Anda di halaman 1dari 108

SPESIFIKASI TEKNIS, BAHAN, TENAGA TEKNIS DAN

PERALATAN

BAGIAN A; PEKERJAAN PERSIAPAN


A. 1. PERSYARATAN UMUM

1. Spesifikasi Umum

a. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh


Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis,
seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.

b. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan / atau


kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa konstruksi
diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Direksi / Konsultan Pengawas untuk
mendapat, kejelasan pelaksanaan.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja
serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.

b. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya.

c. Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-


alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.

d. Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak


Bangunan sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.

e. Pekerjaan Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat RSPP BETUN


sebagai berikut :

- Cut and Fill (Pematangan Lahan Loksi IGD)


- Ramp Penghubung
- Pembangunan Gedung Instalasi Gawat Darurat 2 Lantai

Dengan item pekerjaan meliputi :


 Pembersihan lahan
 Pembuatan pondasi foot plat (setempat)
 Pembuatan struktur dengan konstruksi beton bertulang
 Pembuatan dinding menggunakan Batu Bata dengan plesteran, aci dengan
mortar utama
 Finishing dinding menggunakan cat, ACP, Batako
 Pemasangan penutup lantai menggunakan homogenious tile
 Pemasangan penutup langi-langit menggunakan Gypsum Board dan
Calsiboard
 Pekerjaan pemasangan pintu aluminium dan jendela menggunakan kusen
aluminium.
 Pekerjaan mekanikal elektrikal;
 Pekerjaan lain sesuai dengan gambar perencanaan.
3. Gambar Dokumen

Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan / atau ketidak


sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia Jasa
konstruksi diwajibkan melaporkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas gambar
mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan
alasan dan Penyedia Jasa konstruksi untuk memperpanjang / meng- claim biaya
maupun waktu pelaksanaan.

4. Shop Drawing

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana.

b. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan / atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik.

5. Ukuran

a. Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja A (Arsitektur) pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.

b. Penyedia Jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa
sepengatahuan Direksi.

6. Sarana Kerja

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian


masing-masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan
yang dipergunakan dalam pekerjaan ini

b. Penyedia Jasa konstruksi wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop


dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan Penyedia Jasa konstruksi akan
dilaksanakan serta jadwal kerja

c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari


segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan
lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan
tersebut.

7. Standard Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan, antara lain :
 NI-2 PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971]
 SKSNI T-15-1991 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung.
 PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
 NI-3 PMI PUBBI Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
 NI-4 Persyaratan Cat Indonesia
 SKSNI S-05 - 1990 Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan
 NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia
 NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
 PUIL-2000 Peraturan Umum Instalasi Listrik
 SNI - 1728-1989-F Tata cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung
 Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia.
 SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton.
 SNI 07-2529-1991, Metode pengujian kuat tarik baja beton.
 SNI 03-4434-1997, Spesifikasi tiang pancang beton pracetak untuk pondasi
jembatan, ukuran (30x30, 35x35, 40x40) cm2 panjang 10-20 meter dengan baja
tulangan BJ 24 dan BJ 40.
 SNI 03-2834-2000, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
 AASHTO M 235M, Epoxy resin adhesives.
 AASHTO M 270M-04, Carbon and high-strength low-alloy structural steel shapes,
plates, and bars and quenched-and tempered alloy structural steel plates
 Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 10/SE/M/2010 tentang
Pemberlakukan Pedoman Penyambungan Tiang Pancang Beton Pracetak
Untuk Fondasi Jembatan.

8. Syarat Bahan

a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik,
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda
lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.

b. Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang


dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan.

9. Merk Pembuatan Bahan

a. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan &
persyaratan Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan
lain.

b. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan


yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.

c. Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik


harus di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.

d. Direksi / Konsultan Pengawas berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik
dan/atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.

e. Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang


diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini,
kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

f. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana.

g. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas / Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan
untuk menetapkan standard of appearence.

h. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK
turun
10. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi

a. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan


membuat komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.

b. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard
yang berlaku.

11. Koordinasi Pelaksanaan

Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus mendapatkan


persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas


petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana dengan Penyedia Jasa
konstruksi bawahan atau Supplier bahan.

b. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana di


lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik.

12. Persyaratan Pekerjaan

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan


mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan &
Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai intruksi Pabrik.

b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa


konstruksi wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait
pekerjaan lain antara lain pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal,
Plumbing / Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi.

13. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus


tepat sesuai Gambar Kerja.

b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.

c. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi wajib


meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.

d. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
tersebut.

e. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi
dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.

f. Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila
terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa konstruksi,
Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan
semula.

g. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang


berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.

h. Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Pengawas yang sesuai dengan
kegiatan suatu pekerjaan.

i. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus


dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi dan disaksikan oleh direksi.
14. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali

a. Penyedia Jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang


ada / existing di Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran
Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah
tanah apabila ada.

b. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran untuk


pekerjaan lain, maka Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan memperbaiki kembali
atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu
sistem yang ada. Dalam kasus ini, Penyedia Jasa konstruksi tidak dapat
menclaim sebagai pekerjaan tambah.

c. Penyedia Jasa konstruksi wajib melapor kepada Direksi / Konsultan Pengawas


sebelum melakukan pembongkaran / pemindahan segala sesuatu yang ada di
Lapangan.

A. 2. PERSYARATAN TEKNIS

1. Pekerjaan Sarana Tapak

Pekerjaan ini meliputi :

a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja


Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa konstruksi. Air harus bersih,
bebas dari bau,Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa konstruksi.

b. Pekerjaan penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Penyedia Jasa konstruksi wajib menyediakan Tabung alat Pemadam Kebakaran
( Fire Estinguisher ) lengkap dengan isinya, untuk menjaga kemungkinan bahaya
kebakaran.

c. Drainase Tapak
Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat Saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air yang ada. Pembuatan Saluran sementara harus sesuai
petunjuk atau persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.

d. Pekerjaan tanda perhatian / Pengaman lalu lintas


Membuat tanda perhatian / pengaman lalu lintas, rambu-rambu dan lampu
penerangan. Perletakan alat-alat dan bahan bangunan harus diusahakan
sedapat mungkin tidak mengganggu lalu lintas.

e. Pekerjaan seng gelombang.


Memasang pagar pengaman (seng gelombang) di sekitar area tapak.

2. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan. Pekerjaan penentuan Peil P.  0.00,


pagar pengaman dari seng yang dicat, pembuatan Direksi Keet dan barak kerja
dengan persetujuan direksi serta pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja. Fasilitas tersebut tidak boleh dibongkar tanpa seijin
Direksi / Konsultan Pengawas.

Penyedia Jasa konstruksi harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan


sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan
agar tidak rusak atau cacat.

Pekerjaan Sebelum Pelaksanaan


 Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari Tapak Konstruksi terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Direksi / Konsultan Pengawas, tidak akan
digunakan lagi maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan

 Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi Tugas.
Serah terima akan diatur oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

 Jika dalam pelaksanakan penyedia jasa menggunakan sarana jalan umum, maka
bertanggungjawab apabila ada kerusakan yang timbul

Pekerjaan pemeriksaan awal atau mutual check 0%.

 Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-sama


dengan penyedia jasa konstruksi melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan
dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan
untuk setiap item pekerjaan.

 Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk Panitia/Pejabat


Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK

 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam


pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus
dituangkan dalam adendum Kontrak

Pekerjaan Perbaikan Kembali

Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa


mengganggu sistem yang ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi / Konsultan
Pengawas terhadap kerusakan / cacat karena :

 Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian / komponen bangunan


hasil paket sebelumnya maupun yang sedang berjalan dan existing struktur yang
dipertahankan.

 Kesalahan atau kelalaian Penyedia Jasa konstruksi.

3. Pekerjaan Direksi Keet

Direksi keet merupakan fasilitas kerja untuk Tim teknis yang ditunjuk Pengguna
Jasa di lapangan (Direksi) serta Konsultan Pengawas. Pembuatan direksi keet
beserta perangkat pendukungnya mengikuti instruksi dari Direksi / Konsultan
Pengawas. Disamping itu Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan keet
tersendiri untuk kantor Penyedia Jasa konstruksi dan barak pekerja serta gudang
material, serta km/wc untuk pekerja. Pembuatan keet Penyedia Jasa konstruksi,
barak pekerja, gudang material, km/wc untuk pekerja harus seijin Pengguna Jasa.

Kantor direksi minimal dengan bahan dari tiang kayu kruing dan dinding
papan/triplex lantai rabat beton dan atap asbes/ seng gelombang, setelah akhir
pekerjaan kantor direksi menjadi milik proyek ( pemberi tugas ) sedangkan
pembongkaran dan pembersihannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
konstruksi.

Perlengkapan bangsal Direksi dan Konsultan Pengawas antara lain :


a. Meja kerja lengkap dengan kursi kerja.
b. Papan tulis.
c. Satu stel meja kursi duduk untuk tamu.
d. Sebuah meja ukuran besar untuk rapat lengkap dengn kursi.
e. Sebuah almari arsip memakai kunci.
f. Sebuah ruangan untuk buang air dan cuci tangan dengan persediaan air yang
cukup.
g. Perlengkapan lain sesuai instruksi dari Direksi / Konsultan Pengawas.

Bangsal, gudang / Direksi keet setelah pekerjaan selesai, akan menjadi milik Proyek
dimana Pembongkaran dan pembersihan bangunan bangsal kerja menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa konstruksi.

BAGIAN B; PEKERJAAN STRUKTUR

B.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

c. Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas


biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-
peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian
galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.

b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, atau kepada intansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia
Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai
akibat dari pekerjaan galian tersebut.

c. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus
digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

d. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang
memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus,
untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar galian.

e. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

B.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk
pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut dengan menggunakan bahan mendatangkan dari
lokasi lain serta memberikan sample terlebih dahulu sekurang-kurangnya 5 hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
:

a. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,
bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.

b. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

c. Besarnya nilai plastycity Index (PI) tidak boleh melebihi dari 20 %

Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi


persyaratan tersebut diatas dan biaya pengambilan contoh yang disetujui baik dari
galian, angkutan dari dan ke arah lokasi menjadi beban penyedia jasa.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Terlebih dahulu lapisan atas dikupas dan dipadatkan hingga mencapai 40%
kepadatan maksimum paling sedikit sedalam 15 cm sebelum urugan dimulai.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max
tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan dengan stemper, baby roller
minimum 5 ton atau peralatan yang disetujui oleh direksi dan konsultan
pengawas.

c. Tanah urug yang kering harus dibasahi dengan air, tetapi apabila tanah sudah
mengandung air maka tidak perlu dibasahi kemudian dilakukan pengilasan
atau pemadatan.

d. Pemadatan sebaiknya mencapai 80% kepadatan maksimum dan standar


kepadatan tesebut bisa berubah atas persetujui direksi dan konsultan
pengawas.

e. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujan dari


Direksi / Konsultan Pengawas.

f. Apabila terdapat gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan


tersebut harus dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya
sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.

g. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat


tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

B.3. PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
memperoleh hasil pekerjaan yang baik.

b. Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah,
dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.

2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu / pasir urug yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih,
tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya,.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm,
hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.

b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan dengan
alat pemadat.

c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik.

d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan


pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.

e. Tebal lapisan minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan dalam


gambar. Pemadatan dengan jenis material sirtu hingga mencapai 90%
kepadatan maksimum.

f. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat


persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

B.4. PEKERJAAN LANTAI KERJA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenega kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing / struktur pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan
Semen Portland, Pasir Beton, Kerikil/split , Air kerja harus memenuhi persyaratan
yang memenuhi persyaratan pekerjaan beton,

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.

c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan (tanah dan pasir
urug) dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai
daya dukung maksimal.

d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil
atau split dengan perbandingan 1:3:5.

e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas. Kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
B.5. PEKERJAAN ACUAN/ BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari
arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : Beton, baja, pasangan bata
yang diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Jenis lain yang
akan dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas terlebih dahulu. Acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu
jenis meranti atau setara atau menggunakan multiplek dengan tebal minimum 9
mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan
peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan harus dikontrol
terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.

b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam


gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.

c. Sebelum memulai pekerjaannya, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan


gambar dan perhitungan acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk
disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

Pada dasarnya tiap-tiap bagian dari bekisting, harus mendapat persetujuan


dari Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum bekisting dibuat pada bagian itu.

d. Acuan yang direncanakan sedemikian rupasehingga tidak ada perubahan


bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap
sesuai dengan jalannya pengecoran beton.

e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang yang diatur sedemikian rupa


sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.

Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu


pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.

f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat


seperti potongan-potongan kayu, potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji,
tanah dan sebagainya.

g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,


kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.

h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan
tersebut pada sisi bawah.

i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk )dan tidak bergoyang.

j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan


Pengawas baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam
beton harus diatur sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali,
maka semua besi tulangan harus berada dalam permukaan beton.

k. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.

l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi


(scafolding).

Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat dipertimbangkan oleh
Direksi / Konsultan Pengawas selama masih memenuhi syarat.

m. Setelah pekerjaan diatas selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta


persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari
sebelum pengecoran Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Direksi / Konsultan
Pengawas.
4. Pembongkaran
a. Pembongakaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, dimana
bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

b. Cetakan – cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu
sebagai berikut :

 Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari


 Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari

c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih


dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.

e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain
disekitarnya, dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat
pemindahan.

Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi menjadi


tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.

f. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang


keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi konstruksi tersebut,
maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memberitahukan kepada Direksi
/ Konsultan Pengawas, untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara
perbaikan pengisian atau pembongkarannya.
Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian
beton yang keropostanpa persetujuan tertulis Direksi / Konsultan
Pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebutdan
biaya-biaya perbaikan, pembongkaran, atau pengisian atau penutupan bagian
tersebut, manjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

g. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari
lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas sehingga tidak mengganggu lahan kerja.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Direksi / Konsultan
Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat
sebagai berikut :

 Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.


 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang
direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.
 Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah
direncanakan.
 Konsruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang
memperlemah kekuatan konstruksi.
 Dan lain-lain cacat yang menurut pendapat Perencana/Direksi / Konsultan
Pengawas dapat mengurangi kekuatan konstruksi.

h. Alternatif Acuan/Bekisting :
Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan
dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar acuan tersebut beserta
perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas. Dengan catatan bahwa alternatif acuan tersebut tidak merupakan
kerja tambah dan tidak menyebabkan keterlambatan dalam pekerjaan.Sangat
diharapkan agar Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengajukan usulan acuan
yangdapatmempersingkatwaktu pelaksanaan tanpa
mengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.

B.6. PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam
gambar, baik untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.

2. Peraturan-peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar


pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
 Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ( SK SNI T-15-
1991-03 ).
 Pedoman Beton 1989.
 Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
 Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
 Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
 Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
 Peraturan Bangunan Nasional 1978.
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
 Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987
UDC:699.81:624.04).
3. Keahlian dan Pertukangan

Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan


beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan,
toleransi dan penyelesaian.

Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah,
harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran 1 PC : 3
pasir : 5 split setebal minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar
pelaksana.

Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang


berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.

Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan
gambar dan spesifikasi struktur.

Apabila Direksi / Konsultan Pengawas memandang perlu, untuk melaksanakan


pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan atau khusus Penyedia Jasa Konstruksi harus
meminta nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi / Konsultan Pengawas atas
beban Penyedia Jasa Konstruksi.

4. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal yang memenuhi
syarat-syarat dari:
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
 Mempunyai sertifikat uji (test sertificate) dari lab yang disetujui secara
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk
suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim
dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.

Saat pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterima
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan
harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada
tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen
tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau
maximum 10 sak. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan,
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, sudah mulai membantu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

b. Aggregat (Aggregates)
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
 Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya).

Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 38 mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan tertulis Direksi
/ Konsultan Pengawas. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara
keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang diisyaratkan, padat
dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam porporsi
campuran yang akan dipakai.

Direksi / Konsultan Pengawas harus meminta kepada Penyedia Jasa


Konstruksi untuk mengadakan test kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari
tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas, setiap
saat di laboratorium yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.

Apabila ada perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi / Konsultan Pengawas.

Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori.
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali),
tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Indonesia serta uji terlebih dahulu oleh Laboraturium yang disetujui secara
tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk
dipakai.
d. Besi Beton ( Steel Bar )
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
 Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
 Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan
bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan
Peraturan Beton Indonesia.
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Kecuali bila ditentukan lain di dalam gambar maka mutu besi beton yang
digunakan adalah :
 ≤ ø12mm : BJTP U-24 ( Tulangan Polos )
 > ø12mm : BJTD U-39 ( Tulangan Ulir )

Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan


diatas, harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur. Besi beton
harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.

Sebelum mengadakan pemesanan Penyedia Jasa Konstruksi harus


mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan
petunjuk-petunjk dari Direksi / Konsultan Pengawas.

Barang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi / Konsultan Pengawas,


berjumlah min.3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang
diameternya sama dan panjangnya ± 100 cm. Percobaan mutu besi beton
juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.

Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Direksi /
Konsultan Pengawas tidak diperkenankan sama sekali dan hasil test yang
bersangkutan tidak sah.

Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab


Penyedia Jasa Konstruksi.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang
semacam itu, harus mendapat persertujuan tertulis Perencana Struktur.

Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran
dan tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai
untuk besi tersebut.

Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak


sesuai dengan spesifikasin struktur harus segera dikeluarkan dengan site
setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, dalam
waktu 2x24 jam atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

Untuk menjamin mutu besi beton, Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai


wewenang untuk juga meminta Penyedia Jasa Konstruksi melakukan
pengujian tambahan untuk setiap pengiriman 5 ton dengan jumlah 3 (tiga)
buah contoh untuk masing-masing diameter atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi atau setiap saat apabila Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai
keraguan terhadap mutu besi beton yang dikirim.

e. Kualitas Beton
a. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah:

 Beton mutu K-250ready mix untuk beton struktur (Pondasi ,


sloof, kolom, balok, plat lantai). Atau yang di tunjuk di dalam
gambar detail

 Mutu beton K-175 digunakan untuk kolom-kolom praktis, ring balok


pada pasangan bata.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia.
b. Untuk memperoleh mutu beton yang sama K-250 apabila pada kondisi
pengecoran tertentu dengan menggunakan site mix, maka penyedia jasa
terlebih dahulu membuat job mix design dengan laboratorium yang telah
ditunjuk oleh pihak direksi. Setelah mendapatkan job mix design
melakukan percobaan dengan membuat silinder atau kubus beton
sebanyak minimal 3 buah yang nantinya hasil pengetesan sesuai dengan
yang diharapkan, Hal tersebut diatas dilakukan atas persetujuan direksi
atau PPKom.

c. Penyedia Jasa Konstruksi menyerahkan hasil tes beton kepada Direksi /


Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan
perhitungan tekanan beton karakteristiknya.

d. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, harus dilakukan


pengujian slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan
maksimum 12 cm. Cara pengujian sebagai berikut :

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton


(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang
rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).

Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.


Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk
dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera
cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.

Slump Test dilakukan dibawah pengawasan Direksi / Konsultan


Pengawas dan dicatat secara tertulis.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang harus dilakukan


dengan peraturan-peraturan yang disebutkan pada butir 2 pasal ini.

b. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix

1) Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk yang dibuat


dilapangan berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai
persyaratan Material Semen, Aggregat, air ataupun Admixture, Testing
Beton, Slump dan sebagainya.
2) Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier
Beton Ready Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya,
kontinuitas penyediaannya dan mempunyai/mengambil material-material
dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik.
Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas
pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
3) Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang
sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam
pengecoran. Usaha-usaha yang menghaluskan / menghancurkan Beton
Ready Mix yang sudah mengeras atau menggumpal sama sekali tidak
diperbolehkan.
Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang
sudah berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan
merusak komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang
direncanakan.
Untuk mencegah terjadi pengerasan/penggumpalan beton sebelum
dicorkan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus merencanakan secermat
mungkin mengenai kapan Beton Ready Mix harus tiba di Lapangan dan
berapa jumlah volume yang dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan
memperhitungkan kemungkinan macetnya transportasi dari/ke Lapangan.
4) Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier
Beton Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan
kontinuitas pengadaan dan jumlah / volume beton yang digunakan.
Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik
Penyedia Jasa Konstruksi maupun Supplier Beton Ready Mix masing-
masing harus membuat silinder atau kubus beton percobaan untuk di Test
di Laboratorium yang ditunjuk/disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas dan jumlah silinder atau kubus beton dibuat sesuai
dengan Peraturan Beton Indonesia.
5) Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun
disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung
jawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa Konstruksi.
6) Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu terhitung
sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di
plant/pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan dicor,
tidak dapat digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak. Segala
akibat biaya yang ditimbulkannya menjadi beban dan resiko Penyedia Jasa
Konstruksi.

c. Adukan BetonYang Dibuat di tempat (Site Mixing)


Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
 Semen diukur menurut berat.
 Agregat diukur menurut berat.
 Pasir diukur menurut berat.
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete batching plant).
 Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

d. Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)


1) Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada
Penyedia Jasa Konstruksi untuk membuat benda uji silinder atau kubus
dari adukan beton yang dibuat, dengan jumlah sesuai dengan peraturan
beton bertulang yang berlaku.
2) Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder
dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus,
cetakan harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran
15x15x15 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
3) Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan curingnya
harus dibawah pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas.
Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia.
4) Pengujian.
Pada umunya pengujian dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan
pengujian tekan (Crushing test).
Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Penyedia
Jasa Konstruksi harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika
pengujian tekanan gagal maka perbaikan-perbaikan atau langkah-langkah
yang diambil harus dilakukan dengan mengikuti prosedure-prosedure
Peraturan Beton Indonesia atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
5) Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
6) Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan
tanggal pengecoran, bagian struktur yag bersangkutan dan lain-lain data
yang perlu dicatat.
7) Semua benda uji kubus harus di Test diLaboraturium bahan bangunan dan
tempat pengetesan tersebut harus disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
8) Laporan asli (bukan photo copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas segera sesudah selesai percobaan, dengan
mencantuPengawasan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard,
campuran adukan dan berat benda uji kubus tersebut. Percobaan/test
kubus beton dilakukan untuk umur-umur beton 3,7 dan 14 hari dan juga
untuk umur beton 28 hari.
9) Apabila dalam pelaksanaan nanti ternyata bahwa mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukkan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta Penyedia
Jasa Konstruksi supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif
atau bila perlu untuk mengadakan percobaan loading (Loading Test) atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Percobaan-percobaan ini harus
memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
10) Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dibangun baru sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Pengecoran Beton
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian
struktural dari pekerjaan beton, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan permohonan izin pengecoran tertulis kepada Direksi /
Konsultan Pengawas minimum 3 (tiga) hari sebelum tanggal/hari
pengecoran.
 Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap” artinya
Pemborng sudah mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik
mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
 Atas pertimbangan khusus Direksi / Konsultan Pengawas dan pada
keadaan-keadaan khusus misalnya untuk volume pekerjaan yang akan
dicor relatif sedikit/kecil dan sederhana maka izin pengecoran dapat
dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga)hari tersebut.
 Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal
apabila terjadi salah satu keadaan sebagai berikut :
a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal
rencana pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi
syarat lagi misalnya tulangan, pembersihan bekesting atau hal-hal
lain yang tidak sesuai gambar-gambar & spesifikasi.

 Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas,


maka Penyedia Jasa Konstruksi akan diperintahkan untuk
menyingkirkan /membongkar beton yang sudah dicor tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.
2) Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin
harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-
alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari
sisa-sisa adukan yang mengeras.
3) Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
/ Konsultan Pengawas.
4) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan
kayu,batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
5) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari
1,5 m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat.
6) Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa
berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15
menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang
tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

f. Pemadatan Beton
1) Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran
yang sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/rangkaian tulangan.
2) Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey comb),
yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan vibrator-vibrator dalam
jumlah yang cukup untuk masing-masing ukuran yang diperlukan untuk
menjamin pemadatan yang baik.
4) Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan
admixture masih dianggap perlu, Penyedia Jasa Konstruksi diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Perencana Struktur
dan Direksi / Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut.
Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan,
data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya,
cara-cara pemakaiannya resiko/efek sampingan dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu.

g. Siar Pelaksanaan dan Urutan / Pola Pelaksanaan


1) Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan
beton yang berlaku dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari
suatu konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan untuk siar
pelaksanaan yang menahan gaya geser yang besar harus diberikan besi
tambahan/dowel yang sesuai untuk menahan gaya geser tersebut.
2) Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya
dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran
disingkirkan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, “Calbond” harus dilapiskan merata
seluruh permukaan.
3) Untuk pengecoran dengan luasan dan atau volume besar maka untuk
menghindarkan/meminimalkan retak-retak akibat susut, pengecoran harus
dilakukan dalam pentahapan dengan pola papan catur, urutan pekerjaan
harus diusulkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

h. Curing Dan Perlindungan Atas Beton


1) Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau
aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
2) Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama
14 hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan
cara menutupi dengan karung basah sedangkan untuk lantai selama 7 hari
pertama dengan cara menutupi dengan karung basah, mnyemprotkan air
atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
3) Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat
kelalaian ini.
4) Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki. Prosedure perbaikan beton
yang keropos harus mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas,
dan Penyedia Jasa Konstruksi tidak dikenakan biaya tambahan untuk
perbaikan tersebut.

i. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton


1) Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat pada
posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari
Peraturan Beton Indonesia.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli, dengan
menggunakan alat-alat (Bar Bender) sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat patah, retak-retak, dan sebagainya. Semua
pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, dan
pemotongan harus dengan “Bar Cutter”, tidak boleh dengan api.
2) Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai, Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan membuat gambar kerja (Shop Drawing) berupa
penjabaran gambar rencana Pembesian Struktur, rencana kerja
pemotongan dan pembengkokan besi beton (bending schedule) yang
diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan tertulis.
3) Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar
dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
4) Pemasangan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan gambar
detail standard penulangan.
5) Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat,
lemak, kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
6) Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar penulangan.
Apabila ada Keraguan tentang rangkaian tulangan maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas /
Perencana Struktur untuk klarifikasi.
Untuk hal itu sebelumnya Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
gambar pemengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
7) Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat. Pembesian
harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung lainnya sedemikian rupa sehingga rangkaian tulangan
terpasang kokoh, kuat dan tidak bergerak saat dilakukan pengecoran
beton.
8) Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam penampang beton, sehingga
tidak menonjol kepermukaan beton.
9) Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus
sesuai dengan gambar.
10) Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan
beton yang akan dicor.
11) Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari
semua kotoran-kotoran.
12) Penggantian Besi
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan supaya besi yang
dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa
Konstruksi atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan
atau perlu peyempurnaan pembesian yang ada maka Penyedia Jasa
Konstruksi dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar. Usulan pengganti tersebut
harus disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak berhasil mendapatkan diameter
besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
c.1. Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
c.2. Jumlah luas besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar. Khusus untuk balok induk, jumlah luas
penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh
dari pembesian aslinya.
c.3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang
dapat menyulitkan pembetonan atau pencapaian
penggetar/vibrator.
c.4. Tidak ada Pekerjaan Tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

j. Pemasangan Alat-Alat Didalam Beton.


1) Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan untuk membobok, membuat
lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa
sepengetahuan dan ijin tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
2) Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam beton,
pemasangan sparing dan sebagainya, harus sesuai gambar atau menurut
petunjuk-petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

k. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding


1) Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan penjangkaran
dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar minimum 60 cm di bagian
dimana bagian yang tertanam dalam bata dan kolom masing-masing 30
cm dan berdiameter 10 mm.
2) Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar dari 9 m²
dan dinding dengan tinggi lebih besar atau sama dengan 3 m harus diberi
kolom-kolom praktis dan ring-ring balok, dengan ukuran minimal 13 cm x
13 cm.
Tulangan kolom praktis/ring balok adalah 4 diameter 12mm dengan
sengkang diameter 8 mm jarak 20 cm.
3) Untuk listplank bata dan dinding-dinding lainnya yang tingginya > 3 m
harus diberi kolom praktis setiap jarak 3m dan bagian atasnya diberikan
ring balok. Ukuran dan tulangan kolom praktis dan ring balok seperti pada
butir 2.

B.7. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan Baja dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan
baik.

2. Peraturan-peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar


pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:

- SNI – 03. 1729 - 2002 Tata cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung

- Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982)

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

3. Material Baja

a. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan Baja yang baru
dan memenuhi mutu tegangan leleh fy minimum 2400 kg/cm2.

b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik


pembuat Baja tersebut. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai
keraguan terhadap hasil test tersebut dan atau keraguan terhadap mutu baja
yang dipakai di lapangan / di workshop, maka Direksi / Konsultan Pengawas
mempunyai hak untuk meminta diadakan test tambahan/ulang dengan
ketentuan jumlah test maximum 3 (tiga) buah untuk masing-masing ukuran
profil. Biaya test tersebut tetap menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya. Semua material Baja tersebut juga harus lurus, tidak
perpuntir, tidak ada tekukan-tekukan.

d. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah,
sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga
agar tidak rusak ataupun bengkok.

e. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material-material Baja yang tidak


memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan untuk
difabrikasi.

4. Perubahan Sistem Sambungan

a. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi berpendapat untuk lebih memudahkan


pelaksanaan atau erection atau alasan lainnya, maka Penyedia Jasa
Konstruksi dimungkinkan untuk mengajukan usulan sistem sambungan lain
yang tidak sama dengan Gambar rencana.

b. Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan gambar


dan perhitungan sistem sambungan pengganti untuk diperiksa dan disetujui
Konsultan Perencana Struktur .

c. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem sambungan yang
diusulkan Penyedia Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa Konstruksi tetap
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai denganTime
Schedule semula.

5. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Gambar kerja (Shop Drawing)


Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar-
gambar kerja yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas. Bilamana disetujui, Penyedia Jasa Konstruksi dapat dimulai
pekerjaan fabrikasinya.

b. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas atas gambar


kerja tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :
Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan pelat-pelat, ukuran/jumlah
bout/las, tebal pengelasan. Ketetapan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi
atau posisi dari elemen-elemen konstruksi Baja yang berhubungan dengan
erection tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Dengan
kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Penyedia
Jasa Konstruksi dari tanggung jawab ketidaktepatan serta kemudahan dalam
erection elemen-elemen konstruksi Baja.

c. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.

d. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang


diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang
direncanakan.

e. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus dilaksanakan oleh tukang-


tukang yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang ahli dalam
Konstruksi Baja.

f. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi


dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak diperbolehkan.
g. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking procedure ( tanda–
tanda atau kode ) yang akan dipakai kepada Direksi / Konsultan Pengawas
untuk disetujui.

h. Semua konstruksi Baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan
diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang
degnan mudah.

i. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.

j. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan untuk


sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada
masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.

k. Pengelasan.

1) Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib


menyerahkan prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan
di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

2) Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa bidang-
bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak
sampai pekerjaan las selesai dilakukan.

3) Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila
ada yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari bawah
kemudian kearah atas.

4) Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat dipastikan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya
dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan
tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan dengan penuh.

5) Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las
harus dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan dilas.

6) Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman


dan dengan ketepatan tinggi. Penyedia Jasa Konstruksi wajib
menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya sesuai
peraturan.

7) Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan dalam


gambar kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran efektif.

8) Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan sesuai


dengan gambar rencana baik ukuran panjang maupun ketebalannya

9) Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan


dengan baik.

l. Baut Pengikat

1) Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut penyambung dan angkur
minimal sama dengan baja yang digunakan.

2) Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter baut, panjang
ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.

3) Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-masing 1 buah pada


kedua sisinya.

4) Direksi / Konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa Konstruksi


melakukan Test Baut pada Laboratorium yang disetujui oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, sebelum Penyedia Jasa Konstruksi memesan baut
yang akan dipakai.
5) Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh merubah atau
membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Direksi / Konsultan
Pengawas.

6) Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut
dengan api sama sekali tidak diperkenankan.

7) Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.

8) Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung oleh Direksi /


Konsultan Pengawas, apabila dianggap perlu pengencangan baut harus
menggunakan kunci momen.

9) Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan


masih dapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol pada permukaan,
tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang
tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.

10) Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-
baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

6. Erection Schedule / Method

a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan


ada pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan Direksi / Konsultan
Pengawas. Direksi / Konsultan Pengawas dapat menolak setiap pengiriman
Baja dari Workshop apabila pengiriman tersebut tidak sesuai spesifikasi
maupun modul yang disepakati.

b. Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus di tempat yang kering /


cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Direksi /
Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi Baja
yang rusak karena salah penempatan atau rusak.

c. Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh dilaksanakan setelah


Penyedia Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule / Method untuk
disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

d. Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kembali


kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.

e. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa


Konstruksi sepenuhnya.

f. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.

g. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus


menyediakan tenaga ahli dalam bidang Konstruksi Baja yang senantiasa
mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.

7. Pengecatan
a. Persiapan Pengecatan

Semua permukaan konstruksi Baja sebelum dicat harus bebas dari :


- Karat
- Minyak/Oli
- Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat pada
permukaan Baja.

b. Pengecatan Zincromate
i. Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, maka
setelah difabrikasi, elemen Konstruksi Baja dicat dasar dilakukan sebagai
berikut:

ii. Type cat : Zincromate

Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / Konsultan Pengawas

Ketebalan : 35 micron

iii. Cat Dasar I tersebut harus dilakukan di Workshop/Pabrik, minimal 1 lapis


atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.

iv. Cat Dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai berikut:

Type cat : Zincromate

Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / Konsultan Pengawas

Ketebalan : 35 micron

Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul kering
dan diamplas, minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan
yang rata sama tebalnya.

Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat Dasar I mengering dengan


baik sehingga timbul bentolan-bentolan pada permukaan Cat, maka
Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan agar Cat Dasar II
tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan Cat Dasar II atas beban
Penyedia Jasa Konstruksi.

v. Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan pengecatan ulang


pada setiap lapisan cat yang tidak memenuhi persyaratan tersebut atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Untuk mengecek ketebalan-ketebalan pengecatan maka Penyedia Jasa
Konstruksi diharuskan menyediakan alat ukur khusus guna keperluan tersebut.
d. Khusus untuk bagian permukaan Baja yang akan dibungkus beton (kalau ada),
maka bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat dasar maupun finish.
e. Pengecatan primer maupun finish harus dilakukan dengan cara spray, bukan
dengan cara kuas.

8. Anti Lendut
Secara umum Konstruksi Baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti
lendut. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan
akibat beban mati dan hidup.

B.8. PEKERJAAN WATER STOP

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan water stop bertujuan untuk mencegah masuknya air (rembesan air)
melalui celah sambungan antar beton.
Waterstop ditanam pada sambungan beton yang berhubungan dengan tanah,
lantai/ dinding groundtank, pit atau sesuai gambar maupun instruksi Konsultan
PENGAWAS, Team Teknis dan atau PPK/KPA.
2. Persyaratan Bahan
a. Water Stop harus dibuat dari bahan yang elastis dan tetap bersifat elastis atau
tidak getas sewaktu ditanam dalam beton untuk jangka waktu minimum 10
(sepuluh) tahun.
b. Pemborong harus memberikan jaminan tertulis mengenai garansi keelastisan
tersebut pada Konsultan PENGAWAS, Team Teknis dan atau PPK/KPA
c. Apabila dalam masa garansi tersebut terjadi/terdapat kebocoran yang
disebabkan menjadi getasnya Water Stop atau sebab lainnya, maka semua
biaya-biaya untuk memperbaiki kebocoran tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Kontraktor harus memberikan contoh Waterstop yang akan digunakan sesuai
dengan gambar beserta brosur dan sertifikatnya untuk mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan PENGAWAS, Team Teknis dan atau PPK/KPA
e. Apabila dipandang perlu dan atau terdapat keraguan terhadap mutu bahan
Water Stop tersebut, maka Konsultan PENGAWAS, Team Teknis dan atau
PPK/KPA akan meminta Kontraktor untuk melakukan test terhadap Water Stop
tersebut. Segala biaya test menjadi beban Kontraktor.
f. Waterstop yang digunakan adalah Supercast PVC waterstop ex. Fosroc atau
setara.

3. Syarat Pelaksanaan
a. Pada prinsipnya cara pelaksanaan mengikuti petunjuk yang dijelaskan dalam
brosur Water Stop yang bersangkutan.
b. Pemasangan Water Stop harus dilakukan dengan maksud untuk mencegah
kemungkinan timbulnya rembesan air antara lain pada pemberhentian
pengecoran konstruksi ground tank / Pit baik antara pelat dasar dengan
dinding, penyambungan bagian dinding atau bagian-bagian lain yang dianggap
perlu dan atau ditunjukkan dalam gambar.
c. Pembesian ditempat yang akan dipasang Water Stop tidak boleh dipotong dan
harus tetap menerus.
d. Pemasangan Water Stop harus tegak, lurus dan tetap berada ditempatnya saat
dilakukan pengecoran.
e. Penyambungan Water Stop dilakukan sesuai petunjuk dalam brosur atau
sesuai gambar.
f. Pengecoran disekitar Water Stop harus dilakukan lebih hati-hati sehingga bisa
menghasilkan beton yang padat dan menjepit Water Stop dengan baik.
g. Sebelum pengecoran beton, permukan Water Stop harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran / oli dan sebagainya sehingga beton bisa lebih menjepit
dengan baik.
B.10. PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN
SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk


dalam Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai
dalam Buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan selesai.

2. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus


menjaga keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

3. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengaman-pengaman, proteksi,


barikade yang harus dipasang pada tempat-tempat yang berbahaya (tepi
plat, void, core lift dll) dimana orang dapat jatuh kedalamnya, pada saat
pelaksanaan pekerjaan maupun setelah selesai.

BAGIAN C; PEKERJAAN ARSITEKTUR

C.1. PEKERJAAN SUB LANTAI (RABAT BETON)

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai yang pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
langsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta
sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

Semen Portland, pasir, kerikil/split dan air harus sesuai dengan persyaratan di
spesifikasi beton bertulang.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi /
Konsultan PENGAWAS.

b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan PENGAWAS.

c. Pasangan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum


pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di bawahnya
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.

d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil
atau split dengan perbandingan 1: 3 : 5.
e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang
disebutkan/disyaratkan dalam detail gambar

f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai


ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.

C.2. PEKERJAAN LANTAI SCREED

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan lantai screed dilakukan di atas plat-plat beton, meliputi bawah


finishing lantai untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih


dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi / Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Lantai Screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau
plat beton, telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari
pengaruh pekerjaan yang lain.

c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang
memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.

d. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian tanpa campuran bahan lain,
yang dilapiskan ke seluruh permukaan lantai yang diratakan dan dilicinkan,
atau bahan/material lain sesuai yang disebutkan/disyaratkan dalam gambar
detail atau sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

e. Tebal adukan lantai screed minimal dibuat 4 cm atau sesuai dengan gambar
kerja, dari adukan 1 PC : 4 pasir. Permukaan lantai screed harus betul-betul
rata, kecuali bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga siap
dipasang karpet dan bahan finishing lainnya.

f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregate muncul dan memberi
ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton
menjadi kasar dengan cara yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering


dilapis cairan semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.

g. Pengecoran harus dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran


mengikuti lajur selebar 3 m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh
dilakukan 24 jam setelah dicor. Permukaan ujung dari lajur screed yang
terdahulu harus dibahasi dahulu dengan air semen sebelum sebelahnya dicor.
h. Peralatan dan Compaction

Screed harus di-compact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan
pada ujung-ujung yang sering tertinggal. Bila peralatan diperlukan ( untuk
finishing yang membutuhkannya) perataan dengan papan screed harus
menunggu minimum 1,5 jam maximum 2,5 jam untuk menghindari pendebuan
permukaan screed. Toleransi perbedaan tinggi dalam satu ruang besar
maximum 15 mm. Toleransi perbedaan antara jalur maximum 1 mm.

i. Screed harus dibasahi selama 7 hari.

j. Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan minimum


setelah 4 (empat) minggu.

C.3. PEKERJAAN WATER PROOFING (NON INTEGRAL)


1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar memenuhi uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
Bagian yang diwaterproofing adalah:
a. Toilet, Atap plat beton dan talang beton
b. Lantai ruang daerah basah lantai 2 ke atas (toilet, kamar mandi dll)
c. Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. Pesyaratan Bahan
a. Persyaratan Standard Mutu Bahan
Standard dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-
standar lainnya seperti NI.3, ASTM C230, ASTM C321, ASTM C109. Penyedia
Jasa Konstruksi tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun
tanpa ijin dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Bahan
 Untuk lapisan waterproofing coating digunakan Acrilic polymer modified
cementitious coating dengan ketebalan sesuai petunjuk manufaktur untuk
ruang daerah basah.
 Untuk lapisan waterproofing membrane digunakan bituthen membrane
sheet dengan ketebalan minimal 3mm untuk plat beton dan talang beton,
cara perekatan sesuai petunjuk manufaktur.

c. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
tidak bercacat.
2. Bahan harus di simpan dalam tempat yang terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan
yang disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat
kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

3. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, dengan cara-cara yang telah disetujui oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi / Konsultan
Pengawas.

5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulia. Penyedia Jasa Konstruksi
tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

6. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.

7. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan


Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk
pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

8. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merek yang memenuhi spesifikasi
akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada
Penyedia Jasa Konstruksi selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

9. Bilamana diinginkan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat mock-up


sebelum pekerjaan dimulai.

10. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman


(ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan yang terlebih dahukun harus
mengajukan “Metode Pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.

11. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang


berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan, harus diberi lapisan dapat berupa screed maupun material
finishing.

12. Untuk bagian yang bertemu dengan bidang tegak (dinding, sparing dsb.) pada
bidang tegak tersebut harus diberi lapisan water proofing setinggi minimal 20
cm.

4. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada laboratorium
yang ditunjuk Direksi / Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi,
konsentrasi, dan hasil yang ditimbulkannya.

2. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melakukan percobaan-percobaan


dengan cara memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air
(permukaan yang telah diberi lapisan waterproof digenangi air) selama 1 x
24 jam atas biaya sendiri.. Pelaksanaan pengujian ini harus sepengetahuan
dan mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
3. Pada waktu penyerahan maka Penyedia Jasa Konstruksi harus memberika
jaminan atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor,
pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan mauoun hasil
pekerjaan yang berlaku, selama 5 (lima) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

5. Syarat Pengamanan Pekerjaan


1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perlindungan terhadap
pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan peregeseran,
lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi

C.4. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan granite tile, keramik untuk


pekerjaan Finishing Lantai dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Bahan

a. Jenis : Granite tile /Homogeneus Tile: Venus, Monalisa, Niro


(Bang. dalam )

Keramik Roman, Asiatile, Platinum ( ruang KM/WC )

b. Permukaan : polished / unpolished sesuai design

c. Ketebalan : 5 mm

d. Motif/warna : Ditentukan kemudian atau sesuai dengan existing

e. Ukuran : sesuai gambar

f. Adukan pengisi siar dan nat memakai semen warna khusus nat. Warna
ditentukan kemudian.

g. Bahan-bahan yang dipakai, harus baru dan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Konsultan PENGAWAS

h. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan PENGAWAS

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Adukan yang dipakai 1 PC : 3 Pasir. Pasir yang dipakai mempunyai gradasi 2


mm, harus dicuci dan disaring. Tidak dibenarkan menyiram Air Semen ke
permukaannya.

b. Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan
adukan sewaktu ubin bagian belakang harus terisi dengan adukan sewaktu
Ubin Keramik dipasang.
c. Pola pemasangan Ubin Keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja / Shop
Drawing atau sesuai dengan petunjuk pabrik.

d. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 M2.

e. Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar siar harus lurus.
Lebar siar harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.

f. Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik. Untuk lantai yang luas
harus diberi dilatasi nat sealent sesuai spesifikasi dari pabrik keramik

g. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari


injakan atau pemberian beban.

C.5. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik
1.2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
2. Pasal 2 Persyaratan Bahan

2.1. Batu bata harus memenuhi SNI 15-2094-2000


2.2. Semen Portland harus memenuhi SNI 15-2049-2004
2.3. Pasir harus memenuhi SNI 13-6669-2002
2.4. Air harus memenuhi SNI 03-6817-2002
2.5. Kualitas baik ex. Lokal

3. Pasal 3 Syarat -syarat Pelaksanaan


3.1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan
adukan/campuran 1 pc : 5 pasir pasang atau sesuai gambar.
3.2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar,
dinding di daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta
semua dinding pada gambar yang menggunakan symbol adukan
trastram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 pc : 3
pasir pasang.
3.3. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah dengan kualitas
terbaik, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23 cm, atau yang disetujui
Konsultan Pengawas. /Perencana.
3.4. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau
drum hingga jenuh.
3.5. Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3.6. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
3.7. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
berdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
3.8. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan
ukuran minimal 10 x 10 cm atau sesuai gambar , dengan tulangan pokok 4
diameter 10 mm, sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm.

3.9. Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger sama sekali


tidak diperkenankan.
Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
3.10 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah 2 melebihi
dari 5 % yang patah atau lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.
3.10. Pasangan batu bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm,
pelaksanaan harus cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus.
3.11. Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus-
menerus selama paling sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena
sinar matahari langsung

3.12. Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus
dipasang angkur besi beton dengan diameter 8 mm panjang 50 cm dan
beton yang berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik atau
dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
3.15. Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesi
menjadi kering sehingga membentuk lekukan agar plesteran dapat merekat
dengan baik.

C.6. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi


 Plesteran
 Plesteran halus/aci halus
 Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja

Pekerjaan plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta
permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan
untuk difinish.

2. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan mortar utama / lemkra dan Air
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Plesteran mortar utama / lemkra
Plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata
bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

b. Plesteran halus/aci halus memakai mortar utama dan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.

c. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa


sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.

d. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran


tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh
dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
benda-benda lain yang membuat cacat.

e. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu


bata dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
kemudian di ketrek/scratched.
Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup
aduk plesteran

f. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.

g. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin


keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur garis
horisontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material
finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut
cat.

h. Ketebalan plesteran aharus mencapai ketebalan permukaan


dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai
peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.
Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3
cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke
permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.

i. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M.
Sponengan harus rapi dan lurus.

j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung


dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan
air secara cepat.

k. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai,


Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.

l. Jika terjadi keretakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membongkar dan


memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi / Konsultan
PENGAWAS.
m. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 minggu

n. Khusus untuk dinding pasangan batu bata atau concrate block pada
peturasan, sebelum pelaksanaan pekerjaan aduk plesteran ini, terlebih
dahulu harus diberi lapisan kedap air setinggi 40 cm dari peil finish lantai
bersangkutan

o. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali


harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan
bata/beton.

C.7. PEKERJAAN DINDING KERAMIK


1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan


dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.
2. Persyaratan Bahan

a. Jenis : Ceramic tile warna, Roman, Asia Tile, Platinum

b. Finishing Permukaan : Polished dan unpolished

c. Ketebalan :Minimum 6 mm

d. Bahan Pengisi Siar : semen warna

e. Bahan perekat : adukan semen : pasir = 1 : 3

f. Warna : Ditentukan kemudian

g. Ukuran : sesuai gambar

h. Bahan-bahan yang dipakai, harus baru dan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Konsultan PENGAWAS.

i. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan PENGAWAS.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat


langsung diletakkan, dengan menggunakan adukan semen pasir 1:3 seperti
contoh di atas, sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada
gambar.

b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan
ditentukan kemudian.

c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan


contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS dan Perencana untuk memperoleh
persetujuan.

d. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat


shop drawing dari pola pemasangan bahan yang disetujui oleh Direksi /
Konsultan PENGAWAS dan Perencana
e. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu,
sesuai petunjuk pabrik.

f. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam


pemasangan keramik.

g. Bidang dinding keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
diadakan, harus dibicarakanterlebih dahulu dengan Direksi Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi / Konsultan
PENGAWAS sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

i. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda-
noda yang melekat.

j. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air


sampai jernih

k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

C.8. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM


1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaanpembuatankusenaluminiummeliputi seluruh detail yang


dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar

2. Persyaratan Bahan

a. Spesifikasi Teknis
 Bahan dari aluminium framing system, aluminium extrusi sesuai SII
extrusi 0695-82, tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas).
 Ukuran : 4’’
 Tebal : 1,35 mm
 Warna profil : Natural Anodised

b. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak dilengkapi dengan


pelindung dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan
dari Direksi.

c. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses fabrikasi warna


profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam setiap unit didapatkan warna yang sama. Pemotongan profil aluminium
menggunakan mesin potong, mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan untuk diagonal 2mm.

d. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. Ankur untuk rangka/kusen aluminium terbuat
dari steel plate tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak kurang dari 13
mikron sehingga tidak dapat bergeser.
e. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela/bovenlicht dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish atau bahan insulation lainnya.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliiti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.

b. Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada umumnya

c. Penjelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti menggunakan
skrup, rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh
kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.

e. Ankur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari galvanized steel plate
setebal minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 60 mm.

f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stailess steel sedemikian rupa sehingga hailine dari tiap sambungan
harus kedap air. Celah antara kaca dan sistem kusen ditutup dengan sealant.

g. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi kemungkinan-kemungkinan


sebagai berikut :
 Dapat menjadi kusen untuk kaca mati
 Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan dapat dipasang
door closer.
 Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
 Untuk sistem partisi harus moveable, dipasang tanpa harus mematikan
secara penuh yang merusak lantai atau langit-langit.
 Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan di atas.
 Untuk fitting hardware dan reinforcing materials di mana kusen
aluminimum akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari kontak korosi.

h. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10-25 mm


yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.

i. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum


rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (perlubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.

j. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada


ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.

k. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding, diberi sealant
supaya kedap air dan suara.

l. Kusen yang berhubungan dengan daun pintu/jendela, engsel harus diberi


perkuatan khusus agar daun dapat menempel kuat pada kusen
m.

C.9. PEKERJAAN KACA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, Partisi
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan (Pekerjaan Kosen, Pintu dan jendela serta
Partisi)

2. Persyaratan Bahan
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh
dari pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan
bening.
b. Khusus
o Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) dan rayban produk
sekualitas ASAHIMAS. Kaca tebal minimum 5 mm dan 6 mm, atau sesuai
perhitungan, digunakan untuk pemasangan pada daerah Interior dan
eksterior diseluruh pintu dan jendela kaca Frame, kecuali hal khusus lain
seperti dinyatakan dalam gambar.
c. Toleransi
o Panjang-lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar
kira-kira 2 mm.
o Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan
maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
o Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari
pabrik bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya
pada bangunan, luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan
positif dan yang akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus
disetujui oleh pabrikan dan diketahui oleh Konsultan PENGAWAS, Team
Teknis dan PPK/KPA
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik
o Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas terdapat pada kaca).
o Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
o Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
o Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah luar /masuk).
o Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah
permukaan kaca yang berobah dan mengganggu pandangan.
o Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
o Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
o Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
o Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Konsultan PENGAWAS, Team Teknis dan PPK/KPA
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,
harus digurinda / dihaluskan.
i. Bahan Sealant:
Sealant yang digunakan adalah Neutral Sealant produk Dow Corning warna
putih atau produk lain yang setara, untuk Struktural sealant menggunakan
type 795 sedangkan untuk Weatherseal sealant menggunakan type 791.
Lebar permukaan sealant yang melekat dengan mullion /transom ditentukan
berdasarkan kalkulasi struktur (Structural Calculation), sehingga dapat
diperoleh Structural Bite (minimum 6 mm), serta kalkulasi pergerakan
sambungan (Joint Movement Calculation) sehingga diperoleh Minimum Joint
Width.
Sealant yang digunakan memenuhi ketentuan peraturan standard test yang
berlaku antara lain :
- ASTM-C-920-86;
- ASTM-C-679
- JIS A - 5758 ;
- BS – 5889dan memberikan jaminan garansi pabrik selama 10 (sepuluh)
tahun.
j. Sistem spider Menggunakan sistem spider dari Sistema Iris Produk FEV-Itali,
dengan Struktur suspended rib-glass. tipe yang dipakai akan ditentukan
kemudian.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan
/disyaratkan oleh pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan
PENGAWAS, Team Teknis dan PPK/KPA
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan
alat-alat pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran
tertentu (cutting size).
f. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas
goresan.
g. Pemasangan sealant:
1) Persiapan material
- Gun sealant :
 Turbo gun (untuk kemasan sausage / ff)
 Manual gun (untuk kemasan catridge)
- Kape (dari plat atau plastic)
- Pisau cutter
- Kain majun warna
2) Material :
- Sealant
- Masking tape
- Back Up Rod material
- Primer
3) Cara Aplikasi :
- Bersihkan areal yang akan dipasangi sealant (bersih dari : debu, minyak,
air /daerah yang lembab)
- Pasang back up rod di celah dengan kedalaman yang sudah ditentukan
seperti yang tercantum pada shop drawing bahan backing material
adalah :
Open-cell polyurethane, close-cell polyethyine atau non gassing
polyolefin adalah material-material yang direkomendasi untuk backer rod
material.
- Pasang masking tape pada 2 (dua) tepi celah yang akan di sealant,
pemasangan masking tape mundur 1 (satu) mm dari material yang akan
di sealant.
- Sealant di pasang pada gun yang tersedia dengan terlebih dahulu
memotong ujung catridge / sausage kemudian dipasangi nozzle.
- Bersihkan kembali material dengan primer untuk lebih menjamin daya
rekat sealant terhadap material
- Potong ujung nozzle dengan kemiringan & ukuran yang diinginkan dan
sesuai keperluan
- Sealant di aplikasi dengan cara memompa gun dengan nozzle di arahkan
ke celah material yang akan di sealant, kemudian sealant kita tooling
dengan kape (alat tooling yang disediakan)
- Buka masking tape, sealant didiaPengawasan
- Waste / sisa sealant dibersihkan setelah sealant mengeras dengan
menggunakan alat dari plastik

C.10. PEKERJAAN PINTU KACA FRAMELESS


1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang
diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan termasuk persyaratan yang sesuai
terhadap masing masing material.
2. Persyaratan Bahan

a. Spesifikasi rangka daun pintu :


Jenis : klem Patch fitting berukuran sekitar 4×17 cm, terbuat dari besi
coryang luarnya dilapis dengan stainless steel.

b. Untuk bahan pelengkap lainnya :


Floorhinges, handel logam stainless steel, sekrup dari stainless steel, dll.

c. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Semua rangka pintudikerjakan secara pabrikasi dengan telitisesuai dengan


ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.Bahan yang akan diproses pabrikasi harus di-seleksi terlebih
dahulu sesuai dengan bentuk,toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.Untuk keseragaman
warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harusdiseleksi
secermat mungkin.Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit pintu, jendela,
profil harus diseleksi lagiwarnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna
yang sama.
b. Pemotongan patch fitting hendaknya dikerjakan pada tempat yang
aman/terlindung dari benda-beda yang dapat menyebabkan kerusakan pada
permukaan, terutama dari material besi. Hasil pemotongan dengan mesin
potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk pintu, jendela
mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm, dan untuk
diagonal adalah 2 mm.
c. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh
menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka “Profil Rubber
Seal” pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor.

C.11. PEKERJAAN DAUN KACA PINTU DAN JENDELA


1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna

b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Kaca.
 Tebal : 5 mm untuk boven, 12mm untuk pintu, 10 mm frame
less
 Jenis :Kaca bening, rayben dan tempered untuk pintu utama

b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak, tidak bergelombang dan harus memenuhi standar bahan yang
berlaku di Indonesia.

c. Ukuran rangka jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,


persyaratan persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.

b. Syarat dan Mutu.

- Dimensi.
- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm.
- Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
- Kesikuan.

c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1.5 mm/m, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.

d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar
kerja, buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
PENGAWAS.

e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca khusus,
sesuai standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat
pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.

f. Pekerjaan Pemasangan Kaca.


Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang
sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka
pemegang tersebut.

Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang
harus diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan
rangka seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.

Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm


batas garis sambungan dengan kaca.

g. Kualitas Pekerjaan

 Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan lis
maupun skrup.

 Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari
rangka pemegang dan list yang ada.

 Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan
tergores.
 Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.

 Penyedia Jasa Konstruksi wajib memelihara dan melindungi hasil


pekerjaan dari kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus
diberi tanda agar mudah terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi untuk memperbaiki
sampai pekerjaan selesai.

C.12. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh


alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh
detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

 Semua hardware dalam pekerjaan ini, yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi /
Konsultan PENGAWAS.
 Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar.
 Handle pintu, pengunci sekualitas Kend, Fino, Dekson
 Setiap kunci lengkap dengan 2 (dua) buah anak kunci
 Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali
 Perlengkapan / asesoris pintu dan jendela yang digunakan :
 Perlengkapan pintu 2 daun :

- Engsel pintu (1 daun pintu 3 engsel)

- Rumah kuncilengkap dengan silinder dan anak kunci

- Handle tipe besar

- Flush bolt

- Door Closer

 Perlengkapan daun pintu 1 pintu :

- Engsel (1 daun pintu 3 engsel)

- Rumah kunci lengkap dengan silinder dan anak kunci

- Handle pintu kecil

 Jendeladan bouven light :

- Engsel putar jendela (1 daun 2 engsel)

- Handle / Rambuncis
- Hak / kait angin / Casement

 Untuk ruang-ruang tertentu yang diakses oleh Difable, engsel harus


menggunakan tipe kupu (pintu bukaan 2 arah).
 Setiap kunci lengkap dengan 2 (dua) buah anak kunci.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum


dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

b. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke
atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.

c. Penarik pintu (handle) dipasang maksimal 110 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.

d. Engsel terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat (Stainlees steel).

C.13. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUMBOARD


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat bantulainnya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan ini
secara lengkap meliputi:
a. Pemasangan ceiling gypsum board.
b. Pekerjaan lainnya seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
Data performance material gypsum board.
a. Type : Gypsum board.
b. Tebal : 9 mm.
c. Produk : Jayaboard , Knauf, Elephant.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond maupun partisi perlu diperhatikan adanya pekerjaan
lain yang dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di
atas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l: elektrikal, AC,
dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam Gambar Rencana
Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan
wajib diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
e. Rangka plafon menggunakan rangka hollow 40x40 Galvanish tebal 0.5 mm
dengan grid dan penggantung sesuai gambar kerja.
f. Finishing Gypsum adalah cat. Sebelum dilaksanakan pengecatan
sambungan–sambungan maupun gypsum yang belum rapi harus dirapikan
dengan di ‘compond’ sehingga permukaan gypsum benar-benar rata.
g. Untuk list profil Gypsum, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan contoh
profil untuk
mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
C.14. PEKERJAAN CAT EMULSI
1. Lingkup Pekerjaan

Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Syarat-syarat Bahan

a. Bahan cat yang digunakan adalah ex. Mowilex, Dulux, Jutun setara:

Cat dinding luar/exterior : Type cat weather coat (Weathershield).


Primer : 1 lapis Alkali Resisting Primer,
Undercoat :1 lapis Acrylic Wall Filler interval 2 jam.
Cat-catan akhir untuk exterior :2 lapis cat weather shield setebal 2x 30
micron, semua lapis sehingga dicapai
permukaan yang merata dan sama tebal.

Cat dinding dalam/interior : Type cat acrilyc emultion


Cat akhir untuk interior : 2 lapis setebal 2x30 micron, semua lapis
sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal. Warna akan
ditentukan kemudian.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan


dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pada pasal 54 dan NI-4.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).

b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan


pada bidang pengecatan.

c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecata.

d. Seluruh bidang pengecatan untuk dinding dalam diplamur dahulu sebelum


dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat
yang digunakan.

e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan


PENGAWAS serta instalansi didalamnya telah selesai dengan sempurna.

f. Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus


menyerahkan / mengiriPengawasan contoh bahan dari beberapa macam
hasil produk kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS, selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan
menginstruksikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi selam tidak lebih 7
(tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.

g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik


pembuatnya.

h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk


pemeriksaan/peerimaan bahan yang dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi
ke tempat pekerjaan.

i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Penyedia Jasa


Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan PENGAWAS
sebelum pekerjaan dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.

j. Pekerjaan pengecatan harus mengikuti standar dari produsen cat.

k. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.

l. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kesempurnaan


dalam pengerjaan dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan.

m. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Penyedia


Jasa Konstruksi harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya.

n. Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/


berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

o. Untuk permukaan lama yang pernah dicat terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:

 Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air bersih
sambil digosok dengan kertas amplas atau sikat. Bila perlu dicuci dengan
larutan detergent, kemudian dibilas dengan air bersih

 Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi berlumut atau
berjamur, maka cuci dengan larutan kaporit sambil disikat. Lalu bilas
dengan air bersih

 Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu pengapuran


dengan lap yang dibasahi air sampai ke lapisan cat yang tidak mengapur

 Bila lapisan cat yang lama sudah tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya
sampai ke dasar tembok

 Bila lapisan cat lama berasal dari cat kualitas rendah yang mudah larut
dengan air, sebaiknya dinding dikerok seluruhnya sampai ke dasar
tembok.

 Baru kemudian dilakukan tahapan pengecatan seperti dinding baru.

C.15. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar
dengan hasih yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup atap
atau sesuai yang disebutkan/dinyatakan dalam gambar..
2. Persyaratan Bahan

a. Bahan material atap menggunakan :


Metal Roof ( Produk Union S-Roof, Bluscope)
b. Accessories dan alat bantu Iainnya yang digunakan harus sesuai persyaratan
dan pabrik yang bersangkutan.

c. Rangka penutup atap digunakan yang adalah Baja Konvensional.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan


memeriksa kondisi existing, gambar-gambar pelaksanaan termasuk
lapisan-lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta
melakukan pengukuran-pengukuran setempat.

b. Penyedia Jasa Konstruksi atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan


menyediakan shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara
bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-
lainnya yang belum/tidak tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi
persyaratan pabnk.

c. Penyimpanan Sky Deck disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak


boleh berhubungan dengan tanah/Iantai dan sebaiknya disimpan di datam
gudang beratap.

d. Penyimpanan di tempat terbuka Sky Deck harus diselimuti dengan terpal


atau plastik untuk mencegah agar air hujan/embun tidak masuk ke
dalam celahcelah tumpukan lembaran Sky Deck.Air yang sempat masuk
ke dalam celah tersebut dapat memberikan cacat terhadap permukaan
Sky Deck akibat kondensasi.

e. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau kerangka


diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada pada satu bidang, jika
perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap
rangka penumpunya.

f. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di


bawah gording untuk mengatur kemiringan atap.

g. Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara


lembaran genteng dan reng. Sebaliknya penyetelan yang tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan terutama jika jarang penyangga yang kecil.

h. Untuk mendapatkan kekuatan pengikat maximum, jarak antara penyangga


pertama maupun terakhir atau pelat kait terhadap ujung-ujung lembaran
paling sedikit 75 mm.

i. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk


menghindarkan penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki
kelurusan lembaran dapat distel dengan menarik pelat kait menjauhi atau
menekannya ke arah lembaran pada saat pemasangan pelat itu.

j. Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain-lain


yang berupa kotoran), harus dibersihkan dan atas permukaan atap, agar
tidak terjadi pengaratan.

k. Sapulah seluruh permukaan atap sampai bersih dengan sapu, lalu berikan
perhatian khusus pada daerah-daerah dimana pengeboran atau
penggergajian telah dilakukan. Juga bersihkan semua talang-talang.
l. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak
terjadi kebocoran.

m. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti


persyaratan dan pabrik bahan yang digunakan berikut kelengakapannya
serta petunjuk-petunjuk Direksi.

C.16. PEKERJAAN DINDING CLADDING (ALUMUNIUM COMPOSIT PANEL)


1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lain untuk pelaksanaan pekerjaannya, sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding cladding seperti yang dinyatakan /


ditunjukkan dalam gambar serta sesuai shop drawing dari Kontraktor yang
telah disetujui.

c. Jika hasil mock up test tidak memenuhi spesifikasi yang sudah disyaratkan,
Kontraktor harus mengulang kemball mock up test tersebut dengan sistem
window wall yang sudah diperbaiki sampai didapat hasil yang memenuhi
spsifikasi.

2. Persyaratan bahan
a. Alumunium Cladding
Bahan adalah Alumunium Composite Panel, tebal 4 mm Coating Type PVDF,
dengan warna yang ditentukan kemudian.
Penggunaan panel pada bangunan dengan warna berbeda harus sesuai
dengan komposisi warna sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, dengan
didahului pembuatan shop drawing yang disetujui Konsultan PENGAWAS
dan atau Tim Pembangunan RS Antam Medika (TPRSAM). Angkur-angkur
untuk pemasangan rangka aluminium pemegang panel (cladding) harus
terbuat dari aluminium angle (siku) sesuai kondisi dan perhitungan serta
disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Alumunium sheet yang digunakan memenuhi
- Exposed : grade 5005 H14/H18
- Non exposed : grade 1050A H14

c. Accessories :
Silicone Sealant :
menggunakan Silicone Sealant (neutral) produk setara Dow Coming, Boustick
yaitu tipe (Structural Glazing) untuk Aluminium Frame Curtain Wall dan
Cladding Alumunium composite panel. Lebar permukaan sealant yang
melekat dengan mullion /transom ditentukan berdasarkan kalkulasi struktur
(Structural Calculation), sehingga dapat diperoleh Structural Bite (minimum 6
mm), serta kalkulasi pergerakan sambungan (Joint Movement Calculation)
sehingga diperoleh Minimum Joint Width.
(disesuaikan dengan Pekerjaan Silicone Sealant pada Pekerjaan Kaca pada
RKS ini).
3. Syarat-syarat pelaksanaan
b. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan, membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain, serta melakukan pengukuran kembali, untuk
mendapatkan ukuran yang tepat dalam pembuatan shop drawing.

c. Cutting List
Modul Persegi panjang, main di sealant lihat gambar.
d. Sistem cladding yang terpasang harus betul-betul akurat balk dalam level
(waterpass) nya, ke-vertikalannya (unting-unting), sudut-sudutnya dan bidang
datarnya. Deviasi ijin ketika diukur dari arah manapun terhadap suatu garis
lurus bidang datar adalah berupa formasi gelombang panjang dengan
gelombang sepanjang minimum 20 meter, dengan tingkat perubahan tidak
lebih dari 1: 1000, dengan amplitudo 3 mm ketika diukur dari suatu garis
referensi menggunakan sinar laser.

e. Sebelum pekerjaan pembuatan 1 penyetelan frame aluminium dimulai, harus


dibuat dahulu shop drawing lengkap, yang meliputi gambar denah, lokasi,
bentuk, dan ukuran, serta perhitungan struktur seluruh komponen dan
perkuatannya, yang semuanya harus disetujui terlebih dulu oleh Konsultan
PENGAWAS, Team Teknis dan PPK/KPA.

f. Pihak Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan digunakan


disertai dengan laporan pengujian material untuk disetujui oleh Konsultan
PENGAWAS, Team Teknis dan PPK/KPA.

g. Semua frame dan panel, baik untuk dinding masif (aluminium cladding),
dibuat/ distel di pabrik (work shop) secara masinal dengan teliti, sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan, agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan. Pekerjaan yang dilakukan di lapangan hanya pekerjaan
pemasangan saja.

h. Pemotongan aluminium hendaknya dilakukan di pabrik (work shop) tidak di


lapangan, dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan
debu besi pada Permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.

i. Sebelurn pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan dilakukan,


harus ada Persetujuan terlebih dulu dari Konsultan PENGAWAS, Team
Teknis dan PPK/KPA
j. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air dan memenuni syarat kekuatan terhadap air.

k. Sekeliling tepi frame Yang berbatasan dengan dinding agar diberi silicone
sealant atau yang lebih baik supaya kedap air dan suara.

l. Sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang,


harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pengkombinasian profil-profil
aluminium harus sempurna. Bila perlu dapat dilakukan dengan menggunakan
sekrup-sekrup pengaku yang tidak boleh terlihat dari luar.

m. Kontraktor diwajibkan untuk mengamankan alumunium panel yang sudah


terpasang dari kotoran, air, cat, plesteran dan hal-hal lain yang dapat
merusak, seperti benturan dengan benda-benda keras dan lain-lainnya.

C. 17. PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN


SETELAHPEMBANGUNAN.

1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
bersangkutan selesai.
2. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga
keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima.
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengamanan terhadap barang / material
yang terpasang dari kerusakan-kerusakan untuk meminimalkan pekerjaan
perbaikan.

SPESIFIKASI TEKNIS MEKANIKALDAN ELEKTRIKAL

PEKERJAAN INSTALASI ELECTRIKAL


1.0 PERATURAN UMUM
1.1 Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek tsb diatas. Segala
persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan pada bagian-bagian
berikutnya.
1.2 Peraturan pemasangan
Pemasangan instalasi ini harus memenuhi peraturan-peraturan sbb:
1. Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No.Per 05/MEN/1982
2. NFPA
3. Peraturan yang dikeluarkan instalasi lainnya seperti PLN, PERUMTEL, DIT.Jen
Bina lindung dan prusahaan ar minum
a.Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.
b.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
c.No.023/PRT/1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
d.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
e.No. 024/PRT/1978 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
f.Juga dijadikan standar pegangan antara lain adalah :
 AVE Belanda.
 VDE/DIN Jerman.
 British Standard Associates.
 IEC standard.
 JIS Japan standard.
 NFC Perancis.
 NEMA USA.
Pekerjaan instalsi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin
dari instalasi yang berwenang dan telah mengerjakannya dan suatu daftar referensi
pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
1.3 Gambar-Gambar
1. Gambar rencana dan persaratan ini dan risalah rapat penjelasan merupakan
satu kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya

2. Gambar-gambar ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,


pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi bangunan dan
kemudahan jika peralatan sudah dioperasikan
3. Gambar-gambar arsitek dan sipil harus dipakai sbg referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi
4. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar kerja dan
detail kepada direksi untuk dapat disetujui terlebih dahulu
5. Pemborong harus membuat gambar instalasi terpasang yang disertai dengan
operating serta harus diserahkan kepada direksi dalam rangkap 3, dijilid dan
dilengkapi data isi dan data notasi.
1.4 Koordinasi
1. Pemborong instalasi hendaknya berkoordinasi dengan pemborong lainnya agar
pekerjaan berjalan lancar dan tepat waktu
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
instalasi yang lain
3. Apabila pelaksanaan mnghalangi instalasi yang lain, akibatnya menjadi
tanggung jawab pemborong
1.5 Pelaksanaan Pemasangan
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan,pemborong harus menyerahkan gambar
kerja dan detailnya dalam rangkap 3 untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang, dan jika ada yang salah menjadi
tanggung jawab pemborong
1.6 Testing dan Comissioning
1. Pemborong harus melakukan testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi
semua persaratan yang diminta
2. Semua lahan dan prlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
merupakan tanggung jawab pemborong
1.7 Masa pemeliharaan dan serah terima pekerjaan
1. Peralatan instalasi harus digaransi 1 tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama
2. Masa pemeliharaan instalasi 1 tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama
3. Selama masa pemeliharaan pemborong diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang terjadi tanpa ada tahanan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi merupakan tanggung jawab
pemborong sepenuhnya
5. Selama pemeliharaan, pemborong tidak melaksanakan teguran dari direksi atas
perbaikan yang diperlukan, maka biaya ditanggung pemborong
6. Selama pemeliharaan pemborong harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk
shg dapat mengenali system instalasi dan dpt melaksanakan pengoperasian
7. Serah terima dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dgn hasil yang baik
dan ditanda tangani pemborong serta dilampiri surat ijin pemakaian dari jawatan
keselamatan kerja dan instalasi yang berwenang
1.8 Laporan-laporan
1.8.1 Laporan harian dan mingguan
Pemborong wajib memberikan laporan harian dan mingguan yang memberi
gambaran mengenai:

- Kegiatan fisik

- Catatan dan perintah direksi yang disampaikan secara lisan dan tertulis

- Jumlah material masuk/ditolak

- Jumlah tenaga kerja

- Keadan cuaca

- Pekerjaan/ kurang

- Photo proges lapangan

Laporan mingguan merupakan ringkasan laporan harian setelah ditanda tangani oleh
project manager harus diserahkan kpada direksi untuk disetujui.

1.8.2 Laporan pengetesan


Pemborong harus menyerahkan kepada direksi dalam rangkap 3
mengenai hal-hal sbb:
- Hasil pengetesan semua persaratan instalasi operasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya yang diinstruksikan oleh Direksi
1.9 Penanggung jawab pelaksanaan
1. Pemborong harus menempatkan penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalamanharus berada dilapangan, yang bertindak sbg wakil pemborong
dan mempunyai kemampuan memberi keputusan teknis yang bertanggung
jawab dalam memberi instruksi yang diberikan oleh pihak direksi/ managemen
konstruksi
2. Penanggung jawab harus berada ditempat pekrjaan pada saat diperlukan oleh
direksi/konstrulksi
1.10 Penambahan/ pengurangan/ perubahan instalasi
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana, harus mendapat
prsetujuan tertulis dari pihak konsultan perencana
2. Pemborong harus menyerahkan setiap gambar perubahan kepada direksi dalam
rangkap 3
3. Perubahan material dan lain-lain diajukan oleh pemborong kepada direksi
secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang /perubahan harus disetujui direksi
scr tertulis.
1.11 Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya
menjadi tanggung jawab pemborong

1.12 Pembobokan, pengelasan dan pengeboran


1. Pembobokan lantai, tembok dinding diperlukan dalam pelaksanaan instalasi
serta mengembalikannya menjadi tanggung jawab pemborong.
2. Pembobokan dilaksanakan bila ada persetujuan dari pihak direksi /konstruksi scr
tertulis
1.13 Pemeriksaan rutin dan khusus
1. Pemeriksaan rutin harus dilakukan oleh pemborong instalasi scr periodic dan
tidak kurang dari tiap 2 minggu
2. Pemeriksaan khusus dilakukan pemborong instalasi bila ada permintaan dari
pihak direksi dan bila ada gangguan dari instalasi ini
1.14 Rapat lapangan
Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh
pemberi tugas/MK

2.0 LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Umum

Pemborong harus menerangkan seluruh pekerjaan yang dijelaskan baik


spesifikasi atau yang tertera dalam gambar, dimana gambar dan peralatan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi ini. Bila terdapat perbedaan merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan/ peralatan tsb tanpa ada ketentuan
biaya.
2.2 Uraian lingkup pekerjaan

Sebagai tertera dalam gambar rencana, pemborong harus mengadakan


pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
dipergunakan . garis besar lingkup pekerjaan sbb:

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan, kotak kontak


2. Pengadaan pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah
3. Pengadaan pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah
4. pengadaan pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan/Garansi
5. Pengadaan pemasangan dan pengujian system pembumian
6. Pembuatan as built drawing
7. Mendapat pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang
8. Pengadaan pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya
9. Pengadaan pemasangan dan pengujian penyalur petir
10. Mengadadan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas
11. Pengadaan Tambah Daya -----KVA

3.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.1 Kabel tegangan menengah

1. Kabel tegangan menengah berikut perlengkapannya mengikuti standart


VDE/ DIN serta mengikuti peraturan –peraturan EIC dan PUIL serta peraturan
lainnya yang berlaku di Indonesia
2. Kabel tegangan menengah yang dipergunakan sbb: ( Tidak di Tawarkan )
a. - Karakteristik listrik

- Jenis kabel : lihat gambar

- Penampang kabel : lihat gambar

- Tegangan kerja antara phase dg phase 20 kv

- Frequensi : 50 Hz

- Tegangan uji AC : 30 kv

- Tegangan uji : 70 kv

b. Penghubung antara panel TM ke sisi TM dari transformator dipakai


kabl dg type dan diameter(lihat gambar)

c. Sebelum pemesanan maka kabel dan alat bantu lainnya yang akan
dipergunakan harus diajukan sery\tifikat pngujiannya kepada direksi

d. Pengetesan kabel tegangan menengah menggunakan pembangkit


tegangan arus , dimana kabel dibebani selama 15 menit

e. Product FUJI, Scheneider ( 1. (Satu) incoming, 2 (dua) outgoing, &


metering )
3.2 Transformator

Transformator yang akan dipasang dengan persaratan sbb:

1. Standard, Produc setara Trafindo

Transformator didesign, dibuat dan ditest berdasarkan pada:

IEC 76 -International

VDE/ DIN -Jerman

NEMA -USA

BS -Britis

SPLN 50/82 -Indonesia

UTE -Perancis

2.Kondisi Kerja

Transformator akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih dari
1000 m diatas permukaan laut dan maksimum ambient temperatur tidak melebihi
400 C

3. Tipe

- Oil immersed (full hermetically)

4. Rating

1. Jumlah phasa :3
2. Frekuensi : 50 Hz
3. Kapasitas : sesuai gambar
4. Bahan Kumparan : copper
5. Pendinginan

6. Tegangan

a.Prime : 24 KV

b.Sekunder : 400 Volt

c.Kapasitas : 250 KVA,

7. Tapping voltage

8. Vektor group

9. Karakteristik listrik

a. Insulation class : primary voltage 24 kV

b. Basic impul voltage : primary winding

c Test voltage for 1 minute


-Primari winding : 50 kV

-Secondari winding : 1 kV

d Isolasi : klas B

e Kenaikan temperatur pada : max 0,5%

winding oil

NO load loses : max 2%

Load loses : 6%

g Impedance voltage

h Noise level : according to NEMA

10. Perlengkapan ( melihat Kebutuhan )

Transformator dilengkapi dengan

- DGPT – 2

- Roda

- Lifting eye

- Elastimold

12. Guide Rail

3.3 Panel tegangan rendah

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standart VDE/ DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruh harus dipakai cat powder coating dgn cat texture, warna dan cat
dikonfirmasikan ke pihak interior , dilengkapi double cover tebal plat 2mm,
memakai sepatu kabel dan hanslip, kapasitor dengan system otomatic . Pintu
dari panel harus dilengkapi dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-kompenen dsb harus diatur
sedemikian rupa, shg bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri 3 busber R-S-T, 1 busber
netral dan 1 untuk grounding. Besarnya busber diperhitungkan untuk besar arus
yg akan mengalir dlm busber tsb tanpa menyebabkan suhu yang lebih. Setiap
busber copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN .Lapisan yang
digunakan dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu.
5. Alat ukur yang digunakan dari jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Ampermeter dan voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi, serta
ada sertifikat dari LMK/ PLN
6. Ukuran dari tiap unit panel harus disesuaikan keadaan dan keperluan yang
disetujui oleh direksi / managemen konstruksi lapangan.
7. Unit box panel harus dibuat sedemikian rupa shg mendapat ventilasi udara yang
cukup Pada lobang ventilasi harus diberi filter dan konstruksinya harus kuat shg
didapat konstruksi yang baik.
8. Unit box panel yang brfungsi untuk motor control center harus dilengkapi dengan
force ventilasi.
9. Main switch breaker tipe air break 3 pole/ 4pole yang telah direkomendasi dari
ASTA / NEMA. Main circuit breake harus menggunakan tipe spring charged
yang dapat dioperasi secara manual/ automatic yang dikombinasi dengan
system motorized. System penutupan/ kontak breaker harus menggunakan
tougel action, free type dan dilengkapi indicator mekanikal untuk posisi On/ OFF
serta indikasi charged dan discharged. Kapasitas dari kontak utama harus
mampu dibebani dengan beban penuh pada temperatur yang telah
direkomendasi dari pabrik serta waktu pemutusan tidak lebih dari 3 detik. Main
circuit breaker harus dilenkapi dengan proteksi beban lebih, arus hubung singkat
, proteksi hubungan pentanahan.
10. Komponen-komponen yang dapat dipakai
a Moulded case circuit breaker

- Keterangan untuk syarat-syarat dan symbol-simbol yang digunakan dalam


perincian menggunaka standart IEC bagian 1 dan 2.

- Terdiri dari 3 kutub dan 4 kutub

- Kapasitas pemutusan 18 s/d 85 KA pada tegangan 380/415 V

- Dilengkapi dengan pemutus shunt, pelepas tegangan , saklar alarm serta


mekanis motor

- System unit trip terdiri dari Thermal magnetis ,Solid state

b Miniatur circuit brake

- menurut standart IEC

- Terdiri 1 dan 3 kutub

- Breaking capacitynya antara 2,5 s/d 25 KA utk tegangan 220V

- Kurva trip B& C

- Dilengkapi dengan saklar alarm

- Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka digiunakan MCCB

c Kontaktor

- Berdasarkan standart IEC

- Terdiri dari kategori ACI –untuk beban murni > 0,95

- AC2- untuk motor slipring, starting, pluging


d Overload

- Berdasarkan IEC

- Dapat berfungsi sebagai pengaman moor listrik terhadap beban lebih dan
disesuaikan dengan arus nominal dari motor tersebut.

- Untuk star delta dan direct on line dapat dikombinasi dengan magnetic
motor circuit breaker
e Busbar support

- sesuai standart IEC dan BS support terdiri dari unipolar/ multipolar

- Isolasi support harus sesuai dengan copper

- Kapasitas dari busbar harus sesuai dgn standart puil dan DIN 43671

- Terdiri dari 1,2.3 dan 4 pole

- spesifikasinya :

Hight dielectric strength

High mecanical strength

Tahan terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi

f. Isolator support

Bahan terdiri dari SMC/ DMC spesifikasi terdiri dari:

- High dielectric strength


- High mecanical withstand
- High temperatur
g. Pilot lamp, push button, selector switch

Sesuai standart IEC

- Jenis pilot lamp yang digunakan adalah y\tip transformasi


- Push button menggunakan tip flush dengan bahan chromium
- Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dg kapasitas termal 12A
adalah 20A dilengkapi pegangan isolasi ganda
h. Fuse dan fuse link

- standart BS 88
- Jenis fuse yang digunakan HRC klass Q sedang fuse carier sebagai
pengaman
i. Relay

- Type relay adalah electro mekanikal dan static transistor


- Over current relay adalah jenis IDMTL
- Capasitor dari auxiliary contact relay sb harus sesuai dengan kapasitas
beban
j. Curent transformator (CT)

- CT yang digunakan standart DIN 42600/IEC 15


k. Metering

- Standart IECC
- Bahan plastic ABS, dust proof, disesuaikan dengan temperatur
- Moving iron
- Mempunyai zero skala yang dapat diatur
- Klas 1.5 dari skala full
3.4. Kabel Tegangan Rendah
1. Kabel-kabel yang dipakal harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal
0,6 kV untuk NYY dan NYFGbY sedangkan untuk kabel NYM dengan
tegangan minimal 0,5 kV.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGBY
dan NYY, sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan
NYFGBY.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakal 2,5 mm2.
3.5. Penangkal Petir
1. Untuk spit (penangkal petir Pulsar, Helita The high pulse voltage E.S.E
Lightning Conductor ) digunakan copper rod non radioaktif dengan radius 60
m dan dipasang pada ketinggian 4 m dan titik tertinggi bangunan yang
masuk dalam cover area perlindungan penangkal petir, seperti terlihat pada
gambar.
2. Untuk penghantar penurun petir digunakan kabel Coaxial dengan luas
penampang 70 mm2 atau BC sesuai rekomendasi dan product yang
digunakan ukuran sesuai gambar atau mengukuti persyaratan Pabrikan,
3. KIem penyangga harus dibuat dan bahan besi siku, sebelum dipasarig hams
dizinc-chromat terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti karat sebanyak
dua kali.
4. Untuk electrode pentanahan dipergunakan massive copper dengan diameter
minimum 32 mm2 yang dibuat runcing sepanjang 0,5 m pada bagian ujung
Electrode pentanahan, yang ditanam dalam tanah minimal 12 m.
5. Nilai tahanan pentanahan maximum 5 ohm diukur setelah minima! 3 hari
tidak turun hujan.
6. Sistem penangkal petir tersebut dilengkapi dengan alat pencatat sambaran
petir (striking counter)
3.6. Lighting Fixtures
A. Lighting Fixtures Recessed Mounted TLD 2 X 36 W
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu TL hams dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis WarmWhite/83 untuk lampu
tipe TBS .Pihak pemborong wajib menanyakan type yang akan digunakan.
Bila pihak pemborong tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak
direksi/ manajemen konstruksi berhak menentukannya dengan tanggungan
resiko apapun pada pihak pemborong.
4. Fitting lampu dan type yang tidak menggunakan mur baut.
5. Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dan karat
dan lecet - lecet, dengan Id acrylic paint warna putih serta dilengkapi dengan
Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh Direksi I Manajemen Konstruksi.
6. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
7. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
8. Lighting Fixtures untuk type FL harus menggunakan adjustable hanger.
B. Lampu Tabung (Down Light )
1. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai
gambar.
2. Lamp holder menggunakan standar E-27.
3. Diameter dan kap lampu minimal lihat gambar.
4. Lampu yang dipakai dan jenis incandescent dan PLC atau sesual gambar,
contoh hams disetujul oleh Direksi/Maflaiemefl Konstruksi.
C. Lampu Emergency dan Orientasi
1. Lampu emergency yang digunakan jenisfloureSceflt (TL), lncandescefl (PL),
lengkap dengan battery dan chargemya.
2. Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere dan
lampu harus dapat dioperasikan dan listrik PLN/ genset melalui rangkaian
terpisah (satu buah lampu) dan dapat dihidup matikan dengan switch. Bila
PLN / Genset mati, lampu tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan
oleh sumber daya battery (lampu yang lain). Bila PLN/Genset hidup battery
harus diisi kembali dan semua operasi tersebut diatas harus dapat bekerja
secara otomatis.
3. Battery yang dipakai jenis drycell Nikel Cadmium dan harus sanggup
menampung operasi selama minimal 4 jam, kapasitas battery disesuaikan
dengan TLD yang dipasang.
4. Tegangan input adalah 220 v, n 10% 50 Hz, I phase, diperlengkapi dengan
indikator LED dan peralatan push to Check battery.
5. Charger yang harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1 x
24 jam.
6. Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dan sumber
PLN/Genset.
7. Untuk lampu orientasi dipakal jenis flourescent (TL) dan lncandescen (PL)
maintain lengkap dengan battery chargernya atau sesuai gambar.
8. Untuk lampu exit harus disetujui oleh Direksi / Manajemeri Konstruksi.
D. Lighting Fixtures Type Outdoor
1. Lighting fixtures yang dapat digunakan, akan ditentukan sesuai gambar dan
spesifikasi teknis atau lainnya.
2. Tipe lampu yang dipakai adalah sesuai gambar.
3. Komponen - komponennya harus menggunakan condensor yang dapat
memberikan koreksi factor minimal 0,85 dipasang seri.
4. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan - pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan
dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan, contoh
harus disetujui oleh Direksi/ Manajemen Kosntruksi.
5. Untuk setiap lampu penerangan luar, ujung instalasi dan kabel haruslah
dipasang suatu Junction Box OutdoorType. Dimana Junction Box tersebut
termasuk dalam lingkup pekerjaan pemborong instalasi penerangan luar
sehingga bila Supply lampu penerangan luar dan Kontraktor yang berbeda,
maka Supplier lampu langsung dapat menyambungkan kabel penerangan
lampu tersebut ke tiap-tiap Junction Box Outdoor Type yang telah disediakan
oleh pemborong instalasi kabel.
E. Adjustable Downhight Halogen 12 V. 50 Watt
1. Lighting fixtures dan bahan aluminium, bentuk seperti pada gambar.
2. Lamp holder menggunakan standar E-27.
3. Lampu yang digunakan dan jenis Halogen 12 V, 50 Watt.
4. Contoh harus disetujui oleh Direksi/Managemen konstruksi.
5. Warna harus disetujui oleh Direksi/ Managemen Konstruksi, Konsultan
Interior.
F. Lampu Exit
1. Lampu exit yang digunakan adalah jenis slim type, 8 watt dengan battery
backup 4 jam.
2. Lampu exit hams disetujui oleh Direksi/Manajemen Konstruksi.
G. Lampu Fluorescent
a. Surface Mounted FL 2 x 36 W lengkap dengan acrylic prismatic cover.
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu FL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak
pemborong wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak
pemborong tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak Direksi /
MK berhak menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada
pihak pemborong.
4. Semua lighting fixtures harus dicat dengan powder coating bebas dan
karat dan lecet- lecet, dengan lCl acrylic paint wama putih contoh harus
disetujui oleh Direksi/ Manajemen Konstruksi.
5. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
6. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.
8. Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover.
b. Surface Mounted TL 2 x 36 Watt
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light sesuai
permintaan. Pihak pemborong wajib menanyakan type yang akan
digunakan. Bila pihak pemborong tidak menanyakan hal tersebut diatas,
maka pihak Direksi/Manajemen Konstruksi berhak menentukannya dengan
tanggungan resiko apapun pada pihak pemborong.
4. Semua lighting fixtures harus dicat dengan powder coating bebas dari
karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus
disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi.
5. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
6. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.
c. Surface Mounted FLl x36W
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL hams dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light sesuai
permintaan. Pihak pemborong wajib menanyakan type yang akan
digunakan. Bila pihak pemborong tidak menanyakan hal tersebut diatas,
maka pihak direksi / manajemen konstruksi berhak menentukannya
dengan tanggungan resiko apapun pada pihak pemborong.
4. Semua lighting fixtures hams dicat dengan powder coating bebas dan
karat dan lecet-lecet, dengan Id acrylic paint warna putih, contoh harus
disetujui oleh Direksi/ Manajemen Konstruksi.
5. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
6. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.
d. Surface mounted Cover Acrilic, dng TL, 2 x 18, & 1 X 36, atau 2 X 36 W
1. Tebal pat besi utk lighting fixtures minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang si pada lampu TL harus dapat memberi koreksi
factor minimal 0,7 mm.
3. Tabung TLD yg dapatdipakai adalah jenis warm light sesuai permintaan.
Pemborong wajib menanyakan type yang digunakan.
4. lighting fixturesharus dicat dgn powder coating bebas dari karat dan lecet
denganICI acrylic warna putih.
5. Konstruksi lighting fixures harus memberi efisiensi penerangan maksimal,
rapi, kuat sedemikian rupa pkrjaan spt pembersihan pemriksaan dan
pemeliharaan mudah dilaksanakan.
6. Lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan.
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast
e. TL balk FL 2 x 36 W
1. Tebal plat besi minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang si pada lampu TL harus dapat memberi koreksi
factor minimal 0,7 mm.
3. Tabung TLD yg dapat dipakai adalah jenis warm light sesuai permintaan.
Pemborong wajib menanyakan type yang digunakan.
4. lighting fixturesharus dicat dgn powder coating bebas dari karat dan lecet
denganICI acrylic warna putih.
5. Konstruksi lighting fixures harus memberi efisiensi penerangan maksimal,
rapi, kuat sedemikian rupa pkrjaan spt pembersihan pe,riksaan dan
pemeliharaan mudah dilaksanakan.
6. Lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan.
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast
f. lampu underwater
1. lighting fixtures terbuat dari pressure die-cast aluminium
2. kaca lampu tahan panas
3. lampu menggunakan jenis BBG, BBC, BBS, 16, 12, 24 V DC 50 Watt
4. contoh harus disetujui konsultan interior, Direksi dan managemen
konstruksi
5. warna disetujui oleh konsultan interior
6. transformer 12V- 50 watt
7. lamp. Holder menggunakan jenis GU5.3
3.7 Kotak-Kontak dan Saklar
1. Kotak kontak dan saklar akan dipasang di dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/ inbow dan type floor mounted
2. Kotak kontak yang dipasang mempunyai rating 15A dan mengikuti standart VDE
3. Flush box untuk tempat saklar , kotak kontak dinding dan push button hrs dipakai
dari jenis bahan metal
4. Kotak kontak dinding yg dipsg 30 cm dr permukaan lantai dari ruang yang
basah/lembab harus jenis water tight, sedangkan untuk saklar terpasang 150
cmdari permukaaan lantai atau sesuai gambar
5. Stop kontak baik dengan pengaman tertutup maupun tidak beserta saklar merk
yang direferensikan Panasonic, Clipsal dan harus disertai persetujuan pengawas
3.8 Grounding
1. Kawat grounding dapat diprgunakan kawat telanjang ( BC)
2. Besarnya kawat grounding dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk
3. Electrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper berdiameter
32 mm dan 0,5 m dari bagian ujung dibuat runcing
4. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maximum 1 ohm diukur stl tidak turun
hujan slm 3 hari
5. Lihat gambar detail untuk gambar box dan terminal pembumian
6. Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dg grounding elektrikal

3.9 Kabel Tray / Kabel Ladder Dan Tangga Kabel


1. Lihat gbr detail untuk kabel tray
2. Cara pemasangan kabel harus digantung pada dak beton dengan besi beton
3. Tray dibuat sedemikian rupa shg belokan sesuai dgn bending yg diperkenankan
4. Sebelum dipasang harus dizinchromate 2 kali dan dicat finising 2 x merk ICI
5. Untuk mendapat warna yang baik, bag yang satu dgn yang lain harus terhubung
dan konstruksi memakai kabel sepatu pada kedua ujungnya
6. Cable tray yg dipasang didlm shaft /pd dinding menggunakan bahan UNP-10
dan dipasang setiap jarak 1m
7. Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem dengan klem kabel
8. Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi dulu dengan instalasi
lainnya
9. Kabel tray arah vertical menuju panel lampu menggunakan kabel tray minimum
selebar panel lampu tsb
3.10 Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah jenis PVC high impact dan metal
plan conduit dimana diameter minimum1,5 x diameter kabel

4.0 PERSARATAN TEKNIS PEMASANGAN


4.1 Panel-panel
1. Panel harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata.
2. Setiap kabel yang masuk/keluar panel harus dilengkapi dengan gland dan diberi
lapisan seal dari karet.
3. Untuk panel yang dipasang diluar ruangan type free standing diberi kaki dgn jark
minimal 50 cm
4. Semua panel harus ditanahkan

4.2 Kabel-Kabel
1. Semua kabel dikedua ujung diberi tanda kanel mark yang jelas
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diisolasi warna untuk mengidentifikasi
phasanya
3. Kabel daya yg dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan
5. Untuk dgn diameter 16 mm2 /lebih harus dilengkapi dgn sepatu kabel
6. Pemasangan kabel berukuran 70 mm2 harus menggunakan alat press hidraulis
7. Semua kabel harus ditanam pada kedalaman 100 cm minimum
8. Sudut pembelokan kabel feeder harus mengikuti ketentuan dari pabrik
9. Untuk kabel serabut, terminasi kabel harus menggunakan handslip
10. Semua kabel yang berada dalam trench kabel harus diletakkan dlm kabel
ladder,
11. Semua kabel yang terpasang pada plafon lewat kabel try dan sudah masuk
harga kabel
12. Untuk kabel feeder yg dipasang dlm trench hrs menggunakan kabel ladder
13. Pada route kabel setiap 25 m dan setiap belokan hrs ada tanda jalannya kabel
14. Kabel yg ditanam harus sedalam 60 cm dan diberi pelindung pipa galvanis
medium
15. Kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada trunking kabel
16. Kabel penerangan yg terletak dirak kabel tidak menggunakan PVC high impact
17. Kabel yg dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
18. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus dalam kotak
terminal yg terbuat dari bahan yg sama konduitnya
19. Pemasangan kabel daya harus diberi cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya
20. Penyusunan konduit harus rapi dan tidak saling menyilang
21. Penyambungan kabel untuk penerangan harus dalam kotak penyambungan
22. Kabel yg menuju/keluar dari panel tipe outdoor harus didalam pipa sleeve GIP
medium
23. Kabel yg keluar dari trench harus dilindungi dengan GIP medium
24. Kabel instalasu motor didaerah utility harus dipasang dalam metal conduit
25. Kabel PVC high impact conduit yg dipsg pada slap harus diberi saddle spacer
26. Instalasi kabel yg menggunakan PVC high impact conduit tidak dibolehkan
melintas diatas balok.
4.3 Kotak-Kontak dan Saklar
1. Kotak-kontak dan saklar yang dipakai adalah type tanam dalam dinding dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai
2. Kotak-kontak dipasang pada tempat yang lembab harus water tight, industrial
type IP 56
4.4 Lampu penerangan
1. pemasangan lampu harus disesuaikan dengan rencana plafon dari arsitek dan
disetujui MK
2. lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafon
3. tiang lampu pada bangunan harus dipasang tegak lurus
4. lampu penerangan type fluorescent harus digantung dgn adjustable hanger
5. Flexibel conduit digunakan antara trminasi titik lampu dgn PVC high impact
conduit
4.5 Pembumian
1. semua bagian system listrik harus dibumikan
2. Electrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 12 m dan mencapai
permukaan air tanah
3. tahanan pembumian max. 0.2 ohm
4. jarak minimum dari electrode adalah 6 m dan disesuikan dengan sifat tanahnya
5. electrode pembumian menggunakan massive copper pipe penampang 1 ½ inch

5.0 PENGUJIAN
5.1 Umum
Sebelum semua peralatan dipasang harus diadakan pengujian scr individual
parsial .dan baru bisa dipasang sth dilengkapi sertifikat dari pabrik dan LMK/ PLN.
Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat menjadi tanggung jawab pemborong
5.2 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan harus diuji
5.2.1 Panel-panel tegangan rendah
Panel harus dilengkapi sertifikat lulus pengujian
5.2.2 Kabel-kabel tegangan rendah
Sertifikat lulus ujian harus dari PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah,
Produk : Supreme, Kabelindo, Extrana
5.2.3 Lighting fixtures
Lighting fixtures menggunakan ballast dn kapasitor harus dilakukan pengujian/
pengukuran factor daya
Produk : Armatur & Komponen Lampu Poduc dari : INTERLITE, Philips & GE
5.2.4 Motor-motor listrik
Pengukuran tahanan motor listrik harus dilakukan, merger, tes RST Amp, dan
Isolasi
Produk : ABB & Mezt
5.2.5 Pentanahan/ Grounding
Harus dilakukan pengukuran tahanan maximum 0.2 ohm dan pada saat tidak
hujan selama 3 hari
5.2.6 MCB, MCCB, Pembatas Kontac,
Memberikan Jaminan Produk Pabrikan dengan disertakan jaminan keaslian
barang yang dikeluarkan dari pabrikan,
Produk, Alstom LS , dan Fuji & MG

5.2.7 Tranformator 250. KVA , Trafindo, MG & Unindo


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong mengajukan
alternatif setara dgn yang dispesifikasikan.Produk bahan dan pralatan tercantum
dalam outline spesification.

PEKERJAAN AIR CONDITIONING

1. Syarat - syarat Umum


a. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini.
apabila ada beberapa klausal-klausal dalam spesifikasi ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausal-klausal tersebut dan berarti menghilangkan
klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum.Klausal-klausal dari
syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila secara tegas dalam
spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada agar
dapat mengetahui hal-hal yamg mengganggu mempengaruhi pekerjaan
mechanical.Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya
dilaksanakan.

c. Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar- gambar


kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua minggu
sebelum dilaksanakan.

2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar


a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.
b. Kontraktor harus memintakan izin-izin yang mungkin diperlukan untuk
menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini dengan
tanggungan biaya sendiri.
c. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan
peralatan-peralatan, saluran-saluran (ducts) pipa-pipa dan lain-lainsehingga
dapat dipasang pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah
disediakan.
d. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang diserahkan adalah kualitas terbaik, bahwa cara
pelaksanaan pengerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik.Dan
bahwa instalasi yang diserahkan adalah lengkap dan dapat bekerja dengan
baik, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan atau
peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak disebutkan
secara nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam gambar-gambar yang menyertai persyaratan ini.
e. Kontraktor ini harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat
pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan
pelaksanaan dari badan pemerintah yang berwenang. Kontraktor ini harus
menanggung biaya-biaya untuk memperoleh ijin, pemeriksaan, pengujian
dll.dan Kontraktor ini harus menyerahkan ijin-ijin atau keterangan- keterangan
resmi lainnya tentang instalasi ini kepada konsultan.

3. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang
mendetail untuk bagian-bagian dari sistem duct, pipa, atau sistem distribusi
lainnya yang diterangkan pada bagian yang cukup komplek atau yang
membutuhkan koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pekerjaan lainnya
dari penyelesaian proyek ini.Apabila ada hal-hal yang meragukan tentang ini
keputusan terakhir ada pada Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana.
b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja yang
diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan kondisi
lapangan/pekerjaan kontraktor-kontraktor lainnya.Tanpa pernyataan ini,
gambar-gambar tersebut tidak akan memperoleh persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada Pemberi Tugas bahwa
seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan bekerja dengan
memuaskan, danKontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan
penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 tahun.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas gambar-gambar
instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing)
memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.Gambar-gambar
tersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir.

4. Lingkup Pekerjaan
a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall dan Cassete,
dengan system central
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan oleh
sistem tata udara yang didinginkan sistem air.
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh seluruh
sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam
spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman dibidang ini dan memiliki TDR bidang elektrikal khusus tata
udara.
f. Kapasitas AC yang digunakan :
AC yang digunakan merk Daikin, Mitsubhisi, setara.
Tipe Split wall dan Cassete (sesuai gambar).

5. Pekerjaan Pipa Refrigerant dan Pipa Air Dingin (drainase)


Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar semua pemipaan yang ada.

6. Pekerjaan Pipa Pengembunan


a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak dan tidak mengganggu.Pemborong harus berkoordinasi,
memberikan data-data ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada
pihak lain.

b. Bahan
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Polyvinyl - Choida)
kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.

7. Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi :
- Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter, switch,
transformator, zekering, alat-alat ukur serta peralatan-peralatan lainnya
yang dipergunakan sebagai sumber daya bagi mesin-mesin AC yang
tercakup dalam proyek ini. Pemborong menyediakan dan memasang
peralatan-peralatan dari panel kontrol ini sampai ke mesin-mesinnya. Pihak
lain yang menyediakan peralatan untuk penyambungan daya listrik sampai
ke panel ini.

b. Syarat-syarat
- Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 2000, persyaratan PLN, peraturan-peraturan
Pemerintah setempat dan dari jawatan keselamatan kerja.Selain dari pada
itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik
pembuatnya.
- Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar. hendaknya
semua ijin, pemeriksaan pada pengujian beserta keterangan resmi yang
mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Pemborong.

c. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Jerman
atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin
dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh
proyek ini.

d. Peralatan
- Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang
terpisah.
- Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator (indicator
lamp) atau alat-alat ukur lainya.
- Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang ada
harus diberi papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
- Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling
sesuai dengan ketelitian 2 %.

e. Zekering cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan
zekering sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat khusus dan diberi
tanda pengenal.

f. Penyambungan kabel
- Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan
yang ada diantaranya ialah :
1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung
tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.
2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
- Kabel-kabel yang disambung harus "color coded" atau diberi nama.

g. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak didalam suatu "cable
duct" sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.Tarikan kabel dengan posisi
vertikal supaya di-klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1.5 m.

8. Exhaust Fan
a. Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang exhaust fan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10 %.

b. Bahan
Semua kipas angin dan exhaust fan yang dipasang telah dibalans, dan diuji
oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Merk yang
digunakan Nasional, KDK atau setara.
1. Exhoust Fan : KDK, National 250 CFM, 150 cfm

c. Peralatan
- Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan
membuka bila fan bekerja dan penutup bila fan berhenti.
- Semua kipas angin (fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar
harus diberi pelindung "brid screen" dari rangka alumunium atau
"galvanized iron 1/2" mesh".
- Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.

9. Peredam Getaran
a. Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh
peralatan mesinnya sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar.
b. Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan peredam getaran
tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat mesinnya.

11. Pengujian
a. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan "balancing"
peralatan instalasi sistem air conditioning dengan disaksikan oleh Pengawas
yang berkepentingan. Direksi/Konsultan serta pihak-pihak lain yang diperlukan
kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan dibuat Berita Acaranya.

b. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis
besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
- Pipa
1. Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pipa.
2. Pengujian terhadap sistem isolasi dengan pengamatan terhadap
pengembunan luar pipa.
3. Pengujian terhadap kebocoran pada pipa.
4. Pengukuran "balancing" dan "adjusting" jumlah aliran suhu dan lain-lain
dari sistem dengan flow meter,pressure gauge, dan alat-alat lainnya
yang diperlukan.

- Listrik
1. Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, RPM setiap phase
unit-unit kompressor, motor dan sistem pengaturan listrik yang ada.
2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari
pabriknya.

- Temperature
1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada setiap
ruangan, diffuser, griller, register, fresh air intake "exhaust" "on" dan
"off" koil pendingin, udara luar dan sistem pengaturan yang ada.
2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk
dan keluar setiap alat.

c. Syarat
- Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara
kontinyu selama 9 jam.
- Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu luar 32.2 deg C
(90 deg F).
- Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem
"balance" sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
- Semua peralatan penguji dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan
setelah dipergunakan.

PEKERJAAN INSTALASI ELEVATOR (LIFT)

1.0.0. LINGKUP PEKERJAAN

Yang menjadi lingkup pekerjaan dan Pemborong lnstaIasi lift ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan serta perlengkapan
bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai dengan jumlah lift
yang tergambar ataupun terurai dalam spesifikasi teknis sehingga didapatkan
suatu instalasi yang baik dan sempurna dalam pemasangannya.
2. Penyediaan dan pemasangan semua profil baja untuk tumpuan/pengikat guide
rail pada sisi lift, dan profil baja yang diperlukan untuk dudukan traction machine
di R. Mesin lift.
3. Pengisian door frames, sill, dan sekitar box dan hall indikator, hall call button
dengan adukan semen (grouting).
4. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk
tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh Pemilik sebanyak 4 (empat) orang.
5. Semua pengurusan izin -izin dan pihak yang berwenang sehubungan dengan
pemasang instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah harus
termasuk dalam penawaran pekerjaan ini.

2.2.0. PERSYARATAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN

2.1.0. UMUM

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan, dimana bahan dan


peralatan tersebut sesual dengan ketentuan pada pasal ml. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara Spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipakai dengan
spesifikasi pada pasal ini, merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti
bahan dan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini atau ketentuan standard lift yang berlaku umum tanpa adanya tuntutan
tambahan biaya.
Pada dasamya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang
tertera pada British Standard, JIS, &ANSI Code A.17.1, safety code for elevator,
and Moving Walks, SISIR, Pedoman Pengawasan Instalasi Lift Listrik no.3 Tahun
1978, Keputusan Gubernur Kepala Daerah DKI Jakarta no.1173 tahu 1978 dan
Peraturan Daerah DKI no.3 tahun 1975 terutama tentang Operasi Elevator
Kebakaran dan Fire Rating dan Lampiran No. 33 Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No. 378/KPTS/1 987 sebagai SKBI - 3.4.53. 1987.

2.2.0. SPESIFIKASI TEKNIK


ITEM P1
SPESIFIKASI DASAR:
Quantity (set) : 1 (satu) set
Use : BED LIFT , B 1000 -2S60 ( 1 Unit )
Capacity : 1000 Kg, 15 persons
Speed : 60 mpm, Duplex
Control : AC-WVF
Number of stops : P1 = 4 & 4 stops
Service Floors : P1 = Lantal Dasar s/d Lantai 4
Door type : Two panels Center Opening automatic doors
(CO)
Power supply (V/Hz) : AC 3 phase, 380 V/50 Hz., 9,5 Kw
Lighting supply (V/Hz) : AC 1 phase, 220 V/50 Hz
Application Codes : JIS, EC
Materials & Wirings : JIS, EC
Trevel : 20 mtr
DIMENSIONAL PROVISIONS:
Car internal size (mm) :1500 (W) x 2500 mm (D) x 2300 (H)
Hoistway Internal : 2300 (W) x 3100 (D)/ unit lift Min Requirement
Door Opening Size (mm) : 1200 x 2100 mm
Clear Hoistway size (mm) : 2300 x 3100 mm
Pit depth (mm) : 1550mm
Overhead height (mm) : 4550 mm
Clear Machine Room Size : 3000 x 4800 mm x 2050 (H) per Unit
Machine Room Location : Direct Above Hoistway

ITEM Lift
CAR DESIGN:
Car walls : Stainless Steel Hairline Finished
Car ceiling : Decorative Fixtures (standard)
Car doors : 2-panel side opening, Automatic Door,
Stainless Steel Hairline Finished
Front return panel : Stainless Steel Hairline Finished
Kick plate : Extruded aluminum
Flooring : Heavy Duty Vinyl Tile
Car sill : Extruded aluminum
Ventilation : Electric blower with rear fan
Emergency : Exit Provided on the Ceiling
Emergency lamp : Provided on the Ceiling

ENTRANCE DESIGN:
Entrance Model : Narrow jamb, With Steel Hairlined
Landing Doors : Stainless Steel Sheet Hairline Finished
Landing Sills : Extruded aluminum

SIGNAL FIXTURES:
Main Car operating panel : Stainless steel hairline finished
Car position indicator : Integrated on Car Operating Panel.
Hall position indicator : Horizontal digital type
Hall Call Button : Turns on when touched
Face plate of signal : Stainless steel hairline finished

ADDITIONAL FEATURES ( Masuk di Tawarkan )


- Overload protection device
- Door Safety Ray
- Emergency Car Lighting with Automatic
Charger
- Interphone system
- Chime direction indication
- Earthquake device & sensor
- Operation by Emergency power source
automatic.
- Supervisory board with indicator.
- DoorSafety Edge
- False call canceling auto
- Auxiliary Car Operating Panel
- ARD (Automatic Rescue Device)

2.2.1. Data Kereta Elevator

1. Rangka Kereta Elevator


- Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat.
- Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes,
dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian
bawah kereta tepat di Guide Rail.
- Untuk semua Elevator yang terletak dibangunan, Guide Shoes yang dipakai
adalah tipe Roller.
- Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendin (self
lubrication) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
- Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan Iantai kereta,
harus terdapat bantalan karet.
2. Lantai Kereta
- Terbuat dan plat baja yang dicat anti karat.
- Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
- Ukuran dan kekuatan dan latai ini harus sesua dengan kapasitas angkutnya
dan masing-masing lift.
3. Dinding Kereta Elevator
- Untuk dinding lift terbuat dan Stainless Steel Hairline finished.
- Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah
dipasang atau dilepas sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
- Pada bagian luamya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
4. Langit-langit Kereta Elevator
- Terbuat dan plat baja minimum setebal 2 mm yang dicat anti karat.
- Ketinggian angit-langit kereta mi tidak kurang dan 2300 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bisa dibuka dan atas kereta dan dilengkapi safety
switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
- Terdapat penerangan normal (ditentukan kemudian) dan untuk penerangan
darurat dengan sumber daya dan batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan
chargernya.
- Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
- Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
5. Pintu Kereta Elevator
- Pintu kereta dan bahan Stainless Steel Hairline Finished.
- Terdiri atas dua panel Centre Opening dengan tinggi 2100 mm.
- Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat
pengatur kecepatan.
- Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
6. Indikator Kereta Elevator
Integrated dengan Car Operating Panel dilengkapi dengan penunjuk anah
pergerakan kereta, mndikator posisi sangkar elevator dengan tipe digital disertai
bunyi bel.
7. Car Operating Panel
- Terbuat dan stainless steel plate with hairline finish.
- Push button yang dipakai merupakan touch button yang menyala bila
tersentuh.
- Terdiri atas peralatan sebagai benikut:
 Pushbutton untuk setiap lantai.
 Pushbutton untuk membuka pintu kereta.
 Pushbutton untuk emergency stop.
 On-Off switch untuk lampu penerangan.
 On-Off switch untuk exhaust fan.
 Key-switch untuk independent operation.
 Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer.
 Pushbutton untuk intercom.
 Plat nama dan pabrik pembuat lift.
 Tulisan kapasitas lift penumpang.
 Tulisan No Smoking (Dilarang Merokok).

2.2.2. Data Peralatan di Shaft dan tiap Lantai

1. Magnetic Landing Device


Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan
toleransi maksimum sebesar 5 mm dan level lantai yang bersangkutan.

2. Landing Door
• Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
• Dilengkapi dengan narrow jamb.
• Terbuat dan stainless steel dengan hairline finish.
• Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock
secara elektris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis
dengan weight closer.

3. Door Sills dan Toe Guards


Terletak di bawah pintu, terbuat dan Extruded aluminium natural color, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4. Hall Button
• Hanya ada satu buah disetiap lantai, diantara setiap dua pintu elevator
dimana:
- Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu pushbutton untuk
operasi ke arah atas.
- Untuk Iantai yang paling atas hanya terdapat satu pushbutton untuk
operasi ke arah bawah.
- Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah pushbutton untuk operasi ke
arah atas dan bawah.
• Pushbutton merupakan touch button yang menyala bila disentuh.
• Pada lantai dasar terdapat Fire Switch.

5. Hall Position Indicator


• Terdapat di atas pintu lantai dasar saja, dengan tipe Digital
• Harus dilengkapi dengan penunjuk arah perjalanan kereta dan gong yang
hanya menyata dan berbunyi pada saat kedatangan kereta.

6. Buffer
 Buffer yang dipakai harus dali jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya
diberikan karet setebal 5 mm. Untuk setiap elevator dipasang buffer untuk car
dan yang lain utuk counter weight.
 Buffer ini ditempatkan di atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh
pemborong pekerjaan sipil.

7. Guide Rail
 Untuk Kereta Elevator
- Rail yang dipakai harus terbuat dan profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal, sesuai standard kapasitas.
- Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2.06 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut
3/4,’
- Sambungan rail terbuat dan plat baja setebal I dan panjangnya 14,5” yang
dipasang dengan mur baut 3/4” sebanyak empat buah disetiap sisinya.
 Untuk Counter Weight
- Rail yang dipakai harus terbuat dan profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal sesuai standard kapasitas.
- Rail harus dipasang pad bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut
5/8”.
- Sambungan rail terbuat dan plat baja setebal 1/2” dan panjangnya 12”
yang dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap
sisinya.
 Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus
dicat anti karat.
 Selain ketentuan tersebut di atas, konstruksi dan rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dan pabrik.

8. Counter Weight
 Rangka counter weight terbuat dali profil baja.
 Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dali
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dali besi cor.
 Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu
bahan anti karat.

9. Compensating
• Terdiri dan rope yang terbuat dan kawat baja dengan Inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
• Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.

2.2.3. Data Mesin Penggerak Kereta Elevator

1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dan motor arus bolak balik 3 phase
380 V dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak mi ditempatkan di dalam dinding shaft (Machine Room less)
dan di atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh pemborong sipil.

2.2.4. Control System

Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan


kereta Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan
elevator di dalam sistem kontrolnya.
Jenis alat kontrol yang hams dipakal adalah full electronic, micro computerized
AC-VVVF (Alternating Current Variable Voltage Variable Frequency) dengan
perlengkapan remote supervisory control panel untuk car status indikator dan
maintenance.
Panel supervisory mi diletakkan di Mezzanine lantai I dengan kelengkapan sbb:
• Lampu indikator untuk keadaan normal power dan emergency power.
• Signal lift yang menunjukkan lift dalam keadaan trouble.
• Intercom untuk berkomunikasi dengan penumpang lift.
• Lampu indikator posisi lift dan alat/button reset.
• Key switch untuk menjalankan lift dengan emegency power.
• Key switch untuk memanggil lift car agar turun ke main floor (anti burglar
switch).
• Key switch untuk menghidupkan dan mematikan lift.

2.2.5. Rope
1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja dan diberi tanda
untuk posisi lantai.
2. Diameter minimum dan rope yang dipakai adalah minimum sebesar 1,5 mm
sebanyak 6 jalur.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2: 1 atau I : 1 dimana ujung dan pada rope
dipasangkan pada rope end (Detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil
baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safety switch dan per.
2.2.6. Safety Device

1. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, berupa transducer yang diletakkan


di bawah lantai kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol
akan mencegah mesin penggerak bekerja dan menyalakan indikator serta
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
2. Pengaman terhadap tidak adanya penumpang, berupa tranducer yang diletakkan
di bawah kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan
mencegah mesin penggerak bekerja dan mematikan lampu penerangan dan
exhaust fan. Apabila dan penumpang masuk, maka secara otomatis lampu
penerangan dan exhaust fan akan menyala kembali.
3. Pengamanan terhadap kelebihan perjalanan, berupa limit switch yang terletak di
shaft atau di ruang mesin. Bila diletakkan di ruang mesin, sebagai penghubung
harus dipergunakan kawat baja dengan diameter minimum 3 mm yang diletakkan
pada rangka kereta elevator dibagian luar. Apabila pengaman mi bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan
kembali bila secara manual posisi kereta dikembalikan kekedudukan normal.
Pembatasan yang ada yaitu:
- Level 6 cm di bawah level lantal terbawah, dan
- Level 10 cm di atas level lantal teratas.
4. Pengaman terhadap ketegangan rope, yang terletak pada setiap Detch and Hitch.
Apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan mematikan mesin
penggerak.
5. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, berupa speed governor dilengkapi
dengan safety gear yang saling dihubungkan dengan kawat baja berdiameter 5
mm.
Apabila terjadi kelebihan kecepatan, maka:
• Centrifugal switch yang ada di speed governor akan meyebabkan panel kontrol
mematikan mesin penggerak.
• Safety gear sebanyak empat buah yang terletak di bagian bawah tali
pengimbang berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan
microswitch yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan
mesin penggerak.
6. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa:
• lnfra red sebanyak I set yang ditempatkan dipintu akan bekerja bila jalur
sinarnya terpotong.
• Safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.
• Mechanical switch sebanyak 2 buah, akan bekerja apabila pintu pada saat
tertutup mengalami hambatan, akan meyebabkan panel kontrol membuka
kembali pintu kereta.
7. Pengaman terhadap bahaya kebakaran :
Berupa fire switch, apabila terjadi kebakaran maka balk secara otomatis
(digabung dengan panel kontrol fire alarm system) maupun secara manual
(dengan fire switch) disampaikanlah informasi ke panel kontrol untuk
membatalkan semua perintah yang ada dan menggerakkan kereta elevator
kembali ke lantal dasar (satu), yang kemudian dapat dijalankan lagi untuk
melayani pemadaman kebakaran dengan mempergunakan key-switch.
8. Pengamanan terhadap hilangnya sumber daya listrik, baik dan PLN maupun dan
Diesel Genset, maka sumber daya listrik yang berasal dan battery dengan DC
inverter lengkap dengan arrestor akan menghentikan kereta elevator pada lantai
terdekat dan kemudian berhenti dengan pintu terbuka. Jenis battery yang dapat
digunakan type Nicad merk Chloride Marathon / Alcad atau Saft.
9. Pengamanan terhadap perpanjangan rope, berupa micro switch yang terletak
dipemberat pulley compensating rope. Apabila pengaman ini bekerja, maka panel
kontrol akan mencegah mesin penggerak bekerja.
10. Pengamanan terhadap kelebihan waktu perjalanan yang disebabkan karena
berhentinya kereta pada suatu lantal dimana beban kereta telah melebihi 85 %
kapasitas pengaman ini berupa transducer yang diletakkan di bawah lantai
kereta.

2.2.7. Panel Kontrol Elevator

1. Panel kontrol iniadalah dan jenis wall mounted close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimum 4OøC dan RH maksimum 95 %
3. Panel kontrol akan diletakkan di dinding shaft yang akan disediakan oleh
pemborong Sipil dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya dapat dilayani
dan depan.
4. Box panel harus terbuat dan plat baja setebal 2 mm minimum dan harus di-
grounding dengan tahanan maximum 0.5 - I Ohm dan dilengkapi dengan arrestor
unit, dengan rangka penguat dan dicat anti karat dan fire proof.
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.

2.2.8. Instalasi Listrik


Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dan pemborong instalasi ini
adalah
1. Kabel feeder dan panel elevator ke panel kontrol elevator.
2. Kabel kontrol dan panel kontrol elevator ke setiap bagian yang rnemerlukannya.
3. Lampu dan switch di pit elevator.
4. Intercom dengan master station, dimasing-masing wang mesin elevator dan di
ruang jaga, R. Control engineering, dengan cabang pada masing-masing kereta.
Didalam operasinya, setiap cabang dapat memanggil master station dan setiap
master station dapat memanggil setiap cabang. Sumber daya untuk intercom mi
diambil dan battery Nicad 12 Volt yang dilengkapi dengan automatic charger,
yang juga digunakan untuk melayani lampu penerangan darurat.

2.2.9. lnstalasi Ventilasi Ruang Mesin


Pekerjaan instalasi ventilasi mekanis untuk ruang lift, termasuk lingkup pekerjaan
kontraktor lift. Kontraktor lift bertanggung jawab terhadap kapasitas lain yang
dipasang sehingga tercapai temp. max. di dalam ruang 38°C. Untuk louver dan
udara masuk termasuk lingkup pekerjaan kontraktor struktur.

2.2.10. Catatan
1. Motor penggenak kereta perlengkapannya harus mampu untuk 240 start/jam
minimum.
2. Door sills yang dipakai adalah tipe anti slip.
3. Setiap pintu elevator di setiap lantai mampu menghambat kebakaran selama
minimum 2 jam.
4. Monitor untuk supervisi yang dipakai harus dapat dipakai untuk sistem
PAL/SECAM/NTSC dapat memberikan informasi tentang :
- Car status : up, down, parked, independent failure dan
lain-lain.
- Door status : open, closed.
- Car loading : jumlah penumpang.
- Traffic : hall call, car call, car to halt call.
- Lain-lain :international time, jumlah stopper trip dan lain-lain.
5. Harus disediakan sarana untuk pemasangan Emergency Paging Speaker.
a. Spesifikasi Dumbwaiter
 Type : Dumbwaiter 200 Kg-250 kg, 4 lantai, 4
Opening
 Kapasitas : sesuai schedule
 Speed : sesuai schedule
 Door : 2 panel , as opening.
 Floor of serve : sesuai schedule
 CWT Location : Side
 Machine Type : AC-Gearless
 Machine Location : In Hoistway
 Power Supply : sesuai schedule, 1.7 KW

b. Metode Cara pelaksanaan & pemasangan:


Setalah mesin utama datang maka mesin Traction & Panel Control
Dumbwaiter dimasukan dahulu malalui hoistway keatasnya dengan
ditarik ke atas ruang mesin, melalui pintu dumbwaiter lantai dasar
dan di tarik ke atas ruang mesin.
Untuk menarik keatas tali atau kabel penarik di kaitkan di plat atap
ruang mesin di mana sebelum melakukan pengecoran plat atap
sudah disiapkan hook, yang kemampuan bisa menahan tarik 800 kg,
yang posisinya di tengah senter dng lobang hoistway.
Setelah mesin utama dan control panel ada di ruang mesin maka ,
1. Dilakukan lods atau menarik lurus dari lantai bawah ke atas untuk
pemasangan rell tempat tumpuan Car Dumbwaiter supaya setabil
& tidah bergeser nyaman naik keatas dan kebawah.
2. Sebelum pemasangan rell kondisi ruangan atau hoistway rapi dan
lurus sempurna dai atas dan kebawah, dalam membuat lurus
harus ditarik benang baja yang sudah di ukur kelurusannya
dengan alat waterpas.
3. Benang baja yang di tarik dari atas dan bawah, untuk tempat
posisi, rill, car, sensor pintu, sensor gerak car katas dan kebawah,
dan rell pungsi yang sangat pokok adala untuk tempat jalannya
daik dan turunnya Car Dumbwaiter.
4. Setelah rill terpasang secara sempurna barulah dipasang sangkar
atau Car, yang di pabrikasi didalam hoistway hingga selasai
nempel di posisi direll secara sepurna.
5. Setelah Car siap lalu di conek control-controlnya, termasuk kawat
seling unt untuk menjalankan Carnya, yang sebelumnya conter
wieth di sambung juga termasuk pemasngan Bufer di pit nya.
6. Setelah itu baru dilaku uji coba untuk pungsi yang sebenarnya
Dan sekalian mencari kekurangan yang timbul setela Car jalan
naik dan turun dengan melakukan uji coba, berat beban
sesunguhnya sesuai kapasitasnya untuk jalan. :
▪ Buka dan menutupnya pintu car secara sempurna, sesuai
perintah
▪ Behentinya car pada posisinya, bila menerima perintah
pada tombol operation
▪ Control jalan naik & turun sesuai perintahnya
▪ Mesin traction jalan sempurna, dan wereup sempurna
pada posisinya
7. Dilakukan uji coba terus menerus selama beberapa hari.

3.0.0. PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong dimungkinkan


untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk
bahan dan peralatan pada dasarnya untuk mudah perawatan di kemudian hari
dan kotrak metenanc adalah seperti pada Produk yang sudah Terpasang, Setara.
Toshiba, Fuji & Mitsubishi

PELAK SANAAN PEKERJAAN INSTALASI OKSIGEN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa tembaga untuk Medical Gas.
b. Asessoris dan kelengkapan pemipaan Medical Gas.
c. Peralatan : ballvalve, flexible hase air filter, legulator pengatur tekanan,
d. Hanger dan Support untuk pipa Medical Gas,
e. Instalasi dan pemasangan peralatan utama :
1. Instalasi pipa & Outlet Oxygen
2. Instalasi pipa & Outlet Medical Air Compressor ( Hanya di Ruang Tindakan
)
3. Instalasi pipa & Outlet Medical Vacum ( Hanya di Ruang Tindakan )
4. Wall Outlet, untuk Oxygen, Vacuum Air, & Compres Air.
5. Master Alarm System
6. Area Alerm Sytem
7. Zone Valve.
8. Gas Control Panel
f. Tes dan Comesioning, dan menyerakan garansi Pabrik

2. Metode pemasangan pipa Coper Tube dalam instalasi Gas Medis


a. Pipa yang datang dan persiapan untuk di istalasi juga Selama pemasangan,
pemborong harus menutup semua pipa yang terbuka, untuk menghidari
kotoran dan debu yang akan menempel di dinding pipa bagian dalam sebelum di
instalasi, pipa yang akan di sambung atau akan di Las harus dalam keadaan
terpasang dengan fittingnya supaya menghidari kotoran masuk di dalam pipa.
b. Bahan pipa adalah tembaga batangan Setandar pipa Medical Gas ASTM, B 88
Pipa tembaga (dengan kandungan tembaga minimal 99,9%), Fitting, Valves,
Box Valves Alarm dan alat sensor serta Outlet Gas Medik.
atau sekualitas setara kembla, Dendji, juga bahan join dan fitingnya standart
dengan pipanya. Pipa tembaga batangan mempunyai ketebalan 1.4-1.8 mm
c. Dalam penyambungan antara pipa cabang dan pipa menggunakan Tee,
sambungan socket untuk yang lurus, bend yang belok.
socket dengan di las dengan bahan perak las tembaga hingga dianggap rapat
dan baik,
adapun bahan api las menggunakan bahan api las Athecillin dan oxygen, untuk
bahan
api karbit dan LPG tidak diperkenankan, karena bisa mengakibatkan
kebocoran,
kemudian hari. Karena panas yang dihasilkan selain Athecellin tidak cukup
mengelas
pipa batangan tembaga secara sempurna. sudah di set di systeminstalasi
sebelum di las.
d. Sebelum melakukan pengelasan semua hanger dan support pipa tembaga
sudah jadi,
karena hanger atau support tersebut untuk, meletakkan pipa tembaga (Coper
Tube)
sebelum dilakukan pengelasan.
e. Dalam pengelasan semua pipa tembaga sudah tersambung dari ujung ke
ujung, yang mana waktu pengelasan harus dialiri dengan (N2) nitrogen. Untuk
menghindari kerak
atau pengelasan,atau kotoran api yang menempel pada pipa tembaga waktu
mengelas.
f. Setelah pengelasan selesai atau sudah terkait dengan baik dan pengelasan
selesai ujung-
ujung ditutup dan dilakukan pengetesan dengan bahan (N2) nitrogen hingga
ditekan
sampai mencapai tekanan 20/15 Kg/cm2 selama 2 x 24 jam tanpa ada penurunan.
g. Untuk pengetesan kebocoran harus menggunakan busa sabun di tiap pipa
sambungan atau pencabangan, dan
sambungan yang dilas bila terjadi kebocoran gelembung busa sabun akan
membesar
dan setarusnya, setelah perbaikan dan pengelasan ulang dilakukan tes
ulang
hingga tidak ada lagi kebocoran.
h. Pipa gas yang melintas antar bangunan harus dilindungi oleh pipa galvanis
diameter
1 GIP, baik yang ditanam dalam tanah (kedalaman minimal 40 cm) maupun
melintas
di selasar (Door loop).

3. Assesoris dan kelengkapan peralatan instalasi


1) Air Filter : - Press minimal 10 k
- bahan plastic dan metal
- Temp. 80 C
- Standart
2) Ballvalve : - Body brass
- Body Cap Brass
- press 150 BSI
- Screwed body
3) Flexible Hase : - Press 10 K
- Conn Screw
- Bahan : mental, rubber hase, dengan pelindung anyaman
kawat
baja.
- Type : 50 cm
4) Regulator tekanan (standart) rumah sakit
5) Regulator oxygen standart, JIS (jepang) dan produk Australia
6) Hanger dan Support (lihat gambar)
Bahan : plat besi dan baja sikut
Finis : cat anti karat
7) JCC automatic ialah outlet oxygen yang menempel pada tembok atau dengan
braket
dan hanger dan aman digunakan untuk menggunakan peralatan lain untuk
melepas atau
mengatur, untuk memperjelas lihat contoh atau dengan persetujuan Direksi
yang
dikehendaki.
8) Automatic change – Over Manifold ( Tidak di Tawarkan )
A rugged and reliable gas supply system for uninterrupted flow of gases at
constant
pressur
Technical Spesification
- Inlet pressure range: 1,500 kPa. To 20,000 kPa
- Outlet pressure:
- 415 kPa nominal pressure.
- Flow Capacity:
- nominal 700 L/min
- Red light setting
- 320 kPa line pressure.
- Amber light setting
- 600 kPa intermediate pressure
- ‘Reserve’ intermediate pressure setting:
- 1000 kPa nominal.
(With full cylinder pressure of 15/20,000 kPa and bleed flow of 5 litres per minute)
- Gas specific connectors – for all medical applications each gas coil is connected
to the
header blok by a different threaded connector making conections between different
gases
non-interchangeable.
- See Figures 4 and 5 for graph on performance.

9) Wall outlet with Humidifier flow meter (oxygen outlet warna : green)
- copper pipe ¼ B
3/8 (B) flore conection for down drop
- flow range adjustable 1-15 liter/minute
- Relessed type. & PIN

4. PEMASANGAN PERALTAN UTAMA DI INSTALASI CUPPER TUBE

a. Semua peralatan utama, termasuk Alarm System, Area Alarm System, Gas
Control Panel, Zone Valve, dan Valve-valve temasuk Outletnya sudah terpasang
sesuai system Gas medis, di bilas lagi atau di aliri dengan N2, supaya sytem
instalasi yang sudah terpasang benar-benar bersih, hingga beberapa kali, hingga
yakin sudah bersih.
b. Kemudian dilakukan tes tekanan kerja selama 3 x 24 jam hingga tidak ada
kebocoran di sytem dengan di control dng ala pressur gauge, hingga tidak ada
penurunan.
c. Untuk sumber Gas Medis, didapat dari Existing atau mencabang dari Instalasi
Utama dr yang sudah ada.

5. Penutup

Semua peralatan Instalasi dan outlet Gas Medis harus dalam kondisi baru dan baik
untuk memudahkan dalam hal flashing dan pembersihan sewaktu pemipaan sudah
selesai dengan.
1. Dialiri N2 hingga beberapa kali hingga dalam pipa bersih
2. Dalam mengaliri pipa di pukul-pukul untuk merontokkan benda padat yang
masih
menempel pada dinding pipa bagian dalam dan dipukul secara merata dengan
tidak
merusak struktur pipa dengan bahan kayu yang lunak.
3. Tes aliran secara serempak sesuai system kerja automatic sentral oxygen

PEKERJAAN INTALASI PEMADAM KEBAKARAN

B. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran yang dimaksudkan disini adalah
pengadaaan dan pemasangan peralatan pencegah kebakaran.
b. Adapun Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam proyek ini
meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai
 Instalasi Hydrant.
 Instalasi Sprinkler
 Instalasi Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extingusher)
 Pekerjaan peralatan pendukung terkait dengan instalasi diatas.
c. Pelaksana/Pemborong bekewajiban melaksanakan pekerjaaan perizinan
ke Dinas Pemadam Kebakaran setempat atau instansi berwenang, baik itu
pengesahan atau perizinan gambar dan pemrosesan sertifikat
keselamatan gedung.

2. Pekerjaan yang Berhubungan


a. Spesifikasi pekerjaan instalasi pemadam kebakaran sebagian besar sudah
disyaratkan dalam perkerjaan plambing. Dalam bab ini lebih banyak
mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistim instalasi pemadam
kebakaran.

b. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air limbah gedung,


Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain diluar
pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek dan Interior
 Pekerjaan Sipil dan Landscape

3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-
standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
 SNI : Standart Nasional Indonesia.
 SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan, Pemasangan
Pemadam Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
 SNI 03-1745-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Pipa Tegak dan Selang untuk Pencegahan bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
 SNI 03-3989-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Sprinkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung
 SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk Proteksi
Kebakaran.
 SNI 19-6772-2002, Tata Cara Sistem Pemadaman Api FM-200 (Hfc
227 ca)
 NFPA : National Fire Protection Association.
 Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas
Pekerjaan Umum.
 Pedoman Plumbing Indonesia Tahun 2000
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
 Standardisasi yang berlaku pada Pekerjaan Plambing
 Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran di daerah setempat
 Petunjuk pemasangan unit terkait.

C. PERSYARATAN TEKNIS

1. Persyaratan Teknis Systim


a. Sistim Pemadam Kebakaran adalah suatu sistim yang di sediakan untuk
suatu aksi terhadap pemadaman api kebakaran. Sistim ini dijalankan oleh
petugas pemadam dan atau pelaksana pemadam dengan pengetahuan
teknis dan latihan yang memadai. Perencanaan dan Pemilihan Sistim
pemadam kebakaran didasarkan atas beberapa hal menyangkut : tingkat
bahaya kebakaran, jenis kebakaran, area pemadaman, keamanan media
yang terbakar, dan lingkungan.

b. Instalasi Sistim Hidrant merupakan instalasi sistim aktif terhadap


pemadaman kebakaran dengan menggunakan air untuk memadamkan api
pada bangunan perumahan, perkantoran , industri, gedung pertemuan
serta fasilitas lainnya. Operasi Hidrant dilaksanakan petugas pemadam
kebakaran atau pengguna fasilitas hidrant dengan mengoperasikan
peralatan-peralatan hidrant, seperti halnya : Hydrant Box Indoor, Hydrant
Box Outdoor, Hydrant Pillar, Siamese Connection, dan peralatan
pendukung operasi lainnya. Valve disiagakan dalam posisi stand by-on
dimaksudkan agar air dapat dengan cepat keluar dari hidrant box dan atau
hydrant Pillar untuk pemadaman api.

c. Instalasi Sistim Sprinkler merupakan instalasi sistim aktif terhadap


pemadaman kebakaran dengan menggunakan air untuk memadamkan Air
keluar melaui sprinkler yang biasanya dipasang di ceiling/plafon atau sisi
atas ruang, jika temperatur dalam ruang mencapai suhu tertentu. Sprinkler
tersambung dengan Pompa Sprinkler melalui pipa hydrant utama, pipa
tegak , dan pipa cabang dioperasikan pada tekanan tertentu.

d. Instalasi Sistim Fire Extinguisher atau Pemadam Api Ringan merupakan


instalasi sistim aktif terhadap pemadaman kebakaran yang relatif kecil.
Secara typical alat pemadam berbentuk tabung bulat yang dilengkapi
pegangan tangan (hand-held), berisi agent yang dapat disemprotkan saat
pemadaman api.

2. Persyaratan Material
a. Material Instalasi Hydrant
- Hydrant Box Outdoor .
 Ukuran : 660 mm x 200 mm x 950 mm
 1 Roll Fire Hose 2½" x 30 M, with Machino Coupling.
 1 pcs of nozzle 2½"
- Hydrant Box Indoor.
 Ukuran : 800 mm x 180 mm x 1000 mm
 1 Roll Fire Hose 11/2” x 30 m, with Machino Coupling.
 1 pcs angle valve hydrant 1 1/2”.
 1 pcs of nozzle 1 1/2”.
 1 pcs angle valve hydrant 2 1/2”., harus dipasang sesuai dengan
Connection Pemadam Kebakaran Daerah setempat.
 1 pcs hose rack, 24 comb.

- Hydrant Pillar dan Siamese Connection.


 Hydrant Pillar yang digunakan dengan Two Way Outlet 2½ inchi
lengkap dengan tutup dan rantainya.
 Siamese Connection yang digunakan dengan Two way Outlet 2½
inchi lengkap dengan tutup dan rantainya.
 Jenis kopling penyambung disesuaikan dengan Connection
Pemadam Kebakaran setempat.

- Pipa dan Fittings


 Pipa : Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM
A 53 /ASTM A 120.
 Fittings :
o Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Thread connection,
Melleable Cast Iron, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
o Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Flange connection,
Steel Butt-Weld, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI

- Material pendukung.
Material pendukung Instalasi plambing untuk pekerjaan pemadam
kebakaran seperti halnya valves, gauges, hanger dan support, kawat
las, cat dan material pendukung lainnya diisyaratkan dalam pekerjaan
plambing.

b. Material Instalasi Sprinkler

- Sprinkler Head.
 Type of Sprinkler head : pendant, upright, vertical sidewall, and
horizontal sidewall
 Operating temperature : 57°C -107°C (disesuaikan
dengan spesifikasi ruangan)
 Material : Steel Iron
 Caps : metal or a metal with a teflon
disk.
 Connection : Joint Screw Size PT 1/2"
 Test Pressure : 25 kgf/cm2
 Spray Quantity : 80 l/min-1kgf/cm2
 Standart : UL Listed & FM Approved

- Fire Alarm Check Valve


 Type of Fire Alarm : Fire Alarm Check Valves
 Material : Cast Iron Casing, SS Disc Retainer,
EPDM Clapper facing Disc, SS Torsion Spring
 Bell : Stainless Steel.
 Connection : Flange Connection, 3”, 4” and 6”
 Work Pressure : 12 kgf/cm2
 Standart : UL Listed & FM Approved

- Pipa dan Fittings


 Pipa : Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM
A 53 /ASTM A 120.
 Fittings :
o Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Thread connection,
Melleable Cast Iron, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
o Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Flange connection,
Steel Butt-Weld, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI

- Material pendukung.
Material pendukung Instalasi plambing untuk pekerjaan pemadam
kebakaran seperti halnya valves, gauges, hanger dan support, kawat
las, cat dan material pendukung lainnya diisyaratkan dalam pekerjaan
plambing.

c. Material Instalasi Fire Suppresion, NN 100 ( Tidak di Tawarkan )


̴Adalah suatu pemadaman api dengan bahan Nitrogen yang dimana gas
Nitrogen mengikat Oxigen dalam batas tertentu hingga manusi masih bisa
bernapas..dan aman

CARA PEMASANGAN
−Untuk instalasi atau jalur pemipaan menuju tempat yang dianggap rawan
kebakaran dan aman terhadap kerusakan matrial.

Pemasangan tabung terletak di ruang yang tersendiri, di bagian yang


mudah dalam perawatan, tabung gas terdiri dari 3 Zone, atau 3 bagian
yang mempunyai tugas sendiri sendiri, supaya mudah penyalurannya
lewat pipa pipa intalasi Sec 40,
Tiap 1 ( satu ) zone terdiri dari beberapa tabung Gas N2, sesuai
perhitungan volume ruangan

Untuk pengontrolan tekanan ada di masing-masing Zone bagian yang di


lindungi, dan di conek ke Sentral fire alarm, untuk memudahkan para
petugas mencarai kejadian yang tumbul, dan langsung mengevakuasi
penghuni di situ. Di ruang yang diamankan oleh gan NN-100, bisa
diditeksi dng panel sentral fire Alarm
Sensor diteksi pemadaman gas, ter konek dengan kabel sensor, yang
akan membuka solenoid nya dan mematuk katup-katup tabung untung
mengeluarkan gas N2, sebagai gas pemadam api, tapi tidak barbahaya
dng pernapasan dan tubuh manusia

Pemadaman gas ini bekerja bila ada asap yang pekat, yang timbul dari
sensor yang di pasang pada bagian zone perlindungan, dan sensor
terdiri 2 ( dua ) Sensor Resiv & Transit, dan di tambah juga sensor dr fire
alarm.

Zone perlindungan dari pemadam gas ialah : ( Tidak di Tawarkan )


1. Ruang OK ( Ruang Bedah )
2. ICU, ICCU, PICU & NUCU
3. Ruang Control

Jaringan pipa Sec 80, melewati di atas plafon, dengan besaran pipa
paling besa adalah Ø 3”, jadi sangatlah mudah untuk lewat di atas plafon

d. Material Instalasi Fire Extinguisher

- Fire Extinguisher A.
 Material : Silinder Baja
 Test Pressure : 20 bar
 Jenis Kebakaran : A ( Media terbakar : Kayu, Kain, Kertas, dsb).
 Agent : Dry Chemical
 Kapasitas : sesuai schedule

- Fire Extinguisher B dan C


 Material : Silinder Baja
 Test Pressure : 20 bar
 Jenis Kebakaran :
 B ( Media terbakar : Minyak, gas, dsb)
 C (Media terbakar : Trafo, instalasi listrik, dsb)
 Agent : Carbon Dioxide
 Kapasitas : sesuai schedule

e.
System Pemadam kebakaran menyabung dng Instalasi yang sudah
ada, dan sebelum di pasang penyabangan ( Tee ) di sambung dng
Gate Valve, sebelum instalasi Hydrant & instalasi Sepringler
f. Jaringan Pipa Sepringler setelah dicabangakan dari instalasi
Hydrant, dan sebelumnya di pasang pressure reduzing Valve, di 2
(dua) tempat
- Valves
 Jenis/Type : Lihat Schedule
 Standart : Lihat Schedule
- Flow meter
 Jenis/Type : Ventury orifice
 Standart : Sesuai rekomendasi pabrikan
- Accessories
 Main Relief Valve : Sesuai rekomendasi pabrikan
 Safety Relief Valve : Sesuai rekomendasi pabrikan

g. Material Pendukung Instalasi.


Material Pendukung berasal dari pabrikan terkait atau material yang telah
disetujui pemilik/pemakai gedung, tanpa mengabaikan operasional alat
pemadam api ringan.

3. Persyaratan Pelaksanaan pompa utama ( Tidak di Tawarkan )

a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi pemadam kebakaran harus


memenuhi persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan
pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam
pekerjaan instalasi pemadam kebakaran. Selain itu Pelaksana/Pemborong
harus melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana
Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.
b. Letak ruang pompa utama untuk pemadam kebakaran dng air ialah do
bawah level air, atau di bawah level permukaan air di GWT, pemadam.
c. Karena pungsi adalah bila terjadi tekana turun secara tiba-tiba dan pompa
utama Elektrik atau Diesel pump tidak ada udara yang terjebak di dalam
pompa, atau impeller pompa, jadi bila pompa bekerja langsung nyala dan
keluar air untuk pemadaman

b. Pekerjaan Instalasi Hydrant


Pelaksanaan instalasi Hydrant meliputi pemasangan Hydrant Box Indoor,
Hydrant Box Outdooor, Hydrant Pillar, Siamese Connection, instalasi pipa
hydrant dan instalasi peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan
disyaratkan dalam pekerjaan hydrant ini diantarnya :
- Hydrant Box Indoor dipasang pada posisi yang telah direncanakan dengan
ketinggian ambang bawah tidak lebih dari 20 cm dari lantai.
- Hydrant Box Outdoor dan Hydrant Pillar dipasang pada posisi yang telah
direncanakan dengan jarak radius 50 meter.
- Pelaksanaan detail pemasangan didasarkan pada detail gambar rencana, dan
mengacu pada gambar kerja yang telah di setujui Pengawas dan atau
Managemen Kontruksi.
- Selain itu pelaksanaan pekerjaan detail pemasangan juga perlu
dikoordianasikan dengan pekerjaan arsitek (interior & exterior)tanpa
mengabaikan aspek akses operasional hydrant.

c. Pekerjaan Instalasi Sprinkler


Pelaksanaan instalasi sprinkler meliputi pemasangan sprinkler head,
instalasi pipa sprinkler, alarm check valve, pressure relief valves, safety
relief valves dan instalasi peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan
disyaratkan dalam pekerjaan sprinkler ini diantaranya :
- Sprinkler dipasang pada posisi yang telah direncanakan dengan standart
pemasangan untuk klas kebakaran ringan.
- Alarm check valve dipasang didasarkan pada gambar rencana, dan mengacu
pada gambar kerja yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen
Kontruksi.
- Demikian juga untuk pressure relief valves, safety relief valves dipasang
didasarkan pada gambar rencana, dan mengacu pada gambar kerja yang
telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
- Selain itu pelaksanaan pekerjaan detail pemasangan juga perlu
dikoordianasikan dengan pekerjaan arsitek (interior & exterior) tanpa
mengabaikan aspek akses operasional sprinkler.

d. Pekerjaan Instalasi Fire Extinguisher.


Pelaksanaan instalasi Fire Extinguisher meliputi pemasangan tabung
pemadam berikut isinya (agent), bracket dan instalasi peralatan
pendukungnya. Beberapa ketentuan disyaratkan dalam pekerjaan Fire
Extingusher ini diantaranya :

- Fire Extinguisher yang terpasang dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan
baru dan sudah terisi agent sesuai kapasitas tabungnya.
- Fire Extinguisher dipasangpada penggantung atau bracket sesuai material
dari pabrikan, yang digantung di dinding dengan ketentuan sebagai berikut :

 Fire Extinguisher-CO2, dipasang maksimal 150 cm dari lantai


untuk berat maksimal 20 kg.
 Fire Extinguisher-Dry Chemical dipasang maksimal 120 cm dari
lantai dan minimal 15 cm lantai ke dasar tabung untuk berat
maksimal 20 kg.

- Pada gambar rencana, Fire Extinguisher yang tergambar disesuaikan dengan


jenis kebakaran, area kebakaran, jarak pemadaman, dan tingkat kebakaran.
Jika dalam perkembangan pelaksanaan diinginkan posisi berbeda jauh
dengan gambar rencana, Pelaksana/Pemborong harus meminta persetujuan
kepada Pengawas atau Managemen Kontruksi.

e. Pekerjaan Instalasi Pompa Pemadam Kebakaran.


Instalasi Pompa Pemadam kebakaran meliputi pemasangan Pompa
Hydrant Elektrik, Pompa Hydrant Diesel, Pompa Hydrant Jockey, Panel
Kontrol Hydrant, instalasi pipa hydrant, intalasi pipa sensing/kontrol, valves
dan instalasi peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan disyaratkan
dalam pekerjaan sprinkler ini diantaranya :
- Pemasangan Instalasi Pompa Pemadam Kebakaran merupakan pekerjaan
instalasi sistim. Perletakan peralatan utama beserta peralatan pendukungnya
sangat berkaitan dengan jenis & merk pompa yang akan dipasang.
- Pompa dipasang didasarkan pada gambar rencana, dan mengacu pada
gambar kerja yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
Perletakan pompa juga harus dikonsultasikan pada tenaga ahli dari pabrikan
yang bersangkutan untuk memastikan ruang dan tata letak yang memenuhi
persyaratan teknis, operasional dan maintenance.

f. Testing & Commisioning


Testing dan Commisioning dalam pekerjaan pemadam kebakaran
dilakukan secara sebagian (partial) dan menyeluruh (integral).
Pelaksanaan pekerjaan test dan commissioning diajukan oleh
pelaksana/kontraktor untuk mendapakan persetujuan dari Pengawas dan
atau Managemen Kontruksi. Beberapa cara pengetesan disyaratkan
dalam pekerjaan ini diantaranya :
- Pengetesan instalasi pipa pemadam kebakaran dilaksanakan secara sebagian
(partial) dan menyeluruh (integral). Persyaratan teknis disyaratkan dalam
pekerjaan plambing.
- Pengetesan Hydrant dilaksanakan untuk setiap hydrant indoor dan hydrant
pillar terpasang. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart pengetesan
SNI yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
- Pengetesan sprinkler dilaksanakan secara partial dengan penentuan acak
pada sprikler terpasang. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart
pengetesan SNI yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen
Kontruksi.
- Pengetesan pemadam api ringan dilaksanakan secara partial dengan
penentuan acak pada pemadam api terpasang yang telah di setujui Pengawas
dan atau Managemen Kontruksi.
- Pengetesan pompa dilaksanakan secara partial dan menyeluruh oleh tenaga
ahli pabrikan. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart pengetesan SNI
dan atau prosedur pengetesan dari pabrikan yang telah di setujui Pengawas
dan atau Managemen Kontruksi.

D. JAMINAN DAN GARANSI

1. Jaminan Pekerjaan.

a. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi


pemadam kebakaran. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan
jaminan keandalan operational sistim plambing dan Pekerjaan
peralatan yang dipakai dalam sistim secara keseluruhan.

b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan


maintenance terhadap pekerjaan instalasi pemadam
kebakaran, setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6
bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama
berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

2. Garansi dan Spare Part


Garansi dan Spare Part instalasi pemadam kebakaran menagacu pada
garansi dan spare part yang telah dipasang pada instalasi unit instalasi
pemadam kebakaran.

3. Serah Terima Pekerjaan


a. Pekerjaaan instalasi pemadam kebakaran, dinyatakan selesai jika
Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi, test
dan telah beroperasi dengan baik sesuai perencanaan awal.

b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi instalasi pemadam


kebakaran, harus mendapat persetujuan Pengawas atau Managemen
Kontruksi.

PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

PERATURAN UMUM
PERATUAN DAN ACUAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut:
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982.
Keputusan Menteri P.U.No.02/KPTS/1985.
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah
Pedoman plambing Indonesia
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh:
Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakan.
Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN
yang dimaksud)

GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi
lain yang berhubungan dengan istalasi ini.
Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepad MK pada
saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue print, dijilid
serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

KOORDINASI
Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapakan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PELAKSANAAN PEMASANGAN
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi dlaam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus
segera menghubungi Direksi.
Pengambilan ukurarn dan/atau pemilihan kapasitas peratalatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

TESTING DAN COMMISSIONING


Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

MASA PEMILIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan
teguran dari Direksi atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka
Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada
pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.

Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini harus melatih petugas-petugas
yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat
melaksanakan pemeliharaannya.
Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksankan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan
Direksi serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:
Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan M.K.
Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah
yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga instalasi yang telah
terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.
Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan
maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan
kepada M.K.
LAPORAN-LAPORAN
Laporan Harian dan Mingguan
Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memerikan
gambaran mengenai:
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.
Jumlah material masuk / ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah / kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui /
disetujui.

Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis mengenai hal-
hal sebagai berikut:
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksankan harus disaksikan oleh pihak
Direksi.

PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penangggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan
teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan oleh pihak M.K. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada
ditempat pekerjaan pada saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak M.K.

PENAMBAHAN / PENGURANGAN / PERUBAHAN INSTALASI


Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana
dan M.K.
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gamabar perubahan yang ada kepada
pihak Direksi dalam rangkap 3 (tiga).
Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada M.K.
secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh
M.K. secara tertulis.
IJIN – IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN


Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup
pekerjaan instalasi ini.
Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak M.K. secara tertulis.

PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
Pemeriksaan khusus harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Direksi / Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

RAPAT LAPANGAN
Wakil Kantraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi
Tugas.

LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

UMUM
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan peralatan-
peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi gambar dan bill of quantity

URAIAN PEKARJAAN
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut:
Sistem Air Bersih
Sistem Air Kotor dan air Bekas
Sistem Pemadam Kebakaran
Sand & Carbon Filter

GAMBAR KERJA
Sebelum Kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus
menyeerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut:
Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama perlengkapandan
fixtures.
Detail denah perpipaan
Detail denah perkabelan
Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

GAMBAR INSTALASI TERPASANG


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur
terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir
penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan
sebenarnya.

SPESIFIKASI PERPIPAAN
UMUM
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:
Pipa
Sambungan
Katup
Strainer
Sambungan ekspansi
Sambungan fleksibel
Penggantung dan penumpu
Sleeve
Lubang pembersihan
Bak kontrol
Blok Beton
Galian
Pengecatan
Pengakhiran
Pengujian
Peralatan Bantu
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah
dari masing-masing sistem pipa.
Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungin dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN
Spesifikasi Bahan Perpipaan
KODE TEK TEK. TEK. SPESIFIKAS
SISTEM SISTEM . STD UJI I
KE BAHAN BAHAN PIPA ISOLASI
RJA
Air Bersih AB/PP- 8 10 10 PP-R A
dalam gedung R PN- 10
Air Bersih AB/PP- 5 10 10 PP-R A
diluar gedung R PN-10
Kolam dekorasi AB/PP- 3 40 10 PVC 10 A
R

Hidran didalam FH/ 7 40 40 SEC. 40 A


Gedung PK
Hidran diluar FH/ 7 10 20 PP-R B
Gedung PK PN-20
(ditanah)
Penyiraman AB/ 5 10 15 PP-R A
tanaman CW PN-10
Air kotor dan AK ABK gr 5 15 PVC AW A
air bekas 10 K
Saniter
Vent VT - 5 8 PVC AW A
5 -K
Air hujan SD/AH gr 10 15 PVC- A
AW 10 K
Minyak solar FO 3 20 30 B 20 A
A = tidak isolasi IB = diisolasi

Spesifikasi BSP 40
Penggunaan: Pipa Hidrant di dalam bangunan
Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Black steel pipe, sch 40, ASTMA 53
Sambungan /fiiting Dia. 50mm kebawah black malleable iron
ANSI B 16.3 class 175 lb, screwed end.
Dia. 65mm keatas, wrought steel butt weld
fitting ASI B 16.9, class 175 lb.
Flange Dia. 50mm kebawah black malleable cast
iron RF class 175 lb, screwed, Dia. 65mm
keatas Forged steel RF class 175 lb,
weldig joint.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, bronze atau A-metal
body calss 175 lb dengan sambungan ulir,
BS 21 / ANSI B2.1.
Dia. 65mm keatas, cast iron body class
175 lb dengan sambungan flanges, OS&Y
Type Ex Conex, Alium, Honywell
Produc Pipa PPR- PN 10 & PPR-PN 20, lengkap dengan Fiting-fitingnya,
Produc : AGRUSAN, & REHAU & sudah Uji Tes BPPT & ITS SBY
Spesifikasi SEC 40
Penggunaan: Pipa Hidrant di luar bangunan
Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Poliprophiline, DIN
Sambungan /fiiting Poliprophiline, DIN
Flange Dia. 50mm kebawah galvanized malleable
cast iron RF class 175 lb, screwed, Dia.
65mm keatas Forged steel RF class 175
lb, welding joint.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, bronze atau A-metal
body calss 175 lb dengan sambungan ulir,
BS 21 / JIS.
Dia. 65mm keatas, cast iron body class
175 lb dengan sambungan flanges, OS&Y
Type Ex Conex, Alium, & Honywel

Spesifikasi ABS 9
Penggunaan: Poliprophiline
Tekanan Standard 9 bar (DIN)
URAIAN KETERANGAN
Pipa Poliprophiline, DIN
Sambungan /fiiting Poliprophiline, DIN
Reducer Seperti diatas, mode concentric.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, malleable cast iron
body class 125 lb dengan sambungan ulir,
B21 /JIS. Dia. 65mm keatas, cast iron
body class 125 lb dengan sambungan
flanges. Ex TOYO, ASTAM, FIVALCO

Spesifikasi PVC 5
Penggunaan: Venting
Tekanan standard 5 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar
Sambungan /fiiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting
large radius, Solvent Cement joint type.
Reducer PVC Injection Moulded sanitary fitting
concentric, solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PVC 10
Penggunaan: - Air kotor dan air bekas
Air Hujan
Tekanan Standard 10 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Sambungan /fiiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large
radius, Solvent Cement joint type.
Reducer PVC injection moulded sanitary fitting concentric,
Solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Valve Schedule
Isolating Regulating Check
up to 2-1/2” up to 2-1/2” up to 2-1/2”
SERVICE and and and
2” above 2” above 2” above
Cold Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water
Indoor
Cold Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water
Indoor
Hot Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water
Indoor
Hot Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water
Outdoor
Hydrant Gate Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
&
Sprinkler
Fuel Oil Ball Gate Globe Globe Swing Double-disc
LPG Ball Ball Globe Globe Swing Double-disc
Raw Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water
Wate Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water by
Pump
Drain Gate Gate Globe Buterrfly Swing Double-disc

Persyaratan jenis peralatan


Jenis peralatan yang boleh dipegunakan disini adalah sebagai
berikut:

Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam

Katup penutup s/d 50 mm Ball Globe


(stop valve) screwed Butterfly Gate
Diaphargma

65 mm keatas Butterfly Globe


flanged Gate

Katup pengatur s/d 50 mm Globe Globe


(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphargma

65mm keatas Butterfly Globe


flange Globe

Non return valve s/d 50 mm Swing check


screwed
Globe check

65 mm keatas double swing check


flanged
disk check

Strainer “Y” typ “Bucket” type

Pressure Reducer Die and flow type

Pressure Indicator Dial dia. 100 mm Dial type

Note: W = Water, O = oil, G = Gas


SPESIFIKASI ISOLASI
Umum
Sistem yang harus diisolasi disini adalah sebagai berikut:
Hidran di luar bangunan

Spesifikasi IB
Penggunaan: Sistem Hidrant Luar Bangunan
Temperatur air s/d 80 C

Uraian Keterangan

Pipa dalam tanah

- bahan - PPR- PN-20 & PPR – PN 10


- pemasangan -

PERSYARATAN PEMASANGAN
Umum
Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta penghalang lainnya.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi
sistem dan yang diperlihatkan digambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
UNION atau FLANGE.
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air kotor dan air bekas harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil: 1«%
Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil: 1 «%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar: 1 «%
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian.
Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarahan-
pengarahan pipa hrus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan
terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana
pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan
pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool 15. Selama pemasangan, bila
terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada
setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk
mencegah masuknya benda-benda lain.
Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
Penggantung dan Penunjang Pipa
Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang cukup.
Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini:
Perubahan perubahan arah
Titik percabangan.
Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagi berikut:
Diameter Batang
Ukuran pipa Batang
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih dihitung
dengan faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.
Cara pemasangan pipa air kotor dan air bekas dalam tanah.
Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
Pengurungan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.

Pemasangan Katup-katup.
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagian-bagian berikut ini:
Sambungan masuk dan keluar peralatan.
Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Lain-lain, ukuran katup 20 mm
Ventilasi udara otomatis.
Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan kebawah.
Steam trap untuk aliran keatas dan kebawah.
Katup by-pass.
Pemasangan strainer.
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini:
Katup-katup Pengontrol.
Katup-katup Pengurangan tekanan.
Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.
Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan tempat-tempat yang mungkin timbul
kelebihan tekanan
Pemasangan Katup-katup Pengaman
Katup-katup Pengaman harus disediakan ditempat-tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.
Pemasangan Ven Udara Otomatis.
Ven udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara.
Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan.
Katup-katup Pengurangan Tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan
pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.
Pemasangan sambungan fleksibel.
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber
getaran.
Pemasangan Pengukur Tekanan.
Pengukuran tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur antara
lain:
Steam outlets and inlets of steam header.
Katup-katup pengurang tekanan.
Katup-katup pengontrol.
Setiap pompa
Setiap bejana tekan
Sambungan ulir
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 50 mm.
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan
campuran minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Sambungan solder
Sambungan solder ini berlaku antara cupper tube dan fitting.
Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder.
Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada
pengawasan sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai.
Brander pemanas yang harus dipergunakan ialah dari jenis pemanas LPG atau
Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan.
Sambungan Las
Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
*Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi contoh
hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai setifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai
surat ijin tertulis dari Direksi / Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Direksi/Pengawas.
Sambungan lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan
jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunkan alat pemotong khusus
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunkan pada alat-alat saniter sebagai berikut:
Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
Pada waste fitting dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya parking dan bukan seal threat.
Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar
pipa ataupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai
kedap air harus digunkan sayap.
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushig Sleeves”.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
“Caulk”.

Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunkan cara-cara/ metoda-
metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

PENGUJIAN
Sistem Air Bersih
Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah
tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% dan tidak lebih tinggi lagi dalam
jangka waktu 1 jam.
Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari
hubungan-hubungannnya selama uji tekanan berlangsung.
Sistem Air kotor dan air bekas
Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah
50% selam 1 jam.
Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik
tertinggi selama 1 jam.

PENGECATAN
Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
pipa servis
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbarui
Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut:
Lokasi Pengecatan Pengecatan
Pipa dan peralatan Zinchromate primer
dalam plafond 2 lapis
Pipa dan peralatan Zinchromate primer
expose 2 lapis dan cat akhir 2 lapis
Pipa besi/baja dalam tanah 2 lapis flincote & denso tape

LABEL KATUP (VALVE TAG)


Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan ditags
katup.
Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

I. SISTEM AIR BERSIH


LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:
Perpipaan, a air bersih,
Perkabelan
Panel listrik
Peralatan Instrumen dan kontrol
Penyambungan ke semua peralatan penunjang
Penyambungan ke semua peralatan pemakai
Pompa-pompa,
Valve-Valve & fitting
Filter-filter
Sumur Dalam ( Tidak dilaksanakan )
Roof Tanks
PERPIPAAN
. Dari bak 1 di tamping dahulu di Grountank, yang kemudian transfer ke Roof tank
ditampung di Bak Ke 2, yang kemudian di distribusi ke Kran mandi unt dirawat
inap atau di shower, Kran-kran cuci ruang kusus.

LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor dan air bekas disini antara lain
adalah sbb:
Perpipaan
Penyambungan dengan peralatan Plambing
Bak Periksa
Manhole
Floor Drain
Clean Out
Roof Drain & Graund Tank
PERPIPAAN
1. Umum
Macam perpipaan air kotor dan air bekas adalah, Air Hujan, Air kotor dan air bekas
Saniter.
Jenis pipa lihat “SPESIFIKASI PERPIPAAN”
2. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari Atap atau Canopy sampai selokan halaman atau sampai
rembesan tanah apabila belum ada selokan kota.
Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory,
Bathtab, Shower dan Floor Drain, sampai halaman menuju saluran Ipal, yang
sebelumnya lewat Septictank.
Khususnya pipa air bersih ruang rawat inap di, rumah sakit menggunakan pipa, PP-R
PN 10
Pipa tanpa karat untuk menjaga kebersihan air dan mutu air
BAK PERIKSA
Bak periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 40 meter pada pipa air kotor dan air bekas utama dalam tanah.
Bak periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat
beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
Bak periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven.
MANHOLE
Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.

5.5.0. FLOOR DRAIN


Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50 mm Water Seal. Setainlestil
Roog drain terdiri dari:
Chromium plated broze cover and ring
PVC neck
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving.
Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb:
Outlet diameter Cover diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
FLOOR CLEAN OUT
Floor Clean Out yang dipergunakandisini adalah Surface Opening Water Prooved Type.
Floor Clean Out terdiri dari:
Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
PVC neck {pembuangan laboratorium dan rumah sakit (Rehau Raupiano}
Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterprooving.
Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah
dibuka dan ditutup.
ROOF DRAIN
Roof Drain yang dipergunakan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproove.
Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
buangan.
Roof Drain harus terdiri atas 3 bagain sbb:
Bitumen Coated Cast Iron body dengan waterprooved flange
Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
Bitumen Coated cover Dome type.
POMPA DIRTRIBUSI
Distribution Pump capasity 35 m³/hr Pump Fress Water suply and instalation lengkap
water pipe installled by hanging, Hanger, suport, fitting, gate valve,
1. Valve-valve, Fexible, chek valve, and foot valve
Type : Sentrifugal Package Boost CR E 3-10
Power : 3 X 2,2 KW- 7,5 KW/ 380- 2900 RPM/50 HZ, 3PH
Capacity : 5 - 10 m³/jam
Total Head : 40 – 60 mt
2 Set untuk distri Busi Air bersih Normal,
2. Pompa Tekan : Jumlah 2 Unit terpasang
Total Head : 10 mt
Kapasitas : 4 m³
Daya : 2,2 KW, 3P 380-400 V, 50 HZ
Type : Sentrifugal, Otomatic Pressure, bahan Impeller Stainless Steel

KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS


a Project Manager : 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik
Sipil/Arsitektur , pengalaman sbg ahli Managemen Proyek, SKA Madya (602)
minimal 3 tahun;
b Site Manager : 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik
Sipil/Arsitektur , pengalaman sbg Ahli teknik bangunan gedung SKA Muda (201)atau
ahli Arsitek SKA Muda (SKA 101) minimal 3 tahun;
c Ahli sipil: 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Sipil pengalaman
sbg Ahli teknik bangunan gedung SKA Muda (201) minimal 3 tahun;
d Ahli Arsitektur : 1 orang dengan kualifikasipendidikan minimal S1 Teknik Arsitek ahli
Arsitek SKA Muda (SKA 101) minimal 3tahun;
e Ahli Safety Engineer /K3 Kontruksi : 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal
SMK Bangunan gedung ,sertifikat K3 ,minimal 3tahun;
f Ahli Mekanikal/Elektrikal 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik
Elektro/Mesin memiliki SKA AhliTeknik Tenaga Listrik Muda (401) / SKA Ahli
Mekanikal Muda (...) berpengalaman dalam pelaksana bangunan gedung, minimal
3tahun;
g Ahli Plumbing: 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal D3 Teknik Mesin
,pengalaman pelaksana bangunan gedung, minimal 3tahun;
h Kepala Pelaksana : 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal SMK Bangunan
gedung ,pengalaman pelaksana bangunan gedung, SKT (TA022) ,minimal 3tahun;
i Drafter : 1 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal SMK Bangunan gedung
,pengalaman juru gambar Arsitektur, SKT (TA003) ,minimal 3tahun;

KEBUTUHAN PERALATAN

No Jenis Alat Jumlah


1 Beton molen kapasitas 0,8 m3 3 Unit
2 Scafolding 200 Unit
3 Pompa air (total head 40 m, 120 liter/menit) 1 Unit
4 Bar cutter 1 Unit
5 Bar bender 1 Unit
6 Stamper 1 Unit
7 Theodholit 1 Unit
8 Vibrator 1 Unit
9 Mobil Pick up 2 Unit
10 Tangki Air 1000 liter 1 Unit
11 Generator set (50 KVA silence) 1 Unit
12 Dump Truck 2 Unit

MATERIAL LIST DAN DUKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI


GAWAT DARURAT RSPP BETUN TA 2019

SUB VENDOR / DISTRI ISO BROSU


No MATERIAL MERK / SPESIFIKASI
KONTRA PRODUSEN BUTO 9001:2008 R
KTOR R

I MEKANIKAL ,
ELEKTRIKAL
DAN
PLUMBING
ARTOLITE, SCARTO,
1 PENERANGAN V V NATIONAL
STOP
CONTACT/SA ABB, CLIPSAL,
2 KLAR V BERKER
SUPREME,
KABELINDO, KABEL
3 CABLE V METAL
EBARA, GROUNDFOS,
4 POMPA V V KSB
PIPA AIR
5 BERSIH (PPR) V V TORO,AMD, SD
PIPA AIR WAVIN, RUCIKA,
6 KOTOR VINYLON
SIER, PDA,
7 PANEL UNIMAKMUR
PENANGKAL
8 PETIR V PULSAR,HELITA
SIGMA,MITSUBHISI
9 LIFT BAD LIFT V V JAYA,
AIR DAIKIN,PANASONIC,T
10 CONDITIONING V V OSHIBA
NOHMI,NITTAN,SIMPL
11 FIRE ALARM EX
SAMSUNG,DECAUNMI
12 GAS MEDIS GASE,CNU
ARSITEKTUR
DAN
II FINISHING
FLOOR
1 V BASF, SIKA, FOSROC
HARDENER
2 KACA V ASAHI, MULIA, MUGI
KUSEN YKK, ALUTAMA,
3
ALUMUNIUM ALCONA
LANTAI/
4 DINDING LAPIS GRANITO, MONALISA,
HT V VENUS
LANTAI/
5 DINDING GRANITO, MONALISA,
KERAMIK V VENUS
PLAFOND ELEPHANT, KNAUFF,
6
GYPSUM V JAYABOARD
PLAFOND GRESIK, ELEPHANT,
7
CALCIBOARD V GYPROC
RANGKA
8
PLAFON V METAL FURING
JOTUN, PROPAN,
9. CAT DINDING
V MOWILEX
TOTO, AMERICAN
10. SANITARY
V STANDARD, GROHE
ALDAS, MUTIARA,
11 PAVING
V DIAMOND
ALUMINIUM ALCOPLA,
12 COMPOSIT ALUMENTALEC,
PANEL V V ALUCOBOND
TAJIMA,TARKET,SOM
13 VINIL
V V ER
ATAP METAL UNION S-
14
ROOF V V ROOF,BLUSCOPE

CATATAN :
1. Semua persyaratan dan dukungan material harus asli , baik dari produsen
atau distributor sedangkan brosur harus asli bukan download dari internet/ foto
copy.
2. Dukungan tersebut bila tidak bisa di sediakan / dipenuhi akan menggugurkan
penawaran.

LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Buku ini yang mana masih termasuk
lingkup dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyelesaikan sesuai petunjuk, perintah Direksi ataupun Konsultan Pengawas baik
sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan–perubahan di dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Adendum dokumen lelang).
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dengan dibuatkan berita
acara yang disahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.

Semarang, Mei 2019


Dibuat Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
(PPKOM) RSPP BETUN PT. Puri Aji Buana

AGUSTINUS KLAU ATOK Ir. C. Setyo Widodo, IAI


NIP. 19720809 200012 1 002 Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai