PENDAHULUAN
1
kumuh (Slum Area). Permukiman kumuh dapat dikatakan sebagai pengejawantahan
dari kemiskinan, karena pada umumnya di pemukiman kumuh tersebut masyarakat
miskin tinggal di wilayah perkotaan.
Permukiman kumuh dapat ditemui di berbagai belahan dunia. Di negara maju
seperti Amerika Serikat, berbagai wilayah permukiman kumuh telah ada lebih dari
satu abad yang lalu, seperti yang terjadi pada kawasan ghetto di Los Angeles (de
Graaf, 1970). Negara berkembang seperti Kenya juga menghadapi masalah
lingkungan dari pemukiman kumuh ini, terutama pada aspek kesehatan (Kimani-
Murage and Ngindu 2007). Di negara miskin seperti Uganda, masalah permukiman
kaum miskin diketahui berasosiasi dengan penyakit HIV/AIDS (Nyanzi, 2009).
Di Indonesia, kawasan permukiman kumuh telah teridentifikasi di berbagai
tingkat perkotaan, baik pada perkotaan dengan penduduk tinggi maupun sedang.
Pada daerah Bandung kondisi masyarakat di permukiman kumuh ditandai oleh
rendahnya tingkat pendidikan kepala keluarga, yaitu antara berkisar SD dan SMP.
Kondisi ini menyebabkan mereka sulit untuk memiliki pekerjaan tetap, sehingga
umumnya bekerja pada sektor informal (Lestari, 2006). Kota Surakarta yang
merupakan salah satu di antara sepuluh kota besar di Indonesia yang sedang dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, juga mempunyai masalah permukiman
kumuh karena arus urbanisasi ke daerah ini semakin besar, sehingga terbentuk
lingkungan perumahan yang berpendapatan rendah (Prasetyo, 2009). Kondisi seperti
ini juga terjadi di kota Medan (Zulkarnain, 2004).
Sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta juga menghadapi masalah
permukiman kumuh. Lokasi yang cenderung tersebar menjadikannya sulit dikelola,
sehingga hampir setiap administratif kota di Jakarta memiliki wilayah kumuh. Salah
satu wilayah penting dari Provinsi DKI Jakarta dengan permasalahan tersebut adalah
Kota Jakarta Timur. Kota ini didesain menjadi daerah pengembangan untuk
permukiman penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi terutama industri pengolahan
dan pariwisata (BPS, 2007). Menurut data Dinas Kependudukan DKI Jakarta dan
Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya, persebaran penduduk yang
paling padat dan jumlah pendatang yang terbanyak adalah menuju ke Jakarta Timur.
Adanya kawasan industri merupakan salah satu alasan besarnya arus migrasi ke
wilayah tersebut.
2
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
(1) Mengidentifikasi kawasan permukiman kumuh di wilayah Jakarta Timur,
(2) Mempelajari karakteristik permukiman kumuh di wilayah Jakarta Timur,
(3) Mengetahui faktor penciri yang menentukan kawasan kumuh, dan
(4) Mempelajari mobilitas masyarakat di permukiman kumuh.