SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
Syarat-Syarat Khusus
Pasal 2
Uraian Pekerjaan
a. Generator Set.
b. Beton molen
c. Mesin pemadat (Stamper)
d. Mesin penggetar beton (Vibrator)
e. Alat-alat Ukur (Theodolite – Level dll)
f. Bor Listrik
g. Ketam Listrik
h. Alat-alat pertungan sederhan wajib dimuliki oleh setiap tukang.
i. Excavator
j. Alat-alat lain yang diperlukan
Pasal 3
Ukuran – Ukuran
Pasal 4
Papan Nama Proyek
4.2. Papan nama proyek dipasang sesuai dengan standar yang berlaku
berdasarkan petunjuk dari Direksi dan menjadi beban Kontraktor.
4.3. Papan nama proyek dimaksud harus dipasang dilokasi proyek dan harus
ditempat yang dapat dilihat dengan bebas.
Pasal 5
Pekerjaan Persiapan
Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi
pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna
mempersiapkangambar purna bangun (As built Drawing).
.
Pasal 6
Keamanan Proyek, Izin Membangun, Asuransi
Polis dari asuransi CAR ini diserahkan kepada PPTK paling lambat sebelum
Angsuran I (Pertama) direalisir.
6.4. Direksi Keet.
6.4.1. 2 (dua) unit meja tulis (1/2 biro) lengkap dengan kursinya.
6.4.2. 1 (satu) unit komputer lengkap printer dan meja.
6.4.3. 1 (satu) White Board lengkap dengan spidol dan penghapus.
6.4.4. 1 (satu) buah buku tamu & 1 (satu) buah buku harian lapangan.
Untuk keperluan bekerja dan juga untuk Direksi Keet, Kontraktor wajib
menyediakan penampungan air yang memadai. Kualitas air harus
memenuhi syarat kesehatan standar WHO. Kontraktor bertanggung
jawab sepenuhnya atas akibat yang timbul dari pemakaian air yang
tidak memenuhi syarat. Tempat mandi dari pekerja harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak akan membuat lapangan/job site
menjadi becek dan kotor.
Pasal 7
Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja
Pasal 8
Pekerjaan Tanah
8.1. Umum.
8.2. Penggalian.
8.2.1. Umum.
b. Penggalian harus sesuai dengan garis dan peil yang tertera pada
gambar.
8.3.1. Umum.
a. Bahan terpilih.
b. Pasir.
Pasal 9
Pekerjaan Batu dan Plesteran
9.1. Umum.
Semua bahan harus dari texture dan ukuran seperti contoh yang diajukan,
serta memenuhi syarat :
Semua batu bata harus dari mutu kelas satu, padat, keras matang
pembakarannya, benar dan seragam ukurannya, mempunyai ujung
persegi dan harus sesuai dengan Standar Industri setempat. Semua
batu bata untuk satu bangunan harus berasal satu pabrik ex local,
dengan ukuran minimal 8x8x18cm
9.3.2. Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan bersih
dari kotoran (direndam dalam air sehingga buihnya habis). Batu bata
harus dipasang tegak lurus dengan bantuan bentangan benang yang
a. Dinding kedap air, yaitu dinding dibawah lantai mulai dari sloof
pondasi sampai atas lantai dan 20 cm diatas lantai, serta dinding
yang berhubungan dengan air (toilet) sampai dengan 150 cm
diatas latani, dilakukan dengan adukan 1pc : 2ps.
b. Semua ujung-ujung dinding, sudut-sudut, pinggiran, lubang dan
sebagainya dilakukan dengan adukan 1pc : 3ps.
Setiap pertemuan tegak lurus dari dinding pasangan batu bata diberi
kolom praktis 11 x 11 cm dari beton bertulang K – 175 dengan
pembesian 4 dia. 10 cm dan beugel dia. 6 – 20 cm.
9.4.1. Bahan.
a. Semen.
Semen harus Portland Cement (PC) sesuai dengan SNI.T-15-1991-03
dan pasal pekerjaan beton.
b. Pasir.
Agregat halus (pasir) harus bersih, keras dan awet, bebas dari
minyak, bahan organis dan unsur lain yang merusak dan harus
sesuai dengan ketentuan pasal pekerjaan beton.
c. Air.
Air unuk mencampur harus bersih, segar dan bebas dari bahan
yang merusak, seperti minyak, alkali, asam atau bahan nabati.
a. Campuran.
Adukan plesteran harus dicampur dengan perbandingan sesuai
ketentuan yang telah ditentukan dalam tebal tersebut dibawah ini.
b. Tebal.
Semua plesteran harus dipasang menurut tebal berikut. Tebal
tambahan diperlukan menutup bagian yang tidak rata pada
beton atau permukaan pekerjaan pasangan.
Tebal standar dari ukuran yang dipasang pada dinding luar dan
dalam adalah 15 - 20 mm.
T E B A L (MM)
LPS LPS LPS TEBAL
KASAR SEDNG HALUS SELURUHNYA
Dinding Dalam 8 5 2 15
Dinding Luar 8 5 2 15
Bagian Lain 8 5 2 15
9.4.3. Penggunaan.
a. Lapisan Kasar.
Lapisan kasar harus menutupi seluruh bidang dinding. Sebelum
lapisan kasar mengeras, harus dibuat goresan melintang untuk
memperoleh ikatan mekanis bagian lapisan sedang. Lapisan ini
harus dibasahi selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh
sebelum lapisan sedang dipasang.
Lapisan kasar harus dipasang merata dan dengan cukup tekanan
untuk menghasilkan ikatan yang baik.
b. Lapisan Sedang.
Sebelum mulai memasang lapisan sedang, permukaan dari lapisan
kasar harus dibasahi.
Lapisan sedang harus dibentuk menjadi suatu permukaan yang
betul-betul rata, kemudian dibuat kasar dengan mistar kayu atau
dibuat goresan melintang untuk meperoleh letakan lapisan halus.
Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan agar
mengering.
Pasal 10
Pekerjaan Beton Bertulang
10.2.1. Referensi
a. SKBI-2.3.53.1987
b. SNI 03-1727-1989
c. SNI 03-1728-1989
d. SNI 03-1736-1989
e. SNI 03-1750-1990
f. SNI 03-1756-1990
g. SNI 03-2461-1991
h. SNI 03-2495-1991
i. SNI 03-2834-1992
j. SNI 03-2847-1992
k. SNI 03-2854-1992
l. SNI 03-2914-1992
m. SNI 03-3976-1995
n. SK SNI S-36–1990–03
o. SK SNI T-28-1991-03
p. SK SNI T-15-1992-03
b. Batu split/krikil dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta
tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun
jumlah yang cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan
beton.
Split/krikil harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada SNI
1734-1989, atau daftar berikut ini:
Split/Krikil Pasir
Ayakan % Lewat Ayakan Ayakan % Lewat Ayakan
(Berat Kering) (Berat Kering)
30 mm 100 10 mm 100
25 mm 90 – 100 5 mm 90 – 100
15 mm 25 – 60 2.5 mm 80 – 100
5 mm 0 – 10 1.2 mm 50 – 90
2.5 mm 0–5 0.6 mm 25 – 60
0.3 mm 10 – 30
0.15 mm 2 – 10
c. Air.
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan
kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar.
Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
e. Tulangan Baja
b. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh
agregat) tidak boleh melampaui 0.50 (perbandingan berat).
Perbandingan campuran tersebut dapat diubah jika diperlukan
untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki dengan
kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik
dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
e. Suatu kali jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari
70% dari beton umur 28 hari, maka Konsultan Pengawas berhak
untuk memerintahkan Kontraktor untuk menambah PC ke dalam
campuran beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur 28
hari yang tidak mencapai mutu beton yang dikehendaki, maka
pengecoran selanjutnya harus dihentikan sampai persoalan
tersebut dapat diselesaikan oleh Kontraktor dan Konsultan
Pengawas.
f. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip
atau adukan kelur dari sambungan.
Pasal 22
Pekerjaan Kayu
22.2.4. Kelembaban.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, disyaratkan
kelembaban kayu tidak lebih dari 14 % terpasang.
Untuk ketebalan kayu tidak lebih dari 7 cm, diijinkan
kelembaban kayu 25 % maximum.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm
diijinkan kelembaban kayu 18 % maximum.
Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture
content) tersebut diatas diperiksa dengan alat pemeriksa
kelembaban kayu.
25.1 Semua sisa-sisa bahan bangunan, alat-alat bantu harus dikeluarkan dari
Komplek SLBN, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor. Untuk
itu Kontraktor harus memperhitungkan hal ini dalam penawarannya, khusus
mengenai mobilisasi dan demobilisasi peralatan.
25.2 Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini namun memerlukan
penyelesaian dilapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian oleh
Direksi Lapangan, Konsultan Perencana dan Kontraktor serta
diketahui/disetujui oleh Pengguna Jasa.
Malaka , 2017
Dibuat oleh,
Disetujui oleh, Konsultan Perencana
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) PT. INTRA PERSADA KONSULTAN
BIDANG CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN
Mengetahui,
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN MALAKA