Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yohanis Simson sayuna

Nim :2023810166
Kelas : C
Tugas :

Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random)/Probability Sampling dan
tidak acak (non-random)/Non-Probability Sampling
1. Probablity Sampling
Probability Sampling ialah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada
setiap elemen populasi. Probability sampling terbagi menjadi beberapa cara yaitu :

 Jenis-jenis Probability Sampling


Agar dapat melakukan pengambilan sampel dengan teknik probability
sampling, maka diperlukan teknik atau metode pengambilan sampel yang tepat. Di
dalam probability sampling, setidaknya ada lima metode yang bisa digunakan untuk
mengambil sampel.

1. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling)


Pengambilan sampel acak sederhana yang termasuk di dalam teknik probability
sampling ini dianggap sebagai metode pengambilan probability sampling yang paling
mudah. Untuk dapat melakukan metode ini, yang harus dilakukan peneliti adalah
memastikan bahwa semua anggota populasi sudah dimasukkan ke dalam daftar induk
dan subjeknya dipilih secara acak dari daftar induk tersebut.Artinya, dalam sampel
acak sederhana ini, setiap anggota populasi diberi tanda pengenal, misalnya nomor
dan lain sebagainya. Kemudian mereka yang terpilih dalam sampel diambil secara
acak atau dengan menggunakan program perangkat lunak otomatis.
2. Pengambilan sampel acak bertingkat (stratified random sampling)Jenis pengambilan
sampel probability sampling yang kedua adalah pengambilan sampel acak bertingkat
atau yang disebut sampel acak proporsional. Pengambilan sampel dengan metode ini
subjek awalnya dikelompokkan ke dalam klasifikasi yang berbeda, misalnya
berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau status sosial ekonominya.Dalam
pengambilan sampel ini, peneliti harus memperhatikan bahwa klasifikasi yang
dilakukan tidak boleh memiliki subjek yang tumpang tindih. Setelah itu, peneliti akan
secara acak memilih daftar akhir subjek dari berbagai kategori yang ditentukan untuk
dapat memastikan sampel yang lengkap.
3. Pengambilan sampel acak klaster atau area (cluster/random sampling)
Metode selanjutnya adalah pengambilan sampel acak klaster atau area yang dilakukan
jika ukuran populasi terlalu besar untuk melakukan pengambilan sampel acak
sederhana. Dalam pengambilan sampel acak klaster atau area ini, suatu populasi
dibagi menjadi klaster yang unik.Meski demikian, klaster yang unik tersebut harus
dapat mewakili kelompok yang beragam. Misalnya kota yang sering digunakan
sebagai klaster. Dari daftar klaster tersebut, nomor terpilih bisa dipilih secara acak
untuk dapat mengikuti studi. Sehingga bisa dikatakan bahwa metode pengambilan
sampel acak klaster atau area dapat dilakukan ketika kita harus mengambil sampel
populasi yang disalurkan ke wilayah geografis yang luas.Denganmengambil sampel
populasi yang disalurkan ke wilayah geografis yang luas, peneliti bisa menjangkau
banyak wilayah secara geografis untuk mendapatkan setiap unit yang diambil
sampelnya.
4. Pengambilan sampel sistematis (systematic sampling)
Teknik probability sampling selanjutnya adalah pengambilan sampel sistematis.
Pengambilan sampel acak sistematis ini sering dibandingkan dengan perkembangan
aritmatika di mana perbedaan antara dua angka berurutan dengan memiliki nilai yang
sama. Misalnya, seorang peneliti akan meneliti sebuah klinik yang memiliki 100
pasien.Langkah pertama yang bisa dilakukan dalam pengambilan sampel acak
sistematis adalah memilih bilangan bulat yang lebih kecil dari jumlah total populasi
yang ada. Ini akan menjadi langkah pertama. Dari contoh tersebut, misalnya yang
dipilih adalah subjek nomor 4, maka langkah selanjutnya adalah memilih bilangan
bulat lain yang akan menjadi jumlah individu di antara subjek.Misalkan selanjutnya
memilih 6, kemudian dari proses sebelumnya maka subjek penelitian yang didapatkan
adalah pasien 4, 10, 16, 22, 28, dan seterusnya. Dengan menggunakan teknik sampel
acak sistematis, subjek yang dipilih menjadi bagian dari sampel menggunakan
interval tetap.
5. Pengambilan sampel multi-tahap (multi-stage sampling)
Teknik terakhir adalah pengambilan sampel multi-tahap. Pengambilan probability
sampling dengan sampel multi-tahap ini adalah metode pengambilan sampel yang
jauh lebih kompleks daripada variasi sederhana ini. Biasanya, penelitian sosial terapan
adalah penelitian yang paling nyata menggunakan pengambilan sampel multi-
tahap.Prinsip terpenting dalam teknik pengambilan sampel multi-tahap adalah dapat
menggabungkan metode sederhana yang dijelaskan sebelumnya dalam berbagai cara
dan berguna membantu peneliti menangani kebutuhan pengambilan sampel dengan
cara yang paling efisien dan efektif. Ketika menggabungkan metode pengambilan
sampel, maka bisa disebut pengambilan sampel multi-tahap.

2. Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara
acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan
atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Macam-
macam Non-Probability Sampling sebagai berikut:
Kapan non probability sampling digunakan?
a. Untuk menunjukkan apakah suatu sifat atau karakteristik tertentu ada di dalam
suatu populasi.
b. Untuk melakukan penelitian kualitatif, studi percontohan (pilot studies), atau
penelitian eksplorasi.
c. Ketika peneliti memiliki waktu dan dana yang terbatas untuk melakukan
penelitian.
d. Ketika penelitian perlu mengamati apakah suatu isu memerlukan analisis yang
lebih dalam.
e. Ketika peneliti tidak bermaksud untuk memberikan hasil yang akan
menggeneralisasi seluruh populasi.

 Berikut ini merupakan teknik Non Probability Sampling yang terdiri


dari Convenience Sampling, Purposive Sampling, Saturation Sampling, Quota
Sampling, dan Snowball Sampling.
1) Convenience Sampling (Sampling Kemudahan)
Convenience sampling merupakan teknik yang paling umum karena kecepatan,
efektivitas biaya, dan kemudahan ketersediaan sampel. Teknik ini nyaris tidak dapat
diandalkan namun dalam kondisi tertentu sangat bermanfaat karena biayanya murah
dan sangat mudah dilaksanakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih
siapa saja yang ditemui untuk menjadi sampel.
2) Purposive Sampling (Sampling Pertimbangan)
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memiliki
karakteristik yang telah ditetapkan secara sengaja oleh peneliti yang didasarkan pada
tujuan (purposive) dan pertimbangan (judgement) tertentu. Teknik ini digunakan
apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian di bidang yang sedang
diteliti dan saat peneliti sudah ahli (expert) di bidangnya. Oleh sebab itu teknik ini
juga sering disebut sebagai Expert Sampling.
3) Sampling (Sampling Jenuh)
Saturation sampling merupakan teknik pengambilan sampel di mana penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
digunakan bila jumlah populasinya relatif kecil atau dengan tujuan penelitian ingin
membuat generalisasi populasi dengan kesalahan sangat kecil.
4) Quota Sampling (Sampling Kuota)
Quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
mengklasifikasikan populasi ke dalam beberapa subpopulasi kemudian sampel
diambil dengan memberikah kuota tertentu terhadap subpopulasi. Teknik ini
digunakan untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel tetapi setiap kasus
dipelajari secara mendalam.
5) Snowball Sampling (Sampling Bola Salju)
Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara
berantai, mulai dari responden yang sedikit kemudian responden tersebut dimintai
pendapatnya tentang siapa saja responden lain yang dianggap otoritatif untuk dimintai
informasinya sehingga jumlah responden dan informasi yang didapat semakin banyak.
Diibaratkan seperti bola salju (snowball) yang menggelinding, semakin lama semakin
besar. Teknik ini digunakan jika sampel tidak mudah didapat.

Anda mungkin juga menyukai