NIM : 2153020022
Kelas : ACC 211331
Simple random sampling atau sampel acak sederhana adalah sebuah teknik
yang digunakan untuk pengambilan sampel yang dilakukan secara acak serta berasal
dari anggota populasi yang ada. Meskipun diambil secara acak, tetapi setiap anggota
populasi tersebut memiliki kesempatan yang adil dan sama agar terpilih untuk
mengikuti sampel. Jadi, teknik pengambilan sampel ini merupakan teknik yang paling
sederhana, sehingga mudah untuk diterapkan.
Tingkat validitas eksternal pada simple random sampling bisa dibilang lebih
tinggi karena ukuran sampelnya lumayan besar. Oleh karena itu, sampel acak
sederhana ini bisa mewakili setiap karakteristik populasi menjadi lebih besar.
Pada teknik pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan apabila
jenis analisis dari suatu penelitian lebih mengarah pada deskriptif serta sifatnya
sederhana. Pada umumnya, teknik lebih pas dipakai untuk mengetahui perbedaan
yang ada dan umum atau biasa terjadi pada populasi apapun. misalnya, status sosial,
jenis kelamin, dan sebagainya.
Sebagai contoh, pada suatu populasi yang sedang ingin diteliti terdapat orang
yang kaya dan yang miskin, ada wanita dan ada pria, ada pedagang dan bukan
pedagang, dan lain-lain. Setiap perbedaan tersebut yang bisa memengaruhi hasil dari
penelitian, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel secara acak
sederhana (simple random sampling).
Metode sampel acak berstrata terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pengambilan Sampel Bertingkat Proporsional
Ada dua subtipe utama pengambilan sampel bertingkat: pengambilan sampel
proporsional dan tidak proporsional. Dalam stratifikasi proporsional, jumlah item
yang ditugaskan ke berbagai strata sebanding dengan representasi strata dari
populasi target. Artinya, ukuran sampel yang diambil dari setiap strata sebanding
dengan ukuran relatif strata itu dari populasi sasaran.
2) Pengambilan Sampel Bertingkat yang Tidak Proporsional
Pengambilan sampel disproporsional adalah prosedur di mana jumlah elemen
yang dimasukkan dalam sampel dari setiap strata tidak sebanding dengan
keterwakilannya dalam total populasi. Unsur-unsur populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Fraksi sampling yang
sama tidak berlaku untuk setiap strata.
Misalkan tim peneliti ingin menentukan IPK mahasiswa di seluruh AS. Tim
peneliti mengalami kesulitan mengumpulkan data dari 21 juta mahasiswa dan
memutuskan untuk mengambil sampel acak dari populasi dengan menggunakan
4.000 siswa. Berikut langkah-langkah yang diambil oleh tim peneliti tersebut.
1. Sekarang asumsikan bahwa tim melihat atribut berbeda dari peserta sampel
dan bertanya-tanya apakah ada perbedaan dalam IPK dan jurusan siswa.
Misalkan ditemukan bahwa 560 siswa adalah jurusan Bahasa Inggris, 1.135
adalah jurusan IPA, 800 Jurusan Ilmu Komputer, 1.090 Jurusan Teknik, dan
415 Jurusan Matematika. Tim ingin menggunakan sampel acak bertingkat
proporsional di mana strata sampel sebanding dengan sampel acak dalam
populasi.
2. Asumsikan tim meneliti demografi mahasiswa di AS dan menemukan
persentase jurusan yang diambil oleh siswa: 12% jurusan bahasa Inggris, 28%
jurusan sains, 24% jurusan ilmu komputer, 21% jurusan teknik, dan 15%
jurusan matematika. Dengan demikian, lima strata dibuat dari proses
pengambilan sampel acak bertingkat.
3. Tim kemudian perlu memastikan bahwa strata populasi sebanding dengan
strata dalam sampel; Namun, mereka menemukan proporsinya tidak sama.
Kemudian, tim perlu mengambil sampel ulang 4.000 siswa dari populasi dan
secara acak memilih 480 siswa bahasa Inggris, 1.120 sains, 960 ilmu
komputer, 840 teknik, dan 600 siswa matematika.
4. Dengan itu, ia memiliki sampel acak bertingkat yang proporsional dari
mahasiswa, yang memberikan representasi yang lebih baik dari jurusan
mahasiswa di AS. Para peneliti kemudian dapat menyoroti strata tertentu,
mengamati berbagai studi mahasiswa AS dan mengamati berbagai nilai rata-
rata.
Systematic random sampling atau sampel acak sistematis adalah suatu teknik
pengambilan sampel dari anggota populasi yang di mana hanya unsur pertama saja
dari suatu sampel yang sudah dipilih secara acak, kemudian unsur-unsur berikutnya
dipilih dengan cara sistematis berdasarkan pola-pola tertentu. Dengan demikian,
ketika melakukan pengambilan sampel acak secara sistematis, maka harus
memperhatikan setiap urutan dari anggota populasi yang sudah terdaftar. Hal ini
perlu dilakukan untuk dapat memastikan bahwa sampel yang telah diambil dapat
dipertanggungjawabkan.
Teknik pengambilan sampel acak sistematis ini biasanya digunakan pada
peneliti yang dihadapkan dengan suatu populasi yang cukup banyak, tetapi tidak
memiliki sebuah alat pengambil data secara acak. Dengan teknik pengambilan
sampel acak sistematis, seorang peneliti diharuskan untuk menentukan unsur dari
populasi secara sistematis. Unsur populasi yang dipilih atau ditentukan merupakan
unsur yang bisa dijadikan sampel.