Anda di halaman 1dari 46

Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

DAFTAR ISI

1. BAB I : SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

2. BAB II : DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN (BOQ )

3. BAB III : GAMBAR PERENCANAAN

1
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

BAB I
SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

A. PERSYARATAN UMUM

Pasal 1. UMUM

1. Pada dasarnya untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh pekerjaan ini. Kontraktor diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar kerja serta uraian pekerjaan dan persyaratan teknis yang akan
diuraikan dalam buku ini.
2. Jika terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan atau kesimpang siuran informasi dalam pelaksanaan
nanti, kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan pengawas atau perencana untuk mendapat
kejelasan dalam pelaksanaan.
3. Tida dibenarkan kontraktor mengambil keuntungan selain keuntungan yang telah ditetapkan, dari
kekurangan-kekurangan / kelemahan-kelemahan baik dari gambar kerja maupun spesifikasi teknis ini.
4. Demikian pula tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan tersebut disebabkan karena
peserta tidak membaca atau kurang memahami setiap isi dokumen ini.

Pasal 2. NAMA KEGIATAN, PEKERJAAN, PEMBERI TUGAS /SATUAN KERJA, LOKASI

Nama Kegiatan : Peningkatan sarana dan prasarana PSRAMPK dan 4 satuan pelayanan
TA 2019

Pekerjaan : Peningkatan sarana dan prasarana PSRAMPK Pagaden Subang

Satuan Kerja : PSRAMPK DINAS SOSIAL PROV. JABAR

Lokasi : Jl. raya kampung Pagaden Kab. Subang

Pasal 3. LINGKUP PEKERJAAN

a) Meliputi semua bagian pekerjaan sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak, yaitu meliputi :
a.1) Gambar-gambar Rencana Pelaksanaan
a.2) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a.3) Berita Acara Penjelasan + Addendum ataupun salah satu dari padanya
b) Kekurangan salah satu unsur tersebut di atas tidak dapat mengakibatkan berkurangnya lingkup pekerjaan
yang harus dipenuhi oleh kontraktor.
c) Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan, peralatan, berikut alat-alat bantu lainnya,
pengangkutan, pemasangan, dan semua pelayanan yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan hingga
selesai dengan sempurna, kecuali bila ditentukan lain dalam dokumen kontrak
d) Jenis pekerjaan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN UPTD PSRAMPK


( GEDUNG ASRAMA )

A. Pekerjaan Persiapan & Bongkaran


B. Pekerjaan Galian tanah & Urugan
C. Pekerjaan Lantai I ( Satu ) :
I . Pekerjaan Pondasi & beton
II. Pekerjaan Pasangan & Sanitasi Air Bersih/ Air Kotor
III. Pekerjaan kusen, pintu, jendela & bovenligh
IV. Pekerjaan lantai & plapon
V. Pekerjaan elektrikal
VI. Pekerjaan finishing/ laburan
D. Pekerjaan Lantai II ( Dua ) :
I . Pekerjaan Pondasi & beton

2
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

II. Pekerjaan Pasangan & sanitasi air bersih/ air kotor


III. Pekerjaan Atap
IV. Pekerjaan kusen, pintu, jendela & bovenligh
V. Pekerjaan lantai & pelapon
VI. Pekerjaan elektrikal
VII. Pekerjaan finishing/ laburan

II. PEKERJAAN PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN UPTD PSRAMPK


( GEDUNG AULA DAN KANTOR )

A. Pekerjaan bongkaran
B. Pekerjaan atap & canopi
C. Pekerjaan pasangan & plapon
D. Pekerjaan elektrikal
E. Pekerjaan finishing/ laburan
F. Pekerjaan lain – lain

Pasal 4. PERATURAN DAN KETENTU


a) Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan penuh ketelitian
sesuai dengan kontrak. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semuanya harus mendapatkan
persetujuan konsultan pengawas.
b) Disamping rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan lain
yang termasuk dalam dokumen surat perjanjian kontraktoran, maka ketentuan-ketentuan umum yang
berlaku adalah :
1. Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwaarden) disingkat AV.19.41.
2. Peraturan Beton Indonesia disingkat PBI-NI-2/1971.
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.
4. Peraturan Umum Mengenai Instalasi Listrik (AVE)..
5. Pedoman Plumbing Indonesia, Tahun 1979.
6. Peraturan Dinas Kebakaran Pemerintah.
7. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.
8. Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja.
9. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI 1980).
10. Peraturan yang ditetapkan Dinas Kebakaran setempat.
11. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI).
12. Lain-lain syarat umum yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku di
Indonesia.
13. Peraturan khusus pembangunan daerah kab. subang
c) Ukuran :
1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar pelengkap meliputi
:
As - As
Luar - Luar
Dalam- Dalam
Luar - Dalam
2. Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar yang
termuat dalam dokumen lelang/kontrak.
3. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam
gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan pengawas/perencana, segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab kontraktor.
d) Istilah :
Istilah yang dipergunakan untuk masing-masing disiplin kerja disini ialah :
AR : Arsitektur
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan
secara menyeluruh dari semua disiplin kerja yang ada, baik teknis maupun estetika.
STR : Struktur
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi,
kualitas, serta Cut Fill.
PL : Plumbing
Meliputi hal-hal yang berhubunagn dengan sistem air bersih dan air kotor.

3
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

EL : Elektrikal
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan distribusi/teknik listrik, sistem listrik di dalam/di
luar bangunan atau sumber-sumber daya listrik.
ME : Mekanikal
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan Instalasi Pemipaan.
LA : Landscaping
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan design infra struktur
pertamanan,trotoar/pedestrian dan pekerjaan luar bangunan lain.

Pasal 5. JENIS DAN MUTU BAHAN

a. Diutamakan produksi yang disetujui oleh perencana / pemberi tugas, dan konsultan pengawas.
b. Uraian jenis dan mutu bahan tersebut harus sesuai dengan standard yang disyaratkan.

Pasal 6. MERK-MERK DAGANG

Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merk-merk dagang dari bahan yang disebutkan dalam
persyaratan teknis ini ditunjukkan untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk,
jenis dan sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (merk) yang mengikat. Kontraktor
boleh mengusulkan merk-merk dagang lainnya yang setaraf kepada konsultan pengawas. Bilamana disebutkan
3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, maka kontraktor diharuskan untuk dapat
menyediakan salah satu dari 3 merk dagang tersebut sesuai dengan persetujuan konsultan pengawas/konsultan
perencana.

Pasal 7. KETENTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN

a) Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
konsultan pengawas, dan disimpan atau ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis sesuai syarat pengamanan yang berlaku.
b) Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak boleh dilakukan di luar lapangan.
c) Pengangkutan bahan-bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agar dilaksanakan pada jam-jam kerja, jika
seandainya ada pengiriman bahan-bahan pada malam hari, harus seizin konsultan pengawas.
d) Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keindahan
dan kebersihan lingkungan sekitar, antara lain dengan penggunaan pagar penutup serta pengaturan
pembuangan bahan sisa.
e) Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat, instansi
pemerintah lain yang berwenang.
f) Setiap pelanggaran terhadap ketentuan di atas akan diambil tindakan sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku, antara lain meninjau kembali izin kerja kontraktor ataupun penyitaan bahan-bahan bangunan yang
dimaksud.
g) Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan secara lengkap dengan pembuatannya; antara lain membuat atau
menyediakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan seperti steger, stoot werk, cetakan dan lain-
lain kecuali yang nyata-nyata disediakan oleh pemberi tugas.
h) Pada saat pekerjaan dimulai, kontraktor dianggap telah mengetahui serta bertanggung jawab atas setiap
ketentuan di atas.

Pasal 8. PENJELASAN R.K.S. & GAMBAR

a) Rencana Kerja dan syarat-syarat serta gambar-gambar kerja yang dikeluarkan oleh konsultan perencana
adalah satu-satunya pedoman dasar ketentuan pekerjaan pelaksanaan ini.
b) Rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar-gambar kerja beserta seluruh lampirannya tidak
diperkenankan diberikan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan dan izin tertulis dari pemberi tugas dan
konsultan pengawas.
c) Rencana kerja dan syarat-syarat, gambar kerja serta gambar detail merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan hingga tidak dapat ditafsirkan atau diartikan sendiri.

4
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

d) Jika terdapat perbedaan antara rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar kerja serta gambar-
gambar detail; maupun perbedaan dengan keadaan di lapangan pada waktu pelaksanaan, maka kontraktor
harus meminta pendapat konsultan pengawas serta melaksanakan keputusan tersebut.
e) Jika selama berlangsungnya pekerjaan ini terjadi perubahan teknis, maka kontraktor harus membuat
gambar revisi dari perubahan tersebut untuk dimintakan persetujuan dari pengawas lapangan dengan
biaya kontraktor, gambar-gambar revisi tersebut tidak boleh dilaksanakan sebelum disetujui tertulis oleh
konsultan pengawas.
f) Jika terjadi kekurang jelasan dalam gambar-gambar kerja atau gambar-gambar detail, maka kontraktor
wajib membuat gambar-gambar tambahan atas petunjuk dan disahkan oleh konsultan pengawas. Gambar-
gambar ini akan berlaku sebagai gambar pelengkap, sah dan mengikat.
g) Jika kontraktor membutuhkan gambar atau bahan penjelas lainnya melebihi dari yang ditentukan, maka
kontraktor harus mengajukan permintaan secara tertulis pada konsultan pengawas dengan menyebutkan
penggunaannya, dimana biaya secara teknis pengadaannya menjadi beban kontraktor.
h) Klausal yang disebutkan, apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/gambar yang lain
maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk menjadi lebih
menegaskan masalahnya.
i) Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar perencanaan atau terhadap spesifikasi teknis,
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai dampak bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi/besar terhadap rencana anggaran biaya.

Pasal 9. JADWAL PELAKSANAAN

a) Kontraktor harus membuat sebuah jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan yang memuat :
1. Uraian jenis pekerjaan selengkapnya,
2. Jumlah tenaga, hari dan tenaga x hari (man-days) yang digunakan untuk setiap jenis pekerjaan,
3. Volume pekerjaan,
4. Nilai/bobot prosentase dari setiap jenis pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan yang angkanya
diperoleh dengan memberi harga pada masing-masing jenis pekerjaan terhadap harga/biaya
keseluruhan sebagaimana tercantum dalam surat perjanjian kontraktoran.
5. Grafik kemajuan pekerjaan.
6. Bila perlu contoh jadwal ini dapat diminta dari konsultan pengawas.
b) Jadwal harus dimintakan konsultan pengawas selambat-lambatnya sebelum pekerjaan perseiapan dimulai
dan setelah disetujui maka kontraktor wajib menyerahkan jadwal tersebut kepada pemberi tugas dan
konsultan pengawas masing-masing sebanyak 3 (tiga) set.

Pasal 10. SHOP DRAWING

a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum maupun yang sudah tercakup lengkap dalam gambar kerja untuk disetujui pelaksanaannya oleh
pengawas/perencana.
b) Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk
pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di
dalam gambar kerja/dokumen kontrak di dalam buku ini.
c) Kontraktor wajib mengajukan 4 (Empat) set shop drawing dan persetujuan material yang dilengkapi dengan
1 (Satu) set brosur/catalog asli guna disetujui untuk dilaksanakan. Dalam pengajuan shop drawing apabila
terjadi kesalahan tetap menjadi tanggung jawabb kontraktor walaupun telah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas.
d) Semua shop drawing yang pelaksanaannya memerlukan koordinasi dengan kontraktor lain yang terlibat
akan dikoordinasikan oleh konsultan pengawas.

Pasal 11. AS BUILT DRAWING

a) Dokumen gambar terlaksana (as built drawing) ini harus diperiksa dan disetujui oleh pengawas.
b) As built drawing memuat seluruhnya secara detail dari hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan yang telah dilaksanakan lengkap dengan data, dan keterangan lainnya.
c) As built drawing diserahkan dalam bentuk cetakan dan dijilid sebanyak 3 (tiga) set.
d) As built drawing terdiri dari :
- 1 (Satu) set A3 Prin Out
- 3 (Tiga) set copy

5
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Diserahkan secara bertahap setelah pekerjaan terlaksana untuk diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
pengawas.

Pasal 12. PEMBUATAN PHOTO PROGRESS

Kontraktor wajib memberi laporan setiap kegiatan pekerjaan berupa photo progress, dimana pengambilan photo
tersebut bisa menggambarkan dari kegitan awal sampai dengan selesainya pekerjaan. Dibuat dalam (3) set
album, diperuntukan bagi pemberi tugas, perencana dan pengawas.

Pasal 13 KOORDINASI PELAKSANAAN

a)Pada waktu pengadaan dan pemasangan material oleh pihak supplier/kontraktor lain, maka kontraktor wajib
memberitahukan kepada pengawas.
b) Apabila terdapat bagian pekerjaan yang pemasangan harus diselesaikan oleh kontraktor lain, maka
kontraktor tersebut wajib menyiapkan/menyerahkan bahan lengkap dengan penjelasan untuk
pemasangannya.
c) Dalam pelaksanaan kontraktor wajib memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain.
Pasal 14. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

a) Pengawasan akan dilaksanakan secara terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan. Untuk itu
kontraktor wajib menempatkan seorang kepala teknik sebagai kuasa kontraktor di lapangan yang cukup
mampu untuk melaksanakan tugasnya, serta mengerti dan berpengalaman dalam bidang bangunan atau
teknik sesuai dengan lingkup pekerjaan dan mampu mewakili segala petunjuk konsultan pengawas untuk
diteruskan pada pelaksananya.
b) Jika ternyata hal tersebut di atas tidak sebagai mestinya, maka konsultan pengawas berhak meminta pada
kontraktor untuk mengganti kepala teknik tersebut dengan yang lebih baik.
c) Penempatan kepala teknik dan stafnya dari pihak kontraktor harus minimal sarjana teknik sipil/arsitektur dan
telah berpengalaman pada pembuatan proyek sejenis minimal 1 tahun, sedangkan untuk pelaksana
lapangan dari masing-masing jenis pekerjaan adalah dari lulusan akademi minimal berpengalaman 3 tahun
atau dari sekolah teknik menengah, paling sedikit berpengalaman 5 tahun, pada bidangnya masing-masing.

Pasal 15. DOMISILI KONTRAKTOR

a) Alamat kontraktor jika berubah dari yang tertera dalam dokumen pelelangan harus dibertahukan secara
tertulis kepada pemberi tugas dan konsultan pengawas.
b) Alamat kontraktor dan kepala teknik lapangan wajib diberitahukan secara tertulis pada pemberi tugas dan
konsultan pengawas, serta cara-cara komunikasi tercepat yang dapat dilakukan seandainya terjadi hal-hal
yang mendesak.

Pasal 16. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

a) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas keamanan di daerah lapangan kerjanya dari pencurian
maupun pelanggaran-pelanggaran ketertiban lain.
b) Kontraktor harus menempatkan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan lingkup kerjanya serta
mengurangi resiko terjadinya kebakaran pada lapangan dengan peraturan-peraturan dan pengaturan-
pengaturan tata kerja dan peralatan kerja.
c) Jika diisyaratkan kontraktor boleh mengansuransikan pekerjaannya dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pekerjaan tersebut dalam bentuk asuransi segala resiko (all risk) pada perusahaan asuransi umum
yang disetujui oleh konsultan pengawas dengan jangka waktu sejak tanggal SPK sampai tanggal
berakhirnya masa pemeliharaan.

Pasal 17. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

a) Kontraktor wajib membuat laporan mingguan dan bulanan sebagai resume dari laporan harian selama masa
pelaksanaan pekerjaan yang akan diperiksa dan ditanda tangani oleh konsultan pengawas yang memuat
hal-hal :
1. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan,
2. Jumlah dan jenis bahan yang diterima,

6
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

3. Jumlah dan jenis bahan yang disetujui,


4. Jumlah dan jenis peralatan yang dipakai,
5. Kegiatan pekerjaan secara terperinci,
6. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain.
b) Laporan harian dibuat dalam rangkap 3 (tiga) serta bentuk maupun tata cara pengisian form tersebut harus
sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh konsultan pengawas.
c) Laporan tersebut diperuntukkan :
• 1 (Satu) set untuk pemberi tugas
• 1 (Satu) set untuk konsultan pengawas
• 1 (Satu) set arsip

Pasal 18. JAMINAN DAN KESEJAHTERAAN BURUH

a) Kontraktor wajib menyediakan fasilitas-fasilitas kesejahteraan buruh seperti penyediaan air minum,
penyediaan tempat mandi, pemondokan, serta tempat ibadah.

b) Kontraktor juga harus menyediakan fasilitas pengaman kerja, seperti safety belt, safety shoes, helm dan
lain-lain.

c) Kontraktor atas petunjuk konsultan pengawas lapangan wajib mengatur fasilitas-fasilitas tersebut termasuk
warung atau kios makanan di dalam areal kerjanya dengan mematuhi syarat-syarat kesehatan,
keselataman, keindahan, kebersihan dan ketertiban.

d) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas biaya pengobatan atau pun pemakaman dari pekerjanya
atau siapa pun yang terlibat langsung pada pekerjaan jika mengalami musibah yang berkaitan dengan
pekerjaan ini.

Pasal 19. P3K DAN PEMADAM KEBARAKAN

Pengadaan peralatan-peralatan P3K, peralatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan yang sesuai dalam
anjuran perusahaan asuransi terhadap pekerjaan/proyek yang sedang berjalan.

Pasal 20. ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Kontraktor wajib menempatkan peralatan-peralatan kerja yang lengkap serta alat-alat kelancaran pelaksanaan
pekerjaan termasuk pemeliharaan dan pemindahan dalam lokasi pekerjaan serta mengeluarkan setelah
penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang telah dicantumkan dalam dokumen pelelangan serta mematuhi
petunjuk konsultan pengawas lapangan yang berkaitan dengan jenis pekerjaan/proyek tersebut.

Pasal 21. SYARAT DAN CARA PEMERIKSAAN BAHAN

a)Semua bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan minimal harus dari jenis dan mutu yang sesuai
dengan kontrak.
b) Atas biaya kontraktor, semua contoh bahan yang akan digunakan harus diajukan kepada konsultan
pengawas sebanyak 3 set untuk disetujui.
c) Bilamana konsultan pengawas menganggap perlu, kontraktor harus menyediakan surat keterangan dari
instansi yang ditunjuk (Balai Penelitian Bahan-Bahan), dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan
telah memenuhi persyaratan.
d) Semua bahan atau perlengkapan yang akan diolah atau akan dipasang pada bangunan, sebelum
dipergunakan, dibeli atau dikirim jika diperlukan oleh konsultan pengawas harus diuji atau dites, maka
bahan/material yang akan dipakai tersebut harus diperiksa dan dinyatakan lulus dengan hasil baik oleh
laboratorium yang diakui.
e) Segala pembiayaan/ongkos-ongkos pengujian bahan menjadi beban kontraktor sepenuhnya.
Pasal 22. PEKERJAAN TIDAK BAIK
a) Semua pekerjaan yang dianggap kurang/belum baik dan ditolak oleh konsultan pengawas karena tidak
sesuai dengan dokumen kontrak, akibat disengaja atau tidak oleh kontraktor, harus segera diperbaiki dan
ditanggung biayanya oleh kontraktor.
b) Apabila suatu pekerjaan telah ditutup tetapi berhubungan dengan permintaan dan dianggap tidak baik oleh
konsultan pengawas, maka pekerjaan tersebut harus dibuka/dibongkar untuk diperiksa dan ditutup kembali
atas biaya kontraktor.

7
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

c) Apabila suatu pekerjaan telah ditutup dan konsultan pengawas tidak secara khusus diminta untuk
memeriksa sebelumnya, dan bila konsultan pengawas menghendaki pekerjaan tersebut harus
dibuka/dibongkar untuk diperiksa, maka pekerjaan yang dibongkar tersebut harus ditutup kembali atas biaya
kontraktor.
d) Pemasangan dan penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan, petunjuk dan perintah
konsultan pengawas atau contoh yang telah disetujui maka bahan tersebut ditolak, dan harus dibongkar dan
dikeluarkan atas perintah konsultan pengawas dengan segala resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.

Pasal 23. PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA

a) Semua resiko naik mengenai salah hitung terhadap volume/BQ maupun harga satuan pekerjaan yang
diajukan dan biaya-biaya lain yang tak terduga adalah tetap menjadi tanggung jawab kontraktor. Kontraktor
sudah harus memperhitungkan/mempertimbangkan semua kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di
lapangan dalam pelaksanaannya nanti, yang berhubungan dengan adanya kontraktor-kontraktor lain (sub-
kontrak) untuk pelaksanaan proyek tersebut.
b) Perhitungan Bill Of Quantity yang diberikan kepada seluruh peserta ellang sifatnya tidak mengikat, yang
artinya boleh ditambah maupun dikurangi, tergantung dari pada hasil perhitungan kontraktor terhadap
gambar rencana yang diterima, BQ hanyalah sebagai pedoman/acuan. Jadi bagi kontraktor, wajib untuk
mengecek kembali seluruh perhitungan BQ yang diberikan oleh konsultan perencana.
c) Andaikata kontraktor menerima apa adanya dalam susunan BQ yang diberikan oleh konsultan perencana,
sedangkan dikemudian hari ternyata ada kekurangan baik ietm pekerjaan maupun volume, itu semua
menjadi tanggung jawab kontraktor, tidak ada klaim yang akan diterima oleh owner dengan alasan tersebut
diatas.
d) Jika ada penambahan item/volume pekerjaan yang terlewatkan, hendaklah dibuat dilembar/ file lain dengan
diberi judul Penambahan Item Pekerjaan/BQ. Penambahan tersebut harus disusun/ disesuaikan menurut
sub-sub pekerjaan yang ada pada BQ, maksudnya untuk mempermudah pada waktu evaluasi pemenang
tender nanti.
e) Dan jika ada perbedaan yang mencolok dalam perhitungan BQ antara kontraktor dan konsultan, maka akan
diadakan klarifikasi BQ, untuk mendapatkan kesamaan dalam pengajuan tender.
f) Untuk keseragaman dalam penyajian setiap peserta akan mendapatkan masing-masing satu buah copy
disket lengkap mengenai BQ, bentuk serta susunannya, sedangkan formatnya tidak boleh dirubah,
terkecuali pada item : nama perusahaan, tanggal dan hal pekerjaan.
g) Setelah disket BQ diisi dan dilengkapi menjadi RAB (Penawaran), juga harus dilengkapi/dibuat pada disket
tersebut antara lain file-file sebagai berikut :
1. Daftar harga satuan bahan / material lengkap;
2. Daftar harga satuan upah pekerja lengkap;
3. Daftar harga satuan alat yang disewa lengkap;
4. Daftar analisa harga satuan lengkap;
5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan/schedule.
h) Disket yang telah terisi lengkap harus dikembalikan lagi pada panitia, dan dimasukkan bersama-sama
amplop penawaran untuk diserahkan pada waktu pemasukannya nanti.
Untuk keseragaman dalam pengisian, program yang dipakai adalah : Microsoft Excel.

Pasal 24. PEKERJAAN TAMBAH KURANG

a) Pekerjaan tambah kurang adalah pekerjaan lain dari yang dimaksudkan dalam RKS dan gamabr-gambar,
berupa penambahan, perubahan bentuk, pengurangan dan peniadaan suatu bagian pekerjaan.
b) Suatu pekerjaan hanya dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang, apabila ada perintah/persetujuan
tertulis dari konsultan pengawas ataupun dari pemberi tugas. Dan kontraktor wajib melaksanakan sejauh
bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan ruang lingkup kontrak.
c) Ketidak lengkapan uraian jenis pekerjaan dalam surat penawaran tidak dapat dianggap sebagai pekerjaan
tambah kurang apabila jenis pekerjaan tersebut telah disebutkan dalam dokumen kontrak atau salah satu
bagian dari padanya.
d) Pekerjaan tambah kurang dinilai atas dasar harga satuan bahan dan upah yang diajukan / tercantum dalam
kontrak. Dalam hal tidak adanya jenis pekerjaan tersebut pada kontrak, maka harga satuannya di nilai
berdasarkan kesepakatan harga analisa satuan pekerjaan, sedangkan keputusan terakhir tetap berada di
pihak pemberi tugas/konsultan pengawas.
e) Penyusunan pengajuan anggaran biaya pekerjaan tambah kurang, harus dibuat dalam suatu berita acara,
dan di syahkan dalam rapat berkala mingguan, ditanda tangani oleh pihak kontraktor dan konsultan
pengawas.

8
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

f)
Pembayaran biaya pekerjaan tambah kurang dilaksanakan setelah penyerahan kedua seluruh pekerjaan,
dan diterima oleh konsultan pengawas/pemberi tugas.
Pasal 25. PENYERAHAN PEKERJAAN

a) Penyerahaan pekerjaan dilakukan 2 (dua) kali yaitu :


1. Serah Terima Kesatu (PHO)
2. Serah Terima Kedua (FHO)
b) Serah terima kesatu dilakukan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan sesuai dengan dokumen kontrak dan
telah mendapat persetujuan konsultan pengawas bahwa kewajiban-kewajiban tersebut dilaksanakan
dengan sempurna termasuk penggambaran-penggambaran kembali (as-built-drawing) dari bagian-bagian
pekerjaan. Konsultan pengawas akan memeriksa gambar-gambar tersebut untuk menyetujui atau
mensyaratkan perbaikan. Konsultan pengawas tidak akan mengeluarkan berita acara penyerahan kedua
jika kewajiban-kewajiban tersebut belum diselesaikan dengan sempurna.

Pasal 26. PEMELIHARAAN

a) Kewajiban kontraktor dalam masa pemeliharaan meliputi penyempurnaan pekerjaan-pekerjaan yang


dianggap belum sempurna oleh konsultan pengawas namun dinilai tidak terlalu penting untuk menunda
serah terima kesatu, penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang dianggap belum selesai oleh konsultan
pengawas namun dinilai tidak terlalu penting untuk menunda serah terima kesatu.
b) Perbaikan pekerjaan-pekerjaan yang saat serah terima kesatu dinyatakan diterima oleh konsultan
pengawas, namun dengan persyaratan harus diperbaiki sebelum serah terima kedua.
c) Penyempurnaan, penyelesaian maupun perbaikan pekerjaan-pekerjaan yang baru diketahui kekurangannya
pada saat masa pemeliharaan.

B. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud pekerjaan persiapan meliputi dan tidak terbatas untuk pekerjaan permulaan, penunjang, pendukung atau
pelengkap dari seluruh pekerjaan yang terdiri dari :
a) Pembersihan Site
b) Pengukuran Site
c) Papan Bouplank

1.2 Pembersihan Site / Lokasi

Sebelum pekerjaan pembangunan dimulai, keadaan lapangan/site harus sudah bersih dari rerumputan, pohon-pohon, dan
kotoran lainnya yang diperkirakan akan menganggu pembangunan gedung ini.

1.3 Mobilisasi dan Demobilisasi

a) Bila diperlukan untuk menunjang kelancaran pekerjaan, maka kontraktor diwajibkan untuk melengkapi peralatan-
peralatan kerja misalnya alat pencampur beton atau alat lainnya yang diperkirakan akan dibutuhkan di lapangan.
Dengan mendatangkannya dari rental ke lokasi proyek, serta mengembalikannya bilamana peralatan tersebut sudah
tidak dibutuhkan lagi.
b) Dalam pengadaan tenaga kerja dan keperluan lainnya, kontraktor harus mendatangkan sendiri kebutuhan-kebutuhan
tersebut, sehingga dapat memperlancar lajunya pekerjaan di proyek. Segala kekurangan-kekurangan mengenai
peralatan maupun tenaga kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.4 Pengukuran Site

9
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a) Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, dasar ukuran dipakai patok koordinat yang ada di lapangan, ataupun
sudut-sudut bangunan, serta elevasi lantai bangunan yang ada di lokasi pekerjaan.
b) Untuk mendapatkan posisi dan ketepatan di lapangan, setiap bagian pekerjaan harus diperhatikan dan segala petunjuk
yang ada dalam gambar kerja dan semua ketentuan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat.
c) Alat ukur yang dipakai minimal adalah waterpass dan theodolit yang sesuai dan sudah di klaibrasi untuk mendapatkan
ukuran yang dapat dipertanggung jawabkan.
d) Kontraktor menyediakan alat-alat ukuran selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur yang berpengalaman
sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran ulang.
e) Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan menggunakan alat optik dan sudah ditera
kebenarannya/dikalibrasi.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azaz phytagoras hanya diperkankan untuk bagian-
bagian yang ekcil dan atas persetujuan pengawas.
f) Hasil pengukuran lengkap mengenai Peil/elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok-patok harus dibuatkan gambarnya
dan di laporkan kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.5 Papan Bouplank

a) Kontraktor harus mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian bagian-bagian
pekerjaan ini.
b) Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dari bahan kayu
papan ukuran 3/20 cm dengan permukaan atasnya diserut datar dengan rangka/tiang harus kuat & kokoh.
c) Tinggi sisi atas papan dasar dalam pelaksanaan harus sama satu sama lainnya (waterpass), kecuali dikehendaki lain,
karena kondisi lapangan dan atau atas petunjuk pengawas papan dasar dipasang sejauh minimum 100 cm dari sisi luar
galian tanah terluar dari pekerjaan.
d) Setelah selesai pemasangan papan dasar, kontraktor harus melapor kepada pengawas untuk dimintai persetujuannya
serta harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketetapan letak papan dasar ukur sampai tidak di perlukan lagi dan
dibongkar atas persetujuan pengawas.

1.6 Air & Listrik Kerja

a) Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air bersih untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan termasuk pompa dan
bak air. Air harus selalu bersih, bebas dari lumpur, minyak, bahan organik lainnya yang merusak.
b) Kontraktor harus mengadakan sendiri fasilitas daya listrik secukupnya, dan generator guna kebutuhan penerangan
proyek dan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
c) Semua biaya pengadaan fasilitas tersebut diatas dan lainnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
d) Fasilitas air dan listrik yang ada ditapak tidak diperkenankan untuk dipergunakan, terkecuali ada izin tertulis dari pihak
yang berwenang.

C. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1. PEKERJAAN GALIAN

1.1 Umum

1.1.1 Keadaan Lapangan

a) Pada dasarnya keadaan lokasi tanah yang akan dibangun secara relative rata/datar, hanya ada sedikit yang perlu
dibersihkan serta perataan yang sifatnya ringan. Sebaiknya sebelum pekerjaan dilapangan dimulai, lokasi dari tempat
pekerjaan tersebut harus ditinjau dahulu oleh pihak kontraktor.
b) Kalau ada ketidaksamaan antara keadaan lapangan dan keadaan seperti ditunjukan dalam gambar kontraktor harus
segera menyampaikan kepada konsultan pengawas secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut,
juga kontraktor harus menentukan letak dari bangunan pelengkap seperti direksikeet, gudang bahan, los kerja dan
lain-lain, maupun pagar pengaman, dan diajukan kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.

1.1.2 Pembersihan Tempat Pekerjaan

a) Kecuali dinyatakan syarat-syarat khusus atau yang tertera pada gambar rencana maka seluruh pohon-pohon, semak-
semak, dan akar-akar pohon dalam daerah batas pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan harus dibersihkan

10
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

dan ditebang, termasuk setiap pohon diluar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi
bangunan.
b) Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus hati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran,
pipa-pipa atau tanda lainnya.
c) Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-
bahan sisa dibebankan pada kontraktor, dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

1.2 Galian Tanah

1.2.1 Lingkup Pekerjaan:

Yang dimaksud dengan pekerjaan galian tanah ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang
ditunjukan gambar dan sesuai petunjuk pengawas yang terdiri dari:
a) Pekerjaan galian tanah pondasi dan galian sloof gantung
b) Urugan tanah kembali bekas galian serta urugan tanah peninggian lantai.
c) Pekerjaan urugan pasir

1.2.2 Galian Tanah pondasi dan sloof gantung

a) Galian tanah pondasi dan sloof gantung harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya dan benar-benar harus waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan pelaksanaan lalu dilaksanakan menurut gambar, kontraktor boleh mengajukan usul kepada
konsultan pengawas mengenai cara pelaksanaannya.
b) Kontraktor harus memberitahukan kepada konsultan pengawas sebelum mulai mengerjakan pekerjaan galian
sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum terganggu.
c) Galian pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar rencana atau atas petunjuk konsultan
pengawas galian tersebut mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan
dimensi yang sesuai dengan gambar rencana, tidak boleh dianggap bersifat pasti.
d) Konsultan pengawas dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai pondasi jika dipandang perlu, agar
pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.
e) Dasar dari semua galian harus rata, bilamana pada dasar galian terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian
gembur, maka bagian ini harus digali melebihi yang ditetapkan, dan harus diurug dengan pasir dan dipadatkan setiap
15 cm dengan menggunakan mesin stamper lapis demi lapis sampai mencapai ketinggian/ukuran yang diperlukan,
dan dilakukan test kepadatan lapangan untuk mencapai kepadatan optimum, paling tidak mencapai nilai kepadatan
tanah dasar sama dengan CBR > 4%
f) Kelebihan tanah bekas galian dan hal-hal yang mengganggu kelancaran jalannya pelaksanaan, harus disingkirkan
keluar tempat pekerjaan hingga area tapak bersih.
g) Sesudah galian selesai kontraktor harus memberitahukan kepada konsultan pengawas akan hal ini, tidak
diperkenankan untuk melaksanakan lantai pondasi sebleum konsultan pengawas setuju dengan ukuran dan
kedalaman galian tersebut.

1.2.3 Genangan Air di Dalam Galian

Kontraktor harus menjaga pada waktu pelaksanaan agar lubang galian tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air
hujan ataupun yang keluar dari mata air, kalau lubang galian digenangi air maka kontraktor harus mengeluarkan dengan jalan
memompa, ataupun mengalirkan lewat parit-parit pembuang, kontraktor harus menyiapkan pomp air stanbay di lapangan, dan
bilamana diperlukan sewaktu-waktu sudah siap.

1.3 Pekerjaan Urugan Tanah

a) Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah serta pemadatan tanah meliputi seluruh detail dalam gambar kerja baik itu
pekerjaan urugan tanah bekas galian,, maupun urugan tanah peninggian elevasi lantai dan pekerjaan yang
berhubungan serta atas petunjuk pengawas.
b) Bahan tanah untuk urugan harus memenuhi persyaratan.
c) Semua bagian/daerah urugan/timbunan (fill) harus diatur lapis demi lapis antara 15 s/d 20 cm, lalu dipadatkan dengan
menggunakan mesin pemadat juga dikerjakan lapis per lapis, sehingga dicapai suatu lapisan ketebalan 15 cm
ataupun 20 cm dalam keadaan padat. Pemadatan harus menggunakan Baby foot roller dengan berat tekanan +/-3
ton s/d 5 ton. Dan untuk urugan yang sifatnya sebagai urugan kembali bekas galian pondasi/sloof, harus dipadatkan
dengan menggunakan mesin stampler plate dengan beratnya tekanan +/-500 kg s/d 1000 kg.

11
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

d) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, sisa-sisa puing-puing, sampah-sampah tidak
diperbolehkan sebahan bahan/disertakan tanah urugan, dalam arti material yang digunakan harus memenuhi syarat
sebagai bahan timbunan.
e) Pemadatan harus mencapai 90% dari kepadatan modify proctor, bila ada material pengisi yang tidak memenuhi
persyaratan, maka kontraktor harus menggantinya tanpa biaya tambahan.
f) Selama pemadatan harus selalu dikontrol kadar air dari material yang sama dengan kadar air optimum dari hasil test
standard test dari contoh material.

1.4 Pekerjaan Urugan Pasir

a) yang dimaksud dengan pekerjaan urugan pasir padat adalah pekerjaan urugan pasir diatas dasar galian tanah
pondasi dan dibawah lapisan lantai kerja, lapisan bawah lantai, dan seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b) Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala kotoran dan gumpalan-gumpalan tanah liat, lumpur dan bahan-
bahan organis lainnya.
c) Pemadatan lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum 15 cm, hingga mencapai tebal yang ditentukan,
setiap lapisan pasir harus rata dan disirami dengan air secekupnya hingga diperoleh kepadatan maksimum.

Pasal 2. PEKERJAAN BETON STRUKTUR

2.1 Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan beton struktur adalah meliputi dan tidak terbatas dari seluruh daerah yang ditunjukkan
dalam gambar perencanaan, diantaranya sebagai berikut :
1. Pondasi Strauss…….. Mutu Beton K-225
2. Pile Cap……………. Mutu Beton K-225
3. Sloof/Tie beam…….. Mutu Beton K-225
4. Kolom-kolom……… Mutu Beton K-225
5. Balok-balok……….. Mutu Beton K-225
6. Plat Lantai………… Mutu Beton K-225
7. Tangga beton……… Mutu Beton K-225
8. dan pekerjaan bebeton lainnya sesuai gambar.

2.2 Umum

a) Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan perbandingan
sedemikian rupa sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimum sesuai
dengan persyaratan dalam spesifikasi.
b) Hasil akhir pekerjaan beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan sifat-sifat lain sebagaimana
diisyaratkan.
c) Perbandingan antara agregat halus dnegan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya. Tetapi jumlah agregat
halus harus selalu minimum dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang
cukup untuk mengisi ruang-ruang/rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
d) Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan harus minimum
sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi pengecoran beton.
e) Semua bahan, pengujian dan lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti peraturan beton bertulang
Indonesia 1971 (N.1-2) atau British Standard yang telah diterapkan dengan tujuan menetapkan suatu standard yang
dapat diterima.
f) Standard lainnya dapat juga diterapkan asal sudah disetujui oleh konsultan pengawas sebagai setara.

2.3 Bahan Bangunan Secara Umum

a) Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan peraturan umum bahan bangunan
Indonesia (NI-3), British Standard yang relevan atau setara.
b) Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan beton,
untuk memperoleh persetujuan dari konsultan pengawas dan tidak boleh memesan bahan-bahan tersebut dalam
jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian tiap bahan.
c) Konsultan pengawas akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan, pengiriman-
pengiriman bahan selanjutnya akan di cek kesesuaiannya dengan contoh tersebut.

12
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

d) Kontraktor tidak boleh melakukan penyimpangan yang berati terhadap contoh yang sudah disetujui tanpa persetujuan
dari konsultan pengawas.
e) Semua bahan yang ditolak oleh konsultan pengawas harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya kontraktor.

2.4 Semen

a) Semua harus berupa cement portlan (PC) biasa yang sesuai dengan standard NI-8 sebagaimana dinyatakan dalam
PBI atau British Standard No. 12 : 1958 untuk kelas I-Z475.
b) Semua semen harus berasal dari pabrik yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas dan harus dikirim ke lapangan
dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
c) Bilamana dikehendaki oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan pada konsultan pengawas, satu foto
copy untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrik, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama
dengan sertifikat pengujian dari paberik yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa serta
dalam segala hal sesuai dengan standard.
d) Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standard bila dianggap perlu oleh konsultan
pengawas.
e) Konsultan pengawas berhak untuk menolak semen yang terbukti tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat
sertifikat dari pabrikan.
f) Kontraktor harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh
konsultan pengawas untuk melakukan pengujian.
g) Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta dilindungi dari kelembaban
sampai saat pemakaian. Semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
h) Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya kontraktor.
i) Kontraktor harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam jumlah yang cukup di lapangan
sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
j) Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang sesuai untuk menyimpan dan
menangani semen. Gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan
berkapasitas cukup.
k) Lantai gudang minimum 30 c, di atas permukaan tanah atau di atas air yang mungkin tergenang di lantai. Ketika di
angkut ke lapangan dengan lori/gerbag, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak
tembus air.
l) Semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan tiap semen yang menurut pendapat konsultan
pengawas sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun harus ditolak dan
disingkirkan dari lapangan atas biaya kontraktor.

m) Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah. Semen-semen harus disimpan menurut
tanggal pengiriman sehingga yang dikirim terlebih dahulu dapat dipakai lebih dahulu.

2.5 Agregat Kasar

a) Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 point 3.4 atau B.S No.852 1965.
b) Agregat kasar (kerikil atau batu pecah/split) adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus
(pasir) adalah agregat yang lolos pada saringan 5 mm.
c) Pemakaian agregat “All in” (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
d) Sebelum pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada konsultan
pengawas untuk disetujui.
e) Dari tiap jumlah tersebut kontraktor harus mengambil dua contoh yang representatif dan mengadakan analisa gradasi
serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh konsultan pengawas.
f) Semuanya harus sesuai dengan PBI 1971 atau British Standard No. 812 : 1967.
g) Bila agregat yang disetujui oleh konsultan pengawas sudah terpilih, kontraktor harus mengusahakan agar seluruh
pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu dan gradasi dapat
dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
h) Pengujian lebih lanjut menentukan variasi kemurnian atau gradasi bahan harus dilakukan sekurang-kurangnya satu
kali untuk tiap 20 m3 yang dipasok.
i) Agregat kasar dan halus harus ditangani dan disimpan secara terpisah dan sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi dari partikel yang berbeda ukuran.
j) Tumpukan persediaan harus diletakkan pada suatu tumpukan dari beton lemah, kayu atau bahan lain yang
kekuatannya disetujui dan agregat harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda asing.

13
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

k) Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber pemasokan atau di lapang untuk agregat
halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna menjaga keseimbangan kerja.

2.6 Agregat Halus

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat halus
harus memenuhi satu, beberapa atau semua ayat berikut ini.
a) Agregat halus harus memenuhi standard yang ditetapkan pada peraturan beton Indonesia (NI-2) 1971 bagian 2, point
3.3. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
b) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan
dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%
maka agregat halus harus dicuci.
c) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan
warna dari Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat
juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada usia 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari
kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih
dengan air, pada umur yang sama.
d) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan
yang ditentukan dlam pasal 3.3 ayat (5) NI-2 : 1971, harus memenuhi syarat-syarat berikut :
• Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2% berta;
• Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat;
• Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat.
e) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

2.7 Air

a) Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan.
b) Dalam hal ini dapat dipakai air bersih yang dapat diminum.
c) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh air tesebut ke lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton
dan atau baja tulangan.
d) Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebut dalam ayat © tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-
raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel sement + pasir dengan
memakai air itu dan dengan memakai air suling.

e) Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekanan mortel dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28
hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.

2. Additif / Bahan Pembantu

a) Untuk tujuan memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan ataupun untuk
maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan tambahan pembantu. Jenis dan jumlah bahan pembantu yang
dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
b) Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil percobaan.
c) Selama bahan-bahan pembantu ini dipakai, harus diadakan pengawasan yang cermat terhadap pemakaiannya,
jangan sampai tujuan untuk meningkatkan mutu beton, malah sebaliknya dengan bahan tambahan tersebut akan
rusak.
d) Meskipun pihak konsultan pengawas sudah memberikan izin untuk penambahan additif ini, kontraktor tetap
bertanggung jawab, andai kata pada pencampuran bahan ini menyebabkan mutu beton menjadi rusak.

2.9 Baja Tulangan dan Kawat Pengikat

14
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a) Baja tulangan yang dipakai harus yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik terkenal dan mutunya harus dapat dibuktikan
dengan data otentik.
b) Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm, yang telah dipijarkan lebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
Baja yang dipergunakan adalah mutu U.24 dengan catatan pemakaian di bawah diameter 12 mm, sedangkan mutu
baja U.39 dipergunakan di atas diameter 13 mm.
c) Baja tulangan harus bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas dan
sebagainya). Serta mempunyai penampang yang sama.
d) Baja tulangan yang tidak memenuhi persyaratan karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi dari peraturan lain
harus segera dikeluarkan dari tapak setelah menerima instruksi dari konsultan pengawas dalam waktu 1 x 24 jam.
e) Dalam keadaan pelat beton dipasang Floor Deck maka spesifikasi bahan adalah Model CFD dengan ketebalan pelat
baja TCT = 0.75 mm.

2.10 Adukan Percobaan

a. Kontraktor harus menyerahkan jauh sebelum pengujian dilaksanakan, data-data berikut ini untuk rencana adukan tiap
kelas beton :
1. Usulan distribusi ukuran butiran pasir
2. Usulan distribusi ukuran butiran agregat
3. Asal pasir dan agregat
4. Pengolahan adukan (Crushing Plant)
5. Kandungan semen
6. Perbandingan air dan semen
7. Usulan slump
8. Bahan-bahan additif (Admixture) bila diperlukan
b. Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut :
• Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus
c. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga lagi pada umur 28 hari.
d. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak boleh ada yang lebih rendah dari 1 1/3 kali kekuatan kerja kubus uji
yang disyaratkan. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada konsultan pengawas untuk
disetujui, detail lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran
(Mix Design). Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bagian manapun sebelum rencana campurannya
disetujui oleh konsultan pengawas.
e. Konsultan pengawas berwenang untuk meminta agar kontraktor menyerahkan hasil pengujian, pada tenggat waktu
tertentu, dari beton yang di cor dalam pekerjaan.
f. Kontraktor harus sudah memperhitungkan biayanya untuk maksud tersebut di atas.
g. Kontraktor harus menyerahkan pada konsultan pengawas detail lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan
analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran.
h. Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran di bagian manapun sebelum konsultan pengawas menyetujui rencana
campuran.

2.11 Mutu Beton

a) Untuk mencapai kelas beton yang diinginkan (K-225), kontraktor harus membuat campuran beton yang direncanakan
(Mixe Design) yang diartikan dengan campuran beton yang direncanakan adalah campuran yang dapat dibuktikan
dengan data otentik dari laboratorium atau berdasarkan pengalaman-pengalaman pelaksanaan beton di waktu yang
lalu atau dengan data dari percobaan-percobaan pendahuluan, bahwa kekuatan karakteristik yang diisyaratkan dapat
tercapai.
b) Dalam melaksanakan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen
maksimum yang dipakai harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
c) Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian Slump. Adukan beton untuk keperluan pengujian slump
ini harus di ambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air.
Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu kental atau terlalu encer, dianjurkan untuk menggunakan
nilai-nilai slump yang terletak dalam batas-batas yang ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :

15
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

No. Item Pekerjaan Slump (Cm)


Maks. Min.
1. Fondasi telapak bertulang 12,5 5,00
2. Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di 9,00 2,50
bawah tanah
3. Pelat, balok dan kolom 15,00 7,50
4. Pengerasan jalan 7,50 5,00
5. Pembetonan masal 7,50 2,50

Atau ditentukan lain berdasarkan dari hasil penelitian laboratorium


e) Sebagai contoh campuran dapat dipergunakan perbandingan campuran berdasarkan pengalaman dan telah diuji di
laboratorium. Namun demikian campuran ini hanyalah sebagai acuan semata, nanti dalam pelaksanaannya campuran
harus tetap menjalani pemeriksaan/pengetesan di laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan pengawas.

Jenis Test K - 225


• Kekuatan kubus karakteristik 225 kg/cm2
(150x150x150 mm) kg/cm2
28 hari yang ditentukan
• Kandungan semen minimum 340 kg/m3
Ukuran agregat kasar
• 10 –20 mm 455 kg/m3
• 21 – 30 mm 683 kg/m3
• Ukuran agregat halus 668 kg/m3
• Air bersih 200 lt/m3

f) Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan yang disyaratkan pada
umur 28 hari setelah percobaan dengan ketentuan bahwa material yang dipakai bermutu baik dan pengawasan
dilakukan dengan teliti.
g) Beton hendaknya dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang di syaratkan untuk kelas tertentu lebih menentukan
dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
h) Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, konsultan pengawas berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya kontraktor untuk mencapai kekuatan yang direncanakan.

2.12 Pengujian Bahan Beton

a) Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI bagian 4.7 atau British Standard No. 1881:1984 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak memenuhi persyaratan percobaan slump, adukan yang
tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari lapangan oleh kontraktor.
b) Jika pengujian tekan (komresi) gagal, harus diterapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
c) Percobaan kubus dilaksanakan menurut instruksi dari konsultan pengawas, tetapi sekurang-kurangnya 1 kubus untuk
10 m3 dan minimum 6 kubus tiap hari.
d) Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi yang sebenarnya dan harus diuji
setelah 7 atau 28 hari menurut keputusan konsultan pengawas. Biaya percobaan ini akan dibebankan pada
kontraktor.

2.13 Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di Lapangan

Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam, yang memiliki kekuatan serta
sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini, kontraktor harus menyediakan dengan biaya sendiri, serta
mempergunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai
untuk mengaduk dan mencor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana
diuraikan disini atau menurut petunjuk dari konsultan pengawas. Semen dan semua agregat harus diukur dan ditetapkan
proporsinya menurut berat. Penggunaan semen untuk adukan yang memakai kantong semen tidak utuh tidak
diperbolehkan.

2.14 Penolakan Beton

16
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a) Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standard yang ditetapkan, maka
konsultan pengawas berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
b) Konsultan pengawas juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan akhir tidak
baik. Dalam hal ini kontraktor harus menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi
dari konsultan pengawas sehingga hasilnya menurut penilaian konsultan pengawas sudah memuaskan.

2.15 Pengukuran Bahan-Bahan Beton

a) Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang oleh diukur menurut volume.
Agregat halus dan kasar harus diukur secara terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi
ketepatan + 1%.
b) Pengukuran berdasarkan volume dapat diizinkan asal disetujui oleh konsultan pengawas.
c) Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang ditambah serta metoda penentuan
kadar air harus sudah disetujui oleh konsultan pengawas jauh sebelum beton di cor.
2.16 Pengadukan Beton

a) Beton harus diaduk di tempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Pengadukan harus memakai mixer
yang digerakkan dengan daya yang kontinu serta mempunyai kapasitas minimum 350 lt. Jenisnya harus disetujui oleh
konsultan pengawas dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrik. Pengaturan,
pengangkutan, pengukuran dan pengadukan bahan beton harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan
bila mungkin, harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh operasi dapat dilihat dari satu titik dan diawasi serta
dicek oleh seorang pengawas.
b) Pengadukan beton dengan tangan tidak diizinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh konsultan pengawas untuk mutu
beton kelas III.
c) Pengadukan harus sedemikian rupa, sehingga bahan beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap partikel
terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya air yang berlebihan.

2.17 Pengangkutan dan Pengecoran Beton


2.17.1 Pengangkutan Beton

a) Pengangkutan beton yang telah diaduk dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang dapat mencegah agregasi dan kehilangan bahan-bahan (semen, air atau agregat halus). Pengangkutan harus
lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dan yang
akan di cor.
b) Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring
hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh konsultan pengawas. Dalam hal ini konsultan pengawas
memeprtimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini setelah mempelajari usul-usul dari kontraktor
mengenai konstruksi, kemiringan serta panjang talang tersebut.
c) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu satu jam setelah pengadukan dengan air dimulai.
d) Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang, maka jangka waktu
tersebut bisa diperpanjang sampai 2 jam lagi, dengan syarat harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan
yang berupa bahan pembantu dan penggunaannya harus ada izin tertulis dari konsultan pengawas.
e) Pengangkutan beton harus dilindungi terhadap cuaca buruk seperti suhu yang panas, hujan ataupun angin kencang
yang dapat mempengaruhi secara cepat air dalam campuran beton.

2.17.2 Pengecoran Beton

Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah. Acuan dan
pekerjaan persiapan yang disebutkan pada spesifikasi ini telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh konsultan
pengawas. Kontraktor harus memberikan usulan rencana kerja pengecoran yang meliputi kapasitas produksi dan volume
pekerjaan sebelum pengecoran dilakukan.

2.17.3 Persiapan Pengecoran

a) Semua peralatan, material dan tenaga sudah harus siap sebelum pengecoran dimulai.
b) Permukaan sebelah dalam dari acuan dimana akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran harus dibersihkan terlebih
dahulu dari bahan-bahan lepas dari kotoran-kotoran dan sebagainya.
c) Acuan yang terbuat dari kayu ataupun bahan-bahan lain yang dikhawatirkan akan dapat mengurangi air. Semen
harus terlebih dulu dibasahi dengan air sehingga jenuh sebelum dilaksanakan pengecoran.
d) Tulang-tulangan, angker-angker dan lain-lain harus sudah seluruhnya mendapat izin dari konsultan pengawas
mengenai penempatannya dan telah cukup diberi beton deking sesuai dengan gambar rencana sehingga pengecoran

17
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

dan pemadatan beton nantinya tidak akan menyebabkan tulang-tulangan bergeser atau terlalu dekat dengan
permukaan luar beton.
e) Dalam hal-hal dipakainya bahan-bahan pembantu dengan maksud memudahkan pelepasan acuan setelah beton
mengeras, telah betul-betul diperiksa sehingga tidak mengganggu pelekatan antara besi dan beton.
f) Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton yang akan di cor harus terlebih dahulu dikasarkan
dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air sehingga jenuh.
g) Sesaat sebelum pengecoran beton baru dilaksanakan, bidang-bidang kontak beton lama tersebut harus telah disapu
dengan spesi mortel dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.

2.17.4 Pelaksanaan Pengecoran

a) Pengecoran beton hanya diperbolehkan pada siang hari, kecuali kalau memang diperkenankan untuk atau
diperbolehkan atau diharuskan dilaksanakan juga pada malam hari. Bila dilaksanakan pengecoran pada malam hari
perlengkapan pengecoran dan lain-lain yang diperlukan harus disiapkan sehingga pekerjaan itu nantinya
nenghasilkan mutu yang sebaik-baiknya.
b) Pengecoran sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pengadukan dan sebelum terjadi proses pengikatan.
c) Penundaan pengecoran masih diizinkan dalam batas-batas mana beton masih dapat dikerjakan dengan baik tanpa
penambahan air. Pengecoran dan pengerjaan beton harus diselesaikan dalam waktu 20 menit sesudah keluar dari
mixer, kecuali bila diberikan bahan-bahan pembantu dengan maksud untuk memperlambat proses pengerasan.
d) Pelaksanaan pengecoran beton hendaknya dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi proses pemisah bahan
(segregasi) dengan pengerjaan kembali beton yang telah selesai dicor tersebut.
e) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dengan ketinggian lebih dari 1,5 m, tetapi jika bagian pekerjaan tertentu
memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi, maka alat-alat dan metode yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas dan juga tidak boleh menimbun beton dalam jumlah besar di suatu tempat
dengan maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuan.
f) Lubang-lubang drainage dan sebagainya yang harus dibuat seperti apa yang ditunjukan dalam gambar ataupun atas
perintah konsultan pengawas harus dibuat dari bambu atau batang pisang dengan diameter 5-7 cm harus
dipersiapkan sebelum pelaksanaan pengecoran.
g) Pada beton-beton dengan mutu lebih besar dari K-225 atau beton-beton dengan persyaratan kekuatan yang tinggi,
pengecoran harus dilakukan secepatnya sesudah selesainya pengadukan.
h) Untuk dinding beton, pengecoran dilakukan secara berlapis-lapis horizontal dengan tabal yang pada umumnya
diambil 30 cm keseluruh panjangnya sampai dengan pengakhiran yang disokong oleh acuan yang kokoh atau
konstruksi khusus (Contruction Joints) seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.
i) Beton, acuan dan atau tulang-tulangan yang menonjol keluar harus dicegah dari kemungkinan kena sentuhan atau
getaran yang dapat membahayakan daya lekatnya dengan beton.pengecoran bisa dilaksanakan dengan cara lain
misalnya dilaksanakan dari suatu ujung menuju ujung yang lain untuk setebal bagian dari balok itu kalau konsultan
pengawas menentukan begitu.
j) Yang perlu diperhatikan lagi adalah bahwasannya pelaksanaan pengecoran tidak boleh dilakukan kalau pada tempat
pengecoran melebihi 380 Celcius atau dibawah hujan lebat tanpa adanya usaha-usaha untuk melindunginya.
k) Kalau suhunya tinggi maka kontraktor harus memperhitungkan kehilangan air pada adukan beton akibat penguapan
pada saat transport ataupun pada saat pengecoran.
l) Kalau suhu ditempat pengecoran lebih besar dari 380 Celcius maka dapat dipakai cara-cara sebagai berikut :
• Semua persediaan agregat, air tangki penimbunannya dan juga mesin pengaduk harus dilindungi dari sinar
matahari.
• Agregat di dinginkan secara kontinyu dengan air jika mungkin.
• Air yang digunakan dapat di dinginkan dengan menambah air pada tangki penimbun jika diperlukan.
• Atau cara-cara lain dibawah pengawasan seorang ahli.
m) Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi pengecoran beton pada tiap bagian
pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk diperiksa oleh konsultan pengawas setiap saat.

2.18 Pemadatan Beton


2.18.1 Umum

Selama proses pengecoran berlangsung maka beton harus dipadatkan dengan alat mekanis (Internal atau External
Vibrators) kecuali jika konsultan pengawas mengizinkan pemadatan dengan menggunakan tenaga manusia. Kalau oleh
konsultan pengawas diperkenankan cara pemadatan dengan tenaga manusia maka dapat dilakukan dengan cara
memukul-mukul acuan dari sebelah luar, dan mencocok atau menusuk-nusuk adukan beton secara kontinu dengan
menggunakan besi beton dia 16 mm. Ketelitian dalam hal ini sangat perlu diperhatikan agar terisi sela-sela diantara dan

18
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan dan sebagainya. Membuat agar permukaan menjadi
rata dan halus, mengeluarkan gelembung-gelembung udara serta mengisi semua rongga. Juga harus diperhatikan agar
penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama dikerjakan yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan (segregasi).
Tenaga yang mengerjakan pekerjaan ini harus telah banyak pengalaman dan pelaksanaan pemadatan dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

2.18.2 External Vibrator

Alat mekanis yang digunakan harus mampu memberikan getaran paling tidak 8.000 getaran tiap menit dari berat efektif
sebesar 0,25 kg. External vibrator harus diletakkan sedemikian rupa pada acuan sehingga akan menghasilkan getaran-
getaran.
Bila lebih dari satu alat yang digunakan, jaraknya harus diatur sehingga tidak menyebabkan perendaman getaran alat
getar lainnya. Pada beton precast, dapat dibuat suatu meja getar dari konstruksi yang disetujui oleh konsultan pengawas
dan dipakai alat penggetar yang dapat memberikan paling tidak 8.000 getaran per menit. Untuk lantai beton atau pelat-
pelat beton pemakaian external vibrator yang dilekatkan pada acuan digunakan seizin konsultan pengawas.

2.18.3 Internal Vibrator

Internal digunakan dengan memasukkan alat-alat pulsator atau penggetar mekanis kedalam adukan beton yang bari dicor.
Alat tersebut paling tidak memberikan 8.000 getaran tiap menit bila dimasukkan kedalam adukan beton yang mempunyai
nilai 2,5 cm yang akan memberikan daerah yang kelihatan bergetar pada radius yang tidak kurang dari 45 cm. Alat itu
harus dimasukkan dalam adukan beton searah dengan memanjangnya sedalam menurut perkiraan bahwa beton itu
secara tingginya telah dipadatkan. Kemudian ditarik keluar secara perlahan-lahan dimasukkan lagi pada posisi selanjutnya.
Alat ini tidak boleh dibiarkan di suatu tempat lebih lama 30 detik, dan ditempatkan pada posisi-posisi yang tidak lebih jauh
dari 45 cm. Alat ini tidak diperbolehkan guna mendorong beton ke samping. Jarum vibrator tidak boleh mengenai beton
yang sudah mulai mengeras ataupun baja tulangan sehingga menyebabkan merambatnya getaran-getaran kebagian
lainnya sudah mulai mengeras.

2.18.4 Jumlah Vibrator

Jumlah minimum banyaknya internal vibrator untuk memadatkan beton akan diberikan pada tabel di bawah ini :

JUMLAH MINIMUM INTERNAL VIBRATOR

Kecepatan Mengecor Jumlah Alat


4 m3 beton/jam 2 Unt
8 m3 beton/jam 3 Unt
12 m3 beton/jam 4 Unt
16 m3 beton/jam 5 Unt
20 m3 beton/jam 6 Unt

Dianjurkan untuk menyediakan alat internal vibrator secukupnya agar apabila terjadi kerusakan alat, pekerjaan tidak
tertunda.
Bila digunakan alat lain, maka cara dan jumlahnya akan ditentukan oleh konsulta pengawas.

2.19 Lantai Kerja

Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah. Kecuali jika ditetapkan lain, maka harus dibuat
lantai kerja 50 mm minimum kelas III diatas tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.

2.20 Spesi Semen (Semen Mortar)

Spesi terdiri dari satu bagian semen berbanding sejumlah bagian agregat halus/pasir yang sudah ditetapkan dan ditambah
air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang konsistensi plastisnya disetujui oleh konsultan pengawas.
Spesi harus diaduk pada suatu landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang

19
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi
yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

2.21 Perlindungan dan Pengeringan Beton

a) Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga agar tetap lembab
dengan cara dibasahi selama tujuh hari sekurang-kurangnya setelah pengecoran
b) Perlindungan diberikan dengan cara menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 50 mm atau dengan
kantong-kantong goni basah. Permukaan-permukaan yang baru saja dicor harus dilindungi dari hujan maupun dari
pengaruh-pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan.
Kontraktor harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi beban yang intensitasnya dapat
menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan
berlebih harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya sendiri hingga memuaskan konsultan pengawas.

2.22 Pengerjaan Permukaan Beton Dengan Sendok Semen (Trowelling)

Bilamana dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yag dihasilkan harus datar
dengan hasil akhir yang rata tetapi bertekstur kasar. Sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus
diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk menutup retakan-retakan dan mencegah timbulnya lelehan yang
berlebihan pada permukaan beton baru yang terbuka.

2.23 Siar-Siar Konstruksi

a) Semua siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus berakhir pada
cetakan/acuan yang kokoh yang ditunjang dengan baik, jika perlu dicor guna melewati penulangan. Bila pekerjaan
pengecoran ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi.
b) Jika diperlukan siar konstruksi di tempat yang lain dari pada yang telah disetujui, karena terjadi kerusakan alat atau
alasan lain yang tak terduga, harus disediakan penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan utama, tetapi jika
lokasinya dekat tumpuan suatu pelat atau balok atau tempat lain yang dianggap tidak menguntungkan oleh konsultan
pengawas, maka beton yang sudah dicor harus dipecah kembali dan disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang
cocok untuk siar konstruksi sebagaimana disetujui konsultan pengawas.
c) Pelaksanaan pengecoran tidak boleh terputus harus dilaksanakan terus menerus dari satu siar ke siar berikutnya,
usahakan dalam pengecoran dibuat jadwal penggantian pekerja (sip kerja).
d) Siar-siar konstruksi pada permukaan-permukaan yang terbuka harus sungguh-sungguh horizontal atau vertikal dan
jika diperlukan di pasang bending di dalam dinding cetakan/acuan pada permukaan yang terbuka untuk menjamin
penampilan siar yang memuaskan.
e) Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus
dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan-serpihan.
f) Jika beton berumur kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan penyikat seluruhnya, tetapi jika
umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah keras, permukaan tersebut harus dilukai secara ringan atau diembus
dengan pasir (sand blasted) untuk memperlihatkan agregat.
g) Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh konsultan pengawas, cetakan/acuan kana diperiksa dan
dikencangkan.
h) Sebelum perleyakan beton baru, permukaan tersebut harus disiram dengan air. Setelah kelebihan air dibuang,
lapisan adukan semen setebal 12 mm dengan campuran dan konsistensi yang sama dengan campuran beton induk
diletakkan di atas permukaan yang sudah bersih tersebut sesaat sebelum pengecoran berikutnya.

2.24 Penyusutan Beton

a) Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
b) Jenis seal, bila ada, harus diserahkan untuk disetujui oleh tenaga ahli/konsultan pengawas.

2.25 Cetakan & Stoot werk

a) Semua acuan/stoot werk harus dirancang dan dibuat hingga dinilai memuaskan oleh konsultan pengawas. Kontraktor
harus menyerahkan rancangannya untuk disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
b) Semua cetakan harus diperkuat dengan klem-klem dari balok kecil dan harus kuat serta cukup jumlahnya untuk
menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras.
c) Cetakan dari bahan lembaran multyplex dan papan kayu harus dipilih dari kayu yang sudah diolah dengan baik.
Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.

20
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

d) Agar beton tidak menempel pada cetakan, bagian permukaan dalam cetakan diberi lapisan setara dengan merk
“Reebol Emulsion” produk Fosroc yang sebelum dipasang harus diketahui terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
e) Minyak pelumas sejenis olie, ataupun solar baik yang sudah atau yang belum dipakai tidak boleh dipakai untuk
maksud ini.
f) Harus diperhatikan agar besi tulangan tidak terkena bahan pelapis semacam ini.
g) Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui bolah dipakai. Bagian dari pengikat atau
pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak 50 mm dari permukaan akhir
beton.
h) Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara harus ditutup dengan rapih
segera setalah catakan/acuan dibuka, dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu
beton induknya.
i) Untuk pemasangan acuan/cetakan semua permukaan beton yang terbuka halus/exposed maka pemasangan
cetakan/acuan tersebut harus dari lembaran multyplex minimal tebal 12 mm.
j) Jika seandainya pemasangan material cetakan/acuan untuk kedua kalinya, maka sebelum pemasangan
catakan/acuan, konsultan pengawas akan memilih papan kayu maupun lembaran multiplex yang boleh dipakai ulang.
Papan kayu maupun lembaran multiplex yang ditolak oleh konsultan tidak boleh dipakai kembali, dan harus
disingkirkan dari lapangan dalam jangka waktu 1 x 24 jam.
k) Konsultan pengawas sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan
persetujuan atas pemasangan acuan/cetakan.
l) Semua sudut-sudut kolom, balok-balok yang terbuka harus berbentuk tidak tajam, pada bagian dalam sudut-sudut
cetakan/acuan harus dipasang list/klos kayu dengan ukuran segitiga sama sisi kurang lebih 2x2x2 cm, pemasangan
list/klos harus kuat melekat pada sudut papan cetakan/acuan, jangan sampai sewaktu pengecoran berlangsung
list/klos tersebut lepas dari tempatnya, atau pembuatan sudut-sudut pada kolom/balok ditentukanlain pada gambar
perencanaan.
m) Cetakan/acuan untuk kolom dan dinding harus diberi lubag agar kotoran, debu dan benda lainnya dapat disingkirkan
sebelum beton dicorkan.
n) Beton di bagian manapun tidak boleh dicorkan sebelum cetakan/acuannya diperiksa dan disetujui oleh konsultan
pengawas.

2.26 Pembukaan Cetakan/Acuan

a) Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistem cetakan dan acuan
yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan
yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang telah di syaratkan.
b) Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan dan acuan akan bekerja beban-beban yang
lebih tinggi dari pada beban rencana dan/atau akan terjadi keadaan lebih berbahaya dari pada keadaan yang
diperhitungkan, maka cetakan dan acuan dari bagian-bagian itu tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung. Pembongkaran cetakan dan acuan dari konstruksi-konstruksi yang langsung akan memikul praktis
seluruh beban rencana, harus dilakukan dengan hati-hati.
c) Cetakan-cetakan balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya telah dibongkar cetakannya
dan dari penglihatan ternyata baik pembetonannya.
d) Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada konstruksi beton.
e) Cetakan/acuan tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan-
tegangan yang timbul akibat pembukaan dan jika diperlukan konttaktor harus membuktikannya sehingga dianggap
memuaskan oleh konsultan pengawas.
f) Kontraktor harus bertanggung jawab dan wajib memperbaiki semua kerusakan yang timbul akibat pembukaan
cetakan/acuan yang terlalu dini atas biaya sendiri.
g) Jika setelah pembukaan cetakan/acuan ternyata terdapat “sarang lebah” pada beton atau catat lainnya, harus segera
dilaporkan kepada konsultan pengawas.
h) Perbaikan atau pengerjaan apapun tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan konsultan pengawas.
i) Stelah struktur selesa, semua cetakan/acuan harus dibongkar seluruhnya, namun demikian, pembongkaran tidak
boleh dikerjakan tanpa adanya persetujuan dari konsultan pengawas.

2.27 Penulangan
a) Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karet lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat lainnya yang dapat
mengganggu perlekatan yang sempurna antara tulangan dan beton. Kontraktor harus mengikutinya jika diinstruksikan
oleh konsultan pengawas, bahwa baja/tulangan harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai.
b) Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diepriksa dan disetujui oleh konsultan pengawas.

2.28 Bahan-Bahan

21
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a) Baja tulangan polos harus BJTP 24 dengan tegangan leleh minimum = 2400 kg/cm2 sesuai dengan SII 0136 : 1984,
British Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan jenis polos.
b) Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTD 39 dengan tegangan leleh minimum 3900 kg/cm2 yang sesuai dengan
SII 0136-1984, British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan tinggi.
c) Baja tulangan pabrik harus sesuai dengan bagian yang relevan pada British Standard 4483 : 1969 atau yang setara.

2.29 Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tidak terkena air hujan dan diberi ganjal berupa kayu sebagai alas agar
tidak terkena permukaan tanah setinggi +/-20 cm, juga penyimpanan baja tulangan harus terhindar dari air yang
tergenang/banjir, serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan karat.

2.30 Penekukan
a) Pada awal pekerjaan kontraktor harus mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule) untuk disetujui oleh
konsultan pengawas.
b) Semua baja tulangan harus ditekuk menurut bentuk dan dimensi yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dan
sesuai dengan PBI 1971 British Standard 4466 : 1969 atau yang setara serta dipasang pada posisi yang tepat seperti
diperlihatkan pada gambar sehingga beton deking yang ditetapkan dapat dipenuhi di semua tempat.
c) Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh dipakai.
d) Harus diperhatikan agar keseluruhan dari tulangan yang mempunyai banyak tekukan, tepat dan sesudah penekukan
dan pemasangan batang baja tetap ditempat tanpa timbul lengkungan atau puntiran.
e) Bila diperlukan satu radius untuk tekukan atau lengkungan, maka dikerjakan dengan sebuah penjepit (pin) yang
mempunyai diameter 4 kali besar diameter batang yang ditekuk.

2.31 Pemasangan
a) Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus ditahan jaraknya dari
cetakan/acuan dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut kebutuhan, dan pada persilangan-
persilangan diikat dengan kawat baja yang dipilir dingin dengan diameter tidak kurang dari 1,6 mm ujung-ujung kawat
harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton.
b) Baja tidak boleh ditumpu dengan penahan logam yang menonjol hingga ke permukaan papan cetakan/acuan, atau
baja ditumpu dengan menggunakan agregat kasar.
c) Untuk pengaturan jarak dari permukaan papan cetakan/acuan ke besi, dengan menggunakan beton deking kekuatan
beton deking tersebut sekurang-kurangnya harus sama dengan kekuatan beton yang sedang dicor.
d) Beton deking/blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam
air sebelum dipakai.
e) Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang ahli harus berada di tempat untuk mengecek,
menyesuaikan dan memperbaiki tulangan.
f) Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar konstruksi atau lainnya tidak boleh
ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari konsultan pengawas.
g) Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah mengering atau
mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
h) Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh konsultan
pengawas.
i) Pemberitahuan kepada konsultan pengawas untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggat waktu
yang cukup.
j) Jarak minimum dari permukaan suatu barang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat harus dengan
gamabr untuk tiap bagian pekerjaan.

2.32 Beton Ready Mix


a) Beton ready mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh konsultan pengawas dan harus memenuhi
persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No. 5328 : 1981. Kontraktor bertanggung jawab untuk
mengusahakan agar beton memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan
pengiriman serta pemasokan beton secara sinambung.
b) Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi, konsultan pengawas dapat menarik kembali
persetujuan dan mengharuskan kontraktor mengganti pemasok.
c) Kontraktor harus menyediakan di lapangan satu mixer drum dengan kapasitas minimum 5 m3 dan menjaganya agar
tetap dalam kondisi jalan untuk dipakai bila terjadi gangguan dalam pemasokan beton ready mix.
d) Harus disediakan juga stok bahan yang memadai untuk dipakai dengan mixer cadangan.

22
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

e) Kontraktor harus menyediakan di lapangan satu timbangan dan saringan-saringan standard dengan penggetar
(shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah direncanakan dan peralatan untuk melakukan slump
test.
f) Kontraktor harus mengatur agar konsultan pengawas dapat memeriksa alat pembuat beton ready mix bilamana
diperlukan.
g) Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan mengenai semen, agregat dan kadar air tiap
adukan harus diserahkan kepada konsultan pengawas setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus
terus dicatat dalam dokumen pengiriman.
h) Harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan
pada setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil test tersebut.
i) Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan penambahan air.
j) Dikirim bersama dengan pengemudi lori dan di paraf oleh pencatat waktu yang bertanggung jawab di tempat
pengadukan.
k) Di lapangan harus dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
1. Waktu kedatangan lori
2. Waktu pengadukan dan penambahan air
3. Nomor registrasi lori dan nama depot
4. Waktu ketika beton telah di corkan dan dibiarkan tanpa gangguan
5. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan dan ukuran agregat maksimum
6. Posisi dimana beton dicorkan
7. Tanda-tanda referensi dari kubus-kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
8. Slump (atau faktor kompaksi)
l) Beton harus ditempatkan, dipadatkan dan dibiarkan tanpa gangguan dalam posisi akhirnya dalam waktu satu jam dari
saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
m) Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh konsultan pengawas.

2.33 Cacat Pada Beton


Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, konsultan pengawas tetap berhak untuk menolak beton yang ternyata
memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut :
 Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada gambar.
 Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan.
 Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya.
 Konstruksi beton keropos/ber”sarang lebah”.
 Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali
pengawas atau konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut.
Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti dan diepriksa selanjutnya
disetujui kalau perbaikan tersebut dianggap memungkinkan oleh pengawas.

2.34 Sparing Untuk Instalasi


a) Tempat penempatan sparing-sparing pipa instalasi sesuai gambar rencana dan bila tidak disebutkan, maka kontraktor
harus mengusulkan dalam waktu 7 hari sebelum pelaksanaan melalui gambar shop drawing atau meminta
pengarahan kepada pengawas.
b) Pemasangan sparing-sparing harus dihindarkan memotong pembesian beton, andaikata dari pemasangan sparing
tersebut ada yang menembus pembesian beton maka sparing sedikitnya bisa digeser sehingga tidak mengganggu
konstruksi tersebut. Jika pemasangan sparing ini ada keterkaitannya dengan pekerjaan lain sehingga akan
menimbulkan masalah, maka pihsak kontraktor harus memberitahukannya kepada pengawas.
c) Sparing-sparing dipasang harus kuat sehingga tidak bergeser dari tempat asalnya/berubah kedudukannya selama
pengecoran sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi oleh adukan beton.

2.35 Perawatan/Curing
Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton itu mengeras dengan baik dan
untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan sebagai berikut :
 Sebelum pengecoran mulai mengeras, maka beton setelah pengecoran pada hari-hari pertama harus disirami atau
digenangi dengan air selama paling sedikit 2 minggu secara terus menerus.
 Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan-permukaan plat lantai/plat atap dack, supaya setelah pengecoran
selesai, dalam masa pengeringan harus ditutup dengan menggunakan karung yang dibasahi air, untuk mencegah
proses penegringan yang terlalu cepat.
 Tidak diperkenankan menaruh bahan-bahan di atas lantai yang menurut konsultan pengawas beton tersebut belum
cukup umur, atau mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan.

2.36 Beton Fair Face

23
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Yang dimaksud dengan beton fair face adalah semua pekerjaan beton yang tampak dan tidak ditutupi dengan bahan lain
maupun dilapisi dengan plesteran (exposed).

Pasal 3. PEKERJAAN PONDASI TELAPAK / FOOTING

3.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan pengeboran pondasi telapak/footing ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail
yang ditunjukkan dalam gambar. Prinsip pembuatan penggalian footing, adalah sebagai berikut :
a) Membuat lubang dari permukaan ke dalam tanah, dengan alat, memasukkan besi tulangan (steel cage) lalu diikuti
dengan pengecoran dimulai dari dasar lubang sampai ketinggian tertentu (yang ditetapkan).
b) Peralatan yang dipakai untuk pekerjaan ini minimal harus ada :
1. (Satu) atau 2 (dua) unit alat gali;
2. (Satu) unit casing;
3. (Satu) atau 2 (dua) alat angkut;
4. (Satu) unit pompa hisap.

3.2 Persyaratan Pelaksanaan


a) Penggalian dilakukan tepat pada patok-patok/titik-titik yang ditentukan di lapangan dan memulai pelaksanaan harus
mendapat persetujuan dari pengawas untuk selanjutnya.
b) Setelah semua persiapan dan penemapatan posisi dinyatakan baik oleh pengawas, maka penggalian bisa di mulai,
sampai diteruskan pada kedalaman yang telah ditetapkan.
c) Pelaksanaan penggalian dilakukan secara terus menerus untuk setiap lubang pondasi footing, kedalam penggalian
harus mencapai lapisan pendukung tanah yang telah ditentukan, atau sesuai dengan instruksi dari pengawas
lapangan.
d) Lubang penggalian yang dibuat harus sesuai ukuran dan tegak lurus dari tanah datar/horizontal.
e) Toleransi ukuran diameter lubang pondasi footing tidak boleh kurang dari yang tercantum dalam gambar, pergeseran
yang diizinkan tidak lebih dari 5 cm untuk kedua arah.
f) Selama penggalian pondasi footing, kontraktor harus mengadakan pengambilan contoh tanah, pada kedalaman
terakhir dari 1 titik lubang galian yang akan ditentukan oleh pengawas.
g) Kontraktor harus menjaga agar dinding dari lubang penggalian tidak terjadi kelongsoran, selama pekerjaan
berlangsung, misalnya dengan penanaman casing sedalam tanah yang dianggap rawan atau dengan cara lain
sehingga pekerjaan tetap lancar.
h) Pemasukan casing dipasang setelah penggalian mencapai kedalaman 3 s/d 4 m, pekerjaan ini dilakukan berulang-
ulang sampai casing mencapai elevasi yang ditentukan dan lubang mencapai kedalaman yang ditetapkan.
i) Pengangkutan tanah dilakukan terus menerus dan perlahan lahan sehingga tidak terjadi longsoran tanah galian.
Pembersihan dasar galian dari genangan air dilakukan dengan melakukan pengisapan oleh mesin hisap sehingga
sedimen-sedimen tanah atau lumpur masuk kedalam pipa hisap, kemudian dibuang, proses ini dilakukan 3-5 kali,
sampai dasar lubang dinyatakan bersih oleh pengawas dan siap dilakukan pemasangan baja tulangan.

3.3 Pelaksanaan Pengecoran


a) Pengecoran lubang pondasi footing, setelah baja tulangan terpasang sedemikian rupa dan telah dilakukan
pemeriksaan oleh konsultan pengawas
b) Beton dituangkan kedalam lubang galian sampai pada ketinggian dan ketebalan dasar pondasi footing tertentu, dan
pekerjaan pembuatan dasar footing terbentuk diatas dinyatakan selesai.
c) Lain-lain yang harus diperhatikan, bilamana dalam saat pengecoran tanahnya longsor maka lubang harus dipasang
casing penahan longsoran.
d) Setelah terbentuk dasar pondasi footing, maka pemasangan tiang pondasi bias dilanjutkan setelah ada pemeriksaan
oleh konsultan pengawas.
.
Pasal 4. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

4.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali
2. Dan yang nyata-nyata tergambar pada gambar perencanaan

4.2 Umum

24
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Semua ukuran dari pekerjaan tersebut di atas harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada kekurangan-
kekurangan dalam gambar tersebut, maka pemborong harus minta persetujuan pengawas untuk menetapkannya.

4.3 Standard
Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus memenuhi standard-standard yang berlaku misalnya :
a. Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI-3
b. Peraturan Cement Portland Indonesia NI-8
c. Dan lain sebagainya
4.4 Bahan-Bahan
4. 5 Semen Portland
Semen yang dipakai adalah jenis kwalitas seperti yang dipakai pada pekerjaan beton dan secara umum harus memenuhi
syarat-syarat yang tertera pada peraturan semen portland Indonesia NI-8.

4.6 Pasir
Pasir yang digunakan adalah sejenis pasir pasang yang lazim digunakan dimana proyek itu berada, diantaranya pasir
harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
a) Pasir pasang yang dipakai tidak boleh mengandung bahan lumpur, unsur kimia, maupun bahan organik lainnya, juga
pasir pasang harus bersih dari segala kotoran, berupa ranting-ranting, akar, biji-bijian serta lainnya.
b) Pasir harus berbentuk tajam, keras dan tidak mudah hancur jika ditekan dengan tangan.
c) Pasir yang berasal dari laut/pantai tidak dibenarkan untuk dipakai, terkecuali pasir tersebut telah mengalami suatu
proses penetralisiran dari bahan garam, ataupun bahan lainnya.

4.7 Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan, harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak daripada pasangan itu sendiri.
Paling tidak air yang dipakai untuk campuran adukan harus dari sumber-sumber yang telah disetujui oleh konsultan
pengawas.
Tidak diperkenankan untuk memakai air yang berada di lokasi pekerjaan terkecuali ada izin dari konsultan pengawas.

4.8 Batu Alam


Pada umumnya untuk pasangan batu, bisa dipakai batu bulat yang telah dipecahkan dari sungai, batu belah dari gunung
yang berbentuk segi tidak beraturan, dengan diameter 20 s/d 30 cm. Batu untuk pasangan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Kuat tekan minimum………….1000 kg f/cm2
b) Kekerasan dengan indeks Rudellof – minimum………….0,70
c) Kekekalan dengan NaSO4……….tidak retak/tidak pecah
d) Penyerapan air, maksimum (% berat) 3
e) Batu yang akan dipergunakan harus cukup keras, bersih dan sesuai besar serta bentuknya
f) Batu yang akan dipakai dalam pasangan tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk, ataupun keropos
g) Batu yang baik akan memperlihatkan warna hitam yang merata serta tidak ada tanda-tanda lapuk maupun keropos
pada batu tersebut
h) Jika seandainya dieprbolehkan memakai batu karang, harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak diperbolehkan batu berwarna hitam, biru atau kecoklat-coklatan. Batu karang harus mempunyai keteguhan yang
tinggi serta warna putih yang merata
i) Batu-batu tersebut harus memenuhi standard ASTM 131-76, SII 0088-75, SII 0079-75

4.9 Adukan
Adukan harus dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mampunyai alas yang rata dan keras, tidak
menyerap air, sebelum pengadukan dimulai harus ada persetujuan ukuran/takaran dari masing-masing material (Pc,
maupun pasir) dari konsultan pengawas.
Pengadukan akan lebih sempurna dengan memakai mesin pengaduk (beton mixer).
Hasil pencampuran/adukan harus lembut, merata, tidak banyak mengandung air, dan kental.

4.10 Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat
terbagi dalam :
a) Jenis adukan type (M.1) : 1 Pc : 3 Ps > (Untuk pasangan pondasi kedap air)
b) Jenis adukan type (M.2) : 1 Pc : 5 Ps > (Untuk pasangan pondasi batu kali biasa

4.11 Pasangan Pondasi Batu Kali


4.11.1 Lingkup Pekerjaan

25
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Termasuk di dalamnya pengadaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan serta yang nyata-nyata tergambar pada gambar
perencanaan, diantaranya untuk dinding penahan tanah.

4.11.2 Syarat Pelaksanaan


a) Seluruh pekerjaan pondasi dilaksanakan sesuai ketentuan gambar, baik ukuran maupun konstruksinya.
b) Dasar pondasi batu kali harus terletak pada tanah keras, dengan nilai CBR = 4%.
c) Bila tanah di dasar pondasi pada level yang ditunjukkan oleh gambar pelaksanaan, tidak mencapai nilai yang
disyaratkan itu, maka tanah di bawah pondasi harus diganti sampai dengan lapisan yang memenuhi syarat tersebut
diatas. Dengan cara diurug kembali dengan pasir dan kerikil yang dipadatkan lapis demi lapis (tiap lapis 10 cm).
Dasar tanah untuk pondasi harus waterpass.
d) Tanah yang digali dan diganti dengan pasir dan kerikil tersebut di atas, minimum harus mempunyai lebar total = lebar
pondasi + 50 cm (25 cm di tiap sisi pondasi)
e) Pemadatan harus dilakukan dengan stamper dan tanah yang dipadatkan itu harus disiram dengan air. Pemadatan
tiap lapis baru dihentikan setelah CBR tanah yang dipadatkan mencapai nilai = 4%.
f) Pengurugan selanjutnya hanya dapat diteruskan, bila pengawas lapangan mengatakan pemadatan sebelumnya
sudah memenuhi syarat, dan dinyatakan dalam berita acara.
g) Pasangan yang digunakan untuk pondasi batu kali harus terdiri dari batu-batu pecah dengan ukuran maksimum 20
cm dengan memakai adukan/spesi 1 pc : 5 pasir. Sisi-sisi pondasi yang terkena urugan tanah harus diplester kamprot
(brapen) dengan adukan yang sama.
h) Penggalian sisi-sisi pondasi harus dilakukan dengan kemiringan yang memadai agar tidak terjadi kelongsoran.
i) Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang satu jam. Adukan yang tidak terpakai dalam
1 jam tidak boleh dipakai lagi dann atau adukan yang sudah sifat semennya mulai mengeras.
Komposisi : jenis adukan disesuaikan dengan pasal yang telah disebutkan di atas.
j) Pasangan batu pondasi harus menghasilkan bentuk yang sesuai dengan gambar rencana.
k) Seluruh pasangan pondasi batu kali harus dilindungi terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan
lain. Bila terjadi kerusakan, kontraktor wajib memperbaikinya. Seluruh biaya perbaikan merupakan tanggung jawab
kontraktor.
l) Bila ada pekerjaan-pekerjaan pasangan batu kali yang tidak diterima oleh pihak pengawas, dikarenakan dalam
pengerjaannya diluar aturan-aturan yang berlaku, maka pekerjaan tersebut harus dibongkar, dan diperbaiki lagi atas
beban kontraktor.
m) Pekerjaan menimbun kembali bekas galian, tidak diperkenankan sebelum pihak konsultan pengawas atau wakilnya
memberikan izin untuk pekerjaan tersebut

D. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1. PEKERJAAN PASANGAN

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pasangan disini termasuk di dalamnya pengadaan material, tenaga kerja, peralatan serta pemasangan s/d
finish, sehingga pekerjaan pasangan tersebut dapat diterima oleh konsultan pengawas.
Diantaranya yang termasuk lingkup pekerjaan pasangan disini adalah :
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Batu Merah
2. Pekerjaan Pasangan Plesteran
3. Pekerjaan Pasangan Lapisan Keramik
4. Pekerjaan Beton Praktis

1.2. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada kekurangan-
kekurangan dalam gambar tersebut, maka kontraktor harus minta persetujuan pengawas untuk menetapkannya.

1.3. Standard
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standard sebagai berikut :
a) Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI-3
b) Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
c) Peraturan Bata Merah Indonesia nNI-10
d) Standard Industri Indonesia (SII)
e) Persyaratan Umum Bahan Bangunan (PUBI)
f) Dan seluruh standarisasi yang menyangkut bahan bangunan yang dipakai untuk pekerjaan pasangan ini.

26
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

1.4. Bahan Dasar


1.4.1. Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kwalitas seperti yang dipakai pada pekerjaan beton dan secara umum harus
memenuhi syarat-syarat yang tertera pada peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.

1.4.2. Pasir
Pasir yang dipergunakan adalah jenis pasir yang biasa dipakai untuk pasangan bata, batu kali, dan sebagainya sesuai
dengan persyaratan sebagai berikut :
a) Pasir halus bersih dari segala kotoran, diantaranya ranting-ranting pohon, sampai, dan sebagainya.
b) Pasir tidak boleh mengandung lumpur, serta gumpalan-gumpalan tanah liat.
c) Pasir tidak boleh mengandung bahan organik lainnya serta bahan kimia yang akan merusak terhadap pasangan itu
sendiri.
d) Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang tajam serta keras, dan tidak dapat hancur jika ditekan dengan tangan.
e) Jenis pasir laut tidak diperkenankan untuk dipakai, terkecuali pasir tersebut sudah melalui proses penetralisiran dari
pada sifat garam yang dikandungnya dan sifat lainnya.

1.4.3. A i r
Air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. Tidak
mengandung benda-benda tersuspensi dari 2g/lt, tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
pasangan (asam-asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15g/lt. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa
secara kimia dan di evaluasi mutunya menurut pemakaiannya. Air yang berada di lokasi tidak diperkenankan untuk
dipakai, terkecuali ada izin dari konsultan pengawas atau lainnya.

1.4.4. Bata Merah

a) Bata merah yang dipakai adalah berbentuk standard segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakan adanya retak-retak yang merugikan.
b) Bata merah harus mempunyai kekuatan tekan rata-rata yang diperoleh dari hasil pengujian 30 buat contoh, berikut
koefisien variasinya untuk masing-masing kelas bata.
c) Bata merah tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga pengkristalannya
dapat mengakibatkan lebih dari 50% permukaan bata tertutup tebal oleh bercak-bercak putih.
d) Bata merah tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1982.

1.4.5. Adukan

Adukan harus dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata dan keras, tidakmenyerap
air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari pengawas. Kalau tidak ditentukan lain mencampur dan mengaduk boleh
dilakukan dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai memperlihatkan warna adukan yang merata.

1.4.6. Komposisi

Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam uraian dann syarat-syarat,
terbagi dalam :
a) Jenis adukan type (M.1) : 1 Pc : 3 Ps
 Seluruh pasangan dinding bata kedap air
 Seluruh pasangan batu kali kedap air
 Seluruh plesteran kedap air
 Sponing-sponing
 Semua pasangan rolag bata
 Tali air
 Semua pasangan lantai keramik pada R. toilet
 Semua pasangan dinding keramik pada R. toilet
 Semua pasangan dinding keramik exterior
b) Jenis adukan type (M.2) : 1 Pc : 5 Ps
 Semua pasangan dinding bata biasa
 Exterior/Interior
 Semua pasangan batu kali biasa
 Semua plesteran biasa (exterior/interior)
 Semua pasangan lantai keramik biasa interior/exterior

c) Jenis adukan type (M.4) : 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr

27
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

 Kolom praktis
 Ring balok praktis
 Sloof praktis
 Balok lantai di atas pas kusen
 Meja beton

Pasal 2. PEKERJAAN PASANGAN DINDING

2.1. Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud pekerjaan dinding ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk pengawas yang terdiri dari :
a) Pekerjaan pasangan dinding bata merah
b) Pekerjaan pasangan plesteran dan acian
c) Pekerjaan dinding keram
2.2. Pasangan Dinding Bata Merah
2.2.1. Persyaratan Bahan
a) Seluruh bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan dinding seperti pasir, semen, air, bata dan sebagainnya
sesuai dengan bunyi pasal persyaratan bahan yang telah diuraikan di atas pada buku ini.
b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai dalam
pekerjaan pasangan dinding ini untuk mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

2.2.2. Persyaratan Pelaksanaan


a) Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang satu jam. Adukan yang tidak terpakai dalam
1 jam tidak boleh dipakai lagi dan atau adukan yang sudah sifat semennya mulai mengeras.
b) Komposisi jenis adukan disesuaikan dengan bab yang telah disebutkan di atas.
c) Sebelum dilaksanakan pemasangan, bata merah harus dibasahi/direndam air yang bersih, dalam bak atau drum
hingga mencapai kejenuhan.
d) Untuk semua dinding luar maupun dalam, lantai dasar mulai dari permukaan sloof/balok sampai ketinggian 30 cm di
atas permukaan lantai, daerah ruang basah dan daerah lain sesuai gambar digunakan adukan kedap air M.1
(trasraam).
e) Jika tidak ditentukan dalam gambar perencanaan untuk penempatan-penempatan kolom praktis, maka bidang dinding
bata merah yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambah kolom praktis dengan ukuran 12x12 cm, dengan
tulangan pokok diameter 10 mm, sengkang diameter 6 mm jarak 15 cm, jarak antara kolom maksimum 3,00 m.
Pemasangan bata merah dilakukan bertahap, setiap hari maksimum 20 lapis setiap harinya, diikuti dengan
penegcoran kolom-kolom praktis dan ikatan angker-angker kusen, baut-baut, seperti gamabr detail untuk melengkapi
pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan.
f) Bagian pemasangan bata merah yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom struktur) harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali
ditentukan lain.
g) Pasangan bata merah harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm berikut plesteran. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapih, dan tegak lurus dan siku.
h) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah, terkecuali pada posisi tertentu yang menghendaki bata
merah dipasang dengan ukuran harus dibagi dua.
i) Setelah bata merah terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan kemudian
disiram dengan air.
j) Seluruh pasangan bata merah harus dilindungi terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
Bila terjadi kerusakan, kontraktor wajin memperbaikinya. Seluruh biaya perbaikan merupakan tanggung jawab
kontraktor.
k) Bila ada pekerjaan-pekerjaan pasangan dinding bata merah yang tidak diterima oleh pihak pengawas, dikarenakan
dalam pengerjaannya di luar aturan-aturan yang berlaku, maka pekerjaan tersebut harus dibongkar, dan diperbaiki
lagi atas beban kontraktor.

2.3. Plesteran
2.3.1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan plesteran termasuk di dalamnya menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan barikut alat-alat bantu
yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan mendapatkan hasil yang baik.
b) Pekerjaan plesteran dan pelapisan yang dilaksanakan adalah :
 Plesteran biasa (M.2)
 Plesteran kedap air (M.1)

28
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

 Plesteran halus (acian)

2.3.2. Persyaratan Pekerjaan Plesteran


a) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, ikuti semua petunjuk dalam gambar kerja bangunan terutama pada gambar detail
dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
b) Dituntut keahlian dalam melaksanakannya, ketelitian serta pengunaan peralatan yang baik.

2.3.3. Material/Bahan
a) Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI-8 type I menurut ASTM atau S-400 menurut standard portland
semen. Jenis semen yang dipilih dari produk semen tiga roda, gresik, atau yang setaraf, penyimpanan harus ditempat
yang kering dan rapat air, terangkat dari tanah, ditumpuk sesuai dengan syarat penempatan semen menurut urutan
pengiriman.
b) Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini
harus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yang sama sesuai persyaratan NI-3 pasal 1, dan NI-2 bab 3.3.
c) Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik, garam asam alkali.
d) Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan konsultan pengawas lapangan. Contoh bahan oleh
kontraktor ditunjukkan dan diserahkan kepada konsultan pengawas lapangan untuk mendapat persetujuannya
sebelum dipasang.

2.3.4. Campuran Plesteran


a) Untuk semua bidang yang di plester dipakai campuran aduk 1 pc : 5 pasir (M.2).
b) Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen.
c) Semua campuran aduk plesteran harus benar-benar tercampur rata dan homogen.

2.3.5. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran


a) Untuk pemasangan bata Hollowblock sebelum di plester, harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok
sedalam + 1 cm.
b) Untuk beton sebelum di plester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa cetakan/acuan dan kemudian
diketrek (scrath) terlebih dahulu.
c) Untuk bidang pasangan bata Hollowblock yang di plester harus di finish dengan plesteran halus (acian) di atas
permukaan plesterannya.
d) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) tempelan seperti pasangan keramik pada R.K.Mandi, pada
permukaan plesterannya diberi alur-alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya.
e) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam gambar, atau
sesuai peil-peil yang diminta gambar. Minimal tebal plesteran 1,5 cm dan jika ketebalan melebihi 3 cm harus diberi
ram kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya.
f) Untuk setiap pertemuan bahan berbeda jenis yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat dengan
ukuran lebar 0,7 cm dan dalamnya 0,5 cm.
g) Untuk permukaan yang datar batas toleransi perlengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm
untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban memperbaikinya atas tanggung jawabnya.
h) Kelembaban plesteran harus dijagasehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. Jika terjadi keretakan sebagai akibat
pengeringan yang tidak baik harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh konsultan
pengawas lapangan atas tanggungan kontraktor.
i) Pada dasarnya plesteran dilaksanakan dalam 3 lapis, yaitu sebagai berikut :
i.1) Lapisan Kasar
Lapisan kasar harus menutup seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan kasar mengeras harus dibuat goresa
melintang. Lapisan ini harus dibasahi selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh sebelum lapisan sedang
dipasang.
i.2) Lapisan Sedang
Lapisan sedang harus dibentuk menjadi satu permukaann yang betul-betul rata, kemudian dibuat kasar dengan
mistar kayu untuk memperoleh lekatan lapisan halus. Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan
mengering.
i.3) Lapisan Halus
Lapisan halus dipasang setelah 7 hari pemasangan lapisan sedang. Lapisan sedang dibasahi terlebih dahulu
sebelum lapisan halus. Lapisan ini harus benar-benar rata dan halus dengan menggunakan air kapur dan semen,
sehingga diperoleh permukaan licin/halus, bebas dari bidang yang kasar, tanpa bekas sendok atau noda lainnya.
Lapisan ini harus dibasahi sekurang-kurangnya 2 hari.

29
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

2.3.6. Pemeliharaan
a) Selama pemasangan bata belum difinish, kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran bahan-bahan lainnya.
b) Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor dan wajib memperbaikinya.
c) Tidak diperkenankan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari dua (2) minggu,
cukup kering dan bersih dari noda seperti yang di syaratkan.

2.4. Dinding Keramik


2.4.1. Lingkup Pekerjaan
Dinding keramik meliputi kamar mandi/WC dan nyata-nyata tergambar pada gambar perencanaan harus dilapisi dengan
keramik

2.4.2. Persyaratan Bahan


a) Seluruh bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan pelapis dinding seperti pasir, semen, air dan
sebagainya sesuai dengan bunyi pasal persyaratan bahan yang telah diuraikan di atas pada buku ini.
b) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai dalam
pekerjaan pasangan dinding ini untuk mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
c) Keramik yang dipakai setara dengan merk ........
d) Persyaratan bahan keramik :
d.1) Tampak Permukaan
Permukaan ubin keramik tidak boleh menampakkan cacat-cacat sebagai berikut :
 Ubin keramik berglatzur, badan membengkok, gelembung-gelembung, retak-retak, glatzur lepas-lepas,
lubang-lubang jarum pada permukaan glatzur, noda yang berasal dari unsur-unsur glatzur atau bukan glatzur,
permukaan depan ubin cembung atau cekung.
 Ubin keramik tidak berglatzur, badan membengkok, gelembung-gelembung, retak-retak, pecah goresan pada
badan, bekas lekatan dengan bahan lain, badan melengkung dan noda-noda pada permukaan badan.
d.2) Ukuran dan Toleransi Penyimpangan
Penyimpangan ukuran-ukuran ubin nharus memenuhi ketentuan seperti yang tercantum pada tabel 31-1 PUBI
1982 hal.59.
Perbedaan ukuran panjang dan lebar ubin yang terbesar dan terkecil tidak boleh lebih dari 2mm.
d.3) Penyerapan Air
Penyerapan air maksimum dari ubin keramik untuk lantai sesuai dengan yang tercantum pada tabel 31-2 PUBI
1981 Hal.60.
d.4) Kesikuan
Sisi-sisi ubin harus lurus, sisi-sisi ubin dikatakan lurus apabila penyimpangan sisi-sisi dari garis lurus yang
terbentuk oleh perhubungan dua buah titik sudut yang berturut-turut tidak melebihi ketentuan seperti tercantum
pada tabel 31-3 PUBI 1982 hal 60.
d.5) Kedataran Permukaan Depan
Untuk ubin keramik yang datar permukaannya. Ubin dikatakan datar permukaannya jika pada pengukuran
penyimpangan kedataran permukaan tidak melebihi ketentuan seperti tercantum pada tabel 31-4 PUBI hal. 61.
d.6) Perubahan Bentuk Karena Puntiran
Untuk penyimpangan kedataran karena puntiran, sebuah titik sudut tidak boleh melengkung ke atas atau kebawah
terhadap bidang yang berbentuk oleh tiga buah titik sudut lainnya, melebihi ketentuan yang tercantum pada tabel
31-5 PUBI 1982 hal.61.
d.7) Ketahanan Terhadap Gesekan (Ketahanan Aus)
Kehilangan berat akibat gesekan tidak boleh kurang lebih dari 0,1 gram per berat ubin keramik yang diuji.
d.8) Kuat Lentur
Kuat lentur dari ubin keramik tidak boleh kurang dari batas yang tercantum pada tabel 31-6 PUBI 1982 hal.62.
d.9) Ketahanan Terhadap Asam dan Basa
Tidak boleh ada perbedaan penampakan antara bagian yang tercelup dan bagian yang tidak.
d.10) Kekerasan
Kekerasan ubin keramik berglatzur tidak boleh kurang dari 5 pada skala Mohs.
Sedangkan ubin tidak berglatzur tidak boleh kurang dari 6 pada skala Mohs.
d.11) Ketahanan Glatzur Terhadap Retak-Retak
Glatzur ubin keramik tidak boleh menunjukkan retak-retak.

Referensi : SII 0023-81 (mutu dan Cara Uji Ubin Keramik)

2.4.3. Daftar Pemakaian Jenis Keramik

No. Dinding Pelapis Dimensi Merk

30
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

1. Toilet Keramik Polished 25/25 cm ..........


2.. Pantry Keramik Polish 25/25 cm ...........

2.4.4. Persyaratan Pelaksanaan

a) Sebelum pelaksanaan pemasangan, kontraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh bahan keramik untuk
disetujui oleh konsultan pengawas. Keramik dipasang dengan menggunakan adukan 1.3
b) Awal pemasangan keramik pada dinding harus memperhatikan sisa ukuran terlebih dahulu dan dibuat shop
drawing sebelum pelaksanaan.
c) Pemotongan ubin keramik harus menggunakan alat potong khusus yang sesuai dengan petunjuk pabrik.
d) Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus lurus dengan lebar yang sama maksimum 3
mm dengan kedalaman 2 mm dengan batas toleransi kecekungan/kecembungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2,00
meter.
e) Siar-siar keramik diisi dengan semen warna yang sama dengan warna keramik. Naa yang dikehendaki harus lurus,
tidak lengkung, tidak retak, bahan yang dipakai harus mendapatkan persetujuan pengawas.
f) Keramik yang sudah terpasang harus segeraa dibersihkan dari bercak noda adukan dengan lap kain basah dan
atau memakai cairan bahan kimia setelah mendapat izin dari pengawas. Pada naad terutama bagian ezterior tidak
boleh terlihat lelehan-lelehan bahan agrouting yang mengotori permukaan keramik. Selain itu harus dihindarkan
dari gangguan, benturan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan oleh
pekerjaan lain.
g) Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan dan
seluruh biaya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 3 PEKERJAAN KUDA – KUDA DAN ATAP

3.1. Pekerjaan Kap Kuda-kuda :


a. Kontruksi kuda-kuda bangunan terbuat dari konstruksi baja ringan C 75.75 setara Tasso diperkuat dengan baut-baut.
b. Pemasangan genteng dan talang harus dikerjakan dengan baik sehingga bebas dari kebocoran dan pengaliran air
harus lancar.
c. Talang jurai terbuat dari bahan plat zing alume
d. Listplank terbuat dari bahan Grc serat kayu, dikerjakan dengan rapih dan lurus, ukuran disesuaikan dengan gambar
rencana.

3.2. Pekerjaan Atap :


a. Rangka atap, ukuran, bahan dan pasangan sesuai dengan gambar rencana. Setelah rangka atap selesai terpasang,
bidang permukaannya harus sempurna kelandaiannya, tidak melendut dan bergelombang.
b. Bangunan asrama penutup atap digunakan genteng baru jenis Onduvila, sedangkan pemeliharaan gedung aula dan
kantor masih menggunakan penutup atap yang lama ( existing ) bahan yang akan dipasang harus diseleksi dengan baik,
warna dan ukuran serta disetujui oleh Direksi.
c. Pemasangan genteng dan wuwung Onduvila harus menurut petunjuk serta ketentuan-ketentuan
yang berlaku dari pabrik pembuatnya.
c. Pekerjaan bubungan harus dari genteng sejenis, bentuk sesuai dengan gambar rencana, Setelah terpasang bidang
permukaan atap harus sempurna kelandaiannya, tidak ada bagian permukaan yang melendut atau bergelombang,
sehingga pengaliran air hujan dapat berjalan lancar dan tidak terjadi kebocoran.

Pasal 4. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI

4.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud pekerjaan lantai ini meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk pengawas adalah terdiri dari :

31
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a) Pekerjaan pasangan lantai keramik

b) Pekerjaan lantai rabat beton 1 : 3 : 5 dan yang nyata-nyata tergambar pada gambar rencana

No. Dinding Pelapis Dimensi Merk/Ket

1. Toilet Keramik Unpolished 25/40 cm ..........


2. Ruangan Kerja Keramik Polished 30/30 cm ..........
3. Tangga Keramik Polished 30/30 cm ..........
4. Teras Rabat Beton t. 8 cm FinishAcian

4.2 Persyaratan Bahan


Semen Portland, pasir, air, adukan/spesi, bahan lantai dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pasangan ini harus
memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku. Material-material lain yang belum ditentukan di atas tetapi
diperlukan untuk menyelesaikan/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus dari bahan baru, kwalitas terbaik dari
jenisnya serta harus disetujui pengawas.

4.3. Lantai Keramik


4.3.1 Lingkup Pekerjaan
Seluruh permukaan lantai yang nyata-nyata tertulis dalam gambar perencanaan dilapisi dengan pasangan keramik.

4.3.2. Spesifikasi Bahan Keramik

No. Jenis /Ukuran Type Setara produk

1. Keramik 25/25 cm Unpolished ................


2. Keramik 30.30 cm...... Unpolished .............
2. Keramik 30/30 cm Polished ............

Lokasi Pemasangan : sesuai gambar kerja


Warna : ditentukan kemudian
Bahan Perekat : adukan 1 : 3
Bahan Pengisi Siar : adukan 1 : 3 + semen warna

Semen Portland, pasir, air harus memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku. Material-material lain yang belum
ditentukan di atas tetapi diperlukan untuk menyelesaikan/penggantian pekerkaan dalam bagian ini, harus dari bahan
kayu, kwalitas terbaik dari jenisnya serta harus disetujui pengawas.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai/memenuhi persyaratan peraturan keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-
1982 harus dipakai dari satu produk kecuali dinyatakan lain oleh perencana/pengawas.

4.4 Persyaratan Pelaksanaan

a) Sebelum dimulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan memberikan contoh material dan membuat shop drawing pola
pemasangan keramik untuk mendapat persetujuan dari perencana/pengawas.
b) Pada saat pemasangan, seluruh bahan lantai yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau bernoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan/dipilih.
c) Bidang permukaan dasar lantai keramik / screed harus benar-benar rata/datar sesuai dengan persyaratan, finish
atau ketebalan finish yang ditentukan dalam gambar kerja. Toleransi kecekungan/kecembungan adalah 2,50 mm
untuk setiap 2,00 m2. Khusus untuk lantai diruang basah dan di tempat lain sesuai petunjuk pengawas.
Pemasangan lantai harus diperhatikan terhadap arah kemiringan pengaliran air dan diperhatikan adanya lubang-
lubang floor drain, tali air dan lain-lain.
d) Bahan perekat untuk pemasangan ubin keramik/Granito yaitu dengan adukan trasram 1 : 3.

32
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

e) Jarak siar-siar antara ubin tergantung dari pada bahan yang dipakai serta persyaratan dari pabrik, yang
membentuk garis sejajar dan lurus, tegak lurus pada bagian siar berpotongan. Siar-siar/naad harus terisi penuh
dengan bahan grouting,, tidak diperkenankan ada siar/naad yang kosong.
Bahan pengisi siar adalah Grouting adukan 1 : 3 + semen warna harus sama dengan warna ubin keramik.
f) Pemotongan ubin keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan pabrik.
g) Keramik yang sudah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda adukan dengan kain basah dan atau
cairan bahan kimia setelah mendapat izin dari pengawas. Bila terjadi kerusakan kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan dan seluruh biaya menjadi tanggung jawab kontraktor.
h) Tuntutan biaya tambah yang diakibatkan oleh kecerobohan dalam pekerjaan, menjadi tanggungan kontraktor.

4.5 Persyaratan Bahan


a) Pasir, semen, air dan agregat untuk pasangan, rabat beton sesuai dengan persyaratan yang telah diuraikan di atas
pada buku ini pada bab pekerjaan beton.
b) Batu-batu (Pearlstone) harus dipergunakan dari batu-batu berbentuk bundar dengan ukuran diameter antara 5 s/d
10 mm dari batuan sungai ataupun dari pesisir pantai.
Jika dipergunakan batuan dari pesisir pantai, batuan sebelum dipakai harus di cucu terlebih dahulu sehingga bersih
dari lapisan garam yang menempel dan dinyatakan di terima oleh konsultan pengawas.
c) Batuan harus dipilih, baik ukuran maupun warna, agar waktu pemasangan nanti batuan tersebut seragam, baik
ukuran maupun warnanya.
d) Tidak diperkenankan menggunakan batuan yang porous, batuan harus berwarna bersih tidak mengandung kotoran
yang merugikan serta batuan harus keras, utuh serta permukaannya licin.

4.6 Lantai Rabat Beton Finish Acian


Pekerjaan lantai beton finish acian ini adalah untuk seluruh lantai rabat beton bagian luar. Permukaan lantai rabat beton
yang masih setengah kering ditaburi dengan serbuk Pc secukupnya, lalu di rol dengan rol cat, sehingga permukaannya
terlihat bertekstur dan rata. Pemberian Pc pada permukaan lantai beton harus memperlihatkan warna yang sama. Dalam
pengerjaan permukaan finish lantai beton harus betul-betul baik, tidak boleh bergelombang dan pemberian Pc pada
permukaan harus merata. Kegagalan dalam finish permukaan lantai beton, menjadi tanggung jawab kontraktor dan
harus segera diperbaiki dengan instruksi pengawas. Seluruh bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.

Pasal 5. PEKERJAAN KACA

5.1 Lingkup Pekerjaan


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti
dinyatakan dalam gambar.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
• Pekerjaan pengadaan dan pemasangan kaca pada pintu, bouvenlich, maupun jendela.
5.2 Persyaratan bahan
Semua kaca yang dipakai dan produk dengan SII - 0189178. Ketebalan kaca sesuai dengan petunjuk gambar. Kaca
yang dipakai adalah kaca bening (clear float glass), kaca yang dihasilkan dari proses tarik, kemudian permukaannya
rata, licin dan bening (kecuali ada ketentuan lain digambar atau atas petunjuk Konsultan Pengawas). Kaca yang
digunakan setera dengan Merk “ASAHI MAS”

5.3 Penggunaan jenis kaca:


• Kaca Polos (Clear Glass) 5 mm.

5.4 Syarat mutu


Kaca lembaran harus memenuhi syarat-syarat mutu sebagai berikut :
a) Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi
kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm permeter.
b) Dihindari pemakaian kaca yang cacat sebagai berikut :
b.1) Gelembung (Bubles)
Gelembung adalah ruang-ruang yang berisi gas terdapat pada kaca.
b.2) Bahan Heterogen (Heterogeneous Material)
Bahan heterogen adalah bagian kaca yang komposisi kimia induk, karena kelalaian index biasnya dapat
mengganggu pandangan.
b.3) Retak (Craks)
Retak adalah garis-garis pecah pada kaca, baik sebagian atau seluruh tebal kaca.
b.4) Gumpilan Tepi (Edge Chipping)

33
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Gumpilan tepi adalah bagian kaca sisi lebar atau sisi panjang yang menonjol atau masuk.
b.5) Benang (String) dan Gelombang (Wave)
Benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandang.
b.6) Gelembung adalah permukan kaca yang berombak dan mengganggu pandangan. Bebas dari Cacat-cacat yang
dapat dilihat dengan sudut pandang 250 pada kaca lembaran.
b.7) Bintik-bintik (Spots), Awan (Cloud) dan Goresan (Scratch)
• Bintik-bintik adalah titik-titik pada permukaan kaca yang berupa benda-benda bukan kaca dan mempunyai warna
lain.
• Awan adalah permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan
• Goresan adalah luka garis pada permukaan kaca.
b.8) Lengkungan (Blow) Maksimum 05%.

5.5 Persyaratan dan Cara Pelaksanaan


a) Pemasangan kaca dilaksanakan pada semua pekerjaan kaca yang disebutkan dalam gambar seperti jendela atas,
jendela pintu dan sebagainya sesuai gambar.
b) Kontraktor / supplier harus mengadakan pengukuran kembali di lapangan setelah kusen terpasang dengan baik.
Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan serta diberi tanda agar mudah
mengetahui.
d) Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.
e) Tepi kaca yang tampak maupun tidak tampak harus diasah/dihaluskan sebelum dipasang. Pemasangan harus rapih
dan cukup rapat dengan mengingat muai susut akibat perubahan temperatur.
f) Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu, digunakan dempul khusus sepanjang sponing dan list kayu
sebagai penjepit kaca (atau sesuai gambar detail).
g) Setelah setesai dipasang tanda - tanda hanya boleh terbuat dari kertas yang dilem. Pembersihan akhir dari kaca
harus mempergunakan kain katun yang lunak dengan cairan pernbersih kaca, yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Kaca harus selalu bersih dan kotoran catatan, dempul dan sebagainya.
h) Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak tepi akibat pemasangan list. Kaca yang terpasang harus sudah
terkunci dengan sempurna dan tidak bergeser dari sponing. Semua kaca yang telah terpasang tidak boleh
bergetar.

Pasal 6. PEKERJAAN PLAFOND

6.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan langit-langit ini meliputi :
1. Plafond Rata Gypsumboard
2. dan pekerjaan pemasangan plafond lainnya sesuai dengan gambar perencanaan.

6.2 Pekerjaan Persiapan


a) Pada Pekerjaan Langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat
hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
b) Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit pekerjan lain yang terletak diatas langit- langit harus sudah
terpasang.
c) Disiplin lain yang termasuk disini atara lain :
1. Elektrikal/Mecanical
2. Perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
d) Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond, harus diteliti dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (Sipil, Elektrikal/Mechanical, Plumbing). Untuk pemasangan harus konsultasi
dengan perencana.

6.3 Contoh Bahan


a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
b) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di Konsultan Pengawas Keet.

6.4 Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan Barang.


a) Gypsumboard dikirim ke site dalam keadaan tertutup atau kantong-kantong yang rnasih dsegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya dalam keadaan utuh dan tidak cacad.
b) Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

34
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

c) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan.
d) Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya bahan rusak dan sebagainya kontraktor harus menggantikannya
dengan persetujuan Pengawas atas beban Kontraktor.
6.5 Langit-langit Gypsumboard
6.5.1 Persyaratan Umum:
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar yang ada, dan kondisi di
lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, cara pemasangan dan detail sesuai gambar.
b) Bilamana perlu kontraktor diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk, jenis bahan yang dipakai dan
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh perancang.

6.5.2 Persyaratan Bahan Pelapis


Gypsumboard setara Produk Jaya Board (dengan finish permukaan di cat Emulsion setaraf Sanlex)
Harus berasal dari sumber yang disetujui dengan ketebalan yang sesuai dengan gambar detail.
Lembaran-lembaran Gypsumboard harus mulus, tepi-tepinya tidak boleh ada yang gumpil, tidak merupakan cacat-cacat
lain yang merugikan.

6.5.3 Pelaksanaan Penutup Langit-langit


a) Bahan penutup langit-langit Baik Plafond Rata digunakan adalah lembaran-lembaran Gypsumboard dengan ukuran
sesuai gambar,dan petunjuk konsultan pengawas.
b) Gypsumboard yang dipasang adalah Gypsumboard yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing lembaran sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
c) Gypsumboard dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar perencanaan dan setelah Gypsumboard
terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang serta sambungan
antara lembaran Gypsumboard yang satu dengan yang lainnya harus rapat, jadi tidak memakai celah/naad.
Sebagai bahan untuk menghilangkan sambungan antar lembaran Gypsumboard digunakan sejenis Paper tape
(Pita kertas berpori dengan ukuran lebar 50 mm panjang tiap rol 75 m). Dan untuk menutupi lubang bekas Skrup
digunakan Base Coat 100, juga untuk menutupi permukaan dasar menggunakan Total join Compound.
d) Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-langit yang bisa dibuka tanpa merusak
Gypsumboard sekelilingnya untuk keperluan pemeriksa/pemeliharaan M & E.
e) Pemasangan/penyetelan Plafond tidak boeh menyimpang dari ketentuan gambar rencana, untuk itu urutan dan
cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan dari pihak konsultan pengawas.
Semua ukuran harus sesuai dengan pola Plafond yang diinginkan, serta yang mengerjakan pemasangan pelapis
plafond ini harus oleh tenaga yang berpengalaman dalam bidang ini
f) Finishing pelapis, memakai cat Emulsion dicatkan diatas permukaan Gypsumboard, semua persyaratan dan cara
pengecatan mengikuti persyaratan yang disyaratkan oleh pabrik yang dipilih dan ditunjuk oleh konsultan
pengawas/pemberi tugas, (Lihat Bab Finishing Pekerjaan Pengecatan)
g) Apabila terjadi penyimpangan dan tidak sesuai dengan gambar atau menurut Pengawas dianggap tidak rapih maka
Kontraktor harus memperbaikinya kembali sesuai yang disyaratkan dan tidak merupakan pekerjaan tambahan.

6.5.4 Rangka Plafond


a) Bahan Rangka :
1. Rangka plafond menggunakan ........... dengan ukuran sesuai gambar perencanaan serta memenuhi
persyaratan yang berlaku .
2. Bahan yang dikirim ke site harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, ukuran ketebalan,
kelurusan, serta lain-lain yang disyaratkan oleh Perencana maupun Konsultan Pengawas.

b) Persyaratan Pekerjaan;
1. Keseluruhan rangka langit-langit menggunakan ......... yang telah dibentuk sedemikian rupa, bentuk, ukuran
dan pola pemasangan sesuai yang disyaratkan.
2. Batang-batang untuk rangka langit-langit yang dipasang adalah sesuai dengan gambar kerja, yang telah
diseleksi dengan baik, lurus, rata tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya,
dan telah disetujui oleh Pengawas.

3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada Gording maupun kuda-kuda dengan menggunakan
penggantung dari logam galvanized suspension/kawat seng BWG 14 yang dapat diatur ketinggianya dan
dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka melekat dengan baik dan kuat pada gordeng maupun kuda-
kuda dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
4. Hasil akhir pemasangan rangka harus rata, datar / waterpass dengan toleransi kecembungan 2 mm untuk tiap
4 m² dan untuk bagian yang bertemu dengan bagian yang rata harus diserut halus dan rata.
5. Tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.

35
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

6. Awal pemasangan rangka plafond, harus sesuai gambar rencana, dimana sisa buangan dipasang pada kedua
belah sisi dinding, dengan ukuran yang sama besar (Simetris).

6.5.5 Bahan Finishing


1. Bahan finishing untuk Plafond gypsumboard dan bahan cat Emulsion Paint Setara ............
2. Harus disertai jaminan dan flamibility rated dari pabrik pembuat.
Semua bahan yang digunakan harus mempunyai sertifikat dari pabrik pembuatnya, dan menyertakan spesifikasi
bahan yang diperlukan untuk pekeriaan ini.

Pasal 7. PEKERJAAN PENGECATAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan pengecatan, meliputi dan tidak terbatas dari seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar yang terdiri dari :

PEKERJAAN JENIS FINISHING


a) Dinding Interior & Exterior Cat Acrylic Emulsion

b) Plafond Cat Acrylic Emulsion

c) Railing Cat Synthetic Gloss

7.2 Persyaratan Umum


a) Seluruh bahan pengecatan, baik itu mengenai bahan cat Acrylic Emulsion, ataupun bahan cat Shinthetic. Harus
memenuhi ketentuan dari pada persyaratan N-3 dan N-4.
b) Standard dan bahan dan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan Kontraktor tidak dibenarkan menambah
standard dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai dengan Instruksi Pabrik atau tanpa izin dari
Konsultan Pengawas.
c) Sebelum pengecatan dimulai Kontraktor harus menyerahkan terlebih dahulu contoh-contoh bahan cat kepada
Konsultan Pengawas, untuk direkomendasi. Hasil Perekomendasian dari jenis-jenis cat tersebut harus dijadikan
pegangan untuk pengiriman bahan selanjutnya ke lapangan.

7.3 Pengujian
Kontraktor diwajibkan membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut di atas mengenai kemurnian dan pada cat-cat yang
akan dipergunakan.
Pembuktian berupa:
1) Segel Kaleng.
2) Test Laboratorium
3) Hasil Akhir pengecatan
Hasil dari pada test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk diketahui Konsultan
Pengawas.
Biaya pengetesan ini dibebankan kepada kontraktor.

7.4 Pengiriman dan penyimpanan bahan.


7.4.1 Umum
1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu
harus masih didalam kotak aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabrik.
2. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak lembab dan bersih, sesuai dengan
persyaratan yang benar.
3. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan dan pelaksanaan.

7.4.2 Khusus
1. Disamping tindakan pengamanan yang umum dalam penyimpanan bahan-bahan bangunan. untuk beberapa jenis
cat dan bahan lainnya dibawah ini harus diberi pengamanan khusus terhadap bahaya kebakaran dan keracunan,
antara lain sebagai berikut :
• Spirtus Petroleum
• Cat Minyak
• Parafin
• Cat Bitumen

36
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

• Thiner, dan lain sebagainya.


2. Dalam mengunakan bahan tersebut di dalam ruang harus mengikuti petunjuk sebagai berikut :
• Harus tersedia alat pemadam kebakaran portable yang sesuai dan Kotak P3K dalam jarak yang dekat.
• Ruangan harus cukup mempunyai ventilasi yang baik.
• Jangan bekerja dekat api atau motor listrik yang mengeluarkan kembang api.
3. Mengeluarkan barang dari gudang hanya dalam jumlah yang segera diperlukan
4. Jangan dibiarkan kaleng penutup cat terbuka terlalu lama.
5. Tidak dibenarkan meninggalkan kaleng-kaleng bekas ditempat pekerjaan.

7.5 Pengecatan Dinding Enterior/Exterior


7.5.1 Persyaratan Bahan
Bahan cat yang dipergunakan sesuai standard bahan yang berlaku : Pengecatan bidang Exterior / Interior mengunakan
cat sejenis Cat Acrylic Emulsion Setara Merk .............

7.5.2 Cara Pelapisan


1) Lapisan pertama pengecatan pada permukaan plesteran maupun yang tidak diplester yang baru dipasang adalah
menggunakan Alkali Resisting Primer atau Undercoat (1 lapis)
2) Bila diperlukan untuk menutupi plesteran yang retak rambut dipergunakan Acrylic Wallfiller (secukupnya)
3) Cat Akhir untuk dinding Exterior / Interior menggunakan Acrylic Emulsion minimum 3 lapis.
4) Dan untuk hal-hal lainnya kontraktor diharuskan mengikuti tata cara yang telah digariskan oleh pabrik pembuat.

7.5.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Permukaan yang akan dilapisi cat harus sudah kering dengan sempurna dengan kelembaban yang diizinkan tidak
lebih dari 5 %. Minimal pengeringan plesteran dan acian 28 hari dihitung dari selesainya pekerjaan plesteran.
2. Seluruh bidang permukaan dinding, plafond dan lainnya yang akan dicat harus bersih bebas dari debu, noda-noda,
apabila terdapat lubang atau cacat lainnya harus segera ditutup dan dikeringkan.
3. Tidak diperkenankan pelaksanaan pengecatan dilakukan pada saat cuaca lembab atau hujan, atau dalam keadaan
angin berdebu.
4. Setelah bidang permukaan dilapisi lx lapisan cat primer dan dibiarkan selama 2 jam kermudian dilapisi dengan lx
lapisan Cat Dasar. Setelah cat dasar terpasang selama 2 jam dan di hamplas halus lalu dibersihkan dengan
menggunakan kain yang bersih, maka lapisan terakhir adalah sebanyak 3x lapis cat akhir dengan jangka waktu
setiap lapisan terakhir adalah 2 jam atau sesuai dengan standard dari pabrik. Pelaksanaan pengecatan harus
menggunakan roller dan bila terdapat permukaan yang sulit pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara
pemakaian kwas.
5. Hasil akhir dari pengecatan harus rata, tidak berbintik-bintik atau terdapat gelembung udara, goresan dan harus
dijaga terhadap kotoran yang mungkin melekat. Bila hasil pekeraan tidak disetujui Pengawas, maka wajib bagi
Kontraktor untuk memperbaikinya.
6. Untuk keseluruhan pekerjaan pengecatan, Kontraktor diharuskan mengikuti syarat-syarat dan petunjuk dan pabrik
yang mengeluarkannya, atau dari Pengawas setempat

Pasal 8. PEKERJAAN ALAT- ALAT SANITARY

8.1. Umum
a) Pemasangan Peralatan Sanitary dan peralatan lainnya harus mengikuti ketentuan-ketentuan standard dari pabrik
pembuatnya dan harus dilakukan dengan hati-hati, rapih dan tidak boleh adanya kotoran-kotoran akibat dan
percikan adukan semen pada peralatan tersebut.
b) Apabila peralatan Fixtures dilengkapi dengan plastik pelindung dan pabriknya maka plastik tersebut boleh dibuka
pada saat penyerahan pekerjaan.
c) Hanya satuan peralatan fixtures yang utuh saja dapat diterima, jika peralatan tersebut dijumpai cacat maka
kontraktor harus segera menggantikannya dengan yang baru/utuh tanpa adanya biaya tambah.
d) Kontraktor harus melengkapi peralatan fixtures dengan leher angsa apabila peralatan fixtures tersebut belum
dilengkapi leher angsa secara Built in.

8.2. Pekerjaan-pekerjaan sementara


Sarana perlengkapan atau alat bantu yang bersifat sementara dan diperlukan dalam melakanakan pekerjaan
pemasangan alat Sanitary fixtures ini, harus disiapkan oleh pemborong. Pada akhir pekerjaan, atas perintah konsultan
pengawas segala sarana atau alat bantu yang sudah tidak terpakai / diperlukan lagi harus dibongkar dan dirapihkan
kembali seperti semula

8.3 Penyediaan Alat Sanitary Fixtures

37
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a) Pemborong harus menyediakan seluruh alat Sanitary beserta kelengkapan-kelengkapannya yang dibutuhkan
seperti yang dicantumkan dalam daftar kebutuhan bahan yang dipakai.
b) Pemborong harus menyediakan transportasi dan gudang yang ditentukan sampai ke lokasi pekerjaan.
c) Semua ketentuan bahan-bahan yang harus disediakan oleh pemborong didasarkan atas Standard Normalisasi
Indonesia (SNI) dan Pemeriksaan Umum Bahan-Bahan (PUBB)
d) Apabila terdapat Peralatan Sanitary Fixtures yang telah dinyatakan tidak baik oleb Konsultan Pengawas, maka
pemborong harus mengangkut alat sanitary tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu yang disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas.

8.4. Daftar Bahan Yang Dipakai


Alat Sanitary digunakan dan Merk INA dan atau yang setara dengan pilihan warna standard Jenis dan Type yang
dipakai lihat Daftar Matrik Bahan atau Outline Speck pada RAB

8.5 Cara Pemasangan


a) Pada dasarnya pemasangan alat-atat saniter termaksud diatas dilakukan seperti lazimnya dengan memperhatikan
pedoman-pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya.
b) Pada pemasangan washtafel dan Urinal, dinding tedebih dahulu di bor kemudian diberi fiser yang panjangnya dan
jumlah skrupnya disesuaikan dengan beratnya washtafel.
c) Dempul Karet (Seal) dengan kwalitas baik agar dipergunakan untuk mencegah kebocoran dan perembesan.
d) Seluruh pemasangan alat sanitary Fixtures harus berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing, jika terdapat
alat sanitary yang pemasangannya tidak memenuhi ketentuan, maka alat tersebut harus dibongkar dan diperbaiki
kembali sebagaimana mestinya
e) Pada akhir pemasangan, seluruh alat Sanitary Fixtures harus dites, baik instalasi air bersih maupun untuk instalasi
air kotor apakah berfungsi atau tidak, terutama pada lubang-lubang pembuangan air kotor.

8.6 Cara Penyimpanan


a) Alat sanitary yang sudah berada di lapangan tetapi belum sempat dipasang, maka alat-alat tersebut harus
digudang / ditempat yang aman dari segala benturan-benturan benda keras
b) Pelindung pengaman dari pada alat sanitary yaitu berupa rangka-rangka kayu serta sterofoam harus tetap
dipertahankan diwaktu penyimpanan agar terlindung dan pecahnya alat sanitary tersebut.
c) Penyimpanan alat sanitary secara ditumpuk tidak diperkenankan, terkecuali bahan pelindung cukup kuat untuk
mendukung bahan yang diatasnya.
Cara penyimpanan alat Sanitary Fixtures harus disusun sedemikian rupa dan ditempatkan pada masing-masing tempat
yang telah ditentukan, agar sewaktu pemasangan alat tersebut lengkap tidak ada yang kurang karena hilang.

Pasal 9. URAIAN PERSYARATAN PEKERJAAN YANG BELUM TERURAIKAN

Jika terdapat jenis pekerjaan yang belum teruraikan / terlewatkan didalam Rencana Kerja dan persyaratan ini, maka
pekerjaan tersebut akan dibuatkan RKS nya / menyusul, yang sama mengikatnya dalam kontrak

Pasal 10. PEMBERESAN SETELAH MASA KONSTRUKSI

Seluruh pekerjaan pemberesan setelah masa konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor diantaranya :
1. Pembersihan Lantai, Kaca, Atap, Kusen dan sebagainya
2. Pembuangan bekas puing-puing bangunan
3. Pembongkaran Pengawas keet, los kerja, kantor Kontraktor.
4. Pembongkaran Pagar Pembatas.
5. Pembongkaran gundukan-gundukan tanah/batu-batu yang sudah tidak terpakai lagi.
6. Pemberesan Bekas stoot dan papan cetakan/acuan
7. Pembetulan Jalan yang rusak yang diakibatkan oleh pengangkutan material didalam komplex.
8. Pembuangan sampah-sampah
9. Dan sebagainya yang diperkirakan akan mengganggu keindahan sehubungan dengan masa penyerahan
pertama.
Seluruh sampah-sampah tersebut harus dibuang keluar site ke tempat pembuangan sampah telah ditunjuk oleh
Konsultan pengawas, serta barang-barang yang masih diperkirakan akan dipakai harus disimpan tersusun rapih
ditempat yang telah ditunjukan oleh Konsultan Pengawas.

38
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

E. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PERSYARATAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL

BATASAN DAN LINGKUP PEKERJAAN

Masukan pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah Pengadaan dan mendatangkan seluruh peralatan dan accessories yang
mungkin secara detail tidak tergambarkan atau tidak terspesifikasikan dengan sempurna namun merupakan komponen dari
instalasi sebagai suatu sistem agar bekerja/beroperasi dengan baik. Secara garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :

BANGUNAN
a. Penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan yang diperlukan secara lengkap.
b. Penyediaan dan pemasangan Panel Tegangan Rendah yang terdiri dan Main Distribution Panel (MDP), dan Lighting
Panel (LP).
c. Penyediaan dan pemasangan pembangkit tenaga listrik darurat atau Diesel Gesnet.
d. Penyediaan dan pemasangan kabel Feeder dan Panel Gardu PLN ke MDP, dari MDP ke LP dan instalasi kabel-kabel
dari LP ke outlet (stop kontak) atau (lampu-lampu, memakai jenis dan penampang kabel masing-masing seperti pada
Gambar Rencana.
e. Penyediaan dan pemasangan lampu-lampu penerangan dengan sistem “Lampu Hemat Energi”.
f. Penyediaan dan pemasangan stop kontak, saklar, outlet box, juction box dan lain-lain.
g. Penyediaan dan pemasangan tray kabel.
h. Penyediaan dan pemasangan sistim instalasi pertanahan.
i. Penyediaan dan pemasangan instalasi Penangkal Petir.
j. Penyediaan tenaga Ahli untuk pelaksanaan serta tenaga ahli untuk pengujian instalasi yang terdaftar di PLN seterrpat

PRASARANA
a. Penyediaan bahan-bahan yang diperlukan secara lengkap yang mempunyai Sll/LMK
b. Penyediaan dan pemasangan instalasi kabel tegangan rendah dari gardu PLN ke MDP, dari MDP ke LP dan lain-lain.
c. Penyediaan dan pemasangan sistim penerangan luar.
d. Penyediaan tenaga ahli untuk pelaksana .serta tenaga ahli untuk pengujian instalasi.

Contoh bahan-bahan yang diserahkan adalah:


a. Untuk instalasi penerangan:
Fixtures lampu, boll/bola lampu, kapasitor, ballast, rangka dudukan. gantungan fixtures, konduit. gantungan lampu,
sakelar, panel, dan isian panel seperti kontraktor, switch. MCCB, MCB, kabel-kabel, kabel tray dan Accessoriesnya,
outlets dan lain-lain.

b. Apabila kontraktor sudah menentukan suatu merek, type dan sudah mengajukan pada waktu penawaran lelang, maka
berarti material tersebut dalam kurun waktu selama proyek ini berjalan sudah pasti dapat diperoleh.

Pekerjaan in harus dilaksanakan oleh kontraktor yang mempunyai Pas instalatis PLN minimaI kelas C tahun takwin
2005/2006. Apabila tedapat konflik teknis pengadaan dan pengerjaan dan pada masing-masing instalasi ataupun dengan
macam instalasi lain yang akan digambarkan/diinformasikan pada gambar tender dan baru muncul pada waktu
pelaksanaan maka kewajiban kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya yang disarankan pada Pemilik atau Perencana
dengan melalui perantara Direksi Pekerjaan tanpa tambahan biaya.

Untuk semua material yang akan digunakan maka kontraktor harus melampirkan brosur/catalog pada waktu penawaran
lelang dan hal ini adalah mengikat.

Dalam brosur ini harus dijelaskan type, rating dan pada bahan tersebut. Dalam mengajukan penawaran kontraktor harus
memperhitungkan juga biaya pengetesan sebagai berikut :

39
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a. Pengetesan terhadap instalasi “Keur”. Keur ini harus dilakukan sesuai prosedur P.T. PLN (PERSERO) atau badan lain
yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas biaya kontraktor.
b. Trial run dari seluruh instalasi yang terpasang dimana pelaksanaannya menjadi tanggungan kontraktor terrnasuk
penyediaan daya listrik untuk pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan jalan dibebani (kalau hal ini dimungkinkan)
ataupun dioperasikan.

Khusus terhadap pengujian pada instalasi penerangan, maka seluruh lampu atau sebagian dinyatakan selama 12 jam
secara terus menerus pada tiga kesempatan yang berlainan serta hari yang berlainan.

KWALITAS BAHAN/PERALATAN

a. Semua bahan dan peralatan harus dalam keadaan baru, kondisi prima dan tanpa cacat sedikitpun dalam keadaan
terpasang.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan-peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud atau tercantum
dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini.
c. Peralatan dengan merk lain yang diizinkan untuk mengganti merk yang dimaksud, harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh dari peralatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis ini untuk disetujui Direksi
Pekerjaan sebagai bukti memenuhi persyaratan peralatan yang diminta spesifikasi teknis ini.

PANEL TEGANGAN RENDAH BANGUNAN

Semua sistim Panel, detail rating darirel/busbar dan circuit breaker sesuai dengan Gambar Rencana.
Yang termasuk panel tegangan rendah disini adalah Main Distribution Panel (MDP), dan Lighting Panel (LP) serta sistim
pertanahannya.

Panel-panel tersebut dipasang pada tempat yang ditentukan sesuai dengan Gambar Rencana.

MAIN DISTRIBUTION PANEL (MDP)

PANEL BOX (CUBICLE)

Panel box/cubicle dibuat untuk tegangan 400 volt dan sesuai dengan aturan IEC 439 dan PUlL 1987 dan cocok untuk
temperatur sekeliling 40° C, serta memenuhi IP 31 menurut IEC 144.

Panel box type standing free dengan bahan plat baja ukuran tebal minimal 2 mm dan dicat warna abu-abu tahan karat (cat
bakar).

Rel/busbar dari bahan tembaga dan dicat dengan ukuran busbar sesuai dengan Gambar Rencana. Rel/busbar harus tahan
terhadap gaya elektro mekanik akibat hubung singkat sesuai dengan aturan PUIL 1987 dan mempunyai earthing busbar
maupun netral busbar yang ukurannya sama dengan busbar phasenya.
Pada bagian depan panel diberi wiring diagram yang menerangkan susunan sistim peralatan dalam Panel dari logam.
Panel maker harus dari pabrik yang mempunyal izin/sertifikat dari P.T. PLN (PERSERO) (LMK).

MOULDED CASE CIRCUIT BREAKER (MCCB)

Incoming feeder menggunakan alat proteksi Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) juga out going feeder untuk ke Power
Panel atau ke Lighting Panel menggunakan alat proteksi MCCB. MCCB jenis 3 pole sesuai dengan kebutuhan dan menurut
standard IEC 157-1, pasangan fixed type dilengkapi dengan trip secara mekanis dengan proteksi adjustable themal release
dan adjustable magnetis release.

40
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Data-data teknis:

• Rating tegangan : 400 volt


• Jumlah pole : 3 sesuai dengan Gambar Rencana
• Adjustable Thermal Release : dengan setting arus minimal sesuai dengan Gambar Rencana.
• Adjustable.Magnetis Release : sesuai Gambar Rencana
• Breaking Capacity : sesual Gambar Rencana
• Merk MCCB : Siemen’s, AEG, MG

ALAT - ALAT UKUR DAN INDIKATOR

Matering terdiri dart Volt meter dan Ampere meter.

1. Trafo arus

Data teknis:

• Rating tegangan : 400 volt


• Rating arus primer : sesuai Gantar Rencana
• Rating arus sekunder : 5A
• Rating output : sesuai Gambar Rencana
• Class : 1.0

2. Amperemeter

Data teknis :

• Sesuai dengan : IEC 51


• Class : 1.5
• Hubungan ke trafo arus : 5A
• Kapasitas beban lebih : 3x

3. Voltmeter

Data teknis :

• Sesuai dengan : IEC 51


• Class : 1.5
• Range Tegangan : 0-500 V
• Kapasitas overload : 1.2 x
• Sistim moving iron untuk pengukuran AC
• Merk : AEG, MG, Siemen atau setara.

4. Selector Switch

• Rating arus : l6Arnp


• Rating tegangan : 400 V, 50 Hz
• Pole : 3 poles
• Type : rotary switch

5. Lampu indikator

Tabular lamp, pijar 5 watt, diameter 5,4 mm


warna : merah, kuning, hijau.

41
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

LIGHTING PANEL (LP)

PANEL BOX

• Lighting Panel (LP) direncanakan untuk sistim 3 phasa 4 kawat tegangan 220/380 V dengan sistim solid grounded dan
netral juga di tanahkan, sesuai dengan Gambar Rencana.
• Panel tersebut untuk mensupply receptacle outlet (stop kontak) atau peralatan dan untuk mensupply lampu
penerangan, yang cocok digunakan untuk temperatur sekitar 35 ° C.
• Panel wall mounted dengan bahan dari plat baja tebal minimal 2.0 mm dicat wama abu-abu seperti MDP dan harus
memenuhi Ip 31 sesuai dengan IEC 144.
• Isi panel terdini dari MCCB untuk incoming dan MCB (miniature Circuit Breaker) untuk ke beban-beban rel (busbar),
indikator lampu, wiring dan lain-lain.
• Reel/busbar terdiri dani busbar fasa, netral dan busbar pertanahan. Rel/busbar dan bahan tembaga dicat, dengan
dimensi sesuai Gambar Rencana dan lampu menahan terhadap gaya elektro mekanik akibat hubungan singkat
Hubungan netral dan sistim penahan sesuai dengan PUlL 1987.
• Susunan peralatan dalam panel disesuaikan dengan urutan load schedule Panel pada Gambar Rencana dan diberi
code nomor circuit (group) setiap alat proteksi MCB sesuai denan Gambar Rencana.
Pada maker dari pabrik yang sudah mempunyai surat izin dari P.T. PLN (PERSERO)/LMK.

MOULDED CASE CIRCUIT BREAKER (MCCB)

MCCB jenis 3 pole mengikuti IEC 157-1

Data-data Teknis :

• Rating tegangan : 220/400 volt


• Rating arus : sesuai Gambar Rencana
• Adjustable thermal release : dengan setting arus ninimal sesuai dengan Gambar Rencana
• Breaking capacity : sesuai Gambar Rencana
• Merk : AEG, Siemens, MG

MINIATURE CIRCUIT BREAKER

CB jenis 1 pole dan 3 pole mengikuti IEC 157-1.

Data-data Teknis :

• Rating tegangan : 220 V atau 400 V


• Rating arus : sesuai Gambar Rencana
• Type : Type L untuk supply beban lampu
• Type : Type G untuk supply beban peralatan/stop kontak
• Breaking capacity : sesuai Gambar Rencana
• Merk : AEG, Siemens, MG

TIME SWITCH & CONTACTOR

Time switch digunakan untuk mengatur waktu penyalaan lampu secara otomatis dengan kerja untuk 24 jam dalam 7 hari
dengan melalui contractor maka sistim penerangan luar dapat menyala dan mati secara teratur menurut diagram yang
direncanakan :

42
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

a. Spesifikasi dan time switch sesuai dengan gambar.


b. Spesifikasi dari contractor sesuai dengan gambar.

INSTALASI

• Yang termasuk instalasi kabel disini adalah kabel dari MDP ke LP, dari LP ke stop kontak peralatan atau lampu
penerangan, serta accessoriesnya sehingga sistim dapat berfungsi dengan baik.
Spesifikasi dari kabel sesuai dengan SII, PUIL dan PLN/LMK.

• Kabel yang digunakan dengan rating maksimum 600 volt, 4 kawat atau 3 kawat sesuai dengan Gambar Rencana.
• Kabel dan Gardu PLN ke MDP, menggunakan jenis NYFGbY, sedangkan kabel jenis NYY dipakai dari MDP ke
sebagian LP dan Penerangan Luar, adapun kabel untuk instaIasi penerangan dan daya stop kontak/peralatan dipakal
jenis NYM dengan ukuran masing-masing seperti pada Gambar Rencana.
• Pemasangan kabel dari MDP ke LP dilindungi dengan pipa PVC atau EGA dengan ukuran pipa minimal 1.6 kali
diameter kabel dan tidak diperbolehkan ada sambungan kabel, dan pemasangan harus di klem dengan jarak
maksimal 1 m Kabel dari tray kabel ke stop kontak atau dari panel ke tray kabel dilindungi dengan PVC/EGA dengan
diameter pipa cukup longgar untuk pemasangan/penarikan kabel dalam pipa atau ninimal sesuai dengan PUIL 1987,
juga untuk digunakan pipa flexsibel untuk hal-hal tertentu dimana tidak dapat digunakan pipa bukan flexsible.
• Semua sambungan pipa kabel untuk ke utilitas/lampu atau stop kontak harus menggunakan terminal box dengan
cover yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah dan dilengkapi dengan skrup, merk LEGRAND atau setara.
• Pemasangan pipa tidak boleh Langsung di klem pada rangka plafond/ceiling, harus dipasang dan di klem pada pelat
beton kecuali instalasi di ruangan lantai teratas dengan tray kabel.
• Pemasangan kabel dalam tembok digunakan PVA/EGA dan Clipsal. Untuk pekerjaan prasarana, kabel tegangan
rendah ini harus memenuhi persyaratan kemampuan mengalirkan arus pada temperatur maximum kabel dalam
keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70° C dan temperatur maximum kabel untuk arus hubung singkat tidak lebih
250° C.
Sifat umum listrik dan sistem yang akan dilayani adalah :

• Tegangan kerja 380 V


• Tegangan nominal 600 V
• Tegangan uji type 3600V
• Tegangan uji pada rutin (15 menit) 2500 V
• Frekwensi pengenal 50 HZ
• Titik netral dibumikan langsung

Kabel yang dimaksud adalah kabel 3 inti (1 phasa + I netral + 1 ground) atau 4 inti (3 phasa + 1 netral) terbuat dan tembaga
lunak (anneal) dengan isolasi PVC yang diextriksi. Kabel ini akan dipasang dalam pipa PVC, kemudian mengalirkan arus
akan diperhitungkan terhadap temperatur tanah 20° C dan koefisien hambat panas tanah 100°C.cm/W.

Temperatur maximum kabel yang diizinkan adalah 75° C. Kabel harus terdiri :

• Dua atau empat penghantar yang terbuat dan kait tembaga dipilin atau tembaga “compacted” yang dipilin.
• Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.
• Lapisan ini harus dapat dengan mudah dikupas.
• Lapisan pengendap tahan air dikeliling urat-urat penghantar phase dan pengisi ruangan diantara kawat phasa.
• Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
• Pelindung dari pita baja diatas pengendap kedua sesuai dengan persyaratan IEC (NYFGbY).

Warna permukaan kabel sabagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :


Phasa : Merah, Kuning, Hitam
Netral : Biru
Arde : Hijau, Kuning

43
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Data-data Teknis :

a. Kabel NYY

• Conduktor : Solid and stardard copper wire


• Isolasi : PVC (Prodatur sheath)
• Warna isolasi : sesuai PLN/SII
• Temperature ambient : 20 - 40° C
• Jumlah core : 2, 3, dan 4
• Metoda pemasangan : ditanam dalam tanah

b. Kabel NYM

• Conductor : solid annealed copper


• Isolasi : PVC
• Jumlah core : 2,3 dan 4
• Ukuran : 1.5 mm² untuk kabel-kabel kontrol 2.5 mm²
keatas sesuai Gambar Rencana
• Warna isolasi : standard PLN/SII
• Temperatur ambient : 20 - 40° C
• Methoda pemasangan : terletak pada tray kabel & diikat dengan plastik strap atau ditanam pada
dinding dan diklem pada beton dilindungi pipa EGA/Clipsal.
Kabel yang digunakan se-kwalitas Kabel Supreme.

LAMPU PENERANGAN.

Kontraktor harus menunjukan contoh dan perlengkapan fitting/armature housing, lampu, ballast, stater, dan accessoriesnya
secara komplit yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan spesifikasi ini. Untuk pekerjaan prasarana lampu yang
digunakan adalah sebagai berikut :
• Untuk bangunan jenis lampunya dapat dilihat pada Gambar Rencana..

KWALITAS

Lampu penerangan harus berkwalitas tinggi (lampu hemat energi) dengan memperhatikan faktor distribusi cahaya, tujuan
penggunaan, sistim pemasangan, ukuran yang tepat, ventilasi yang baik, daya tahan terhadap cuaca, benturan, faktor
keamanan, keindahan, sistim grounding dan pemeliharaan yang mudah.

HOUSING / ARMATURE

Semua housing/armature yang sejenis harud diperoleh dan satu pabrik dan sama bentuknya sesuai dengan Gambar
Rencana dan dibuat dari plat baja (sheet steel) dengan tebal 0,7 mm yang dicat anti karat.

Housing terdiri dan body yang bertindak juga sebagal reflektor, box tempat ballast, capasitor serta dudukan, stater dan
dibuat dengan ukuran yang sesuai, sehingga dapat menahan getaran komponen. box tempat ballast berbentilasi untuk
menciptakan temperatur sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja serta
umur teknis komponen lampu itu sendiri. Merk : Armature setara Philips .

PENGECATAN

Bahan setelah terbetuk didegreasing dengan .deterjen untuk menghilangkan minyak. Treatment larutanobat (Uniphos) untuk
menghilangkan karat (russ remover) membikin kasar permukaan supaya proses anti karat dengan bahan-bahan kephas
(film coating untuk anti karat sehingga dapat merekat dengan kuat). Cat yang digunakan adalah powder coating.

44
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

LAMPU FLUORESCENT

Lampu yang dipergunakan dalam bangunan tsb. sebagal berikut :

• Pijar : 400 lumen


• SL1 xl3W : 900 lumen

INCANDESCENT LAMP (LAMPU PIJAR)

Lampu pijar standard clear untuk tegangan 220 V frekwensi 50 Hz dengan daya output illuminasi minima! sebagai berikut :
• Pijar l x 25 W = 450 lumen

Housing/armatur sesua/ Gambar Rencana dan item-item dengan cover glass sphare atau down light sesuai dengan Gambar
Rencana dan bestek.

STOP KONTAK, SAKLAR DAN JUNTION BOX

STOP KONTAK

Stop kontak dipasang dengan ketinggian 35 atau 120 cm diatas permukaan lantai atau disebut lain sesuai dengan Gambar
Rencana. Semua stop kontak harus dilengkapi dengan sistim pentanahan

Standard stop kontak menggunakan standard stop kontak (IP 413).

• Rating tegangan : 22O V untuk l fasa


380 V untuk 3 fasa
• Rating arus : sesuai dengan Gambar Rencana (minimal 16 A)
• Jumlah Pole : 3p + E (3fasa)
2p + E (l fasa)
• Perlengkapan : cable gland
• Jenis pemasangan : Inbouw atau outbow
• Proteksi : Dengan tutup dan plug locking
• Merek : Sekwalitas atau setara broko

SAKLAR

Saklar penerangan baik jenis single maupun double, serta saklar hotel dipasang pada ketinggian 150 cm dari muka lantai,
jenis outbow dan berbentuk bujur sangkar, kecuali disebutkan lain.

Pemasangan harus memakai ring lengkap dengan kontak (stelan) yang standard.

• Rating tegangan : 220 V, 1 fasa


• Rating arus : Minimal l0 A
• Merk : Sekwalitas atau setara broko

JUNCTION BOX (TERMINAL BOX)

Semua sambungan kabel instalasi menuju lampu maupun stop kontak dan lain-lain harus menggunakan keramik dan
dilindungi dengan junction box dan bahan ebonit selain itu kabel tray ada jenis pasangan wall mounted. Kabel Tray dari
besi yang digalvanized dengan bentuk dan dimensi seperti pada Gambar Rencana.

45
Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
UPTD PSRAMPK Pagaden-Subang

Penggantung atau penyangga atau kabel tray sendiri harus mampu menahan gaya berat kabel/1ampu dan kabel tray itu
sendiri serta beban sesaat yang tidak disangka. Kabel tray harus tahan terhadap korosi.
Kabe1 tray digunakan untuk tempat beberapa kabel atau tempat sekaligus untuk penggantung lampu sesuai Gambar
Rencana. Dimensi kabel tray sesuai dengan Gambar Rencana dan harus cukup menampung penempatan kabel sesuai
dengan PUIL 1987.

Penempatan kabel telephone tidak boleh disatukan dengan kabel listrik dalam satu kabel tray. Semua kabel tray harus
mempunyai ukuran bisa melayani dengan baik type konduktor sesuai dengan VDE, IEC, PUIL 1987 dan lain-lain ukuran
minimal conduit flexsible conuit PVC adalah memenuhi PUIL 1987 dan kabel supply lampu tidak boleh dalam satu
conduit dengan kabel supply stop kontak/peralatan.
perletakan kabel dalam kabel tray harus rapi, sejajar dan diikat dengan plastik strap (3 MO pada kabel tray. Belokan 90( barus
mempunyai jari-jari belkan minimal sebesar 15 kali diameter luar dari pipa conduit.

PENTANAHAN

Kawat pentanahan terbuat dari tembaga dengan ukuran sesuai dengan peraturan yang berlaku atau seperti yang
ditunjukkan pada Ganbar Rencana dimana ukuran minimum 6 mm², harus dipasang di tempat-tempat peralatan yang
perlu sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dihubungkan pada elektroda pentanahan yang efektif.
Kawat pentahanan harus kontinu sepanjang kawat tanpa ada sambungan-sambungan kecuali sambungan-sambungan
khusus dan telah disetujui. Penyambungan pada peralatan harus dipergunakan soket-soket khusus.
Semua papan hubung dan penggerak alat harus di ketanahkan secara efektif, semua pembukaan harus lebih sebelum
klem-klem pentanahan dipasang.
Pertanahan utama terdiri dari kabel BC 50 mm, yang ditanam secara vertikal kedalam tanah melalul pipa GIP ( 1" dengan
harga tahanan maksimum 2 ohm.
Sistim pentanahan harus terpisah dengan sistim Pentanahan Penangkal Petir
Semua pengaman ketanah harus sesuai dengan peraturan PUIL 1987.

46

Anda mungkin juga menyukai