PENDAHULUAN
Dalam penelitian kita mengenal populasi dan sample. Sebagaimana yang kita
ketahui kedua hal itu berperan penting dalam suatu penelitian. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
sampel dari populasi untuk dipelajari dan diambil kesimpulan sebagai hasil akhir
penelitian, yang sekaligus juga mewakili populasi yang ada. Oleh karena itu sampel yang
diambil dari populasi harus benar – benar representatif (mewakili). Semakin banyak
perbedaan antara antara populasi dengan sampel maka akan semakin besar pula resiko
kesalahannya.
Hal ini bisa digambarkan ibarat 3 orang buta yang disuruh menyimpulkan
karakteristik seekor gajah, ketika orang buta yang satu memegang telinga gajah maka ia
menyimpulkan gajah itu seperti kipas, sedangkan orang buta kedua yang memegang
badan gajah, ia menyimpulkan gajah seperti tembok besar. Lalu, orang buta ketiga ia
menyimpulkan gajah itu kecil, karena ia memegang ekornya. begitulah gambaran hasil
jika kita salah memilih sampel dalam penelitian. Untuk menghindari resiko - resiko di
atas, kita harus bisa memilih sampel yang benar – benar representatif, dan untuk
mendapatkan itu kita harus berhati-hati dan menguasai teknik-teknik yang tepat dalam
1
Maka dari itu, untuk membantu kita dalam melakukan penelitian khususnya
ketika pengambilan sampel, dalam makalah ini kami membahas tentang teknik
pengambilan sampel dan segala ruang lingkupnya, sehingga kita mengerti dan mampu
1.2 TUJUAN
2
BAB II
ISI
Sampel (bahasa inggris: sample) merupakan bagian dari populasi yang ingin
diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu
keseluruhan gejala yang diamati.Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik
tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96). Sedangkan yang
memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003:
97).
3
Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain:
b. subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.
waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti
bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul
adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam
Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji
dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel
mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi
sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan
menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan Michael
memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 – 100.000.
Di bagian depan dalam bab ini telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling,
teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih
untuk menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling,
4
Pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan dengan bilangan random,
komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka
setiap anggota populasi diberi nomor 1 sampai 100. selanjutnya bila kesalahan 5%, maka
jumlah sampelnya = 80. Bila sampel tidak strata, maka pengambilan sampel tidak perlu
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi
yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
(Sugiyono,2011).
hasil penelitian dari sampel kepada populasinya. Penggeneralisasian hasil penelitian dari
sampel dikatakan tepat apabila “sifat atau keadaan” yang ditunjukkan atau digambarkan
dari hasil penelitian terhadap sampel itu benar-benar cocok dengan sifat atau keadaan
populasi tersebut. Sayur (dari penelitian terhadap sampel, cicipan) dikatakan kurang
garam, misalnya, jika seluruh sayur (sebelanga atau sepanci) itu memang benar-benar
kurang asin. Dikatakan tidak tepat jika berdasar hasil penelitian (pencicipan) terhadap
sampel sayur simpulannya sayur itu kurang garam, padahal dalam kenyataan secara
keseluruhan sayur itu justru terlampau asin. Dikatakan tidak tepat, contoh lain, jika dari
berbau misteri”, tetapi dalam kenyataan para penonton sebagian besar tidak suka
sinetron misteri.
5
Agar hasil penelitian dari sampel benar-benar dapat mencerminkan sifat atau
benar mewakili populasinya. Jadi, jika populasinya beragam (dalam aspek tertentunya),
populasi (dalam hal ini populasi subjek dan atau responden penelitian) yang perlu
Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki
karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi
bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau
yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota
populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan
6
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang
Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus
diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilan- nya dapat dilakukan
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin
dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk
itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster
ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.
Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai
berikut.
7
a. Puposive sampling atau judgmental sampling
ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga
Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah
ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah
direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek
tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel
populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil
yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila
8
Misal, semua guru disuatu sekolah. Sedangkan dikatakan padat bila jumlah
sampel lebih dari setengah dari populasi (Nasution, 2003), misalnya 250-300 orang
dari populasi 500 orang. Sampling jenuh baik digunakan jika julah populasinya
dibawah 1000 orang. tapi, apabila jumlah samplingnya lebih dari 1000 orang maka
sampling jenuh tidak praktis lagi dikarenakan biaya dan waktu yang digunakan sangat
banyak.
1. Sampling jenuh/sensus
sebagai sampel, ini syaratnya populasi tdk banyak, atau peneliti ingin membuat
9
Tabel 2.1.
No KELEBIHAN KEKURANGAN
survei diperkirakan
sampel) mendalam)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .
populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil
yaitu kurang dari 30 orang. Penelitian sampling jenuh ingin membuat generalisasi dengan
11
DAFTAR PUSTAKA
- Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta.
Bandung
- http://alisarjunip.blogspot.com/2013/06/tekhnik-sampling.html
- http://emmasalim.blogspot.com/2013/09/materi-teknik-pengambilan-sampel.html
- http://statistikian.blogspot.com/2012/10/populasi-dan-sampel.html
- http://spupe07.wordpress.com/2010/01/23/populasi-dan-sampel/
12