh minimal 3900 kg/cm2 untuk besi
beton < 19 mm dan dengan tegangan leleh 4000
kg/cm2 untuk besi beton > 12 mm, untuk tulangan
dengan >16 mm digunakan baja diprofilkan, yang
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
kelentuan SKSNI T-15-1991-03.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi
tulangan harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah
18
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
PASAL 4 4.1. Lokasi untuk bangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi
PEKERJAAN PERSIAPAN Tugas kepada Pemborong dalam keadaan bebas dari
gugatan Pihak Ketiga.
19
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
20
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
21
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
22
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
23
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
24
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
4.11. Asuransi
a. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua
pekerjaan yang berhubungan langsung dengan
pekerjaan ini antara lain: asuransi tenaga kerja
(Astek) dll.
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Panitia
25
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
26
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian
peralatan/kendaraan sudah mengikuti aturan
perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan
Lalu lintas Jalan Raya, pihak Kepolisian dan
Badan Lingkungan
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai
dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan di mana peralatan tersebut akan
digunakan menurut Kontrak ini.
3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap
telah selesai melaksanakan tugasnya dan
tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat
tersebut segera dikembalikan.
4) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan
pemeliharaan kendaraan/peralatan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.
c. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan
realisasi pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar
lokasi pekerjaan harus terlebih dahulu
27
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran
tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir
kontrak termasuk pemindahan semua instalasi,
peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat
kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum
pekerjaan dimulai.
28
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
29
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
hujan.
6) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah di tempat
yang telah ditentukan sesuai dengan
Peraturan Pusat maupun Daerah dan
Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang
berlaku.
7) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur
sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
proyek tanpa persetujuan dari Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru.
8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan
membuang limbah berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran
atau sanitasi yang ada.
9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan
membuang sisa bahan bangunan ke dalam
sungai atau saluran air.
10) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa
selokan yang ada atau bagian lain dari
sistem drainase yang dipakai untuk
pembuangan setiap jenis bahan selain dari
pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja
Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka
Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kejadian tersebut kepada Panitia Pembangunan
GKE Banjarbaru, dan segera mengambil
tindakan sebagaimana diperintahkan oleh
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/Pengawas
Lapangan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.
11) Semua pembabatan/penebangan pohon di
kawasan perencanaan untuk pembukaan lahan
maupun pelaksanaan pekerjaan harus seijin
Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru/Pengawas
Lapangan.
30
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja
harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus
mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja
yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Kontrak ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil
pekerjaan harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin
ditemukan sebelum pembersihan akhir
31
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
32
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
33
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
34
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
35
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
36
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
37
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
38
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
8.6. Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut
39
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
40
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
41
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
42
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
11.2.
Persyaratan Bahan
a. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang
menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan
utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan
beton.
b. Tiang pancang yang digunakan memiliki sfesifikasi
sebagai berikut :
43
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
11.3.
Alat Pancang
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk
pemancangan secara lengkap sedemikian hingga
semua persyaratan teknis yang diminta dapat
dipenuhi
b. Alat harus dapat melakukan pemancangan secara
kontinu sampai diperoleh daya dukung/setting yang
disyaratkan dan/atau sampai pada kedalaman yang
direncanakan, diambil yang paling memenuhi daya
dukung yang disyaratkan
c. Alat yang digunakan dalam perencanaan Rehab Berat
GKE Banjarbaru adalah Injection, yakni Pemukul aksi
tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang
bergerak naik oleh udara atau uap yang terkompresi,
sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh
beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah
sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh.
44
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
11.4.
Metode pelaksanaan tiang pancang
a. Pekerjaan Persiapan
45
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
c. Proses Pemancangan
46
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
d. Pemancangan tiang
Tiang hanya boleh dipancang, setelah ada
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Urut-urutan pemancangan tiang agar direncanakan
sesuai kondisi pekerjaan sedemikian rupa sehingga
pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan
baik dan lancar sehingga tiang-tiang yang telah
dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Kontraktor
harus mengajukan rencana kerja pemancangan
kepada Pengawas Lapangan untuk dievaluasi dan
mendapatkan persetujuan tertulis.
Pemancangan tiang harus menerus sampai final set.
Penghentian hanya boleh bila mendapat perintah dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Tiang hanya dipancang selama ada Pengawas
Lapangan dan harus tersedia fasilitas bagi Pengawas
Lapangan untuk memperoleh informasi pemancangan
tiang yang diperlukan. Namun demikian Kontraktor
tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
ini.
Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan
dengan segera apabila terjadi perubahan-perubahan
yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan
tiang. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor
harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya
47
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
e. Kedalaman pemancangan
Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai
mencapai final set. Apabila final set telah dicapai
sebelum panjang tiang atau kedalaman rencana
tercapai, maka bagian tiang berlebih (di atas cut of
level) harus dipotong. Pemotongan kelebihan tiang
ini harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
48
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
f. Toleransi pemancangan
Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau
tiang miring harus sedemikian diperoleh hasil sesuai
dengan ketentuan dalam gambar kerja.
Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil
pemancangan tiang adalah 10 cm penyimpangan dari
dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang
miring atau vertikal adalah 2 % dan untuk
pemotongan tiang adalah 5 cm.
Bila toleransi dilampaui, tiang harus diperbaiki,
diperkuat dengan konstruksi, dicabut atau perlakuan-
perlakuan lain sesuai dengan keputusan Pemberi
Tugas dengan biaya Kontraktor.
Jika pada saat pemancangan, tiang pancang yang
telah dipancang sebelumnya menjadi terangkat atau
salah posisinya, maka Kontraktor harus mengulang
pemancangan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan semula
49
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
50
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
51
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
52
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal,
Kontraktor harus mengadakan mix design yang
dapat membuktikan bahwa mutu beton yang
disyaratkan dapat tercapai dari mix design
tersebut, selanjutnya oleh Direksi/Pengawas
akan dihitung karakteristik dari hasil percobaan
tersebut yang selanjutnya akan dipergunakan
untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6
dan 4.7.
2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu
permulaan pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji
untuk setiap 3m3 beton dan dalam waktu
sesingkat-singkatnya harus segera terkumpul 20
benda uji, sedang setelah berjalan lancar
diperlukan 1 (satu) benda uji pada setiap 5 m3
beton dengan minimum 1 benda uji untuk setiap
harinya.
3). Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI
1971 masih meragukan, maka pemeriksaan
53
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
54
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
e. Pembesian
1) Semua besi beton yang digunakan harus
memebuhi syarat-syarat:
a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-
minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter
Kurang dari 12 mm dan U-39 untuk lebih
besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam
segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan PBI-1971.
d). Mempunyai penampang yang sama rata.
e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan
dari ketentuan-ketentuan diatas, harus
55
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
56
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
f. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton
molen dan ready mix.
2). Untuk adukan beton molen, takaran untuk
semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton
harus diawasi dengan jalan memeriksa slump
pada setiap campuran baru. Pengujian slump
minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara
pengadukannya mengikuti prosedur beton ready
mix dengan memperhatikan mutu beton yang
akan dicapai.
57
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
h. Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan
atas persetujuan Direksi dan Pengawas
Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus
58
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
i. Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau
barang barang lain yang harus berada didalam
beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran.
Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa
dengan teliti dan ruang yang akan diisi beton harus
betul betul dibersihkan. Pekerjaan pengecoran di
bagian manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum persiapan persiapannya disetujui dan izin
pengecoran diberikan oleh Pengawas Proyek.
Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh
mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas
Proyek bila akan mengecor dengan mengajukan
request yang telah disetujui Pengawas Teknik.
Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga dalam
satu bagian pekerjaan, permukaannya rata.
Penempatan didalam lapisan lapisan horisontal
tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran beton harus dilakukan terus
menerus antara tempat sambungan yang
direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk
waktu makan. Jika dipakai corong corong untuk
mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan
harus disediakan selang selang penyemprot atau
pelat pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi
59
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian
lebih dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus
sedemikian rupa sehingga tebal beton tidak kurang
dari 0,5 m per jam dan tidak lebih dari 1,5 m,
kecuali disetujui lain oleh Pengawas Proyek. Semua
beton harus dipadatkan dengan mempergunakan
vibrator yang digerakkan dengan tenaga listrik
(immersion type vibrator) yang baik type maupun
cara kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek.
Vibrator yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran
dan kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya
beton yang akan dicor, ukuran ukuran beton dan
penulangan. Vibrator ini harus dapat bekerja
dengan baik di dalam acuan dan sekeliling
penulangan dan barang barang lain yang diletakkan
didalamnya tanpa harus memindahkan. Penggetaran
yang berlebihan (overvibration) yang menyebabkan
segregasi, permukaan yang keropos atau kebocoran
melalui acuan harus dihindarkan.
j. Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar
dilatasi, letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam
gambar gambar atau seperti yang disetujui
Pengawas Proyek.
Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang
ditunjukkan oleh ganbar, karena kerusakan mesin
pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga,
harus dibuat bulk-head sedemikian sehingga arahnya
tegak lurus arah tegangan tegangan utama.
Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau
lokasi yang dianggap oleh Pengawas Proyek tidak
dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan
beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat
yang dianggap baik.
60
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
k. Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan
dari pengaruh panas matahari yang merusak, hujan
dan air yang mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah
pengerasan beton dengan cara sebagai berikut:
1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan
karung, atau bahan sejenis atau lapisan pasir
61
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
62
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
63
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
64
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
65
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
66
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
67
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
68
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
69
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
70
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
71
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
72
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
73
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
74
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
finish.
6). Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor
harus mengajukan terlebih dahulu baik kualitas
maupun jenisnya kepada Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
7). Semua pekerjaan kayu sebelum terpasang harus
mendapat persetujuan dari Panitia
Pembangunan GKE Banjarbarudan Pengawas
Lapangan. Jika ada yang tidak memenuhi syarat,
maka kontraktor harus mengganti atas tanggung
jawabnya.
8). Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan benda
lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah
tanggung jawab kontraktor.
9). Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung
pada dinding batu tela dan beton harus diberi
lapisan menie kayu minimal 2 lapis.
75
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
(AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)
1).Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut :
Ultimate Strength : 28.000 p.s.i
Yang Strength : 22.000 p.s.i
Shear Strength : 17.000 p.s.i
2).Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium
adalah 18 Mikro dengan warna dark brown
Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3).Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima)
tahun dari type campuran (alloy) dan ketebalan
anolizing
b. Sealant
sealant sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuatnya digunakan untuk jendela Alumunium
dan kaca yang berhubungan langsung dengan udara
luar.
76
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
c. Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air,
kepadatan 65 -95 kg/m3.
d. Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi
dangan kekerasan 60 Durometer.
e. Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri
lapisan galvanished s/d 25 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi
uraian syarat-syarat dan spesifikasi dari pihak pabrik
pembuatnya.
g. Konstruksi kusen aluminium mengikuti spesifikasi
teknis yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya
termasuk accessories yang akan dipergunakan.
h. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di
tapak dilengkapi dengan pelindung dan baru
diperkenankan dibuka sesudah mendapat
persetujuan dari Direksi.
i. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum
proses fabrikasi warna profil harus diseleksi
secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam setiap unit
didapatkan warna yang sama. Pemotongan profil
aluminium menggunakan mesin potong, mesin
punch, drill sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm
dan untuk diagonal 2mm.
j. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala
tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant. Ankur untuk
77
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
78
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
5) Sealant
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat
mata langsung.
c. Perlindungan
1) Semua alumunium harus dilindungi dengan
Lacquer Film atau bahan yang lain yang
disetujui pengawas ketika dibawa kelapangan.
2) Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-
bagian tertentu dimana diperlukan, ketika
alumunium akan dikerjakan dan ditutup kembali
setelah pekerjaan selesai.
3) Kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau
(Zine Chroritate primer permis Transparant)
ketika pengerjaan plester dilakssanakan. Bagian-
bagian lain dapat dilindungi dengan :Lacquer
Film sampai pekerjaan selesai.
4) Penggunaan permis palo permukaan yang akan
diberikan caulking atau sealant tidak
diperkenankan
d. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengn weather
seal jenis polkyurenthene sealant dan backing strip
dari busa didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi
sebelum sealant dipasang
79
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
80
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
81
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
82
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
pabrik pembuatnya.
Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus
rata dan tidak bergelombang dan tidak melintir
dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.
83
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
84
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
85
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
86
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Pekerjaan engsel
1). Untuk seluruh daun pintu menggunakan engsel
pintu type kupu-kupu dengan ring nylon ukuran
4 dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah
untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
2). Untuk jendela menggunakan engsel type kupu-
kupu dengan ring nylon ukuran 3 dipasang
sekurang-kurangnya 2 (dua) buah untuk setiap
daun jendela.
c. Pekerjaan Hak Angin/Kait Angin
1). Setiap daun jendela ungkit diberi 2 buah hak
angin/kait angin, dipasang pada bagian kanan
dan kiri atau sesuai petunjuk Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan.
2). Hak angin/kait angin yang dipergunakan adalah
hak angin/kait angin biasa merk dalam negeri.
d. Pekerjaan grendel
1). Setiap daun pintu dan jendela ungkit diberi
masing-masing 1 buah grendel.
2). Untuk daun pintu menggunakan grendel besar,
sedang daun jendela menggunakan grendel
kecil/pengunci jendela.
e. Pekerjaan Door Closer
1). Khusus untuk pintu-pintu tertentu yang
diharuskan selalu tertutup, maka pada masing-
masing daun pintu dipasang 1 buah door closer.
2). Door clooser dipasang pada sisi bagian atas daun
pintu, yang berfungsi supaya daun pintu setelah
dibuka dapat menutup kembali dengan
sendirinya.
3). Teknik dan cara pemasangan mengikuti
87
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
88
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
c. Penutup atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap
terdiri dari :
Bahan penutup atap dipakai genteng metal
zincalume merk sekualitas/setara Multi Roof,
Sakura Roof, Surya Roof, Soka Abadi, KW 1, Type
Classic.
Genteng bubungan/krepus dari jenis yang sama
dengan penutup atap yang akan digunakan.
d. Listplank papan
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh
pekerjaan listplank papan menggunakan papan
kalsiplank setara gammaplank 2 x 3/20 cm.
e. Talang air
1). Talang air patahan atap
Rangka talang dari papan kayu besi 3/20 cm
dengan persyaratan sesuai dalam Pasal
Pekerjaan Kayu dan talang dari bahan seng plat
dari jenis BJLStebal 0.30mm.
2). Talang air gantung/tritisan atap
Talang dari bahan PVC type U diameter 20cm,
saluran pembuang air dari pipa PVC diameter 4.
89
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
90
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
c. Listplank Papan
1). Papan kalsiplank yang digunakan tebal 2 cm
lebar 20 cm kualitas terbaik
2). Bila diperlukan adanya penyambungan, maka
harus memakai sambungan model ekor burung
dan diberi pengaku.
3). Permukaan yang tampang harus disekap halus,
rata, waterpass dan tidak bergelombang.
4). Listplank beri finishing dari cat sebanyak 3 kali
dan menghasilkan permukaan yang halus dan
licin serta mengkilap.
d. Talang Air
1). Rangka talang dibuat sedemikian rupa, sehingga
permukaannya membentuk bidang yang rata
sehingga pada saat diberi lapisan seng plat tidak
bergelombang yang dapat mengakibatkan
kebocoran.
2). Untuk pemasangan lapisan seng plat
menggunakan paku sumbat sehingga air hujan
tidak merembes lewat lubang bekas paku.
3). Untuk talang datar dibuat arah kemiringan
talang untuk membuang air sehingga air tetap
dapat mengalir hingga tuntas/habis dan tidak
ada yang tergenang yang dapat mengakibatkan
terjadinya kebocoran.
4). Untuk talang gantung pada tritisan atap
dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh, kuat
dan tidak mudah goyang sehingga mampu
menahan limbahan air hujan. Pada bagian-
bagian tertentu diberi lubang pembuangan yang
dihubungkan dengan menggunakan pipa PVC
diameter 4 yang dipasang pada sisi luar dinding
bangunan, dipasang dengan penguat klem yang
dipasang secara tertatur tiap jarak klemnya
91
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
92
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
93
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
94
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
95
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
96
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Pemasangan/Erection
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas 28 hari setelah pengecoran.
1). Penguat sementara
Baja harus dipasang mati setelah sebagian
besar struktur baja terpasang dan disetujui
ketepatan garis, vertikal dan horisontal.
Kontraktor supaya menyediakan penunjang-
penunjang sementara (pembautan-
pembautan) bilamana diperlukan sampai
pemasangan mati sesuai keputusan
Direksi/Pengawas.
2). Pembautan
Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua
setengah putaran dari muka mur dalam
keadaan terpasang mati.
Kontraktor supaya menggunakan setidak-
tidaknya satu cincin pada setiap mur dan
menyiapkan daftar mur, baut dan cincin.
Kontraktor supaya menggunakan cincin baja
keras untuk baut tegangan tinggi (HBS).
3). Adukan Pengisi (Grouting)
97
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
c. Pengecatan
1). Semua bahan kontruksi baja harus di cat.
2). Cat dasar adalah cat zink chromate buatan
Danapaints atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali
dilapangan. Baja yang akan ditanam didalam
beton tidak boleh dicat.
3). Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high
strenghbolt permukaan baja tidak boleh di cat.
4). Cat akhir adalah enamel paint buatan
Danapaints atau setaraf dan pengecatan
dilakukan 2 kali dilapangan, kecuali bila
dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.
5). Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti
yang tertera pada gambar harus di grout dengan
bahan setara Master Flow 713 Grout, dengan
tebal minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
98
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
99
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
100
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
101
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
102
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
petunjuk perencana.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis
Syntetic Enamel, warna ditentukan Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru dan Pengawas
Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna hijau
2 (dua) lapis, kemudian amplas halus dengan amplas
besi untuk mendapatkan bidang yang halus dan rata
sehingga bidang siap untuk diberi finishing cat besi.
d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh permukaan
bidang yang akan dicat dibersihkan dari debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali
dengan menggunakan kuas atau cat semprot.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang
terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau
gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran.
103
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
ini.
2). Splice/percabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun
sambungan dalam pipa/saluran cabang maupun
feeder utama kecuali pada outlet atau kotak-
kotak penghubung yang dapat dicapai.
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus
dibuat secara mekanis dan harus teguh secara
listrik dengan cara-cara solderless connector.
Dalam penyambungan dengan sistem soldered
atau compresion harus betul-betul tertutup
rapat dan tidak boleh ada kebocoran serta
dijamin tidak akan lepas bila ada getaran.
3). Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection
dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, glass,
tape sintesis, resin, splice case compostion dan
lain-lain harus dari type yang direkomendasi/
disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja, kondisi sekelilingnya dan lain-lain, oleh
instalasi yang berwenang (PLN), perwakilan
pemerintah setempat dan manufacture.
4). Penyambungan kabel
* Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam kotak penyambungan yang khusus
digunakan untuk itu.
* Penyambungan kabel tembaga harus
mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi timah
putih dengan kuat.
* Penyambungan yang berisolasi dengan pipa
PVC yang khusus untuk listrik.
* Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan
yang terbuka, maka harus dilindungi dengan
pipa baja tebal 3mm setinggi maksimal
2,5m.
104
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
105
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
gambar-gambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal
harus mempunyai terminal penatanahan
(grounding).
Adapun jenis-jenis lampu yang dipakai meliputi :
- Lampu Flourescent (TL)
Semua lampu floourescent dan lampu
discharge lainnya harus dikompensasi dengan
power factor correction capasitor yang
cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan
dilengkapi dengan sikring kecil untuk
menghindarkan bahaya kebocoran kapasitor.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan
saluran atau klem-klem tersendiri sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
Box terbuat dari pelat baja tebal minimum
0,7 mm dicat dasar tahan karat, kemudian
cat akhir dengan cat oven warna putih.
Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat
dalam box lampu, tetapi mudah dibuka
untuk diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single
lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung
lampu flourescent) dan harus dari satu merk
setaraf dengan Phillips, May & Christine,
National, Atco atau Schwabe.
Tabung flourescent harus dari merk Philips
type TLD atau lampu TL merk lain yang
setara, dengan warna cahaya daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan
kap/reflector dibuat dari pelat baja. Jenis
lampu TL yang dipergunakan antara lain :
TL 2 x 36 Watt, RM 300, 2 x 36ML,
TL 1 x 36 Watt BLCD 36 CN dan
1 x 18 Watt. TKO
106
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
107
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
25.3. Pemasangan
a. Pemasangan Saklar dan Receptacles Dinding
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi
pemasangan kotak saklar dinding, harus 150 cm dan
untuk kotak saklar dinding harus 30 cm dari
permukaan lantai.
Dimana ada lebih dari lima saklar dinding atau
receptacles ditunjuk pada tempat yang sama, maka
dua deret kotak kontak tunggal, ganda atau
multigangs sesuai dengan kebutuhan harus
dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah
deretan-deretan tersebut harus berada 1,45 M diatas
permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus
dipasang 20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci
seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar
arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh Pengawas.
b. Pemasangan Lampu-lampu
1). Semua fixture penerangan dan perlengkapan-
perlengkapan harus dipasang oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dengan cara yang harus
dsetujui Pengawas seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
108
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
109
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
Pemborong.
110
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
4) Pipa Induk
a) Semua pipa baik pipa air bersih maupun air
kotor masuk ke Shaft yang disediakan,
perletakan pipa-pipa disesuaikan dengan
kondisi Shaft sehingga memudahkan
pemasangan dan perbaikan bila ada
perubahan.
b) Pipa-pipa di dalam Shaft, harus diberi
penguat, support dan access door untuk
maintenance.
c) Penggantung pipa harus terpasang kuat pada
Jaringan Instalasi Air Bersih, Air Buangan,
Pipa Udara dan Pipa Talang Datar.
d) Pipa pada Floor Clean Out, Water Closet,
Floor Drain dan Perlengkapan Sanitari harus
dipasang penggantung yang kuat.
b. Pengendalian
1) Pemborong diharuskan :
a) Mengirimkan contoh bahan yang akan
digunakan, komplit.
b) Menyerahkan brosur dan gambar detail
peralatan yang akan digunakan sebelum
dilakukan pemasangan untuk disetujui Panitia
Pembangunan GKE Banjarbaru/ Konsultan
Pengawas.
c) Menyediakan peralatan yang baik untuk
pelaksanaan seperti water pas, water pump,
pipe cutter dan lain-lain.
2) Apabila ternyata Panitia Pembangunan GKE
111
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
112
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
113
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Pelaksanaan
1) Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir,
flange atau victaulic sesuai dengan ukuran
masing-masing. Penyambungan dengan ulir
harus terlebih dahulu dilapisi dengan red lead
cement.
2) Pada bagian-bagian khusus, digunakan
sambungan flanged dilas, dimana
penyambungan dengan menggunakan flange ini
perlu dilengkapi dengan Ring Type Gasket untuk
menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan
tersebut.
3) Semua ujung yang terakhir yang tidak
dilanjutkan lagi harus ditutup dengan doop/plug
atau blind-flanged.
4) Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak di
dalam Shaft harus diklem pada jarak setiap 2 m
juga pada setiap percabangan dan belokan.
Pengurugan pipa-pipa ini dilakukan setelah hasil
test baik dan disetujui pengawas.
5) Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam
diharuskan diberi pelindung dengan Lead Meni,
untuk yang ditanam di tanah ditambah lapisan
pelindung Water Proofing kwalitas baik.
Pekerjaan Water Proofing harus dilakukan
sebaik-baiknya, sehingga tidak ada bagian
permukaan pipa dan fitting yang tidak terkena
114
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
Water Proofing.
6) Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke
fixtures harus ditest terlebih dahulu dengan
tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah
kali tekanan kerjanya (Working Pressure) dimana
dalam waktu minimum 1 x 24 jam (disesuaikan
dengan instruksi pengawas) tidak boleh
mengalami penurunan takanan /mengalami
kebocoran.
7) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera
diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung
oleh Pemborong.
8) Pipa-pipa yang menembus, dinding beton harus
dibuatkan sleeve/ sparing dari pipa PVC dan
diberi perapat.
9) Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft
dan pada tempat-tempat yang terlihat harus
dicat (pipa air kotor dicat hitam, pipa udara
dicat abu-abu, pipa air bersih dicat biru, pipa
talang air hujan dicat sesuai warna dinding
(tak ada pipa udara) dengan bahan cat yang baik
dan tepat
10) Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada
dalam pipa dibuang dulu, kemudian sistim
pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung
50 mg/1 chlor dan didiamkan selama 24 jam.
Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih.
115
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Pelaksanaan.
1) Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi
Solvent Cement dari kwalitas baik yang disetujui
oleh Panitia Pembangunan GKE Banjarbaru
/Konsultan Pengawas.
2) Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC atau
fitting logam, maka menggunakan sambungan
ulir atau flend dengan fitting antara lain faucet
elbow, valve socket, faucet socket dan lain-lain
dan sambungan tersebut diberi lem khusus.
3) Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir,
yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop atau plug, dengan bahan material yang
sama.
4) Pipa-pipa sebelum disambung harus di test
dahulu terhadap kebocoran, hal ini dilakukan
sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
5) Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor
116
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
117
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
118
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
119
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
ubin beton.
120
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah
penyediaan, pemasangan dan pengujian pompa air
(Pompa Transfer) lengkap dengan alat-alat
perlengkapan yang diperlukan dan panel-panel
pompa.
Merk yang disarankan adalah Grundfos type CH2-50P
atau dengan kapasitas yang telah ditentukan dalam
Gambar atau dengan persetujuan pengawas
lapangan.
c. Pemasangan
1) Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus
memeriksa dan memahami pekerjaan lain yang
ada dalam proyek ini, apabila pelaksanaan
pekerjaan dari pihak lain tersebut dapat
mempengaruhi kualitas dan kelancaran
pengerjaan instalasi pompa air ini sendiri.
2) Pompa yang dipergunakan harus dipasang seperti
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
3) Semua pompa air dengan motornya harus benar-
benar terpasang secara baik sebelum distart.
121
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
122
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
manual.
b) Pompa transfer bekerja untuk menstransfer
air dari tangki penampung Utama ke tangki
air bersih sub-sub di masing-masing
bangunan.
c) Pompa bekerja secara Manual dimana pompa
dapat dimatikan dan dihidupkan pada segala
kondisi tanpa dipengaruhi oleh level air pada
tangki atas dan bawah jika diinginkan.
27.3. Bahan-Bahan
Pelapis kedap air untuk pelat atap seperti tertera pada
gambar terdiri dari bahan rubber bitumen water proofing
coating yang sangat elastif, berupa Sikaproof 400 SBS
atau water proofing setara merk MEYNADIER.
Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau
berubah bentuk oleh pengaruh sinar matahari.
Lapisan kedap air harus dapat ditembusi uap air dari
beton tanpa terjadi gelembung-gelembung udara yang
dapat merusak lapisan kedap air itu sendeiri, lapisan ini
juga harus dapat menolak sebagian besar panas yang
didapat dari sinar matahari
123
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
27.5. Pemasangan
Sebelum pemasangan, penyedia jasa harus memeriksa
seluruh keadaan permukaan yang akan dikenakan bahan
ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang
dianggap dapat merusak lapisan kedap air.
Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air
harus bersih, dan kering. Cara pemasangan sesuai buku
petunjuk / brosur bahan serta dilaksanakan dengan baik.
Overlapping pemasangan water proving harus mengikuti
petujuk pabrik
27.6. Jaminan
Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat
memberikan jaminan dari produsen/pabrik pembuat
terhadap mutu bahan dan pelaksanaanya selama minimal
15 tahun.
Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran
harus diberikan oleh penyedia jasa kepada konsultas
pengawas, sebelum bahan tersebut digunakan.
28.2. Pengerjaan
a. Konstruksi saluran pembuangan air hujan harus
sesuai dengan gambar rencana.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus
124
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
125
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
29.2. Pemasangan
Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk
dari gambar kerja, penilaian baik pekerjaan jaringan
sistim penangkal petir ditentukan berdasarkan
pemeriksaan dan pengujian Panitia Pembangunan GKE
Banjarbaru dan Pengawas Lapangan.
29.3. Penerima
a. Sistim penerima berupa sistim konvensional
(faraday) dari jenis tembaga.
b. Batang penerima harus dipasang pada ujung batang
peninggi yang kuat, dimana batang penerima harus
dapat dilepaskan dari batang peninggi bila
diperlukan guna pemeriksaan.
c. Penerima harus disangga oleh pipa galvanished yang
cukup kuat dan dapat didirikan dengan kokoh dan
tegak lurus rata-rata air pada ketinggian minimum
0,75 m diatas bagian tertinggi bangunan.
d. Pemasangan batang penerima diusahakan sedapat
mungkin pada titik tengah dari daerah yang
dilindungi.
126
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
29.7. Konduktor
Konduktor atau penghantar haruslah dari tembaga
telanjang dengan luas penampang minimum 50 mm.
29.8. Sambungan-sambungan
a. Sambungan yang diperlukan harus menjamin kontak
yang baik dan tidak mudah terlepas.
b. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-
kerugian fisik akibat adanya sambungan.
c. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka
untuk keperluan pemeriksaan.
29.10. Pentanahan
127
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
128
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
129
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
130
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
131
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
132
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
133
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Perencanaan Pelaksanaan
1) Gambar Kerja
Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar
kerja (shop drawings) untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
Gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya
30 hari sebelum pelaksanaan pemasangan.
2) Pengolahan/Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan
pemasangan/ instalasi telepon sesuai dengan
cara-cara dan petunjuk pabrik pembuat dan atas
petunjuk Konsultan Pengawas.
134
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
135
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
7) Pengujian Pekerjaan
Pemborong harus dapat memperagakan bahwa
seluruh sistem dapat bekerja dengan sempurna
dan sesuai seperti yang dimaksud.
Pemborong harus menyerahkan jadwal waktu
tentang keperluan pengujian yang akan
diselenggarakannya dan cara-cara pelaksanaan
pengujian tersebut selambat-lambatnya 14 hari
sebelum waktu pengujian, kepada Konsultan
Pengawas.
Seluruh biaya dan pelaksaan pengujian yang
harus dilakukan sehubungan dengan pekerjaan
ini, adalah sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Pemborong.
Terhadap kegagalan-kegagalan pengujian
Pemborong harus melaksanakan penggantian-
penggatian bahan dan pekerjaan atau
memperbaikinya menurut pendapat Konsultan
Pengawas (Pengawas Lapangan) dengan tanpa
adanya tambahan untuk penggantian atau
perbaikan pekerjaan yang gagal tersebut.
8) Penyelesaian Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan perbaikan-
perbaikan terhadap bidang-bidang dinding atau
bagian-bagian lain yang cacat/rusak akibat
pelaksaan instalasi pekerjaan ini, dengan biaya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
9) Penyerahan Pekerjaan
Dokumen Terlaksana
136
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
137
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
138
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
139
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
140
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
141
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
142
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Karakteristik Peralatan
1) AM/FM Radio Tunner
Catu daya : 24 V DC
Tanggapan frekuensi : AM 522 kHz - 1611 kHz, 9
kHz step
Input : FM 87,5 MHZ - 10,8 MHZ,
50 kHz step
Tuning control : auto/manual switchable
Impedansi keluaran : -20 dB 10 k ohm
unbalanced.
2) Power Amplifier
Catu daya : 220 V AC main 50 Hz, 24 V
DC
Daya keluaran : 120 W rms & 60 W rms
Tanggapan frekuensi : 40 - 16.000 Hz, +/- 2 dB
Masukan : 2 program units (parallel)
200k ohmbalanced 0 dB 2
priority inputs (parallel)200
k ohm balanced 0 dB.
Keluaran : 100 V (42 ohm), 70 V (21
ohm), 50 V (11 ohm).
3) DVD Player
Catu daya : 220 V AC main
143
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
144
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
145
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
33.4. Pengetesan
a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari
seluruh perlengkapan instalasi tata suara harus
dalam kondisi baik dan bebas cacat.Bagian-bagian
yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya
Pemborong.
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para
pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi sistem tata
suara yang terpasang.
d. Setelah terpasang sistem yang baik, pengkabelan
yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan
pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah
bekerja dengan baik dan benar.
e. Pengetesan
Pemborong harus melakukan semua pengetesan
seperti yang disyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem,
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik
harus diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk
dicoba dan didemonstrasikan kembali
33.5. Persyaratan Bahan/Material
a. Semua material yang dipasok dan dipasang oleh
Pemborong harus baru dan material tersebut khusus
untuk pemasangan di daerah tropis, material-
material haruslah dari produk dengan kualitas baik
dan dari produk yang terbaru. Pemborong harus
146
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
147
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
148
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
149
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
b. Bahan/material
Jenis rumput yang ditanam adalah: Rumput gajah
mini, rumput ditanam pada gundukkan tanah
sesuai gambar rencana penanaman dalam bentuk
rumpun.
150
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
151
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
B. PENUTUP
PASAL 35 35.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian
PENUTUP bahan-bahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam
penjelasan pekerjaan (aanwijzing) mengenai suatu bagian
pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan oleh
pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap ada
dan dimuat dalam bestek ini.
35.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam
bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Pemborong/Kontraktor.
35.3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin
tertulis serta membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan
berikut target volume pekerjaan yang dilaksanakan.
35.4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai
pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus mendapat
persetujuan dan pengesahan dari Konsultan Pengawas dan
Pengendali kegiatan.
152
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
153