Anda di halaman 1dari 28

Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


ARSITEKTUR

Pasal 1
PERSYARATAN UMUM

A. Syarat-syarat Umum, Peraturan dan Standard.


Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus memenuhi peraturan-peraturan
yang berlaku di dalam negara Republik Indonesia. Pada khususnya peraturan-
peraturan ini berkenaan dengan pasal di atas meliputi:
1. Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bangunan:
- NI-3 (PUBB)/1963.
- NI-3 (PUBB)/1960.
- NI-3 1970.
2. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja, harian,
mingguan dan bulanan / borongan).
3. Peraturan AVWI.
Tata cara pelaksanaan atau peraturan-peraturan Pembangunan dari Pemerintah
setempat harus ditaati.

B. Ruang Lingkup Pekerjaan.


1. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan Arsitektur sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
2. Pekerjaan yang tercantum dalam bagian ini adalah:
a. Pekerjaan beton non struktur
b. Pekerjaan pasangan batu bata
c. Pekerjaan plesteran
d. Pekerjaan alumunium composit panel
e. Pekerjaan penutup atap
f. Pekerjaan curtain wall
g. Pekerjaan pengecatan

Pasal 2
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

A. Lingkup Pekerjaan.
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan.
2. Pekerjaan ini meliputi beton-beton kolom praktis, beton ring balk untuk
bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 23


Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur seperti yang
ditunjukan pada gambar.
B. Persyaratan Bahan.
1. Semen Portland.
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan
perencana/pengawas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai, terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
2. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantum Konsultan Pengawasan dalam PBI 1971.
3. Koral beton/split.
Digunakan koral yang bersih, mutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpangan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dari
yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
4. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, bersih, tidak mengandung minyak, tidak
mengandung asam, tidak mengandung alkali dan tidak mengandung bahan
organis yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10.
Perencana/Owner Engineer meminta kepada kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi atas biaya
kontraktor.
5. Besi Beton.
Digunakan mutu U 24 < Ø10mm, U39 > Ø10mm. Besi harus bersih dari
lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang
besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971). Bila dipandang
perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksanaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
a. Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 NI-2.
c. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 NI-8.
d. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
e. Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan
Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara
No. 1457.
f. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan-lisan maupun tertulis
yang diberikan Direksi/Pengawas Lapangan.
g. Standard Normalisasi Jerman (DIN).
PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 24
Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

h. American Society for Testing and Material (ASTM).


i. American Concrete Institute (ACI).

C. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, kontraktor agar meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan.
2. Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan meluputi gambar denah lokasi,
ukuran, bentuk dan kualitas.
3. Mutu Beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225 dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971.
a. Pembesian.
1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratan lain sesuai PBI 1971.
2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
ketentuan dalam PBI-1971.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24(dua puluh empat) jam setelah ada
perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan.

b. Cara Pengadukan.
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump
minimum 5cm maksimum 10cm, sesuai Job Mix Formula.

c. Pengecoran Beton.
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 25


Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan


sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat pemberhentian harus disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan.

d. Pekerjaan Acuan/Bekesting.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan yang diperlukan dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin bebas dari
kotoran-kotoran (serbuk gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
4. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split,
pasir dan semen portland) kepada Direksi/Pengawas Lapangan, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
5. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan
tetap terjamin sesuai dengan persyaratan.
6. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40mm,
kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 PBI tahun 1971.
7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10(sepuluh) hari setelah
pengecoran.

e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.


Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
perencana/pengawas, setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.

f. Pengujian Mutu Pekerjaan.


1. Sebelum dilakukan pemasangan, kontraktor diwajibkan untuk
memberikan pada pengawas certificate test bahan besi dari
produsen/pabrik.
2. Bila ada “Certificate Test” maka kontraktor harus melakukan pengujian
atas besi/kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 26
Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

3. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan


mengambil benda uji berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai
dengan syarat-syarat/ketentuan-ketentuan dalam PBI-1971.
Pembuatanya harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus/silinder beton serta ketentuan-
ketentuan PBI 1971.
4. Kontraktor diwajibkan membuat “Tryal Mix” terlebih dahulu, sebelum
melalui pekerjaan beton.
5. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan.
6. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut,
menjadi tanggung jawab kontraktor.

g. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.


1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3x24 jam setelah pengecoran.
2. Beton dihindari dari kemungkinan cacat dari pekerjaan-pekerjaan
lainnya.
3. Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan tanggung
jawab kontraktor.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 10(sepuluh) hari atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI 1971).

Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

A. Lingkup Pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b) Pekerjaan yang dimaksud meliputi: pekerjaan pasangan batu bata, bak kontrol
pasangan batu batu dan atau seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.

B. Persyaratan Bahan.
a) Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan
pembakaran sempurna dan merata serta memenuhi persyaratan bahan.
b) Batu bata harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku
dan ukuran yang seragam.
c) Persyaratan bahan semen, pasir dan air lihat pada Bab Pekerjaan Beton.

C. Persyaratan Pelaksanaan.
a) Sebelum mulai pelaksanaan pemasangan, kontraktor agar meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan.
PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 27
Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

b) Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam terlebih dahulu ke dalam air
bersih hingga jenuh, pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
c) Adukan perekat/spesi:
 Adukan perekat pasangan batu bata kedap air 1PC:3PSR untuk:
 Pondasi pasangan batu bata.
 Dinding pasangan batu bata dari P +0,00 setinggi 60cm. Dari +0,00
setempat hingga setinggi 210cm pada ruang-ruang daerah basah dan
semua dinding pasangan batu bata yang disyaratkan kedap air seperti
yang tercantum dalam gambar kerja.
 Dinding pasangan batu bata yang langsung berhubungan dengan luar.
 Bak control.
 Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P +0,60 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1 PC: 5PSR terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
d) Kolom Praktis.
 Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dinding bagian dalam
bangunan setiap luas 9cm2 dan atau seperti tercantum dalam gambar kerja,
harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton. Dimensi, ukuran,
penulangan beton kolom praktis (tul.4 Ø10mm, sengkang Ø8-20mm) atau
sesuai gambar kerja.
 Di atas setiap lubang pintu/jendela dan lubang lain harus dipasang ring
balok beton terlepas apakah ring beton tersebut tergambar atau tidak dalam
gambar kerja.
 Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar
kerja harus dipasang anker Ø 10mm tiap jarak 1.30m. Bagian yang mencuat
keluar setinggi 20cm dan bagian yang tertanam minimal sedalam 15cm.
 Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
 Apabila pada saat difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

Pasal 4
PEKERJAAN PLESTERAN

A. Lingkup pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b) Pekerjaan yang dimaksud meliputi: beraben, plesteran, plesteran kedap air,
plesteran halus/acian dan atau seperti ketentuan dalam gambar.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 28


Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

c) Pekerjaan plesteran untuk semua permukaan pasangan batu bata serta


permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan
untuk finish.

B. Persyaratan bahan.
Persyaratan bahan semen, pasir dan air lihat pada bab pekerjaan beton.

C. Persyaratan pelaksanaan.
a) Sebelum memulai melaksanaan pemasangan, kontraktor agar meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan.
b) Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan meliputi gambar denah lokasi,
ukuran, bentuk dan kualitas.
c) Campuran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
d) Berapen adalah campuran kasar kedap air yaitu 1PC: 3 PSR.
e) Dipakai untuk untuk permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam
dalam tanah dan atau lantai.
f) Plesteran adalah campuran 1PC:4PSR.
g) Plesteran kedap air adalah campuran 1PC : 3 PSR.
h) Plesteran halus/aci adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapat campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plester sebagai lapisan
dasar berumur 14(empat belas) hari atau selama 2(dua) minggu (sudah kering).
i) Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
j) Terkecuali untuk berapen, permukaan semua adukan plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga serta tidak berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
k) Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata
dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa bekisting kemudian
diketrek/scatdhed. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
formatie harus tertutup aduk plesteran.
l) Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata
dan beton yang akan difinish dengan cat.
m) Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik/granit tile dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi
alur-alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/meterial finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku untuk bahan
finishing cat.
n) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai
yang dinyatakan dalam gambar kerja dan/atau sesuai dengan peil-peil yang
diminta dalam gambar kerja. Tebal plesteran minimal 1cm, maksimal 2,5cm.
Jika ketebalan melebihi 3cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 29
Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

diikatkan kepermukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
o) Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5mm, untuk setiap jarak 2m.
p) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7(tujuh) hari setelah
pengacian selesai, kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, kontraktor
harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan dapat
diterima Direksi/Pengawas Lapangan.
q) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
berumur lebih dari 2(dua) minggu.

Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada peturasan, sebelum pelaksanaan
pekerjaan aduk plesteran ini terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air
setinggi 40cm dari peil finish lantai bersangkutan

Pasal 5
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan serta syarat-syarat umum.


Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui, serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Pengerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-
petunjuk dari pabrik yang bersangkutan. Plamur serta cat dasar dipakai sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik catnya. Sebelum pengecatan, maka cat dalam
kaleng arus diaduk secara baik sebelum dituangkan dalam tempat cat yang
disediakan.Khusus untuk dinding luar, pemakaian plamur tidak dianjurkan.
Tanpa petunjuk dari Pabrik maka penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain
tidak dibenarkan.

2. Daftar bahan.
Secepatnya setelah penanda tanganan kontrak, tetapi paling lambat 2 minggu
sebelum pekerjaan cat, Pemborong wajib menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas daftar bahan yang akan dipergunakan untuk pengecatan. Semua bahan
yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas.

3. Pilihan warna.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 30


Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

Semua jenis warna yang dipakai akan dipilih oleh Konsultan Perencana dan
Pemberi Tugas, atau sesuai gambar rencana .

4. Persiapan.
Sebelum pengecatan dimulai, lantai-lantai harus dicuci serta debu sedapat
mungkin dicegah. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai
dengan persyaratan tertulis dari pabrik tertulis. Harus disediakan kain pembersih
debu yang secukupnya untuk mencapai tujuan diatas.

5. Pengerjaan permulaan/cat dasar besi.


Segera setelah besi dibersihkan permukaan besi diberi cat dasar menie sebanyak 2
lapis dengan tebal 30-35 micron. Besi yang telah diberi cat kasar sebelum
pengiriman harus diperiksa terhadap cacat. Cat dasar yang tidak memenuhi
syarat harus dibersihkan dengan sikat baja dan segera diberi cat dasar baru.
Apabila dipergunakan besi yang telah dicat maka harus dicuci bersih. Semua
pengecatan dasar ini harus secepatnya dilengkapi dengan sistim pengecatan yang
sudah ditentukan. Besi galvanis dicat dengan zinchromate tanpa dimenie lebih
dahulu.

6. Persiapan/dasar plesteran.
Plesteran harus diberi kesempatan yang maksimum untuk mengering sebelum
pengecatan dimulai. Semua plesteran atau dasar semen yang dicat harus dibuang
dan diperbaiki dahulu dengan plesteran yang sejenis. Retak-retak kecil harus
ditutup sedang retak-retak besar harus dibongkar dan diisi kembali, rata dengan
permukaan sekitarnya. Sebelum permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahan
alkali), semua lumut/kerak pada permukaan tersebut harus dibersihkan dengan
kain yang kasar dan kering, setelah itu disusul dengan kain kasar yang dibasahi
dengan air bersih, akhirnya permukaan dibiarkan mengering.

Pasal 6
PEKERJAAN CURTAIN WALL

A. Lingkup pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b) Pekerjaan yang dimaksud meliputi: rangka curtain wall, kaca untuk curtain wall
dan atau seperti ketentuan dalam gambar.

B. Persyaratan bahan.
- Bahan yang dipakai adalah produksi alexindo, superex atau setara
- Kaca produksi Asahi Mas, Mulia glass atau setara
C. Uraian pelaksanaan.
PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 31
Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

a) Sebelum memulai melaksanaan pemasangan, kontraktor agar meneliti gambar-


gambar dan kondisi di lapangan.
b) Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan petunjuk
dari Direksi/Pengawas Lapangan meliputi gambar denah lokasi, ukuran, bentuk
dan kualitas.

Untuk mendapatkan hasil pemasangan yang optimal berikut adalah langkah kerja yang
harus dilaksanakan :

1. Pekerjaan Marking, Tahap awal pengerjaan curtain wall adalah proses marking
atau penentuan garis bantu dari as bangunan. Proses ini bertujuan untuk membuat
bangunan curtain wall agar lurus secara vertical dan horizontal. Sehingga posisi
kaca bisa level kesamping maupun keatas. Proses marking ini dilakukan oleh team
surveyor dengan alat bantu theodolit maupun benang sipatan.
2. Pemasangan Bracket, Bracket yang dipasang disesuaikan dengan titik-titik marking
yang sebelumnya sudah dibuat. Bracket ini terbuat dari stell/besi yang biasanya
berbentuk siku. Pemasangan bisa dilakukan dengan cara embedded (system tanam)
atau hanya menggunakan system dynabolt. Hal tersebut disesuaikan dengan
kekuatan struktur yang ditopang oleh curtain wall itu sendiri.
3. Pemasangan Rangka Mullion, Rangka mullion adalah frame aluminium vertical
yang nantinya akan digunakan untuk dudukan/penggantung kaca. Untuk model
stick system/back mullion rangka ini diperkuat oleh dua atau tiga buah bracket
yang memegangnya.
4. Pemasangan Rangka Transome, Rangka transome adalah frame aluminium
horisontal yang nantinya akan digunakan untuk dudukan/penggantung kaca. Proses
pemotongan frame ini harus sangat diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang
baik. Karena sifatnya expose, maka jika hasil pemotongan kurang baik akan
berakibat adanya gab/celah sambungan antar transome.
5. Pemasangan Kaca, Setelah rangka vertical dan horizontal selesai dipasang, langkah
selanjutnya adalah pemasangan kaca. Sebelum kaca diletakkan pada bagian frame
horizontal diletakkan dudukan kaca yang terbuat dari karet yang keras dan biasa
disebut sebagai setting block. Hal ini dimaksudkan untuk menahan kaca agar tidak
mudah pecah pada saat terjadi muai dan susut.
6. Pemasangan Lem Kaca/Sealant, Langkah terakhir adalah pemasangan lem sealant
untuk merekatkan kaca dengan frame aluminium. Hal penting yang perlu
diperhatikan adalah ketika pemasangan usahakan permukaan kaca dan aluminium
dalam keadaaan kering. Disamping itu harus bersih dari kotoran seperti debu. Agar
rekatan yang dihasilkan menjadi sempurna.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 32


Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

Pasal 7
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL

1. Lingkup pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel alumunium composit
pada luar bangunan atau seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi seluruh pekerjaan panel alumunium, sesuai yang ditunjukan dalam gambar
2. Persyaratan bahan
a. Contoh-contoh bahan harus ditunjukan kepada konsultan perencana dan direksi
pengawas untuk disetujui sebelum mulai pelaksanaan.
b. Bahan dan barang harus tersedia dilapangan/site sesuai dengan jadwal pelaksanaan,
semua barang dan bahan harus ditempatkan ditempat yang kering memakai alas dan
dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.
c. Semua pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus dijaga,
dipelihara keutuhanya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan akibat pelaksana,
maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan kepada
pemilik.
3. Bahan :
a. Alumunium sandwich Cladding panel Non Combustible mineral, diantara dua lapis
alumunium alloy, dengan spesifikasi sebagai berikut :
-Ketebalan panel : 4 mm
-Berat : 4,7 kg/m’
-Tensile strend 5.8 th : 4700 psi
-STC : 27 (ASTM E90)
b. Composite harus tahan terhadap api, tidak mudah terbakar.
c. Composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
d. Bahan yang digunakan harus dari produksi New Alucopan, Alumatec, Seven atau
yang setara.
e. Kontraktor diharuskan menyerhakan contoh-contoh bahan kepada direksi lapangan
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
4. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi-referensi pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Alumunium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam
produk saja.
c. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat berada
dalam posisinya.
d. Metode pemasangan antara lain :
- Dijepit dibagian-bagian sungkup puncak ganda.
- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan sekrup
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikat pinggir.
e. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemeliharaan pembersih yang cocok sangat
tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan.
f. Pembersihan dapat dilakukan dengan air dan spons atau sikat lembut.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 33


Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

g. Apabila pengotoran lebih berat bias ditambahkan detergen netral.


h. Setelah pemasangan, dilakukan penutup celah-celah antara panel dengan bahan
cladding dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian cladding dan
sealant dalam persyaratan ini.
i. Penyimpanan pada panel maksimal ketinggian 2 meter untuk penumpukan hendaknya
tidak dilampaui dan selalu dijaga dalam kondisi kering
j. Hasil pekerjaan Alumunium Panel Composite harus dari hasil pekerjaan yang rapid an
tidak bergelompang.
k. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
l. Kontraktor harus dapat menyerahkan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar
matahari dari pabrik pembuatanya berupa sertifikat jaminan.

Pasal 8
PEKERJAAN ALUMUNIUM CROWN ( brightening finished )

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan hollow alumunium ukuran
100x300x3mm yang terdapat di atap bangunan atau seperti yang ditunjukan dalam
gambar rencana, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Persyaratan bahan
a. Contoh-contoh bahan harus ditunjukan kepada konsultan perencana dan direksi
pengawas untuk disetujui sebelum mulai pelaksanaan.
b. Bahan dan barang harus tersedia dilapangan/site sesuai dengan jadwal pelaksanaan,
semua barang dan bahan harus ditempatkan ditempat yang kering memakai alas dan
dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.
c. Semua pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus dijaga,
dipelihara keutuhanya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan akibat pelaksana,
maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan kepada
pemilik.
3. Bahan :
Hollow Alumunium extruction brightening finished, dengan spesifikasi
sebagai berikut :
-Ukuran penampang 100x300mm
-Ketebalan hollow : 3 mm
-Berat : 4,9 kg/m’
4. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi-referensi pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Hollow Alumunium yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam
produk saja.
c. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat berada
dalam posisinya.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 34


Syarat-Syarat Pekerjaan Arsitektur

d. Pembersihan dapat dilakukan dengan air dan spons atau sikat lembut.
e. Apabila pengotoran lebih berat bias ditambahkan detergen netral.
f. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
Kontraktor harus dapat menyerahkan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap
sinar matahari dari pabrik pembuatanya berupa sertifikat jaminan

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 35


Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI


1.1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan - keterangan
mengenai peil ketinggian.

1.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada direksi
lapangan untuk dimintakan keputusannya.

1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan


alat-alat waterpass/theodolit type T2.

1.4. Pemborong harus menyediakan theodolit type T2 /waterpass beserta


petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan direksi
lapangan.

1.5. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh direksi lapangan.

1.6. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi
tanda yang jelas dan dilindungi dari kerusakan kerusakan yang
mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus
dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam
pengukuran sesuai dengan ayat 1. Kontraktor bertanggung jawab atas
segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakannya.

1.7. Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan /


pengesahan direksi lapangan, yang meliputi antara lain :
- Sistim koordinat, sesuai ketentuan gambar.
- Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.25 M.
- Rencana lokasi kantor direksi, kantor pemborong tempat simpan bahan
terbuka, tempat simpan bahan tertutup, los kerja, sumber air dan
reservoir.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 1

1
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
2. PEMBUATAN TUGU PATOK DASAR
2.1. Letak tugu patok dasar ditentukan oleh direksi lapangan

2.2. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20


cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam satu meter dengan bagian
yang muncul diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan
pengukuran selanjutnya.

2.3. Tugu patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
direksi lapangan untuk membongkarnya.

3. PAPAN PATOK UKUR


3.1. Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada
beton cor setempat sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-
rubah.

3.2. Papan patok ukur kayu dibuat dari kayu klas II, dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

3.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya
kecuali dikehendaki lain oleh direksi lapangan.

3.4. Papan patok ukur dipasng sejauh 150 cm dari as dinding terluar,
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

3.5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur pemborong harus


melapor kepada direksi lapangan untuk dimintakan persetujuan, serta
harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan
patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan
direksi lapangan.

4. KANTOR DIREKSI LAPANGAN


4.1. Kantor direksi cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk
menyimpan dokumen-dokumen proyek selama pelaksanaan proyek
(kurang lebih 3 tahun).

4.2. Luas dan peralatan yang harus disediakan untuk kantor direksi
minimal harus memenuhi persyaratan didalam bab III persyaratan
administrasi buku ini.

4.3. Didalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan ruang WC dengan


baik air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

4.4. Posisi dan denah gambar kantor direksi lapangan tergambar pada
gambar rencana pagar proyek.

4.5. Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia diproyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi lapangan adalah :

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 2

2
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
- 1 (satu) alat ukur theodolite type T1 dan T2.
- 1 (satu) alat ukur Schuifmaat.
- 1 (satu) komputer lengkap dengan printernya.
- 1 (satu) kamera biasa lengkap dengan blitznya.
- 1 (satu) kamera polaroid lengkap dengan film dan blitznya.
- 10 (pasang) sepatu proyek dan helm proyek serta jas hujan.

5. KANTOR PEMBORONG DAN LOS KERJA.


5.1. Ukuran luas kantor pemborong dan los kerja serta tempat simpan
bahan bakar, disesuai dengan kebutuhan pemborong dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran,
serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran kerja dan arus lalu lintas, harus disediakan 3 buah
penyemprot api (extinghuizer) 20 kgs/cm2, 1 (satu) dipemborong, 1
(satu) diletakkan di kantor direksi lapangan, 1 (satu) diletakkan di
daerah yang strategis di los kerja.

5.2. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus


dibuatkan kotak simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga
masing-masing bahan tidak tercampur dengan bahan lainnya.

Pemborong tidak diperkenankan :


- Menyimpan alat-alat, bahan bangunan diluar pagar proyek, walaupun
untuk sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak
memenuhi syarat.

6. PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK KERJA.


6.1. Air untuk bekerja harus disediakan pemberi tugas dengan
memanfaatkan sumber air yang sudah ada atau air PAM, air harus bersih
bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya dengan dibuktikan
dengan pemeriksaan laboratorium.

6.2. Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 1.5 m3 dibuat dan
senantiasa terisi penuh.

6.3. Listrik untuk bekerja disediakan oleh pemberi tugas.

7. PAGAR SEMENTARA PROYEK


7.1. Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek seperti
yang ditentukan dengan tinggi 2 M.

7.2. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang
rangka pada tiang dan rangka kayu klas II, dan diperkuat dengan beton
setempat.

Pada tempat-tempat yang ditentukan dalam gambar dibuat pintu


masuk untuk kendaraan angkutan dan pintu masuk orang, pintu terbuat

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 3

3
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
dari rangka kayu dan selanjutnya ditutup dengan finish cat dengan
persetujuan direksi lapangan.

Pasal 2
PEKERJAAN BETON

1. BETON COR DI TEMPAT


1.1. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti yang tertera dalam :
NI - 2 - PBI 1971
NI - 3 - 1970
NI - 5 - 1961
NI - 8 - 1974
STKM - JIS G 3445
PB 1989

1.2. Bahan-bahan
Bahan menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete) atau dengan
beton adukan di tempat dengan memakai molen, kontrol mutu sesuai dengan
spesifikasi ini

* Agregat Beton
- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wet System Stone Crusher.
- Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.
- Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
- Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan
danmenjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
- Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.

* Agregat Kasar
- Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras
tidak berpori dan berbentuk kubus.
Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.
- Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131 - 55.
- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
Gradasi

Saringan Ukuran % Lewat


Saringan

1” 25 mm 100
3/4” 20 mm 90 - 100

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 4

4
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
3/8” 95 mm 20 - 55
No. 4 4.76 mm 0 - 10

*Agregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal.

- Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-substansi
yang merusak beton.
- Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5%.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
- Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang
tidak diinginkan.

Saringan Ukuran % Lewat saringan

3/8” 9.5 mm 100

No. 4 4.76 mm 90 - 100

No. 8 2.38 mm 80 - 100

No. 16 1.19 mm 50 - 85

No. 30 0.595 mm 25 - 65

No. 50 0.297 mm 10 - 30

No. 100 0.149 mm 5 - 10

No. 200 0.074 0-5

* PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI - 8 Bab 3.2. PC
type 1.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik
dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan
lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengirimannya. Semen yang rusak
atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.

* Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun
basah.Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran-ukuran

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 5

5
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
masing-masing. Besi penulangan rata maupun besi-besi penulangan
bergelombang (deformed bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI - 2
Bab 3.7.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain,
apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off" yang
disetujui pengawas.
Direksi/Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan di
tempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada di
tempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya
tambahan.
Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu U 39 dan baja lunak
dengan mutu U 24 sesuai PB I 1971 & PBI 1989

* Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI - 2
Bab. 3.7.

* Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI - 2 - Bab 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran digunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan
pada Laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui Pengawas dan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.

* Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk
POZZOLITH 300 R atau yang setaraf. Bahan tersebut harus disetujui oleh
Pengawas. Additive yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh
dipergunakan.

1.3. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed design
yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari
hasil test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standard" yang akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.

* Pengecoran Beton
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secara
tertulis dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh stek-
stek maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-
kolom, balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding
bata maupun pekerjaan instalasi.
Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang
dengan jarak setiap 1 meter.

* Pengecoran Beton
- Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum sesuatu
pengecoran beton dilaksanakan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 6

6
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut di atas tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara
menyeluruh.

- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan
pada kondisi tertentu.
- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute &
sebagainya, harus mendapat persetujuan Direksi.
- Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
2 meter.
Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh
adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
- Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
"initialset" atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis
karena getaran.
- Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
- Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances)
dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup
sampai tercapai beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

* Pemadatan Beton
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
- Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting.
Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak
berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi
pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar frekwensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.

* Slump (kekentalan beton).

Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-


1971 adalah sebagai berikut :

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 7

7
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

Jenis Konstruksi Slump/Max (mm)


(mm) Mi
n
- Kaki dan Dinding Pondasi 125 50
- Pelat, balok dan dinding 150 75
- Kolom 150 75
- Pelat diatas tanah 125 50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga
tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak
boleh melebihi 150 mm.

* Penyambungan Beton dan Water Stop


a. Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/ dikasarkan dan
diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
b. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak di bawah
permukaan tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan
air hujan/air kotor harus diberi PVC water stop LWG (9") dan dipasang
sesuai dengan petunjuk pengawas/produsen.

* Construction Joint (Sambungan Beton)


- Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian
satu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Direksi akan
memberikan persetujuan dimana letak construction joints tersebut.
Dalam keadaan mendesak Direksi dapat merubah letak construction joints.
- Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah 2
jam tapi kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
- Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan
dilakukan dengan CONCRESIVE SGB Process.

* Pengujian Kekuatan Beton


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari
hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat
1 sample benda uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat minimal 20 sampai
benda uji.
Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang disetujui
pengawas dan biaya ketentuan PBI-1971 pasal 3.5 harus dipenuhi.
Mutu beton yang disyaratkan K-225 & K-300 untuk SDB & Arsip

* Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau
perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton
yang sudah ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 8

8
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

2. CETAKAN BETON
2.1. Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi dibawah
ini:
NI - 2 - 1971
NI - 3 - 1979

2.2. Bahan-bahan
- Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada
semua acuan untuk pekerjaan beton.

- Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.


Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui oleh
pengawas.
- Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.

- Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.

- Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.


Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan
dengan permukaan yang halus dan rata.

- Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan


bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari segala benda yang
tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form
oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat
mengurangi daya lekat besi dan beton.

- Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi


penyerapan air beton yang baru dituang.

- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi


atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

* Bagian bawah sisi balok 28 hari


* Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
* Balok dengan beban konstruksi 21 hari
* Pelat lantai/atap 21 hari

Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala ijin yang
diberikan oleh Direktur sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 9

9
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada pada permukaan
beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

- Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam


dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali.

2. HASIL PENGECORAN & FINISHING


3.1. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa cacat,
lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.

3.2. Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi tetapi
langsung diberi plamur dan cat.

3.3. Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan menyatakan


persetujuannya

Pasal 3
PEKERJAAN BAJA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi baja
sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

Penyediaan semua material, peralatan dan tenaga, fabrikasi baja struktur terutama bagian
penunjang seperti yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi, pengiriman hasil
fabrikasi baja sampai ke site dan erection konstruksi baja disite.

1.1. SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN


Pekerjaan baja harus sesuai dengan standard dibawah ini :
- Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
- American Institute Of Steel Construction (AISC)
- Japanese Industrial Standard (JIS)
- ASTM (American Sociaty for Testing Material
- Amarican Welding Sociaty (WS)
- Steel Structural Panising Council (SSPC)
- Standar Industri Indonesia (SII)

1.2. B A H A N
a. Semua bagian bahan baja yang digunakan harus baru dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja jenis ST. 37. dengan tegangan tarik
putus baja minimum 3.700 kg/cm2.

b. Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang, dibengkokan, puntiran


dan cacat perubahan bentuk lainnya. Batang profil tekan tidak diijinkan
bengkok lebih dari 1/400 kali panjang batang.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 10

10
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
c. Semua bahan/batang baja untuk struktur ini harus disediakan sesuai dengan
Gambar Rencana, baik penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat maupun
detail-detailnya.

d. Baut baut atau mur yang digunakan harus baut hitam dengan tegangan baut
dan tegangan leleh 6400 kg/cm2 (Type 8.8). Ukuran ukuran baut yang dipakai
harus seperti yang tercantum dalam gambar.

1.3. MACAM PEKERJAAN


a. Syarat-syarat pelaksanaan umum.
1. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga dalam
memasang tidak akan memerlukan pengisi kecuali bila gambar detail
menunjukan hal tersebut.

2. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang
dengan hati hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.

3. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran ukuran sesungguhnya


ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk
memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian bagian yang
terhalang oleh benda lain.

4. Setiap bagian pekerjaan yang buruk yang tidak memenuhi ketentuan


diatas, akan ditolak dan harus diganti.
Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan-
bengkokan dan sambungan-sambungan yang terbuka.

5. Konstruksi baja yang telah selesai dikerjakan harus segera dilindungi


terhadap pengaruh pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara
yang memenuhi persyaratan.

6. Sebelum bagian - bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua


bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi
besi, maka bagian bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat.

7. Semua pekerjaan yang akan dimulai kontraktor diwajibkan membuat


detail gambar kerja (shop-drawing) untuk disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Pengawas.

b. Penyambungan dan pemasangan.


1. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Logam yang dilas harus bebas dari retak dan lain-lain cacat yang
mengurangi kekuatan sambungan dan pemukaannya harus halus.
Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan
teratur. Las-las yang menunjukan cacat harus dipotong dan dilas kembali
atas biaya Kontraktor.

2. Pekerjaan las harus dilakukan didalam bengkel, pekerjaan las yang


dilakukan dilapangan harus sama standarnya dengan pekerjaan las yang
dilakukan didalam bengkel, dan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan
pada waktu basah atau hujan.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 11

11
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur

3. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan di las harus bebas
dari kotoran minyak, cat dan lain-lain. Cara pengelasan harus dilakukan
menurut persyaratan yang berlaku atau disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Pengawas.
Las yang dipakai yaitu las sudut dan las tumpul. Mutu las minimal harus
sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Bila diperlukan
dengan pengujian laboratorium. Pekerjaan pengelasan yang akan tampak
harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.

4. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).

Tebal las minimum : 3,5 mm


Panjang las minimum : 13 x tebal las
Panjang las maksimum : 43 x tebalnya.

5. Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan
kekuatan baja yang dipakai.
Kelas E 60 atau grade SAW-1 sesuai ASTM-A 233

6. Direksi dan Konsultan Pengawas berhak mengadakan test terhadap hasil


pengelasan di Balai Penelitian Bahan bahan menurut standard yang
berlaku di Indonesia atas biaya Kontraktor, jika pekerjaan
penyambungan dinilai meragukan.

c. Pemasangan di tempat pembangunan


1. Pemborong berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk
menumpuk barang yang telah diserahkan kepadanya, tetap baik
keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian konstruksi
yang harus diangkut diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya.

2. Baut-baut.
Sambungan baut harus menggunakan baut hitam/HTB/Type 8.8 lubang
untuk sambungan baut harus di bor (tidak boleh di pons) dengan toleransi
tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter baut.

3. Untuk konstruksi kap sebelumnya harus diberikan lawan lendut


(kontra zeeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.

4. Bagian bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi puntiran-puntiran, bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara
untuk mencegah timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang
diijinkan, dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai
pemasangan seluruh konstruksi selesai.

5. Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam


keadaan diam dan bebas dari beban penutup atap.

d. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas bekas irisan,


gilingan, masakan dan lain-lain.
1. Bagian-bagian bekas irisan harus benar datar, lurus dan bersih, sekaligus
tidak diperbolehkan bekas-bekas jalur, beram-beram dan lain-lain.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 12

12
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
2. Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan mesin diperoleh pinggiran-
pinggiran bekas irisan maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-
kurangnya selebar 2,5 mm, sudah tidak tampak lagi jalur- jalur.

3. Bagian konstruksi yang berfungsi tidak perlu membuang bekas-bekas


potongan.

e. Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan.


1. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh di lakukan pada
bagian non struktural, untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-
gilingan lengkung.
Melengkungkan pelat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak
boleh kurang dari tiga kali tebal pelat, demikian juga untuk batang-batang
dibidang dan badannya.

2. Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil harus


dilakukan dalam keadaan panas.

3. Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan segera setelah


bahannya dipanaskan menjadi merah tua.

4. Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan,


bilamana bahan yang dipanaskan tidak lagi menyinarkan cahaya.
f. Menembus, Mengebor dan Meluaskan lubang.
1. Pada keadaan akhir, diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan
tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing
sebanyak 0,1 mm dari pada diameter batang baut-baut itu.

2. Untuk lubang - lubang dalam bagian konstruksi yang disambungkan dan


yang harus dijadikan satu dengan alat menyambung di bor sekaligus
diameter sepenuhnya, dan apabila tidak sesuai maka perubahan perubahan
lubang tersebut di bor atau diluaskan dan menyimpangnya tidak boleh
melebihi 0,5 mm.

3. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus diberam dan tidak


boleh dilakukan dengan mempergunakan besi besi pengerut.

g. Paku keling dan baut.


1. Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar.
2. Pemasangan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan
yang merata antara yang satu dan lainnya.

h. Perlindungan pekerjaan-pekerjaan baja dengan cara pengecatan.


Pengecatan baja menggunakan menit besi ICI dan cat enemel ICI dua kali,
warna akan ditentukan kemudian.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 13

13
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
Pasal 4
PEKERJAAN WATER PROOFING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi
dari pabrik yang bersangkutan. Bagian yang di waterproofing adalah sesuai
dengan gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan Standar dari bahan dan prosedur yang
ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti : NI.3 ASTM
828, ASTME, TAPP I 803 dan 407, kontraktor tidak dibenarkan
merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.

2.2. B a h a n
Jenis bahan yang digunakan sesuai dengan lokasi, ditentukan sebagai
berikut:
Jenis waterproofing sistim membrane tebal 4 mm setara dengan produk
Asphaltoplast Betek atau bahan yang lain dengan persetujuan dahulu dari
Konsultan Perencana dan Direksi .

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. PERSYARATAN UMUM
3.1.1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kapada
Direksi dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

3.1.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka


bahan-bahan pengganti harus yang disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.

3.1.3. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui
oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus
sesuai gambar.

3.1.4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan


ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Direksi
dan Konsultan Pengawas.

3.1.5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi
dan lainnya, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi
dan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 14

14
Syarat - Syarat Pekerjaan Struktur
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

4. CARA-CARA PELAKSANAAN
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman
(ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dulu harus
mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
Waterproofing dilaksanakan untuk daerah basah /lantai kamar mandi dan
pelapis beton yang ditunjukan pada gambar.

5. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


5.1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetasan
terhadap ahli pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi
siraman diatas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.

5.2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik
atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan ámaka
kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
Pada waktu penyerahan, maka kontraktor harus memberikan jaminan
atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah
dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan
yang berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki semua jenis kerusakan yang terjadi.

6. SYARAT PENGAMAN PEKERJAAN


6.1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang
telah dilakukan, terhadap kemungkinan penggeseran, lecet permukaan
atau kerusakan lainnya.

6.2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik
atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka
kontraktor harus memperbaiki/ mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.

Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
kontraktor.

PEKERJAAN PERENCANAAN PENINGKATAN MUTU ATAP AUDITORIUM LIPI 15

15

Anda mungkin juga menyukai