Anda di halaman 1dari 33

Teknik

Sampling
Kelompok 1
RMIK 2021 A

Laili Sania E712111021


Meyta Maulida E712111003
Aini Hadijah E712111037
Muhamad Anwar Fauji E712111036
Gina Fajriani E712111019
Salwa Alya Cahyani E712111005
Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel /
teknik pengambilan sampel dari populasi.

Pengertian menurut Sugiyono 2001 :


Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Pengertian menurut Margono 2004 :


Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representatif.
Ada 2 Teknik
Secara umum, ada dua jenis teknik
pengambilan sampel yaitu :
-sampel acak atau random sampling
yang dikenal juga sebagai probability
sampling.
-sampel tidak acak atau nonrandom
sampling yang dikenal juga sebagai
non probability sampling.
probability
sampling.
-Pengambilan Sampel Acak Sederhana
(Simple Random Sampling)
-Pengambilan Sampel Acak Sistematis
non
(Systematic Random Sampling) probability
-Pengambilan Sampel Acak Berstrata
sampling.
(Stratified Random Sampling) -Purposive Sampling
-Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area -Snowball Sampling
(Cluster Random Sampling)
-Accidental Sampling
-Area Sampling / Sampel Wilayah
Bertingkat (Multi Stage Sampling) -Quota Sampling
-Teknik Sampel Jenuh
-Sampling Sistematis
Teknik Pengambilan Probability Sampling
Adalah cara atau Teknik pengambilan sampel
dimana teknik tersebut menggunakan kaidah
peluang dalam penentuan elemen sampelnya.
Teknik ini memberikan kesempatan yang sama untuk setiap
elemen populasi untuk menjadi sampel (contoh).

Misalkan jika suatu populasi memiliki elemen populasi


sebanyak 50 sedangkan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50
untuk bisa dipilih menjadi sampel.
01 Pengambilan Sampel Acak Sederhana
(Simple Random Sampling)
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak serta berasal dari anggota
populasi yang ada.
Pada umumnya, teknik ini lebih pas dipakai untuk mengetahui perbedaan yang
ada dan umum atau biasa terjadi pada populasi apapun. Misalnya, status sosial,
jenis kelamin, umur, dan sebagainya.
Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat dilakukan
dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
01 Untuk dapat menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan
Sampel, maka diperlukan suatu kerangka sampel (sampling frame).
Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-
elemen populasi beserta informasinya.
Elemen-elemen populasi dapat berupa benda atau makhluk hidup
yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk dijadikan objek sampel.

Prosedur Simple Random Sampling


1.Susun “Sampling Frame”
2.Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3.Tentukan alat pemilihan sampel
4.Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
01

Contoh, Pada suatu populasi yang sedang ingin diteliti terdapat orang yang kaya dan yang
miskin, ada wanita dan ada pria, ada pedagang dan bukan pedagang, dan lain-lain. Setiap
perbedaan tersebut yang bisa memengaruhi hasil dari penelitian, maka peneliti bisa
melakukan pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling).
02 Pengambilan Sampel Acak Sistematis
(Sistematic Random Sampling)

Adalah suatu teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang di mana hanya
unsur pertama saja dari suatu sampel yang sudah dipilih secara acak, kemudian
unsur-unsur berikutnya dipilih dengan cara sistematis berdasarkan pola-pola
tertentu.

Teknik dilakukan dengan menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian.


Langkah pertama adalah mengurutkan populasi terlebih dahulu. Kemudian cari
interval dengan membagi jumlah populasi dengan sampel yang dibutuhkan.
02 Prosedur Systematic Random Sampling
1.Tentukan populasi dan susun sampling.

2.Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti.


menggunakan pertimbangan metodologis.

3.Tentukan K (Kelas Interval).

4.Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas


interval tersebut secara acak.

5.Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka/nomor


awal yang terpilih, dan nomor interval berikutnya hinga
memenuhi jumlah sampel.
02

Misalnya, populasi yang diincar berjumlah 50 orang.


Kita ingin mengambil sampel 10 saja. Untuk menentukan intervalnya,
50 orang populasi dibagi 10 orang untuk sampel. Hasilnya adalah 5.
Berarti sampel yang kita ambil adalah urutan ke-5, 10, 15, dan seterusnya.
Pengambilan Sampel Acak Berstrata
03 (Stratified Random Sampling)

Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan pada
populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis.

Teknik ini digunakan bila populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat homogen
dan berstrata secara proporsional sehingga setiap strata harus terwakili dalam sampel.

Awalnya, peneliti harus mengetahui kesamaan dan perbedaan karakter yang dimiliki
oleh populasi. Misalnya, peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan di kantor A.
Ia dapat membagi kelompok menjadi karyawan, manajer tingkat menengah, dan tingkat
atas.
03

Prosedur Stratified Random Sampling


1.Tentukan populasi dan daftar anggota populasi
2. Bagi populasi berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap strata
4. Pilih sampel dari setiap strata secara acak
03 Contoh Stratified Random Sampling

Populasi 900 orang

Dibagi tiga

Komplek A Komplek B Komplek C

300 orang 300 orang 300 orang


(diambil 90 (diambil 90 (diambil 90
orang) orang) orang)
03 Pengambilan Sampel Acak Berstrata
(Stratified Random Sampling)
* Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi
yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan
bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional.

*Disproportionate Stratified Random Sampling


Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area
04 (Cluster Random Sampling)

Teknik pengambilan sampel ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.

Teknik sampling ini digunakan untuk menentukan sampel, bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas.

Teknik pengambilan sampel acak berdasarkan area ini sangat cocok digunakan
pada wilayah perkotaan atau sekolah karena pada wilayah tersebut anggota
populasinya cukup banyak. Singkatnya, teknik pengambilan sampel ini sangat
cocok untuk mempelajari populasi yang cukup banyak.
04

Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan tiga cara :


-Single stage cluster : peneliti secara acak menentukan kelompok mana yang
menjadi sampel, sehingga ada beberapa kelompok yang tidak mendapatkan
kesempatan
-Two stage cluster : peneliti harus memilih kelompok secara acak terlebih
dahulu, kemudian menarik sampel random darinya
-Systematic clustering : mirip dengan systematic random sampling, semua
elemen diurutkan kemudian diambil berdasarkan interval.
Prosedur Cluster Random Sampling
04 1. Tentukan populasi cluster yang akan diteliti
2. Tentukan berapa cluster atau kelompok individu
yang akan diambil sebagai sampel
3. Pilih cluster sampel secara acak
4. Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut

Misalnya akan diambil populasi seluruh guru SD di Kota Bandung.


Pengambilan sampelnya dengan cara membagi wilayah Kota Bandung
ke dalam enam wilayah, kemudian dari masing-masing kecamatan diambil
perwakilannya. Jumlah sampel tiap kecamatan diambil secara proporsional.
Pengambilan Sampel Wilayah Bertingkat
05 (Multi StageSampling)
Metode ini adalah gabungan antara stratified, cluster, dan simple random
sampling. Biasanya multi stage sampling dilakukan kepada populasi yang
jumlahnya sangat besar. Contoh penggunaannya adalah pada sensus penduduk.

Berikut ini langkah-langkahnya:


-Bagi populasi menjadi beberapa kelompok
-Bagi lagi kelompok menjadi sub-kelompok (strata) berdasarkan
kesamaan yang dimiliki
-Proses pembagian dapat dilakukan hingga lebih dari tiga kali
-Setelahnya peneliti dapat menarik sampel dari setiap kelompok.
05

Beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi :


-Populasi sample cukup homogen
-Jumlah populasi yang sangat besar
-Populasi menempati daerah atau domain yang sangat luas
-Tidak tersedia kerangka sampel yang bisa memuat unit-unit
yang terkecil atau ultimate sampling unit
Teknik Pengambilan Non Probability Sampling

Teknik non probability sampling peneliti memilih


anggota untuk penelitian secara acak.

Metode pengambilan sampel ini bukan proses seleksi tetap atau


standar. Dalam teknik yang satu ini, tidak semua elemen populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.
01 Purposive Sampling (Bertujuan)

Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa
yang sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti
dapat secara tersirat memilih subjek yang dianggap representatif terhadap
suatu populasi.

Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media ketika
akan meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut akan
memilih siapa subjek yang dianggap dapat mewakili publik.

Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap


mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.
Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah
01 atau sekelompok individu melalui pertimbangan
tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis
yang ada
Contohnya, kita ingin meneliti penyakit kanker serviks. Kriteria terdiri dari pasien
kanker serviks, rentang usia misal 18-30 tahun, serta sudah memiliki suami. Pastikan
semua sampel memenuhi kriteria tersebut agar penelitian lebih valid.

Contoh Lain,
Penelitian untuk meneliti sikap mahasiswa terhadap
peraturan pemerintah mengenai UU Hak Cipta,
Maka dipilih beberapa Perguruan Tinggi dan Universitas
yang dianggap dapat mewakili bedasarkan penyelidikan
atau kenyataansebelumnya.
02 Snowball Sampling

Teknik sampling yang semula berjumlah sedikit, kemudian


anggota sampel (responden) menunjuk temannnya untuk
menjadi sampel sehingga jumlahnya akan semakin banyak.

Cara melakukannya, dengan menemukan sampel pertama, kemudian meminta


rekomendasi sampel berikutnya kepada orang tersebut. Begitu pula dengan
selanjutnya hingga kebutuhan survei terpenuhi.

Biasanya snowball sampling digunakan untuk penelitian mengenai hal sensitif dan
menyangkut privasi sehingga sulit untuk menemukan sampel yang mau terlibat.
Contohnya, penelitian tentang penderita HIV, kaum waria, transgender, dan lainnya.
03 Accidental Sampling (Kebetulan)

Teknik penarikan sampel ini biasanya dilakukan tanpa sengaja.


Cara ini cocok untuk penelitian yang sifatnya umum.
Misalnya mengukur kepuasan warga Jakarta kepada fasilitas transportasi.
Jadi peneliti bisa berjaga di sekitar stasiun dan halte kemudian menanyai
orang-orang yang menggunakan fasilitas tersebut.

Accidental sampling juga cocok untuk mendapatkan sampel yang langka.


Misalnya, peneliti ingin mengetahui penyakit lupus yang jarang diderita orang.

Teknik sampling berdasarkan faktor spontanitas.


Artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka
orang tersebut dapat dijadikan sampel.
04 Quota Sampling (Jatah)

Quota sampling bergantung pada kuota yang sudah ditentukan


sebelumnya. Peneliti cukup menentukan sampel yang
menurutnya representatif. Selain itu, proporsi dari jenis data
tertentu perlu juga untuk dipertimbangkan.

Misalnya populasi berjumlah 100 orang yang terdiri dari 40


persen wanita dan 60 persen laki-laki. Peneliti menentukan kuota
sebanyak 10 orang. Proporsi jenis kelamin harus setara, jadi
sampel terdiri dari 4 wanita dan 6 laki-laki.
05 Teknik Sampel Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila


semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil,
kurang dari 30 orang.

Jika terdapat 28 orang yang terseleksi sebagai peserta


pertukaran pelajar ke Swiss, maka dalam hal ini, jumlah
responden kurang dari 30 orang sehingga semua populasi
dapat dijadikan sampel.
06 Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan


urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

Contohnya dengan mengambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah


125. Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa
menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan
seterusnya atau nomor ganjil 1, 2, 3, dan seterusnya, atau bisa juga
mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16, dan seterusnya.
Pemilihan Jenis Teknik Penetapan Sampel
Dalam menentukan sampel diperlukan tahapan penetapan sampel. Tahapan
yang perlu dilakukan dalam pengambilan sampel, yaitu:
-Mendefinisikan populasi yang akan diamati
-Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
-Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
-Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
-Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
Tujuan pengambilan sampel menurut (Soegeng dalam Tahir):
-Mengurangi jumlah objek atau orang yang diteliti, jumlah tenaga yang terlibat,
waktu yang diperlukan, dan biaya yang harus dikeluarkan.
-Membuat simpulan atau ringkasan dari fenomena yang sangat banyak
jumlahnya
-Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan.
(Soegeng dalam Tahir, 2011:37).
Tujuan pengambilan sampel menurut Sugiarto dalam Martono
(2010:75) :
-Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal
tersebut dapat terjadi jika anggota populasi sangat banyak.
-Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
-Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan.
-Mampu memberikan suatu informasi yang akurat, lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif). (Martono, 2011:75).
Kesimpulan :
Probability Sampling, setiap elemen populasi mendapatkan kesempatan yang sama
untuk menjadi bagian. Ada 5 teknik yaitu :
Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling),
Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling),
Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling),
Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling),
Area Sampling / Sampel Wilayah Bertingkat (Multi Stage Sampling).

Non Probability Sampling, tidak semua elemen populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dimasukkan dalam sampel. Ada 6 teknik yaitu :
Purposive Sampling (Bertujuan), Snowball Sampling, Accidental Sampling (Kebetulan),
Quota Sampling (Jatah), Teknik Sampel Jenuh, Sampling Sistematis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai