KONSTRUKSI BAJA
UNTUK INSINYUR
DAN ARSITEK
Rene Amoi i
Bruce Knobloch
Atanu Mazumder
Cetakan Kedua
kmkosipil.blogspot.com
PT PRADNYA
J AK AR TA
B&RAMHA
Perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan (KDT)
AMON, Rene
Perencanaan konstruksi baja untuk insinyur dan
arsitek/oleh Rene Amon, Bruce Knobloch, Atanu
Mazumder ; diindonesiakan oleh Ridwan Handoyo.
Cet. 2.-----Jakarta : Pradnya Paramita, 1996.
xxxiii; 211 hal. : ilus ; 23,5 cm.
Judul asli : Steel design for engineers and
architects.
ISBN 979-408-167-1. (Jil. 1)
979-408-179-7. (Jil. 2)
1. Baja struktural I. Judul. II. Knobloch,Bruce
III. Mazumder, Atanu IV. Handoyo, Ridwan
691.708 862
Jakarta
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mereproduksi maupun
memperbanyak dalam bentuk apa pun, baik secara grafik elektronik atau me kanis
termasuk fotocopi, merekam dan lain-lainnya tanpa seizin dari penerbit.
V
PENGANTAR PENERBIT
Buku ini sangat berguna bagi arsitek, insinyur sipil, terutama bagi mahasiswa
yang sedang mempelajari perencanaan konstruksi baja. Sistim penyajian buku ini
dipusatkan pada pembahasan hal-hal yang dibutuhkan untuk suatu perencanaan
konstruksi baja secara mudah dimengerti sehingga dipakai sebagai buku pelajar an dan
telah dilakukan uji coba oleh jurusan arsitek Universitas Illinois di Chicago Circle
dan juga para profesional lainnya.
Buku ini berisi bahasan contoh-contoh soal dan dikombinasikan secara efektif
dengan pelajaran teori perencanaan konstruksubaja. Dalam penyusunan buku ini,
pengarang berpedoman kepada petunjuk spesifikasi yang ditetapkan oleh The
American Institute of Steel Construction (AISC) sehingga hampir semua badan-badan
pemerintah Amerika menjadikan buku ini standar dalam perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi baja pada gedung-gedung. Adapun judul asli buku ini adalah
Steel Design for Engineers and Architects disusun bersama oleh Rene Amon, Bruce
Knobloch dan Atanu Mazumder, ketiganya adalah pakar teknik yang mempunyai
reputasi sebagai guru besar pada Universitas Illinois di Chicago Circle, Institut
Teknologi Illinois di Chicago dan berpengalaman luas pada proyek industri dan
perkantoran. Dengan pertimbangan teknis dan alasan lain, penerbit membuat
kebijaksanaan menerbitkan buku teijemahan ini menjadi dua jilid, tanpa mengurangi
isi dan mutunya sesuai dengan buku asli.
Adu suatu informasi yang penting yang digambarkan dalam peraturan peren-
canaan yang baru, yaitu mengenai konsep perencanaan batang tarik dan luas pe-
nampang yang efektif. Berbagai-bagai jenis batang lentur juga diperiksa kembali,
termasuk penampang-penampang pelat penutup dan girder pelat. Pembahasan yung
lebih lengkap pada bab-bab mengenai perencanaan komposit dan plastis untuk
gelagar memberikan detil yang lebih bervariasi untuk digunakan bagi keperluan-
keperluan khusus. Sebagai tambahan pada perencanaan batang tekan baik dengan
gaya eksentris maupun tidak, juga dibahas ketiga jenis struktur ba- lok-kolom yaitu
jenis konstruksi rangka yang tidak kaku, setengah kaku dan kaku secara jelas. Untuk
melengkapi anggapan tentang tingkah laku dari konstruksi yang dipakai dalam
perencanaan, dibahas pula ketiga jenis sambungan konstruksi baja yaitu sambungan
dengan baut, paku keling dan las. Peraturan yang baru dari AISC mengenai prosedur
perencanaan pengelasan juga dikemuka- kan secara keseluruhan dengan contoh-
contoh penggunaannya. Di samping itu, dibicarakan juga sambungan momen,
pengaruh gaya ungkit pada konstruksi penggantung, sambungan-sambungan akibat
pembebanan eksentris dan penggunaan kolom-kolom pengaku. Pengetahuan yang
sangat diperlukan mengenai perencanaan konstruksi akibat'gaya puntir (torsi) yang
sering dengan tidak sengaja diabaikan dalam praktek, juga dibicarakan dalam buku
ini.
Para arsitek, insinyur, dosen dan mahasiswa akan menghargai cara yang
langsung dan tidak berbelit-belit yang disajikan dalam buku ini. Bagaimanapun
tingkat pengalaman yang anda miliki, anda akan mendapatkan bahwa buku ini
merupakan suatu tambahan berharga bagi perpustakaan anda yang sering akan
digunakan.
proyek-proyek industri dan perkotaan. Sebagai arsitek yang terdaftar di Illinois dan
Wisconsin, ia juga seorang insinyur struktur pada Envirodyne Engineers di Chicago.
DIPERSEMBAHKAN
KEPADA
SELURUH KELUARGA KAMI
X
PRAKATA
Buku ini merupakan buku pengantar cara merencanakan konstruksi baja. Tujuan
utamanya ialah untuk menerangkan prosedur perencanaan konstruksi baja dengan cara
yang sederhana dan langsung. Kami telah memilih suatu cara yang hanya memerlukan
sedikit penjelasan untuk menerangkan berbagai kriteria dan hal pokok di bidang
perencanaan konstruksi baja. Di samping itu pembahasan teori juga kami batasi sesuai
dengan kebutuhannya yaitu untuk dapat memakai peraturan konstruksi baja yang akan
dipakai. Buku ini mempunyai sasaran ganda: sasaran pertama ialah orang-orang yang
bekeija di bidang konstruksi baja apakah ia seorang Arsitek atau Insinyur sipil dan
sasaran kedua adalah para mahasiswa yang mempelajari perencanaan konstruksi baja.
Para arsitek atau insinyur sipil yang berkecimpung dalam bidang perencanaan
konstruksi baja, akan mendapatkan bahwa buku ini memang sangat bermanfaat karena
cara penyajiannya yang dipusatkan pada pembahasan hal-hal yang benar-benar
dibutuhkan untuk suatu perencanaan. Buku ini juga berguna bagi para insinyur yang
telah lama berkecimpung dalam bidang perencanaan konstruksi baja yang ingin
mengetahui dengan cara yang mudah semua perubahan- perubahan yang terjadi
terhadap cetakan ketujuh buku Pedoman Perencanaan Konstruksi Baja AISC dan logika
yang mendasari perubahan tersebut. Namun demikian, sebagai sebuah buku pelajaran
kegunaan buku ini baru bisa dibuktikan setelah melalui uji coba dikalangan para
pemakainya. Dan hal ini telah dilakukan oleh jurusan arsitektur University of Illinois di
Chicago Circle, dengan mengambil beberapa bab dari buku ini sebagai bahan pelajaran
mengenai perencanaan konstruksi baja, masalah-masalah tambahan dalam, struktur dan
perencanaan struktur lanjutan (lulusan tahun pertama). Buku ini juga telah mengalami
uji coba di kalangan para profesional dengan memakai seluruh isi buku, kecuali bab 8
sebagai bahan pelajaran konstruksi baja untuk ujian memperoleh surat izin perencana
bagi para insinyur jurusan struktur dari negara bagian Illinois yang diadakan oleh
University of Illinois Chicago. Teks buku ini, yang banyak berisi bahasan contoh-
contoh soal bisa dikombinasikan secara efektif dengan
PHAKATA xl
toori perencanaan konstruksi haja yang diberikan di ruang keias. Tiap- tiap
|H*lii|iir;iii
bab selalu disertai dengan soal-soal latihan untuk menambah pengertian para
mahasiswa.
The American Institute of Steel Construction (AISC) adalah badan yang
berwenang untuk menentukan peraturan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi baja
pada gedung-gedung. Spesifikasi-spesifikasi yang ditetapkannya dipakai oleh hampir
semua badan-badan pemerintah, oleh sebab itu bahan yang disajikan dalam buku ini
juga disusun sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh AISC. Para pemakai buku
ini dianjurkan untuk memiliki Buku Pedoman Konstruksi Baja yang dikeluarkan oleh
AISC cetakan yang kedelapan. Buku kami ini, melengkapi ide-ide yang dikemukakan
dalam buku pedoman tersebut. Berbagai tabel yang terdapat dalam buku pedoman
AISC telah kami muat pula dalam buku ini dengan seizin penerbitnya untuk
kemudahan para pembaca.
Pembaca buku ini dianggap telah memahami metode analisa struktur. Seorang
perencana harus bertanggung jawab dan yakin bahwa pembebanan yang mereka
perhitungkan adalah pembebanan yang sesuai dengan ketentuan yang ada dan mereka
juga harus memahami berbagai kemungkinan kelakuan struktur yang akan teijadi
akibat pembebanan yang diberikan. Bab-bab dalam buku ini, disusun dalam urutan
yang sesuai supaya dapat digunakan dengan baik oleh orang yang telah memahami
konstruksi baja. Untuk dipakai dalam kelas buku ini telah disusun untuk kurikulum
dan kuartal sebagai berikut:
Kuartal pertama
Dari bab 1 sampai bab 6, tidak termasuk bagian 3.2 dan contoh soal 3.7 sampai
3.11 yang akan dibahas pada kuartal berikutnya. Selanjutnya, bagian 3.1
pertama-tama dapat dibahas sebagai introduksi saja dan baru dibahas sebenarnya
setelah diterangkan pelajaran dalam bab 5 dan bab 6. Jumlah bahan pelajaran ini
kalau dikuasai akan memungkinkan para mahasiswa memahami dengan baik
dasar-dasar perencanaan konstruksi baja dan dapat dipakai untuk merencanakan
suatu konstruksi baja yang sederhana.
Kuartal kedua
Dari bab 7 sampai bab 10 beserta bagian 3.2. Bahan-bahan dalam bab ini bersifat
sebagai pelengkap dalam perencanaan konstruksi baja. Seorang pengajar dapat
membahas bahan ini sesuai dengan kebutuhan karena masing- masing bab dalam
bagian ini berdiri sendiri dan tidak bergantung pada bab lainnya.
Buku ini juga bisa dipakai pada kursus satu semester tentang perencanaan
konstruksi baja dengan memakai bahan-bahan dalam bab 1 sampai bab 6 seperti
disebut di atas untuk kuartal pertama ditambahkan dengan bab 9 dan bab 10. Pengajar
juga bisa memberikan sebagian bahan pelajaran yang terdapat pada bab 7.
xli PERINCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
Akhir kata, Kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua rekan,
handai taulan, keluarga dan teman sejawat yang telah memberikan bantuan dan
pengertiannya selama penulisan naskah buku ini. Tanpa bantuan dan kerja sama
mereka, penerbitan buku ini tidak mungkin terlaksana.
Rene Amon
Bruce Knobloch
Atanu Mazumder
Chicago, Illinois
xiil
AISCS
Ph R ENCANA AN KONSTRUKSI IIAJA UNTUK INSINYUR OAN AUSI T T K
Gaya dari flens sebuah gelagar atau pelat sambungan momen yang te-
balnya nol yang akan ditahan oleh sebuah kolom yang tidak dilengkapi
dengan konstruksi pengaku seperti yang diturunkan dari rumus (1.15.1)
(kip).
Beban aksial plastis, yang besarnya sama dengan luas profil dikalikan
dengan tegangan leleh minimum yang ditentukan (kip).
Gaya ungkit pada tiap alat penyambung (kip).
Reaksi ujung maksimum untuk panjang tahanan sebesar 31/2 in (kip).
Reaksi atau beban terpusat yang bekeija pada gelagar atau girder (kip).
Jari-jari (in ).
Daya tahan terhadap robeknya gelagar (block shear) (kip).
Penambahan besar reaksi (R) dalam kips untuk setiap penambahan
sebesar 1 in dari panjang tahanan.
Kapasitas geser dari penampang netto sambungan besi siku.
Tahanan momen elastis (in3 ).
Tambahan tahanan momen yang berhubungan dengan penambahan tebal
badan profil sebesar 1/16 in untuk girder pelat yang dilas (in 3 ).
Tahanan momen efektif yang berhubungan dengan aksi komposit parsiil
(in3 ).
Tahanan momen dari gelagar baja yang dipakai dalam perencanaan
komposit, terhadap flens bawah (in3 ).
Tahanan momen dari penampang komposit transformasi terhadap bagian
atas beton (in3 ).
Tahanan momen dari penampang komposit transformasi terhadap flens
bawah; didasarkan atas lebar flens beton efektif maksimum yang
diizinkan (in3 ).
Tahanan momen elestis terhadap sumbu X-X (in3 ).
Gaya horisontal pada flens-flens sebuah gelagar yang membentuk sebuah
kopel yang besarnya sama dengan besar momen ujung dari gelagar (kip).
TANDA-TANDA DAN SINOKATAN XX
Kekuatan tekan beton yang ditentukan pada usia 28 hari ( ksi). Tekanan
Jarak membujur pusat ke pusat dari dua lubang yang berurutan (in ).
Perbandingan luas netto (pada baris baut) dan luas bruto (pada muka
batang kaki besi siku).
8. Puntiran / 308
8.1 Puntiran / 308
8.2 Puntiran pada Batang dengan Sumbu Simetri / 308
8.3 Puntiran Penampang Persegi Penuh /314
8.4 Puntiran Penampang Terbuka /319
8.5 Pusat Geseran / 328
8.6 Puntiran pada Penampang Tertutup / 333
8.7 Analogi Membran / 342
xxiv PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
Keterangan
Free Body Bagian potongan dari struktur yang dilengkapi dengan gaya-
gaya yang bekerja padanya.
Cope Bagian struktur yang biasanya berupa sebuah pelat yang
berfungsi untuk mempersatukan bagian struktur yang satu
dengan yang lainnya supaya menjadi suatu kesatuan yang
kuat.
Shear Connector = Penyambung geser yang biasa dipakai pada konstruksi komposit.
PENDAHULUAN
Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk
membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat
peralatan-peralatan yang dibutuhkannya. Sebagian besar dari impian ini baru
terlaksana setelah ditemukannya besi yang kemudian bisa diolah menjadi bahan baja.
Dengan ditemukannya bahan ini maka tampaklah bahwa semua bahan bangunan yang
telah dikenal dan dipakai dalam konstruksi pada umumnya mempunyai beberapa
kekurangan bila dibandingkan dengan bahan baja, seperti misalnya terlalu lemah
(kayu), terlalu besar volumenya (batu), terlalu temporer (tanah liar dan bagian-bagian
pohon) atau kurang mempunyai daya tahan terhadap kekuatan tarik dan terlalu getas
'erhadap lenturan (batu dan beton). Di samping kekuatannya yang besar untuk
menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga
mempunyai sifat-sifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai
salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini. Penjelasan singkat
tentang beberapa sifat-sifat baja akan dibahas berikut ini, sedang konsep-konsep lain
yang telah dikemukakan dalam pelajaran mekanika teknik dan pelajaran-pelajaran
lainnya tidak akan dibahas ulang dalam buku ini.
Kekuatan Tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai-bagai kekuatan yang bisa dinyatakan
dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya Fy atau oleh tegangan tarik batas Fu. Bahan
baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai
perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-
bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan
sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang
yang lebih panjang, sehingga memberikan kelebihan ruang
MNDAMULUAN XXVll
dan volume yang dapat diniant'uatkan aklhat langsingnyu profil-profil yang dipakai.
Kemudahan Pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-
satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-
bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen
konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap bisa diperoleh di toko-toko besi,
sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian- bagian konstruksi baja yang
telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja
biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta mudah
diperoleh di mana-mana.
Tegangan F (* P/A)
Keseragaman
Sifat-sifat dari baja, baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur
terkendali dengan baik sekali, sehingga para insinyur dapat mengharapkan elemen-
elemen dari konstruksi bisa bertingkah laku sesuai dengan yang di duga dalam
perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang
biasanya terjadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai- bagai ketidakpastian.
XXVIII RIRINOANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITIK
Duktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat duktilitas. Adanya sifat
ini membuat struktur baja mampu mencegah teijadinya proses robohnya bangunan
secara tiba-tiba. Sifat ini sangat menguntungkan ditinjau dari sudut keamanan
penghuni bangunan bila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada
peristiwa gempa bumi.
Eh samping itu masih ada keuntungan-keuntungan lain yang dapat kita peroleh dari
struktur baja, seperti:
1. Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
2. Dapat di las.
3. Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya.
4. Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai
nilai sebagai besi tua.
5. Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak
terlalu sukar.
Di samping keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-
kelemahan sebagai berikut:
1. Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan
supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.
2. Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat.
3. Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing,
walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah teijadinya
pergeseran horisontal.
Para insinyur perlu memperhatikan bahwa pada sunu tinggi seperti yang terdapat bila
teijadi kebakaran pada bangunan, kekuatan dari struktur baja akan menurun secara
drastis dan untuk mencegah supaya bangunan tidak roboh secara tiba-tiba, struktur
baja harus dilindungi dengan bahan tahan api atau dengan cara-cara perlindungan
lainnya yang sejenis. Konstruksi kayu yang batang- batangnya mempunyai dimensi
yang besar biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik bila terserang api
dibandingkan dengan struktur baja yang tidak dilindungi. Cara yang umum untuk
melindungi konstruksi baja dari bahaya api ialah dengan melapisinya kurang lebih
setebal 1 in dengan campuran semen, adukan beton, atau dengan lapisan lain dari
bahan yang tahan api seperti gips dan lain-lainnya.
PfNDAHULUAN XXlX
Gb. 0.2. Pembuatan dari rangka khusus pada lokasi pekerjaan untuk digunakan sebagai dinding
dan atap dari sistem struktur ruangan lobby sebuah bangunan perkantoran. Perhatikanlah
rangka-rangka yang dibuat dari pipa-pipa yang disambung telah dipersiapkan di bengkel dalam
bentuk yang mudah diangkut dan dipasang di lokasi.
Komponen dari sebuah struktur harus direncanakan untuk menahan beban yang
bekerja padanya tanpa mengalami tegangan dan deformasi yang berlebihan. Beban ini
disebabkan oleh berat sendiri dari struktur beserta hal-hal lain yang bersangkutan
seperti beban tembok dan lantai, beban angin, salju, gempa bumi, orang serta benda-
benda lain yang didukung oleh struktur. Beban ini bisa bekeija dengan berbagai cara
pada bagian-bagian konstruksi seperti misalnya searah dengan sumbu batang (beban
aksial) yang akan menyebabkan terjadinya perpanjangan atau perpendekan pada
batang sesuai dengan sifat bekerjanya beban;
XXX PIMNCANAAN KONITHUKSI BAJA UNTUK INBINVUR DAN ANIITBK
tegak lurus pada sumbu batang yang akan menyebabkan batang mengalami
pembengkokan atau lenturan, atau beban tersebut juga bisa merupakan momen yang
bidangnya tegak lurus pada sumbu batang (momen torsi) yang akan menyebabkan
terpuntirnya batang pada sumbunya atau juga sebagai kombinasi dari dua atau ketiga
kekuatan tersebut. Seorang insinyur perlu memahami semua beban yang bekerja pada
tiap-tiap elemen dari struktur dan pada seluruh struktur secara keseluruhan serta
menentukan variasi dari kombinasi pembebanan yang mendatangkan akibat paling
membahayakan, baik pada tiap-tiap komponen maupun pada seluruh struktur. Studi
tentang hal ini dengan efek-efek yang ditimbulkannya merupakan bagian dari
pelajaran analisa struktur.
Beban-beban biasanya digolongkan dalam dua kelompok yaitu beban mati dan beban
hidup. Beban-beban tetap yang disebabkan karena bekerjanya gaya gravitasi pada
elemen struktur (berat struktur sendiri) disebut beban mati. Besarnya beban mati
biasanya bisa ditentukan dengan cukup tepat seperti yang diperlihatkan pada tabel 0.1
Beban hidup adalah beban yang tidak senantiasa tetap dan timbul akibat bekerjanya
gaya-gaya luar pada konstruksi seperti misalnya orang-orang yang menempati
konstruksi tersebut, perabot-perabot, angin, salju, gempa bumi dan lain-lainnya.
Berbeda dengan beban mati, besarnya beban hidup tidak bisa ditentukan dengan tepat,
melainkan hanya dapat diperkirakan saja. Untuk memudahkan para insinyur
memperkirakan besarnya beban hidup yang bekerja pada suatu struktur, peraturan-
peraturan bangunan yang ada telah menetapkan besarnya beban tersebut berdasarkan
jenis struktur dan penggunaannya.
Organisasi penelitian dan standarisasi nasional seperti The American National
Standards Institute (ANSI) dan pedoman-pedoman lainnya tentang bangunan telah
menentukan besarnya beban angin, salju dan gempa bumi didasarkan atas data-data
dan penelitian yang mendalam. Seorang insinyur harus menentukan pedoman mana
yang akan dipakainya untuk menentukan besarnya beban hidup yang sesuai bagi
struktur yang akan direncanakannya. Untuk perencanaan pendahuluan bisa dipakai
nilai-nilai untuk beban mati dan beban hidup Seperti yang direkomendasikan dan
dimuat pada tabel 0.1.
Walaupun demikian sebuah struktur tidak bisa direncanakan hanya untuk menahan
beban mati dan beban hidup yang ditentukan dalam buku pedoman. Sebab apabila
pada suatu saat terjadi pembebanan yang sedikit lebih besar daripada beban yang
diizinkan, maka struktur atau bagian-bagiannya akan mengalami keruntuhan. Untuk
menghindari hal ini dipakai tegangan izin bahan yang besarnya lebih kecil dari
tegangan hancurnya. Biasanya tegangan izin yang ditentukan berkisar antara setengah
dan dua pertiga dari tegangan leleh. Ini berarti setengah atau sepertiga dari
kemampuan daya tahan batang dipakai untuk mencegah terjadinya ketidakpastian
dalam pembebanan, sifat-sifat bahan dan penyimpangan-penyimpangan yang biasa
terjadi dalam pelaksanaan. Kapasitas ini dikenal dengan sebutan faktor keamanan.
PINDAHULUAN xxxi
< il>. 0.3. Sebuah langka baja untuk bangunan pencakar langit sedang dalam pemasangan. In
batikanlah bahwa pada konstruksi baja seluruh struktur baja bisa didirikan sebelum pekerjaan
lainnya dimulai, dengan demikian bisa dihindari terjadinya tumpang tindih antara berbagai
pekerjaan yang ada.
Beban Mati'
lUMoti 150 pcf
ln .4i>n|iin (bala dan blok beton) 120 - 145 pcf
2
Beban hidup (psf)
1
Lihat halaman 6-8, 6-9 dan 6-10 dari AISCM untuk bahan-bahan lainnya.
O
Lihat spesifikasi AISC 1.3. mengenai peraturan khusus tentang pembebanan dan
spesifikasi 1.5.6. untuk penambahan tegangan yang diizinkan bila pada
perencanaan diperhitungkan kombinasi pembebanan angin, beban mati dan
beban hidup dengan catatan, penampang yang ditentukan harus cukup kuat
menahan beban mati dan beban hidup tanpa adanya penambahan tegangan.
6
SAMBUNGAN LAS
Ukuran las sudut didefinisikan sebagai panjang sisi (kaki) dari segitiga yang
terbesar yang terdapat pada penampang las-lasan. Pada umumnya, kaki-kaki segitiga
las-lasan mempunyai panjang yang sama. Las-lasan dengan panjang kaki- kaki yang
berbeda kurang efisien bila dibandingkan dengan yang panjang kaki- kakinya sama
(lihat gambar 6.3).
Las parit dipakai untuk menghubungkan ujung-ujung batang yang bidang
permukaannya sama. Las ini biasanya dipakai untuk sambungan kolom, pada pangkal
pertemuan gelagar ke kolom, dan pada sambungan dari flens gifder pelat.
Kalau las parit mempunyai tebal lebih besar dari tebal batang yang disambung,
las tersebut dikatakan mempunyai penguat. Penguat, ini memberikan sedikit
tambahan kekuatan pada las-lasan, tetapi mempunyai keuntungan dalam bentuk
kemudahan peiaksanaan. Namun demikian penguat ini tidak menguntungkan apabila
terdapat pada sambungan yang akan mengalami kelelahan. Percobaan-percobaan
telah menunjukkan bahwa pada bagian penguat terjadi konsentrasi tegangan yang
turut memberikan sumbangan bagi terjadinya kegagalan dini.
6
(a) (b)
Gb. 6.2 Jenis las sudut: (a) las sudut cembung; (b) las sudut cekung.
SAMBUNGAN LAB 226
t hiltik kondisi ini penguat ditambah dan kemudian diratakan dengan permukaan Ini I
batang-batang yang disambung.
I JIS sumbat dan las celah dibentuk pada bukaan dari salah satu batang yang
illmunbung di atas batang lainnya. Kadang-kadang las ini bisa dipakai untuk
"menjahit pelat penutup suatu penampang ke penampang rol lainnya. Peng- gunium
umum lainnya ialah menambah las sumbat apabila las sudut yang dipakai tidak cukup
panjangnya.
(. J. PENGAWASAN LAS
Kegagalan pada las biasanya bersumber pada adanya keretakan, atau ketidak-
sempurnaan yang disebabkan oleh penyusutan, buruknya mutu pekerjaan atau adanya
kerak las-lasan. Oleh sebab itu, permukaan dari las-lasan perlu digosok halus dan
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap ketidaksempurnaan yang ter- indi. Pemeriksaan
keretakan pada las bisa dilakukan dengan salah satu dari cara- cara berikut ini.
Penggunaan penembus bahan warna
lcrmukaan las-lasan, setelah dibersihkan dari kerak, dicat dengan bahan warna yang
dilarutkan pada cairan penembus. Karena aksi kapiler, bahan warna tersebut masuk ke
dalam retakan. Permukaannya kemudian dibersihkan dari cairan penembus yang
berlebihan, tetapi bahan warna yang ada pada retakan tetap t inggal, membentuk garis-
garis yang indah.
Pemeriksaan magnet
Metode ini didasarkan atas pengetahuan bahwa adanya diskontinuitas mengganggu
keseragaman medan magnet. Pada metode ini, sebuah magnet yang kuat digerakkan
sepanjang las-lasan, dan medan magnet yang dihasilkan dipelajari. Adanya variasi
yang terjadi secara tiba-tiba menunjukkan adanya retakan pada las-lasan.
Percobaan partikel magnet
Metode ini juga didasarkan atas sifat .dari retakan pada las-lasan yang dapat
mengganggu medan magnet. Pada metode ini, bubuk besi disebarkan di atas las- lasan,
dan sebuah medan magnet yang kuat dihasilkan pada batang yang dilas. Adanya
retakan pada las-lasan menyebabkan partikel-partikel besi membentuk sebuah pola
yang dapat dilihat.
raiwNCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
perkuatan perkuatan
Gb. 6.4 Jenis dari las parit: (a) las parit persegi; (b) las parit V tunggal; (c) las parit V rangkap.
Pemeriksaan Radiogmfis
Sebuah sumber penghasil sinar x yang ditempatkan pada salah satu sisi dari
permukaan yang dilas menyinari sebuah film yang ditempatkan pada sisi lainnya
dengan gambaran las-lasan dan diskontinuitas yang terdapat di dalamnya. Setelah
filmnya diproses, lalu dipelajari untuk menentukan mutu dari las-lasan dan tempat
terjadinya keretakan.
Percobaan Ultrasonik
Sebuah pemancar ultrasonik, yang menginjeksikan pulsa-pulsa ultrasonik ke dalam
las-lasan, digerakkan sepanjang las-lasan. Pantulan pulsa yang keluar dari permukaan
depan dan permukaan belakang las-lasan diproyeksikan pada layar sebuah tabung
sinar katoda sebagai puncak-puncak dari sebuah garis datar. Munculnya sebuah
puncak ketiga pada layar menunjukkan adanya sebuah retakan.
Gb. 6.5 Las sumbat dan las celah: (a) las sumbat; (b) las celah.
daftar berbagai tingkat struktur baja sesuai dengan kebutuhan dari logam las-lasannya.
Dewasa ini bisa dipakai jenis elektrode E-60 atau E-70. Angka yang terdapat sesudah
huruf E menunjukkan kapasitas kekuatan tarik balas dari logam las-lasan dalam ksi.
Dalam hal ini elektrode yang mempunyai kualitas lebih rendah dari E-70 tidak boleh
dipakai bersama logam dasar yang mempunyai tegangan leleh lebih besar dari 42 ksi.
label 1.5.3 dari AISCS memberikan daftar tegangan izin las-lasan dan tingkat
kekuatan yang dibutuhkan untuk berbagai jenis las-lasan dan tegangan- tegangan yang
berhubungan. Untuk las sudut, yang merupakan jenis las yang paling banyak dipakai,
besarnya tegangan geser las yang diizinkan dibatasi sampai 0,3 kali kekuatan tarik
nominal dari logam lasnya. Dalam hal ini, tegangan geser pada logam dasar tidak
boleh melampaui 0,4 kali dari tegangan tinggi dan baja 36 ksi, maka ada
kemungkinan, tegangan yang menentukan adalah tegangan dari logam dasar. Berbagai
perencanaan dan kombinasi tegangan leleh Ingam dasar diperlihatkan pada contoh 6.1.
Catatan : Pada contoh-contoh berikut apabila tidak diberikan keterangan lain, maka
dianggap jenis elektrode yang dipakai adalah jenis E-70.
Contoh 6.1.
Tunjukkan bahwa untuk baja A36 dan elektrode las E-60, sambungan las sudut
direncanakan berdasarkan tegangan dari logam las, dan untuk elektrode las E-70
tegangan logam dasar mengalami keadaan kritis yang sama dengan tegangan logam
las.
Penyelesaian:
A ISC menentukan bahwa tegangan logam dasar tidak boleh melampaui 0,4 kali
tegangan leleh logam (AISCS, Tabel 1.5.3)
Fy = 36,0 ksi
Fu = 0,40 X 36,0 ksi = 14,4 ksi
AISC juga menentukan bahwa tegangan geser las yang diizinkan pada luas efektif
dibatasi sampai 0,3 kali kekuatan tarik nominal dari logam las. Jadi tegangan-
tegangan yang diizinkan adalah:
Untuk E-60 030x60,0 ksi = 18,0 ksi
Untuk E-70 030 x 70,0 ksi = 21,0 ksi (AISCS Tabel 1.5.3)
Untuk las sudut, luas efektif leher adalah jarak terpendek dari dasar kc permukaan las.
Jadi:
Untuk E-60, sin 45 X 18,0 ksi = 12,73 ksi
Tegangan logam dasar yang diizinkan = 14,4 ksi > 12,73 ksi
1 Lihat pedoman pengelasan struktur dari American Welding Society, AWS D 1.1-80,Tabel 4.1.1.
SAMBUNGAN LAS 22S
illlirtiluk untuk mendupulkun tebal leher yang penuh, maka ukuran las-lasan
maksimum diambil j' 6 in lebih kecil dari tebal material (AISCS 1.17.3).
Apabila keadaan memungkinkan, dipakai las melintang yang panjangnya ndak
boleh kurang dari dua kali panjang las-lasan nominal (AISCS 1.17.7). Kalau tipakai
las melintang, panjang efektif las-lasan melintang ditambahkan pada piiuiaug efektif
las-lasan membujur (AISCS 1.14.6.2).
I'a ujang minimum dari las sudut tidak boleh kurang dari empat kali ukuran
nominal, atau ukuran las-lasan harus diperhitungkan tidak boleh melampaui
seperempat kali panjang efektifnya. (AISCS 1.17.4). Untuk las selang-seling, dalam
keadaan apa pun panjangnya tidak boleh kurang dari 1^ in (AISCS I I /.S).
Untuk las sumbat dan las celah, luas geseran efektif adalah luas penampang
nominal dari lubang atau celah yang terdapat pada permukaan yang disambung.
a
Ukuran kaki dari las sudut.
I as sudut pada lubang atau celah tidak dianggap sebagai las sumbat atau las celah dan
harus dihitung sebagai las sudut (AISCS 1.17.8).
Ukuran-ukuran yang dibutuhkan untuk las sumbat dan las celah diberikan pada
AISCS 1.17.9. Untuk las sumbat, diameter dari lubang tidak boleh kurang dari tebal
bagian yang berlubang ditambah in, dan kalau perlu dibulatkan kc bilangan berikutnya
yang lebih besar sebesar -i-in, dan tidak boleh lebih dari 21 kali tebal logam las. Jarak
minimum dari pusat ke pusat lubang adalah empat kali diameter lubang.
Panjang dari sebuah las celah tidak boleh melampaui 10 kali tebal las-lasan, lebar
minimum dari celah adalah tebal dari bagian yang bercelah ditambah ^ in, dan kalau
perlu dibulatkan ke bilangan berikutnya yang lebih besar sebesar in, dan tidak boleh
lebih besar dari 2 \ kali tebal las-lasan. Ujung-ujung dari celah harus berbentuk
lengkungan dengan jari-jari yang besarnya tidak kurang dari tebal bagian yang
bercelah. Jarak minimum dari las celah pada arah trans-
/
>
IT AIWTIK
lebih tipis
Gb. 6.6 Panjang efektif minimum dan panjang lebihan dari sambungan tindih.
versal terhadap panjangnya harus empat kali lebar dari celah. Jarak minimum pusat ke
pusat pada arah longitudinal harus dua kali panjang celah.
Pada material setebal y in atau kurang, tebal las-lasan untuk las sumbat dan las
celah harus sama dengan tebal material. Pada material yang lebih tebal dari -f- in,
tebal las-lasan paling sedikit harus setengah kali tebal material, tetapi tidak boleh
kurang dari in.
Pemakaian las bisa dikombinasikan dengan pemakaian baut, asal saja bautnya
merupakan baut jenis geseran (AISCS 1.15.10) dan dipasang sebelum las- lasan.
Tegangan geser yang diizinkan untuk -berbagai elektrode dan logam dasar diberikan
pada Tabel AISC 1.53. Karena tegangan dihitung melalui leher efektif untuk panjang
las-lasan, kekuatan las-lasan untuk setiap inci panjang las-lasan ditentukan sebagai
perkalian tegangan yang diizinkan dengan panjang efektif leher.
SAMBUNGAN LAB 231
Harga tegangan las-lasan yang diizinkan diberikan pada tabel AISC 1.5.3 ( lihat
bagian 6.4. Tegangan yang diizinkan pada las-lasan).
Kekuatan las biasanya dihitung untuk panjang lain dari panjang las sudut sebesar
jg in. Dengan demikian harga tegangan untuk berbagai las-lasan ditentukan dengan
mengalikan harga tegangan las-lasan untuk setiap seperenam belas panjang las-lasan
dengan bilangan seperenambelas. Kalau mungkin, las- lasan melintang dapat
ditambahkan pada las sudut. Dalam beberapa kasus, akan lebih mudah apabila
dilakukan pengelasan menerus dari satu sudut ke sudut lainnya. Pada semua kasus,
panjang efektif las-lasan adalah jumlah dari panjang semua las-lasan, termasuk las-
lasan melintang (AISCS 1.14.6).
Contoh 6.2,
Tentukan kekuatan sebuah las sudut yang panjangnya -y in.
Penyelesaian.
Tegangan yang diizinkan untuk elektrode E-70 adalah 0,30 kali kekuatan tarik
nominal dari logam las (AISC, Tabel 1.5.3).
Kekuatan las setiap inci ( Wc) adalah tegangan izin dikalikan dengan panjang
efektif leher.
Untuk las-lasan sepanjang in, panjang leher adalah:
Tebal efektif leher untuk las-lasan sama kaki setiap in panjang las-lasan adalah:
Dengan mengalikan panjang leher dengan tegangan izin didapat kekuatan las
setiap inci untuk panjang las-lasan setiap ^ in.
Untuk elektrode E-70, tegangan izinnya adalah:
Dari harga ini, kekuatan las bisa ditentukan dengan mengalikan jumlah
seperenambelas pada panjang las-lasan. Seperti di atas:
Contoh 63.
Sebuah las sudut sepanjang ~ in dipakai untuk menyambung dua pelat seperti pada
gambar. Tentukan besar beban maksimum yang dapat diberikan pada sambungan
tersebut.
AMMINOAN LA **
l'rnyrlesaian:
l Intuk las-lasan
Kapasitas sambungan yang dipakai adalah 55,0 kip yang merupakan tegangan
izin dari pelat berukuran | in X 5 in.
Contoh 64.
Untuk elemen struktur seperti pada gambar, tentukan panjang las sudut yang
mempunyai kekuatan tarik penuh:
a) Tanpa las-lasan melintang
b) Dengan las-lasan melintang
c) Dengan las-lasan menerus
.....r.< un WM AnaiTIK
(a) (b (0
)
Penyelesaian:
Untuk las-lasan
^maks ~t w X W e
'w ^maks/^
Untuk mendapatkan panjang las-lasan minimum, pakai ukuran las maksimum,
dilas (AISCS 1.17.3).
a) Untuk las sudut tanpa las-lasan melintang, separuh dari panjang las-lasan yang
dibutuhkan akan ditempatkan pada tiap sisi membujur. Tiap sisi harus lebih
panjang dari jarak tegak lurus antara keduanya (AISCS 1.17.4).
7,6 in.
= 3,8 in. <4,5 in.
2
Pakai l w = 4,5 in dengan las-lasan membujur ^ in
b) Las-lasan melintang tidak boleh kurang dari dua kali ukuran nominal las- lasan
(AISCS 1.17.7).
(2 X l w ) + 2 X (2 X ^ in.)>7,60in.
Contoh 6.S.
I eutukan kapasitas tarik izin dari sambungan seperti yang terlihat pada gambar.
Iakai las sudut berukuran | in dengan elektrode E-60.
Penyelesaian:
Untuk las-lasan
^maks - l W * W c
Karena kapasitas las-lasan kurang dari kapasitas baja, maka kapasitas tarik izin yang
dipakai adalah 152,6 k.
Penyelesaian:
^ =^iaks l^c
Wc = 7 X 0,928 k/in./ seperenambelasan = 6.5 k/in.
Panjang maksimum di luar celah adalah:
Contoh 6.7.
Rencanakan kembali sambungan profil kanal pada contoh 6.6 dengan memakai kombinasi
dari las sudut dan las celah untuk menahan beban yang sama.
BAMBUNOAN LAB 237
Penyelesaian:
Karena tebal badan adalah | in, ukuran las sudut maksimum adalah in (AISCS
1.17.3).
Wc = 7 X 0,928 k/in./seperenambelasan = 6,5 k/in.
Tegangan izin las celah = 0,30 X 70,0 ksi = 21,0 ksi (AISCS, Tabel 1.5.3). Anggap
lebar las celah adalah 1 in.
Kapasitas las sudut
celah
Tebal las celah pada material setebal -f- in atau kurang akan sama dengan tebal
material (AISCS 1.17.9).
Lebar minimum las celah = i in. + ^ in. = in. (AISCS 1.17.9)
Lebar maksimum las celah= 2 \ X ^ in. = 1-g in.
Panjang maksimum las celah = 10 X -j in. = 5 in.
Luas geser efektif = lebar X panjang (AISCS 1.14.6.3)
Tebal las-lasan = ^in. (tebal material) (AISCS 1.17.9)
. .n.n.nNM HOMTRUKII BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITIK
46,5
/w=--------/21.0 ksi = 1,97 in. f k/
ambil 2 in
Pakai salah satu dari las celah di atas dikombinasikan dengan las sudut ~ in.
Apabila tegangan yang dihitung kurang dari ukuran minimum las-lasan, bisa dipakai las
sudut selang-seling. Panjang efektif dari segmen las sudut tidak boleh kurang dari empat
kali ukuran las atau 1^ in. (AISCS 1.17.5)
Contoh 6.8.
Sebuah girder pelat yang dilas terdiri dari flens berukuran in X 14 in dan badan berukuran j
in X 42 in mengalami gaya geser maksimum sebesar 160 kip. Tentukan ukuran las sudut
untuk las dan las selang-seling.
1^" X 14" i.
BAMBUNOAN LAB 237
tAMMJNOAN LM *
Penyelesaian:
Tegangan pada las-lasan terjadi akibat adanya aliran geseran pada pertemuan
antara badan dan flens. Ukuran las-lasan yang dibutulikan adalah aliran geseran
dibagi dengan tegangan izin las tiap inci tiap seperenambelas kaki las-lasan.
VQ
V - 160 kip
= 22960 in.4
(160 k X 456,8 in.3)
* 229^4 =3 18 n
- ^'
Wc = 0,928 k/in./ seperenambelas kaki las-lasan
3,18 k/in.
D =----------------; = 1,72 seperenambelas
2X0,928 k/in. *
Catatan : Penggunaan las sudut selang-seling bisa diterima pada pembebanan statis.
Pada kasus pembebanan lelah (berulang), yang berada di luar
jangkauan pembahasan kita di sini, las sudut selang-seling tidak bisa
dipakai untuk tujuan praktis.
BAMBUNQAN LAB 141
Contoh 6.9.
Sebuah profil W 24 X 104 mempunyai pelat penutup berukuran 1 in X 10 in yang
diletakkan pada flens dengan las sudut in E-70 seperti terlihat pada gambar. Tentukan
panjang las-lasan penyambung untuk lokasi bekerja geseran sebesar 110 kip.
r x io"
pelat penutup
W 24 X 104
Penyelesaian:
Aliran geseran pada sambungan pelat penutup adalah
Pakai las in, E-70, panjang 3 in, dengan jarak pusat ke pusat 12 in. Lihat catatan
V= 110 kip
Contoh 6.10.
Rencanakan pelat penutup sebagian yang dilas untuk pembebanan seperti pada
gambar dengan menggunakan profil W 24 X 76. Anggap konstruksi ini dilengkapi
sepenuhnya dengan tunjangan lateral.
WN UNTUK INSINYUR DAN ARBITIK
Penyelesaian:
Sifat-sifat gelagar WF
W 24 X 76 A
= 22,4 in.2 d
= 23,92 in.
fy- = 8,99in.
7=2100 in.4
S= 176 in.3
10 kip
0,65 x 2 - 56 JC + 352 = 0;
Selesaikan dengan mempergunakan persamaan kuadrat.
lakai las sudut selang-seling minimum. Untuk pelat penutup setebal 1 in, ukuran
minimum dari las sudut = ^ in(AISCS 1.17.2). Lihat catatan pada contoh 6.8.
W c = 0,928 k/in/seperenambelas X 5 seperenambelas X 2 sisi =
9,28 k/in
Gaya yang ditahan setiap kaki (foot) = 0,96 k/in X 12 in/ft = 11,54 k/ft
11,54 k/ft
1,24 in./ft
9,28 k/in.
Panjang las-lasan minimum = 4 kali ukuran las tapi tidak kurang dari 1Vi in.
Panjang pelat penutup sebagian harus ditambah melebihi titik potongan teoritis untuk
suatu jarak yang mampu mengembangkan bagian tegangan lentur gelagar yang
ditahan oleh pelat penutup pada titik potongan teoretis (AISCS 1.10.4). Di samping itu
las-lasan yang menghubungkan pelat penutup harus menerus untuk suatu jarak yang
besarnya tergantung pada lebar pelat dan jenis las dan harus mampu mengembangkan
tegangan lentur pada jarak tersebut.
Komentar AISC menunjukkan bahwa gaya yang harus dikembangkan oleh alat
penyambung pada perluasan pelat penutup adalah:
M Q 352 ft-k X 12 in./ft X 87/22 in.3 I ~ = 86,20 k
4274 in.4
Perencanaan las-lasan pada perluasan pelat harus menerus sepanjang kedua sisi pelat
penutup, tapi tidak ada las-lasan melintang pada ujung dari pelat.
Perluasan pelat cukup. Pakai pelat penutup sebagian seperti pada sketsa berikut.
BAMBUNOAN LAB 241
Contoh 6.11.
Untuk gelagar menerus seperti pada gambar, pilih sebuah gelagar WF untuk menahan
lenturan positif, dan rencanakan pelat penutup sebagian yang dilas yang dibutuhkan
untuk menahan lenturan negatif. Anggap konstruksi dilengkapi dengan tunjangan
lateral sepenuhnya. Di dalam analisa tambahan kekakuan yang diberikan pelat
penutup diabaikan.
Penyelesaian:
2,5 kip/ft
46,88
kip
SAMBUNGAN LA8 24B
Di sini efek dari momen redistribusi tidak dipakai. Untuk pembahasan tentang
redistribusi lihat Bab 3 (AISCS 1.5.1.4.1).
A = 27,7 in.2
<7 = 24,31
in. b f =
9,065 in.
/=2700 in.4 S
= 222 in.3
Tahanan momen total yang dibutuhkan
momen maksimum = 781 ft-k
M_ /
S = 391 in.3
Fb c
^(24,31 in. + pj
1= 2700 in.4 + 2( b t)
1
2700 in.4 + - b t (24,31 in. + i f S =- = 391
in.3
24,31 in.
+1
= 5421 in.4
S = 400 in.3
BadaB Perpustakaan
Propinsi Jawa Tim r
i,b kip/tt
I I I I I I I iJ)I
46,88 kip I I I I I I I I 444 ft -kip
V = 78,1 k
1836 k/ft
= 1,98 in. Anggap panjang las selang-seling 2 in.
9,28 k/in.
Panjang minimum las selang-seling = 1 j in < 2 in memenuhi syarat. Perluasan
pelat (AISCS 1.10.4.2).
Pakai las-lasan menerus sepanjang kedua sisi membujur dari pelat penutup dan
sisi melintang ujung pelat.
a ' = 1,5 X 6 = 9in.
Kapasitas las = [(2 X 9 in.) + 6 in.] X (5 X 0,928 k/in.) = 111,4 k Besar gaya
yang dibutuhkan:
M Q 444 ft-k X = 104 k < 111,4 k
12 in./ft X 106
in.3 I ~ 5421 in.4
memenuhi syarat.
Semua las tembus penuh, las parit dan las pangkal direncanakan berdasarkan
kapasitas dari logam dasar seperti yang diberikan pada AISC Tabel 1.5.3.
( 'ontoh 6 .1 2 .
loutukan kekuatan las parit tembus penuh yang dipakai untuk menyambung pelat
pelat yang menahan geseran seperti pada gambar berikut ini.
_i_ l ---------m-----------
t t las-lasan E-6C t
r* 3"
4 4 (b) 16
(a)
-------n
las-lasan E-70
i.
T
4
Penyelesaian:
Untuk las-lasan:
P A y p
-maks -^las-lasan ^ ^las-lasan
Untuk elemen-elemen yang disambung
^rnaks ~~ ^ baja X
Luas efektif dari las parit dapat dihitung sebagai panjang efektif dari las- lasan
dikali dengan tebal efektif leher. Panjang efektif dari las-lasan parit merupakan
lebar dari bagian yang disambung (AISCS 1.14.6.1, Tabel 1.5.3).
a) ^iasan= 0,30 X 70,0 ksi = 21,0 ksi ^lasan t= 6,0
in. X 5 in. = 1,5 in.2 Pmaks = l,5in.2 X 21,0 ksi =
31,5 k -^baja = 6,0 in. X ^ in. = 1,5 in.2 Tmaks
= 1.5 in.2 X (0,40 x 36,0 ksi) = 21,6 k
Contoh 6.13.
Salah satu kaki dari sebuah besi siku berukuran 6 X 6 X -f i11 akan disambung dengan
las-lasan sisi dan sebuah las-lasan pada ujung besi siku ke sebuah pelat yang terletak di
belakangnya. Rencanakan sambungan tersebut untuk mendapatkan kapasitas penuh
dari besi siku. Seimbangkan las sudut di sekeliling pusat gravitasi besi siku, dengan
menggunakan ukuran las-lasan maksimum dan batang elektrode E-60.
5 1 9
1 Ikman las-lasan maksimum = in.- in. = in. (AISCS 1.17.3)
8 16 16
'Ws = ^batang x ^ Fy = M 1 in.2 x 22,0 ksi = 156,4 k
Wc = 9 X 0,795 k/in./seperenambelas = 7,16 k/in.
, 156,4k
lww = _, = 21,84 m.
7,16 k/in.
Jumlah momen las sudut pada titik A
( atatan: Kasus ini khusus untuk sebuah sambungan dengan variasi tegangan
berulang. Walaupun dapat dilakukan, pada pembebanan statis,
eksentrisitas yang terjadi di antara pusat gravitasi tidak perlu untuk
direncanakan, tetapi pada elemen-elemen yang mengalami pem-
bebanan lelah perencanaan untuk eksentrisitas perlu dilakukan (AISCS
1.15.3).
Contoh 6.14.
Sebuah besi siku berukuran 7 X 4 X -f in perlu disambung untuk mendapatkan
kapasitas penuhnya seperti yang terlihat pada gambar ke pelat dengan menggunakan
las-lasan berukuran in las-lasan. Tentukan / dan /2 sehingga pusat gravitasi besi siku
dan las-lasan berimpit.
Penyelesaian:
Pmaks = batan* X Ft = 3,98 in.2 X 22,0 ksi = 87,56 k Wc =
5 X 0,928 k/in. = 4,64 k/in.
Iw = 87,56 k/4,64 k/in. = 18,87 in.
Jumlah momen las sudut pada titik A
2,37 in.X 18,87 in. = 7,0 in. X/, h ~ 44,72 in.2/7,0 in.
= 6,39 in. ambil 6 j in.
12 18,87 in. - 6 j in. = 12,37 in.
=
ambil 12 j in.
Panjang las-lasan seperti yang ditentukan dapat dipakai. Namun demikian, untuk
memenuhi syarat tentang kebutuhan panjang las-lasan melintang, lihat pada
contoh berikut ini.
Contoh 6.15.
Sama seperti contoh 6.14, tetapi memakai sambungan melintang. Tepi atau ujung dari
las-lasan sudut yang berhenti pada masing-masing ujung atau tepi dari bagian yang
disambung atau batang apabila memungkinkan, harus dibelokkan menerus sekeliling
sudut elemen sejarak tidak kurang dari dua kali ukuran nominal las-lasan (AISCS
1.17.7).
Penyelesaian:
P= 87,56 k lw
= 18,87 in.
(44,72 - 0,20 - 4,18)/7 = 5,76 in. ambil 5 f in. l2 = 17,62 in.- 5fin.=
t. N PEMBEBANAN EKSENTRIS
Apululu las-lasan menahan beban eksenlris, maka akan terjadi geseran dan torsi mim
geseran dan lenturan pada las-lasan (lihat gambar 6.8). Gaya per satuan |uiii|aiig
ditentukan besarnya oleh persamaan:
(6.2
)
/ adalah torsi, d adalah jarak dari pusat gravitasi kelompok las-lasan ke titik yang
diimjau dan J adalah momeji inersia kutubnya. Momen inersia kutub dirumuskan
sebagai jumlah momen inersia dalam arah x dan y, yaitu J = Ix + Iy. Arah diit i gaya
adalah tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan titik yang ditinjau dan pusat
gravitasi dari kelompok las-lasan. Untuk kemudahan perhitungan, jarak d biasanya
diuraikan menjadi komponen horisontal (h) dan komponen vertikal (v ).
Apabila komponen horisontal dan komponen vertikal dari gaya yang bekerja
pada pusat, masing-masing, PH dan Py, momen M dan panjang total dari las- lasan 1
inci, maka tegangan karena bekerjanya gaya langsung adalah:
= f,P = y- (6.3)
Resultan gaya geser dihitung sebagai akar dari jumlah kuadrat masing-masing
komponen,
SAMBUNGAN LAS 281
Contoh 6.16.
Las-lasan yang terlihat pada gambar akan menahan beban eksentris sebesar 5 kip yang
bekerja pada jarak 10 in dari las-lasan. Tentukan ukuran minimum las-lasan yang
E-70.
5 kip
10"
6"
Penyelesaian:
Las-lasan yang diperlihatkan oleh gambar mengalami baik gaya geser maupun
torsi. Gaya yang disebabkan oleh torsi bisa dihitung dari persamaan:
T= 10 in. X 5 k = 50in.-k
Anggap dalam kasus ini, dipakai las-lasan 1 in
Resultan gaya fr akan dihitung dari komponen horisontal f/, dan komponen
vertikal/,,.
Titik pada las-lasan yang mengalami tegangan yang paling besar adalah titik yang
jaraknya paling jauh dari pusat gravitasi las-lasan.
50 in.-k X 3 in. = 8,33 k/in.2
18 in.4
/. 7T^a-0jB3k/ln.a
6 in.
fr = V(0,83)2 + (8,33)2 =8,37 k/in.2
Untuk las-lasan 1 in
< 'outoh 6.17.
Wc = 16 X 0,928 k/in. = 14,85 k/in.
8,37 k/in.2 ^ .
W ukuran 0,56 in. pakai lasan 16 in
I t utukan ukuran las-lasan minimum yang dapat menahan beban seperti pada gambar.
Penyelesaian:
Las-lasan yang ada pada gambar mengalami gaya geser dan torsi.
Dengan anggapan untuk ukuran las-lasan 1 in
Td
/- r=7kX 4,0 in. = 28 in.-k
J
J I x + Iy
r (2,67 in.) 3
3
(5 33
(0,67 in,)3
^ + (4 in.2 X (2,67 in.)2) + + (8 in.J
, (333 in.) 3
3
3
'ikX(4k<8hr ' 1
101,33 in.4
Lihat sketsa untuk arah gaya.
fr = V(0,412 + 0,92)2 + (0,74 - 0,412)2 = 1,37 k/in.2
r, - 1,37 kip/m.2
\ 0,9
7,92
0.41
20,412 0.74
0,412
1,47
Tegangan las-lasan titik A 0,412
0,19
|
f, * 1,90
kip/in.
Tegangan las-lasan titik
B
Titik B
* 28 in.-k X 0,67 in. ................... ,
i0U3to.<-----------0J9k/,n-
fh
iouw-----------------------1,47 k/,n-
Lihat sketsa untuk arah gaya.
Titik pada las-lasan yang mengalami tegangan paling besar adalah titik B.
I IM I u k las-lasan I in:
_3J98k/im_
0,1275 (1/in.)
Gb. 6.10 Satu dari beberapa pola standar las-lasan yang terdapat pada AISCM dan bisa di-
rencanakan dengan mempergunakan tabel.
IAMBUNOAN L Al 2B7
Contoh 6.19.
Dengan menggunakan AISCM untuk pembebanan eksentris pada kelompok las- lasan,
tentukan harga P maksimum yang diizinkan untuk las-lasan seperti yang diberikan
pada gambar.
Pakai las-lasan berukuran in dan jenis batang elektrode E-70.
Penyelesaian:
P = CCyDl
Formasi las-lasan didapat pada Tabel XXV. Untuk kondisi yang diberikan, kl = 4 in, /
= 8 in, / (* + d) = 8 in, D = 5, C) = 1,0.
k- 4 in.// = 4 in./8 in. = 0,5
I vngun
menggunakan grafik
untuk k - 0,5 dan a -
0,917
a C
0,90 0,409
0,917 C
1,00 0,371
Contoh 6.20.
l 'muk sambungan las seperti di bawah ini, tentukan ukuran las-lasan minimum v.mg
dibutuhkan untuk menahan beban yang bekerja. Pakai tabel-tabel AISC iniluk
pembebanan eksentris dengan memakai batang elektrode E-60.
Penyelesaian:
P
CC,/
sebesar 0,259.
/(Jt + a)-lOin; 6(0,259 + a) - 10 in. a -1,4
Untuk k = 0,83 dan a = 1,4 , C = 0,692 (melalui interpolasi)
Contoh 6.21.
P 15 k
D= 0,692 (0,857)6 = 4,2 ambil 5
CC J
_5
Ukuran las-lasan minimum adalah _ in.
16
Kerjakan kembali contoh 6.18, cari harga P dengan menggunakan tabel AISC untuk
pembebanan eksentris. Ukuran las-lasan ~ in jenis batang elektrode E-'60.
Penyelesaian:
P = CC y DI
(ntiilnn: Apabila tidak ada keterangan lain, berarti dipakai batang elektrode
E-70.
6.1. Tentukan kekuatan las sudut berukuran in dan j in dengan panjang 12 in untuk
batang elektrode E-70 dan E-80.
6.2. Tentukan kapasitas dari sambungan las parit tembus penuh seperti pada gambar
berikut ini.
A"
8
(a) (b)
6.3. Sebuah las sudut berukuran in dipakai untuk menyambung dua pelat seperti
terlihat pada gambar. Tentukan beban maksimum yang dapat ditahan oleh
sambungan tersebut.
h~9"|
-
- i X 12" IL i rxB"t - i L
6.4. Untuk elemen-elemen seperti terlihat pada gambar, tentukan panjang las sudut
minimum yang dibutuhkan untuk mendapatkan kekuatan tarik penuh pelat-
pelat tersebut.
6.5. Tentukan kapasitas larik izin dari sambungan
seperti yang leililuit pada gambar. Pakai las sudut
berukuran ,s6 in dengan batang elektrode li-(>().
175 kip
6.7.
Sebuah profil kanal
akan disambung
pada sebuah pelat
seperti terlihat pada
(6.6)
gambar. Karena
pembatasan ruangan, profil kanal tidak dapat menindih pelat lebih dari 3 in.
Rencanakan kombinasi las sudut dan las celah untuk menahan beban yang
bekerja.
AMBUNOAN LAS 2U
(, K Sebuah pelat girder yang dilas leidiii dari dua buah llcns berukuran 2 in X |(> in
dan badan berukuran ^ inX40 in, mengalami gaya geser maksimum sebesar
270 kip. Tentukan ukuran las sudut untuk las menerus dan las selang-seling.
r-" I 2 X 16 i
1/2" X 40" t I
I 2" X 16" t
6.9. Sebuah profil W 21 X 101 mempunyai dua buah pelat penutup berukuran 1 in
X 8 in yang diletakkan pada flensnya dengan las sudut berukuran in seperti
terlihat pada gambar. Tentukan panjang las-lasan penyambung yang
dibutuhkan pada tempat besar gaya geser yang bekerja adalah 140 kip.
1"X8"t
6.10. Sebuah kaki dari besi siku berukuran 8 X 8 X \ in, akan disambung dengan las-
lasan sisi dan las-lasan pada ujung besi siku ke sebuah pelat yang terletak di
belakangnya. Rencanakan sambungan tersebut untuk mendapatkan kapasitas
tarik penuh dari besi siku. Seimbangkan las sudut tersebut di sekeliling pusat
berat dari besi siku, dengan menggunakan las-lasan berukuran in dan batang
elektrode E-60.
M. w* UNTUK INIINVUK DAN AM ITIK
6.11. Sebuah besi siku berukuran 0 X4X -] in akan disambung utiltik mendapatkan
kapasitas tarik penuhnya seperti yang terlihat pada gambar ke sebuah pelat
dengan menggunakan las sudut berukuran | in. Tentukan /, dan /2 sehingga
pusat gravitasi dari las-lasan dan besi siku berimpit.
6.12. Kerjakan kembali soal 6.11, tetapi dengan menggunakan belokan ujung (lasan
melintang).
6.13. Rencanakan panjang pelat penutup sebagian untuk sebuah penampang profil W
21 X 101 dengan pembebanan seperti terlihat pada gambar. Anggap konstruksi
dilengkapi dengan tunjangan lateral sepenuhnya.
18 kip 18 kip 18 kip
1.5 kip/ft
-12'-0" i
12'-0" 12'-0 -12'-0"I
6.14. Untuk gelagar menerus seperti pada gambar, pilih sebuah gelagar WF untuk
menahan momen maksimum positif, dan rencanakan sebuah pelat penutup
sebagian yang dilas pada tempat-tempat yang dibutuhkan untuk menahan
momen negatif. Anggap konstruksi dilengkapi sepenuhnya dengan tunjangan
lateral.
Catatan: Untuk menyederhanakan analisa dari gelagar menerus, adanya vari
asi kekakuan yang teijadi karena dipakai pelat penutup diabaikan.
M. w* UNTUK INIINVUK DAN AM ITIK
3 kip/ft
i r m i n m
A ~A
- 25' 4- 25'4----------25'4- 25' -25'-
SAMBUNGAN LAS 10
f. I S I as lasan scpcili terlihat pada gambar, menahan sebuah beban eksentris sebesar K kip
yang bekerja pada jarak 12 in dari las-lasan. Tentukan ukuran las-lasan minimum yang
dibutuhkan untuk menahan beban tersebut. Jangan pakai tabel.
6.16. Kerjakan kembali soal 6.15 dengan menggunakan tabel-tabel AISC yang
sesuai.
6.18. Berapa besar beban P yang dapat ditahan oleh sambungan seperti yang terlihat
SAMBUNGAN LAS 11
pada gambar berikut ini apabila dipakai las-lasan yang berukuran j in dan
batang elektrode E-60. Jangan pakai tabel.
"" UWTUK INIINVUM DAN ANIITIK
antara momen - rotasi ujung untuk tiap jenis sambungan perlu dipakai. Suatu
pendekatan perencanaan konservatif ialah dengan menganggap bahwa sebuah
sambungan ujung yang kaku dapat menahan sebuah momen yang besarnya lebih kecil
dari momen'ujung pada sebuah perletakan jepit penuh dan sambungan direncanakan
untuk menahan momen tersebut. Dengan demikian gelagar direncanakan untuk
menahan momen positif yang berasal dari momen negatif pada sambungan (lihat
gambar 7.5).
Pada penggunaan sambungan kaku, AISC mengizinkan dilakukannya redis- tribusi
momen. Girder pelat dan gelagar kompak yang disambung dengan kaku
Gb. 7.2 Sambungan baut rangka sederhana. Umumnya pada badan gelagar, baut bisa digantikan
dengan las.
8AMBUNOAN4AMBUNOAN KHUSUS
(a) (b)
< ;i). 7.3 Sambungan momen yang memberikan aksi kaku dan setengah kaku, (a) Pelat flens
vung dilas di bengkel disambung ke flens kolom dengan gelagar yang dibaut di lapangan, (h)
Pelat ujung yang dilas dibengkel ke gelagar dan kemudian dibaut di lapangan ke flens kolom.
Gb. 7.4 Sambungan momen dari sebuah gelagar ke kolom dengan flens diberi besi siku.
vrv riHINCANAAN KONSTRUKSI IAM UNTUK INSINYUR DAN ARSITIK
N
t>>J- (7.1)
r
v
R adalah reaksi ujung dan ry adalah kapasitas geser dari sebuah alat penyambung.
Kalau dipakai besi siku badan untuk menyalurkan geseran, cara pemasangannya
ditentukan seperti yang telah dibahas dalam Bab 5 dan bisa dipilih dari tabel
sambungan rangka gelagar AISCM.
AMBUN0AN4AMBUN0AN KHUBUI Z7i
Cb.7.6 Detil sudut sambungan gelagar ke kolom. Perhatikan bagaimana penampang T yang besar
membuat sambungan momen untuk gelagar di sebelah kanan di samping memberikan sambungan
tarik untuk empat besi siku sebagai elemen dari ikatan angin.
Momen ujung gelagar dianggap ditahan seluruhnya oleh kopel yang bekerja pada
flens bawah dan atas dari gelagar Sambungan-sambungan baut dan paku keling
mengalami geseran tunggal akibat bekerjanya gaya tarik pada sambungan atas dan
gaya tekan pada sambungan bawah. Besar gaya-gaya flens yang timbul ditentukan
dengan membagi momen yang bekerja dengan lengan momen atau
(7.2)
r _ 12 M d-tf
M adalah momen perletakan dalam ft-kip dan T adalah gaya flens dalam kip.
Ukuran dan panjang las-lasan harus direncanakan dengan cara yang sama untuk
menahan gaya yang bekerja. Untuk sambungan pelat flens, pelat direncanakan sebagai
elemen tarik.
Sebagai pilihan, bisa dibuat sebuah sambungan pelat ujung sebagai pengganti
sambungan pelat badan dan pelat flens, ujung pelat dilas di bengkel ke gelagar dan
kemudian dibaut di lapangan ke flens kolom. Baut kekuatan tinggi disusun di dekat
flens atas untuk menyalurkan gaya tarik lentur dan flens dan ditambahkan di tempat-
tempat tertentu untuk membantu menahan geseran ujung gelagar' Las yang dipakai
menyambung ujung pelat ke gelagar biasanya adalah las sudut, walaupun jenis las
tembus penuh bisa juga dipakai. Ukuran
K< ~2tt untuk pembebanan kedua sisi
=d
5) i, =
P, ~ FYCt{t +5 k)
H'.
p
bt ~ Fyclt[tb + S k)
Wc
Wc =0.707 F,tM
A - ^bf ~ ^yc + $ k)
A S t~ r. U
"U
r yst
Faktor gaya Pbf=5T/3 apabila T hanya akibat beban mati dan beban hidup, dan
'V = 4773 apabila T akibat bekerjanya beban mati dan beban hidup ditambah dengan
gaya angin atau gaya gempa bumi. Harga P^ ini bisa dipakai apabila peraturan
bangunan setempat tidak menentukan besaran lain.
BAMBUNOAN-CAMBUNOAN KHUSUS 173
IliHK.a h> lialsili harga tebal dari llens atau pelat flcns yang menyalurkan gaya i*
|>nsat ke kolom. Subskrip yang terdapat pada tegangan leleh yaitu c dan st M t iisi iig
masing menunjukkan penampang kolom dan pengaku. Lebih lanjut pnigaku-pcngaku
kolom (atau hanya sebuah pengaku apabila sambungan momen ml alah ke badan
dc>
dc adalah tinggi bersih profil kolom (AISCS 1.15.5.3). Pengaku (atau pe- ugaku-
pengaku) badan harus dipasang berlawanan dengan sambungan flens tarik apabila
t f < ,4 (7.5)
Tanpa tergantung pada gaya yang bekerja atau rumus, pengaku-pengaku apabila
dibutuhkan, harus memenuhi syarat-syarat yang dikemukakan pada gambar 7.7 dan
AISCS 1.15.5.4. Lebih lanjut, luas kombinasi pengaku, apabila dibutuhkan oleh
persamaan 7.3 harus lebih kecil dari nilai Ast yang didapat dari hasil perhitungan.
Metode ini dikemukakan dalam AISCM halaman 4-98 sampai 4-117dan akan di
terangkan langkah demi langkah pada contoh-contoh 1 berikut.
Contoh 7.1.
Rencanakan sambungan momen pelat flens yang dibaut (dilas di bengkel, dibaut
di lapangan2) untuk gelagar, kolom-kolom dan pembebanan seperti terlihat pada
gambar. Pakai baut jenis geser berukuran ^ in A325F dan tegangan izin lentur
gelagar Fb = 22,0 ksi.
1
U.S. Steel telah menerbitkan sebuah pendukung perencanaan untuk
Sambungan-sambu- ngan Gelagar ke Flens Kolom - Elemen tak Bebas,
yang mencakup tabel-tabel untuk memudahkan perencanaan pengaku.
2
Dilas ke kolom, dibaut ke gelagar. Lihat AISCM halaman 4-104
Penyelesaian.
Untuk profil W 8 X 31
d= 8,00in., tw = 0,285 in., y=7,995in., /y=0,435 in., * = Jfin.
Untuk profil W 12 X 26
d= 12,22 in., tw = 0,230 in., bf- 6,490 in., /y = 0,380in., & = | in.
29,2 ft-kip
Periksa pengurangan luas flens gelagar akibat adanya dua baris baut pe-
nyambung berukuran i in.
R 16,2 k rv ~
Nh = = 2,1 dibutuhkan tiga buah baut.
7,7 k
Ielat geseran
Pakai pelat geseran berukuran 9 in, jarak dari pusat ke pusat baut 3 in, dengan
jarak dari baut ke tepi 1 j in.
D >------------16,2 k---------=0 97
2(0,928 k/in.) X 9 in.
1 2 M 12 in./ft X 48,6 ft k
_T
1 " _ * 1 1
- ss 40 ^ W
d-tf 12,22 in.-0,38 in.
T 4Q 'l ]r
An>
0,5 Fu ~ 29ksi = 1,7 m'2
A ^ T ,49,3 k g 0,6 Fy = 2,24 in.2
22 ksi
Ag 0,375 in. X 6,5 in. = 2,44 in.2 > 2,24 in.2 memenuhi syarat
An = 2,44 in.2 - 2(0,75 + 0,125) X 0,375 in. = 1,78 in.2 > 1,7 in.2
memenuhi syarat.
Jumlah baut yang dibutuhkan
Pbf=jT=82,2 k
t b = *pi = .375 >
15^0,375 + 5 X j
82,2 - 36 X 0,285
twc - 0,285 in., k = in.
16
Ast> = 0,84 in.2
36
bat+!*>**-
2 3
^ _^ = 6i5jm_085in1 in st' 3 2 3 2
3 2
. -.'i. 0,375 in.
t > o------ B 0,19 in.
22 d 8,0 in.
st > j = = 4,0 m.
/ P b f F y c twc (t ^ + 5 k)
las-iasan
Wc w
Panjang las-lasan flens akan sama dengan las-lasan badan Anggap takikan
pada pelat berukuran | in.
Pakai lebar pengaku minimum yang di las pada seluruh panjangnya. Pakai
sambungan momen ujung sebagai'berikut
Contoh 7.2.
Untuk soal di muka, rencanakan sambungan momen setengah kaku sedemikian
rupa sehingga momen positif dan momen negatif besarnya sama. Pakai baut 325N
berukuran | in, supaya pada sambungan tidak terjadi pergeseran, untuk mendapatkan
aksi setengah kaku.
Penyelesaian:
R = 16,2 k
M~ = M* = = 36,45 ft-k
16
Sambungan geser badan tidak berubah. Rencanakan pelat flens untuk
pengurangan harga momen.
Ag = 0,31 in. X 6,5 in. = 2,02 in.2 > 1,68 in.2 memenuhi syarat An =
2,02 in.2 - 2(0,75 in. + 0,125 in.) X 0,31 in.
= 1,48 in.2 > 1,27 in.2 memenuhi syarat
AMBUNOAN-SAMBUNQAN KHUSUS 27B
l'akai dua baut pada masing-masing baris (jarak celah vertikal 3 j in). I'I-
I jksa pengaku badan kolom
Ast>-
Rbf ~ Ryc t w c(!b ^
y st
Pbt = -T = 61,5 k
0,285^0,313 + 5 X
61,5- 36 X
A.t >' = 0,28 in.2
36
l'erlu dipakai pengaku badan kolom
Ih
tst > ~z = 0,16 in. 2
d_
lst>~ = 4,0 in. 2
Panjang las-lasan
Pakai las-lasan berukuran 3/16 in
/= = 3,67 in.
2,78
m mimniUMI IMA UNTUK INSINYUR DAN ANSITBK
------- - = 0,92 in. panjang minimum las-lasan pada
^ ke empat sisi 1 in
Anggap takikan pada pelat berukuran f in.
1 in. + | in. = 1-f in.
Seluruh panjang pelat dilas pada flens kolom
Pakai sambungan momen ujung seperti yang diperlihatkan pada sketsa berikut
ini
Penampan
g
Contoh 7.3.
Sebuah gelagar WF dengan panjang bentang 35 ft menahan beban terbagi rata sebesar
1,3 k/ft. Rencanakan sambungan gelagar dan sambungan setengah kaku dengan
menganggap bahwa momen maksimum positif dan momen maksimum negatif sama
besarnya. Pakai sambungan besi siku badan dan sambungan tee (T) ke kolom WF 14
X 90 pada sumbu lemah dengan mempergunakan baut A325X berukuran | in.
Anggap konstruksi dilengkapi dengan tunjangan lateral sepenuhnya.
t
1'fiivtlfsaian :
Sreq = J~b = 12 = 49 8
* (AISCM bagian 2)
l Inluk kolom W 14 XK)
d = 14,02 in., bf= 14,52 in., iy = 0,71in., tw = 0,44 in., k= 1-| in. Momen
maksimum
. wL2 _ 1,3 k/ftX (35,0 ft)2 _
M. maks = 99,5 ft-k
16 16
Pakai gelagar W 18 X 35,SX = 57,6 in3
d=17,70in., = 6,00 in., tf = 0,425 in., iw = 0,30m.
Pada sambungan, rencanakan besi siku badan untuk menahan geseran penuh dan
momen ujung dengan sambungan atas dan sambungan bawah
wL 1.3 k/ft X 35 ft
R = =------------------------= 22,8 k
2 2
Dengan melihat pada sambungan rangka gelagar, dibutuhkan dua baris baut
A325 X berukuran f in (baut badan gelagar mengalami geseran rangkap)
^bf ~ F y g twc + 5 k)
A
st>
yst
P
bf=3T= H5,2 k
y
> bb tw 8,5 in. 0,44 in.
' 2,61 in.
st
^ tb 0,40 in. tst>-^= 2
....................= 0,20 in.
0,71
Coba 4 in. X in. X 1 ft, 01 in.
memenuhi syarat
12,625 in
= 40,4 > 15,83 tidak memenuhi syarat 0,31z5 in
1S4 PSRSNCANAAN KONSTRUKSI RAJA UNTUK INSINVUN DAN ARSITSK
12,625 in.
mia* 15,83 =0 80,n
-
Wcw 4,64
P h f ~ Fvrt,
5 in + 1 in = 6 in.
Pakai pengaku berukuran 6 in. X | in. X 1 ft, Of in dengan las-lasan menerus | in dan
takikan 1 in-45 pada sudut.
Contoh 7.4.
Rencanakan sambungan pelat momen ujung untuk menahan gaya momen negatif
maksimum dan reaksi ujung maksimum tanpa penguat badan gelagar untuk gelagar W
12 X 65 ke kolom W 12 X 79. Pakai baut A490-N,Fy =
36,0 ksi.
BAMBUNOAN-BAMBUNOAN KHUBUB *'
Penyelesaian:
d= 12,38 in., y= 12,08 in., tf= 0,735 in., tw= 0,470 in.
Untuk profil W 12 X 65
Gaya tarik flens ditahan oleh empat buah baut tarik, pada flens tarik.
Luas nominal tiap baut yang dibutuhkan untuk menahan tarikan
AMBUN0AN4AMSUN0AN KHUtUt IH
t uba minimum enam baut untuk menahan reaksi, empat pada flens tarik dan dua pada
llens tekan.
lumlali baut yang dibutuhkan untuk menahan geseran
Pakai las-lasan in.
r v =27,8 k (A1SC, Tabel I-D)
V_ 68,1
= 2,45 < 6 memenuhi syarat.
r v 27,8
16
Las-lasan badan gelagar harus menahan gaya geser.
68,1 k
^las-lasan = 14,7 in.
21 ksi X 0,707/16 = 0,928 k/ink/in.
5 X 0,928 seperenambelas T
183,2 k
Aas-lasan > (^28 X 2 b f 0,928 X 2(12,00) = 8.23
Untuk pengelasan yang ekonomis, pakai ukuran las-lasan minimum (5/16 in)
Pakai panjang las-lasan l \ in pada tiap-tiap las-lasan sisi badan gelagar seperti terlihat
pada gambar.
BAMBUNOAN-tAMBUNOAN KHUIU* 287
baut A490
N
db = 1,125 in.
Apabila eksentrisitas kurang dari ^ N , N adalah ukuran pelat dasar yang sejajar
dengan badan kolom, maka pelat dasar pada perletakan tidak akan terangkat. Untuk
kondisi ini tegangan pada pelat dasar adalah
P P e
A adalah luas pelat dasar, dan S adalah tahanan momen dari pelat dasar, yang besarnya
sama dengan B N 2 / 6 .
Apabila eksentrisitas lebih besar dari \ N pelat dasar akan terangkat. Gaya angkat
ini ditahan oleh baut angkur yang ditanam ke bawah. Pada sisi ekstrim dari pelat
penahan, tegangan penahan (reaksi) adalah maksimum, dan akan berkurang secara
linear dalam arah melintang pada pelat untuk suatu jarak Y (lihat gambar 7.10). Suatu
metode perkiraan untuk menentukan Y ialah dengan menganggap pusat gravitasi tetap
pada suatu titik yang berimpit dengan gaya tekan terpusat dari flens kolom.
Apabila diinginkan suatu metode yang lebih tepat untuk menentukan angkatan,
bisa dipakai pendekatan yang sama seperti cara merencanakan sebuah penampang
beton bertulang.
MO PIRINCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITIK
Dengan menganggap ukuran pelat bisa diperkirakan dengan metode di atas, nilai
Y bisa ditentukan oleh persamaan pangkat tiga sebagai berikut.
Y 3 + K 1 Y 2 + K 2 Y + K 3 =0 (7.7)
K , = 3(e - N / 2 ), K 2 = (6n A s / B ) (/+ e ) , dan K 3 = - K 2 ( N / 2 +/).
Apabila Y telah didapat, gaya tarik pada baut yang ditanam (P t) adalah
_ N / 2 - y/3 - e
rPc ()
N/2-Y/3+f
dan tegangan penahan (reaksi) adalah 2 (Pc + P t ) / Y B. 3
Contoh 7.5.
Rencanakan sebuah pelat dasar untuk kolom W 14 X 74 yang akan menahan sebuah
gaya aksial sebesar 350 kip. Kemudian periksa dasar tersebut untuk beban aksial yang
sama dan momen lentur induksi akibat beban angin yang bekerja terhadap sumbu
mayor. Anggap pelat dasar diletakkan pada luas penuh dari perletakan beton dengan
kekuatan tekan /j = 3000 psi.
^Untuk penurunan persamaan 7.7 dan 7.8 lihat pada O.W. Blodgett, Pevencunuun struktur- struktur yang
dilas(Design of Welded Structures), The James F. Lincoln Are Welding Foundation, 1966 bagian 3.3-6 sampai 3.3-
19.
AMaUNQAN-SAMBUNQAN KHUBU8 2M
Penyelesaian:
Untuk profil W 14 X 74
A 333,33 in.2
B = ~ = i---------= 15,87 in.
N 21 in.
Pakai B= 16 in.
350 k
fp sesungguhnya- 21 in. X 16 in * ^si
N-0,95 d 21-0,95(14,17)
m=
----------j------=-------------- 2-------L = 376 in-
B- 0,80 b 16 - 0,80(10,07)
3,97 in.
2 2 n' = 4,43 in. (AISC, Tabel C) (AISCM, halaman
3-100)
3,09"
1176 in.3
/p = l,96ksi, 0,12 ksi
1,96 ksi > 1,05 ksi X 1,33 (kelebihan tegangan yang diizinkan) = 1,40
(AISCS 1.5.6)
Contoh 7.6
Rencanakan sebuah pelat dasar untuk menahan gaya aksial dan momen lentur pada
contoh di muka tanpa memperhitungkan kemungkinan terjadinya angkat- an.
Penyelesaian:
Pc = 350 k
M= 90 ft-k X 12 in./ft = 1080 in.-k P
M
F c = - f <1,05 ksiX 133 = 1,40ksi A u
Coba N = 24 in., B= 19 in.
A 24 in. X 19 in. = 456 in. .
BN2 _ 19 in. X (24 in.)2
S= = 1824 in.
6 6 350 k 1080 in.-k
_ . / 1,36 ksi nA .
* ~ 5'4^ m y o,25 X 36 ksi X 1,33 84-
Contoh 7.7.
Pakai pelat dasar berukuran 19 in X 11 in. X 2 ft, 0 in.
1
<r>T-. . - 'f ^
Dengan menggunakan metode perkiraan, rencanakan sebuah pelat dasar untuk kolom
W 14 X 74 yang akan menahan kombinasi pembebanan gaya aksial sebesar 350 kip
dan momen_ lentur karena beban gravitasi terhadap sumbu mayor sebesar 250 ft-kip.
Anggap pondasi beton dengan kekuatan 3000 psi cukup besar, dengan Fp = 0,70 /'c.
Tiga buah baut tanam pada tiap sisi flens kolom mempunyai jarak 9 in dari garis pusat
kolom. Pakai baja A36 dan baut A307. Kemudian periksa penyelesaian tersebut
dengan pendekatan yang lebih tepat.
l'ftivclcsaian:
Untuk profil W 14 X 74
d=14,17in., 2y=10,07in., /y = 0,785in.
Fp = 0,70 X 3000 psi = 2100 psi = 2,1 ksi Anggap reaksi dasar
1
M4 PIRSNCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITRK
e = 8,57 in. 5
= 21 in.
N = 26 in.
n =10
SAMBUNOAN-SAMBUNOAN KHUSUS ISS
2 J
/1,-3 X 0,785 in. - 2,355 in.
2 (P c +P t )
Jp
YY B
NY2'3C
p
t = -pi Z.I + f 1
2 3
6X 10
K= ^ 2;3.^Jh2- x (9>0 in. + 8j57 n.) * i 18>22 in.2
< 21 in.
, / 26,0 in. \ ,
K3=-ll8,22 in.2 X ( + 9,0in.J. = -2600in.3
y =16,03 in.
= 5,34 in.
Kita lihat tegangan tekan menjadi lebih besar, tetapi tarikan pada baut lebih kecil
kecil bila dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
SM MRINOANAAN KONSTRUKSI SAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
Gb. 7.11 Sebuah sambungan ujung kolom dari dua penampang profil yang berbeda yang dibuat dengan bantuan pelat-
pelat sambungan ujung.
AMBUWgAHMAUWOAH KW
t Juluk sumhunguu ujung puda glrder pelut dan gelagar yang memakai las paiil,
AISCS 1.10.8 menyatakan bahwa las-lasan harus dapat mengembangkan kekuatan
penuh untuk penampang sambungan ujung yang lebih kecil.
Pelat-pelat sambungan ujung yang memakai baut biasanya dilekatkan pada
permukaan luas dari flens. Supaya alat penyambung bisa mengalami geseran ganda
maka pelat-pelat bisa dilekatkan baik pada permukaan luar maupun pada permukaan
dalam dari flens. Sambungan ujung harus mempunyai penampang yang sama atau
serupa dengan penampang flens, dengan jumlah baut penyambung yang ditentukan
oleh geseran aksial yang berasal dari momen perencanaan.
Sambungan ujung badan biasanya diletakkan pada ketinggian yang simetris di
antara sudut-sudut (T) pada gelagar dan di antara las-lakan pada girder pelat.
Sambungan tersebut menyalurkan seluruh gaya geser dan sebagian momen. Besar
momen yang ditahan oleh badan berbanding lurus dengan momen lentur total.
(7.9)
/
penampang
Dengan sisa momen lainnya ditahan oleh sambungan ujung flens. Apabila Mw dan
V diketahui, maka perhitungan baut-baut bisa dilakukan dengan cara yang sama seperti
pada perhitungan pembebanan eksentris pada kelompok penyambung (lihat bab 5).
Contoh 7.8,
Rencanakan sambungan ujung gelagar yang menggunakan baut untuk profil W 30
X 108 pada suatu titik besarnya gaya geser adalah 100 kip dan besarnya momen 300 ft-
Penyelesaian:
Perencanaan pendahuluan.
Perencanaan akhir
Dengan memperhitungkan bahwa momen lentur pada sambungan ujung yang
ditahan oleh badan dan pelat penutup berbanding lurus terhadap besar momen
inersianya.
3
1 X XC26'l 1 7
U badan * 4 2
~ (i2-25) + (6.75)J + (11,25)*) X 2 X - X-
^10 - 2 X jJ X 0,75 X + O.isj X 2
- 655 in.4
1
pelat penutup
= 3037 in.4
Kapasitas momen pada badan
BaUt-baut harus dipasang zig-zag seperti pada gambar supaya kehilangan luas
sama dengan hias dua buah lubang.
L o o-
0 o-----------
c
> o-----
o o-
-i
S-J-
S
. .. 7 . 7 s2
10 in. - 2 X in. = 10 in. - 4 X in. + 2 X
8 8 4g
7 . 2XsJ
pakai s = 2f in.
o
Gb. 7.12 Jenis sambungan penggantung khusus: (a) Gaya tarik yang'bekerja pada kaki
panjang profil T menyebabkan timbulnya kombinasi tarikan dan lenturan pada flens (b)
Diagram momen untuk kaki flens,
4
PfPfINOANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN AMITIK
Contoh 7.9.
Rencanakan sebuah penampang tee (T) untuk sambungan momen setengah kaku
pada contoh 7.3. Gaya tarik flens yang disalurkan oleh penampang tee (T) adalah 69,1
kip. Alat penyambung yang dipakai adalah baut A325-X berdiameter | in.
Penyelesaian:
T 69,1 k
Nb = = -Q;~ = 3,56 minimum empat buah baut
T j J 7|4 K
Tb = = i7>28 k
rv = 13,3 k
69,1 k
Nh = = 5,20 minimum 6 buah baut
13,3 k
tAMBUN0AN4AMaUN0AN KHUSUS MI
< 'nltu ila haul llcns pada masing-masing baris seperti yang terlihat pada gambar,
8,5 in.
P= = 4,25 in.
2
3,14 in.2
2 T
.69,1 k
* 0,6 Fy ~ 22 ksi
Ag yang tersedia = 0^80 in. X 8,5 in. = 3,23 in.2 > 3,14 in.2 memenuhi syarat
An = 3,23 in.2 -2(0,75 in.+ 0,125 in.)X 0380in. = 2,57 in. 2 >2,38 in.2
memenuhi syarat
3)
j = 21,79 k (AISCM persamaan 4)
T SBca'b' I/2
fmin
|pF,,(a' + 5a(a' + 6'))J
= f 0,81 X 21,79 X 1,89 X 1,11 1
"[4,25 X 36 X (1,89 + 0,81(1,89 + 1,11))J
= 0,237 in. (AISCM persamaan 5)
Q-Bc - Tb= 21,79 k - 17,28 k = 4,51 k (AISCM persamaan 6) tf yang tersedia =
^,535 in. > 0,237 in. memenuhi syarat.
Pakai profil WT 10,5 X 25, dengan panjang 8j in.
SOAL-SOAL LATIHAN
7.1. Rencanakan sambungan kaku seperti pada gambar untuk menahan momen ujung
sebesar 85 ft-kip dan sebuah geseran ujung 35 kip karena beban hidup dan beban
mati saja. Pakai baut jenis penahan A325-N berukuran | in. Pelat sambungan
dilas ke kolom dan dibaut ke gelagar.
7.2. Rencanakan sambungan momen pelat flens yang dibaut untuk kolom dan
gelagar seperti terlihat pada gambar. Rencanakan sambungan-sambungan untuk
menahan.
a) Momen ujung penuh dengan memakai baut A325-F berukuran | in.
b) 75% dari momen ujung penuh dengan memakai baut A325-N berukuran | in
(setengah kaku)
c) 50% dari momen ujung penuh dengan memakai baut A325-X berukuran | in
(setengah kaku)
7.3. Kerjakan kembali soal 7.2 a untuk sebuah sambungan pelat ujung.
7.4. Sebuah gelagar W 12 X 40 membentuk rangka dengan badan kolom (sumbu
lemah) yang terdiri dari profil W 14 X 68. Rencanakan sambungan momen
setengah kaku dari penampang tee (T) dan besi siku geser untuk menyalurkan
sebuah momen sebesar 50 ft-kip dan geseran sebesar 23 kip. Anggap konstruksi
dilengkapi dengan tunjangan lateral sepenuhnya dan baut yang dipakai adalah
dari jenis A325-N berukuran ^ in.
Mimnuiw IMA UNTUK INtlNVUR DAN AMITIK
7.5. Rencanakan sebuah pelat besar untuk kolom W 12 X <>5 yang menahan sebuah
gaya aksial pada perletakan beton yang berukuran 18 in X 18 in dengan
kekuatan 3000 psi (fc). Pilih ukuran pelat sedemikian rupa sehingga harga m dan
n relatif sama besarnya. Kemudian periksa pelat dasar tersebut terhadap sebuah
momen lentur sebesar 65 ft-kip karena gaya angin panjang sumbu mayor. Kalau
perlu rencanakan kembali pelat dasar tersebut.
7.6. Rencanakan kembali soal 7.5 untuk dasar beton berukuran 30 X 30 in dan f c =
2500 psi.
7.7. Dengan mempergunakan metode perkiraaan, rencanakan sebuah pelat dasar
untuk kolom W 12 X 65 yang menahan gaya aksial sebesar 200 kip dan momen
lentur yang bekeija sepanjang sumbu mayor sebesar 130 ft-kip. Anggap pondasi
beton yang mempunyai kekuatan 4000 psi mempunyai ukuran yang sama
dengan pelat besar. Pakai tiga buah baut angkur berdiameter 1 in pada tiap sisi
flens kolom, dengan jarak 8 in dari garis pusat kolom. Periksa apakah tegangan
baut angkur yang ditanam tidak melampaui 12000 psi.
7.8. Periksa soal 7.5 dengan menggunakan metode yang menganggap bahwa pelat
dasar bertingkah laku serupa dengan sebuah gelagar beton bertulang. Anggap n
= 9.
7.9. Rencanakan sebuah pelat dasar untuk kolom W 14 X 90 dengan beban- beban
gaya aksial sebesar 350 kip, momen sepanjang sumbu kuat sebesar 250 ft-kip,
dan momen sepanjang sumbu lemah sebesar 150 ft-kip. Anggap Fb - 0,7 dan fc =
2,5 ksi.
7.10. Rencanakan sambungan ujung gelagar yang dibaut untuk profil W 27 X 84 pada
sebuah titik tempat besarnya gaya geser 150 kip. Anggap alat penyambung yang
dipakai adalah baut A325-N berukuran | in.
7.11. Rencanakan sebuah sambungan ujung gelagar yang dibaut untuk menyambung
profil W 30 X 99 ke profil W 30 X 175, besarnya gaya geser adalah 1000 kip
dan momen adalah 160 ft-kip. Pakai baut A325-N berukuran f in. Buat skesta
detil yang menunjukkan jarak celah antara baut dan rusuk- rusuk pelengkap yang
dibutuhkan.
7.12. Sebuah penggantung menahan hanya sebesar 60 kip dari sebuah gelagar W 27 X
146 seperti terlihat pada gambar. Periksa apakah profil WT 12 X 47 X 8 j in
sebagai penggantung cukup kuat. Pakai baut berukuran | in dari jenis A490-N
dengan jarak celah vertikal sebesar 5j in.
BAMBUNOAN-BAMBUNOAN KHUBUB 307
60 kip
7.13. Pilih sebuah penggantung yang terdiri dari besi siku rangkap untuk menahan
pembebanan seperti yang diperlihatkan pada soal 7.12. Alat penyambung yang
dipakai adalah baut berukuran | in dari jenis A325-X.
PUNTIRAN
8.1. PUNURAN
Batang-batang yang mempunyai beban dengan titik keija yang jauh letaknya dari
titik pusat geseran akan mengalami puntiran2. Beban-beban ini apabila dikalikan
dengan jaraknya terhadap pusat geseran dari batang, akan menyebabkan terjadinya
deformasi karena rotasi yang juga mencakup puntiran. Rotasi dari batang diukur
dengan sudut puntirnya.
8.2. PUNTIRAN PADA BATANG DENGAN SUMBU SIMETRIS
Untuk puntiran mumi dalam batas daerah elastis, sebuah penampang bidang
yang tegak lurus pada sumbu batang dianggap tetap merupakan bidang datar setelah
bekerjanya gaya puntir. Pada bidang ini tegangan dan regangan geser berubah secara
linear terhadap sumbu netral. Sifa-sifat ini dan distribusi tegangan yang berasal hanya
dari puntiran murni juga dikenal sebagai puntiran St Venant. Setiap tegangan geser
yang dihasilkan oleh lenturan harus ditambahkan pada tegangan geser St. Ve nant.
Pada silinder lingkaran penuh yang mengalami puntiran (gambar 8.2), tegangan
geser maksimum terjadi pada bagian tepinya. Besarnya tegangan pada sembarang titik
bisa ditentukan dengan rumus:
(8.1)
_77
(8.2
GJ )
2 Untuk penampang-penampang yang mempunyai sebuah pusat simetris pusat geseran berimpit
dengan pusat simetris. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai pusat geseran lihat pada bagian
8.5.
PUNTIRAN
T adalah momen puntir (in-lb), r adalah jarak dari pusat batang ke titik yang
ditinjau (in), l adalah panjang silinder (in), G adalah modulus geser E/2 (1+u) (psi), M
adalah angka perbandingan Poisson, yang untuk bahan baja besarnya berkisar antar
0,25 dan 0,30 dan J adalah momen inersia kutub (in 4), yang untuk penampang bundar
penuh besarnya dapat dinyatakan oleh
n d4
J = ~32~ (8.3)
F0 J
r= c (8.4)
Contoh 8.1
Tentukan momen puntir maksimum yang diizinkan untuk sebuah tangkai baja
yang berdiameter 1 j in dengan tegangan izin Fv = 14,5 ksi.
Penyelesaian:
Momen puntir maksimum ditentukan oleh persamaan
T=F-
Fv - .14,5 ksi
/= 0,497 in.4
32
1,5 in. . c - -
- 0,75 in.
Penyelesaian:
Pada silinder lingkaran berongga, besar J adalah 7r/32 (d* ~ d?) da dan d( masing-
masing merupakan diameter dalam dan diameter luar.
J
T=F
Fv = 8000 psi
32
c = 4,5 in.
8000 psi X 242 in.4 _
T=--------i--------------= 430,200 tn.-lb
4,5 m.
Dengan mengkonversikannya ke
= 35,85 ft-kip
Contoh 8.3.
Tentukan puntiran maksimum yang dapat ditahan oleh sebuah pipa dengan berat
standar yang yang mempunyai diameter 6 in. Tegangan geser yang diizinkan adalah
14,5 ksi
t
iwrn nVIHtlWMI IMA un IUK HWINTUH WM AnilllK
Penyelesaian:
a) Hitung /dari tabel AISC
Kita ketahui bahwa JpsIx+ Iy , pada kasus kita
/p 2 X 28,1 in.4 = 56,2 in4
/ = Jr2 dA
J tr 3rata-rata
dd-2-nr3t
c)
= 0,28 in. - 56,17 in.4
2ir
Perhitungkan J-J0 - Jt
Dapat kita lihat bahwa ketiga metode tersebut memberikan hasil yang hampir sama.
Contoh 8.4.
Berapa ukuran batang lingkaran baja penuh yang dibutuhkan untuk menahan momen
puntir sebesar 1 ft-kip kalau tegangan yang diizinkan adalah
14,5 ksi?
Penyelesaian: j
c = FvJ
tr(2c)4 trc4 32
"2
T= 1 ft-k X 12 in./ft X 1000 lb/k = 12.000 in.-lb
14.500 psi in. 3
C
12,000 in.-lb PUNTIRAN 113
in.
, (2) 12.000 in.-lb
14.500 psi X 7r
c<^0,527 in.3 = 0,808in.
Contoh 8.5.
Sebuah momen puntir sebesar 6 ft-kip dikerjakan pada pipa berat standar
berakuran 4 in. Tentukan tegangan pada muka dalam dan muka luar dari pipa serta
sudut puntirannya apabila pipa mempunyai panjang 6 ft. Es = 29 X 106 psi dan ju=
0,25.
Penyelesaian:
Sifat-sifat batang
32
/ = 6 ft X 12 in./ft = 72 in.
Dari tabel-tabel AISC juga didapat J - l ' A 7,23 in.4 = 14,46 in.4
Sudut puntiran
label K.l Faktor-faktor Puntir untuk Batang Persegi Penuh (Blodgett, Design of Welded
Structures, dikutip seizin penerbitnya).
Untuk menentukan rotasi dan tegangan dari sebuah penampang persegi, perlu
digunakan dua karakteristik dari elemen yaitu a dan /J
Faktor a digunakan dalam menghitung tahan puntir untuk rumus tegangan. Sebuah
penampang persegi penuh mempunyai sebuah konstanta puntiran.
J* = abd3 (8.5)
b adalah ukuran yang lebih besar dan d adalah ukuran yang lebih kecil, a didapat
dari Tabel 8.1. Tegangan geser maksimum akibat momen torsi bisa ditulis
U=^ (8.6)
dan terletak pada tengah sisi yang panjang. Sudut puntiran batang ditentukan oleh
(8J)
-3F
J* = pbd3 (8.8)
Bisa dicatat dari Tabel 8.1 bahwa a dan 0 bersifat konvergen sampai mencapai
harga ^ apabila perbandingan b/d menjadi besar. Apabila besar perbandingan tersebut
4,0, kedua koefisien akan mempunyai nilai yang hampir sama, dan tahanan puntir akan
mempunyai harga yang sama dalam penggunaannya pada rumus-rumus tegangan dan
rotasi.
H RIRINCANAAN KONSTRUKSI SAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
Contoh 8.6.
Tunjukan bahwa untuk penampang persegi yang mengalami puntiran, tegangan
geser pada sudut-sudutnya adalah nol.
Penyelesaian:
Misalkan sebuah elemen sudut seperti pada gambar. Anggap pada sudut tersebut
ada tegangan geser, dua komponen bisa diperlihatkan sejajar terhadap tepi-tepi
batang. Namun demikian karena tegangan geser selalu terjadi dalam pasangan yang
sama besarnya yang bekerja bidang yang saling tegak lurus, komponen-komponen ini
akan bertemu dengan tegangan geser yang terletak di bidang luar. Karena permukaan
tersebut merupakan permukaan bebas, maka tidak terdapat tegangan. Dengan
demikian, tegangan geser pada sudut-sudut harus berharga nol.
Contoh 8.7.
Tentukan momen puntir maksimum yang dapat dikerjakan pada batang kantilever
baja berukuran 2 inX 4 in. F = 14,5 ksi.
Penyelesaian:
Td FJ* J* - abd3
J*
d = 2in.
b = 4in.
b/d = 2 dari Tabel 8.1, a = 0,246 J* = 0,246 X 4
in. X (2 in.)3 = 7,87 in.4
Penyelesaian :
f T*
Td
J*
Tl
*GJ'
b = 5 in. d
3 in.
b/d=- = 1.67 Pada Tabel 8.1 harus dilakukan interpolasi untuk
harga b/d di antara 1,5 dan 1,75.
a = 0,236 J* (tegangan) = 0,236 X 5 in. X (3 in.)3 =31,86 in.4
P = 0,208 J* (sudut puntir) = 0,208 X 5 in. X (3 in.)3 = 28,08 in.4
/ = 4 ft X 12 in./ft = 48 in.
Contoh 8.9.
Sebuah batang berukuran lj in X 3 in panjang 6 ft mengalami momen torsi
sebesar 1000 ft-lb. Tentukan kalau batang cukup kuat menahan beban yang bekerja
apabila tegangan geser yang diizinkan 14,5 ksi dan sudut rotasinya dibatasi sampai 1,5
derajat, G = 11,6 X 106 psi.
Penyelesaian:
b/d = 2; a = 0,246, /3 = 0,229
' la ,
(tegangan) = 0,246 X 3 in. X (1,5 in.)3 = 2.49 in.4
If PVHIWOfffAAN KUNVTHUMI BMA UNTUK INBINTUH UAN A9HITIK
/w = 12 in.-kip X 1,5 in. = 7,23 ksi < 14,5 ksi memenuhi syarat
2,49 in.4
d>=- ; J* (rotasi) = 0,229 X 3 in. X (1,5 in.)3 = 2 32 in.4
12 in.-kip X (6 ft X 12 in./ft)
= 0,032 radian = 1,84 derajat
11,6 X 103 ksi X 2,32 in.4
tidak memenuhi syarat
Batang akan melangami rotasi 0,34 lebih besar dari yang diizinkan. Jadi batang
tidak memenuhi syarat batas rotasi.
Contoh 8.10.
Sebatang baja padat dengan perletakan sendi rol mempunyai panjang 4 ft,
ujung-ujungnya dihindarkan terhadap puntir (diusahakan tidak mengalami puntiran).
Batang tersebut akan menahan sebuah beban yang beratnya 1,8 kip, yang bekeija
pada titik perempatan 12 in dari pusat geseran batang. Rencanakan batang tersebut
untuk menahan beban yang bekeija dan puntiran Fy = 36 psi.
--------------------------------4'-0"--------------------------------
.6 kip .6 kip 6 kip
d/2 - 1 -o"^ 1 '-0"- v-0" i '-o-
d- *
n
------ _____ -H-
1
.b------- d/2
0,9 kip 0,9 kip
Penyelesaian:
M bd2 F b S
~ 6
Mmaks= (0.9 k X 2 ft) - (0,6 k X 1 ft) = U ft-kip = 14.400 in.-lb Fb =
0,75 Fy = 27 ksi (AISCS 1.5.1.4.3)
b
L a J4-400 in.-lb 24
27.000 psi
ambil 2 in.
d b2 1 ~ in.
4
3 w 0,9 k
J*
Gb. 8.4. Aliran geseran dan tegangan maksimum pada bentuk struktur terbuka yang
mengalami puntiran.
Sebuah harga perkiraan dari tegangan geser maksimum yang terjadi pada titik
yang diberi tanda pada gambar bisa dihitung dari,
- Tt
= (810 )
Las-lasan yang dipakai pada penampang yang mengalami beban puntir juga
harus direncanakan untuk menahan tegangan puntir. Tegangan ini diletakkan diatas
tegangan geser yang terdapat pada badan. Las-lasan harus direncanakan untuk
menahan kombinasi tegangan
Contoh 8.11.
Tentukan konstanta puntiran J* untuk profil W 12 X 58, dan bandingkan
hasilnya dengan harga yang diberikan oleh AISCM.
PUNTIRAN BI
-0,36"
12 19"
W 12 X
58
0.64"
_L
\r////7Y??7zm
-10, or-
Penyelesaian :
Harga/*bisa ditentukan dari rumus,
/* = 2 | bd} b = lebar tiap elemen d = tebal
Harga J dari AISCM adalah 2,10. Perbedaan ini bisa diterangkan karena adanya
anggapan profil WF terdiri dari elemen-elemen persegi.
Contoh 8.12.
Sebuah gaya luar sebesar 850 lb bekeija pada jarak 18 in di sebelah kanan garis
pusat badan profil. Rencanakan profil WF yang paling ekonomis untuk sebuah
kantilever yang panjangnya 10 ft. Fu = 13,5 ksi, dan Fb = 20 ksi. Kombinasi tegangan
geser karena puntiran dan tegangan lentur diabaikan.
W77777//7777777A
1
850#
-18"
mzzzzmzzzzzft
Penyelesaian :
S22 MRINCANAAN KONSTRUKSI SAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITRK
Besar tegangan yang diizinkan telah dikurangi untuk mengatasi efek kombinasi
tegangan geser karena tegangan puntir dan tegangan lentur, yang menghasilkan harga
tegangan geser yang lebih besar. Hal ini bisa dilihat dengan menggunakan lingkaran
Mohr.
Pertama, rencanakan batang untuk mengatasi puntiran, kemudian periksa untuk
lenturan dan geseran.
Profil batang harus ditentukan dengan cara cot>a-coba. Pakai konstanta puntiran
dari AISCM.
J 13,500 psi
= 0,882
0,440 850 lbX 18 in.
0,46 = 0,957 >0,882 tidak memenuhi syarat
Coba profil W 16 X 31, tf = 0,440 J = 0,46
102
/* = 32,4 = 3.15 ksi<20 ksi
= 32,4 in.3
0,85 0,85 X 18 X 0,30 ,
ha. =----------------------+------------------- -- = 7,67 < 13,5 ksi memenuhi syarat
J
v badan 10 47 X 0,30 0,62
^ 0,85X18X0,51
fv nens- Q g2 - 12,59 ksi < 13,5 ksi memenuhi syarat
1 kip/ft.|
X
-------------J
L------------- ------------24,0'i----------
Penyelesaian:
Tentukan kekuatan gelagar menahan lenturan (tidak dilengkapi tunjangan
lateral), kemudian periksa untuk melihat apakah gelagar tersebut aman terhadap
puntiran.
Fb
S
wL1 = 1 k/ft X (24 ft)3 8 = 72 ft-k
T
"n{tx x 1,0 5,0
k,{t= ft k =
*
60
/=1,51 in.4
d = tf = 0,62 in.
60 in.-k X 0,62 in.
fv = 24,63 ksi > 14,5 ksi tidak memenuhi syarat
1,51 in.4
Dengan menghitung perbandingan d/J,
d_F J
~T
PUNTIRAN
14.5 ksl -3
0,24
J 60 in.-k in,
Coba profil W 12 X 72, d = /y=0,670 in.,/=2,93 in.4
0,670 in
r = 0,229 in."3 < 0,24 in.3 memenuhi syarat 2,93
in.4
Pakai W 14X68.
Contoh 8.14.
Tentukan las-lasan yang dibutuhkan untuk penampang seperti pada gambar pada
daerah besarnya gaya geser adalah 10 kip dan momen puntir adalah 300 in-kipi Pakai
baja A36 dan lasan selang seling berukuran in. E70.
!-*" X 12" pelat
4 X 14" pelat
.
Ak.
1^ X 12" pelat
Penyelesaian :
Gaya yang akan ditahan oleh lasdasan dihasilkan pada pertemuan permukaan
flens dan badan. Gaya tersebut merupakan superposisi dari aliran geseran karena
pembebanan vertikal dan aliran geseran karena momen puntir.
=4,13 ksi
V- -
h
puntiran
distribusi
karena
geseran
langsung
. Ttw 300 X 0,375 Jv ~
J* 27,25
/=- = Jv bd 10
= 1,57 ksi
/* - J X ^2 X 12 X (l + 14 X ^|JJ = 27,25 in.4
Aliran geseran yang akan ditahan oleh las-lasan adalah reaksi di sebelah kanan.
Gaya yang ditahan las-lasan,
q = 0,54 X + (2,6 - 0,54) X X j = 0,36 k/in.
PUNTIRAN 7
Contoh 8.15.
Tentukan panjang las-lasan selang-seling yang dibutuhkan padas setiap ft
penampang untuk penampang pelat seperti pada gambar. Pakai E70 ukuran las sudut
minimum. V - 200 kip ; T = 40 ft-k.
-j X 48" pelat
Penyelesaian :
^maks*200 kip; r=40ft-kip
Periksa penampang dan rencanaican lasan.
= 200 k _, .
fvv ~-------------------" 7,69 ksi
in. X 52 in.
2
. 40 ft-k X 12 in./ft X 2 in. .
'T*----------------------------------------K*21
3Di dalam praktek las-lasan biasanya dibuat menerus. Perencanaan las-lasan selang-seling
4hanya dilakukan sebagai latihan.
40 ft-k X 12 in ./ft X 0,5 in.
f uv T. 76,7 in.4 =3,13 ksi PUNTIRAN
^badan
10,82
s = 0,5 in. X = 0,352 in.
4,56+10,82
Aliran geseran total
Ukuran las minimum = in. (AISCS 17.2)
Pakai las-lasan E70 berukuran in> panjang 6 in dengan jarak dari pusar ke pusat
12 in.
ikan menghasilkan momen puntir. Untuk setiap penampang, titik pada sumbu tersebut
disebut pusat geseran dari penampang. Apabila gaya yang bekerja melalui pusat
geseran, batang hanya mengalami tegangan lentur. Gaya-gaya yang hckeija tidak
melalui pusat geseran, akan mengakibatkan timbulnya momen puntir yang akan
memuntir keliling pusat geseran.
Misalnya, sebuah penampang dengan sebuah sumbu simetris dibebani secara
transversal pada bidang sumbu tersebut, yaitu, sebuah WF dibebani di bidang badannya
(Gb. 8.5.a). Dapat dilihat bahwa gaya geser luar dan gaya geser dalam karena aliran
geseran berada dalam keadaan seimbang. Misalnya sekarang sebuah profil kanal
dibebani pada pusatnya (Gambar 8.5 .b). Gaya-gaya berada dalam keseimbangan, tetapi
sebuah momen yang tidak diimbangi terjadi karena aliran geseran pada flens. Apabila
gaya luar bekerja pada suatu jarak tertentu dari pusat, momen bisa dibuat menjadi nol.
flens kanal
lebar (a) (b)
Gb. 8.5. Aliran geseran akibat gaya geser langsung dan pusat geseran dari penampang-
penampang umum.
Titik kerja gaya merupakan pusat geseran dari penampang. Bisa dibuktikan
bahwa jarak antara pusat geseran dan pusat badan diberikan oleh rumus,
(8.11)
Harga-harga e untuk profil kanal bisa didapat pada tabel-tabel yang memuat sifat-
sifat material untuk perencanaan. Harga-harga J bisa didapat dari bentuk- bentuk
Struktur (Structural Shapes), yang diterbitkan oleh Bethlehem Steel.
Contoh 8.16.
Hitung letak pusat geseran dari bentuk seperti yang terlihat pada gambar berikut
ini.
Contoh 8.17.
flens 1
Penyelesaian :
Untuk menentukan letak pusat geseran, misalkan ada sebuah gaya P yang
bekerja pada penampang sedemikian rupa sehingga kedua flens akan mengalami
lenturan yang sama besarnya maka,
(L - e) P = eP /i
h
dengan menjabarkan persamaan tersebut didapat harga e,
LI2
e=
h +/a
dengan memakai persamaan tersebut didapat,
(4 in.)3
16 in. X 1 in. X
12
e = , . (8 in.)3 , . w (4 in.)3 = 1,78 in.
w
1 m. X + 1 m. X
12 12
Tentukan letak perkiraan pusat geseran dari sebuah profil kanal C 10 X 15,3.
Bandingkan hasil perkiraan letak pusat geseran tersebut dengan letak pusat geseran
yang diberikan oleh AISCM.
iMN KONSTRUKSI SAJA UNTUK INSINYUR OAN ARSITBK
m f
2,80"
rS0,436" (rata-rata)
10,0" x - 0,240
"
0,634"
10 X 15,3
Penyelesaian:
Untuk penampang simetris, sumbu simetri merupakan salah satu sumbu geser.
Sumbu yang lainnya didapat dari,
e-
S/*
x adalah jarak dari sumbu Y ke pusat elemen. Misalkan sumbu Y melalui pusat
dari badan. Dengan menganggap flens sebagai bagian yang terpisah,
-badan ^ ^ flens
0,24 in.
e0 0,908 in.-------------- - = 0,788 in.
Harga pada tabel adalah e0 0,796 in. Adanya sedikit perbedaan bisa di-
terangkan dari perkiraan ukuran flens yang ditipiskan dan dianggap sebagai elemen
persegi.
Contoh 8.1$.
Tentukan apakah kantilever daii profil kanal C 12 X 30 dengan panjang 10 ft dapat
menahan gaya yang bekerja seperti yang terlihat pada gambar kalau Fu 14,5 ksi dan Fb
= 24,0 ksi.
e =0,618"
Penyelesaian:
T= 5,0 k X (0,618 in. +
1,75 in.) = 11,84 in.-k Af =
5,0 kip
5,0 k X 10 ft X 12 in./ft =
600 in.-k
K= 5,0 k
= 0,753 in.4 S
- 27,0 in.3
= 8,84 ksi < 14,5 ksi
600 in.-k
fb = = 22,22 ksi <24 ksi memenuhi syarat
27 in.3
Pemeriksaan sudut puntiran,
11,84 in.-k X 10 ft X 12in./ft
= 0,1627 radian =9,32
11,6 X 103 X 0,753 in.4Walaupun harga tegangan berada
dalam batas yang diizinkan gelagar dianggap tidak mencukupi karena deformasi yang
berlebih.
PUNTIRAN 3M
Contoh 8.19.
Tentukan pusat geseran untuk gelagar kotak seperti yang terlihat pada gambar.
Profil llens lebar yang dipakai adalah W 14 X 90 dengan sebuah pelat setebal 1 in yang
disambung ke flens seperti pada gambar.
Penyelesaian:
(999X 0)*(4f^x(f-1))
e- /1 X 12,603\
2/, 0,895 in.
\ 12 j Pusat geseran
akan ditempatkan pada suatu
tempat sepanjang sumbu X melalui pusat dari batang. Anggap sumbu Y melalui pusat
dari profil WF.
T2
(8 . 1 2 )
A
f PUNTIRAN M
A adalah luas yang dikelilingi oleli garis pusat lengkungan penampang. Dengan
demikian tegangan geser dari sembarang titik bisa didapatkan dari rumus,
(8.13)
Sudut puntiran dari sebuah penampang tertutup berdinding tipis diberikan oleh
persamaan yang sama yaitu persamaan (8.2.).
(8.14)
(8.15)
Contoh 8.20.
Tentukan puntiran maksimum yang dapat ditahan oleh pipa berdinding tipis kalau
diameter bagian luar pipa adalah 9 in dan diameter bagian dalamnya 8 in. Tegangan
yang diizinkan adalah 8000 psi. Bandingkan jawaban soal ini dengan contoh 8.2.
PIRINCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
rcnvcIcmidH
~4 = 56,7 in.3 (d-d rata.Tata )
T-2AtF v
t = 0,5 in.
7 2 X (56,7 in.3) X 0,5 in. X (8000 psi) - 453,600 in.-lb
453,600 in.-lb
= 37,8 ft-k
12in7ftX 1000 lb/k
Puntiran maksimum yang ditentukan dengan memakai teori yang tepat pada
contoh 8.2 adalah 35,84 ft-kip. Dapat kita lihat, walaupun dindingnya agak tebal,
hasil yang diperoleh dengan rumus perkiraan Bredt cukup memuaskan.
Contoh 8.21.
Tentukan momen puntir maksimum dan sudut rotasi untuk,
a) . Sebuah tabung bundar tertutup dengan diameter permukaan luar 8 in dan
diameter permukaan dalam l\ in.
b) . Tabung berdinding tipis yang sama yang telah dibelah sepanjang tembok.
Penyelesaian:
a). Dengan menggunakan teori penampang berdinding tipis,
T=2AtF
itdJ = 47,17 in. (d = d rata-rata = in.J
2
A=
4
t - 0,25 in.
r = 2 X 47,17 in.2 X 0,25 in. X 14,5 ksi - 342 in.-kip * 28,5 ft-kip 77
G/,
/=10ftX 12in./ft = 120in.
ys iil = .4><(47,12)2
f* /ff X 7,75\ 91'19in*
Jf v0,25 /
b). Misalnya penampang belahan sebagai penampang persegi tipis yang mengalami
puntiran.
=M!
r
d
J* = a bd3; untuk dinding tipis, a = 0,33 J* = 0,33 (TT
X 7,75 in.) X (0,25 in.)3 = 0,1255 in.4 14,5 ksi X
0,1255 in.4
r= = 7,28 in.-kip = 0,607 ft-kip
0,25 in.
TL
GJ* 4>=
/.-120 In.
7,28 in .-kip X 120 in. = 0,595 radian.
11,7 X 103 ksiX 0,1255 in.4
zZZZZL
(a) (b) (c)
Penyelesaian:
FVJ*
a) T=
*t
j |(10 " 0,436) X (0,24)3 + 2 ^2,60 - X (0,436)3J X 2
/* =
= 0,362 in.4
t f - 0,436 in.
14,5 ksi X 0,362 in.4 ......................................
T = :f;------------= 12,04 rn.-k = 1,0 ft-k
0,436 in.
77
0=
GJ*
/ = 8 ft X 12 in./ft = 96 in.
12,4 in.-kip X 96 in. _ , ,. , .0
9
11,7 X 103 ksi X 0,362 in.4 ^
12,05
0, =1,469 = 0,054
330,2
FVJ*
c) T=
tf
PUNTIRAN SM
Apabila kita bandingkan dengan rotasi yang akan terjadi dari momen puntir pada
(a),
12,06
0! = 15,63 21,3 = 8,85
Contoh 8.23.
Untuk dua buah gelagar sederhana berikut ini, tentukan:
a) . Momen puntir yang diizinkan untuk Fv = 14,5 ksi.
b) . Sudut puntiran bila diketahui momen puntir yang bekeija adalah sebesar
150 in-kip; G = 11,7X 103ksi.
c) . Panjang yang dibutuhkan setiap kaki las-lasan berukuran ^ in E70;
V = 10 kip dan T= 80 in-kip.
Penyelesaian:
a) Gelagar 1
T=Fv2(At)
/ = ^ in.
J
* = 0,33 [(10 in. X (1 in.)3 X 2) + (12 in. X (1 in.)3)] = 10,67 in.4 tf =
1,0 in.
14,5 ksi X 10,67 154,7 in.-kip = 12,9 ft-kip
in.4
1,0 in.
b) Gelagar 1.
Gelagar 2
L = 240 in.
J* = 10,67 in.4
150 in.-kip X 240 in.
=
0 11,7 X 103 ksi X 10,67 in.4 = 0,288 rad = 16,52 deraJat
c) Gelagar 1 Tinjau badan
profil
10k
Geseran / = = 0,7 k/in.2
2(0,5 in.)X 14 in.
80,0 in.-kip
2 X 78,0 in.2 X 0,5 in.
Pakai las selang-seling berukuran 2\ in dengan jarak pusat ke pusat 12 in. Gelagar
2.
Aliran geseran maksimum dihasilkan pada badan dan merupakan super posisi
dari aliran geseran karena pembebanan vertikal dan aliran geseran karena momen
puntir.
10 k
geseran / = =0,7 k/in.2
1 in. X 14 in
. 80in.-kX 1,0in. ,
2
Puntiran / =------- 4 =7^ k/m.
iUto / in.
Untuk panjang 1 ft
ggana
t. azg
(a)
PUNTIRAN 343
SOAL-SOAL LATIHAN
8.1. Untuk sebuah momen puntir yang bekeija dengan besar 15 in-kip tentukan
tegangan geser maksimum untuk:
a) . Sebuah batang baja berdiameter 2 in dan.
b) . Sebuah pipa baja yang mempunyai diameter luar 2\ in dan diameter se
belah dalam 2in.
8.2. Untuk batang baja berdiameter 2 in dan pipa baja dengan diameter luar 2^ in
seperti yang dikemukakan dalam soal 8.1., tentukan momen puntir maksimum
yang diizinkan, dengan menganggap jenis baja yang dipakai A36. Batang yang
lebih efisien, yaitu batang yang dapat menahan momen puntir lebih besar per
satuan beratnya?.
8.3. Untuk sebuah momen puntir sebesar 8 in-kip, menentukan batang lingkar-
teringan yang diperlukan untuk menahan beban tersebut, dengan menganggap Fy
= 50 ksi untuk baja.
8.4. Untuk sebuah momen puntir yang bekerja sebesar 18 in-kip tentukan lingkaran
standar teringan, dengan menganggap jenis baja yang dipakai A36. Untuk pipa
yang telah dipilih, hitung sudut puntirannya apabila Es = 29 X 106 psi, X 0,25,
dan L = 10 ft.
8.5. Untuk sebuah momen puntir yang bekerja sebesar 15 in-kip, tentukan tegangan
geser maksimum pada:
a) . Sebuah batang baja persegi berukuran 2 in X 2 in, dan
Sebuah batang baja segi empat berukuran 1 in X 4 in.
Dipakai A36. Tentukan sudut puntiran kedua batang apabila L = 7ft dan G =
11,6 X 106 psi.
8.6. Untuk kedua batang yang dinyatakan dalam soal 8.5. tentukan besar momen
puntir yang diizinkan dan rotasi yang terjadi akibat adanya momen puntir apabila
sekarang batang-batang tersebut dibuat dari aluminium dengan kekuatan geser
izin sebesar 11,2 ksi dan G = 3,86 X 103 ksi. Anggap sifat bahan aluminium
elastis linear.
8.7. Untuk batang seperti pada gambar, tentukan besar
beban maksimum P ym% diizinkan kalau F = 36 ksi dan G=
11.6X10 ksi.
JM PIMNCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN AMITIK
8.8. Rencanakan penampang WF yang paling ekonomi.s untuk sebuah kauli- lever
berukuran 8 ft yang pada ujung bebasnya dibebani dengan beban sebesar 5 k,
pada jarak 12 in dari sebelah kanan garis pusat badan. Anggap Fv = 13.0 ksi dan
Fb = 22 ksi. Berat gelagar dan kombinasi tegangan geser dan lentur diabaikan.
8.9. Untuk gelagar seperti pada gambar, tentukan tinggi maksimum yang diizinkan
untuk ordinat panel beton apabila dipakai beton ringan sebesar 80 lb/f t3 Gelagar
mempunyai perletakan sendi rol yang tidak mengalami puntiran. Gelagar
dilengkapi dengan tunjang lateral hanya pada ujung-ujungnya.
8.10. Rencanakan sebuah kolom penyangga bujur sangkar untuk tempat pem-
berhentian bus seperti pada gambar kalau tekanan angin = 80 lb/ft 2, L = 10 ft,
F = 14,5 ksi. G = 11,6 X 103 ksi, dan rotasi maksimum yang yang diizinkan
adalah 4 derajat.
K. 13. Un t uk pro 111 gelagar tepi seperti pada gambar, tentukan tinggi maksimum
dinding bata berukuran 8 in yang bisa ditahan apabila ujung-ujung gelagar
dijepit pada kolom yang sangat berat. Anggap dipakai baja A36 dan berat batu
bata 8 pcf. L = 20 ft.
8.14. Untuk gelagar seperti pada soal 8.13, rentangkan las-lasan, dengan meng-
anggap batang las yang dipakai adalah dari jenis 70 dan tinggi dari dinding
batu bata adalah 9 ft, 0 in.
8.15. Tentukan beban maksimum izin P yang dapat dikerjakan pada profil C 12 X
20,7 kalau profil kanal tersebut mempunyai perletakan sendi-rol dengan
panjang bentang 22 ft, 0 in dengan ujung-ujungnya dihindari dari putiran.
Beban P bekerja pada garis pusat dari flens bawah.
VZZZZZB
C 12 X 20.7
'777777m.
I
p
8.16. Tentukan tebal minimum yang dibutuhkan untuk besi siku seperti pada gambar
apabila berat tembok adalah 400 lb/1 in ft dan ujung-ujung besi siku tidak
mengalami puntiran. Panjang bentang besi siku 12 ft.
8.17. Tentukan las-lasan yang dibutuhkan untuk penampang seperti pada gambar
pada suatu tempat di sini bekerja gaya geser sebesar 12 kip dan momen puntir
60 in-kip. Tegangan elemen baja yang dipakai adalah 50 ksi. Pakai lasan E70.
34 PSRINCANAAN
KONSTRUKSI SAJA
UNTUK INSINYUR
DAN ARSITSK
^////V>y/y777i
i
r/S77////;S/;/777?//r/7777\ \ 1"X24"t
'S
S
S
V
'
vN
ss
S
sV
s k______
EZ- A
[5"]5" j 2" j- 6"-j 2"
[>
J
seperti pada gambar kedua dan ketiga dari soal 8.19. kalau V = 30 kip, T= 300
in-kip, dan Fv = 14,5 ksi. Pakai las-lasan E70.
9
PERENCANAAN KOMPOSIT
Gb. 9.1. Sebuah gelagar spandrel komposit untuk sebuah bangunan. Perhatikan kabel-kabel
dalam saluran yang tegak lurus terhadap gelagar, untuk proses post-tension. Dengan melakukan
aksi post-tensioned, lenturan dan retak-retak yang timbul akibat bekeijanya momen negatif
dapat dikurangi dalam arah tegak lurus terhadap gelagar komposit.
bah efisiensi dari penampang gabungan dengan merendahkan letak sumbu netral dari
dalam bagian beton.5
Tunjangan untuk konstruksi komposit adalah kerangka sementara yang
menunjang gelagar baja dengan jarak yang cukup dekat untuk mencegah gelagar
melentur sebelum beton mengeras. Apabila selama proses penuangan dan
5 ) Penambahan yang tajam pada upah buruh telah mencegah penggunaan yang paling
ekonomis dari pelat penutup pada perencanaan komposit, walaupun pada penggunaan
pelat penutup diperoleh penghematan yang besar pada harga yang dikeluarkan untuk satu
satuan berat material baja.
PIRINCANAAN KOMPOSIT 348
pengecoran beton gelagar Itaja tidak disangga, maka penampang gelagar tersebut harus
direncanakan untuk dapat menahan beban dari beton yang masih basah dan beban-
beban konstruksi lainnya. Penentuan ukuran gelagar untuk beban mati ditambah
dengan beban hidup pada aksi komposit penuh ternyata cukup praktis, apabila aksi
komposit diperoleh dengari memakai shear connector (komentar AISCS 1.11.2,
paragraf 3).
Gb. 9.2. Sebuah gbder sebelah dalam dari bangunan yang gelagar spandrelnya diperlihatkan pada
Gb. 9.1. Perhatikan bagaimana batang-batang penguat dan kabel-kabel post-tension dikaitkan di
atas girder menuju bagian atas lempeng beton untuk memperkuat daya tahan terhadap momen
negatif.
maksimum tidak boleh melampaui (1) Seperempat dari panjang bentang gelagar L,
atau (2) Setengah dari jarak bersih ke gelagar berikutnya yang terdapat pada kedua sisi
ditambah Zy, atau (3) enam belas kali tebal lempeng t ditambah /y. Apabila lempeng
beton hanya terdapat pada satu sisi dari gelagar, maka lebar efektif maksimum b tidak
boleh melampaui (1) Seperduabelas dari panjang bentang gelagar L, atau (2) Setengah
dari jarak bersih ke gelagar berikutnya ditambah Zy, atau (3) Enam kali tebal dari
lempeng beton t ditambah b f.
f
i Y...................^ X
i | | t* h' >|
Gb. 9.3. Lebar efektif flens beton pada konstruksi komposit, seperti yang ditentukan dalam
AISCS 1.11.1.
Contoh: 9.1.
Tentukan lebar efektif b untuk gelagar sebelah dalam dan gelagar tepi seperti
terlihat pada gambar apabila diketahui panjang bentang L = 42 ft, 0 in; tebal lempeng
beton t = 5- j in dan jarak dari pusat ke pusat gelagar yang terdiri dari profil W 18 X 35
adalah 8 ft, 0 in.
_L
~r
sf
- 8'-
Penyelesaian:
Untuk profil W 18 X 35, Zy = 6 in.
Jarak bersih antara gelagar = (8 ft X 12 in./ft) - 6 in. * 90 in.
Untuk gelagar sebelah dalam,
_ l 42 ft X 12 in./ft
-------------------j -
126 in.
+ =
2) b jarak bersih | X 2 + Zy=2^ ^ ^
12 42 t l X 12 in./ft
1) b< = 42 in
12
/1 \ 90 in.
2) b <( jarak bersih j + bf =----------- + 6 in. = 51 in.
besarnya unit tegangan paua salah satu material adalah sama dengan perkulian
antara regangan yang terjadi dengan modulus elastisitasnya. Unit tegangan baja dengan
demikian bisa dinyatakan sebagai EJEC dikalikan dengan unit tegangan beton.
y,r
(a)
Gb. 9.4. Penampang konstruksi komposit: (a) penampang tanpa pelat penutup; (b) penampang
dengan pelat penutup.
Myu
h,
Itr (9.1)
M adalah momen lentur, dan ytr adalah jarak dari sumbu netral ke serat
penampang baja terjauh. Tegangan lentur maksimum untuk beton bisa dinyatakan
dengan persamaan :
M Catas
f > c m nltr
(9.2)
c
atas a<lalah jarak dari sumbu netral ke serat beton teijauh, dan n adalah perbandingan
modulus. Harga,
S
(9.3)
kadang-kadang dipakai untuk menunjukkan tahanan momen transformasi dari
gelagar. Untuk konstruksi yang tidak disangga, karena penampang baja harus
menahan beban mati, tegangan lentur untuk baja dinyatakan oleh,
f - MD
*h (9.4)
MD adalah momen yang hanya disebabkan oleh beban mati, c adalah jarak dari sumbu
netral profil baja sendiri ke serat penampang baja yang teijauh, dan Is adalah momen
inersia total dari baja, termasuk juga pelat penutup apabila digunakan. Tegangan lentur
tersebut harus lebih kecil nilainya daripada tegangan lentur yang diizinkan, seperti
yang ditentukan oleh AISCS 1.5.1.4.1.
Contoh 9.3.
Untuk contoh 9.1., tentukan penampang transformasi dari beton apabila baja
=29X10 psidan ^beton= 2,9 X 10 psi.
Penyelesaian:
Contoh 9.4.
Untuk kasus seperti pada gambar berikut, tentukan y tr , Ifnftr bawah. ftr atas,
dan f t r beton apabila M - 160 ft-k. Pakai profil W 18 X 35 dengan h = 70in , f = 4in,
dan n =10.
Penyelesaian:
Untuk profil W 18 X 35,
Titik-2:
Titik-3:
Contoh: 9.5.
Untuk situasi seperti pada gambar, tentukan ytr, /fr> ftr bawah, ftr beton dan ftr atas,
apabila M = 560 ft-k, Atr = 44 in2, f = 5 in, b* = 8,8 dan n = 10.
beton 5"
i -----------------------
rzz/zzj
c, atas
20,99"
W 21 X 62
Penyelesaian:
Untuk profil W 21 X 62.
A = 18,3 in2
d = 20,99 in
bf = 8,24 in
/ = 1330 in4
Tentukan pusat dari penampang transformasi,
. __rrwr.r. IWMUWUI BAJA UNTUK INIINYUR DAN AMIT!K
_ 18,3 in.2 X (1 in. + 20.99 m./2)4 6,0 i. 2 X (I in./2) + *1-1,0 lu. 1 X (21,99 in. i 5 m./.') y,r
di sini Ss adalah tahanan momen dari baja saja. Tegangan lentur pada baja dibatasi
sampai 0,66 Fy dan pada beton sampai 0,45 /c',di mana/c adalah kekuatan beton pada
usia 28 hari.
Contoh: 9.6.
Tentukan kapasitas momen tahan dari penampang komposit seperti yang terlihat
pada gambar berikut ini. Anggap baja yang dipakai adalah dari jenis A.36, f^ =
3000psi, n = 9,Itr= 8636 in4, ytr = 17,99 in.
Penyelesaian:
Fy = 36 ksi Fb = 24 ksi (AISCS 1.5.1.4.1) fc = o,45 f c = 0,45 X
3000 psi = 1,35 ksi (AISCS 1.11.2.2)
FhJtr 24 ksi X 8636 in.4 = 11520 in.-k = 960,0 ft-k
^maks- c 17,99 in.
f PIHINCANAAN KOMPOSIT 367
- 8.1" -
L 1__________ 1
l
y
f 1____ _____1 1
W 24 X 68 v * m ' 7.99"
W 24 X 68
j
y = 8,65" ,-------h-----,
-----i______ L-.............K C.IL- 1-J X 8"
Penyelesaian:
Karena tidak dipakai penyangga, maka profil baja sendiri harus menahan beban
mati.
Untuk profil W 24 X 68,
A = 20,1 in.2 d
= 23,73 in.
1= 1830 in.4
nvnvi WVHTUK IIWIWTWn UAN fWIIIR
_ (1,5 in. X 8 ill.) (1,5 in./2) + 20,1 in.1 (23,73 tn./2 + 1,5 In.)
-^'baja (1,5 in. X 8 in.)+20,1 in.2
= 8,65 in dari dasar.
7
baja *h + 2(Ad2) = 8 + 12 in.2 (8,65 in. - 0,75 in.)2
in.4
Perhatikan bahwa besaran 8 X (1,5)3/12, yang merupakan momen inersia dari
sebuah pelat terhadap sumbu lemahnya biasa diabaikan, karena nilainya sangat kecil.
Kapasitas momen maksimum dari penampang baja,
= 8401 in.-k = 700 ft-k
Ek = 24 ksi X 3028 in.4 = 4383 in.-k = 365 ft-k
M atas'=
Catas 23,73 in. + 1,5 in. - 8,65 in.
FbIs 24 ksi X 3028 in.4
^bawah= 0sc .
c
bawah 8,65 m.
Nilai yang dipakai adalah nilai kapasitas momen bagian atas,
Mmaks =: 365 ft-k
Gb. 9.5. Shear connector untuk konstruksi komposit: (a) kancing-kancing geser berkej
bundar dilas ke gelagar; (b) potongan penampang kanal yang di las ke gelagar.
PIRINCANAAN KONTOIIT
Tabel 9.1. Beban Geser Horisontal yang diizinkan untuk sebuah Connector (q), kip a
(AISC Tabel 1.11.4, dimuat di sini dengan seizin penerbitnya).
Kekuatan beton
tekan yang ditentukan
(f'
ksi
Connector15 3,0 3,5 >4,0
a. Hanya bisa dipakai untuk beton yang dibuat dengan campuran sesuai dengan yang di-
tetapkan oleh ASTM C.33.
b. Beban horisontal yang diizinkan dalam tabel bisa juga dipakai untuk kancing-kancing yang
mempunyai panjang lebih besar dari yang dikemukakan di atas.
c
' w = panjang dari kanal dalam inci.
Kancing-kancing bundar, penampang kapal atau spiral yang dilas pada bagian
atas flens dari gelagar, merupakan jenis shear connector yang umum dipakai (lihat
gambar 9.5). Kancing-kancing tersebut merupakan batang bundar dengan satu
ujungnya dipasang terbalik untuk mencegah pemisahan vertikal dan ujung lainnya
dilas ke gelagar. Karena kancing-kancing yang dilas seringkali rusak apabila gelagar
diangkut dengan kapal, maka biasanya dilakukan pengelasan kancing di lapangan
dengan memakai alat tembak pengelasan kancing. Beban geser horisontal yang
diizinkan untuk kancing kanal dan kancing bundar dari berbagai diameter atau berat
diberikan dalam A1SCS tabel 1.11.4 (dimuat di sini sebagai tabel 9.1).
Menurut AISC, jumlah shear connector yang diperlukan untuk aksi komposit
penuh ditentukan dengan membagi gaya geser total Vh yang akan ditahan, di antara titik
momen positif maksimum dan titik momen nol, dengan kapasitas dari sebuah
penyambung. Jumlah yang didapat ini digandakan untuk mendapatkan jumlah alat
penyambung total yang dibutuhkan untuk seluruh bentang. Besar gaya geser Vadalah
harga yang terkecil dari dua harga Vh seperti yang ditentukan oleh rumus-rumus berikut
(AISCS 1.11.4):
_ 0,85/X h 2 (9.6)
Vh =
2 (9.7)
Di antara titik momen positif maksimum dan
titik momen nol, AISC mengizinkan jarak antara connector (penyambung) diambil
seragam. Untuk beban- beban terpusat, jumlah shear connector yang dibutuhkan antara
beban terpusat dan titik momen nol yang terdekat ditentukan oleh rumus AISCS 1.11.7.
Contoh: 9.8.
Tentukan jumlah kancing berdiameter g in yang dibutuhkan apabila f c = 3000
psi dan Fy = 36 ksi adalah harga-harga yang dipakai untuk gelagar sebelah dalam pada :
(a) Contoh 9.1.
(b) Contoh 9.2.
Penyelesaian:
Besar gaya geser Vh yang harus ditahan oleh connector:
0,85 f'Ae
untuk beton Vh = -------------------
AF
untuk baja Vh = - y-
0,85 X 3,0 ksi X 517 in.2
h beton- = 659,2 k
10.3 in.J X 36 ksl
^baj.-------------2---------=185.4 k
X 185.4 k
15.6 k
Pakai 24 buah kancing berdiameter |-in. (b) Dari contoh 9,2, h = 96 in.
15.6 k
Pakai 45 buah kancing berdiameter |-in.
Contoh: 9.9.
Tentukan jumlah kanal berukuran 4 in yang diperlukan untuk menyalurkan gaya
geser apabila untuk penampang komposit seperti pada gambar f =3,0 ksi dan Fy = 36
c
Penyelesaian:
h baja 741,6 k
Ac = tb - 6 in. X 74 in. = 444 in.2
Dipakai Vh untuk beton.
Jumlah shear connector yang dibutuhkan,
2 X 566,1 k
= 75,5 (kapasitas dari shear connector = 15 k)
15 k
Pakai 76 buah kanal berukuran 4 in dengan panjang 3 in.
Contoh: 9.10.
Periksa gelagar komposit berikut ini dan tentukan jumlah kancing berdiameter |
in yang dibutuhkan untuk aksi komposit penuh di antara A dan B dan antara B dan C.
Keadaan gelagar seperti pada gambar berikut dengan jarak antara pusat ke pusat dari
gelagar yang satu ke gelagar yang lainnya sebesar 8 ft, 0 in;/c= 4000 psi (n = 9).
Gelagar dilengkapi dengan penyangga.
/? = +/= 105,75 k
M,
Penyelesaian:
- 105,75 k X 45 ft 27 k X 15 ft _ 3,5 k/ft X (45 ft)2
= 1292 ft-k
PIMNCANAAN KOMPOSIT 3S3
y _ (1,5 in. X 9 in.) X 0,75 in. + 27,7 in.2 X 14,96 in. + [(4 in. X 8,22 in.) X 30,42 in.]
(1,5 in. X 9 in.)+ 27,7 in.2 + (4 in. X 8,22 in.)
= 19,23 in.
= 12550 in.4
6=*.=
Otr
304 PIRINCANAAN KON0TKUK0I BAJA UNTUK IN0INYUK O AN AMIT0K
SbetoifT^SSl.Sin4
y atas
(1,5 in. X 9 in.) X 0,75 in. + 27,7 in.2X ^ 26/92 m~ + 1,5 in.j
=
TV (1,5 in. X 9 in.) + 27,7 in.2 = 10,3 in.
in.4
_ _ 5103 in.4_________ 3
bawah 1A-. 496 M.
ys 10,3 in.
Str 652 in.3
P=
Ss ~ 496 in.3 ~1,31
i i . S O Mk
q 12,5 k
Pakai 41 buah kancing.
Jumlah kancing minimum N2 yang dibutuhkan di antara A dan B,
/ nw xu i \
\ 1292 j 1
Ni (WlMz naks- 1)
N2 = (AISCS 1.11.4)
6-1 1 ,3 1- 1
= 27,3 pakai 28 buah kancing
Jumlah kancing di antara A dan B = 28 Jumlah
kancing di antara B dan C = 41 28 = 13.
Apabila jumlah shear connector yang dibutuhkan untuk aksi komposit penuh
tidak dipakai, AISC menentukan untuk memakai suatu tahanan momen efektif seperti
yang ditentukan oleh persamaan berikut:
Ss adalah lahanun tnoinen baja dan Vj, kapasitas geser dari shear connector yang dipakai yang
didapat dengan jalan mengalikan jumlah connector yang dipakai dengan kapasitas geser dari
sebuah connector (AISCS 1,11,1)- Sebaliknya, apabila S transformasi yang dibutuhkan lebih
kecil dari yang tersedia, maka transposisikan persamaan 9.8 menjadi,
yang akan memberikan besarnya gaya horisontal yang diperlukan untuk ditahan oleh shear
connector untuk menyesuaikan dengan tahanan momen yang dibutuhkan. Momen inersia
efektip, /ef ditentukan oleh rumus AISCS 1.11.6 sebagai,
(9.10)
Is adalah momen inersia dari gelagar baja, dan Itr adalah momen inersia dari penampang
komposit transformasi. V^ juga tidak boleh kurang dari VA Vh (AISCS 1.11.41.
Contoh 9.11.
Dengan mendapatkan semua harga-harga yang dibutuhkan dari penyelesaian untuk
penampang komposit pada contoh 9.10, tentukan Sef apabila hanya dipakai 28 buah kanal
berukuran 3 in dengan panjang 3 in pada setengah bentang gelagar.
Penyelesaian:
in.3 Vh = 503,2 k
w = panjang kanal = 3 in
Gb. 9.6. Pandangan potongan dari sistem lantai komposisi yang menggunakan profil
lantai baja (FSD).
w PIRtNCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR OAN ARSITIK f
Gb. 9.7. Profil lantai baja (FSD) dipakai sebagai kerangka permanen untuk konstruksi komposit: (a) rusuk
lantai dipasang tegak lurus terhadap gelagar baja; (b) rusuk lantai dipasang sejajar terhadap gelagar baja.
Pembatasan-pembatasan dimensi dan jarak bersih yang dikemukakan baik pada (a) maupun (b) berlaku
untuk keduanya.
Apabila rusuk lantai dipasang tegak lurus terhadap gelagar baja atau girder, maka
ketentuan-ketentuan utama dari AISCS adalah sebagai berikut:
1. Dalam perhitungan sifat-sifat penampang, beton yang terletak di bawah bagian atas lantai
baja boleh diabaikan.
2. Jarak antara shear connector kancing tidak boleh melampaui 32 in sepanjang bentang
gelagar.
3. Lantai baja harus diangkut ke gelagar atau girder dengan pengelasan atau dengan angkur
yang jarak antaranya tidak boleh melampaui 16 in.
4. Kapasitas geser horisontal dari connector kancing yang diizinkan bisa dikurangi dari
harga-harga yang diberikan pada AISCS Tabel 1.11.4 dan 1.11.4.A dengan memakai
faktor reduksi yang diberikan oleh rumus AISC 1.11.8.
Untuk penampang komposit yang rusuk lantai logamnya dipasang sejajar terhadap
gelagar baja atau girder, petunjuk-petunjuk dalam perhitungannya dapat dilihat pada AISCS
1.11.5.3. Perbedaan utama yang perlu dicatat antara rusuk lantai yang dipasang tegak lurus dan
sejajar ialah, untuk rusuk lantai yang dipasang sejajar, beton yang terletak di bawah bagian atas
lantai boleh diikutsertakan dalam perhitungan sifat-sifat penampang dan harus diikutsertakan
dalam menghitung besar Ac dengan memakai rumus AISC 1.11.3.
rimmiMNMN KONSTRUKSI SAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
Contoh 9.12.
Tentukan titik potong teoretis dan sambungan pelat penutup pada pembebanan
seperti pada gambar untuk gelagar dalam contoh 9.10. Pakai f'c = 3500 psi, dan berat
dari gelagar diabaikan.
42-0'
124
kip
PL 124 k X 42 ft
^ima 4 = 1302 ft-k
ks 4
21'- 21 '-0"
0".
Penyelesaian:
Str dengan pelat penutup = 652 in3 (lihat contoh 9.10)
Str tanpa pelat penutup = 316 in3 (AISCM, Tabel Pilihan Gelagar Komposit)
Kapasitas momen gelagat tanpa pelal pcmitup
F = 62,0 k
Aliran geseran
Pakai minimum las sudut selang-seling E70 dengan jarak dari pusat ke pusat 12
in. _____
Ukuran las = in. (AISCS 1.17.2)
16
Katakan lw = 1 f in. setiap panjang 1 ft las sudut selang seling berukuran yg- in
dengan batang las E70.
Pemberhentian lasan (AISCS 1.10.4.2.).
Contoh 9.13.
Kerjakan kembali contoh 9.12 dengan pembebanan terbagi rata sebesar
5,8 kip per kaki.
w 5,8 kip/ft
Penyelesaian:
__ wL2 5,8 k/ft X (42 ft)2
'"maks- g g
= 1279 ft-k
Dari contoh 9.12 kapasitas momen dari penampang tanpa pelat penutup adalah
632 ft-k.
PIMNCANAAN KOMPOSIT *71
Dari mekanika statika didapat, luas diagram geser adalah sama dengan
pembahan momen.
Pembahan momen di antara dan C Luas diagram geser di antara B dan C Luas
diagram geser di antara B dan C
Panjang teoretis pelat penutup adalah (2 x 15 ft) = 30 ft, 6 ft dari masing- masing
ujung.
Geseran pada titik pemberhentian,
VB = 5,8 k/ft X 14,94 ft = 86,65 k
Q- 249,5 in.3 (contoh 9.12)
VQ 86,65 k X 249,5 in.3
q =-------- ------------------- 2 = 2,2 in.
-----------= 1,72 k/in.
H
I 12550 in.4
Pakai las sudut selang-seling berukuran ^ in dengan batang las E70 pada jarak 12
in dari pusat ke pusat.
12 in./ft X 1,72 k/in. w 4,64 k/in. X 2
_ MDL1
An * (9.13)
160/, tr
_ MLL2 (9.14)
A, =
160/, tr
M adalah momen dalam ft-kip, L adalah panjang bentang dalam ft, dan / adalah
momen inersia dalam in4, subskrip D menunjukkan beban mati, subskrip L
menunjukkan beban hidup, subskrip s menunjukkan baja dan subskrip tr berarti
transformasi.
Contoh 9.14.
Tunjukkan bahwa rumus lenturan yang biasa dipakai pada konstruksi komposit
untuk beban terbagi rata diturunkan dari lenturan pada gelagar sederhana.
Penyelesaian:
Persamaan untuk lenturan pada gelagar sederhana adalah,
Contoh 9.15.
Untuk penampang komposit dalam contoh 9.10, menentukan lenturan akibat
beban mati, lenturan akibat beban hidup, dan lenturan total apabila momen akibat
beban mati adalah 748 ft-k dan momen akibat beban hidup adalah 554 ft-k. Anggap
konstruksi tidak diberi penyangga.
Peny elesaian:
Dari contoh
9.10 = 12549 in.4
= 5105 in.4
hr
MDL2 554 ft-k X (42 ft)2
h
= zt--------------i------= 1 20 ft
1607f 160 X 5105 in.4
4D
_ MLL2 748 ft-k X (42 ft)2 . 160/ir 160
X 12550 in.4
Contoh 9.16.
Tentukan lenturan akibat beban mati, lenturan akibat beban hidup dan lenturan
total dari contoh 9.15 apabila dipakai konstruksi penyangga.
Penyelesaian:
0,49 in.
MDL2 _ 554 ft-k X (42 ft)2
160 /f, 160 X 12550 in.4
MLL2 748 ft-k X (42 ft)2 = 0,66 in.
160 Itr 160 X 12550 in.4
S74 PIMNCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINVUR DAN AM ITIK
Contoh 9.17.
Rencanakan sebuah penampang komposit untuk menahan beban mati sebesar 90
lb/ft2 (termasuk berat sendiri dari gelagar) dan beban hidup sebesar 100 lb/ft 2 apabila
gelagar-gelagar W 24 ditempatkan dengan jarak 10 ft dari pusat ke pusat tanpa
memakai pelat penutup. Panjang gelagar 45 ft, tebal beton 5 in / c' = 3000 psi dan n = 9.
Periksa tegangan-tegangan bagian atas dan bawah untuk konstruksi tanpa penyangga.
Penyelesaian:
Beban total setiap foot persegi:
qD+qL = 90 lb/ft2 + 100 lb/ft2 = 190 lb/ft2 wT = 190 lb/ft2 X 10 ft =
1,90 k/ft _ wL2 _ 1.9 k/ft X (45 ft)2
= 481 ft-k
.nn mtn uniun MWinTun UM AIHIIIH
_ Hfrcatas_ 481 ft-k X 12 in./ft X (23,92 in. + 5 in. - 21,9 in.) fbc ~
nltr ~ 9 X 5320 in.4
= 0,85 ksi
^mata-<M5/c'=1,35 ksi
0,85 ksi < 1,35 ksi tegangan beton memenuhi syarat
^,.<(1,35 + 0,35^5,
Penyelesaian:
^maks=48l -k Str
yang dibutuhkan 240,5 in.3
Sn = 249 in.3
Contoh 9.19.
Untuk gelagar yang mempunyai panjang bentang 50 ft, dengan jarak dari pusat ke
pusat terhadap gelagar yang lain sebesar 10 ft, dan menahan beban terbagi rata sebesar
4,1 k/ft (termasuk berat sendiri dari gelagar). Rencanakan sebuah gelagar dari profil W
27 X 94 yang mempunyai pelat penutup. Tentukan lebar dan panjang pelat penutup
yang dibutuhkan, pertambahan panjang yang diperlukan untuk mengembangkan gaya,
pengelasannya dan jumlah kancing berukuran | in yang dibutuhkan. Pakai / c' = 3000
psi, tebal lempang beton 4^ in, jenis batang las E70, ukuran pelat penutup 9 in X 1 ^ in.
Penyelesaian:
^maks
88
Fbs = 0,66 X 36 ksi = 24,0 ksi
_ M 1281 ft-kX 12 Wft _ ^ . 3
= 640,5
yang dibutuhkan = 24,0 ksi *
S =
tr
I nRINCANAAN INSINYUR S77
Lebar pelat memenuhi syarat karena pada kedua sisinya masih terdapat jarak \ in
terhadap tepi flens untuk melakukan pengelasan ke flens.
1 50 ft X 12 in./ft
b = ~ =------------------ - = 150 in.
4 4
b = 2b' + bf = 2 ^ 1 0 f t X 1 2 i n
^ f t
+ i . = 10 ft X 12 in./ft = 120 in.
10 n
b= 16t + bf= 16 X 4,50 in. + 10in. = 82in. harga yang dipakai btr =
(9 in. X 1.5 in.)X 0,75 in. + 27,7 in.2 X + 1,50^+(4,5 in. X 9,11 in.) X ^1,50 + 26,92 +
y, r (9 in. X 1,5 in.) + 27,7 in.J + (4,5 in. X 9,11 in.)
= 20,46 in.
20,46-------- 1,5J
= 13700 in.4
_ 13700 in.4 3 ~
Str =----------
1
----= 669,5 in. > 640,5 m. yang dibutuhkan
20,46 m.
memenuhi syarat
Tentukan panjang teoretis pelat penutup.
Tahanan momen transformasi dari profil W 27 X 94 saja,
Str = 325 in3 (Tabel Pilihan Gelagar Komposit AIS(')
Perubahan momen di antara titik potong maksimum dan titik potong teoretis, adalah:
X= 11,SA ft
2 X 17,54 ft = 35 ft-Oin.
Untuk profil W 27 X9 4,
10 in.
Momen pada potongan (7,5 ft dari ujung),
wL 4,1 k/ft X R
50 = 102,5 k ft _
2 2 102,5 k X 7,5 ft
L = 1,5 X 2X 9 in . + 9 i n. = 36-in.
0,85/;^ 0 ,8 5X 3X 36 9 ,.
Vh beton=------------ -----=------------------= 470,5 k harga yang dipakai
470,5
N= k = 40.9 ambil 41 kancing untuk setengah bentang.
11,5 k
Catatan:
Ini merupakan jumlah kancing yang diperlukan untuk kapasitas momen penuh.
Apabila momen yang dibutuhkan kurang dari yang tersedia, jumlah shear connector
boleh dikurangi dengan menggunakan transposisi dari rumus 1.11.1 (AISCS 1.11.2.2.).
nya).
Dengan
menghitung Ss
N 10,30 in. (tahanan momen
gelagar baja
( 26 92 \2
10,30------1,5)
5103 in. 4
9
\2
j =326,8 k PIMNCANAAN KOMPOSIT 1
326,8 k
V= 102,5 k ,
102,5 k
f s------ ----- = 7,77 ksi < 14,5 ksi
v
26,92 in. X 0,490 in.
geseran,
Karena gelagar tidak dilengkapi dengan konstruksi cope, maka faktor keamanan
terhadap robeknya badan profil (block shear) tidak perlu diperiksa.
Contoh 9.20.
Rencanakan gelagar A dan gelegar B pada situasi seperti terlihat pada gambar.
Karena ada pembatasan jarak bersih, tinggi gelagar A tidak boleh melampaui 17 in dan
tinggi gelagar B tidak boleh melampaui 30 in. Gelagar B akan diberi pelat penutup (W
27 X 102 + 1 i in. X 9 in, ukuran pelat penutup yang diusulkan), dan gelagar A akan
dilengkapi dengan konstruksi cope di perletakannya pada gelagar B di sini kedua
gelagar mempunyai flens atas yang sama tingginya.
35' A
Penyelesaian :
Gelagar A
4,5 in.
DL 12 in. /ft X 0,15 kcf X 10 ft = '563 k/ft
Gelagar (perkiraan)
= 0,060 k/ft wD =
0,623 k/ft
Langit-langit, lantai, partisi 0,030 ksf X 10 ft = 0,30 k/ft
LL
0,100 ksf X 10 ft = 1,00 k/ft
wL = 1,30 k/ft
^<^5 + 035^5,
(1,35 + 0,35 X 2,09) X 117 in.4 = 244 in.4 > 162,2 in.4 memenuhi syarat
= 354,5 k
Pakai Vh = 354,5 k
ramiWMVIMII HUWTWW1I SMA UNTUK IIWINTUR OM AfWTIK
1593 k
N= X 2 - 27,7
11,5 k
33,7 k
Jv ~ ' .~ . = 5,22 ksi < 14,5 ksi memenuhi syarat
16,33 m. X 0,395 tn.
Sambungan rangka,
Lenturan
l _ 35 ftX 12in./ft 360
" 360
Gelagar B.
Anggap beratnya per satuan panjang 150 lb/ft.
Beban terpusat akibat berat sendiri dari gelagar.
0,15 k/ft X 40 ft
'L 'o T
rL rQ +
LI i
f 4 spcs @ 10' - 40'
penutup berakuran
Sifat-sifat baja
y* 9
9 in. X 1,5 in. + 30 in.2 = 10,61 in.
=
/, = 13,5 in.2 X (0,75 in. - 10,61 in.)2 + 30,0 in.
v /27,09 in. V
X
\ 2----+ 1 ,s in "10,61 'J + 3620 m-4 5522 X 1,5 in. X 0,75
+ 14 in.j
10,61 in.
in.
5522 in.4
J,3taS
~27;09in. + l,5in.-10,61inT _307in - 3
5522 in.4
J
f bawah ' = 520in.3
307 in 3 X 24 ksi ^ , ..
M, , a------------------------= 614 ft-k > 436 ft-k memenuhi syarat
*ln 12 in./ft
= 9,11 in.
82 in. 9
9 in. X 1,5 in. X 0,75 in. + 30 in.2 X (27,09 in./2 + 1,5 in.) +
4,5 in. X 9,11 in. X (27,09 in. + 1,5 in. + 2,25 In.)
9in. X 1,5 in. + 30in.2 +9,11 in. X 4,5 in.
= 20,42 in.
Itr = 13,5 in.2 X (0,75 in. - 20,42 in.)2 + 30 in.2
+ 4,5 in. X 9,11 in. X (27,09 in. + 1,5 in. + 2,25 in. - 20,42 in .)2 =
______________14230 in.4_____________
SWas - 27 09 in + J 5 in + 4 5 ^ . 20 42 in = 1123 in.3
14230 in.4
^frbawah = 697 in.3
20,42 in.
14230 in.4
Syang dibutuhkan 1347 ft-k X = 673,5 in.3
_ 911 ft-k 24 ksiX 12 in./ft
1347 ft-k X 12 in./ft f C atas
=
1123 in 3 syarat
J s bawah
= 23,19 ksi
697 in.3
=
X9 1,08 ksi <1,35 ksi memenuhi
^1,35 + 0,35 X ^-)x 520 in.3 = 1082 in.3 > 703 in .3 memenuhi syarat
Shear connector
783 k
,
Vh < (30 in.5 + 13,5 in.3) X
, /673,5 - 520\7
Vi= 470 k XI-------- -----) = 353,5 k
yh 697.520 /
2
9x(i|2xU95j)
1,295- 1
N2 = < 0 (harga negatif)
^maks= 1347 ft-k
Kancing-kancing boleh diletakkan dengan jarak yang seragam.
Potongan pelat penutup
Dengan menghitung sifat-sifat transformasi untuk profil W 27 x 102 tanpa pelat
penutup,
ytr - 22,67 in. ltr
= 8009 in.4
S
bawah ~
8009
in.4 = 898 in.
27,09 in. + 4,5 in. - 22,67 in.
722,67 in.
PIRBNCANAAN KOMPOSIT
Momen yang diizinkan tanpa pelat penutup,
24 ksi
,im
Mizin= 353 in.3 X ------ = 706 ft-k
12 in./ft
Pengelasan,
14230 in.4
Pakai las sudut selang seling berukuran in dengan batang las E70.
Pakai las-lasan berukuran ^ in dengan panjang \ in dan jarak dari pusat ke pusat
las-lasan 7 in.
Kalau ingin dipakai jarak antara sebesar 12 in,
rwnvmnmm* iwiWTmJKSI BAJA UNTUK INRINVUN OAN ANflITRK
1,87 k/in. X 12 in./ft = 2,42 in.
4,64 k/in. X 2
f PERENCANAAN K0MP08IT *1
Pakai las-lasan berukuran - 6 in dengan panjang 2 in dan jaiak dai l pusat ke pusat
lasan 12 in.
M - 706 ft-k
M
II r Q _ 706 ft-k X 12 in./ft X 265,5 in.3 / 158 k < 167 k memenuhi
14230 in.4 syarat
rwnvmnmm* iwiWTmJKSI BAJA UNTUK INRINVUN OAN ANflITRK
b 82"
9.5. Untuk gelagar komposit (sebelah dalam) seperti yang dijelaskan pada soal 9.1.,
tentukan^fr,/fr,iSatas Str,fc, dan fs apabila M = 165 fi-kip dan n = 9.
9.6. Untuk gelagar komposit seperti pada gambar dalam soal 9.4, tentukan lenturan
beban mati dan beban hidup apabila wDL = 400 lb in. ft, wLL = 1700 lbin.ft , dani
= 40 ft.
9.7. Tentukan sifat-sifat dan momen yang diizinkan untuk sebuah penampang
komposit yang terbuat dari sebuah gelagar baja dari profil W 18 X 35, pelat
penutup berukuran lj in X 5 in dan lempeng beton setebal 5 in dengan
memperhitungkan bahwa baik pada beton maupun baja terjadi tegangan yang
maksimum. Anggap b = 86in, /c' = 3000 psi, dan n = 9.
9.8. Kerjakan kembali soal 9.7. untuk sebuah profil gelagar W 16 X 40 dan pelat
penutup berukuran 1 X 5 in dengan baja berkekuatan 50 ksi.
9.9. Tentukan jumlah kancing berdiameter ^ in yang dibutuhkan untuk penampang
komposit, dari soal 9.4. untuk mendapatkan aksi komposit penuh. Anggap f. =
3000 psi.
. ranBiwMTWin nwn i nwni vnvn wmwn
9.10. Kerjakan kembali soal 9.9. letapi untuk shear connector yang terdiri dari profil
kanal C 3 X 4,1 yang masing-masing mempunyai panjang 4 in. Pakai jumlah
connector minimum untuk mendapatkan momen tahan sebesar 220 ft-kip saja.
9.11. Tentukan jumlah shear connector kancing yang dibutuhkan yang berdiameter |
in untuk mendapatkan kapasitas komposit penuh dari penampang yang
dikemukakan pada soal 9.7.
9.12. Tunjukkan bahwa sebuah gelagar dari profil W 24 X 76 dengan pelat penutup
berukuran 2 X 7 in cukup kuat untuk menahan beban yang diberikan. Anggap
baja yang dipakai dari jenis A36, las-lasan berukuran jlfin dengan batang las
dari jenis E70, tebal lempeng beton 5 in,f'c - 3500 psi, n - 9, dan btr = 7 in.
Hitung pula titik potongan teoretis dari pelat penutup, sambungan dari pelat
penutup ke flens, tempat pemberhentian las-lasan, dan jumlah shear connector
kancing berdiameter f in yang dibutuhkan.
20 kip 20 kip 20 kip
w D =<H5 kip/ft. i
w L =0,7 kip/ft.
A M
L-----1V-6"--------* .-----11 '-6"-------|
- -----11'-6"-------- -------11'-6"--------
9.13.9.14 dan 9.15. Untuk soal-soal berikut ini, anggap baja yang dipakai adalah A36,
lasan E70, diameter sheat connector kancing f in, tebal lempeng beton 5 in, f c
= 4000 psi, n = 8, beban mati = 75 lb/ft2 (termasuk berat gelagar), dan beban
hidup = 125 lb/ft2. Sebagai tambahan, anggap bahwa girder spandrel 3 menahan
sebuah panel muka dengan berat 400 lb in. ft.
10
PI RENCAN A AN KOMPOSIT 3M
an, besar tegangan yang bekerja kurang lebih sepertiga di bawah besar tegangan leleh.
Perencanaan plastis didasarkan atas sifat-sifat baja dalam daerah 2-3. Pada gambar
10.2b tegangan tersebut diidealisir, menunjukkan sebuah batas tegangan di bawah
keadaan leleh (elastis linear) dan sebuah daerah pada keadaan leleh. Dalam praktek,
karena adanya faktor pembebanan, pada perencanaaan plastis jarang sekali dicapai
tegangan Fy\ dalam hal ini, hanya kapasitas penahan beban tambahan dari struktur
yang diperhitungkan.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mmengenai tingkah laku sebuah
gelagar, tinjau sebuah batang persegi yang mengalami lenturan. Hubungan antara
tegangan dan momen diberikan oleh persamaan,
(10.1
)
10.3 C .
dan
mencapai Fy, yang merupakan tegangan leleh. Kita bisa mendapatkan persamaan
(10.1) dengan memperhitungkan keseimbangan momen pada gambar
(10.2)
PIMNCANAAN PLAITM DARI OILAOAN BAJA 7
Setelah titik ini, serat-serat yang mengalami tegangan sebesar Fy tidak dapat
menambah besar tegangannya lagi dan dengan demikian mulai meleleh. Apabila
PBRINCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITSK
besar momen ditambah, serat-serat yang terletak di dekat sumbu netral mulai meleleh,
dan terjadi sebuah distribusi tegangan, seperti yang dilukiskan pada gambar 10.3 d.
Tegangan (f~P/A\
Apabila dicapai distribusi tegangan seperti pada gambar 10.3 e, berarti batang tersebut
telah memakai semua kapasitas penahannya dan semua serat akan meleleh, yaitu
menjadi plastis. Momen yang berhubungan dengan keadaan ini disebut momen plastis
dan dinyatakan dengan notasi Mp.
Dengan mendapatkan hubungan antara momen plastis dan tegangan leleh, kita
peroleh,
Mp (10.3)
PIMNCANAAN PLAITM DARI OILAOAN BAJA 7
Besaran >/i3/4 merupaKan tahanan momen plastis dan dinyatakan dengan notasi
Z. Perbandingan MpIMy Z/S disebut faktor bentuk. Faktor bentuk ini, yang nilainya
1,5 untuk penampang persegi, mempunyai harga yang bervariasi sesuai dengan bentuk
dari penampang. Harga-harga yang umum untuk profil WF berkisar antara 1,08 sampai
1,20.
Di daerah tidak ada tegangan yang bekerja, dengan demikian juga tidak terjadi
regangan, merupakan sumbu netral plastis. Pada perencanaan plastis, supaya tarikan
sama dengan tekanan, maka luas daerah tarik harus sama dengan luas daerah tekan,
karena baik tegangan tarik maupun tegangan tekan mempunyai besar yang sama yaitu
Fy. Oleh sebab itu, sumbu netral plastis harus membagi penampang menjadi dua
bagian, yang keduanya mempunyai luas yang sama. Pada sebuah penampang yang
simetris terhadap sumbu horisontal, maka sumbu netral elastis (pusat gravitasi) dan
sumbu netral plastis akan berimpit.
Contoh 10.1.
Hitung harga-harga dari S, Z, dan faktor bentuk terhadap sumbu X untuk gambar
berikut ini.
8"
r
2"
r
M RSRBNCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR O AN ARSITBK
Penyelesaian:
Melalui pemeriksaan, didapat bahwa sumbu netral (NA) terletak pada per-
tengahan tinggi profil, 6 in dari dasar.
1 in. (8 in.)3
12
1= 853 in.4
I 853 in.4 ,
S = - = -------= 142,2 in.3
c 6 m.
Tahanan momen plastis bisa ditentukan dengan menjumlahkan luas dari semua
blok tegangan dikalikan dengan jaraknya ke sumbu netral.
Faktor bentuk
Z 176 in.3
S = 1,24
142,2 in.3
Contoh 10.2.
Hitung harga-harga dari S, Z dan faktor bentuk terhadap sumbu X untuk bentuk
berikut ini.
|< -. . .8"-----*
I
t1 2
"
X
sumbu netral plastis -j--------- _ T 8"
1"
-I
2
t
-6"
Penyelesaian:
Sifat-sifat elastis dari bentuk tersebut adalah,
PflMNCANAAN PLATO OAAI OILAUAn MM
+ 8 in.2 (6 in. - 6,56 in.)2 + - -+ 12 in.2 (1 in. - 6,56 in.)2 = 740,9 in.4
/ 740,9in.4 ,
? = -= ;J,. = 112,9 in.3
c 6,56 in.
Untuk menentukan letak sumbu netral plastis, tentukan jarak X sedemikian rupa
sehingga luas yang berada di atas sumbu netral sama dengan luas yang terletak di
bawahnya.
Z 152 in.3
Faktor bentuk = =--------------r = 1,35
S 112,9 in.3
Untuk penampang lingkaran padat, tahanan momen elastis dan plastis adalah
sebagai berikut:
400 RIRINCANAAN KONSTRUKSI SAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITIK
n_ 7rr3
_ n d 3 (AISCM hal 6-32 sifat-sifat dari 4
32 penampang geometris).
Z=
rr(10 in.)3
s
Sr1--98-21"-1
i,166i7i..
6
f W u , z 166,7 in.3
faktor bentuk =------------- = l 70
S 98,2 in.3
Untuk penampang lingkaran berongga, tahanan momen elastis dan plastis adalah
sebagai berikut,
Z= = 81,33 in.3
faktor bentuk =--------------- - = 1,40
S SI,96 in.3
Contoh 10.5.
Hitung harga Z, S dan faktor bentuk untuk profil W 24 X104, dan bandingkan
hasil yang didapat dengan harga yang diberikan dalam tabel-tabel AISC.
-----12,75"------J
24,06
"
0,75"
W 24 X 104
0,50"
PIRINCANAAN PLA1TI1 DARI OILADAR mn
penyelesaian :
d = 24,06 in.; tw = 0,50 in. bf=
12,75 in.; *iy = 0,75in.
/= +2X
r 0,5 in.X (24,06 in. - 2(0,75 in.))3 w/12,75 in. X (0,75 in.)3 12 \ 12
+ (0,75 in. X 12,75 in.) X ^2.4^ m>- - o,375 in.j J = 3077 in.4
/ 3077 in.4 ,
S =-= - = 255,8 in.3
c 12,03 in. Z
A. __. 24,06 in. - 0,75 in. 24,06 in. - 1,5 in.
= 2 X 24 ((0,75 in. X 12,75 in.) X 2--------j-*-------+ 5
------------ ---------
8
AISCM memberikan harga sebesar 258 in3 untuk tahanan momen batang, dan
289 in3 untuk modulus plastis batang1.
Z 286,5 in.3
faktor bentuk = -g'j' g ^ j - 1,12 (harga faktor bentuk sama dengan
harga yang diberikan oleh AISC).
rmrmmn
M * = w, B2/24 + W2S2/8 =
Mp
M ~ = i, fi2/12 = M p
r\ M* = w, B2/24 = U' /2 = Afp/2
fc) M = iv,82/12 = Mp
Gb. 10.4. Perkembangan sendi plastis pada sebuah gelagar
yang dijepit ujung-ujungnya
(a)
M + = f i .2 /8
= Mm
momen plastis pada kedua perletakan, maka akan terbentuk sendi plastis pada A dan
B. Besar beban pada keadaan ini adalah Wj = 12 MpjL2 . Apabila beban tersebut
ditambah lagi, tidak ada tambahan momen yang dapat ditahan pada titik- titik A dan B
karena keduanya telah mencapai kondisi momen plastis pada momen sebesar Mp.
Untuk beban yang ditambahkan gelagar tersebut akan bertingkah laku sebagai sebuah
gelagar sederhana dengan perletakan sendi rol (Gb. 10.4b). Keruntuhan akan terjadi
kalau pada pusat gelagar terbentuk sendi yang ketiga apabila bagian tersebut telah
mencapai momen sebesar Mp. Beban total yang bekerja pada gelagar adalah w = Wj +
w2 . Pada saat runtuh besar momen pada pusat gelagar adalah,
wtL2 W2L2
(10.4)
24 8
yang menghasilkan,
4 Mp
w2 = L1 (10.5)
Contoh 10.6.
Hitung P, dengan memperhitungkan cara pendekatan perencanaan elastis dan
plastis. Faktor keamanan dan faktor beban diabaikan.
Penyelesaian:
MC ~ ^7 ( + )
9) Kenyataan ini diakui oleh pedoman AISC dalam cara pendekatan perencanaan tegangan yang
beketja pada bagian 1.5.1.4.1.
40 PIRINCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INOINYUR DAN ARSITIK
Pb2
RA = (a + 2L) = 0,086 P
2 L3
MB = 0,086 P X 30 = 2,58 P
_ Afmaks ,, __
Fy~ -^maks3 Fy $
Fy = 36,0 ksi S =
140 in.3
w ^ = 6 56 P 36,0 ksi X 140 in.3
^maks - --------------TT77---------= 420 ft-k
12 in./ft
P = 64,0 k
420,0 ft-kip
Beban Pi adalah beban yang akan menyebabkan sebuah sendi plastis pada C.
Mp = 6,56 P\
480
p
'-7sTn-'7k
Supaya B berada dalam keadaan plastis (yaitu untuk mendapatkan sendi yang
ketiga, sendi yang kedua telah didapat pada A), kita menambah besarnya momen yang
bekerja pada B sebesar,
10 X 30
P2 X = 291,22
40
Gb. 10.5.(a) Diagram beban dari bentang yang dijepit kedua ujungnya dengan sebuah beban
terpusat, (b) Diagram momen dari gelagar sederhana, gelagar dengan kedua ujungnya
dijepit dan diagram superposisi.
Ketiga sendi plastis yang dibutuhkan terletak pada kedua ujung gelagar dan pada titik
momen lentur positif maksimum (gb. 10.5.). Dengan memakai konsep ini, momen
plastis bisa dinyatakan sebagai diagram momen dari sebuah bentang statis tertentu
yang disuperposisikan pada diagram momen akibat kondisi-kondisi perletakan yang
diberikan. Untuk menjelaskan metode ini telah dikerjakan kembali contoh-contoh
10.7a sampai lO.lO.a.
Contoh 10.7.
Hitung momen plastis Mp untuk gelagar berikut ini,
PERENCANAAN PLASTIS OARI OELAOAH BAJA 407
Penyelesaian:
Kita misalkan sendi-sendi plastis tersebut pada titik-titik A, B, dan C.
Misalkan pada sistem tersebut diberikan sebuah perpindahan virtual,sehingga AB
mengalami rotasi sebesar 0. Perpindahan virtual pada B menjadi40 0 ft, dan rotasi
pada C, 40 0/10 = 4 0.
Sudut B merupakan jumlah sudut A dan C, yang besarnya sama dengan 50.
Contoh 10.7a.
-40-
P* 40kipj
320 ft-
kip
_L_
320 - Mp =Mp
Mp = 160 ft-k
Contoh 10.8.
Hitung momen plastis untuk gelagar yang diberi beban terbagi rata seperti pada
gambar berikut ini, dengan
-L/ menggunakan prinsip kerja
2-
1.1 lili l i l i
I
virtual.
-Ll 2-
Penyelesaian:
Sendi-sendi akan terbentuk pada A, B, dan C.
Kerja virtual dari gaya-gaya dalam,
(Mp X 6) + (Mp X 2 e) + (Mp X 8) = 4Mp 6
Kita bisa memisalkan bahwa kerja virtual pada batang AB sama dengan per-
kalian antara beban yang terdapat pada batang tersebut dengan perpindahan dari pusat
gravitasinya. Dengan demikian besarnya sama dengan:
PIMNCANAAN PLABTII DARI OILAOAR BAJA
wL 8L 1
x X X 2 bagian
408 PERENCANAAN KON8TRUK8I BAJA UNTUK INSINYUR DAN AR8ITIK
4 Mp 0 = wl2 0
4
w L2
Mp
~16
Contoh 10.8a.
w -M. ^TTTTTTF^ r
L1 w
L7
8
wL2
' Mp = Mp
wL2
Contoh 10.9.
Tentukan momen plastis untuk sebuah gelagaryang dibebani seperti terlihat pada
gambar berikut ini.
20 kip 20 kip 80 kip
Penyelesaian:
Misalkan sendi-sendi plastis terjadi pada A, C dan E.
Mp X 4 0 = (20 X 10 0) + (20 X 20 0) + (80 X 10 0)
20 k X 30 ft 20 k X 20 fit 80 k X 10 ft
R A =----------------+-----------------+ 45 k
40 ft 40 ft 40 ft
Bisa kita lihat bahwa pilihan letak sendi ternyata salah dan sendi yang terletak
pada C harus dipindahkan ke D karena MD >Mp.
Pilih lokasi baru untuk sendi-sendi A, D, E.
88
Dengan mengliitnng kembali didapat,
RA = 45 k RB = 75 k MA = -375 ft-k
MB = -375 ft-k + (45 k X 10 ft) = 75 ft-k
Mc = -375 ft-k + (45 k X 20 ft) - (20 k X 10 ft) = 325 ft-k
MD = (75 k X 10 ft) - 375 ft-k = 375 ft-k
Dengan demikian dapat kita lihat bahwa letak lokasi sendi yang kita pilih adalah
benar, karena pada titik-titik lain tidak ada momen yang lebih besar dari Mp.
Contoh 10.9a.
Contoh 10.10.
20 ktp 20 kip 20 kip
JL
i I H n. u m
X j
- 4 @ 10' =
r 40'
750
Mp + (ucc) (wx)(x) = 0
Dari penampang sebelah kiri,
-2 Mp + w(L - x) (L - x) - w(L - x) y =0
W
Mp = -(L2 -(2 Lx) + x2)
1 x2
w X - w -
2 2 wl lx- x2
Mp = l+x
(/ - 2 x) (/ + x) - (bc - x2) = 0 l2 - 2 bc +
be - 2x2 - bc + x2 = 0 x2 +2 bc - l2 =0 x =
-ly/i2Ti2
x = 0,414 /
wl2 0,414-0,171 wl2
Mp T 1,414 = 0,0858 wl2
11,67
10.4. PERENCANAAN PLASTIS PADA GELAGAR
Analisa plastis memungkinkan perencana untuk menghitung beban maksimum
yang dapat ditahan oleh sebuah struktur sebelum mengalami keruntuhan. Dengan
demikian, beban yang bekerja harus dikalikan dengan faktor beban untuk mengatasi
segala ketidakpastian yang terjadi pada pembebanan dan untuk memberikan keamanan
pada struktur terhadap keruntuhan. AISC memberikan sebuah faktor beban sebesar
1,70 untuk beban mati dan beban hidup saja, atau sebuah faktor beban sebesar 1,30
untuk kombinasi beban hidup, beban mati, beban angin atau gempa bumi (AISCS
2.1.). Perlu dicatat bahwa faktor beban 1,70 kurang lebih sama dengan harga faktor
bentuk rata-rata 1,12 (untuk penampang-penampang yang mempunyai flens tekan dan
flens tarik) dikalikan dengan angka keamanan sebesar 1,50 untuk sebuah gelagar
sederhana, dan faktor beban 1,30 kurang lebih sama dengan faktor beban 1,70 yang
dikurangi sebesar 25%, yang ekivalen dengan pengurangan sebesar 25% pada momen
yang diizinkan dalam perencanaan elastis apabila beban angin atau gaya gempa bumi
dimasukkan dalam perhitungan.
PSRSNCANAAN PLASTIS DARI OSLAOAR RAJA 41S
Contoh 10.11.
Pilih gelagar teringan menurut teori- elastis dan plastis. Anggap konstruksi
dilengkapi dengan tunjangan lateral sepenuhnya dan beban yang diberikan sudah
termasuk berat gelagar sendiri. Hitung pula harga faktor keamanan dan faktor beban
yang sesuai.
P = 32
kip
I
B C
A
Penyelesaian:
Pendekatan dengan cara elastis,
IPa'h1
A/ =-----T = 142,2 ft-k
L
Mc = - -213,3 ft-k
3\
Mp =
Penampang yang dibutuhkan harus dipilih dari tabel pilihan perencanaan plastis,
Pakai profil W 21X44 Zx- 95,4 in3.
Contoh 10.12.
Pilih gelagar teringan menurut teori plastis dan elastis. Anggap konstruksi
dilengkapi sepenuhnya dengan tunjangan lateral dan beban yang diberikan sudah
termasuk berat gelagar sendiri.
411 PIRINCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITIK
30 klp 50 klp
A B C D
Penyelesaian:
Pendekatan dengan cara elastis
50 kip
366,7 ft-kip 433,3 ft-kip
30 kip 1 J
V
f Y
44,8 kip
35,2 kip
Mc = 239,3 ft-k+^367^-43-j =
279,3 ft-k
Pi = 1,7X30,0 k =
51,0 k P2 =
1,7X50,0 k = 85,0
'k
Contoh 10.13.
Pilih gelagar menurut teori elastis dan plastis. Anggap konstruksi dilengkapi
dengan tunjangan lateral sepenuhnya dan beban yang diberikan termasuk berat
gelagar sendiri.
30 kip 20 kip 15 kip
lti
-------8'----- ----8'------
---8'
B C D
Penyelesaian:
Pendekatan dengan cara elastis
<1 1
*P
MA = 0,9 X -237,5 ft-k = -213,8 ft-k
ME = 0,9 X -192,5 ft-k = -173,3 ft-k
(23 7 + 19 2\
] ft-k = 147,2 ft-k
S yang dibutuhkan Mmks 213,8 fl-kX 12_in./ft F b 106,9 in.3
0,66 X 36,0 ksi
80
M p = 246,5 ft-k
40 '
Anggap sendi-sendi pada A, C dan E, <320
M p = 289 ft-k
Z = M p /Fy = 289 ft-k X 12 in./ft 36 ksi = 96,3 in.3
pakai profil W21 X 50 Z=110in.3
atau profil W 18 X 50 (Z = 101,0 in3) yang mempunyai berat yang sama dengan
tinggi yang lebih rendah.
Contoh 10.14.
Untuk situasi seperti pada gambar, rencanakan gelagar teringan dengan
menggunakan metode plastis.
Penyelesaian:
25 kip 15 kip
=
Pi = 1,7/ = 25 X 1,7 =42,5 k P2
1
SA J____L
B PLAST OARI OELAQAR BAJA 41t
PEHINCANAAN
= 1,7 X 15 = 25,5 k H8'- - 8 - -16'
Dengan menganggap sendi-sendi plastis pada A dan B, dengan letak sendi yang
sesungguhnya pada D.
Karena sendi-sendi plastis hanya pada A
dan B.
Anggap sendi plastis pada A dan C, dengan sendi sesungguhnya pada D. Karena
sendi-sendi plastis hanya pada A dan C.
Contoh 10.15.
Pilih, dengan memakai cara perencanaan plastis, sebuah penampang profil
menerus yang memenuhi syarat untuk seluruh struktur.
Penyelesaian:
Karena sendi-sendi plastis akan terbentuk pada perletakan momen negatif
40 kip 35 kip 40 ki[
m
2 kip/ft
i
S" B f
f 15'j- 15' j15' -j15' -J
-40'- 15'
-
mempunyai harga yang terbesar, tiap-tiap bentang akan dianalisa secara terpisah dan
ditentukan momen kritisnya.
480 MMNCANAAN KONOTNUMI BAJA UNTUK IN8INYUN DAN AlWITIK
Contoh 10.16.
Pilih
2,5 kip/ft 2,5 kip/ft
dengan cara
-35'----------A------------40'--------I
C
-45'-
perencanaan plastis, sebuah penampang profil menerus
yang memenuhi syarat untuk seluruh struktur.
Penyelesaian:
A
Contoh 10.17.
Dengan menggunakan metode perencanaan plastis,
(a) Rencanakan sebuah penampang profil tunggal yang memenuhi syarat untuk
seluruh bentang.
(b) Pilih sebuah penampang untuk bentang yang mempunyai momen paling kecil,
.dan rencanakan pelat penutup yang diperlukan untuk bentang lainnya.
Anggap konstruksi dilengkapi dengan konstruksi ikatan sepenuhnya.
ninunsi BAJA UNTUK IN8INYUH UAN AH8IMK
2 kip/ft
- -32' -32'-
32'-
Penyelesaian:
Momen plastis dari bentang AB dan CD adalah sama.
Apabila untuk seluruh struktur dipakai profil W 16 x 40, akan terbentuk sendi-
sendi plastis dengan momen 218,7 ft-k pada B, C, dan tengah bentang BC.
Dengan menjumlahkan momen pada titik A, diagram f re e body dari bentang AB
menjadi,
Pl HINCANAAN PLASTIS DAHI QELIQAR BAJA 423
(2 X 1.7) kip/lt
\ M f , - 218.7 ft-
kip
B = 61,24k R A =47,56 k
RX X 47,56^ X ^- = 113,!
\13,99 /2
R=S = 8,19 ft
Q = 13,99 -8,19 = 5,80 ft
18,1 - 8,19 = 9,82 ft
Panjang teoritis pelat penutup,
8,19 ft
i/=16,01in.; b f = 6,995 n.
Dengan menjumlahkan luas momen pada sumbu netral untuk pelat penutup dan
mempersamakannya dengan kapasitas momen pelat
penutup yang dibutuhkan, kita dapatkan, r/2
2Jlifii + L)X4Xt= 111^1
\2 2J 36
2 16,01
f + 16,01 t-9,49 = 0 in
t = 0,572 in.
r/2
Pakai pelat penutup berukuran | in x 4 in.
Sambungan pelat penutup ke flens (AISCS 2.8 paragraf 4 & 1.10.4) Gaya
geser pada ujung teoretis
aliran geseran
q= VQ
X4X
/= 518 + 2 X + f = 863,9 in.4
Ukuran minimum dari las-lasan E70 yang dapat dipakai in (AISCS 1.17.2). Kapasitas
las-lasan (AISC, Tabel 1.5.3.)
0,30 X kekuatan tarik nominal pada leher =
y/2
1.7 X 0,30 X 70 X = 25,24 k/in. panjang/in kaki
antara lasan
18,36 k/lasan
s-------------------27,40 in.
6,995
Perbandingan lebar/tebal = = 6,93 < 8,5 memenuhi syarat
2 X 0,505
(AISCS 2.7)
16,01 412 = 68,67 memenuhi syarat
Perbandingan tinggi/tebal = 0,305 52,49 < VFy
(AISCS 2.7)
WCY. 1= 12,24 k/in. X 8 in. = 97,92 k > 63,16 k memenuhi syarat
Contoh 10.18.
Dengan menggunakan metode perencanaan plastis,
a) Rencanakan sebuah penampang profil tunggal yang memenuhi syarat untuk
seluruh bentang.
b) Pilih sebuah penampang untuk bentang yang mempunyai momen paling kecil, dan
rencanakan pelat penutup yang diperlukan untuk bentang lainnya.
476 PFHINCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN AHSIII K
4b kip
1,2 kip/ft 1,2 kip/ft
nm
Penyelesaian :
= 1. 279,9 ft-k
Pakai profil W 24 X 68
30
25'
Untuk merencanakan pelat penutup untuk gelagar, anggap lebar dari pelat
penutup 4 in untuk memberikan tempat sepanjang tepi gelegar untuk pengelasan.
d = 20,66 m., Z^=6,50in.
/20,66 t \
+ X (4 0 X Fy = M
2
>< [~Y~ 2J ^ dibutuhkan X 12 in./ft
(20,66 + r) X (4 i) X 36 = (757 - 286) X 12 t2
+ 20,66 t - 39,25 = 0 3
t = 1,75 in. \ in.
4M MR1NCANAAN KONSTRUKSI BAJA UNTUK INSINYUR DAN ARSITIK
Pemeriksaan penampang,
Gaya geser
/ = 843 + 4 X 1,75 X
^ 20 1 75\2
(2 = 4 X 1,75 X
,66 ( ~J X 2 = 2601 in.4 =
^maks~ 41,7 k
Perencanaan las-lasan memakai las-lasan berukuran in. E70.
16
Kapasitas las-lasan
FT s
Wc = 1,7 X 0,30 X 70 ksi X ~ X in. = 7,89 k/in.
2 16
5
Wc - 1,7 X 0,40 X 36 ksi X in. = 7,65 k/in. harga yang dipakai
Kapasitas las-lasan untuk dua sisi = 2 X 7,65 k/in = 15,30 k/in Pakai las
_ 15,12 k/ft........................................
I A V. * 7*1"_______ as 1 m las-lasan setiap
v
yang dibutuhkan 15 30 k/jn , , . ,
kaki lasan
PRRINCANAAN PLASTIS DARI dSLAOAR BAJA 4SS
in.
= 7,22 <8,5 412 memenuhi syarat = 68,67
2 X 0,45 in.
20,66 in.
0,35in. -590<V*r memenuhi syarat
E<0,55F>,t (10.6)
Apabila badan profil tidak diperkuat. Namun demikian dalam ketentuan ini juga
telah dicakup perencanaan tambahan kekuatan untuk geseran, dan dianjurkan bahwa
perencanaan penampang profil harus memenuhi syarat-syarat dari persamaan 10.6.
PERBANDINGAN KETEBALAN MINIMUM
Serupa dengan syarat-syarat untuk perbandingan lebar terhadap tebal pada
bagian 1 dari AISCS, untuk gelagar, peraturan yang sama juga telah ditetapkan pada
bagian 2.7. Untuk jenis baja A.36 yang umum dipakai, perbandingannya adalah,
(10.7)
Perbandingan tinggi terhadap tebal badan profil juga tidak boleh melampaui,
PRRINCANAAN PLASTIS DARI dSLAOAR BAJA 4SS
00 .8 )
d 412 ' =
p
y
SAMBUNGAN-SAMBUNGAN
Dalam AISCM, bagian 2.8., ditetapkan beberapa aturan untuk sambungan.
Ketentuan yang paling utama adalah bahwa elemen-elemen sambungan akan menahan
beban yang diberi faktor keamanan dengan kapasitas sebesar 1,7 kali tegangan mereka
masing-masing, seperti yang diberikan pada bagian 1.
SOAI^SOAL LATIHAN
10.1 sampai 10.5. Hitung harga-harga S, Z dan faktor bentuk untuk bentuk-bentuk
berikut ini terhadap sumbu pusat horisontal
numimlMI BMOM UNTUK INSINYUR DAN AMITIK
PIMNCANAAN PLASTIS DARI ORLAOAR SAJA 4S1
10.6 dini 10.7. Gambar diagram momen elastis dan plastis untuk gelagar-gelagar
berikut yang dibebani seperti pada gambar. Faktor beban diabaikan.
10 kip
r= X
8'-0" ------16'-0" f
>J
(a)
- 8-0"- -16-0"-
3 kip/ft (b)
XX1XTXXL
(*---------25'-0"
3 kip/ft
TITI
A A
I 1 1111 T
-25'-
0"
10 kip
10.8. Hitung momen plastis Mp untuk gelagar W 18 X 60 yang dibebani seperti pada
gambar dengan menganggap:
a) . Gelagar merupakan gelagar sederhana (perletakan sendi rol).
b) . Perletakan sebelah kiri sendi dan yang lainnya jepit, dan
c) . Kedua ujung dijepit.
J___i___L
10'-O"j 1O'-O"{ 10'-O" J 10'-b"
i
I
-7-0"-
____ -7'-0"-
A
L
-14'-0"----------|
12 kip 15 kip
10.10. Hitung momen plastis untuk gelagar berikut, dengan memakai prinsip kerja
invnvi wmM U W TU K INVINYUR DAN ARSITBK
virtual.
r 5 kip/ft k
! 1 11
__ 1 1
1 1
20 kip 20 kip
PBR1NCANAAN PLASTIS DARI QBLAQAR BAJA 4SS
10.11 dan 10.12. Untuk pembebanan seperti pada gambar, pilih gelagai teringan
berdasarkan teori elastis dan plastis. Anggap konstruksi dilengkapi dengan
tunjangan lateral sepenuhnya, dan berat gelagar sendiri diabaikan.
15 kip
_IL
------8'-0"-----
2
lOkip ------8'-0"
15 kip
J_____L
-15'-0"-
10.13 dan 10.15. Pilih sebuah penampang flens lebar (WF) menerus, dengan me-
15 kip
< i 1 M l
12'-0" 12'-0"4 ^10'-0" 10'-0"[----
L
8 kip 16 kip
J___L
3 kip/ft 2 kip/ft
-mirirmnir
m
| Ij
* 8 ' - Q ' * j * - " 1
-20'-
12'-0" 0*'-
7 kip/ft
5 kip/ft
3 kip/ft
10 kip lOkip
/^7 J^7
j-----10'-O"^-------------15'-0"---------------------------20'-0"---------------J5'-0-
12 kip
invnvi wmM U W TU K INVINYUR DAN ARSITBK
l 1_________[____.
/W?
L__ofi (v* .
j* u
II
2 kip/ft
11
A >1-
60'-0"---------------- ----------------40-0"
i---- J
------------------------
kmkosipil.blogspot.com
7
invnvi wmM U W TU K INVINYUR DAN ARSITBK