Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1-2-3

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Pengembangan Ekopedagogy Dalam IPS”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Cecep Darmawan, SPd., SIP., S.H., M.Si.,M.H.

Oleh :

AYIRANA SUTISNA, S.Pd


NPM : 20870015

POGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
PASUNDAN CIMAHI
2021
1. Apa yang dimaksud dengan rumah kaca ?

Badan Perlindungan Lingkungan (AS)

Efek rumah kaca adalah proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi

karena lapisan atmosfer Bumi yang kian menipis bahkan bocor. Hal ini menjadikan

cuaca di Bumi makin panas karena sinar matahari tidak lagi terhalang oleh lapisan

atmosfer.

Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam

Efek rumah kaca adalah krisis lingkungan dan kemanusiaan yang sedang

terjadi di Bumi. Suhu permukaan Bumi kian meningkat akibat terperangkap oleh gas

karbon dioksida yang makin banyak dari hari ke hari, dan menjadikan Bumi makin

panas dan rawan akan bencana.

Penyebab Efek Rumah Kaca

Gas-gas yang berkontribusi pada efek rumah kaca antara lain, uap air (H2O),

karbondioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrous oksida (N2O), CFC (Chloro

Fluoro Carbon), dan HFC (Hidro Fluoro Carbon).

Sebenarnya, gas-gas tersebut di atas diperlukan agar Bumi tidak terlalu dingin,

akan tetapi sejak revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas

berbahaya lainnya menjadi makin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya

makin meningkat akibat ulah manusia.

Jika konsentrasi gas-gas rumah kaca makin meningkat di atmosfer, maka efek

rumah kaca akan makin besar.

A. Penebangan liar dan Pembakaran Hutan

Keberadaan tumbuhan sangat bermanfaat bagi manusia. Selain sebagai sumber

makanan, tumbuhan bisa digunakan sebagai media untuk mengurangi efek rumah
kaca karena untuk melakukan fotosintesis, tumbuhan membutuhkan karbondioksida

dan uap air.

Dengan makin maraknya penebangan liar, akan menjadikan berkurangnya

media untuk mengurangi efek rumah kaca. Tak hanya itu, pembakaran hutan secara

besar-besaran juga menjadi penyebab meningkatnya efek rumah kaca.

Jika hutan dibakar, akan terbentuk hasil samping berupa gas rumah kaca

seperti CO2. Gas ini akan dilepaskan ke udara dan menjadi penahan radiasi sinar

Matahari.

B . Penggunaan Bahan Bakar Fosil secara Berlebihan

Penggunaan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu

berlebihan tak hanya berdampak buruk pada kualitas udara, tetapi juga dapat

meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

C . Pencemaran Laut

Lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi

akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar

sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak

dapat menyerap karbon dioksida lagi.

D . Industri Pertanian

Penggunaan pupuk nonorganik untuk meningkatkan hasil pertanian ternyata

membawa dampak buruk bagi lingkungan. Penggunaan pupuk tersebut bisa

menghasilkan gas rumah kaca, seperti nitrous oksida (N2O), yang nantinya dilepaskan

ke udara.
E . Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga jika dibiarkan akan menghasilkan gas methana dan

karbon dioksida yang dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai sampah.

F . Industri Peternakan

Limbah industri peternakan, seperti kotoran sapi, ternyata bisa menghasilkan

gas rumah kaca, seperti karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Makin banyak

limbah peternakan yang dibiarkan begitu saja, makin besar pula gas rumah kaca yang

dilepaskan ke udara.

Akhir-akhir ini kita rasakan suhu bumi semakin panas. Peristiwa semacam ini

dikarenakan kebiasaan manusia yang memanfaatkan pendingin ruangan ataupun

banyak memakai kendaraan yang menyebabkan polusi, sehingga semakin membuat

lapisan ozon semakin menipis. Selain itu, juga dikarenakan pihak oknum tertentu

yang mencoba untuk membuat lahan dengan cara membakar hutan, peristiwa seperti

ini juga membuat bumi menjadi semakin panas dan menjadi salah satu dampak

negatif dari rumah kaca.

Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

bumi memiliki efek seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap

oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat

menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer

bumi. Normalnya, pada siang hari matahari menyinari bumi sehingga permukaan

bumi menjadi hangat, dan pada malam hari permukaan bumi mendingin. Akan tetapi,

akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang harusnya dipantulkan

permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Inilah mengapa

bumi menjadi semakin hangat dari tahun-ketahun.


2. Apa yang dimaksud dengan AMDAL ?

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pertama kali

diperkenalkan pada tahun oleh National Environmental Policy Act di Amerika

Serikat. Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau

kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

AMDAL merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan hidup.

AMDAL memiliki peranan dan fungsi yang strategis dalam upaya pencegahan dan

pengendalian kerusakan lingkungan. Melalui AMDAL suatu rencana usaha atau

kegiatan telah menuangkan komitmen pengelolaan lingkungan yang akan

dilakukannya.

AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti fisik,

kimia, sosial ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan secara menyeluruh.

Alasan diperlukannya AMDAL adalah untuk studi kelayakan karena tercantum dalam

undang-undang dan peraturan pemerintah serta menjaga lingkungan dari operasi

proyek kegiatan industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan.

Mengapa Diperlukan AMDAL

Kenapa diperlukan AMDAL, yaitu untuk diperlukannya suatu studi kelayakan

dikarenakan tercantum didalam undang-undang dan juga peraturan pemerintah serta

untuk menjaga lingkungan dari suatu operasi proyek kegiatan industri atau juga

kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.

AMDAL memiliki beberapa komponen, diantaranya adalah,


 PIL (Penyajian informasi lingkungan),

 KA (Kerangka Acuan),

 ANDAL (Analisis dampak lingkungan),

 RPL ( Rencana pemantauan lingkungan),

 RKL (Rencana pengelolaan lingkungan)

Tujuan AMDAL

Tujuan AMDAL adalah melakukan penjagaan rencana usaha atau kegiatan

sehingga tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Fungsi AMDAL

AMDAL memiliki banyak sekali fungsi, berikut ini beberapa diantaranya,

 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup

dari rencana usaha dan/atau kegiatan

 Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana dan/atau

kegiatan

 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup

 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu

rencana usaha dan atau kegiatan

 Awal dari rekomendasi tentang izin usaha

 Sebagai Scientific Document dan Legal Document

 Izin Kelayakan Lingkungan

 Bahan perencanaan pembangunan wilayah


Manfaat AMDAL

Berikut ini beberapa manfaat AMDAL bagi pemerintah, pemrakarsa dan bagi

masyarakat,

Manfaat AMDAL bagi Pemerintah

 Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan.

 Menghindarkan konflik dengan masyarakat.

 Menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip pembangunan

berkelanjutan.

Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa atau Pelaksana Usaha

 Menjamin adanya keberlangsungan usaha.

 Menjadi referensi untuk peminjaman kredit.

 Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar untuk bukti

ketaatan hukum.

 Sebagai referensi pengajuan kredit atau hutang di bank.

Manfaat AMDAL bagi Masyarakat

 Mengetahui sejak dari awal dampak dari suatu kegiatan.

 Melaksanakan dan menjalankan kontrol.

 Terlibat pada proses pengambilan keputusan.

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian AMDAL beserta manfaat,

fungsi dan tujuan AMDAL. Semoga penjelasan diatas bermanfaat dan bisa menjadi

referensi ilmu pengetahuan dalam memahamai apa itu AMDAL


3. Apa yang dimaksud dengan baku mutu lingkungan ?

Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,

zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai

unsur lingkungan hidup.

Menurut UU No. 32 Tahun 2009, baku mutu lingkungan hidup adalah

ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau

harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam suatu

sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Dengan kata lain, baku mutu adalah peraturan pemerintah yang berisi

spesifikasi dari jumlah yang boleh dibuang atau boleh berada dalam sumber daya

atau lingkungan. Secara objektif, baku mutu lingkungan menunjukkan

sasaran pengelolaan lingkungan.

Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu pengolahan data

ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu kualitas air atau udara

dapat digunakan sesuai objektif penggunaan pada tempat tertentu.

Berkaitan dengan baku mutu lingkungan, terdapat nilai ambang batas yang

merupakan batas-batas daya toleransi atau kemampuan lingkungan.

4. Kaitkan Ketiga Hal Diatas Dengan Protokol Kyoto !

Protokol Kyoto adalah sebuah perjanjian Internasional yang mengatur tatacara

penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sehingga tidak mengganggu sistem iklim

bumi. Protokol Kyoto sebagai instrumen perjanjian internasional resmi berlaku pada

16 Februari 2005 setelah ratifikasi resmi yang dilakukan oleh Rusia pada 18

November 2004. Pengesahan atas sebuah perjanjian internasional melalui ratifikasi


akan mempunyai implikasi yang luas bagi suatu negara, seperti implikasi di bidang

politik, hukum, ekonomi dan kelembagaan.. Sebagai negara berkembang Indonesia

yang tidak memiliki obligasi untuk menurunkan emisinya, Indonesia telah

meratifikasi Protokol Kyoto. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui implikasi Protokol Kyoto terhadap kebijakan lingkungan hidup di

Indonesia Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

dengan mengkaji sumber-sumber sekunder, seperti kajian literatur, dokumen dan

internet. Dalam penelitian ini didiskripsikan dan dijelaskan mengenai implikasi

Protokol Kyoto terhadap kebijakan lingkungan hidup baik secara domestik di

Indonesia maupun global. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

Indonesia sebelum meratifikasi Protokol Kyoto telah memiliki kebijakan lingkungan

hidup yang disebut AMDAL. Kebijakan Lingkungan Hidup dan Protokol Kyoto telah

mendorong Indonesia sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap dampak

perubahan iklim merumuskan kebijakan lingkungan dengan melakukan agenda

mitigasi dan adaptasi. Agenda mitigasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia

menyangkut: (1) konservasi energi, (2) bidang transportasi, (3) sektor industri (4)

Penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor pembangkit listrik, (5)

penggunaan energi baru terbarukan seperti pemanfaatan ternaga surya, angin, ombak,

energi panas bumi dan pemanfaatan sampah.. Sementara agenda adaptasi dalam

strategi pembangunan yang direncanakan antara lain dilakukan melalui: (1) program

pengurangan risiko bencana terkait iklim melalui program penghutanan kembali,

penghijauan terutama di kawasan hutan/lahan yang kritis. (2) penyebarluasan

informasi perubahan iklim dan informasi adaptasi (3) peningkatan kapasitas

mengintegrasikan perubahan iklim kedalam perencanaan, perancangan infrastruktur,

pengelolaan konfril dan pembagian kawasan air tanah untuk institusi pengelolaan air
(4) pengarus-utamaan adaptasi perubahan iklim kedalam kebijakan dan program

dengan fokus pada pengeloaan bencana, sumberdaya air, pertanian, kesehatan dan

industri dan (5) Pengembangan isu perubahan iklim ke dalam kurikulum sekolah

menengah dan perguruan tinggi; Kebijakan Indonesia meratifikasi Protokol Kyoto

memberi peluang Indonesia secara ekonimi sebagai negara non-Annex 1 melalui

penerapan proyek CDM (Clean Development Mechanism). Proyek CDM di Indonesia

dilaksanakan dengan melakukan aforestasi dan reforestasi. Kalau dikaitkan antara

Rumah kaca, amdal, dan baku mutu lingkungan dengan protokol kyoto

Rumah kaca merupakan Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan

untuk menggambarkan bumi memiliki efek seperti rumah kaca diatas dimana panas

matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon

dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap

di dalam atmosfer bumi. Normalnya, pada siang hari matahari menyinari bumi

sehingga permukaan bumi menjadi hangat, dan pada malam hari permukaan bumi

mendingin. Akan tetapi, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang

harusnya dipantulkan permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di

atmosfer. Inilah mengapa bumi menjadi semakin hangat dari tahun-ketahun. Ini bias

membuat bumi kita semakin panas tidak sesuai dengan harapan protocol Kyoto yang

mempunyai arti adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian

akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2%

dibandingkan dengan tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah, jika

dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa Protokol, target

ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata

emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metana, nitrous oxide, sulfur

heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima
tahun antara 2008-12. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni

Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang

diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia.

Maka untuk mengurangi rata-rata emisi gas rumah kaca maka harus ada

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sendiri merupakan suatu kajian

mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang

dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek Iayak atau tidak

Iayak Iingkungan. Dengan tujuan penjagaan rencana usaha atau kegiatan

sehingga tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Sehingga diharapkan bisa

mendapat fungsi Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan

lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan, Memberi masukan untuk

penyusunan disain rinci teknis dari rencana dan/atau kegiatan, Memberi masukan

untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, Memberi

informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha

dan atau kegiatan, dan Awal dari rekomendasi tentang izin usaha. Sehingga bisa

memberi manfaat Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan. Dengan

acuan Baku mutu lingkungan yang merupakan ukuran batas atau kadar makhluk

hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar

yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai

unsur lingkungan hidup.Baku mutu lingkungan hidup pada dasarnya adalah standar

untuk menentukan kapan sebuah media lingkungan dikatakan cemar (baku mutu

ambien) atau kapan sebuah buangan limbah dikatakan mencemari (baku mutu emisi /

effluent).
5. Komentar dan analisis Film Simetris

Judul : Asimetris (Asymmetric) Durasi : 68 menit Produksi : Watchdoc –

Ekspedisi Indonesia Biru Produser : Indra Jati, Dandhy Laksono Subtitle : Bahasa

Inggris

Film yang berdurasi sekitar satu jam ini mengangkat isu konflik lahan sawit

dan pencemaran lingkungan di baliknya, dengan lokasi pengambilan di Kalimantan

dan Sumatera.

Indonesia seharusnya dapat memproduksi sawit hingga 8 ton per hektare

dalam setahun. Jika Perusahaan Sawit bisa melakukannya, petani sawit juga harus

bisa. Begitu yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat meresmikan Program

Peremajaan Kebun Kelapa Sawit di Sumatra Selatan.

Kutipan video tersebut dijawab oleh petani sawit dengan kemustahilan.

Bagaimana mungkin petani bisa mencapai 8 ton/hektare kalau tidak punya modal

untuk merawat lahan sawitnya. Terlebih ada bank yang mau jor-joran memodali

petani sawit. Ini adalah fakta yang menyedihkan jika dibandingkan dengan

perusahaan sawit yang sangat leluasa mengelola lahan karena dukungan dari lembaga

keuangan global.

Jokowi bicara rencana dan target, sang petani menjawabnya dengan fakta

betapa mengelola lahan sawit tak memberikan kehidupan yang sejahtera. Bahkan

untuk membiayai kebutuhan keluarga saja sangat sulit.

Sebetulnya film ini sama saja seperti film dokumenter watchdoc lainnya yang

sudah ada, yaitu mengungkap luka rakyat dan bagaimana rakyat bergulat dengan

beragam ancaman untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Membuka wawasan

penonton, mencerdaskan, dan mengasah nurani, adalah hal biasa yang dilakukan

Watchdoc melalui film-film mereka.


Asimetris membabar dampak industri perkebunan penghasil devisa terbesar,

yakni 239 trilyun. Sebagaimana data BPS, sawit adalah penghasil devisa nomor 1 dari

10 devisa terbesar Indonesia.

Film kesembilan dari seri Ekspedisi Indonesia Biru ini pun membabar temuan

tentang industri perkebunan kelapa sawit yang luasnya kini mencapai 11 juta hektar

atau nyaris mencapai luas pulau Jawa. Selain Kalimantan, pembabaran kisah meliputi

Sumatera hingga Papua bagian selatan, yang tengah menghadapi masuknya

perkebunan komoditas dunia itu.

Mungkin Indonesia ingin menambah pemerataan kabut asap dari Sumatera

hingga Papua. Sebab perilaku pembakaran perusahaan berbeda dengan pembakaran

yang dilakukan masyarakat adat, yang menjaga api sebelum dan saat membakar.

Kabut asap yang membuat sesak rakyat di daerah hingga rakyat di media

sosial karena pembakaran tak beretika yang dilakukan oleh perkebunan yang dikuasai

perusahaan. Bukan perkebunan rakyat jelata.

Anda mungkin juga menyukai