Spesifikasi Teknis 1
o Pek. Bor Listrik Untuk Melubangi Besi
o Plat Besi Tipis 6 mm s/d 10 mm
o Mur Baut Biasa dia 10 mm s/d 16 mm (5cm)
o Fisher dia 12 cm s/d 20 cm
- Pekerjaan Pasangan Gording dan Balok Tarik
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
- Pekerjaan Penutup Atap
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite)
- Pekerjaan Pengecatan
o Pek. Pengecatan Besi berikut Menie 3x
A3. Pemasangan Paving Blok di Areal Dasar TB2
o Pek. Urugan Tanah (Tanah Setempat)
o Pek. Pemadatan Tanah per 20 cm (Tanah Setempat)
o Pek. Pasangan Bata Merah 1 : 5
o Pek. Plasteran 1 : 5 (t=1,5 cm)
o Pek. Acian PC
o Pek. Pasangan Paving Blok Natural 6 cm
B. Bagian Kontrak 2 – Penambahan Fasilitas Jemuran dan Pelayanan Lain
B1. Penambahan Tempat Jemuran
- Pekerjaan Tanah
o Pek. Galian Tanah Biasa
o Pek. Urugan Pasir Urug (Bawah Lantai Beton)
- Pekerjaan Pasangan dan Beton
o Pek. Pasangan Batu 1 : 5
o Pek. Pasangan Rorak Bata Merah 1 : 4
o Pek. Beton Mutu f'c = 7,4 Mpa (K100), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,87 (Lantai Beton)
Pekerjaan Ring Balk 15/20
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Balok
Pekerjaan Sloof 15 x 15
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Sloof
Pekerjaan Kolom 15 x 15
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Balok
o Pek. Pasangan Bata Merah 1 : 4
o Pek. Plasteran 1 : 4 (t=1,5 cm)
o Pek. Acian PC
- Pekerjaan Atap
Spesifikasi Teknis 2
o Pek. Besi Hollow 4 x 4 2 mm/ Profil Ex DN (Rangka Atap)
o Pek. Besi Hollow 4 x 4 2 mm/ Profil Ex DN (Rangka Penutup Samping)
o Pek. Besi Hollow 4 x 4 2 mm/ Profil Ex DN (Rangka Penutup Belakang)
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite) (Penutup Atap)
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite) (Penutup Samping)
- Pekerjaan Pelengkap
o Pek. Pengecatan Tembok Dinding 3x
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Tempat dan Tiang Jemuran)
o Pembuatan Plat Duiker
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Plat
B2. Perbaikan Tempat Jemuran yang Lama
- Pekerjaan Bongkaran
o Bongkaran Besi Hollow 4 x 4 Dinding Depan (Bongkaran Dipakai Lagi)
o Memotong Besi Pipa Galvanis Medium
- Pemasangan Kembali Besi Hollow 4 x 4 Hasil Bongkaran
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Perbaikan Tempat dan Tiang
Jemuran)
o Pembuatan Plat Duiker
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Plat
B3. Kanopi Selasar
- Pekerjaan Pembuatan Kuda-Kuda Kanopi
o Pek. . Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
o Pek. Las Listrik
o Pek. Bor Listrik Untuk Melubangi Besi
o Plat Besi Tipis 6 mm s/d 10 mm
o Mur Baut Biasa dia 10 mm s/d 16 mm (5cm)
o Fisher dia 12 cm s/d 20 cm
- Pekerjaan Pasangan Gording dan Balok Tarik
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
- Pekerjaan Penutup Atap
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite)
- Pekerjaan Pengecatan
o Pek. Pengecatan Besi berikut Menie 3x
B4. Penyekatan Ruang Mushala di TB 1 dan TB 2
o Pek. Pemasangan Dinding Pemisah Gypsum Rangkap, Rangka Besi Hollow
o Pek. Pengecatan Tembok Dinding 3x
o Pengadaan Sketsel (Penyekat Ruangan Portabel)
B5. Penataan Gudang Ruang Bawah Tangga (TB1 dan TB2)
Spesifikasi Teknis 3
o Pek. Pemasangan Dinding Pemisah Gypsum Rangkap, Rangka Besi Hollow
o Pek. Pemasangan Kusen Alumunium 4” Warna
o Pek. Pemasangan Rangka Pintu Alumunium Warna (1,88 x 0,88)
o Teak Wood 4 mm Ukuran Pintu
o Engsel Pintu Standard
o Kunci Silinder Untuk Pintu Alumunium Sloot Pintu Berikut Rantai
o Pek. Pengecatan Tembok Dinding 3x
o Pengadaan Rak Besi 4 x 2 m
Untuk pekerjaan tersebut Pemborong harus menyediakan:
➢ Tenaga kerja, tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
➢ Alat-alat bantu seperti mesin pengaduk beton, mesin pemadat tanah, alat las listrik, alat ukur dan lain-
lain.
➢ Bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk setiap pekerjaan yang harus
didatangkan kelapangan tepat pada waktunya.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian kerja dan syarat-syarat,
gambar, bestek dan detail serta keputusan Pemimpin Proyek/Pengawas Lapangan.
Spesifikasi Teknis 4
- SK SNI No. T-15-1991-03
- Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP
- Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979
- Persyaratan Cat Indonesia NI-4
- Peraturan Kapur Indonesia NI-7
- Peraturan Semen Protland Indonesia NI-8
- Peraturan Bata merah sebagaangi bahan bangunan NI-10
- Peraturan dan ketentuan yang lain dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan.
4.2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disyahkan oleh Pemberi Tugas termasuk pula
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh Penyedia Jasa dan sudah disyahkan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Spesifikasi Teknis dan BoQ
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
d. Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Penyedia Jasa
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang sudah disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pemberi
Tugas
Spesifikasi Teknis 5
PASAL 7. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
7.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Penyedia Jasa
dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim
pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
7.2. Penyedia Jasa wajib memasukan identifikasi dan alamat bengkel kerja (Workshop) dan peralatan yang
dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
7.3. Alamat Penyedia Jasa dan Pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat Penyedia Jasa, Pelaksana wajib memberitahu secara tertulis.
Spesifikasi Teknis 6
10.8. Settting Out.
13.2. Kedalaman serta lebar galian mengacu kepada RAB yang telah dibuat serta hasil pembahasan rapat
persiapan pekerjaan dan hasil MC-0
13.3. Material hasil galian disimpan di lokasi yang tidak berjauhan dengan lokasi galian untuk memudahkan
pengurugan kembali tanah.
13.4. Apabila terdapat material atau bahan yang tidak bias diangkat pada area/jalur galian maka solusi
ditentukan atas instruksi konsultan pengawas dengan sebelumnya berkonsultasi serta memberikan
informasi kepada pemberi tugas.
Spesifikasi Teknis 7
13.5. Material lain selain yang terdapat dalam RAB yang memang memerluakan penangan menjadi tanggung
jawab penyedia jasa dengan menginformasikan penanganan nya baik itu aspek teknis maupun non teknis
kepada konsultan pengawas dan pemberi tugas.
13.6. Hard Material yang memang harus diangkat/digali tidak boleh mengalami kerusakan fatal untuk kemudian
dipasang kembali.
Spesifikasi Teknis 8
- Dilaksanakan pada pasangan pondasi atau pekerjaan lain yang dinyatakan memakai pasangan batu
kali.
- Batu belah sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran.
- Pemasangan batu kali harus bersilang, pemberian adukan harus penuh berisi/tidak boleh ada yang
berongga.
- Tinggi pasangan batu kali tidak boleh lebih dari 0,50 m’ pada setiap harinya.
- Bagian pasangan batu kali harus diplester kaprot sesuai dengan jenis adukan yang dipakai
pasangan.
- Proses pengeringan pasangan harus dibantu dengan siraman air.
- Selama pasangan batu kali belum secara utuh selesai (persekian meter), lobang pondasi tidak
dibenarkan diurug.
Spesifikasi Teknis 9
pendahuluan dan persetujuan, conto seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai
sedikitnya 14 (empat belas)hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan bahan-bahan
lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirka. Bahan harus diayak dan dicuci sebagaimana
diperlukan untuk menghasilkan.
c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipaki agregat alami atau buatan yang memenuhi persyaratan PBI 1971 (NI-2) pasal
3.3, 3.34 dan 3.5. Agregat tidak oleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan
tulangan terhadap karat. Untuk itu pelaksana konstruksi harus mengajukan contoh yang memenuhi
persyaratan dari berbagai sumber terlebih dahulu.
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton apesui/mortar dan speci injeksi harus dari air yang
bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi
syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-20 pasal 3,6.
e. Baja Tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih besar dan
sama dengan 16 mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm,
sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British Standard No, 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.
2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja , penggantian dengan diameter
lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi.
3). Semua baja tulanagan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan diameter
serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh
mungkin terhadap karat.
f. Bahan Campuran (additives)
1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang disebut tegas
dlam Gambar Kerja (SPESIFIKASI TEKNIS) harus seijin tertulis dari , Pengawas.
2). Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak oleh dipakai. Sedangkan
untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak boleh bahan kedap air yang
mengandung bahan stearate. Bahan campuran tambahan beton karus sesuai dengan iklim tropis AS
1978 & ASTM C 494 Type B & B sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan penunda
pengerasan awal.
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda
uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat ersetujuan , Pengawas.
4). Untuk menyambung kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai bahan perekat
CALBOND sebelum di cor dengan beton baru serta permukaannya harus dikasarkan . jumlah
pemakaiaan untuk 1m² adalah 0,3 liter CALBOND dicampur dengan larutan semen/PC sekitar
25%nya dengan cara ditaburkan.
15.4. Persyaratan Teknis
a. Komposisi campuran beton
1). Beton dibentuk dari semen protland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang ditentukan ;
smuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan di olah sebaik-baiknya sehingga sampai
Spesifikasi Teknis 10
didapat kekuatan yang tepat.
2). Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut,harus memenuhi syarat mutu beton menurut
Pbi 1971, disertai sertifkat hasil pengujian labolatorium pengujian beton dilaksanakan 4 (empat) kali
tahapan.
3). Ukuram maksimum dari agregat kasar dalam bentuk tidak boleh melampaui ukuran yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah lubang agar tulang
tidak terjadi rongga-rongga beton.
4). Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk sebagai pekerjaan
(sesuia kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu kewaktu selama berjalannya pekerjaan demikian
juga pemeriksaaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor
air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang
dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya). Pengujian beton akan dilakukan
oleh Pelaksana konstruksi dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan-tujuan seperti diatas dan Pelaksana konstruksi tidak berhak claim atas perubahan-perubahan
yang demikian.
b. Pengujian dari Konsistensi Beton dan benda-benda uji Beton
1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan Konsistensi yang baik dan untuk penyesuaian variasi kandungan lembab atau gradasi
(perbutiran) dari agragat waktu masuk pada mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk
mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton utuk setiap kali pengadukan
sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cn untuk segala beton yang dipergunakan.
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melalui pengujian biasa dengan silinder berukuran
15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian
slump disesuaikan dengan NI-2 PBI 1971 dan Pelaksana konstruksi harus menyediakan fasilitas
yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif, frekuensi akan
ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).
c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoan 5 m³ dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan
d. Persyaratan pelaksanaan
1). Rencana Cetakan
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan pada Gambar Kerja. Bahan
yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari , Pengawas
sebelum pembuatan cetakan dimulai.
- Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua kali) bolak-balik, atau setiap permukaan hanya
1 (satu) kali.
Spesifikasi Teknis 11
- Semua cetakan harus kokoh
Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga menghasilkan
beton yang lurus rata. Dipersyaratkan untuk beton tampak (exposed) adalah semi exsposed
artinya setelah cetakan dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalusan.
- Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan diminyaki secara merata untuk cegah lekatnya
beton pada cetakan.
- Celah-celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga pada waktu pengecoran
tidak ada air adukan yang keluar.
2). Baja Tulangan
- Baja tulangan beeton yang belum dipasang harus bersih dari serpih-serpih, karat minyak gemuk
dan lapisan lai yang merusak atau mengurangi daya lekat dalam beton. Bentuk baja tulangan
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar.
- Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Kerja. Agar tulangan tetap
tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bindrat) dengan
bantalan blok-blok beton cetak/beton decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam, perenggang,
specer atau logam gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk
baja tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada
batang yang turun.
- Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan
serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi tertentu seperti :
kolom dan balok 2,5 cm, plat beton 1,5 cm.
- Penyambungan jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap pada sambungan untuk
tulangan-tulangan dinding tegak (vertikal) dan kolom sedikitnya harus 40 (empat puluh)
diameter batang.
3). Pengadukan , pengangkutan, pengecatan, pemadatan dan perawatan beton harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan didalam PBI 1971 pasal 6.1 sampai dengan pasal 6.6.
4) Mengaduk
Bahan-bahan pembetuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk Beton” yaitu
Bath Mixer atau Portable Continus Mixer, dalam hal hal ini harus dijaga adukan plastis merata dan
tidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur
sedemikian rupa, sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang
sama. Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur, sehingga
pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap mesin pengaduk
dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan jumlah adukan.
Disarankan memakai adukan siap pakai “Beton Ready Mix” agar kualitas beton lebih konsisten
dan leih cepat dalam pelaksanaannya.
5). Suhu
Suhu beton watu di cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan bila suhu beton yang ditaruh
berada antara 27 sampai 32 derajat celciuis, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
di cor.
Spesifikasi Teknis 12
6). Pengakutan Beton
Cara-cara dn alat-alat yang digunakan untuk pengakutan beton harus sedemikian rupa sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump.
7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan pemasangan instalasi-instalasi yang
harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikat serta lain-lain telah selesai dikerjakan.
Asebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan telah disetujui
Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus
bersih dari air yang tergenang, reruntuhan dan barang lepas. Permukaan bekisting dari bahan-
bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban air dari beton yang bau di cor tidak akan diserap.
- Pada pengecoran, beton baru kepermukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu permukaan
beton lama tersebut harus bersih, dilembabkan dan dikasarkan. Pada sambungan pengecoan
ini harus dipakai perekat beton yang dietujui oleh Pengawas Lapangan.
- Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih
berlanjut terhadap sistem strukur/penulangan yang ada.
- Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus dilakukan sebelum
pengecoran dimulai. Terutama menyangkut pipa-pipa sparing yang menembus/tertanam dalam
beton untuk keperluan setiap disiplin kerja.
- Beton boleh dicor hanya aktu , Pengawas serta Pelaksana konstruksi ada ditempat kerja dan
persiapan betul-betul memadai.
- Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutanya keposisi
terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak terjadi pemisahan antara kerikil dan spesi
pada waktu pengecoran.
- Pengecoran beton untuk bagian vertikal seperti kolom, harus menggunakan tremie dengan
tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) m. Pengecoran beton untuk bagian horizontal seperti :
plat, balok, parapet harus dicor lapis demi lapis horizontal menyeluruh dengan ketebalan
perlapis < 50 cm . , Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama seingga sedemikian
rupa sehingga apeci/mortal terpisah dari agregat kasar. Suatu pengecoran yang sudah dimulai
pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum bagian itu selesai.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia bebas dari kantong-
kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala alat penggetar (Vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan
airnya.
Spesifikasi Teknis 13
- Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam pelaksanaannya lebih efektif
diwajibkan menggunakantremie yang disediakan oleh Pengusaha “ Beton Ready Mix”.
8). Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
Waktu dan cara-cara pembukan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat diijinkan dibebani setelah berumur 28
(dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.
9). Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas)
hari secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk mencegah kerusakan dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan
berhak menentukan cara/sistem perawatan yang harus dilaksanakn pada setiap bagian pekerjaan
beton.
10). Perlindungan (Protection)
Pelaksana konstruksi harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang terbuka haus dilindungi dari sinar
matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) hari sesudah pengecoran. Perlindungi seperti itu harus
dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
11). Perbaikan permukaan beton
- Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak yang dengan baik menurut
gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap
tidak sesuai dengan spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pelaksana konstruksi. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin Pengawas
Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka teknik penambalan harus
dilaksanakan sebagai berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari ; sarang
kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lubang-lubang baut, ketidakrataan dan bengkok
kecil, maka dilaksanakan dengan pemahatankemudian digosok dengan gurinda.Lubang-lubang
pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga pengisian pengisian
akan terkunci rapat ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 (dua
puluh empat) jam sebelum di cor.
12). Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
- Semua gamgar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyarata seperti yang
terurai dalam SPESIFIKASI TEKNIS ini.
- Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip harus di buat Shop
Drawing untuk dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.
Spesifikasi Teknis 14
Ukuran lebih pendek diperbolehkan apabila memang ukuran kurang dari 2 m yang diperlukan.
16.3. Sisa papan dimana akan dilakukan penyambungan supaya diketam rata dan lurus, untuk menjamin
kerapatan sambungan. Demikian pula untuk sisi dimana akan berfungsi sebagai rel untuk papan penutup
pada sisi pengecoran.
16.4. Pemasangan acuan harus dilakukan dengan penuh ketelitian, baik ukuran, tegak lurus, tidak bengkok-
bengkok ataupun patah sambungan acuan / miring.
16.5. Acuan harus dipasang sedemikian kuatnya sehingga sanggup menahan getaran-getaran vibrator, beban
beton dan kejutan lainnya tanpa mengalami perubahan bentuk.
16.6. Perintah membongkar acuan karena kurang ketelitiannya pekerjaan / pemasangan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Pemborong.
16.7. Beberapa saat dilakukan pengecoran beton acuan harus dibasahi untuk merapatkan sambung-
sambungan, celah-celah yang memungkinkan air semen keluar harus disumbat dengan kertas
pembungkus semen.
16.8. Acuan baru boleh dibuka setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai dengan yang disyaratkan
PBI 1971.
16.9. Setelah acuan dibuka, Pemborong tidak boleh melakukan apapun pada permukaan beton, tanpa izin
tertulis dari Direksi.
Spesifikasi Teknis 15
tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/finish.
j. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang
teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama juga berlaku untuk
ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam
koordinasi dengan Gambar pelengkap dari AR, STR, ME, dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai biaya
tambah
k. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dari karat harus
diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan.
l. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas/Direksi dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
m. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/ pemasangan
semua bagian Konstruksi besi/baja/allumunium.
17.2. Penyambungan dan Pemasangan
a. Pengelasan :
Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat. Logam yang akan dilas harus bersih dari retak dan
cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Juga permukaan
yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan dibengkel/ pabrik dan atau dalam ruangan yang beratap,
bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda kerja ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan
las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
b. Las perapat / Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari suatu benda) saling berdekatan, harus digunakan las
perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah diberikan detailnya atau tidak
dalam Gambar Kerja apakah barang tersebut terkena cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat
mengklaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
c. Macam dan tebal las:
• Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik)
• Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal untuk Konstruksi minimum ½ t V2
dimana t adalah tebal bahan terkecil.
• Panjang las minimum 8xtebal bahan atau 40 mm
• Panjang las maksimum adalah 40 x tebal bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan kekuatan baja yang dipakai
d. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan oleh Kontraktor sebagaimana
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah. Las yang menunjukan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor
e. Mur dan Baut :
Spesifikasi Teknis 16
• Mur dan Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar rencana
• Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang merata
antara satu dengan yang lainnya
f. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan, pemotongan dan meratakan harus
benar-benar rata/mendatar
g. Menembus,mengebor dan meluaskan lubang
• Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang tepat, boleh berbeda
masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
• Semua pembuatan lubang harus dibor
• Untuk lubang pada bagian Konstruksi yang disambung dan harus dijadikan satu dengan alat/
komponen penyambung, dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya.
Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan dibor atau diluaskan atau penyimpangannya tidak
boleh melebihi 0,5 mm. Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi
yang akan disambung dan harus dibersihkan.
Spesifikasi Teknis 17
PASAL 20. PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOCK
20.1. Lahan untuk penempatan pekerjaan Paving Block telah ditunjukan dalam Peta Situasi didalam gambar
kerja yang telah disetujui oleh Tim Teknis Penataan Lingkungan Permukiman, atau menurut arahan dari
Konsultan Pengawas.
20.2. Sebelum Pengurugan pasir, lahan yang akan dipasang Paving Block terlebih dahulu wajib dipadatkan
dengan stamper atau alat pemadat lainnya sekala kecil. Proses tersebut dilaksanakan sampai dicapai
kepadatan yang disyaratkan dan permukaan menjadi rata.
20.3. Paving Block yang dipergunakan adalah natural dan warna dengan ketebalan sesuai yang tercantum
dalam gambar yaitu t = 6 cm dengan kualitas minimal K-175 dan dibuktikan dengan hasil uji laboratorium
per-lima ribu buah paving.
20.4. Setelah pemasangan Paving, celah-celah pasangan Paving Block diisi dengan Abu Batu.
20.5. Pasangan Kansteen untuk Paving Block dipasang sebagai penutup pada sisi kiri dan kanan sebagai
penjepit Paving Block pedestrian taman sedangkan pada trotoar pinggir jalan menggunakan kerb.
Spesifikasi Teknis 18
- Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat perancah dan alat bantu yang
diperlukan.
b. Pekerjaan Besi
- Pekerjaan besi dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan las pemotong.
- Pernukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus dihaluskan dan menyiku terhadap bidang yang
dipotong, tepat dan rata sesuai ukuran yang diperlukan.
- Besi yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan setelah sebelumnya di cek
terlebih dahulu secara bersama-sama terkait jenis, ketebalan, serta hal lain yang diperlukan untuk di
cek sebelum dipasang.
c. Pekerjaan Las
- Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dibawah pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai keahlian dan pengalaman yang memadai.
- Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapat persetujuan.
- Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan, jens dan ukuran katode,
tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan arus listrik hatus diajukan kontraktor untuk
mendapat persetujuan direksi sebelum pekerjaan las dilaksanakan.
- Pelat pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain
yang dapat mempengaruhi mutu las.
- Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat poisisnya harus
disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
- Pengelasan dilakukan dengan sebaik-baiknya agar sambungan terikat secara penuh
d. Pekerjaan Bor Plat Angkur Baut.
- Semua lubang yang dibutuhkan harus dibor untuk seluruh tebal material.
- Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang tersebut dibor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya.
- Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan.
- Diameter lubang untuk angkur kecuali baut pas adalah 1,500 mm lebih besar dari diameter yang tertera
pada gambar rencana.
- Bekas bor plat angkur ditutup sealent dengan tebal sesuai dengan kebutuhan agar mencegah terjadinya
kebocoran
e. Handling untuk pemasangan.
Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah disetujui direksi
pekerjaan.
f. Pemasangan
- Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk memasangnya ditempat
pekerjaan.
- Semua pekerjaan harus dilakukan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
- Pengecekan hubungan tegangan dilakukan oleh kontraktor dan konsultan pengawas.
g. Pekerjaan rangka atap dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
Spesifikasi Teknis 19
22.3. Pekerjaan Penutup Atap
- Pekerjaan penutup atap menggunakan polycarbonat setara solarlite.
- Penutup atap dipasang pada seluruh bagian atap sesuai gambar rencana dengan kualitas baik.
- Pemasangan menggunakan paku kanopi antikarat.
- Pemasangan penutup atap harus rapat, lurus kesegala arah dan tidak terdapat kebocoran,
pemasangan menggunakan paku kanopi antikarat.
- Pada bagian paku atap dilapis dengan karet untuk mencegah kebocoran apa bagian bekas paku.
Spesifikasi Teknis 20
PASAL 26. PENYELESAIAN PEKERJAAN
26.1. Sebelum Penyerahan Pertama yang direncanakan, Pemborong harus meneliti bidang-bidang pekerjaan
yang belum sempurna dan harus segera memperbaiki dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung
jawab.
26.2. Pekerjaan yang perlu mendapat penelitian akhir antara lain, penyelesaian konstruksi atap, penyelesaian
tembok, pemasangan kusen-kusen, pemasangan pintu dan jendela, penyelesaian pemasangan list-list
langit-langit / jendela, kerapihan pemasangan keramik, kesempurnaan pengecatan terutama dibagian
belakang dan tembok-tembok tersembunyi, lampu-lampu sesuai dengan jenis dan besarnya watt serta
pengecekan pemasangan kaca-kaca. Harus diteliti pada kerapihan pemasangan atap, talang-talang,
listplank, saluran-saluran dan sebagainya.
26.3. Pada waktu penyerahan pekerjaan ruangan harus sudah rapi, licin dan mengkilat, serta dibersihkan dari
segala macam sampah dan kotoran lainnya.
26.4. Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan ini seluruhnya dengan baik sehingga memuaskan Direksi
dan Bouwheer, serta tidak memerlukan lagi pekerjaan perbaikan.
26.5. Meskipun telah ada Pengawas, dan unsur-unsur lainnya semua penyimpangan dari ketentuan bestek
dan gambar tetap menjadi tanggungjawab Pemborong. Kecuali ada bukti tertulis bahwa perintah
penyimpangan tersebut atas perintah Direksi, yang dapat ditunjukan kepada Direksi/Bouwheer.
26.6. Setelah Penyerahan Kedua, semua barang-barang/peralatan yang menjadi milik Pemborong harus
segera diangkut dari lokasi proyek.
Spesifikasi Teknis 21