PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat
menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan
mengamati sebagian dart kumpulan itu. Bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan
kumpulan objek penelitian disebut populasi. Objek penelitian dapat berupa orang, umpi,
organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lainlain. Dalam penelitian,
objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi. Bila
kita meneliti seluruh unsur populasi, kita melakukan sensus. Sensus mudah dilakukan bila
fakultasnya terhadap kurikulum yang baru. Ia dapat mewawancarai semua mahasiswa, tanpa
kecuali. Tentu saja, ada kemungkinan beberapa orang tidak sempat diwawancarai karena
sakit, tidak pernah muncul di fakultas, atau menghindari penelitian. Sensus, memang, tidak
Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan
waktu, kita harus puas dengan sampel. Karakteristik sampel disebut statistik. Kita sebetulnya
tidak tertarik pada statistik. Kita ingin menduga secara cermat parameter dart statistik.
Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti sampel harus
mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu
dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya
1
sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur
galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil yang
diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus (Neter, Wasserman, Whitmore,
1979: 195). Statistik dapat membantu kita menentukan sampling error hanya bila kita
menggunakan sampel tak bias. Sampel tak bias adalah sampel yang ditarik berdasarkan
lazim juga disebut sebagai sampel random. Bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan
sampling), disebut juga sampel non-probabilitas. Untuk kedua jenis sampling ini, ada
beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik penarikan sampel sering disebut rencana
Dalam suatu penelitian, seringkali tidak mungkin untuk melakukan pengamatan pada
semua elemen populasi. Karena itu, perlu dilakukan pengambilan sampel yang akan
digunakan untuk menaksir parameter populasi. Jika sampel mewakili populasi, maka
taksiran parameter yang didapat semakin baik. Suatu taksiran parameter dikatakan baik, jika
merupakan taksiran yang tak bias dan variansi taksirannya paling kecil diantara taksiran
yang tak bias lainnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sampel yang mewakili populasi
diperlukan suatu teknik pengambilan sampel yang tepat sesuai dengan keadaan populasi.
2
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian
yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya
lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal
peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah
Setiap satuan dari populasi yang merupakan sasaran akhir pengambilan sampel disebut
sebagai unsur sampling (sampling element). Suatu unit sampling dapat berupa unsur
sampling tunggal atau suatu kumpulan unsur. Suatu kerangka sampling (sampling frame)
adalah daftar lengkap semua unit tempat pengambilan sampel. Rancangan sampel ada dua
macam yaitu probabilitas dan nonprobabilitas, kali ini akan dibahas tentang “pengambilan
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Secara umum penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
3
sample size serta diharapkan bisa menjadi bahan referensi dalam aplikasi ilmu ini pada
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan apa saja ruang lingkup dari teknik pengambilan sample menggunakan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROBABILITAS SAMPLE
1. PENGERTIAN
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Selain itu probability sampling merupakan pemilihan sampel
tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan
kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Dengan demikian
diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk menduga karakteristik populasi
secara objektif. Teknik Probabilitas ini bertujuan mendapatkan data seakurat mungkin
5
2. TEKNIK TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE PROBABILITAS
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau
random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada
setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan
dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan
25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi
dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
6
Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda.
Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan
representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan
melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak.
Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti
tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.
Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan
besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga
karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat,
“representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika tidak ada
informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian,
pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain
kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun
ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa
mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap the
botol.
Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih
spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple
sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik,
7
antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, quota sampling,
snowball sampling
konsep dasar dari penentuan sampel adalah bahwa agregasi dari orang, rumah tangga
atau organisasi yang sangat besar dapat dikaji secara efektif dan efisien serta akurat
melalui pengkajian yang terinci dan hati-hati pada sebagian agregasi yang terpilih.
Agregasi (Keseluruhan) disebut populasi atau universe yang terdiri dari unit total
informasi yang ingin diketahui. Dari populasi yang ingin dikaji kemudian ditentukan
sampel (Sampling Methods), hal ini tidak hanya karena alasan biaya dan waktu, tapi juga
dari agregasi yang sangat besar. Dengan penarikan sampel maka estimasi dapat
dilakukan serta hipotesis dapat diuji yang hasilnya dapat berlaku terhadap populasi
darimana sampel itu diambil. Pengkajian terhadap sampel pada dasarnya dimaksudkan
sehingga dapat dilakukan penyimpulan (inferensi) tentang universe, oleh karena itu
penarikan sampel jangan sampai bias dan harus menggambarkan seluruh unsur dalam
populasi secara proporsional, hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan
8
c. Menentukan besarnya sampel
Pendefinisian populasi merupakan langkah pertama yang sangat penting, dari sini
dapat tergambar bagaimana keadaan populasi, sub-sub unit populasi, karakteristik umum
populasi serta keluasan dari populasi tersebut. Dalam hubungan ini perlu dibedakan
population), populasi target adalah populasi yang ingin digeneralisasi oleh peneliti,
sedangkan populasi terjangkau adalah populasi yang dapat digeneralisasi oleh peneliti,
target populasi merupakan pilihan ideal dan populasi terjangkau merupakan pilihan yang
realistis. Sesudah diperoleh gambaran tersebut kemudian ditentukan prosedur apa yang
akan diambil dalam penentuan sampel, sesudah langkah ini baru kemudian ditentukan
besarnya sampel yang akan dijadikan obyek penelitian. Sebagai Contoh akan
Kabupaten Kuningan
Kerangka Sampel : Daftar Nama siswa yang tercatat pada Dinas Pendidikan
Kecamatan Kuningan
Kabupaten Kuningan
9
Populasi Target : Seluruh Guru di Kabupaten Kuningan
Kerangka Sampel : Daftar Guru SMU yang tercatat pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Kuningan
dasarnya sebagian besar tergantung pada ada tidaknya kerangka sampel (Sampling
Frame : daftar unit-unit analisis dari populasi yang akan diambil sampelnya)) yang
lengkap dan akurat, jika tidak demikian maka diperlukan pembaruan daftar tersebut agar
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah bahwa semakin
waktu dan dana, namun semakin terbatas kemampuan melakukan generalisasi, untuk itu
peneliti harus mencari jalan yang efisien dalam waktu dan dana serta kemampuan
generalisasi yang lebih luas, dan untuk menghindari kekeliruan pembaca, maka peneliti
perlu menggambarkan populasi dan sampel secara rinci, sehingga orang yang membaca
hasil penelitian dapat menentukan daya terap (Aplicability) penemuan hasil penelitian
10
adalah perlunya sampel diambil secara random (Probability samples), dimana setiap
elemen populasi punya kesempatan yang sama (Fair Chance) untuk terpilih menjadi
setiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel, cara ini akan sangat mudah apabila telah terdapat daptar lengkap unsur-
unsur populasi. Prosedur yang cukup akurat untuk pengambilan sampel secara acak
adalah dengan menggunakan tabel angka acak (Table of random numbers), disamping itu
Pengambilan sampel acak yang dilakukan sesuai prosedur sama sekali bukan
jaminan bahwa suatu sampel akan menjadi representasi sempurna dari populasi, karena
bisa saja terjadi pengambilan sampel secara random dalam kenyataannya menghasilkan
suatu sampel yang unik, akan tetapi perlunya pengambilan sampel secara acak harus
dipahami dalam konteks proses kemungkinan, apabila sampel acak diambil dari suatu
populasi secara berulang-ulang, maka secara umum seluruh sampel tersebut akan mampu
memberikan estimasi yang lebih akurat terhadap populasi, demikian juga variabilitas atau
kekeliruan dapat diestimasi dan uji signifikansi statistik juga menunjukan probabilitas
11
b. Pengambilan Sampel secara Sistimatis
bermanfaat untuk pengambilan sampel dari populasi yang sangat besar. Pengambilan
sampel secara sistematis adalah suatu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel
yang dipilih secara acak, sedang unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis
menurut suatu pola tertentu. Sebagai contoh Kepala Dinas Pendidikan ingin mengetahui
bagaimana Motivasi Kerja Kepala Sekolah di Kabupaten Kuningan yang berjumlah 1000
orang dan akan mengambil sempel 100 orang Kepala sekolah, kemudian Nama-nama
Kepala Sekolah disusun secara alpabetis, lalu dipilih sampel per sepuluh Kepala Sekolah,
untuk itu disusun nomor dari 1 sampai 10, lalu diundi untuk memilih satu angka, jika
angka lima yang keluar, maka sampelnya adalah nomor 5, 15, 25, 35, dan seterusnya
Dalam pengambilan sampel secara sistematis dikenal dua istilah yaitu interval
Ratio) yaitu perbandingan antara ukuran sampel dengan populasi. Dari contoh di atas
Sampling intervalnya adalah 1000 : 100 = 10, dan sampling rationya adalah 100 : 1000 =
0,1. Contoh tersebut juga dapat disebut sebagai Systematic Sampling with random start,
12
dimana awal penentuan sampel dilakukan secara acak, baru sesudah itu dilakukan
ini menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E Wallen bisa dikategorikan sebagai random
sampling jika daftar populasi disusun secara random dan sampel diambil dari daftar
tersebut.
dikelompokan dalam strata tertentu, kemudian diambil sampel secara random dengan
proporsi yang seimbang sesuai dengan posisinya dalam populasi. Sebagai contoh :
seorang Kepala Sekolah ingin mengetahui tanggapan Siswa tentang pelaksanaan program
Keterampilan. Jumlah Siswa sebanyak 2000 orang dengan komposisi kelas 3 sebanyak
600 siswa, kelas 2 sebanyak 400 siswa dan kelas 1 sebanyak 1000 siswa, besarnya
sampel yang akan diambil adalah 200 orang, jika stratanya berdasarkan Kelas maka
Tetapkan proporsi strata dari populasi hasilnya kelas 3 sebesar 30%, Kelas 2 sebesar
Kemudian pilih anggota sampel untuk masing-masing strata secara acak (random
sample)
Cara lain penentuan sampel berstrata adalah menentukan dulu proporsi sampel atas
populasi, dalam kasus di atas proporsinya adalah 10 % kemudian proporsi ini dikalikan
13
jumlah siswa pada tiap strata dan hasilnya akan sama dengan cara diatas. Sesudah
langkah tersebut dilakukan baru instrumen penelitian disebarkan kepada anggota sampel
yang sudah terpilih. Apabila jumlah sampel disamakan untuk tiap strata, cara itu disebut
sedangkan jika disesuaikan dengan proporsi strata dalam populasi disebut pengambilan
mengacu pada kelompok bukan pada individu. Cara seperti ini baik sekali untuk
meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampelnya sudah ada.
Sekolah (MBS), besarnya sampel adalah 300 orang, kemudian ditentukan Clusternya,
misalnya sekolah, Jumlah SLTP sebanyak 66 Sekolah dengan rata-rata jumlah Guru 50
orang, maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 : 50 = 6, kemudian dipilih secara
acak enam Sekolah dan dari enam sekolah ini dipilih secara acak 50 orang Guru sebagai
anggota sampel.
dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas (Finit), sementara itu untuk Populasi yang
jumlah dan identitas anggota populasinya tidak diketahui (Infinit) pengambilan sampel
14
biasanya dilakukan secara tidak acak (Non random Sampling). Adapun yang termasuk
1. Quota Sampling : yaitu penarikan sampel yang hanya menekankan pada jumlah
2. Purposive Sampling : pengambilan sampel hanya pada individu yang didasarkan pada
B. SAMPLE SIZE
1. Pengertian Sample
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian dengan
kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari populasi dengan kata
representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan juga tidak selalu kecil, hal ini
bergantung pada pada keterwakilan karakter dari sampel. Sebagai contoh pada penelitian
15
mengenai golongan darah, tentu saja tidak perlu memasukkan seluruh darah dari
seseorang ke dalam laboratorium karena 2 ml darah sudah cukup untuk digunakan untuk
mengetahui golongan darah yang ada di bagian kaki, kepala atau tangan dari pasien.
ada aturan baku mengenai sampel minum yang harus diambil dalam sebuah penelitian.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari sampel yang diambil. Sebagai
contoh sebuah penelitian mengenai daya beli di kabupaten Gowa. mengambil lima orang
sampel sebagai wakil dari populasi tidak cukup untuk mewakili seluruh populasi. Selain
dari kualitas, pada sebuah penelitian yang membutuhkan statistik inferensi, jumlah
sampel minimal harus disesuaikan dengan jenis analisis statistik yang digunakan
penelitian hanya dilakukan jika sampel adalah sebuah keharusan. Dasar yang digunakan
dalam pengambilan sampel diakibatkan oleh alasan bersifat konstruktif, destruktif, atau
alasan yang bersifat teknis sehingga sampel adalah satu-satunya solusi. Adapun alasan
Percobaan yang bersifat merusak membutuhkan sebuah sampel dan diambil seminimal
mungkin agar dapat menekan resiko selama percobaan dilaksanakan. Hal yang paling
baik digunakan sebagai contoh dalam kasus ini adalah uji glukosa darah seseorang atau
daya tahan hewan ternak di kabupaten Sleman terhadap kadar besi dalam air. Dalam
16
kasus ini pengujian darah digunakan seminimal mungkin selama kadar glukosa dalam
dalam dapat diketahui karena tentu saja sangat berbahaya jika mengambil sebagian darah
dari pasien.
Pada kasus hewan ternak, kemungkinan mengambil satu ekor hewan ternak tidak
mewakili populasi karena adanya perbedaan dari setiap individu dari masing-masing
hewan. Masalah ini dapat ditangani dengan cara mengelompokkan hewan tersebut
berdasarkan makanan pokok yang diberikan oleh peternak, berdasarkan ketinggian dan
lokasi peternakan atau berdasarkan jenis hewan yang diternakkan. Sampel yang
Pada sebuah penelitian yang bersifat psikologi jumlah sampel besar akan menghasilkan
data yang lebih variatif dan lebih lengkap dibandingkan dengan jumlah sampel sedikit.
Semakin banyak sampel yang digunakan semakin baik namun ada beberapa
pertimbangan yang harus dilakukan peneliti untuk mengakhiri jumlah sampel yang
digunakan. Hal ini terkait masalah teknis penelitian yakni terkait masalah dana, waktu
dan keakuratan data. Peneliti harus pandai melihat kondisi data yang diambil, pada saat
data sudah jenuh atau tidak menunjukkan perubahan sama sekali sebaiknya pengumpulan
data dihentikan karena hanya akan menghabiskan waktu, dan biaya. Pada kasus tertentu
beberapa peneliti bahkan bermasalah pada proses memasukkan data karena jumlah
Hal yang paling penting diperhatikan dalam kasus teknis adalah data penelitian.
Penghentian dilakukan ketika data yang dikumpulkan sudah jenuh dan tidak
menunjukkan perubahan atau bisa jadi tidak ada jenis statistik inferensi yang sesuai
17
dengan jumlah data yang sangat besar sehingga pengambilan data yang besar menjadi
sia-sia. Sebagai contoh berdasarkan pengalaman penulis, pada pengukuran dan analisis
kualitas item soal dengan menggunakan RASH model, Analisis data yang terdistribusi
mulai dari rantang 100 sampai dengan 1000 masih menunjukkan perubahan nilai dari
setiap item namun jika sampel yang digunakan lebih dari 1000 misalnya 1500 atau 2000
responden, hasil analisis kualitas soal tidak menunjukkan perbedaan yang berarti
Sampel harus memiliki seluruh kriteria dari populasi oleh karean pertimbangan
a. Presisi
Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang mungkin muncul
dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu cara untuk
estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang ada. Sampel yang
digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh rata-rata
matematis sudah benar namun pada kajian statistik dan kesimpulan tentu saja tidak
benar. Penambahan julah sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi kesalahan
analisis data.
b. Akurasi
18
Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan. Sebuah
populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat teoritik. Sifat dan
karater dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai dengan keadaan populasi
karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus memiliki kemampuan untuk mengetahui
secara detail karakter dari setiap sampel yang digunakan dan disesuaikan dengan
Beberapa kasus mungkin saja mengurangi akurasi dari pengambilan sampel seperti
kasus penelitian terhadap pengaruh jam belajar di luar jam sekolah di kabupaten A.
Sebuah sekolah khusus seperti proyek pemerintah atau boarding school tentu saja
tidak boleh dimasukkan karena adanya karakter yang berbeda dari populasi secara
keseluruhan.
4. Ukuran Sample
Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari sampel
selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun dalam penelitian yang
bersifat psikologi seperti pada penelitian pendidikan, Semakin besar jumlah akan
menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari karakteristik peneliti juga harus
Sebagai contoh jika penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan dua bua
grouph dengan satu variabel pembanding, analisis yang dilakukan untuk data yang
terdistribusi normal adalah untuk distribusi t mengharuskan minimal jumlah data terdiri
dari 30 data karena kurang dari itu tidak menghasilkan analisis yang baik dan tidak lebih
dari 60 data.
19
Beberapa ahli memberikan gambaran mengenai jumlah sampel yang berbeda-
beda namun pertimbangan jenis dan bidang penelitian sebaiknya dijadikan acuan untuk
memilih ukuran sampel. Sebagai gambaran pendapat beberapa ahli mengenai jumlah
sampel
Gay dan Diehl (1992) pada kajian penelitian untuk kelas bisni dan manajemen
Penelitian kausal perbandingan, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek per group
Frankel dan Wallen (1993) pada kajian penelitian evaluasi pendidikan menyarankan
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian
20
Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20
disesuaikan dengan taraf signifikansi dari penelitian yakni 1%, 5%, dan 10%. Jumlah
Keterangan:
s : Jumlah Sampel
x2 : Nilai tabel untuk Chi Square
P = Q = 0.5
d = Taraf Siginifikansi
Berdasarkan Slovin,ukuran sampel dapat ditentukan dengan
rumus :
keterangan :
S : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e = taraf Siginifikansi
21
5. Menentukan Besarnya Sampel (Sample Size)
diambil umumnya akan semakin representatif dari populasinya dan hasil penelitian lebih
dapat digeneralisasikan. Masalah besarnya sampel merupakan hal yang sulit untuk
dijawab sebab terkadang dipengaruhi oleh dana yang tersedia untuk melakukan
penelitian. Namun demikian hal yang penting untuk diperhatikan adalah terdapatnya
alasan yang logis untuk pemilihan teknik sampling serta besarnya sampel dilihat dari
representasi populasi yang tepat, maka besarnya sampel yang akan diambil perlu
dengan presisi dalam mengestimasi populasi dari sampel serta bagaimana sampel dapat
digeneralisasikan atas populasinya, upaya untuk mencapai presisi yang lebih baik
tergantung pada variasi dalam kelompok, tingkat kesalahan yang ditoleransi serta
tingkat kepercayaan.
Menurut Pamela L. Alreck dan Robert B. Seetle dalam bukunya The Survey
Research Handbook untuk Populasi yang besar, sampel minimum kira-kira 100
responden dan sampel maksimumnya adalah 1000 responden atau 10% dengan kisaran
angka minimum dan maksimum, secara lebih rinci Jack E. Fraenkel dan Norman E.
22
Wallen menyatakan (meskipun bukan ketentuan mutlak) bahwa minimum sampel adalah
100 untuk studi deskriptif, 50 untuk studi korelasional, 30 per kelompok untuk studi
kausal komparatif. L.R Gay dalam bukunya Educational Research menyatakan bahwa
untuk riset deskriptif besarnya sampel 10% dari populasi, riset korelasi 30 subjek, riset
kausal komparatif 30 subjek per kelompok, dan riset eksperimental 50 subjek per
kelompok. Sementara itu Krejcie dan Morgan menyusun ukuran besarnya sampel dalam
Tabel 2.1
23
150 108 750 254 20000 377
160 113 800 260 30000 379
170 118 850 265 40000 380
180 123 900 269 50000 381
190 127 950 274 75000 382
200 132 1000 278 100000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Dikutif dari Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Sumanto 1995)
Secara umum peneliti harus dapat memperoleh besarnya sampel minimum yang
diperlukan agar dapat merepresentasikan populasi secara akurat, namun disadari bahwa
sampel bukanlah populasi sehingga kemungkinan melakukan kesalahan dapat saja terjadi.
Oleh karena itu peneliti harus memandang hasil dari sampel bukanlah hasil yang pasti, tapi
sebatas estimasi. Kesalahan pengambilan sampel terjadi apabila sampel yang diproleh
sampling yang ditoleransi agar generalisasi dari suatu penelitian sampel dapat diandalkan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa besarnya sampel yang diperlukan agar dapat
merepresentasikan populasi tidak hanya tergantung pada ukuran besarnya populasi tapi juga
pada heterogenitas variansi variabel dalam populasi. Semakin besar populasi, semakin besar
sampel yang diperlukan, demikian juga semakin heterogen variabel dalam populasi semakin
Teori pengambilan sampel (Sampling Theory) menyatakan bahwa jika banyak sampel
(dengan jumlah tertentu) diambil dari suatu populasi, maka sebagian besar Mean sampel akan
berada dekat dengan Mean populasi , dan hanya sedikit saja yang berada jauh dari mean
populasi , hal ini berarti bahwa jika sampel diambil secara tepat, maka penyimpulan atas sampel
24
Dari suatu populasi dapat digambarkan suatu distribusi sampel Mean (Sampling
distribution), dan menurut Teorema batas pusat (Central limit Theorem) mean-mean dari sampel
akan berdistribusi normal diseputar mean populasi serta mean dari mean semua sampel akan
sama dengan nilai mean populasi. Namun demikian kemungkinan melakukan kekeliruan tetap
saja ada, dan untuk menghitung/mengetahui kekeliruan tersebut pertama-tama perlu dilihat dulu
bagaimana variasi dalam suatu populasi, akan tetapi karena variasi populasi secara empirik tidak
diketahui, maka yang dapat digunakan adalah nilai variasi sampel, adapun ukuran-ukuran untuk
mengetahui variasi suatu data penelitian yang biasa dipergunakan adalah Mean Deviasi , Varians
Sebelum mengetahui nilai kesalahan pengambilan sampel terlebih dahulu perlu diketahui
Standard Error, dan ukuran variasi Standard Deviasi merupakan ukuran yang baik untuk
mengetahui rata-rata penyimpangan, adapun rumus perhitungan Standard Error adalah Standar
Deviasi dibagi akar pangkat dua jumlah sampel ( SD : N (jumlah sampel) ),standar deviasi
(SD) yang digunakan dalam rumus tersebut mestinya SD populasi, tapi karena yang diteliti
adalah sampel, maka SD sampel yang dipergunakan dengan asumsi SD sampel sama dengan SD
populasi. Standar Error merupakan estimasi terbaik bagi Sampling Error; semakin kecil Standar
deviasi,dan semakin besar jumlah sampel maka semakin kecil Standard Error, yang berarti
semakin kecil Sampling error, karena Kesalahan penarikan sampel merupakan perkalian antara
Standard error dengan nilai z pada tingkat kepercayaan tertentu ( 95% = 1,96; 99% = 2,58).
BAB III
KESIMPULAN
25
1. random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada
100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.kumpulan objek penelitian
disebut populasi.
2. nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi
dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
3. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random sampling,
stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area
sampling.
4. Pada non probability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience
sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball sampling
DAFTAR PUSTAKA
26
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Rajawali Pers : Jakarta
Agung, I Gusti Ngurah. 1998. Metode Penelitian Sosial 1 & 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Fuchran, Arief. A. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Malang: Pustaka Pelajar
27