Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan 13:

POPULASI & SAMPEL


(II)
D. Langkah-Langkah Menentukan
Sempel
 Langkah-Iangkah memilih sampel dapat dilakukan dengan cara
menentukan karakteristik populasi, menentukan teknik pemilihan
sampel, menentukan besaran sampel, dan memilih sampel, antara lain
adalah sebagai berikut;
 Teknik Pengambilan Sampel pada Penelitian Kuantitatif
1. Sampel acak (random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang
setiap anggota populasinya memiliki kesempatan sama untuk menjadi
anggota sampel.
2. Sampel terstratifikasi (stratified sampling), yaitu teknik peng- ambilan
sampel yang digunakan pada sampel apabila terdiri atas beberapa tingkat.
3. Sampel rumpun (cluster sampling), yaitu teknik pengambilan
sampel secara acak dengan perbedaan bahwa setiap unit sampelnya
merupakan kumpulan atau cluster dan unsur-unsur.
4. Proportional sampling, yaitu cara pengambilan sampel dan tiap-
tiap subpopulasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi.
5. Area probability sampling, yaitu pengambilan sampel berdasar-
kan pembagian area.
6. Incidental sampling, yaitu pengambilan sampel secara kebetu-
lan.
7. Quota sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dan
populasi yang mempunyai kriteria tertentu dalam jumlah tertentu.
E. Prosedur Pengambilan Sampel
Penelitian
 Teknik penarikan sampel pada hakikatnya untuk memperkecil
kesalahan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat
dicapai apabila diperoleh sampel yang representatif, artinya
sampel yang be- nar-benar mencerminkan populasinya.
 Dalam penentuan sampel ada empat yang harus dipertimbang-
kan untuk menentukan besarnya sampel yang diambil, sehinga
dapat diperoleh gambaran yang representatif dari populasinya.
Keempat faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Pertama, tingkat keseragaman dari populasi. Semakin homogen populasi
ini, semakin kecil sampel yang diambil.
2. Kedua, tingkat presisi (ketepatan, ketelitian) yang dihendaki da- lam
penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki se- makin besar
anggota sampel yang harus diambil. Karena semakin besar sampel akan
semakin kecil penyimpangan terhadap nilai populasi yang didapat.
3. Ketiga, rencana analisis dikaitkan dengan kebutuhan untuk anali- sis.
Kadang-kadang besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan
analisis, sehingga mungkin diperlukan sampel yang lebih besar.
4. Keempat, teknik penentuan sampel yang digunakan. Penentuan ukuran
sampel dipengaruhi oleh teknik penentuan sampel yang digunakan. Jika
teknik yang digunakan tepat atau representatif, maka sampel juga terjaga.
Teknik ini juga tergantung pada biaya, tenaga, dan waktu yang disediakan.
Dalam persoalan teknik sampling dapat juga
dijumpai beberapa pembagian yang berbeda-
beda, walaupun pada dasarnya bertolak dari
asumsi yang sama. Asumsi pokoknya adalah
bahwa teknik sampling harus secara maksimal
memungkinkan diperolehnya sampel yang
representatif.
F. Rancangan Pengambilan Sampel

 Ada dua jenis desain pengambilan sampel, yaitu :


rancangan pen- gambilan sampel probabilita
(probability sampling design) dan rancangan
pengambilan sampel nonprobabilita (non probability
design)
• Kedua jenis rancangan tersebut akan dipaparkan
secara terinci sebagai berikut:
1.Rancangan Sampel Probabilitas beserta teknik-tekniknya

• Rancangan sampel Probabilitas disebut juga dengan


rancangan sampel secara random. Dikatakan sampel
Probabilitas, karena unit-unit sampelnya dipilih dengan
mengikuti hukum Probabilitas. Menurut hukum Probabilitas
masing-masing warga populasi mempunyai peluang dan
kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dari
suatu populasi yang jumlah warganya 1000 setiap warganya
mempunyai peluang 1/1000 untuk dipilih sebagai sampel.
Dengan kesempatan yang sama ini, hasil dari suatu penelitian
dapat diguna- kan untuk memprediksi populasi.
Agar setiap warga populasi mempunyai peluang yang
sama untuk terpilih sebagai sampel, maka
pengambilannya haruslah dengan teknik random
atau acak.
•Dalam hubungannya dengan teknik random
tersebut, jenis- jenisnya ialah :
a.Teknik random sederhana
b.Teknik random atas dasar strata
c.Teknik random bertahap-tahap atas dasar strata
d.Teknik random atas dasar himpunan.
a.Teknik Random Sederhana
 Teknik sampling ini dalam pengambilan sampelnya, peneliti
mencampur subyek-subyek di dalam populasi, sehingga semua
subyek dianggap sama. Dengan demikian, maka penelitian
memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu, peneliti
harus melepaskan, diri dari perasaan ingin mengistimewakan satu
atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
 Cara sampel random ini adalah setiap subyek yang terdaftar
sebagai populasi diberi nomor urut mulai dari 1 (satu) sampai
banyak subyek. Kemudian sampel random dilakukan baik dengan
cara undian atau dengan menggunakan tabel bilangan random.
Teknik Random atas Dasar Strata
•Populasi distratakan terlebih dahulu; stratanya
disesuaikan deng- an sifat-sifat atau ciri-ciri sesuatu populasi.
Cara mendapatkan warga sampel dilakukan dengan jalan
undian, atau menggunakan tabel bilangan random.
c. Teknik Random Bertahap atas Dasar Strata
•Populasinya distratakan lebih dahulu, stratanya
disesuaikan dengan sifat-sifat atau ciri-ciri sesuatu populasi,
dan pemilihan sampel dilakukan secara bertahap. Cara
memilih sampel dalam setiap tahap tadi, bisa dengan jalan
undian atau dengan menggunakan tabel bilangan random.
d. Teknik Random atas Dasar Himpunan
•Terlebih dahulu populasi dibagi atas dasar-dasar
himpunan di mana populasi tersebut menyebar. Dalam
hubungan ini yang dirandom adalah himpunannya. Sesuatu
himpunan yang terpilih sebagai sampel, keseluruhan
warganya menjadi sampel penelitian. Cara merandom untuk
mendapatkan himpunan-himpunan yang menjadi sampel,
bisa dengan jalan undian dan bisa juga dengan menggunakan
tabel bilangan random.
1.Rancangan Sampel Non Probabilitas Beserta Teknik-
Tekniknya
•Rancangan sampel non probabilitas disebut juga dengan
rancang- an non random. Rancangan pengambilan sampel
yang tidak menggunakan random. Karena itu, tidak
didasarkan atas hukum probabilitas. Penarikan sampel yang
mendasarkan pada setiap anggota populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama. Anggota yang satu memiliki
kesempatan lebih besar dibandingkan dengan anggota yang
lain sehingga hasil dari suatu penelitian yang menggunakan
teknik ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi
populasi.
Teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam rancangan
ini adalah :
a. Teknik Pengambilan Sampel Purposif
•Sampel purposif dilakukan dengan cara mengambil subyek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan
karena beberapa pertimbangan. Misalnya, karena alasan
keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat
mengambil sampel yang besar dan jauh. Peneliti boleh
menentukan sampel ini, tetapi peneliti konsisten dengan
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Sampling yang purposif adalah sampel yang dipilih
dengan cermat sehinga relevan dengan desain
penelitian. Di samping itu, penelitian berusaha agar
dalam sampel terdapat wakil-wakil dari lapisan
populasi. Dengan demikian, diusahakan agar sampel
itu memiliki yang esinsial dari populasi sehingga
dapat dianggap cukup representatif. Oleh karena itu,
sampel ini di samping mempunyai keuntungan,
tetapi juga mempunyai kelemahan.
b. Teknik Pengambilan Sampel Aksidental
•Sampel aksidental adalah sampel yang
diambil dari siapa saja yang kebetulan ada.
Misalnya menanyakan siapa saja dijumpainya di
jalan untuk meminta pendapat mereka tentang
sesuatu.
•Sampel ini sama tidak representative, karena
tak mungkin diambil satu kesimpulan yang
bersifat generalisasi.
. Teknik Pengambilan Sampel Quota
• Sampling quota adalah metode memilih sampel yang mempunyai
ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau quota yang diinginkan. Dalam
teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan, akan tetapi
diklasifikasi dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quotum tertentu pada setiap kelompok
yang seolah-olah berkedudukan masing-masing sebagai sub
populasi. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit
sampling. Setelah jatahnya untuk setiap kelompok atau sub
populasi terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Metode ini
mempunyai keuntungan, tetapi juga mempunyai kelemahan.
G. Ukuran Sampel
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan
perhitungan maupun acuan tabel yang
dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk
penelitian korelasional jumlah sampel minimal
untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30,
sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah
sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok
dan untuk penelitian survey jumlah sampel
minimum adalah 100.
• Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung
dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan
peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian
sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin
besar tingkat kesalah- an maka makin kecil sampel. Namun
yang perlu diperhatikan adalah semakin besar sampel
(semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang
kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil sampel
(menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang
kesalahan generalisasi.
• Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara
lain :
1. Formula Slovin
n = N/N(d)2 + 1
n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau
sig. = 0,05. Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan
tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
n = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
2. Formula Jacob Cohen
N = L / F^2 + u + 1 Keterangan :
N = Ukuran sampel F^2 = Effect Size
 u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam

penelitian L = Fungsi Power dari u,


diperoleh dari tabel
Power (p) = 0.95 dan Effect size (f^2) = 0.1
Harga L tabel dengan t.s 1% power 0.95 dan u = 5 adalah
19.76 maka dengan formula tsb diperoleh ukuran
sampel N = 19.76 / 0.1 + 5 + 1 = 203,6, dibulatkan 203
3. Ukuran Sampel berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac
dan Mi- chael)
• Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan
Michael memberikan kemudahan penentuan
jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%,
5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat
secara langsung menentukan besaran sampel
berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan
yang dikehendaki.
4. Cohran’s Formula Data Continues
N = (t^2) * (s^2) / (d^2)
dimana, N = ukuran sampel, t = nilai t berdasarkan alpha
tertentu, s = standard deviasi dari populasi, dan d = margin error
Contoh :
(1.96)^2 (1.167)^2 / (7*.03)^2= 118
Data Kategori
N = (t)^2 * (p)(q) / (d)^2
Dimana, N = ukuran sampel, t = nilai t berdasarkan alpha
tertentu, (p)(q) = estimate of variance, d = margin of error yang
diterima Contoh :
(1.96)^2(0.5)(0.5) / (.05) ^ 2 = 384
5. Formula Lemeshow Untuk Populasi tidak
diketahui
n = Z^2 P(1− P)/d^2 dimana
z = 1.96
p = maximal estimasi = 0.5 d = alpha (0.05)
  Dengan demikian
1.96^2 . 0.5 (1-0.5) / 0.05^2= 384
H. Unit Analisis
Yang dimaksud dengan unit analisis dalam
penelitian adalah satuan tertentu yang
diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Masih
banyak peneliti, khususnya peneliti pemula yang
masih bingung membedakan antara pengertian
objek penelitian, subjek penelitian dan sumber
data. Untuk menerangkan hal-hal tersebut
perhatikanlah contoh-contoh berikut.
Dalam penelitian pendidikan, seorang peneliti ingin
mengetahui metode mengajar yang banyak
digunakan oleh guru-guru di SMA. Berdasarkan atas
contoh penelitian ini maka yang dimaksud dengan
objek penelitian atau variable penelitian adalah,
metode mengajar(yang digunakan guru),yang
dimaksud dengan subjek penelitian adalah guru, dan
sebagai sumber data peneliti adalah guru itu sendiri
(diwawancarai, diberi angket atau diamati waktu
mengajar) serta kepala sekolah yang sekiranya
mengetahui tentang jenis metode mengajar yang
digunakan oleh guru.
• Sebagai contoh berikutnya misalnya,seorang peneliti akan me-
nyelidiki harga satuan produksi kaos singlet. Untuk penelitian kedua
ini yang dimaksud dengan objek penelitian atau variable penelitian
adalah harga satuan produksi (kaos singlet), sebagai subjek
penelitian adalah kaos singlet dan sebagai data adalah direktur
pabrik kaos.
• Dari kedua contoh penelitian di atas dapat diketahui bahwa yang
dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian dapat berupa benda
atau manusia. Dalam penelitian lain, mungkin subjek penelitian
tersebut berupa sekolah, desa bahkan mungkin Negara. Untuk
mengambil kesimpulan sekolah-sekolah mana yang termasuk
disiplin, mana kurang disiplin yang menjadi objek penelitian adalah
sekolah.
Sehubungan dengan pengertian unit analisis ini
peneliti harus mengarah pikirannya ke sana pada
waktu menentukan sampel penelitiannya. Mungkin
sekali seorang peneliti berkeinginan untuk
menentukan sebuah kantor pemasaran,yaitu ingin
meneliti bagaimana kepemimpinan sang direktur
pemasaran. Waktu akan mulai mencari data,
peneliti tersebut menjumpai beberapa
karyawan,katakana sebanyak 30 orang. Pada waktu
ditanya, dia mengatakan bahwa subjek
penelitiannya adalah 30 orang.
• Sehubungan dengan pengertian unit analisis ini
peneliti harus mengarah pikirannya ke sana
pada waktu menentukan sampel penelitiannya.
Mungkin sekali seorang peneliti berkeinginan
untuk menentukan sebuah kantor
pemasaran,yaitu ingin meneliti bagaimana
kepemimpinan sang direktur pemasaran. Waktu
akan mulai mencari data, peneliti tersebut
menjumpai beberapa karyawan,katakana
sebanyak 30 orang. Pada waktu ditanya, dia
mengatakan bahwa subjek penelitiannya adalah
30 orang.
2. Responden
•Responden berasal dari asal “Respon” atau
penanggap, yaitu orang yang menanggapi.
Dalam penelitian, responden adalah orang yang
diminta memberikan keterangan tentang suatu
fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat
disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika
mengisi angket, atau lisan ketika menjawab
wawancara.
3. Informan
•Informan adalah orang yang memberikan
informasi. Dengan pengertian ini maka informan
dapat dikatakan sama dengan reponden, apabila
pemberian keterangannya karena dipancing oleh
pihak peneliti. Istilah “informan” ini banyak
digunakan dalam penelitian kualitatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai