Anda di halaman 1dari 5

KRITERIA SAMPEL YANG BAIK

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu
representatif (dapat mewakili karakteristik populasi) dan besamya memadai (Atherton. dan
Clemmack, 1982 dalam Busnawir). Dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel sama atau
hampir sama dengan ciri-ciri populasi.
Ibnu, Dasna, dan Mukhadis (2003:64) menyebutkan beberapa pertimbangan yang
menentukan representatifnya suatu sampel adalah sebagai berikut.
1. Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat
menjaga kestabilan ciri-ciri populasi.
2. Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya sangat akurat. Dengan hasil yang
akurat dapat dirumuskan simpulan yang akurat pula.
3. Kepadanan tenaga, kecukupan waktu, sarana teknis penunjang, serta kecukupan
logistik penunjang. Keterbatasan keadaan tersebut dapat mempengaruhi besarnya
sampel yang digunakan.
Selain bersifat representative, sampel dipersyaratkan tidak mengandung bias. Sampel
bersifat bias jika pemilihan sampel tidak didasarkan pada kriteria obyektivitas. Pemilihan
sampel dengan unsur subyektivitas dapat menyebabkan sampel berkeadaan bias.

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Ukuran sampel (sample size) adalah banyaknya individu, subyek atau elemen dari
populasi yang diambil sebagai sampel. Jika ukuran sampel yang di ambil terlalu besar atau
terlalu kecil maka akan menjadi masalah dalam penelitian itu. Oleh karena itu, ukuran sampel
harus betul-betul diperhatikan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Faktor-faktor kualitatif yang penting dipertimbangkan dalam penentuan ukuran sampel
adalah:
a. Pentingnya keputusan.
b. Sifat dari penelitian.
c. Jumlah variabel
d. Sifat dari analisa
e. Ukuran sample dalam penelitian sejenis
f. Tingkat luasnya akibat
g. Tingkat penyelesaian
h. Keterbatasan sumber
Ukuran Sampel
Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau
kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, acuan umum
penelitian sosial memiliki maksimal tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05).
Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil ukuran sampel. Namun yang perlu
diperhatikan adalah semakin besar sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil
peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi
jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Beberapa formula untuk menentukan ukuran sampel seperti Tabel Isaac and Michael,
Tabel Krejcie dan Morgan, Formula Slovin, Formula Lemeshow, Cohran’s Formula atau
lainnya tersedia untuk menentukan besaran sampel yang dapat digunakan dalam penelitian.

Sumber Kesalahan dalam Pengambilan Sampel


Secara umum didapati adanya beberapa sumber kesalahan dalam pengambilan sampel.
Kesalahan-kesalahan tersebut adalah:
 Variasi Acak (Random Variation)
Variasi acak merupakan kesalahan sampling yang paling umum dijumpai. hadirnya
kesalahaan pendugaan agak mudah terdeteksi bila informasi yang diperoleh jelas meragukan,
namun jika kesalahan pendugaan tidak begitu besar, tentunya kesalahan yang muncul
menjadi sulit terdeteksi sehingga pada akhirnya informasi yang diperoleh akan mengarah
pada pengambilan kesimpulan yang keliru.
 Kesalahan spesifikasi (mis-specification of sample subject)
Kesalahan yang diakibatkan oleh kekeliruan spesifikasi sangat umum dijumpai dalam
pengambilan pendapat untuk pemilihan umum. Kesalahan spesifikasi dapat juga muncul
karena daftar unsur populasi (population frame) yang tidak benar, informasi yang tidak benar
pada buku catatan inventori, pemilihan anggota sampel yang keliru seperti sensivitas
pertanyaan, kesalahan dalam pengumpulan informasi tentang sampel yang disebabkan oleh
bias pewancara yang disengaja atau tidak disengaja, atau kesalahan-kesalahan dalam
memproses informasi sampel.
 Kesalahan penentuan responden
Sumber kesalahan tambahan dalam survei sampel adalah disebabkan oleh kesalahan
penetapan responden dari beberapa anggota sampel. Pada umumnya para peneliti
mengasumsikan bahwa responden dan nonresponden mewakili lapisan-lapisan serupa dari
populasi padahal sebenarnya ini merupakan kasus yang jarang terjadi.
 Kesalah karena ketidaklengkan cakupan daftar populasi (coverage error).
Salah satu kunci sukses dari pemilihan sampel yang baik adalah ketersediaan daftar
unsur populasi (population frame) lengkap yang relevan. Kesalahan karena ketidaklengkapan
cakupan daftar unsur populasi (coverage error) timbul karena ketidaktersediaan daftar
kelompok tertentu di daftar unsur populasi. Kondisi tersebut menjadikan individu anggota
kelompok tersebut tidak berpeluang untuk terpilih sebagai sampel dan mengakibatkan bias
dalam pemilihan.
 Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (Non response error)
Tidak setiap responden berkenan merespon suatu survey. Pengalaman menunjukkan bahwa
individu-individu yang berada di kelas ekonomi atas dan bawah cenderung kurang merespon
survey dibandingkan dengan mereka yang berada di kelas menengah. Kesalahan karena
ketidaklengkapan respon (nonresponse error) muncul dari kegagalan untuk mengumpulkan
data dari semua individu dalam sampel.
 Kesalahan penarikan sampel (sampling error)
Diyakini bahwa sampel yang baik merupakan miniature dari populasi. Meskipun
demikian pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu
karakteristik populasi yang berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya.
 Kesalahan pengukuran (Measurement error)
Pada umumnya kuisioner dirancang dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang
berguna. Data yang diperoleh harus valid dan respon yang benar harus terukur. Permasalahan
yang sering timbul adalah ternyata lebih mudah membicarakan bagaimana memroleh
pngukuran yang bermakna daripada melaksanakannya.
Tahap Pemilihan Sampel
Agar diperoleh sampel yang representatif peneliti perlu menggunakan prosedur
pemilihansampel yang sistematis. Tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi populasi target
b. Memilih kerangka pemilihan sampel
c. Menentukan metode pemilihan sampel
d. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel
e. Menentukan ukuran sampel
f. Menentukan unit sampel
Metode Pengambilan Sampel (teknik Sampling)
Teknik sampling terbagi atas :
1. Probability sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Terdapat empat cara mengambil
sampel dengan metode ini yaitu:
a. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling. Suatu populasi yang
dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokan
dalam beberapa sub-populasi, sehingga tiap kelompok akan memiliki
anggota sampel yang relatif homogeny.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan
menentukan sampel jika populasi berstrata tetapi kurang proposional.
d. Cluster Sampling(Area Sampling). Teknik ini digunakan menentukan
sampelbila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
pendudukdari suatu negara.
2. Nonprobability Sampling
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Terdapat enam jenis metode
dengannonprobability sampling yaitu :
a. Sampling Sistematis. Teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan darianggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling kouta. Teknik mennetukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu smapai jumlah yang diinginkan.
c. Sampling insidentaladalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
digunakan sebagai sampel.
d. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dnegan
pertimbangantertentu. Misalnya penelitian mengenai kurs mata uang
sehingga yang dipilihadalah orang yang ahli dalam ekonomi khususnya
mengenai transaksi valuta asing.
e. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi reatif kecil.
f. Snowball Sampling. Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil namun kemudian sampel diajak untuk memilih responden
lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya hingga jumlahsampel
menjadi banyak.

Anda mungkin juga menyukai