Akuntansi aktivitas adalah factor penting untuk mengoprasionalkan perbaikan berkelanjutan. Perusahhan seperti RTP –Inc. yang mengalami peningkatan persaingan harus terus mencari berbagai cara untuk mengeliminasi pemborosan dan meningkatkan efisien seperti yang sangat disarankan Michele-Dawan dalam proposalnya, sroses diperusahaan adalah sumber dari plung-peluang perbaikan yang ada di RTP- juga bagi banyak perusahaan-dalam hal itu. Memperbaiki berbagai proses berarti memperbaiki cara berbagai aktivitas terkait dilakukan. Menejemen berdasarkan aktivitas (activity-based management-ABM) adalah pendekatan untuk keseluruhan system yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian menajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan menngkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai ini. Mengimplementasikan ABM Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) adalah system yang lebih komprehensif dari pada sistem ABC. ABM menambahkan pandangan proses pada pandangan biaya pada ABC. ABM melibatkan ABC dan menggunakanya sebagai sumber informasi utama. ABM dapat di pandang sebagai system informasi yang bertujuan untuk memeperbaiki pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta mendudkung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan. Perencanaan System perencaanan system memberikan justifikasi untuk implementasi ABM dan menjawab berbagai masalah berikut ini ; 1. Sasaran dan tujuan sisitem ABM. 2. Posisi persaingan perusahaan saat ini dan yang diinginkan. 3. Proses bisnis dan bauran produk perusahaan. 4. Jadwal, tanggunng jawab yang di bebankan, dan sumber daya yang di butuhkan untuk implementasi. 5. Kemampuan perusahan untuk mengimplemetasikan mempelajarii dan menggunakan informasi baru. Tujuanya umumnya adalah meningkatkan akurasi dan prbaikan berkelanjutan. Akan tetapi, mengembangkan hasil tertentu yang dikaitkan, dengan setiap tujuan tersebut merupakan hal penting. Contohnya, salah satu hasil spesifik, adalah perubahan bauran peroduk berdasarkan pada biaya yang lebih akurat dengan harapan laba akan meningkat. Indentifikasi, Definisi, dan Klasifikasi Aktivitas Indentifikasi definisi dan klasifikasi mebutuhkan perhatian lebih banyak ABM dari pada ABC. Kamus aktifitas haruslah meliputi perincian daftar berbagai pekerjaan yang membentuk setiap aktifitas. Mengetahui pekerjan apa saja yang membentukan suatu aktifitas merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatakan efisien aktifitas yang bernilai tambahan. Klasifikasi berbagai aktifitas juga memungkinkan ABM untuk terhubung berbagai usaha perbaikan berkenlanjutan, sepertti proses manufaktur (JIT), manajemen kualitas total, dan manajemen biaya kualitass lingkungan keseluruhaan. Penyebab Kegagalan Implementasi ABM Sebagai system, ABM bisa saja kegagalan karena berbagi alasan. Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya dokumen dari manajemn tingkat atas. Dukungan ini tak hanya harus dapat sebelum melakukan proyek implementasi, tetapi juga harus di pertahankan hilangnya dukungan bisa terjadi jika implementasi membutuhkan waktu yang terlalu lama atau hasil yang di harapkan tidak tanpa nyata. Kegagalan dalam mengintegrasikan system baru tersebut adalah alasan utama dari kegagalan sistem ABM. Probabilitas dari keberhasil meningkat jika system ABS tidak bersama. ABM dan Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntasi pertanggungjawaban adalah alat fundamental untuk pengendalian manajemen dan ditentukan melalui 4 elemen penting, yaitu (1) pemberian tanggung jawab, (2) pembuatan ukuran kinerja atau benchmarking, (3) pengevaluasian kinerja, dan (4) pemberian penghargaan. Akutansi pertanggungjawaban bertujuan memengaruhi perilaku dalam cara tertentu sehingga seseorang atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas adalah sistem akutansi pertanggungjawaban yang dikembangkan untuk perusahaan yang beroprasi dalam lingkungan yang mengalami perbaikan berkelanjutan sistem akutansi ini mengukur kinerja sehingga menekankan pada pandangan keuangan dan non keuangan perbandigan untuk setiap elemen modal akutansi pertanggungjawaban untuk setiap sistem pertanggungan jawaban menunjukan berbagai perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut. PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN KEUANGAN DIBANDINGKAN DENGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKTIVITAS Akutansi pertanggungjawaban berdasarkan keuangan berfokus pada unit fungsional perusahaan dan berbagai individu. Pertama, sebuah pusat pertanggungjawaban akan diidentifikasi. Fusat ini biasnya adalah unit perusahaan seperti pabrik, departemen, atau lini produksi. Apapun unit fungsionalnya, tanggung jawab diberikan kepada individu yang bertanggung jawab. Tanggung jawab didefinisikan dalam bentuk keuangan (contohnya, biaya). Penekanannya adalah pada pencapaian hasil keuanga yang optimal pada tingkat lokal (contoh tingkat unit perusahaan). Penetapan Ukuran Kinerja Setelah tanggung jawab ditetapkan, ukuran kinerja harus diidentifikasikan dan setandar harus ditetapkan untuk berfungsi sebagai benchmarking untuk ukuran kinerja. Evaluasi Kinerja Dalam kerangka kerja berdasarkan keuangan, kinerja diukur dengan membandingkan berbagai hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan. Pada prinsipnya, individu terkait hanya di minta bertanggung jawab atas berbagai hal yang berada di bawah kendalinya. Kinerja keuangan yang tidak berubah, sangatlah di tekankan. Kerangka kerja berdasarkan aktivitas lebih berkaitan dengan kinerja dari pada hanya persepektif keuangan. Pemberian Penghargaan Berbagai instrument keuangan yang sama (contohnya, kenaikan gaji, bonus, pembagian laba, dan promosi,) banyak digunakan untuk memberikan penghargan atas kinerja yang baik. Contohnya sistem penghargaan dalam sistem akuntasi keungan berdasarkan keuangan di desain untuk mendorong setiap orang dalam mencapai atau mengalahkan standar anggaran. ANALISIS NILAI PROSES Analisis nilai proses adalah hal yang fundamental bagi akuntasi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas , analisis ini berfokus pada berbagai aktivitas sebagai ganti pada biaya, dan anlisis ini menekankan pada maksimal kinerja keseluruhan sistem sebagai ganti kinerja individual. Analisis nilai proses membantu mengubah berbagai konsep akuntasi, pertanggungjawabaan berdasarkan aktivitas dari tingkat konseptual menjadi operasional. Analisis Penggerak: Pencarian Akar Pemicu Mengelola berbagai aktivitas membutuhkan pemahaman atas penyebab biaya aktivitasnya, setiap aktivitas terdiri dari input dan output. Input aktivitas adalah berbagai sumber daya yang di komsumsi suatu aktivitas dalam rangka menghasilkan outputnya. Output aktivitas adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas. Sebagai contoh, jika aktivitas tersebut adalah menulis program computer maka, berbagai inputnya, akan berupa pemogram, computer, printer, kertas computer, dan disk. Output dan berupa program computer. Ukuran output aktivitas adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan. Ukuran ini adalah ukuran yang dapat dihitung atas suatu output. Contohnya jumlah program dalam ukuran yang dapat di hitung atas suatu output. Analisis Aktivitas: Mengidentifikasi dan Menilai Isi Nilai Inti analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas adalah proses untuk mengindentifikasi, menjelaskan dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan perusahan. Analisis aktivitas harus harus menunjukan empat hasil; (1) aktivitas apa saja yang di lakukan, (2) berapa banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut, (3) waktu dan sumber daya yang di butuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas, dan (4) penilai atas nilai aktivitas bagi perusahaan, termasuk saran untuk memilih dan mempertahankan berbagai aktivitas yang menambah nilai. Aktivitas Bernilai-Tambah Berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam bisnis disebut sebagai aktivitas yang bernilai-tambah. Beberapa aktivitas yang disyaratkan memang dibutuhkan untuk memenuhi peraturan hokum. Contohnya, RTP,inc. sebagai perusahaan publik. Semua aktivitas yang harus di lakukan RTP,inc., untuk mematuhi persyaratan atau pelaporan dari Securities and Exchange Commission dan kebutuhan pelaporan dari internal revenue service adalah contoh aktivitas yang diwajibkan. Aktivitas Tak-Bernilai-Tambah Semua aktivitas selain berbagai aktivitas yang paling penting untuk tetap bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu disebut sebagai aktivitas tak-bernilai-tambah. Aktivitas tak- bernilai-tambah dapat diidentifikasi melalui ketidakmampuannta memenuhi salah satu dari tiga syarat yang disebutkan diatas. biaya tak-bernilai-tambah adalah berbagai biaya yang disebabkan oleh aktivitas tak-bernilai-tambah atau kinerja tidak efisien dari aktivitas bernilai- tambah. Contoh Aktivitas Tak-Bernilai-Tambah Pemesanan ulang suku cadang pengiriman produksi, dan pengerjaan ulang karena adanya bagian yang cacad adalah contoh – contoh aktivitas tak-bernilai-tambah. dalam operasi produksi, lima aktivitas utamaberikut sering disebut sebagai aktivitas yang sia – sia dan tidak dibutuhkan. 1. Penjadwalan. Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan berbagai produk yang berbeda memiliki akses ke proses (atau kapan dan seberpa banyak penyetelan harus dilakukan) serta seberapa banyak yang akan diproduksi. 2. Perpindahan. Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dari satu departemen kedepartemen lainnya. 3. Waktu tunggu. Suatu aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya untuk menunggu proses berikutnya. 4. Pemeriksaan. Suatu aktivitas dimana waktu dan sumber daya digunakan untuk memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasinya. 5. Penyimpanan. Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya di mana barang atau bahan baku terkait tetap berada dalam persediaan. Pengurang Biaya Perbaikan berkelanjutan membawa tujuaan pengurangan biaya. Bebagai usaha untuk mengurangi biaya dari berbagai produk dan proses yang ada akan di sebut sebagai perhyungan biaya kaizen. Kondisi persaingan memaks perusahaan untuk mengirimkan produk yang di inginkan para pelanggan secara tepat waktu dengan biaya serendah mungkin. Analisis aktuvitas adalah elemen penting dalam perhitungan biaya kaizen. Analisis aktivitas dapat mengurangi biaya melalui 4 cara yaitu : 1. Eleminasi aktivitas 2. Pemilihan aktivitas 3. Pengurangan aktivitas 4. Penyatuan aktivitas Eleminasi Aktivitas Berpokus pada berbagai aktivitas yang tak bernilai tambah. Jika aktivitas gagal menambah nilai telah diidentifikasi maka harus pengukuran harus dilakukan untk mengrahkan perusahaan mengeliminasi aktivitas-aktivitas ini. Contoh pengawasan suku cadang yang masuk keprusahaan tampaknya merupakan aktivias yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa produk menggunakan suku cadang yang berfungsi baik sesuai dengan spesifikasi yang ada. Pemilihan Aktivitas Melibat kan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang ditimbulkan oleh beberapa strategi yang saling bertentangan. Berbagai strategi yang berbeda dapat menyebabkan aktivitas yang berbeda. Strategi desain produk yang berbeda, contohnya, dapat membutuhkan aktivitas yang sangat berbeda. Pada akhhirnya, aktvitas, menimbulkan biaya. Tiap srategi desain produk memiliki rangkaian aktivitas dan biayanya sendiri. Jika hal lainnya tidak berubah, maka strategi desain produk yang berbiaya yang paling rendahlah yang seharusnya dipilih. Pengurangan Biaya pengurangan biayamengurangi waktu dan sumberdaya yang di butuhkan suatu aktivitas. Pendekatan pada pengurangan biaya ini seharusnya ditujukan, terutama untuk memperbaiki efisien dari berbagai aktivitas yang di butuhkan atau menjadi strategi jangka pendek untuk memperbaiki berbagai aktivitas tak bernilai tambah sampai aktivitas tersebut dapat di tiadakan. Aktivitas penyetelan adalah aktivitas yang dibutuhkan dan sering disebut sebagai conttoh yang seharusnya menggunakan waktu dan sumberdaya yang lebih sedikit didalamnya. Penyatuan Aktivitas Meningkatkan efisien dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan menggunakan economy of scale secara khusus, kuantitas, dari penggerak biaya ditingkatkann tamapa menambah biaya total aktiivitas taerkait. Hal ini dapat menurunkan biaya per unit dari pergerakan biaya terkait dan jumlah biaya yang dapat dutelusuri dan produk yang mengguanakan aktivitas tersebut. Pengukuran Kinerja Aktivitas Menilai seberapa baik berbagai aktivitas ( dan proses ) dilakukan adalah hal mendasr dalam usaha pihak manajemen untuk memperbaiki profitabilitas pengukuran kinerja aktivitas, terdapat dalam bentuk keuangan dan non keuangan. Berbagai ukuran ini didesin untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dilakukan dan seberapa baik hasil yang dicpai. Ukuran ukuran ini juga didesain untuk menunjukan apakah ada perbaikan konstan atau tidak. Ukuran kinerja aktivitasberpusat pada tiga dimensi utama : efisien, kualitas, dan waktu Efisien berfokus pada hubugan berbagai imput aktivitas dengan output aktivitas. Kualitas berkaitan dengan melakukan kualitas yang lebih benar sejak aktitas tersebut dilakukan pertama kali. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas juga melakukan hal penting. Waktu yang lebih lama biasanya berarti lebih banyak penggunaan sumberdaya dan lebih sedikit kemamapuan untuk merespons kebutuhan pelanggan. Ukuran waktu untuk kinerja cendrung bersifat non keuangan sedangkan efisiensi dan kualiats adalah ukuran keuangan dan nonkeuangan. UKURAN KINERJA AKTIVITAS Mengetahui eberapa baiknya kita saat inidalam melakukan suatu aktivitas seharusnya akan mengungkapakan potensi untuk melakukannya dengan lebih baik. Karena banyak ukuran nonkeuangan yang akan dibahas untuk perspektif proses dalam balanced scorecard ( system pertanggung jawaban akutansi berdasarkan strategi yang dibahas pada bab 16 ) juga berlaku untuk tingkat aktivitas, maka bagian ini akan menekankan pada berbagai ukuran keuangan dari kinerja aktivitas. Jadi berbagai ukuran keuangan harus juga memberikan imformasi khusus mengenai pengaruh dalam bentuk uang atas perubahan kinerja aktivitas. Jadi berbagai bentuk keuangan harus menunjukann potensi penghematan sesungguhnya. Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi: 1. Laporan biaya bernilai tambahan dan tak bernilai tambahan, 2.tren dalam laporan biaya aktivitas, 3.penetapan standaar kaizen, 4. Benchmarking, 5. Perhitungan biaya siklus hidup. Pelaporan Biaya Bernilai Dan Tak Bernilai Tambah Mengurangi biaya tak bernilai tambah adalah salah satu cara untuk meningkatkan evisiensi aktivitas. System akutansi perusahaan seharsnya membedakan antara biaya bernilai tambah dengan tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja aktivitas membutuhkan eliminasi aktivitas tak bernilai tambah dan optimalisasi aktivitas bernilai tambah. Oleh karena itu peruusahaan harus mengidentivikasi dan melaporkan biaya bernilai dan tak bernilai tambah menunjukan tingkat pemborosan yang dialami perusahaan, hingga memberikan impormasi mengenai potensi perbaikan. Pelaporan Tren Ketika RTP inc mengambil berbagai tindakan untuk memperbaiki beragai aktivitas apakah penurunan biaya akan langsung terjadi? Zalah satu menjawab pertanyaan ini adalah membandigkan biaya untuk tiap aktivitas dengan berjalannya waktu. Tujuannya adalah perbbaikan aktivitas yang di ukur melalui pengurangan biaya sehingga kita dapat melihat penrunan biaya tak bernilai tambah dari satu periode keperiode berikutnya jika analisis aktivitasnya berjalan efektif. Peran Standar Kaizen Perhitungan biaya kaizen berkaitan dengan penurunan biaya berbagai produk dan proses yang telah ada. Dalam istilah oprasional perhitungan biaya ini mengarah pada penurunan biaya yang tak bernilai tambah. Pengendalian berbagai proses penurunan biaya yang tak bernilai tambah. Pengendalian berbagai proses penurunan biaya ini dapat dicapai melalui penggunaan berulang dua siklus utama (1). kaizen atau perbaikan berkelanjutan (2). siklus pemeliharaan. Contohnya asumsikan bahwa RTP inc.