Anda di halaman 1dari 22

RKS

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

1
RKS

Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat


(RKS)

DATA PROYEK

Pasal 1
Nama Proyek
Nama Pekerjaan Kegiatan ini adalah Penataan Taman dan Paving Block Pasca Sarjana- IAIN
Padangsidimpuan
Pasal 2
Tempat Proyek
Intitut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan – Kota Padangsidimpuan

Pasal 3
Pemilik Proyek / Owner
Intitut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan

KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1
Penanggung Jawab Pelaksanaan
1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi,
maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang disebutkan diatas adalah Perusahaan seperti
yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Fisik.
2. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah merujuk pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku Tentang Jasa Konstruksi kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja.
3. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan proyek kepada
Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana dengan posisi minimal
seperti berikut :
a. Site Manager
b. Supervisor Lapangan
c. Surveyor / ahli pengukuran
d. Tenaga K3 Konstruksi
e. Tenaga Administrasi dan Operator Computer
f. Kepala Tukang

4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan proyek yang diajukan
oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.
5. Pengantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan pekerjaan harus
diketahui oleh Konsultan Pengawas dan disetujui Oleh PPK.
6. Konsultan Pengawas berhak mengajukan kepada Owner untuk pengantian tenaga ahli Kontraktor
Pelaksana yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

1
RKS
7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di lokasi pekerjaan.

Pasal 2
Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing )
1. Kontraktor harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukannya.
2. Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Owner.
3. Shop Drawing tidak boleh merubah disain, dan mengurangi kualitas pekerjaan.

Pasal 3
Gambar Hasil Pelaksanaan ( As Built Drawing )
1. Kontraktor harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawing) yang sesuai dengan
pelaksanaan dilapangan sebelum serah terima tahap pertama.
2. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan Owner.
3. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As Built Drawing yang telah disetujui kepada
Konsultan Pengawas , dan Pemilik/Pengguna Bangunan.
4. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik pada bangunan
oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 4
Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat
1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kesalahan dan cacat pekerjaan.
2. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dikarenakan
kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol terhadap pekerja sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya sendiri.
3. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana karena lemahnya
pengawasan dan kontrol oleh Konsultan Pengawas dan bukan atas dasar perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya.
4. Kerusakan dan cacat pada pekerjaan akibat pemakaian atau sebab-sebab lain tanpa ada unsur-unsur
kesengajaan yang dapat dibuktikan dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.
5. Konsultan Pengawas / Owner berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat.
6. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 5
Rencana Waktu Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time schedule)
keseluruhan kepada Owner sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, setelah mendapat persetujuan
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaiankan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu penyelesaian
pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Owner kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
3. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan mingguan pada
tahap pelaksanaan pekerjaan kepada Konsultan Pengawas.
Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

2
RKS
4. Konsultan Pengawas berhak untuk tidak menyetujui rencana penyelesaian pekerjaan mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis.
5. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena kesalahan dalam
menyusun waktu pemnyelesaian pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 6
Request Material Dan Request Pekerjaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan material bangunan (request
material) sebelum material bangunan tersebut dipakai.
2. Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan contoh material dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Owner.
3. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dianggap sah dan diakui
apabila disetujui minimal oleh Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh material yang telah
disetujui kepada Konsultan Pengawas, dan Owner.
5. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Owner tidak boleh dipakai
sebagai dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
6. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan) untuk pekerjaan yang
akan dikerjakan.
7. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan Owner.
8. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika request pekerjaan yang diajukan
belum disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 7
Rencana Material Dan Peralatan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan peralatan mingguan yang akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Pengawas.
2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan mingguan yang diajukan
oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.
3. Konsultan Pengawas berhak untuk tidak menyetujui rencana material dan peralatan mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis.

Pasal 8
Rencana Tenaga Kerja
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga kerja mingguan yang akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Pengawas.
2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.
3. Konsultan Pengawas berhak untuk tidak menyetujui rencana penggunaan tenaga kerja mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

3
RKS
Pasal 9
Pekerjaan Diluar Jam Kerja
1. Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan
alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus atas persetujuan Konsultan Pengawas dan
PPK.
2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Pengawas untuk pengawasan pekerjaan
diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan diluar
jam kerja normal atau pada malam hari.

Pasal 10
Laporan Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan kepada
Konsultan Pengawas dan PPK tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan PPK.
3. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.serta diketahui oleh PPK.
4. Konsultan Pengawas berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung kelapangan akan kebenaran data
yang ada dalam laporan harian, laporan minnguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana.
5. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam rangkap 5 (lima). Salah satu
tembusan laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada pada lokasi pekerjaan.

Pasal 11
Surat Menyurat Dan Komunikasi
1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan harus melalui dan diketahui oleh Konsultan Pengawas kecuali ditentukan lain
oleh Owner.
2. Surat menyurat atau perizinan yang berhubungan dengan Instansi lain di luar proyek tidak perlu
melalui dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor Pelaksana tetap wajib memberikan
informasi tentang hal tersebut kepada Konsultan Pengawas.

Pasal 12
Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)
1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin oleh
Owner atau Konsultan Pengawas.
2. Konsultan Pengawas wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili minimal oleh Inspector
lapangan.
3. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat lapangan dengan diwakili minimal oleh Supervisor
lapangan.
4. Kosumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali ditentukan lain oleh
Owner.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

4
RKS
Pasal 13
Penanggung Jawab Pengawasan
1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Konsultasi, maka
Konsultan Pengawas untuk proyek seperti yang disebutkan diatas adalah Perusahaan seperti yang
disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Pengawas.
2. Tugas dan kegiatan Konsultan Pengawas adalah merujuk pada peraturan perundang-undangan yang
brlaku Tentang Jasa Konstruksi kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Konsultan
Pengawas
3. Konsultan Pengawas harus mengajukan struktur organisasi pengawasan lapangan proyek kepada
Owner dimana didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Pengawas dengan posisi
minimal seperti berikut :
 Site Engineer
 Inspector
 Tenaga Administrasi Dan Operator Computer
4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi pengawasan lapangan proyek
yang diajukan oleh Konsultan Pengawas harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.
5. Konsultan Pengawas harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan lapangan proyek yang telah
disetujui oleh Owner kepada Kontraktor Pelaksana.
6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Pengawas selama proses pelaksanaan pekerjaan harus
diketahui dan disetujui oleh Owner.
7. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Owner untuk pengantian tenaga ahli Konsultan
Pengawas yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
8. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan Pengawas harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan.
9. Konsultan Pengawas harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan kepada Owner atas
segala hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor pelaksana.
10. Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan Pengawas adalah berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi
dengan Owner.

Pasal 14
Instruksi Konsultan Pengawas
1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau perintah yang
dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas harus dalam bentuk tertulis.
3. Instruksi Konsultan Pengawas dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti oleh Kontraktor
Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
4. Instruksi dari Konsultan Pengawas dapat berupa hal-hal seperti disebutkan dibawah ini :
a. Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi konstruksi, atau
pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang dari Spesifikasi Teknis
dan Gambar Bestek.
b. Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai dengan Spesifikasi
Teknis.
c. Perintah untuk menggantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana yang dianggap
kurang mampu.
d. Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk mempercepat proses
pelaksanaan pekerjaan.
e. Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode pelaksanaan yang dianggap tidak
tepat sehingga dapat mengurangi kualitas dan memperlambat proses penyelesaian pekerjaan.
Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

5
RKS
Pasal 15
Perubahan-Perubahan Disain
1. Atas instruksi dan persetujuan Owner Konsultan Pengawas berhak mengadakan perubahan-perubahan
pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis.
2. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang dilakukan oleh Konsultan
Pengawas dan Owner secara lisan tidak wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko
karena melaksanakan Instruksi tidak tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak boleh menambah biaya
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja.
4. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan karena perubahan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis
dilakukan oleh Kontraktor pelaksana , diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh PPK.
5. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak sesuaian antara Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis, dan Bill of Quantity Konsultan Pengawas tidak dibenarkan mengambil keputusan secara
sepihak tetapi harus mendiskusikannya dengan Konsultan Pengawas/Owner kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.
6. Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner berhak menentukan acuan mana yang harus
dipegang bila terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan bill of Quantity
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

Pasal 16
Lain-Lain
1. Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas atau Owner dalam proses pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang
mengikat dan wajib diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek sesuai Kontrak Kerja.

PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1
Papan Nama Proyek
1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang identitas
proyek.
2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 120 cm x 240 cm kecuali ditentukan lain oleh
Owner.
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas baik sehingga sanggup
bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan. Penggunaan bahan dan material harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
4. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk logo atau
simbol dapat dipakai warna yang bervariasi.
5. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik Bangunan,
Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas, serta besar anggaran pelaksanaan, waktu mulai
proyek, dan waktu penyelesaian proyek.

Pasal 2
Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk semua pekerja yang
berada dalam lokasi pekerjaan.
2. Perlengkapan keamanan kerja minimal berupa alat seperti yang tercantum dalam pekerjaan SMK3
Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

6
RKS
Pasal 3
Keamanan Lokasi Pekerjaan
1. Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab menjaga keaaman lokasi pekerjaan selama pelaksaan
pekerjaan.

PEKERJAAN AWAL

Pasal 1
Pembersihan Lapangan
1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu yang dapat
menggangu pelaksanaan pekerjaan seperti hasil bongkaran, pepohonan, semak belukar, dan tanah
humus.
2. Yang dimaksud dengan Muka Tanah Dasar pada Gambar Bestek adalah muka tanah yang telah bersih
dari pepohonan, semak belukar.

Pasal 2
Penentuan Letak Bangunan ( Setting Out )
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan Seetting Out atau pengukuran kembali akan kebenaran posisi
bangunan yang akan dibangun seperti yang telah ada dalam Lay Out bangunan pada Gambar Bestek,
menggunakan alat theodolite.
2. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan yang ada dalam Gambar
Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
3. Perubahan-perubahan posisi bangunan karena alasan keterbatasan lahan atau berubahanya kondisi
existing lahan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Owner.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting Out dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Owner.

Pasal 3
Pemasangan Bouwplank
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank sebagai acuan tetap pada semua
bangunan yang akan dikerjakan.
2. Jarak pemasangan bouwplank dari bangunan yang akan dibangun min. 1m dan maksimal 2m.
3. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap.
4. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan Seeting Out.
5. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 4
Pekerjaan Pengukuran
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pekerjaan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian lahan dengan alat-alat yang sudah
diterima kebenarannya
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan PPK untuk dimintakan keputusannya.
3. Pengukuran sudut siku dengan azas segitiga phytagoras hanyadiperkenankan untuk bagian-
bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab Kontraktor

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

7
RKS
PEKERJAAN GALIAN & TIMBUNAN

Pasal 1
Galian Tanah
1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian tanah Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi disekitar
pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.
2. Pengalian dapat dilakukan dengan dengan tenaga manusia (manual).
3. Pekerjaan galian harus benar-benar memperhatiakan elevasi dasar galian, untuk galian drainase ketika
selesai dikerjakan air dapat mengalir dengan lancar, hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan
Waterpassing.
4. Bentuk, dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar Bestek.
5. Hasil pekerjaan galian saluran harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 2
Pasir Urug
1. Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas pekerjaan Lantai Kerja Beton.
2. Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton non struktural.
3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.
5. Tebal urugan pasir adalah 5 cm atau ditentukan lain dari gambar Bestek.

PEKERJAAN BETON

Pasal 1
Pasir Beton
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5%
maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
3. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh pengaruh panas matahari.
4. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik.
5. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.
6. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus mendapat persetujuan konsultan
pengawas.
7. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan Beton
berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 2
Kerikil Beton
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal, dan tidak hancur oleh
karena pengaruh panas matahari.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1%
maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
3. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton.
4. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.
5. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton harus mendapat persetujuan konsultan
pengawas.
6. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk kerikil Beton dalam Peraturan Beton
berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

8
RKS
Pasal 3
Batu Pecah
1. Hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) bukan hasil pekerjaan manual (manusia).
2. Batu pecah berasal dari batu kali.
3. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.
5. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.
6. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat alkali.
7. Ukuran butiran terkecil minimal 2 cm dan ukuran butiran terbesar maksimal 3 cm.
8. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium beton.
Pasal 4
Semen Portland
1. Terdaftar dalam merk dagang.
2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua pekerjaan beton.
3. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.
4. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.
5. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia untuk bangunan gedung
berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.
Pasal 5
Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat lain
kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
Pasal 6
Zat Additive
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan
kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui proses penelitian dan
percobaan dilaboratorium beton dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
3. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang berlaku secara
umum mengenai zat additive yang akan dipakai.
4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat dibuktikan
secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 7
Tulangan Beton
1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
2. Baja tulangan mulai dari diameter 12 mm adalah Baja Ulir.
3. Baja tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 10 mm adalah baja polos.
4. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan atau
sesuai Gambar Bestek.
5. Baja ulir untuk semua diameter tidak boleh didatangkan kelokasi pekerjaan dalam keadaan
bengkok.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

9
RKS
6. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi dalam arah yang
berlawanan.
7. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari hubungan langsung
dengan tanah dan terlindung dari air hujan.
8. Semua peraturan tentang baja di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku juga pada
spesifikasi teknis ini.

Pasal 8
Rancangan Campuran Beton
Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur adalah seperti berikut:
 Rabat beton atau beton tumbuk
 Cor Beton K-175

Pasal 9
Beton Ready Mix (Beton Siap Curah)
1. Penggunaan beton Ready Mix oleh Kontraktor Pelaksana harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Pengawas terhadap semua mutu Beton Ready Mix.
3. Job Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
4. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
Pasal 10
Perakitan Tulangan
1. Perakitan tulangan dapat dilakukan di bengkel kerja atau langsung pada lokasi konstruksi.
2. Dimensi, model, bengkokan, dan panjang penyaluran tulangan harus sesuai dengan Gambar
Bestek atau standar yang ada dalam Peraturan Beton yang berlaku.
3. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan gambar dan daftar bengkokan, dimensi, model, dan
panjang penyaluran tulangan pada bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam
pekerjaan perakitan tulangan.
4. Tulangan yang telah selesai dirakit jika tidak langsung dipasang harus diletakan ditempat
yang terlindungi dari hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.
5. Untuk tulangan plat dirakit langsung diatas bekisting yang telebih dahulu telah selesai
dikerjakan.
6. Pada tulangan plat harus diberi balok-balok beton tahu dengan tebal yang disesuaikan dengan
tebal selimut beton. Beton tahu harus ditempatkan pada semua sisi tulangan yang
bersentuhan dengan bekisting. Jarak pemasangan beton tahu plat atap setiap 1 m2 harus ada
minimal 4 buah beton tahu. Mutu beton beton tahu minimal sama dengan mutu beton
konstruksi penempatan.
7. Untuk tulangan plat arus diberi support atau penyanga untuk keperluan menjaga kestabilan
jaring tulangan dari besi tulangan dengan diameter yang lebih besar dari diameter tulangan
plat. Setiap 1 m2 plat harus ada minimal 4 buah support atau penyangga.
8. Semua tulangan harus terikat dengan baik dengan alat ikat kawat beton.
9. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain dengan ikat kawat beton.
10. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan terlalu lama dalam bekisting.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

10
RKS
Pasal 11
Acuan / Bekisting
1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh balok-balok penyangga
kayu kelas kuat III.
2. Kontraktor pelaksana harus mengajukan gambar-gambar rencana pelaksanaan untuk
bekisting yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas.
3. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus pertujuan oleh Konsultan
Pengawas.
4. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau cairan Ter
supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan dibuka sehingga
dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi.
5. Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.
6. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan campuran beton tidak
bocor atau berubah bentuknya.
7. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum dilakukan
pekerjaan pengecoran beton.
8. Bekisting yang plat telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung sejak
waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas karena alasan
penggunann zat additive yang dapat mempercepat proses pengerasan beton.
9. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini terjadi
Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya.

Pasal 12
Pengecoran Beton (Casting Concrete)
1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus memastikan
Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Pengecoran dalam kondisi cuaca hujan tidak dibenarkan.
3. Pengecoran beton harus dilakukan dengan Concrete Mixer (molen) dan tidak diperbolehkan
melakukan pengecoran dengan cara pengadukan manual kecuali untuk beton-beton dengan
mutu dibawah K-125.
4. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan batu pecah, pasir beton, semen, air, dan zat
additive jika ada. Urutan ini bisa dirubah dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Lama pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5 menit kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
6. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan oleh Konsultan Pengawas
sudah cukup langsung dituang dalam wadah yang sebelumnya telah disiapkan oleh Kontrator
Pelaksana.
7. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta dorong oleh pekerja
kelokasi bekisting untuk dituang.
8. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh dibiarkan lebih dari 10
menit berada dalam wadah kereta sorong atau bak tampungan beton. Penggunaan zat additive
seperti Super Plasticizer juga tidak membolehkan beton segar terlalu lama dalam wadah
tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas.
9. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan Concrete Vibrator sampai
mencapai kepadatan optimum.
10. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5 meter.
11. Penuangan beton tidak boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada
posisi tententu pada saat bekisting dibuka.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

11
RKS
12. Jika terjadi sangkar kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki bagian itu dengan
mempergunakan beton campuran zat kimia khusus untuk sambungan (joint) seperti Produk
SIKA dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
13. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah Kontraktor Pelaksana harus
membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm : 3 Ps : 6 Kr sehingga air semen tidak meresap
dalam tanah dan bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan.
14. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang sama tidak
boleh lebih dari 1 hari.
15. Untuk pengecoran dengan Beton Ready Mix (beton curah) alat-alat untuk pengecoran seperti
Mixer Dump Truck, Concrete Pump, Air Pump, dan Concrete Vibrator harus tersedia
dilapangan.
16. Hasil pekerjaan pengecoran dengan Ready Mix sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

Pasal 1
Batu Bata
1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar.
2. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata dimana kondisinya tidak
rapuh dan tidak mudah hancur ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.
3. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-benar rata untuk
semua sisinya.
4. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 25 kg/cm2.
5. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena mengikuti dimensi dan ukuran yang
berlaku pada daerah tertentu harus disetujui oleh Konsultan pengawas.
6. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk kualitas.

Pasal 2
Pasangan Dinding Batu Bata
1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada semua dinding kecuali
dindingbangku taman.
2. Pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada semua dinding bangku taman.
3. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 4 Ps dengan ketebalan maksimal 1,5 cm
dan minimal 1 cm.
4. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan tidak satu garis
sambungan.
6. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah horizontal.
7. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk ketepatan elevasi dan
kedataran permukaan.
8. Hasil pemasangan batu bata harus mendapat persetujuan oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 3
Plesteran
1. Sebelum dilakukan plesteran permukaan pemasangan bata harus disiram dengan air dengan merata.
2. Plesteran terdiri dari campuran 1 Pc : 4 Ps
3. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.
4. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding yang diplester.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

12
RKS
5. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran yang tidak rata.
6. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari kecuali ditentukan
lain oleh Konsultan pengawas.
7. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan pekerjaan
cat dinding tidak menimbulkan bekas.
8. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan pengawas.

Pasal 4
Acian
1. Pekerjaan acian dapat dilaksanakan apabila pekerjaan bidang yang akan diaci telah disetujui
oleh konsultan pengawas.
2. Sebelum dilakukan acian saat plesteran sudah kering, terlebih dahulu permukaan plesteran
harus disiram dengan air dengan merata.
3. Bahan acian yang digunakan adalah porland semen dan air, ketebalan acian minimal 2,5 mm.
4. Pekerjaan acian harus rapi menurut bentuk dan ukuran di dalam gambar, Pekerjaan harus
lurus, datar tidak bergelombang, tajam pada bagian sudut-sudut, tidak kropos dan tidak retak-
retak.
5. Kelembaban acian harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tibatiba, dengan membasahi permukaan acian setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.
6. Hasil pekerjaan acian harus disetujui oleh Konsultan pengawas.

PEKERJAAN PAVING BLOK

Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang optimal.
3. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub grade” dan lantai kerja sesuai
dengan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
4. Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Pasal 2
Persyaratan Bahan
1. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII, terutama pada hal-hal kekuatan,
ukuran, perubahan warna.
2. Material paving blok yang digunakan setara dengan merek Conblock Indonesia atau lainnya -
ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat.

Pasal 3
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas dan PPK.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

13
RKS
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas baik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas.
3. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug sub grade dan lantai
kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan) dan
memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah mempunyai daya dukung maksimal sesuai yang
ditujukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
4. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus dikerjakan dan diselesaikan
sebelum pekerjaan paving blok dilaksanakan.
5. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola paving block
untuk disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar
maksimum 5 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7. Pertemuan unit paving block dengan curb harus menggunakan key block dan pemotongan harus
menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
9. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaaan ketinggian setiap
blok tidak lebih dari 2 mm.
10. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran.
11. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area paving block
harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.

PEKERJAAN DEKORATIF

Pasal 1
Pekerjaan Reling
1. Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan railing, seperti yang tercantum dalam
gambar meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
2. Pekerjaan ini mencakup antara lain Railing: Ramp.
3. Standar/Rujukan
 American Society for Testing and Materials (ASTM)
 American Welding Society (AWS)
 American Institute of Steel Construction (AISC)
 American National Standard Institute (ANSI)
 Standar Nasional Indonesia (SNI) :
 SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
4. Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data teknis/brosur
bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui terlebih
dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
5. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Konsultan Pengawas. Daftar berikut harus tercakup
dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
 Spesifikasi teknis bahan
 Dimensi bahan
 Detail fabrikasi
 Detail penyambungan dan pengelasan
 Detail pemasangan

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

14
RKS
 Data jumlah setiap bahan
6. Pengiriman dan Penyimpanan.
 Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang menyatakan
bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
 Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari segala
jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.
7. Ketidak sesuaian.
 Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak
sesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
 Konsultan Pengawas berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai
dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
 Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang diakibatkan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya dan waktu.
8. Bahan-Bahan
 Pipa railing menggunakan pipa Galvanis  2”.
 Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36 Bahan-
bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan dan yang paling
cocok untuk maksud yang bersangkutan.
 Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan, walaupun
tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.
9. Pelaksanaan Pekerjaan
 Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk standar
dalam pekerjaan ini.
 Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
 Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja yang
melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
 Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-lain yang tampak
harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
 Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-punch.
 Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh tukang yang
ahli dan berpengalaman.
 Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.

PEKERJAAN VEGETASI

Pasal 1
Umum
Lingkup Pekerjaan
 Menyediakan tanaman yang sehat dan tidak layu, Setiap jenis pekerjaan yang diindikasikan
dalam gambar akan disebutkan, meskipun ada yang tidak disebut secara khusus dalam spesifikasi.
Setiap pekerjaan yang tidak tertera pada gambar, tapi biasanya menjadi bagian dari pekerjaan
lanskap, dianggap bagian dari pekerjaan. Konsultan Pengawas mempunyai hak membuat

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

15
RKS
penyesuaian dan penggantian di lapangan agar pelaksanaan konsep lanskap sesuai dengan kondisi
lapangan.
 Pekerjaan-pekerjaan pada bagian ini termasuk, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:
 Penyediaan tanaman
 Pembersihan lahan
 Penyediaan media tanam
 Penanaman
 Pemeliharaan lanskap
 Sistem drainase
1. Penyediaan tanaman dan membawa material tanaman ke tapak /lokasi proyek. Semua material harus
disetujui oleh konsultan pengawas sebelum dipakai di tapak. Material tanaman harus diperoleh dari
supplier/nursery terpercaya dengan kondisi tanah dan iklim mirip dengan tapak. Material tanaman
yang didatangkan ke lokasi penanaman tidak boleh dibiarkan tidak tertanam lebih dari 2 (dua) hari.
2. Penggantian
 Jika tanaman yang diusulkan tidak dapat diperoleh, berikan permintaan penggantian tertulis
kepada konsultan pengawas dan PPK, 1 (satu) minggu setelah kontrak diserahkan. Permintaan ini
dapat berupa spesies yang sama dengan ukuran berbeda atau spesies alternatif dengan ukuran
sama dengan usulan penyesuaian harga kontrak.
 Penggantian material tanaman tidak dizinkan tanpa persetujuan tertulis dari PPK.
3. Tanah merah (Topsoil)
Menunjukkan sumber tanah merah (topsoil), pasir dan pukan konsultan Pengawas dan PPK.

Pasal 2
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pertemuan lapangan bersamaan dengan dimulainya pekerjaan, diadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas dan semua pihak yang berkepentingan untuk meninjau ulang pekerjaan.
2. Utilitas bawah tanah dan kendala-kendala yang dapat mempengarhi pekerjaan harus dilaporkan
kepada konsultan Pengawas dan PPK.
3. Lindungi dan jagalah setiap jaringan utilitas saat pelaksanaan pekerjaan.
4. Kontraktor pelaksana harus memiliki fasilitas penyimpanan dan pengangkutan yang memadai untuk
peralatan, perlengkapan, materia-material, dan untuk memindah fasilitas tersebut sesudah proyek
selesai dan merapikan bekas pekerjaan.
5. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan akibat penanaman lanskap. Setiap
kerusakan diperbaiki sesuai kondisi area sebelumnya.
6. Menjaga area kerja tetap bersih, rapi dan teratur selama waktu kontrak. Membersihkan area pekerjaan
pada setiap penghujung hari kerja.
7. Konsultan Pengawas dan PPK berhak mengambil dan menguji contoh material untuk disesuaikan
dengan spesifikasi setiap saat. Material yang ditolak harus segera dikeluarkan dari tapak.

Pasal 3
Periode Pemeliharaan
1. Memelihara semua tanaman dan area yang ditanami dalam pertumbuhan serta penampilan
yang optimum.
2. Durasi, Pemeliharaan tanaman akan berlanjut hingga tiga bulan setelah serah terima pekerjaan
pertama. Pemeliharaan tanaman selama pelaksanaan proyek tidak dianggap periode
pemeliharaan.
3. Material tanaman
 Material tanaman dengan kondisi sebagai berikut:
Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

16
RKS
 Mati atau sekarat dan tidak dalam kondisi bertahan hidup
 Ditanam tidak sesuai, atau
 Dalam kondisi menurun, tidak sehat atau berpenyakit, harus diganti dengan
tanaman dari spesies dan ukuran yang sama dengan tanaman asal dalam waktu
maksimum dua minggu setelah keluar instruksi penggantian tanaman.
 Biaya penggantian material tanaman selama periode pemeliharaan ditanggung oleh
kontraktor.
 Jika semua atau sebagian pekerjaan tidak dapat diterima sesuai syarat dan spesifikasi,
periode pemeliharaan formal dari pekerjaan ini akan diperpanjang hingga kekurangan
dalam pekerjaan diperbaiki dan pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Pengawas
dan PPK, tanpa tambahan biaya.
4. Inspeksi Pra-pemeliharaan dan Inspeksi Final.
 Setelah selesainya penanaman dan dimulainya periode pemeliharaan formal, inspeksi
pra-pemeliharaan akan dilakukan, baru dilakukan inspeksi final.
 Konsultan Pengawas, PPK, dan kontraktor pelaksana harus hadir saat inspeksi.
 Saat inspeksi, setiap area harus bebas gulma, daun yang mati dan sampah.
 setelah inspeksi pra pemeliharaan, Konsultan Pengawas dan PPK menganggap
pekerjaan telah dilakukan sesuai gambar, spesifikasi dan sesuai penyesuaian lapangan,
penanggung jawab akan memberi kontraktor pemeberitahuan tertulis mengesahkan
Penyelesaian Pekerjaan dan permulaan periode pemeliharaan tiga bulan. Jika setelah
inspeksi pra pemeliharaan, pekerjaan yang dilakukan dianggap tidak dapat diterima,
daftar kekurangan lansekap akan dikeluarkan untuk kontraktor pelaksana.
 Pekerjaan perbaikan lansekap harus diselesaikan pada waktu yang disetujui. Jika
pekerjaan perbaikan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang disetujui, kontraktor
akan mendapat peringatan tertulis dari Konsultan Pengawas dan PPK untuk
menyelesaikan pekerjaan dan permintaan inspeksi. Dalam inspeksi, jika dalam
pandangan Konsultan Pengawas dan PPK pekerjaan tersebut tidak dapat diterima,
PPK berhak menghentikan pekerjaan secara sepihak.

Pasal 4
Media Tanam

1. Tanah merah (Top soil) Alami, subur, tanah remah bebas kerikil, biji-bijian, gulma dan akar-
akaran.
2. Campuran media tanam, untuk pohon, semak dan penutup tanah terdiri dari (3 bagian tanah
merah (top soil) : 1 bagian pasir saring/ayak : 1 bagian pupuk kandang (pupuk organik).
3. Pemupukan awal (Pohon : 500 gr/nos), (Semak/groundcover/rumput : 100 gr/m2)
4. Pestisida awal tanam sesuai dengan konsentrasi dan dosis yang direkomendasikan.

Pasal 5
Material Tanaman
1. Menyediakan jumlah yang cukup dari material tanaman yang dibutuhkan dalam pekerjaan
seperti dalam rencana penanaman (planting plan).
2. Penamaan, nama tanaman harus sesuai dengan nama yang diketahui pedagang tanaman lokal
dan nama yang diketahui umum. dalam perselisihan, keputusan owner adalah final.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

17
RKS
Pasal 6
Syarat
1. Semua pohon, perdu dan tanaman penutup tanah harus memiliki pertumbuhan yang normal,
sehat, kuat dan bebas hama.
2. Ukuran minimum yang diterima dari pohon dan semak diukur setelah dipangkas, dengan
percabangan normal, sesuai ukuran dalam BOQ.
3. Tanaman yang sesuai ukuran, namun tidak mempunyai bentuk, keseimbangan tinggi dan
lebar yang normal, akan ditolak.
4. Pohon, perdu dan penutup tanah lebih besar dari spesifikasi dapat digunakan, namun
pemakaian material tanaman yang lebih besar tidak akan mengubah harga dalam kontrak.
5. Pohon dan perdu sebaiknya ditanam dalam kontainer dengan ukuran yang sesuai dengan
gambar atau spesifikasi dan harus memiliki cukup akar sehingga dapat dipindahkan dari
kontainer (drum, karung atau polybag) tanpa terjadinya kerusakan pada akar.
6. Pohon yang dikirim dengan bola akar kecil atau tidak cukup akan ditolak.
7. Dalam semua kasus, keputusan PPK adalah final.
8. Ukuran diameter bola akar yang mencukupi adalah minimal tiga kali dari ukuran diameter
batang di pangkal bawah.
9. Setiap pohon, perdu dan penutup tanah dengan batang yang lemah dan kurus tidak akan
sanggup menyangga diri sendiri di tempat terbuka, akan ditolak.
10. Pohon berbatang tegak, dengan bentuk seragam tanpa kerusakan, bengkok atau memiliki
batang utama lebih dari satu, kecuali diminta.
11. Potongan akar harus sehat, material vegetatif dengan perakaran yang baik pada satu atau
lebih titik.
Pasal 7
Penyiraman
Kontraktor pelaksana dapat menggunakan sumber air yang ada di tapak. Kontraktor harus
menyediakan selang dan semprotan untuk penyiraman tanaman. Bila terdapat ketentuan lain
mengenai detail teknis penyiraman, harus ditentukan sebelum dimulainya pelaksaan di lapangan.

Pasal 8
Pelaksanaan
1. Pembersihan
 Membersihkan semua area penanaman dari vegetasi yang ada (existing), yang tidak
sesuai dengan rencana dan semua sampah dan material asing lainnya yang dianggap
halangan untuk pelaksanaan penanaman dan atau tidak terlihat baik.
 Memelihara bentukan lahan/grade yang telah terbentuk sebelumnya (hanya pada area
grading yang sudah selesai).
 Mengatur semua material yang sudah disiapkan ke area dalam tapak sebagaimana
diarahkan oleh Konsultan Pengawas.
2. Penyiapan Media Tanam (Soil mix/backfill mix)
 Media tanam yang telah ditentukan harus disiapkan dan diawasi pelaksanaan
pencampurannya agar diperoleh kualitas soil mix seperti yang diharapkan.
 Tempat pembuatan media tanam dapat dibagi dalam beberapa titik pembuatan. Media
tanam harus dibuat dalam satu tempat pengolahan sebelum kemudian disebar pada
area penanaman atau titik tanam.
Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

18
RKS
 Sebelum dilakukan penyebaran media tanam, maka area penanaman harus
digemburkan (decompacted), dan disiram untuk area-area yang terlihat sangat kering.
Tidak ada pekerjaan penyebaran media tanam yang boleh dilakukan sebelum ada
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Penempatan dan Penyebaran Media tanam
Media tanam disebar dan ditempatkan pada area penanaman dengan ketebalan (volume)
sebagai berikut:
 Pohon (Trees) : 70 x 70 x 70 cm
 Semak/perdu (Shrubs) : 60 cm
 Rumput (Turf) : 10 cm
4. Pelaksanaan Penanaman
Penanganan tanaman
 Menangani tanaman dalam suatu cara yang mencegah terjadinya kerusakan pada
tanaman. Tanaman harus dilindungi dan jika diperlukan dibungkus dalam proses
pengangkatan, menunggu dipindahkan, selama pemindahan, dan penyimpanan di
tapak. Tanaman yang tidak terlindung tidak boleh dipindahkan dalam cuaca yang
sangat panas. Seluruh material tanaman harus dijaga agar tetap lembab selama proses
pemindahan dan penyimpanan.
 Menjaga tanaman dari sinar matahari dan angin yang kering setiap waktu. Tanaman
yang tidak dapat segera ditanam setelah pengiriman harus disimpan dalam naungan,
dijaga baik dan cukup diairi.
 Semua spesimen, pohon yang tumbuh di lapangan dan yang disimpan (stock) harus
ditanam pada hari yang sama dengan pengirimannya ke tapak (site). Tanaman tidak
boleh dibiarkan tidak ditanam lebih dari dua hari di tapak.
Penempatan Tanaman
 Lokasi tanaman harus ditandai oleh Kontraktor pelaksana untuk ditinjau ulang oleh
Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan kerja. Kontraktor pelaksana harus
memberi tahu Konsultan Pengawas 2 hari di muka sebelum pemberian tanda.
 Tanaman harus diletakkan di tengah-tengah dengan posisi tetap pada media tanam
padat yang sesuai, yang telah tercampur rata.
 Tanaman harus diletakkan dengan ketinggian tanah rata dengan bentukan lahan/grade
akhir dan ditanam untuk memberi penampilan yang terbaik pada struktur atau
lingkungan terdekatnya.
Penunjang
Segera sesudah penanaman semua pohon dengan tinggi 2,0 m atau lebih, diberi penunjang.
5. Penanaman Rumput/Lempengan Rumput
 Semua rumput yang disuplai haruslah dari jenis Rumput gajah mini yang sehat dari
sumber yang disetujui.
 Rumput harus ditanam pada area yang telah disiapkan segera sesudah pengiriman
untuk mencegah kerusakan.
 Segera menyiram area rumput setelah penanaman. Penyiraman dalam jumlah yang
cukup untuk membasahi l.
 Setelah rumput dan tanah yang disiram sudah agak mengering, giling atau tumbuk area
rumput untuk memastikan ikatan yang baik antara lempengan dan tanah serta
menghilangkan ketidak teraturan ketinggian (bumpy).
Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

19
RKS
6. Penanaman Semak
 Menanam kembali dengan hati-hati dan sesuai dengan praktek-praktek standard
nursery.
 Memakai media tanam sesuai spesifikasi untuk pengisian lubang tanam.
 Jarak tanam disesuaikan dengan ukuran diameter tanaman dan volume tanaman yang
dikehendaki.
7. Penanaman Pohon
 Menanam kembali dengan hati-hati dan sesuai dengan praktek-praktek standard
nursery.
 Memakai media tanam sesuai spesifikasi untuk pengisian lubang tanam.
 Menunjang setiap pohon segera setelah tanam. Memasang penyangga bambu untuk
setiap pohon.
8. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan akan meliputi, namun tak terbatas pada:
 Perlindungan area yang dilewati lalu lintas, dengan barikade segera sesudah
penanaman.
 Menyiram area penanaman sebanyak kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan yang
aktif, menjaga area lembab namun tidak menggenangi.
 Pemupukan sesuai kebutuhan dan sesuai rekomendasi produsen (1-2 kali /bulan).
 Memelihara area penanaman bebas gulma dan rumput-rumput pengganggu.
 Memeriksa semua tanaman untuk penyakit dan serangan. Memindahkan tanaman
yang rusak atau terinfeksi dan melakukan pengobatan.
 Segera memindahkan tanaman yang mati atau sekarat. Penggantian harus dari jenis
dan ukuran yang sama dengan tanaman sebelumnya.
 Pengulangan pemberian penyangga, pengencangan ikatan atau pengaturan kembali ke
ketinggian yang sesuai atau penegakan kembali tanaman yang tidak berada pada posisi
tumbuh yang sesuai.
 Merapikan semua pohon, semak dan penutup tanah untuk membuat bentuk, kebiasaan
dan tampilan tanaman yang diinginkan.

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

20
RKS
LAIN - LAIN

Pasal 1.
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara dan
kontrak yang disepakati bersama.
2. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan kontraktor pelaksana tetapi tidak diuraikan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini harus dilaksanakan oleh rekanan sesuai dengan
gambar pelaksanaan supaya mencapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang lebih
baik.

Padangsidimpuan, 2021

Disetujui Oleh, Dibuat Oleh,


Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
(PPK) CV. Prima Design

NURMAN HASIBUAN, S.Ag, M.A EDIANTO. A. N, ST


Nip. 19700615200212 1 002 Perencana

Penataan Taman dan Paving Block Asrama Putri - IAIN Padangsidimpuan

21

Anda mungkin juga menyukai