Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN KANOPI, PENAMBAHAN FASILITAS JEMURAN DAN


KELENGKAPANNYA
BALAI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN PERUMAHAN JAWA BARAT

PASAL 1. URAIAN UMUM


1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan
Nama Proyek : Pembangunan Prasarana Sarana dan Utilitas di Rusunawa Ujung Berung
Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Kanopi, Penambahan Fasilitas Jemuran dan
Kelengkapannya
Kota : Bandung
Sumber Dana : APBD
Tahun Anggaran : 2017

Uraian Pekerjaan yang akan dilaksanakan:


1. Pekerjaan Persiapan
• Mobilisasi dan Demobilisasi
• Papan Nama Proyek
• Gudang dan Barak Pekerja
• Rambu dan Papan Peringatan
• Pelaporan, Dokumentasi dan As Built Drawing
2. Pekerjaan Konstruksi
A. Bagian Kontrak 1 – Pengadaan dan Pemasangan Kanopi
A1. Pembuatan Kanopi Rusunawa Ujung Berung Type P=21 (Selatan)
- Pekerjaan Pembuatan Kuda-kuda Kanopi
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
o Pek. Las Listrik
o Pek. Bor Listrik Untuk Melubangi Besi
o Plat Besi Tipis 6 mm s/d 10 mm
o Mur Baut Biasa dia 10 mm s/d 16 mm (5cm)
o Fisher dia 12 cm s/d 20 cm
- Pekerjaan Pasangan Gording dan Balok Tarik
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
- Pekerjaan Penutup Atap
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite)
- Pekerjaan Pengecatan
o Pek. Pengecatan Besi berikut Menie 3x
A2. Pembuatan Kanopi Rusunawa Ujung Berung Type P=22,5 (Utara)
- Pekerjaan Pembuatan Kuda-kuda Kanopi
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
o Pek. Las Listrik

Spesifikasi Teknis 1
o Pek. Bor Listrik Untuk Melubangi Besi
o Plat Besi Tipis 6 mm s/d 10 mm
o Mur Baut Biasa dia 10 mm s/d 16 mm (5cm)
o Fisher dia 12 cm s/d 20 cm
- Pekerjaan Pasangan Gording dan Balok Tarik
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
- Pekerjaan Penutup Atap
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite)
- Pekerjaan Pengecatan
o Pek. Pengecatan Besi berikut Menie 3x
A3. Pemasangan Paving Blok di Areal Dasar TB2
o Pek. Urugan Tanah (Tanah Setempat)
o Pek. Pemadatan Tanah per 20 cm (Tanah Setempat)
o Pek. Pasangan Bata Merah 1 : 5
o Pek. Plasteran 1 : 5 (t=1,5 cm)
o Pek. Acian PC
o Pek. Pasangan Paving Blok Natural 6 cm
B. Bagian Kontrak 2 – Penambahan Fasilitas Jemuran dan Pelayanan Lain
B1. Penambahan Tempat Jemuran
- Pekerjaan Tanah
o Pek. Galian Tanah Biasa
o Pek. Urugan Pasir Urug (Bawah Lantai Beton)
- Pekerjaan Pasangan dan Beton
o Pek. Pasangan Batu 1 : 5
o Pek. Pasangan Rorak Bata Merah 1 : 4
o Pek. Beton Mutu f'c = 7,4 Mpa (K100), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,87 (Lantai Beton)
Pekerjaan Ring Balk 15/20
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Balok
Pekerjaan Sloof 15 x 15
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Sloof
Pekerjaan Kolom 15 x 15
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Balok
o Pek. Pasangan Bata Merah 1 : 4
o Pek. Plasteran 1 : 4 (t=1,5 cm)
o Pek. Acian PC
- Pekerjaan Atap
Spesifikasi Teknis 2
o Pek. Besi Hollow 4 x 4 2 mm/ Profil Ex DN (Rangka Atap)
o Pek. Besi Hollow 4 x 4 2 mm/ Profil Ex DN (Rangka Penutup Samping)
o Pek. Besi Hollow 4 x 4 2 mm/ Profil Ex DN (Rangka Penutup Belakang)
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite) (Penutup Atap)
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite) (Penutup Samping)
- Pekerjaan Pelengkap
o Pek. Pengecatan Tembok Dinding 3x
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Tempat dan Tiang Jemuran)
o Pembuatan Plat Duiker
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Plat
B2. Perbaikan Tempat Jemuran yang Lama
- Pekerjaan Bongkaran
o Bongkaran Besi Hollow 4 x 4 Dinding Depan (Bongkaran Dipakai Lagi)
o Memotong Besi Pipa Galvanis Medium
- Pemasangan Kembali Besi Hollow 4 x 4 Hasil Bongkaran
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Perbaikan Tempat dan Tiang
Jemuran)
o Pembuatan Plat Duiker
o Pek. Beton Mutu f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/atau Besi Ulir
o Pek. Bekisting untuk Plat
B3. Kanopi Selasar
- Pekerjaan Pembuatan Kuda-Kuda Kanopi
o Pek. . Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
o Pek. Las Listrik
o Pek. Bor Listrik Untuk Melubangi Besi
o Plat Besi Tipis 6 mm s/d 10 mm
o Mur Baut Biasa dia 10 mm s/d 16 mm (5cm)
o Fisher dia 12 cm s/d 20 cm
- Pekerjaan Pasangan Gording dan Balok Tarik
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Rata-rata) (Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”)
- Pekerjaan Penutup Atap
o Pek. Pemasangan Atap Kanopi (Solarlite)
- Pekerjaan Pengecatan
o Pek. Pengecatan Besi berikut Menie 3x
B4. Penyekatan Ruang Mushala di TB 1 dan TB 2
o Pek. Pemasangan Dinding Pemisah Gypsum Rangkap, Rangka Besi Hollow
o Pek. Pengecatan Tembok Dinding 3x
o Pengadaan Sketsel (Penyekat Ruangan Portabel)
B5. Penataan Gudang Ruang Bawah Tangga (TB1 dan TB2)
Spesifikasi Teknis 3
o Pek. Pemasangan Dinding Pemisah Gypsum Rangkap, Rangka Besi Hollow
o Pek. Pemasangan Kusen Alumunium 4” Warna
o Pek. Pemasangan Rangka Pintu Alumunium Warna (1,88 x 0,88)
o Teak Wood 4 mm Ukuran Pintu
o Engsel Pintu Standard
o Kunci Silinder Untuk Pintu Alumunium Sloot Pintu Berikut Rantai
o Pek. Pengecatan Tembok Dinding 3x
o Pengadaan Rak Besi 4 x 2 m
Untuk pekerjaan tersebut Pemborong harus menyediakan:
➢ Tenaga kerja, tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
➢ Alat-alat bantu seperti mesin pengaduk beton, mesin pemadat tanah, alat las listrik, alat ukur dan lain-
lain.
➢ Bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk setiap pekerjaan yang harus
didatangkan kelapangan tepat pada waktunya.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian kerja dan syarat-syarat,
gambar, bestek dan detail serta keputusan Pemimpin Proyek/Pengawas Lapangan.

PASAL 2. SITUASI DAN LOKASI


2.1. Lokasi pekerjaan yang akan didirikan berada di Lokasi Rusunawa Ujung Berung Kota Bandung
2.2. Setelah rapat penjelasan akan ditunjukan lokasi dimana bangungan akan dilaksanakan. Untuk itu hendaknya
Pemborong / Rekanan mengadakan penelitian yang seksama, agar mendapat informasi tentang lingkungan
dimana bangunan tersebut akan dibangun secara objektif
2.3. Kelalaian dan kekurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim
dikemudian hari bagi yang mendapatkan pekerjaan.

PASAL 3. SETTING OUT


3.1. Daerah yang akan digali untuk Pondasi harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti, sampah–
sampah, lubang, lumpur, pohon dan semak–semak. Bekas–bekas lubang harus dikuar airnya dan diambil
lumpur/tanahnya yang lembek, yang ada di dalamnya. Tunggak – tunggak pepohonan dan jalinan – jalinan
akar harus dibersihkan dan disingkirkan sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan. Segala sisa
kotoran yang disebabkan oleh pemborong sesuai petunjuk pengawas.

PASAL 4. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


4.1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
- Perpres No 54 Tahun 2010
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 PBI 1971
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984
- Peraturan Muatan Indonesia PMI
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970
- Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan Peraturan PLN setempat

Spesifikasi Teknis 4
- SK SNI No. T-15-1991-03
- Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP
- Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979
- Persyaratan Cat Indonesia NI-4
- Peraturan Kapur Indonesia NI-7
- Peraturan Semen Protland Indonesia NI-8
- Peraturan Bata merah sebagaangi bahan bangunan NI-10
- Peraturan dan ketentuan yang lain dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan.
4.2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disyahkan oleh Pemberi Tugas termasuk pula
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh Penyedia Jasa dan sudah disyahkan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Spesifikasi Teknis dan BoQ
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
d. Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Penyedia Jasa
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang sudah disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pemberi
Tugas

PASAL 5. JADWAL PELAKSANAAN


5.1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga dan
mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali dan
tidak mengganggu kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi
pekerjaan.
5.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan, paling
lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah SPK diterima Penyedia Jasa. Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
5.3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada Pengawas
Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal Penyedia jasa dilapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.

PASAL 6. LAPORAN HARIAN


6.1. Pelaksanaan lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun administratif.
6.2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan menurut
data dan keadaan yang sebenarnya.
6.3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan sebagi bahan monitoring.

Spesifikasi Teknis 5
PASAL 7. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
7.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Penyedia Jasa
dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim
pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
7.2. Penyedia Jasa wajib memasukan identifikasi dan alamat bengkel kerja (Workshop) dan peralatan yang
dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
7.3. Alamat Penyedia Jasa dan Pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat Penyedia Jasa, Pelaksana wajib memberitahu secara tertulis.

PASAL 8. PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN


8.1. Penyedia Jasa diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Pengawas
Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
8.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/Konsultan
Perencana, baik telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8.3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Jasa bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh
Konsultan Pengawas.

PASAL 9. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


9.1. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
9.2. Penyedia Jasa wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Penyedia Jasa.
9.3. Penyedia Jasa wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan Wc yang layak dan bersih bagi semua
Petugas dan Pekerja.
9.4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk
Penjaga Keamanan.
9.5. Segala hal yang menyangkut Jaminan Sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh Penyedia
Jasa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

PASAL 10. PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK


10.1. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu lintas orang dan bahan.
10.2. Perletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.
10.3. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu dalam keadaan
kering.
10.4. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi persyaratan
kerekatan.
10.5. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.
10.6. Pembuatan Papan nama proyek dibuat sesuai dengan petunjuk Direksi atau Pengawas Lapangan.
10.7. Administrasi, dokumentasi dan Pelaporan.

Spesifikasi Teknis 6
10.8. Settting Out.

PASAL 11. UKURAN


11.1. Satuan Ukuran.
Semua ukuran dalam gambar dinyatakan dengan meter, kecuali pada dimensi besi dan baja dinyatakan
dalam milimeter.
11.2. Ukuran Pokok.
Pengukuran atas lantai kerja dinyatakan ± 0,00 cm dan akan ditentukan kemudian di lapangan. Selanjutnya
semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari tinggi ubin ± 0,00 cm.
11.3. Mengukur Letak Bangunan.
Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok yang dipancang kuat-kuat
dengan papan bangunan (bouwplank) yang diketam rata pada sisi atasnya.
Pemborong harus menyediakan pembantu secukupnya yang paham dalam cara-cara pengukuran.
11.4. Ukuran Penduga.
Ukuran penduga adalah ukuran (induk ukuran) dari mana ketinggian dan kedalaman diambil berupa balok
panjang 2 m berpenampang 5 x 5 cm dengan semua sisi diketam rata dan diresidu 2 x, dipancang tegak
lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm. Ukuran penduga ini dinyatakan dengan huruf P dibuat oleh
Pemborong dengan pengawasan Direksi dan harus dipelihara selama pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 12. PEKERJAAN TANAH


12.1. Pemborong/Pelaksana Menentukan terlebih dahulu titik –titik yang akan gali,baik lebar ,panjang serta
ketinggian yang harus di gali atau sesuai dengan perencanaan ,membersihkan rumput, kotoran dll, yang
perlu dihilangkan sebelum pekerjaan dimulai.
12.2. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk-bentuk kemiringan sesuai dengan gambar
dan memiliki kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air hujan. Adanya genangan air di atas tanah tidak
diperkenankan.
12.3. Pembuangan tanah dilakukan ke lokasi yang memang memerlukan urugan seperti hal nya yang telah
tertera di dalam Rencana Anggaran Biaya yang telah disusun.
12.4. Segala bentuk pekerjaan harus dikoordinasikan terlebih daulu kepada konsultan pengawas untuk
selanjutnya diinformasikan kepada pemberi tugas dalam hal ini pihak BP3JB.
12.5. Apabila di lapangan terjadi hal baik teknis maupun non teknis yang tidak susuai dengan perencanaan agar
diinformasikan segera kepada pihak pemberi tugas untuk selanjutnya dicarikan solusi nya.

PASAL 13. PEKERJAAN GALIAN


13.1. Pekerjaan Galian harus mengikuti jalur yang telah ditentukan dan telah ada dalam gambar perencanaan.

13.2. Kedalaman serta lebar galian mengacu kepada RAB yang telah dibuat serta hasil pembahasan rapat
persiapan pekerjaan dan hasil MC-0
13.3. Material hasil galian disimpan di lokasi yang tidak berjauhan dengan lokasi galian untuk memudahkan
pengurugan kembali tanah.

13.4. Apabila terdapat material atau bahan yang tidak bias diangkat pada area/jalur galian maka solusi
ditentukan atas instruksi konsultan pengawas dengan sebelumnya berkonsultasi serta memberikan
informasi kepada pemberi tugas.

Spesifikasi Teknis 7
13.5. Material lain selain yang terdapat dalam RAB yang memang memerluakan penangan menjadi tanggung
jawab penyedia jasa dengan menginformasikan penanganan nya baik itu aspek teknis maupun non teknis
kepada konsultan pengawas dan pemberi tugas.

13.6. Hard Material yang memang harus diangkat/digali tidak boleh mengalami kerusakan fatal untuk kemudian
dipasang kembali.

PASAL 14. PEKERJAAN PONDASI


14.1. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3), diantaranya :
a. PC Type I/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard
Inggris BS-12.
b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan kadar Lumpur yang terkandung
maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan organic/kotoran yang merusak kondisi
campuran.
c. Batu belah/batu kali/batu gunung : digunakan batuan keras, bersih, tidak keropos dan mempunyai
permukaan yang kasar.
d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang merugikan pasangan, seperti
asam alkali, atau bahan organik lainnya.
14.2. Pemakaian jenis adukan :
Didalam mengatur perbandingan campuran yang sempurna, kontraktor harus menggunakan dolak-dolak
pengatur campuran bahan, terbuat dari papan berukuran 40x40x20 cm. Campuran adukan yang digunakan
antara lain :
Tabel jenis adukan
JENIS ADUKAN PERBANDINGAN DIGUNAKAN
(SPESI) BAHAN UNTUK

1. Pondasi batu kali setebal 30 cm dibawah permukaan sloof.


1. M2 1 pc : 3 pc 2. Lapisan plester beton pada kolom, sloof, ring balk dan
pembalokan yang permukaannya akan tampak.
3. Pasangan batu kedap air.
2. M2 1 pc : 5 pc 1. Semua pasangan pondasi batu kali yang bukan kedap air.
2. Semua pasangan dinding dan plesteran bata bukan kedap air.
3. Pasangan ubin/tegel semua ruangan.
4. Lantai kerja dibawah pasangan keramik
3. Pasangan batu kosong, Sebagian dasar dari bagian pondasi batu kali setebal
tanpa adukan 15 cm.

14.3. Cara Pelaksanaan :


a. Pasangan batu kosong/Aanstamping
- Dilaksanakan pada dasar pondasi batu kali setelah lapisan urugan pasir dibawahnya rata dan padat.
- Pemasangan batu kosong harus disusun tegak bersilang saling menggigit,dan pada rongga-rongga
pertemuan batu harus diisi dengan pasir hingga padat. Dalam hal ini bisa dibantu disiram air hingga
merata.
b. Pasangan batu belah :

Spesifikasi Teknis 8
- Dilaksanakan pada pasangan pondasi atau pekerjaan lain yang dinyatakan memakai pasangan batu
kali.
- Batu belah sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran.
- Pemasangan batu kali harus bersilang, pemberian adukan harus penuh berisi/tidak boleh ada yang
berongga.
- Tinggi pasangan batu kali tidak boleh lebih dari 0,50 m’ pada setiap harinya.
- Bagian pasangan batu kali harus diplester kaprot sesuai dengan jenis adukan yang dipakai
pasangan.
- Proses pengeringan pasangan harus dibantu dengan siraman air.
- Selama pasangan batu kali belum secara utuh selesai (persekian meter), lobang pondasi tidak
dibenarkan diurug.

PASAL 15. PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG


15.1. Peraturan yang digunakan
Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunanngedung SKSNI T-15-1991-03.
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964.
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 3 Pasal 3.1 sampai
dengan pasal 3.9)Beton )PBI 1971 NI-2
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab 4-5-6 seluruh pasal).
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV bab 8 seluruh pasal).
15.2. Persyaratan Beton :
Untuk beton bertulang yang dipakai pada pengecoran perkerasan jalan ini menggunakan mutu beton K-
300 [Ready Mix] dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan karakteristik sebesar 300 kg/cm²
(minimal). Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang disyaratkan (K-300), maka pelaksana konstruksi
harus membuat MIX DESIGN di laboratorium beton milik pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi,
untuk mendapatkan komposisi campuran dari bahan-bahan yang digunakan.
15.3. Persyaratan Bahan
a. Semen protland/Pc
Semen protland yang dipakai harus dari jenis 1 menurut peraturan Semen Protland Indonesia 1972
(NI-8) atau British Standard No. 12 tahun 1965. Semen harus sampai ditempat kerja dalam kondisi
yang baik serta dalam kantong asli dari Pabrik Merek Pc dianjurkan produksi dalam negeri seperti :
Tiga Roda, atau yang setaraf dpersyaratkan satu merek PC yang disetujui Pengawas untuk seluruh
pekerjaan. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, cukup ventilasi di atas lantai stinggi
30 cm dari atas tanah. Penyimpanan harus berurutan menurut pengiriman. Kantong-kantong semen
tidak oleh di tumpuk lebih dai 10 lapis.
b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak diperkenankan memakai pasir laut.
2). Pasir harus halus bersihdan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yang merugikan,
beratnya tidak boleh leih dari 5%.
3). Pelaksana konstruksi harus menyerahkan contoh pada Pengawas sebagai bahan pemeriksaaan

Spesifikasi Teknis 9
pendahuluan dan persetujuan, conto seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai
sedikitnya 14 (empat belas)hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan bahan-bahan
lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirka. Bahan harus diayak dan dicuci sebagaimana
diperlukan untuk menghasilkan.
c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)
Agregat dapat dipaki agregat alami atau buatan yang memenuhi persyaratan PBI 1971 (NI-2) pasal
3.3, 3.34 dan 3.5. Agregat tidak oleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan
tulangan terhadap karat. Untuk itu pelaksana konstruksi harus mengajukan contoh yang memenuhi
persyaratan dari berbagai sumber terlebih dahulu.
d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton apesui/mortar dan speci injeksi harus dari air yang
bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi
syarat-syarat menurut PBI 1971 (NI-20 pasal 3,6.
e. Baja Tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih besar dan
sama dengan 16 mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm,
sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British Standard No, 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.
2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja , penggantian dengan diameter
lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi.
3). Semua baja tulanagan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan diameter
serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh
mungkin terhadap karat.
f. Bahan Campuran (additives)
1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang disebut tegas
dlam Gambar Kerja (SPESIFIKASI TEKNIS) harus seijin tertulis dari , Pengawas.
2). Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak oleh dipakai. Sedangkan
untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak boleh bahan kedap air yang
mengandung bahan stearate. Bahan campuran tambahan beton karus sesuai dengan iklim tropis AS
1978 & ASTM C 494 Type B & B sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan penunda
pengerasan awal.
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda
uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat ersetujuan , Pengawas.
4). Untuk menyambung kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai bahan perekat
CALBOND sebelum di cor dengan beton baru serta permukaannya harus dikasarkan . jumlah
pemakaiaan untuk 1m² adalah 0,3 liter CALBOND dicampur dengan larutan semen/PC sekitar
25%nya dengan cara ditaburkan.
15.4. Persyaratan Teknis
a. Komposisi campuran beton
1). Beton dibentuk dari semen protland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang ditentukan ;
smuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan di olah sebaik-baiknya sehingga sampai
Spesifikasi Teknis 10
didapat kekuatan yang tepat.
2). Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut,harus memenuhi syarat mutu beton menurut
Pbi 1971, disertai sertifkat hasil pengujian labolatorium pengujian beton dilaksanakan 4 (empat) kali
tahapan.
3). Ukuram maksimum dari agregat kasar dalam bentuk tidak boleh melampaui ukuran yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah lubang agar tulang
tidak terjadi rongga-rongga beton.
4). Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk sebagai pekerjaan
(sesuia kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu kewaktu selama berjalannya pekerjaan demikian
juga pemeriksaaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor
air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang
dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya). Pengujian beton akan dilakukan
oleh Pelaksana konstruksi dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan-tujuan seperti diatas dan Pelaksana konstruksi tidak berhak claim atas perubahan-perubahan
yang demikian.
b. Pengujian dari Konsistensi Beton dan benda-benda uji Beton
1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan Konsistensi yang baik dan untuk penyesuaian variasi kandungan lembab atau gradasi
(perbutiran) dari agragat waktu masuk pada mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk
mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton utuk setiap kali pengadukan
sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak
melampaui 12 cn untuk segala beton yang dipergunakan.
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melalui pengujian biasa dengan silinder berukuran
15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian
slump disesuaikan dengan NI-2 PBI 1971 dan Pelaksana konstruksi harus menyediakan fasilitas
yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif, frekuensi akan
ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).
c. Benda uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoan 5 m³ dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan
d. Persyaratan pelaksanaan
1). Rencana Cetakan
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan pada Gambar Kerja. Bahan
yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari , Pengawas
sebelum pembuatan cetakan dimulai.
- Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua kali) bolak-balik, atau setiap permukaan hanya
1 (satu) kali.
Spesifikasi Teknis 11
- Semua cetakan harus kokoh
Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga menghasilkan
beton yang lurus rata. Dipersyaratkan untuk beton tampak (exposed) adalah semi exsposed
artinya setelah cetakan dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalusan.
- Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan diminyaki secara merata untuk cegah lekatnya
beton pada cetakan.
- Celah-celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga pada waktu pengecoran
tidak ada air adukan yang keluar.
2). Baja Tulangan
- Baja tulangan beeton yang belum dipasang harus bersih dari serpih-serpih, karat minyak gemuk
dan lapisan lai yang merusak atau mengurangi daya lekat dalam beton. Bentuk baja tulangan
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar.
- Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Kerja. Agar tulangan tetap
tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bindrat) dengan
bantalan blok-blok beton cetak/beton decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam, perenggang,
specer atau logam gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk
baja tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada
batang yang turun.
- Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan
serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi tertentu seperti :
kolom dan balok 2,5 cm, plat beton 1,5 cm.
- Penyambungan jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap pada sambungan untuk
tulangan-tulangan dinding tegak (vertikal) dan kolom sedikitnya harus 40 (empat puluh)
diameter batang.
3). Pengadukan , pengangkutan, pengecatan, pemadatan dan perawatan beton harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan didalam PBI 1971 pasal 6.1 sampai dengan pasal 6.6.
4) Mengaduk
Bahan-bahan pembetuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk Beton” yaitu
Bath Mixer atau Portable Continus Mixer, dalam hal hal ini harus dijaga adukan plastis merata dan
tidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur
sedemikian rupa, sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang
sama. Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur, sehingga
pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap mesin pengaduk
dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan jumlah adukan.
Disarankan memakai adukan siap pakai “Beton Ready Mix” agar kualitas beton lebih konsisten
dan leih cepat dalam pelaksanaannya.
5). Suhu
Suhu beton watu di cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan bila suhu beton yang ditaruh
berada antara 27 sampai 32 derajat celciuis, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
di cor.
Spesifikasi Teknis 12
6). Pengakutan Beton
Cara-cara dn alat-alat yang digunakan untuk pengakutan beton harus sedemikian rupa sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump.
7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan pemasangan instalasi-instalasi yang
harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikat serta lain-lain telah selesai dikerjakan.
Asebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan telah disetujui
Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus
bersih dari air yang tergenang, reruntuhan dan barang lepas. Permukaan bekisting dari bahan-
bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban air dari beton yang bau di cor tidak akan diserap.
- Pada pengecoran, beton baru kepermukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu permukaan
beton lama tersebut harus bersih, dilembabkan dan dikasarkan. Pada sambungan pengecoan
ini harus dipakai perekat beton yang dietujui oleh Pengawas Lapangan.
- Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih
berlanjut terhadap sistem strukur/penulangan yang ada.
- Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus dilakukan sebelum
pengecoran dimulai. Terutama menyangkut pipa-pipa sparing yang menembus/tertanam dalam
beton untuk keperluan setiap disiplin kerja.
- Beton boleh dicor hanya aktu , Pengawas serta Pelaksana konstruksi ada ditempat kerja dan
persiapan betul-betul memadai.
- Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutanya keposisi
terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak terjadi pemisahan antara kerikil dan spesi
pada waktu pengecoran.
- Pengecoran beton untuk bagian vertikal seperti kolom, harus menggunakan tremie dengan
tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) m. Pengecoran beton untuk bagian horizontal seperti :
plat, balok, parapet harus dicor lapis demi lapis horizontal menyeluruh dengan ketebalan
perlapis < 50 cm . , Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama seingga sedemikian
rupa sehingga apeci/mortal terpisah dari agregat kasar. Suatu pengecoran yang sudah dimulai
pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum bagian itu selesai.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia bebas dari kantong-
kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala alat penggetar (Vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan
airnya.

Spesifikasi Teknis 13
- Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam pelaksanaannya lebih efektif
diwajibkan menggunakantremie yang disediakan oleh Pengusaha “ Beton Ready Mix”.
8). Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
Waktu dan cara-cara pembukan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat diijinkan dibebani setelah berumur 28
(dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.
9). Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas)
hari secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk mencegah kerusakan dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan
berhak menentukan cara/sistem perawatan yang harus dilaksanakn pada setiap bagian pekerjaan
beton.
10). Perlindungan (Protection)
Pelaksana konstruksi harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang terbuka haus dilindungi dari sinar
matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) hari sesudah pengecoran. Perlindungi seperti itu harus
dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
11). Perbaikan permukaan beton
- Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak yang dengan baik menurut
gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap
tidak sesuai dengan spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pelaksana konstruksi. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin Pengawas
Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka teknik penambalan harus
dilaksanakan sebagai berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari ; sarang
kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lubang-lubang baut, ketidakrataan dan bengkok
kecil, maka dilaksanakan dengan pemahatankemudian digosok dengan gurinda.Lubang-lubang
pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga pengisian pengisian
akan terkunci rapat ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 (dua
puluh empat) jam sebelum di cor.
12). Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
- Semua gamgar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyarata seperti yang
terurai dalam SPESIFIKASI TEKNIS ini.
- Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip harus di buat Shop
Drawing untuk dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

PASAL 16. PEKERJAAN ACUAN (BEKISTING)


16.1. Untuk acuan dipakai besi CNP 150 atau papan borneo 3/20 yang lurus dengan tebal 3 cm sehingga tidak
berubah bentuk setelah pengecoran beton dilaksanakan.
16.2. Hendaknya dipakai papan yang panjang minimal 3 m guna menjamin kelurusan beton yang dicetak.

Spesifikasi Teknis 14
Ukuran lebih pendek diperbolehkan apabila memang ukuran kurang dari 2 m yang diperlukan.
16.3. Sisa papan dimana akan dilakukan penyambungan supaya diketam rata dan lurus, untuk menjamin
kerapatan sambungan. Demikian pula untuk sisi dimana akan berfungsi sebagai rel untuk papan penutup
pada sisi pengecoran.
16.4. Pemasangan acuan harus dilakukan dengan penuh ketelitian, baik ukuran, tegak lurus, tidak bengkok-
bengkok ataupun patah sambungan acuan / miring.
16.5. Acuan harus dipasang sedemikian kuatnya sehingga sanggup menahan getaran-getaran vibrator, beban
beton dan kejutan lainnya tanpa mengalami perubahan bentuk.
16.6. Perintah membongkar acuan karena kurang ketelitiannya pekerjaan / pemasangan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Pemborong.
16.7. Beberapa saat dilakukan pengecoran beton acuan harus dibasahi untuk merapatkan sambung-
sambungan, celah-celah yang memungkinkan air semen keluar harus disumbat dengan kertas
pembungkus semen.
16.8. Acuan baru boleh dibuka setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai dengan yang disyaratkan
PBI 1971.
16.9. Setelah acuan dibuka, Pemborong tidak boleh melakukan apapun pada permukaan beton, tanpa izin
tertulis dari Direksi.

PASAL 17. PEKERJAAN BESI & PENUTUP ATAP


Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
o Pek. Konstruksi Besi Pipa Galvanis Medium (Pipa GI Medium Class)
o Pek. Besi Hollow 4x4 2mm/ Profil Ex DN
o Pek. Pembesian dengan Besi Polos dan/ atau Besi Ulir
17.1. Persyaratan Bahan dan Teknis
a. Semua bahan baja yang digunakan diantaranya : pipa BSP, Pipa Staenless, Besi hollow, Alumunium
dan Plat Besi/Baja harus baru dari jenis yang sama kwalitasnya, dan harus memenuhi persyaratan
normalisasi di Indonesia dan Standard ASTM A-36, dengan tegangan tarik putus minimum 3700kg/cm2
b. Semua bahan baja harus memenuhi standard mutu baja ST 37
c. Besi pipa gip , Besi hollow dan pipa stainless harus menggunakan pipa jenis terbaik, medium class
dimensi sesuai Gambar Kerja.
d. Profil Besi Hollow untuk kolom harus menggunakan jenis terbaik dan dimensi sesuai gambar kerja.
e. Sunshading Allumunium Memakai type clear anodize Standart dengan ukuran lebar 30cm setara
LOVERA.
f. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus diperoleh dari leveransir yang dikenal dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi. Semua bahan tersebut harus lurus, rata permukaan tidak
cacat, bebas karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi mutunya. Batang profil tekan tidak boleh
diijinkan bengkok lebih dari 1/400 kali panjang batang.
g. Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai penampangnya, bentuk, tebal, ukuran,
berat, dan detail-detail lainnya dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja
h. Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
i. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran-ukuran yang

Spesifikasi Teknis 15
tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/finish.
j. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang
teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama juga berlaku untuk
ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam
koordinasi dengan Gambar pelengkap dari AR, STR, ME, dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai biaya
tambah
k. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dari karat harus
diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan.
l. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas/Direksi dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
m. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/ pemasangan
semua bagian Konstruksi besi/baja/allumunium.
17.2. Penyambungan dan Pemasangan
a. Pengelasan :
Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat. Logam yang akan dilas harus bersih dari retak dan
cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Juga permukaan
yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan dibengkel/ pabrik dan atau dalam ruangan yang beratap,
bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda kerja ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan
las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
b. Las perapat / Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari suatu benda) saling berdekatan, harus digunakan las
perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah diberikan detailnya atau tidak
dalam Gambar Kerja apakah barang tersebut terkena cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat
mengklaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
c. Macam dan tebal las:
• Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik)
• Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal untuk Konstruksi minimum ½ t V2
dimana t adalah tebal bahan terkecil.
• Panjang las minimum 8xtebal bahan atau 40 mm
• Panjang las maksimum adalah 40 x tebal bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan kekuatan baja yang dipakai
d. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan oleh Kontraktor sebagaimana
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah. Las yang menunjukan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor
e. Mur dan Baut :

Spesifikasi Teknis 16
• Mur dan Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar rencana
• Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang merata
antara satu dengan yang lainnya
f. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan, pemotongan dan meratakan harus
benar-benar rata/mendatar
g. Menembus,mengebor dan meluaskan lubang
• Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang tepat, boleh berbeda
masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
• Semua pembuatan lubang harus dibor
• Untuk lubang pada bagian Konstruksi yang disambung dan harus dijadikan satu dengan alat/
komponen penyambung, dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya.
Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan dibor atau diluaskan atau penyimpangannya tidak
boleh melebihi 0,5 mm. Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi
yang akan disambung dan harus dibersihkan.

PASAL 18. PEKERJAAN LISTRIK


18.1. Lingkup pekerjaan
o Pengambilan sumber listrik
o Digunakan untuk pengelasan, pemasangan instalasi cahaya/daya, dan pemasangan kelengkapan
elektrikal.
o Pembuatan asbuilt drawing & segala pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan.
18.2. Pemakaian bahan
o Tegangan listrik yang digunakan adalah 220 v sumber daya PLN.
18.3. Bahan / Material
o Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih dulu mengajukan contoh untuk
disetujui Konsultan.

PASAL 19. PEKERJAAN PENGECATAN DAN LABURAN


Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :
o Pengecatan seluruh pekerjaan sesuai dengan NI 3 dan NI 4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik.
o Produksi dari pabrik cat ICI atau setara untuk pengecatan bagian yang dimaksud.
o Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng – kaleng yang masih disegel, tidak pecah dan bocor dan
mendapat persetujuan Pengawas. Pemborong bertanggungjawab, bahwa warna – warna dan bahan cat
adalah tidak palsu, sesuai dengan persetujuan Perencana / Pengawas.
o Sebelum dipakai, harus diaduk sampai semua mengendap larut. Bila perlu diencerkan dengan bahan
pengencer dengan proporsi dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
o Pemborong utama bertanggungjawab atau hal pengecatan yang baik dan harus mengatur waktu sedemikian
rupa sehingga terdapat urutan – urutan pekerjaan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar (under coats)
sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
o Pekerjaan Pengecatan ini meliputi:
Pekerjaan Pengecatan Besi pada Pekerjaan Kanopi, Pengecatan Tembok Dinding.

Spesifikasi Teknis 17
PASAL 20. PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOCK
20.1. Lahan untuk penempatan pekerjaan Paving Block telah ditunjukan dalam Peta Situasi didalam gambar
kerja yang telah disetujui oleh Tim Teknis Penataan Lingkungan Permukiman, atau menurut arahan dari
Konsultan Pengawas.
20.2. Sebelum Pengurugan pasir, lahan yang akan dipasang Paving Block terlebih dahulu wajib dipadatkan
dengan stamper atau alat pemadat lainnya sekala kecil. Proses tersebut dilaksanakan sampai dicapai
kepadatan yang disyaratkan dan permukaan menjadi rata.
20.3. Paving Block yang dipergunakan adalah natural dan warna dengan ketebalan sesuai yang tercantum
dalam gambar yaitu t = 6 cm dengan kualitas minimal K-175 dan dibuktikan dengan hasil uji laboratorium
per-lima ribu buah paving.
20.4. Setelah pemasangan Paving, celah-celah pasangan Paving Block diisi dengan Abu Batu.
20.5. Pasangan Kansteen untuk Paving Block dipasang sebagai penutup pada sisi kiri dan kanan sebagai
penjepit Paving Block pedestrian taman sedangkan pada trotoar pinggir jalan menggunakan kerb.

PASAL 21. PEKERJAAN DINDING BATA MERAH


o Bata Merah pres bermutu baik,dengan pengepresan menggunakan mesin pres dan bebas dari cacat dan
retak minimum telah menjadi dua (2) bagian,produk local dan memenuhi standar “Persyaratan Bahan-bahan
PUBB 1970”
o Pasir dari kualitas baik,bersih dan bebas dari Lumpur, bahan organis, batu-batuan harus diayak. Khusus
untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.
o Semen yang dipakai standard dan memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut ASTM-150

PASAL 22. PEKERJAAN KANOPI


22.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Kanopi meliputi :
- Pasang Rangka Truss Kuda-Kuda Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”
- Pasang Gording Pipa GI Medium Class dia 1 ¼”
- Pasang Plat Besi Tipis 6 mm s/d 10 mm
- Pasang Mur Baut Biasa dia. 10 mm s/d 16 mm (5cm)
- Pasang Fisher dia. 12 cm s/d 20 cm
- Pasang Penutup Atap Kanopi (Solarlite)
- Pekerjaan Pengecatan Besi Berikut Manie
- Pekerjaan rangka atap baik bentuk, ukuran dan pemasangannnya sesuai dengan gambar perencanaan.
22.2. Pabrikasi
a. Umum.
- Tenaga kerja yang digunakan harus betul betul ahli pada bidangnya dan melaksanakan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan petunjuk dalam uraian spesifikasi dan direksi pekerjaan/konsultan
supervisi..
- Sebelum pelaksanaan pabrikasi gambar shop drawing harus sudah disetujui oleh direksi atau konsultan
supervisi.
- Setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang ditentukan akan
ditolak dan harus segera diperbaiki oleh kontraktor.

Spesifikasi Teknis 18
- Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat perancah dan alat bantu yang
diperlukan.
b. Pekerjaan Besi
- Pekerjaan besi dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan las pemotong.
- Pernukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus dihaluskan dan menyiku terhadap bidang yang
dipotong, tepat dan rata sesuai ukuran yang diperlukan.
- Besi yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan setelah sebelumnya di cek
terlebih dahulu secara bersama-sama terkait jenis, ketebalan, serta hal lain yang diperlukan untuk di
cek sebelum dipasang.
c. Pekerjaan Las
- Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dibawah pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai keahlian dan pengalaman yang memadai.
- Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapat persetujuan.
- Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan, jens dan ukuran katode,
tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan arus listrik hatus diajukan kontraktor untuk
mendapat persetujuan direksi sebelum pekerjaan las dilaksanakan.
- Pelat pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain
yang dapat mempengaruhi mutu las.
- Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat poisisnya harus
disingkirkan dan tidak boleh digunakan.
- Pengelasan dilakukan dengan sebaik-baiknya agar sambungan terikat secara penuh
d. Pekerjaan Bor Plat Angkur Baut.
- Semua lubang yang dibutuhkan harus dibor untuk seluruh tebal material.
- Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang tersebut dibor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya.
- Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan.
- Diameter lubang untuk angkur kecuali baut pas adalah 1,500 mm lebih besar dari diameter yang tertera
pada gambar rencana.
- Bekas bor plat angkur ditutup sealent dengan tebal sesuai dengan kebutuhan agar mencegah terjadinya
kebocoran
e. Handling untuk pemasangan.
Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah disetujui direksi
pekerjaan.
f. Pemasangan
- Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk memasangnya ditempat
pekerjaan.
- Semua pekerjaan harus dilakukan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
- Pengecekan hubungan tegangan dilakukan oleh kontraktor dan konsultan pengawas.
g. Pekerjaan rangka atap dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.

Spesifikasi Teknis 19
22.3. Pekerjaan Penutup Atap
- Pekerjaan penutup atap menggunakan polycarbonat setara solarlite.
- Penutup atap dipasang pada seluruh bagian atap sesuai gambar rencana dengan kualitas baik.
- Pemasangan menggunakan paku kanopi antikarat.
- Pemasangan penutup atap harus rapat, lurus kesegala arah dan tidak terdapat kebocoran,
pemasangan menggunakan paku kanopi antikarat.
- Pada bagian paku atap dilapis dengan karet untuk mencegah kebocoran apa bagian bekas paku.

PASAL 23. BAHAN UNTUK PEKERJAAN


Bahan-bahan yang boleh dipergunakan untuk semua jenis pekerjaan harus bermutu baik dan seijin Direksi, untuk
keperluan itu sebelumnya Pelaksana Pekerjaan harus menyampaikan contoh bahan yang akan dipergunakan
kepada:
o Direksi, untuk mendapat persetujuan bilamana bahan-bahan yang perlu diuji oleh laboratorium, maka
perongkosannya dibebankan kepada pelaksana Pekerjaan.
o Bahan-bahan material yang ditolak tidak boleh dipergunakan dan harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan
selambat-lambatnya 2 (dua) hari.
o Apabila ternyata bahan-bahan yang ditolak tersebut dipergunakan maka Pelaksana pekerjaan diwajibkan
membongkarnya kembali bagian pekerjaan tersebut dan memperbaikinya atas tanggungan pelaksana
pekerjaan.
o Kabel listrik yang digunakan harus mengacu pada standard SNI, LMK, dan SPLN.

PASAL 24. PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT-SYARAT


Untuk pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar, peraturan dan syarat-syarat, maka atas Perintah Direksi pihak
Pelaksana Pekerjaan harus membongkarnya dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi dan memperbaikinya
kembali atas tanggungan Pelaksana Pekerja.

PASAL 25. PEKERJAAN LAIN-LAIN


25.1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan
diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan
Perencana.
25.2. Sebelum Penyerahan Pertama, Pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna,
dan harus diperbaiki dan disempurnakan, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih
dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek. Pekerjaan perapihan,
penyempurnaan & pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan
Pengawas.
25.3. Meskipun telah ada Konsultan Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu Pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin.
25.4. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (SPESIFIKASI TEKNIS) akan ditentukan kemudian
dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing) atau kesepakatan dalam rapat koordinasi proyek bersama unsur
terkait.

Spesifikasi Teknis 20
PASAL 26. PENYELESAIAN PEKERJAAN
26.1. Sebelum Penyerahan Pertama yang direncanakan, Pemborong harus meneliti bidang-bidang pekerjaan
yang belum sempurna dan harus segera memperbaiki dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung
jawab.
26.2. Pekerjaan yang perlu mendapat penelitian akhir antara lain, penyelesaian konstruksi atap, penyelesaian
tembok, pemasangan kusen-kusen, pemasangan pintu dan jendela, penyelesaian pemasangan list-list
langit-langit / jendela, kerapihan pemasangan keramik, kesempurnaan pengecatan terutama dibagian
belakang dan tembok-tembok tersembunyi, lampu-lampu sesuai dengan jenis dan besarnya watt serta
pengecekan pemasangan kaca-kaca. Harus diteliti pada kerapihan pemasangan atap, talang-talang,
listplank, saluran-saluran dan sebagainya.
26.3. Pada waktu penyerahan pekerjaan ruangan harus sudah rapi, licin dan mengkilat, serta dibersihkan dari
segala macam sampah dan kotoran lainnya.
26.4. Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan ini seluruhnya dengan baik sehingga memuaskan Direksi
dan Bouwheer, serta tidak memerlukan lagi pekerjaan perbaikan.
26.5. Meskipun telah ada Pengawas, dan unsur-unsur lainnya semua penyimpangan dari ketentuan bestek
dan gambar tetap menjadi tanggungjawab Pemborong. Kecuali ada bukti tertulis bahwa perintah
penyimpangan tersebut atas perintah Direksi, yang dapat ditunjukan kepada Direksi/Bouwheer.
26.6. Setelah Penyerahan Kedua, semua barang-barang/peralatan yang menjadi milik Pemborong harus
segera diangkut dari lokasi proyek.

PASAL 27. PENUTUP


Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Spesifikasi Teknis ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

Spesifikasi Teknis 21

Anda mungkin juga menyukai