Anda di halaman 1dari 63

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SELATAN

DINAS KESEHATAN
JALAN. GAJAH MADA NO.-.TELP.-.KODE POS 93752

SPESIFIKASI TEKNIS

(Priode 01 Nopember s/d 30 Nopember 2013)

KONTRAK LAYANAN JASA KONSULTAN


Nomor : 004/PPK-DINKES/SP/II/2022
Periode : 14 Februari 2021 s/d 05 Maret 2022

PEKERJAAN :
Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Tahun Anggaran 2022


SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM

1. URAIAN UMUM PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pembangunan Aula Ruangan


Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja
(tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan
peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang
dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara
Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan
selama pelaksanaan.

2. BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :


a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
c. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 tentang perubahan keempat
atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan
h. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
i. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-
3/56)
j. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
k. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
l. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja)

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 1
m. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja)
n. SKSNI T-15-1991-03
o. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
p. Algemenee Voorwarden (AV)
q. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
r. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5)
s. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI
03-2847-2002
t. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
u. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
v. Peraturan Semen Portland IndonesiaNI 8 Tahun 1972
w. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-
2407-1997
x. I.3.8. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi
SNI 03-2410-1991
y. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984
z. Peraturan & Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan

3. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :


 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama
masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/
ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan,
atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/ melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah
:
- Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar
detail, maka gambar detail yang diikuti.
- Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka
ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan
penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidak
sempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
- Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS
yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan
penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 2
- RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang
harus diikuti demikian juga sebaliknya.
c. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan
pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau
kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah
dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/ melaksanakannya kembali
setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti
rugi apapun dari pihak-pihak lain.

4. SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan


meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran - pengukuran
dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan
untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang
cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan,
serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau
tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan
yang baik diantara pekerja/ karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan
seperti beton molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat
pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan
perhatian penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum
suatu komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi
yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami
perubahan dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa
gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat “g” harus diartikan telah
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan
pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan
pemeliharaan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 3
diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/ perbaikan kembali yang harus dilaksanakan
Kontraktor, bila:
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada
masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai
kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan
lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami
kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-
bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet
harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan
dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

5. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik
prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen
pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah
dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang
dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai,
Kontraktor Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadwal
pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan
jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan
2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun,
Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus
dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

6. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam


jumlah dan kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 4
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong
harus mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada
Konsultan Pengawas yang akan diajukan User dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan
ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak boleh digunakan dan harus
segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas
ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan
Pengawas memerintahkan untuk membongkar kembali bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian
akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai,
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor untuk
memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan
yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil
pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk
melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari
kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di
bawah ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum
disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di
belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan
plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air
tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi
diperlukan rekomendasi laboratorium.
 Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu
merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan
komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara
dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk
menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 5
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai dan atau pasir
setempat, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam,
garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang
lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran
sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25
mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang
gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam
pecah, bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam
PBI 1971.

B. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Pembangunan Aula


Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Pekerjaan Persiapan :
Sebelum pekerjaan dimulai harus diadakan persiapan dengan
menyediakan peralatan pokok dan pendukung sesuai kebutuhan
sehingga nantinya didapat hasil kerja maksimal dengan kualitas baik

b. Pekerjaan pengukuran dan pasangan bouwplank


 Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan harus didakan pengukuran secara
keseluruhan guna didapatkan volume, ukuran yang jelas dan
tepat dan hasil pekerjaan sesuai rencana, dengan menggunakan
alat ukur waterpass/theodolite.
 pasangan bouwplank
Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas III) ukuran
minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang
dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang
pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya. Bouwplank harus benar-benar datar
(waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat ukur
yang disetujui Konsultan Pengawas. Bouwplank harus
menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar
tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 6
c. Air Pengadaan air kerja
Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan / biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu:
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala
macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan
sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang
air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan
untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

d. Papan Nama Proyek


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di
bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran
dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang
setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang
reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa
ijin dari Pemberi Tugas.

e. Kantor Pengawas (Direksi Keet) dan Barak Kerja

1) Kantor Pengawas (Direksi Keet)


Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan
ruang kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk
kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus
disediakan adalah sebagai berikut :
- Ruang : ukuran 75 m2
- Konstruksi : rangka kayu kls II, lantai plesteran, dinding
double plywood tidak usah dicat, atap asbes
gelombang
- Fasilitas : air dan penerangan listrik
- Furnitur :
 3 meja kerja dan 5 kursi
 1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x
240 cm, dan 10 kursi
 1 unit komputer dan printer
 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240
x 30 cm

Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan


kantor tersebut beserta peralatannya.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet yang sudah
ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan
jika dianggap perlu.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 7
2. Barak Kerja
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los
kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman
pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja /
buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang
memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak / denah halaman proyek dan
rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat
menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja
yang sudah ada.

3. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

3.1. Pekerjaan Galian

- Pekerjaan galian dilaksanakan untuk pekerjaan pondasi,


dengan panjang, lebar dan kedalaman sesuai gambar bestek
dengan teknis pelaksanaan dan letak penempatan sesuai yang
ditunjuk dalam Gambar Perencanaan.
- Tinggi dasar 0.00 m peil lantai bangunan, direncanakan sesuai
gambar-gambar pelaksanaan, tiap titik peil dilevelling terhadap tinggi
dasar 0.00 m yang permanen (bangunan terdekat yang sudah
ada).
- Pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan berikut
pengerjaannya dan pengadaan segala macam bahan, alat-alat,
pengerahan tenaga kerja, dll. Meskipun hal tersebut tidak diuraikan
secara terperinci dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
- Galian tanah yang tidak dipakai (sisa urug tanah kembali) harus
dibuang di luar lokasi pekerjaan.
- Dalamnya galian pondasi harus sesuai dengan gambar dan detail,
hal-hal yang menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
lebih atau kurang.
- Lubang galian tanah tanah harus dalam kondisi kering sebelum
dilaksanakan pekerjaan pondasi, apabila air tanah keluar harus
dikeringkan terlebih dahulu dengan menguras atau dengan pompa
air.

3.2. Pekerjaan Urugan Tanah

- Urug pasir dilaksanakan di bawah pondasi serta di tempat


lainnya (lihat gambar).
- Menggunakan pasir urug yang bagus, bebas dari kotoran.
- Pengurugan dilaksanakan setebal sesuai gambar,

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 8
dilaksanakan selapis demi selapis dan dipadatkan dengan
kepadatan memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
- Urug sirtu dilaksanakan pada galian tanah pondasi,
peninggian peil lantai bangunan rencana setinggi gambar
- Rencana , urugan sirtu dilaksanakan selapis demi selapis disiram air
sampai jenuh dan dipadatkan dengan alat pemadat (stamper) setiap
lapisnya sampai dengan ketinggian yang ditentukan dengan
kepadatan yang memenuhi syarat yang disetujui oleh direksi.

3.3. Pekerjaan Batu kosong

3.3.1. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk pekerjaan Batu kosong ialah :
- Pembuatan urugan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan.
- Pemasangan batu kosong sesuai Gambar Kerja.
3.3.2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
- Batu yang akan digunakan adalah batu belah (bukan batu
padat), diameter batu tidak boleh melebihi 20 cm dan tidak
kurang dari 10cm.
- Batu dipasang tegak lurus dengan permukaan, agar
kedudukan batu-batu kuat dalam pemasangannya dan diatur
sedemikian rupa sehingga permukaan batu rata (satu batu).
- Pertemuan antara satu batu dengan batu yang lain saling
beriringan dan tidak boleh ada tanahnya.

3.4. Pekerjaan pondasi batu gunung

3.4.1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :


- Pembuatan semua pondasi batu Gunung sesuai Gambar
Kerja.
- Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai
Gambar Kerja.

3.4.2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan

- Persyaratan Umum
Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila
galian tanah telah diperiksa ukuran dan kedalamannya dan
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air
tergenang karena air tanah dan air hujan, maka sebelum
pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan
dibuang di daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan
dan dasar lubang dikeringkan.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 9
Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung
penghentian pondasi harus bergigi agar penyambungan
berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-
rongga udara/celah-celah.

3.4.3. Pondasi Pasangan Batu Gunung

- Adukan yang dipergunakan 1 pc : 4 ps.


- Adukan 1 pc : 3 ps dipergunakan untuk semua pekerjaan
pondasi batu gunung setinggi 20 cm dari permukaan atas
pondasi.
- Penampang batu maksimum 30 cm dengan minimum tiga
muka pecahan.

4. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG DAN BEKISTING

4.1. PEKERJAAN BETON DAN BESI

a. UMUM

1) Lingkup Pekerjaan

- Pembesian
- Tulangan besi, lengkap dengan kawat pengikatnya,
- Beton decking (supportchairs), bolster, speacer forreinforcing
- Pengecoran Beton Beton cor ditempat untuk rangka bangunan,
dinding pondasi dan pelat pendukung
- Finishing permukaan beton pada dinding, pelat,balokdan kolom.

2) Peraturan-Peraturan

- Persyaratan Beton StrukturalUntuk Bangunan Gedung SNI


2847:2013
- Spesifikasi UntukBangunan Gedung Baja SNI 1729:2015
- Peraturan Semen Portland SNI15-2049-2004
- ASTM,USAC 33
- ConcreteAggregatesC 150
- PortlandCementACI (American Concrete Institute), USA
211 Recommended Practice for selecting proportions for Normal
and Heavy Weight Concrete.
212 Guide foruse Admixturein Concrete
212 Recommended Practice for Evaluation of Compression Test
Result of Field Concrete

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 10
3) Penyimpanan

- Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus


sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
- Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah atau utuh,
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada sak
segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering,
terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh
(belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras,
bagian tersebut harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian
yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka
jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama.
Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta
harus tetap terjamin.
- Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan
menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau
zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain).
- Jenis semen sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan setara
(SemenTiga Roda) untuk digunakan adalah mengikatseluruh
pekerjaan.
- Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton
ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

b. BAHAN-BAHAN

1) Semen

 Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara


denganSemenTiga Roda yang sesuai dengan syarat-syarat:
- Peraturan Semen Portland SNI15-2049-2004
- Persyaratan Beton Strukturan Untuk Bangunan Gedung SNI
2847:2013
 Mempunyai sertifikat uji (test certificate).
 Mendapat Persetujuan Konsultan Perencana / KonsultanMK /
Pengawas.
 Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis /
merk semen untuk suatu konstruksi / struktur yang sama), dalam
keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang
masih disegel dan tidak pecah.
 Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus
diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 11
ventilasinya dan diletakkan tidakkena air, diletakan pada tempat
yang ditinggikan paling sedikit 30cm dari lantai. Sak-sak semen
tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau
maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harusdi tandai dan
dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
 Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan
akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu
2x24 jam.

2) Agregat

 Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan


pasir beton,harus memenuhi syarat-syarat:
- Peraturan tentang Agregat halus dan kasar, Metode pengujian
analisis saringan SNI 03-1968-1990.
- Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
2847:2013.
- Tidak Mudah Hancur (tetapkeras), tidak porous.
- Bebas dari tanah / tanah liat (tidak bercampur dengan
tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya.
 Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana
penguji dari Rudelaff dengan beban penguji 20ton, agregat kasar
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 -19 mm lebih dari
24%
- Tidakterjadipembubukansampaifraksi19-30 mm lebih dari 22%
atau dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi
kehilangan berat lebih dari 50 %.
 Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang
mempunyaiukuran lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya
harus mendapat persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
 Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus
dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai
daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi
campuran yang akan dipakai.
 Konsultan MK/Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk
mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat
penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan MK/Pengawas, setiap
saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
 Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut
disupply, maka Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan
kepada Konsultan MK/Pengawas.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 12
 Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain dan terkotori.

3) Air

 Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di


lapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung
bahan-bahan kimia (asam alkali), tidak mengandung organisme
yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
Memenuhi syarat-syarat Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung SNI 2847:2013 dan diuji oleh Laboratorium yang
diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung oleh pihak
Kontraktor.
 Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk
dipakai.
 Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m dan kombinasi sulfat
(SO3) tidak melebihi 1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu.
Konsultan MK/Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

4) Besi Beton

Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:


 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
2847:2013 dan Peraturan Baja tulangan beton SNI07-2052-2002.
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
 Dari jenis baja mutu U-24 untuk <13 mm dan U40 untuk D 13 mm
(ulir) dan D10 mm (ulir).
Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan sesuai SNI (mengacu ke point pertama).Mempunyai
penampang yang samarata.Ukuran disesuaikan dengan gambar-
gambar.
 Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan Konsultan
MK/Pengawas.
 Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenan-kan untuk mencampur-adukan bermacam-macam
sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap
pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate.
 Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan Konsultan
MK/Pengawas.
 Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenan-kan untuk mencampur-adukan bermacam-macam

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 13
sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap
pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate.
 Kontraktor bila mana diminta harus mengadakan pengujian mutu
besi beton yangakan dipakai, sesuai dengan petunjuk Konsultan
MK/Pengawas. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian
Konsultan Konsultan MK/Pengawas. Jumlah test besi beton dengan
interval setiap 1 truk=1 buah benda uji atau tiap10 ton=1 buah test
besi. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat
bila mana dipandang perlu oleh Konsultan MK/Pengawas.
 Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
atau mendapat persetujuan Konsultan MK/Pengawas. Hubungan
antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan
kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama
pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan
acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak,
kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang
merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya
tidak sesuai dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas,harus segera
dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari
Konsultan MK/Pengawas, dalam waktu2 x24 jam.

5) Admixture

 Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu


pengikatan dan pengerasan maupun maksud-maksud lain dapat
dipakai bahan admixture.
 Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK/Pengawas.
 Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah rusak,
tidak boleh dipergunakan.
 Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama,
cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran
yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatua admixture
 Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor
diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Konsultan Pengawas mengenai halter sebut. Untuk itu Kontraktor
diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut
dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama
pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 14
6) Grouting

Untuk grouting disekitar angker dipakai Conbex 100 atau yang setara
dengan tebal minimum 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan
injection pump.

7) Trial Mixes

 Umum Setiap design mix harus menunjukkan water cemen tratio,


water content, agregat gradation, slump, air contentdan kekuatan
(strength).
 Percobaan Laboratorium Apabila design mixes sudah disetujui,
percobaan-percobaan pada setiap campuran harus dilaksanakan
dilapangan untuk membuktikan cukup tidaknya disain mixes dan
menunjukkan :
- Water cement ratio
- workability/slump
- drying shrinkage
- kekuatan beton pada umur 7,14 dan 28 hari
- kepadatan

Kekuatan beton dari trial mixer harus 25% lebih dari kekuatan yang
disyaratkan. Dari setiap trialmix, dibuat sedikitnya 6 (enam)
silinder/kubus untuk memutuskan Pengujian di lapangan. Begitu
pengujian laboratorium telah lengkap dengan memuaskan,
pengujian dengan skala penuh memakai tempat dan peralatan yang
akan dipakai untuk pekerjaan permanen harus dilaksanakan.
Tempat dan peralatan harus dipelajari dan dicoba untuk
pemenuhan persyaratan-persyaratan sebelum percobaan-
percobaan lapangan tersebut diadakan. Pengujian seperti di atas
harus dilakukan dan campuran dimodifikasi sampai hasilnya
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan. Untuk setiap
trialmix, harus dibuat sedikitnya 6(enam) silinder/kubus untuk
penilaian.
Selain itu, untuk melepas cetakan dan perancah (pada pekerjaan
beton) dan untuk memberi prategang (prestressing) pada pekerjaan
beton prategang (prestress); kuat tekan beton diambil dari contoh
benda uji silinder/kubus yang dibuat mengikuti ketentuan yang
berlaku, selanjutnya diletakkan dan dirawat sama dengan struktur
beton pada tempat yang bersangkutan.

8) Bahan Tambahan

Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan


persetujuan Konsultan Pengawas yang ditunjuk. Pemakaian bahan
harus sesuai dengan instruksi pabrik dan persetujuan pendahuluan
harus diperoleh dari Konsultan Pengawas yang ditunjuk dalam setiap
kasus.Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 15
bahan tambahan yang disetujui tidak akan mempengaruhi kekuatan,
ketahanan atau penampilan dari penyelesaian akhir pekerjaan beton.
Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

c. Pelaksanaan

1) Mutu Beton
a) Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 2847:2013.
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan
penggunaan beton
b) Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trialmix) untuk
mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada
permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation) dari aggregat. Percobaan slump diadakan menurut
syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI 03-
2847-2013).
c) Pekerjaan pembuatanadukan percobaan (trial mix) tersebut diatas
harus dilakukan untuk menentukan beton yang harus dimulai.
d) Adukan Beton Yang Dibuat Setempat (Site Mixing)Adukan beton
harus memenuhi syarat-syarat:
 Semen diukur menurut volume
 Agregat diukur menurut volume
 Pasir diukur menurut volume
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk
mesin (batch mixer)
 Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin
pengaduk
 Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua
bahan berada dalam mesin pengaduk.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

Adukan beton:
 Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI2847:2013.
Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang
disyaratkan dalam gambar.
 Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes)
untuk mengontrol daya kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan
pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya
pengendapan (segregasi) dari agregat.
 Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia (SNI2847:2013).
 Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut
diatas harus dilakukan untuk menentukan komposisi adukan
yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya dan harus
mendapat persetujuan Konsultan MK/Pengawas.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 16
Pengecoran dengan sistim site mix adalah pelaksanaan
pengecoran dimana proses pencampuran dan pengadukan beton
dilakukan di lapangan / di lokasi kerja. Umumnya pelaksanaan ini
dilaksanakan oleh pertimbangan:
 Tidak ada nya beton ready mix di dekat lokasi .
 Biaya yang terlampau mahal bila mendatangkan dari luar kota.
 Pertimbangan biaya yang lebih murah jika dibuat di lokas

Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk beton yang


menggunakan site mix adalah saat pencampuran dan pengadukan
sering tidak merata baik dari volume campuran maupun proses
pengadukan yang tidak bagus, apalagi dilakukan secara manual. Jika
menggunakan mesin molen beton, mungkin pencampuran akan
didapatkan adukan yang lebih baik, tapi kadang kesalahan penuangan
material kedalam molen baik air ataupun material lainnya bisa
menjadikan campuran tidak bagus.

Untuk mendapatkan hasil maksimal di lapangan, pemilik bangunan,


pelaksana dan pengawas (bila pemilik kurang mengerti teknis bisa
menunjuk pengawas) perlu memperhatikan standar pelaksanaan
pengecoran beton mulai pemilihan material, pencampuran,
pengadukan dan penuangan berjalan dengan baik.

Berikut langkah langkah pengecoran di lapangan dengan


menggunakan beton site mix :

 Pengawas dan pelaksana harus memastikan sudah membuat Mix


Design jauh hari sebelum pekerjaan dimulai . Sample material yang
diambil adalah material yang akan dipakai untuk pengecoran.
Pembuatan Mix Design lebih cepat dilakukan untuk mengantisipasi
jika material yang akan digunakan tidak layak secara kualitas,
sehingga dapat dicari material dari tempat lain. Tidak semua
material alam di suatu daerah layak dipergunakan sesuai
kualitas material yang disyaratkan.
 Lokasi pengambilan material akan mempengaruhi schedule
pelaksanaan pekerjaan. Terkadang pelaksanaan pengecoran bisa
tertunda karena stock material tidak ada, harga terlalu tinggi atau
jarak transportasi yang cukup jauh. Untuk itu pengawas harus
mendiskusikannya lebih awal dengan pihak pelaksana.
 Pengawas harus memeriksa spesifikasi dan kualitas material yang
masuk ke lokasi, antara lain : Semen ( dipastikan menggunakan
Portland Semen Type1 ), Pasir Cor (ukuran dan gradasi butir
standar, pasir bersih dari kandungan lumpur dan bahan organik),
Split/ Koral ( batu pecah ukuran ½ – 2/3, bukan batu bulat, gradasi
butir standar, bersih dari lumpur dan bahan organik).
 Pengawas dan Pelaksana harus memeriksa jumlah material
yang masuk disesuaikan dengan Volume Beton yang akan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 17
dikerjakan. Kekurangan material sering akan mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
 Pengawas harus mengingatkan pelaksana jangan sampai
menambah/mengurangi campuran beton sehingga mempengaruhi
kekuatan beton yang direncanakan. Setiap pengawas harus dapat
mengestimasi volume beton, volume semen, pasir dan kerikil untuk
beton yang dikerjakan.
 Jika material semen masuk jauh hari sebelum pelaksanaan
pengecoran maka penyimpanan material semen diusahakan
terhindar dari hujan. (Disimpan diruang tertutup).
 Pengawas dan pelaksana harus memeriksa ketersediaan air
untuk pengecoran. Pengawas menegaskan ke pelaksana bahwa
air yang dipakai harus bersih dan bebas dari lumpur dan minyak.
Jika tidak ada persedian air dilokasi tersebut maka pelaksana
harus membuat sumur bor atau melakukan pembelian dari luar.
 Pelaksana harus menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai
dengan ukuran berdasarkan perhitungan Mix Design. Pengawas
harus memastikan ukuran dan jumlah bak ukur sesuai. Bak ukur ini
akan dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran
material beton.
 Pelaksana harus mengatur penempatan material (Semen, pasir
dan kerikil) dan juga penempatan Mesin Molen sehingga
memudahkan mobilisasi material campuran beton saat
pengecoran.
 Pengawas dan Pelaksana memastikan kondisi peralatan dalam
keadaan baik dan layak pakai, seperti : mesin molen, ember cor,
kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa, alat Slump Test,
cetakan Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi
kecepatan pelaksanaan pengecoran. Pelaksana harus memastikan
mesin molen berfungsi dengan baik untuk mendapatkan kualitas
beton yang baik dan waktu pengecoran yang tidak terlalu lama.
 Jika volume beton yang akan dikerjakan cukup besar maka
pengawas perlu melakukan koordinasi dengan pelaksana untuk
pengadaan mesin molen lebih dari 1 buah.

e) Pengawas mengingatkan pihak pelaksana untuk mempersiapkan


jumlah pekerja sebaik mungkin, diatur menurut fungsionalnya,
antara lain :
Tenaga pekerja untuk mobilisasi material,
Tenaga pekerja untuk pengisian material pasir,
Tenaga pekerja untuk pengisian material kerikil,
Tenaga pekerja untuk pengisian semen,
Operator mesin molen,
Tenaga pekerja untuk mobilisasi distribusi beton,
Tukang untuk pengatur penempatan campuran beton ,
Operator vibrator dan pompa air (jika diperlukan) dan
Tenaga bantu (cadangan) lainnya.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 18
- Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan
sistem penalangan, maka pelaksana harus mempersiapkan
sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Talang yang baik
adalah talang yang dapat mengalirkan campuran beton
dengan lancar, salah satunya dengan dilapisi seng. Harus
dipastikan penempatan talang beton tidak melebihi jarak jatuh
maksimum sebesar 60 cm.
- Sebelum pengecoran dimualai, pengawas dan pelaksana
harus memeriksa ukuran besi dan sistim penulangan yang
akan dikerjakan sudah sesuai dengan gambar kerja . Semua
area yang akan di cor harus bersih dari kotoran, minyak dan
genangan air. Khusus untuk pekerjaan pondasi dimana kondisi
galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan pemompaan.
Sebaiknya pengecoran juga jangan dilaksanakan saat hujan.
- Ketika pengadukan beton sudah dimulai, pengawas dan
pelaksana memerintahkan dan mengingatkan secara
tegas ke pekerja komposisi campuran material yang harus
dituangkan ke molen beton. Harus ditegaskan bahwa tidak
boleh mengurangi volume komposisi material apalagi
mengurangi Volume semen.
- Setelah pengadukan pertama selesai lakukan pemeriksaan
slump trest. Dari nilai pemeriksaan slump test akan diketahui
komposisi air optimal untuk campuran tersebut. Nilai Slump
test yang disyaratkan adalah 8 – 12 cm. Jika nilai slump test
dibawah 8 cm, berarti adukan terlampau kering maka air harus
ditambah. Jika nilai slump test diatas 12 berarti adukan
terlampau encer, maka jumlah air harus dikurangi.
- Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika
sudah memenuhi syarat maka dijadikan standar jumlah air
dalam adukan. Jika belum dilakukan lagi pemeriksaan di
pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test
dapat dilakukan dalam beberapa tahap atau diacak jika
dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton
dianggap kurang layak.
- Pengawas berhak memerintahkan pelaksana untuk
membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk uji kekuatan tekan
beton. Pengambilan campuran beton Benda Uji diambil dari
adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
- Kadangkala untuk mempercepat pengadukan, pekerja sering
menambahkan air. Hal ini harus secara tegas dilarang oleh
pengawas.
- Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian
concrete vibrator.
- Setiap penuangan campuran beton harus dilakukan pemadatan
menggunakan concrete vibrator sesuai standar pemakaiannya.
- Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang
cukup besar, misalnya pengecoran plat lantai maka
penghentian pengecoran diatur pada posisi yang diisyaratkan.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 19
Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu
harus dituangkan lem beton (Cold Joint). Pemakaian cold joint
harus mendapatkan persetujuan pengawas dimana sebelum
pekerjaan dimulai pelaksana harus memberitahukan jenis cold
joint yang akan dipakai.
- Pengawas harus memeriksa pelaksanaan pengecoran
berjalan baik dan pastikan semua bagian terisi oleh beton.
Khusu elevasi ketinggian batas atas pengecoran di angkur
harus diperiksa jangan sampai melebihi batas pengecoran.
Karena jika lebih harus dilakukan pembobokan.
- Setelah pengecoran selesai, semua perkakas dan peralatan
harus dibersihkan dan dicuci supaya tidak terjadi pengikatan
beton terhadap peralatan dan perkakas sehingga tidak bisa
terpakai lagi.

2) Faktor Air Semen

- Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan


yang direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai
berikut:
Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga
dinding, beton dan lisplank/parapet maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-
tempat basah lainnya maksimum 0,55

- Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat


dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka
untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum
0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan additive.
Pemakaian merkdari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3) Test Silinder

 Konsultan Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat


kepada Kontraktor untuk membuat benda Uji coba dari adukan
beton yang dibuat.
 Nilai dari kuat tekan beton dalam Spesifikasi teknis ini adalah
nilai Uji Tekan Beton pada umur 28 hari Benda Uji. Selama
pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji. Test
selama pekerjaan dengan membuat minimum 6 benda uji
dengan total pengecoran total dapat diselesikan selama satu
hari atau minimum 1 benda uji setiap pengecoran 110m3 atau
tidak kurang dari 460m2 luasan pengecoran dinding atau lantai
(pilih yang paling menentukan). Dari setiap mutu betonyang
berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang dicor

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 20
harus dibuat sample dengan jumlah dan ketentuan seperti
diatas, buat dan simpan benda uji tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Setiap benda uji yang diambil adalah
2 sample apabila pengujian dengan silinder 15x30 cm atau 3
sample untuk silinder 10x20 cm.

Apabila di inginkan untuk pengujian pada umur lainnya yaitu 7


hari, 14 hari atau 21 hari maka Pengawas dan atau
kontraktor dapat melakukannya sebagai bagian dari
kebutuhan/metode teknis pelaksanaan diLapangan. dengan
mengikuti syarat atau santdart pada Pasal 3.3.b.

Pengawas di lapangan berhak untuk meminta Benda Uji di


tempatkan di Lapangan dan di lakukan pengujian oleh
Independent, dengan mengikut isyarat atau standart pada Pasal
Untuk selalu diperhatikan kemungkinan kegagalan dalam
pelaksanaan Pengujian Beton pada umur 28 hari, maka perlu
disiapkan cadangan BendaUji, Jika test silinder pada hari ke 28
berhasil, test silinder cadangan untuk menghasilkan kekuatan
rata-rata dari kedua sample pada hari ke 28. Sediakan fasilitas
pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang
diperlukanoleh badan penguji.

 Test silinder dengan ukuran sesuai dengan standar ASTM.


Pengujian dapat juga dilakukan dengan Uji Kubus, dengan
Standart pengujian beton adalah K=(f’cx10)+50Kg/cm2. Misal
mutu beton adalahf’c25 Mpa maka dapat dilakukan dengan uji
kubus mutu beton K-300.
 Cetakan silinder coba harus berbentuk silinder dalam
segala arah dan memenuhi syarat-syarat dalam SNI 03-4810-
1998.
 Setiap benda uji yang diambil untuk sekali pengujian adalah 2
sample. Apabila pengujian dengan silinder 15x30 cm atau 3
sample untuk silinder 10x20 cm. Pengambilan adukan beton,
pencetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah
pengawasan Konsultan MK/Pengawas. Prosedurnya harus
memenuhi syarat-syarat dalam SNI 03-1974-1990.
 Untuk identifikasi, silinder coba harus ditanda dengan suatu
kode yang dapat menunjukan tanggal pengecoran, pembuatan
adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang
perludicatat.
 Pengujian dilakukan sesuai dengan SNI 2847:2013, termasuk
juga pengujian - pengujian slump dan pengujian - pengujian
tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian
slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu
tidak boleh dipakai dan Kontraktor harus menyingkirkannya
dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal, maka

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 21
perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur
perbaikan di dalamnya.
 Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan silinder uji
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data
kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan
MK/Pengawasdan laporan tersebut harus dilengkapidengan
nilai karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai sertifikat
dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan
persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.
 Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas segera sesudah percobaan, paling lambat7 (tujuh
)hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besarnya
kekuatan karakteristik, deviasi standar, campuran adukan, berat
kubus benda uji dan data-data lain yang diperlukan.
 Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang
tidak memenuhi spesifikasi, maka Konsultan MK/Pengawas
berhak meminta Kontrak toragar mengadakan percobaan non
destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan
coring. Percobaan ini harus memenuhi syarat- syarat dalam SNI
2847:2013. Apabila gagal, maka bagian tersebut harusdi
bongkar dan dibangun kembali sesuai dengan petunjuk
Konsultan MK/Pengawas. Semua biaya untuk percobaan dan
akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
 Selama pelaksanaan Kontraktor diharuskan mengadakan slump
test menurut syarat-syarat dalam SNI 2847:2013. Slump beton
berkisar antara 5–13cm (atau mengikuti pada Standart Drawing
perencanaan). Cara pengujian slump adalah dengan Beton
diambil tetap sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas
kayu rata atau pelat baja. Cetakan di isi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali
dengan besi diameter 16 mm panjang 600 mm dengan ujung
yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara
serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-
tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk satu lapisan
dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, maka dibiarkan
setengah menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slumpnya).
 Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75
detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk ke
dalam mixer.
 Penyampaian beton(adukan)darimixer ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan
terjadinya pemisahan komponen- komponen beton.
 Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 22
4) Cetakan Beton

- Kontraktor harus memberikan sample bahan yang akan dipakai


untuk cetakan beton untuk disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas.
- Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan
sebagainya.
- Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak
akan terjadi kebocoran atau hilangnya air hujan selama
pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk)dan tidak
bergoyang.
- Untuk beton exposed, cetakan beton yang digunakan harus
memberikan hasil permukaan beton yang baik, halus
(tidakkasar)dan mempunyai warna yang merata pada seluruh
permukaan beton tersebut.
- Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton
harus di coating dengan oli, untuk mempermudah saat
pembongkaran cetakan dan memperbaiki permukaan beton.

5) Pengecoran Beton

a) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian


- bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan
Konsultan MK/Pengawas dan mendapatkan persetujuannya. Jika
tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan atau membongkar beton yang sudah dicor tanpa
persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.
b) Adukan beton harus secepatnya dibawah ke tempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin,
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan
tercampurnya kotoran- kotoran atau bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah mendapat
persetujuan Konsultan MK/Pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan
yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa
adukan yang mengeras
c) Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
d) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan
dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-
kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi
dengan air semen.
e) Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis
maksimum 30cm dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan
menyebabkan pengendapan aggregat.
f) Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 23
pengecoran digunakan internal concrete vibrator. Pemakaian
external concrete vibrator tidak dibenarkan tanpa persetujuan
Konsultan MK/Pengawas.
g) Pengecoran dilakukan secara terus menerus (bertahap atau
tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam
waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton,dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
h) Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan
beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan.
Apabila perbedaaan waktu pengecoran kurang atau sama dengan
1 hari, beton lama disiram dengan air semen dan selanjutnya
seperti pengecoran biasa. Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka
harus digunakan bahan additive untuk penyambungan beton lama
dan beton baru.
i) Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
6) Perawatan Beton

- Secarau mum harus memenuhi persyaratan dalam SNI 2847:2013.


- Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling
sedikit 2 minggu, jika tidak ditentukan lain.
- Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan beton dibuka sebelum selesai
masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan
beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan karung
basah atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan
MK/Pengawas.

7) Curing dan Perlindungan Atas Beton

- Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan


terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air
dan pengerasan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya
- Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau
setara sebanyak 1 liter tiap 6m2. Pemakaian bahan curing harus
disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas.

8) Pembongkaran Cetakan Beton

a. Spesifikasi Beton Struktural SNI 03-6880-2002, dimana bagian


konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
b. Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk:
Sisi balok/kolom setelah berumur 3 hari

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 24
Balok/pelat setelah berumur 3 minggu
c. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui
sebelumnya oleh Konsultan MK/Pengawas.
d. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-
bagian beton yang kropos atau cacat lainnya, yang akan
mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor
harus segera memberitahukan kepadaKonsultan MK/Pengawas,
untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau
menutupnya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
tersebut dan biaya-biaya pengisian atau penutupan bagian
tersebutmenjadi tanggung jawab Kontraktor.
e. Meski pun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan,
Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut:
- Konstruksi beton sangat kropos.
- Konstruksi beton yang sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisi- posisinya tidak seperti yang
ditunjuk oleh gambar.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

9) Penggantian Besi

a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang


adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.

b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau


pendapatnya terdapat keliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada, maka:
- Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar.
Secepatnya hal ini diberitahukan pada Konsultan
MK/Pengawas untuk sekedari nformasi.
- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor
sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya
dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan
MK/Pengawas.
- Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka
perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan
persetujuan tertulis dari KonsultanMK/ Pengawas. Mengajukan
usul dalam rangka tersebut adalah merupakan juga keharusan
dari Kontraktor.

c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang


sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran diameter yang terdekat dengan catatan:

- Harus ada persetujuan dari Konsultan MK/Pengawas.


- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 25
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan
penampang berkurang.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah over lapping yang
dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

d. Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan Diameter
Dia.<10mm 7% 0.4 mm
10 mm dia.<16 mm 5% 0.4 mm
Dia. 16mm 4% 0.5 mm

10) Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai


dengan ketentuan -ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi yang diberikan. Adanya atau kehadiran
Konsultan Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau
Perencana yang sejauh mungkin melihat atau mengawasi atau
menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung
jawab penuh tersebut diatas.

11) Perbaikan Permukaan Beton

Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan


campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan
acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan
sepengetahuan Konsultan MK/Pengawas. Jika ketidak sempurnaan
itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkandan diterima Konsultan MK/ Pengawas, maka harus
dibongkardan diganti dengan pembetonan kembaliatas beban biaya
kontraktor. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan
yang tidak teratur,pecah atau retak, ada gelembung udara, keropos,
berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan atau diinginkan.

12) Bagian-bagian yang Tertanam dalam Beton

- Pasangan kur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
- Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 26
13) Hal-hal lain (“Miscellaneous item”)

- Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton


bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu
dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan
elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan
gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan
mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.

- Pegangan plafond dari besi beton diameter 6mm dengan jarak x


dan y: 150 cm. Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton
dan penggantung harus dikaitkan pada tulangan pelat dan balok.

14) Pembersihan

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun.


Pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur, hindari
penumpukan sampah proyek pada join tstruktur.
15) Contoh yang harus disediakan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan


contoh material seperti split, pasir, besi beton, dan semen untuk
mendapat persetujuan Konsultan MK/ Pengawas.

b. Contoh-contoh yang disetujui oleh Konsultan Konsultan


Pengawasakan dipakai sebagai standar atau pedoman untuk
memeriksa atau menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.
- Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan
contoh- contoh yang telah disetujuidi bangsal Konsultan MK/
Pengawas.

16) Pemasangan Alat-alat Di dalam Beton.

- Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang


atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa
sepengetahuan dan seijin Konsultan Pengawas.
- Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi
sebesar diameter 10 cm atau 8x8cm tidak perluperkuatan,
apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu
dipasang perkuatan, pekerjaan inimenjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dikoordinasikan dengan Kontraktor terkait dan
mendapatkan persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
- Letak dan sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
- Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka
pemborongh arus mengusulkan dan minta persetujuan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 27
KonsultanMK/ Pengawas.
- Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan dipindahkan
tanpa persejuan dari Konsultan MK/ Pengawas
- Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan diperkuat sehingga tidakakan bergeser pada
saat pengecoran beton. Sparing-sparing harus dilindungi
sehingga tidakakan terisi beton waktu pengecoran.

4.2. PEKERJAAN BEKISTING

a. Umum

1. Lingkup Pekerjaan

- Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan
perkuatan dan pengukuran-pengukuran yang diperlukan.
- Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-
pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
- Penyediaan Water Stop
- Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan
lain.

2. Peraturan-peraturan

a) Standar Indonesia
1) Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
2847:2013
2) Spesifikasi Disain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973:2013
3) Spesifikasi Beton Struktural SNI03-6880-2002

b) ACI : American Concrete Institute,USA


1) 303 – Guide to Cast In place Architectural Concrete Practice
2) 318 – Building Code Requirements for Reinforced Concrete
3) 347 – Recommended Practice for Concrete Form Work
4) SP4, Special publication 34 – Form Work for Concrete

3. Shop Drawing

a) Dimana diperlukan, menurut Konsultan MK/Pengawas, harus


dibuat Shop Drawing.
b) Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang
berbeda, yang memperlihatkan :
- dimensi
- metodekonstruksi
- bahan
- hubungan dan ikatan-ikatan (ties)

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 28
b. Bahan

1. Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)

- Plywood t =12mm.
- Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan
keperluan dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar
tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.

2. Bekisting Beton Ekspose

- Plywood; untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 18 mm.


- Baja lembaran,tebal minimal 12mm, untuk kolom-kolom
bundar.
- Formties; baja yang mudah dilepas (snap-offmetal). Panjang
fixed atau adjus table, dapat terkunci dengan baik dan tidak
berubah saat pengecoran. Lubang yang terjadi pada
permukaan beton setelah formties dibuka tidak boleh lebih dari
1 inch (25mm).
- Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna,
yang tidak menimbulkan karat pada permukaan beton dan
tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan finishing
permukaan beton.
- Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu kelas II, dibentuk
menurut rencana beton pada gambar.

3. Syarat-syarat Umum Bekisting


- Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal dan
terikat kuat.
- Kedap air, dengan menutup semua celah dengan tape.
- Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam
bekisting.

c. Pelaksanaan

1. Pemasangan Bekisting

a) Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum


memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai
dengan gambar.
b) Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat
(bracing), sesuai dengan design dan standard yang telah
ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan
beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan
bentuk, keselurusan dan dimensi.
c) Hubungan-hubungan antara papan bekisting haruslurus
danharus dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 29
adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal
mungkin.
d) Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang
pada kedua sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk
bekisting pondasi harus atas seijin Konsultan MK/Pengawas.
Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran
harus dibuang.
e) Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang
struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus
mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Konsultan
MK/Pengawas.
f) Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan
pinggulan-pinggulan (chamferstrips) pada sudut-sudut
luar(vertikal dan horisontal) dari balok, kolom dan dinding.
g) Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut:
Deviasi garis vertical dan horisontal:
- 4 mm, pada jarak 3000 mm.
- 8 mm, pada jarak 6000 mm.
- 16 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.
Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok,
ketebalan plat 4 mm.
h) Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus
sesuai dengan rekomendasi pabrik. Aplikasi harus
dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton,angkur-
angkur dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya.
Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh
menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan
beton.
i) Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa
rusak terkena bahan pelepas acuan; bahan pelepas acuan
tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepasa
cuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus
dibahasi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus
dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.

2. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening)

a) Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk


pipa, conduits, sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat
pada atau melalui/merembes beton.
b) Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan
lain yang akan dicor langsung pada beton.
c) Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika
membentuk atau menyediakan bukaan, slots, recessed,
sleeves, bolts, angkur dan sisipan- sisipan lainnya. Jangan
laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas atau khusus
ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 30
d) Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus dan
tidak mengubah letak besi beton).
e) Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan
guna pembersihan dan inspeski. Tempatkan bukaan dibagian
bawah bekisting guna memungkinkan air pembersih keluar dari
bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan
yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan
dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan
tampak pada permukaan beton ekspose.

3. Kontrol Kualitas

a) Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai


dengan bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-
perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai
dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian- bagian
lainnya aman.
b) Informasikan pada Konsultan MK/Pengawas, jika bekisting
telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna laksanaan
pemeriksaan. Mintakan persetujuan Konsultan
MK/Pengawas terhadap bekisting yang telah dilaksakan
sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
c) Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu
lebih dari 2 kali tidak diperkenankan. Penambahan pada
bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-
bukaan sementara yang diperlukan.
d) Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan
persetujuan sebelumnya dari Konsultan MK/Pengawas.

4. Pembersihan

a) Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua


benda-benda yang tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan,
kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan
air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang
benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan
puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang
pembersih yang disediakan.
b) Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard
yang berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shockload)
atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.
c) Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati,
agarperalatan- peralatan yang dipakai untuk membuka tidak
merusak permukaan beton.
d) Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah
dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan
perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan
beton tidak mengalami kerusakan.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 31
e) Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-
konponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi
syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-
pekerjaan konstruksi dilantai-lantai diatasnya bisa dilanjutkan.
Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah
beton mempunyai 75% dari kuat tekan 28 hari (28 day
compressive strength) yang diperlukan.
f) Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing)
beton,tidakboleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh
Konsultan MK/Pengawas.

4.3. PEKERJAAN DINDING

1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

1.1. Lingkup Kerja

a. Bagian ini mencakup ketentuan / syarat - syarat (bahan,


pengiriman, pengerjaan, pemeliharaan, dan penerimaan) untuk
pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi pembuatan :
- Dinding pembatas ruangan, dinding parapet dan lain-lain.
- Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding lainnya
sesuai gambar.

1.2. Persyaratan Bahan

a. Material batu-bata :

 Jenis batu bata yang digunakan adalah batu bata merah. Batu
bata merah harus matang pembakarannya, sehingga bila
direndam di dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur.
 Ukuran batu bata dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding
akhir (finish) yang disyaratkan dalam gambar (15 cm), yaitu : 5 x
11 x 22 cm
 Kontraktor wajib memberikan contoh pada Perencana / Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk dimintakan persetujuannya.
 Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi
syarat atau tidak sesuai dengan contoh yang disetujui oleh
Perencana / Manajemen Konstruksi / Pemberi Tugas, maka
Perencana / Manajemen Konstruksi / Pemberi Tugas berhak
menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib untuk
segera mengeluarkan dari lokasi pembangunan dan
menggantinya dengan bahan-bahan yang telah disetujui.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 32
b. Semen / Portland Cement (PC)

 Semen yang datang di proyek, harus disimpan di dalam


gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi
dari permukaan tanah disekitarnya.
 Apabila pada setiap pembukaan kantong, ternyata semen
sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu, maka semen
tersebut tidak boleh dipergunakan dan harus segera dikeluarkan
dari lokasi pembangunan.
 Supplier / Pedagang yang mengirim semen ke pekerjaan
hendaknya dapat menunjukkan sertifikat dari pabriknya.

c. Pasir Pasang

 Pasir yang akan dipakai harus bersih, pasir asli/alami dan bebas
dari segala macam kotoran, bahan-bahan kimia dan tanah liat
(lempung) atau sesuai dengan standar NI-3 pasal 14 ayat 2.
 Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat
diatas, Kontraktor wajib untuk mencuci pasir tersebut untuk
mendapatkan persetujuan Perencana / Manajemen Konstruksi /
Pemberi Tugas.
 Khusus untuk plester, harus dipakai pasir yang lebih halus
tingkat gradasinya.

d. Jenis adukan
Jenis adukan yang akan dipakai didalam pemasangan batu bata
merah adalah semen dan pasir dengan ketentuan sebagai berikut :
 Untuk beton : sesuai dengan ketentuan yang diuraikan di
dalam persyaratan konstruksi.
 Untuk pasangan kedap air (trasraam) : 1 PC : 3 Psr.
 Untuk pasangan dinding biasa (diatas trasraam) : 1 PC : 4 Psr.

1.3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Persyaratan pembuatan adukan :


- Adukan semen dan pasir harus dibuat didalam beton molen
yang memenuhi syarat dan dilaksanakan dengan baik.
- Semen dan pasir harus dicampur di dalam keadaan kering,
yang kemudian di beri air sesuai persyaratan sampai di dapat
campuran yang plastis.
- Adukan yang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur
dengan adukan yang baru.

b. Jenis pasangan :
Pasangan biasa
Untuk pasangan biasa yang dikategorikan bukan kedap air,

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 33
menggunakan adukan 1PC : 4 Psr dan dipasang langsung
diatas pasangan kedap air.

c. Persyaratan pemasangan :

- Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uit-


zet) serta letak-letak dinding bata yang akan dilaksanakan
secara teliti dan sesuai dengan gambar.
- Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi
dari 2,5 meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi, untuk menghindari retak
dinding dikemudian hari.
- Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal)
dengan menggunakan benang dan tiap kali lantai diteliti
kerataannya. Pemasangan benang terhadap pasangan
dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
- Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus
terdapat pengikatan yang sempurna.
- Untuk pasangan batu bata merah tidak dibenarkan
menggunakan batu bata pecahan separuh panjang, kecuali
sesuai dengan area di sudut. Lapisan yang satu dengan
lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag
(berselang-seling dengan perbedaan separuh panjang).
- Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal
(kalau ada), maka pelaksanaan harus sesuai petunjuk /
peraturan yang disyaratkan (NI-3).
- Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10 mm
tiap 1 m tinggi. Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus
diberi penguat kolom praktis dan balok. Khusus untuk dinding
ruang genset, setiap luas dinding 6 m² diberi perkuatan kolom
praktis dan balok. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-
benar bersudut 90 derajat.
- Sebelum dimulai pemasangan bata harus direndam lebih
dahulu di dalam air dan permukaan yang akan dipasangpun
harus basah. Tebal siar pasangan batu bata tidak boleh
kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-benar terisi
adukan.
- Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan
ketebalan blok yang ditentukan pada gambar.
- Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang
dapat mengurangi efektifitas perekatan.
- Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang
cacat atau tidak sempurna, Kontraktor wajib untuk
menggantinya.
- Untuk pekerjaan rangka kayu / kusen, gunakan blok bata tipe
Ublok dan diisi oleh tulangan ringan.
- Rangka kayu / kusen harus dipasang terlebih dahulu
untuk dapat melanjutkan pekerjaan pasangan. Rangka

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 34
kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur
besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kusen,
sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan
dinding/kolom praktis. Panjang angkur terpasang tidak lebih
dari 22,50 cm. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm
satu sama lainnya.
- Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam
di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan
kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum
diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-
alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersama-
sama dengan plesteran seluruh dinding.
- Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus
dipasang kawat ayam yang dipakukan pada dinding hebel,
untuk menghindari keretakan dikemudian hari.
- Sesudah pasangan bata merah selesai dikerjakan dan sudah
kering baru pekerjaan plesteran dimulai.
- Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan
untuk pasangan.
- Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya
dibuat dengan sudut tumpul.
- Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink
concrete.

1.4. Persyaratan Pemeliharaan

- Perbaikan

Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat,


sampai dengan perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas.Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Pengamanan

 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan


pengamanan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
 Sesudah pekerjaan dinding terpasang, permukaan
dinding harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda
lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda
dan sebagainya.
 Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki
cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula,

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 35
sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Biaya
perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.

1.5. Persyaratan Penerimaan

Kontraktor harus memberikan garansi-garansi sebagai berikut :


- Garansi tertulis dari fabrikator bahan floor hardener
selama 10 tahun untuk kualitas produk.
- Garansi tertulis dari kontraktor untuk hasil kerja,
performance, dan penerapan sistem yang benar selama 10
tahun.

4.4. PEKERJAAN PLESTERAN

a. Lingkup kerja

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan finishing yang harus


dilaksanakan Kontraktor beradasarkan kontrak

b. Kontrol dan Batasan

Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan


mengikuti syarat yang tercantum di dalam RKS ini, PUBI 1982, SII.0013-
81, PUBI 1970 dan semua petunjuk yang disampaikan oleh
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi selama berlangsungnya
pekerjaan.

c. Persyaratan Bahan

- Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus memenuhi syarat

- Pasir Pasang
Pasir pasang yang akan dipakai harus memenuhi syarat

- Air
Air yang akan dipakai harus memenuhi syarat

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 36
d. Persyaratan Campuran Plesteran

Proporsi adukan dan campuran harus mengikuti persyaratan di bawah


ini :

Jenis Plesteran Semen Portand Pasir


Pasang
Plesteran kedap air 1 3
Plesteran biasa 1 4

e. Penyelenggaraan Pekerjaan

- Pekerjaan plesteran harus dapat dilaksanakan setelah semua nat


pasangan bata dikorek dan dibersihkan dengan sikat kawat.
Seluruh permukaan pasangan batako harus dibasahi dengan
air, sebelum adukan plesteran dapat diterapkan dan ditebarkan.
- Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan
harus diteruskan ke sebelah kanan bawah. Selama pemasangan
harus dijaga agar tidak terjadi gelombang- gelombang dan
hasilnya harus rata dan uniform.
- Permukaan plesteran yang telah selesai harus diusahakan tetap
basah selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal tanggal
selesainya plesteran.
- Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang
dipakai pada pekerjaan pasangan batu bata.
- Plesteran hanya dapat dimulai setelah pasangan bata/batako
benar-benar kering.
- Sebelum pekerjaan plesteran dapat dimulai, Kontraktor harus
membuat / memasang “Kepala Plesteran”, pemasangan “Kepala
plesteran” harus dirancang begitu rupa, dengan menggunakan
benang-benang pembantu dan alat lot sehingga nantinya akan
diperoleh hasil plesteran yang benar-benar rata dan tegak
lurus. Jarak “Kepala plesteran” tidak boleh lebih dari 1 M, dan
harus dibiarkan mengering sebelum garis plesteran pembantu
dapat dibuat.
- Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik
dengan mengguna-kan kayu telah diketam rata, sedemikian rupa
sehingga diperoleh garis plesteran yang rata dan tegak lurus
(lot). Plesteran susungguhnya baru dapat dimulai setelah
“Garis Plesteran Pembantu” cukup kering.

4.5. PEKERJAAN ACIAN

a. Lingkup kerja
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada seluruh dinding bata

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 37
termasuk kolom, dinding beton dan lain-lain seperti yang
dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut
baik lengkung pada kolom, sudut siku pada pertemuan dinding,
sudut siku pada pertemuan komponen bangunan dengan dinding.
Meliputi pula pembuatan tali air pada dinding serta profil acian
menonjol pada dinding sesuai gambar.

b. Bahan- bahan

- Cement Instant
Menggunakan Produk Kualitas MU, Lemkra untuk acian
sedangkan untuk adukan beton menggunakan PC. Portland
Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membatu dan dalam zak yangtertutup seperti yang disyaratkan
dalam NI-8.

- Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang
merusak sepertiminyak, asam, atau unsur-unsur organik lainnya.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan Perencanaan

Acian dibuat dalam campuran sesuai persyaratan bahan tersebut


diatas. Acian dinding menggunakan semen instant tebal 1,5 mm.
Acian beton menggunakan MU-200 tebal 3 mm. Acian waterproof
menggunakan coating SIKA aplikasi 2 lapis masing lapis tebal 1,5
mm.

d. Pelaksanaan

- Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu,


minyak cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya
ikat acian agar benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan
Acian.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu
pekerjaan Acian.
- Bentuk screed sementara (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama,
permukaan yang datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
- Pekerjaan Acian harus lurus, sama rata, datar maupun tegak
lurus.
- Pasangkan acian setebal 3 mm, kasarkan permukaannya,
kemudian pasangkan sebelum acian mengering.
- Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan acian dalam ketebalan /
kerataan yang disyaratkan dalam gambar.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 38
4.6. PEKERJAAN PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN
PERLENGKAPAN

a. Lingkup kerja

1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-


alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi pembuatan kosen, daun pintu dan daun
jendela seperti yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
- Kusen Pintu dan Jendela
- Daun pintu panel
- Daun pintu kaca
- Daun jendela kaca
- Dll

b. Persyaratan dan Metode Pelaksanaan

1) Persyaratan Pelaksanaan

 Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan pemasangan


pada setiap bagian dan penentuan sambungan
pertemuan/persilangan.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya
pekerjaan – pekerjaan tersebut diatas dengan baik dan
apapun yang akan terjadi dikemudian hari pada bagian –
bagian tersebut seperti :
- Terjadinya lendutan yang menyebabkan kaca pecah.
Terjadinya kebocoran–kebocoran akibat kelalaian
dalam pekerjaan.
- Kerusakan–kerusakan lain yang disebabkan kesalahan
sistem konstruksi yang dipakai sehingga menyebabkan
kerugian dari pihak pemilik.
 Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan
meneliti gambar kerja dan kondisi lapangan. Tipe pintu dan
jendela yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe
yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan
ukuran – ukuran, bentuk profil material, detail, arah
bukaan, perlengkapan pintu dll.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan
membuat shop drawing dan membuat contoh jadi detail
hubungan bagian tertentu untuk disetujui Direksi Proyek
/Konsultan. Didalam shop drawing harus jelas tercantum
semua informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.
 Semua rangka kusen dikerjakan secara pabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertangung jawabkan. Bahan yang akan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 39
diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan

2) Pemasangan Daun pintu / jendela

 Pemasangan dan perlengkapannya harus dilakukan oleh


tenaga yang ahli dan berpengalaman
 Engsel kupu-kupu dipasang sejumlah 3 (tiga) buah untuk
daun pintu dan 2 (dua) buah untuk daun jendela.
 Engsel kupu – kupu daun pintu dipasang dengan cara yaitu
engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas
pintu, engsel bawah dipasang 22 cm (as) dari permukaan
bawah pintu dan engsel tengah – tengah antara kedua
engsel tersebut.
 Engsel kupu – kupu daun jendela dipasang dengan cara
yaitu dipasang + 15 cm (as) dari permukaan jendela.
 Pembukaan pintu/ handle dipasang 100 cm (as) dari
permukaan lantai.
 Pemasangan seluruh hardware harus rapi lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi
Proyek / Konsultan.
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk
itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

3) Perlengkapan pintu

- Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan


ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Bila
terjadi perubahan atau penggantian akibat dari pemilihan
merk, kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Direksi Proyek / Konsultan untuk mendapatkan
persetujuan.
- Engsel Digunakan dari jenis engsel kupu – kupu bahan dari
stainless stell yang disetujui Direksi Proyek /
Konsultan.
- Lockcase.
Latchbolt dan deadbolt dari bahan dasar stainless stell
Lacth bolt dapat dioperasikan dari dua arah dengan anak
kunci atau handle dead bolt hanya dapat dioperasikan
dengan anak kunci.
Produk – produk KEND ataus setara yang disetujui Direksi
Proyek / Konsultan.
- Cylinder
Sesuai dengan sistem penguncian yang dipilih yaitu
dengan sistem anak kunci dari 2 arah atau sistem pemutar
tombol disatu sisi bahan adalah sintered steel dari produk
KEND. Atau setara
- Handle dan Backplate

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 40
Bahan dasar dari alumunium yang dilapisi bahan synthetic
warna ditentukan kemudian. Pemilihan type handle
disesuaikan dengan mekanisme pembukaan. Produk yang
digunakan KEND/DEKSON atau setara yang disetujui
Direksi Proyek / Konsultan.

4) Perlengkapan jendela

- Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan


ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Bila
terjadi perubahan atau penggantian akibat dari pemilihan
merk, kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Direksi Proyek / Konsultan untuk mendapatkan
persetujuan.
- Engsel Digunakan dari jenis engsel kupu – kupu bahan
dari stainless stell yang disetujui Direksi Proyek /
Konsultan.
- Grendel menggunakan type pegas dengan merk KEND/
DEKSON atau setara
- Hak angin dipasang 2 buah untuk setiap daun jendela
menggunakan type lengan dengan merk KEND/DEKSON
atau setara.

4.7. PEKERJAAN PASANGAN TEGEL KERAMIK DAN PLAFOND

a. PEKERJAAN PASANGAN TEGEL KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
- Pasangan Granite & keramik ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Syarat-syarat Bahan :

- Lantai Keramik yang digunakan :


- Ukuran : 60 x 60 cm
- Produksi : Ex. Roman atau setara
- Warna/type : ditentukan kemudian
- Kualitas : Kelas I
- Bahan perekat : spesi 1 pc : 3 pasir

- Dinding keramik Dinding yang digunakan

- Ukuran : 20 x 50 cm.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 41
- Produksi : Ex. Roman, atau setara
- Warna/type : ditentukan kemudian
- Kualitas : Kelas I
- Bahan perekat : spesi 1 pc : 3 pasir

- Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang


terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan Keramik

a) Sebelum dipasang, permukaan keramik harus direndam


dengan air hingga jenuh.
b) Pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan
dipasang sub lantai, harus dipadatkan dengan mesin vibrator
untuk memperoleh permukaan yang rata & padat, sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum.
c) Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih bebas alkali asam maupun
bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug minimum 10 cm atau
sesuai dengan gambar, disiram dengan air hingga
memperoleh kepadatan yang pasti.
d) Pasir urug dilaksanakan di atas sub lantai/lantai kerja setebal
5 cm atau sesuai gambar dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 6
Krl.
e) Untuk pasangan di atas plat beton (lantai tingkat) pelat beton
diberi lapisan screed (1 Pc : 3 Ps) setebal minimum 2 cm
atau sesuai dengan gambar, kemiringan lantai harus
diperhatikan terutama di daerah basah dan teras.
f) Lantai kerja di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar – benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai
di daerah basah & teras.
g) Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus dibuat
benar – benar bersih dari debu cat dan kotoran lainnya.
h) Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik
tidak retak, cacat, ternoda & warna sesuai dengan yang
disyaratkan/dipilih.
i) Seluruh permukaan keramik bagian belakang harus terisi
padat dengan adukan perekat tidak boleh ada rongga.
j) Pola pasangan keramik harus sesuai petunjuk Direksi Proyek
/ Konsultan. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom / as dinding & atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan.
k) Apabila dalam pengukuran terjadi sisa keramik kurang dari
7cm maka mulai keramik utuh yang terakhir (1 baris/lebih)
harus dibagi dalam bagian sama untuk mendapatkan lebar
minimum 8 cm & atau sesuai dengan petunjuk Direksi

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 42
Proyek/Konsultan.
l) Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong
khusus yang sesuai dengan petunjuk pabrik dan dikerjakan
oleh orang yang ahli dan pengalaman dalam pemasangan
keramik
m) Pemasangan keramik harus benar – benar rata waterpas
sesuai dengan peil atau ketebalan akhir yang disyaratkan
dalam gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm
untuk 2 m1.
n) Garis-garis tepi keramik yang terbentuk maupun siar-siar
harus lurus, lebar siar harus sama, maksimal selebar 2 mm
dengan kedalaman 2 mm.
o) Bahan pengisi siar (nat) adalah bahan grouting dengan warna
yang sama dengan warna keramik. Persyaratan pelaksanaan
harus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang mengeluarkan
agar didapat hasil yang baik. Sebelum & sesudah
pelaksanaan adukan pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan
sebelum
keras/kering dengan lap basah.
p) Adukan perekat untuk pemasangan dengan campuran 1 Pc:3
Psr, dilakukan pada bagian lantai&dinding yang harus kedap
air seperti yang disyaratkan dalam Gambar kerja. Untuk lantai
lainnya digunakan adukan perekat campuran 1 Pc:4 Psr.
Adukan perekat tersebut dicampur dengan pasta semen
additive, penggunaannya sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.
q) Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari
bercak noda adukan perekat dan adukan pengisi siar dengan
lap/kain yang dibasahi dengan air bersih, dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
r) Selama 2x24 jam setelah pemasangan, keramik harus
dihindarkan dari injakan atau pemberian beban dan dilindungi
dari kemungkinan cacat pda permukaannya.
s) Bila terjadi kerusakan/cacat, kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan
tambah

b. PEKERJAAN PLAFOND

1. Ketentuan Umum

- Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah


semua pekerjaan instalasi yang harus dipasang diatas langit-
langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
- Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 43
bergelombang.
- Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat,
basah, dan tidak melengkung.
- Warna dan tekstur bahan harus sama.
- Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.

2. Lingkup Pekerjaan

- Bagian ini mencakup ketentuan / syarat - syarat (bahan,


pengiriman, penyimpanan, pemasangan dan penerimaan)
untuk pekerja, material, dan peralatan.
- Meliputi penyediaan bahan plafond : compound, tape, rangka
penggantung plafond, pemasangan rangka gantung dan
bahan plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar rencana. Lingkup pekerjaan ini mengikat dan berlaku
untuk seluruh pekerjaan langit-langit.

3. Referensi

a) Semua pekerjaan harus merefer ke standar :


ASTM C 1396 - Standard Board
ASTM C 645 - Rangka Metal; Stud, U Channel, Metal Furring
ASTM C 475 - Joint compound dan Joint tape
ASTM C 1002 - Drywall Screw
ASTM C 840 - Aplikasi dan finishing papan gypsum
ASTM C754 – Instalasi rangka metal papan gypsum
menggunakan sekrup
Untuk area lembab digunakan gypsum Moistureshield sesuai
dengan standard ASTM C1396 dan dapat dikategorikan
sebagai Water Resistant Gypsum Backing Board.

b) Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan
mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.

c) Kualifikasi Pekerja
- Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
- Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta
memiliki skill yang dibutuhkan.
- Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Manajemen
Konstruksi, Pemberi Tugas, dan Perencana tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 44
4. Persyaratan Bahan

a. Material dan Komponen

- Material yang digunakan dalam bagian ini harus secara


menyeluruh sesuai dengan peraturan dan standar-standar
yang disebut disini, dan/atau setara dengan peraturan-
peraturan dan standar-standar internasional, yang disetujui
oleh Pemberi Tugas, Manajemen Konstruksi, dan
Perencana.
- Pemasangan papan gypsum : staggered (saling – silang)
dengan jarak overlap 600mm.
- Jarak maks. Metal Furring (tebal 0.5mm) : 400mm (papan
gypsum tebal 9mm) 600mm (papan gypsum tebal 12mm)
Jarak maks. C Channel (tebal 1.2mm) : 1200mm
Jarak maks. Threaded Rod (dia. 4.5mm) : 1200mm
- Sekrup pengencang sistem ceiling gypsum plasterboard
berupa hubungan rata (flush) untuk menghasilkan
permukaan kontinyu yang halus yang ideal untuk segala
bentuk dekorasi.
- Rangka penggantung harus terdiri dari Metal Furring, C
Channel, Saddle Clip dan pendukung aksesorisnya yang
lain sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
- Sekrup untuk pemasang plasterboard harus anti karat.
- Tipe ceiling dan polanya harus sesuai dengan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi, Pemberi Tugas, dan
Perencana.

b. Sistem Plafon

Bahan Gypsum board

Finish : cat tembok


Ukuran : 1200 x 2400 mm
Tebal : 9 mm
Fire Rating : 30 menit
Material : 100 % natural gypsum
Area lembab : Moistureshield gypsum board

Rangka Penggantung :

- Sistem pemasangan : metal furring system sesuai pabrikan


yang sama
- Material : hot dip galvanize dengan tebal lapisan minimum
G40 sesuai ASTM A653 tebal 0,45mm –BMT
- Identifikasi : Embossed Triangle
- Ukuran : Metal Furring ; 40mmx27mm dan C Channel ;
38mmx12mm

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 45
- Aksesories : Sadle Clip, Suspension Bracket, Threaded
Rod, Soffit Cleat dan Wall Angle
- Lis Pinggir : W-section atau Wall Angle (shadow line effect)
- Finishing gap : Jointing Compound, Joint Tape/ Corner Flex
Tape

c. Merk

Panel gypsumboard : Jayaboard atau setara


Rangka plafon harus memakai standar material yang sama
dengan panelnya ( satu system), yang terdiri dari :
- Metal Furring
- C Channel
- Saddle Clip
- Suspension Bracket
- Threaded Rod
- Sofit cleat
- Wall Angle
- Produk : lihat spesifikasi material arsitektur.

5. Persyaratan Pelaksanaan

a. Pengiriman (Submittals)

Kontraktor harus mengirimkan kepada Pemberi Tugas,


Konsultan Manajemen Konstruksi, dan Perencana hal-hal
berikut untuk direview sebelum memulai pekerjaan :

1) Shop drawing, yang menunjukkan :


- Penunjukkan lay-out
- Detail insert dan hanger spacing, serta fastening
- Metode spasi/penyetelan untuk semua main dan cross
runner.
- Detail-detail perubahan level
- Detail pemasangan pada ceiling di daerah perlengkapan
(fixture) ceiling.
- Posisi untuk manhole (inspection manhole)
- Gambar-gambar koordinasi yang menunjukkan
koordinasi ME dan/atau perlengkapan plumbing dan
fixtures (lampu, sprinkler, dan sebagainya) bila ada,
serta design ceiling dan konstruksinya.

2) Contoh material ukuran sebenarnya yang menunjukkan


pola dan warna.
3) Mock-up yang mewakili sistem pemasangan ceiling.
4) Fotocopy lengkap spesifikasi teknik dari pabrik
termasuk detail instruksi untuk pemasangan material.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 46
b. Pemeriksaan

- Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit


ceiling penggantung ini untuk mengetahui ketidakrataan,
ketidaksamaan dan lembab yang mungkin mempengaruhi
kualitas dan pelaksanaan pekerjaan.
- Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk
akses dan lokasi yang sulit sebelum pemasangan.
- Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan-
pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan untuk itu diperlukan
pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan
dan pekerjaan-pekerjaan lain tersebut telah selesai
seluruhnya.
- Kontraktor harus memasang panel gypsum plasterboard
dan aksesori-aksesorinya sesuai dengan petunjuk dari
pabrik, shop drawings, dan spesifikasi ini.
-
- Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan
berarti dari spesifikasi disini, harus memakai
rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi
disini harus diberlakukan sesuai petunjuk MK dan
Pemberi Tugas.

c. Pemasangan rangka plafon dan penggantungnya

- Papan gypsum sesuai dengan standard ASTM C1396.


- Fixing, pekerjaan sambungan dan material untuk finishing
serta aksesorisnya, sesuai dengan rekomendasi pabrik.
- Pekerjaan papan gypsum disarankan boleh dipasang
hanya setelah bangunan telah tertutup/ terlindung dari
cuaca luar. Lindungi terhadap kelembaban yang ekstrim
dilapangan , misalnya akibat genangan air yang terdapat di
sekitar pemasangan papan gypsum.
- Saat memotong papan gypsum usahakan jangan merusak
kertas pelapisnya.
- Pastikan papan gypsum terpasang pada rangka yang telah
level satu sama lain secara akurat.
- Saat memasang sekrup gypsum, jangan sampai merobek
kertas papan gypsum dan terbenam terlalu dalam.
- Jangan gunakan papan yang telah rusak/robek kertasnya.
- Saat mengaplikasikan sambungan papan gypsum,
lakukanlah sesuai dengan ketentuan untuk sambungan
papan gypsum.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 47
d. Penerapan dan finishing gypsum board

Umum

1) Aplikasikan 3 lapisan (coat) Jointing Compound untuk


mendapatkan non-cracking joint system
2) Gunakan sekrup khusus gypsum (25mm.
3) Jarak pemasangan sekrup
▪ Bagian tepi papan gypsum @150mm
▪ Bagian tengah papan gypsum @230mm
▪ Jarak maksimum dari ujung/tepi papan : 50mm

e. Pemasangan

Gantilah gypsumboard yang rusak selama pelaksanaan


dengan tanpa biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.

f. Pembersihan

Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari


bekas telapak tangan, kotoran, lemak, dan benda-benda
asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai dengan
yang diinginkan (spesifikasikan).

6. Persyaratan Pemeliharaan

a. Penyimpanan dan Perawatan Produk

- Material harus dikirim dalam pelindung tertutup atau


kontainer dari pabrik dengan nama pabrik, warna, ukuran
dan tipe.
- Material harus dipegang/dijaga dengan hati-hati untuk
menghindari kerusakan sesuai dengan instruksi dari
pabrik.
- Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk
rata, terangkat dari lantai dan terlindung dari air, yang
semuanya sesuai petunjuk pabrik.

b. Perbaikan

Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat,


sampai dengan perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 48
c. Pengamanan

- Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan


pengamanan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan.
- Sesudah pekerjaan dinding panel kayu & plywood,
permukaan dinding harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain
yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan
sebagainya.
- Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat
tersebut hingga pulih kembali seperti semula, sampai
hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Biaya perbaikan
ditanggung oleh Kontraktor.

7. Persyaratan Penerimaan

Kontraktor wajib memberikan garansi sebagai berikut :


- Garansi tertulis dari pabrik pembuat gypsum plafond.
- Garansi tertulis dari kontraktor untuk kualitas kerja,
ketepatan dan kebenaran serta metode pemasangan.

4.8. PEKERJAAN PENGECATAN

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan bagian-bagian


yang ditunjuk dalam gambar maupun bagian-bagian lain yang
memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah
1) Cat dinding
2) Cat plafond
3) Cat Kayu
4) Politur
Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam
Gambar Rencana dengan warna sesuai persetujuan User.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan / polituran karena
belum merata, berubah warna atau sebab-sebab lainnya sampai
pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

1) Cat Tembok Dan Plafond

a) Dipakai cat dinding kualitas 1 ex. Catylac, Vinilex, Dulux


atau setara warna ditentukan kemudian dengan
persetujuan User / Direksi
b) Dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 49
plafond serta pilar sesuai yang tertera dalam Gambar
Rencana.
c) Pelaksanaan sesuai ketentuan pabrik pembuat.
d) Sebelum dicat permukaan dinding tembok / beton yang
akan dicat harus betul-betul rata dan dibersihkan
dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi /
amplas basah dan setelah kering diplamur sehingga
permukaannya menjadi rata dan licin. Untuk tembok yang
rusak / pecah harus diperbaiki terlebih dahulu.
e) Pengecatan dilakukan dengan kuas / roller sampai
didapatkan hasil akhir yang merata warnanya minimal 3
kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.
f) Metode dan Persyaratan Pelaksanaan Pengecatan
Sebelum pelaksanaan, kontraktor wajib membuat contoh
pekerjaan pengecatan pada bidang dengan ukuran
100x100 cm, yang merupakan contoh hasil akhir
pengecatan.
g) Biaya percobaan ditanggung kontraktor dan hasil contoh
tersebut harus diserahkan kepada Direksi Proyek /
Konsultan untuk persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.
h) Pengecatan dilaksanakan dengan cara terbaik yang umum
dilakukan kecuali bila disyaratkan lain. Urutan pengecatan
penggunaan lapisan dasar dan ketebalan minimal sama
dengan syarat yang dikeluarkan pabrik.
i) Pengecatan harus rata, tidak bercucuran atau ada bekas–
bekas yang menunjukan tanda–tanda sapuan, semprotan
dan roller.
j) Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung
bahan dasar beracun atau membahayakan keselamatan
manusia maka kontraktor harus menyediakan peralatan
perlindungan misalnya masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
k) Pekerjaan pengecatan tidak diperkenankan dilaksanakan
dalam keadaan cuaca lembab, hujan, angin yang disertai
debu.
l) Pada pelaksanaan pengecatan di dalam ruangan dengan
cat yang bahan dasarnya beracun atau membahayakan
manusia maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup agar pergantian udara dapat
berlangsung lancar.
m) Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, pompa udara,
vacum cleaner, semprotan dan sebagainya, harus
tersedia dari kualitas mutu terbaik dan jumlahnya cukup
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
n) Khusus untuk semua cat dasar, pengerjaannya harus
disapukan dengan kuas, penyemprotan hanya boleh
dilakukan bila disetujui oleh Direksi Proyek / Konsultan.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 50
Pemakaian amplas, pencucian dengan air, maupun
pembersihan dengan kain kering, terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek / Konsultan
kecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
o) Hasil akhir pengecatan harus diawasi oleh tenaga ahli /
supervisi.
p) Hasil akhir pengecatan harus membentuk bidang cat
yang utuh rata tidak ada bintik–bintik atau gelembung
udara dan hasilnya harus dijaga terhadap kotoran yang
mungkin melekat. Bila hasil pekerjaan harus diulangi dan
diganti, Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali
bila ada cat dasar atau cat finis yang kurang menutupi
atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh Direksi Proyek /
Konsultan biaya untuk hal ini ditanggung oleh kontraktor
dan tidak dapat dilakukan sebagai pekerjaan tambah.
q) Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus di
bersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat, dan dalam kondisi kering.

2) Pengecatan Kayu

a) Dipakai cat kayu kualitas bagus, warna ditentukan


kemudian dengan persetujuan owner dan konsultan
pengawas.
b) Dilaksanakan pada kusen, daun jendela, lisplafon,
lisplank serta di tempat lainnya yang memerlukan finishing
dengan cat kayu
c) Sebelum dicat permukaan kayu yang akan dicat harus
betul- betul rata dan dibersihkan dengan cara menggosok
memakai kain yang dibasahi / amplas basah dan
setelah kering didempul sehingga permukaannya menjadi
rata dan licin.
d) Seluruh pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan
dengan baik sampai didapat hasil yang baik dan
warna car yang merata pelaksanaan pengecatan
sesuai ketentuan pabrik pembuat.

3) Politur

a) Dipakai politur kualitas I.


b) Dilaksanakan pada daun pintu panil
c) Sebelum dipolitur permukaan kayu harus betul-betul rata
dan dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain
yang dibasahi / amplas basah dan setelah kering
didempul sehingga permukaannya menjadi rata dan licin.
d) Seluruh pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan
dengan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 51
e) baik sampai didapat hasil yang baik dan warna yang
merata pelaksanaan sesuai ketentuan pabrik pembuat.

4.9. PEKERJAAN ATAP

a. Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


perlengkapan dan penutup atap dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan atap ini meliputi rangka atap, penutup atap, talang
air dan lain sebagainya yang termasuk pekerjaan atap seperti
yang ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.

b. Persyaratan Bahan

1) Rangka atap

Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, rangka atap


menggunakan Baja Ringan, dengan dilengkapi gambar shop
drawing dan perhitungan dari pabrikan. Spesifikasi rangka
atap baja ringan yang dipakai Sesuai SNI, AZ200 coating
blue resin G550 Mpa.

2) Penutup atap

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap terdiri


dari:
- Bahan penutup atap dipakai aluminium spandek
- Genteng bubungan/krepus dari jenis yang sama dengan
penutup atap yang akan digunakan.

3) Listplank Aluminium

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh pekerjaan


listplank Aluminium

4) Talang air

- Talang air patahan atap


Rangka talang dari papan kayu besi 3/20 cm dengan
persyaratan sesuai dalam Pasal Pekerjaan Kayu dan
talang dari bahan seng plat dari jenis BJLStebal 0.30mm.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 52
c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Rangka Atap

Untuk persyaratan pelaksanaan pekerjaan atap baja Ringan,


mengikuti persyaratan dalam System batja ringan

2. Penutup Atap

- Sebelum mendatangkan bahan ke lokasi pekerjaan,


Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan beserta
spesifikasinya kepada Direksi dan Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
- Genteng dan genteng bubungan/nok harus dari type yang
sama, ukuran seragam, tidak ada lobang dan cacat-cacat
lainnya.
- Genteng dan genteng bubungan/nok yang tidak lolos
seleksi harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam
tempo 1x24 jam.
- Pemasangan genteng dan genteng bubungan/nok
menurut konstruksi dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat atap yang dipakai atau atas petunjuk dari
Direksi/ Pengawas Lapangan.
- Setelah genteng terpasang, bidang permukaan harus rata,
lurus dan tidak ada bagian yang bergelombang yang
dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.

3. Talang Air

- Rangka talang dibuat sedemikian rupa, sehingga


permukaannya membentuk bidang yang rata sehingga
pada saat diberi lapisan seng plat tidak bergelombang
yang dapat mengakibatkan kebocoran.
- Untuk pemasangan lapisan seng plat menggunakan paku
sumbat sehingga air hujan tidak merembes lewat lubang
bekas paku.
- Untuk talang datar dibuat arah kemiringan talang untuk
membuang air sehingga air tetap dapat mengalir hingga
tuntas/habis dan tidak ada yang tergenang yang
- dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran

4.10. PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRIKAL

a. UMUM

Pekerjaan sistem Elektrikal meliputi pengadaan semua bahan,


peralatan dan tenaga kerja, pemasangan . Pengujian perbaikan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 53
selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan
sempurna :

b. Lingkup Pekerjaan.

1) Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik :


- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama
dan panel equipment.
- Pengurusan Tambah Daya Listrik dengan semua
administrasinya.
- Pengadaan dan pemasangan peralatan control /monitor (on/
off ) berikut panel kontrol
- Pengadaan, pemasangan unit-unit panel tegangan rendah,
- Panel-panel penerangan dan panel daya lengkap dengan
accessoriesnya.
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya
tegangan rendah - 1000V dengan berbagai ukuran dan type.
- Pekerjaan pentanahan (earthing ) dari panel, armatur
lampu, kotak kontak, pompa, peralatan dari bahan metal
lainnya.

2) Pekerjaan Sistem Penerangan dan Kotak

Kontak. Sistem penerangan dan Kotak Kontak.


- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan
lampunya.
- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis Kotak Kontak
biasa.
- Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar.
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa
instalasi pelindung kabel serta berbagai accessories
lainnya, seperti : box untuk sakelar dan Kotak Kontak,
junction box, fleksible conduit, bends / elbows, socket dan
lain-lain.
- Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel
instalasi penerangan dan Kotak Kontak.

c. Gambar-gambar Kerja

Setelah daftar bahan dan persesuaian dengan keadaan-keadaan


lapangan / lokasi pemakaian disetujui oleh Direksi, Kontraktor
masih harus menyerahkan gambar- gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan Direksi. Dalam gambar kerja ini lebih
dijelaskan katalog dari Manufacture, dimensi-dimensi, data
performance nama badan usaha yang menyediakan sparepart
dan after sales service untuk material-material tertentu.
alam gambar kerja ini dengan jelas terlihat dan dijamin

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 54
bekerjanya alat-alat / peralatan- peralatan didalam sistem secara
keseluruhan. Bila dirasakan perlu adanya perubahan-perubahan
ataupun penyimpangan-penyimpangan dari pada sistem yang
direncanakan sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan
tanpa merubah fungsi sistem , serta maksud dari sistem semula
/ sebenarnya dapatlah diajukan dengan memberi alasan-alasan
persetujuan yang tepat

d. Standar dan Referensi

Standar dan Referensi yang digunakan disini adalah dengan


standar :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000 ( PUIL)
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.
023 / PRT / 1987 tentang Peraturan Instalasi Listrik ( PUIL )
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tenaga Listrik No.
024 / PRT / 1987 tentang syarat-syarat penyambungan listrik
(SPL)
- Juga dijadikan standar pegangan antara lain adalah :
 VDE / DIN Jerman
 British Standard Associates
 IEC Standard
 JIS Japan Standard

e. Peralatan yang disebut dengan Merk dan Penggantinya

Bahan-bahan , perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang


disebutkan serta dipersyaratkan ini, Kontraktor wajib / harus
menyediakan sesuai dengan peralatan yang disebut dengan
persetujuan perencana.

f. Perlindungan Pemilik

Atas penggunaan bahan, material , sistem, sertifikat lisensi


dan lain-lain oleh kontraktor. Direksi dijamin dan dibebaskan
dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

g. Galian dan Bobokan

Pemborong harus menutup dan merapikan kembali setiap galian


atau bobokan yang dilakukan pada konstruksi bangunan , yang
disebabkan pekerjaan- pekerjaan instalasi elektrikal . Untuk
menghindari sejauh mungkin pekerjaan bobokan maka semua
insert, sleeves, raceways atau openings harus telah
dipersiapkan dan dipasang dalam tahap pekerjaan konstruksi.

h. Sleeves dan Insert

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 55
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi
sistem elektrikal harus dipasang oleh Pemborong. Semua insert
beton yang diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk insert
untuk penggantung busduct (hangers ) dan penyangga lainnya
harus dipasang oleh Pemborong.

i. Proteksi

Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan


harus dilindungi terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam
keadaan bersih . Semua pipa pelindung kabel dalam tanah yang
menembus keluar dinding pondasi batas luar bangunan , harus
ditutup rapat pada ujung- ujungnya dengan sealant untuk
mencegah masuknya air tanah . Ujung kabelnya sendiripun harus
ditutup rapat.

j. Pembersihan

Pemborong harus dapat menjaga keadaan site tempat


bekerjanya selalu bersih selama pemasangan instalasi. Semua
sisa bahan dan sampah harus diangkut dari site. Pada
penyelesaian pekerjaan, pemborong harus memeriksa keseluruhan
pekerjaan dan meninggalkannya dalam keadaan rapih, bersih dan
siap pakai.

k. Garansi

Suatu Sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik


pembuatnya. Bila peralatan mengalami kegagalan dalam
pengetesan- pengetesan yang disyaratkan di dalam spesifikasi
teknis ini maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap
peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat. Setelah mengalami pengetesan ulang
dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh
Konsultan MK / Pengawas.

l. Testing dan Pengujian

Pemborong harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian


untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan
dan material yang telah selesai terpasang , memang benar-
benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam
spesifikasi tknis ini. Pemborong harus menyediakan , atas
tanggungan sendiri semua peralatan dan personil yang perlu
untuk melakukan pengujian. Pemborong harus menyerahkan
jadwal waktu tentang kapan akan diselenggarakan- nya dan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 56
cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya
kepada Konsultan MK / Pengawas. Sebelumnya Pemborong
sudah harus mengadakan koordinasi dengan pemborong-
pemborong lainnya mengenai rencana pengujian tersebut.

m. Pendidikan dan Latihan

Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pemborong harus


menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan kepada 3
orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance.,
Repair Manual dan as built drawing . segala sesuatunya atas
biaya Pemborong.

n. Tambahan

Pemborong harus menyediakan peralatan tambahan (accessories)


yang tidak ditunjukkan dalam gambar dan persyaratan teknis ini,
tetapi perlu untuk menunjang terselenggaranya sistem secara
lengkap, baik dan rapi sehingga sistem dapat beroperasi
dengan baik dan sempurna

4.11. PEKERJAAN INSTALASI MEKANIKAL

a. Lingkup Pekerjaan

1) Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing


adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya
sesuai dengan gambar rencana dan / atau seperti yang
dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing
yang lengkap dan bekerja baik siap untuk dipergunakan.

2) Pekerjaan Air Bersih

Pengadaan dan pemasangan system pemimpaan beserta


perlengkapan instalasi pemipaan distribusi pada setiap titik
pengeluaran. Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan
sanitary seperti halnya kloset dan lain-lain.

3) Pekerjaan Air Kotor

Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang


diperlukan dalam system pembuangan air kotor.
Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti
halnya closet, floor drain dan lain-lain.

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 57
4) Testing dan Commisioning

Mengadakan testing dan commissioning semua system


pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang
baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia. Serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.

b. Referensi

Semua material yang akan digunakan/dipasang adalah dari jenis


material berkwalitas baik, dalam keadaan baru (tidak dalam
keadaan rusak atau diafkirafgekeurd) sesuai dengan mutu dan
standart yang berlaku atau standart internasional seperti BS, JIS,
ASA, DIN, SIÉ dan yang setaraf.

c. Bahan-Bahan Pengganti

1) Kontraktor bertanggung jawab atau mutu dan kwalitas


material yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan
dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
2) Semua bahan, peralatan, atau fixtures yang akan
digunakan dan tidak disebutkan dalam spesifikasi ini hanya
diperbolehkan, apabila telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas dan biaya pengujian bahan/ peralatan/
fixtures tersebut (apabila diminta oleh pemilik) ditanggung oleh
Kontraktor. Apabila diperlukan pengujian atau bahan
peralatan / fixtures harus dilakukan oleh badan-badan atau
lembaga-lembaga yang ditentukan oleh pemilik dan dengan
cara-cara standart yang berlaku. Apabila cara-cara standart
tidak ada, pemilik berhak menentukan prosedur pengujian.

3) Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan


peralatan-peralatan yang akan dipasang pada instalasi ini,
harus mempunyai tanda-tanda merk yang jelas dari pabrik
pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-
tanda tersebut harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.

d. Syarat-syarat Bahan

1) Alat-alat sanitair.
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan
spesifikasi Arsitek setara :
 Closed : Ex. TOTO
 Kran dinding : ONDA
 Floor drain : Stainles

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 58
2) Sistim Air Bersih

Pemipaan air bersih disini dipergunakan bahan-bahan sbb :


 Untuk pipa digunakan pipa PVC AW R dan Fitting merk
Rucika klas AW dengan sambungan lem.
 Clean Out dia. 3 – 6“ dari merk TOTO atau setaraf yang
disetujui Konsultan Pengawas.

3) Sistim Pembuangan air kotor, air bekas

Pemipaan air kotor, air bekas dan vent disini dipergunakan


bahan-bahan sebagai berikut :
 Untuk pipa dipergunakan pipa PVC merk Wavin,
klas AW dengan sambungan lem.
 Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding
sesuai dengan merk pipa AW Rucika. Belokan pada
saluran utama harus mempergunakan long radius bend
dan cabang pada saluran utama harus mempergunakan
45 derajat Y dan 45 derajat Bend. Jenis lem yang
dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

e. Syarat-syarat Penyambungan

1) Pipa PVC dan Fitting

Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan


PVC glue yang sesuai dengan diameter pipa dan sebelum
dilem, pipa harus dibersihkan dulu dengan cleaning fluid.
Pipa harus masuk sepenuhnya difitting maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan
pipa harus menggunakan alat khusus agar pemotongan pipa
dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara
penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa yang bersangkutan.

2) Sambungan yang mudah dibuka

Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat sanitair/atau


peralatan lain yang karena sesuatu hal perlu dilepas dari
pipa yang menghubungkannya antara lain :
 Antara lavatory fauced dan supply valve
 Antara fluse valve dan urinal
 Antara supply valve dan floated di closed
 Pada faste fitting dan siphon
 Pada peralatan lain yang memerlukan

Pada sambungan ini kerapatan yang diperoleh oleh adanya

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 59
paking dan bukan seal shreat. Sambungan jenis ini antara
lain union, fleng atau yang sejenis lainnya.

f. Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :

1) Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan


dinding/bagian dari bangunan pada area horizontal
maupun vertikal.
2) Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90 dan 45
derajat.
3) Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang untuk
dalam keadaan sempurna.
4) Sebelum dipasang support harus dicat dengann ICI
zinkcromate primer paint.
5) Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
6) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada
supports.
7) Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum
disambung harus ditutup dengan plug atau dop.
8) Pipa dan fitting harus bebas tegangan yang di
akibatkan dari bahan yang dipaksakan.
9) Semua pemasangan yang berhubungan dengan
menggantung / menembus pada konstruksi bangunan,
kontraktor ini harus menghubungi Konsultan Pengawas
untuk minta persetujuan.
10) Pipa air kotor bekas secara umum harus mempunyai
kemiringan 1 % kearah aliran atau seperti yang
ditentukan pada gambar.
11) Pipa air kotor dari bangunan menuju septick tank
mempunyai kemiringan tidak lebih dari 1% kearah aliran.
12) Pemasangan alat-alat sanitair termaksud diatas
dilakukan seperti lazimnya memperhatikan pedoman-
pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya.
13) Klos-klos kayu harus kayu yang sudah tua dan kering
serta dimeni, baut-baut serta murmurnya seyogyanya
dari bahan logam yang tidak berkarat.
14) Dempul karet (seal) dengan kwalitas baik agar
digunakan untuk mencegah kebocoran dan
perembesan.

g. Pengujian dan DisInspeksi

1) Pengujian pipa air bersih


- Setelah semua pipa selesai dipasang, maka perlu
diadakan pengujian kebocoran atau seluruh bagian
dari instalasi ini, sehingga system dapat berfungsi
dengan baik. Sebelum dipasang fixtures-fixtures
seluruh system distribusi air harus diuji dengan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 60
tekanan 8 kg/cm untuk pipa sanitary dan 12 kg/cm.
secara terus menerus dengan penurunan maksimal
sebesar 5 % dari harga tersebut diatas. Kebocoran/
kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh Kontraktor
ini tanpa tambahan biaya.
- Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara
bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 100
meter. Biaya pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor /
Kontraktor.
- Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan
disaksikan oleh Pengawas atau Direksi Lapangan,
selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat
akan dibuatkan Berita Acaranya.

2) Pengujian pipa-pipa sanitasi

- Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka


perlu diadakan pengujian kebocoran atau seluruh
bagian dari instalasi ini, sehingga sistim dapat
berfungsi dengan baik. Seluruh sistem pembuangan
air harus mempunyai lubang/lubang yang dapat
ditutup (plugged) agar seluruh system tersebut
dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent
tertinggi. Sistem tersebut harus dapat menahan air
yang diisikan tersebut diatas, minimum 1 jam dan
penurunan air selama waktu tersebut tidak turun
lebih dari 10 cm, atau dengan pengujian hydrostatic
sebesar 4 kg/cm untuk pipa cabang dan 6 kg/cm
untuk induk terus menerus dengan penurunan
maximal sebesar 5 % dari harga tersebut diatas.
Kebocoran / kerusakan yang timbul harus diperbaiki
oleh Kontraktor ini tanpa tambahan biaya.
- Apabila pemilik menginginkan pengujian lain
disamping pengujian diatas, Kontraktor harus
melakukannya tanpa biaya tambahan.

3) Pembilasan

Setelah seluruh pengujian kebocoran telah selesai maka


perlu diadakan pembilasan atau seluruh jaringan pipa
dengan cara menjalankan sistim distribusi dan
mengeluarkan air dari tiap titik air masingmasing selama 5
menit.

4) Pengujian pemakaian.

Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan pembilasan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 61
selesai, maka semua sistim harus diuji terhadap pemakaian
dengan cara menjalankan sistim sekaligus, tanpa
mengalami kerusakan atau gangguan. Semua peralatan
dan kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan
dibebankan kepada Kontraktor pekerjaan plumbing.

5) Disinfeksi

Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi


dari seluruh instalasi air sebelum diserahkan kepada
pemilik. Disinfeksi dilakukan dengan pemasukan larutan
"Clorine” kedalam sistim pipa, dengan cara methoda
yang disetujui oleh pemilik. Dosis clorine adalah sebesar
50 ppí (paro permillion). Setelah 16 jam seluruh sistim pipa
tersebut harus dibilas dengann air bersih sehingga kadar
clorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm. Semua katup
dalam sistim pipa yang sedang mengalami proses
disinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali
selama jangka waktu 16 jam tersebut diatas.

C. PENUTUP

1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-
bahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan
ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini, tetap
diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis serta
membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target volume
pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan
(As-built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan pengesahan
dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan

Spesifikasi Teknis Perencanaan Pembangunan Aula Ruangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Hal - 62

Anda mungkin juga menyukai