Anda di halaman 1dari 14

PENGAMBILAN SAMPEL PROBABILITAS

DISUSUN OLEH
NAMA: FERERA YULI ASTUTI
NIM: D0312041

SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2013

A. Metode Sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika
tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang
akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan
sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang
peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa
tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya
adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.
Dalam perencanaan suatu penelitian, peneliti dihadapkan pada pilihan
untuk:
1. Mempelajari keseluruhan unsure populasi (manusia atau benda)
2. Mempelajari hanya sebagian unsur yang diambil dari bagian atau
populasi yang lebih besar.1
Setiap satuan dari populasi yang merupakan sasaran akhir pengambilan
sampel disebut sebagai unsur sampling (sampling element). Suatu unit
sampling dapat berupa unsur sampling tunggal atau suatu kumpulan unsur.
Suatu kerangka sampling (sampling frame) adalah daftar lengkap semua
unit tempat pengambilan sampel.2
Rancangan sampel ada dua macam yaitu probabilitas dan nonprobabilitas,
kali ini akan dibahas tentang pengambilan sampel probabilitas

1 James A. Black dan Dean J. Champion. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
Bandung. PT Eresco, 1992. Halaman 231
2 Irawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Halaman 59

B. Rancangan Sampel Probabilitas


Rancangan sampel probabilitas disebut juga dengan rancangan sampel
secara random. Dikatakan sampel probabilitas karena unit-unit sampelnya
(n) diambil atau dipilih dengan mengikuti hukum probabilitas. Menurut
hukum probabilitas masing-masing warga populasi mempunyai peluang
dan kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagi sampel. Berdasarkan
hukum probabilitas, dari suatu populasi yang jumlah warganya 1000 setiap
warganya mempunyai peluang 1/1000 untuk dipilih sebagi sampel.3
Keistimewaan sampel probabilitas itu ialah, setiap individu didalam
seluruh populasi seluruh populasi punya kesempatan untuk tampil didalam
sampel itu.4
C. Teknik Sampel Probabilitas
Sebelumnya dalam merencanakan sampling probabilitas, idealnya peneliti
telah memenuhi beberapa persayaratan berikut:
a. Diketahuinya besar dari populasi induk yang akan diambil sampelnya.
3 Sanapiah Faisal.Format-format Penelitian Sosial: Dasasr-dasar dan Aplikasi. Jakarta.
PT Raja Grafindo Persada, 1999. Halaman 57
4 Hubert M. Blalock, Jr. Pengantar Penelitian Sosial. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada,
1994. Halaman 68

b. Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan.


c. Setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama
untuk dijadikan sampel.5
Agar setiap warga populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih
sebagai sampel, maka pengambilannya haruslah dengan teknik random
atau acak. Diantaranya adalah:
1. Teknik random sederhana (simple random sampling)
Dalam teknik ini warga tidak dipilah-pilah atau distratakan terlebih
dahulu; semua populasi langsung dipilih secara random. 6 Misalnya,
seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan
perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif
sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji
dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para
manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan
sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh
manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer
menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel
secara acak. Prosedurnya :
1. Siapkan sampling frame
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti
dapat menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang
dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap
stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum
tersebut. Misalnya, untuk stratum manajer tingkat atas (I) terdapat 15
manajer, tingkat menengah ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat
bawah (III) ada 100 manajer. Artinya jumlah seluruh manajer adalah
5 James A. Black dan Dean J. Champion. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
Bandung. PT Eresco, 1992. Halaman 231

160. Kalau jumlah sampel yang akan diambil seluruhnya 100 manajer,
maka untuk stratum I diambil (15:160)x100 = 9 manajer, stratum II =
28 manajer, dan stratum 3 = 63 manajer.
Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika
jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat
sedikit. Misalnya saja, kalau dalam stratum manajer kelas atas (I)
hanya ada 4 manajer, maka peneliti bisa mengambil semua manajer
dalam stratum tersebut , dan untuk manajer tingkat menengah (II)
ditambah 5, sedangkan manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang.7
2. Teknik random atas dasar strata (stratified random sampling)
Populasi distratakan terlebih dahulu; stratanya disesuaikan dengan sifat
atau ciri-ciri sesuatu populasi.6 Misalnya, dalam satu organisasi terdapat
100 departemen. Dalam setiap departemen terdapat banyak pegawai
dengan karakteristik berbeda pula. Beda jenis kelaminnya, beda tingkat
pendidikannya, beda tingkat pendapatnya, beda tingat manajerialnnya, dan
perbedaan-perbedaan lainnya. Jika peneliti bermaksud mengetahui tingkat
penerimaan para pegawai terhadap suatu strategi yang segera diterapkan
perusahaan, maka peneliti dapat menggunakan cluster sampling untuk
mencegah terpilihnya sampel hanya dari satu atau dua departemen saja.
Prosedur :
1. Susun sampling frame berdasarkan gugus Dalam kasus di atas,
elemennya ada 100 departemen.
2. Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
3. Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
4. Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample7
3. Teknik random bertahap atas dasar strata (multi stage probability
stratified random sampling)
Populasinya distratakan terlebih dahulu dan pemilihan sampel
dilakukan secara bertahap; stratanya juga disesuaikan dengan sifat atau
ciri populasi.6

1. Susun sampling frame yang menggambarkan peta wilayah (Jawa


Barat) Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan, Desa.
2. Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel (Kabupaten ?,
Kotamadya?, Kecamatan?, Desa?)
3. Tentukan

berapa

wilayah

yang

akan

dijadikan

sampel

penelitiannya.
4. Pilih beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara acak
atau random.
5.

Kalau ternyata masih terlampau banyak responden yang harus


diambil datanya, bagi lagi wilayah yang terpilih ke dalam sub
wilayah.7

4. Teknik random atas dasar himpunan (cluster random sampling)


Terlebih dahulu populasi dibagi atas dasar himpunan-himpunan dimana
populasi tersebut menyebar.6 Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000
rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
Prosedurnya :
1. Susun sampling frame
2. Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
3. Tentukan K (kelas interval)
4. Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut
secara acak atau random biasanya melalui cara undian saja.
5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal
yang terpilih.
6. Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya7
6 Bacalah Sanapiah Faisal.Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada, 1999. Halaman 59-67
7 Hasan Mustafa. Teknik Sampling.docx, 2000. Halaman 6-8

Dari 4 Teknik sampling Probabilitas dapat disederhanakan menjadi 3


yaitu: Teknik Sampling Acak Sederhana, Teknik Sampling Acak
Sistematik, dan Teknik Sampling Acak Stratifikasi
a. Sampling Acak Sederhana
Sampling Acak Sederhana untuk populasi terbatas berukuran N adalah
sampel yang dipilih sedemikian sehingga masing-masing kemungkinan
sampel berukuran n memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Ada 2
(dua) tipe, yaitu:
n Dengan Pengembalian (with replacement WR)
n Tanpa Pengembalian (without replacement WOR)
b. Teknik Sampling Acak Sistematik
Apabila banyak unit sampling yang akan dipilih cukup besar, maka
pemilihan sampel dengan menggunakan sampling acak sederhana akan
terasa cukup berat karena membutuhkan banyak angka-angka acak
sehingga memerlukan banyak waktu. Untuk itu dalam hal ini akan di
bahas mengenai sampling acak sistematik. Dalam sampling acak
sistematik ini hanya menentukan bilangan acak pertama saja untuk
selanjutnya no urut yang terpilih merupakan selisih dengan angka yang
sebelumnya dimana besar selisih telah ditentukan.
c. Teknik Sampling Acak Stratifikasi
Dalam sampling acak stratifikasi, populasi dibagi menjadi dua segmen
atau lebih yang mutually exclusive yang disebut strata, berdasarkan
kategori-kategori dari satu atau lebih variabel yang relevan, baru
kemudian dilakukan simple random sampling.
Strata merupakan kumpulan dari stratum-stratum, anggota dalam
stratum diusahakan sehomogen mungkin, sedangkan antar stratum ada
perbedaan. Sehingga dalam sampling acak stratifikasi setiap stratum
terwakili dalam sample artinya pengambilan sample dilakukan
terhadap semua stratum dengan menggunakan prosedur sampling acak
sederhana.8
D. Proses Memilih Sampel
8 http://megakhoirunnisak.wordpress.com/2009/08/29/teknik-probabilitas-sampling/

Kerangka Sampling : Adalah daftar atau list yang berisi satuan-satuan


sampling yang ada dalam sebuah populasi. Dalam daftar tersebut
setiap satuan sampling diberi nomor urut. Jika menggunakan Tabel
Angka Random, lakukan penomoran sesuai dengan besarnya ukuran
sampel. Misalnya jika jumlah populasi ratusan, gunakan penomoran
dengan tiga digit, bisa dimulai dari 001 dan seterusnya.
Cara Memilih Sampel :
Paling tidak ada 3 cara memilih sampel yang sering digunakan yaitu
dengan cara: (1) mengundi, (2) menggunakan Tabel Angka Random,
dan (3) memakai angka random yang ada dalam Scientific Calculator.
Dari segi kepraktisan akan sangat mudah jika digunakan kalkulator.
Dalam kalkulator terdapat tombol yang bernotasi RAN#. Jika
tombol tersebut dipijit akan ke luar angka perseribuan. Misalnya
ketika kita akan melakukan penelitian dengan jumlah populasi 500
sekolah. Semua sekolah harus dimasukan dalam kerangka sampling
yang diberi nomor mulai dari 001, 002, . 500. Untuk menentukan
sampel ke-1 yang harus diambil pijit timbol RAN# pada kalkulator,
misalkan keluar angka 0,246, berarti sampel yang harus diambil
pertama adalah yang bernomor urut 246, pijit lagi tombol RAN#
misalkan ke luar angka 0,135 berarti yang harus diambil sebagai
sampel yang ke-2 adalah yang bernomor urut 135.9
E. Ukuran Sampel dalam Sampel Probabilitas
Ukuran sampel secara umum
a. Pertimbangan
Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang diambil akan sangat
mempengaruhi

keterwakilan

(representativeness)

sampel

terhadap

populasi. Keterwakilan populasi akan sangat menentukan kebenaran


kesimpulan dari hasil penelitian. Semakin besar ukuran sampel akan
semakin mewakili populasi.

9 Nugraha Setiawan. Teknik Sampling. Diklat Metodologi Penelitian Sosial Parung


Bogor 25-28 Mei 2005. Halaman 5

Biasanya para peneliti ingin bekerja dengan sampel sekecil mungkin,


karena semakin besar jumlah sampel yang digunakan maka akan semakin
besar pula biaya yang akan dikeluarkan, makin banyak tenaga yang
digunakan dan semakin lama waktu yang diperlukan.
Dalam pengambilan sampel dibutuhkan sebuah pertimbangan dari
berbagai aspek diatas, sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili
populasi yang diteliti dan lebih efisien. Contoh ukuran sampel melalui
pertimbangan, antara lain:

Dalam penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30 individu


telah dipandang cukup besar,

Dalam penelitian kausal komperatif dan eksperimental, 15 individu


untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup
memadai

Dalam penelitian survei, sampel sebanyak 100 individu untuk seluruh


sampel baru cukup memadai

b. Kebutuhan Sampel Besar


1. Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak bisa dikontrol.
Dalam variabel yang tidak dapat dikontrol, para peneliti
mengatasinya dengan sampel besar. Contoh: Penelitian tentang
dampak pembelajaran dengan menggunakan website tehadap
pengembangan kreatifitas siswa SMA. Dalam penelitian
tersebut meneliti dampak dari macam-macam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan website, pengembangan
kegiatan dan penemuan hal baru. Dari beberapa kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan website akan terlibat
beberapa faktor atau variabel lain seperti: kecerdasan,
kematangan, jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi,dll.
penelitian dengan sampel besar memungkinkan mengadakan
analisis yang berkenaan dengan faktor-faktor tersebut.

2. Jika dalam penelitian terantisipasi adanya hubungan atau


perbedaan yang kecil.
Adanya perbedaan atau hubungan yang kecil bisa terabaikan
jika ukuran sampelnya kecil. Dengan menggunakan sampel
besar, perbedaan atau hubunga-hubungan yang kecil dapat
terukur kebermaknaannya (signifikansinya). Contoh: penelitian
tentang perbedaan pengaruh penggunaan media terhadap
prestasi belajar para siswa di SMP. Jika sampelnya kecil tidak
akan ditemukan adanya perbedaan pengaruh, tapi jika
menggunakan sampel besar kemungkinan akan ditemukan
adanya perbedaan.

3. Jika dalam penelitian dibentuk kelompok-kelompok kecil.


Dalam beberapa penelitian eksperimental, tujuan penelitian
tidak hanya diarahkan pada penguji perbedaan pengaruh dari
beberapa perlakuan yang diberikan tapi, juga menguji
perbedaan pengaruh satu atau lebih perlakuan tersebut terhadap
beberapa kelompok yang berbeda (Nana Syaodih Sukmadinata,
2009).

4. Menghindari penyusutan
Dalam proses penelitian sering terjadi penyusutan jumlah
sampel.

Makin

panjang

masa

penelitian

berlangsung

kemungkinan terjadinya penyusutan jumlah sampel semakin


besar. Untuk menghindari dampak penyusutan tersebut maka
diperlukan jumlah sampel yang besar. Upaya untuk mengurangi
penyusutan antara lain:

tekankan pada subjek sampel bahwa mereka jangan

sampai mundur di tengah jalan


tegaskan pentingnya penelitian
sebelum mulai berpartisipasi

mereka untuk ikut sampai tuntas


adakan kontak secara teratur untuk memelihara

mintalah

kesediaan

hubungan dan minat mereka

5. Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistik


dipenuhi.
Dalam analisis statistik pengujian instrumen dan pengujian
hipotesis dituntut tingkat kepercayaan tertentu minimal 95%
atau alpha 5% tapi lebih baik kalau kepercayaan 99% atau
alpha 1%. Untuk itu dalam mencapai tingkat kepercayaan
tersebut dituntut sampel yang besar.

6. Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat


heterogen
Dalam penelitian diharapakan populasi yang heterogen
sehingga sampel acak yang sederhana dapat segera ditemukan.
Contoh: populasi siswa, kita akan berhadapan dengan
perbedaan jenis sekolah, tingkat kelas, jurusan, usia, jenis
kelamin, tingkat kederdasan, minat, hobi ,dll. penggunaan
sampel yang besar memberikan kemungkinan untuk dapat
memperhatikan perbedaan dalam variabel-variabel tersebut.

7. Jika reliabilitas dari variabel bebas tidak terjamin


Dalam penelitian tidak selalu reliabilitas atau ketepatan hasil
penelitian itu bisa dijamin. Hal ini dikarenakan karakteristik

variabel itu sendiri. Untuk mengurangii dampak reliabilitas


yang rendah dari variabel tersebut diperlukan sampel berukuran
besar.10
Ukuran sampel bagi sampel probabilitas
Pada dasarnya besar sampel tergantung dari sifat populasi dan tujuan dari
studinya. Yang menjadi pedoman umum, besarnya sampel tergantung dari
besarnya populasi. Ada tiga pertimbangan didalam penentuan besarnya sampel.
a. Heterogenitas variabel didalam populasi
Besarnya sampel diperlukan untuk mencerminkan populasi dari suatu
variabel tergantung dari tingkat heterogenitas variabel didalam populasi.
b. Standart error dari mean
Bila kita mengambil sampel dari suatu populasi maka nilai rata-rata dari
sampel yang kita peroleh itu tidak akan sama dengan nilai rata-rata dari
populasinya, Mean . Demikian pula bila kita mengambil sampel yang
kedua, ketiga dan seterusnya maka nilai rata-rata dari setiap sampel itu
tidak akan sama besarnya. Tetapi bila kita mengambil sampel terusmenerus hingga semua anggota populasi mempunyai kesempatan untuk
diteliti maka nilai rata-rata dari seluruh nilai-nilai rata-rata dari semua
sampel itu akan sama besarnya dengan nilai rata-rata dari populasinya ().
c. Confidence interval atau interval kepercayaan
Suatu kenyataan bahwa nilai rata-rata dari semua nilai rata sampel yang
diambil hingga semua unsur yang ada memperoleh kesempatan adalah
sama besarnya dengan nilai rata-rata dari populasi darimana sampel itu
diambil telah memiliki arti yang penting. Bilamana kita menarik sampel
secara sembarang, maka perkiraan tunggal yang terbaik tentang nilai ratarata populasinya adalah nilai rata-rata sampel. Nilai rata-rata sampel itu
adalah point estimate dari nilai rata-rata populasi.11
10 Makalah. Populasi dan Sampel Penelitian.Yogyakarta. UNY, 2010. Halaman 16-18
11Bacalah Y. Slamet. Metode Penelitian Sosial. Surakarta. Sebelas Maret University
Press, 1996. Halaman 54-57

DAFTAR PUSTAKA
Black, James A dan J, Dean. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
Bandung: PT Eresco
Blalock, Hubert M. 1994. Pengantar Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Faisal, Sanapiah. 1999. Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan
Aplikasi. Jakarta.:PT Raja Grafindo Persada
Makalah. 2010. Populasi dan Sampel Penelitian.Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta

Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling.docx


Setiawan, Nugraha. 2005. Teknik Sampling. Diklat Metodologi Penelitian Sosial.
Bogor: Universitas Padjajaran
Slamet, Yulius. 1996. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: Sebelas Maret
University Press
Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian
Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Website
http://megakhoirunnisak.wordpress.com/2009/08/29/teknik-probabilitas-sampling/

Anda mungkin juga menyukai