7. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan.
1
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang professional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka 3
orang lulusan S3 dan 4 orang S2 diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok
ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Clustered sampling
Pemilihan sampel berdasarkan kelompok dapat dilakukan melalui satu tahap atau
beberapa tahap penentuan unit sampel. Elemen-elemen populasi dikelompokkan ke dalam
unit-unit sampel seperti yang dilakukan dalam metode pemmilihan sampel dengan
stratifikasi. Perbedaannya metode ini lebih menekankan pada heterogenitas karakteristik
elemen-elemen pada masing-masing unit sampel, tetapi karakteristik elemen-elemen
antara kelompok unit sampel satu dengan unit sam/pel yang lain relatif homogen. Jika
pemilihan sampel dilakukan satu tahap, maka subyek sampel dapat dipilih secara acak
sederhana atau sistematis dari setiap unit sampel.
2
7.2 Non Probability / Non Random Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik pemilihan sampel ini meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,
sampling insidental, sampling purposive, sampling jenuh dan sampling snowball.
a) Sampling sistematis.
Sampling sistematis ialah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberikan nomor urut. Misalnya anggota populasi yang
terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1
sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara mengambil
nomor ganjil saja, genap saja.
b) Sampling Kuota.
Menurut Sugiono, sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
Menurut Rahyuda, penarikan sampel kuota ini dilakukan bila peneliti tidak dapat
mengetahui jumlah yang rinci dari tiap strata populasinya.
Point penting dalam kuota sampling adalah teknik ini digunakan ketika
peneliti tidak dapat mengetahui jumlah rinci dari setiap strata populasinya kemudian
dalam penarikan sampel harus sesuai dengan kuota yang telah ditentukan apabila
terdapat subgrup dalam populasi metode ini akan memastikan bahwa setiap grup
sudah diwakilkan sesuai kuota yang telah ditentukan.
Teknik sampling ini memiliki sifat yaitu lebih mementingkan tujuan penelitian
dalam menentukan sampling penelitian. Sampling penelitian adalah unit populasi
yang telah ditentukan terlebih dahulu, sehingga kuota sampling digunakan hanya
untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian.
Teknik sampling ini dianggap kurang representatif oleh kalangan peneliti
karna teknik ini menghasilkan sampel yang tidak atau kurang probable terhadap apa
yang diwakili. Mungkin juga teknik ini punya kemiripan yang kuat dengan random,
tetapi sifat dari kuota sampling yang non-probabilitas tersebut menjadikan kedua
teknik ini berbeda satu dengan yang lain, yakni random sampling dapat dengan bebas
mengambil unit populasi sebagai sampel penelitian disebabkan sifat populasinya
“mutlak” homogen, sedangkan kuota sampling dibelenggu oleh tujuan penelitian dan
sifat populasi yang tidak “mutlak” homogen, berakibat kuota sampling tidak seperti
3
yang terjadi pada random sampling. Hal terpenting dari teknik ini bahwa jatah sampel
harus ada dari unit-unit populasi tersebut dan jatah sampel tersebut harus terpakai
habis.
c) Sampling insidental.
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
atau accidental sampling. Siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang/subjek itu cocok sebagai
sumber data.
d) Sampling Purposive.
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pada tujuan
tertentu. Sebagai contoh peneliti memilih guru SMK untuk memperoleh informasi
tentang efektivitas praktek di sekolahnya.
e) Sampling jenuh.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
f) Sampling Snowball.
Teknik ini merupakan sebuah prosedur pengambilan sampel dimana
responden pertama dipilih dengan metode probabilitas, dan kemudian responden
selanjutnya diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden pertama.
Sistematika teknik ini, awalnya dipilih satu atau dua orang, jika dirasa belum
lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya dengan cara mencari
responden ke tiga dan seterusnya melalui rekomendasi dua sampel pertama.
Dalam penarikan sampel bola salju (snowball sampling) dilakukan dalam
beberapa tahapan :
1) Menentukan satu atau beberapa orang responden untuk diwawancarai. Responden
ini merupakan titik awal penarikan sampel.
2) Responden selanjutnya ditetapkan berdasarkan petunjuk dari responden
sebelumnya. Demikian seterusnya sama jika jumlah responden dianggap telah
mencukupi.
4
Teknik penarikan sampel bola salju banyak digunakan para peneliti kualitatif
dan juga peneliti kuantitatif, dan informasi tentang populasi sangat terbatas.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah memungkinkan ditekannya ukuran
sampel dan biaya yang dikeluarkan dalam mengumpulkan data dapat diminimalkan.
Kelemahannya adalah bias, karena orang yang direkomendasikan oleh responden
yang terdahulu untuk diwawancari memiliki kemungkinan kemiripan jawaban.
5
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2013. Metode Penelitin Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta