SPESIFIKASI TEKNIS
A. PENJELASAN UMUM
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
• Surat Perjanjian Pekerjaan
• Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
• Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
• Rencana Kerja dan Syarat-syarat
• Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa
pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara
RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya,
Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas .
Halaman ‐ 2
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
Halaman ‐ 3
• Pekerjaan instalasi air bersih
• Pekerjaan instalasi air kotor
• dll
e. Pekerjaan Elektrikal, meliputi :
• Pekerjaan instalasi penerangan dan daya
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak
bisa dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS
Halaman ‐ 4
2.3 PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN
a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan
dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di
lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana
belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor
Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk
2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana
pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual
pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi
syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium
tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
Halaman ‐ 5
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk
menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih
dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah pada kantor pelayanan kekayaan Negara dan lelang
(KPKNL) kendari. Proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan
penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim/tuntutan.
SALURAN PEMBUANGAN
Halaman ‐ 6
PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi
lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari seng, kalsiboard, atau sejenisnya dengan rangka kayu dicat
sementara.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa
untuk lancarnya pekerjaan.
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman
secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-
bahan bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas
lain disekitar bangunan.
Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan
perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin
dari Pemberi Tugas.
a. Peil ± 0,00 Bangunan diambil dari peil patok ukur yang telah tersedia di lokasi.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dak beton, dan lain-lain
harus mengambil patokan dari peil ± 0,00 tersebut.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu
sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus
lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian ± 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
B. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
Halaman ‐ 7
I. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI
1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan
Pengawas Lapangan.
1.4. Situasi
• Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan
pada waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan
penelitian yang seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas
pekerjaan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
• Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan
dilaksanakan tertera pada gambar.
Semua benda dan permukaan seperti rintangan-rintangan bangunan beserta pondasinya dan
lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar
harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1. Pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak
yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
2. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.
3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali harus diurug kembali dengan bahan-bahan
yang baik dan dipadatkan.
4. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-
puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran
eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut
kembali bisa berfungsi seperti sebelumnya.
6. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan
lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket
pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Halaman ‐ 8
7. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
• Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan
elevasi galian sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui
oleh Pengawas sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
b. Pemadatan Tanah
• Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
• Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar
tanaman serta bekas bongkaran.
• Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh
lebih dari 20 cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
• Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan
blade graders / stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Sebelumnya tanah harus digaru dengan sheep foot
rollers.
• Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan
kadar air dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test
Compaction Modified Proctor dari contoh fill material.
• Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum,
maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum.
Sebaliknya bila kadar air bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air
Halaman ‐ 9
optimum, maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah
dengan bahan timbunan yang lebih kering.
• Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang,
pemadatan dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat
saluran-saluran drainage / dewatering sehingga daerah pemadatan selalu
kering.
Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry
Density Test' untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture
Content. Satu test untuk setiap 400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.
Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari
modified proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi
tidak mencapai soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut
harus diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum compacted
mencapai nilai soaked CBR = 4.
c. Penyelesaian
• Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan
terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-
lain.
• Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang
tidak diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan
persetujuan Pengawas.
• Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar
pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
• Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya.
4.1.1. UMUM
Pelaksanaan pekerjaan pondasi telapak, semua bahan dan pekerjaan harus
memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam syarat-syarat dalam bagian ini .
Penggunaan tiang pancang siap pakai harus dikonsultasikan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan
MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
Halaman ‐ 10
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding
dengan standar yang umum berlaku.
3. Kualitas pondasi
Pondasi Telapak mengunakan type Poer Plat atau Pondasi Telapak Setempat
4. Spesifikasi teknis
a. Bahan
• Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak harus mempunyai
mutu beton minimal K-225
b. Alat
• Mixer Beton
• Peralatan pendukung lainnya
• Konsultan Pengawas Konstruksi.
• Pembuatan urugan pasir dan lantai kerja min. setebal 5 cm dan dipadatkan.
• Pembuatan semua pondasi batu kali sesuai Gambar Kerja.
• Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.
• Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah
diperiksa ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Pengawas Konstruksi.
- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan
air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan
dibuang di daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang
dikeringkan.
Halaman ‐ 11
VI. PEKERJAAN BETON BERTULANG
6.1. UMUM
Halaman ‐ 12
a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
Halaman ‐ 13
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet
Steel Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40,
deformed, for reinforcing bars, Grade 40, for stirrups
and ties.
6.1.3. Penyerahan-penyerahan
Halaman ‐ 14
•Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
• Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI
Committee - 304, ASTM C 94-98.
• Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan
dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3
atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil).
Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena
penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
• Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur
7, 14 atau 21 dan 28 hari.
• Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di
lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan.
Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam
jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang
diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
• Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2
atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
• Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia
untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan
selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai
dilaksanakan.
e. Pengujian slump
• Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana
nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971
dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
• "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut,
beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan
menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-
rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa
"Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat
batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
• Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau
kondisi normal :
Halaman ‐ 15
f. Percobaan tambahan
6.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
6.2.1. Semen
a. Mutu semen
• Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional
atau Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau
sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal
kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen
yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal
tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.
• Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen
portland dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi
ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau
spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
• Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan
dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus
sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan
persyaratan mutu (semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
• Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan
dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas
dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen
dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu
lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain,
tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik
terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan
dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah
disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
• Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat
untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
• Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
• Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari
2,5 %.
Halaman ‐ 16
• "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti
merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
6.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-
80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti
yang ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur
melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3.
atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum
2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di
atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami
dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,
dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering)
yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063
mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-
sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 %
dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
6.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan,
maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Halaman ‐ 17
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton
Klas - Bo
6.3.1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton
ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan,
dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus
memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI
Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten
harus dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-
mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan
hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu.
Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran
beton harus diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang
akan dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai
keadaan perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai
hasil percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh
Direksi Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai
semua penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak,
kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah
kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan
laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak
melampaui 38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix
harus sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua
atau lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan
secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan
ACI 212.IR-63 dilakukan hanya oleh teknisi in-charge dengan persetujuan
Direksi Lapangan sebelumnya.
Halaman ‐ 18
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan
peralatan pengukur air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit
setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat
pengaduk di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam
jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran.
Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut di atas harus diperpendek
sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan
slump beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau
keputusan Direksi Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton
tersebut masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak
dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi
tersebut.
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan
ACI 309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete).
Sedapat mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator
(engine/electric).
a. Persiapan
1) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan
kepada Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum memulai kegiatan pengecoran.
2) Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya,
semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua
cetakan, tulangan beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di
cor harus telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air,
pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain
harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan
dalam dari pengaduk serta perlengkapan pengangkutan.
3) Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di
sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan
genangan air sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase
ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan
dengan listrik untuk pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun,
kecuali bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
4) Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi
dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan.
Kereta pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan
melalui tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi
dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang
pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa
adukan nonshrink.
5) Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi
Halaman ‐ 19
penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.
6) Penutup Beton. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus
sesuai dengan persyaratan SKSNI 1991.
7) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI
Committe 304 dan ASTM C94-98.
1) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).
2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton
dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan
talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh
Direksi Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul
dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang
itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
3) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus
diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila
adukan beton digerakkan kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan
pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee
304, ASTMC 94-98.
2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin
kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari
ketebalan 30 cm.
3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih
dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah,
corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus
diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan
horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong
haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan
bahan-bahan.
5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh
bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
6) Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya
senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran
dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis
mungkin setelah diaduk.
7) Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau
metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk
pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka
"Kontraktor" harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk
Halaman ‐ 20
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan paling lambat 3
minggu sebelum pelaksanaan di mulai.
d. Pemadatan beton
1) Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong
dan sarang-sarang kerikil.
2) Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih
kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar
berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk
menghasilkan kepadatan yang memadai.
3) Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada
keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat
mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4) Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
• Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam
adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus
boleh miring sampai 45oC.
• Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah
horisontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-
bahan.
• Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh
dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang
sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak
terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan
getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana
betonnya sudah mengeras.
• Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum
dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm.
Berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi
yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-
tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
• Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri
dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30
detik. Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
• Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa
hingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
Halaman ‐ 21
kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan
harus dicor secara monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di
tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah
banyak berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya
terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar
pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau
persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan
harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
Halaman ‐ 22
tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang
salah lalu akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran
sesuai dengan gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak
mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.
Halaman ‐ 23
membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran
dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari
kerugian/kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang
berlebihan.
3. Kelebihan Perubahan Suhu
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang
seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.
4. Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk
perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.
Halaman ‐ 24
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri
dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau
tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna
disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan air
secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Halaman ‐ 25
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk.
Gunakan lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum
mengecor lapisan penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan
yang dikehendaki.
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti
diperinci pada : 4.3.13.c.2.
1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland
yang tahan terhadap sulfat.
2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci
sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus
mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan
melintang serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti
disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
1. Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan
jumlah semen tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang
dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh Direksi Lapangan.
2. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
3. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28
hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain
perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda yang
telah diperinci atau disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Penulangan
1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran.
Halaman ‐ 26
2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal
C.4. tentang pembesian.
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71
NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.
Halaman ‐ 27
Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus
ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan
percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut :
6.3.18. Lain-lain
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen
murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah
dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian
pada permukaan beton expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain
dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi
yang tercantum dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh
perusahaan/pabrik.
Halaman ‐ 28
memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing Area)
sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers"
harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan
semen pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596.
Semua grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
6.4. PEMBESIAN
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan,
maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan
sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus
baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000
kg/cm2.
Halaman ‐ 29
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
6.5.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan
sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk
menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Halaman ‐ 30
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ±
12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
Halaman ‐ 31
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam
tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100
oC yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak
mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam
jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.
6.5.3. Las
Halaman ‐ 32
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan
(las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
7.1.1. Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari
semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti
diperlukan dan diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Beton
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-
standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera,
untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.
Halaman ‐ 33
pekerjaan.
2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor"
kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi
pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan,
pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila
dipakai.
3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-
bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
7.1.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk
cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian
permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton
yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan
perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup
dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
• Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan
oleh tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada
kontraktor.
• Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan
pada ketentuan ACI-347.
• Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari
beton waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan
dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang
sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus
ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan
menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada
cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
3. Acuan
• Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang
mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian
dan syarat teknis pelaksanaan.
• Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu
mencegah kebocoran adukan.
• Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga
dapat menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan
bentuknya.
• Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian
sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai
dikerjakan.
• Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung
untuk permukaan tegak dari beton.
Halaman ‐ 34
B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.
1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan
Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola
pengikat harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara
bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan
bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola
sambungannya.
F. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
G. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang
halus, harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan
Halaman ‐ 35
meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek
yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan
penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil
(bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk
cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi
perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan
dipasang.
H. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik
atau jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir,
dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian
sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton
basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan
perletakan yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut
pendapat Direksi Lapangan.
3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang
diekspose, harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type).
Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada
permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang
sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar
maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau
seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan
pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada
pekerjaan.
Halaman ‐ 36
gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam
struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-
bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh
adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera
mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja
tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam
melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari
Direksi Lapangan.
6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam
beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada
hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat
pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama
pengecoran dilakukan.
8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan
kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-
bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran
beton.
9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap
kosong pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton
yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus
ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.
7.1.3. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan
ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan
yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya
yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton,
permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil)
dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga
menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan
(peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau
dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat
memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah
tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Halaman ‐ 37
perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan
pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat
seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang
lebih jauh.
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus
menerus agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan
pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila
cetakan & perancah dibongkar.
B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi
untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers
dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-
78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk
menahan berat serta tekanan dari beton basah.
Halaman ‐ 38
gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang
kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan
beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan
pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.
E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-
gambar arsitek saja.
G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun
caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana
terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan
ditempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24
jam setelah jadwal pengecoran.
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan
terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk
pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan
dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas
pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama
untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar
kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton
ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose
dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan
yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton
ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Halaman ‐ 39
ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya
24 jam sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
J. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-
lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-
lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam
cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di
dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
K. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut
berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan
dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan
waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari
perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water
Stop “ berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum
pertahankan keutuhan dari desain.
Halaman ‐ 40
Halaman ‐ 41
Q. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan
hanya boleh dilakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton
harus diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat
dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi
untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan lainnya. Bila
diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban terhadap
beban yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan dalam
jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
R. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan
dalam hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap
bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to"
ataupun tidak.
A. UMUM :
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan
alat bantu pengerjaan rangka atap simple porta, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan optimal.
B. BAHAN.
1. Macam-macam Bahan.
Bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu sebagai berikut :
Kualitas baja = SS 41
Halaman ‐ 42
Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja.
Harga penawaran harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply
yang kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan-
bahan baja yang belum diterima dan tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya
tambahan untuk perantara dalam mensupply baja tersebut.
4. Baja Uji.
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji /
mengecek bahan-bahan baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan
yang gagal memenuhi persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak atau sebagai
alternatif lain, pengawas proyek memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari struktur baja saja.
C. PERSIAPAN FABRIKASI.
1. Gambar Kerja.
a. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam
3 copy untuk pengawas proyek dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum
pelaksanaan untuk mendapat persetujuan pengawas proyek.
b. Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar rencana dan
mencantumkan semua informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak
tercantum dalam gambar kontrak dan semua penjelasan dilapangan, termasuk
detail-detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut, ketebalan, tipe,
grade, kelas baja, angker dan semua yang berhubungan dengan members, dan
alat pengikat lainya.
c. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum
dalam gambar.
d. Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker
dan semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.
e. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara erection,
dan lain-lain.
f. Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan
menyertakan perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan oleh pengawas
proyek.
g. Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan
dalam gambar.
h. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi
kecuali dengan persetujuan pengawas proyek.
i. Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
• Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500.
• Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.
Penyedia jasa harus membuat dan meyerahkan As-Build Drawings sebanyak 3 copy
pada saat akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus mendapatkan
persetujuan dari pengawas proyek.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan dalam detail
pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian-bagian struktur.
Halaman ‐ 43
5. Contoh-contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada pengawas proyek
berupa contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan pengawas
proyek harus diserahkan dalam waktu yang secepat mungkin (minimal ½ bulan
sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui.
6. Fabrikasi
Penyedia jasa harus mengijinkan pengawas proyek setiap saat untuk melihat cara
pengerjaan / fabrikasi ditempat kerja ( workshop ) penyedia jasa. Penyedia jasa harus
menyerahkan program kerja yang menunjukan semua item kegiatan pekerjaan
fabrikasi dan ereksi bersama dengan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sementara.
Pekerjaan pembuatan harus sesuai dengan standar SNI atau yang sederajad.
7. Toleransi.
Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI dan AISE. Kelurusan,
groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas harus
diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi ini harus sesuai dengan AWS.
D. PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada Pengawas proyek
sesuai dengan gambar rencana pada saat mengajukan penawaran.
3. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya,
seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah struktur
baja didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditempat sampai
seluruh elemen-elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin
Pengawas proyek.
4. Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang berhubungan
dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
7. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana
Pengawas proyek menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera
diganti atau diperbaiki dengan biaya penyedia jasa.
8. Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut lazimnya
dan melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan
lainya.
9. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai
beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.
10. Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada komponen2 struktur
baja dilakukan sebelum pekerjaan finishing (pengecatan).
Halaman ‐ 44
IX.
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada permukaan plat beton
atap, plat lantai beton, tempat daerah basah (toilet) dan tanki / ground reservoar
penampungan air atau sesuai dengan gambar kerja.
9.2. BAHAN
1. Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407.
2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan lembaran dari Produk Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene
2000 atau sejenisnya yang setara.
3. Bahan Utama
Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank menggunakan bahan
additive yang dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk
yang digunakan dari Cementaid, Sika atau sejenisnya yang setara.
b. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan lembaran dari Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang
setara.
4. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang,
pada laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai
pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari
supplier disertai data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan
atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki
segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari
pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan
penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas
permukaan yang diberi lapisan/additive kedap air.
Halaman ‐ 45
7. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum
dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
8. Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground
reservoar menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral),
merk yang direkomendasikan setara Fosroc, Degusa, Slury.
9. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
10. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya,
baik sebelum atau selama pelaksanaan.
11. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang,
pada laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai
pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari
supplier disertai data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan
atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki
segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari
pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan
penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas
permukaan yang diberi lapisan/additive kedap air.
9.5. CONTOH
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap
dan jaminan keaslian material dari pabrik.
2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara
mutunya.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh
pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung
sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
Halaman ‐ 46
4. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna
memperjelas usulan material yang diajukannya.
9.6. PELAKSANAAN
a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari
kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat
kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2
dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton
sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan
untuk mendapat persetujuan.
c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-
kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm).
Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh.
Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan
semen non shrink.
d. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding
agent (additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
ALAT KERJA :
a. PERSIAPAN :
SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan penutup atap genteng glazuur dilaksanakan, penyedia jasa harus
menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Pengawas proyek.
Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Penyedia
jasa tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan.
Halaman ‐ 47
Shop drawing yang dibuat Penyedia jasa harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
2) Pekerjaan Konstruksi Rangka Atap tempat penutup atap akan dipasang sudah
harus dalam keadaan selesai / finish.
3) Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi
permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran
lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menyesuaikannya dengan membuat shop drawing.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik,
lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk
ataupun dari kerusakan.
c. PELAKSANAAN :
3) Semua detail pertemuan harus rata dan bersih dari cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
5) Clip-clip pemegang harus dipasang dengan jarak sesuai yang direkomendasikan
produsen penutup atap.
6) Semua sambungan antar bahan penutup atap harus dikunci dan saling dilekatkan
sesuai rekomendasi produsen penutup atap.
7) Setiap kali selesai pemasangan penutup atap dalam 1 hari, Penyedia jasa harus
membersihkan permukaan bidang atap yang sudah terpasang dari semua kotoran
sisa pelaksanaan pekerjaan maupun dari kotoran-kotoran lain yang melekat.
2. TALANG
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Talang-talang beserta
perlengkapan lainnya.
b. MATERIAL
Halaman ‐ 48
2) Pipa datar Metal sheet Zincalume 0.75 mm.
3) Klem Besi Strip 2 x 40 x 2 mm.
4) Rangka talang datar konstruksi besi siku 50 x 50 mm.
c. ALAT KERJA :
1) Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Guna mendapat persetujuan Pengawas proyek, Penyedia jasa harus
menyerahkan contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai.
3) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
Halaman ‐ 49
C.2 PENUTUP ATAP
1. UMUM :
Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan material penutup atap menggunakan
bahan genteng glazuur berwarna sesuai gambar perencana.
2. MATERIAL :
C.3 DINDING
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b) Meliputi pemasangan bagian dinding ruang pemotongan hwa, administrasi
dan KM/WC.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
a) Pekerjaan Bagian Struktur
b) Pekerjaan Plesteran
b. MATERIAL :
c. ALAT KERJA :
1) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
e. PELAKSANAAN :
Halaman ‐ 50
1) Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun
secara horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul
rata.
2) Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraamnya
mencapai 12 m² sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-
kolom beton praktis dan balok-balok beton praktis dengan ukuran 12 x 12 cm,
dengan tulangan pokok 4Ø10 dan beugel Ø6-20.
3) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan
kolom praktis.
4) Tinggi pasangan untuk setiap hari pelaksanaan tidak boleh melebihi 1m.
2. DINDING PARTISI
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Pekerjaan Plesteran
b) Pekerjaan Konstruksi Baja
c) Pekerjaan alumunium
b. MATERIAL :
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Halaman ‐ 51
2) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain,
maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan
melaporkannya kepada Pengawas proyek.
3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk
ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Seluruh pekerjaan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2) Semua contoh model harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan
dari Pengawas proyek.
3) Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah ditentukan.
4) Pelaksanaan harus menghasilkan hasil akhir pemasangan yang rapi dan bersih.
5) Selama pelaksanaan pemasangan partisi penyedia jasa harus memperhatikan
semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang
lain. Bila tidak ada kejelasan dalam gambar, penyedia jasa wajib menanyakan hal
ini kepada pengawas proyek.
6) Setelah pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.
Semua kerusakan yang timbul adalah tanggungjawab penyedia jasa sampai
seluruh pekerjaan selesai.
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun jendela
yang dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan Jati dan alumunium.
b. MATERIAL :
1) Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium maupun jendela aluminium
menggunakan alumunium.
2) Kelengkapan sambungan :
a) Neoprene Gasket
b) Sealant setara DOW CORNING DC 793, atau GE
3) Angkur plat baja tebal 2 – 3 mm dengan dynabolt M8.
4) Bahan Jati Raha digunakan untuk daun pintu dengan ketebalan 35 mm
Halaman ‐ 52
c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan
untuk fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan
untuk menjalankan peralatan kerjanya.
d. PERSIAPAN :
1) SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan, Kontraktor
Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing
kepada Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh
Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melaksanakan
pekerjaan. Shop drawing yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
2) CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing, dan warna.
b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan
dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan,
dan penggunaan profil tersebut pada komponen kusen, daun pintu, dan daun
jendela.
e. PELAKSANAAN :
Halaman ‐ 53
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
5) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
6) Pemasangan engsel pada kusen alumunium harus diberi tambahan klos-klos
kayu di bagian dalam profil kusen alumunium sebagai perkuatan.
7) Angkur dipasang setiap jarak 600 mm.
8) Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod dan
sealant untuk kekedapan terhadap air dan suara.
9) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah
terpasang maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin
kebersihannya.
10) Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus dilengkapi
dengan flashing penahan air hujan.
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta cermin,
pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan
menggunakan bahan kaca dan atau cermin.
b. MATERIAL :
1) Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca polos tebal 5
mm eks Asahimas atau yang setara.
2) Bahan yang digunakan untuk daun pintu kaca frameless dipakai kaca tempered
tebal 10 mm.
3) Warna kaca clear.
4) Cermin adalah clear float glass tebal 6 mm yang salah satu sisinya dilapisi
dengan bahan chemical deposited silver eks Danta mirror, Miralux, Deco mirror
atau yang setara.
Halaman ‐ 54
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran
10 x 10 cm yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi kaca dan
cermin, untuk memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas
proyek.
e. PELAKSANAAN :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan
pemasangan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada pintu dan
jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana
ditunjukkan menggunakan penggantung dan atau pengunci.
Halaman ‐ 55
b. MATERIAL :
1) Pengunci :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci adalah
dari eks Yale, Royal.
b) Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu,
dan Jendelanya.
2) Pegangan Pintu :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan handel dan
pegangan pintu adalah dari bahan aluminium yang sama dengan rangka
daun pintu.
b) Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai
jenis bahan Kusen dan Pintu.
3) Engsel :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan engsel adalah
dari bahan stainless steel.
b) Masing-masing engsel berbeda jenisnya dan kekuatannya sesuai besarnya
beban yang harus dipikul.
4) Door Closer :
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan door
closer / floor hinge adalah dari eks, UNION/DORMA.
5) Winhaak.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung dan
pengunci kepada Pengawas proyek untuk mendapat persetujuan penggunaan
bahan dari Pengawas proyek.
2) Brosur :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan
guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
e. PELAKSANAAN :
Halaman ‐ 56
2) Pemasangan dan penyetelan harus tepat, tidak meninggalkan celah.
3) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
4) Engsel untuk pintu dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun pintu,
kecuali disebutkan lain dalam gambar. Engsel atas dan bawah dipasang 28 cm
dari ambang atas/bawah pintu, sedangkan engsel tengah dipasang di tengah-
tengah di antara kedua engsel tersebut.
5) Engsel untuk jendela dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun
jendela kecuali disebutkan lain dalam gambar.
6) Handel pintu dan pengunci dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai
dibawahnya.
7) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
f. PENGUJIAN :
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar
C.5 FINISHING
1. PEKERJAAN LANTAI (GRANIT)
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
c) Melapisi lantai beton dengan pelapis lantai tanpa sambungan dan anti bakteri
sesuai spesifikasi konsultan. Khusus pada bagian processing ternak mulai
penyembelihan hingga menjadi produk siap jual (ruang produksi)..
b. MATERIAL :
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
Halaman ‐ 57
1) CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik, bahan-
bahan addtive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
2) MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
metoda pelekatan pada struktur, dan warna groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
keramik juga pelapis lantai jenis lainnya.
3) BROSUR :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
4) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain,
maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan
melaporkannya kepada Pengawas proyek.
5) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
6) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
7) Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang ditentukan.
8) Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk
kemudian diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 doos tiap jenis dan motif
ubin keramik yang dipakai. Ubin keramik dalam doos-doos tersebut harus dalam
keadaan baru dan mencantumkan dengan jelas identitas ubin keramik yang ada
didalamnya. Ubin-ubin keramik ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh pemberi tugas.
e. PELAKSANAAN :
1) Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng ubin yang tidak
penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus
menghasilkan tepian potongan yang lurus dan halus.
2) Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC:
3Ps, kecuali untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps.
3) Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk
menentukan lay out ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi
patokan untuk pemasangan selanjutnya.
4) Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a) Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak di bawah ubin.
b) Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali
untuk bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus
menghasilkan bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga
kering ke lubang-lubang lantai ( avour ).
c) Nat antar ubin adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar
garis dinding yang melingkupinya.
5) Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan
adukan Grout pengisi Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat
yang sama dengan garis tepian ubin.
6) Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus segera
dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7) Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan
kembali tanpa biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas tidak
dapat dipenuhi.
Halaman ‐ 58
8) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus disediakan guide line course pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan tile
lainnya berpedoman pada quide line ini.
9) Elevasi lantai ruang-ruang dalam toilet cubicle harus dibuat 2cm lebih rendah
daripada lantai area toilet di sekitar ruang toilet cubicle.
10) Expansion Joint untuk area lantai yang luas (tiap 5,7 x 5,7 m² atau 6 x 6 m²).
11) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang
ditentukan pabrik shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena sifatnya
yang khusus, kontraktor bertanggung jawab penuh atas perlindungan terhadap
pelapis lantai ruang produksi, sampai pekerjaan itu diseahterimakan kepada
pengguna jasa.
1) Perlindungan.
2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
1) Material PVC dan Gypsum, dengan spesifikasi tahan terhadap air, api, dan tidak
mengandung bahan asbes.
2) Rangka Metal pipa persegi 60 x 60 mm
3) Sekrup phospat hitam 25 mm .
4) Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi produsen
kalsium silikat board.
c. ALAT KERJA :
Halaman ‐ 59
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan
kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
2) MOCK UP :
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan.
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
3. PEKERJAAN PENGECATAN
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
Halaman ‐ 60
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b) Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam
gambar menggunakan finishing cat.
c) Pelapisan dengan waterproofing pada area kamar mandi / wc pada lantai-
lantai kamar mandi / wc atau toilet dan tempat cuci di lantai-lantai selain lantai
1.
2) Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Apabila dalam pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan
mengotori pekerjaan yang sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi
kewajiban Kontraktor untuk membersihkannya, atau bahkan menggantinya
apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
b. MATERIAL :
1) Cat emulsi setara Catylac, Mowilex, atau Vinilex, untuk pengecatan bagian
dinding dan plafond ruang di dalam bangunan.
2) Cat emulsi acrylic setara Jotashield/Jotun, Weathershield/Dulux ICI, atau Mowilex,
untuk pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan atau yang
bersinggungan langsung dengan cuaca/udara luar.
3) Cat synthetic enamel setara Catylac, Emco, atau Mowilex, untuk pengecatan kayu
dan atau besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
4) Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Halaman ‐ 61
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis dan warna bahan yang
akan dipakai.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang aman dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
a) Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-lain
yang dinyatakan di cat menggunakan cat besi.
b) Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala
kotoran dan karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas
gosok hingga benar-benar bersih.
c) Pengecatan besi dilakukan setelah permukaan besi bersih dari segala
macam kotoran dan debu akibat pembersihan permukaan besi. Pengecatan
dilakukan sebanyak 3 lapis atau sampai benar-benar pekat dan rata.
d) Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan baru boleh
dilaksanakan setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
e) Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan untuk talang tegak dan rangka
atap terekspose.
Halaman ‐ 62
4) Pengecatan Cat Besi Zinc Chromate
C.6 SANITAIR
1. SANITAIR
a UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan Mekanikal.
b. MATERIAL :
1) Kran air menggunakan kran setara American Standard, Onda, atau San Ei.
3) Urinal lengkap dengan katup gelontor (flush valve) eks American Standard
6) Jet Washer lengkap eks American Standard, Onda, atau San Ei.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Halaman ‐ 63
2) BROSUR :
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Pekerjaan Washtafel
b) Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek
d) Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan bersih dari semua
kotoran dan noda. Penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran.
2) Pekerjaan Urinal.
b) Urinal dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
3) Pekerjaan Kloset.
Halaman ‐ 64
c) Klosed dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek
a) Semua kran yang dipakai adalah eks American Standard atau setara dengan
chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang
berleher panjang dan mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang
menempel pada dinding. Kran-kran yang dipasang dihalaman harus
mempunyai ulir sink dan dapat disambung dengan pipa leher angsa
(extension)
b) Stop kran digunakan setara American Standard, Onda atau San Ei, dengan
putaran segitiga, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c) Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
a) Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom
setara American Standard, Onda, San-Ei atau yang setara tipe bulat ukuran
3”. Floor drain dilengkapi dengan siphon.
c) Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan
baru tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
d) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
e) Pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, diberihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
b) Metal sink dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
f) PENGUJIAN.
Halaman ‐ 65
1) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
D. MEKANIKAL
1. INSTALASI MEKANIKAL
a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan
peraturan sebagai berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti
PLN, PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia
2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan
service/ maintenance jika perlatan-peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari
situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
e) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenace Instruction serta harus diserahkan
kepada pengawas proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4
(empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan
data notasi.
3) Koordinasi
Halaman ‐ 66
4) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam
rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang
diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas proyek.
a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang
diminta.
b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
b) Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
c) Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
d) Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan
teguran dari pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/
tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh
Kontraktor dan Pengawas proyek.
g) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas
proyek.
7) Laporan-Laporan
b) Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek
laporan tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Halaman ‐ 67
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Pengawas proyek.
10) Ijin-Ijin
Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur
oleh Pemberi Tugas.
1) Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing
secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan,
pemasangan, peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu
Halaman ‐ 68
serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik
sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quality.
2) Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a) Sistem Air Bersih
b) Sistem Air Limbah
c) Mesin dan peralatan potong hewan
3) Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan,
harus menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan
dan fixtures.
- Detail denah perpipaan.
- Detail denah perkabelan.
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas
c. SPESIFIKASI PERPIPAAN
1) Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Strainer
e) Sambungan Ekspansi
f) Sambungan fleksibel
g) Penggantung dan penumpu
h) Sleeve
i) Lubang pembersihan
j) Bak kontrol
k) Blok Beton
l) Galian
m) Pengecatan
n) Pengakhiran
o) Pengujian
p) Peralatan Bantu
Halaman ‐ 69
6) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas
pabrik pembuat.
7) Spesifikasi Bahan Peripaan
Penggunaan : Hydrant
URAIAN KETERANGAN
Pipa BSP 40
b) Spesifikasi GIP
URAIAN KETERANGAN
Pipa GIP Medium Class
Sambungan/fiting Diameter 50 mm kebawah Screwed
Diameter 65 mm keatas flanges
Halaman ‐ 70
c) Spesifikasi PVC
Penggunaan : Venting
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar
Sambungan/fiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large
radius, Solvent Cement joint type
Reducer PVC injection moulded sanitary fitting
concentric, Solvent Cement Joint Type
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat
8) Persyaratan Pemasangan
a) Umum
(1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
(2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa- pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kitiran, benda- benda tajam/
runcing serta penghalang lainnya.
(4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan
digambar.
(7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Halaman ‐ 71
2∨%
1∨%
2∨%
1∨%
(8) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
(9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak
boleh menukik.
(11)Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian penyempitan.
Katup - katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur
penuh.
(1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan
pemuaian atau perenggangan pada jarak yang cukup.
Halaman ‐ 72
(a)Perubahan perubahan arah
(b)Titik percabangan
(c)Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis
(3) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut
Sampai 20 mm 1M 0,5 M
25 mm s/d 40 mm 2M 1 M
50 mm s/d 80 mm 3M 1,5 M
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa
lebih dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan
puncak.
(5) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar
zinchromat sebelum dipasang
(3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar
galian dengan adukan semen
(7) Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah
kasar
Halaman ‐ 73
Ukuran Pipa Ukuran Katup
Sampai 75 mm 20 mm
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat- alat
berikut ini :
Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong
udara.
Steam trap harus disediakan di setiap bagian pipa terendah dan sesudah coil
pemanas.
Halaman ‐ 74
Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur,
antara lain :
(1) Sambungan solder ini berlaku antara copper tube dan fitting
(2) Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder
(3) Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder
(4) Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan
kepada pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai
(5) Blander pemanas yang harus dipergunakan ialah jenis pemanas LPG
atau Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan
p) Sambungan Las
(1) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum
(2) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las
(3) Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa
yang di las.
(1) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
(2) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak
lurus terhadap batang pipa.
(3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi
dari pabrik pipa.
Halaman ‐ 75
Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :
r) Sleeves
(1) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton
(2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi
(3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
(4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing
Sleeves”
(5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “Caulk”
s) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua
benda-benda asing disingkirkan.
9) Pengujian
a) Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan
tekanan 1,5 x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm² selama
24 jam tanpa adanya penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh
valve pada bagian out harus tertutup. Bila ada kebocoran harus segera
diperbaiki dengan biaya, material & pekerjaan ditanggung oleh kontraktor
termasuk biaya pengetesan.
10) Pengecatan
a) Umum
Halaman ‐ 76
Lokasi Pengecatan Pengecatan
Pipa dan peralatan dalam plafond Zinchromate primer2 lapis
Pipa dan peralatan Zinchromate primer
expose 2 lapis dan cat akhir 2 lapis
Pipa besi/ baja dalam tanah 2 lapis flincote & karung Goni
Pewarna Pipa seperti pada table berikut ini :
No Fungsi Warna
c) Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan rantai atau
kawat.
Halaman ‐ 77
1) Lingkup Pekerjaan
Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu sumber,
yakni air PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala kebutuhan air bersih
di bangunan tersebut, baik untuk wastafel, kran, shower toilet dan cadangan
pembilasan toilet urinal.
(1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari meter
PDAM & DEEP WELL, ke tangki reservoir bawah, pompa transfer dan
kelengkapannya sampai ke tangki reservoir atas dan kemudian
didistribusi ke peralatan Plumbing.
(2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan stainless
steel, Fibre dengan volume 2 m³, bila dari beton bertulang dikerjakan
oleh pihak sipil, serta komplit dengan pompa booster packed dan
pressure tank serta perlengkapannya.
(5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang
bersangkutan
(6) Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama
/ pompa booster.
c) Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.
d) Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system
STP.
2) Ketentuan Teknis
Halaman ‐ 78
cukup tinggi. Pompa memiliki head 15 meter, kapasitas discharge 750
lt/mnt, 1500 rpm, 220/380v/3ph/50 Hz.
b) Pompa Bosster menggunakan merk Groundfos atau yang setara. Pompa
booster/penguat diperlukan untuk menambah tekanan air dari tandon atas
ke jaringan air bersih di masing-masing zona. Pompa dilengkapi dengan
tanki tekan dan pressure switch yang bekerjanya secara otomatis. Pompa
booster hanya bekerja bergantian berdasarkan timer. Pompa booster
mempunyai kapasitas 750 lt/mnt, head 10 meter, 220/380v/3ph/50 Hz.
Pompa dapat bekerja secara otomatis menurut ketinggian air dalam catch
pit. Water level control harus disediakan oleh kontraktor untuk kondisi
muka air terendah (pompa mati), kondisi muka air tengah (hanya 1 pompa
yang bekerja) serta kondisi muka air teratas (kedua pompa bekerja).
c) Pompa Sump-pit Air Kotor
Kontraktor harus memasang pompa sump-pit air kotor sesuai dengan
gambar dokumen dan spesifikasi teknis. Pompa ini dapat dioperasikan
sewaktu-waktu dan dapat dipindah-pindah jika pengurasan dilakukan.
d) Kesemua pompa tersebut selain bekerja secara otomatis, haruslah dapat
dioperasikan secara manual.
e) Pressure tank.
Untuk kelengkapan kerja pompa booster disediakan tanki tekan dengan
kapasitas 1.000 liter, sejumlah 1 buah. Tanki tekan dilengkapi juga
dengan hand hole untuk memudahkan maintence, drain cock, pressure
switch serta klep pengaman. Tabel plat aluminium harus mampu
difungsikan dengan tekanan kerja sampai 10 kg/cm² dan sanggup
menahan tekanan uji sampai 15 kg/cm². Harus pula dilengkapi cat anti
karat.
f) Priming tank.
Untuk menjamin kerja pompa transfer, system dilengkapi dengan priming
tank dengan kapasitas 500 liter. Ditempatkan sedikitnya 1,50 m diatas
sumbu pompa. Priming tank dilengkapi juga dengan float valve, control
valve dan drain valve. Harus dilapis dengan cat anti karat.
1) Sumur Periksa
a) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap
jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton
c) Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus
dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan
d) Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa
ven
2) Man Hole
a) Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen
a) Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor drain tidak
boleh dari jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun yang air penyekat
Halaman ‐ 79
(trap)nya mudah habis dan tidak berfungsi floor drain dan clean out terbuat
dari stainless steel eks American Standart, Kakudai, San – ei.
b) Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton, harus
dilengkapi dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan pipa.
TABEL PENGGANTUNG
1 40 mm 1,00 m
2 50 mm 1,20 m
3 65 ‐ 125 mm 1,50 m
4 150 – 200 mm 2,00 m
d) Pengeleman pipa–pipa PVC harus dilakukan setelah ujung–ujung pipa
dibersihkan bagian luar & dalamnya sehingga bersih dari semua kotoran dan
minyak.
e) Untuk lem dipergunakan lem PVC yang direkomendasi oleh pabrik pembuat
pipa, misalnya waving, isarplast.
f) Galian–galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman sedikitnya
50 cm dibawah permukaan tanah dan kemiringan 2 % (pada kondisi tidak
menyeberang jalan)
g) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak/tertumpu dengan baik.
h) Pipa–pipa air bersih dan pipa–pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletak
pada lubang galian yang sama.
i) Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desin tektan dari seluruh instalasi
air, sebelum diserahkan kepada seluruh pengawas proyek.
4) Pemasangan Roof Drain
a) Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.
a) Umum
Halaman ‐ 80
Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga,
dan peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi Sewage
Treatment Plant (STP) dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan
dengan kualitas bahan serta kualitas pengerjaan/pemasangan yang terbaik,
kemudahan pengaturan dan perawatan serta keamanan operasi dari system
sesuai gambar-gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan
ini.
c) Syarat Bahan
(1) Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali
dan tidak terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan /
kekurang-baikan barang / peralatan yang dikirim, Pengawas / Pengawas
proyek berhak untuk menolak dan kontraktor harus mengganti dengan
yang baru sesuai persyaratan. Segala biaya yang timbul akibat
penggantian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
E. ELEKTRIKAL
INSTALASI ELEKTRIKAL
a. PERSYARATAN UMUM
1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut
diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan
pada bagian–bagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan sebagai berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti
PLN, dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki
Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.
3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Halaman ‐ 81
b) Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan
kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan
service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
− Detail panel
− Detail pemasangan panel
− Detail pemasangan peralatan
− Detail-detail lain yang diperlukan.
(3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
Halaman ‐ 82
5) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Proyek dalam
rangkap 3 (tiga) untyk disetujui.
b) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.
Halaman ‐ 83
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas proyek dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Pengawas proyek.
9) Penanggung Jawab Pelaksanaan
a) Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang
bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan reknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Pengawas Proyek.
b. LINGKUP PEKERJAAN
1) Umum
Halaman ‐ 84
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan–ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
2) Uraian Lingkup Pekerjaan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
instalasi Listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis
besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah
lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
b) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kotak–kontak
c) Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
d) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
e) Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
f) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
g) Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h) Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya.
i) Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
j) Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
k) Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.
Halaman ‐ 85
g) Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi
udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang
kontruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.
h) Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah
dilengkapi dengan force ventilasi(exhaust fan).
i) Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah
direkomendasi dari SPLN serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2
dan kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA
pada tegangan 600 VAC.
j) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan
sistem motorized, UVT untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk
tidak merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
k) Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free
type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF
serta indikasi charged dan discharged.
l) Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi
dengan pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt
(MX), saklar alarm dan saklar bantu.
m) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh
pada temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu
pemutusan tidak lebih dari tiga detik.
n) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over
current), arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
o) Komponen – komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
(1) Air Circuit Breaker (ACB)
Halaman ‐ 86
− Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka yang
digunakan adalah MMCB (Magnetic Motor Circuit Breaker).
(2) Contactor
− Berdasarkan standard IEC ,SPLN, SNI
− Terdiri dari kategori ACI – untuk Beban Murni > 0.95
− AC2 – Untuk motor slipring, Strarting, Pluging AC3-Motor
Squirrel cage, swithhing ON/OFF selama dalam keadaan normal.
(3) Overload
− Berdasarkan IEC p47, IEC 292
− Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik
terhadap beban lebih dan disesuaikan dengan arus nominal motor
tersebut.
− Untuk star – delta dan Direct On Line dapat dikombinasikan
dengan Magnetic Motor Circuit Breaker.
(4) Bushbar Support
− Sesuai standard IEC, SPLN - SNI Bus-bar support terdiri dari
unipolar/multi polar.
− Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).
− Kapasitas dari Bus – bar harus sesuai dengan standard Puil
− Terdiri dari 1,2,3 dan 4 pole + 1 grounding
− Spesifikasinya :
◊ High Dielectric strenght
◊ High Mechanical wisthstand
◊ Tahan Terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi
(5) Isolasi support
Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari :
− High Dielectric Strenght
− High Mechanical Withstand
− High Temperature.
(6) Pilot lamp, Push Button, Selector Switch
Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.
Halaman ‐ 87
− Class 1.5 dari skala full
(3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari
jenis bukan radioaktif.
(4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
(1) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
(2) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
(3) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.
b) Hantaran Turun
(1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor
pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara
sempurna, baik dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda
pembumian.
(2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm².
(3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai
kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
c) Elektroda Pembumian
(1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat
tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di
dalam Gambar Perencanaan.
(2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai
tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
(3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
(4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
d) Bak Kontrol / Terminal Penyambungan
(1) Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan
sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
(2) Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Halaman ‐ 88
(3) Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
(4) Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak
kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.
e) Penyangga dan Klem
(1) Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
(2) Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap
karat.
(3) Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
f) Merk : KURN, THOMAS, GUARDIAN
7) Lighting Fixtures
a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS – TL 2 X 36 W
(1) Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm.
(2) Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut
(3) Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari
karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta
dilengkapi Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh Pengawas
proyek.
(4) Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
(5) Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai
tempat terminal pentanahan (grounding).
(6) Lighting Fixtures untuk tipe TL harus menggunakan adjustable
hanger/Fixed Hanger.
b) Lampu Tabung (Down Light) – PLC, PLE, SL/PL
(1) Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau
sesuai gambar.
(2) Lamp holder menggunakan standart E-27/E.40.
(3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.
(4) Lampu yang dipakai dari jenis PLC/PL atau sesuai gambar, contoh harus
disetujui oleh Pengawas proyek.
c) Lampu Emergency dan Orientasi
(1) Lampu Emergency yang digunakan jenis flouresent (TL), Incandescen
(PL), lengkap dengan battery dan chargernya.
(2) Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere
dan lampu harus dapat dioperasikan dari listrik PLN/Genset mati, lampu
tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya
battery (lampu yang lain). Bila PLN/Genset hidup battery harus diisi
kembali dan semua operasi tersebut diatas harus dapat bekerja secara
otomatis.
(3) Battery yang dipakai jenis drycell Nikel Cadmium dan / CADMIUM harus
sanggup menampung operasi selama minimal 30 menit, kapasitas
battery disesuaikan dengan TLD yang dipasang.
(4) Tegangan input adalah 220 v, n 10% 50 Hz, 1phase, dilengkapi dengan
indikator LED dan peralatan push to Check battery.
(5) Chargernya harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1
x 24 jam.
(6) Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber
PLN/Genset.
(7) Untuk lampu orientasi dipakai jenis flourescent (TL) dan Incandescen
(PL) maintain lengkap dengan battery chargernya atau sesuai gambar.
(8) Untuk lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek.
d) Lighting Fixtures Type Outdoor (Halaman)
(1) Lighting fixtures yang dapat digunakan, akan ditentukan sesuai gambar
dan spesifikasi teknis atau lainnya.
(2) Tipe lampu yang dipakai adalah sesuai gambar.
Halaman ‐ 89
(3) Komponen-komponennya harus menggunakan condensor yang dapat
memberikan koreksi factor minimal 0,85 dipasang seri.
(4) Kontruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan, contoh harus disetujui oleh Pengawas proyek.
(5) Untuk setiap lampu penerangan luar, ujung instalsi dari kabel haruslah
dipasang suatu Junction Box Outdoor Type. Dimana Junction Box
tersebut termasuk dalam lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi
penerangan luar sehingga bila Supply lampu penerangan luar dari
Kontraktor yang berbeda, maka Supplier lampu langsung dapat
menyambungkan kabel penerangan lampu tersebut ke tiap – tiap
Junction Box Outdoor Type yang telah disediakan oleh Kontraktor
instalasi kabel.
e) Lampu Exit
(1) Lampu exit yang digunakan adalah jenis slim type, 8 watt dengan battery
backup 4 jam.
(2) Lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek.
f) Lampu Fluorescent
(1) TL Balk lengkap dengan Reflector (TKO) TL 1 X 35 W, TL 2 X 36 W.
(a) Tebal plat besi untuk lighting fixtures terebut minimum 0.7 mm.
(b) Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
(c) Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak
Kontraktor wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak
Kontraktor tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak
Pengawas proyek berhak menentukannya dengan tanggungan
resiko apapun pada pihak Kontraktor.
(d) Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover/ sesuai gambar.
g) Kotak – Kontak Dan Saklar
(1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok
bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe
floor mounted.3
(2) Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standart VDE.
(3) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan metal.
(4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari pemukaan lantai dari
ruang-ruang yang basah/lembab harus jenis water tight sedang untuk
saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.
Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan
dari Pengawas proyek.
h) Grounding
(1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare
Copper Conductor).
(2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 70 mm², atau sesuai
gambar sistem pembumian.
(3) Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper
berdiameter 1” dan 0,2 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode
pentanahan yang ditanam dalam tanah minimal sedalam 5 m atau
sampai menyentuh permukaan air tanah.
(4) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 5
ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturu-turut.
(5) Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
(6) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding
elektrikal, dengan metoda grounding yang sama.
i) Kabel Tray / Kabel Ladder dan Kabel Duck.
Halaman ‐ 90
(1) Kabel tray tersebut dari bahan mild steel sheet setebal 1- 2 mm dengan
finishing hot dipped galvanized.
(2) Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan
besi beton dan atau diberi supporting pada konstruksi baja.
(3) Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat
sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan.
(4) Untuk mendapatkan pentanahan yang baik antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain, harus terhubung satu dengan lainnya dengan
menggunakan BC kabel atau kontruksi harus memakai kabel sepatu
pada kedua ujungnya.
(5) Cable tray yang dipasang didalam shaft / pada dinding kabel
menggunakan penyangga terbuat dari bahan UNP-LNP dengan ukuran
sesuai gambar dan dipasang setiap jarak 2 (dua) meter. Kabel yang
terpasang harus dilengkapi dengan klem-klem kabel dan atau Cable
Ties.
(6) Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem (diikat) dengan klem-klem
kabel (pengikat/kebel tie) anti ultra violet.
(7) Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing dll).
(8) Kabel tray yang arah vertikal menuju panel-panel lampu menggunakan
kabel tray minimum selebar panel lampu penerangan tersebut.
j) Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dan Metal Plan Conduit dimana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah
19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
d) Semua panel harus ditanahkan.
2) Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination /
junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan
Halaman ‐ 91
diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handslip.
j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun
dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus
disupport setiap jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel ladder kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah
jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
medium dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada
suatu trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC
High Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam
PVC High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable
Tray dipasang Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2
½ kali penampang kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tersebut minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.
s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel-panel type outdoor harus
didalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia. kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang
menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang
lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada dibawah
permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang
dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel
dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
x) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus
diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
y) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
3) Kotak-kontak dan Saklar
a) Kotak-kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-
kontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail. Bila tidak
terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari
pihak Pengawas proyek dan pihak Interior atau Arsitektur.
b) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
water Tight.
4) Lampu Penerangan
a) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond
dari Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek.
Halaman ‐ 92
b) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
c) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
d) Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung dengan
menggunakan adjustable hanger.
e) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High
Impact Conduit.
5) Pembumian
a) Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan
b) Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 5 m dan mencapai
permukaan air tanah.
c) Tahanan pembumian maximum adalah 5 ohm.
d) Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan
dengan sifat tanahnya.
e) Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe dengan
penampang 1”.
e. PENGUJIAN
1) Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan
pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru
dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik
dari pabrik yang bersangkutan dari LMK / PLN serta instalasi lain yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat
lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh
Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
2) Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus
pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan
dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam
keadaan operasi maupun gangguan berupa undervoltage, over
current, overthermis, short circuit dan lain-lain serta megger antara
fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar
ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan renah,
pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai
tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor
daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
d) Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil
pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 2000
e) Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 5Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada
keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
f) Shaft
Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu dengan
yang lainnya dengan memakai light concrete.
Halaman ‐ 93
f. PRODUK
1) Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan
peralatan pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification
Halaman ‐ 94
ABB
Pasal 70. Pasal 71. Pasal 72. Pasal 73.
Pasal 74. 4 Pasal 75. Capasitor Pasal 76. Pasal 77. GAE,
Bank Nokia, MG,
ABB,AEG
Pasal 78. Pasal 79. Pasal 80. Pasal 81.
Pasal 82. 5 Pasal 83. Kabel Daya Pasal 84. NYFGbY, NYY Pasal 85.
Yunitomo,
Eterna,Jemb
o
Kabelmetal,
Kabel Indo
Pasal 86. Pasal 87. Pasal 88. Pasal 89.
Pasal 90. 6 Pasal 91. Kabel Pasal 92. NYM, Pasal 93.
Instalasi NYA,NYMH Yunitomo,
Eterna,Jemb
o
Kabelmetal,
Kabel Indo
Pasal 94. Pasal 95. Pasal 96. Pasal 97.
Pasal 98. Pasal 99. Pasal 100. Pasal 101.
Pasal 102. 7 Pasal 103. Kabel Pasal 104. Pasal 105. Kabel
Tahan Api Metal,Yunito
mo, Pirelly,
Fuji, Belden
Pasal 106. Pasal 107. Pasal 108. Pasal 109.
Pasal 110. 8 Pasal 111. Kabel Tray Pasal 112. Hot Deep Pasal 113. NIFA
& Ladder Galvanized NG, Lokal
Pasal 114. Pasal 115. Pasal 116. Pasal 117.
Pasal 118. 9 Pasal 119. PVC Pasal 120. PVC High Impact Pasal 121. Clips
konduit, c/w Fitting al, EGA
Pasal 122. Pasal 123. Pasal 124. Pasal 125.
Pasal 126. C Pasal 127. Lampu & Pasal 128. Pasal 129.
Socket Outlet
Pasal 130. Pasal 131. Pasal 132. Pasal 133.
Pasal 134. 1 Pasal 135. Armatur Pasal 136. Balk, L.Meja, Pasal 137. Suwil
Lampu L.Gantung, Baret, DL, ite, Saka,
L.dinding, GL Artolilite,
Vision,
Simplex
Pasal 138. Pasal 139. Pasal 140. Pasal 141.
Pasal 142. 2 Pasal 143. Komponen Pasal 144. Pasal 145.
Lampu
Pasal 146. Pasal 147. - Ballast Pasal 148. Pasal 149. Philip
s, Sinar,Tens
Pasal 150. Pasal 151. - Fitting Pasal 152. Standard Pasal 153. BJB,
Vosloh,Broc
o, Legrand,
Halaman ‐ 95
Appleton
Pasal 154. Pasal 155. - Capasitor Pasal 156. Standard Pasal 157. Philip
/ Condensor s, GE, DNA
Pasal 158. Pasal 159. - Tube Pasal 160. PL, PLC, TL, Pasal 161. Luxra
MERCURY m, GE,
Osram,
Phillips
Pasal 162. 3 Pasal 163. Exit Light Pasal 164. Pasal 165. Suwil
ite, Artolite
Pasal 166. 4 Pasal 167. Saklar & Pasal 168. Standart type, 13 Pasal 169. Clips
Stop Kontak 1 A al, Broco,
Phase Legrand,
National
Pasal 170. Pasal 171. Pasal 172. Pasal 173.
Pasal 174. D Pasal 175. Penyalur Pasal 176. Pasal 177.
Petir
Pasal 178. Pasal 179. Pasal 180. Pasal 181.
Pasal 182. 1 Pasal 183. Penyalur Pasal 184. R 150 Pasal 185. KUR
Petir Elektrostatis N / setara
Pasal 186. E Pasal 187. DIESEL Pasal 188. Pasal 189.
GENSET
Pasal 190. Pasal 191. Pasal 192. Pasal 193.
Pasal 194. 1 Pasal 195. Genset kap. Pasal 196. (OPEN TYPE) Pasal 197. Mitsu
730 KVA bishi,
Stamford,
Mercy
Cummins,
MCDOUGLA
S
T 165 – 77 : Pengaruh dari air pada kohesi campuran aspal yang dipadatkan.
Halaman ‐ 96
T 170 – 73 : Memperoleh kembali aspal dari larutan dengan metode Abson.
T 245 – 78 : Daya tahan terhadap leleh (flow) plastis dari campuran aspal
menggunakan peralatan Marshall.
i. Pelaporan
Halaman ‐ 97
d) Kekentalan pada 60oC.
e) Kekentalan pada 135oC.
1) Campuran hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak akan
hujan dan bila dengan Persyaratan Sifat Campuran Aspal.
2) Campuran aspal harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Halaman ‐ 98
BAB VII
GAMBAR - GAMBAR