Anda di halaman 1dari 59

Rencana Kerja dan Syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT


A. PENJELASAN UMUM
PASAL 1
URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pembangunan Tempat Peristirahatan (Rumah Jaga).


b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda
yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :


a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
c. Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas
Keputusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2010 dan Perpres
No. 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
e. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Standar dan
f. Pedoman Pengadaan Jasa KonstruksiKeputusan Menteri Pekerjaan Umum
RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk
Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)

1
Rencana Kerja dan Syarat

k. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)


l. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
m. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
n. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
o. SKSNI T-15-1991-03
p. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)

1.3. DOKUMEN KONTRAK


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu
dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya
kepada Pengawas Lapangan.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,
maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang
jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi,
harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.

2
Rencana Kerja dan Syarat

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan


pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran
terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan
Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. KETERANGAN UMUM
1. Pembangunan Tempat Peristirahatan (Rumah Jaga) dan Gerbang di Wilayah Tahura
tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari
persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan
dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :

 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Struktural
 Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
 Pekerjaan Penutup Lantai
 Pekerjaan Langit - Langit ( Plafon)
 Pekerjaa Atap
 Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela, Kunci Dan Penggantung
 Pekerjaan Instalasi Listrik / Penerangan
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Sanitasi
 Pekerjaan Lain-lain

2.2. SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat


pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari
proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-

3
Rencana Kerja dan Syarat

jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga


disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton
molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus
dlaam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh
dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan
prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan
dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan


dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa
gambar- gambar perubahan.

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh


persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan
bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan
kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :

 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada


masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai
kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan
diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat
pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).

k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan


sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan

4
Rencana Kerja dan Syarat

sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada


tahap selanjutnya.
B nb hhn
2.3. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi
yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di
lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti
telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor
Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor
Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk
2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor


Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada
rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan.
Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 3
PERSYARATAN MUTU BAHAN

3.1. Ketentuan dan Persyaratan Umum Bahan


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan
harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982
serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan
yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan
atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan

5
Rencana Kerja dan Syarat

dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya


dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas
Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu
ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor.
Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak
diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan
bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

3.2. AIR (PUBI 1970/N1-3)


a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam. bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak bangunan.
b. Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton atau dapat ditentukan dengan ukuran
isi atau ukuran berat serta harus dilakukan setepat- tepatnya.

3.3. PASIR D A N U R U G A N T A N A H
a. Urugan Tanah
Urugan Tanah untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih dan
keras. Tanah Urugaut untuk aksud-maksud tersebut harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
b. Pasir Pasang, Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

i. Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
ii. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
iii. Butiran-butiran harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
iv. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
c. Pasir Beton, Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971 (Nl-2) diantaranya yang paling penting adalah:

6
Rencana Kerja dan Syarat

i. Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari
dan pengaruh cuaca.
ii. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
d. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan yakan 150 maka sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,
berkisar antara 60% sampai dengan 90% dari berat
e. Pasir laut tidak boleh dipergunakan
f. Syarat-syarat tersebut di atas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium

3.4. AGREGAT KASAR (KERIKIL DAN BATU PECAH)


a) Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu (Stone Chruser) dengan besar butiran lebih besar
dari 5 mm (split).
b) Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan alam SK SNI T-15-1991 diantaranya : harus terdiri dari butir-butir yang
keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur o!eh pengaruh cuaca.
c) Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan gradasinya
bergantung pada penggunaannya
d) Kerikil/Batu Pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1% (satu
persen)
e) Warnanya harus hitam mengkilat keabu-abuan

3.5. PORTLAND CEMENT (N1.8, PBI 1971/N1.2, SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-
1995)

a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dengan type I (satu)
dan dalam Kantong Baru/Utuh.
b. Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian
terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi
lemPASAL, begitu pula penempatannya harus ditempatkan di tempat kering.
d. PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping) tidak boleh
dipakai/dipergunakan lagi.
e. Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari ± 2,5%.
3.6. KAYU (PPKI 1961)
a. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan segar dengan ketentuan bahwa sifat
dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan
merusak atau mempengaruhi nilai konstruksi bangunan

7
Rencana Kerja dan Syarat

b. Jenis kayu yang digunakan harus sudah cukup tua, dipilih dan mutu yang terbaik,
kering, lurus dan dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putih
kayu, pecah-pecah, mata kayu, melinting basah dan lapuk.
c. Untuk kayu balok, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 19% dan kayu papan
(kayu yang ketebalannya kurang dari 2,5 cm) disyaratkan kelembabannya tidak
lebih dari 12%.

3.7. BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT (PUBI 1970/N1-3 dan SNI
07 2052 2002)
a. Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan
bentuk belahan-belahan polos.
b. Baja tulangan beton tidak boleh menganudng serpihan, lipatan, retakan, cema (luka
pd besi beton yang terjadi karena proses cenai) yang dalam dan tidak berkarat
pada permukaan.
c. Mutu baja besi tulangan dipakai U-39 (sirip/defom) untuk besi pokok dan U-24
(polos) untuk sengkang dan tulangan plat.
d. Baja tulangan beton sirip (defom) harus mempunyai sirip yang teratur. Setiap
batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang sejajar dan sejajar
dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lainya dengan arah melintang sumbu
batang. Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada
jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
e. Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 derajat terhadap
sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai dengan 75 derajat,
arah sirip melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya
di atas 70 derajat arah berlawanan tidak diperlukan
f. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

3.8. BETON (PBI 1971/N1-2)


a) Beton yang dipakai untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai/diperkirakan
dengan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil/ Spilit atau dipakai 1 PC : 3 Pasir: 5
Kerikil/Split perbandingan berat.
b) Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan sebuah
kerucut terpancung Abram. Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
menurut Tabel 4.4.1. PBI 1971 (NI-l).
3.9. BATU BATA
Persyaratan Batu Bata harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam Nl-10 atau
secara singkatnya diuraikan sebagai berikut :

8
Rencana Kerja dan Syarat

a. Batu Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna atau satu kualitas
b. Ukuran harus sama :
- Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm, atau

- Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm.


c. Penyimpangan terbesar dan ukuran seperti tersebut di atas adalah panjang
maksimum 3%, lebar 4% tetapi antara batu bata ukuran terbesar dengan ukuran
selisih maksimum adalah sebagai berikut :
- Untuk Panjang diperbolehkan maksimum 10 mm
- Untuk lebar diperbolehkan maksimum 5 mm
- Untuk tebal diperbolehkan 4 mm
d. Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna penampang
harus sama dan merata kemerah-merahan
e. Bentuk bidang-bidangnya harus rata, sudut-sudutnya. atau. rusuk-rusuknya harus
siku atau bersudut 90 derajat dan bidangnya tidak boleh retak-retak
f. Berat satu sama lainnya harus sama, berarti ukuran, pembakaran dan
pengadukannya harus sama dan sempuma
g. Bila dipukul dengan benda keras suaranya harus nyaring

PASAL 4
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
4.1. SITUASI / LOKASI
a. Lokasi proyek adalah di Taman Hutan Raya Sultan Adam.
Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya
waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan
seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

4.2. AIR DAN DAYA


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam
kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang
dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.

9
Rencana Kerja dan Syarat

Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri


sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik
sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus
mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan
para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.

4.3. SALURAN PEMBUANGAN


Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar
daerah bangunan selalu dalam keadaan kering / tidak basah tergenan gair hujan atau
air buangan. Saluran dihubungkan ke parit / selokan yang terdekat atau menurut
petunjuk Pengawas.

4.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG


DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan
kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

4.5. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm ditopang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan
atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

10
Rencana Kerja dan Syarat

4.6. PEMBERSIHAN HALAMAN


a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya
pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas
bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.

4.7. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan
harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak
dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung.

B. PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Pembongkaran dan Pembersihan Lapangan

a. Pekerjaan ini meliputi penebangan pohon hingga bersih sampai ke akar-


akarnya, pembersihan semak–semak, pekerjaan tanah/pengupasan tanah
lapisan atas (tanah humus), berikut penyediaan tenaga, bahan–bahan dan
peralatan yang memadai sehingga dapat dicapai hasil yang memuaskan.
b. Apabila dalam pekerjaan persiapan ini terdapat kerusakan milik pemberi
tugas, maka Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab mengganti
kerugian yang ditimbulkan.

1.2. Pengukuran dan Pematokan / Penentuan Peil


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
mencocokkan ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar dan rencana kerja.

11
Rencana Kerja dan Syarat

Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memberitahukan Direksi untuk setiap


perbedaan yang terjadi.
b. Semua kesalahan dan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa Konstruksi wajib dicocokkan untuk memberitahukan
perbedaan-perbedaan ukuran seperti tersebut di atas. Hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Ukuran-ukuran dan peil-peil untuk pekerjaan ini harus dipasang oleh juru ukur
milik Penyedia Jasa Konstruksi dan hasil pengukuran dilaporkan kepada
Direksi secara tertulis.
d. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberi patok–patok
pengukuran, di mana patok–patok ukur peil tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

1.3. Papan Nama Proyek


Membuat papan namam proyek dari papan dilapis seng dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
- Nama proyek
- Pemilik proyek
- Lokasi proyek
- Jumlah biaya (kontrak)
- Nama Konsultan Perencana
- Nama Konsultan Pengawas
- Nama Pelaksana (Kontraktor)
- Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus melakukan Pembersihan, pengukuran dari
existing yang ada dan membuat patok-patok dan pemasangan bouplank

PASAL 2
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

2.1. PEKERJAAN GALIAN

a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam


kemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar.

12
Rencana Kerja dan Syarat

b. Bilamana tanah yang digali tenyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas, maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk
penggunaan tersebut.
c. Tanah / galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar
halaman. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi atau bila mana perlu memindahkan tanah atau
bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan
untuk urugan sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.

2.2. Persiapan untuk Urugan


a. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan di atasnya, harus digilas hingga
kepadatannya mencapai 90 % dari kepadatan maksimum.
b. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat
dilakukan pengurukan tanah yang dilakukan lapis demi lapis. Pada lapisan
pertama tanah dihampar setelah 15 cm kemudian dipadatkan demikian
seterusnya hingga mencapai ketinggian yang diinginkan.

2.3. Pengurugan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali
harus dengan persetujuan Pengawas.
b. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana yang dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera
dalam gambar kerja.

2.4. Pemadatan
Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan
dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 10 cm lapis
padat.

Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan sepadat-padatnya dilakukan dengan


mesin giling (tumbuk) atau stemper dengan menambahkan air dan disetujui
pengawas.

2.5. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan


a. Galian atau urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas Lapangan
sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan,
Pengawas Lapangan akan segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana
yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.

13
Rencana Kerja dan Syarat

b. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau


tersembunyi oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan
pemeriksaan oleh Pengawas.

PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTURAL

a. Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :


- Pondasi Pasangan Batu Belah Camp. 1 pc : 4 ps
- Beton Lantai Kerja K.100
- Pek. Beton Bertulang untuk Lantai (K.175)
- Pekerjaan Beton Bertulang (K.225)
b. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
 Semen Portland :
- PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau
yang memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia
NI-8 atau ASTMC-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.
- Semen yang telah mengeras sebagian /seluruhnya, tidak diperkenankan
untuk digunakan.
- Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga semen bebas dari kelembapan
- Konsultan pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersediauntuk memberi bantuan yang dibutuhkanoleh Konsultan pengawas
Pekerjaan untuk pengambilan contoh-contoh tersebut, semen yang tidak
dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan / diafkire.
- Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk
dibongkar, beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban kontraktor.
- Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas
dari bahan – bahan organis, Lumpur dan lain sebagainya, serta memenuhi
komposisi butir dan kekerasan seperti yang tercantum dalam NI -2 PBI 1971.
g. Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam NI-2 PBI 1971 ,

14
Rencana Kerja dan Syarat

- koral yang digunakan ukuran 2/3 cm h. Air yang digunakan harus air tawar
yang bersih dan tidak mengandung minyak ,asam,garam alkalis serta bahan
- bahan organis / bahan lain yang dapat merusak beton.
- Apabila dipandang perlu Pengawas dapat meminta kepada pemborong
supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemerisaan bahan yang
resmi atas biaya pemborong

 Baja Tulangan :
- Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-32 untuk baja diameter lebih
besar atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja diameter lebih kecil 12,
kecuali untuk diameter 16 keatas harus menggunakan U-32 (ulir) sesuai
dengan PBI 1971, JIS SR 24 British Standard No 785 atau ASTM
Designation A-15. dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Konsultan Pengawas berhak meminta kepada kontraktor, surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan untuk persetujuan konsultan pengawas sesuai dengan
persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum dalam
gambar rencana
- Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas
dari cacat – cacat seperti serpih - serpih, karat dan zat kimia lainnya yang
dapat mengurangi / merusak daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
- Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana
dan tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran.diameter besi
ulir adalah diameter dalam.
- Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dalam Gambar Kerja,
penggantian dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari
Direksi. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap
yang digambar sejauh bukan kesalahan Gambar Kerja adalah tanggung
jawab Kontraktor.
- Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab,
disesuaikan diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus
dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin
dilindungi terhadap karat.

 Bahan campuran tambahan (Additives):


- Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete admixture / Additives)
kecuali yang disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS harus seijin tertulis
dari Konsultan Pengawas/Direksi.

15
Rencana Kerja dan Syarat

- Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak


boleh dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic
pressure) tidak boleh bahan kedap air yang mengandung garam stearate.
- Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan
memenuhi AS 1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus
sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
- Semua Admixture yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan hasil
pekerjaan benda uji / contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.
- Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran
beton dipakai bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton
baru, serta permukaannya harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1
m2adalah 0,3 liter calbond dicampur dengan larutan semen/PC sekitar
25% nya dengan cara ditaburkan.

 Bekisting :
- Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tenal minimal
2 cm dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu
borneo 5/7, 5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekuatan dan
kekakuan mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom
struktur dipakai papan borneo tebal 3/20.
- Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum
5/10 cm atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan memakai bamboo.
- Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan
lebih kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang
yang rata dan halus.

 Perrsyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton :


- Kelas dan Mutu dari beton harus sesuaidengan standard Beton Indonesia
NI-2 ,PBI-1971
- Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda – benda uji harus memberikan „BK‟(kekuatan tekan beton
kareteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan.
- Beton harus dibentuk dari semen Portland,pasir,kerikil,dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya. Bahanbetondicampurdalamperbandingan
yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan
yang tepat/baik.

16
Rencana Kerja dan Syarat

- Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang disyaratkan /


ditentukan dalam spesipikasi ini, harus dipakai “campuran yang
direncanakan” (MIX DESIGNED)
- Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton,
- Perbandingan antara bahan - bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agrega dan beton yang
dihasilkan.
- Pengujian beton akan dilakukan oleh konsultan pengawas pekerjaan atas
biaya kontraktor pelaksana. Perbandingan campuran beton jika dipandang
perlu harus diubah untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, atau kekuatan. dan kontraktor tidak berhak atas
claim yang disebabkan perubahan yang demikian.

c. Pondasi Pasangan Batu Belah Camp. 1 pc : 4 ps


- Pekerjaan pondasi tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan dari
direksi/pengawas tentang ukuran, kekuatan dan kebersihan.
- Pasangan Batu Gunung untuk pondasi dipasang sedemikian rupa (sesuai
gambar) yang pada bagian celah-celahnya harus diisi dengan adukan
campuran 1 PC : 4 Ps. Celah yang besar di antara batu harus diisi dengan batu
kricak/batu pecahan yang dicacah padat. Batu Gunung yang dipasang tidak
boleh saling bersinggungan antara Batu Gunung yang satu dengan Batu
Gunung yang lain atau dengan kata lain selalu ada perekat di antaranya.
- Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 PC :
3
- Ps, setinggi 20 cm dihitung dari permukaan pondasi ke bawah.
- Adukan harus membungkus Batu Gunung pada bagian tengah sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga / tidak padat.
- Adapun mengenai bentuk, ukuran, model dan pemasangannya harus sesuai
dengan gambar atau instruksi dari Direksi Pekerjaan.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

17
Rencana Kerja dan Syarat

Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :

o Pasangan batu bata


o Adukan
o Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.

4.2. STANDAR / RUJUKAN

1. American Society for Testing and Materials (ASTM)


2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI)

4.3. PROSEDUR UMUM

1. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata
dan bata ringan disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan ini.
2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.
Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana
tertera nama pabrik serta merek dagangnya.

Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

4.4. BAHAN - BAHAN


1. Batu Bata.
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri
eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm.
yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah
patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak
sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata
yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas bata harus sesuai
dengan pasal 81 dari A.V. 1941. Kontraktor harus menunjukkan contoh
terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak
menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi

18
Rencana Kerja dan Syarat

syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat
pekerjaan.

Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm2,
sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.

2. Adukan dan Plesteran.


Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding
batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding biasa,
1 Pc : 3 pasir untuk tasram.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (atau
produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang
keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
mengeras tidak boleh digunakan kembali.
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.

3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, serta pondasi yaitu :
poer plat, sloof, kolom dan ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk)
adalah K.225.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek
untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur
dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan
ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan
PBI 1971.

4.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

1. Sloof, kolom praktis dan ringbalk serta Pondasi Poer Plat.


Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm, Kolom
15 x 15 cm, 20 x 20, ringbalk dan balok latai 20 x 30 cm, serta untuk poer plat
ukuran nya 0,80 m x 0,80 m x 20 cm dan untuk kolom nya 20x20 cm. Kolom dan
ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15

19
Rencana Kerja dan Syarat

cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal
minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat
sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar
setelah beton mengalami proses pengerasan.

2. Pasangan dinding bata.


Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
Tidak diperkenankan memasang batu bata :

1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung
atap
5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang
beton praktis (kolom, dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat
dan benar-benar dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap
jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas
kusen harus dibuat balok lantai atau dilengkapi dengan pasangan rollag.
Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun
horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan adukan.
3. Perawatan dan Perlindungan.
Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari
setelah didirikan.
Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan
pengisi celah.
4. Plesteran dan Pengacian.
Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.

20
Rencana Kerja dan Syarat

PASAL 5
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
ini.

5.2. STANDAR / RUJUKAN

American Society for Testing and Materials (ASTM)


American Concrete Institute (ACI)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
Standar Nasional Indonesia (SNI)
American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)

5.3. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan
kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang
memadai, dan bebas dari benda–benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih
dari 1200 mm agar tidak berhamburan.

5.4. BAHAN - BAHAN


1. Persyaratan bahan sesuai pasal 3 spesifikasi teknis

5.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.


Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500 mm di atas lantai,
tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan

21
Rencana Kerja dan Syarat

beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.

Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan


terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.

2. Pencampuran.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.

Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.

Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah


pencampuran tidak diijinkan digunakan.

3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


Semua permukaan yang akan menerima adukan dan atau plesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.

Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan


instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah
terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia
tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air
terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm
dan dibersihkan.

4. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos
sementara dari bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.

22
Rencana Kerja dan Syarat

 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,


permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata
dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain.
 Sisa–sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera
dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
menggunakan baja tulangan.

Plesteran Permukaan Beton.

 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,


dibersihkan dari bagian–bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan–bahan cat, minyak, lemak,
lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat
dengan penyiraman air.
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak–retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

5. Ketebalan Adukan dan Plesteran.


Tebal adukan dan atau plesteran 10–25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

6. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada
bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering betul.

Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus


selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurang–kurangnya dua kali setiap harinya.

7. Pemeriksaan dan Pengujian.

23
Rencana Kerja dan Syarat

Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat
mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan.

Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan


dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari
Pemilik Proyek.

PASAL 6
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA

6.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan meliputi pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk
pekerjaan kayu sesuai dengan gambar dan syarat-syarat serta spesifikasi khusus.

6.2. Pekerjaan Pemasangan

o Kontraktor wajib membuat shop drawings untuk persetujuan perencanaan yang


dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana yang tersedia.
o Shop drawings harus sudah menggambarkan detail hubungan-hubungan dan
sambungan-sambungan, pengangkuran, konstruksi dan pemasangan semua
komponen lengkap dengan ukuran-ukuran.
o Kontraktor harus memeriksa apakah kualitas bahan yang dipakai, dimensi yang
ditunjukan dalam gambar rencana sudah memenuhi ketentuan struktur dan
ketahanan.
o Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan
dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Tim Teknis / Konsultan
Supervisi seandainya permukaan - permukaan yang bersangkutan dalam
keatidak memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.
o Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya.
o Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings, harus dikoreksi/
diselesaikan bersama dengan Perencana, untuk mendapatkan kepastian.
o Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang
ditentukan.

6.3. PROSEDUR UMUM

1. Bahan
o Kusen pintu dan jendela menggunakan material kayu kuat ulin dan daun pintu
dari material kayu ulin pula .

24
Rencana Kerja dan Syarat

o Finishing pelitur/ melamin.

o Kaca clear tebal 5 s.d 8 mm.

o Kaca ice tebal 5 mm untuk ventilasi kamar mandi sesuai dengan gambar teknis.

o Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang diberikan
dalam gambar yang bersangkutan.

o Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain lihat pada penjelasan
Perlengkapan Kunci-Kunci dan Penggantung.

2. Pengerjaan
Pintu-pintu, jendela-jendela dan bouvenlicht harus betul-betul persegi dan datar.
Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin
dan selesai siap untuk dicat atau penyelesian lainnya. Permukaan yang
bersentuhan dengan adukan tembok harus dicat meni alkali atau cat meni besi.

3. Memasang dan Menggantung Pintu-Pintu dan Jendela-Jendela


o Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya
diperhitungkan tebal cat dan kemungkinan pengembangan atau pengerutan
kayu.

o Kunci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya, rongga


pada rangka vertikal, pada kunci dan penggantung dan di atas rel tidak boleh
melebihi 2,5 mm, lubang yang dibawah tidak boleh melebihi 3 mm, semua
ujung-ujung yang runcing harus dibulatkan dan rangka vertikal pada kunci harus
dimiringkan sedikit.
4. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu Ulin

o Pekerjaan kayu ulin tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan kecuali jika
sudah dipasang.

o Untuk pekerjaan kayu ulin yang harus dibuat, kalau belum selesai sama
sekali, tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel-setel
jika bangunan belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu
tersebut.
o Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan Perencana harus diberikan fasilitas untuk
memeriksa semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan di bengkel-bengkel dan
di lapangan.

25
Rencana Kerja dan Syarat

o Kontraktor harus menyediakan pintu-pintu sementara dan penutup semua


lubang-lubang yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan kayu halus selama
dalam pelaksanaan.

o Juga harus menyediakan pembungkus atau penutup sementara yang diperlukan


untuk pekerjaan-pekerjaan kayu halus yang sudah selesai seperti ambang- ambang
pelindung dan sebagainya yang mungkin dapat rusak selama pelaksanaan
pekerjaan.

5. Pemasangan Pekerjaan Kayu Ulin

o Jika pekerjaan kayu Ulin akan dipasang setelah rangka pada bangunan
sekelilingnya telah selesai, Kontraktor menjamin bahwa segala pekerjaan kayu Ulin
yang harus dipasang telah disetel ke dalam rangka yang telah disediakan.
o Rongga yang dibuat pada pekerjaan lantai di belakang pekerjaan-pekerjaan
kayu Ulin harus dibuat lurus dan tegak.
o Tempat sambungan yang vertikal antara kusen-kusen dengan rangka bangunan
harus diisi padat dengan adukan tapi rongga di bagian atas harus dibiarkan.
o Pekerjaan kayu Ulin tidak boleh dipasang dulu dalam kedudukannya sampai
rangka pada lantai, dinding dan langit-langit telah selesai.

6. Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna

o Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi
tidak longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci-kunci dan
engsel-engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
o Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut
atau bengkok, atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada pekerjaan kayu
halus atau kasar sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang cacat
tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Tim Teknis / Konsultan Supervisi
/ Perencana merasa puas dan pekerjaan lain yang terganggu akibat pembongkaran
tersebut harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

26
Rencana Kerja dan Syarat

PASAL 7
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

7.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat


penggantung dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.

7.2. STANDAR / RUJUKAN

Standar dari Pabrik Pembuat.

7.3. PROSEDUR UMUM

7.3.1. Contoh

Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci
yang akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui,
sebelum dibawa ke lokasi proyek.
7.3.2. Pengiriman dan Penyimpanan

Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan
asli dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing
dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.

Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari
kerusakan.
7.3.3. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai.
Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7.4. BAHAN - BAHAN

7.4.1. Umum

Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik,
buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan
lebih dari 70%.

Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan
harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

27
Rencana Kerja dan Syarat

7.4.2. Alat Penggantung dan Pengunci.

Rangka Bagian Dalam.


a. Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca dan pintu
KM/WC) dengan sistem Master Key.

Semua kunci harus terdiri dari :

- Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless steel atau
kuningan dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.

- Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat


dari bahan nikel stainless steel hair line.

- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis
seng dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan
daun pintu (besi, kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah
siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face plate,
lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike plate.

b. Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC.

- Kunci pintu KM/WC terdiri dari :


Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan indikator
merah/biru di bagian sisi luar pintu.

- Hendel bentuk gagang di atas pelat.

- Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk
selot pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.

c. Engsel.

- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun
dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk
semua daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai
dengan ukuran dan berat jendela. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball
Bearing

d. Hak Angin.

28
Rencana Kerja dan Syarat

Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu.


Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari
jenis spring.

e. Grendel Tanam / Flush Bolt.


Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam.

f. Gembok.
Gembok dalam warna solid brass untuk pintu-pintu pelayanan atau sesuai
petunjuk dalan Gambar Kerja.

g. Penahan Pintu (Door Stop).


Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus
dari tipe pemasangan dilantai.

h. Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less
menggunakan handle buka.

i. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt
chrome/stainless steel hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.

7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


7.5.1. Umum.

o Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan


persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

o Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.

o Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah


engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu
harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela
dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang
memiliki pagangan.
o Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah
engsel.

29
Rencana Kerja dan Syarat

o Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci,


silinder, hendel/pelat, kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
o Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu
dengan bingkai bawah pemegang pintu kaca.

7.5.2. Pemasangan Pintu.

o Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.


o Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu
dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu,
sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
o Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat
penutup muka dan pelat kunci.
o Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang
slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.
7.5.3. Pemasangan Jendela.

o Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan


menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.

o Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan


friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.

Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaaan jendela yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi
dengan sebuah pengunci.

PASAL 8
PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA BAJA RINGAN

8.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan,sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah
Pekerjaan
- Rangka utama bagian atas (top chord).

30
Rencana Kerja dan Syarat

- Rangka utama bagian bawah (bottom chord).


- Rangka pengisi (Web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang ditetapkan.
- Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

8.2 Persyaratan Bahan


 Baja mutu tinggi G 550.
 Tegangan maksimum 550 mpa.
 Kekuatan leleh minimum 550 mpa.
 Modulus geser 80.000 mpa.
 Modulus elastisitas 200.000 mpa.

8.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan yang mengacu pada standar
peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan
genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural.
- Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan dan kegagalan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
- Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan

31
Rencana Kerja dan Syarat

Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-


persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel” (Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan “Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1)” & “Wind load” (Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-
self drilling-for the building and construction industries” (Australian
Standard 3566).

PASAL 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
9.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat – alat dan
bahan berikut pemasangan penutup atap Sirap Kayu seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

9.2. PROSEDUR UMUM

9.2.1. Contoh Bahan.


Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
harus diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan dan Konsultan
Pengawas untuk diperiksa dan disetujui, sebelum pengadaan bahan – bahan
ke lokasi proyek.

9.2.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan kepada Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas,
Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.

9.2.3. Pengiriman dan Penyimpanan.


Bahan–bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru
dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Bahan–bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari
segala kerusakan.

32
Rencana Kerja dan Syarat

9.3. BAHAN - BAHAN

9.3.1. Umum.
Semua bahan–bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus
seluruhnya dalam keadaan baru berkualitas baik, telah disetujui Pengawas
Lapangan dan Konsultan Pengawas.

9.3.2. Penutup Atap


Penutup Atap Sirap Kayu, kualitas baik sesuai standard SNI (SNI 03-3529-
1994).

9.3.3. Rangka Atap.


Rangka atap genteng menggunakan balok kayu dengan dimensi seperti
pada gambar kerja dan senis kayu sebagaimana tertuang dalam spesifiksi
pekerjaan kayu dalam RKS ini.

9.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


9.4.1. Umum.
Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka, seperti kuda –
kuda, gording, harus sudah terpasang dengan baik .
Penutup atap Sirap Kayu sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu
disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai kwalitas dengan yang tertera
dalam gambar kerja.

9.4.2. Pemasangan.
a. Pemasangan penutup atap Genteng Beton Flat dan kelengkapannya harus
dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dengan tetap memperhatikan
ketentuan dalam Gambar Kerja.

b. Penutup atap harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah
menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

PASAL 10
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
10.1. KETERANGAN

33
Rencana Kerja dan Syarat

Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai


bahan penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan
alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.

10.2. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan papan langit-langit dan aksesori pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

10.3. PROSEDUR UMUM


a. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus diserahkan
terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum dikirimkan ke
lokasi proyek.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan seabelum pekerjaan
dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data
bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara
febrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan.

Plafond Gypsum dan aksesori harus didatangkan kelokasi sesaat sebelum


pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.
Plafond Gypsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang
ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung berjarak
tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
Papan kalsiboard dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas dari muka
tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.

d. Ketidaksesuaian.

Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan


kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan
dan lainnya.
Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau
tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib
menggantinya dengan yang sesuai.

34
Rencana Kerja dan Syarat

Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

10.4. BAHAN - BAHAN

a. Pemasangan Plafond PVC.


Plafond PVC.

- Bahan Plafond PVC harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai
untuk daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 8 mm untuk plafond dan
ukuran sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
- Bahan Plafond PVC harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS
2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu plafond pvc harus dibuat dari bahan
baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat
khusus untuk pemasangan plafond PVC.
Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat plafond PVC yang memenuhi ketentuan.
Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan kalsiboard, antara lain seperti
tersebut berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat bahan
plafond PVC :

- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan bahan PVC.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar plafond PVC
terpasang dengan baik.

b. Pemasangan Plafond Gypsum.


Plafond Gypsum
- Bahan Plafond Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang
sesuai untuk daerah tropis dan memliki ketebalan 9 mm untuk plafond dan
ukuran sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
- Finishing Gypsum Board dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga
harus memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.

35
Rencana Kerja dan Syarat

- Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang retak, gompal atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan
dari Pengawas.

- Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar


untuk itu dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-
langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan
antara unit-unit gypsum board harus tidak kelihatan.

- Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan tertentu


sesuai tatacara dan teknis dari pabrik. Sambungan gyspum harus didempul
dan compound sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.

10.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


10.5.1. Umum.

Sebelum plafond PVC dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian


tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan
terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang
sama.
Pemasangan Plafond PVC dan kelengkapannya harus sesuai dengan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.
Jenis/bentuk tepi plafond PVC harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
10.5.2. Pemasangan.
Rangka plafond PVC untuk pemasangan di langit-langit, partisi atau tempat-
tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik
pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan papan kalsiboard seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

Bahan Plafond PVC dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang
sesuai.
Sambungan antara bahan plafond PVC harus menggunakan pita penyambung
dan perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat
bahan plafond PVC.

10.5.3. Pemasangan plafond Gypsum.

36
Rencana Kerja dan Syarat

- Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum board dengan


ukuran sesuai dengan gambar.
- Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang retak, gompal atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan
dari Pengawas.
- Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-
langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan
antara unit-unit gypsum board harus tidak kelihatan.
- Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan ditentukan kemudian.
- Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan tertentu
sesuai tatacara dan teknis dari pabrik. Sambungan gyspum harus didempul
dan compound sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.

PASAL 11
PEKERJAAN PELAPISAN DINDING
11.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam
maupun luar bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi
penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang
dilapisi keramik sesuai dengan gambar dan schedule finishing.

11.2. PELAPIS DINDING KERAMIK


a. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan keramik keramik
pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

b. STANDAR / RUJUKAN
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-4062-1996 – Keramik Lantai Keramik Berglaris

c. PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke
lokasi proyek.

37
Rencana Kerja dan Syarat

Contoh bahan keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing


dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set.

Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.


Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan
jelas.

Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan


bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

d. BAHAN - BAHAN
Umum.
Untuk lantai KM/WC menggunakan Keramik Uk. 20 x 20 cm, Untuk lantai utama
dan teras menggunakan Pas. Granit 40 x 40 cm Setara Roman, Dan untuk dinding
KM/WC menggunakan Granit Uk. 20 x 25 Setara Roman.
Keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan (SNI 7275:2008).

Keramik/Pas. Granit yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak
lurus, sudut- sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.

Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan


Spesifikasi Teknis.

Adukan perekat khusus untuk memasang keramik, jika ditunjukkan dalam


Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, harus memenuhi
ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385.

Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai,
yang diberi warna dari pabrik pembuat.

38
Rencana Kerja dan Syarat

e. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.

Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air


bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan.

- Sebelum pemasangan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus


dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.

- Adukan untuk pasangan keramik dinding luar dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran 1 semen dan 5 pasir.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian
diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
- Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yamg
terpasang tetap lurus dan rata.
- Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
- Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rat dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali
bila ditentukan lain.
- Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.

39
Rencana Kerja dan Syarat

- Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,


pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan
sesempuna mungkin.
- Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas.
- Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-
garis siar.
- Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran
segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
- Setiap pemasangan keramik keramik seluas 8m2 harus diberi celah
mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang
penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai
harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari
Pengawas Lapangan.
- Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan keramik harus benar-benar bersih,
tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan keramik harus diberi
perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang
diperbolehkan, tanpa merusak permukaan keramik.

PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
12.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-
teras, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

12.2. PEKERJAAN KERAMIK

a. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

b. STANDAR / RUJUKAN

40
Rencana Kerja dan Syarat

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-4062-1996 – Keramik Lantai Keramik Berglaris
Australian Standard (AS)
British Standard (BS)
American National Standard Institute (ANSI).

c. PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke
lokasi proyek.

Contoh bahan keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing


dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set.

Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan
jelas.

d. BAHAN - BAHAN
Umum.
Keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI (SNI 03-4062-1996).

Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.

Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan


Spesifikasi Teknis.

41
Rencana Kerja dan Syarat

Adukan perekat khusus untuk memasang keramik, jika ditunjukkan dalam


Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi
ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385.

Adukan Pengisian Celah.

Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai,
yang diberi warna dari pabrik pembuat.

e. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Persiapan.
- Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.

- Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan


pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak
dibelakang atau dibawah pasangan keramik ini telah diselesaikan terlebih
dahulu.

Pemasangan.

- Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan diatas
lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
- Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
- Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
- Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
- Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.

42
Rencana Kerja dan Syarat

- Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rat dan


seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali
bila ditentukan lain.
- Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
- Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan
sesempuna mungkin.
- Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas.

- Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-


garis siar.
- Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran
segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
- Setiap pemasangan keramik keramik seluas 8m2 harus diberi celah
mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang
penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai
harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari
Konsultan Pengawas.
- Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.


- Setelah pemasangan selesai, permukaan keramik harus benar-benar
bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan keramik
harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara
lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan keramik.

PASAL 13
PEKERJAAN PENGECATAN

13.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan


memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan,
baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir.

43
Rencana Kerja dan Syarat

Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton,
dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
13.2. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,


tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

13.3. PROSEDUR UMUM

a. Data Teknis dan Kartu Warna.

Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.

b. Contoh dan Pengujian.


Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan identitas cat yang
ada didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum
pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian
selama 30 (tiga puluh) hari.

Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil
1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan
yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna
untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.

Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di
atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x
300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan
untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi
syarat setelah dikerjakan.

44
Rencana Kerja dan Syarat

Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Pada Pekerjaan ini pengecatan yang berhubungan dengan permukaan kayu
menggunakan cat setara Nippon Woodstain, dan untuk pekerjaan interior dan
eksterior menggunakan cat dengan kualitas setara dengan Mowilex.

13.4. BAHAN – BAHAN

a. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.

Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.

Cat digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan skedule
finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron untuk lantai.

b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :

- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan kalsiboard dan


panel kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
c. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
d. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :

- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan kalsiboard dan


panel kalsium silikat.
- Weathershield / Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton,
papan kalsiboard dan panel kalsium silikat.

45
Rencana Kerja dan Syarat

- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja..

13.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

Permukaan Pelesteran dan Beton.


Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan
pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal
dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan
pelesteran sekelilingnya.

Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan


menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,
minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.

Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi


secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal
ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

Permukaan Kalsiboard.

46
Rencana Kerja dan Syarat

Permukaan kalsiboard harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.

Kemudian permukaan kalsiboard tersebut harus dilapisi dengan cat dasar


khusus untuk kalsiboard, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.

Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai


ketentuan Spesifikasi ini.

b. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa
hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah
disiapkan di atas.

c. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna
dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna
dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan
yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan
yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah
diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.

Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat


kering), sesuai ketentuan berikut.

47
Rencana Kerja dan Syarat

a. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Kalsiboard.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.


Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

b. Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.


Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.

c. Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan


Dasar Minyak.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.


Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.

d. Permukaan Besi/Baja.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate


primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.

- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.

48
Rencana Kerja dan Syarat

- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab


kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).

Metode Pengecatan.

- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat


diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau
rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan kalsiboard deberikan dengan kuas
dan dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas
harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

PASAL 14
PEKERJAAN UKIRAN (JAMANG ULIN)

14.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengadaan


bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan lapis ukiran. Lapisan ukiran diaplikasikan
pada semua kolom dan balok serta bagian bagian dinding sesuai dengan gambar
kerja, Daftar kuantitas dan Harga serta dilakukan finishing cat khusus kayu.

14.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan lapisan ukiran kayu untuk permukaan
kolom dan balok beton exposed, lapisan ukiran untuk listplank beton dan lapis
ukiran untuk permukaan dinding atau sesuai pada gambar rencana.

Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus mendapatkan persetujuan


dari direksi pekerjaan.

49
Rencana Kerja dan Syarat

14.3. BAHAN – BAHAN


Ukiran kayu ulin untuk ornamen.
Ukiran kayu menggunakan kayu ulin, dengan kondisi baik sebagaimana ditetapkan
pada spesifikasi teknis ini..

PASAL 15
PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR DAN ASESORISNYA

15.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan
seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat
yang diperlukan.

15.2. PEKERJAAN SANITAIR

16.2.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan

16.2.2. Bahan - Bahan

Water Closet dan Wastafel.

Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :


- Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri dengan kualitas baik, sesuai
dengan SNI SNI 03-0797-2006 lengkap dengan stop kran dan peralatan lain
(warna standard).

- Wastafel

i. Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri sesuai dengan


SNI SNI 03-0680-1998, lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya (warna standard).
ii. Wastafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri sesuai dengan
SNI SNI 03-0680-1998, lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya (warna standard).
iii. Wastafel pedestal sesuai dengan SNI SNI 03-0680-1998.

50
Rencana Kerja dan Syarat

iv. Semua bahan yang digunakan harus disetujui oleh pihak Direksi. Semua
wastafel dan sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran,
v. siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan

- Keran, Floor Drain, dan lain-lain


i. Keran air dari bahan stainless steel
ii. Floor Drain dari bahan stainless steel
iii. Soap Holder

Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun dan sesuai dengan SNI. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh
untuk disetujui oleh Pengawas bersama dengan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.

15.2.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pemasangan semua peralatan/perlengkapan sanitair harus dilakukan oleh ahli


pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan
dengan hati-hati dan sangat rapi.

Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan
tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.

Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian


rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

Bak cuci tangan tipe dinding harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak
bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila
ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.

Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada
meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

51
Rencana Kerja dan Syarat

Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.

Pemasangan alat-alat sanitair lain

Tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan diskrupkan pada
dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat sedikitpun.
Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih. Semua
sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2
Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan
sebidang dengan bidang lantai. Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada
bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada dinding 100 cm di atas lantai.

PASAL 16
PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR

16.1. LINGKUP PEKERJAAN


Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis
ini.Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan
yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan Sistem Penyediaan dan Distribusi Air-Bersih.


b. Pekerjaan Penyaluran Air-kotor dan Air-bekas dalam bangunan.
c. Pekerjaan talang air hujan.
d. Pekerjaan Instalasi Daya
e. Peralatan bantu dan pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan
kerja sistem nantinya, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau
terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
f. Testing (tes kebocoran,isolasi) seluruh instalasi/sistem terpasang hingga berjalan
dengan baik dan sempurna nantinya sesuai dengan spesifikasi teknis.

16.2. PEKERJAAN AIR BERSIH


16.2.1. Lingkup Pekerjaan

52
Rencana Kerja dan Syarat

a. Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih dalam


bangunan sampai ke titik-titik distribusi air bersih sesuai dengan gambar
perencanaan.
b. Pengadaan dan pemasangan Panel Daya, Panel Kontrol beserta pengabelannya.
c. Persyaratan Bahan Dan Peralatan

2. Ketentuan Umum
a. Persyaratan Pelaksanaan
Pemipaan
- Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang
tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum
dalam buku Pedoman Plambing Indonesia dan Standart Nasional
Indonesia.
- Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas dan pihak Direksi untuk diperiksa dan disetujui, selambat-
lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan.
- Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah
katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/turun harus
benar-benar tegak.
- Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan
kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser.
- Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow,
standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
- Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan
aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang
disyaratkan pada buku ini.
- Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat
pengumpul kotoran yang tertutup (capped dirt pocket).
- Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai
ketelitian yang sewajarnya untuk pengukuran.
- Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung
pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya,
dengan dop/blind flange untuk pipa baja dan copper, pemanasan press
untuk pipa PVC.
- Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara
kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar
kotoran-kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa dapat
terbuang sama sekali.

53
Rencana Kerja dan Syarat

- Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan


bantu, dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu

Desinfeksi

- Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat


berfungsi dengan baik, dan sebelum penyerahan pertama.
- Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan Chlorine ke dalam sistem
dengan cara injeksi.
- Dosis Chlorine adalah 50 ppm.
- Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih
sehingga kadar Chlor tidak melebihi 0,2 ppm.

Pengujian Instalasi Pemipaan


- Pengujian dilakukan untuk menguji hasil pekerjaan penyambungan pipa-
pipa serta kondisi dari pipa-pipa yang telah dipasang.
- Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan selesai dikerjakan
dan siap untuk dilakukan pengujian.
- Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada sistem
pemipaan, tekanan yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan kerja, minimum
10 kg/cm2.
- Pengujian dilakukan selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan tekanan.
- Apabila terjadi penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari
sePASAL - sePASALnya dan melakukan penggantian bila keadaan
mengharuskan.
- Perbaikan yang sifatnya sementara tidak diizinkan.

16.3. PEKERJAAN AIR-KOTOR DALAM BANGUNAN


a. Lingkup Pekerjaan
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures sampai dengan sistem pengolahan
limbah/IPAL atau Sawege Treatment Plant nantinya atau Drainase Setempat
(Bagi Air Kotor Bekas Cucian dsb. Tidak berlaku bagi Air Kotor Bekas Istinja).

b. Persyaratan Bahan dan Peralatan


Pipa dan Fitting
- Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam
sistem pemipaan ini harus dari jenis PVC – AW dan berasal dari satu
merk serta mengikuti SII 1246-85 dan SII 1448-85.

54
Rencana Kerja dan Syarat

- Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat
pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting
standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan olah pabrik
pembuat pipa tersebut.

- Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa


dari berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh
sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa dan pipa dengan fitting
untuk ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas dan pihak Direksi dan
mendapat persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta
memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut.

- Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuanm cara


pemasangan seperti yang dicantumkan pada PASAL terdahulu.

Sambungan
- Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 mm atau lebih kecil
mengguna-kan perekat solvent cement.
- Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mm
menggunakan sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.

c. Persyaratan Pelaksanaan

Pemipaan
- Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu
merk.
- Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
- Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded fitting"
sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem
pemipaan.
- Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair
atau COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean
out.

- Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka banjir
alat sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.

- Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar


dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15


cm di atas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.

55
Rencana Kerja dan Syarat

- Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan
pada pipa air kotor.

- Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi


dengan pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-
penembusan betonan lantai maupun dinding.

- Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar


pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut.

- Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah masuknya


gas yang berbau kedalam ruangan.

- Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean
out di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft).

Pengujian Sistem
- Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.

- Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.

- Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan


muka-air setelah lewat 6 (enam) jam.

PASAL 1 7
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

17.1. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua
material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh
instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukkan
dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam Pekerjaan ini harus
termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai dan pekerjaan-
pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak
mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu
untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi
listrik.

56
Rencana Kerja dan Syarat

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan


baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar
perencanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup
pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Panel-Panel Daya Tegangan Rendah,Pekerjaan ini meliputi Low Voltage
Main Distribution Panel, Sub distribution Panel, Panel-panel Daya dan Panel
panel Penerangan termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
Kabel-Kabel Daya Tegangan Rendah.
Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari Panel Genset ke panel LVMDP,
kemudian kabel-kabel yang digunakan untuk menghubungkan panel satu
dengan panel lainnya serta harus termasuk seluruh peralatan-peralatan
bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik (apabila
ada).
Instalasi Daya.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk
menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-
peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan
Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar Perencanaan
dan Buku Persyaratan Teknis.
Instalasi Penerangan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-
panel penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar
bangunan, sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku Persyaratan
Teknis.

Pekerjaan instalasi penerangan juga harus dilakukan dengan memperhatikan


karakteristik setiap jenis fixture lampu, dalam hal ini instalasi juga harus merujuk
pada petunjuk pemasangan fixture lampu dari produsen yang ditunjuk.
Fixture Lampu.
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast,
starter, capasitor, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang
berhubungan dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang

57
Rencana Kerja dan Syarat

dipilih. Semua fixture lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan kualitas
yang sesuai dengan standard.

Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua supplier produk


harus menyertakan perhitungan pencahayaan dengan sampling area untuk
menunjukkan kontur isoline dari penyebaran distribusi cahaya, kurva
fotometrik termasuk Light Output Ratio – LOR, DLOR, ULOR & TLOR,
supplier juga harus menyertakan jaminan keaslian produk dan garansi untuk
semua tipe armature.

Armature Lampu.
- Armatur-armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan
penampilan sesuai dengan Gambar Perencanaan.

- Armatur-armatur lampu menggunakan produk satu pabrikan dengan


standard kualitas yang baik.

- Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai


ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan
dicat finish warna putih atau sesuai petunjuk Perencana Interior.
Pengecatan ini menggunakan cat bakar.

- Armatur lampu untuk lampu TL, PL, SL harus dilengkapi dengan


komponen-komponen lampu berupa ballast, starter dan kapasitor
dengan kualitas terbaik.

- Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga


tidak mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis. Cara
pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

- Semua Armatur lampu yang dipasang diluar bangunan (outdoor) harus


memenuhi standar Indeks Proteksi (IP) = 65 keatas, untuk menjamin
ketahanan armatur tersebut terhadap air dan partikel debu yang mungkin
dapat masuk ke dalam armature tersebut dan dapat mengakibatkan
kegagalan pada lampu tersebut.

58
Rencana Kerja dan Syarat

PASAL 19
PERATURAN LAIN-LAINNYA

- Hal-hal yang belum masuk ataupun belum diatur dalam persyaratan teknis ini akan
dibahas lebih lanjut pada saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan atas dasar
persetujuan Direksi Teknis – Konsultan Perencana – Konsultan Pengawas – dan
Pelaksana yang akan dituangakan di dalam Berita Acara Lapangan.

PASAL 20
PERATURAN PENUTUP

- Meskipun dalam Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat ini pada uraian
pekerjaan untuk uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus
disediakan oleh pemborong, atau yang harus dibuat/dipasang oleh pemborong, tetapi
menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, maka perkataan-perkataan diatas
di sepakati dianggap ada termuat dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini.
- Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak
dimuat dan diuraikan dalam Spesifikasi Teknis/ Rencana Kerja dan Syarat ini, tetapi
di selenggarakan dan diselamatkan oleh Pemborong maka hal tersebut harus
dianggap ada, seakan dimuat kata demi kata dalam Spesifikasi Teknis ini, untuk
menuju penyerahan selesai menurut pertimbangan Direksi.
- Segala sesuatu yang tidak termuat di dalam Spesifikasi Teknis ini tetapi ada pada
rincian uraian pekerjaan daftar kuantitas dan harga maka pekerjaan tersebut harus di
anggap ada dan dilaksanakan.

59

Anda mungkin juga menyukai