Anda di halaman 1dari 28

Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


1


SPESIFIKASI TEKNIS


URAIAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Rencana Kerja
1). Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus menyusun
rencana kerja secara terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedulle) dan
diajukan kepada pemberi tugas/Direksi pekerjaan selambat-lambatnya satu minggu
setelah penunjukan pemenang untuk disetujui.
2). Setelah disetujui jadwal pekerjaan (time schedulle) tersebut harus dicetak dan di
cetakannya diserahkan kepada pemberi tugas/Direksi pekerjaan, sedangkan cetakan
lainnya harus selalu terpampang/ditempelkan ditempat pekerjaan (Direksi keet) dan
juga pada lampiran dokumen kontrak.
3). Rencana kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/Konsultan pengawas sebagian
dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan,
kelambatan dan perpanjangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong.

2. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan
1). Pelaksana diwajibkan meneliti semua gambar dan RKS sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
2). Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada pemberi
tugas/Direksi/Pengawas Pekerjaan.
3). Apabila ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar, maka pemborong
diwajibkan menyampaikan kepada direksi pekerjaan untuk diadakan perbaikan.
4). Pemborong diwajibkan mengenai semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju
penyelesaian pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan
RKS.
5). Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
terjadi akibat letak daerah Kegiatan dan memperhitungkan harga satuan yang
termuat dalam surat penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan alat.
6). Kepada pemborong akan diserahkan tanah bangunan/lapangan pekerjaan dalam
keadaan sebagaimana pada waktu diadakan peninjauan lapangan, dan segala
sesuatu yang berada ditanah bangunan selama menyelesaikan pekerjaan menjadi
tanggung jawab pemborong.
7). Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian
rupa sehingga lingkungan disekitarnya menjadi tertip.
8). Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baik dan sempurna pada
pemberi tugas/direksi pekerjaan termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai
akibat pelaksanaan termasuk pembersihan lapangan pekerjaan dari sisa bahan
bangunan.





Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


2

3. Ketentuan Ketentuan Lain
Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat didalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1). Gambar
Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat ini.
2). Petunjuk-petunjuk
Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing),
yang tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
3). Pembongkaran begisting (cetakan) harus dengan cara yang sedemikian rupa,
sehingga menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak.


Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Barak kerja/Gudang bahan/Kantor Lapangan

1). Pelaksana diwajibkan membuat/menyediakan Barak kerja, gudang yang pantas dan
cukup luas di lokasi pekerjaan, lengkap dengan peralatan yang diperlukan antara lain
- Panel untuk menempel gambar kerja
- Meja untuk menggambar dan membeberkan gambar
- Satu set meja kursi

2). Harus tersedia penerangan (listrik, petromak)
3). Tempat dan luas dari bangunan ini ditentukan dengan persetujuan Direksi.
4). Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan gudang dan berikut
perlengkapannya

1.2. Pembersihan Lahan

1). Pembersihan lahan lokasi pekerjaan merupakan pembersihan semak belukar yang harus
ditebas.
2). Tidak diperkenankan menebang pohon dengan diameter batang lebih besar dari 15 cm
tanpa seizin Direksi, kecuali pohon tersebut terletak dilokasi yang akan dibangun.
3). Sampah dan bahan buangan lainnya hasil dari pembersihan lahan harus dibuang pada
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
4). Air yang dibuang tidak boleh menimbulkan gangguan pada fasilitas umum yang sudah
ada serta tidak boleh mengganggu jalannya pekerjaan.

1.3. Pembuatan Papan Nama Proyek

1). Pembuatan papan nama harus mendapat persetujuan Direksi untuk menentukan
bahan, kata-kata, warna dan ukuran.
2). Pemasangan papan nama harus dapat terlihat oleh umum secara jelas.

1.4. Menentukan Titik Nol, Ukuran-Ukuran dan Bouplank

1). Sebelum pekerjaan dimulai, Direksi menentukan terlebih dahulu titik nol atau peil
bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
2). Titik harus ditempatkan pada suatu tempat yang tidak akan terganggu selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3). Ukuran pokok dapat dilihat pada gambar konstruksi, sedangkan ukuran lainnya yang
tidak tercantum dalam atau kurang jelas akan ditentukan oleh Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


3
4). Apabila tedapat perbedaan antara gambar dan persyaratan teknis ini, maka sebelum
dilaksanakan harus dikonsultasikan terlebih daulu dengan Direksi.
5). Ukuran dalam detail lebih mengikat dari gambar lainnya.
6). Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong diwajibkan membuat gambar kerja yang
akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

1.5. Material
1). Semen
Semen yang dipakai adalah Semen Portland (PC) berkualitas sesuai dengan Standar
Industri Indonesia (SII). Semen yang digunakan harus semen yang baru dan tidak ada
bagian membatu, semen yang membatu dalam kantong baik sebagian maupun
seluruhnya sama sekali tidak boleh digunakan.
2). Batu untuk pasangan berasal dari batu kali/batu gunung, keras, padat dan bersih dari
segala kotoran. Batu diperoleh dari tempat pengambilan yang telah disetujui Direksi.
3). Koral/krikil (agregat kasar)
Koral atau kerikil untuk pekerjaan beton yang akan dipakai harus sesuai dengan
persyaratan PBI 71 atau ASTM. Koral atau kerikil harus terdiri dari butir-butir keras dan
tidak berpasir, tidak mengandung lumpur melebihi dari 1 % (satu persen).
4). Pasir pasangan harus berbutir tajam, keras dan bersih serta tidak mengandung debu,
lumpur atau kotoran sesuai dengan PBI 71, tidak diperkenankan memakai pasir urug.
5). Pasir dengan kadar garam tinggi (berasal dari laut) untuk adukan tidak diperkenankan
sama sekali.
6). Besi Beton
Besi beton yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 71, ukuran-ukuran besi
beton harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar. Besi beton harus bersih dari
kotoran-kotoran karat, minyak dan tidak boleh mempunyai cacat seperti serpih, retak
dan gelembung.
7). Kawat Beton
Kawat pengikat besi beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm.
8). Air yang digunakan untuk pekerjaan adukan harus bebas dari lumpur dan tifak
mengandung bahan organik, alkali, garam maupun hal-hal yang tidak baik, jika
meragukan Direksi berhak memerintah untuk memeriksa air yang dipakai ke
laboratorium.
9). Penggunaan bahan-bahan yang tidak tercantum dalam persyaratan ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi.


Pasal 2
PEKERJAAN TANAH

2.1. Galian Tanah
1). Galian tanah dilaksanakan pada semua bagian dari bangunan yang masuk dalam
tanah dan semua bagian tanah yang harus dibuang.
2). Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai
lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya.
3). Kemiringan galian harus mempertimbangkan sifat tanah, untuk menghindari longsor,
lebar dasar galian dibuat ruang bebas, diperlukan untuk memudahkan pekerja dalam
melakukan pekerjaan.
4). Tanah bekas galian harus ditempatkan pada daerah yang tidak mengganggu
jalannya pekerjaan, kelebihan tanah galian yang tidak dipakai untuk timbunan harus
dikeluarkan/diangkat dari lokasi pekerjaan.
5). Kontraktor harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan agar lubang galian
tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh hujan ataupun yang dikeluarkan dari mata
air. Kalau lubang galian digenangi air, maka kontraktor harus mengeluarkan dengan
jalan memompa, menimba ataupun mengalirkan lewat parit-parit pembuangan.

Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


4

2.2. Timbunan
1. Timbunan dilaksananan semua pada bekas lubang galian, semua bagian yang harus
ditinggikan dengan jalan menimbun, urugan tanah dilaksanakan menurut gambar
serta peil-peil yang ditetapkan, juga termasuk pertanaman dan penyelesaian tanah
halaman dan sekitarnya.
2. Semua bahan timbunan (didatangkan) harus disetujui oleh Direksi yang dihamparkan
dalam lapisan-lapisan dengan ukuran per lapis 20 cm dan dipadatkan dalam
keadaan cukup basah (kalau perlu diberi air secukupnya), Pemadatan dilakukan
dengan pemberat yang ditentukan oleh Direksi.
3. Bahan-bahan timbunan yang berisikan tumbuh-tumbuhan lapuk, bahan-bahan
organik serta galian yang dapat membusuk lainnya, atau batu-batu besar yang
berdiameter lebih dari 100 cm tidak boleh digunakan untuk timbunan.
4. Bilamana timbunan lokal yang sesuai tidak tersedia cukup, maka kekurangan harus
ditambah dengan timbunan yang didatangkan dengan bahan yang disetujui Direksi
yang harus diusahakan kontraktor yang dibawa ke lokasi.
5. Pekerjaan Pembuangan Tanah Sisa Galian.Seluruh material hasil galian yang tidak
terpakai/tidak dapat dipergunakan untuk bahan timbunan atau keperluan lainnya
harus secepatnya diangkut/dipindahkan keluar daerah kegiatan atau pada lokasi
yang ditentukan oleh Pemberi Tugas atas tanggungan Kontraktor.

2.3. Urugan Pasir
a. A.Urugan pasir agar diberikan pada seluruh dasar galian untuk pondasi, dibawah sloof,
dibawah lantai dan dibagian lainnya dengan ketebalan urugan pasir sesuai dengan
Gambar Rencana.
b. Pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergradasi baik dan
disetujui oleh Pengawas.
c. Untuk pemadatan agar dilakukan dengan alat pemadat mekanis atau alat lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi . Tebal tiap lapisan maksimum 20 cm dan
dipadatkan hingga 100% kepadatan maksimum pada kadar air optimum menurut
standard AASHTO T-99.

.
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI

3.1. Pondasi Beton.

Pondasi bangunan yang dilaksanakan dengan system pondasi plat setempat dari beton
bertulang dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 krl bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan
Gambar Kerja.

3.2. Pondasi Batu Kali.

Pondasi bangunan bagian belakang menggunakan pasangan batu kali dengan adukan 1
pc : 4 ps dan disetiap tempat kolom struktur diberi stek besi 8 mm, dilaksanakan pada
kolom tembok dengan posisi dan ukuran sesuai dengan gambar kerja.

1). Sebelum melakukan penimbunan pasir, dasar galian harus bersih dari segala macam
kotoran.
2). Timbunan lapisan pasir harus disiram dengan air sampai mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan/kadar air yang optimal.
3). Pengurugan tanah kembali, dilaksanakan setelah semua pekerjaan diatas selesai
dikerjakan.


Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


5
Pasal 4
PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI

1. Ketentuan Umum

1.1. Persyaratan - persyaratan konstruksi beton, istilah teknik atau syarat syarat pelaskanaan
pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persayratan teknis ini.
Dalam segala yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan
standard yang berlaku yaitu :

a) Tata Cara Perhitungan Kekuatan Struktrur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-
15-1991-03).
b) Peraturan Umum Beton Insonesia (PUBI, 1982).
c) Standard Industri Indonesia (SII).
d) Peraturan Pembebannan Indonesia untuk Gedung (1983).
e) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung (PPTGUG,1983).
f) American society of Testing Matrial (ASTM).

1.2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan tepat dan mempunyai presisi yang
tinggi dengan toleransi yang sekecil mungkin, sebagaimana tercantum dalam
persyaratan ini dan sesuaid dengan gambar kerja sesuai dengan instruksi yang
dikeluarkan oleh Pengawas.

1.3. Semua material yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, harus dari material
yang mutunya telah teruji dan dapat dibuktikan dengan ketentuan ketentuan yang
telah diisyaratkan.

1.4. Pelaksana wajib melakukan pengujian terhadap beton beton yang akan dipergunakan
didalam pekerjaan ini, guna mengetahui kekuatan, kondisi serta bentuk dan ukuran dari
beton itu sendiri.

1.5. Seluruh material yang tidak memenuhi ketentuan serta persyaratan yang berlaku, harus
segera diangkut untuk dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak diperkenankan
dipergunakan kembali.

2. Lingkup Pekerjaan

2.1. Lingkup pekerjaan diatur dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan
beton/struktur yang sesuai dengan gambar rencana.
2.2. Pekerjaan beton/struktur harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk didalamnya
pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.
2.3. Pengadaan detail, fabrikasi dan pemasangan semua kerangka (reinforcement) dan
bagian bagian dari pekerjaan lain yang tertanam didalam beton.
2.4. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pelaksanaan
pekerjaan beton ini.









Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


6
3. Bahan Bahan/Material

3.1. Semen

a) Semen yang digunakan adalah semen portlanda type I dan merupakan hasil
produksi dalam negeri, harus satu merek. Semen disimpan sedemikian rupa untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada bahan atau terjadinya pengotoran oleh
bahan bahan lain.
b) Penimpanan semen harus didalam gudang tertutup, sehingga semen terhindar dari
basah atau kemunginkan lembab dan tidak tercampur dengan bahan bahan atau
material lain.

3.2. Agregat Kasar

a) Agregat untuk beton harus mempnyai ketentuan ketentuan sebagai berikut :

Agregat beton harus mempunyai ketentuan ketentuan dan persyaratan yangs
sesuai dengan standar SII 0052-80 tentang Mutu dan cara uji agregat beton.
Atau ketentuan dan persyaratan menurut ASTM C 23 Spesificatoin For Concrete
Aggregates.

Atas persetujuan pengawas, diperbolehkan menggunakan agregat dengan
standar lain, asal disertai dengan bukti berdasarkan pengujian khusus atau untuk
pemakaian nyata, dimana kekuatan, keawetan dan ketahannya dapat
memnuhi persyaratan.

b) Dalam segala pekerjaan, ukuran maksimum agregat kasar tidak melebihi ketentuan
berikut :

Seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
Sepertiga dari tebal plat.
jarak bersih minimum antara batang tulang atau bekas batang tulang.
Terjadinya toleransi ukuran dapat diperbolehkan menurut tenaga ahli untuk
kemudahan dan metoda konsolidasi beton adalah sedemikian rupa, sehingga
kondisi beton dijamin tidak terjadi sarang kerikil atau adanya rongga rongga.
3.3. Air

Air yang digunakan pada campuran beton harus dengan ketentuan berikut :

a) Jika mutunya meragukan harus dianalisa kimia terlebih dahulu dan dievaluasi
mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
b) Harusd bersih dan tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya
yang dapat dilihat secara nyata.
c) Tidak mengandung benda benda yang tersuspensi lebih dari 2 gr/liter.
d) Tidak mengandung larutan yang dapat merusak beton (zat asam, zat organic dan
sebagainya) lebih dari 15 gr/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500ppm dan
senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100ppm
e) Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka
penurunan kekuatan adukan beton dengan air digunakan lebih 10%.

3.4. Baja Kerangka Untuk Beton (Beton Bertulang)
Beton tulangan yang digunakan harus dapat memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a) Tidak boleh mengandungserpih serpih, lekukan, retak, bergelombang, berlubang
atau berlapis.
b) Hanya diperkenankan berkarat ringan saja.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


7
c) Untuk tulangan utama (tarik/tekan, lentur) harus digunakan baja tulangan deform
(BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70% diameter
nominalnya dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5% diameter nominalnya.
d) Kerangka beton dengan < 16 mm memakai BJTP 24 (polos) dan kerangka beton
dengan > 16 mm memakai BJTD 32 (deform) atau yang diatasnya dengan bentuk
ulir.
e) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat
pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan kekuatan leleh dan
berat permeter sefrta panjangnya dari baja tulangan yang dimaksudkan.
f) Diameter nominal beton tulangan deform/BJTD yang digunakan harus ditentukan
dari sertifikat pengujian yang dapat ditentukan dengan rumus :

d = 4,029 B atau; d = 12,47 G

Keterangan :
d = diameter nominal (mm)
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (Kg/m)

g) Toleransi berat batang contoh yang diizinkan dalam pasal ini adalah :

DIAMETER TULANGAN BAJA
TULANG
TOLERANSI BERAT YANG DI
IZINKAN
< 10 mm + 7 %
10 mm < < 16 mm + 6 %
16 < < 28 mm + 5 %
> 28 mm + 4 %

3.5. Beton dan adukan beton struktur

a) Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Kontraktor harus membuat Trial Mix
Design dengan tujuan untuk mendapatkan proposi campuran yang menghasilkan
nilai kuat tekan target beton seperti yang telah diisyaratkan.

b) Kurang kuat tekan target beton yang diisyaratkan dalam pekerjaan ini (f

c) tidak
boleh kurang dari 18.6 MPa (setara K225). Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan
adanya sertifikat pengujian dari laboratorium bahan bahan bangunan yang telah
ditentukan dan disetujui oleh pengawas.

c) Beton harus dirancang proposi campuran agar menghasilkan kuat tekan rata rata
(fcr) minimal sebesar fcr = fc + 1,64 Sr dengan Sr adalah standar deviasi rencana dari
benda uji yang nilainya sama dengan standar deviasi statistic dengan factor berikut :

JUMLAH BENDA UJI FAKTOR PERKALIAN
< 15 Dikonsultansikan dengan
pengawas
15 1, 16
20 1, 08
25 1, 03
> 30 1, 00

d) Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi
300 mm, untuk setiap 10 m
3
produksi adukan beton harus menggunakan minimal dua
buah benda uji.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


8
e) Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat
didalam dstandar metoda pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium yakni menurut ketentuan yang sesuai dengan standar SK SNI M-62-1990-
03.
f) Jika hasil uji tekan beton menunjukan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi adukan beton tersebut tidak dapat
dipergunakan.
g) Kontaktor (dengan persetujuan dari pengawas) harus membuat proporsi campuran
adukan beton yang baru dengan sedemikian rupa, sehingga nilai kuat tekan target
beton yang diisyaratkan dapat meningkat dan mencapai nilai yang telah ditentukan.
h) Setiap ada perubahan jenis bahan yang dipergunakan, pelaksana wajib melakukan
Trial Mix Design dengan bahan bahan tersebut dan melakukan pengujian
laboratorium untuk memastikan nilai dari kuat tekan beton yang dihasilkan telah
memenuhi persyaratan atau abelum.
i) Untuk kekentalan adukan, pada setiap 5 m
3
adukan beton harus dibuat sampel guna
pengujian slump, dengan ketenmtuan sebagai berikut :

BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (mm)
Plat pondasi/poer 50 - 125
Kolom struktur 75 150
Balok balok 75 150
Plat lantai 75 - 150

j) Apabila ada hal hal yang belum tercakup didalam persyaratan teknis ini, pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang terdapat dalam Bab 5 Tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal menurut ketentuan yang berlaku dan
sesuai dengan standar yang terdapat dalam SK SNI T-15-1990-03.

3.6. Pengadukan dan Alat Aduk

a) Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan kelengkapan yang memiliki ketelitian
yang tinggi untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing masing
bahan beton. Seluruh peralatan, perlengkapan dan tata cara pengadukan harus
mendapatkanpersetujuan pengawas.
b) Pengaturan pengangkutan dan cara penangkaran yang dilakukan harus
mendapatkan persetujuan pengawas seluruh operasional harus diperiksa secara
kontinyu oleh pengawas.
c) Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau portable
continous mixer). Sebelum digunakan mesin aduk ini harus benar benar dalam
keadaan kosong, dan harus dicuci terlebih dahulu apabila tidak digunakan lebih dari
30 menit.
d) Selain ketentuan tersebut didalam butir c diatas, naka pengadukan beton
dilapangan harus memiliki ketentuan berikut ini :

Harus dilakukan didalam suatu mesin pengaduk dari tipe yang telah disetujui
pengawas.
Mesin aduk harus berputar dengan kecepatan yang telah diinstruksikan oleh
pabrik pembuat mesin aduk tersebut.
Pengadukan harus diteruskan paling lambat 1,5 menit setelah semua material
dimasukkan kedalam drum aduk, kecuali jika dapat dibuktikan bahwa dengan
waktu pengadukan yang menyimpang dari ketentuan ini masih dapat dihasilkan
beton yang memenuhi syarat.




Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


9
3.7. Pengangkutan Adukan

a) Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ketempat penyimpanan akhir
(sebelum dituang) harus dicegah terjadinya pemisahan (segregasi) atau kehilangan
material.
b) Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan baton ditempat
penyimpanan akhir dengan lancer tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang
telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan plastisitas beton
berbeda antar pengangkutan yang berurutan.

3.8. Penempatan Beton yang akan dituang

a) Beton yang dituang harus diletakkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk
mencegah terjadinya segresi karena penangan kembali atau pengaliran adukan.
b) Pelaksanaan penuangan beton harus dilakukan secepat mungkin untuk
mempertahankan kondisi agar selalu plastis dan dapat mengalir dengan mudah
kedalam rongga diantara tulangan.
c) Beton yang telah kering sebagian atau telah dikotori oleh material lain, tidak boleh
dituangkan kedalam cetakan.
d) Beton yang telah mengeras kemudian ditambah dengan air untuk diaduk kembali
tidak boleh dipergunakan kembali.
e) Beton yang dituang harus dipadatkan secepat mungkin dengan alat yang tepat
secara maksimal agar dapat mengisi sempurna kedaerah sekitar tulangan dan
barang yang tertanam hingga kedaerah pojok acuan.

3.9. Perawatan Beton

a) Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab minimal 72 jam kecuali jika dilakukan
perawatan yang tercepat.
b) Jika tidak digunakan semen dengan ketentuan awal yang tinggi, maka abeton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab minimal 168 jam kecuali jika dilakukan
perawatan yang tercepat. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5 : Tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal (SK SNI T-15-1990-03).

3.10. Cetakan Beton

a) Dalam segala hal, cetakan beton termasuk penyangga harus dirancang sedemikian
rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan mampu menerima
beban yang diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan beton.
b) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas batas bidang dari hasil
beton yang direncanakan, tidak bocor dan harus kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau longsor.
c) Permukaan cetakan harus cukup rata dana tidak boleh ada lekukan dan lubang.
Sambungan pada cetakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertical,
terutama untuk permukaan beton yang tidak difinish (exposed concrete).
d) Kecuali bila beton pondasi, cetakannya dibuat dari multipleks atau papan dengan
ketebalan sedemikian dijamin tidak berubah.
e) Pelaksana harus melakukan upaya supaya penyerapan air adukan oleh cetakan
dapat dicegah.
f) Tiang tiang harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya overstress atau perpindahan
tempat pada beberapa kegiatan konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang
penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban
beban yang ada di atasnya selama pelaskanaan.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


10
g) Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat
beton dituangkan. Permukaan cetakan harus bersih dari segala kotoran, dan diberi
form form oil pada baja tulangan, maka form oil pada cetakan dilakukan sebelum
tulangan terpasang.
h) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawasan atau
jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35% fc).
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara 70% fc).
Balok dengan konstruksi 21 hari (setara dengan 95% fc).
Plat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95% fc).

i) Pada bagian konstruksi yang terletak didalam tanah, cetakan harus dicabut sebelum
pengurugan dilakukan.

3.11. Pengangkutan dan Pengecoran

a) Perletakan pengadukan dan pengecoran harus ditur sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengecoran.
b) Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam.
Pengecoran harus dilakukan secepat mungkin untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
c) Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 1,5 m, cara penuangan
dengan alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus dapat
persetujuan pengawas.
d) Pelaksana harus memberitahukan pengawas selambat lambatnya 2 hari sebelum
pengecoran dilaksanakan.

3.12. Pemadatan Beton

a) Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical vibrator
dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk
mengalirkan beton.
b) Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa utuh, bebas dari lubang lubang, segresi atau keropos.
c) Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan denngan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk pengisian beton dan
pemadatannya.
d) Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan
yang telah masuk pada beton yang mulai mengeras.

3.13. Beton Siap Pakai

a) Pelaksana boleh menggunakan beton siap pakai (ready mix concrete) dengan
ketentuan sebagai berikut :

Volume menggunakan ready mix concrete harus disetujui oleh pengawas
dengan senantiasa berpedoman pada ketentuan teknis yang berlaku bagi
pekerjaan beton.
Apabila didalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah (additive)
maka selain harus mengikuti spesidikasi bahan tambahan untuk standar beton SK
SNI S-18-1990-03, pabrik pembuatannya harus menyertakan sertifikat/surat
keterangan yang menyatakan jenis dan kosentrasi bahan tambahan tersebut
masih dapat digunakan.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


11
Ketentuan ini mengikat bagi kontraktor dan pengawas, khususnya didalam
penentuan keputusan diperbolehkan atau tidaknya beton ready mix tersebut
dipergunakan.

b) Kecuali bila disebutkan secara khusus didalam RKS ini, maka terhadap ready mix
concrete harus selalu diadakan pengujian kualitas, yaitu :

Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap 5 m
3
adukan,
yaitu diawal kedatangan, ditengah tengah dan diakhir penuangan. Nilai slump
yang digunakan untuk evaluasi adalah nilai slump rata ratanya.
Jika nilai slump yang diperoleh tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat
dalam butir 4.e, maka a dukan yang digunakan dianggap tidak memenuhi
syarat dan tidak boleh digunakan.

c) Pengujian kuat beton, dilakukan secara acak dengan ketentuan sebagai berikut :

Untuk setiap 10 m
3
adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah benda uji berupa
silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, seperti ketentuan
yang tercantum dalam butir 4.d. dalam segala hal, pembuatan benda uji harus
dilakukan dengan sepengetahuan pengawas.

Terhadap keduabenda uji tersebut harus dilakukan pengujian kuat tekan. Jadi
untuk setiap 10 m
3
adukan beton harus diwakili oleh satu nilai kuat tekan beton
yang diperoleh dari kuat tekan rata rata kedua benda uji tersebut didalam butir
C.b poin 1 diatas, setelah dikonversikan kekuatan beton umur 28 hari.
Pengawasan harus selalu melakukan evaluasi statistic secara periodic terhadap
kuat tekan beton ini, berdasarkan ketentuan yang berlaku didalam tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal (SK SNI T-15-1990-03).

Jika hasil evaluasi statistic tersebut didalam poin 3 memperlihatkan kuat tekan
beton yang lebih rendah dari yang diisyaratkan, maka pengawas harus
menghentikan pekerjaan beton yang sedang dilaksanakan. Didalam hal ini
pengawas harus segera melakukan koordinasikan denngan pihak yang terkait.

d) Ketentuan yang berlaku bagi site mix concrete seperti tata cara evaluasi kuat
pengangkutan adukan, peralatan beton, cetakan beton, pengecoran, pemadatan
dan sambungan konstruksi tetap berlaku untuk penggunaan ready mix concrete.
e) Beton yang digunakan menggunakan beton K 175

Pasal 5
PEKERJAAN DINDING BATU BATA

Pekerjaan pemasangan dinding bangunan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan sarana
lainnya seperti :

5.1. Pasangan batu bata 1 pc : 2 pc (Trasraam).

Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps, dilakukan pada pekerjaan :
1). Pasangan dinding trasram yang dilaksanakan diatas sloof setinggi 30 cm diatas peil
lantai.
2). Bagian-bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar
3). Pada Pembuatan saluran air hujan.




Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


12




5.2. Pasangan Batu Bata 1 pc : 4 ps.

Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps, dilaksanakan pada seluruh dinding bangunan, kecuali yang
disebutkan dalam point 1 diatas dan pada pasangan dinding bangunan.
1). Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang angkur
besi 10 mm, panjang angkur minimal 30 cm dan dipasang dengan jarak 50 cm.
2). Pasangan batu bata setiap bangunan yang dikerjakan harus waterpas lapis demi lapis
, setip pertemuan sudut harus membentuk sudut siku (90).
3). Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan dari
masing-masing pekerjaan atau menurut petunjuk direksi.


Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN

Pekerjaan plesteran dinding bangunan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan sarana lainnya
seperti :

1). Untuk dapat menghasilkan plesteran yang kuat, maka setelah pasangan dinding bata
seluruh pekerjaan selesai dan sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu seluruh
permukaan dinding tersebut agar disemprot dengan air semen + Pasir.
2). Plesteran kedap air dengan adukan 1 Pc : 2 Ps, dilaksanakan untuk plesteran dinding
pasangan trasram dan pada pekerjaan yang dipersyaratkan harus menggunakan adukan
ini.
3). Plesteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding bata atau permukaan lainnya yang
akan diplester sesuai dengan Gambar Rencana.
4). Pekerjaan plesteran boleh dilakukan pada pasangan dinding yang sudah keras/kuat.
Dengan terlebih dahulu harus membuat plesteran kepala yang mana macam dan
ketebalan dari plesteran sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Rencana dan Konsultan
Pengawas.
5). Yang selanjutnya plesteran kepala akan digunakan untuk pedoman agar didapat
permukaan plesteran yang rata. Oleh sebab itu dalam membuat plesteran kepala harus
diatur sedemikian rupa, sehingga didapat plesteran kepala yang rata dan jarak antara
plesteran kepala tidak boleh terlalu jauh.
6). Plesteran yang telah selesai dikerjakan agar terus menerus dibasahi selama paling sedikit 7
(tujuh) hari, sehingga tidak mengalami retak-retak yang berarti sebelum dilakukan
pengacian dengan pasta semen.
7). Untuk bagian yang bentuk akhirnya akan dicat, maka permukaan dinding harus
diperhalus/diaci dengan pasta semen yang disapukan tipis-tipis lalu digosok hingga licin dan
mengkilap. Pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan terbiasa
melakukan pekerjaan plesteran dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas
berhak meminta Kontraktor untuk mengganti tukang yang dinilai tidak cakap.
8). Setelah dinding diplester dilanjutkan dengan acian dan menggunakan semen yang
berkualitas baik dan mendapat persetujuan dari direksi dengan ketebalan 1,5 mm dengan
daya sebesar + 20 m
2
/40 kg, atau pelaksanaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.






Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


13




Pasal 7
PEKERJAAN KERAMIK (UNTUK LANTAI DAN DINDING)

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Bagian ini mencakup/syarat-syarat pembayaran, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan) untuk pekerja, material dan peralatan.

b. Bagian-bagian yang termasuk :

- Keramik dan Homogenous Tile untuk lantai dan dinding termasuk seperti
nozing/skirting.
- Additive dan grouting yang diperlukan

Bagian yang terkait :

- Pekerjaan sealant
- Pekerjaan atap plat beton
- Pekerjaan dinding/plesteran

2. REFERENSI

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
SII 00023-73 Ceramic tile
ASTM C 1028.28
ASTM C 241

b. Quality Asurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Single source reponsibility : setiap tipe hardware harus berasal dari fabrikator/pembuat
tunggal bila tersedia. Bila ada perbedaan sumber, mintalah persetujuan Konsultan
Pengawas, Pemberi Tugas dan perencana.

c. Kualifikasi pekerjaan
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian-bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsulta Pengawas dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill.

3. PENYIMPANAN DAN PERAWATAN

a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa cacat dan
pecah.
b. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan atempat yang kering.




Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


14

4. GARANSI

a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan keramik
b. Kontraktor harus memberi garansi 5 tahun terhadap kualitas dan hasil pekerjaan,
ketepatan dan kebenaran metode pemasangan sesuai petunjuk dan instruksi pabrik
pembuat.

5. PRODUK

Bahan keramik / homogeneous tile
Homogeneous Tile : Homogeneous Tile 40 x 40, 60 x 60 atau sesai gambar. Setara
Essenza, niro Ganait dan granito).
Keramik : Keramik 30/30 , 40/40, 50/50 KW1. Setara (Roman)
Step Nosing : Ukuran 10/30 sesuai standar keramik yang dipakai. Setara
roman dan Mulia).

6. PEMASANGAN DAN PENGERJAAN

1. Ubin harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai dan area dinding, permukaan
harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang diinginkan. Naad/siar-siar harus saling
tegak lurus.

2. Ubin keramik untuk lantai

Ratakan permukaan yang kasar dan tidak rata dengan peralatan plesteran.
Dengan hati-hati tempatkan ubin dengan benar dan rata sesuai dengan yang
diinginkan.
Dimana floor drain terjadi/ada, miringkan lantai untu mendapatkan drainase yang
baik.

3. Ubin untuk dinding

Bersihkan debu-debu dan partikel lain, bersihkan dengan sikat dan air bersih.
Ratakan dengan lapisan plesteran. Tekanlah dengan permukaan yang cukup
dengan peralatan untuk pleter menempel pada dinding.
Finishing permukaan plester harus lurus dan benar untuk menghasilkan kerataan
pada jarak tertentu dan memudahkan pemasangan ubin.

4. Pengaturan ubin

Jangan merendam ubin
Tekan ubin dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis
Ratakan kearah permukaan yang benar
Tekan dan ketok ubin untuk mendapatkan minimum 80 % permukaan adukan
tertutup pada setiap unit ubin tersebut
Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin rata dengan
bagian sudut ubin disebelahnya.
Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen murni
tidak diijinkan.






Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


15

Pasal 8
KOSEN PINTU, JENDELA, VENTILASI DAN PINTU

8.8.1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Bagian ini mencakup/syarat-syarat pembayaran, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan untuk pekerja, material dan peralatan.
b. Pembuatan/perbaikan rangka kusen pintu/jendela & bovenlinght dari Almunium untuk
semua type.
c. Pembuatan rangka daun pintu/daun jendela dari Almunium dan accessoriesnya untuk
semua type.
d. Meliputi penyediaan kusen-kusen, pintu-pintu/ Almunium sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan spesifikasi ini, aksesoris yang diperlukan untuk pemasangan dan
kelengkpannya, penyimpanan dan perawatan, serta pembangunannya sesuai yang
telah ditunjukkan dalam gambar.
e. Bagian ini menjelaskan Commercial Quality kusen dan pintu-pintu Alumunium untuk
pintu dan buka-bukaan yang berhubungan dengan pekerjaan interior
f. Bagian yang terkait :

- Pekerjaan pengecatan
- Pekerjaan dinding bata/plesteran
- Pekerjaan lantai
- Pekerjaan alat pengantung dan pengunci.

8.8.2. REFERENSI


a. Quality Ansurance :

Kulaifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Single source reponsibility : untuk menjamin kualitas penampilan dan performance,
harus memakai material untuk sistem yang berasal dari satu manafaktur (single
manufaktur) dengan sistem yang tersedia atau disetujui oleh sistem manufaktur.


b. Kualifikasi pekerjaan

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian-bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill.


8.8.3. PENYIMPANAN DAN PERAWATAN

a. Kontraktor harus mengirim unit-unit fabrikasi dan bagian-bagian komponen ke site
proyek, lengkap dengan identifikasi gambar-gambar pemasangan.
b. Simpanlah unit-unit dan komponen-komponen tersebut ditempat yang kering, dengan
setiap profil harus dilindungi dengan poltethylene film, dan lengkap label, tipe, nomor
dan lokasi pemasangan dalam kemasan yang tertutup asli dari pabrik.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


16
Bagian-bagian yang rusak tidak akan diterima, item-item dengan cacat atau goresan
kecil akan dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi
sebaliknya atau kondisi baik.
8.8.4. GARANSI

Kontaktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari material dan aksesorisnya
dalam bentuk sertifikat Certificate of Origin dari pabrikator yang disetujui oleh Konsultan
Penagwas dan Pemberi Tugas.

8.8.5. BAHAN

Material
UMUM
Semua bahan-bahand an produk-produk yang ditujukan dalam spesifikasi ini harus
disediakan, bila ada, yaitu dari pabrik/pembuat lokal. Pengadaan semua bahan dan
produk yang dioperasikan diluar negeri harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas.
Pintu-pintu dan jendela-jendela harus dibuat sesuai dengan gambar. Semua produk harus
sesusai dengan spesifikasi dalam schedule finishing.
Sebelum dilakukan pembuatan pintu dan jendela Alumunium, kontraktor harus
mengirimkan shop drawing yang menunjukkan detail-detail yang lengkap untuk disetujui
oleh Konsultan Penagwas, Pemberi Tugas dan Perencana.
Semua pekerjaan Alumunium ini berhubungan dengan beton, batu bata atau adukan
semen harus dibersihkan dengan preservative tipe clear.
Kusen, bingkai (frame) jendela dan pintu terbuat dari alumunium dan yang diolah, dan
dibuat dengan sambungan mitre joints, mortice, tennone dan perekat.
Pembuatan daun jendela dan daun pintu Alumunium harus dikoordinasikan dengan
hardware yang dispesifikasikan dalam pasal Alat Pengantungan dan Pengunci.
Semua bingkai, kusen dan daun jendela/pintu harus rapi

1. Kusen/frame Alumunium

Alumunium yang akan diolah harus memperhitungkan dimensi-dimensi yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan.
Dimensi kusen/frame yang ditunjukkan dalam gambar-gambar adalh dimensi
final/jadi.

2. Daun Pintu Frame Alumunium dan Daun Jendela

Material : Alumunium yang lurus serta tidak terdapat cacat-cacat
dan lain-lain.
Dimensi : 5/10
Bentuk : lihat skema kusen pintu dan jendela
Finishing : -
Warna : Dark Brown
Iron Mongery : lihat tabel iron mongery

3. Daun Pintu Alumunium

Material : Alumunium, kualitas terbaik
Perekat : Herferin atau Pastola
Finishing : perapian
Warna : Dark brown



Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


17





8.8.6. PEMASANGAN

a. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau merusak
frame.
b. Pasanganlah anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk pergerakan,
termasuk ekspansi dan kontraksi.
c. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai instruksi tertulis dari manufaktur.
d. Sambungan-sambungan/hubungann-hubungan kayu dilaksanakan sesuai peraturan
konstruksi yang lazim.


8.8.7. PENGUJIAN

Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching speeds dan
hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk memastikan operasi
daun pintu yang halus (smooth).




Pasal 13
PEKERJAAN RANGKA PLAFOND/LANGIT-LANGIT

13.1. Rangka plafond dan pengantung dipakai Besi Hollow berkualitas baik, , ukuran Besi Hollow
disesuaikan dengan gambar kerja.
13.2. Balok penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond, dan
harus dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus mendapat persetujuan direksi.
13.3. Bahan penutup langit-langit yang dipakai adalah Gypsum 9 mm ukuran disesuaikan
dengan gambar kerja.
13.4. Untuk list plafond dipakai List Gypsum profil.




Pasal 14
PEKERJAAN KACA, KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

14.1. Kaca
1). Bahan yang digunakan adalah kaca Rybend dengan tebal 5 mm dipasang pada
jendela kaca hidup dan jedela kaca mati, ukuran dan bentuk disesuaikan dengan
gambar kerja.
2). Pemasangan kaca tidak boleh goyang dan bergetar, list kaca terbuat dari Karet
harus terpasang rapi, ukuran disesuaikan dengan gambar kerja.

14.2. LINGKUP PEKERJAAN

a. Bagian ini mencakup/syarat-syarat pembayaran, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan) untuk pekerja, material dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan alat pengunci dan pengantungan (finished hardware/iron
mongery) yang dibutuhkan untuk mengayun (swing), sliding, folding untuk pintu dan
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


18
jendela, termasuk semua aksesories yang dibutuhkan untuk pemasangan dan
operasional pintu/jendela dengan baik.
c. Bagian-bagian yang terkait :
- Pekerjaan Pintu/Jendela Alumunium
- Pekerjaan Finishing lantai keramik,
- Pekerjaan lantai floor hardener
- Desain pintu
- Hardware
- Aksesories

REFERENSI
Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
JIS A 5511
JIS Sus 304
ASTM A 156-1-81
ASTM A 156-2-92
ASTM A 156-4-86
ASTM A 156-15-60
Quality Asurance :

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Single source reponsibility : setiap tipe hardware harus berasal dari fabrikator/pembuat
tunggal bila tersedia. Bila ada perbedaan sumber, mintalah persetujuan Konsultan
Pengawas, Pemberi Tugas dan perencana.


Kualifikasi pekerjaan

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian-bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill.

14.3. PENYIMPANAN PRODUK

14.3.1. Hardware harus dikirim ke site dalam kemasan tertutup asli dari pabrik/fabrikator.
14.3.2. Tandai setiap item atau kemasan terpisah dengan identifikasi yang berkaitan
dengan schedule hardware, dan cantumkan instruksi pemasnagan untuk setiap
item atau kemasan.
14.3.3. Kemasan hardware pintu/jendela adalah merupakan tanggungjawab supplier.
Karena ada kemungkinan material diterima oleh supplier dari berbagai fabrikator,
sortirlah dan kemas kembali dalam kontainer/kemasan dan tandai dengan jelas
untuk nomor set dari hardware agar macth dengan nomor-nomor schedule
hardware yang telah disetujui. Dua atau lebih nomor sert yang identik dapat
dikemas dalam satu kemasan.
14.3.4. Lakukan penyimpanan dengan berhati-hati untuk menghindari cacat/rusak dari
material selama penyimpanan.
14.3.5. Setiap perubahan kunci harus diberi tanda atau sebaliknya ditandai pada pintu
untuk tipe silinder akan digunakan.
14.3.6. Inventarisasikan hardware pintu secara bersama-sama dengan wakil dari supplier
hardware dan supplier pemasangan (installer) sampai masing-masing merasa
puas dan jumlah yang akan dipakai benar.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


19
14.3.7. Berikan pengaman untuk hardware pintu-pintu yang dikirim keproyek, tapi
dipasang. Kontrolah penyimpanaan dan pemasangan item-item hardware agar
tidak tertukar sehingga penyelesaian pekerjaan tidak terl;ambat karena
kehilangan, baik sebelum dan setelah pemasangan.

14.4. GARANSI
Kontraktor harus memberikan garansi sebagai berikut :
13.5.1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk lalu lintas bahan finishingnya, ketahanan dan
kekuatan dalam operasional selama 20 tahun.
13.5.2. Garansi tertulis dari konraktor/supplier/installer untuk ketepatan sistem pemasangan,
kebenaraan pemasangan dan kelengkapan (miscellaneous) yang dibutuhkan
dalam pemasangan hardware.
14.5. BAHAN
1. Material dan produk
Semua item hardware yang dipasang pada fungsi-fungsi yag sama harus berasal
dari atu pabrik/manufaktur bila memungkinkan. Semua lockset harus berasal dari
satu pebrik dan silindernya haruslah dapat ditukar-tukar.
Semua item hardware dalam pintu masuk toiled (toilet entry), kecuali engsel dan
door closer, harus dilengkapi dengan wrougt aluminium yang setara dalam berat
dan ketebalannya dengan item hardware yang dispesifikasikan dari salah satu
bahan werought ataui cast bronze.
Hardware harus memiliki standar finishing sebagai berikut :
- Stainless steel chrome atau hairline sesuai yang ditunjukkan
- Satin shrome
- Brass finish
Persyaratan-persyaratan desain, grade, fungsi-fungsi, finish, ukuran dan kualitas dari
setiap tipe dan finish hardware ditunjukkan dalam hardware schedule pada akhir
dari pasal ini.

2) Material dan fabrikasi
a. Cetakan nama pabrik : jangan memakai produk yang memiliki cetakan nama
manufaktur atau daftar merk yang tertera dengan bagian yang terlihat (hilangkan
cetakan yang removable) kecuali bila berkenaan dengnan label tahan api (fire
rated) yang dibutuhkan, atau sesuai persetujuan Perencana, Konsultan MK dan
pemberi Tugas.
b. Base metal : produk dari unit hardware harus dibuat dengan metode basic metal
dan forming method yang sesuai standard metal alloy manufaktur, termasuk
komposisi, temper dan kekerasannya, tapi tidak ada unit casing yang kualitasnya
lebih rendah dari yang dispesifikasikan sesuai finishing yang ditunjukkan.
c. Fastener : sediakan hardware yang dibuat untuk kesesuaian dengan pembuat
cetakan (template). Secara umum siapkan pemasnagan dengan memakai mesin
pemasangan sekrup. Jangan pakai hardware yang telah disiapkan dnegan self
topping metal screw, kecuali ditunjukkan dalam spesifikasi.
d. Lengkapilah sekrup untuk pemasangan hardware. Lakukan dengan system sekrup,
Philips flot-head kecuali ditunjukkan lain.
Tutuplah sekrup yang terbuka (dalam setiap kondidsi) agar cocok denngan finish
hardware atau bila terbuka pada permukaan bagian pekerjaan lain yang
berdekatan agar sesuai dengan finishing bagian pekerjaan lain tersebut
sedekat/semirip mungkin termasuk mempersiapkan permukaan cat dan memeriksa
finishing cat.
e. Pasanglah fastener tersembunyi (concealed fastener) untuk hardware unit yang
terekspose pada kondisi bila ada standard unit yang tersedia dengan fastener
tersembunyi.
Jangan memakai thru-bolts untuk pemasangan dimana bolt head atau mur pada
muka yang berlawanan diekspose pada bagian pekrjaan lain, kecuali
pemakaiannya hanya dipakai untuk memperkuat jenis pekerjaan pengencangan
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


20
hardware denngan aman. Bila thru-bolts digunakan sebagai alat untuk
memperkuat bagian pekerjaan, siapkanlah sleeves untuk setiap thru-bolts atau
gunakan screw fastener.

14.6. PEMASANGAN / PENERAPAN
14.6.1. Pemasangan
Pasanglah unit hardware pada ketinggian yang ditunjukan atau diperlukan untuk
menyesaikan dengan peraturan-peraturan Pemrintah kecuali sebaliknya
diusulkan lain oleh Konsultan MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
Pasanglah setiap item hardware sesuai instruksi dan rekomendasi dari
manufaktur. Bilamana pemotongan dan pengepasan diperlukan untuk
memasang hardware pada permukaan yang selanjutnya akan dicat atau
difinish engan cara lain, koordinasikan pemindahan, penyimpanan dan instalasi
kembai atau pasanglah proteksi pada permukaan pekerjaan finishing. Jangan
pasamh item surface-mounted sampai finish telah diselesaikan termasuk pada
bagian dasarnya (substrates).
Pasanglah unit-unit dengan rata, tegak dan benar pada garis dan lokasinya.
Setellah dan perkuatlah dasar item sesuai dengan yang diperlukan untuk
pemasangan dan operasional yang baik.
Lubangilah dan pasnaglah unit anchorage fastener yang tidak disiapkan dan
anchor sesuai dengan standard industry.



Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR

15.1. Pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor
1). Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan sanitasi adalah KM/WC, sistem air bersih, air kotor, septictank,
talang air hujan.

2). Pipa PVC
Pipa PVC yang digunakan adalah jenis AW, Pipa PVC yang digunakan adalah PVC
kaku yang dibuat dari akstusi bahan utama polivinil choride dalam keadaan panas
tanpa tambahan bahan plastizer dengan kandungan murni minimum 92,5%.
Pipa PVC tersebut harus tahan tekanan air minimum 35 kg/cm2, mempunyai kuat
tarik 500 kg/cm2 pada suhu 15
o
C, tidak retak pada uji pilin, titik lunak minimum
pada suhu 78
o
C dan persyaratan lain sesuai dengan SII 0344-80 atau PUBI 1982
pasal 64.

3). Pemasangan Pipa Air Limbah menggunakan pipa 3 Pipa PVC Merk Vinilon (setara)

15.2. Instalasi Air Kotor.
1). Penyambungan air kotor dari lantai KM/WC harus dibuang ke saluran drainase dengan
pipa pembuang dari PVC AW 2 dan 4 merk setara Vinilon/AW.
2). Semua lubang air kotor pada lantai KM/WC dipasang saringan air dari Stainliess steel.
Kotoran WC dibuang ke Septictank dengan pipa PVC AW 4 merk setara Vinilon/AW.

Jika belum memungkinkan bersih maka perlu ditambah dengan bak kontrol agar mudah dalam
pembersihan





Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


21
Pasal 16
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

UMUM

Pekerjaan ini harus dilakukan oleh Kontraktor yang mempunyai instalasi PLN. Apabila
terdapat konflik teknis pengadaan dan persetujuan dari pada masing-masing instalasi
ataupun dengan macam instalasi lain yang tidak digambarkan/diinformasikan pada
Gambar Rencana dan baru muncul pada waktu pelaksanaan, maka kewajiban kontraktor
untuk mengajukan jalan keluarnya yang diserahkan oleh Pemberi Tugas atau Perencana
dengan melalui perantaraan Konsultan Pengawas dan Direksi tanpa tambahan biaya.

Khusus terdapat pengujian pada instalasi penerangan, maka seluruh lampu atau sebagian
dinyalakan selama 12 jam secara terus-menerus pada tiga kesempatan yang berlainan
serta hari yang berlainan.
Contoh bahan-bahan yang harus diserahkan adalah :

1. Untuk instalasi penerangan yaitu : fictures lampu, bola/bola lampu, kapasitor, ballast,
rangka dudukan/gantungan fictures, konduit gantungan lampu, sakelar, panel dan isian
seperti : switch, CB, kabel-kabel gland, race way dan accessories, out lest dan lain-lain.

2. Apabila Kontrakor sudah menentukan suatu merk, type pada waktu penawaran lelang,
maka berarti material tersebut dalam kurun waktu selama proyek ini berjalan sudah dapat
diperoleh.


BATASAN DAN LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan,
pemasangan, pengujian dan pemeliharaan instalasi berikut percobaan dari semua
Gambar Rencana, serta tertulis dalam spesifikasi teknis Gambar dan Dokumen Pelelangan .
Maka dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan
dan accessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan atau tidak
terspesifikasikan dengan sempurna, namum merupakan komponen dari instalasi sebagai
suatu sistem yang bekerja/beroperasi dengan baik.
Secara garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan yang diperlukan secara lengkap.
2. Penyediaan dan pemasangan kabel dari KwH PLN Panel Penerangan dan instalasi
kabel-kabel dari PP ke outlet (stop kontak) atau ke lampu-lampu.
3. Penyediaan dan pemasangan lampu-lampu penerangan.
4. Penyediaan dan pemasangan stop kontak, sakelar, outlet box, juction box dll.
5. Penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pentanahan.
6. Penyediaan dan pemasangan instalasi sistem penangkal petir.
7. Penyediaan tenaga ahli untuk pelaksanaan serta tenaga ahli untuk pengujian instalasi.

KWALITAS BAHAN

Semua bahan dan peralatan harus dalam keadaan baru dan kondisi yang prima dan
tanpa cacat sedikitpun dalam keadaan terpasang. Kontraktor harus menyediakan
peralatan-peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud atau tercantum dalam
uraian dan syarat-syarat teknis ini.
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari peralatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis
ini untuk disetujui Konsultan Pengawas disertai bukti-bukti mengenai persyaratan peralatan
yang diminta spesifikasi teknis ini.

Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


22
Pada bagian depan diberi numeric diagram yang menerangkan susunan sistem peralatan
dalam panel. Panel maker harus dari pabrik yang mempunyai izin sertifikat dari PLN (LMK)
dan telah berpengalaman.

16.1 Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Instalasi Listrik adalah :

Perbaikan seluruh Instalasi, termasuk lampu-lampu, saklar-saklar, stop kontak dan sistem
pengabelannya.

16.2 Lampu-lampu

2). Lampu pijar, SL 18 , 23 Watt merek setara Philips, Tungsram, bola lampu bening lengkap
dengan Fittingnya dipasang sesuai dengan gambar instalasi listrik.
3). Lampu SL type disesuaikan dengan pelaksanaan, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Ballas merk Philips atau setara
Starter merk Philips atau setara
Fitting buatan dalam negerai kualitas baiak
Tabung merk Philips atau setaraf warna daylight
Pengabelan didalam harus disonder atau dengan terminal.




16.3 Shaklar lampu dan stop kontak

Shaklar lampu dan stop kontak dipasang pada tempat yang lama, Type shaklar lampu dan
stop kontak terbenam dinding (inbouw) mutu setaraf Borco dan disetujui oleh direksi.
Untuk pekerjaan istalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatir yang sudah mendapat izin
menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik dari PLN wilayah IV cabang Bengkulu,
Instalatir yang bersangkutan harus mengadakan pengujian terhadap instalasi yang
dipasangnya dan memberikan jaminan bahwa instalasi listrik tersebut telah siap untuk dialiri
listrik dari PLN dengan daya yang diperlukan (sebagaimana dalam gambar kerja).


Pasal 17
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan.
b. Pekerjaan yang termasuk :
Persiapan permukaan dan pembersihan.
Filler, Sealer, primer, pekerjaan cat dasar.
Pekerjaan pengecatan dengan alat spray painted seluruh bagian yang dimaksud.

c. Bagian-bagian yang terkait :
Pekerjaan plesteran.
Pekerjaan plafond.
Pekerjaan kusen/pintu/jendela.
.

d. Pekerjaan bahan pengecatan kusen/pintu/jendela dijelaskan dalam pasal pekerjaan
tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


23
e. Pengecatan yang dimaksud adalah semua pekrjaan apengecatan termasuk persiapan
permukaan yang akan dicat dan filler, primer, dasar, finish serta pekerjaan lain yang
terkait.

2. REFERENSI
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standard : NI-3, NI-4

b. Quality Asurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi waterproofing minimal 5 tahun
pengalaman tertulis.

c. Kulaifikasi Pekerjaan :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian-bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill.





3. PRODUK
Bahan :
Semua bahan merupakan produk kualitas satu produk terpilih dengan warna ditentukan
kemudian.



5. PEMASANGAN/PENGERJAAN
a. Persiapan plaster/dinding beton

1. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata diplester dan
di aci dengan baik , dinding harus ditunggu sampai betul-betul kering sekurang-
kurangnya 2 minggu untuk memperoleh hasil pengecatan yang baik.
2. Setelah dinding batubata tersebut kering, dinding lalu diberishkan dan lubang-ubang
pada dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan plamur/filler.
3. Setelah plamur/filler kering, kemudian permukaan dinding lalu diamplas hingga halus,
licind an rata kemudian dibersihkan debunya.
4. Setelah itu dimulai pemberian lapisan-lapisan cat alkali resistance sealer (1 lapis)
kemudian baru diadakan pengecatan lapis berikutnya sesuai dengan petunjuk
pabriknya.
5. Pengecatan dilakukan sampai 2 -3 kali atau sampai kondisi sempurna dan disetujui
oleh Konsutan MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
6. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan plamur,
diamplas kemudian dicat kembali sampai baik.
7. Khusus untuk pemakaian/setara, tata cara pengecatan harus sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut.
Semua pekerjaan pengecatan tersebut diatas harus dilakukan oleh sub Kontraktor
yang merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.
8. Pemborong harus menyediakan cat cadangan untuk keperluan maintenance dan
diserahkan kepada Konsultan/Pemberi Tugas.
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


24

b. Persiapan permukaan metal
1. Secara kontinyu bersihkan semua permukaan sampai benar-benar bebas dari debu,
oli dan lemak dengan memakai power cleaning (mechanical and rinse).
2. Pada permukaan yang digalvanisasi, gunakan pelarut untuk pembersihan awal
kemudian beri permukaan dengan phosporic acid. Perbaiki permukaan yang tergores
sebelum proses dimulai.
3. Biarkan sampai kering sebelum aplikasi pengecatan.

c. Persiapan permukaan kayu
1. Permukaan kayu diamplas sampai rata
2. Debu-debu harus dibersihkan sampai rata dan bersih.
3. Kemudian didempul untuk meratakan permukaan dan diamplas lagi sampai rata.
4. Dibersihkan lagi dari debu.


6. PENGECATAN
a. Kayu diluar/didalam
1. Secara umu permukaan kayu harus diratakan, diprimer dan dicat dengan 2 lapisan
dasar dan 1 lapisan.
2. Untuk membersihkan kayu natural siapkan dan lakukan 3 lapis cat transparan.

b. Plaster
1. Permukaan plaster didalam (termasuk untuk plat beton fair face Finish).
Siapkan dan lakukan 1 lapisan sealer dan minimum 3 lapisan cat internal grade
emulsion yang disetujui.

Harus diperhatikan agar plat beton betul-betul kering dan siap untuk diplester/di aci.
Plesteran tidak boleh berombak, terlalu tebal (max. 2 cm) dan harus halus dan rata.

2. Permukaan plester diluar.
Siapkan dan lakukan finish sesuai dengan direkomendasikan oleh spesifikasi tertulis dari
pabrik.

c. Permukaan plafond
Siapkan dan lakukan 1 lapisan Plaster Cement Base untuk sambungan-sambungan dan
finishing cat minimum 3 lapisan.

- Sebelum pengecatan dimulai permukaan sambungan-sambungan, kepala-kepala
paku, sisi dan pojok-pojok harus diberi plaster base cement sehingga menjadai rata
dan halus.
- Setelah itu berilah paper tape pada tengah-tengah sambungan sehingga menutup
bagian base cement tadi
- Biarkan base cement megering paling tidak dalam 1 jam sebelum dilakukan
pengecatan.











Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


25
Pasal 17
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :

- Pemasangan pipa air kotor dan air bersih
- Instalasi pipa bersih untuk distribusi didalam bangunan sampai ke alat-alat penerimaan
atau kran-kran, lengkap dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan yang
diperlukan.
- Penyambungan pipa air bersih dari jalur pipa axisting ke pipa air bersih masuk gedung
lengkap perlengkapan yang diperlukan.
- Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor, kotoran dari sanitair fixture ke septictank
bidang resapan seperti yang diperhatikan pada Gambar Rencana.
- Testing instalasi pipa air bersih, pembuangan air kotor, sesuai dengan gambar-gambar
dan uraian kerja dan syarat-syarat.


PEDOMAN PELAKSANAAN

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas Kontraktor harus :
- Mengadakan bahan-bahan dan tenaga buruh
- Alat-alat yang diperlukan.

2. Kontraktor harus meminta izin yang diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
diuraikan dalam uraian kerja dan syarat-syarat. Semua biaya untuk izin dan
kemungkinan adanya denda-denda menjadi tanggungan kontraktor.

3. Kontraktor harus mempelajari dan memahami gambar-gambar dan uraian kerja dan
syarat-syarat untuk Pekerjaan Arsitektur, Struktur, Elektrikal agar dapat mengetahui
hal-hal mana yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan plumbing. Apabila
timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat 1
(satu) minggu sebelum bagian pekerjaan itu seharusnya dilaksanakan. Keputusan
terakhir pada direksi.

4. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,
fitting, katup-katup dan fixtures secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut
walaupun tidak digambarkan dan disebut secara spesifik harus disediakan dipasang
oleh Kontraktor apabila diperlukan agar diperoleh instalasi yang lengkap dan bekerja
dengan baik sesuai dengan syarat-syarat untuk pekerjaan plumbing dan memuaskan
Direksi.

5. Gambar-gambar perencanaan dan spesifikasi perencanaan ini tidak dapat
dipisahkan dan harus dianggap sebagai satu kesatuan. Apabila ada sesuatu bagian
pekerjaan, bahan dan hanya dinyatakan dalam gambar perencanaan saja atau
dalam spesifikasi perencanaan saja, maka Kontraktor harus melaksanakan tanpa
biaya tambahan.

6. Kontraktor Plumbing bertanggung jawab atas rusaknya atau hilangnya bahan dan
peralatan untuk instalasi ini. Bahan/peralatan yang rusak atau hilang harus diganti
oleh Kontraktor atas tanggungannya.

7. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, pembongkaran-
pembongkaran bagian bangunan hanya diperkenankan setelah kontraktor
menerima izin tertulis dari Direksi. Kontraktor harus membuat gambar detail agar
Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


26
diketahui dengan tepat misalnya letak dan ukuran lubang-lubang pada dinding dan
lantai yang diperlukan untuk menembusnya pipa. Kontraktor bertanggung jawab
atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apa bila perlu harus
melakukan pembobokan/penambahan tanpa penambahan biaya.

8. Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender setelah penugasan pekerjaan plumbing ini,
Kontraktor harus mengajukan daftar yang lengkap dari bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang akan dipasang serta brosur-brosur atau gambar kerja dari pabrik
yang membuatnya untuk mendapat persetujuan pembelian dari Direksi.

9. Pembagian untuk data shop Drawing yang diserahkan untuk bahan peralatan, mesin-
mesin dan peletakannya tidak melepas tanggung jawab Kontraktor untuk memasang
peralatan-peralatan yang mempunyai efisiensi yang diminta. Persetujuan tersebut
juga tidak melepas tanggung jawab kontraktor terhadap kesalahan-kesalahan dan
kegagalan-kegalan.

10. Pengujian atau bahan peralatan/fixture harus dilakukan oleh bahan-bahan rencana
dan berdasarkan standard yang berlaku.

REFERENSI
Syarat-syarat penerimaan untuk bahan dan peralatan, cara-cara pemasangan, kwalitas
pekerjaan harus sesuai dengan standard yang berlaku, peraturan plumbing dan
tergantung dari bahan yang dipakai.

Peratutan tersebut antara lain :
- PPI (Pedoman Plumbing Indonesia)
- SII (standard Instalasi Indonesia)
- PUIL, NEC, VDI untuk Instalasi Listrik dan Panel-panel
- Peraturan Dinas Tenaga Kerja Depnaker
- Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minim.

Pipa air bersih harus diberi isolasi dan pelindungan sesuai dengan tebal.,

SISTEM PIPA AIR BERSIH
1. Pemasangan didalam tanah dicat 2x + Goni (Plastik Tape).
2. Tidak terbenam dicat menie 2x dan cat akhir 2x
3. Terbenam dalam dinding dicat menie 2x dan cat akhir 2x

Catatan :
Semua sistem air bersih dan hydrant harus diisolasi termasuk valves, pompa, penggantung
dan lain-lain, material disupplay Kontraktor.

Untuk pipa pembuangan air kotor diatas dan dibawah tanah serta pipa vent harus dipakai
pipa PVC tekanan kerja 5 Kg/Cm
2
, merek standart. Setiap ujung pipa vent (roof nent) harus
dilengkapi dengan vent out PVC yang sesuai dengan Diameter pipanya :

4 Kelas AW tebal 3.1 mm
6 Kelas AW tebal 5.1 mm

Fiting-fiting untuk perpipaan air bersih, pipa air kotor dan vent, disesuaikan dengan
persyaratan yang tertulis dalam brosur-brosur yang diberikan oleh pabrik yang
memproduksi pipa dan fiting tersebut.
Untuk klosed jongkok Kontraktor supaya melever dan memasang buatan standard KI



Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


27
Pasal 18
PEKERJAAN HALAMAN dan PEMBERSIHAN AKHIR

Pekerjaan akhir yang berupa pembersihan akhir, dilaksanakan setelah seluruh pelaksanaan
pekerjaan konstruksi fisik selesai.

Kontraktor diwajibkan membuang semua sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai dari lokasi
proyek, yang diakibatkan oleh adanya pelaksanaan konstruksi fisik.
Pelaksanaan pembersihan meliputi seluruh bangunan serta halamannya sejauh lebih kuran 5 m
dari masing-masing bangunan.

Pasal 19
L A I N L A I N

Ketika pekerjaan menurut kontrak telah diselesaikan, kontrak harus memindahkan semua fasilitas
alat kerja dan perlengakapan dari tempat kerja yang tidak menjadi bagian dari pekerjaan-
pekerjaan permanen, bahan-bahan yang digunakan dan digunakan dan segala macam fasilitas

Pasal 20
P E N U T U P

Guna penyusunan Anggaran Biaya Pekerjaan sebagaiman tersebut didalam Rencana Kerja dan
syarat-syarat (RKS) ini, terlampir blanko penawaran.

Hal- hal yang belum diatur atau terdapat kekurangan didalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini akan diatur dan akan disampaikan kemudian didalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan

Demikianlah Dokumen Pelelangan ini dibuat untuk dapat diindahkan dan dijadikan pedoman
didalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya serta dapat dipergunakan seperlunya.





Diperiksa oleh
Pengelola Teknis
DPU Propinsi Bengkulu




Bengkulu, 2014

Dibuat
Konsultan Perencana
CV. TRIPUTERA CONSULTANT


ELZAMZAMI
Nip. 1958 0504 1985 03 1 010
ANUAR SADAT, ST
Nip. 19710516 200710 1 002
NIRMAWAN,ST
Direktur


Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS)

Spesifikasi Teknis


28
Mengetahui/Menyetujui :
PENGGUNA ANGGARAN
( P A )





Ir. RICKY GUNARWAN
Nip. 19640404 199103 1 007


Disetujui :
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
( P P T K )





TRIJONO, SP., M.Si
Nip. 196208 12 198703 1 008

Anda mungkin juga menyukai