Anda di halaman 1dari 5

Nama : Caroline Wijaya

NIM : 2153020022
Kelas : ACC 211331

Jenis-Jenis Desain Sampel Probabilitas

1. Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)

Simple random sampling atau sampel acak sederhana adalah sebuah teknik
yang digunakan untuk pengambilan sampel yang dilakukan secara acak serta berasal
dari anggota populasi yang ada. Meskipun diambil secara acak, tetapi setiap anggota
populasi tersebut memiliki kesempatan yang adil dan sama agar terpilih untuk
mengikuti sampel. Jadi, teknik pengambilan sampel ini merupakan teknik yang paling
sederhana, sehingga mudah untuk diterapkan.
Tingkat validitas eksternal pada simple random sampling bisa dibilang lebih
tinggi karena ukuran sampelnya lumayan besar. Oleh karena itu, sampel acak
sederhana ini bisa mewakili setiap karakteristik populasi menjadi lebih besar.
Pada teknik pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan apabila
jenis analisis dari suatu penelitian lebih mengarah pada deskriptif serta sifatnya
sederhana. Pada umumnya, teknik lebih pas dipakai untuk mengetahui perbedaan
yang ada dan umum atau biasa terjadi pada populasi apapun. misalnya, status sosial,
jenis kelamin, dan sebagainya.
Sebagai contoh, pada suatu populasi yang sedang ingin diteliti terdapat orang
yang kaya dan yang miskin, ada wanita dan ada pria, ada pedagang dan bukan
pedagang, dan lain-lain. Setiap perbedaan tersebut yang bisa memengaruhi hasil dari
penelitian, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel secara acak
sederhana (simple random sampling).

2. Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata)

Stratified random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang


biasanya dilakukan pada suatu populasi secara berlapis-lapis atau bertingkat. Pada
teknik pengambilan sampel acak berstrata umumnya digunakan pada populasi yang
memiliki unsur atau anggota yang tidak bersifat serta berstrata. Oleh sebab itu,
setiap strata yang ada pada populasi harus bisa terwakili pada sampel.
Ketika seorang peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel acak
berstrata, maka bisa menghasilkan suatu penelitian yang informatif. Hal ini
dikarenakan sampel yang sudah dipilih memiliki subkelas yang ada sudah terwakili
dengan baik. Akan tetapi, ketika menggunakan teknik pengambilan ini, sebaiknya
peneliti harus bisa membagi semua populasi, sehingga menjadi subkelompok yang
lengkap. Sederhananya, peneliti harus bisa mengklasifikasikan anggota populasi
dengan jelas menjadi sebuah subkelompok.

Metode sampel acak berstrata terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pengambilan Sampel Bertingkat Proporsional
Ada dua subtipe utama pengambilan sampel bertingkat: pengambilan sampel
proporsional dan tidak proporsional. Dalam stratifikasi proporsional, jumlah item
yang ditugaskan ke berbagai strata sebanding dengan representasi strata dari
populasi target. Artinya, ukuran sampel yang diambil dari setiap strata sebanding
dengan ukuran relatif strata itu dari populasi sasaran.
2) Pengambilan Sampel Bertingkat yang Tidak Proporsional
Pengambilan sampel disproporsional adalah prosedur di mana jumlah elemen
yang dimasukkan dalam sampel dari setiap strata tidak sebanding dengan
keterwakilannya dalam total populasi. Unsur-unsur populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Fraksi sampling yang
sama tidak berlaku untuk setiap strata.

Misalkan tim peneliti ingin menentukan IPK mahasiswa di seluruh AS. Tim
peneliti mengalami kesulitan mengumpulkan data dari 21 juta mahasiswa dan
memutuskan untuk mengambil sampel acak dari populasi dengan menggunakan
4.000 siswa. Berikut langkah-langkah yang diambil oleh tim peneliti tersebut.
1. Sekarang asumsikan bahwa tim melihat atribut berbeda dari peserta sampel
dan bertanya-tanya apakah ada perbedaan dalam IPK dan jurusan siswa.
Misalkan ditemukan bahwa 560 siswa adalah jurusan Bahasa Inggris, 1.135
adalah jurusan IPA, 800 Jurusan Ilmu Komputer, 1.090 Jurusan Teknik, dan
415 Jurusan Matematika. Tim ingin menggunakan sampel acak bertingkat
proporsional di mana strata sampel sebanding dengan sampel acak dalam
populasi.
2. Asumsikan tim meneliti demografi mahasiswa di AS dan menemukan
persentase jurusan yang diambil oleh siswa: 12% jurusan bahasa Inggris, 28%
jurusan sains, 24% jurusan ilmu komputer, 21% jurusan teknik, dan 15%
jurusan matematika. Dengan demikian, lima strata dibuat dari proses
pengambilan sampel acak bertingkat.
3. Tim kemudian perlu memastikan bahwa strata populasi sebanding dengan
strata dalam sampel; Namun, mereka menemukan proporsinya tidak sama.
Kemudian, tim perlu mengambil sampel ulang 4.000 siswa dari populasi dan
secara acak memilih 480 siswa bahasa Inggris, 1.120 sains, 960 ilmu
komputer, 840 teknik, dan 600 siswa matematika.
4. Dengan itu, ia memiliki sampel acak bertingkat yang proporsional dari
mahasiswa, yang memberikan representasi yang lebih baik dari jurusan
mahasiswa di AS. Para peneliti kemudian dapat menyoroti strata tertentu,
mengamati berbagai studi mahasiswa AS dan mengamati berbagai nilai rata-
rata.

3. Cluster Random Sampling (Sampel Acak Berdasarkan Area)

Cluster random sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang di


mana populasi yang digunakan tidak berasal dari individu, tetapi berasal dari
kelompok individu atau cluster. Oleh sebab itu, unit yang dipilih menjadi sampel
bukanlah individu, tetapi kelompok individu.
Teknik pengambilan sampel acak berdasarkan area ini sangat cocok
digunakan pada wilayah perkotaan atau sekolah karena pada wilayah tersebut
anggota populasinya cukup banyak. Singkatnya, teknik pengambilan sampel ini
sangat cocok untuk mempelajari populasi yang cukup banyak.
Misalnya, pada suatu organisasi didalamnya ada 50 divisi. Kemudian, setiap
divisi memiliki pegawai yang terdiri dari berbagai macam karakteristik yang berbeda-
beda, mulai dari tingkat pendidikan yang berbeda, jenis kelamin, dan lain-lain.
Apabila peneliti ingin mengetahui banyaknya jumlah penerimaan para pegawai
terhadap sebuah strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan, maka bisa
menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Dengan teknik
pengambilan sampel ini akan mencegah terpilihnya sampel yang hanya berasal dari
satu atau dua divisi saja.

4. Systematic Random Sampling (Sampel Acak Sistematis)

Systematic random sampling atau sampel acak sistematis adalah suatu teknik
pengambilan sampel dari anggota populasi yang di mana hanya unsur pertama saja
dari suatu sampel yang sudah dipilih secara acak, kemudian unsur-unsur berikutnya
dipilih dengan cara sistematis berdasarkan pola-pola tertentu. Dengan demikian,
ketika melakukan pengambilan sampel acak secara sistematis, maka harus
memperhatikan setiap urutan dari anggota populasi yang sudah terdaftar. Hal ini
perlu dilakukan untuk dapat memastikan bahwa sampel yang telah diambil dapat
dipertanggungjawabkan.
Teknik pengambilan sampel acak sistematis ini biasanya digunakan pada
peneliti yang dihadapkan dengan suatu populasi yang cukup banyak, tetapi tidak
memiliki sebuah alat pengambil data secara acak. Dengan teknik pengambilan
sampel acak sistematis, seorang peneliti diharuskan untuk menentukan unsur dari
populasi secara sistematis. Unsur populasi yang dipilih atau ditentukan merupakan
unsur yang bisa dijadikan sampel.

Langkah-langkah pengambilan sampel:


1. Tentukan populasi dan susun sampling frame
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan
metodologis
3. Tentukan K (kelas interval)
4. Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas interval tersebut secara acak
5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih,
dan nomor interval berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel.
Unsur yang bisa dijadikan sampel adalah unsur yang kelia. Jadi, ketika ada
pertanyaan “keberapa”-nya satu unsur suatu populasi bisa digunakan untuk sampel,
tetapi perlu memperhatikan ukuran sampel dan ukuran populasi. Misalnya, pada
suatu populasi ada 10.000 rumah. Kemudian, sampel yang akan diambil adalah 500,
maka jarak antara sampel satu ke sampel berikutnya adalah 50.

5. Multistage Sampling (Sampel Wilayah Bertingkat)

Area random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang


menggunakan beberapa teknik simple random sampling dalam waktu yang
bersamaan secara efektif dan efisien ketika sedang melakukan penelitian. Ketika
menggunakan teknik pengambilan sampel wilayah bertingkat, peneliti harus
menyadari bahwa terdapat beberapa teknik sampling yang berbeda. Pada umumnya,
teknik pengambilan ini lebih sering digunakan populasi yang tersebar di berbagai
daerah.
Untuk menerapkan multistage sampling dalam proses pengambilan sampel,
ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang dimaksud
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan populasi
2) Menetapkan tingkatan
3) Menghitung besar sampel
4) Mengambil secara acak sejumlah unsur yang ada pada setiap tingkatan
5) Mengambil sampel secara acak sesuai besar sampel di tingkat terakhir

Kelebihan multistage random sampling menurut Eko (2002) antara lain :


 Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit.
 Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik.
 Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil.
 Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan.
 Dapat menggunakan metode yang berbeda pada setiap tahapannya.
 Anggota sampel yang diambil lebih respresentatif

Kekurangan multistage random sampling menurut Nasution (2003) antara


lain :
 Prosedur estimasi sulit
 Prosedur pengambilan keputusan sampel memerlukan perencanaan yang
lebih cermat.
 Pengujian lebih sulit dilakukan.

Misalnya penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cirebon. Maka langkah-


langkahnya dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Memilih j kecamatan dari J kecamatan yang ada di kabupaten A.
2) Pada j kecamatan terpilih, dipilih k kelurahan/desa dari K kelurahan/desa yang
dikecamatan terpilih.
3) Pada k kelurahan/desa terpilih, dipilih l sekolah dasar dari L sekolah dasar yang
ada di kelurahan/desa.
4) Pada l sekolah terpilih, dipilih m kelas dari M kelas yang ada.
5) Pada m kelas terpilih, dipilih semua murid yang ada di kelas terpilih.
Keterangan:
J, K, L, M : merupakan kode untuk populasi
j, k, l, m : merupakan kode untuk sampel

Anda mungkin juga menyukai